lbm 2 blok 19 gtl tidak retentif dan tidak nyaman.docx

3
LBM 2 BLOK 19 GTL TIDAK RETENTIF DAN TIDAK NYAMAN Menurut Basker dkk. (1996), kekuatan retentif mencegah pengungkitan gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan, yaitu: 1. Permukaan oklusal (occlusal surface), yaitu bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak atau hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai pada gigi tiruan lawan atau gigi asli. 2. Permukaan poles (polishing surface), yaitu bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan bukal dan lingual gigi-geligi, dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah. 3. Permukaan cetakan (finishing surface), yaitu bagian permukaaan gigi tiruan yang konturnya ditentukan oleh cetakan. Gigi tiruan dapat berfungsi secara efisien apabila memenuhi empat faktor. Menurut Watt dan MacGregor (1992) keempat faktor itu adalah: 1. Jaringan pendukung: adalah jaringan yang merupakan tempat gigi tiruan bertumpu, terdiri dari jaringan yang menerima beban pengunyahan yang jatuh pada gigi tiruan. 2. Retensi: adalah ketahan gigi tiruan untuk melawan upaya penglepasannya dari mulut. 3. Seimbang dengan otot: berarti bahwa tekanan otot-otot lidah, bibir dan pipi, yang bekerja pada gigi tiruan selama gerakan fungsional dengan gigi-gigi tidak dalam keadaan berkontak, tidak menyebabkan terlepasnya gigi tiruan.

Upload: hanifah-hasna-huda

Post on 08-May-2017

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LBM 2 BLOK 19 GTL TIDAK RETENTIF DAN TIDAK NYAMAN.docx

LBM 2 BLOK 19 GTL TIDAK RETENTIF DAN TIDAK NYAMAN

Menurut Basker dkk. (1996), kekuatan retentif mencegah pengungkitan gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan, yaitu:

1.  Permukaan oklusal (occlusal surface), yaitu bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak atau hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai pada gigi tiruan lawan atau gigi asli.

2.  Permukaan poles (polishing surface), yaitu bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan bukal dan lingual gigi-geligi, dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah.

3. Permukaan cetakan (finishing surface), yaitu bagian permukaaan gigi tiruan yang konturnya ditentukan oleh cetakan.

Gigi tiruan dapat berfungsi secara efisien apabila memenuhi empat faktor. Menurut Watt dan MacGregor (1992) keempat faktor itu adalah:

1.  Jaringan pendukung: adalah jaringan yang merupakan tempat gigi tiruan bertumpu, terdiri dari jaringan yang menerima beban pengunyahan yang jatuh pada gigi tiruan.

2.      Retensi: adalah ketahan gigi tiruan untuk melawan upaya penglepasannya dari mulut.

3.    Seimbang dengan otot: berarti bahwa tekanan otot-otot lidah, bibir dan pipi, yang bekerja pada gigi tiruan selama gerakan fungsional dengan gigi-gigi tidak dalam keadaan berkontak, tidak menyebabkan terlepasnya gigi tiruan.

4.  Keseimbangan oklusi: diartikan apabila tekanan yang dikeluarkan oleh gigi tiruan yang satu kepada gigi tiruan lawannya selama gerak fungsional dengan gigi-giginya dalam keadaan berkontak tidak menyebabkan terlepasnya gigi tiruan tersebut.

Tekanan retentif yang berperan terhadap semua permukaan tersebut adalah tekanan otot dan tekanan fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi gigi tiruan lengkap, terutama pada rahang atas, yaitu:

1.   Faktor fisis

a.   Peripheral seal

Page 2: LBM 2 BLOK 19 GTL TIDAK RETENTIF DAN TIDAK NYAMAN.docx

Efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekanan atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah disekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah.Peripherial seal bersambung dengan postdam pada rahang atas menjadi sirkular seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetap terjaga. Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan mudah terlepas. Hal inilah yang harus dihindari dan menjadi penyebab utama terjadi kegagalan dalam pembuatan protesa gigi tiruan lengkap.

b.   Postdam

Postdam atau posterior palatal seal (khusus pada rahang atas), diletakkan tepat disebelah anterior vibrating line dari palatum molle dekat fovea palatina.

2.  Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut tergantung pada efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama dikenal sebagai adhesi selektif.

3.  Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi tiruan berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.

4.      Residual ridge, karena tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan terutama pada rahang atas.

5.  Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk menghindari rasa sakit dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi.