naely lbm 1 modul 14

26
Step 3 1. What are the patogenesis from general fever?and kind of fever?

Upload: naelyshofia

Post on 20-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Naely Lbm 1 Modul 14

Step 3

1. What are the patogenesis from general fever?and kind of fever?

Page 2: Naely Lbm 1 Modul 14

Ada proses termoregulasi = mempertahahankan inti tubuh yang sebenarnya pada set level sekitar 37 *C.

Demam set level akan di tingkatkan termoregulasi yang berusaha menaikan suhu tubuh . Suhu tubuh menyimpang dari set level yang naik tiba2 tubuh akan menurunkan aliran darah kutaneus untuk mengurangi kehilangan panas rasa dingin.Produksi panas di tingkatkan dengan menggigil (tremor) sampai mencapai set level yang baru (plateau)

Demam turun suhu tubuh sangat tinggi aliran dara kutaneus meningkat seseorang merasa panas dan berkeringat banyak

Silbernagl, S. &Lang, F. (2000) Color Atlas of Pathophisiology, New York : Thieme

Zat toksik (mikroorganisme) pirogen eksogen tubuh memerintah pertahanan

tubuh (leukosit, makrofag, limfosit) adanya proses fagosit, tentara tsb mengeluarkan

senjata yaitu pirogen endogen (IL1, TNF alfa,) merangsang sel sel endotel

hipotalamus untuk mengeluarkan asam arakidonat dengan bantuan enzim fosfolipase

A2memacu pengeluaran PGE2 yang di bantu enzim siklooksigenase (COX)

Pengeluaran prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus

hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal)

Sumber : Fisiologi Sheerwood

Sitokin mencapai jaringan otak sekitar nentrikular yg tdak memiliki sawar darah otak

(BBB) reaksi demam pada organ tsb atau dekat area preoptic dan organum

vasculosum lamina terminalis (OVLT) dengan menggunakan PGE2

Silbernagl, S. &Lang, F. (2000) Color Atlas of Pathophisiology, New York : Thieme

Kind of fever according to the degrees or occuracy?Kind

Page 3: Naely Lbm 1 Modul 14

a. Demam septik: suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.

b. Demam hektik: suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun ke tingkat yang normal.

c. Demam remiten: suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu mungkin dapat mencapai 20 dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

d. Demam intermiten: suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam terjadi setiap 2 hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi 2 hari bebas demam di antara 2 serangan demam disebut kuartana

e. Demam kontinyu: variasi suhu sepanjang hari tidak lebih dari 10. Pada tingkat demam yang terus-menerus tinggi sekali disebut hierpireksia.

f. Demam siklik: terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

( Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI )

Any relation with life cycle from paracyte with the fever?

Plasmodium :

Page 4: Naely Lbm 1 Modul 14

http://mediskus.com/penyakit/siklus-hidup-plasmodium-penyebab-malaria.html

Eksoeritroitik/pra : saliva flow blood 30minutes liver parenkim hipnozoit 15rb merozoit 9daysEritrositik : chance from RBC small chromatine erytrocote lysis parasit come out

Fever free period 12 huors?why?

Periode tidak panas berlangsung 12jam pada Plasmodium falciparum, 36 jam Plasmodium vivax & ovale serta 60jam P. malariae.

Penyebab timbulnya demam dihubungkan dengan sporulasi ( pecahnya eritrosit dan keluarnya merozoit dalam cairan darah ) sehingga parasit beserta partikel lainnya merupakan antigen masuk cairan darah reaksi antigen – antibodi demam

Djaenudin Natadisastra, dr., Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH . (2009). Parasitologi kedokteran ditinjau dari organ tubuh yang diserang, Jakarta :EGC

2. What are vectore-borne disease?

Serangga yang mengeluarkan penyakit = vectorePenyakit yg ditularkan lewat vektor; example : kutu, lintah, cacing, nyamuk.

Pnykt yg berkaitan dengan gigitan nyamuk:Anopheles betina :Malaria,vector dari palsmodiumAedes aygepti : DBD, vector virus Dengue, vector alvavirus (cikungunya)Culex : vector yang menularkan penyakit Filariasis, Japanese enchepalitis. cikungunyaMansonia : vector yang menularkan penyakit Filariasis, cikungunya

Petunjuk praktikum parasitologi

Gejala yang klasik yaitu terjadinya “Trias Malaria” secara berurutan:

Page 5: Naely Lbm 1 Modul 14

Periode dingin (15 – 60menit) mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dengan selimut/sarung & pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar & gigi – gigi saling terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperatur

Periode panas muka merah, nadi cepat, panas badan tetap tinggi bebarapa jam diikuti dengan keadaan berkeringat

Periode berkeringat berkeringat >> & temperature turun dan penderita merasa sehat

“Trias Malaria” sering terjadi pada infeksi Plasmodium vivax, pada Plasmodium falciparum menggigil dapat berlangsung berat ataupun tidak ada. Periode tidak panas berlangsung 12jam pada Plasmodium falciparum, 36 jam Plasmodium vivax & ovale serta 60jam P. malariae.

3. Why petient have fever precede by shivering and follow spontaneus decrease in temperature with profuse sweating?

Page 6: Naely Lbm 1 Modul 14

Ada proses termoregulasi = mempertahahankan inti tubuh yang sebenarnya pada set level sekitar 37 *C.

Demam set level akan di tingkatkan termoregulasi yang berusaha menaikan suhu tubuh . Suhu tubuh menyimpang dari set level yang naik tiba2 tubuh akan menurunkan aliran darah kutaneus untuk mengurangi kehilangan panas rasa dingin.Produksi panas di tingkatkan dengan menggigil (tremor) sampai mencapai set level yang baru (plateau)

Page 7: Naely Lbm 1 Modul 14

Demam turun suhu tubuh sangat tinggi aliran dara kutaneus meningkat seseorang merasa panas dan berkeringat banyak

Silbernagl, S. &Lang, F. (2000) Color Atlas of Pathophisiology, New York : Thieme

4. Why the patient has a pale palpebra conjuctiva and sclera icterus?

Tropozoit 24 jam fase II

Sitoadherensi adalah peristiwa perlekatan eritrosit yang telah terinfeksi P.falsiparum

pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu eritrosit juga dapat

melekat pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga terbentuk roset.Sitoadherensi

menyebabkan eritrosit matur tidak beredar kembali dalam sirkulasi.

sekuestras adalah Parasit dalam eritrosit matur yang tinggal dalam jaringan

mikrovaskuler. Hanya P.falsiparum, karena pada plasmodium lainnya seluruh siklus terjadi

pada pembuluh darah perifer. Sekuestrasi terjadi pada organ-organ vital dan hampir semua

jaringan dalm tubuh. Sekustrasi tertinggi terdapat di otak, diikuti dengan hepar dan ginjal,

paru, jantung dan usus. Sekuestrasi ini memegang peranan utama dalam patofisiologi

malaria berat 5,8.

Rosseting adalah suatu fenomena perlekatan antara satu buah eritrosit yang

mengandung merozoit matang yang di selubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non

parasit sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya

rosseting adalah golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darah A dan B yang

bertindak sebagai reseptor pada permukaan eritrosit yang tidak terinfeksi parasit. Rosseting

menyebabkan obstruksi aliran darah lokal atau dalam jaringan sehingga mempermudah

terjadinya sitoadherensi

Manson-Bahr PEC dan Bell DR (1987), Manson’s Tropical Disease ed. ke-19, London,

English Language PEC dan Bell DR (1987). Manson tropical disease ed. ke-19, London,

English language book society/Balliere Tyndall.

Page 8: Naely Lbm 1 Modul 14

.

Sumber : Pdf Pedoman penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia

Ikterus hemolitikfungsi ekskresi hati hanya terganggu sedikit, tapi sel darah merah dihemolisis sangat cepat dan sel hati tidak dapat mengekskresi bilirubin secepat pembentukannya. Oleh karena itu, konsentrasi plasma bilirubin bebas meningkat di atas nilai normal. Juga, kecepatan pembentukan burobilinogen dalam usus sangat meningkat, dan sebagian besar urobilinogen di absorpsi ke dalam darah dan akhirnya di ekskresikan ke dalam urin.Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall

Buat resume persamaan dan perbedaan ke 4 plasmodium !

Beda P. vivax P. malaria P. falciparum P. Ovale

Fase Praeritrosit 6 - 8 hr 12 – 16 hr 5,5 – 7 hr 9 hr

Besar Skizon 45 mikron 45 mikron 60 mikron 70 mikron

Jumlah Merozoit 10.000 2.000 40.000 15.000

Hipnozoit + - - +

Daur Eritrosit 48 jam 72 jam 48 jam 50 jam

Eritrosit yg Dihinggapi

Retikulosit & Normosit

Normosit Muda & Normosit

Retikulosit & Normosit Muda

Page 9: Naely Lbm 1 Modul 14

Pembesaran Eritrosit

++ - - +

Titik2 Eritrosit Schuffner Ziemann Schuffner (James)

Maurer

Pigmen Kuning Trengguli

Tengguli Hitam

Hitam Tengguli Tua

Jumlah Merozoit Eritrosit

12 – 18 8 8 – 24 8 – 10

Daur dlm Nyamuk pd 27C

8 – 9 hr 26 – 28 hr 10 hr 12 – 14 hr

5. Why patient have the splenomegaly?

Reaksi seluler

Dibutuhkan sel fagosit dengan kualitas dan kuantitas lebih besar dibutuhkan penambahan produksi sel fagosit (dg cara hipertrofi dan hiperplasi jaringan RES) splenomegali kadang di sertai hepatomegali dan monositosis relatif

Djaenudin Natadisastra, dr., Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH . (2009). Parasitologi kedokteran ditinjau dari organ tubuh yang diserang, Jakarta :EGC

Apkh sumsumtulang dan hepar jg ikut terganggu?Sumsumtulang : gangguan pembentukan eritrosit baru

6. Why from peripheral blood smear test show the abnormal erytrocyte?

Page 10: Naely Lbm 1 Modul 14
Page 11: Naely Lbm 1 Modul 14

Sumber : Pdf Pedoman penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia

- Rapid test :Untuk tau antigen?yg fase apa ?tropozoit/skizoit/merozoit?Bisa dilakukan saat apa?

Page 12: Naely Lbm 1 Modul 14

antigen malaria saat ini ditargetkan oleh RDT adalah HRP-2, pLDH, danPlasmodium aldolase.

HRP-2 adalah protein larut air yang dihasilkan oleh tahap aseksual dan gametosit muda P. falciparum ( 59 ). Hal ini diekspresikan pada permukaan membran RBC, dan karena kelimpahan di P. falciparum, itu adalah antigen pertama yang akan digunakan untuk mengembangkan RDT untuk deteksi.

pLDH dan aldolase. pLDH, enzim yang ditemukan dalam jalur glikolitik dari parasit malaria, diproduksi oleh tahap seksual dan aseksual parasit ( 44 ). Isomer yang berbeda dari pLDH untuk masing-masing empat Plasmodium spp.menginfeksi manusia ada, dan deteksi mereka merupakan pendekatan kedua untuk pengembangan RDT. Beberapa enzim lain dari parasit malaria jalur glikolitik, terutama aldolase ( 45 ), telah diusulkan sebagai antigen target untuk RDT untuk spesies lain selain P. falciparum.

http://cmr.asm.org/content/15/1/66.full&usg=ALkJrhhaA62-THzuvdjkg5VEGqbEl344mQ

Page 13: Naely Lbm 1 Modul 14

Hb menurun anemia normokrom normositer knp?

Anemi tipe hemolitik, normokrom normositer karena hancurnya eritrosit saat sporulasi;derajat fagositosis RES meningkat lebih banyak eritrosit yang di hancurkan, umur eritrosit menjadi lebih pendek dan depresi eritropoiesis (pembentukan eritrosit berkurang )

Djaenudin Natadisastra, dr., Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH . (2009). Parasitologi kedokteran ditinjau dari organ tubuh yang diserang, Jakarta :EGC

ukuran parasit dan merozoit ?

- Anemia pasca perdarahan : bentuk eritrosit normal tp anemia

Bgmn dengan plasmodium vivax yg eritrositnya ditemukan pucat ?apakah jg trmsk anemia normokrom normositer?

Page 14: Naely Lbm 1 Modul 14

7. What the relation from his symptom with stay in papua for a month?

8. What the relation from musquito bite with this disease?9. How is the process of imunology respon with the disease from scenario?10. Why doctor use the rapid test to diagnose this disease?

Karena kemampuan minimal sesitivy 95% dan specivity 95%

Page 15: Naely Lbm 1 Modul 14

Sumber : Pdf Pedoman penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia

11. How to diagnose of the disease from this scenario(algoritma)?12. What are the DD,etiology,pathophisiology,risk factor, and

pathogenesis,complication, treatment,from this scenario?

Page 16: Naely Lbm 1 Modul 14
Page 17: Naely Lbm 1 Modul 14

Sumber : Pdf Pedoman penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia

Page 18: Naely Lbm 1 Modul 14

Patogenesis

Nyamuk Anopheles betina menggigit manusia

Melepaskan sporozoit dari air liurnya ke pemblh darah

½ jam – 1 jam sebagian sporozoit msk ke hati dan sisanya mati karena proses fagositosis

Msk ke sel parenkim hati ( perkembangan aseksual )

Terbentuk skizont hati

skizont pecah

Mengeluarkan merozoit ke sirkulasi darah

Merozoit menyerang eritrosit

Tropozoit

Eritrosit berparasit ( EP )

Stadium I :

24 jam I tropozoit berubah menjadi bentuk ring / stadium cincin

( P. Falciparum = bentuk stereo headphone )

Stadium II :

24 jam II stadium matur

Sitoadheren

EP matur Sekuestrasi

Rosetting

Sitokin

Page 19: Naely Lbm 1 Modul 14

Membentuk skizont

eritrosit / skizont pecah

Mengeluarkan merozoit dan menginfeksi eritrosit lain

Sebagian merozoit tumbuh mjd bentuk seksual dlm darah

( mikrogametosit & makrogametosit )

Nyamuk lain menggigit penderita

Terjadi siklus seksual dlm tubuh nyamuk

Fertilisasi

Zigot

Ookinet ( lebih bergerak )

Menembus dinding lambung

Ookista

Mengeluarkan Sporozoit

Migrasi ke kelenjar ludah

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV, 2006.Parasitologi Kedokteran

13. What kind of preventive medication from this scenario?

TATALAKSANA

I. Medikamentosa

a. Untuk semua spesies Plasmodium, kecuali P.falciparum yang resisten terhadap

klorokuin

Klorokuin sulfat oral, 25 mg/kg bb terbagi dalam 3 hari yaitu 10 mg/kg bb pada

hari ke-1 dan 2, serta 5 mg/kg bb pada hari ke-3.

Page 20: Naely Lbm 1 Modul 14

Kina dihidroklorid intravena 1mg garam/kg bb/dosis dalam 10 cc/kg bb larutan

dekstrosa 5% atau larutan NaCl 0,9%, diberikan per infus dalam 4 jam, diulangi

tiap 8 jam dengan dosis yang sama sampai terapi oral dapat dimulai. Keseluruhan

pemberian obat adalah 7 hari dengan dosis total 21 kali.

b. Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin :

Kuinin sulfat oral 10 mg/kg bb/dosis, 3 kali sehari, selama 7 hari.

Dosis untuk bayi adalah 10 mg/umur dalam bulan dibagi 3 bagian selama 7 hari.

Ditambah Tetrasiklin oral 5 mg/kg bb/kali, 4 kali sehari selama 7 hari (maksimum

4 x 250 mg/hari)

c. Regimen alternatif :

Kuinin sulfat oral

Kuinin dihidroklorid intravena ditambah Pirimetamin sulfadoksin (fansidar) oral

Tabel 1. : Dosis Pirimetamin sulfadoksin (fansidar) menurut umur

Umur (tahun)

Pirimetamin sulfadoksin (tablet)

< 1 1/4

1-3 1/2

4-8 1

9-14 2

> 14 3

d. Pencegahan relaps

Primakuin fosfat oral

Malaria falciparum : 0,5-0,75 mg basa/kg bb, dosis tunggal, pada hari pertama

pengobatan

Malaria vivax, malariae, dan ovale : 0,25 mg/kg bb, dosis tunggal selama 5-14 hari.

II. Bedah

-

III. Suportif

Pemberian cairan, nutrisi, transfusi darah :

Page 21: Naely Lbm 1 Modul 14

Penuhi kebutuhan volume cairan intravaskular dan jaringan dengan pemberian oral

atau parenteral.

Pelihara keadaan nutrisi.

Transfusi darah pack red cell 10 ml/kg bb atau whole blood 20 ml/kg bb apabila

anemia dengan Hb < 7,1g/dl.

Bila terjadi perdarahan, diberikan komponen darah yang sesuai.

Pengobatan gangguan asam basa dan elektrolit.

Pertahankan fungsi sirkulasi dengan baik, bila perlu pasang CVP. Dialisis peritoneal

dilakukan pada gagal ginjal.

Pertahankan oksigenasi jaringan, bila perlu berikan oksigen. Apabila terjadi gagal

nafas perlu pemasangan ventilator mekanik (bila mungkin).

Pertahankan kadar gula darah normal.

Antipiretik

Diberikan apabila demam > 39 C, kecuali pada riwayat kejang demam dapat diberikan

lebih awal.

MONITORING

I. Terapi

Efektifitas pengobatan anti-malaria dinilai berdasarkan respon klinis dan pemeriksaan

parasitologis

1. Kegagalan pengobatan dini, bila penyakit berkembang menjadi :

Malaria berat hari ke-1,2,3 dan dijumpai parasitemia, atau

Parasitemia hari ke-3 dengan suhu aksila > 37,5 C

2. Kegagalan pengobatan lanjut, bila perkembangan penyakit pada hari ke 4-28 :

a. Secara klinis dan parasitologis

Adanya malaria berat setelah hari ke-3 dan parasitemia, atau

Parasitemia dan suhu aksila > 37,5 C pada hari ke 4-28 tanpa ada kriteria

kegagalan pengobatan dini

b. Secara parasitologis

Adanya parasitemia pada hari ke-7, 14, 21, dan 28

Suhu aksila < 37,5 C tanpa ada kriteria kegagalan pengobatan dini

Page 22: Naely Lbm 1 Modul 14

3. Respon klinis dan parasitologis memadai, apabila pasien sebelumnya tidak

berkembang menjadi kegagalan butir No. 1 atau 2, dan tidak ada parasitemia.

LANGKAH PROMOTIF/PREVENTIF

Pencegahan

Hindari gigitan nyamuk, membunuh nyamuk/jentik dengan insektisida, memakai

kelambu anti-nyamuk.

Pencegahan dengan obat anti malaria yang diminum 2 minggu sebelum, selama tinggal

dan 8 minggu sesudah meninggalkan daerah endemis. Obat yang dapat dipergunakan

ialah :

- Klorokuin basa 5 mg/kgbb, maksimal 300 mg, sekali seminggu atau

- Sulfadoksin-pirimetamin (fansidar) dengan dosis pirimetamin 0,5-0,75 mg/kgbb,

atau

- Sulfadoksin 10-15 mg/kgbb sekali seminggu (untuk usia > 6 bulan).

Vaksin malaria, masih dalam uji coba.

Sumber : Pedoman tatalaksana malaria di Indonesia, Depkes RI, 2003.

Buat bagan + gambar + video animasi alur hidup plasmodium !!