lbm 2 modul 4

16
Selasa, 22 Desember 2009 PRIORITAS MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA MODUL 4 LBM 2 STEP 1 Dokter Keluarga 1. Dokter yang memberikan pelayanan menyeluruh yang berorientasi pada suatu unit terutama keluarga dimana tanggung jawab dokter pada pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien dan juga tidak pada organ tubuh atau jenis penyakit tertentu. Status Gizi Tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan dari keadaan gizi yang dilihat dari indikator tertentu. Ekspresi dari keadaan keseimbangan metabolisme dalam tubuh. Indonesia Sehat 2010 Program pemerintah dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dengan jangka waktu 10 tahun. Infeksi Kronis Keadaan tubuh seseorang yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat menyesuaikan diri dan berkembang biak dalam tubuh dengan waktu yang cukup lama. Sehat Kondisi tubuh yang tidak terkena penyakit. Kondisi fisik, mental, sosial yang sempurna dan bukan sekedar tidak sakit dan tidak cacat. STEP 2 Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter keluarga untuk meningkatkan status gizi masyarakat guna mewujudkan Indonesia sehat 2010. STEP 3

Upload: citra-k-pratiwi

Post on 29-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

Page 1: LBM 2 Modul 4

Selasa, 22 Desember 2009

PRIORITAS MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA

MODUL 4 LBM 2

STEP 1

• Dokter Keluarga1. Dokter yang memberikan pelayanan menyeluruh yang berorientasi pada suatu

unit terutama keluarga dimana tanggung jawab dokter pada pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien dan juga tidak pada organ tubuh atau jenis penyakit tertentu.

• Status Gizi• Tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan dari keadaan gizi yang dilihat dari

indikator tertentu.• Ekspresi dari keadaan keseimbangan metabolisme dalam tubuh.

• Indonesia Sehat 2010• Program pemerintah dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan taraf

kesehatan masyarakat dengan jangka waktu 10 tahun.

• Infeksi Kronis• Keadaan tubuh seseorang yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat

menyesuaikan diri dan berkembang biak dalam tubuh dengan waktu yang cukup lama.

• Sehat

• Kondisi tubuh yang tidak terkena penyakit.• Kondisi fisik, mental, sosial yang sempurna dan bukan sekedar tidak sakit dan

tidak cacat.

STEP 2

✴Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter keluarga untuk meningkatkan status gizi masyarakat guna mewujudkan Indonesia sehat 2010.

STEP 3

• Dokter Keluarga- Definisidokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter Praktik Umum yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama (pelayanan kesehatan primer) dengan menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga, terkadang merekapun dapat berfungsi di rumah sakit sebagai koordinator, pembela hak pasien dan teman (advokasi) dari tindakan tindakan medis yang mungkin tidak optimal.http://id.wikipedia.org/wiki/Dokter_keluarga

Page 2: LBM 2 Modul 4

- Kedudukan & Peran dokter keluarga

Peran(tugas dan wewenang)

Tugas:

1) Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyeluruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan, 2) Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat, 3) Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit, 4) Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya, 5) Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi, 6) Menangani penyakit akut dan kronik, 7) Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS, 8) Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS, 9) Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan, 10) Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya, 11) Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien, 12) Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar, 13) Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Wewenang:

1) Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar, 2) Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat, 3) Melaksanakan tindak pencegahan penyakit, 4) Memgobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer, 5) Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal, 6) Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer, 7) Melakukan perawatan sementara, 8) Menerbitkan surat keterangan medis, 9) Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap, 10) Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=63&Itemid=3

a) memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh sebelum sakit sampai sesudah sakit.

b) memberikan edukasi dan sugesti kepada keluarga pasien.c) membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan lingkungan.

- Tujuan Pelayanan Dokter Keluargaa) meningkatkan derajat kesehatanb) untuk terwujudnya keadaan sehat bagi masyarakatc) untuk terpenuhinya kebutuhan masyarakat untuk pelayanan kedokteran

yang lebih efektif dan efisien.

Page 3: LBM 2 Modul 4

d) meningkatkan kesejahteraan untuk taraf hidup masyarakat

- Ruang Lingkup (sasaran dan kegiatan)Kegiatan yang dilaksanakan:Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok,yaitu :pelayanan kedokteran menyeluruh Karakteristik dari pelayanan kesehatan menyeluruh:-Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat.-Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu dan berkesinambungan.-Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja,melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.-Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya pada satu sisi,melainkan dari semua sisi yang terkait(holistic)Sasaran:Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah keluarga sebagai unit.Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan,harus memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga,dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.

http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-arlinda%20sari.pdfSyarat menjadi Dokter Keluarga

Memiliki sarana dan prasarana praktek yang representatif Memiliki kompetensi klinik yang handal Mempunyai pengalaman dan cukup umur Minimal memiliki gelar dokter umum Memiliki ketrampilan berkomunikasi Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran Mempunyai hubungan yang baik dengan profesi lain dan pasien

Azrul Azwar, 1997. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia.

Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga,

Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga,

Menguasai ketrampilan berkomunikasi,

(www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=63&Itemid=3 - 26k - Cached - Similar pages)

Page 4: LBM 2 Modul 4

-Perbedaan Dokter Keluarga dan Dokter Umum๏ Dokter Keluarga

(a) lebih proaktif (mengunjungi rumah pasien/terjun ke lapangan)(b) terhimpun dalam PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia)(c) memberikan pelayanan secara aktif baik sehat maupun tidak sehat.

๏ Dokter Umum(a) Pasif (pasien yang datang ke tempat praktek)(b) memberikan pelayanan saat sakit

1. Lebih aktif dan bertanggung jawabKarena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umumnya lebih aktif dan bertanggung jawab daripada dokter umum.

2. Lebih lengkap dan bervariasiKarena pada praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan bervariasi daripada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga stidaknya dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95% masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.

3. Menangani penyakit pada stadium awalSekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan lalu berarti praktek dokter keluarga sama dengan dokter spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit – penyakit pada stadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah berada di luar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk ke dokter spesialis.

Azrul Azwar, 1997. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia.

Dokter Keluarga Praktek dokter keluarga memberikan pelayanan kesehatan

selama 24 jam Dalam klinik praktek dokter keluarga di lakukan berkelompok

paling tidak ada 3 orang didalam suatu klinik Dokter yang telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang

harus dipunyai oleh seoarng dokter keluarga dan telah menjalani magang dengan kurikulum2 tertentu di fakultas masing2

Dokter Umum Praktek dokter umum tidak memberikan pelayanan kesehatan

selama 24 jam Melakukan praktek sendiri

Page 5: LBM 2 Modul 4

Dokter yang baru lulus dari fakultas kedokteran

Webblog resmi Lembaga kajian Kesehatan masyarakat

Pengirim : Dr Widyastuti Wibisana, MSc(PH), Dr Donald Pardede, MPPM, Dr Trisa Wahjuni Putri, M.Kes

Perbedaan yang paling mencolok pada dokter keluarga dengan dokter selain dokter keluarga yaitu pada pelayanan

Pada segi pendidikan: dokter keluarga adanya segi pendidikan berkelanjutan Dokter keluarga melakukan pemeriksaan dengan datang langsung ke rumah

pasien. Sedangkan dokter selain dokter keluarga pasien harus datang ketempat praktek dokter untuk dilakukan pemeriksaan.

Dokter keluarga lebih mengutamakan peningkatan derajat kesehatan preventif dan promotif.

www.indomedia.com/intisari/1999/mei/dokter.htm

- Kendala dan Solusia) pelayanan pembayaran dari pasien terlalu rendahb) ketidakpastian dalam mendiagnosis suatu penyakitc) masih minimnya dokter keluarga di indonesiad) kurang dapat berkomunikasi dengan baik antar dokter keluarga dengan

pasien dan keluarga.e) beragamnya kompetensi dokter dalam pelayanan primer

-Pelayanan pembayaran jasa dari pasien terlalu rendah-Ketidakpastian dalam mendiagnosis suatu penyakit-Masih minimnya dokter keluarga di indonesia-Kurang dapat berkomunikasi dgn baik antara DK dgn pasien dan keluarga-Beragamnya kompetensi dokter dalam pelayanan primer

Azrul Azwar, 1997. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia.

- Pengertian Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Kedokteran, Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Dokter Keluarga

pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan & memelihara kesehatan, mencegah & menyembuh penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat (levey & loomba, 1973)(pengantar pelayanan dokter keluarga, azrul anwar)

- Ilmu kedokteran keluarga (definisi)- bedanya dengan ilmu kesehatan keluarga

Page 6: LBM 2 Modul 4

- Pembagian pelayanan kedokteran ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan dan peranannya dalam mencegah penyakit- Bentuk praktek dokter keluarga

Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.

Azrul Azwar, 1997. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia.

- Pelayanan kedokteran yang menyeluruh (definisi, manfaat)Definisi

Pelayanan Kedokteran Menyeluruh adalah pelayanan yang tidak mengenal batas – batas yang tegas antara keadaan sehat dengan keadaan sakit, melainkan pelayanan yang diselenggarakan pada setiap keadaan kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pasien.(Goldston, 1956)Pelayanan Kedokteran menyeluruh adalah totalitas dari semua pelayanan kesehatan yang diinginkan, yakni pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan.(Somers dan Somers, 1947)

Azrul Azwar, 1997. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia.

Manfaat:

i. terpenuhinya berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan.Karena pada pelayanan kedokteran menyeluruh tersedia semua jenis pelayanan kedokteran, menyebabkan apabila pelayanan kedokteran tersebut behrasil diselenggarakan, akan dapat dipenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien beserta segenap anggota keluarganya.Setiap anggota keluarga memang memiliki kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang berbeda.Berbagai kebutuhan dan tuntutan yang berbeda ini hanya akan dapat dipenuhi,apabila pelayanan kedokteran yang diselenggarakan adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh.

ii. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatanKarena pada playanan kedokteran menyeluruh tersedia semua jenis pelayanan kedokteran. Setiap anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan kedokteran, siapapun orangnya maupun jenis pelayanannya, cukup mendatangi pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut. Para Anggota keluarga yang jatuh sakit tidak perlu berpindah – pindah tempat dan atau mencari – cari tempat pelayanan kesehatan tertentu. Ibarat toserba.Apapun yang dibutuhkan seseorang pasti tersedia.

iii. Biaya kesehatan akan lebih terkendali Karena pelayanan kedokteran menyeluruh diselenggarakan secara terpadu, menyebabkan kemungkinan terjadinya tumpang tindih pelayanan kedokteran, yang sering kali meningkatkan biaya pelayanan kesehatan, akan sangat berkurang.Keadaan seperti ini jelas mempunyai

Page 7: LBM 2 Modul 4

peranan yang sangat besar dalam turut mengendalikan biaya kesehatan.Tidak hanya untuk biaya langsung,yakni biaya yang dikeluarkan pasien karena dimanfaatkannya pelayanan kesehatan,tetapi juga biaya tidak langsung seperti misalnya biaya transportasi yang dikeluarkan pasien pada waktu berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan.

iv. Mutu pelayanan akan lebih meningkatKarena perhatian utama pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pasien pada utuhnya, serta pendekatan yang dilakukan bersifat holistik, menyebabkan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan akan lebih mampu menyelesaikan berbagi masalah kesehatan yang ditemukan. Keadaan yang seperti ini jelas mempunyai peranan yang amat besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Di satu pihak, pasien akan merasa lebih puas (patient satisfication), di pihak lain, pertolongan kedokteran yang dilakukan akan lebih efektif.

http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-arlinda%20sari.pdf

• Status Gizi- Definisikeadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/333-pengertian-status-gizi.html- Macam-macam penilaian status gizi

a) ada penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat metode : antropometri, klinis, biokimia, biofisik,

b) ada penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga metode : survey konsumsi makanan, statistik vital, faktor ekologi (status ekonomi).

- Indikator-umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingakr panggul, tebal lemak di bawah kulit.--Berat badan menurut umur (BB/U)--Tinggi badan menurut umur (TB/U)--Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)--Lingkar lengan atas Menurut Umur (LLA/U)Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. Penilaian Status Gizi. 2002. Penerbit Buku kedokteran EGC.

1. Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 – 28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0 – 7 hari dan satu kali lagi pada umur 8 – 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.Kunjungan neonatus (KN2) di Kabupaten Banyuwangi tahun 2007 sebesar 22.391 (88,23%) dari target sebanyak 25.379 neonatus. Cakupan ini meningkat dibanding tahun 2006 yang mencapai

Page 8: LBM 2 Modul 4

87,48%. Cakupan tertinggi 98,98% adalah Puskesmas Singojuruh. Sedangkan yang terendah adalah Puskesmas Tapanrejo dengan cakupan 76,92% (lihat Tabel 15).

2. Kunjungan Bayi

Kunjungan bayi di Kabupaten Banyuwangi tahun 2007 sebesar 23.763 (48,47%) dari target sebanyak 49.024 bayi yang ada. Cakupan tertinggi 52,66% terdapat pada Puskesmas Yosomulyo. Sedangkan yang terendah pada Puskesmas Tapanrejo dengan cakupan 42,27% (lihat Tabel 15).

3. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori, yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria, dan menderita penyakit menular sexual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan.BBLR bersama kehamilan pendek mengakibatkan gangguan yang menjadi penyebab nomor 3 kematian masa perinatal di rumah sakit tahun 2005 (Depkes RI, 2007)Jumlah BBLR yang dilaporkan selama tahun 2007 dari 45 puskesmas di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 184 (0,79%) dari 23.169 kelahiran hidup, dan 100% ditangani (lihat Tabel 15).

4. Status Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara anthropometrik yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). Dari laporan hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga dan SKRT selama periode 1998 – 2000 persentase balita gizi buruk dan gizi kurang menurun. Namun, mulai tahun 2001 – 2005, persentase balita gizi buruk dan gizi kurang terus meningkat. Tahun 2005 diketahui bahwa persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 68,48%. (Depkes RI, 2007)Jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Banyuwangi tahun 2007 sebanyak 335 balita, atau sekitar 0,36% dari 91.891 balita yang ditimbang. Dan 100% balita gizi buruk mendapatkan perawatan (lihat Tabel 16).Sedangkan berdasarkan penimbangan balita yang dilakukan selama tahun 2007, ternyata terdapat balita BGM sebesar 1,15% (sebanyak 1.053 Balita BGM dari 91.891 balita yang ditimbang). (lihat Tabel 16).

5. Kecamatan Bebas Rawan Gizi

Terbebas dari kelaparan dan malnutrisi sekaligus mendapat nutrisi yang baik adalah hak asasi manusia. Malnutrisi membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan kematian dini. Pengukuran antropometri untuk mendapat status gizi seseorang telah dikenal luas dan terutama dilakukan pada anak-anak. Rendahnya persentase berat badan terhadap usia mencerminkan akibat kumulatif dari malnutrisi yang berkepanjangan atau kekurangan nutrisi sejak lahir.Pada tahun 2007, hampir semua kecamatan di kabupaten Banyuwangi berstatus bebas rawan gizi. Hanya kecamatan Wongsorejo yang belum berstatus bebas rawan Gizi.

http://dinkes.banyuwangikab.go.id/situasi-derajat-kesehatan/status-gizi.html- Penyebab gizi buruk

a) status ekonomi yang rendahb) pendidikan yang rendah

Page 9: LBM 2 Modul 4

c) lingkungan yang kumuhd) budaya yang tidak sehate) kurangnya ketersediaan makanan bergizif) pola hidup yang tidak sehat

faktor keluarga miskin, faktor ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak, dan faktor penyakit bawaan pada anak, seperti jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare.http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1213674765,42930,

1.  Penyebab tak  langsung

Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker.

2.  Penyebab langsung

Ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan.

Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan Masalah Utama Gizi buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah, Ketersediaan pangan dan kesempatan kerja.

http://www.malukuprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=66:gizi-buruk&catid=47:kesehatan&Itemid=11

Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu; anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan anak mungkin menderita penyakit infeksi. Ketiga penyebab langsung tersebut diuraikan sebagai berikut:

Page 10: LBM 2 Modul 4

Pertama, anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang. Bayi dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi, dalam hal ini makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu, dan sesudah usia 6 bulan anak tidak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan.

Kedua, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai. Suatu studi “positive deviance” mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang gizi buruk, padahal orang tua mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya ASI, manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak yang gizi buruk ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan. Banyaknya perempuan yang meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota bahkan menjadi TKI, kemungkinan juga dapat menyebabkan anak menderita gizi buruk.

Ketiga, anak menderita penyakit infeksi. Terjadi hubungan timbal balik antara kejadian infeksi penyakit dan gizi buruk. Anak yang menderita gizi buruk akan mengalami penurunan daya tahan, sehingga anak rentan terhadap penyakit infeksi. Disisi lain anak yang menderita sakit infeksi akan cenderung menderita gizi buruk. Cakupan pelayanan kesehatan dasar terutama imunisasi, penanganan diare, tindakan cepat pada balita yang tidak naik berat badan, pendidikan, penyuluhan kesehatan dan gizi, dukungan pelayanan di Posyandu, penyediaan air bersih, kebersihan lingkungan akan menentukan tingginya kejadian penyakit infeksi. Mewabahnya berbagai penyakit menular akhir-akhir ini seperti demam berdarah, diare, polio, malaria dan sebagainya secara hampir bersamaan di mana-mana, menggambarkan melemahnya pelayanan kesehatan yang ada di daerah. http://bankdata.depkes.go.id/data%20intranet/Dokumen/Indikator%20IS-2010.pdf

• Indonesia Sehat 2010- Visi & Misi

➡ Visi:Menyatakan bahwa gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secar adil dan

Page 11: LBM 2 Modul 4

merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai berikut:INDONESIA SEHAT 2010Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayang kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.

http://www.depkes.go.id/showis.php?tid=Visi(Departemen Kesehatan RI)

➡ Misi:-Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.-Mendorong kemandirian untuk hidup sehat.-Memeliharadan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau.-Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.(Departemen Kesehatan RI)

- Program- Kendala & Solusi

➡ Kendala(a) Kurangnya anggaran dari pemerintah(b) Kurangnya sarana & prasarana(c) Kurangnya tenaga medis yang kompeten(d) Kurangnya kesadaran masyarakat

➡ Solusi(a) tingkatkan anggaran dari pemerintah

Page 12: LBM 2 Modul 4

(b) tingkatkan sarana & prasarana(c) tingkatkan tenaga medis yang kompeten(d) tingkatkan kesadaran masyarakat

←Pengaruh internal

belum meratanya distribusi tenaga kesehatan di setiap daerah belum terdeteksi serta diatasi secara dini masalah kesehatan yang muncul. Masalah pelayanan kesehatan belum jelas antara kebutuhan dan

kemampuan masih mahalnya pelayanan kesehatan di rumah sakit, termasuk program

Askeskin belum sepenuhnya tepat sasaran masih tingginya angka kesakitan penyakit menular dan belum optimalnya

upaya penanggulangannya.

Pengaruh eksternal Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang merupakan pengaruh

lingkungan global dan otonomi daerah menjadi kendala karena masing-masing daerah mempunyai program sendiri sehingga ada program yang tidak sinkron juga berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya tercapai Indonesia Sehat.

http://Discussion_reply.page/Health_Medical.com