lecture note web viewair feces ingus penjamah makanan ph makanan dan patogen yang bisa tumbuh ph...

52
MODUL PERKULIAHAN Potensi bahaya (Kontaminasi mikrobiologis & non mikrobiologis) Hazard (potensi bahaya) Segala sesuatu yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan bagi konsumen Tiga jenis potensi bahaya o Biologis (mikrobiologis) o Kimia (pestisida & logam berat) o Fisik (pecahan gelas, potongan logam) Bakteri dan mikrobia lain menjadi sumber ancaman yang paling besar Dimanakah ancaman Potensi Bahaya bisa terjadi Di setiap tahap bahan makanan bisa mengalaminya Karena pada tahapan tertentu makanan bisa mengalami KONTAMINASI oleh mikrobia, bahan kimia, dan benda asing Bakteri bisa TUMBUH dan berkembang biak cepat pada kisaran suhu yang sesuai Mikrobia dapat BERTAHAN HIDUP pada tahapan proses yang mestinya ditujukan untuk mematikannya Potensi Bahaya Mikrobiologis Bakteri Patogen Bahan Makanan Pencegahan Bacillus cereus Beras, pasta, daging, sayuran Pemanasan tuntas Pendinginan cepat Clostridium botulinum Madu, sayur, buah, daging, ayam Pemanasan tuntas Pendinginan cepat Campylobacter jejuni Produk hewani Pemanasan tuntas Pasteurisasi 2

Upload: doancong

Post on 07-May-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

MODUL PERKULIAHANPotensi bahaya (Kontaminasi mikrobiologis &

non mikrobiologis)

Hazard (potensi bahaya)

Segala sesuatu yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan bagi konsumen

Tiga jenis potensi bahaya

o Biologis (mikrobiologis)

o Kimia (pestisida & logam berat)

o Fisik (pecahan gelas, potongan logam)

Bakteri dan mikrobia lain menjadi sumber ancaman yang paling besar

Dimanakah ancaman Potensi Bahaya bisa terjadi

Di setiap tahap bahan makanan bisa mengalaminya

Karena pada tahapan tertentu makanan bisa mengalami KONTAMINASI oleh

mikrobia, bahan kimia, dan benda asing

Bakteri bisa TUMBUH dan berkembang biak cepat pada kisaran suhu yang sesuai

Mikrobia dapat BERTAHAN HIDUP pada tahapan proses yang mestinya ditujukan

untuk mematikannya

Potensi Bahaya Mikrobiologis

Bakteri Patogen Bahan Makanan Pencegahan

Bacillus cereus Beras, pasta, daging, sayuran

Pemanasan tuntasPendinginan cepat

Clostridium botulinum Madu, sayur, buah, daging, ayam

Pemanasan tuntasPendinginan cepat

Campylobacter jejuni Produk hewani Pemanasan tuntasPasteurisasi

Vibrio cholerae Seafood Pemanasan tuntasC. perfringens Daging dan ayam Pemanasan tuntas

Pendinginan cepat

Escherichia coli Daging dan susu Pemanasan tuntasPasteurisasiSanitasi

Listeria monocytogenes

Susu segar, sayuran

Pasteurisasi susuPemanasan tuntas

Salmonella sp. Telur, susu segar, daging, ayam

Pasteurisasi susuPemanasan tuntas

2

Page 2: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Shigella sp. Makanan mentah Pemanasan tuntas

Staphylococcus aureus

Daging, ayam, keju

Pemanasan tuntas

Streptococcus pyogenes

Susu segar, telur Pemanasan susu

Vibrio parahaemolyticus

Ikan dan seafood Pemanasan tuntas

Vibrio vulnificus Seafood Pemanasan tuntas

Yersinia enterocolitica daging Pemanasan tuntas

Jalur Kontaminasi

Tanah dan debu

Air

Feces

Ingus

Penjamah makanan

pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh

pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen

> 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 116.5 – 7.0 Susu segar, daging

ayam segar, hamSalmonella, Campylobacter, Yersinia, Shigella. B. cereus, C. perfringens, C. botulinum, S. aureus

5.3 – 6.4 Daging sapi segar, sayuran s. d. a.

4.5 – 5.2 Daging dikalengkan s. d. a.

3.7 – 4.4 Buah-buahan, juice Jamur penghasil racun < 3.7 Juice, soft drink Bakteri tidak dapat tumbuh

3

Page 3: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Potensi Bahaya Kimiawi

Yang terdapat secara alamiah

a. Mikotoksin

b. Skombrotoksin

c. Ciguatoksin

d. Toksin jamur

e. Phytotoksin

f. Polychlorinated biphenyls

Yang ditambahkan/digunakan di tempat pengolahan

a. Bahan kimia pertanian

pestisida, fungisida, pupuk, insektisida, antibiotik

b. Logam berat : Pb dan Hg

c. Bahan makanan tambahan

bahan pengawet, bahan pewarna

penambah nutrisi (vitamin & mineral)

d. Bahan kimia lain : detergen, sanitizer, pelumas, bahan bakar

Potensi Bahaya Fisis

Bahan SumberGelas Botol, jar, lampu, alat

Kayu Palet, box, perabot

Batu Bangunan, lingkunganLogam Mesin, kabel, pegawaiSerangga LingkunganTulang LingkunganPlastik Kemasan, lingkungan

Jumlah mikrobia & racunnya yang bisa menyebabkan sakit

Mikrobia Jumlah minimalB. cereus 105/g atau toksinC. jejuni 102

C. botulinum Toksin dosis rendah

C. perfringens 106

E. coli O157 : H7 102

Salmonella sp. 105

S. typhi 102

S. aureus Toksin dosis rendah

4

Page 4: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Faktor yang meningkatkan resiko atau tingkat keparahanFaktor mikrobia :

• Jenis patogen yang termakan

• Jumlah patogen yang termakan

Faktor makanan

• Buah & sayur segar/mentah

• Daging, unggas, telur, susu, ikan

• Berlemak tinggi (santan, coklat, dll.)

Faktor manusia

• Usia kurang dari 5 tahun

• Usia di atas 50 atau 60 tahun

• Sedang hamil

• Sedang menderita sakit

• Sedang mengalami infeksi

• Stres

• Higiene yang buruk

5

Page 5: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Foodborne Diseases dan Food RecallFaktor-faktor Utama FBD

Pendinginan makanan yang tidak tepat

Membiarkan makanan selama ³ 12 jam (penyajian)

Kontaminasi makanan mentah ke dalam makanan “non-reheating”

Penanganan makanan oleh pekerja yang menderita infeksi

Proses pemasakan dan pemanasan tidak cukup

Penyimpanan makanan dlm keadaan hangat < 65 °C

Pemanasan kembali makanan pada suhu tidak tepat

Makanan berasal dari sumber yang tidak aman

Terjadi kontaminasi silang.

Mengenali Gejala Keracunan Makanan

Inkubasi Gejala Penyebab yg mungkin

1 – 5 jam Muntah, mual, diare, kejang Bacillus cereus

2 – 6 jam Muntah, mual, diare S. aureus

8 – 18 jam Diare, sakit perut C. perfringens

8 – 16 jam Diare, sakit perut B. cereus

12 – 36 jam

Lemah, pandangan ganda, sulit menelan, mulut kering

C. botulinum

12 – 48 jam

Diare, demam, sakit perut beberapa hari

Salmonella

24 – 48 jam

Diare, kadang berdarah E. coli

2 – 5 hari Diare, sakit perut, demam Campylobacter

6

Page 6: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Membedakan Infeksi dan Intoksikasi

Infeksi Intoksikasi

Periode inkubasi Cukup lama (beberapa hari)

Cukup pendek (beberapa menit/jam)

Gejala Diare, mual, muntah, kram perut, demam

Muntah dan mual, kepekaan indera berkurang, pandangan ganda, lemah, keseimbangan terganggu

Patogen Infeksi : Salmonella Campylobacter Yersinia V.

parahaemolyticus Toxo plasma Hepatitis A

Infeksi dengan mediasi toksin :C. botulinum (bayi)B. cereusE. coli

C. Botulinum (dewasa)B. cereusS. aureus

RecallA firm’s action to remove a marketed food product that the FDA considers to be in

violation of the laws it enforces and the FDA would initiate legal action if the firm failed to

recall the product

Recall to protect customers and to avoid private lawsuits

A company recall doesn’t guarantee that FDA will not take a company to court

A firm can recall a product at any time

FDA will reviews the firm’s recall

ObjectiveThe objective of this paper is to evaluate the number of recalls of food products under the

US-FDA authority reported between January and June 2000

161 recalls reported to the FDA and all of these actions were initiated by the firms.

The causes for recall were due to the presence of microbial (27%), chemical (50%),

and physical (4%) hazards.

20% of recall was resulted from incorrect labeling and off-odor.

Violative food products were effectively recovered within at least 6 months.

7

Page 7: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

This indicates that the food companies and the FDA could work together effectively in

assuring the safety of food consumers in the USA.

8

Page 8: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Standar Makanan dan Peraturan Perundangannya

UU Pangan

LEMBARAN-NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No. 99, 1996 PERDAGANGAN. PANGAN. PERTANIAN. KESEHATAN. (Penjelasan dalam tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 7 TAHUN 1996

TENTANGP A N G A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional;

b. bahwa pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam, dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makin berperan dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat;

c. bahwa pangan sebagai komoditas dagang memerlukan dukungan sistem perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab sehingga tersedia pangan yang terjangkau oleh daya beli masyarakat serta turut berperan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional;

d. bahwa sehubungan dengan pertimbangan pada butir a, butir b, dan butir c, serta untuk mewujudkan sistem pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif di bidang pangan, maka perlu dibentuk Undang-undang tentang Pangan;

Mengingat:Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;

DENGAN PERSETUJUANDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

9

Page 9: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG PANGAN

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.

2. Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.

3. Sistem pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan, dan atau pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi pangan dan peredaran pangan sampai dengan siap dikonsumsi manusia.

4. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.

5. Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan atau mengubah bentuk pangan.

6. Pengangkutan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka memindahkan pangan dari satu tempat ke tempat lain dengan cara atau sarana angkutan apa pun dalam rangka produksi, peredaran, dan atau perdagangan pangan.

7. Peredaran pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran pangan kepada masyarakat, baik untuk diperdagangkan maupun tidak.

8. Perdagangan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penjualan dan atau pembelian pangan, termasuk penawaran untuk menjual pangan, dan kegiatan lain yang berkenaan dengan pemindahtanganan pangan dengan memperoleh imbalan.

9. Sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan, minuman, peralatan, dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia.

10. Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus

10

Page 10: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. 11. Iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap pangan, baik dengan menggunakan

zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan serta membebaskan pangan dari jasad renik patogen.

12. Rekayasa genetika pangan adalah suatu proses yang melibatkan pemindahan gen (pembawa sifat) dari suatu jenis hayati ke jenis hayati lain yang berbeda atau sama untuk mendapatkan jenis baru yang mampu menghasilkan produk pangan yang lebih unggul.

13. Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan, dan minuman.

14. Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

15. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.

16. Iklan pangan adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai pangan dalam bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan atau perdagangan pangan.

17. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.

18. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak.

Pasal 2

Pembangunan pangan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil dan merata berdasarkan kemandirian dan tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.

Pasal 3

Tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan adalah:

a. tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia;

b. terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab; dan

c. terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

BAB IIKEAMANAN PANGAN

Bagian PertamaSanitasi Pangan

Pasal 4

(1)Pemerintah menetapkan persyaratan sanitasi dalam kegiatan atau proses

11

Page 11: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan atau peredaran pangan.

(2)Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan persyaratan minimal yang wajib dipenuhi dan ditetapkan serta diterapkan secara bertahap dengan memperhatikan kesiapan dan kebutuhan sistem pangan.

Pasal 5

(1)Sarana dan atau prasarana yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan atau peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi.

(2)Penyelenggaraan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan atau peredaran pangan serta penggunaan sarana dan prasarana, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sesuai dengan persyaratan sanitasi.

NOMOR 7 TAHUN 1996TENTANG

P A N G A N

Pasal 40

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Pasal 38, dan Pasal 39 ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VITANGGUNG JAWAB INDUSTRI PANGAN

Pasal 41

(1)Badan usaha yang memproduksi pangan olahan untuk diedarkan dan atau orang perseorangan dalam badan usaha yang diberi tanggung jawab terhadap jalannya usaha tersebut bertanggung jawab atas keamanan pangan yang diproduksinya terhadap kesehatan orang lain yang mengkonsumsi pangan tersebut.

(2)Orang perseorangan yang kesehatannya terganggu atau ahli waris dari orang yang meninggal sebagai akibat langsung karena mengkonsumsi pangan olahan yang diedarkan berhak mengajukan gugatan ganti rugi terhadap badan usaha dan atau orang perseorangan dalam badan usaha, sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

12

Page 12: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

(3)Dalam hal terbukti bahwa pangan olahan yang diedarkan dan dikonsumsi tersebut mengandung bahan yang dapat merugikan dan atau membahayakan kesehatan manusia atau bahan lain yang dilarang, maka badan usaha dan atau orang perseorangan dalam badan usaha, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib mengganti segala kerugian yang secara nyata ditimbulkan.

(4)Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam hal badan usaha dan atau orang perseorangan dalam badan usaha dapat membuktikan bahwa hal tersebut bukan diakibatkan kesalahan atau kelalaiannya, maka badan usaha dan atau orang perseorangan dalam badan usaha tidak wajib mengganti kerugian.

(5)Besarnya ganti rugi, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), setinggi-tingginya sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk setiap orang yang dirugikan kesehatannya atau kematian yang ditimbulkan.

Pasal 42

Dalam hal pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) tidak diketahui atau tidak berdomisili di Indonesia, ketentuan dalam Pasal 41 ayat (3) dan ayat (5) diberlakukan terhadap orang yang mengedarkan dan atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia.

Pasal 43

(1)Dalam hal kerugian yang ditimbulkan melibatkan jumlah kerugian materi yang besar dan atau korban yang tidak sedikit, Pemerintah berwenang mengajukan gugatan ganti rugi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2).

(2)Gugatan ganti rugi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan untuk kepentingan orang yang mengalami kerugian dan atau musibah.

Pasal 44

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan Pasal 43 ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VIIKETAHANAN PANGAN

Pasal 45

(1)Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan.

13

Page 13: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

(2)Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Pasal 46

Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, Pemerintah:

a. menyelenggarakan, membina, dan atau mengkoordinasikan segala upaya atau kegiatan untuk mewujudkan cadangan pangan nasional;

b. menyelenggarakan, mengatur, dan atau mengkoordinasikan segala upaya atau kegiatan dalam rangka penyediaan, pengadaan, dan atau penyaluran pangan tertentu yang bersifat pokok;

c. menetapkan dan menyelenggarakan kebijakan mutu pangan nasional dan penganekaragaman pangan;

d. mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah dan atau menanggulangi gejala kekurangan pangan, keadaan darurat, dan atau spekulasi atau manipulasi dalam pengadaan dan peredaran pangan.

Pasal 47

(1) Cadangan pangan nasional, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf a, terdiri atas:

a. cadangan pangan Pemerintah;

b. cadangan pangan masyarakat.

(2)Cadangan pangan Pemerintah ditetapkan secara berkala dengan memperhitungkan tingkat kebutuhan nyata pangan masyarakat dan ketersediaan pangan, serta dengan meng antisipasi terjadinya kekurangan pangan dan atau keadaan darurat.

(2) Dalam upaya mewujudkan cadangan pangan nasional, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah:

a. mengembangkan, membina, dan atau membantu penyelenggaraan cadangan pangan masyarakat dan Pemerintah di tingkat perdesaan, perkotaan, propinsi, dan nasional;

b. mengembangkan, menunjang, dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peran koperasi dan swasta dalam mewujudkan cadangan pangan setempat dan atau nasional.

Pasal 48

Untuk mencegah dan atau menanggulangi gejolak harga pangan tertentu yang dapat merugikan ketahanan pangan, Pemerintah mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka mengendalikan

14

Page 14: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

harga pangan tersebut.

Pasal 49

(1)

Pemerintah melaksanakan pembinaan yang meliputi upaya:

a. pengembangan sumber daya manusia di bidang pangan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, terutama usaha kecil;

b. untuk mendorong dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kemampuan usaha kecil, penyuluhan di bidang pangan, serta penganekaragaman pangan;

c. untuk mendorong dan mengarahkan peran serta asosiasi dan organisasi profesi di bidang pangan;

d. untuk mendorong dan menunjang kegiatan penelitian dan atau pengembangan teknologi di bidang pangan;

e. penyebarluasan pengetahuan dan penyuluhan di bidang pangan; f. pembinaan kerja sama internasional di bidang pangan, sesuai

dengan kepentingan nasional;

g. untuk mendorong dan meningkatkan kegiatan penganekaragaman pangan yang dikonsumsi masyarakat serta pemantapan mutu pangan tradisional.

(2)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Pemerintah.

Pasal 50

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, Pasal 46, Pasal 47, Pasal 48, dan Pasal 49 ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VIIIPERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 51

Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan seluas-luasnya dalam mewujudkan perlindungan bagi orang perse orangan yang mengkonsumsi pangan, sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya serta peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

Pasal 52

15

Page 15: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Dalam rangka penyempurnaan dan peningkatan sistem pangan, masyarakat dapat menyampaikan permasalahan, masukan, dan atau cara pemecahan mengenai hal-hal di bidang pangan.

BAB IXPENGAWASAN

Pasal 53

(1)Untuk mengawasi pemenuhan ketentuan Undang-undang ini, Pemerintah berwenang melakukan pemeriksaan dalam hal terdapat dugaan terjadinya pelanggaran hukum di bidang pangan.

(2)

Dalam melaksanakan fungsi pemeriksaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah berwenang:

a. memasuki setiap tempat yang diduga digunakan dalam kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengang kutan, dan perdagangan pangan untuk memeriksa, meneliti, dan mengambil contoh pangan dan segala sesuatu yang diduga digunakan dalam kegiatan produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan atau perdagangan pangan;

b. menghentikan, memeriksa, dan menegah setiap sarana angkutan yang diduga atau patut diduga digunakan dalam pengangkutan pangan serta mengambil dan memeriksa contoh pangan;

c. membuka dan meneliti setiap kemasan pangan; d. memeriksa setiap buku, dokumen, atau catatan lain yang diduga

memuat keterangan mengenai kegiatan produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan atau perdagangan pangan, termasuk menggandakan atau mengutip keterangan tersebut;

e. memerintahkan untuk memperlihatkan izin usaha atau dokumen lain sejenis.

(3)Pejabat pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilengkapi dengan surat perintah.

(4)Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), patut diduga merupakan tindak pidana di bidang pangan, segera dilakukan tindakan penyidikan oleh penyidik berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(5)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)

16

Page 16: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

17

Page 17: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Nutritional Food Safety

Nutritional Food Safety Chronic Health Issues – Nutrient/Diet

Composition

o High fat

o High sugar

o Low fiber

o Nutritional deficiency

o Alcohol/Tobacco overconsumption

Is this a public policy concern?

Annual Costs Associated with the Unsafe Consumption of Food, U.S., 2000-2002

Ratio of Obesity costs to Microbial costs

– 93/6.9 = 13.5

– 125/33 = 3.0

– 400/5 = 80

*Estimated cost based on four types of microbes: Campylobactor , Salmonella, E.coli, Listeria

**Todd, Ag.Outlook Forum, 2003

*** Direct and Indirect Costs: www.cdc.gov/diabetes/pubs/estimates.htm

French Fries and Food Safety:McDonald’s Obesity Suit

o Does Society:

o Provide public information about the relationship between high levels of fat

consumption and disease

o Put Label on French Fries stating that high levels of consumption are hazardous to

your health

o Regulate the level of fat allowed in french fries

18

Page 18: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Safe Food Consumption is a Public Goodo Healthy People = healthy, productive economy

o Role of Government = right combination of policies and practices that deliver the optimum

level of safe food

o Consumption - in their economy and culture.

o Policy Choice - depends on specific risks associated with specific food

o Role of economist – find optimum investment to ensure healthy & safe food consumption.

19

Page 19: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

GMP’s

What are Good Manufacturing Practices?Good Manufacturing Practices (GMPs) are regulations that describe the methods, equipment,

facilities, and controls required for producing:

• human and veterinary products

• medical devices

• processed food

The U.S. regulations are called "current" Good Manufacturing Practices (cGMP), to emphasize that

the expectations are dynamic.

Why do GMPs exist?

GMPs define a quality system that manufacturers use as they build quality INTO their products.

For example, approved drug products developed and produced according to GMP are :

safe

• properly identified

• of the correct strength

• pure

• of high quality

How were GMPs developed?

o Originally, GMPs were based upon the best practices of the industry.

o As technology and practices improve, the GMPs also evolved.

o In the U.S., drug cGMPs were formally introduced in 1963 and significantly rewritten in the

1970’s.

o Canadian drug GMPs existed in various forms in the 1950’s-1970’s before being published in

their current form in the 1980’s.

How do GMPs change?

GMPs change formally and informally.

Both the U.S. drug cGMPs and Canadian drug GMPs are currently undergoing significant changes.

20

Page 20: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Example of formal change:The U.S. medical device GMPs have been completely rewritten, making them more compatible with

the ISO-9001 quality document (see www.iso.ch). In fact device GMPs were renamed - FDA now

calls them the Quality System Regulation (QSR).

Example of informal change:Expectations that inspectors have evolved over time.

In the U.S., these changes are communicated by seminars and papers presented by FDA personnel

and through agency Guides and Guidelines.

One other way industry personnel can keep track of changes in expectations is by watching the

FDA-483s (inspectional observations) and Warning Letters issued to firms by the agency.

How do GMPs of different countries compare?

At a high level, GMPs of various nations are very similar; most require things like:

• equipment and facilities being properly designed, maintained, and cleaned

• Standard Operating Procedures (SOPs) be written and approved

• an independent Quality unit (like Quality Control and/or Quality Assurance)

• well trained personnel and management

ISO StandardsWhat is the ISO?

• “International Organization for Standardization”

• a network of national standards institutes of 147 countries

• a non-government organization (NGO)

• grants an ISO standard status to manufacturing companies who voluntarily meet the

requirements

What is ISO 9000?

• This standard is concerned with “quality management”

• Customer’s quality requirements, customer satisfaction, applicable regulatory requirements,

and continual improvement are the focus of this standard.

What is ISO 14000?

• This standard is concerned with “environmental management”

• Minimizing harmful effects on the environment and continual improvement are the focus of

this standard.

21

Page 21: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

HACCPTujuan pembelajaran : mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian HACCP

2. Menjelaskan tujuan penerapan HACCP

3. Menjelaskan manfaat penerapan HACCP

4. Menyebutkan tujuh prinsip HACCP

5. Menjelaskan isi dari rencana HACCP

6. Melakukan Identifikasi bahaya pada satu contoh produk makanan

7. Menetapkan CCP pada satu contoh makanan

8. Menetapkan batas / limit kritis untuk CCP yang telah diidentifikasi pada satu contoh makanan

9. Menetapkan langkah pemantauan untuk CCP sesuai batas limit yang telah ditentukan

10. Menetapkan tindakan koreksi jika ditemukan CCP yang melebihi batas kritisdari hasil

pemantauan

11. Menetapkan langkah-langkah verifikasi dari hasil tindakan koreksi CCP

12. Menjelaskan kegiatan dokumentasi yang diperlukan untuk penerapan HACCP

Pengertian Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)

Suatu system yang mengidentifikasi BAHAYA SPESIFIK yang mungkin timbul dan cara

pencegahannya untuk mengendalikan bahaya tersebut.

Tujuan HACCP

Umum

: Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah atau mengurangi kasus keracunan

dan penyakit melalui makanan (“Food borne disease”).

Khusus :

Mengevaluasi cara produksi mkn à bahaya ?

Memperbaiki cara produksi mkn à critical process

Memantau & mengevaluasi penanganan, pengolahan, sanitasi

Meningkatkan inspeksi mandiri

Kegunaan HACCP

Mencegah penarikan makanan

·  

Meningkatkan jaminan Food Safety

22

Page 22: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

· Pembenahan & “pembersihan” unit pengolahan (produksi)

Mencegah kehilangan konsumen / menurunnya pasien

Meningkatkan kepercayaan konsumen / pasien

Mencegah pemborosan beaya

HACCP Plan Contains:

1.HACCP team

2.Definition of HACCP and CCP

3.Target of the HACCP system

4.Description product

5.Ingredients

6.Hazard Analysis and Assignment of Risk categories à form 1 & form 2

7.Process Flow Diagram

8.Decision tree for Establish CCP

9.HACCP plan matrix

10.Standard Operation Procedure

11.HACCP audit form

PRINSIP HACCP

Identifikasi bahaya

Penetapan CCP

Penetapan batas / limit kritis

Pemantauan CCP

Tindakan koreksi thd penyimpangan

Verifikasi

Dokumentasi

Formulir Isian HACCP :

23

Page 23: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Hazard AnalysisProduct:

Process Step Potential hazard introduced, controlled or enhanced at this stepB= BiologicalC= ChemicalP= Physical

Should the hazard be addressed in the HACCP plan?

Justification for decision.What control measures can be applied to prevent the significant hazards?

24

Page 24: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Principle 2 - CCP Determination (Decision Tree)Product: A critical control point is defined as a point, step or procedure at which control can be applied and a food safety hazard can be prevented, eliminated or reduced to acceptable levels. Only steps presenting a significant potential food safety risk (Q1, Hazard Analysis) are listed.

Process step

HazardBiological = BChemical = CPhysical = P

Q1. Does this step involve a hazard of sufficient risk and severity to warrant its control?

Q2. Does a preventive measure for the hazard exist at this step or in a subsequent step?

If Q2 is no:Is control at this step necessary for safety?

Q3. Is control at this step necessary to prevent, eliminate or reduce the risk of the hazard to consumers?

#CCP

25

Page 25: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Principles 3, 4 and 5Critical Limits, Monitoring and Corrective Actions

Product:

Process Step/ CCP

Critical Limits Monitoring Procedures(Who/What/When/How)

Corrective Actions

Who: What: When:

How:

1. 2. 3. 4.

Who: What: When:

How:

1.

2.

3.

4.

26

Page 26: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Principles 6 and 7Record Keeping and Verification

Product:

Process Step/CCP Records Verification Procedures

1.

2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

27

Page 27: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

HACCP Plan SummaryProduct:

Process Step Hazard Descrip-

tion

CCP Description Critical Limit

Monitoring Procedures/Frequency/

Person Responsible

Corrective Actions/ HACCP Records

Verification Procedures/ Person

Responsible

Who: What:

When: How:

1.

2.

3.

4.

1. 2. 3.

1.

2.

3.

4.

28

Page 28: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

EVALUASI POKOK BAHASAN HACCP

1. Jelaskan pengertian HACCP

2. Jelaskan tujuan penerapan HACCP

3. Jelaskan manfaat penerapan HACCP

4. Sebutkan tujuh prinsip HACCP

5. Tetapkan satu produk makanan (kelompok, kunjungan lapangan)

6.

HACCP team

Definition of HACCP and CCP

Target of the HACCP system

Description product

Ingredients

Hazard Analysis and Assignment of Risk categories à form 1 & form 2

Process Flow Diagram

Decision tree for Establish CCP

HACCP plan matrix à form 3

Standard Operation Procedure (SOP)

HACCP audit form

masing-masing dilengkapi dengan pemahaman aplikasi 7 prinsip

HACCP

Pemahaman Dasar 7 Prinsip HACCP

Buatlah spesifikasi / diskripsi produk Lakukan Identifikasi bahaya untuk produk tsb

Tetapkan CCP untuk produk tersebut (bahan, proses, or foumulasi)

Tetapkan batas / limit kritis untuk CCP yang telah diidentifikasi

Tetapkan langkah pemantauan CCP sesuai batas limit yg telah

ditentukan

Tetapkan tindakan koreksi jika ditemukan CCP yang melebihi batas

kritis dari hasil pemantauan

Tetapkan langkah-langkah verifikasi dari hasil tindakan koreksi CCP

Jelaskan kegiatan dokumentasi yang diperlukan untuk penerapan

HACCP

29

Page 29: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Ketahanan Pangan

Untuk memenuhi kualitas hidup yang maju, mandiri dan sejahtera à

penyediaan pangan yang cukup berkualitas dan merata

Tidak mengandalkan ketersediaan pangan dunia.

Indonesiaà negara agraris dan maritim à swasembada, tapi kenapa

masih impor?

GBHN 1999-2004 à mengembangkan sistim ketahanan pangan yang

berbasis pada keragaman sumber daya pangan, kelembagaan dan

budaya lokal, dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan nutrisi,

baik jumlah maupun mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga yang

terjangkau, dengan memperhatikan peningkatan pendapatan

petani/nelayan serta produksi yang diatur dengan undang-undang

Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan à

Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab mewujudkan

ketahanan pangan.

Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan,

pengendalian dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan

yang cukup baik, jumlah dan mutunya, aman, bergizi, beragam,

merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Selanjutnya masyarakat berperan dalam menyelenggarakan

produksi dan penyediaan, perdagangan dan distribusi serta

sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang aman

dan bergizi.

UU No. 25 Tahun 2000 tentang propenas Tahun 2000-2004, telah

menetapkan Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Yang bertujuan

Meningkatkan keanekaragaman produksi, ketersediaan dan

konsumsi pangan bersumber pangan ternak, ikan, tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan serta produk olahannya.

30

Page 30: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Mengembangkan kelembagaan pangan yang menjamin

peningkatan produksi serta konsumsi yang lebih beragam

Mengembangkan usaha bisnis pangan

Menjamin ketersediaan gizi dan pangan bagi masyarakat.

Sasaran Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Meningkatnya produksi dan ketersediaan beras secara

berkelanjutan serta meningkatnya produksi, ketersediaan dan

konsumsi pangan sumber karbohidrat non beras dan pangan

sumber protein

Meningkatnya keanekaragaman dan kualitas konsumsi pangan

masyarakat dan menurunnya konsumsi beras per kapita

Berkembangnya pola distribusi pangan yang mampu menjamin

keterjangkauan pangan oleh masyarakat secara fisik dan ekonomi

Berkembangnya sistem kelembagaan pangan di masyarakat yang

partisipatif dalam menangani kerawanan pangan

Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam

peningkatan ketahanan pangan rumah tangga

Meningkatnya produksi dan kualitas pangan sering dengan

peningkatan pendapatan para petani dan pelaku agribisnis lainnya

Menurunnya volume impor bahan pangan dan meningkatnya

bahan pangan substitusi impor

Berkembangnya industri dan bisnis pangan

Meningkatnya partisipasi masyarakat dan investasi swasta dalam

pengembangan bisnis pangan

Definisi Ketahanan Pangan (Menurut UU No.7 Tahun 1996) :

Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin

dari

Tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun

mutunya

Aman

Merata

Dan terjangkau

31

Page 31: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Cukup à ketersediaan pangan dalam arti luas mencakup pangan yang

berasal dari tanaman, ternak, dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas

KH, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang

bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia

Aman à bebas dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat

mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta

aman menurut kaidah agama

Merata à pangan harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh tanah

air

Terjangkauà pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang

terjangkau.

Berdasarkan Keppres No 177 Th 2000 tentang susunan organisasi dan

tugas departemen

Dalam pasal 16 dibentuk Badan Bimas Ketahanan Pangan (BKP)

à suatu unit kerja setingkat eselon 1 dalam struktur Deptan.

Uraian tugas BKP diuraikan dalam Kep.Mentan. No:

01/Kpts/0T.210/2001 tentang oganisasi dan tata kerja Deptan

yaitu : melaksanakan pengkajian, pengembangan dan koordinasi

pemantapan ketahanan pangan

Pengkajian diarahkan untuk menghasilkan rumusan alternatif

kebijakan

Pengembangan diarahkan untuk menginformasikan model-model

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat

Koordinasi diarahkan untuk menciptakan sinergi dan harmonisasi

kebijakan, program, dan kegiatan baik lintas sektor pada

pemerintah pusat, antar pemerintah pusat dan daerah, maupun

antar pemerintah dengan masyarakat

Keppres. No 132 tahun 2001 à Dibentuk DKP (dewan ketahanan

pangan), Yang bertugas :

Membantu presiden dalam merumuskan kebijakan pemantapan

ketahanan pangan

Melaksanakan evaluasi dan pengendalian pemantapan dan

ketahanan pangan

Ketua DKP pusat à presiden

Ketua DKP harian à Mentri Pertanian

32

Page 32: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Gubernur à ketua DKP provinsi

Konferensi DKP à forum tertinggi untuk mengevaluasi,

mendiskusikan dan membahas permasalahan serta menetapkan

langkah-langkah operasional dalam membangun ketahanan

pangan di Indonesia

Konferensi I à tahun 2002

Konferensi II à tahun 2004

Pemantapan Ketahanan Pangan

Pemberdayaan masyarakat à kunci pemantapan ketahanan

pangan di tingkat RT, karena pelaku utama pencapaian

ketahanan pangan yang berkelanjutan adalah masyarakat itu

sendiri.

RTI dicirikan oleh keterbatasan struktural dalam penguasaan aset

produktif (terutama lahan sempit), sehingga secara sendiri-sendiri

tidak mungkin mampu mengentaskan diri dari kemiskinan dan

mewujudkan ketahanan pangan.

Pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan pangan diarahkan

untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki

RT yang terbatas dengan cara memanfaatkan kelembagaan

sosial ekonomi yang telah ada dan dapat dikembangkan di tingkat

pedesaan

BKP diartikan sebagai suatu sistem manajemen pembangunan

ketahanan pangan yang berpangkal pada upaya pemberdayaan

masyarakat melalui pendekatan yang terencana, berkelompok

dan partisipatif untuk mengembangkan ketahanan pangan di

tingkat RT yang berkelanjutan

Pembangunan Ketahanan Pangan

Terwujudnya ketahanan pangan à memerlukan harmonisasi dari

tiga subsistem yaitu ketersediaan, distribusi dan konsumsi.

Pembangunan ketiga subsistem tersebut melalui pendekatan

koordinasi dan pemberdayaan masyarakat secara partisipatif.

Pendekatan ini berbasis à sistem dan usaha agribisnis yang

berdaya saing, berkelanjutan, berkerakyatan dan desentralistis

Faktor-faktor pendukung keberhasilan ketiga subsistem tersebut adalah :

33

Page 33: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Faktor-faktor input :

Sarana, prasarana dan kelembagaan dalam kegiatan produksi,

distribusi, pemasaran, pengolahan, dsb

Faktor-faktor penunjang :

Kebijakan, peraturan, pembinaan dan pengawasan

Pelaku Ketahanan Pangan

Produsen

Pengolah

Pemasar

Konsumen

Output Pembangunan Ketahanan Pangan

Terpenuhinya HAM akan pangan

Meningkatnya kualitas SDM\

Meningkatnya ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional

Aliansi International Mengikis Kelaparan

Pertemuan puncak pangan dunia à Roma, Italia tanggal 10 – 13

Juni 2002

Word Food Summit ; five years later (WFS;fly)

WFS pertama tentang ketahanan pangan à Roma tahun 1996 à

menghasilkan deklarasi Roma (Rome declaration on Word Food

security)

WFS 2002 à untuk mengevaluasi pencapaian sasaran yang telah

disepakati dalam deklarasi Roma 1996, hambatan yang dihadapi

dan cara mengatasinya.

Komitmen pada WFS 1996 :

Mewujudkan ketahanan pangan bagi setiap orang

Menghapuskan penduduk yang kelaparan di seluruh negara

34

Page 34: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Sasaran kuantitatif : mengurangi jumlah penduduk rawan pangan

sampai setengahnya paling lambat 2015

Rawan pangan dunia tahun 1996 à 800 juta jiwa, diharapkan

berkurang menjadi 400 juta jiwa selama 20 tahun

WFS 2002 dihadiri 183 negara, lebih dari 7 delegasi dipimpin langsung

oleh kepala atau wakil kepala negara.

Jumlah peserta yang hadir à 4000 orang

Komitmen politik deklarasi Roma 2002

Memperbarui kembali komitmen global yang dibuat dalam deklarasi roma

1996

Karena kinerja pencapaian sasaran dalam 5 tahun belum memuaskan

maka para kepala negara dan pemerintah bersepakat untuk

mempercepat implementasi rencana aksi WFS.

Sasaran kuantitatif sejak tahun 2002 : pengurangan penduduk rawan

pangan harus mencapai sekitar 22 juta /tahun

Untuk mencapai hal itu, ditegaskan bahwa tanggung jawab perwujudan

ketahanan pangan nasional terletak pada pemerintahan nasional masing-

masing, bekerja sama dengan masyarakat madani dan sektor swasta di

negara tersebut dengan dukungan masyarakat internasional

Juga ditegaskan pentingnya pembangunan pertanian dan pedesaan

dalam mengikis kelaparan dan kemiskinan.

Tantangan yang dikemukakan

Perlunya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Perlunya aspek kecukupan gizi dan keamanan pangan mendapat

perhatian dalam ketahanan pangan

35

Page 35: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Perlunya pengembangan standar keamanan pangan dan

kesehatan tanaman serta hewan

Penanganan atas ancaman wabah kesehatan seperti HIV/AID,

malaria dan TBC

Pengelolaan hutan dan sumber daya perikanan yang

berkelanjutan

Penelitian pertanian untuk pengembangan dan pemanfaatan

teknologi baru termasuk bioteknologi

Alokasi Sumber Daya Pembangunan

Membentuk FAO trust fund dengan dana awal sebesar US$ 500

juta

Mengimbau negara maju untuk mencapai target ODA (Overseas

Development Assistance) sebesar 0,07 % dari GNP bagi negara

berkembang dan 0,05-0,02 % dari GNP bagi negara terbelakang

Adanya proporsi yang cukup bagi pembiayaan pembangunan

pertanian dan pedesaan, baik dari anggaran pemerintah masing-

masing, dari kerjasama bilateral dan multilateral negara-negara

maju dalam kerangka ODA, maupun dari lembaga-lembaga

keuangan internasional.

36

Page 36: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Ketahanan Pangan di IndonesiaKetersediaan Pangan

semakin terbatas dan menurunnya kapasitas produksi dan daya saing

pangan nasional

Distribusi Pangan Belum memadainya infrastruktur, prasarana distribusi darat dan antar

pulau, dan kerusakan pangan selama penyimpanan dan distribusi

Konsumsi pangan Belum berkembangnya teknologi, industri, dan produk pangan alternatif

berbasis sumber daya pangan lokal

Rendahnya daya beli masyarakat dan food habit

Pemberdayaan masyarakat sistem pemantauan secara dini dan akurat untuk mendeteksi kerawanan

panagan dan gizi

Manajemen Terbatasnya data yang akurat, mutakhir, dan mudah diakses untuk

perencanaan pengembangan ketahanan pangan

Masalah kunci dalam ketersediaan panganUpaya mewujudkan ketersediaan pangan cukup menghadapi kendala

Berlanjutnya konversi lahan pertanian kepada kegiatan non pertanian

terutama lahan subur di Jawa

Semakin langkanya sumber daya air untuk pertanian, karena bersaing

dengan kegiatan ekonomi lainnya

Fenomena iklim yang tidak menentu karena pengaruh global warming

oleh emisi karbon dan penebangan hutan yang berlebihan

Kendala dari perwujudan ketersediaan pangan

Teknologi yang diperlukan mengalami keterbatasan :

Teknologi untuk produksi lahan sawah relatif stagnan

Teknologi pasca panen belum diterapkan dengan baik à

penurunan mutu produk dan tingkat kehilangan hasil masih cukup

tinggi

Kinerja pelayanan teknologi pengolahan hasil tepat guna belum

memadai

37

Page 37: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Terbatasnya kemampuan petani berlahan sempit dalam

menerapkan teknologi tepat guna

Peluang impor pangan telah terbuka untuk umum à menguras devisa

yang terbatas juga menambah ketatnya persaingan produk-produk petani

di pasar

Masalah distribusi dan harga

Belum memadainya prasarana dan sarana distribusi untuk

menghubungkan lokasi produsen dengan konsumen

Sistem pemasaran hasil-hasil pangan baik yang berupa peraturan

dan penegakannya fasilitas perangkat keras maupun lunak serta

kemampuan teknis institusi dan pelaku pemasaran belum mampu

menegakkan kestabilan harga

Dalam rangka otonomi daerah à akan banyak peraturan daerah

yang berdampak pada arus distribusi berupa peningkatan biaya

distribusi pangan yang pada akhirnya dibebankan konsumen

Masalah konsumsi

Penduduk yang cukup besar

Kebijakan pengembangan pangan yang terfokus pada beras telah

mengabaikan sumber KH lainnya

Tek pengol pangan lokal di masyarakat kurang berkembang

dibandingkan teknologi produksi dan kurang bisa mengurangi

produk pangan impor

Masyarakat di daerah tertentu masih mengalami kerawanan

pangan pada musim paceklik

Paradigma baru pembangunan ketahanan pangan

Dari tataran makro menjadi rumah tangga

38

Page 38: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Dari pola sentralistis menjadi pola desentralistis

Dari dominasi pemerintah menjadi dominasi peran masyarakatdari

beras menjadi komoditas pangan

Dari penyediaan pangan murah menjadi peningkatan daya beli

Usaha untuk menangani masalah impor

Meningkatkan daya saing dan efisiensi usaha dalam memproduksi

beberapa komoditas bahan pangan

Aspek yang perlu ditangani à teknologi produksi dan pengolahan

Kebijakan proteksi tetap diperlukan agar harga yang diterima

petani menguntungkan à penerapan tarif impor

Subsidi untuk petani

Meningkatkan konsumsi produk pangan dalam negri

Kinerja ketahanan pangan 2002

Lebih baik dibandingkan 2001

Tiga indikator kinerja

Produksi bahan pangan meningkat

Dinamika pergerakan harga à jika harga pangan relatif stabil maka

ketahanan pangan cukup mantap

Menurunnya angka kemiskinan dan membaiknya pendapatan

masyarakat

Faktor yang mengancam kondisi ketahanan pangan

Iklim

39

Page 39: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Dukungan lingkungan strategis ekonomi makro à tidak terjadi

inflasi

Gejolak sosial politik

Ketahanan atau kemandirian pangan ?

Kemandirian pangan à kebutuhan pangan nasional harus dipenuhi secara

mandiri dengan memberdayakan modal manusia, modal sosial dan

ekonomi yang dimiliki petani Indonesia yang pada gilirannya harus

berdampak kepada peningkatan kehidupan sosial ekonomi petani dan

masyarakat lainnya

Tiga kebijakan yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan kemandirian

Perlu adanya penguasaan atau pengusahaan lahan yang dilandasi

efisiensi skala ekonomi

Peningkatan efisiensi usaha dan produktifitas agribisnis pangan untuk

meningkatkan daya saing produk di pasar domestik dan internasional

Pengembangan produksi pangan antar provinsi dan kabupaten harus

mengacu pada kebijakan nasional ketahanan pangan

Kebijakan yang diterapkan dalam pengembangan diversifikasi pangan

dan gizi

Meningkatkan penyediaan pangan à untuk memperoleh komposisi

sumber KH, prot, lemak, vitamin dan mineral seimbang

Meningkatkan penyediaan pangan à untuk perluasan penganekaragaman

bahan pangan yang sesui dengan pola makan dan daya beli masyarakat

Meningkatkan upaya pemanfaatan pekarangan dengan pola usaha tani

yang berorientasi agribisnis

Meningkatkan upaya pengembangan dalam rangka membantu

pembinaan konsumsi pangan yang memiliki persyaratan nilai gizi dan

selera

40

Page 40: LECTURE NOTE Web viewAir Feces Ingus Penjamah makanan pH makanan dan patogen yang bisa tumbuh pH Produk Makanan Mikroorganisme Patogen > 7 Putih telur Kelompok Vibrio tahan pH 11 6.5

Mengarahkan agar pembinaan gizi masyarakat lebih ditujukan bagi

penduduk berpenghasilan rendah dengan mendorong pengembangan

aneka ternak dan ikan di wilayah pedesaan

41