lbm 1 modul 10 hipertensi

38
LBM 1 STEP 1 Hipertensi : Judul : Hipertensi Penerb it : Gramedia Pustaka Utama, 2004 ISBN : 9792208607, 9789792208603 Step 2 1. Apa patofisiologi dari hipertensi? 2. Kenapa pasien dianjurkan diet rendah garam? 3. Apa hubungan jarang olahraga dan merokok dengan hipertensi? 4. Klasifikasi hipertensi? 5. Pemeriksaan laboratorium apa saja untuk menegakan diagnosis? 6. Mengapa bisa terjadi,kepala pusing,leher tegang,mual muntah? 7. Anatomi jantung? 8. Faktor resiko hipertensi? 9. Apa hubungan riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi?

Upload: muhammad-rizal-bayu-wicaksono

Post on 10-Dec-2015

270 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Modul Cardiovascular. Materi tentang Hipertensi.

TRANSCRIPT

Page 1: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

LBM 1

STEP 1

Hipertensi :

Judul : Hipertensi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2004

ISBN : 9792208607, 9789792208603

Step 2

1. Apa patofisiologi dari hipertensi?2. Kenapa pasien dianjurkan diet rendah garam?3. Apa hubungan jarang olahraga dan merokok dengan hipertensi?4. Klasifikasi hipertensi?5. Pemeriksaan laboratorium apa saja untuk menegakan diagnosis?6. Mengapa bisa terjadi,kepala pusing,leher tegang,mual muntah?7. Anatomi jantung?8. Faktor resiko hipertensi?9. Apa hubungan riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi?10.Apa Tata laksana dari kasus tersebut?

Page 2: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Step 3

1. Mengapa bisa terjadi,kepala pusing,leher tegang,mual muntah ,mengapa hanya pada daerah leher?

-tegang: adanya penyempitan pembuluh darah,adanya reaksi anaerob sehingga meningkatkan asam laktat

-pusing: karena penyempitah pembulu darah sehingga suplai o2 kurang

-

2. Anatomi jantung?

Di rongga torak,lapisanya bernama pericardium,lapisanya epicardium(luar)miokardiumendocardium, mempunyai 2 ruang:atrium ventrikal (kanan kiri)

Ventrikel sinistra yang palingkuat saat memompa darah,

Pemisah antara atrium dan ventrikel adalah septum.

3. Apa patofisiologi dari hipertensi?

Renin->aniotensi 1->diubah oleh enzim ACE->aniotensin 2->ADH(vasokontriksi) &ALDOSTERON->menyeimbangkan Nacl->mengentalkan darah->menarik cairan intra dan ekstra->tekanan darah menjadi tinggi dan cepat->hipertensi

4. Kenapa pasien dianjurkan diet rendah garam?Kelebihan garam-> peningkatan cairan ekstra dan intra->adh naik dan aldosteron naik200mg-400mg diet rendah garam untuk hipertensi400-600mg untuk tingkat 21000-1200mg untuk tingat 3

5. Apa hubungan jarang olahraga dan merokok dengan hipertensi?

Merokok: nikotin dann tar->pacu kecepatan jantung->aliran darah naik

Banyak timbunan lemak->meningkatkan aliran darah,ventrikel sinister meningkat->bisa pembesaran ventrikel

6. Klasifikasi hipertensi?

-Normal: <120sistol dan <80 diastol,

Prehipertensi 120-139 sistoldiastol 80-89

Hip1 140-159sistol diastol 90-99

Page 3: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Hip2 >160 sistol diastol>100

-Hipertensi diastolik peningkatan pada diastol tidak pada sis tol

Hipertensi sitolik sistol yg meningkat distol tidak

Hipertensi campuran diastol dan sistol meningkat

Sistolik selama kontraksi, diastol setelah kontraksi

-who ringan, berat, hipertensi terisolasi diastol turu

Apa yang menyebabkan perbedaan peningkatan antara sistol dan diastol?

7. Pemeriksaan laboratorium apa saja untuk menegakan diagnosis?

-pemeriksaan urin:jika ada albumin->ginjalrusak->kemungkinan hipertensi

8. Faktor resiko hipertensi?

-merokok,alkohol

-kegemukan

Jk: pria>55tahun wanita>65

Penderita dm,cushing sindrom,

Peningkatan konsumsi garam

Livestyle

Olahraga

Riwayat keluarga

9. Apa hubungan riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi?

25%resiko apaila ot terkena hipertensi,

10.Apa Tata laksana dari kasus tersebut?

-gaya hidup: ubah pola makan,olahraga

-pembatasan merokok

-pemberian obat : diuretic(filosemid,clorotiazid)mengeluarkan cairan tubuh “pengobatan awal”.beta blocker: mengontrol tekanan darah,angiotensin ACE, kalsium canal blocker : vasodilatasi pembuluh darah “merusak organ”

-meru

Apabila darurat:hidrozait,nitrogliserin

Page 4: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

11.Apa etiologi dari tersebut?kasus 12.Apa gejala dan tanda dari hipertensi?

-gejala ketika akan saat terjadi komplikasi

13.Apa pemeriksaan fisiknya?

-nadi

-tb dan bb

-laju pernafasan

-

14.Target organ apa saja yg mempengaruhi hipertensi?

Jantung: angina vase awal infrak miokard, gagl jantung

Otak:struk->pembuluh darah kecil,tipis bisa pecah

Ginjal:peny ginjal menahun

Mata: menyebabkan retinopati->kebutaan

15.Pengaruh hormon apa saja dari kejadian hipertensi?

Renin: menstabilkan tekanan darah

Adh: vasokontriksi pemb darah agar menyempit

Aldosteron: menyeimbangkan nacl dalam darah

16.Pengaruh terhadap sistem syaraf

Saraf simpatis,reseptor alfa: vasokontriksi, beta : vasodilator

Page 5: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Step 7

1. Mengapa bisa terjadi,kepala pusing,leher tegang,mual muntah ,mengapa hanya pada daerah leher?

-tegang: adanya penyempitan pembuluh darah,adanya reaksi anaerob sehingga meningkatkan asam laktat

-pusing: karena penyempitah pembulu darah sehingga suplai o2 kurang

2. Anatomi jantung?a. Anatomi

Letak : cavum thorax, di mediastinum medial, besarnya sekepalan tangan masing2, terdiri dari 2 atrium dan 2 ventrikel.Apexnya menghadap ke bawah kiri depan.

Jantung merupakan organ muscularis berbentuk conus (kerucut) yang

mempunyai rongga di dalamnya dengan ukuran sebesar kepalan pemiliknya.

Ukuran jantung sendiri 12 cm untuk panjangnya dan lebar 8-9 cm, dan

berdiameter anteroposterior 6cm. Jantung terletak di mediatinum media yang

sebelah ventralnya ditutupi oleh sternum dan cartilago costae III-VI.

Dinding jantung sendiri memiliki 3 lapis, yaitu dinding terluar : epicardium,

dinding yang tengah myocardium, dan yang dalam endocardium. Jantung

sendiri dibungkus oleh sebuah lapisan yang disebut pericardium yg berada di

mediastinum dibelakang corpus sterni dan cartilago costae II-VI, di depan

vertebra thoracalis V-VIII.

Page 6: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Jantung mempunyai 2 bagian yaitu apex (sebelah bawah, depan, ke kiri) yang

terletak 8cm sebelah kiri linea mediana anterior, sebelah profunda ICS V

sinistra, 4 cm dibawah 2 cm disebalah papilla mammae sinistra. Dan bassis

yang merupakan dataran yang menghadap kanan atas belakang jantung.

Jantung juga mempunyai 3 facies, yakni facies sternocostalis yang

dibentuk atrium dextra dengan auriculanya, ventricel dextra, dan sebagian

kecil ventricel sinistra, facies ini disilangi secara obliq oleh sulcus coronarius

dan sulcus interventricularis anterior. Dan facies diaphragmatica yang

menghadap diaphragma dibentuk oleh sebagian kecil ventricel dextra dan

sebagian besar ventricel sinistra. Facies ini disilangi secara obliq oleh sulcus

interventricularis posterior. Dan tentunya facies pulmonalis yang menghadap

kedua pulmo dextra et sinistra.

Jantung juga memiliki 2 margo, margo dextra yang memiliki tepi

tajam(acutus) dan margo sinistra(obtusus) yang cembung ke kiri.

Situs thoracis fk undip

a. Atrium dextra, berfungsi untuk menerima darah dari seluruh tubuh yang miskin oksigen melalui vena cava superior dan inferior, dan kemudian memasukkannya ke ventrikel dextra

b. Ventrikel dextra, berfungsi untuk menerima darah yang miskin oksigen dari atrium dextra dan kemudian mengeluarkannya melalui arteri pulmonalis yang selanjutnya darah tersebut akan menuju ke pulmo

c. Atrium sinistra, berfungsi untuk menerima darah yang kaya akan oksigen dari pulmo melalui vena pulmonalis, dan kemudian memasukkannya ke ventrikel sinistra

d. Ventrikel sinistra, berfungsi untuk menerima darah yang kaya oksigen dari atrium sinistra, dan kemudian mengeluarkannya melalui aorta untuk diedarkan ke seluruh tubuh,. Dari beberapa bagian jantung, ventrikel sinistra inilah yang memiliki lapisan otot paling tebal dan keras, hal ini dikarenakan bagian ini adalah bagian pada jantung yang memiliki tugas yang paling berat yaitu memompakan darah ke seluruh tubuh.

(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall, 1997, Jakarta : EGC)

b. Fisiologi Jantung

Page 7: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Sistem Konduksi Jantung

3. Apa patofisiologi dari hipertensi?

Page 8: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

4. Kenapa pasien dianjurkan diet rendah garam?

Garam tidak dapat diekskresikan oleh ginjal dengan cepat, tidak seperti air yang secara normal diekskresikan oleh ginjal hampir secepat asupannya. Karena penumpukannya dalam tubuh, garam secara tidak langsung meningkatkan volume cairan ekstraseluler karena dua alasan berikut :

a. Bila di dalam tubuh terdapat kelebihan garam, osmolalitas cairan tubuh akan meningkat, dan keadaan ini selanjutnya merangsang pusat haus, yang membuat seseorang minum lebih banyak air untuk mengencerkan garam ekstraseluler menjadi konsentrasi normal. Hal ini akan meningkatkan volume cairan ekstraseluler.

b. Kenaikan osmolalitas cairan ekstraseluler juga merangsang mekanisme sekresi kelenjar hipotalamus-hipofise posterior untuk menyekresikan lebih banyak hormon antidiuretik kemudian menyebabkan ginjal mereabsorbsi air dalam jumlah besar dari cairan tubulus ginjal sebelum diekskresikan sebagai urin, dengan demikian mengurangi volume urin sewaktu ada peningkatan volume cairan ekstraseluler.

Jadi, karena alasan-alasan ini, jumlah garam yang terakumulasi di dalam tubuh merupakan penentu utama terhadap volume cairan ekstra seluler. Karena peningkatan sedikit saja pada cairan ekstra seluler dan volume darah seringkali dapat sangat meningkatkan tekanan arteri yang nantinya akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

(Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, edisi 11)

5. Apa hubungan jarang olahraga dan merokok dengan hipertensi?

Merokok: nikotin dann tar->pacu kecepatan jantung->aliran darah naik

Banyak timbunan lemak->meningkatkan aliran darah,ventrikel sinister meningkat->bisa pembesaran ventrikel

Page 9: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

6. Klasifikasi hipertensi?Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7 (JNC VII)

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)

Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Apa yang menyebabkan perbedaan peningkatan antara sistol dan diastol?

7. Pemeriksaan laboratorium apa saja untuk menegakan diagnosis?

-pemeriksaan urin:jika ada albumin->ginjalrusak->kemungkinan hipertensi

Page 10: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

8. Faktor resiko hipertensi?

Page 11: LBM 1 Modul 10 Hipertensi
Page 12: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Faktor resiko hipertensi meliputi :

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan

Page 13: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005).

Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause.

Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6% dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 18,6% pada pria dan 17,4% wanita. Di daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6 pada pria dan 13,7% pada wanita (Gunawan, 2001).

Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi (Astawan, 2002).

Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004).

Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000).

Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah, tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari, akan meningkat prevalensinya 15-20% (Wiryowidagdo, 2004).

Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan. Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma, 2000).

Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-

Page 14: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan member sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Astawan, 2002).

Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuat aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri ( Amir, 2002 ).

Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz, 2001).

9. Apa hubungan riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi?

Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi (Astawan, 2002).

Page 15: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

10. Apa Tata laksana dari kasus tersebut?

Penatalaksanaan Hipertensi

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis

Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang yang sedang dalam terapi obat.

Sedangkan pasien hipertensi yang terkontrol, pendekatan nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal yang penting diperhatikan, karena berperan dalam keberhasilan penanganan hipertensi.

Menurut beberapa ahli, pengobatan nonfarmakologis sama pentingnya dengan pengobatan farmakologis, terutama pada pengobatan hipertensi derajat I. Pada hipertensi derajat I, pengobatan secara nonfarmakologis kadang-kadang dapat mengendalikan tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis tidak diperlukan atau pemberiannya dapat ditunda.

Jika obat antihipertensi diperlukan, Pengobatan nonfarmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik.

Pendekatan nonfarmakologis dibedakan menjadi beberapa hal:

1) Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.

Menurut Corwin berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan beban kerja jantung. Selain itu pengurangan makanan berlemak dapat menurunkan risiko aterosklerosis.

Penderita hipertensi dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengurangi asupan alkohol. Berdasarkan hasil penelitian eksperimental, sampai pengurangan sekitar 10 kg berat badan berhubungan langsung dengan penurunan tekanan darah rata-rata 2-3 mmHg per kg berat badan.

2) Olahraga dan aktifitas fisik

Selain untuk menjaga berat badan tetap normal, olahraga dan aktifitas fisik teratur bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga kebugaran tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang baik dilakukan untuk penderita hipertensi.

Dianjurkan untuk olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu, dengan demikian dapat menurunkan tekanan darah walaupun berat badan belum tentu turun.

Page 16: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Olahraga yang teratur dibuktikan dapat menurunkan tekanan perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga dapat menimbulkan perasaan santai dan mengurangi berat badan sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Yang perlu diingatkan kepada kita adalah bahwa olahraga saja tidak dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi.

Menurut Dede Kusmana, beberapa patokan berikut ini perlu dipenuhi sebelum memutuskan berolahraga, antara lain:

a) Penderita hipertensi sebaiknya dikontrol atau dikendalikan tanpa atau dengan obat terlebih dahulu tekanan darahnya, sehingga tekanan darah sistolik tidak melebihi 160 mmHg dan tekanan darah diastolik tidak melebihi 100 mmHg.

b) Alangkah tepat jika sebelum berolahraga terlebih dahulu mendapat informasi mengenai penyebab hipertensi yang sedang diderita.

c) Sebelum melakukan latihan sebaiknya telah dilakukan uji latih jantung dengan beban (treadmill/ergometer) agar dapat dinilai reaksi tekanan darah serta perubahan aktifitas listrik jantung (EKG), sekaligus menilai tingkat kapasitas fisik.

d) Pada saat uji latih sebaiknya obat yang sedang diminum tetap diteruskan sehingga dapat diketahui efektifitas obat terhadap kenaikan beban.

e) Latihan yang diberikan ditujukan untuk meningkatkandaya tahan tubuh dan tidak menambah peningkatan darah.

f) Olahraga yang bersifat kompetisi tidak diperbolehkan.

g) Olahraga peningkatan kekuatan tidak diperbolehkan.

h) Secara teratur memeriksakan tekanan darah sebelum dan sesudah latihan.

i) Salah satu dari olahraga hipertensi adalah timbulnya penurunan tekanan darah sehingga olahraga dapat menjadi salah satu obat hipertensi.

j) Umumnya penderita hipertensi mempunyai kecenderungan ada kaitannya dengan beban emosi (stres). Oleh karena itu disamping olahraga yang bersifat fisik dilakukan pula olahraga pengendalian emosi, artinya berusaha mengatasi ketegangan emosional yang ada.

k) Jika hasil latihan menunjukkan penurunan tekanan darah, maka dosis/takaran obat yang sedang digunakan sebaiknya dilakukan penyesuaian (pengurangan).

3) Perubahan pola makan

a) Mengurangi asupan garam

Pada hipertensi derajat I, pengurangan asupan garam dan upaya penurunan berat badan dapat digunakan sebagai langkah awal pengobatan hipertensi.

Page 17: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Nasihat pengurangan asupan garam harus memperhatikan kebiasaan makan pasien, dengan memperhitungkan jenis makanan tertentu yang banyak mengandung garam.

Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol per hari, berarti tidak menambahkan garam pada waktu makan, memasak tanpa garam, menghindari makanan yang sudah diasinkan, dan menggunakan mentega yang bebas garam. Cara tersebut diatas akan sulit dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat dan akan mengurangi kebiasaan makan pasien secara drastis.

b) Diet rendah lemak jenuh

Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.

c) Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa mineral bermanfaat mengatasi hipertensi. Kalium dibuktikan erat kaitannya dengan penurunan tekanan darah arteri dan mengurangi risiko terjadinya stroke.

Selain itu, mengkonsumsi kalsium dan magnesium bermanfaat dalam penurunan tekanan darah. Banyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung banyak mineral, seperti seledri, kol, jamur (banyak mengandung kalium), kacang-kacangan (banyak mengandung magnesium). Sedangkan susu dan produk susu mengandung banyak kalsium.

4) Menghilangkan stres

Stres menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau bahkan sudah melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Cara untuk menghilangkan stres yaitu perubahan pola hidup dengan membuat perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari dapat meringankan beban stres.

b. Penatalaksanaan Farmakologis

Ada sembilan kelas obat anti hipertensi. Lima diantaranya merupakan agen primer (pilihan pertama), yaitu Diuretik, β blocker, ACE Inhibitor (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor), ARB (Angiotensin Reseptor II Blocker), dan CCB (Calcium Channel Blocker).

Sedangkan 4 lainnya merupakan alternatif yang dapat digunakan setelah penderita mendapatkan obat pilihan pertama, yaitu α blocker, agonis α-2 sentral, inhibitor adrenergik, dan vasodilator.

Page 18: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Pemilihan obat pada terapi hipertensi tergantung pada derajat peningkatan tekanan darah dan ada tidaknya komplikasi.

1. Diuretik

Bekerja dengan cara menyebabkan diuresis, meningkatkan ekskresi Na, Cl, dan air sehingga volume plasma berkurang dan terjadi penurunan curah jantung (cardiac output) yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah.

Obat-obatan diuretik diberikan pada pagi hari untuk single dose, atau pada pagi dan sore hari untuk 2 kali pemberian. Hal ini untuk mencegah terjadinya nokturia diuresis.

Ada 4 kelompok diuretik, yaitu

1. Diuretik Tiazid : HCT (hidroklorotiazid), Klortalidon, Indapamid, dan Metolazone.

2. Loop diuretik : Furosemide, Bumetanide, dan Torsemide.

3. Diuretik hemat kalium : Amilorid, Triamteren.

Dapat menyebabkan hiperkalemia, terutama pada pasien penyakit ginjal kronik, diabetes dan terapi kombinasi dengan ACEI, ARB, AINS, atau suplemen kalium.

4. Antagonis Aldosteron, juga termasuk diuretik hemat kalium : Spironolakton, Eplerenone. Spironolakton dapat menyebabkan ginekomastia pada 10% pasien.

2. β blocker

Mekanisme kerjanya tidak diketahui tetapi dapat melibatkan menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif dan efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dari ginjal.

β blocker dibedakan menjadi 4 kelompok berdasarkan sifatnya, yaitu

1. Kardioselektif, bekerja selektif pada reseptor β1 di jantung: Atenolol, Bisoprolol, Metoprolol, dan Betaxolol.

2. Nonselektif, bekerja pada reseptor β1 dan β2 : Nadolol, Propanolol, Timolol, dan Sotalol. Tidak boleh digunakan pada pasien asma atau bronkhitis.

3. Memiliki Aktivitas Simpatomimetik Intrinsik: Acebutolol, Carteolol, Penbutolol, dan Pindolol.

4. Campuran α dan β blocker : Karvedilol, Labetolol.

Page 19: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Efek samping blokade reseptor β pada miokardium adalah bradikardi, ketidaknormalan konduksi atrioventrikular (AV), dan gagal jantung akut. Penghentian β blocker secara cepat dapat menyebabkan angina tidak stabil, infark miokard, dan bahkan kematian pada pasien-pasien dengan resiko tinggi penyakit koroner.Karena itu dosis harus diturunkan perlahan-lahan selama 1-2 minggu sebelum penghentian.

3. ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)

ACEI menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, dimana angiotensin II adalah vasokronstrikstor poten yang juga merangsang sekresi aldosteron. ACEI juga memblok degradasi bradikinin dan merangsang sintesa zat-zat yang menyebabkan vasodilatasi, termasuk prostaglandin E2 dan prostasiklin.

Yang termasuk dalam kelompok ACEI adalah: Kaptopril, Benazepril, Delapril, Enalapril, Fosinopril, Lisinopril, Perindopril, Kuainapril, Ramipril, dan Ilazapril.

Penggunaan kaptopril sebaiknya pada saat perut kosong, karena absorbsinya dapat berkurang 30-40% jika diberikan bersama makanan.

Efek samping pada penggunaan ACEI yaitu : batuk kering (pada 20% pasien), hiperkalemia (monitoring), neutropenia, agranulosit, glomerulonefritis, proteinuria, dan gangguan fungsi ginjal. ACEI dikontaindikasikan pada wanita hamil dan pasien dengan riwayat angioedema.

4. ARB (Angiotensin Reseptor II Blocker)

ARB menghambat secara langsung reseptor angiotensin II tipe 1 (ATI) yang memediasi efek angiotensin II yang sudah diketahui pada manusia: vasokonstriksi, pelepasan aldosteron, aktivasi simpatetik, pelepasan hormon antidiuretik dan kontriksi arteriol dari glomerulus. ARB tidak memblok reseptor angiotensin II tipe 2 (AT2). Jadi efek yang menguntungkan dari stimulus AT2 (seperti vasodilatasi, perbaikan jaringan dan penghambatan pertumbuhan sel) tetap utuh dengan menggunakan ARB.

Yang termasuk kelompok ARB adalah: Kandesartan, Eprosartan, Irbesartan, Losartan, Olmesartan, Telmisartan, dan Valsartan.

Efek sampingnnya adalah insufisiensi ginjal, hiperkalemia, dan hipotensi ortostatik. ARB tidak menyebabkan batuk seperti ACEI, karena tidak mencegah pemecahan bradikinin. Tidak boleh digunakan pada wanita hamil.

Page 20: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

5. CCB (Calcium Channel Blocker)

CCB bekerja dengan menghambat influx kalsium sepanjang membran sel. Ada dua tipe kanal kalsium:high voltage channel (tipe L) dan low voltage channel (tipe T). CCB yang ada hanya menghambat kanal tipe L, yang menyebabkan vasodilatasi koroner dan perifer.

Ada dua subkelas CCB, yaitu:

1. Dihidropiridin: Amlopidin, Felopidin, Isradipin, Lekardipin, Nicardipin, Nifedipin, dan Nisolpidin. Efek samping dari dihidropiridin adalah pusing, flushing, sakit kepala, hiperplasia gusi, edema perifer, perubahan mood, dan gangguan gastrointestinal. Nifedipin dapat meningkatkan resiko kardiovaskular.

2. Non dihidropiridin: Diltiazem dan Verapamil. Menurunkan denyut jantung dan memperlambat konduksi nodal atriventrikular. Efek sampingnya adalah anorexia, nausea, edema perifer, dan hipotensi. Verapamil menyebabkan konstipasi pada 7% pasien

6. α blocker

Yang termasuk α blocker adalah Doxazosin, Prazosin, dan Terazosin.

Bekerja pada pembuluh darah perifer dan menghambat pengambilan katekolamin pada sel otot halus, menyebabkan vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah.

Efek samping berat yang mungkin terjadi adalah fenomena dosis pertama yang ditandai dengan pusing sementara atau pingsan, palpitasi, dan bahkan sinkope 1-3 jam setelah dosis pertama. Untuk mengatasinya, dilakukan pemberian dosis awal dan peningkatan dosis saat mau tidur. Hipotensi ortostatik dan pusing dapat berlanjut  dengan pemberian terus-menerus. α blocker melewati sawar darah-otak dan dapat menyebabkan efek samping pada CNS seperti kehilangan tanaga, letih, dan depresi. Penggunaan dosis tinggi atau penggunaan kronik dosis rendah dapat meretensi air dan natrium, sehingga lebih efektif jika digunakan bersama diuretik. Penggunaannya harus hati-hati pada pasien lansia.

7. Agonis α-2 sentral

Klonidin dan Metildopa menurunkan tekanan darah terutama dengan merangsang reseptor adrenergik di otak. Perangsangan ini menurunkan aliran simpatetik dari pusat vasomotor di otak dan meningkatkan tonus vagal. Penurunan aktivitas simpatetik, bersamaan dengan meningkatnya aktivitas

Page 21: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

parasimpatetik, dapat menurunkan denyut jantung, cardiac output, total peripheral resistance, aktivitas plasma rennin, dan reflex baroreseptor.

Efek sampingnya adalah sedasi dan mulut kering. Penggunaan kronis dapat menyebabkan retensi natrium.

Penghentian agonis α-2 sentral secara tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension. Efek ini diduga disebabkan oleh meningkatnya pelepasan norepinefrin sewaktu klonidin diberhentikan tiba-tiba.

8. Inhibitor adrenergik

Reserpin menurunkan tekanan darah dengan mengosongkan norepinefrin dari ujung saraf simpatetik dan memblok perjalanan norepinefrin ke granul penyimpanannya. Reserpin juga mengosongkan katekolamin dari otak dan miokardium, mengakibatkan sedasi, depresi, dan berkurangnya curah jantung.

Efek sampingnya adalah depresi (pada dosis > 0,25 mg/hari), hidung tersumbat, meningkatnya sekresi asam lambung, diare, dan bradikardi. Dapat menyebabkan resistensi natrium yang signifikan sehingga harus dikombinasi dengan diuretik tiazid.

9. Vasodilator

Efek antihipertensi dari hidralazin dan minoksidil disebabkan oleh relaksasi langsung otot polos arteriolar tetapi tidak menyebabkan vasodilatasi ke pembuluh darah vena. Kedua obat juga menyebabkan penurunan tekanan perfusi yang kuat yang mengaktifkan refleks baroreseptor. Pengaktifan dari baroreseptor menyebabkan meningkatnya aliran simpatetik, sehingga meningkatkan denyut jantung, curah jantung, dan pelepasan renin. Akibatnya terjadi takifilaksis, efek hipotensi akan hilang dengan pemakaian seterusnya. Efek ini dapat diatasi dengan penggunaan bersama β blocker atau diuretik.

1) Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.

Menurut Corwin berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan beban kerja jantung. Selain itu pengurangan makanan berlemak dapat menurunkan risiko aterosklerosis.

Penderita hipertensi dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengurangi asupan alkohol. Berdasarkan hasil penelitian eksperimental, sampai pengurangan sekitar 10 kg berat badan berhubungan langsung dengan penurunan tekanan darah rata-rata 2-3 mmHg per kg berat badan.

Page 22: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

2) Olahraga dan aktifitas fisik

Selain untuk menjaga berat badan tetap normal, olahraga dan aktifitas fisik teratur bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga kebugaran tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang baik dilakukan untuk penderita hipertensi.

Dianjurkan untuk olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu, dengan demikian dapat menurunkan tekanan darah walaupun berat badan belum tentu turun.

Olahraga yang teratur dibuktikan dapat menurunkan tekanan perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga dapat menimbulkan perasaan santai dan mengurangi berat badan sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Yang perlu diingatkan kepada kita adalah bahwa olahraga saja tidak dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi.

Menurut Dede Kusmana, beberapa patokan berikut ini perlu dipenuhi sebelum memutuskan berolahraga, antara lain:

a) Penderita hipertensi sebaiknya dikontrol atau dikendalikan tanpa atau dengan obat terlebih dahulu tekanan darahnya, sehingga tekanan darah sistolik tidak melebihi 160 mmHg dan tekanan darah diastolik tidak melebihi 100 mmHg.

b) Alangkah tepat jika sebelum berolahraga terlebih dahulu mendapat informasi mengenai penyebab hipertensi yang sedang diderita.

c) Sebelum melakukan latihan sebaiknya telah dilakukan uji latih jantung dengan beban (treadmill/ergometer) agar dapat dinilai reaksi tekanan darah serta perubahan aktifitas listrik jantung (EKG), sekaligus menilai tingkat kapasitas fisik.

d) Pada saat uji latih sebaiknya obat yang sedang diminum tetap diteruskan sehingga dapat diketahui efektifitas obat terhadap kenaikan beban.

e) Latihan yang diberikan ditujukan untuk meningkatkandaya tahan tubuh dan tidak menambah peningkatan darah.

f) Olahraga yang bersifat kompetisi tidak diperbolehkan.

g) Olahraga peningkatan kekuatan tidak diperbolehkan.

h) Secara teratur memeriksakan tekanan darah sebelum dan sesudah latihan.

i) Salah satu dari olahraga hipertensi adalah timbulnya penurunan tekanan darah sehingga olahraga dapat menjadi salah satu obat hipertensi.

j) Umumnya penderita hipertensi mempunyai kecenderungan ada kaitannya dengan beban emosi (stres). Oleh karena itu disamping olahraga yang bersifat fisik dilakukan pula olahraga pengendalian emosi, artinya berusaha mengatasi ketegangan emosional yang ada.

Page 23: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

k) Jika hasil latihan menunjukkan penurunan tekanan darah, maka dosis/takaran obat yang sedang digunakan sebaiknya dilakukan penyesuaian (pengurangan).

3) Perubahan pola makan

a) Mengurangi asupan garam

Pada hipertensi derajat I, pengurangan asupan garam dan upaya penurunan berat badan dapat digunakan sebagai langkah awal pengobatan hipertensi. Nasihat pengurangan asupan garam harus memperhatikan kebiasaan makan pasien, dengan memperhitungkan jenis makanan tertentu yang banyak mengandung garam.

Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol per hari, berarti tidak menambahkan garam pada waktu makan, memasak tanpa garam, menghindari makanan yang sudah diasinkan, dan menggunakan mentega yang bebas garam. Cara tersebut diatas akan sulit dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat dan akan mengurangi kebiasaan makan pasien secara drastis.

b) Diet rendah lemak jenuh

Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.

c) Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa mineral bermanfaat mengatasi hipertensi. Kalium dibuktikan erat kaitannya dengan penurunan tekanan darah arteri dan mengurangi risiko terjadinya stroke.

Selain itu, mengkonsumsi kalsium dan magnesium bermanfaat dalam penurunan tekanan darah. Banyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung banyak mineral, seperti seledri, kol, jamur (banyak mengandung kalium), kacang-kacangan (banyak mengandung magnesium). Sedangkan susu dan produk susu mengandung banyak kalsium.

4) Menghilangkan stres

Stres menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau bahkan sudah melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Cara untuk menghilangkan stres yaitu perubahan pola hidup dengan membuat perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari dapat meringankan beban stres.

Page 24: LBM 1 Modul 10 Hipertensi
Page 25: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

11. Apa etiologi dari kasus tersebut ?Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua jenis yaitu : (1) Hipertensi primer atau esensial

Hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya. Sekitar 90 % pasien termasuk kategori hipertensi primer. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer seperti bertambahnya umur, stress psikologis, hereditas (genetis), dan jenis kelamin.

(2) Hipertensi sekunderHipertensi yang disebabkan sebagai akibat dari adanya penyakit lain (Albertus, 2007; Klabunde, 2007) atau dengan kata lain penyebabnya sudah diketahui, seperti adanya penyakit ginjal, kelainan hormonal, kegemukan, konsumsi minuman beralkohol, merokok, kurang olah raga dan pemakaian obat-obatan. Meskipun demikian hanya 50% hipertensi sekunder diketahui penyebabnya dan hanya beberapa % dapat diperbaiki atau diobati (Klabunde, 2007).

12. Apa gejala dan tanda dari hipertensi?

Komplikasi Hipertensi

Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang.

Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000).

Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (Santoso, 2006).

Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).

Page 26: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000).

Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru – paru menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002)

Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron-neron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000).

13.Apa pemeriksaan fisiknya?

Page 27: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

14.Target organ apa saja yg mempengaruhi hipertensi?

Jantung: angina vase awal infrak miokard, gagl jantung

Otak:struk->pembuluh darah kecil,tipis bisa pecah

Ginjal:peny ginjal menahun

Mata: menyebabkan retinopati->kebutaan

Page 28: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

15. Pengaruh hormon apa saja dari kejadian hipertensi?

Pengaturan kimia dan hormonalAda sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi :

a. Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk vasokonstriktor) epinefrin dapat berperan sebagai suatu vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung pada jenis reseptor otot polos pada pembuluh darah organ.

b. Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokontriktor.

c. Angiotensinadalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk salah satu vasokontriktor kuat.

d. Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon, kolesistokinin, sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif.

e. ProstaglandinAdalah agens seperti hormone yang diproduksi secara local dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor (Ethel, 2003: 239)

Page 29: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

16. Pengaruh terhadap sistem syarafPengaturan sarafPusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan darah. Pusat kardiokselerator dan kardioinhibitor mengatur curah jantung.

a. Pusat vasomotorik(1) tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang terus menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah melalui vasokontriksi pembuluh.

(2) Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf otonom.

(3) Vasodilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls vasokonstriktor. Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di jantung dan otak.

(a) Pembuluh darah di jantung dan otak memilki reseptor-reseptor beta adrenergik, merespon epinefrin yang bersirkulasi dan yang dilepas oleh medulla adrenae.

Page 30: LBM 1 Modul 10 Hipertensi

(b) Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-organ vital selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi saraf simpatis dan vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh.

(c) Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh hanya di beberapa tempat; misalnya, pada jaringan erektil genetalia dan kelenjar saliva tertentu.

b. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan karotis, yang mengatur tekanan darah melalui SSO.