lembar pengesahan skripsi efektifitas pendidikan...

88
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP FATAHILLAH GROGOL JAKARTA BARAT DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BERIBADAH(Studi Kasus di SMP Fatahillah Grogol Jakarta Barat) Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : Moehammad Arief Wicaksono NIM. 106011000115 Mengetahui, Dosen Pembimbing Dra. Hj. Djunaidatul Munawwaroh, MA NIP. 19580918 198701 2 001 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2011 M

Upload: buikiet

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

“EFEKTIFITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMP FATAHILLAH GROGOL JAKARTA BARAT

DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BERIBADAH”

(Studi Kasus di SMP Fatahillah Grogol Jakarta Barat)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

Moehammad Arief Wicaksono

NIM. 106011000115

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Dra. Hj. Djunaidatul Munawwaroh, MA

NIP. 19580918 198701 2 001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2011 M

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

ABSTRAK

Moehammad Arief Wicaksono

106011000115

Efektifitas Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah Grogol Jakarta

Barat dalam Meningkatkan Disiplin Beribadah.

Skripsi ini merupakan studi kasus di SMP Fatahillah Grogol Jakarta-Barat.

Penulisan ini diangkat karena masih banyak peserta didik yang kurang

memahami bagaimana menjalankan ibadah shalat lima waktu secara tertib dan

benar, kurangnya kesadaran peserta didik dalam memahami dan disiplin

melaksanakan ibadah shalat lima waktu yang merupakan kewajiban agama yang

tidak boleh ditinggalkan.

Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kedisiplinan

peserta didik dalam beribadah khususnya shalat lima waktu dan mengetahui

efektifitas Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut dalam meningkatkan

disiplin ibadah peserta didik.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP dalam meningkatkan

disiplin ibadah shalat berlangsung efektif. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

indikator di bawah:

1. Guru memberikan pemahaman tentang kewajiban, tata cara dan

pelaksanaan pelaksanaan ibadah shalat kepada peserta didik dengan

strategi, metode serta pendekatan yang tepat.

2. Guru menyelenggarakan praktek, pemantauan dan pengontrolan ibadah

shalat peserta didik, baik di sekolah mau pun di rumah.

3. Guru menyelenggarakan kegiatan penanaman kedisiplinan kepada peserta

didik terutama pada aspek ibadah khususnya ibadah shalat.

4. Peserta didik melaksanakan ibadah shalat dengan disiplin dan tertib.

5. Peserta didik merasa takut bahkan rugi bila tidak melakukan ibadah shalat

lima waktu

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirrobil’alamiin. Segala Puji hanya milik Allah dan atas

limpahan Rahmat dan Karunia serta Hidayah Allah swt, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”Efektifitas Pendidikan Agama Islam di SMP

Fatahillah Grogol Jakarta Barat Dalam Meningkatkan Disiplin Beribadah”,

disusun sebagai persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I).

Selama dalam penyusunan, penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan

serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Dan juga tak sedikit

hambatan yang penulis hadapi saat menyelesaikan skripsi ini. Karena bantuan dari

orang-orang terdekatlah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, khususnya

penulis megucapkan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

banyak memberi masukan untuk penulis. Kepada Ibu Dra. Hj. Djunaidatul

Munawwaroh, MA. penulis mengucapkan rasa syukur dan rasa terima kasih

yang mendalam atas semua bimbingan dan arahannya.

Selanjutnya tak lupa, penulis haturkan syukur Alhamdulillah dan terima

kasih yang mendalam kepada semua pihak, karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepada Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kepada Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

3. Kepada segenap dosen pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah memberikan kuliah dan membekali penulis dengan pengetahuan

yang bermanfaat.

4. Kepada Bapak Yudi Munadi M.Ag, Bapak Bahrissalim M.Ag dan Bapak

Abdul Haris M.Ag yang selalu memberi doa dan support kepada penulis agar

selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada Bapak Faza, staff Jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu

membantu penulis dalam memberikan seluruh data nilai akademik penulis

sehingga penulis melengkapi seluruh persyaratan mengikuti sidang skripsi.

6. Kepada seluruh pegawai dan staff perpustakaan tarbiyah dan perpustakaan

utama, yang telah memfasilitasi penulis terutama dalam peminjaman buku

sehingga mempermudah penulis dalam penyelesaian skripsi.

7. Kepada segenap keluarga-Ku ibu, ayah, Ahmad prio Budiyono, Nur, paman,

mbak wong, mbak ammah, teh bunga, Arief bukan siapa-siapa tanpa ikatan

tali silaturrahmi dari keluarga, semangat, motivasi, dan keharmonisan dalam

keluarga adalah sebuah modal besar untuk Arief menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih-Ku ucapkan untuk semua, semoga karya ini dapat bermanfaat.

8. Kepada seluruh sahabat-sahabat kelas C jurusan PAI angkatan 2006, terutama

saudari Lesti from Ciamis, Habibi from Tanjung Priok, Jojo, Jihad from

Cengkareng, Fazrin Usman From Medan, Ina from Medan, Ali Abar From

Senen, Jurahman from Cilandak, Juned from Cibinong, Fera from Lampung,

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Duo Ida from Jakarta dan Majalengka, Toto from Pemalang PAI kelas E dan

sahabat-sahabat lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

9. Kepada sahabat-sahabat alumni Pondok Modern Darussalam Gontor. Yang

selalu memberikan dukungan moral dan motivasi kepada penulis.

10. Kepada rekan-rekan guru Embun Pagi Islamic School yang selalu mendoakan

penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga kebaikan yang telah diberikan dibalas dengan setimpal oleh Allah

Swt. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan nama dan gelar. Semoga

dapat bermanfaat, khususnya bagi civitas akademis dunia pendidikan dan

umumnya bagi masyarakat yang cinta akan ilmu. Amin.

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang RI no.23 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 3 bab II tentang fungsi Pendidikan Nasional dikatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Pendidikan Agama Islam merupakan satu diantara sarana

pembudayaan (enkulturasi) masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu sarana,

pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan

perkembangan hidup manusia, (sebagai makhluk pribadi dan sosial) kepada

titik optimal kemampuan untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat.2 Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT

salah satu tujuannya untuk memperbaiki keadaan umat dengan ajaran agama

1 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Kumpulan Undang-

undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2007, h. 8 2 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung ; Pustaka Setia, 1999) cet ke-

2.h.14

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Islam. Rasulullah SAW sebagai pelaksana pendidikan Islam secara umum

menuntun umat dari kegelapan menuju jalan yang terang.

Pendidikan Agama Islam berfungsi mengarahkan perkembangan hidup

manusia, maka dari itu dalam hal ini dibutuhkan kegiatan yang nyata seperti

efektifitas Pendidikan Agama Islam itu sendiri pada aspek ibadah. Efektifitas

berarti menunjukkan tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif

apabila usaha itu telah mencapai tujuannya.3 Dengan kata lain terjadinya efek

atau akibat yang dikehendaki.

Ibadah merupakan salah satu pelajaran yang dapat diambil dalam

Pendidikan Agama Islam. Ibnu Taimiyah mengartikan ibadah adalah ketaatan

dan ketundukan yang sempurna dengan rasa cinta kepada yang disembah

untuk mencapai keridaan-Nya dan mengharap imbalan pahala di akhirat kelak.

Lebih lanjut Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ibadah mencakup semua

aktivitas yang dilakukan manusia yang disenangi Allah dan meridhoinya, baik

berupa perkataan atau perbuatan yang lahir maupun yang batin.4

Shalat adalah sebagai sarana penghubung antara hamba dengan

Tuhannya. Mendirikan shalat berarti mencerminkan keimanan sebagai tanda

syiar agama dan sebagai tanda syukur kepada Allah. Meninggalkan shalat

berarti memutuskan tali penghubung dengan Allah, berakibat tertutupnya

rahmat dari-Nya, terhentinya pengaliran nikmat-nikmat-Nya, terhentinys

uluran kebaikan-Nya dan berarti juga mengingkari fadhol ( keutamaan) dan

kebesaran Allah.5

Kewajiban shalat termasuk ke dalam salah satu rukun Islam,

diwajibkan ketika Rasulullah SAW mi‟raj. Tetapi kewajiban shalat yang

merupakan rukun Islam ini sering diabaikan dan dianggap tidak penting, hal

3 Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta : Ikhtiar Baru-Van Hoeve). Jilid 2,

h.883 4 Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si, Studi Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum,

(Bandung : Pustaka Setia, 2003). h. 145 5 Al-Syaikh Muhammad Mahmud al-Shawaf, Pengajaran Shalat Lengkap, (Semarang ;

Dina Utama Semarang, 1995), h. 12

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

ini dapat dilihat dengan masih banyaknya manusia yang tidak mengerjakan

shalat.

Di sekolah banyak para siswa yang kurang sadar akan kewajiban

melaksanakan shalat serta banyak pula yang sudah sadar namun kurang

disiplin dalam melaksanakan shalat. Seperti pengalaman yang didapat oleh

peneliti sewaktu menjalani Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT),

peneliti mendapatkan banyak siswa yang belum disiplin dalam pelaksanaan

sholat baik dalam tata cara pelaksanaannya maupun waktu pelaksanaannya.

Guru yang merupakan pembimbing mereka di sekolah pun sering kali tidak

didengar nasehatnya agar mereka tidak meninggalkan shalat. Hal itu

menunjukkan seakan-akan mereka tidak takut dengan keberadaan Allah SWT

yang selalu megawasi makhluknya di muka bumi ini.

Berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya melaksanakan

ibadah terutama shalat wajib lima waktu, maka penulis tertarik untuk

menela‟ah mengenai “EFEKTIFITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SMP FATAHILLAH GROGOL JAKARTA BARAT DALAM

MENINGKATKAN DISIPLIN BERIBADAH, studi kasus di SMP

FATAHILAH Grogol, Jakarta-Barat.” Dengan adanya disiplin beribadah

siswa diharapkan dapat meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT

dengan melaksanakan shalat lima waktu secara rutin.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Siswa kurang memahami bagaimana menjalankan ibadah shalat lima

waktu secara tertib dan benar.

2. Kurangnya kesadaran siswa dalam memahami ibadah shalat lima waktu

yang merupakan kewajiban agama yang tidak boleh ditinggalkan.

3. Siswa kurang berdisiplin dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu

dalam kehidupan sehari-ha

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah hanya pada :

1. Efektifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari

pelaksanaan Pendidikan Agama Islam terhadap disiplin pengamalan

ibadah shalat. Disiplin ini meliputi :

- Disiplin mendirikan shalat lima waktu setiap hari.

- Disiplin melaksanakan shalat lima waktu tepat waktu.

- Disiplin dalam tata cara pelaksanaan shalat yang baik dan benar.

2. Pendidikan Agama Islam untuk SMP yang dibatasi pada aspek fiqh

ibadah yaitu shalat lima waktu, yang dibahas meliputi :

- Pengertian, hukum, kedudukan dan hikmah pelaksanaan shalat lima

waktu.

- Hukum meninggalkan shalat lima waktu dan sebab-sebab

meninggalkannya.

- Syarat, rukun dan sunnah dalam shalat.

- Tata cara pelaksanaan shalat.

- Khusyu‟ dalam shalat.

3. Pembinaan disiplin ibadah siswa yang meliputi :

- Upaya guru dalam meningkatkan disiplin ibadah shalat siswa.

- Sikap guru dalam meningkatkan ibadah siswa.

- Upaya sekolah dalam meningkatkan ibadah siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

“Bagaimana Efektifitas Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah

Grogol Jakarta Barat dalam Meningkatkan Disiplin siswa-siswinya dalam

menjalankan shalat lima waktu”.

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Berikut ini dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian yang

berkaitan dengan perumusan masalah:

1. Bagaimana penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di SMP

Fatahillah Grogol Jakarta Barat?

2. Bagaimana pembinaan disiplin siswa di SMP Fatahillah Grogol Jakarta

Barat dalam aspek ibadah shalat, khususnya shalat lima waktu?

3. Bagaimana tingkat efektifitas Pendidikan Agama Islam di SMP

Fatahillah Grogol Jakarta Barat?

E. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Berguna untuk menyumbangkan pemikiran penulis bagaimana

meningkatkan disiplin beribadah.

2. Menjadi referensi tambahan bagi sekolah yang diteliti.

3. Bagi Guru sebagai bahan bacaan untuk mendidik siswa dalam

meningkatkan minat beribadah (shalat lima waktu).

F. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan, yang berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Kegunaan Hasil Penelitian,

Sistematika Penulisan.

Bab II: Kajian Teoritis seputar Pengertian Pendidikan Agama Islam, Tujuan

Pendidikan Agama Islam, Ruang Lingkup Pendidikan

Agama Islam, Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah

Pengertian Disiplin, Unsur-unsur Disiplin, Langkah-

langkah Penanaman Disiplin, Pengertian Ibadah, Jenis-

jenis Ibadah, Bentuk-bentuk Ibadah, Pengertian Shalat,

Kedudukan Shalat, Kewajiban Melaksanakan Shalat

dan Hikmahnya, Sebab-sebab Tidak Melaksanakan

Shalat dan Hukum Meninggalkannya, Syarat, Rukun

dan Sunah dalam Shalat, Tata cara Pelaksanaan Shalat,

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Khusyu‟ dalam Shalat, Pengertian Efektifitas, Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Pembelajaran,

Fungsi Pendidikan Agama Islam terhadap Disiplin

Ibadah Shalat Siswa, Strategi dan Langkah-langkah

Pendidikan Agama Islam dalam Membina Disiplin

Shalat Siswa, Indikator Efektifitas Pembelajaran Ibadah

pada Pendidikan Agama Islam. Kerangka Berfikir.

Bab III: Paparan Mengenai Metodologi Penelitian yang digunakan, Tempat dan

Waktu Penelitian, Tujuan Penelitian, Variabel

Penelitian, Operasional Variabel, Populasi dan Sampel

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik

Pengolahan dan Analisis Data.

Bab IV: Hasil Penelitian Berisi tentang Gambaran Umum Sekolah, Pendidikan

Agama Islam di SMP Fatahillah, Penyelenggaraan

Pendidikan Agama Islam, Pembinaan Disiplin dalam

Ibadah Shalat.Kedisiplinan Peserta didik

Bab V: Penutup mengenai Kesimpulan, Saran dan Daftar Pustaka

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2007 Bab I pasal 1 tentang

Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan menyebutkan bahwa

Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam

mengamalkan ajaran agamanya yang dilaksanakan sekurang-kurangnya

melalui mata pelajaran/ kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis

pendidikan.6

Berdasarkan pengertian di atas, maka Pendidikan Agama dalam hal ini

berarti Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam memberikan

pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran

agama Islam yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/

kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

6 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI, Kumpulan Undang-undang dan

Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta 2007), h.

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Zuhairini dkk., mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah segala

usaha sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka

hidup sesuai dengan ajaran Islam.7

Menurut Ramayulis Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran

agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur‟an dan al-Hadits, melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.8

Merujuk pada PP nomor 55 tahun 2007 dan beberapa pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses

bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan

dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan

yang maksimal, sehingga tertertanamlah nilai-nilai Islam dalam jiwa peserta

didik sehingga dapat diamalkan dalam kehidupannya sebagai muslim yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan akan menentukan ke arah mana peserta didik akan

dibawa. Tujuan pendidikan juga dapat membentuk perkembangan anak untuk

mencapai tingkat kedewasaan, baik biologis maupun pedagogis. Pendidikan

Agama Islam yang merupakan suatu proses bimbingan jasmani dan rohani

yang berlandaskan ajaran Islam tentunya memiliki tujuan yang mulia.

Dalam Peraturan Pemerintahan nomor 55 tahun 2007 Bab II pasal 2

tentang Pendidikan Agama disebutkan bahwa Pendidikan Agama bertujuan

untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami,

7 Rika Sa‟diyah, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta, PT. Wahana

Kardofa, 2009), h.13 8 Prof. DR, Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, Kalam Mulia,

2008), h. 21

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan

penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.9

Ramayulis menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan

meningkatkan keimanan, pemahaman, pengamalan peserta didik tentang

agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, dan bertakwa

kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan Pendidikan Agama Islam

di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,

penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta

berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih

tinggi.10

Mahmud Yunus merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu

untuk :

a) Menanamkan rasa cinta dan taat kepada Allah

b) Menananmkan i‟tikad yang benar dan kepercayaan yang sesuai dengan

tuntunan agama.

c) Mendidik untuk selalu mengikuti perintah Allah dan meninggalkan segala

larangan-Nya.

d) Mendidik untuk membiasakan berakhlaq mulia dan adat kebiasaan yang

baik.

e) Mengajarkan peserta didik untuk mengetahui macam-macam ibadah dan

cara melaksanakannya serta mengetahui hikmah, faedah dan pengaruh dari

ibadah tersebut dalam pencapaian kebahagian dunia dan akhirat.

9 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI, Kumpulan Undang-undang dan

Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, . . . , h. 230 10

Prof.DR, Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, . . . , h. 22

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

f) Memberi petunjuk untuk hidup di dunia dengan baik dan bahagia di

akhirat.

g) Memberikan contoh dan suri tauladan yang baik serta pengajaran dan

nasehat.

h) Membentuk warga negara yang baik dan masyarakat yang baik, berbudi

luhur dan berakhlak mulia serta berpegang teguh dengan ajaran agama.11

Dr. Abdul Qodir Ahmad menjelaskan bahwa di antara tujuan

Pendidikan Agama Islam diajarkan yaitu untuk:

1) Membina murid-murid untuk beriman kepada Allah, mencintai,

mentaati-Nya dan berkepribadian yang mulia.

2) Memperkenalkan hukum-hukum agama dan cara-cara menunaikan

ibadah serta membiasakan mereka senang melakukan syiar-syiar

agama dan menaatinya.

3) Mengembangkan pengetahuan agama mereka dan memperkenalkan

adab sopan santun Islam serta membimbing kecenderungan mereka

untuk mengembangkan pengetahuan sampai mereka terbiasa

bersikap patuh menjalankan ajaran agama atas dasar cinta dan

senang hati.

4) Memantapkan rasa keagamaan pada siswa-siswa, membiasakan diri

berpegang pada akhlak mulia dan membenci pada akhlak yang

rendah.

5) Membina perhatian siswa terhadap aspek-aspek kesehatan.

6) Membiasakan siswa-siswa bersikap rela, optimis, percaya pada diri

sendiri, menguasai emosi, tahan menderita dan berlaku sabar.

11

Rika Sa‟diyah, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, … , h. 21-22

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

7) Membimbing siswa ke arah sikap yang sehat yang dapat membantu

mereka berinteraksi sosial yang baik dan memiliki hubungan baik

dengan anggota masyarakat lainnya, mencintai kebaikan untuk

orang lain, suka membantu orang, rasa sayang kepada yang lemah

dan miskin, menganggap semua orang itu sama, menghargai orang

lain dan menghargai hak milik pribadi, ngara dan kepentingan

umum.

8) Membiasakan siswa sopan santun di rumah, sekolah dan di jalan.

9) Membina siswa agar menghargai kerja, menghargai kepentingan

kerja, baik terhadap individu maupun masyarakat.12

Jadi, tujuan Pendidikan Agama Islam adalah berkisar kepada

pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan seseorang, baik

dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial. Atau lebih jelas lagi,

ia berkisar pada pembinaan warga Negara muslim yang baik, yang percaya

pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya, berakhlak

mulia, sehat jasmani dan rohani.

Oleh karena itu berbicara Pendidikan Agama Islam, baik makna

maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan

tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman

nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai kebaikan hidup (hasanah) di dunia

bagi anak-anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan

(hasanah) di akhirat kelak.

Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Fatahillah ini untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta berakhlak

mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai

perwujudan dari pendidikan agama.

12

Dr. Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta;

PT. Rineka Cipta, 2008), h. 15-16.

Page 17: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam merupakan

pengalaman nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi muslim

melalui proses akhir yang dapat membuat peserta didik memiliki kepribadian

Islami yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang diwujudkan

dalam pengamalan syari‟at dalam kehidupan sehari-hari yang salah satunya

ialah shalat.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan dan keseimbangan antara:

a. Hubungan manusia dengan Allah swt.

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia.

c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.13

a. Hubungan manusia dengan Allah swt.

Hubungan manusia dengan Allah swt merupakan hubungan vertikal

antara makhluk dengan Khlaik. Hubungan manusia terhadap Allah swt sang

penciptanya dapat ditunjukkan dengan beberapa cara, diantaranya:

1) Mentauhidkan Allah swt

Mentauhidkan Allah swt dapat dilakukan dengan mempertegas keesaan

Allah swt, atau mengakui bahwa tidak ada sesuatu pun yang setara dengan zat,

sifat dan asma Allah swt.

2) Taqwa kepada Allah swt.

Taqwa kepada Allah swt yang berarti patuh terhadap perintah-perintah

Allah swt baik yang menuntut pelaksanaannya maupun meninggalkannya.

Perintah-perintah tersebut terkumpul dalam hukum-hukum syariat yang

apabila dilaksanakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat

dosa.

13

Prof.DR, Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, . . . . , h.22

Page 18: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

3) Dzikrullah (ingat kepada Allah swt).

Ingat kepada Allah swt merupakan tanda bahwa seorang hamba

memiliki hubungan yang erat kepada sang penciptanya. Dengan mengingat

Allah swt berarti manusia sadar akan keberadaan dirinya yang tak mungkin

lepas dari campur tangan Allah swt. Dengan mengingat Allah swt, hati seorang

hamba akan menjadi tenang dan terhindar dari kegelisahan.

4) Tawakkal.

Tawakkal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pemahaman

manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, sabar dan do‟a. Tawakkal adalah

kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah swt, untuk mendapatkan

kemashlahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia

maupun urusan akhirat. Barangsiapa yang mewujudkan ketakwaan dan

tawakkal kepada Allah swt, dia akan menggapai kebaikan yang ada di dunia

ini.

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

Hubungan manusia dengan sesama manusia merupakan hubungan

horizontal. Secara garis besar hubungan antara sesame dapat dilakukan dengan

cara berbuat baik kepadanya dan menolongnya dari kesulitan yang sedang

dihadapi. Menolong seseorang dapat dilakukan dengan cara memberikan

bantuan berupa harta, benda, ataupun tenaga. Sedangkan berbuat baik bisa

berupa menghormati, menghargai, sopan santun, dsb. Jika antar sesama sudah

dapat saling berbuat baik dan saling menolong, maka akan terciptalah

kehidupan yang harmonis antar satu dengan yang lainnya.

c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Selain kita membina hubungan baik dengan Allah swt dan orang lain,

kita pun harus pandai membina diri kita sendiri, diantaranya dengan cara :

1) Menanamkan rasa sabar dalam diri kita. 2) Bersyukur atas pemberian Allah

swt. 3) Amanah. 4) Benar. 5) Menepati janji, serta 6) Memelihara diri.

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkunganya.

Manusia terhadap makhluk Allah swt lainnya seperti hewan dan

tumbuhan harus memelihara dan menyayangi dengan sepenuh hati atas dasar

Page 19: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

cinta kepada Allah swt. Sesama makhluk ciptaan-Nya manusia harus

senantiasa menjaga dan menyayangi serta merawatnya. Islam menjelaskan

bahwa manusia di bumi ini adalah sebagai khalifah (pengayom) yang

melindungi dan menjaga bumi beserta isinya secara bijaksana.

Dilihat dari sudut ruang lingkup pembahasannya, Pendidikan Agama

Islam yang umum dilaksanakan di perguruan-perguruan agama sekarang

terdiri dari sejumlah mata pelajaran, yaitu :

1) Pengajaran Keimanan

2) Pengajaran Akhlak

3) Pengajaran Ibadat

4) Pengajaran Fiqih

5) Pengajaran Ushul Fiqih

6) Pengajaran Qira‟at Qur‟an

7) Pengajaran Tafsir

8) Pengajaran Ilmu Tafsir

9) Pengajaran Hadis

10) Pengajaran Ilmu Hadis

11) Pengajaran Tarikh

12) Pengajaran Tarikh Tasyri‟14

4. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah

Pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama bertujuan

untuk membekali murid dengan berbagai pengetahuan agama sesuai

dengan tingkat perkembangannya, baik tentang dasar-dasar atau hikmah-

hikmah hukum Islam maupun tentang pelaksanaan ibadah dan penanaman

akhlak.

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam

Sekolah Menengah Pertama berfokus pada aspek:

a. Aqidah Akhlak

b. Al-Qur‟an/Hadits

14

Dr.Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta; PT.Bumi

Aksara,2008), h.59-114.

Page 20: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

c. Syari‟ah

d. Fiqh/Ibadah

e. Tarikh15

Klasifikasi di atas digunakan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di Madrasah. Adapun di sekolah umum mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam memuat pada aspek keimanan, akhlak, fiqih, al-qur‟an dan

tarikh.

Pada tingkat Sekolah Dasar penekanan diberikan kepada lima unsur

pokok yaitu : Keimanan dan Akhlaq, Ibadah, al-Qur‟an dan Tarikh.

Sedangkan pada tingkat menengah lanjutan dan menengah atas, unsur syariah

semakin dikembangkan. Tarikh diberikan secara seimbang pada setiap satuan

pendidikan.

B. Disiplin

1. Pengertian Disiplin

Disiplin secara luas dapat diartikan sebagai semacam pengaruh

yang dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi tuntutan

dari lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan untuk menjaga

keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat

sesuatu yang dapat dan ingin diperoleh dari orang lain atau karena situasi

kondisi tertentu, dengan pembatasan peraturan yang diperlukan oleh

lingkungan.

Disiplin dalam kamus besar Bahasa Indonesia, mengandung

beberapa arti, yaitu:

a. Tata tertib (di sekolah kemiliteran, dsb)

b. Ketaatan (kepatuhan) kepada ketentuan tata tertib

c. Tata tertib dibidang studi yang mempunyai objek system dan

metode tertentu.16

15

Prof. DR Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, . . .,.h.23 16

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1990). h. 208

Page 21: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Menurut Prof. DR. Utami Munandar, disiplin diartikan sebagai

pengendalian diri sehubungan dengan proses penyesuaian diri dan

sosialisasi.17

Sedangkan makna disiplin secara istilah berasal dari istilah

bahasa Inggris, yaitu:”Dicipline berarti:

1) Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri,

kendali diri.

2) Latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu,

sebagian kemampuan mental atau karakter moral.

3) Hukuman yang diberikan untuk melatih memperbaiki.

4) Kumpulan atau sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku.18

Dari beberapa pengertian disiplin diatas, inti dari disiplin tersebut yaitu

untuk membentuk perilaku seseorang hingga ia sesuai dengan peran-peran di

mana ia diidentifikasikan. Dalam penelitian ini, disiplin dalam ibadah shalat.

Disiplin dalam shalat berarti latihan yang membentuk, meluruskan atau

menyempurnakan pelaksanaan shalat, baik dalam tata cara melaksanakannya

maupun dalam disiplin waktu pelaksanaannya. Disiplin dalam shalat juga

dapat berarti usaha membentuk perilaku seseorang untuk disiplin dalam

pelaksanaan shalat baik gerakan, bacaan dan juga waktu pelaksanaannya.

2. Unsur-unsur Disiplin

Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka disiplin harus memiliki

empat unsur pokok, yaitu :

a) Peraturan, berfungsi sebagai pedoman perilaku

b) Konsistensi, berfungsi sebagai pemacu motivasi dalam proses

pembinaan disiplin.

17

Prof. DR. Utami Munandar dkk, Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan

Remaja, (Jakarta; Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran, 2001). H. 109 18

Tulus Tu‟u, Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Siswa, ( Jakarta: PT. Grafindo

Widia Sarana Indonesia, 2004), h. 31

Page 22: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

c) Hukuman, diberikan untuk pelanggaran terhadap peraturan

d) Penghargaan, diberikan sebagai balasan bagi perilaku yang baik dan

sesuai dengan yang diharapkan.19

Hilangnya salah satu dari keempat hal pokok di atas akan

menyebabkan sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan standar yang telah

ditentukan dan akan jauh dari harapan sosial. Karena masing-masing sangat

berperan dalam perkembangan moral pada perilaku anak menuju tingkat

kedisiplinan yang diharapkan.

3. Langkah-langkah penanaman disiplin

Disiplin harus ditanamkan dan ditumbuhkan sejak dini sehingga

nantinya akan tumbuh dari hati sanaubari dengan sendirinya. Disiplin dapat

dilakukan dengan cara; 1) pembiasaan, 2) contoh dan tauladan, 3) penyadaran

dan 4) pengawasan.20

- Pembiasaan.

Jika seseorang diberikan pembiasaan untuk melakukan sesuatu dengan

didiplin, tertib dan teratur, maka akan tertanam dalam dirinya sikap disiplin,

tertib dan teratur dalam melakukan segala aktivitasnya.21

- Dengan contoh dan tauladan

Dalam menanamkan disiplin, pendidik atau orang tua harus selalu

memberi contoh dan tauladan kepada anak atau murid. Jika pembiasaan yang

diberikan kepada anak tidak diiringi dengan contoh dan teladan serupa dari

pendidik atau orang tua. Jika pendidik atau orang tua tidak memberikan

contoh dan teladan serupa dengan pembiasaan yang diberikan kepada anak,

maka akan timbul jiwa berontak dari dalam diri anak dan disiplin pun akan

sulit tertanam pada diri si anak.22

19

Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Jakarta; Erlangga), cet. Ke 6, h.84-

92 20

Drs. Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya; PT. Usaha

Nasional, 1973), h. 143-144. 21

Drs. Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, … h. 143 22

Drs. Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, … h. 143

Page 23: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

- Dengan penyadaran

Disamping dengan adanya pembiasaan yang disertai dengan contoh dan

tauladan, maka kepada anak yang mulai kritis, sedikit demi sedikit harus

diberikan penjelasan-penjelasan tentang pentingnya peraturan-peraturan

diadakan. Sehingga lambat laun anak itu akan sadar terhadap peraturan-

peraturan tersebut. Jika sudah timbul kesadaran dalam diri si anak, berarti

telah mulai tumbuh disiplin dari dirinya sendiri.23

- Dengan pengawasan

Pengawasan diberikan bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar

tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan khususnya yang bertentangan

dengan peraturan yang telah diadakan. Sehingga dengan pengawasan tingkat

kedisiplinan anak akan terkontrol.24

D. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Ibadah adalah kata masdar dari „abada yang berarti memuja,

menyembah, mengabdi, berkhidmat. Dalam kamus Bahasa Arab - Indonesia

karangan Prof. DR. H Mahmud Yunus ibadah diartikan amal yang di ridhai

Allah.25

Jadi ibadah berarti pemujaan, penyembahan, pengabdian,

pengkhidmatan secara lughawi. Adapun menurut istilah agama Islam sebagai

berikut :

- Menyatakan ketundukan dan kepatuhan sepenuhnya dengan disertai rasa

kekhidmatan yakni bersikap khidmat terhadap yang dipuja dengan segenap

jiwa raga yang diliputi oleh rasa kekuasaan dan keagungan Nya dan

senantiasa memohonkan rahmat dan karunia Nya.

23

Drs. Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, … h. 143 24

Drs. Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, … h. 144 25

Prof. DR. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab – Indonesia, (Jakarta; PT. Mahmud Yunus

Wadzuriyah),h. 252

Page 24: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

- Menurut ilmu fiqih ibadah ialah amal perbuatan hamba Allah yang

bertentangan dengan kehendak hawa nafsunya karena memuliakan

keagungan Tuhannya.26

Al-Imam Ibnu Kasir dalam kitabnya tafsir al-Qur‟an al-Karim juz 1

surat al-Fatihah - al-Baqarah menjelaskan bahwa al-„ibadah menurut istilah

bahasa berasal dari makna az-zullah, artinya mudah dan taat. Sedangkan

menurut istilah syara‟ yaitu suatu ungkapan yang menunjukkan suatu sikap

sebagai hasil dari himpunan kesempurnaan rasa cinta, tunduk dan takut.27

Menurut Yusuf Qardhawi, ibadah adalah ketaatan terhadap sesuatu

yang Maha Besar, yang objeknya tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Di

kalangan orang arab ibadah diartikan sebagai puncak ketundukan yang

tertinggi, yang timbul dari kesadaran hati sanubari dalam rangka

mengagungkan yang disembah.

Menurut ulama tauhid dan hadits, ibadah adalah mengesakan dan

mengagungkan Allah sepenuhnya, serta menghinakan diri dan menundukkan

jiwa kepada-Nya. Menurut mereka ibadah sama dengan tauhid. Sedangkan

menurut ahli akhlak, ibadah adalah mengerjakan segala bentuk ketaatan

badaniyah dan menyelenggarakan segala syariat (hukum). Menurut mereka,

akhlak dan segala tugas hidup (kewajiban-kewajiban) yang dibebankan

kepada setiap individu, baik yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga

maupun masyarakat, termasuk dalam pengertian ibadah.

Ahli tauhid, ahli tafsir dan ahli hadits mengartikan ibadah sebagai

berikut:

- Ibadah adalah mengesakan Allah, menta‟zimkannya dengan sepenuh

ta‟zim, serta menghinakan diri dan menundukkan jiwa kepada-Nya

(menyembah Allah sendirinya).

- Ibadah adalah tauhid (mengesakan Allah sekalian alam).

- Segala lafaz ibadah dalam al-Qur‟an diartikan dengan tauhid.

26

Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Jakarta; Bumbu Dapur

Communication-PT. Mitra Cahaya Utama, 2008), h. 16-17 27

Al-Imam Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir Juz 1, (Bandung, Sinar Baru

Algensindo, 2000). h. 124

Page 25: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

- Tauhid adalah mengesakan Allah SWT, tuhan yang disembah (mengikuti

keesaaNya) serta mengitikadkan pula keesaaNya pada zatNya dan pada

pekerjaanNya. Dalilnya :

Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku.

Juga firman Allah:

Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya

dengan sesuatupun.

Secara istilah, ibadah memiliki beberapa pengertian diantaranya:

- Berhidmat kepada Allah, melakukan segala sesuatu yang diridhai-Nya,

taat kepada-Nya

- Melakukan segala sesuatu yang disukai Allah, diridhai-Nya, baik

perkataan, perbuatan, lahir dan batin.

- Tafakkur kepada Allah, yaitu memperhatikan kebesaran Allah,

memperhatikan ni‟mat-Nya yang terdapat di alam ini.

- Melaksanakan segala sesuatu yang diperintahkan Allah SWT dalam:

syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji (rukun Islam).28

Dari uraian di atas dapat dipahami, disiplin beribadah berarti

melakukan ketertiban, keteraturan, ketaatan dalam beribadah serta

menyempurnakan ibadah dengan melaksanakan segala peraturan yang

berlaku.

2. Jenis-jenis Ibadah

Secara umum bentuk perintah beribadah kepada Allah dibagi dua,

yaitu sebagai berikut :

28

Zurinal & Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: lembaga Penelitian UIN, 2008. h. 26-27

Page 26: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

a. Ibadah Mahdhah

b. Ibadah Ghair Mahdhah

Ibadah mahdhah adalah ibadah yang perintah dan larangannya sudah

jelas secara zahir dan tidak memerlukan penambahan atau pengurangan.

Ibadah ini ditetapkan oleh dalil-dalil yang kuat (qath‟iah-dilalah), misalnya

perintah shalat, zakat, puasa, ibadah haji dan bersuci dari hadats kecil maupun

besar.

Ibadah ghair mahdhah ialah ibadah yang cara pelaksanaanya dapat

direkayasa oleh manusia, artinya bentuknya dapat beragam dan mengikuti

situasi dan kondisi, tetapi substansi ibadahnya tetap terjaga. Misalnya perintah

melaksanakan perdagangan dengan cara yang halal dan bersih, larangan

melakukan perdagangan yang gharar, mengandung unsur penipuan dan

sebagainya. Dalam praktik perdagangannya, baik bentuk maupun objeknya

dibebaskan, misalnya Rasul berdagang hasil pertanian maka bukan berarti

semua umat Islam wajib berdagang hasil pertanian, tetapi merupakan bentuk

kebolehan untuk umat Islam melakukan perdagangan, baik hasil pertanian,

peternakan, perikanan, dan sebagainya.

3. Bentuk-Bentuk Ibadah

Bentuk-bentuk peribadatan dalam Islam bermacam-macam tergantung

corak, isi, alat dan gerak-geriknya. Tetapi saran dan tujuannya hanya satu juga

yaitu untuk berbakti kepada Allah. Diantara macam-macam peribadatan itu

menurut Prof. Dr. M. Ardani ada lima ibadah pokok yang biasa disebut

arkanul Islam yaitu :

- Ibadah lisan ialah ikrar keyakinan dengan syahadatain, dengan

mengucapkan dua kalimat syahadat.

- Ibadah badaniyah murni harian, ialah sholat yang bersifat harian yang

mesti dilakukan 5 kali dalam sehari.

- Ibadah badaniyah tahunan, ialah puasa yang dilakukan setahun sekali

selama satu bulan Ramadhan.

- Ibadah harta bersifat sosial, ialah zakat dengan mengeluarkan harta yang

ditujukan kepada Allah untuk kesejahteraan masyarakat.

Page 27: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

- Ibadah badaniyah antara bangsa, ialah haji yang merupakan ibadah

setahun sekali atau seumur hidup sekali (jika mampu). Haji merupakan

ibadah kolektif antar bangsa-bangsa di dunia di pusat kelahiran Islam.29

Ibadah dilihat dari tata cara melaksanakannya terbagi lima yaitu :

- Ibadah badaniyah (dzatiyah), seperti shalat.

- Ibadah maaliyah, seperti zakat, infaq dan sedekah.

- Ibadah ijtima‟iyah, seperti haji, shalat berjamaah, shalat idul fitri dan idul

adha dan shalat jum‟at.

- Ibadah ijabiyah, seperti thawaf.

- Ibadah salbiyah, meninggalkan segala yang diharamkan dalam masa

berihram.30

Dari berbagai bentuk peribadatan, shalat merupakan kewajiban utama

bagi umat Islam yang sudah terkena hukum taklify. Semua ibadah yang

dilakukan oleh umat Islam bertujuan untuk mengharap ridha Allah swt.

C. Shalat

1. Pengertian Shalat

Menurut mayoritas ahli bahasa, shalat artinya do‟a, sebagaimana yang

tercantum dalam al-Qur‟an.31

:

Artinya : Dan do‟akanlah mereka, sesungguhnaya do‟amu

menenteramkan mereka. Dan Allah itu Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui.

29

Prof, Dr,H,Moh.Ardani, Fikih Ibadah Praktis, …, h.18-19. 30

Drs. KH. Abdul Hamid M.Ag, Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si, Fiqih Ibadah, Pustaka

Setia (Bandung; 2009)), h. 72 31

Dewan Hisbah PP Persis, Risalah Shalat, Bandung; Pustaka Umat, 2002. h. 67

Page 28: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Menurut ahli fiqih adalah suatu tindakan ibadah disertai bacaan do‟a-

doa yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan

syarat-syarat dan rukun-rukunnya.32

2. Kedudukan Shalat

Dalam Islam shalat merupakan salah satu jenis kewajiban yang

menduduki peringkat kedua dalam rukun Islam setelah syahadat. Kewajiban

shalat diberikan kepada nabi Muhammad melalui perjalanan yang luar biasa

yaitu isra‟ mi‟raj. Sehingga shalat memiliki kedudukan penting dalam Islam.

Kedudukan shalat dalam syari‟at Islam sebagai berikut :

1) Shalat sebagai tiang agama.

Hadits Nabi SAW

Artinya: “shalat itu tiangnya agama”

2) Shalat merupakan kewajiban umat Islam yang ditetapkan secara

langsung melalui peristiwa isra‟ mi‟raj.

3) Shalat merupakan kewajiban umat Islam yang pertama akan dihisab di

hari akhirat.

4) Shalat merupakan amalan paling utama di antara amalan-amalan lain

dalam Islam.

5) Perbedaan antara kaum muslim dengan kafir terletak pada shalatnya.33

3. Kewajiban Melaksanakan Shalat dan Hikmahnya.

1) Kewajiban Melaksanakan Shalat.

Banyak dalil-dalil yang menunjukkan kewajiban melaksanakan shalat

baik yang bersumber dari al-Qur‟an dan al-Hadits.

Firman Allah SWT

32

Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, Penebar Salam, 1998. H. 321 33

Drs. KH. Abdul Hamid M.Ag, Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si, . . . ., h. 182

Page 29: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta

orang-orang yang ruku'”.(Al-Baqarah : 43)

“Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan

keji dan mungkar”(Al-Ankabut : 45)

Hadits Nabi SAW

Artinya :“shalat itu tiangnya agama”

2) Hikmah Melaksanakan Shalat

Menurut Prof. DR H. Moh Ardani di antara hikmah shalat ditinjau dari

kaitannya dengan akhlak, yaitu shalat dapat :

- Membawa ketenangan dan kedamaian

- Memperkuat rasa syukur kepada Allah swt

- Membersihkan fikiran dan perbuatan

- Memupuk rasa persaudaraan

- Menumbuhkan rasa persamaan dan persatuan

- Menanamkan sikap disiplin

- Menanamkan rasa toleransi 34

4. Sebab-sebab tidak Melaksanakan Shalat dan Hukum Meninggalkannya

1) Sebab-sebab seseorang tidak melaksanakan shalat

Banyak kita temukan orang-orang yang dalam hidupnya sering

meninggalkan shalat, baik dengan sengaja atau pun tidak disertai beragam

34

Prof. DR. H. Moh Ardani, Akhlak-Tasawuf, Nilai-nilai Akhlak/ Budipekerti dalam Ibadat &

Tasawauf, (Jakarta; CV. Karya Mulia, 2005), h. 118-141

Page 30: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

alasan. Prof. Dr. Hasbi Ash Shidieqy menjelaskan sebab-sebab seseorang

meninggalkan shalat, diantaranya:

- Salah sangka dan salah menempatkan, disini mereka beranggapan

bahwa shalat itu hanya untuk meluruskan akhlaq dan budi pekerti. Bila

mereka sudah berakhlaq, cerdas dan memiliki ilmu pengetahuan berarti

tidak harus melaksanakan shalat. Karena menurut mereka shalat hanya

untuk orang-orang tertentu: pak haji, pak tani dan pak penghulu.

- Tidak mengetahui pengertian tentang shalat, golongan ini beranggapan

shalat tidak perlu dilaksanakan karena mereka lahir, hidup dan besar

dikalangan keluarga yang tidak pernah melaksanakan shalat. Tidak

pernah melihat orang tua mereka melakukan shalat. Tapi yang mereka

lihat adalah selamatan-selamatan secara kecil-kecilan dan besar-

besaran, jadi beragama menurut mereka adalah mengadakan

selamatan-selamatan, tasyakuran dan sebagainya.

- Kemalasan yang sangat mempengaruhi, golongan ini terang-terangan

tidak shalat karena rasa malas padahal mereka tahu salat merupakan

ibadah wajib.

- Keremajaan dan kemudaan, golongan ini beranggapan bahwa ibadah

itu hanya dilakukan bagi orang-orang yang sudah tua untuk

mendekatkan diri pada Allah swt, sedangkan bagi yang muda

bersenang-senang dengan kehidupan dunia saja, merasa masih muda

dan hidupnya lama.

- Pengaruh kacaunya perasaan, golongan ini sengaja meninggalkan

shalat karena rusuh hati, tertimpa kesedihan dan kesusahan.

- Takut kepada iblis dan syetan, golongan ini beranggapan bahwa jika

melaksanakan shalat nanti diganggu oleh iblis, karena takut akan

hilang sakti dan mandra yang sedang diamalkan.35

2) Hukum Meninggalkan Shalat.

35

Prof. DR. Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, (Jakarta : Bulan Bintang, 1983), cet

ke-1, h. 29-30

Page 31: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Shalat adalah ibadah yang pertama-tama diwajibkan oleh Allah swt

dan berada pada peringkat ke dua dalam rukun Islam. Barang siapa yang

menjauhi shalat, berarti ia menjauhi Islam dan akan memperoleh kutukan

Allah swt. Dia sesungguhnya telah menyalahi perintah agamanya, berarti ia

telah menghantarkan dirinya kepada kehancuran. Dan dengan meninggalkann

shalat ini akan lebur semua kebaikan amalannya, karena dia telah telah

menyalahi ayat-ayat al-Qur‟an yang sharih mengenai shalat. Orang yang

membuat kesalahan ini termasuk ke dalam hukum orang yang ingkar.36

Prof. Dr. Hasbi Ash Shidieqy menjelaskan bahwa :

- Orang yang meninggalkan shalat pada suatu waktu dengan karena

kemalasan atau mengerjakan kemaksiatan karena kejahilan dengan

merasa penyesalan dan kekecewaan hati serta ingin bertaubat, tiadalah

iman orang itu berlawanan dengan iman muthlaq dan tiadalah halnya

itu mengeluarkan dirinya dari millah (agama), walaupun berulang-

ulang.

- Seseorang yang terus-menerus meninggalkan shalat dengan tidak

merasa keberatan apa-apa, tidak merasa penyesalan dan tidak merasa

kekecewaan serta tidak merasa perlu bertaubat, maka orang itu

dipandang dan dihukum kafir.37

5. Syarat, Rukun dan Sunnah dalam Shalat

Sebelum shalat dilakukan perlu diperhatikan beberapa hal agar shalat

yang dilakukan menjadi sah, hal-hal tersebut terkumpul dalam syarat-syarat

sah shalat. Syarat-syarat sah shalat tersebut yaitu :

1) Islam

2) Suci dari hadas, haid, nifas seluruh anggota badan, pakaian dan

tempat.

3) Berakal dan baligh

4) Menutup aurat

5) Mengetahui masuknya waktu shalat

36

Al-Syaikh Muhammad Mahmud Al-Shawaf, Pengajaran Shalat Lengkap,(Semarang;

DinaUtama), h. 14 37

Prof. Dr. TM Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, . . . ., h.571

Page 32: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

6) Menghadap ke kiblat

7) Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunah

Selain itu seseorang yang akan melaksanakan shalat harus

memperhatikan rukun-rukun dalam shalat. Adapun rukun-rukun dalam shalat

yaitu :

1) Niat

2) Berdiri bagi orang yang kuasa

3) Takbiratul ihram (membaca Allahu Akbar)

4) Memabaca surat al-Fatihah

5) Ruku‟ serta tuma‟ninah (diam sebentar)

6) I‟tidal serta tuma‟ninah (diam sebentar)

7) Sujud dua kali serta tuma‟ninah (diam sebentar)

8) Duduk di antara dua sujud serta tuma‟ninah (diam sebentar).

9) Duduk tasyahud akhir serta tuma‟ninah (diam sebentar).

10) Membaca tasyahud akhir serta tuma‟ninah (diam sebentar).

11) Membaca shalawat Nabi Muhammad ketika tasyahud akhir.

12) Membaca salam yang pertama sambil berpaling ke kanan.

13) Menertibkan rukun38

Di dalam shalat terdapat beberapa sunah-sunah, yaitu sunnah sebelum

shalat dan sunah ketika shalat dilaksanakan.

a. Sunah Sebelum Shalat. 39

1) Azan ialah memberitahukan bahwa shalat telah tiba dengan lafaz

yang telah ditentukan syara‟.

2) Iqomah ialah memberitahukan kepada hadirin supaya siap berdiri

untuk shalat.

3) Membatasi tempat shalat maksudnya membatasi tempat shalat

dengan dinding, dengan tongkat, dengan menghamparkan sajadah

atau dengan garis, supaya orang tidak lalu lintas di depan orang

38

H. Fachrurazi, Tata Cara Shalat, (Bandung; Sinar Baru Algensindo), h.25-26 39

H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,(Bandung; Sinar Baru), h. 58-65

Page 33: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

yang sedang shalat, sebab lalu lintaas di depan orang shalat

hukumnya haram.

b. Sunah dalam pelaksanaan shalat.40

1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram setentang tinggi

ujung jari dengan telinga, dan telapak tangan setinggi bahu serta

keduanya dihadapkan ke kiblat.

2) Mengangkat kedua tangan ketika akan ruku‟, berdiri dari ruku‟ dan

tatkala berdiri dari tasyahud awal dengan cara yang telah

diterangkan pada takbiratul ihram.

3) Meletakkan telapak tangan kanan atas punggung tangan kiri dan

keduanya diletakkan dibawah dada.

4) Melihat ke arah tempat sujud.

5) Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram.

6) Membaca a‟uzubillah sebelum membaca bismillah

7) Diam sebentar sebelum membaca al-Fatihah dan sesudahnya.

8) Membaca amin sehabis membaca Fatihah.

9) Membaca surat atau ayat qur‟an sesudah membaca Fatihah pada dua

rakaat pertama.

10) Sunah bagi ma‟mum mendengarkan bacaan imamnya.

11) Mengeraskan bacaan pada shalat subuh dan dua rakaat pertama

pada shalat maghrib dan isya‟.

12) Takbir dan tatkala turun dan bangkit, selain ketika bangkit dari

ruku‟.

13) Membaca sami‟allahu liman hamidah.

14) Membaca rabbana walakal hamdu.

15) Meletakkan dua telapak tangan di atas lutut ketika ruku.

16) Membaca tasbih tiga kali ketika ruku‟.

17) Membaca tasbih tiga kali ketika sujud.

18) Membaca do‟a ketika duduk diantara dua sujud.

19) Duduk iftirasy pada semua duduk dalam shalat kecuali duduk akhir.

40

H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, … h. 94-103

Page 34: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

20) Duduk tawarrukdi duduk akhir

21) Duduk istirahat sesudah sujud kedua sebelum berdiri.

22) Bertelekan ke tanah tatkala hendak berdiri dari duduk.

23) Memberi salam yang ke dua, hendaklah menoleh ke sebelah kiri

sampai kelihatan pipinya yang kiri dari belakang.

24) Ketika memberi salam hendaklah diniatkan memberi salam kepada

yang disebelah kanan dan kirinya.

c. Sunah yang lebih penting (sunah muakkad)

1) Membaca tasyahud pertama sesudah sujud ke dua dari rakaat yang

ke dua.

2) Membaca salawat atas keluarga Nabi saw pada tasyahud akhir.

3) Qunut sesudah i‟tidal pada akhir shalat subuh dan shalat witir sejak

malam ke 16 sampai akhir bulan Ramadhan.41

.

D. Tata Cara Pelaksanaan Shalat

1) Berdiri tegak menghadap kiblat, kalau mampu. Jarak antara kedua kaki

kira-kira sekepal tangan. Kedua tangan beserta jari-jari lepas dan

berkembang ke bawah sejajar badan di samping kiri kanan pinggul.

Yang tidak sanggup berdiri boleh shalat sambil duduk. Yang tidak

sanggup duduk boleh shalat sambil berbaring. Bila shalat dalam

kendaraan yang tidak menuju satu arah maka pada permulaan shalat

harus menghadap kiblat dan selanjutnya arah kiblat tidak menjadi

syarat walaupun ternyata berubah dalam pertengahan shalat.

2) Berniat mengerjakan shalat dengan membaca dalam hati.

3) Takbiratul Ihram dengan membaca “Allahu Akbar” sambil

mengangkat kedua tangan beserta jari-jari terkembang serentak

masing-masing telinga ibu jari tangan mendekati daun telinga bagian

bawah; telapak tangan menghadap kiblat; kemudian kedua tangan

dilipat di atas perut, telapak tangan di atas pergelangan tangan kiri atau

di atas tangan kiri.

4) Membaca doa iftitah dengan suara lemah.

41

Fachrurazi, Tata Cara Salat Lengkap, ... h. 28

Page 35: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

5) Membaca surat al-Fatihah pada shalat subuh dan dua rakaat pertama

pada shalat maghrib dan isya, serta membacanya lemah pada shalat

zuhur, ashar dan dua rakaat terakhir pada shalat isya dan rakaat ketiga

shalat maghrib.

6) Membaca surat pendek/ ayat al-Qur‟an pada rakaat 1 dan 2.

7) Ruku‟ dengan membaca “Allahu Akbar” sambil mengangkat tangan

seperti takbiratul ihram, terus membungkuk dengan meletakkan kedua

telapak tangan pada tulang masing-masing lutut dengan jari-jari

terkembang lurus ke bawah; punggung dan kepala datar rata sejajar

tempat berdiri. Dalam posisi ruku‟ membaca do‟a ketika ruku‟.

8) Bangkit dari ruku‟

9) I‟tidal

10) Sujud

11) Duduk bangkit dari sujud (duduk antara dua sujud) sambil membaca

“Allahu Akbar”.

12) Sujud kembali (sujud kedua) sambil membaca “Allahu Akbar”

13) Bangkit dari sujud kedua sambil membaca “Allahu Akbar”

14) Duduk tahiyat akhir

15) Membaca tasyahud

16) Membaca shalawat

17) Membaca doa (sebelum salam)

18) Salam sambil menoleh ke kanan, sehingga terlihat muka orang yang

berada di sebelah kanan (kalau ada) seraya melepaskan jari kanan yang

tergenggam.

19) Menoleh ke kiri sambil memberi salam ke dua.42

E. Khusyu‟ Dalam Shalat

Dalam pelaksanaan shalat, khusyu‟ menjadi salah satu hal penting

mengingat shalat adalah ibadah batiniyah yang menuntut kekhusyu‟an dalam

pelaksanaannya. Karena untuk meraih khusyu‟ dalam shalat bukanlah sesuatu

42

Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, …. , h. 70-75

Page 36: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

yang mudah maka memerlukan upaya dan kiat-kiat yang khusus untuk

mencapainya. Diantara kiat-kiat khusus tersebut antara lain :

1) Menjauhi hal-hal yang bisa merusak kekhusyu‟an shalat.

Hal-hal tersebut dapat berupa tempat yang tidak nyaman, berisik,

panas dan bau. Selain itu tidak melaksanakan shalat dengan mengenakan atau

di depan orang yang mengenakan pakaian bergambar. Sebaiknya tidak shalat

di depan atau di belakang orang yang sedang bercakap-cakap. Shalat juga

sebaiknya tidak dilakukan dengan mendongak ke atas, kiri dan kanan serta

tidak menguap, karena dengan mendongak dan menoleh ke suatu arah akan

menghilangkan kekhusyu‟an, dan juga jika menguap akan membuka pintu

syetan untuk masuk menggoda hati kita.

2) Menolak dan melenyapkan was-was dalam hati.

Sesungguhnya ketika seseorang tengah berdiri dalam shalat, maka

syaitan akan berusaha memperdayainya agar ia tidak mampu merih

kekhusyu‟an dalam shalatnya. Oleh sebab itu untuk mengawali shalatnya

hendaknya memohon perlindungan kepada Allah swt agar dijauhkan dari

godaan syaitan dan was-was yang dihembuskan oleh syaitan. Hal itu dapat

dengan membaca Q.S An-Nas ayat 1-6 dan Q.S Al-Mu‟minun 97-98.

1.Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)

manusia.

2. Raja manusia.

3. Sembahan manusia.

4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,

5.Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin

dan manusia.

6. Dari (golongan) jin dan manusia. (Q.S An-Nas : 1-6)

Page 37: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

97. Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-

bisikan syaitan.

98. Dan Aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan

mereka kepadaku."

3) Membayangkan bahwa shalat yang sedang kita kerjakan adalah shalat

yang terakhir.

Hal ini biasa dilakukan para sufi yang membayangkan malaikat izrail

seakan sedang mengawasi dan siap mencabut nyawa kita ketika sedang shalat.

Sehingga dengan begitu rasa malu pun akan muncul dan shalat pun akan

dilakukan dengan baik dan penuh kekhusyu‟an.

4) Meyakini bahwa Allah swt selalu melihat dan mengawasi kita.

Ketika seseorang sedang melaksanakan shalat berarti ia sedang

menghadap dan berdiri di hadapan-Nya. Maka tentunya Allah swt akan

mengawasi dan memperhatikan orang yang berdiri dan berhadapan dengan-

Nya. Ia pun akan meberi ridho dan pahala bagi yang mengerjakan shalatnya

dengan khusyu‟ dan murka-Nya bagi yang mengerjakan shalat tidak khusyu‟

dan penuh dengan kemalasan serta main-main.

5) Membayangkan nikmat dan indahnya kehidupan di surga.

Keadaan syurga yang indah dan penuh dengan kenikmatan yang tiada

tara, jika kita hadirkan di dalam hati dan pelupuk mata kita kemudian kita

mengerjakan shalat dengan bayangan keindahan syurga yang terus melekat

dalam benak, maka insya Allah, kita akan mampu meraih khuyu‟ dalam shalat

yang sedang kita kerjakan.

6) Membayangkan sakit dan pedihnya kehidupan di neraka.

Keadaan neraka yang penuh dengan kepedihan dan siksaan, kita

bayangkan dan hadirkan dalam hati, maka kita pun akan memohon kepada

Allah untuk dihindarkan dan dijauhkan dari semuanya, sehingga kita pun akan

sungguh-sungguh, konsenterasi dan khusyu‟ dalam melaksanakan shalat kita.

Page 38: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Dengan kiat-kiat tersebut di atas, akan membantu seseorang yang

hendak melaksanakan shalat sehingga shalatnya akan menjadi khusyu.

F. Efektifitas Pendidikan Agama Islam dalam Membina Disiplin

Pelaksanaan Ibadah Shalat.

1. Pengertian Efektifitas

Pengertian efektifitas yang terdapat dalam ensiklopedia Indonesia

berarti “ menunjukkan tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif

apabila usaha itu mencapai tujuannya”.43

Sedangkan dalam ensiklopedia administrasi, kata efektifitas adalah “

suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek

atau akibat yang dikehendaki”.44

Dalam kamus lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris karangan

Prof. Drs. S. Wojo Wasito dan Drs. Tito Wasito W. Effective adalah berhasil,

berarti mencapai tujuannya.45

Sesuatu dapat dinyatakan efektif jika telah berhasil mendapatkan apa

yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Sehingga dari

berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas berarti

ketercapaian suatu usaha dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Dalam dunia pendidikan efektifitas dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:

segi efektifitas guru & segi efektifitas murid. Efektifitas mengajar guru

terutama menyangkut jenis-jenis kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan

dapat dilaksanakan dengan baik, sedangkan efktifitas belajar murid terutama

43

Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta : Ichtiar Baru- Van Hoeve). Jilid 2, h.

883 44

Panata Wasna (ed), Ensiklopedia Administrasi, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1989),

h. 126 45

S . Wojo Wasito & Tito Wasito W, Kamus Lengkap (Inggeris-Indonesia, Indonesia-

Inggeris), (Bandung : Hasta, 1980 ), cet ke-15, h. 49

Page 39: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

menyangkut tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui

kegiatan-kegiatan yang telah ditempuh.46

Dengan demikian salah satu bentuk efektifitas Pendidikan Agama

Islam adalah tingkat keberhasilan yang dicapai terhadap peserta didik dalam

proses pembelajaran agama Islam khususnya dalam meningkatkan disiplin

beribadah (shalat lima waktu) mereka, mengingat salah satu dari tujuan

Pendidikan Agama Islam yaitu agar siswa dapat menguasai dan mengamalkan

ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Pembelajaran

Untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang baik dan efektif

tidaklah mudah, mengingat permasalahan dalam proses belajar mengajar yang

begitu banyak dan kompleks. Dalam artian untuk menciptakan kondisi

pembelajaran yang kondusif dan efektif sangat dipengaruhi oleh faktor

komponen-komponen yang terlibat di dalamnya baik yang sifatnya intern

maupun ekstern. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas

proses belajar mengajar adalah :

b. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni kondisi/ keadaan

jasmani dan rohani siswa.

c. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar

siswa baik, lingkungan sekolah, guru, dan lingkungan pergaulan antar

siswa.

d. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni segala jenis upaya

membelajarkan siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

untuk melakukan kegiatan pembelajaran.47

46

Madya Eko Susilo, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang : Effar Offset, 1990 ), cet ke-

1,h. 63 47

Muhibin Syah, . . . , h.36

Page 40: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Jadi untuk menuju proses Pendidikan Agama Islam yang efektif guru

harus pandai melihat kondisi siswa dan mengatur suasana pembelajaran yang

kondusif serta mampu memilih strategi, metode dan pendekatan-pendekatan

yang tepat.

1. Fungsi Pendidikan Agama Islam terhadap Disiplin Ibadah Shalat Siswa.

Pendidikan Agama Islam berfungsi membentuk manusia yang beriman

dan taqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Sehingga dalam

penerapannya Pendidikan Agama Islam memperbaiki sikap dan tingkah laku

manusia serta membina budi pekerti luhur dan juga menghidupkan hati nurani

manusia untuk memperhhatikan (muroqobah) Allah swr, baik dalam keadaan

sendirian maupun bersama orang lain.48

Budi luhur dan akhlak mulia yang

sangat penting di dalam kehidupan seseorang yaitu kedisiplinan dalam segala

kegiatan kehidupan.

Dalam Islam disiplin dapat tumbuh dan dilatih melalui ibadah shalat.

Sehingga dalam Pendidikan Agama Islam disiplin melaksanakan shalat

menjadi prioritas utama di atas kegiatan-kegiatan lainnya. Sehingga

diharapkan dari kedisiplinan pelaksanaan shalat akan memberikan efek

kedisiplinan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan lainnya. Di sekolah,

penerapan disiplin ibadah shalat pun selalu menjadi fokus utama bagi siswa

yang beragama Islam. Terkadang di beberapa sekolah mengadakan kegiatan

keagamaan tambahan dalam rangka mendalami ajaran agama khususnya

dalam rangka penguasaan pelaksanaan shalat guna meningkatkan kesadaran

dan kedisiplinan siswa terhadap pelaksanaan shalat.

2. Strategi dan langkah-langkah Pendidikan Agama Islam dalam Membina

Disiplin Shalat Siswa.

Upaya menanamkan disiplin kepada seseorang dibutuhkan penggunaan

strategi, metode dan pendekatan yang tepat.. Dalam pengajaran agama Islam

penanaman disiplin dalam pelaksanaan shalat harus menggunakan metode dan

alat yang khusus mengingat hampir seluruh materi bersifat abstrak dan objek

48

Dr. Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, . . . ., h. 9

Page 41: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

(anak/ siswa) yang dihadapi pun beragam jenis dan sifatnya. Beberapa metode

khusus yang dapat digunakan dalam pengajaran agama Islam, yaitu :

a. Metode Ceramah

Dalam metode ceramah guru memberikan uraian atau penjelasan

terhadap suatu masalah kepada murid dengan bahasa lisan pada waktu tertentu

(waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula. Dalam metode ini murid duduk,

melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru

itu adalah benar, murid mengutip ikhtisar ceramah semampu murid itu sendiri

dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang

bersangkutan.

b. Metode Tanya Jawab

Metode ini merupakan komunikasi langsung antara guru dengan

murid, bisa dalam bentuk guru bertanya murid menjawab, atau sebaliknya

murid bertanya dan guru menjawab. Dalam metode ini akan didapat hubungan

timbal balik antara guru dan murid secara langsung, dan dengan metode ini

pula akan diketahui penguasaan pelajar terhadap pengetahuan yang telah di

berikan oleh guru.

c. Metode Demonstrasi

Metode ini menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu

pengertian atau untuk memperlihatkan bagaiamana melakukan sesuatu kepada

anak didik. Memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat

dilakukan oleh guru itu sendiri atau langsung oleh anak didik.

d. Metode Eksperimen

Metode ini digunakan ketika seseorang melakukan sesuatu percobaan

setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap peserta didik. Metode

ini dilakukan untuk membuktikan hukum-hukum dan teori-teori yang berlaku.

Dengan metode ini, seseorang dapat memiliki pengetahuan, pengalaman dan

pengertian yang lebih jelas.

e. Metode Diskusi

Metode ini yaitu suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran

dimana guru memberikan kesempatan kepada peserta didik/ kelompok-

Page 42: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

kelompok peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai

alternative pemecahan atas suatu masalah.

f. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran

Metode ini digunaka dalam penyajian bahan dengan cara

memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan.

Semuanya berbentuk tingkah laku dalam hubungan sosio yang kemudian

diminta beberapa orang peserta didik untuk memerankannya.

g. Metode Drill

Metode ini disebut juga dengan latihan siap dimaksudkan untuk

memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang

dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan

dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.

h. Metode Kerja Kelompok

Metode ini digunakan dalam penyajian materi dengan cara pemberian

tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar

yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Tuga-tugas tersebut

dikerjakan dalam kelompok secara bergotong-royong.

i. Metode Proyek

Dalam metode ini anak didik disuguhi bermacam-macam masalah dan

anak didik bersama-sama menghadapi masalah tersebut dengan mengikuti

langkah-langkah tertentu secara ilmiah,logis dan sistematis.

Khusus untuk penanaman disiplin dalam pelaksanaan shalat, sebaiknya

diawali dengan pemahaman murid terhadap tata cara pelaksanaan shalat yang

baik dan benar. Dalam hal ini sebaiknya diawali dengan menggunakan metode

demonstrasi yaitu metode yang menggunakan peragaan-peragaan untuk

memperjelas suatu pengertian atau memperlihatkan bagaimana

memperlakukan sesuatu kepada anak didik.49

Di sini guru mendemonstrasikan

kaifiyat shalat yang baik dan benar di hadapan murid.

49

DR. Zakiah Darajat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, . . . ., h. 296

Page 43: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Di samping metode yang sesuai, dibutuhkan pula berbagai pendekatan

yang tepat untuk efektifitas penanaman disiplin pelaksanaan shalat tersebut.

Pendekatan-pendekatan tersebut yaitu :

1) Pendekatan Pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan

kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai

keagamaan. Pendekatan ini dapat digunakan dalam penanaman

disiplin siswa agar siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman

tentang manfaat dari disiplin mengerjakan shalat dan akibat dari

tidak disiplin mengerjakan shalat.

2) Pendekatan Pembiasaan yaitu pemberian kesempatan kepada

peserta didik agar terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik

secara individual maupun secara berkelompok dalam kehidupan

sehari-hari. Pendekatan ini sangat bermanfaat bagi siswa dalam

penanaman disiplin mengerjakan shalat, karena siswa diberikan

kesempatan

3) Untuk memiliki pengalaman mengamalkan shalat secara benar dan

tepat waktu. Jika pembiasaan ini terus dilakukan, maka

kedisiplinan siswa akan tertanam.

4) Pendekatan Emosional ialah usaha untuk menggugah perasaan dan

emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat

merasakan mana yang baik dan yang buruk. Pendekatan ini harus

sering dilakukan agar siswa selalu mendapatkan motivasi untuk

disiplin dalam mengerjakan shalat dengan benar dan tepat waktu.

5) Pendekatan Fungsional yaitu usaha memberi materi agama

menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Pendekatan ini berguna bagi siswa agar siswa memahami fungsi

kedisiplinan mereka dalam mengerjakan shalat. Jika mereka

memahami maksud dan fungsi kedisiplinan dalam shalat, maka

akan tumbuh kesadaran dalam diri siswa untuk melaksanakan

shalat dengan benar dan tepat waktu tanpa dorongan orang lain.

Page 44: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

6) Pendekatan Keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan, baik

yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab

antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga

pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang

tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah

teladan.50

Dalam usaha memberikan pemahaman siswa terhadap kedisiplinan

pelaksanaan shalat, sebaiknya seorang guru terlebih dahulu memberikan

pemahaman kepada siswa tentang fungsi, tujuan dan manfaat shalat serta

disiplin dalam pelaksanaannya bagi mereka. kemudian mengajarkannya

kepada para siswa bagaimana kaifiyat pelaksanan shalat yang baik dan benar.

Sebelum mengajarkan kaifiyat shalat yang benar kepada siswa, guru

sebaiknya menguasai terlebih dahulu tata cara pelaksanaan shalat tersebut,

baik dalam gerakan maupun bacaannya.

Sebagai langkah awalnya, guru mendemonstrasikan terlebih dahulu

bentuk gerakan dan bacaan shalat yang benar di hadapan siswa. Setelah itu

siswa memperagakan gerakan-gerakan dan bacaan shalat tersebut di bawah

bimbingan guru. Kemudian siswa dilatih (drill) berulang-ulang dalam

memperagakan gerakan dan bacaan shalat yang benar sampai menguasainya.

Setelah siswa mengetahui dan dapat memperagakan seluruh gerakan

dan bacaan shalat dengan baik dan benar, selanjutnya guru mulai menanamkan

kedisiplinan siswa pada aspek pelaksanaan gerakan shalat yang benar. Setelah

itu ditingkatkan lagi pada aspek kedisiplinan waktu pelaksanaan shalat.

Untuk membantu siswa lebih menguasai dan disiplin dalam melakukan

gerakan shalat, guru dapat membantu memberikan gambar-gambar, buku-

buku atau video tentang gerakan-gerakan shalat yang benar. Sehingga dengan

demikian siswa dapat mempelajarinya lebih jauh di luar jam sekolah atau di

rumah.

Untuk membantu siswa agar disiplin terhadap waktu pelaksanaan

shalat, guru dapat melakukan pengawasan dengan menggunakan buku

50

Prof. DR Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, . . .,.h. 127-131

Page 45: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

monitoring pelaksanaan shalat siswa. Hal itu agar melatih siswa melaksanakan

shalat tepat pada waktunya. Dalam melaksanakan pengawasan (monitoring)

ini diharapkan adanya kerja sama antara guru agama dengan orang tua.

Diharapkan pula kesungguhan orang tua dalam mengawasi tingkat

kedisiplinan siswa dalam pelaksanaan ibadah shalat.

Dengan perpaduan penggunaan metode dan pendekatan-pendekatan

yang ada diatas, tingkat kedisiplinan peserta didik dalam pelaksanaan ibadah

shalat yang benar dan tepat waktu di dalam kehidupan sehari-hari akan dapat

diwujudkan.

3. Indikator Efektifitas Pembelajaran Ibadah pada Pendidikan Agama Islam.

Untuk mengetahui suatu pembelajaran telah tercapai secara efektif atau

tidak, maka dapat diketahui dengan tingkat prestasi yang telah dicapai.

Tingkat keberhasilan dapat dibagi atas beberapa tingakatan atau taraf, yaitu

istimewa (maksimal), baik sekali (optimal), baik (minimal) dan kurang.51

Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif jika telah mencapai

kriteria atau indikator efektifitas. Menurut Nana Sudjana (1989), indikator-

indikator efektifitas pembelajaran meliputi :

1. Kesesuaian proses pembelajaran dengan kurikulum.

2. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh guru.

3. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh siswa.

4. Adanya interaksi antara guru dan siswa.

5. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Motivasi siswa meningkat.

7. Keterampilan dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi.

8. Kualitas hasil belajar yang dicapai siswa.52

Adapun indikator-indikator efektifitas dalam pembelajaran ibadah

pada Pendidikan Agama Islam diantaranya:

51

Syaifu Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2002), h.

121 52

Nana Sudjana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, (Bandung; PT. Rosda Karya,1991), cet.

Ke 3, h. 60-63

Page 46: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

1. Siswa memahami materi ibadah yang diajarkan.

2. Siswa mampu melaksanakan dengan baik ibadah yang diajarkan.

3. Siswa memiliki motivasi dan kesadaran untuk melaksanakan ibadah.

4. Tingkat pelaksanaan ibadah siswa meningkat.

5. Ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran pendidikan agama

Islam untuk menambah pengetahuan beribadah.

G. Kerangka Berfikir

Pendidikan agama Islam merupakan pondasi yang mendasari umat

Islam dalam menjalankan kehidupannya, sehingga dalam sekolah, pendidikan

agama sangatlah penting dan harus dimulai sejak dini atau pada jenjang

pendidikan taman kanak-kanak. Mendidik siswa sangatlah sulit apalagi dalam

hal menyangkut ibadah yang merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak kasat

mata hasilnya dan tidak ada satu orangpun yang mengetahui kekhusyu‟annya.

Hanya Allah SWT yang megetahui ibadah seorang hamba-Nya. Dari sisi

inilah seseorang menganggap ibadah itu sebagai suatu hal yang tidak penting

dan sering melalaikanya, terutama pada usia sekolah.

Oleh karena itu sebagai pendidik haruslah mengetahui dan dapat

mengatasi prilaku anak didik terutama dalam hal ibadah. Apakah mereka

sudah dapat menjalankan dengan benar sesuai ajaran yang telah di dapat, atau

sebaliknya hanya mengetahui tanpa melaksanakanya. Dalam menyikapi hal ini

salah satu yang harus diperhatikan adalah disiplin beribadah siswa. Dengan

adanya disiplin beribadah khususnya dalam ibadah shalat lima waktu, secara

otomatis akan ada pembelajaran dan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas ibadahnya.

Page 47: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam

penelitian. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal mengenai metode

penelitian, diantaranya tempat dan waktu penelitian, tujuan dan aspek

penelitian, sumber data, teknik pengumpulan, pengolahan dan analisis data .

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Nana Sudjana,

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa atau kejadian pada saat sekarang.53

Dengan perkataan lain

penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan masalah-masalah

aktual pada saat penelitian dilaksanakan.

Menurut Moleong, data dalam penelitian deskriptif adalah data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini

disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang

dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah

diteliti.54

53

Dr. Nana Sudjana & Dr. Ibrahim M.A, Penelitian dan Penelitian Pendidikan,

(Bandung; Sinar Baru Algensindo, 2009), cet.ke 5, h. 64 54

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2002), h 6

Page 48: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data-data yang berupa

dokumen, buku penghubung, program pembelajaran dan catatan-catatan

selama proses penelitian. Selain data-data di atas peneliti juga data kuantitatif

yang diolah dari angket sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Dengan

demikian penelitian yang peneliti laku

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Fatahillah Grogol yang

beralamat di Jalan Dr. Sumeru Raya Grogol, Jakarta Barat. Penelitian ini

dilakukan oleh penulis selama bulan Oktober sampai dengan bulan November

2010.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

- Untuk mendeskripsikan kegiatan siswa sehari-hari pada waktu

pelaksanaan shalat lima waktu.

- Untuk mendeskripsikan disiplin siswa dalam beribadah.

- Untuk mendeskripsikan efektifitas Pendidikan Agama Islam di SMP

Fatahillah Grogol dalam meningkatkan disiplin beribadah.

D. Aspek Penelitian

Aspek dalam penelitian yang berjudul “Efektifitas Pendidikan Agama

Islam di SMP Fatahillah Grogol Jakarta Barat dalam Meningkatkan Disiplin

Beribadah” adalah sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah Grogol

Jakarta Barat.

b. Disiplin (peserta didik) dalam beribadah.

Adapun definisi dari kedua variabel dari penelitian ini adalah:

Page 49: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang dimaksud mencakup

proses penyelenggaraan pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta

pembinaan disiplin ibadah. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap efektifitas

pelaksanaannya berdasarkan indikator-indikator berikut ini:

1. Kesesuaian proses pembelajaran dengan kurikulum.

2. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh guru.

3. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh peserta didik.

4. Adanya interaksi antara guru dan peserta didik.

5. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Motivasi peserta didik meningkat.

7. Keterampilan dan kemampuan guru dalam menyampaikan

materi.

8. Kualitas hasil belajar yang dicapai peserta didik.

Sedangkan disiplin beribadah yaitu disiplin peserta didik dalam

melaksanakan ibadah shalat yang dilihat dari kesadaran peserta didik terhadap:

1. Kewajiban mengetahui tata cara pelaksanaan shalat.

2. Kemauan melaksanakan shalat.

3. Pelaksanaan seluruh shalat lima waktu sehari-hari.

4. Ketepatan waktu pelaksanaan shalat lima waktu.

Berdasarkan definisi tersebut, maka aspek pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam diukur dari data-data yang diperoleh melalui wawancara dengan

Kepala Sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan beberapa peserta didik

mengenai proses pelaksanaan pembelajaran dan pembinaan Pendidikan

Agama Islam dalam membina disiplin beribadah khususnya ibadah shalat serta

dokumen-dokumen pendukung lainnya. Adapun aspek kedisiplinan siswa

dalam melaksanakan ibadah shalat diukur melalui kuesioner atau angket

mengenai sikap dan perasaan siswa dalam melaksanakan shalat lima waktu.

E. Sumber Data

Data-data dalam penelitian ini didapat dari sumber-sumber data

berikut:

Page 50: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

- Fenomena pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh

guru.

- Kepala Sekolah.

- Guru Pendidikan Agama Islam.

- Peserta didik.

- Dokumen.

- Angket.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti berperan atas keseluruhan proses

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti juga bertindak sebagai guru

pendamping pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Keberhasilan

penelitian akan dipengaruhi oleh instrumen penelitian yang digunakan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan data-data penelitian ini menggunakan instrumen-instrumen

sebagai berikut:

1. Observasi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengamati langsung kegiatan yang

terjadi di sekolah. Adapun observasi ini di lakukan untuk mendapati data-data

tentang penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan disiplin peserta didik dalam beribadah khususnya ibadah shalat.

2. Wawancara.

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi

langsung dari sumbernya. Informasi tersebut didapat dari komunikasi dengan

sumber data melalui dialog secara lisan secara langsung. Dalam penelitian ini

peneliti mewawancarai Kepala Sekolah untuk mendapat informasi data

Page 51: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

tentang sejarah berdirinya sekolah, keadaaan sekolah dan hal-hal lain seputar

masalah yang menyangkut dalam penelitian ini.

Selain itu, peneliti mewawancarai guru Pendidikan Agama Islam untuk

memperoleh informasi data mengenai penyelenggaraan Pendidikan Agama

Islam dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan upaya peningkatan

disiplin peserta didik dalam beribadah, khususnya ibadah shalat lima waktu.

Peneliti juga mewawancarai beberapa peserta didik yang dianggap dapat

mewakili peserta didik lainnya untuk mendapatkan informasi data tentang

keselarasan data yang didapat dari sumber data lainnya. Adapun waawancara

dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka (open ended question).

3. Dokumentasi.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data-data administrasi,

data guru, data peserta didik, data penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam

dan data-data lain tentang kegiatan-kegiatan pembinaan disiplin ibadah yang

dilakukan di SMP Fatahillah Grogol Jakarta Barat.

4. Angket.

Teknik angket ini, penulis tujukan kepada siswa SMP Fatahillah

Grogol, Jakarta Barat, kelas IX tahun ajaran 2010-2011 dengan populasi yang

telah dijadikan sampel sebanyak 22 siswa. Angket ini digunakan penulis untuk

memperoleh data tentang disiplin siswa dalam melaksanakan ibadah shalat.

Angket dalam penelitian ini menggunakan jawaban yang menggunakan skala

likert. Menurut Sugiyono yang dimaksud dengan skala likert adalah skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Selain itu angket tersebut

digunakan untuk memperoleh data tentang perspektif siswa terhadap

efektifitas Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan oleh Guru

Pendidikan Agama Islam sebagai data yang ke dua, data ini sebagai

pembanding terhadap data informasi yang didapat dari guru. Angket dalam

Page 52: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

penelitian ini berbentuk angket tertutup yang berisi pernayataan-pernyataan

(closed statement) dengan disertai beberapa pilihan (option) jawaban. Adapun

jawaban yang digunakan untuk angket pada penelitian ini menggunakan

“selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah”.

5. Catatan lapangan.

Sebelum menyusun catatan lapangan yang lengkap, peneliti

menggunakan abstraksi berupa coretan yang berisi inti dari pengamatan dan

hasil wawancara ketika di lapangan. Penyusunan catatan lapangan dilakukan

secara langsung setelah peneliti menyelesaikan pengamatan atau wawancara

agar tidak lupa dan tercampur dengan informasi yang lain.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Potton dan Biklen dalam buku Moleong yang berjudul

penelitian kualitatif, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.55

Dengan adanya

data, hasil penelitian dapat digunakan sebagai suatu informasi baru yang

memiliki sifat ilmiah.

Dengan demikian analisa data adalah penyelidikan atau pengolahan

data-data agar dapat dipahami antara satu dengan yang lainnya berdasarkan

bukti nyata yang dikumpulkan oleh peneliti di lapangan berdasarkan masalah

yang diteliti.

Adapun analisa data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

melalui beberapa langkah, yaitu:

1) Menganalisa dokumen-dokumen kegiatan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di sekolah, khususnya dalam hal ibadah shalat.

55

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Remaja Rosdakarya,

2006), h. 248

Page 53: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

2) Menganalisa hasil observasi dan wawancara yang mengacu pada

indikator efektifitas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan

ibadah shalat.

3) Mengolah jawaban angket responden dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

- Editting yaitu; memeriksa angket yang telah diisi oleh responden

satu persatu yang diurutkan dari nomor satu sampai dengan nomor

terakhir.

- Scoring yaitu memberikan skor terhadap butir-butir pernyataan

yang terdapat dalam angket. Dalam pemberian skor ini penulis

memperhatikan jenis data yang ada agar tidak terjadi kesalahan

terhadap pernyataan yang ada dalam pemberian skor. Adapun

dalam pemberian skor terhadap item-item yang positif diberikan

skor 4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk

jawaban jarang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah.

- Tabulasi; yaitu memindahkan jawaban responden ke dalam tabel

frekuensi. Tabulasi yang dilakukan bermaksud untuk mengetahui

gambaran frekuensi dalam setiap item yang ada.

- Membuat rentangan acuan tingkat kedisiplinan ke dalam empat

rentangan yaitu, sangat baik, baik, cukup dan kurang. Adapun jarak

antar rentangan bernilai 18,75. Nilai tersebut didapat dari selisih

antar nilai komulatif maksimum dengan nilai komulatif minimum,

kemudian hasil tersebut dibagi dengan jumlah rentangan.

Nilai komulatif maksimum = 4 X 25 = 100

Nilai komulatif minimum = 1X 25 = 25

Selisih Nilai komulatif maksimum dan minimum = 100 – 25 = 75

Rentangan tiap tingkat = 75 : 4 = 18.75

Maka acuan tingkat kedisiplinan adalah sebagai berikut:

Page 54: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Tabel 1

Acuan Kriteria Tingkat Kedisiplinan

Dalam Rentangan Keterangan

81.26 – 100 Sangat Baik

62.26 – 81.25 Baik

43.76 – 62.5 Cukup

25 – 43.75 Kurang

- Mengklasifikasikan hasil scoring jawaban tiap butir item ke dalam

acuan tingkat kedisiplinan.

4) Menarik kesimpulan dari hasil penganalisaan seluruh data yang

didapat yang mengacu pada indikator-indikator efektifitas Pendidikan

Agama Islam terhadap disiplin peserta didik dalam beribadah shalat.

Page 55: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

- Sejarah SMP Fatahillah Grogol, Jakarta Barat.

Sekolah Menengah Pertama Fatahillah adalah suatu Lembaga

Pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Masjid Al-Muhajirin.

Sekolah ini didirikan oleh para tokoh masyarakat sekitar Grogol untuk

memberikan pengajaran berupa pengetahuan yang sistematis dan terencana

dengan kurikulum yang terencana dari Departemen Pendidikan serta

diperkaya dengan pendidikan keagamaan tambahan lainnya. Sehingga

nantinya akan menghasilkan lulusan yang pintar dalam keilmuan serta

berakhlak mulia.

Sekolah Menengah Pertama Fatahilah Grogol ini didirikan pada tahun

1974 di atas tanah fasilitas umum. Kemudian dengan berjalannya waktu

sekolah ini mendapat perhatian dan bantuan dalam pembangunannaya dari

PEMDA DKI pada tahun 1977 dan kemudian diserah terimakan kepada

Yayasan Masjid Al-Muhajirin oleh Gubernur DKI Bapak Ali Sadikin ketika

itu.

Dalam perjalanannya sampai saat ini, SMP Fatahillah telah mengalami

empat kali pergantian kepemimpinan dan banyak mengalami perkembangan.

Perkembangan tersebut tampak dari penambahan fisik bangunan sekolah yang

Page 56: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah peserta didik dari tahun ke

tahun56

.

- Struktur Organisasi 57

a. Zulkarnaini S.Pd : Ketua Komite

b. Budi Waluyo, Spd : Kepala Sekolah

c. Marwita, S.Pd : Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum

d. Eva Widia S.Pd : Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan

e. Mayasari : Kepala Tata Usaha

f. Sri Suprapti S.Pd : Koordinator Bidang Kurikulum

g. Drs. Haryono : Koordinator Bidang Kesiswaan

h. Ali Mahfudh, S.Kom : Koordinator Bidang Sarana Prasarana

i. Komariyah : Perpustakaan

- Visi, Misi dan Tujuan SMP Fatahillah Jakarta Barat58

- Visi SMP Fatahillah

Mewujudkan wahana pendidikan bernuansa Islami dan Mandiri.

- Misi SMP Fatahillah

a. Menyiapkan sumber daya manusia yang dapat menghasilkan siswa didik

yang berprestasi dan berakhlak mulia.

b. Berupaya menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan untuk menuju

pendidikan yang bermutu.

c. Membentuk siswa didik yang beriman, bertaqwa, cerdas, terampil,

berwawasan pengetahuan dan mandiri.

56

Budi Waluyo, wawancara, 12 Nopember 2010. 57

Papan Struktur Organisasi SMP Fatahillah. 58

KTSP SMP Fatahillah 2010-2011.

Page 57: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

- Tujuan SMP Fatahillah

a. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang

berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi serta berwawasan

IMTAQ.

b. Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi

informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri secara

mandiri

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar

mampu bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

d. Menghasilkan peserta didik yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Tabel 2.

Keadaan Guru dan Karyawan

Jabatan Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

Guru S1 14 7 21

Tata Usaha SMK 1 2 3

Pustakawan SMK - 1 1

Satpam SMP 1 - 1

Pesuruh SMA 1 - 1

Dari tabel data keadaan guru dan karyawan di atas, semua guru telah

menyelesaikan jenjang pendidikan S1, ini berarti guru-guru telah memenuhi

kualifikasi akademik sebagai tenaga pendidik. Namun masih terdapat

beberapa ketidak sesuaian antara bidang yang diajar dengan jurusan

pendidikan yang dimiliki beberapa guru. Seperti yang peneliti dapat, untuk

bidang studi PKn di ajar oleh guru lulusan Syari‟ah dan Hukum, yang

seharusnya bidang tersebut dipegang oleh guru yang berasal dari lulusan

Pendidikan Kewarga negaraan.

Page 58: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Tabel 3.

Keadaan Peserta didik

Tahun Ajaran Kelas Putra Putri Jumlah

2010-2011

VII 44 49 93

VIII 68 72 140

IX 48 63 111

Jumlah 160 184 344

Keadaan peserta didik pada tahun ajaran ini menurun dari tahun

sebelumnya yang mengalami kenaikan. Salah satu penyebab hal tersebut yaitu

banyak dari peserta didik yang mengikuti ujian ulang dalam Ujian Nasional

pada tahun pembelajaran kemarin.

Tabel 5.

Sarana dan Prasarana

Jumlah Bangunan Dan Fasilitas Sekolah

No. Jenis fasilitas Jumlah Luas (m2) Kondisi

1. Ruang Kelas 10 250 Baik

2. Ruang Komputer 1 50 Baik

3. Ruang Perpustakaan 1 50 Baik

4. Ruang Lab IPA 1 40 Baik

5. Ruang BP/ BK 1 40 Baik

6. Ruang Kepala Sekolah 1 40 Baik

7. Ruang Guru 1 40 Baik

8. Ruang TU 1 40 Baik

9. Ruang Osis 1 40 Baik

10. Kamar Mandi/ WC Guru 1 5 Baik

11. Kamar Mandi/ WC Siswa 3 15 Baik

12. Gudang 1 30 Baik

13. Masjid 1 400 Baik

Fasilitas yang ada di SMP Fatahillah sudah tergolong baik namun

kurang cukup memadai, seperti jumlah WC untuk peserta didik yang

berbanding jauh dari mereka yang ada. Jumlah WC yang tersedia hanya ada 3

ruangan sedangkan jumlah peserta didik seluruhnya 344 siswa. Begitu pun

Page 59: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

dengan WC guru yang hanya ada 1 ruangan berbanding dengan jumlah guru

dan karyawan lain berjumlah 27 orang. Selain itu sekolah ini tidak memiliki

fasilitas lapangan olah raga yang memadai, adapun kegiatan pembelajaran

olah raga di adakan di halaman sekolah dengan memanfaatkan luas halaman

yang ada.

B. Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah.

Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan di SMP Fatahillah

merupakan mata pelajaran unggulan yang mendukung terwujudnya visi dan

misi sekolah. Kurikulum yang dipakai untuk Pendidikan Agama Islam yaitu

kurikulum dari Kemendiknas namun ditambah alokasinya menjadi 4 kali

pertemuan dalam seminggu untuk pengayaan pada aspek aqidah akhlak dan

bahasa Arab59

.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan di kelas-kelas dan di

luar kelas. Dalam proses pembelajarannya di dalam kelas guru menggunakan

buku paket pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu, para peserta didik

diberikan buku lembar kerja siswa (LKS) untuk keaktifan dan pengayaan

mereka dengan menjawab soal-soal yang ada di dalamnya60

.

Pembelajaran di luar kelas dilakukan untuk materi-materi tertentu yang

dianggap perlu dilaksanakan di luar kelas. Sebagai contoh dari hasil

wawancara yang didapat peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam, guru

PAI menerapkan pembelajaran di luar kelas pada salah satu judul materi, yaitu

thaharah (kebersihan). Di awal pembelajarannya peserta didik diajak berperan

aktif dalam menata kebersihan sekitar sekolah kemudian siswa diberikan

kesempatan untuk menilai tentang hasil dari kegiatan tersebut. Hal itu

dilakukan oleh guru karena menurutnya dengan begitu peserta didik akan

59

Budi Waluyo, wawancara, 12 Nopember 2010. 60

Budi Waluyo, wawancara, 12 Nopember 2010.

Page 60: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

mendapatkan pengalaman langsung dan dapat memberikan penilaian sesuai

dengan pengalaman yang mereka rasakan61

.

Peserta didik pun merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan di luar kelas. Menurut salah seorang peserta didik yang bernama

Rahman, belajar di luar kelas lebih terasa santai dan tidak membosankan,

karena kalau di luar kelas kita bisa melihat-lihat pemandangan yang berbeda

dari yang ada di kelas. Kalau di kelas yang kita lihat hanya meja, papan tulis,

tembok dan guru. Namun kalau di luar kelas kita bisa melihat-lihat

pemandangan selain meja, bangku dan papan tulis62

.

Interaksi antara guru dan peserta didik selama pembelajaran di kelas

cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada saat guru menjelaskan materi akhlak

yang berjudul takabbur. Guru menggunakan metode yang variatif dan aktif.

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menampilkan

drama di depan peserta didik lainnya mengenai kisah orang yang takabbur.

Sebelum peserta didik memerankan drama mengenai takabbur, guru

menjelaskan terlebih dahulu beberapa permasalahan mengenai takabbur. Di

sela-sela penjelasan materi, tampak beberapa peserta didik menanyakan

beberapa hal yang menyangkut perihal materi takabbur. Guru pun menjawab

semua pertanyaan peserta didik dengan baik63

. Setelah penjelasan selesai,

peserta didik menampilkan drama yang mereka ciptakan.

Namun guru pun sering mendapat gangguan-gangguan dari beberapa

peserta didik yang tidak dalam keadaan fokus saat proses pembelajaran

berlangsung. Diantaranya ditemukan beberapa peserta didik yang mengobrol

dan bergurau saat guru memberikan penjelasan dan saat mereka memainkan

drama. Meskipun demikian guru secara sigap menegur dan mengarahkannya

dengan teguran dan nasehat agar kembali memperhatikan penjelasan yang

61

Ahmad Muslim, wawancara, 11 Nop 2010 62

Rahman (responden), wawancara, 15 Nop 2010 63

Hasil Pengamatan Pembelajaran PAI kelas IX-1, 3 Nopember 2010

Page 61: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

sedang diberikan64

. Hal ini didukung dengan data yang diperoleh dari

wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam yang mengatakan bahwa di

tiap-tiap kelas pasti terdapat beberapa anak yang menjadi antisipasi kita saat

mengajar, karena mereka terkadang mengganggu proses pembelajaran dengan

ulah khas mereka masing-masing65

.

Selama pembelajaran berlangsung, guru PAI sering memberikan

pujian-pujian berupa kata-kata pembangkit motivasi, seperti “bagus, hebat,

good job” bagi mereka yang berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan dan

berhasil melakukan tugas-tugas yang diberikan. Namun sering juga guru

member teguran bagi mereka yang tidak fokus dan konsentrasi saat

pembelajaran berlangsung. Guru PAI juga sering memotivasi peserta didik

untuk mau dan berani mengerjakan tugas yang diberikan kepada mereka

dengan kata-kata motivasi “kamu pasti bisa, ayo semangat”66

.

Untuk materi ibadah „amaliyah biasanya peserta didik langsung

memperagakannya di masjid Sekolah. Hal ini bertujuan agar peserta didik

terukur kemampuannya dalam memperagakan ibadah yang dipelajari. Dalam

pembelajaran ibadah „amaliyah guru Pendidikan Agama Islam sering

menggunakan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

CBSA yang dilakukan guru PAI untuk ibadah „amaliyah seperti yang

di tunjukkan saat materi “shalat sunnah berjama‟ah”, peserta didik diajak

langsung memperagakkan formasi shalat berjamaah dengan berbagai keadaan.

Siswa membentuk formasi shaf shalat berjama‟ah jika dalam keadaan

ma‟mum semuanya laki-laki di bawah bimbingan guru. Kemudian siswa

membentuk formasi shaf jika keadaan ma‟mum terdiri dari laki-laki dan

perempuan serta bentuk shaf jika keadaan ma‟mum satu orang kemudian ada

ma‟mum yang masbuk67

. Dengan pembelajaran seperti ini peserta didik

terlibat aktif langsung dalam proses pembelajaran.

64

Hasil Pengamatan Pembelajaran PAI kelas IX-2, 4 Nopember 2010. 65

Ahmad Muslim, wawancara, 11 Nopember 2010. 66

Hasil Pengamatan Pembelajaran PAI di Kelas-kelas. 67

Ahmad Muslim, . . . , 11 Nopember 2010.

Page 62: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

C. Pembinaan Disiplin Ibadah di SMP Fatahillah.

Pembinaan ibadah di SMP Fatahillah pun menjadi salah satu prioritas

penting, mengingat visi, misi dan tujuan sekolah yang mengarah kepada

pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Sekolah menerapkan nuansa islami demi mendukung tujuan mulia yang telah

ditetapkan.

Pembinaan disiplin ibadah dimulai dari disiplin dalam berpakaian yang

menutup aurat. Peserta didik perempuan diwajibkan memakai baju lengan

panjang dan rok panjang ditambah dengan jilbab untuk menutupi kepala.

Adapun peserta didik laki-laki diwajibkan memakai celana panjang. Khusus

hari Jum‟at peserta laki-laki diwajibkan memakai baju taqwa putih dan

mengenakan peci putih68

.

Pembinaan ibadah lain yang diprioritaskan oleh sekolah yaitu baca

tulis al-Qur‟an dan pelaksanaan shalat lima waktu. Baca tulis al-Qur‟an

mendapat waktu khusus yaitu pada hari sabtu untuk beberapa peserta didik

yang dianggap membutuhkan setelah dilakukan uji kemampuan ketika masa

pendaftaran peserta didik baru69

.

Untuk pembinaan ibadah shalat, pemfokusan dilakukan pada beberapa

aspek:

1. Penguasaan peserta didik terhadap tata cara pelaksanaan shalat.

2. Kedisiplinan peserta didik dalam melaksanakan shalat.

Aspek penguasaan peserta didik terhadap tata cara pelaksanaan

meliputi bagaimana mereka melakukan gerakan shalat secara baik dan benar

sesuai dengan tuntunan yang diajarkan nabi Muhammad saw. Dalam

mengajarkan gerakan-gerakan shalat, saya mendemonstrasikannya di depan

peserta didik. Setelah didemonstrasikan, peserta didik diminta untuk

mempraktekkannya dibawah bimbingan saya. Kemudian saya menilai dan

68

Budi Waluyo, wawancara, 12 Nopember 2010. 69

Budi Waluyo, wawancara, 12 Nopember 2010.

Page 63: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

mengoreksi jika terdapat kekurangan pada gerakan yang dipraktekkan oleh

para peserta didik.

Selain memfokuskan pada gerakan-gerakan shalat, pembinaan shalat

difokuskan juga pada penguasaan peserta didik terhadap bacaan doa-doa untuk

tiap gerakan shalat. Pada aspek ini guru Pendidikan Agama Islam memeriksa

masing-masing peserta didik, apakah mereka telah menguasai bacaan doa

untuk tiap gerakan shalat atau belum. Peserta didik dikelompokkan menjadi

dua kelompok, kelompok yang sudah menguasai seluruh bacaan doa dan yang

belum menguasai. Selain guru memberikan beberapa catatan keterangan

mengenai kemampuan apa saja yang belum dikuasai oleh peserta didik.

Tujuan utama kami mengadakan pembinaan ibadah shalat kepada

peserta didik yaitu agar mereka disiplin melaksanakan shalat lima waktu

dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa

ketetapan indikator, yaitu peserta didik:

1. Melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari-hari.

2. Tepat waktu dalam melaksanakan shalat lima waktu.

3. Khusyu‟ dalam melaksanakan shalat lima waktu.

Dalam membina kedisiplinan peserta didik dalam pelaksanaan ibadah

shalat lima waktu tersebut, kami melakukan beberapa langkah, yaitu:

- Memberi pemahaman kepada peserta didik tentang shalat.

- Menyelenggarakan praktek pelaksanaan shalat.

- Memantau dan mengontrol pelaksanaan shalat peserta didik.

Dalam memberi pemahaman tentang shalat, peserta didik dijelaskan

tentang materi shalat serta diberi buku Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk

menunjang pemahaman peserta didik tentang materi shalat tersebut. Dalam

menjelaskan shalat, saya melakukan demonstrasi berupa beberapa gerakan

shalat yang saya kira membutuhkan visualisasi di hadapan peserta didik.

Selain itu saya mempertontonkan video tentang beberapa perbedaan dalam

gerakan shalat menurut pendapat beberapa ulama kepada peserta didik. Hal

tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki wawasan luas tentang beberapa

perbedaan gerakan dalam shalat menurut pendapat beberapa ulama, sehingga

Page 64: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

peserta didik tidak asing dan dapat menghargai perbedaan gerakan yang ada

dalam pelaksanaan shalat.

Langkah berikutnya yang saya lakukan selaku guru Pendidikan Agama

Islam yaitu menyelenggarakan kegiatan praktek ibadah shalat. Praktek ini

bertujuan membiasakan peserta didik dalam melakukan tata cara ibadah shalat

secara baik dan benar. Shalat yang dipraktekkan peserta didik yaitu shalat

dhuha dan shalat zuhur. Selama peserta didik mempraktekkan shalat tersebut,

wali kelas mendampingi mereka70

.

Selain praktek shalat, dilaksanakan juga praktek berwudhu kepada

peserta didik untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik dalam

melakukan wudhu secara baik dan sempurna. Dalam hal ini saya terjun

langsung memantau pelaksanaan wudhu peserta didik. Saya pun menegur

peserta didik yang wudhunya tidak sempurna kemudian saya membimbingnya

dan saya arahkan untuk melakukan wudhu dengan sempurna71

.

Langkah selanjutnya untuk menanamkan disiplin shalat para peserta

didik, saya dibantu oleh para wali kelas dan guru-guru yang lain dalam

melakukan pemantauan dan pengontrolan terhadap pelaksanaan ibadah shalat

mereka, baik di sekolah mau pun di rumah mereka masing-masing. Di

sekolah, saya bersama beberapa guru yang lain memantau dan memperhatikan

kegiatan shalat peserta didik. Kami pun sering menegur peserta didik yang

bergurau saat pelaksanaan shalat berlangsung dan mengoreksi serta

memperbaiki gerakan shalat peserta didik yang kurang sempurna.

Selain itu peserta didik dibiasakan untuk selalu berzikir dan berdoa

setiap selesai shalat. Adapun pelaksanaan zikir dan doa setelah selesai shalat

dilakukan secara sirr (halus). Dalam pelaksanaan zikir dan doa, guru PAI dan

guru-guru yang lain terus memantau dan mengingatkan mereka yang tidak

melakukannya agar melakukan zikir dan doa dengan sungguh-sungguh sampai

selesai72

.

70

Ahmad Muslim, . . . , 11 Nopember 2010. 71

Ahmad Muslim, . . . , 11 Nopember 2010. 72

Pengamatan Pelaksanaan Shalat Zuhur di Masjid Sekolah.

Page 65: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Setelah pelaksanaan shalat selesai, guru sering malakukan evaluasi

pelaksanaan shalat para peserta didik73

. Hal ini bertujuan mengingatkan

kepada mereka akan kekurangan mereka ketika melaksanakan shalat sekaligus

membina gerakan shalat mereka agar menjadi baik dan benar.

Untuk pemantauan dan pengontrolan ibadah peserta didik di rumah,

kami menggunakan buku penghubung sebagai pemberi informasi mengenai

aktifitas ibadah peserta didik selama di rumah. Dalam hal ini kami bekerja

sama dengan para orang tua peserta didik. Buku tersebut harus ditanda tangani

oleh orang tua peserta didik jika anaknya melaksanakan ibadah yang tertera

pada kolom jenis ibadah yang tertera di buku tersebut. Jika terdapat peserta

didik yang jarang melakukan shalat maka akan ada konsekuensi berupa

pemanggilan orang tua dengan tujuan agar orang tua lebih memperhatikan

aktifitas ibadah anaknya74

. Sampai saat ini Alhamdulillah sedikit dari peserta

didik yang mendapat konsekuensi tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa

peserta didik disiplin melakukan ibadah selama di rumah dan peran orang tua

di rumah dalam memantau aktifitas ibadah mereka sudah baik.

Penggunaan buku penghubung tersebut banyak mendapat kritikan dari

peserta didik. Dani (salah seorang peserta didik) mengatakan bahwa “buku

penghubung tersebut cocoknya untuk anak SD bukan untuk anak SMP”75

.

Namun diantara mereka juga ada yang berpendapat buku itu sangat berguna

bagi mereka76

.

D. Analisis Efektifitas.

Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah sudah

berlangsung baik. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang

berlangsung dengan baik yang ditandai dengan keikutsertaan peserta didik

dalam pembelajaran dengan semangat yang tinggi dan merasa senang saat

73

Pengamatan Pelaksanaan Shalat Zuhur di Masjid Sekolah. 74

Ahmad Muslim, . . . , 11 Nopember 2010. 75

Walikelas IX-1, Wawancara, 13 Nopember 2010 76

Rahmah, salah seorang murid kelas IX-2 mengatakan: “gara-gara buku penghubung itu

saya jadi rajin solat, orang tua saya jadi tambah senang sama saya”.

Page 66: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

mengikutinya. Suasana saat pembelajaran pun cukup baik meski terkadang

terdapat kendala dari peserta didik namun dapat diatasi oleh guru PAI sendiri

dengan keterampilan pengelolaan yang dimiliki.

Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru PAI pun sudah cukup kreatif

dengan metode pembelajaran yang aktif dan variatif serta berorientasi pada

keaktifan peserta didik dalam pelaksanaannya. Pemilihan lokasi pembelajaran

pun sesuai dengan materi yang sedang diajarkan sehingga proses pembelajaran

lebih hidup, menyenangkan dan tidak membosankan sehingga peserta didik

dapat menikmati pembelajaran.

Pembinaan disiplin ibadah yang telah ditetapkan target dan tujuannya

sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan

pembinaan yang dilakukan sudah intensif dan melibatkan hampir seluruh

guru. Guru Pendidikan Agama Islam pun melaksanakan tanggung jawabnya

dengan baik. Langkah-langkah yang di gunakan untuk membina disiplin pun

sudah tepat dan baik.

Pemahaman, pembiasaan dan pemantauan yang diterapkan agar

peserta didik menjadi disiplin dalam beribadah berlangsung baik. Peserta didik

pun menjadi disiplin dalam beribadah. Hal ini dapat dikuatkan dari hasil

pembinaan shalat yang telah diterapkan sekolah. Peserta didik kini telah

mengetahui dan dapat melakukan tata cara pelaksanaan shalat dengan baik

sesuai dengan yang diajarkan guru. Tingkat disiplin pelaksanaan shalat pun

sudah baik. Hal tersebut berdasar atas keterangan wali kelas dari data buku

penghubung peserta didik.

E. Kedisiplinan Peserta didik Dalam Ibadah Shalat.

Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan ibadah shalat peserta didik,

peneliti menggunakan angket yang disebar kepada beberapa peserta didik

kelas IX. Selain itu, angket tersebut digunakan untuk memperoleh data tentang

perspektif peserta didik terhadap efektifitas Pendidikan Agama Islam yang

dikembangkan oleh Guru Pendidikan Agama Islam sebagai data yang ke dua,

data ini digunakan juga sebagai pembanding terhadap data informasi yang

Page 67: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

didapat dari guru. Adapun hasil jawaban angket dari para responden sebagai

berikut:

Tabel 6.

Taat Mendirikan Shalat

No Pernyataan

Alternatif Jawaban

Jumlah Selalu Sering

Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

1.

Mengikuti Shalat

Berjamaah di

Sekolah.

72 12 - - 84

2.

Melaksanakan

Kewajiban Shalat

Zuhur di Masjid.

20 24 8 5 57

3.

Melaksanakan Shalat

Lima Waktu di

Rumah.

56 12 8 - 76

4.

Melaksanakan

Seluruh Shalat Lima

Waktu Sehari

Semalam.

64 12 4 - 80

5.

Melaksanakan Shalat

Lima Waktu

Berjamaah

32 15 12 6 65

6. Suka Meninggalkan

Shalat Lima Waktu - - 9 76 85

Total 447

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik taat

mendirikan shalat baik di sekolah maupun di rumah. Hal tersebut terlihat dari

jawaban sebagian besar peserta didik yang menjawab tidak pernah

meninggalkan shalat lima waktu sebanyak 76 karena mereka menganggap

shalat lima waktu merupakan kewajiban, kadang-kadang sebanyak 9 karena

diantara mereka lupa karena beberapa kesibukan tertentu atau pun ketiduran

dan bangun kesiangan untuk shalat subuh.

Page 68: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Tabel 7.

Disiplin Waktu Dalam Melaksanakan Shalat

No Pernyataan

Alternatif Jawaban

Jumlah Selalu Sering

Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

7.

Mendahulukan Shalat

Lima Waktu

Daripada Kegiatan

Lain

16 18 16 4 54

8.

Melaksanakan Shalat

Lima Waktu Tepat

Pada Waktunya.

16 9 12 9 46

9.

Suka Mengulur-ulur

Waktu Dalam

Melaksanakan Shalat

Lima Waktu

16 6 28 2 52

Total 152

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik

disiplin waktu dalam mendirikan. Hal tersebut terlihat dari jawaban peserta

didik yang menjawab selalu tepat waktu dalam melaksanakan shalat sebanyak

76 dan sering sebanyak 9 karena mereka menganggap shalat lima waktu harus

didahulukan ketimbang kegiatan lain, kadang-kadang sebanyak 12 dan tidak

pernah sebanyak 9 karena diantara mereka dilalaikan oleh beberapa kesibukan

tertentu yang menyebabkan mereka melaksanakan shalat tidak tepat pada

waktunya.

Tabel 8.

Khusyu’ Melaksanakan Ibadah Shalat

No Pernyataan

Alternatif Jawaban

Jumlah Selalu Sering

Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

10. Melaksanakan Rukun

Shalat Dengan Tertib 88 - - - 88

11.

Melaksanakan Shalat

Lima Waktu Tidak

Tergesa-gesa

40 21 10 - 71

12. Melaksanakan Shalat 8 6 6 15 35

Page 69: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Lima Waktu Tanpa

Memikirkan Sesuatu

Dalam Shalat.

13.

Ketika Melaksanakan

Shalat Lima Waktu

Membaca Seluruh

Bacaan Shalat

36 15 8 4 63

Total 257

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik masih

kurang khusyu‟ dalam mendirikan shalat. Hal tersebut terlihat dari jawaban

peserta didik yang menjawab tidak pernah memikirkan sesuatu ketika

mendirikan shalat sebanyak 8, sering 6, kadang-kadang 6 dan tidak pernah 15,

karena dalam fikiran mereka selalu timbul bayang-bayang yang tiba-tiba

muncul saat mereka sedang shalat.

Tabel 9.

Melakukan Ibadah Penyempurna Shalat.

No Pernyataan

Alternatif Jawaban

Jumlah Selalu Sering

Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

14. Melakukan Wudhu

Dengan Baik 36 21 4 4 65

15.

Berdo‟a Saat

Memulai dan Selesai

Berwudhu

32 15 12 3 62

16.

Berzikir Setelah

Selesai

Melaksanakan Shalat

Lima Waktu

64 12 3 1 80

17.

Berdoa Setelah

Selesai

Melaksanakan Shalat

Lima Waktu

64 12 3 1 80

18. Tidak Tergesa-gesa

Berzikir dan Berdoa 24 21 6 6 57

Total 344

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik

melakukan ibadah penyempurna shalat. Hal tersebut terlihat dari jawaban

Page 70: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

sebagian besar peserta didik yang menjawab 36 untuk selalu melakukan

wudhu, 21 untuk sering, 4 kdang-kadang dan sering. Mereka mengetahui

wudhu adalah salah satu kewajiban sebelum shalat sebagaimana penjelasan

guru. Selain itu jawaban peserta didik untuk selalu berzikir dan berdoa setelah

shalat sebanyak 64, sering sebanyak 12, kadang-kadang 3 dan tidak pernah

sebanyak 1. Hal tersebut karena mereka menyadari bahwa mereka harus

berdoa kepada Allah setelah shalat untuk memohon segala keinginan mereka.

Tabel 10.

Perasaan Setelah Melaksanakan Shalat.

No Pernyataan

Alternatif Jawaban

Jumlah Selalu Sering

Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

19.

Merasa Malas

Melaksanakan

Shalat Lima Waktu

24 6 8 10 48

20.

Merasa Terpaksa

Pada Saat

Melaksanakan

Shalat Lima Waktu

8 3 8 15 34

21.

Merasa Senang

Pada Saat

Melaksanakan

Shalat Lima Waktu

60 12 4 1 77

22.

Merasa Rugi

Meninggalkan

Shalat Lima Waktu

52 6 10 2 70

23.

Merasa Malu

Kepada Allah swt

Jika Meninggalkan

Shalat Lima Waktu

88 - - - 88

24.

Merasa Takut Bila

Tidak

Melaksanakan

Shalat Lima Waktu

64 12 4 - 80

25.

Merasa Tenang

Setelah

Melaksanakan

Shalat Lima Waktu

88 - - - 88

Total 485

Page 71: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik

merasa bahwa mendirikan shalat adalah kebutuhan. Hal tersebut terlihat dari

jawaban seluruh peserta didik yang menjawab merasa tenang setelah

melaksanakan shalat lima waktu. Karena jika belum melaksanakan shalat

seperti ada hutang yang belum terbayarkan. Selain itu jawaban peserta didik

52 untuk selalu merasa rugi jika meninggalkan shalat, sering 6, kadang-

kadang 10 dan tidak pernah 2. Mereka merasa rugi karena menganggap jika

meninggalkan shalat mereka tidak mendapat pahala dan tidak termasuk orang

Islam sesungguhnya.

Tabel 11.

Tingkat Kedisiplinan Hasil Angket Penelitian.

No Indikator

Skor Nilai

Harapan

(NH)

Nilai

Skor

(NS)

NS X 100

NH

Kriteria

1. Taat Mendirikan

Shalat 447 4 x 6 = 24 447:22=20,32 84,67

Sangat

Baik

2.

Disiplin Waktu

Dalam

Melaksanakan

Shalat

152 3 x 4 = 12 152:22=6,91 57,58 Baik

3.

Khusyu‟

Melaksanakan

Ibadah Shalat

257 4 x 4 = 16 252:22=11,45 71,56 Baik

4.

Melakukan Ibadah

Penyempurna

Shalat

344 5 x 4 = 20 344:22=15,64 78,2 Sangat

Baik

5.

Perasaan Setelah

Melaksanakan

Shalat

485 7 x 4 = 28 485:22=22,04 78,71 Sangat

Baik

Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan

peserta didik SMP Fatahillah dalam beribadah shalat sudah sangat baik. Hal

tersebut terlihat dari hasil penghitungan tingkat ketaatan dan disiplin peserta

didik dalam melaksanakan shalat lima waktu sudah baik, serta sebagian besar

dari mereka merasa membutuhkan shalat dan merasa tenang setelah

melaksanakan shalat.

Page 72: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan

mengenai ”efektifitas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan disiplin

beribadah” di SMP Fatahillah Grogol Jakarta Barat, dapat diambil kesimpulan

sebagai bahwa:

1. Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah berlangsung

baik. Hal tersebut dilihat jumlah jam yang mendapat penambahan dari

pihak sekolah ditambah dengan keterampilan guru yang baik selama

proses pembelajaran.

2. Pembinaan disiplin ibadah peserta didik di SMP Fatahillah sudah baik. Hal

ini terlihat dari data-data yang diperoleh tentang pembinaan yang

dilakukan sekolah dengan melibatkan guru PAI, para wali kelas dan

hampir seluruh guru dalam memantau pelaksanaan disiplin ibadah shalat

peserta didik. Ditambah juga dengan adanya buku penghubung sebagai

pemantau ibadah peserta didik selama di rumah.

3. Efektifitas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan disiplin

beribadah shalat lima waktu di SMP Fatahillah Grogol, Jakarta Barat dapat

Page 73: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

dikatakan cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari upaya sekolah dan guru

Pendidikan Agama Islam dalam membina disiplin peserta didik dengan

cara dan kegiatan yang tepat serta didukung oleh hasil angket yang

disebarkan kepada responden yang menyatakan tingkat ketaatan dan

kedisiplinan peserta didik dalam melaksanakan shalat sangat baik.

B. Saran

1. Hendaknya guru lebih mementingkan mutu pelajaran khususnya bidang

studi Pendidikan Agama Islam karena bidang studi ini bukan karena

kewajiban sekolah saja tetapi merupakan pelajaran yang dapat

memberikan manfaat dan pedoman hidup peserta didik baik di dunia dan

di akhirat.

2. Guru dan seluruh elemen sekolah juga para orang tua peserta didik agar

senantiasa memberikan arahan, bimbingan serta memantau pelaksanaan

ibadah peserta didik khususnya ibadah shalat lima waktu.

3. Hendaknya peserta didik tidak hanya memahami bidang studi PAI secara

kognitif saja tetapi juga dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Bagi guru yang terkait, hendaknya mempertahankan dan meningkatkan

kembali cara mengajar yang lebih baik dan mengembangkan wawasan

peserta didik dengan memberikan matei-materi pelajaran yang lebih

mengenai sasarannya.

5. Para guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam agar lebih

memperhatikan peserta didik dalam hal disiplin beribadah terutama shalat

lima waktu yang dilaksanakan di sekolah.

Page 74: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Kumpulan

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2007, h. 8.

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung ; Pustaka Setia, 1999)

cet ke-2.h.14.

Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta : Ikhtiar Baru-Van

Hoeve). Jilid 2, h. 883.

Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si, Studi Agama Islam Untuk Perguruan

Tinggi Umum, (Bandung : Pustaka Setia, 2003). h. 145.

Al-Syaikh Muhammad Mahmud al-Shawaf, Pengajaran Shalat Lengkap,

(Semarang ; Dina Utama Semarang, 1995), h. 12.

Rika Sa‟diyah, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta, PT. Wahana

Kardofa, 2009), h.13.

Prof. DR, Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, Kalam

Mulia, 2008), h. 21.

Dr. Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam,

(Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2008), h. 15-16.

Dr.Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta;

PT.Bumi Aksara,2008), h.59-114.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1990). h. 208.

Prof. DR. Utami Munandar dkk, Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan

Remaja, (Jakarta; Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran, 2001). H. 109.

Tulus Tu‟u, Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Siswa, ( Jakarta: PT.

Grafindo Widia Sarana Indonesia, 2004), h. 31.

Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Jakarta; Erlangga), cet. Ke 6,

h.84-92.

Page 75: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Drs. Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya; PT.

Usaha Nasional, 1973), h. 143-144.

Prof. DR. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab – Indonesia, (Jakarta; PT. Mahmud

Yunus Wadzuriyah),h. 252.

Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Jakarta; Bumbu Dapur

Communication-PT. Mitra Cahaya Utama, 2008), h. 16-17.

Al-Imam Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir Juz 1, (Bandung, Sinar

Baru Algensindo, 2000). h. 124.

Zurinal & Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: lembaga Penelitian UIN, 2008. h.

26-27.

Drs. KH. Abdul Hamid M.Ag, Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si, Fiqih Ibadah,

Pustaka Setia (Bandung; 2009)), h. 72.

Dewan Hisbah PP Persis, Risalah Shalat, Bandung; Pustaka Umat, 2002. h. 67.

Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, Penebar Salam, 1998. H. 321.

Prof. DR. H. Moh Ardani, Akhlak-Tasawuf, Nilai-nilai Akhlak/ Budipekerti

dalam Ibadat & Tasawauf, (Jakarta; CV. Karya Mulia, 2005), h. 118-141.

Prof. DR. Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, (Jakarta : Bulan Bintang,

1983), cet ke-1, h. 29-30.

Al-Syaikh Muhammad Mahmud Al-Shawaf, Pengajaran Shalat

Lengkap,(Semarang; DinaUtama), h. 14.

H. Fachrurazi, Tata Cara Shalat, (Bandung; Sinar Baru Algensindo), h.25-26.

H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,(Bandung; Sinar Baru), h. 58-65.

Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta : Ichtiar Baru- Van Hoeve). Jilid

2, h. 883.

Panata Wasna (ed), Ensiklopedia Administrasi, (Jakarta : CV. Haji Masagung,

1989), h. 126.

Page 76: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

S . Wojo Wasito & Tito Wasito W, Kamus Lengkap (Inggeris-Indonesia,

Indonesia-Inggeris), (Bandung : Hasta, 1980 ), cet ke-15, h. 49.

Madya Eko Susilo, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang : Effar Offset, 1990 ),

cet ke-1,h. 63.

Syaifu Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; PT. Rineka Cipta,

2002), h. 121.

Nana Sudjana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, (Bandung; PT. Rosda

Karya,1991), cet. Ke 3, h. 60-63.

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2002), h. 6.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: alfabeta, 2004), h. 90.

Page 77: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

REFERENSI SKRIPSI

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Kumpulan Undang-

undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2007.

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung ; Pustaka Setia, 1999) cet

ke-2.

Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta : Ikhtiar Baru-Van Hoeve). Jilid 2.

Dr. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si, Studi Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum,

(Bandung : Pustaka Setia, 2003).

Al-Syaikh Muhammad Mahmud al-Shawaf, Pengajaran Shalat Lengkap, (Semarang

; Dina Utama Semarang, 1995).

Rika Sa’diyah, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta, PT. Wahana

Kardofa, 2009).

Prof. DR, Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta, Kalam Mulia,

2008).

Dr. Muhammad Abdul Qodir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam,

(Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2008).

Dr.Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta; PT.Bumi

Aksara,2008).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1990).

Prof. DR. Utami Munandar dkk, Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan

Remaja, (Jakarta; Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran, 2001).

Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Siswa, ( Jakarta: PT. Grafindo

Widia Sarana Indonesia, 2004).

Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Jakarta; Erlangga), cet. Ke 6.

Drs. Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya; PT. Usaha

Nasional, 1973).

Prof. DR. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab – Indonesia, (Jakarta; PT. Mahmud

Yunus Wadzuriyah).

Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Jakarta; Bumbu Dapur

Communication-PT. Mitra Cahaya Utama, 2008).

Page 78: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Al-Imam Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir Juz 1, (Bandung, Sinar Baru

Algensindo, 2000).

Zurinal & Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: lembaga Penelitian UIN, 2008.

Drs. KH. Abdul Hamid M.Ag, Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si, Fiqih Ibadah,

Pustaka Setia (Bandung; 2009).

Dewan Hisbah PP Persis, Risalah Shalat, Bandung; Pustaka Umat, 2002.

Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, Penebar Salam, 1998.

Prof. DR. H. Moh Ardani, Akhlak-Tasawuf, Nilai-nilai Akhlak/ Budipekerti dalam

Ibadat & Tasawauf, (Jakarta; CV. Karya Mulia, 2005).

Prof. DR. Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, (Jakarta : Bulan Bintang, 1983), cet

ke-1.

Al-Syaikh Muhammad Mahmud Al-Shawaf, Pengajaran Shalat Lengkap,(Semarang;

DinaUtama).

H. Fachrurazi, Tata Cara Shalat, (Bandung; Sinar Baru Algensindo).

H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,(Bandung; Sinar Baru).

Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta : Ichtiar Baru- Van Hoeve). Jilid 2.

Panata Wasna (ed), Ensiklopedia Administrasi, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1989).

S . Wojo Wasito & Tito Wasito W, Kamus Lengkap (Inggeris-Indonesia, Indonesia-

Inggeris), (Bandung : Hasta, 1980 ), cet ke-15.

Madya Eko Susilo, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang : Effar Offset, 1990 ), cet

ke-1.

Syaifu Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta; PT. Rineka Cipta,

2002).

Nana Sudjana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, (Bandung; PT. Rosda Karya,1991),

cet. Ke 3.

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2002).

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: alfabeta, 2004).

Page 79: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

ANGKET

Nama : _______________________________________

Kelas : _______________________________________

Jenis Kelamin : _______________________________________

Hari Tanggal : _______________________________________

PETUNJUK PENGISIAN

1. Kami mengharapkan anda menjawab pernyataan-pernyataan berikut

dengan sebenar-benarnya.

2. Jawaban anda tidak mempengaruhi nilai anda

3. Kami memberitahukan anda bahwa angket ini untuk keperluan ilmiah dan

semua jawaban akan kami jamin kerahasiaannya.

4. Jawablah pernyataan berikut dengan memilih salah satu alternatif jawaban

yang ada dengan memberi tanda silang (x) sesuai dengan keadaan dan

pendapat anda.

PERNYATAAN

1. Anda mengikuti pelaksanaan shalat berjamaah di sekolah..

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

2. Anda melaksanakan kewajiban shalat Zuhur di Masjid.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

3. Anda melaksanakan kewajiban shalat lima waktu di rumah.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

4. Anda melaksanakan seluruh shalat lima waktu sehari semalam..

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

Page 80: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

5. Anda melaksanakan shalat lima waktu berjamaah.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

6. Anda melakukan urutan rukun shalat dengan tertib.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

7. Dalam pelaksanakan shalat lima waktu anda melakukannya dengan tidak

tergesa-gesa.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

8. Ketika melaksanakan shalat lima waktu anda tidak memikirkan sesuatu

dalam shalat.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

9. Ketika melaksanakan shalat lima waktu anda membaca seluruh bacaaan

shalat.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

10. Anda suka meninggalkan shalat lima waktu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

11. Anda mendahulukan kewajiban shalat dari pada kegiatan lainnya.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

12. Anda melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

13. Anda suka mengulur-ulur waktu dalam melaksanakan shalat lima waktu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

14. Anda merasakan malas melaksanakan shalat lima waktu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

Page 81: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

15. Anda merasa terpaksa pada saat melaksanakan shalat lima waktu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

16. Anda merasa senang pada saat melaksanakan shalat lima waktu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

17. Anda merasa rugi jika meninggalkan shalat lima waktu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

18. Anda merasa malu kepada Allah swt jika meninggalkan shalat lima waktu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

19. Anda merasa takut bila tidak melaksanakan shalat.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

20. Anda berzikir setelah selesai melaksanakan shalat lima waktu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

21. Anda berdoa setelah selesai melaksanakan shalat lima waktu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

22. Anda berdoa saat memulai dan selesai berwudhu.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

23. Anda tidak tergesa-gesa ketika berzikir dan berdoa.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

24. Perasaan anda setelah melaksanakan shalat.

a. Tenang b. gelisah c. Pusing d. Malas

25. Anda melakukan wudhu dengan baik.

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

Page 82: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

WAWANCARA

Nama : Budi Waluyo S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari Tanggal : 11 Nopember 2010

=========================================================

Pokok Pembicaraan :

1. Sejarah berdirinya SMP Fathillah

2. Keadaan Guru dan Peserta didik

3. Sarana dan Prasarana

4. Upaya Untuk Meningkatan Keagamaan di Sekolah.

5. Usaha Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah Siswa

Isi Pembicaraan :

1. Bagaimana sejarah berdirinya sekolah ini?

2. Kemajuan apa saja yang telah dialami oleh sekolah ini?

3. Berapa jumlah guru dan karyawan di sekolah ini?

4. Berapa jumlah peserta didik pada tahun ajaran 2010-2011?

5. Sarana dan prasarana apa saja yang dimiliki oleh sekolah ini?

6. Apa yang dilakukan sekolah untuk mngembangkan kegiatan

keagamaan di sekolah ini?

Page 83: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

7. Apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan disiplin ibadah

peserta didik?

Jawaban :

1. Sekolah ini bermula dari Yayasan Masyarakat yang didirikan oleh

para tokoh masyarakat di lingkungan Grogol. Pada tahun 1974 berdiri

beberapa lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan ini yaitu

Madrasah Diniyah Al-Ishlaah, Sekolah Fatahillah tingkat Menengah

Pertama dan Sekolah tingkat Menengah Atas. Awalnya sekolah

didirikan dengan memanfaatkan tanah fasilitas umum, kemudian pada

tahun 1977 Pemda DKI memberikan bantuan dalam pembangunan

dan penyelenggaraanya. Setelah selesai, Pemda DKI menyerahkannya

kepada Yayasan Masjid Al-Muhajirin untuk dikelola.

2. Seiring perjalanannya sekolah ini mengalami perkembangan-

perkembangan dalam segi fisik bangunan yang bertambah yang

disebabkan bertambahnya jumlah peserta didik dari tahun ke tahun.

Kepercayaan terhadap sekolah ini bertambah dengan bertambahnya

jumlah peserta didik yang ingin belajar di sekolah ini.

3. Guru yang mengajar di sekolah ini sebanyak 21 guru, sedangkan

jumlah siswa sebanyak 344 orang.

4. Fasilitas yang dimiliki sekolah yaitu ruang kepala sekolah, ruang

guru, ruang ibadah, ruang kelas, ruang OSIS, ruang komputer, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang BK, ruang TU, WC

Guru dan Murid serta Gudang.

Page 84: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

5. Sekolah melakukan beberapa langkah dalam mengembangkan

keagamaan peserta didik, yaitu :

- Menambah alokasi waktu untuk kurikulum Pendidikan Agama.

Penambahan ini untuk menambah materi keagamaan dengan

memasukkan materi Aqidah Akhlak dan Bahasa Arab dalam

kurikulum Pendidikan Agama Islam.

- Menyelenggarakan kegiatan keagamaan yang bersifat rutin mau

pun temporer.

- Menyelenggarakan praktek-praktek dan ujian praktek ibadah.

- Memfasilitasi kegiatan keagamaan di sekolah.

6. Sekolah melibatkan guru dalam usaha meningkatkan disiplin ibadah

peserta didik. Guru memantau peserta didik saat melaksanakan shalat

berjamaah di mesjid serta guru kelas memantau ibadah peserta didik

selama di rumah dengan buku penghubung.

Page 85: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

WAWANCARA

Nama : Ahmad Muslim, S.Pd.I

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

Hari Tanggal : 11 Nopember 2010

=========================================================

Pokok Pembicaraan :

1. Kurikulum Pendidikan Agama Islam

2. Persiapan mengajar

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

4. Alat bantu dalam mengajar

5. Kondisi keagamaan peserta didik

6. Kendala dalam pembelajaran PAI dan ibadah

7. Tujuan pengadaan pembinaan disiplin ibadah shalat

8. Upaya guru membina kedisiplinan ibadah shalat peserta didik

Isi Pembicaraan :

1. Kurikulum apa yang dipakai di sekolah ini?

2. Persiapan apa saja yang dilakukan sebelum mengajar?

3. Bagaimana penyelenggaraan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah

ini?

4. Alat bantu apa saja yang digunakan saat mengajar Pendidikan Agama Islam?

5. Bagaimana kondisi keagamaan peserta didik?

6. Kendala apa saja yang ditemukan saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam

khususnya dalam pembelajaran ibadah?

7. Apa tujuan utama pembiasaan ibadah shalat yang dilaksanakan di sekolah ini?

Page 86: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

8. Apa indikator dari kedisiplinan peserta didik dalam ibadah shalat?

9. Apa yang dilakukan anda untuk meningkatkan disiplin ibadah shalat peserta

didik?

Jawaban :

1. Kurikulum yang dipakai untuk Pendidikan Agama Islam di sekolah

menggunakan kurikulum dari Kemendiknas ditambah dengan pengayaan pada

aspek aqidah akhlak dan bahasa Arab.

2. Sebelum memberikan materi pengajaran kepada peserta didik ada beberapa

persiapan diantaranya mengenal kemampuan peserta didik, menentukan target

pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran dan alat bantu pembelajaran.

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan di kelas-kelas dan di luar

kelas. Dalam proses pembelajarannya di dalam kelas guru menggunakan buku

paket pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu, para peserta didik

diberikan buku lembar kerja siswa (LKS) untuk keaktifan dan pengayaan

mereka dengan menjawab soal-soal yang ada di dalamnya.

Pembelajaran di luar kelas dilakukan untuk materi-materi tertentu yang

dianggap perlu dilaksanakan di luar kelas. Hal itu dilakukan oleh guru karena

menurutnya dengan begitu peserta didik akan mendapatkan pengalaman

langsung dan dapat memberikan penilaian sesuai dengan pengalaman yang

mereka rasakan

4. Alat bantu ketika mengajar beragam, diantaranya;

- Spidol - LCD Proyektor jika diperlukan

- Penghapus - Tongkat penunjuk

- dsb, sesuai tema yang sedang diajarkan

5. Pada umumnya kondisi pengetahuan peserta didik dapat dikatakan cukup

memiliki bekal karena sebagian besar dari mereka telah mengenyam

pendidikan non formal, baik dari madrasah maupun pengajian di rumah-rumah.

Namun dalam hal membaca al-Qur’an hampir dari seluruh dari mereka belum

lancar, namun sebagian besar dari mereka telah mengetahi huruf dan dapat

membaca huruf-huruf al-Qur’an. Maka untuk mengatasinya pelajaran

Page 87: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

Pendidikan Agama Islam diberi tambahan alokasi waktu untuk membina

kemampuan baca tulis al-Qur’an. Selain itu diberi juga tambahan materi berupa

pembelajaran aqidah dan akhlak guna meningkatkan aqidah serta akhlak

peserta didik.

6. Kendala yang sering muncul dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yaitu sikap siswa dalam menerima materi serta seringnya peserta didik

yang berulah dan tidak fokus dan bergurau saat pembelajaran berlangsung. Hal

ini disebabkan karena diantara mereka ada yang tidak membawa buku paket

pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga hal tersebut mengurangi fokus

mereka dalam menerima materi.

7. Tujuan utama kami mengadakan pembinaan ibadah shalat kepada peserta didik

yaitu agar mereka disiplin melaksanakan shalat lima waktu dalam kehidupan

sehari-hari.

8. Indikator kedisiplinan peserta didik dalam shalat yaitu:

- Melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari-hari.

- Tepat waktu dalam melaksanakan shalat lima waktu.

- Khusyu’ dalam melaksanakan shalat lima waktu.

9. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin ibadah shalat peserta

didik dimulai dari kegiatan yang diadakan di sekolah maupun di rumah

peserta didik berupa:

- Kegiatan shalat zuhur berjamaah di masjid, dengan harapan peserta didik

terbiasa melaksanakan shalat secara berjamaah.

- Memantau peserta didik selama melaksanakan shalat, untuk mengetahui

kondisi pelaksanaan ibadah shalat mereka apakah sudah sesuai atau belum.

Kegiatan ini dilakukan bukan hanya oleh guru Pendidikan Agama Islam

namun dibantu oleh para guru wali kelas dan guru-guru lainnya.

- Memantau kondisi shalat peserta didik selama di rumah melalui buku

penghubung, dengan tujuan baik orang tua maupun guru mengetahui kondisi

ibadah siswa.

Page 88: LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI EFEKTIFITAS PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1451/1/100971... · ABSTRAK . Moehammad Arief Wicaksono . 106011000115. Efektifitas

HASIL OBSERVASI DI SMP FATAHILLAH

Indikator Aspek Penilaian Tiap Indikator Hasil Observasi

A. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh guru.

1. Guru dapat mengkondisikan kelas.

2. Waktu pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran.

3. Guru dapat menyampaikan materi sesuai dengan target pembelajaran.

B. Kesesuaian proses pembelajaran dengan kurikulum.

1. Materi sesuai dengan kurikulum.

2. Program pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

C. Keterlaksanaan program pembelajaran oleh peserta didik.

1. Peserta didik mampu menerima materi yang disampaikan guru.

2. Peserta didik mampu mempraktekan gerakan shalat dengan baik.

3. Peserta didik mampu melafalkan bacaan shalat serta zikir dan doa

selesai shalat.

D. Interaksi antara guru dan peserta didik.

1. Peserta didik memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru.

2. Guru mencontohkan dan peserta didik menirukan dan mempraktekkan.

3. Peserta didik mengikuti intruksi dari guru pada saat peragaan.

E. Keikutsertaan peserta didik dalam proses pembelajaran.

1. Peserta didik mengikuti pembelajaran dengan baik.

2. Peserta didik mengikuti kegiatan shalat berjamaah.

3. Peserta didik mengikuti praktek pergaan shalat dengan baik dan tertib.

F. Motivasi peserta didik meningkat.

1. Peserta didik sangat semangat dalam memperhatikan guru dan

melakukan praktek shalat.

2. Peserta didik antusias dan kritis terhadap hal yang belum mereka tahu

dan menanyakannya kepada guru.