lembaga ketahanan nasional - menjadi polisi …€¦ · web viewdisisi lain kita dipahamkan tentang...

32
LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ESSAY BLOK I TOPIK : KETERKAITAN ANTAR BIDANG MATERI CORE LEMHANNAS KEPEMIMPINAN NASIONAL DAN KETAHANAN NASIONAL JUDUL : PENERAPAN KEPEMIMPINAN YANG RAHMATAN LIL ALAMIN DI LINGKUNGAN POLRI GUNA MEMANTAPKAN KETAHANAN NASIONAL Oleh : ZULKARNAIN

Upload: phungxuyen

Post on 11-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

LEMBAGA KETAHANAN NASIONALREPUBLIK INDONESIA

ESSAY BLOK I

TOPIK : KETERKAITAN ANTAR BIDANG MATERI CORE LEMHANNAS

KEPEMIMPINAN NASIONAL DAN KETAHANAN NASIONAL

JUDUL :PENERAPAN KEPEMIMPINAN YANG RAHMATAN LIL ALAMIN DI

LINGKUNGAN POLRI GUNA MEMANTAPKAN KETAHANAN NASIONAL

Oleh :ZULKARNAIN

Nomor Urut : 82Kelompok : C

PROGRAM PENDIDIKAN REGULER ANGKATAN (PPRA) XLVILEMBAGA KETAHANAN NASIONAL R.I

Page 2: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

TAHUN 2011

2

Page 3: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

ESSAY BLOK I

Topik : Keterkaitan antar Bidang Materi Core Kepemimpinan Nasional dan Ketahanan Nasional.

Nama : ZULKARNAIN, Kelompok : C, No. Urut : 82 Judul : Penerapan Kepemimpinan Yang Rahmatan Lil

Alamin (RLA) di Lingkungan Polri Guna Memantap-kan Ketahanan Nasional.

A. Pendahuluan

1. UmumSesuatu yang penting direnungkan dalam pemaknaan Pancasila

sebagai falsafah pandangan hidup bangsa yaitu Pancasila digali dari

nilai-nilai luhur yang lebih mementingkan adanya keseimbangan

hubungan antar manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan

manusia dan antara manusia dengan alam sekitarnya. Pancasila

mengajarkan sebuah ketaqwaan kepada sang penciptanya dan

religiusitas dimana hubungan manusia dengan Tuhan akan menjadi

dasar hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam

ciptaannya. Hubungan yang harmonis ini akan memunculkan suasana

damai antar sesama manusia dan dengan alam sekitarnya. 1 Dengan

bahasa lain dapat dikatakan bahwa kehadiran manusia yang ber-

Pancasila akan memberikan kemamfaatan bagi sesamanya manusia

serta alam dengan segala isinya atau dikatakan rahmatan lil alamin

(membawa rahmat atau kemamfaatan bagi sesamanya manusia serta

alam dan seisinya). Membawa rahmat bagi siapapun juga ini

dimaksudkan baik bagi sesamanya manusia yang memang baik seperti

patuh kepada ajaran agama dan Pancasila maupun bagi sesamanya

yang tidak baik, dalam bahasa hukum yang patuh hukum maupun yang

tidak patuh hukum.

1 Lemhannas R.I., Tim B.S. Idiologi, TOR DAK B.S Idiologi PPRA XLVIII-2012, Jakarta, 2012, Hal. 2.

1

Page 4: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

Disisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang

dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal dari kata

“pemimpin”, sehingga dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan adalah

sifat atau perilaku dari seorang pemimpin.2

Teori tentang Kepemimpinan ini seperti diketahui cukup banyak.

Seperti George R. Terry misalnya mengatakan : Kepemimpinan

merupakan hubungan seseorang dengan pimpinannya, dimana

pemimpin tersebut dapat mempengaruhi untuk bekerja bersama-sama

secara ikhlas. Sayidin Suryodiningrat dalam Kepemimpinan Abri, 1996,

menguraikan : Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk

membawa atau mengajak orang-orang lain untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan dengan memperoleh kepercayaan dan respek

dari orang-orang itu. Harold Koontz dan Cyrill O’ Donnel menyatakan

bahwa : Kepemimpinan dapat didifinisikan sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi seseorang dengan sarana komunikasi untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Berkaitan dengan bangsa dan negara maka Kepemimpinan ini

dimaksudkan sebagai Kepemimpinan Nasional yang dapat didifinisikan

sebagai kelompok pemimpin bangsa pada segenap strata kehidupan

nasional di dalam setiap gatra (Astagatra) pada bidang/ sektor profesi

baik di supra struktur, infra struktur dan sub struktur, formal dan

informal yang memiliki kemampuan dan kewenangan untuk

mengarahkan/ mengerahkan segenap potensi kehidupan nasional

(bangsa dan negara) dalam rangka pencapaian tujuan nasional

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta memperhatikan dan

memahami perkembangan lingkungan strategis guna mengantisipasi

berbagai kendala dalam memanfaatkan peluang.3 Dari difinisi tentang

Kepemimpinan dan Kepemimpinan Nasional menegaskan kepada kita

bahwa begitu penting dan strategis posisi dan kedudukan dari seorang

pemimpinan dalam berkehidupan di organisasi apalagi dalam

kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Posisi atau

2 Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Pokja Bidang Studi Kepemimpinan, Kepemimpinan Nasional, Jakarta, 2012, hal. 33 Ibid, hal. 12.

2

Page 5: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

kedudukan para pemimpin sangat menentukan apakah tujuan

organisasi, bangsa dan negara mereka dapat dicapai atau tidak.

Pemaknaan pentingnya posisi dan kedudukan pemimpin ini tentu

dapat kita padankan kesetiap Kementerian dan Lembaga atau

organisasi apapun yang ada pada setiap gatra, termasuk didalamnya

organisasi Polri sebagai bagian dari gatra hankam atau aparat

keamanan dan penegak hukum. Oleh karena itu rumusan

permasalahan dalam tulisan esay blok ini adalah : Apakah dengan

penerapan kepemimpinan yang rahmatan lil alamin (RLA) di

lingkungan Polri dapat memantapkan sebuah kondisi ketahanan

nasional sebagai out put dari berbagai strategi dan upaya bangsa

dalam mencapai tujuan nasional. Dari pokok permasalahan tersebut

setidaknya ada empat pokok persoalan yaitu : (1) Apa konsepsi

kepemimpinan RLA yang perlu diterapkan di lingkungan Polri, (2)

Bagaimana penerapan kepemimpinan RLA di lingkungan Polri saat ini,

(3) Nilai-nilai yang terkandung dalam kepemimpinan RLA dan (4)

Kontribusi penerapan kepemimpinan yang RLA terhadap pemantapan

ketahanan nasional. Persoalan-persoalan tersebut akan dijawab dalam

pembahasan lebih lanjut.

2. Maksud dan tujuanMaksud penulisan naskah ini adalah untuk mengkaji dan

memberikan gambaran mengenai penerapan kepemimpinan yang

rahmatan lil alamin di lingkungan Polri guna memantapkan ketahanan

nasional. Adapun tujuannya adalah sebagai sumbang saran kepada

pemerintah dalam menganalisis makna strategis kepemimpinan

rahmatan lil alamin di lingkungan Polri guna menjamin stabilitas

keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga ketahanan nasional

dapat diujudkan dengan baik.

3. Ruang lingkup dan tata urutRuang lingkup penulisan ini dibatasi pada kajian yang terkait

penerapan kepemimpinan rahmaatan lil alamin di lingkungan Polri

dalam pengembanan tugas pokoknya untuk mewujudkan keamanan

3

Page 6: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

dan ketertiban masyarakat yang dapat memberikan kontribusi

maksimal terhadap kokohnya ketahanan nasional, dengan tata urut

penulisan sebagai berikut :

a. Pendahuluan, berisikan tentang gambaran umum sebagai

latar belakang judul, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan tata

urut, serta beberapa pengertian.

b. Pembahasan; menguraikan fakta yang didukung oleh data

aktual dan teori, serta gagasan-gagasan penulis dalam

pemahaman dan penerapan kepemimpinan nasional dengan

berbagai style atau gaya khususnya kepemimpinan yang rahmatan

lil alamin di lingkungan Polri guna memantapkan ketahanan

nasional.

c. Penutup; berisikan inti pemikiran penulis dari pembahasan

sebagai jawaban atas judul yang ditentukan.

4. Pengertiana. Rahmatan Lil Alamin diambil dari bahasa Al Qur’an atau Arab

dari surat Al-Anbiya ayat (107), yang artinya “Dan tiada kami

mengutus kamu (wahai Muhammad) melainkan untuk menjadi

rahmat bagi semesta alam”. Jadi sesungguhnya rahmatan lil alamin

ini sesuatu yang melekat pada Nabi Muhammad SAW, sesuatu

yang berhubungan dengan “diin” atau keyakinan Islam. Dengan

tidak menghilangkan pemaknaan tersebut, penulis mengambil

istilah rahmatan lil alamin sebagai sebuah ungkapan yang

bermakna “rahmat bagi semesta alam”, menebar cinta kasih bagi

seluruh umat manusia di dunia dan segala ciptaan Tuhan di alam

semesta baik benda hidup maupun benda mati. Rahmatan lil

alamin yang dimaksud oleh penulis adalah sebuah paradigma yang

harus memberi mashlahat (kebaikan atau kemamfaatan), tidak

boleh merusak dan menghancurkan yang juga bermakna anti

kekerasan (baik phisik maupun psikis) dan toleran terhadap

perbedaan yang melampaui dari makna kebhinekaan.

b. Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi

dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya

4

Page 7: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan

nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan

tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang

mengandung kemampuan membina serta mengembangkan

potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah,

dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan

bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan

masyarakat.4

c. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia

yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi

berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan

mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan,

baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin

identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta

perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.5

B. Pembahasan

1. Konsepsi Kepemimpinan rahmatan lil alamin yang perlu diterapkan

di lingkungan Polri.

Pada saat Polri masih di lingkungan Abri (sebelum tahun

2000), Kepemimpinan di lingkungan Polri tentu saja senantiasa

berkorelasi dengan nilai-nilai Kepemimpinan yang ada di lingkungan

Abri pada saat itu yang cukup dikenal yaitu dengan “11 (sebelas)

asas Kepemimpinan Abri”. Walaupun tentu saja ada nilai-nilai

secara khusus yang berlaku di lingkungan Polri sebagaimana

adanya nilai-nilai falsafah hidup Polri yang bersumber dari

Pancasila yaitu Tribrata dan pedoman kerja Polri yaitu Catur

Prasetya, yang dengan sendirinya akan mempengaruhi gaya atau

style Kepemimpinan di lingkungan Polri. Akan tetapi setelah

berpisah dengan Abri, gaya atau style kepemimpinan di lingkungan 4 Lembaran Negara R.I Tahun 2002 Nomor 2, Tentang UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Polri, Jakarta, 2002, Pasal 1 ayat (5).5 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia. Pokja Bidang Studi Ketahanan Nasional. Pokok Bahasan: Kondisi Ketahanan Nasional.

5

Page 8: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

Polri belum ada secara khusus yang dapat dikatakan sebagai ciri

khas Kepemimpinan yang berlaku di lingkungan Polri seperti ketika

berlaku 11 (sebelas) asas Kepemimpinan Abri sebelumnya.

Memang telah banyak diskusi dan kajian-kajian khususnya di

Sespimmen dan Sespimti Polri yang membahas tentang

Kepemimpinan di lingkungan Polri ini yang pada dasarnya identik

dengan pembahasan di Lemhannas yang membahas tentang

Kepemimpinan Nasional, Kepemimpinan Negarawan,

Kepemimpinan Visioner, Kepemimpinan Kontemporer, bahkan

karena salah satu tugas pokok Polri adalah pengayoman,

perlindungan dan pelayanan masyarakat maka dikemukakan juga

tentang “kepemimpinan melayani” yang pada dasarnya juga

mendasari dari teori-teori Kepemimpinan Negarawan dan Visioner.

a. Membangun Polri yang Rahmatan Lil Alamin 2020.Dibutuhkannya kepemimpinan rahmatan lil alamin diawali

dengan sebuah kehendak atau keinginan yang menjadi Focal

Concern (FC) yaitu “Membangun Polri yang Rahmatan Lil Alamin

2020”. Dari ananlisis teori Scenario Learning, membangun polisi

yang rahmatan lil alamin 2020 adalah sebuah alternatif masa

depan yang plausible atau sesuatu yang mungkin terjadi. Dengan

melalui proses langkah-langkah scenario learning maka ditentukan

dari sekian banyak variabel atau Driving Forces (DF) dari FC

membangun Polri yang rahmatan lil alamin 2020 maka dipilih atau

ditentukan dua variabel atau DF yaitu Moralitas dan

Profesionalisme. Dipilihnya kedua DF tersebut karena yang paling

kritis dan sangat penting untuk mewujudkan FC, serta kondisinya

terkadang tidak menentu, sehingga mempengaruhi pencapaian FC

yang telah ditentukan.

Mengapa teori Scenario Learning yang digunakan untuk

membangun Polri dimasa depan yang dibatasi oleh target waktu,

karena senyatanya learning atau belajar bukan sekedar sarana

untuk menghasilkan atau mengejar pengetahuan tetapi juga untuk

menggunakannya. Scenario adalah tantangan “mindset” para

6

Page 9: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

manajer dengan mengembangkan alternatif yang plausible atau

mungkin, kridibel dan relevan, sebagai masukan yang sinambung

pada pembuatan keputusan. Learning, menggunakan dialog dan

diskusi mengenai gagasan, persepsi, temuan dan lain-lain.

Scenario Learning melatih para manajer untuk mengorganisasikan

apa yang mereka ketahui dengan apa yang dapat mereka

bayangkan menjadi cerita-cerita bermakna dan logis tentang masa

depan, serta melihat dan mempertimbangkan implikasi-implikasi

cerita masa depan tersebut terhadap pilihan-pilihan strategi masa

kini maupun masa depan.

b. Perlu Kepemimpinan yang Rahmatan Lil Alamin.Dari focal concern “membangun Polri yang Rahmatan lil

alamin 2020” di atas dan didasarkan pada sebuah analisis teori

marketing “PDB Triangle” (Segitiga : Positioning-Differensiation-

Brand), maka untuk mewujudkan scenario I yaitu “berlayar di laut

yang tenang” atau Polri yang rahmatan lil alamin diambillah

rumusan kebijakan bahwa untuk mewujudkannya membutuhkan

DITERJANG BADAI

PROFESIONALISME (+)PROFESIONALISME (-)

SKENARIO I : SDM Polri yang menguasai tugas dengan baik dan menjalankannya dengan memberikan kemamfaatan. Didukung oleh Sarpras, Sitem dan pendanaan yang cukup, citra Polri sangat baik. Masyarakat percaya dan mencintai Polri dengan baik. Polri yang rahmatan lil alamin.

SKENARIO II : Terjadi berbagai kegoncangan, kritikan dan hujatan walau polisi telah dapat menjalankan tugas dengan baik, kepercayaan masyarakat melemah karena moralitas menyebabkan banyak KKN di lingkungan Polri.

SKENARIO IV : Situasi memprihatinkan, walaupun moral anggota baik-baik tetapi profesionalisme kurang, sarpras tidak mendapat penambahan, anggaran untuk operasional sangat minim dan sistem metode tidak jelas.

SKENARIO III : Polri semakin terpuruk dan citranya jatuh di mata publik karena SDM tidak profesional , sarpras yang tidak mendukung serta anggaran minim. Banyak anggota yang melakukan KKN, masyarakat antipati dengan Polri.

MORALITAS (+)

MORALITAS (-)

KAPAL KARAM

BERKAYAR DI SAMUDERA YANG TENANG

KAPAL BOCOR

Gambar Matriks Scenario dan ciri-ciri kunci setiap scenario“Membangun Polri yang Rahmatan Lil Alamin 2020”

7

Page 10: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

kepemimpinan yang juga rahmatan lil alamin. Berdasarkan kajian

literatur tentang kepemimpinan dari Nabi Muhammad SAW yang

menekankan pada empat sifat, yaitu shidiq, amanah, tabliq dan

fatonah6 dengan kepemimpinan nasional di Indonesia, kepemimpi-

nan negarawan, kepemimpinan visioner dan kepemimpinan

kontemporer maka variabel utama atau driving force yang kritical

dalam kepemimpinan yang rahmatan lil alamin adalah sama

dengan membangun Polri yang rahmatan lil alamin 2020, yaitu

moralitas dan profesionalisme.

2. Penerapan Kepemimpinan Rahmatan Lil Alamin di Lingkungan

Polri Saat Ini.

Sesungguhnya Polri sejak tahun 2000 telah mulai mereformasi diri

yang mencakup pada tiga bidang pokok, yaitu : struktur, instrumental

dan kultur. Reformasi dibidang struktur sebagai contohnya adalah

pemisahan organisasi Polri dengan TNI dikarenakan bidang tugas yang

berbeda sebagai sebuah tuntutan reformasi. Di dalam organisasi Polri

sendiripun telah beberapa kali terjadi perubahan struktur organisasi

dengan orientasi mendekatkan organisasi Polri sebagai bagian fungsi

pelayanan pemerintah dengan masyarakat yang akan dilayani.

Reformasi instrumental juga telah dilakukan seperti misalnya lahirnya

Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Polri sebagai perubahan

dari Undang-undang sebelumnya yaitu UU No. 28 Tahun 1997 tentang

Polri dimana pada periode tersebut Polri masih bersama-sama dengan

Abri. Kemudian juga telah dirubah berbagai macam Pedoman atau

Petunjuk yang disebut sebagai pedoman induk, pedoman dasar,

Petunjuk Pelaksana, petunjuk tehnis menjadi Peraturan-peraturan

Kapolri sesuai dengan amant Undang-undang No. 4 Tahun 2010

tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan dan Perundang-undangan

6 Penjelasan : Nabi Muhammad SAW dikatakan di dalam memimpin memiliki sifat-sifat utama yang diantaranya sering diulang-ulang adalah empat sifat utama, yaitu : (1) Shidiq, artinya benar, komitmen pada kebenaran, selalu berkata benar dan berjuang menegakan kebenaran. (2) Amanah, artinya jujur, dapat dipercaya, obyektif, ucapan dan perbuatannya sesuai dengan bisikan hatinya, adil dan aspiratif. (3) Tabligh, artinya komonikatif, transparan, demokratis, siap bermusyawarah dan bermufakat untuk kebenaran. (4) Fatonah, artinya cerdas, cerdik, luas wawasan, terampil dan menekankan profesionalisme.

8

Page 11: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

yang terakhir telah dirubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun

2011 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan Perundang-undangan.

sedangkan perubahan kultur, hal ini dirasakan relatif sulit untuk

dilakukan oleh Polri. Berdasarkan beberapa literatur perubahan kultur

di lingkungan Polri ini dimaksudkan adalah perubahan artefak,

perubahan perilaku dan perubahan paradigma (mindset) atau yang

sering disebut kultur set. Beberapa hal budaya yang ingin dirubah

secara mendasar di lingkungan Polri misalnya adalah budaya

organisasi yang tadinya antagonis menjadi protagonis, reaktif menjadi

proaktif, legalitas menjadi legitimitas, elitis menjadi populis, arogan

menjadi humanis, atoriter menjadi demokratis, tertutup menjadi

transparan, akuntabilitas vertikal menjadi akuntabilitas publik dan dari

monologis menjadi dialogis.

Sesungguhnya juga Polri telah memiliki Grand Strategi Polri 2005-

2025 yang dikukuhkan berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor Polisi :

Kep/360/VI/2005 tanggal 10 Juni 2005. Grand Strategi ini bukan dibuat

oleh Polri semata, tetapi lebih melibatkan civitas akademika dari UI dan

UGM. Dalam Grand Strategi ini secara umum mengarahkan

pembangunan Polri untuk 20 tahun kedepan, Polri akan dibawa

kemana, dan sesuai Grand Strategi tersebut secara garis besar arah

pembangunan Polri adalah : Renstra pertama 2005-2009 yang lalu

pembangunan Polri sesungguhnya diarahkan kepada pembangunan

kepercayaan masyarakat kepada Polri atau Trust Building. Kemudia

Renstra ke dua 210-2014 diarahkan kepada membangun kemitraan

atau kebersamaan atau Pathnership Building dan kemudian Renstra

ketiga 2015-2025 diarahkan kepada pembangunanyang

mengkukuhkan organisasi untuk dapat memberikan pelayanan secara

prima kepada publik atau Stive for Excellence. Setiap Renstra tersebut

tentulah tidak parsial, tetapi saling bersinergi dan saling menguatkan,

artinya ketika Renstra pertama lalu (2005-2009) menekankan kepada

pembangunan kepercayaan, bersama itu juga dibangun kemitraan dan

pelayanan prima, hanya memang penekanan atau orientasinya kepada

pembangunan kepercayaan. Begitu juga pada Renstra kedua yang

9

Page 12: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

sedang berjalan (2010-2014), penekanan pembangunan Polri kepada

kemitraan atau pathnership, akan tetapi tentu juga dilakukan

pembangunan kepercayaan dan telah dirintis upaya untuk memberikan

pelayanan yang prima. Jadi pembangunan di lingkungan Polri ada

penekanan yang berkelanjutan atau suistanable program.

Kondisi Polri dimata masyarakat sebagai indikator hasil kinerja atau

penerapan kepemimpinan rahmatan lil alamin saat ini dapat dilihat dari

berbagai persepsi masyarakat terhadap Polri sebagai hasil penelitian

ataupun survey, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Hari survey dari PERC (Political and Economic Risk

Counsulting) menempatkan Indonesia sebagai negara nomor dua

terburuk masalah kemanan individu setelah Philipina bagi para

investor (2010).

b. Kompolnas merelease bahwa penyimpangan Polri terjadi

paling besar pada penegakan hukum, yaitu sebesar 72% (2009).

c. TII (Transparancy International Indonesia) menempatkan Polri

sebagai Institusi dengan tingkat suap tertinggi (2009).

d. Global Coruption Barometer (GCB), menempatkan Polri

sebagai institusi terkorup di Indonesia dengan indeks 4,2 (2010).

e. Penelitian yang dilakukan oleh lembaga independent

Markplus in Sight menyimpulkan tingkat kepuasan masyarakat atas

pelayanan Polri baru 54,37% (2009).

f. Penelitian oleh Staf Ahli Kapolri, Biro Litbang Polri,

Mahasiswa PTIK, merelease bahwa tingkat harapan masyarakat

atas pelayanan Polri sebesar 86,32%, sedangkan rata-rata

transparansi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat baru

sebear 64,21%, jadi masih ada gap atau disparitas antara harapan

masyarakat dan yang dapat diberikan oleh Polri yang cukup tinggi,

yaitu sebesar 22,11% (2010).

g. Pada tahun 2002, mahasiswa PTIK juga telah melakukan

penelitian di 10 Polda yang menyoroti tentang pergeseran

paradigma sebagai upaya melakukan perubahan budaya untuk

10

Page 13: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

meningkatkan kinerja. Ditemukan ada dua faktor utama yang

menerangkan kinerja Polri, yaitu pemahaman personil tentang

paradigma itu sendiri dan peranan atasan atau pemimpin di

lingkungan Polri. Ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya

kehadiran seorang pemimpin yang rahmatan lil alamin.

h. Hasil survey Jaringan Survey Indonesia yang dimuat di harian

Kompas hari Rabu, 2 Nopember 2011 tentang tingkat kepercayaan

dan tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja aparat penegak

hukum. Hasilnya adalah, untuk tingkat kepercayaan Polri

menduduki peringkat yang terbaik yaitu 58,2%, kemudian KPK :

53,8%, MA : 47,8%, MK : 47,3%, Kejagung : 46,0%. Untuk tingkat

kepuasan masyarakat Polri juga terbaik yaitu 53,6%, KPK : 45,0%,

MK : 43,5%, MA : 42,1% dan Kejagung : 41,1%. Sedangkan

terakhir hasil survey Sugeng Suryadi Syndicate pada tanggal 14-24

Mei 2012 yang lalu di 33 Provinsi menempatkan DPR sebagai

lembaga terkorup di Indonesia dengan nilai 47%.

3. Nilai-nilai apa yang terkandung dalam kepemimpinan rahmatan lil

alamin yang akan diterapkan.

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa ada dua driving forces yang

paling kritikal untuk menerapkan kepemimpinan rahmatan lil alamin di

lingkungan Polri, yaitu kualitas moralitas dan kualitas profesionalisme

seorang pemimpin. Kondisi ini juga sebenarnya dipengaruhi oleh

falsafah hidup dan pedoman kerja yang berlaku di lingkungan Polri

yaitu Tribrata dan Catur Prasetya.

Berkaitan dengan falsafah hidup dan pedoman kerja di atas, seiring

dengan perkembangan reformasi birokrasi Polri telah terjadi perubahan

pemaknaan tentang Tribrata dan Catur Prasetya dengan ditandai oleh

perubahan kata-kata dan pemaknaanya. Sehingga sesunguhnya

dengan mencermati perubahan ini, dimana Tribrata sebagai falsafah

hidup Polri dan Catur Prasetya sebagai pedoman kerja Polri dengan

sendirinya akan berpengaruh pada Kepemimpinan di lingkungan Polri.

Tribrata sebagai pedoman hidup bagi anggota Polri diuraikan sebagai

berikut :

11

Page 14: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

KAMI  POLISI  INDONESIA,1. BERBAKTI  KEPADA  NUSA  DAN  BANGSA DENGAN  PENUH 

KETAQWAAN  TERHADAP  TUHAN  YANG MAHA  ESA 2. MENJUNJUNG  TINGGI  KEBENARAN,  KEADILAN,  DAN 

KEMANUSIAAN DALAM  MENEGAKKAN HUKUM  NEGARA  KESATUAN  REPUBLIK  INDONESIA YANG  BERDASARKAN  PANCASILA  DAN UNDANG-UNDANG 1945

3. SENANTIASA  MELINDUNGI  MENGAYOMI  DAN  MELAYANI,  MASYARAKAT DENGAN  KEIKHLASAN  UNTUK  MEWUJUDKAN  KEAMANAN  DAN  KETERTIBAN

Makna Tribrata :

Tribrata dalam pengertian lama merupakan dua kata yang ditulis tidak terpisahkan. Tri artinya tiga dan brata/ wrata artinya jalan/ kaul. Maka artinya adalah tiga jalan/ kaul. Sedangkan Tribrata dalam pengertian baru telah menjadi satu sukukata TRIBRATA yang artinya TIGA AZAS KEWAJIBAN menegakkan hukum.7

Tribratra ini pada dasarnya bersumber dari tugas pokok Polri dan

polisi secara universal, yaitu Tugas pokok Kepolisian Negara Republik

Indonesia adalah:

a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;b. menegakkan hukum; danc. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat.8

Catur Prasetya sebagai pedoman kerja bagi Polri diuraikan sebagai berikut :

SEBAGAI INSAN BHAYANGKARA, KEHORMATAN SAYA ADALAH BERKORBAN DEMI MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA, UNTUK,1. MENIADAKAN SEGALA BENTUK GANGGUAN KEAMANAN 2. MENJAGA KESELAMATAN JIWA RAGA, HARTA BENDA DAN

HAK ASASI MANUSIA 3. MENJAMIN KEPASTIAN BERDASARKAN HUKUM 4. MEMELIHARA PERASAAN TENTRAM DAN DAMAI

Pengertian  istilah  dalam  Catur Prasetya, Insan Berarti manusia sebagai makhluk tertinggi yang secara moral memiliki kesempurnaan dan bersih dari cela. Bhayangkara berarti Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas mengawal dan mengamankan masyarakat, bangsa dan negara. Insan Bhayangkara, berarti setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (yang juga disebut sebagai Bhayangkari) yang secara ikhlas mengawal dan mengamankan negara

7 Kepolisian Negara R.I., Surat Edaran Kapolda Metro Jaya Nomor : SE/01/I/2012, Tanggal 2 Januari 2012, Pengucapan dan Pemenggalan Ucapan, Jakarta, 2012.8 Lembaran Negara R.I Nomor 2 Tahun 2002, UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Polri, Pasal 13.

12

Page 15: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

serta rela berkorban demi mengabdi kepentingan masyarakat dan bangsa seumur hidupnya. Kehormatan, berarti  wujud sikap moral tertinggi. Berkorban, berarti secara rela dan ikhlas mendahulukan kepentingan masyarakat  di atas kepentingan pribadi. Masyarakat, berarti sekelompok orang yang hidup bersama dalam norma dan aturan  yang telah disepakati. Bangsa, berarti kelompok masyarakat yang tinggal di suatu wilayah tertentu yang memiliki kedaulatan ke dalam dan  ke luar. Negara, berarti organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan yang sah secara konstitusional dan ditaati oleh rakyat. Meniadakan, berarti tindakan untuk membuat sesuatu menjadi tidak ada. Gangguan keamanan, berarti suatu keadaan yang menimbulkan perasaan takut, khawatir, resah, cemas, tidak nyaman, dan tidak damai, serta ketidak pastian berdasarkan hukum. Hak Asasi Manusia, berarti hak-hak dasar yang dimiliki setiap manusia sejak lahir. Kepastian berdasarkan hukum, berarti terwujudnya penegakan hukum demi kesetaraan hak dan kewajiban setiap warga negara. 9

Selanjutnya nilai-nilai yang tekandung dalam kepemimpinan

rahmatan lil alamin yang pada dasarnya bersumber dari sifat-sifat Nabi

Muhammad SAW dan juga sebagai bentuk kontektual dengan Indonesia

yang memiliki pandangan hidup Pancasila dan memiliki pemaknaan

tentang kepemimpinan nasional, kepemimpinan negarawan, kepemimpinan

kontemporer maupun kepemimpinan visioner, juga disesuaikan dengan

nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya, maka nilai-nilai yang terkandung

pada moralitas dan profesionalisme dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Unsur moralitas. Unsur moralitas ini terdiri dari : (a) Moralitas individu; seperti berbudi luhur, bijaksana, teguh hati,

berjiwa besar, berani, sederhana, tekun, cerdik dan berwawasan

luas, tajam, penuh perhatian dan lain-lain. (b) Moralitas sosial; seperti siap untuk berkorban, memiliki visi yang jelas, cinta damai,

memiliki rasa keadilan yang tinggi, punya prediksi jauh kedepan,

anti kekerasan, toleran, menjungjung tinggi nilai kemanusiaan, non

partisan, setia pada standar moral, paham kapan berubah,

dermawan, bersifat transformasional dan bukan transaksional,

usahakan soft power dan lain-laian. (c) Moralitas institusional; seperti memiliki ketahanan yang baik, baik ketahanan enginering

maupun ketahanan ecological dan ketahanan anticipatory, punya 9 Kepolisian Negara R.I., Surat Edaran Kapolda Metro Jaya Nomor : SE/01/I/2012, Tanggal 2 Januari 2012, Pengucapan dan Pemenggalan Ucapan, Jakarta, 2012.

13

Page 16: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

prediksi jauh kedepan, demokratik serta menjungjung nilai-nilai

HAM dan kemananan, selalu berpikir sistimatis, terbuka dalam

mengambil keputusan, selalu berpikir strategis dan tidak ragu,

patriotik, taat hukum dan didasarkan pada konstitusi dan lain-lain.

(d) Moralitas universal atau global; seperti menghormati HAM,

rasa keadilan yang tinggi, memiliki karya yang monumental yang

relatif langgeng dan diakui, dihormati baik nasional, regional

maupun global, setia pada nilai-nilai absolut seperti setiap orang

harus memperlakukan orang lain seperti memperlakukan dirinya

sendiri, semangat glocalisation yaitu berpikir global dan bertindak

lokal. Nilai-nilai moralitas ini seharusnya mengkristal dalam pribadi

seorang pemimpin yang rahmatan lil alamin dan memancar dalam

kepemimpi-nan keseharian dan dengan demikian persoalan-

persoalan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan

hukum dan perlindungan, pengyoman dan pelayanan masyarakat

dapat diselesaikan dengan baik dan ketahanan nasional akan

terujud.

2) Unsur Profesionalisme. Unsur profesionalisme ini terdiri dari

kemampuan seorang pemimpin secara tehnis dibidang

pekerjaannya yang didukung oleh sarana dan prasarana, sistem

dan metode yang baik di organisasi tersebut dan penganggaran

yang baik. Profesionalisme yang dimaksudkan disini jika dilihat dari

unsur kepemimpinan adalah sebagai unsur sarana, yaitu prinsif,

tehnik kepemimpinan yang digunakan dalam memimpin yang

didalamnya mengandung bakat dan pengetahuan serta

pengalaman pemimpin tersebut. Pemenuhan profesionalitas ini

pada pengetahuan (terutama yang berkaitan dengan profesi

pemimpin untuk menumbuhkan kepercayaan diri), inisiatif,

kemampuan memutus, kemampuan untuk mempertimbangkan,

mahir soal-soal tehnis dan taktis, paham diri sendiri dan selalu

berusaha untuk memperbaiki diri, memiliki keyakinan bahwa tugas-

tugas dimengerti diawasi dan dijalankan, memahami dan

mengetahui anggota-anggota bawahan serta memilihara

14

Page 17: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

kesejahteraan, memberikan ketauladanan atau contoh yang baik,

tumbuhkan rasa tanggung jawab dihadapan anggota, senantiasa

latih anggota sebagai tim yang kompak, membuat keputusan yang

sehat dan tepat waktu, memberikan tugas dan pekerjaan kepada

bawahan sesuai dengan kemampuan dan bertanggung jawab

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan. Profesionalisme yang

dimiliki oleh pemimpin yang rahmatan lil alamin akan dapat

memecahkan persoalan-persoalan pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, masalah penegakan hukum yang

memberikan kemamfaatan maupun masalah-masalah

pengayoman, perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat

dalam rangka menjamin terwujudnya ketahanan nasional.

4. Kontribusi penerapan kepemimpinan rahmatan lil alamin di

lingkungan Polri terhadap memantapkan Ketahanan Nasional dilihat

dari aspek-aspek gatra.

Sebagaimana diuraikan di atas sesungguhnya pedoman hidup Polri

yaitu Tribrata maupun pedoman kerja Catur Prasetya bersumber dari

nilai-nilai pandangan hidup bangsa dan idiologi negara Pancasila dan

nilai-nilai praksis atau operasional tentang tugas pokok kepolisian yang

diatur dalam undang-undang. Pedoman hidup maupun pedoman kerja

ini telah menjadi salah satu inspirasi dari pada kepemimpinan yang

rahmatan lil alamin (RLA). Disamping itu kepemimpinan RLA sendiri

dari pemaknaannya diujudkan oleh moralitas yang baik dan

profesilisme yang baik. Artinya, apabila kepemimpinan RLA ini

diterapkan di lingkungan Polri, disamping akan mewujudkan

tercapainya tugas pokok Polri yaitu mewujudkan situasi Kamtibmas

yang baik, tegaknya hukum yang berkemamfaatan dan masyarakat

akan merasakan kehadiran Polri selaku pengayom, pelindung dan

pelayan mereka dengan lebih baik, akan tetapi justru akan memberikan

nilai tambah kemaslahatan, baik bagi sesamanya manusia maupun

bagi alam sekitarnya. Pada gilirannya penerapan kepemimpinan RLA

ini akan memberikan kontribusi pada pemantapan ketahanan nasional

15

Page 18: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

melalui terwujudnya kamtibmas dan tegaknya hukum yang rahmatan lil

alamin tadi.

Adapun kontribusinya penerapan kepemimpinan RLA terhadap

pemantapan ketahanan nasional dapat dilihat melalui aspek-aspek

kehidupan nasional sebagai berikut :

a. Gatra Ideologi; Dengan diterapkannya kepemimpinan RLA ini

yang pada dasarnya juga bersumber dari nilai-nilai Tribrata akan

senantiasa justru memperkokoh posisi Pancasila sebagai idiologi,

falsafah dan pandangan hidup bangsa untuk menjadi benteng

pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara.

b. Gatra Politik; Polri sebagai bagian dari anak bangsa atau supra

struktur politik yang berdasarkan undang-undang Polri sejauh ini

bersifat netral atau tidak berpolitik. Terlepas dari kondisi ini Polri

adalah sebagai aparat penegak hukum dan pemelihara kamtibmas.

Apabila kepemimpinan RLA dapat diterapkan dengan baik, baik

dalam penegakan hukum maupun dalam rangka pemeliharaan

kamtibmas, maka akan memperkokoh kehidupan atau budaya politik

dalam bernegara dengan baik, karena para pelaku politik akan ada

kepatuhan terhadap hukum dengan baik. Lebih-lebih jika pimpinan

Polri dalam penegakan hukum pada kehidupan berpolitik memberikan

nilai tambah dengan memperhatikan kemamfaatan dari pada

penegakan hukum itu sendiri, sebagai bagian dari rahmat bagi

sesamanya manusia serta alam dan seisinya, maka akan semakin

kuatlah kehidupan berpolitik bangsa dalam memperkokoh ketahanan

nasional.

c. Gatra Ekonomi; Dengan penerapan kepemimpinan RLA akan

memberikan kepastian hukum yang lebih baik, keamanan individu

akan meningkat serta situasi kamtibmas sejalan dengan peningkatan

kesejahteraan akan semakin baik, maka kondisi ini akan memberikan

kegairahan pihak-pihak luar untuk berinvestasi di Indonesia. Jika

kondisi ini dapat diwujudkan maka pembangunan ekonomi akan

semakin tumbuh dan sejalan itu akan memberikan kontribusi

peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagaimana tujuan

16

Page 19: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

pembangunan nasional. Jika kesejahteraan meningkat ditambah

dengan kamtibamas yang kondusif, dengan sendirinya ketahanan

nasional akan semakin kuat.

d. Gatra Sosial Budaya; Dengan penerapan kepemimpinan RLA,

akan memberikan ruang berkembangnya berbagai aktifitas sosial

budaya dengan tetap menumbuh kembangkan rasa saling

menghormati, menghargai berbagai perbedaan dari sosial budaya itu

sendiri. Kekhawatiran akan pergeseran terhadap nilai-nilai budaya

yang Indonesia kebudaya-budaya Barat atau liberalisme, neo

liberalisme akan dapat dicegah dengan adanya peran aparat penegak

hukum atau pemelihara kamtibmas yang bersemangatkan RLA.

e. Gatra Pertahanan dan Keamanan; Mewujudkan kondisi

kamtibmas yang stabil dan kondusif adalah tujuan dasar dari

pelaksanaan tugas pokok Polri. Dengan sentuhan penerapan

kepemimpinan RLA justru akan memberikan nilai tambah pada

perasaan aman baik phisik maupun psikis dan masyarakat akan

semakin merasakan aman, tentram dan damai. Jika ini terujud maka

perasaan aman, damai dan tentram masyarakat akan memberikan

kontribusi pemantapan ketahanan nasional.

C. Penutup

1. Pemaknaan kepemimpinan rahmatan lil alamin (RLA) berasal dari

arti surat Al Anbiya ayat (107) yang artinya “dan tiada kami mengutus

kamu (wahai Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi

semesta alam”. Penggunaan istilah kepemimpinan RLA adalah

semata-mata karena makna dari pada RLA itu sendiri yang diartikan

“rahmat bagi semesta alam”, jadi penekanannya adalah pada

kemamfaatan sebagai pemimpin bagi sesamanya umat manusia

maupun alam serta seisinya, seperti mahluk hidup yang lain baik

tumbuh-tumbuhan, hewan maupun mahluk mati seperti sumber

kekayaan alam yang terkandung dalam bumi seperti bahan tambang

dan bahan mineral lainnya.

17

Page 20: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

2. Penerapan kepemimpinan RLA di lingkungan Polri diawali oleh

sebuah kehendak “Membangun Polri yang RLA 2020” dengan

pendekatan teori Scenario Learning dan PDB Triangle. Jika

membangun Polri yang RLA 2020 sebagai focal concern maka ada dua

driving forces atau variabel kritikal atau dapat dikatakan sebagai

pengungkit, yaitu moralitas dan profesionalisme. Untuk mewujudkan

kehendak yang merupakan sebuah alternatif masa depan atau

plausible sesuatu yang mungkin terjadi “membangun Polri yang RLA

2020” ini, maka dibutuhkan kepemimpinan yang juga RLA.

Kepemimpinan yang RLA ini disamping bersumber pada nilai-nilai

kepemimpinan nasional, kepemimpinan negarawan, kepemimpinan

visioner, kepemimpinan kontemporer dan sifat-siafat kepemimpinan

Nabi Muhammad SAW yang shiddiq, amanah, tabligh dan fatonah, juga

bersumber dari nilai-nilai yang ada dalam pedoman hidup Polri Tribrata

dan pedoman kerja Catur Prasetya serta ditentukan oleh dua variabel

yang menentukan yaitu moral dan profesionalisme.

3. Penerapan kepemimpinan yang RLA di lingkungan Polri pada

saat ini dapat dilihat dari kondisi Polri saat ini yang salah satu

indikatornya berdasarkan beberapa survey ilmiah dari beberapa

lembaga indipendent maupun internal Polri yang tercerminkan masih

banyaknya kekurangan-kekurangan, walaupun disisi tertentu sudah

ada perbaikan-perbaikan. Sesuatu yang menonjol dan sulit dilakukan

oleh Polri sendiri saat ini adalah reformasi di bidang kultur atau budaya

yang lebih bersifat kepada perilaku yang melekat pada personil atau

SDM Polri. karena itulah dibutuhkan suatu penerapan kepemimpinan

yang RLA untuk membawa Polri yang discenariokan “berlayar di

samudera yang tenang” dengan narasi “SDM Polri yang menguasai

tugas-tugas dengan profesional (baik) dan menjalankannya dengan

membawa kemamfaatan yang lebih. Didukung oleh sarana dan

prasarana, sistem dan metode serta pendanaan yang cukup. Citra Polri

sangat baik. Masyarakat percaya dan mencintai polisinya dengan baik,

polisi yang rahmatan lil alamin”.

18

Page 21: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

4. Kontribusi penerapan kepemimpinan yang RLA di lingkungan

Polri akan mewujudkan kondisi dan stabilitas kamtibmas, penegakan

hukum maupun pemberian perlindungan, pengayoman dan pelayanan

kepada masyarakat dengan baik. Masyarakat akan merasakan

keadilan, keamanan, ketertiban, ketentraman dan kedamaian sebagai

sesuatu yang dihasilkan bersama dari berbagai komponen anak

bangsa untuk mendukung terselenggaranya berbagai pembangunan

nasional dalam rangka mewujudkan kesejahteraan. Demikian juga

kesejahteraan yang semakin meningkat dan dirasakan oleh

masyarakat akan memberikan kontribusi penciptaan keamanan yang

lebih baik. Kontribusi penerapan kepemimpinan RLA di lingkungan Polri

kepada pemantapan kondisi ketahanan nasional dapat dicermati dari

kontribusi pada setiap gatra baik gatra statis yaitu geografi, demografi

dan sumber kekayaan alam maupun pada setiap gatra dinamis yaitu

idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.

Jakarta, 1 Juli 2012.

Zulkarnain.Peserta PPRA XLVIII-2012Nomor urut absen : 82

Lampiran :

1. Alur Pikir.2. Daftar Pustaka.

19

Page 22: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi …€¦ · Web viewDisisi lain kita dipahamkan tentang Kepemimpinan Nasional yang dikatakan Kepemimpinan adalah kata sifat yang berasal

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Pokja Bidang Studi Kepemimpinan, B.S Kepemimpinan Nasional, Jakarta, 2012.

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Pokja Bidang Studi Kepemimpinan, Sub B.S Kepemimpinan Visioner, Jakarta, 2012.

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Pokja Bidang Studi Geostrategi dan Ketahanan Nasional, Pokok Bahasan: Konsepsi Gatra, Jakarta, 2012.

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Pokja Bidang Studi Wawasan Nusantara, Pokok Bahasan : Konsepsi Wawasan Nusantara, Jakarta, 2012.

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Pokja Bidang Studi Geostrategi dan Ketahanan Nasional, Pokok Bahasan : Kondisi Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional, Jakarta, 2012.

Dr. Ir. Hermanto, MS (Sekretaris Badan Ketahanan Pangan), Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional, Bahan Ajaran Untuk Peserta Pendidikan Reguler Lemhannas Angkatan XLVIII, Jakarta, 2012.

Burt Nanus, Kepemimpinan Visioner (Edisi Bahasa Indonesia), PT. Prenhallindo, Jakarta, 2001.

Bob Wall, Robert S. Solum, Mark R. Sobol, Pemimpin yang Bervisi Kuat (Edisi Bahasa Indonesia), Interaksara, Batam, 1999.

Lembaga Ketahanan Nasional R.I., Term of Reference (TOR) Perumusan Judul Essay Blok PPRA XLVIII Tahun 2012 Keterkaitan Antar Bidang Materi Core Lemhannas, Jakarta, 2012.

Hermawan Kartajaya (Asian Marketing Guru (CIM-UK), Founder and President of MarkPlus. Inc.), Strategi Memasyarakatkan Tugas Pokok, Fungsi, dan Peran Polri dalam Rangka Meningkatkan Citra Polri, Bahan Ajaran Sespati Polri 2008, Jakarta, 2008.

Nusyirwan Zen, Scenario Learning Suatu Pengantar Untuk Merangkai Plausibilitas Masa Depan, Bahan Ajaran Sespati Polri 2008, Jakarta, 2008.

Prof. Dr. Ermaya S., Drs, SH, MS, MH., Integritas Kepemimpinan Nasional, Bahan Ajaran Sespati Polri tahun 2008, Jakarta, 2008.

______, Sespati Polri, Kepemimpinan Visioner, Bahan Kuliah Sespati Pendidikan Reguler XV Tahun 2008, Bandung, 2008.

______, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Amandemen), Jakarta, 2002.

______, Undang-undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, CV Eko Jaya, Jakarta, 2008.

Lampiran 2

20