gtl skenario 1

Upload: gacelia-weny-martasari

Post on 14-Apr-2018

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    1/28

    1

    SKENARIO 1GIGI PALSU BU UFUF

    Skenario:

    Bu Ufuf berusia 59 tahun datang ke RSGM ingin dibuatkan gigi tiruan. Bu Ufuf merasa

    tidak bisa makan dengan enak dan nyaman dan beberapa minggu yang lalu gigi-giginya

    yang geraham atas kanan dicabut karena goyang. Bu Ufuf sebelumnya belum pernah

    memakai gigi tiruan. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan umum baik.

    Pemeriksaan intraoral:

    Gigi 21, 24: terdapat kalkulus, karies profunda, gigi goyang 3

    Gigi 26, 27, 35, 35: sisa akar

    Gigi 46: karies profunda dan resesi ginggiva

    Penderita mempunyai tipe kooperatif. Oklusi: tidak ada, bentuk ridge: ovoid, bentuk dalam

    palatum: ovoid, torus mandibularis: kecil, torus palatines: besar, exostosis pada gigi 16, 17,

    vestibulum: dalam, frenulum: tinggi, retromylohyoid: dalam, dan tuberositas maxilla (-),

    OH: buruk.

    Dokter gigi bermaksud membuatkan gigi tiruan lepasan baru yang retentive dan stabil

    sehingga dapat mengembalikan fungsi kunyah, bicara dan estetik.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    2/28

    2

    Pertanyaan:

    1. Buatlah odontogram dari skenario diatas, dan tentukan diagnose pada gigi yangtersisa!

    2. Bagaimana tahapan pembuatan gigi tiruan diatas beserta penjelasannya?Jawaban:

    1. Diagnosa dari skenario diatas adalah:Partial Edentoulus Ridge pada gigi: 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 22, 23, 25, 28, 31,

    32, 33, 36, 37, 38, 41, 42, 43 44, 45, 47, 48.

    Diagnosa dari setiap gigi yang tersisa adalah:

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    3/28

    3

    Gigi 21, 24: Periodontitis kronis

    Gigi 26, 27, 34, 35: Periodontitis kronis

    Gigi 46: Pulpitis reversible, gingivitis marginalis kronis

    2. Tahapan dalam pembutan gigi tiruan lepasan lengkap adalah:a. Pencetakan

    Aplikasi bahan cetak:

    Dalam pembuatan gigi palsu atau pembuatan pesawat ortodonthi, pekerjaan

    yang pertama-tama dilakukan adalah membuat pengambilan cetakan.

    Cetakan adalah suatu keadaan tiruan negatif yang di ambil dari suatu benda atau

    objek dengan memakai suatu bahan cetakan darimana akan diperoleh atau

    dibuat suatu model yang merupakan suatu hasil tiruan yang positif.

    Cetakan ada dua macam:

    1. Cetakan AnatomisYaitu cetakan dari gigi geligi , processus alveolaris , palatum dan sebagainya

    dalam garis besarnya.

    2. Cetakan FungsionalYaitu cetakan dari rahang dimana batas selaput lender yang bergerak dan

    tidak bergerak harus diperhatikan.

    Cara mencetak:

    Alat-alat yang dibutuhkan untuk mencetak tergantung pada bahan cetak yang

    kita gunakan. Pasien harus duduk dalam posisi yang sebaik-baiknya dan dalam

    keadaan rileks (punggung dan belakan kepala terletak satu garis). Pasien disuruh

    agar bernapas melalui hidung. Mulut jangan dibuka terlalu lebar karena bibir

    otomatis tertutup. Mencetak biasanya dimulai dari rahang bawah karena tidak

    atau sedikit memberikan rangsangan untuk muntah karena tidak mengenai

    palatum molle.

    - Mencetak Rahang Atas

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    4/28

    4

    Sebelum memilih sendok cetak yang tepat terlebih dahulu dilihat dengan teliti

    besar dan bentuk rahangnya. Kemudian kita pilih sendok cetak yang sesuai

    dengan keadaan rahang atas yang akan dicetak. Penderita didudukkan dan tinggi

    kursi di atur sedemikian rupa sehingga mulut pasien setinggi siku yang

    mencetak. Sendok cetak dipegang dengan tangan kanan dan tangan kiri

    membuka ujung mulut sebelah kiri. Lalu sendok cetak dimasukkan ke dalam

    mulut pasien secara berputar pada sudut mulut kanan pasien sampai gagang

    sendok cetak terletak pada satu garis dengan hidung pasien. Jangan menekan

    sendok cetak sebelum posisinya betul. Kemudian sendok cetak ditekan ke atas

    terlebih dahulu pada region depan kemudian di bagian belakang sampai sendok

    cetak ini sejajar dengan lantai. Pada bagian vestibulum dapat dipakai jari

    telunjuk kanan untuk menekan atau menaikkan bahan cetak ke bagian fornix.

    Bibir dapat ditarik ke bawah dan dilepaskan kembali. Kemudian sendok cetak

    ditahan dengan tekanan yang konstan dan ditunggu pengerasan bahan cetak

    selama 2-3 menit. Setelah bahan cetak keras sendok dikeluarkan dari mulut

    sejajar denan sumbu gigi.

    - Mencetak Rahang Bawah

    Pada garis besarnya sama dengan rahang atas hanya operator berdiri dimuka

    kanan pasien. Rahang bawah harus sejajar dengan lantai , dengan jalan

    mensejajarkan garis dari mulut ke tragus lantai . Sendok cetak yang telah diisi

    dengan bahan cetak harus dibalik terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam

    mulut pasien. Setelah sendok berada dalam mulut dengan posisi yang tepat,

    pasien kita suruh mengangkat lidahnya dan sendok cetak ditekan.

    Cetakan yang baik:

    Untuk mengetahui baik atau tidaknya cetakan perlu diketahui dan di dapat pada

    cetakan bentuk anatomi daripada rahang yang di cetak, yaitu:

    - Untuk rahang atas:

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    5/28

    5

    a. Labial frenulum, yaitu lipatan membran mukosa digaris median, setelahanterior dari incisivus sentral atas, meluas dari bagian dalam bibir atas

    kea rah prosessus alveolaris.

    b. Bukkalis frenulum, yaitu lipatan membran mukosa dibagian pipi.c. Tuber maxillare, yaitu tonjolan maxille atau bagian ujung dari gigi.d. Palatum, yaitu langit-langit dirongga mulute. Vestibulum/fornix, yaitu saluran penghubung, ruang antara permukaan

    bukal dan labial gigi serta gingival dan bagian dalam pipi serta bibir.

    f. A-H Line, Rahang atas dibagian palatum.- Untuk rahang bawah:

    a. Labial frenulumb. b.Bukkalis frenulumc. Lingual frenulumd. Trigonum retromolar, batas selaput lendir yang bergerak dengan yang

    tidak bergerak

    e. Vestibulum/fornix.

    Pembuatan Model/Cast:

    Model adalah suatu produksi benda / objek yang diperoleh dengan mengisi

    bentuk negatifnya. Ada dua macam model, yaitu:

    1) Study model (model pemeriksaan)

    2) Work model( model kerja).

    Study model dibuat dengan gyps biasa (Plaster of paris) dipergunakan untuk

    mempelajari keadaan mulut diluar mulut penderita. Work model dibuat dengan

    gyps keras dan dipergunakan untuk tempat mengerjakan pembuatan gigi palsu

    atau pesawat. Kalau bahan cetak yang digunakan adalah impression plaster

    maka sebelum diisi dengan gyps atau dental stone, cetakan harus diberi

    separating medium,missal air. Semua cetakan harus diisi secepat mungkin untuk

    menghindarkan terjadi perubahan dimensi dari cetakan.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    6/28

    6

    Cara mengisi cetakan:

    Untuk rahang atas Setelah gyps dicampur dengan air dan di aduk sampai

    homogeny kemudian dituangkan pada bagian yang paling tinggi (daerah

    palatum) , sambil mengetok-ngetokkan sendok cetak di atas rubber bowl untuk

    mencegah terjadinya gelembung-gelembung udara yang menyebabkan poreus.

    Untuk rahang bawah, pengisian dilakukan dari satu sisi gigi kanan atau kiri pada

    bagian distal, sambil diketok-ketok seperti pada rahang atas, supaya mengalir ke

    bagian-bagian yang lain. Bila seluruh cetakan sudah diisi dengan gyps maka

    cetakan dibalik dan ditempatkan di atas setumpukan gyps yang sudah ditaruh di

    atas meja yang beralaskan kertas besar. Dengan demikian diperoleh dasar model

    dengan tebal secukupnya.

    Cara Mengeluarkan Model dari Cetakan:

    Setelah gyps keras model dapat dikeluarkan dari cetakan dengan jalan:

    Jika bahan cetak yang dipakai adalah stentz maka model dapat dikeluarkan dari

    cetakan dengan melunakkan impression compoundnya dalam air panas kurang

    lebih 60 C. Kemudian dilepaskan dengan pisau mulai dari daerah vestibulum

    semua sisi, bagian oklusal dan insisal. Jika bahan cetaknya gyps (impression

    Plaster) dapat dilepaskan dengan membuat parit dibagian prosessus alveolaris

    dan dicungkil dari bagian bukal dan labial pada pinggir cetakan. Sedangkan

    pada bagian palatum dapat dengan sendirinya dikeluarkan keseluruhannya.

    Jika cetakan dengan bahan cetak alginate dapat dibuka dengan menyiramkan air

    dari kran ke bagian distal cetakan, sambil menggerak-gerakkan model agar lepas

    dari bahan cetak.

    b. Pembuatan designa) Buat lekuk pengontrol pada dasar model kerja.

    Dengan tujuan agar keadaan model rahang pada artikulator waktu

    penyusunan gigi geligi sesuai dengan keadaan model rahang sesudah gigi

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    7/28

    7

    geligi tiruan lengkap disalin dengan akrilik pada waktu kita melakukan

    grinding selektif. Tekniknya:

    - Lekuk pertama diletakkan pada garis tengah dasar belakang model kerjarahang atas dan bawah.

    - Lekuk kedua dan ketiga diletakkan tepat dibawah frenulum bukalis kiridan kanan dari dasar model kerja rahang atas dan bawah.

    b) Pembuatan kawat penguatTujuannya ialah agar occlusal rims / galangan gigit atau trial denture yang

    akan dicoba dalam mulut pasien pada waktu menentukan M.M.R (Maxilo

    Mandibular Relationship) tidak berubah atau patah landasannya. Pemakaian

    kawat penguat hanya apabila landasan gigi geligi tiruan terbuat dari malam.

    Caranya:

    - Sebelum kita membuat kawat penguat, kita harus menggambar batas-batas perluasan landasan gigi geligi tiruan dahulu pada model rahang

    baik untuk rahang atas maupun tahang bawah.

    - Untuk rahang atas: gambar letak kawat penguat kira-kira 1-2 mmdidepan batas posterior lalu kita buat kawat. Kawat tersebut berkontak

    pada model rahang dan panjang kawat kira-kira 2-4 mm di bawah lingir

    rahang.

    - Untuk rahang bawah: gambar letak kawat penguat kira-kira ditengahantara puncak lingir dan batas inferior sayap lingual. Panjang kawat

    tidak boleh melebihi bagian distal gigi molar pertama.

    c) Penarikan garis tengah model kerja rahang atas dan bawahUntuk mendapatkan garis tengah pada model rahang, kita harus mempunyai

    3 buah patokan tetap, dimana dari ke 3 titik yang dihubungkan tersebut baru

    diperoleh satu garis tetap.

    Garis tengah model rahang atas adalah garis yang ditarik melalui:

    - Frenulum labial atas.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    8/28

    8

    - Titik pertemuan rugae palatinus kiri kanan.- Titik tengah antara 2 fovea palatinus.Garis tengah model rahang bawah adalah garis yang ditarik melalui:

    - Frenulum labial bawah.- Titik tengah rahang bawah.- Frenulum lingual.

    d) Penarikan garis puncak lingirGambar puncak lingir model kerja penting sekali karena pada waktu

    menyusun gigi, pedoman kita ialah gigi geligi harus terletak diatas puncak

    lingir, bila tidak makan saat artikulasi gigi geligi tiruan akan lepas yang

    disebabkan karena daya kunyah tidak jatuh pada puncak lingir rahang.

    Puncak lingir model rahang atas melalui titik-titik:

    - Titik kaninus atas.- Titik notch / lekukan pterygo maxilaris.- Titik pertemuan puncak lingir anterior dengan garis tengah.Puncak lingir model rahang bawah melalui titik-titik:

    - Titik kaninus bawah.- Titik retromolarpad.- Titik pertemuan puncak lingir anterior dengan garis tengah.

    c. Penentuan Dimensi Vertikal dan Oklusi Sentris- Membuat bentuk landasan- Membuat tanggul malam- Membuat galangan gigit- Uji coba galangan gigit rahang atas dan rahang bawah- Penerapan rumus dimensi vertical- Penentuan oklusi sentrik- Menarik garis-garis orientasi- Pemasangan model dalam articulator

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    9/28

    9

    d. Penyusunan gigiPenyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu penyusunan gigianterior atas, gigi

    anterior bawah, gigi posterior atas, gigi M1 bawah dangigi posterior bawah lainnya.

    Dengan syarat utama :

    - Setiap gigi mempunyai 2 macam kecondongan/inklinasi

    1. Inklinasi mesio-distal

    2.Inklinasi anterio-posterior atau inklinasilabio/bukopalatal/lingual sesuai

    dengan kecondongan tanggul gigitan.

    Bilaterlalu kelabial akan tampak penuh dan bila terlalu kepalatal akan

    tampak ompong

    .- Dilihat dari oklusal berada diatas lingir rahang- Penyusunan gigi harus

    disesuaikan dengan keadaan lingir, pada pasienyang sudah lama ompong sering sudah

    terjadi resopsi linger.

    - Resopsi pada lingir atas berjalan keatas dan kepalatal yang

    menyebabkan bibir jatuh dan tampak masuk, maka penyusunan gigi tidak di

    lingir tapi lebih kelabial dan sebaliknya, resopsi lingir bawah mengarah ke

    anterior sehingga penyusunan gigi lebih kelingual. Berhubung dengan tujuan

    pembuatan geligi tiruan ialah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi bicara

    dan estetik, maka perlu diperhatikan beberapa faktor dalam penyusunan gigi:

    a. Inklinasi atau posisi setiap gigi

    b. Hubungan setiap gigi dengan gigi tetangganya dan gigi antagonisnya.

    c. Hubungan kontak antar gigi atas dan bawah yaitu hubungan :

    1. oklusi sentries

    2. oklusi protusiv

    3. sisi kerja

    4. sisi yang mengimbangi

    d. Overbite dan overjet gigi atas dan bawah dalam hubungan rahang yang normale.

    Estetik :

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    10/28

    10

    1. bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bentuk kepala,

    bentuk muka, dan jenis kelamin.

    2. Besar gigi sesuai dengan besar kecilnya lengkung rahang.

    3. Susunan gigi tiruan hendaknya dibuat sewajar mungkin agar bila kelak geligi

    tiruan dipakai kelihatan wajar.

    4. Profil pasien yang menyangkut ketepatan dimensi vertikal dan oklusisentrik

    kita tentukan. Dimensi vertikal yang terlalu rendah atau terlalutinggi akan merubah

    profil pasien.

    Tahap Laboratoris

    Pemasangan gigi anterior

    Rahang atas :

    11, 21: axisnya bersudut 5 terhadap midline, incisal edge menyentuh bite rim

    RB, bagian 1/3 labial agak depresi

    12, 22: axisnya bersudut 10 terhadap midline, incisal edge berjarak 2 mm dari

    bite rim RB, permukaan labial agak ke palatal dan mengikuti lengkung bite rim

    13, 23: axisnya sejajar dengan midline, puncak cuspis menyentuh bite rim RB,

    bagian 1/3 labioservikal lebih prominent

    Rahang bawah :

    31, 41: bagian serviks labial sedikit depresi, sumbu gigi tegak lurus bidang

    incisal, perhatikan over jet dan over bite

    32, 42: axisnya sedikit miring ke mesial, labial tegak lurus bidang incisal,

    letaknya diantara gigi 1 dan 2 rahang atas

    33, 43: axisnya miring ke mesial, bagian servikal permukaan labial lebih

    prominent, letaknya antaragigi 2 dan 3 rahang atas

    Tahap Klinis

    Dalam kunjungan ini sudah dilakukan pemasangan gigi-gigi anterior. Urutan

    pemasangan gigi adalah gigi anterior rahang atas, gigi anterior rahang bawah.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    11/28

    11

    Setelah itu try in untuk gigi depan atas dan gigi depan bawah, kemudian

    diperiksa :

    1. Overbite dan overjetnya (2-4 mm),2. Garis caninus (pada saat rest posisi terletak pada sudut mulut)3. Garis ketawa (batas cervikal gigi atas, gusi tidak terlihat pada saat tertawa)4. Fungsi fonetik (pasien disuruh mengucapkan huruf s, f, t, r, m)Selanjutnya dilakukan sliding ke kanan dan ke kiri. Setelah gigi anterior

    dipasang maka dilanjutkan pemasangan gigi posterior rahang atas kemudian gigi

    posterior rahang bawah.

    Tahap Laboratoris

    Pemasangan gigi posterior harus disesuaikan dengan :

    1) Kurva anteroposterior yang terdiri dari :a) Bidang horizontal tempat disusunnya gigi 4 5b) Bidang oblique tempat disusunya gigi 6 72) Kurva lateral yang terdiri dari :a) Bidang tegak yang terbentuk dari garis singgung pada occlusal bite rim,dimana permukaan bukal gigi premolar ditempatkan

    b) Bidang dengan sudut penyimpangan 6dari bite rim ke arah palatal, dimanaterletak permukaan bukal gigi molar.

    Pemasangan gigi posterior:

    Urutan pemasangan :

    14, 24 : axis tegak lurus bite rim RB dan bidang oklusal, tonjol bukal dan

    lingual menyentuh bite rim RB, tonjol palatinal menggantung.

    15, 25 : axis tegak lurus bite rim RB dan bidang oklusal, tonjol mesio palatinal

    menyentuh bite rim, tonjol lainnya menggantung.

    16, 26 : axisnya miring ke mesial, tonjol mesiopalatinal menyentuh bidang

    oklusal, tonjol mesiobukal, distobukal dan distopalatinal dinaikkan 0,5 mm dari

    bidang oklusal

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    12/28

    12

    17, 27 : axis lebih miring dari 16 26, tonjol mesiobukal dan mesiopalatal

    menggantung 1 mm daripada tonjol mesiobukal dan mesiopalatal 6 tonjol

    distobukal dan distoplatal lebih menggantung daripada tonjol distobukal dan

    distopalatal 6

    Untuk pemasangan gigi posterior rahang atas ini harus diperhatikan :

    a) Kurva Von Spee ke arah antero posterior. Kurva Von Spee yaitu kurvaimaginer antero-posterior dimana terdapat bidang horisontal yang merupakan

    tempat disusunnya gigi premolar superior pertama dan premolar superior kedua

    sedangkan tempat disusunnya gigi molar superior pertama dan molar superior

    kedua dalam bidang oblik.

    b) Kurva dari Wilson ke arah lateral kiri dan kananGigi rahang bawah yang pertama kali dipasang adalah gigi 36 46.

    Penyusunan gigi posterior bawah harus disusun sedemikian rupa sehingga

    terbentuk lengkung Manson. Kurva Monson atau kurva lateral yaitu bidang

    yang terbentuk dari garis singgung pada oklusal bite rim dimana permukaan

    bukal gigi premolar ditempatkan dan bidang dengan sudut penyimpangan 6

    dari bite rim ke arah palatal dimana terletak permukaan bukal gigi molar.

    Setelah pemasangan gigi posterior dilakukan try in.

    Tahap Klinis

    Try in seluruh gigi tiruan di atas malam dan kontur gusi tiruannya, lalu

    dilakukan pengamatan pada :

    a. Oklusi

    b. Stabilisasi dengan working side dan balancing side

    c. Estetis dengan melihat garis caninus dan garis ketawa

    d. Pasien disuruh mengucapkan huruf-huruf p, b, d, v dan lain-lain sampai tidak

    ada gangguan

    e. Wax Counturing

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    13/28

    13

    Modelir malam ( wax contouring/waxing ) dari gigi tiruan ialah

    membentuk dasar dari geligi tiruan malam sedemikian rupa sehingga harmonis

    dengan otot-otot orofasial penderita dan semirip mungkin dengan anatomis gusi

    dan jaringan lunak mulut. Sehingga kontur geligi tiruan malam yang sama

    dengan kontur jaringan lunak dalam mulut akan menghasilkan geligi tiruan yang

    stabil, menjaga denture pada tempatnya secara tetap dan selaras dengan otot-otot

    orofasial penderita. Trial Denture adalah geligi tiruan malam yang sudah

    dilakukan waxing, dan dicoba didalam mulut pasien untuk melihat estetik,

    fonetik dan fungsinya. Trial denture harus sudah seperti geligi tiruan jadi,

    demikian juga mengenai tebal, batas-batas perifer dan anatomisnya. Lebih rapi

    trial denture berarti lebih mudah pekerjaan flasking, packing, dan finishingnya.

    Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi modeler malam dari pembuatan

    gigi tiruan penuh adalah: Meniru jaringan lunak seakurat mungkin, tidak

    berlebihan. Tepi-tepilabial dan bukal harus mengisi vestibulum Lekukan harus

    memberi tempat perlekatan membrana mukosa, seperti frenulum Sayap Gigi

    Tiruan harus harmonis dengan pipi dan bibir serta lidah Bagian palatum harus

    meniru palatum pasien, termasuk rugae.

    Fungsinya, bentuk permukaan poles gigi tiruan mempengaruhi retensi dan

    estetika dari gigi tiruan. Permukaan malam di sekeliling gigi dikenal sebagai

    bagian seni dari permukaan poles, dan untuk keperluan estetika harus meniru

    bentuk jaringan disekeliling gigi asli. Setiap bentuk ukiran gusi yang berlebihan

    atau tampak tiruan akan terasa aneh. Tetapi sedikit penonjolan akar untuk

    meniru gigi asli dapat dibuat. Bentuk basis antara gigi dan tepi gigi tiruan harus

    dibuat agar dapat membantu retensi yang diberikan oleh gaya mekanis dari otot

    dan jaringan.

    Daerah yang dimodelir :

    a. Bagian anatomis : dibentuk sama dengan tebal tepi cetakan. Membuatbagian ini sedikit lebih tebal masih dapat diterima, untuk mengimbangi

    kemungkinan pengasahan basis pada waktu dipoles.

    b. Bagian bukal dan labial : dibuat tebal pada RA dan RB.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    14/28

    14

    c. Bagian palatal : dibuat tipis,untuk menyediakan ruang yang cukup bagilidah.

    d. Sayap lingual RB : harus setipis mungkin kecuali daerah tepinya (haruscukup tebal).

    e. Permukaan lingual RB : dibuat agak cekung tetapi kecekungannya tidaksampai di bawah permukaan lingual gigi.

    f. Permukaan palatal RA : harus dibuat sama tebal yaitu 2,5 mm.g. Prominance: dibuat menyerupai jaringan pendukung asli.h. Servikal: dibuat menyerupai jaringan pendukung asli.i. Distal RA: sampai tuberositas maksilaris.

    Ada 2 cara memodelir malam :

    Cara Langsung

    a) Membentuk kontur gusi secara langsung dilakukan dalam dalammulut pasien pada saat dilakukan uji coba geligi tiruan malam.

    Ketebalan sayap dikurangi dan diganti dengan malam lunak lalu

    tempatkan kembali dalam mulut pasien.

    b) Untuk bagian fasial : pasien diminta untuk mengerut-ngerutkanbibirnya dan pipinya kita gerakkan. Untuk bagian lingual : pasien

    diminta menggerakkan lidahnya kesemua arah. Dengan demikian

    malam lunak akan mengikuti bentuk otot saat berfungsi dan

    ketebalannya sesuai dengan ruangan vestibulum dalam keadaan

    berfungsi.

    c) Setelah tampak hasilnya baik, secara hati-hati geligi tiruan malamdikeluarkan satu persatu dari mulut pasien dan segera dicelupkan

    dalam air es agar permukaan malam lunak tidak mengalami

    perubahan. Hasilnya akan lebih akurat daripada yang secara tidak

    langsung.

    Cara tidak langsung

    Membentuk kontur gusi secara tidak langsung yang paling sering dan

    lazim dilakukan:

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    15/28

    15

    a. Fiksir pinggiran landasan geligi tiruan dengan malam pada modelkerja sambil disesuaikan dengan bentuk cetakan akhir rahang.

    2. Lunakkan lempeng lilin (lebar 1 cm) di atas lampu spiritus

    sampai lunak dan bisa dibentuk.

    b. Tekankan lilin lunak tersebut pada bagian bukal dan labial darigeligi tiruan atas dan bawah sampai sekitar leher gigi dan bentuk

    dengan tekanan jari (keret penghapus yang dibentuk).

    c. Tunggu lilin sampai mengeras, kemudian dengan lecron/waxcarver/ pisau malam, dipotong lilin disekitar garis servikal dengan

    sudut 45.

    d. Bentuk alur tonjoan akar dari setiap gigi, alurnya makin kearahapikal makin sempit, kadang-kadang tidak jelas.

    e. Daerah interproksimal harus sedikit cembung, meniru daerah-daerah interdental papilla sehingga higienis serta mencegah

    pengendapan sisa-sisa makanan dan plak.

    f. Penyelesaian bagian posterior :ATAS : daerah bukal sampai menutupi tuberositas (sedikit

    cembung) dan daerah palatal sampai garis A-H yaitu antara

    mukosa bergerak dan tak bergerak.

    BAWAH : daerah bukal bila resorpsi sampai minimal, biasanya

    didaerah molar di buat cekung dan daerah lingual dibuat cekung

    untuk ruang gerak lidah.

    g. Bentuk rugae pada langit-langit.h. Bentuk postdam pada model kerja.i. Haluskan semua permukaan luar geligi tiruan malam dengan

    melewatkan di atas apa/ digosok dengan kain sutra sampai kilat.

    j. Buat stippling seperti keadaan jaringan yang sehat denganmenggunakan sikat yang berbulu kaku.

    k. Bila keadaan rahang pasien sangat protrusive, sayap labialnyadibebaskan dan di buatkan lidah-lidah. Linggir regio gigi anterior

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    16/28

    16

    atas dari model rahang diradir sedikit, sehingga ketika geligi tiruan

    dipakai akan menekan gusi dan kelihatan gigi seolah-olah keluar

    dari gusi (estetik lebih baik).

    l. Bila bagian lingual dan palatal terlalu tebal dapat mengganggubicara dan bila bagian lingual geligi tiruan terlalu mencuat maka

    lidah dapat mengangkat geligi tiruan sehingga geligi tiruan tidak

    stabil.

    m. Sayap labial harus duduk dengan baik sekitar frenulum labialis,dibuat labial notch.

    f.

    FlaskingFlasking adalah suatu proses penanaman model dan trial denture malam

    dalam suatu flask/cuvet untuk membuat sectional mold. Mold bagian bawah

    dibuat dengan menanam model dalam gips dan bagian atas dibuat dari 2 adukan

    stone yang terpisah di atas denture malam. Proses ini dilakukan untuk

    memampatkan dan memproses resin akrilik saat pembuatan landasan gigi tiruan

    dan alat-alat prostetik lainnya. Prosedur flasking antara lain:

    1. Gigi tiruan malam lengkap dicekatkan pada modelnya, lalu dilepaskan dari

    articulator.

    2. Pilih flask dengan ukuran yang disesuaikan, lihat ada jarak model dengan

    dinding flask minimal 1/8 inchi dan tinggi gigi atau jarak gigi dengan tutup flask

    minimal inchi. Gambar . Flask A = tutup; B = Setengah bagian atas; C =

    Setengah bagian bawah; D = sumbat.

    3. Sebelum melakukan flasking poles bagian dalam flask dengan lapisan vaselin

    tipis dan plug/sumbat bawah flask diletakkan. Atau menggunakan 0.003 inci

    tinfoil agar dicegah melekat dengan gips, dan proses deflasking mudah

    dilepaskan dari gips/stone.

    4. Tepi/dasar model dikuas dengan separating medium yaitu air sabun.

    5. Adon gips, tuang k flask bawah, lalu tanam model. Ketika mulai mengeras

    rapikan.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    17/28

    17

    6. Tunggu hingga benar-benr mengeras. Cat bagian gips tadi dengan air sabun.

    7. Adon stone dan kuaskan pada gigi dan malam gigi tiruan sambil digetarkan.

    Pasang flask atas tanpa tutup, lalu isikan stone ke dalam flask hingga menutupi

    oklusal gigi.

    8. Setelah mengeras adon stone kembali dan tuang hingga flask penuh. Tutup

    kemudian press hingga kontak antar metal flask.

    9. Stone telah mengeras. Rendam flask dan press dalam air mendidih selama 5

    menit. Keluarkan dan buka flask perlahan-lahan.

    10. Buang malam, semua gigi tinggal di mold bagian atas. Siram dengan air

    mendidih hingga malam benar-benar bersih. (boiling out).

    11. Menunggu flask dingin, persiapkan posterior palatal seal dan daerah-daerah

    yang akan direlief pada model atas.

    12. Untuk mencegah cairan resin terserap ke permukaan mold, poles mold

    dengan cairan tinfoil untuk menseal porositas dari stone. Cairan tinfoil dicoating

    segera setelah malam bersih dan kering serta mold masih hangat sehingga cairan

    tinfoil akan kering dan segera melekat pada stone. Proses ini harus

    menghasilkan permukaan yang halus dan mengkilap.

    Macam cara flasking: 1. Pulling the casting seperti cara di atas. Setelah

    boiling out, gigi akan ikut pada flask atas. (+) memulaskan separating medium

    dan packingnya lebih mudah, seluruh mold tampak. (-)ketinggian gigitan sering

    tidak dapat dihindari. 2. Holding the casting abial gigi ditutup stone/gips

    sehingga setelah boiling out akan terlihat seperti gua kecil.pada waktu packing

    adonan akrilik harus melewati bagian bawah gigi untuk mencapai daerah sayap,

    yang disebut packing through. (+) mencegah ketinggian gigitan. (-)

    memulaskan separating medium dan boiling outnya sulit.

    g. MouldingMolding merupakan suatu proses pembuatan cetakan atau mempersiapkan

    ruang untuk pengisian akrilik. Cara memolding:

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    18/28

    18

    (1) Setelah gips pada cuvet lawan mengeras, dapat diperiksa dengan membuka

    tutup atas cuvet, buka kuvet tersebut, maksudnya cuvet antar antagonisnya.

    (2) Buang wax dengan menyiramkan air mendidih.

    (3) Olesi bahan separasi, jangan sampai mengenai anasir gigi tiruan.

    h. PackingPacking adalah proses mencampur monomer dan polimer resin akrilik.

    Memiliki dua metode yaitu: dry method dengan mencampur monomer dan

    polimer langsung di dalam mold, dan wet method dengan mencampur monomer

    dan polimer di luar mold dan bila sudah mencapai dough stage baru dimasukkan

    dalam mold. Proses pencampuran monomer dan polimer mengalami 6 stadium:

    1. Wet sand / sandy stage

    2. Puddle sand

    3. Stringy / sticky stage

    4. Dough / packing stage

    5. Rubbery stage

    6. Stiff stage

    Packing dapat dilakukan dengan dua cara:

    1. Packing untuk cara Flasking: holding the casting

    a. Polimer dicampur ke dalam monomer dalam mixing jar, lalu aduk perlahan-

    lahan sebentar

    b. Tutup mixing jar rapat-rapat, tunggu hingga dough stage

    c. Ambil sedikit akrilik, lalu tekankan perlahan-lahan masuk ke dalam sayap,

    hati-hati gigi jangan sampai lepas, dengan jari dibungkus kertas cellophane.

    d. Sisa adonan diletakkan di tengah mold lalu ratakan ke tepi, tutup dengan

    kertas cellophane yang demek tak berair lalu pasang flask atas dengan tutupnya.

    Press.

    e. Yang selanjutnya sama

    2. Packing untuk cara Flasking: pulling the casting

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    19/28

    19

    Dalam hal ini gigi berada di bagian atas sehingga meletakkan adonan akrilik

    agak berbeda. Adonan akrilik dibagi dua, sebagian besar diletakkan pada mold

    flask bawah dan sisanya di atas gigi yang berada di flask atas lalu tutup dengan

    diberi kertas cellophane di antaranya. Press. Langkah selanjutnya adalah:

    1. Flask dikeluarkan dari press, dibuka hati-hati dan cellophane dibuang.rapikan

    kelebihan akrilik. Tambahkan sedikit resin pada landasan gigi tiruan di 3 atau 4

    tempat, taruh cellophane demek yang baru tutup kemudian press. Lakukan ini

    3x hingga mold terisi padat, semua kelebihan resin dibuang dan bagian-bagian

    flask metal to metal. Trial closure. 2. Sebelum final closure, tinfoil dipasang dan

    ulasi tinfoil cair pada permukaan model flask bawah Ada beberapa hal yang

    perlu diperhatikan pada prosedur packing: 1. Suhu dari flask:sama dengan

    temperature kamar

    2. Perbandingan dan lamanya waktu mencampur monomer dengan polimer:

    sesuai aturan pabrik. Biasanya 1:3 atau 1:4 3. Menentukan packing time: yaitu

    waktu yang tepat untuk memasukkan adonan akrilik ke dalam mold. Bila masih

    lengket dan seperti berserabut belum bisa di packing. Tunggu hingga benar-

    benar lepas dengan mudah.

    i. CuringPemakai gigi tiruan selalu mengharapkan gigi tiruan dapat berfungsi

    selama mungkin dengan memuaskan seperti pada saat pertama digunakan.

    Untuk tujuan tersebut, digunakan bahan yang memenuhi persyaratan yang

    ditentukan. Bahan yang paling sering digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan

    adalah resin akrilik. Bahan resin akrilik yang digunakan untuk pembuatan basis

    gigi tiruan umumnya adalah resin akrilik polimerisasi panas (heat-cured).

    Sedangkan resin akrilik polimerisasi dingin (cold cured) umumnya digunakan

    sebagai bahan reparasi. Resin akrilik adalah bahan yang paling sering digunakan

    untuk pembuatan geligi tiruan, tetapi apabila proses kuring tidak tepat maka

    kandungan monomer sisa resin akrilik akan tinggi (Combe 1992. Anusavice

    1996).

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    20/28

    20

    Resin akrilik dan proses kuringnya telah dimodifikasi tidak hanya untuk

    memperbaiki sifat fisik dan mekanik tetapi juga memperpendek waktu kerja.

    Proses kuring untuk resin akrilik yang digunakan sehari-hari adalah secara

    konvensional yaitu pemanasan air tetapi tidak menggunakan curing unit. Proses

    kuring merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan gigi tiruan yang

    memenuhi persyaratan diantaranya kandungan monomer sisa yang rendah.

    Proses kuring pada resin akrilik terdapat beberapa cara yaitu dengan cara

    konvensional (kuring dengan pemanasan air), radiasi gelombang mikro dan

    sinar tampak (visible light). Kandungan monomer sisa yang tinggi akan

    mengiritasi jaringan mulut (ali dkk 1986), dapat dikatakan bahwa resin akrilik

    tersebut tidak biokompatibel, karena salah satu syarat suatu bahan yang

    dikatakan biokompatibel adalah tidak iritasi (Craig 1997).

    Akhir-akhir ini berkembang resin akrilik rapid heat cured yang hanya

    memerlukan waktu 20 menit untuk proses kuring pada suhu 100oC, tatapi tidak

    ada informasi tentang kandungan monomer sisa. Craig (1997) mengatakan

    bahwa resin akrilik rapid heat cured mempunyai dua cara aktivitas yaitu secara

    kimia dan panas, sehingga diharapkan porositas dan kandungan monomer sisa

    minimal. Pada penelitian terdahulu belum ada informasi tentang jumlah

    monomer sisa yang terkandung dalam resin akrilik sebagai standar yang bersifat

    biokompatibel.

    j. DeflaskingMerupakan proses pengambilan hasil pekerjaan, baik berupa protesa (gigi

    tiruan) atau retainer. Deflasking merupakan tahap yang cukup penting, maka

    kita harus berhati-hati dalam melakukannya karena akan berakibat fatal jika

    gagal dan dapat mengakibatkan kerusakan pekerjaan yang telah kita lakukan.Jadi, harus benar-benar diperhatikan langkah-langkahnya, yaitu:

    a. Setelah kuvet sudah direndam sampai dingin, kita mencoba membuka kuvet

    atas dan kuvet bawah. Jika susah dibuka, kita bisa membukanya dengan bantuan

    lee-crownmess atau wax mess pada ketiga ujung kuvet.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    21/28

    21

    b. Melepas hasil pekerjaan bisa dilakukan dengan menggergaji, tetapi akan

    dikhawatirkan merusak hasil pekerjaan itu sendiri jika tidak berhati-hati.

    Namun, ada cara yang lebih aman, yaitu dengan merendamnya hingga

    semalaman (over night), maka gips akan menjadi jenih sehingga menjadimelunak. Kita dapat membukanya dengan bantuan wax mess atau lee-crown

    mess.

    k. PengasahanPengasahan selektif ialah memodifikasi permukaan oklusal gigi-gigi

    dengan mengasahnya pada tempat-tempat selektif/ terpilih sesuai dengan

    peraturan yang berlaku. Pengasahan ini menghilangkan kontak oklusal yang

    menyimpangkan rahang bawah dari alur penutupan normal hingga relasi sentris.

    Pada saat pemasangan geligi tiruan dalam articulator di laboratorium, dimensi

    vertikal oklusal ditetapkan kembali dengan pengasahan selektif. Oklusi

    harmonis dan seimbang merupakan salah satu faktor pertimbangan penting pada

    pembuatan geligi tiruan. Jadi pengasahan selektif merupakan suatu proses yang

    sangat tepat yang tidak boleh dicoba-coba tanpa suatu pemahaman terhadap

    oklusi yang seimbang dan pengasahan selektif. Kecuali dengan mengurangi

    tempat yang tepat dari setiap kontak yang menyimpang, perbaikan terhadap

    oklusi seimbang tak mungkin dilakukan.

    Sebenarnya pengasahan selektif dapat disempurnakan oleh seorang

    operator gigi atau seorang tekniker gigi dibawah pengawasan langsung dokter

    gigi. Langkah awal dari pengasahan selektif adalah selalu untuk memperoleh

    kembali dimensi vertikal oklusal. Oklusi seimbang merupakan syarat utama

    pada penyusunan gigi yaitu pada pergerakan fungsionil gigi-gigi belakang

    bawah bergeser dengan halus diantara cusp dan slope gigi-gigi belakang atas.

    Karena hal ini tidak saja berpengaruh terhadap kesehatan jaringan dibawah

    geligi tiruan dan temporo-mandibular joint tapi juga menjamin kestabilan geligi

    tiruan dan kesejahteraan pasien.

    Kaedah dalam pengasahan selektif, yaitu:

    - Jangan mengurangi holding cusp (cusp palatal gigi RA).

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    22/28

    22

    - Jangan mengurangi holding cusp (cusp bukal gigi RB).

    - Jangan memperdalam fossa manapun.

    Prosedur Pengesahan Selektif:

    Koreksi Oklusi Protrusif Apabila ketepatan pemasangan kembali model di

    artikulator dan penyetelan kondilar diragukan, maka dibuat catatan protrusif

    yang baru. Kesalahan oklusi protrusif, yaitu kontak prematur di regio gigi

    insisivus.

    Koreksi :

    Pengasahan bagian palatal gigi insisivus atas.

    Gigi insisivus bawah dipendekkan bila memungkinkan (tidak mengganggu

    estetis).

    Kesalahan pada oklusi sentrik. Macam-Macam Kesalahan pada Oklusi Sentrik :

    1. Pasangan gigi manapun yang berhadapan dapat terlalu panjang dan

    menghalangi gigi yang lain untuk berkontak. Perbaikan : Fossa gigi diperdalam

    (pengasahan) Tujuan : Gigi lain dapat berkontak Catatan : Tonjol gigi tidak

    dipendekkan

    2. Gigi-gigi atas dan bawah dapat terlalu mendekati hubungan tepi-temu-

    tepi. Perbaikan : Lereng tonjol diasah sedemikian rupa Fossa sentral

    dilebarkanTonjol lingual gigi atas dipersempit pengasahan dari sisi lingual

    Tonjol bukal gigi bawah dipersempit pengasahan dari sisi bukal Catatan :

    tonjol-tonjol gigi tidak dipendekkan.

    3. Gigi-gigi atas mungkin terlalu jauh ke bukal terhadap gigi-gigi bawah.

    Perbaikan :Tonjol lingual gigi atas dipersempit melebarkan fossa sentral.

    Tonjol bukal gigi bawah dipindahkan ke arah bukal melebarkan fossa sentral.

    Sehingga :Tonjol lingual gigi atas bergeser ke lingual Tonjol bukal gigi

    bawah bergeser ke bukal

    Catatan : tonjol-tonjol gigi tidak dipendekkan.

    - Koreksi Oklusi Eksentrik Sisi kerja ( working side ) adalah sisi ke arah

    mana mandibula digerakkan oleh pasien mulai dari oklusi sentrik atau sisi yang

    dipakai untuk mengunyah. Sisi keseimbangan ( balancing side ) adalah sisi yang

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    23/28

    23

    berlawanan dengan sisi kerja atau harus menunjukkan adanya kontak tonjol

    yang seimbang untuk mencegah terangkatnya gigi tiruan. Kesalahan pada oklusi

    eksentrik pada sisi kerja dan sisi keseimbangan. Koreksi Pengasahan dengan

    prinsip :

    Pengasahan sisi kerja : Lereng lingual dari tonjol bukal gigi atas.

    Lereng bukal dari tonjol lingual gigi bawah.

    Pengasahan sisi keseimbangan : Lereng lingual dari tonjol bukal gigi

    bawah.

    Kesalahan yang terjadi dalam kontak oklusi di sisi kerja (Bull) :

    1. Tonjol bukal atas dan tonjol lingual bawah terlalu panjang. Koreksi : Tinggi tonjol dikurangi diasah ubah memiringan dari fossa sentral

    ke puncak tonjol.

    Tonjol bukal atas dan tonjol lingual bawah dipendekkan gigi

    bersentuhan.

    Fossa sentral tidak diperdalam.

    2. Tonjol bukal berkontak, tapi tonjol lingual tidak berkontak. Koreksi : Tonjol bukal diasah dari fossa sentral ke puncak tonjol.

    Memendekkan tonjol dan mengubah lereng lingual dari tonjol agar tidak

    terlalu curam.

    3. Tonjol lingual berkontak, tapi tonjol bukal tidak berkontak. Koreksi : Tonjol lingual bawah dipendekkan mengubah lereng bukal dari tonjol

    lingual bawah agar tidak terlalu curam.

    Tonjol lingual atas tidak dipendekkan.

    Fossa sentral tidak diperdalam.

    4. Tonjol bukal atau lingual atas berada di sebelah mesial dari posisiantar tonjol. Koreksi :

    Diasah seolah-olah lereng mesial daro tonjol bukal atas digeser ke

    distal ketika tonjolnya dipersempit, lereng distal dari tonjol bawah digeser ke

    depan.

    Inklinasi tonjol yang sama dipertahankan.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    24/28

    24

    5. Tonjol bukal atau lingual atas berada di sebelah distal daro posisiantar tonjol. Koreksi :

    Diasah bagian distal tonjol atas dan bagian mesial tonjol bawah.

    6. Gigi-gigi di sisi kerja tidak berkontak akibat kontak yangberlebihan pada sisi keseimbangan. Kesalahan oklusal pada sisi keseimbangan :

    1. Kontak di sisi keseimbangan terlalu berat sehingga gigi-gigi di sisikerja tidak berkontak. Koreksi :

    Pengasahan (seminimal mungkin) tonjol bukal bawah utk

    mengurangi lereng tonjol yg menghalangi kontak di sisi kerja.

    Tonjol lingual tidak boleh diasah.

    2. Tidak ada kontak di sisi keseimbangan. Koreksi : Pengasahan tonjol bukal gigi atas dan tonjol lingual gigi bawah disisi

    kerja.

    7. Jika cusp nya ketinggian dalam oklusi sentris dan eksentris, kurangilah

    ketinggian cuspnya.

    8. jika cusp nya ketinggian dalam oklusi sentris tetapi tidak dalam oklusi

    eksentris, perdalamlah fossanya.

    l. FinishingMenghilangkan sisa-sisa material dari permukaan dan kontur resin akrilik

    merupakan tahap kelanjutan dari deflasking. Semua kecuali daerah basal (yang

    menempel dengan palatum untuk maxilla) harusnya halus yang mana tidak ada

    daerah kasaran ataupun tonjolan. Untuk daerah basal tidak di-polishinguntuk

    daerah basal dengan tujuan agar bisa menempel erat dengan palatum. Daerah

    basal dilingkupi resin akrilik sehingga regangan pada permukaan tidak

    seimbang. Penghilangan beberapa daerah yang masih kasar pada daerah resin

    akrilik yang menghadap ke lingual akan menyebabkan regangan yang semula

    tidak seimbang menjadi seimbang dan akan membuat daerah basal lebih

    menyatu. Semua permukaan selain permukaan basal harus dibuat semengkilat

    mungkin. Pengerjaan finishing dan polishing menggunakan bur yang dipasang

    pada mini drill yang juga tersambung dengan adaptor.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    25/28

    25

    a. Finishing :

    1. Pasang bur Arkansas di mini drill.2. Kerjakan finishing pada resin akrilik, mata bur akan menggerus

    tonjolan atau permukaan kasar pada resin akrilik.3. Lakukan finishing dengan bur Arkansas hingga tidak ada lagi

    permukaan kasar.

    4. Setelah tidak ada permukaan kasar ataupun tonjolan, basahi ampelashalus dengan air lalu perhalus lagi permukaan resin akrilik dengan

    ampelas halus tersebut.

    b. Polishing :

    1. Setelah proses finishing, lakukan polishing untuk membuat resin akriliksemakin halus dan mengkilat.

    2. Tahap awal polishing adalah dengan menggunakan pumice (yangdicampur dengan air). Pumice perbandingannya lebih banyak dari air.

    Poleskan pumice pada permukaan mata bur.

    3. Lakukan polishing secara perlahan, yaitu memoles area permukaanresin akrilik hingga terlihat halus dan terasa halus ketika diraba.

    4. Untuk membuat resin akrilik menjadi mengkilat, gunakan kain wol ataukain flannel yang sudah dibasahi air. Gosok permukaan resin akrilik

    dengan kain tersebut.

    m. InsersiSetelah diganti dengan resin akrilik, protesa diinsersikan dalam mulut.

    Saat dilakukan insersi harus diperhatikan :

    1. RetensiRetensi dapat didefinisikan sebagai ketahanan gigi tiruan terhadap

    pelepasannya dari mulut. Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir,

    protesa lepas atau tidak.Perhatikan apakah tepi GTL mengikuti fornik, jaringan

    yang bergerak harus dihindari dari plat GTL agar bebas bergerak dan tidak

    melepas GTL, protesa harus berelief sesuai dengan keadaan mulut.Perhatikan

    juga letak klamer C sebagai retainer langsung apakah retensinya masih kuat dan

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    26/28

    26

    baik.Jangan sampai terlalu kencang atau terlalu kendor agar mudah digunakan

    dan pada saat dipasang dan tidak mudah terlepas.

    2. StabilisasiDi cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan,

    bicara, ekspresi wajah dan sebagainya

    3. OklusiPengecekan gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan

    pada oklusal gigi, kemudian pasien disuruh menggerakkan gigi seperti

    mengunyah.Bila ada traumatic oklusi dilakukan selective grinding, yaitu

    penggrindingan permukaan oklusal gigi tiruan untuk mendapatkan suatu sentrik

    oklusi gigi tersebut.Pengurangan menggunakan hukum BULL dan MUDL

    (pengurangan pada permukaan bukal dan mesial pada rahang atas dan

    pengurangan permukaan lingual dan distal pada rahang bawah).

    4. ArtikulasiFungsi fonetik diketahui dengan pengucapan huruf s, m, r, p, d, f dan t.

    Instruksi untuk pemeliharaan protesa :

    a. Protesa direndam dalam air sewaktu dilepasb. Protesa dijaga kebersihannyac. Protesa dijaga agar tidak mudah lepas

    Instruksi untuk pasien :

    a. Pasien dianjurkan untuk beradaptasi dengan protesa tersebut sampai biasa.b. Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot dibawahnya

    dapat beristirahat.

    c. Pasien membersihkan protesanya setiap kali sehabis makan dan sebelumtidur.

    d. Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil, pasiendianjurkan untuk segera kembali ke klinik.

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    27/28

    27

    e. Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebihlanjut dan bila nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus

    memakainya.

    n. ControlingSetelah pemasangan GTL selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol.

    Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol :

    1. Pemeriksaan subyektif :a) Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidakb) Ditanyakan apakah ada gangguan atau tidakc) Ditanyakan apakah ada rasa sakit

    2. Pemeriksaan obyektif :d) Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaane) Diperiksa retensi dan stabilisasi

  • 7/27/2019 Gtl Skenario 1

    28/28

    28

    DAFTAR PUSTAKA

    Itjingningsih W.H. 1996. Geligi Tiruan Lengkap Lepas. Penerbit Buku Kedokteran EGC;

    Jakarta.

    Bahari Tirani. 2011. Laporan Kepaniteraan Prostodonsia: Gigi Tiruan Lengkap. FKG

    UGM: Yogyakarta