lembaga ketahanan nasional - menjadi polisi · web viewlebih lanjut dapat kita simpulkan dari...

21
ESSAY BIDANG STUDI GEOSTRATEGI DAN TANNAS Judul Essay : Penanaman Nilai-nilai Konsepsi Ketahanan Nasional Kepada Anggota Polri Dapat Meningkatkan Ketahanan Pangan. A. Pendahuluan. Dalam literatur pembelajaran di Lemhannas R.I kita ketahui bahwa Ketahanan Nasional dapat kita maknai dari dua hal pokok yaitu sebagai sebuah kondisi dan sebagai konsepsi. Sebagai sebuah kondisi, Ketahanan Nasional merupakan out put dari segenap strategi dan atau upaya bangsa dengan seluruh komponen dalam mencapai tujuan nasional. Sedangkan sebagai konsepsi Ketahan Nasional, merupakan pisau analisis untuk memecahkan problematika dan atau berbagai persoalan bangsa melalui berbagai pendekatan khususnya Astagatra yang terdiri dari Trigatra (aspek alamiah) yaitu geografi, demografi dan sumber kekayaan alam dan Pancagatra (aspek sosial) yaitu idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. 1 Secara harpiah Ketahanan Nasional didifinisikan : Sebagai kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. 2 Sedangkan Konsepsi Ketahanan Nasional diartikan sebagai berikut : Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. 1 TOR Judul Essay Peserta Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVIII Tahun 2012, hal. 1. 2 Sub B.S Konsepsi Tannas, Pokja Geostrategi dan Tannas Lemhannas R.I. PPRA 48 Tahun 2012, hal. 11.

Upload: donhan

Post on 27-Mar-2018

219 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

ESSAY BIDANG STUDI GEOSTRATEGI DAN TANNASJudul Essay : Penanaman Nilai-nilai Konsepsi Ketahanan Nasional

Kepada Anggota Polri Dapat Meningkatkan Ketahanan Pangan.

A. Pendahuluan.Dalam literatur pembelajaran di Lemhannas R.I kita ketahui bahwa

Ketahanan Nasional dapat kita maknai dari dua hal pokok yaitu sebagai sebuah kondisi dan sebagai konsepsi. Sebagai sebuah kondisi, Ketahanan Nasional merupakan out put dari segenap strategi dan atau upaya bangsa dengan seluruh komponen dalam mencapai tujuan nasional. Sedangkan sebagai konsepsi Ketahan Nasional, merupakan pisau analisis untuk memecahkan problematika dan atau berbagai persoalan bangsa melalui berbagai pendekatan khususnya Astagatra yang terdiri dari Trigatra (aspek alamiah) yaitu geografi, demografi dan sumber kekayaan alam dan Pancagatra (aspek sosial) yaitu idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.1

Secara harpiah Ketahanan Nasional didifinisikan :

Sebagai kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.2

Sedangkan Konsepsi Ketahanan Nasional diartikan sebagai berikut :

Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metoda) Keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.3

Dari pemahaman di atas hakikat Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahan Nasional dapat kita katakan sebagai berikut :

1. Hakikat Ketahanan Nasional adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

1 TOR Judul Essay Peserta Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVIII Tahun 2012, hal. 1.2 Sub B.S Konsepsi Tannas, Pokja Geostrategi dan Tannas Lemhannas R.I. PPRA 48 Tahun 2012, hal. 11.3 Ibid, hal. 1.

Page 2: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

2

2. Sedangkan hakikat Konsepsi Ketahanan Nasional adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.4

Lebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya bahwa pembangunan nasional termasuk didalamnya membangun Ketahanan Pangan memerlukan pedoman dasar yang dapat mempersatukan pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sama, demi terwujudnya cita-cita nasional melalui pencapaian tujuan nasional, sehingga bangsa Indonesia dapat mempertahankan dan melangsungkan kehidupannya di tengah-tengah bangsa lainnya di dunia yang selalu berubah. Dalam perjuangan mencapai tujuan yang telah disepakati bersama, suatu bangsa senantiasa akan menghadapi berbagai tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari manapun datangnya baik dari luar maupun dari dalam, sehingga diperlukan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang disebut Ketahanan Nasional.

Sedangkan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metoda) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya, demi sebesar-besar kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah, sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

Dalam salah satu agenda Pembangunan Nasional yang sangat signifikan memberikan kontribusi tingkat kesejahteraan masyarakat adalah pembangunan Ketahanan Pangan, yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, bahwa Ketahanan Pangan diartikan sebagai “Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, murah dan terjangkau”.5 Dalam mewujudkan Ketahanan Pangan ini ada beberapa masalah dan tantangan yang harus menjadi perhatian dari semua komponen bangsa, termasuk di dalamnya adalah Polri. Permasalahan dan tantangan tersebut secara garis besar adalah aspek Ketersediaan Pangan, Distribusi Pangan, Konsumsi Pangan, Pemberdayaan Masyarakat dan Manajemen.

Dari uraian di atas, dalam essay ini identifikasi masalahnya adalah, apakah dengan penanaman nilai-nilai Konsepsi Ketahanan Nasional kepada anggota Polri, dapat meningkatkan Ketahanan Pangan ?. Dari identifikasi masalah tersebut menjadi rumusan masalahnya adalah : 1) Apa saja permasalahan pokok Ketahanan Pangan yang ada kaitan erat dengan pelaksanaan tugas pokok Polri. 2) Apa saja tugas pokok Polri yang berkaitan dengan gatra-gatra dalam Ketahanan Nasional. 3) Bagaimana Polri melaksanakan tugas pokoknya yang ada korelasinya dengan Ketahanan Pangan dan 4) Apakah dengan adanya penanaman nilai-nilai Konsepsi Ketahanan Nasional pada anggota Polri dapat meningkatkan Ketahanan Pangan bangsa dalam rangka kemandirian bangsa.

4 Ibid, hal. 12.5 Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan, pasal

Page 3: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

3

B. Pembahasan.Dari uraian pendahuluan di atas telah dirumuskan beberapa pokok persoalan

dalam memecahkan masalah apakah dengan melakukan penanaman nilai-nilai Konsepsi Ketahan Nasional kepada anggota Polri dapat meningkatkan Ketahanan Pangan. Pembahasan permasalahan tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Asas-asas Ketahan Nasional, Sifat, Kedudukan dan Fungsi Konsepsi Ketahan Nasional.

Untuk lebih mengetahui gambaran yang lebih jelas tentang Ketahanan Nasional sebagai Kondisi dan Konsepsi, sehingga dapat meyakinkan kita bahwa nilai-ilai yang ada sangat perlu ditanamkan kepada berbagai komponen bangsa termasuk didalamnya anggota Polri, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Asas Ketahanan Nasional.

1) Asas Kesejahteraan dan Keamanan.

Dalam Ketahanan Nasional masalah kesejahteraan dan keamanan dikatakan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensi baik sebagai perorangan, kelompok dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena itulah kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan sitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung, sehingga dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai instrinsik atau sesuatu yang tidak dapat dipisahkan pada sistem kehidupan nasional itu sendiri.6

Pada asas ini sebenarnya secara garis lurus dapat dilihat korelasi dengan tujuan pelaksanaan tugas pokok Polri yaitu menciptakan situasi “aman dan tertib” atau “Kamtibmas” (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) yang dimaknai sebagai, “suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainya yang dapat meresahkan masyarakat”.7

Kemudian lebih lanjut dalam mewujudkan “keamanan dalam negeri” yang dimaknakan sebagai “suatu keadaan yang ditandai dengan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan,

6 Sub B.S Konsepsi Tannas, Pokja Geostrategi dan Tannas Lemhannas R.I. PPRA 48 Tahun 2012, hal. 14.7 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Polri, pasal 1 angka 5.

Page 4: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

4

pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat”.8 Kondisi ini lebih menegaskan berdasarkan ketentuan hukum bahwa tujuan pelaksanaan tugas pokok Polri mewujudkan keamanan yang tidak dapat dipisahkan dengan kesejahteraan yang berkorelasi dan sebagai bagian dari Ketahanan Nasional.

Dari korelasi ini sebenarnya telah menunjukkan bahwa Polri akan dapat mewujudkan salah satu tugas pokoknya yaitu mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat jika saja dalam setiap pelaksanaan tugas memperhatikan nilai-nilai Konsepsi Ketahanan Nasional, lebih-lebih jika dipahamkan bahwa keamanan sebagai bagian dari kondisi Ketahanan Nasional itu sendiri.

2) Asas Komprehensif Integral (menyeluruh terpadu).

Ditegaskan bahwa sistem kehidupan nasional itu mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian masalah Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif/ integral). Demikian halnya jika kita bicara masalah Ketahanan Pangan adalah bagian dari Ketahan Nasional itu sendiri.

3) Asas Mawas ke Dalam dan ke Luar.

Sistem kehidupan nasional merupakan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi dan kait mengkait. Disamping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun ke luar.

1) Mawas ke dalam. Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit. Asas mawas kedalam ini yang berpijak pada nilai-nilai kemandirian, jika kita kaitkan dengan masalah pangan khususnya Ketahanan Pangan, maka mengandung makna bahwa ketersediaan pangan pada tataran individu, rumah tangga ataupun masyarakat adalah berpijak kepada nilai-nilai kemandirian atau kemampuan bangsa dengan segenap masyarakatnya untuk mampu memproduksinya secara swadaya atau mandiri.

2) Mawas ke luar. Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi, dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri, serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan, dengan dunia internasional. Untuk menjamin kepentingan nasional, kehidupan

8 Ibid, pasal 1 angka 6

Page 5: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

5

nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional, agar memberikan dampak ke luar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Namun demikian interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. Apabila kita kaitkan dengan masalah Pangan khususnya masalah ketersediaan pangan yang diselenggarakan melalui import bahan pangan tentu harus memperhatikan proporsionalitas dan keuntungan bagi bangsa dan negara Indonesia.

4) Asas Kekeluargaan.

Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan dan perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan, serta dijaga tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.

b. Sifat Ketahanan Nasional.

Dari asas-asas Ketahanan Nasional di atas, Ketahanan Nasional memiliki sifat-sifat :

1) Mandiri. Ketahanan Nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independent) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent). Sifat kemandirian ini tentu berkaitan langsung dengan masalah Ketahan Pangan dalam hal produksi pangan seperti yang dikemukakan pada asas Mawas ke Dalam di atas.

2) Dinamis. Ketahanan Nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan Negara, serta kondisi lingkungan startegisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorentasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.

3) Wibawa. Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain. Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan Negara Indonesia.

4) Konsultasi dan Kerjasama. Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sikap konsultatif dan kerjasama, serta saling menghargai

Page 6: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

6

dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

c. Kedudukan dan Fungsi Konsepsi Ketahanan Nasional.

1) Kedudukan Ketahanan Nasional. Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu diimplementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan. Wasantara dan Tannas berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional di dalam paradigma kehidupan nasional.

2) Fungsi Konsepsi Ketahanan Nasional. Konsepsi Ketahanan Nasional berdasarkan tuntutan penggunaannya berfungsi sebagai Doktrin Dasar Nasional, Metoda Pembinaan Kehidupan Nasional Indonesia, dan sebagai Pola Dasar Pembangunan Nasional.

a) Sebagai Doktrin Dasar. Konsepsi Ketahanan Nasional perlu dipahami guna menjamin terjalinnya suatu pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja untuk menyatu padukan upaya bersama bangsa yang bersifat interregional (wilayah), inter sektoral dan multi disiplin. Tanpa adanya doktrin dasar nasional dapat terjadi cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral), kesimpang siuran dalam arah dan tindakan serta tidak konsisten dengan falsafah yang telah disepakati, sehingga mengakibatkan pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang dapat memicu terjadinya hambatan bahkan penyimpangan dari tujuan nasional dan cita-cita nasional.

b) Sebagai Pola Dasar Pembangunan Nasional. Pada hakikatnya Konsepsi Tannas merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional yang meliputi segenap bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilakukan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).

c) Sebagai Metoda Pembinaan Kehidupan Nasional. Pada hakikatnya Konsepsi Tannas merupakan suatu metoda komprehensif integral dan dalam merumuskan kebijaksanaan nasional merupakan metoda umum berdasarkan Astagatra yang meliputi unsur-unsur geografi, kekayaan alam, kependudukan, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

2. Masalah dan Tantangan Ketahanan Pangan yang Berkaitan Dengan Tugas Pokok Polri.

Berdasarkan beberapa literatur seperti misalnya bahan ajaran yang disampaikan Dr. Ir. Hermanto, MS (Sekretaris Badan Ketahanan Pangan) kepada para peserta PPRA 48 tanggal 28 Maret 2012 di Lemhannas R.I

Page 7: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

7

dan beberapa literatur lain yang dapat kita kumpulkan secara umum permasalahan dan tantangan Ketahan Pangan di Indonesia antara lain menyangkut beberapa aspek, yaitu :

a. Aspek Kertersediaan Pangan. Masalah pokok dari aspek ini disebabkan semakin terbatas dan menurunnya produksi dan daya saing pangan nasional. Hal ini disebabkan oleh faktor tehnis dan sosio-ekonomi, antara lain.

1) Semakin berkurangnya areal lahan pertanian karena derasnya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian seperti untuk kawasan industri dan perumahan. Sebenarnya untuk menjaga ketersediaannya lahan pertanian ini sudah ada undang-undang Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (PLPB), dimana salah satu aparat yang bertugas menegakkan hukum ini adalah aparat Polri disamping sebagi tugas pokok dari Kementerian Pertanian dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang ada di lingkungan Kementerian Pertanian.

2) Produktifitas pertanian yang relatif rendah dan tidak meningkat.

3) Penggunaan tehnologi produksi yang belum efektif dan efisien.

4) Infrastruktur pertanian (irigasi) yang tidak bertambah selama krisis dan kemampuannya semakin menurun.

5) Masih tingginya proporsi kehilangan hasil pada penanganan pasca panen (10-15%).

6) Kegagalan produksi karena faktor iklim seperti El-Nino yang berdampak pada musim kering yang panjang di wilayah Indonesia dan banjir.

7) Penyediaan sarana produksi yang belum sepenuhnya terjamin oleh pemerintah

8) Sulitnya mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dalam produksi pangan karena besarnya jumlah petani (21 juta rumah tangga petani) dengan lahan produksi yang semakin sempit dan terfragmentasi (laju 0,5%/tahun).

9) Tidak adanya jaminan dan pengaturan harga produk pangan yang wajar dari pemerintah kecuali beras.

10)Tata niaga produk pangan yang belum pro petani termasuk kebijakan tarif impor yang melindungi kepentingan petani.

11)Terbatasnya devisa untuk impor pangan sebagai alternatif terakhir bagi penyediaan pangan.

b. Aspek Distribusi Pangan.

1) Belum memadainya infrastruktur, prasarana distribusi darat dan antar pulau yang dapat menjangkau seluruh wilayah konsumen.

2) Belum merata dan memadainya infrastruktur pengumpulan, penyimpanan dan distribusi pangan, kecuali beras.

3) Sistem distribusi pangan yang belum efisien.

Page 8: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

8

4) Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah dan antar musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistem distribusi pangan agar pangan tersedia sepanjang waktu diseluruh wilayah konsumen. 

5) Belum berperannya kelembagaan pemasaran hasil pangan secara baik dalam menyangga kestabilan distribusi dan harga pangan.

6) Masalah keamanan jalur distribusi dan pungutan resmi pemerintah pusat dan daerah serta berbagai pungutan lainnya sepanjang jalur distribusi dan pemasaran telah menghasilkan biaya distribusi yang mahal dan meningkatkan harga produk pangan. Masalah penegakan hukum yang berkaitan dengan berbagai pungutan tidak resmi ini tentu sangat berkaitan dengan tugas pokok Polri dalam menegakkan hukum.

c. Aspek konsumsi Pangan.

1) Belum berkembangnya teknologi dan industri pangan berbasis sumber daya pangan lokal.

2) Belum berkembangnya produk pangan alternatif berbasis sumber daya pangan lokal.

3) Tingginya konsumsi beras per kapita per tahun (tertinggi di dunia > 100 kg, Thailand 60 kg, Jepang 50 kg).

4) Kendala budaya dan kebiasaan makan pada sebagian daerah dan etnis sehingga tidak mendukung terciptanya pola konsumsi pangan dan gizi seimbang serta pemerataan konsumsi pangan yang bergizi bagi anggota rumah tangga.

5) Rendahnya kesadaran masyarakat, konsumen maupun produsen atas perlunya pangan yang sehat dan aman.

6) Ketidakmampuan bagi penduduk miskin untuk mencukupi pangan dalam jumlah yang memadai sehingga aspek gizi dan keamanan pangan belum menjadi perhatian utama.

d. Aspek Pemberdayaan Masyarakat.1) Keterbatasan prasarana dan belum adanya mekanisme kerja yang

efektif di masyarakat dalam merespon adanya kerawanan pangan, terutama dalam penyaluran pangan kepada masyarakat yang membutuhkan.

2) Keterbatasan keterampilan dan akses masyarakat miskin terhadap sumber daya usaha seperti permodalan, teknologi, informasi pasar dan sarana pemasaran meyebabkan mereka kesulitan untuk memasuki lapangan kerja dan menumbuhkan usaha.

3) Kurang efektifnya program pemberdayaan masyarkat yang selama ini bersifat top-down karena tidak memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan kemampuan masyarakat yang bersangkutan.

4) Belum berkembangnya sistem pemantauan kewaspadaan pangan dan gizi secara dini dan akurat dalam mendeteksi kerawanan pangan dan gizi pada tingkat masyarakat.

e. Aspek Manajemen.

Page 9: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

9

Keberhasilan pembangunan ketahanan dan kemandirian pangan dipengaruhi oleh efektifitas penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen pembangunan yang meliputi aspek perencanan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta koordinasi berbagai kebijakan dan program. Masalah yang dihadapi dalam aspek manajemen adalah:

a. Terbatasnya ketersediaan data yang akurat, konsisten , dipercaya dan mudah diakses yang diperlukan untuk perencanaan pengembangan kemandirian dan ketahanan pangan.

b. Belum adanya jaminan perlindungan bagi pelaku usaha dan konsumen kecil di bidang pangan.

c. Lemahnya koordinasi dan masih adanya iklim egosentris dalam lingkup instansi dan antar instansi, subsektor, sektor, lembaga pemerintah dan non pemerintah, pusat dan daerah dan antar daerah.

3. Tugas-tugas Pokok Polri yang Berkaitan Dengan Gatra-gatra dalam Ketahanan Nasional.

Seperti juga tugas polisi secara universal, tugas pokok Polri ada tiga hal sebagaimana diatur dalam udang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Polri, yaitu :

Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

b. menegakkan hukum; dan

c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.9

Dari tugas pokok di atas maka secara fungsional yang berkaitan dengan gatra dalam Ketahanan Nasional adalah tugas pokok pertama dan kedua yaitu memeilihara kemanan dan ketertiban masyarakat yang berkaitan dengan gatra hankam (pertahanan dan keamanan) dan menegakkan hukum yang berkaitan dengan gatra sosial budaya. Sedangkan tugas pokok ketiga yaitu memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat merupakan metode pendekatan dari pelaksanaan tugas pokok yang pertama dan kedua. Artinya didalam memelihara keamanan dan ketertiban dan menegakkan hukum dilakukan dengan cara-cara pengayoman, perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian sesungguhnya segala tugas pokok Polri berkaitan langsung dengan gatra yang ada dalam Ketahanan Nasional, artinya bahwa jika Polri dapat mewujudkan tugas pokok di atas maka sesungguhnya akan memberikan kontribusi ketahanan nasional sebagai kondisi yang sangat besar.

4. Filosofi dan Strategi Implementasi Perpolisian Masyarakat (Polmas) Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.

Seiring dengan perkembangan perpolisian yang modern dan salah satu tuntutan era reformasi tahun 1998 yang lalu Polri salah satu lembaga

9 UU Nomor 2 Tahun 2002, Lembaran Negara R.I tahun 2002 Nomor 2, Pasal 13.

Page 10: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

10

yang ikut direformasi baik secara struktur, instrumental dan kultur. Secara struktur dapat kita lihat misalnya dilakukannya pemisahan organisasi Polri dan TNI, dimana Polri sebagai bagian dari masyarakat sipil (civil sociaty) sejalan dengan nilai universal polisi sebagai civil on uniform. Secara instrumental dibentuknya undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Polri dan hampir semua peraturan perundang-undangan ataupun petunjuk pelaksana dan atau petunjuk tehnis yang selama ini masih bernuansa “militer” atau “kekerasan” dirubah menjadi peraturan Kapolri yang menyesuaikan dengan kaidah-kaidah peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan undang-udang Nomer 10 tahun 2004 dan terakhir telah dirubah menjadi undang-undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.

Sejalan dengan reformasi tersebut dan berdasarkan kajian baik oleh Polri sendiri bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dan dunia akademisi telah dilahirkan beberapa keputusan atau peraturan yang sangan signifikan dan fundamental akan merubah kultur polisi. Beberapa keputusan tersebut misalnya Grand Strategi Polri 2005-20025, diterbitkannya Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Stategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri dan Perkap Nomor 8 tahun 2009 tentang Implementasi Prinsif dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.

Beberapa hal penting filosofi dan strategi pemolisian masyarakat yang berkaitan dengan Ketahanan Nasional sebagai konsepsi antara lain adalah :a. Prinsip-prinsip Pemolisian Masyarakat.

Secara singkat beberapa prinsip Polmas antara lain komunikasi intensif (menekankan pada kesepakatan warga, bukan pemaksaan melalui komunikasi intensif seperti tatap muka, telekomunikasi, surat, pertemuan, forum komunikasi, diskusi dan lain-lain), kesetaraan, kemitraan, transparansi, akuntabilitas, partisipasi, personalisasi, desentralisasi, oroentasi pada pemecahan masalah dan orientasi pada pelayanan.

b. Falsafah Polmas.Falsafah Pemolisian Masyarakat sesuai dengan Perkap Nomor 7 tahun 2008 diuraikan sebagai berikut :

1) Falsafah Polmas mendasari pemahaman bahwa masyarakat bukan merupakan obyek pembinaan dari petugas yang berperan sebagai subyek penyelenggara keamanan, melainkan masyarakat harus menjadi subyek dan mitra yang aktif dalam memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungannya sesuai dengan hukum dan hak asasi manusia.

2) Falsafah Polmas mendasari pemahaman bahwa penyelenggaraan keamanan tidak akan berhasil bila hanya ditumpukan kepada keaktifan petugas polisi semata, melainkan harus lebih ditumpukan kepada kemitraan petugas dengan

Page 11: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

11

warga masyarakat yang bersama-sama aktif mengatasi permasalahan di lingkungannya.

3) Falsafah Polmas menghendaki agar petugas polisi di tengah masyarakat tidak berpenampilan sebagai alat hukum atau pelaksana undang-undang yang hanya menekankan penindakan hukum atau mencari kesalahan warga, melainkan lebih menitikberatkan kepada upaya membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri melalui kemitraan yang didasari oleh prinsip demokrasi dan hak asasi manusia, agar warga masyarakat tergugah kesadaran dan kepatuhan hukumnya. Oleh karenanya, fungsi keteladanan petugas Polri menjadi sangat penting.10

Dari falsafah Polmas ini beberapa hal dapat ditarik benang merahnya yang berkaitan hubungan Polri dengan masyarakat adalah masyarakat bukan sekedar obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dalam pemecahan berbagai persoalan, polisi dan masyarakat haruslah bermitra yang sederajat atau sejajar, polisi haruslah berada ditengah-tengah masyarakat yang tidak menampilkan sebagai alat penegak hukum semata atau bersifat mencari kesalahan warga melainkan lebih menitik beratkan membangun kepercayaan melalui kemitraan sehingga masyarakat tergugah akan kesadaran dan kepatuhan hukumnya dan mengkedepankan fungsi ketaladanan anggota polisi.

c. Strategi Polmas.

Strategi Polmas adalah terwujudnya kemitraan Polri dengan warga masyarakat yang mampu mengidentifikasi akar permasalahan, menganalisa, menetapkan prioritas tindakan, mengevaluasi efektifitas tindakan dalam rangka memelihara keamanan, ketertiban dan kententraman masyarakat serta peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Disini memang menitik beratkan kepada masalah pemeliharaan kamtibmas, akan tetapi dalam kaitannya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tentu saja dapat mengemban atau membantu tugas-tugas penyuluhan oleh petugas pertanian kepada masyarakat dalam kaitannya untuk mengatasi masalah Ketahanan Pangan.

d. Bentuk-bentuk Kegiatan Penerapan Polmas.

Bentuk-bentuk kegiatan dalam penerapan Polmas antara lain :

1) Kegiatan pelayanan dan perlindungan warga masyarakat:

a) Intensifikasi kegiatan pembinaan masyarakat;

b) Intensifikasi patroli dan tatap muka petugas Polri dengan warga.

2) Komunikasi intensif petugas Polri - warga masyarakat :

a) Intensifikasi kontak person antara petugas dengan warga secara langsung/ tatap muka, atau melalui sarana komunikasi;

10 Mabes Polri, Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pemolisian Masyarakat, pasal 8.

Page 12: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

12

b) Pemanfaatan sarana media pers cetak maupun elektronik;

c) Penyelenggaraan forum komunikasi Polri dan masyarakat.

3) Pemanfaatan Forum Komunikasi Polisi dan Masyarakat (FKPM) untuk pemecahan masalah, eliminasi akar permasalahan dan pengendalian masalah sosial.

a) Pemanfaatan tempat, balai pertemuan untuk forum komunikasi masyarakat;

b) pemanfaatan forum pertemuan yang dilaksanakan warga masyarakat secara rutin, periodik atau insidentil.

4) Pendekatan dan komunikasi intensif dengan tokoh-tokoh formal dan informal (adat, agama, pemuda, tokoh perempuan/ibu, pengusaha, profesi, dsb) dalam rangka mengeliminasi akar permasalahan dan pemecahan masalah keamanan/ ketertiban;

5) Pemberdayaan pranata sosial untuk pengendalian sosial, eliminasi akar masalah dan pemecahan masalah sosial;

6) Penerapan Konsep Alternative Dispute Resolution (pola penyelesaian masalah sosial melalui jalur alternatif yang lebih efektif berupa upaya menetralisir masalah selain melalui proses hukum atau non litigasi), misalnya melalui upaya perdamaian;

7) Pendidikan/ pelatihan ketrampilan penanggulangan gangguan kamtibmas;

8) Koordinasi dan kerjasama dengan kelompok formal ataupun informal dalam rangka pemecahan masalah Kamtibmas.

Dalam pelaksanaanya bentuk-bentuk dan penerapan Polmas ini, yang menekankan pada intensitas pertemuan atau komunikasi dengan warga masyarakat sesungguhnya Polri tidak hanya memecahkan persoalan-persoalan kamtibmas semata, tetapi dapat diberikan muatan-muatan lain seperti masalah Ketahanan Pangan secara integratif bersama-sama elemen sumber daya manusia Kementerian Pertanian ataupun kelompok-kelompok penyuluh pertanian lainya. Dengan demikian anggota Polri yang terlibat dalam pengemban fungsi Polmas baik sebagai anggota bimbingan masyarakat (Bimmas) maupun anggota fungsi operasional lainnya dapat dititipi masalah-masalah Ketahanan Pangan ini dalam pelaksanaan tugas keseharian mereka.

5. Analisis Penanaman Nilai-nilai Konsepsi Ketahan Nasional Kepada Anggota Polri Dapat Meningkatkan Ketahanan Pangan.

Setelah kita melihat akan nilai-nilai Konsepsi Ketahanan Nasional yang mengandung tentang asas (kesejahteraan dan keamanan, komprehensif integratif, mawas ke dalam dan ke luar dan kekeluargaan), sifat (mandiri, dinamis, wibawa dan konsultatif kerjasama), kedudukan dan fungsi maka meyakinkan kepada kita bahwa nilai-nilai konsepsi Ketahanan Nasional ini betul-betul sebagai sebuah ajaran yang sangat penting untuk di ketahui, dipahami dan diamalkan oleh segenap komponen bangsa maupun anggota Polri khususnya dalam kaitan pelaksanaan tugas pokok mereka.

Page 13: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

13

Pemahaman akan nilai-nilai konsepsi Ketahanan Nasional ini sangat penting dan semakin kuat apabila kita melihat tugas pokok Polri yang secara jelas mengkaitkan dengan beberapa gatra yang ada dalam Ketahanan Nasional itu sendiri. Setidaknya pada gatra hankam dan sosial budaya yaitu tugas pokok dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dan penegakan hukum.

Apabila kita kaitkan dengan persoalan-persoalan Ketahanan Pangan dan falsafah serta strategi pemolisian masyarakat maka sesungguhnya beberapa hal masalah Ketahan Pangan berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Polri. Setidaknya beberapa persoalan tersebut adalah dalam aspek produksi misalnya permasalahan yang ada menurunnya produksi pangan akibat berkurangnya ketersediaan lahan dikarenakan banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi untuk insdustri ataupun perumahan. Disatu sisi telah ada peraturan perundang-undangan yang menjaga tentang ketersediaan lahan pertanian yang berkelanjutan yaitu undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Penyediaan Lahan Pertanian Berkelanjutan dimana dinyatakan sangsi hukum bagi yang mengalih fungsikan lahan pertanian dengan tidak melalui prosedure dan tidak melakukan penggantian lahan dapat dihukum paling lama 5 (lima) tahun penjara dan denda paling banyak 1 (satu) miliar rupiah (Pasal 72 UU Nomor 41 Tahun 2009). Bahkan terhadap aparat yang mengeluarkan ijin pengalihan fungsi lahan pertanian berkelanjutan ini juga dapat dihukum penjara paling singkat 1(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling sedikit 1 (satu) miliar rupiah dan paling banyak 5 (lima) miliar rupiah (Pasal 73 UU Nomor 41 Tahun 2009).

Demikian juga apabila kita lihat dari persoalan distribusi pangan dimana permasalahan yang muncul diantaranya adalah distribusi yang tidak efisien, tidak amannya jalur distribusi dan biaya distribusi menjadi mahal karena banyaknya pungutan-pungutan yang tidak sesuai aturan. Hal ini tentu berkaitan dengan tugas pokok Polri dalam kaitannya memberikan rasa aman serta adanya kepatuhan terhadap hukum atas distribusi berbagai barang komoditas termasuk pangan. Dengan kata lain Polri sebenarnya dapat memberikan kontribusi besar terhadap upaya penekanan terhadap biaya distribusi yang besar atau tidak efisien ini.

Demikian juga bila kita melihat permasalahan lain baik pada aspek konsumsi yaitu budaya masyarakat dalam mengkonsumsi bahan pangan. Polri melalui filosofi dan strategi Polmas dapat membantu sumber daya manusia Kementerian Pertanian untuk bersama-sama merubah budaya atau mengembalikan budaya lokal atas kebutuhan pangan lokal, misalnya di masyarakat Papua dan Ambon yang secara tradisional makanan pokoknya adalah sagu, masyarkat Nusa Tenggara dikenal sejak lama makanan pokoknya adalah jagung. Dengan demikian dipersipikasi akan kebutuhan pangan individu, rumah tangga dan masyarakat akan bervariasi tidak hanya kepada beras.

Aspek pemberdayaan yang menekankan pendekatan cara-cara top down dan aspek manajemen yang menimbulkan ego sektoral dan tidak adanya perlindungan terhadap pelaku usaha dan konsumen kecil juga berkorelasi dengan tugas-tugas pokok Polri yang dapat diemban oleh para anggota Polri di lapangan yang senantiasa bertatap muka langsung dengan masyarakat.

Page 14: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

14

Dengan cara yang bersinergisitas antara sumber daya manusia Kementerian Pertanian khususnya yang bertanggung jawab terhadap masalah-masalah penyuluhan pertanian dan anggota Polmas akan memberikan kontribusi pemecahan masalah-masalah baik aspek pemberdayaan maupun manajemen.

C. Penutup.Dari pembahasan di atas yang menjelaskan tentang konsepsi Ketahanan

Nasional baik pemahaman tentang asas, sifat, kedudukan dan fungsi dari Konsepsi Ketahanan Nasional kemudian dikaitkan dengan permasalah-permasalah Ketahanan Pangan serta tugas pokok Polri dan filosofi strategi pemolisian modern yaitu Pemolisian Masyarakat, menegaskan kepada kita bahwa penanaman nilai-nilai Konsepsi Ketahanan Nasional kepada anggota Polri sangatlah penting.

Tugas pokok Polri yang juga merupakan tugas polisi secara universal untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat dan menegakkan hukum pada dasarnya merupakan bagian dari gatra-gatra yang ada dalam Ketahanan Nasional yaitu gatra sosial budaya dan hankam yang dapat dijadikan pisau analisis mengatasi masalah Ketahanan Pangan. Hal ini dapat kita kaitkan secara langsung dengan tantangan dan permasalahan Ketahanan Pangan baik pada aspek produksi pangan, distribusi pangan, konsumsi pangan, pemberdayaan maupun manajemen. Ada banyak permasalah-permasalah yang berkaitan dengan tugas pokok Polri untuk mengatasi permasalah-permasalahan itu khususnya dalam penegakan hukum dan perlindungan kepada para petani, pelaku usaha dan konsumen kecil.

Keikut sertaan Polri dalam mengatasi tantangan dan permasalahan Ketahan Pangan dalam perspektif Ketahanan Nasional ini semakin dapat ditegaskan ketika kita melihat filosofi dan strategi pemolisian yang modern yang dipilih oleh Polri dalam kebijakannya Pemolisian Masyarakat (Perkap Nomor 7 Tahun 2008) yang menekankan pada komunikasi intensif, kesetaraan, kemitraan, transparansi, akuntabilitas, partisipasi, personalisasi, desentralisasi, otonomisasi, proaktif, orientasi pada pemecahan masalah dan orientasi pada pelayanan. Pada realisasinya filosofi dan strategi Pemolisian Masyarakat ini diterapkan dengan cara-cara intensifikasi pembinaan masyarakat, intensifikasi patroli dan tatap muka antara polisi dan masyarakat, pemamfaatan forum komunikasi polisi dan masyarakat pada balai pertemuan atau balai desa yang ada, pendekatan dan komunikasi intensif dengan tokoh-tokoh formal dan informal (adat, agama, pemuda, tokoh perempuan/ Ibu, pengusaha, profesi dan lain-lain), pemberdayaan pranata sosial masyarakat yang sudah ada serta koordinasi dan kerja sama dengan kelompok-kelompok baik formal dan informal. Pelaksanaan cara-cara Pemolisian Masyarakat ini sangat berhubungan erat dengan upaya-upaya sumber daya manusia Kementerian Pertanian khususnya para petugas lapangan dalam hal mengatasi tantangan dan masalah-masalah Ketahanan Pangan.

Dengan demikian memberikan pemahaman kepada kita apabila anggota Polri memahami dan kemudian mengimplementasikan tentang nilai-nilai Konsepsi Ketahanan Nasional dengan baik akan memberikan kontribusi atas pelaksanaan tugas pokok Polri dan dapat memberikan kontribusi pada

Page 15: LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL - menjadi polisi · Web viewLebih lanjut dapat kita simpulkan dari uraian tentang difinisi Ketahanan Nasional maupun Konsepsi Ketahanan Nasional dan hakikatnya

15

pemecahan masalah-masalah Ketahan Pangan dalam rangka meningkatkan Ketahanan Pangan dalam rangka kemandirian bangsa.

Jakarta, April 2012

Drs. Zulkarnain Kelompok : A/ PPRA-48/ 2012/ Nomor Absen : 82