laut
TRANSCRIPT
4.2 Hewan Invertebrata Laut
Tabel 2. Jenis-jenis hewan invertebrata laut yang ditemukan di sekitar pantai air manis
No. Philum Class Ordo Family Genus Spesies Jumlah No. Coll
Keterangan
1. Arthtropoda Crustacea Decapoda Cancridae Cancer Cancer sp 3 79 di balik batuan
Cancer sp 2 81 di pantai
Cancer sp 1 82 di pantai
2. Coelenterata Anthozoa Scleractinia Acroporidae Acropora Acropora sp. 1 68 di laut dangkal
Montifera Montifera sp. 2 67 di laut dangkal
Montipora Montipora sp. 3 63 di laut dangkal
Favidae Favites Favites sp. 2 61 di laut dangkal
Pocilloporidae Pocillopora Pociliopora sp. 3 65 di laut dangkal
Pocillopora damicornis 3 64 di laut dangkal
Poritidae Porites Porites sp. 1 62 di laut dangkal
3. Echinodermata Holothuroidea Aspidochirota Holothuridae Holothuria Holothuria sp. 4 66 di celah karang
Ophiuroidea Ophiurae Ophiroidae Ophiotrix Ophiotrix sp. 3 80 di celah karang
4. Molusca Bivalvia Mytiloida Mytilidae Septifer Septifer excisus 1 55
Septifer sp. 1 57
Modiolus Modiolus agripetus 1 75
19
Pterioida Pteriidae Isognomon Isognomon acutirostris 3 58
Isognomon vulsella 1 76
Veneroidea Donacidae Donax Donax sp. 1 69
Gastropoda Archaeogastropoda
Turbinidae Turbo Turbo argyrostomas 1 56 di laut dangkal
Turbo chrysostomus 1 59 di laut dangkal
Turbo cornutus 1 60 di laut dangkal
Turbo excellens 1 78 di laut dangkal
Megastropoda Epituniidae Cirsouroma Cirsouma varicosum 1 70
Caenogastropoda
Batillariidae Batillaria Batillaria bomii 1 52
Cerithiidae Clypeomorus Clypeomorus bifasciatus
2 72
Clypeomorus subbreviculus
1 73
Clypeomorus humilis 1 74
Columbellidae Anachis Anachis sp. 1 71
Conidae Virroconus Virroconus coronatus 1 77
Muricidae Thais Thais luteostoma 1 53
Ranellidae Cymatriton Cymatriton nicobaricum
1 54
5. Porifera Demospongia Demospongia Demospongia sp. 1 51Menempel pada karang
20
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa spesimen yang paling banyak hingga paling sedikit
ditemukan untuk sampel laut adalah filum Molusca yaitu 19 spesies, filum Coelenterata
enam spesies, Arthtropoda tiga spesies, Echinodermata dua spesies, dan Porifera satu
spesies.
Filum Molusca yang didapatkan didominasi oleh kelas Gastropoda, yaitu
sebanyak 13 spesies. Kelas Bivalvia hanya didapatkan enam spesies. Anggota filum
Molusca selain dapat ditemukan di darat, juga ditemukan di perairan seperti perairan
laut. Kelas Gastropoda merupakan hewan yang memiliki cangkang tunggal yang terpilin
membentuk spiral dengan bentuk dan warna yang beragam. Cangkang Gastropoda
sudah terpilin sejak masa embrio. Cangkang ini digunakan untuk melindungi diri. Ada
yang tanpa penutup dan ada yang dengan penutup atau operculum (operculum).
Operkulum ini terbuat dari zat kapur atau zat tanduk yang lebih luas. Operkulum
menunjukkan garisgaris pertumbuhan dan kadang-kadang dapat digunakan untuk
menentukan umur. Bentuk cangkang setiap jenis berbeda dan mensifati jenis itu. Bentuk
cangkang juga dapat dikaitkan dengan pola habitatnya (Romimohtarto, 2001).
Spesimen Molusca kelas Gastropoda yang ditemukan diantaranya tiga ordo.
Ordo Archaeogastropoda, kelompok ini memiliki insang primitif berjumlah satu atau
dua buah yang tersusun dalam dua baris filamen, jantung beruang dua, nefrida
berjumlah dua buah. Mereka dapat ditemukan di laut dangkal yang bertemperatur
hangat, menempel dipermukaan karang di daerah pasang surut serta di muara sungai.
Spesimen yang tergolong ke dalam ordo ini adalah genus Turbo. Hewan genus Turbo
memiliki badan lunak, terlindung oleh cangkang keras yang terlindung kalsium,
cangkang berbentuk kerucut, memiliki operculum yang berwarna dasar putih dan di
tengahnya berwarna hijau tua. Ordo kedua adalah Caenogastropoda yang cirinya berupa
memiliki satu insang, satu nephridium, dan satu atrium hadir. Spesimen yang tergolong
ke dalam ordo ini terdiri dari beberapa genus diantaranya adalah Batillaria yaitu hewan
yang memiliki cangkang yang tegak dan kuat. Pada bagian bawah cangkang akan
membulat. Cangkangnya berwarna hitam, cokelat tua, hingga hijau kecokelatan.
Sebagian besar cangkangnya memiliki warna bervariasi atau gabungan dari ketiga
warna tersebut. Clypeomorus yang memiliki tektur cangkang yang kasar. Ukurannya
sekitar ± 1,5 cm. Warna cangkangnya putih dan hijau. Mempunyai putaran dextral.
21
Mulut cangkang berbentuk contong dan bagian puncak lancip. Anachis, Virroconus,
Thais dan Cymatriton hidup di daerah perairan intertidal, subtidal, dan perairan dangkal.
Umumnya biota dari genus ini ditemukan di atas batuan, koral, pasir atau lumpur. Ordo
Mesogastropoda memiliki insang sebuah dan tersusun dalam satu baris filamen, jantung
beruang satu, nefridium berjumlah satu buah, mulut dilengkapi denga n radula yang
berjumlah tujuh buah dalam satu baris. Spesimen yang tergolong ke dalam ordo ini
diantaranya adalah Cirsouroma (Suwignyo, 2005).
Kelas Bivalvia memiliki sepasang cangkang yang dapat membuka dan
menutup. Bivalvia mempunyai bentuk simetri bilateral, namun hal ini tidak berkaitan
dengan lokomosi yang cepat. Tubuh yang dilindungi cangkang terdiri atas massa
visceral, kaki otot, insang ganda dan mantel. Pada bagian posterior terdapat sifon
ekskuren pada sisi dorsal dan sifon inkuren pada sisi ventral. Pada bagian dorsal
terdapat dua buah otot untuk menutup cangkang, yakni otot aduktor anterior dan otot
aduktor posterior. Selain itu terdapat otot rectator untuk menarik kaki kearah dalam.
(Kimball, 1999)
Spesimen Molusca kelas Bivalvia yang ditemukan terdiri dari tiga ordo. Ordo
Mytiloida ditemukan Septifer. Septifer memiliki bisus, yaitu organ yang menyerupai
akar serabut pada tumbuhan tingkat tinggi, yang berfungsi sebagai alat melekatkan diri
pada substrat yang keras. Adanya organ ini menyebabkan Septifer dapat beradaptasi dan
hidup di daerah dengan ombak dan arus yang besar. Ordo kedua adalah Pterioida
ditemukan satu genus yaitu Isognomon. Isognomon memiliki cangkang yang agak besar
bentuknya variabel, umumnya oval memanjang dan tipis. Hidupnya menempel pada
batu atau karang. Ukurannya kurang lebih 3,5 – 6 cm, terdapat di laut pasang surut atau
laut dangkal.
Coelenterata adalah hewan tingkat rendah yang mempunyai jaringan ikat, karena
golongan filum ini mampu menyimpan kelebihan makanan pada tubuhnya dalam bentuk
glikogen dan lemak. Coelenterata berasal dari kata yunani coilos yang berarti berongga
dan enteron yang usus atau cnidarian yang artinya jelatang. Jenis Coelenterata yang
didapatkan hanya kelas Anthozoa yang memilik polip dan menempel, cakram oral tipis
atau pipih, dengan tentakel pendek, mulut bersambung dengan stomodeum
(kerongkongan), biasanya memiliki siphonoglyph. Enteron terbagi menjadi kamar-
22
kamar oleh septa yang vertikal. Memiliki nematocyst pada batas pinggiran sebelah
dalam, memiliki jaringan ikat mesoglea. Gonad (endodermal) terdapat dalam septa,
semua hidup di laut, baik soliet maupun koloni. Terdiri dari dua sub kelas, yaitu
Alcyonaria dan Zoantharia (Brotowidjoyo, 1990).
Anthozoa merupakan kelas paling besar dalam Coelenterata, anggotanya
mencapai 6.000 spesies, dengan dua subkelas yang masing-masing terdiri dari enam
ordo. Anthozoa berasal dari bahasa Yunani, anthos berarti bunga dan zoa berarti hewan,
yang dapat diartikan sebagai hewan yang menyerupai bunga. Semua anggota kelas ini
hidup di laut, di daerah tepi pantai sampai kedalaman 6.000 meter, terutama di perairan
yang hangat, tetapi ada juga yang dijumpai di daerah kutub. Mereka merupakan polip
yang menetap dengan melekatkan diri pada suatu objek yang terdapat di dasar laut.
Anggota kelas ini fase medusanya telah tereduksi, sehingga hanya memiliki fase polip
saja (Jasin, 1987).
Kelas Anthozoa terdiri dari empat ordo. Ordo pertama yaitu Madreporaria, ordo
kedua adalah Gorgonacea, ketiga ordo Sierachinia, dan ordo keempat Scleractinia,.
Spesimen yang ditemukan, semuanya tergolong ordo Scleractinia. Ordo scleractina
merupakan terumbu karang sejati yang pada bagian luar di ektodermis tentakel terdapat
sel penyengatnya (knidoblas), yang merupakan ciri khas semua hewan Cnidaria.
Knidoblas dilengkapi alat penyengat (nematosita) beserta racun di dalamnya. Sel
penyengat bila sedang tidak digunakan akan berada dalam kondisi tidak aktif, dan alat
sengat berada di dalam sel. Bila ada zooplankton atau hewan lain yang akan ditangkap,
maka alat penyengat dan racun akan dikeluarkan. (Brotowidjoyo, 1990).
Salah satu genus dari ordo scleractina yang paling umum ditemukan adalah
Acropora. Hewan ini merupakan salah satu bangunan utama terumbu karang. Dapat
ditemukan pada terumbu dangkal dengan cahaya matahari dan pergerakan air yang
tinggi. Acropora kebanyakan berwarna coklat dan hijau, namun beberapa berwarna
cerah.
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani echinus berarti landak dan derma
berarti kulit. Terdapat 6750 spesies hidup, namun keanekaragamannya lebih rendah
dibandingkan dengan jenis-jenis pada era Palaeozoikum (Sugiarti, 1998).
Semua anggota Echinodermata hidup di laut, kebanyakan bersifat simetri radial,
23
tubuhnya terdiri dari lima antimer yang tersusun radial dengan mulut di tengahnya dan
berselom. Pada kulit terdapat papan kapur yang sebagian besar mempunyai duri dermal.
Sistem digesti lengkap walaupun anus mungkin tidak berfungsi (Waggoner, 1999).
Karakteristik dari Echinodermata ialah susunan radial dari bagian-bagian tubuh
tubuh, skeleton dibuat dari CaCO3 atau merupakan spikula, kebanyakan pada dataran
badan terdapat tubercula atau spinae, celom yang besar yang terjadi dari penonjolan
archenteron pada waktu embrio, tidak ada pembentukan koloni, mempunyai sistem
amburakral sebagai alat gerak, dan hidup di air laut (Radiopoetro, 1986).
Filum Echinodermata terbagi menjadi empat kelas, yaitu Asteroidea (bintang
laut), Ophiuroidea (bintang ular), Echinoidea (landak laut), Holothuroidea (teripang),
dan Crinoidea (lili laut). Asteroidea terdiri atas 5 ordo, Platysterida dan Hemizonida
yang telah punah, Phanerozonia, contoh Astropecten, Spinulosa dengan lengan bulat
panjang dan ramping contohnya Solaster (bintang matahari), dan Forcipulata yang
memiliki lengan 18-24, cakram tubuh lunak dan pipih, contoh umum adalah Asterias
dan Pisaster. Ophiuroidea terbagi atas dua ordo, Ophiurae yang lengannya tidak
bercabang, mulut tak dapat memutar, dan cakram tubuh dan lengan terliputi oleh
lembaran kapur, contoh ordo ini adalah Ophiothrix dan Ophiura. Ordo kedua adalah
Euryalae dengan lengan yang bercabang, dapat memutar dan memegang objek, cakram
tubuh dan lengan berkulit tebal, contohnya Gorgonocephalus (Jasin, 1987).
Kelas Echinoidea terdiri dari tiga ordo, yaitu Lepidocentroida, Camrodonta
(Arbacia, Strongylocentrus), dan Spangoida (Echinocardium, Lovena, Spatangus).
Kelas Holothuroidea terdiri atas beberapa ordo, yaitu Aspidochirota bertentakel 15-30
buah, contoh Holothuria, Stichopus, ordo Elasipoda dengan tentakel yang berbulu
contohnya Plagothuria. Ordo Dendrochirota, memiliki tentakel dengan tiga cabang dan
kaki amburakral yang banyak, contoh Cucumaria. Ordo Apoda yang memiliki tentakel
runcing, contoh Leptosynapta dan Chiridota. Kelas Crinoidea yang masih hidup hingga
saat ini adalah ordo Inadunata dan Articulata yang terdiri dari tiga famili Pentacrinidae
(Isocrinus), Antedonidae (Antodon tenella), dan Comasteridae (Neocomatella alata)
(Jasin, 1987).
Pada kuliah lapangan kali ini hanya didapatkan dua spesies Echinodermata, yang
berasal dari dua kelas berbeda. Kelas yang didapatkan adalah Ophiuroidae dan
24
Holothuridae, yaitu spesies Ophiotrix sp. dan Holothuria sp. Ophiotrix sp atau bintang
ular laut mempunyai tubuh bola cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang dan tiap-
tiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama. Holothuria sp. atau teripang biasa
ditemukan di daerah terumbu yang substrat dasarnya berupa pasir, selain itu juga
ditemukan di daerah dengan substrat lumpur berpasir
Kelas Ophiuroidea memiliki tubuh bola cakram kecil dengan lengan bulat
panjang. Tiap lengan terdiri dari ruas yang sama, yang masing-masing terdapat tempat
melekatnya ossicula yang terliput oleh empat lempeng. Di bagian lateral terdapat duri,
namun tidak ada pada bagian dorsal dan ventral. Dalam lengan terdapat saluran coelom
kecil, batang syaraf, pembuluh darah, dan cabang sistem vasikular. Pada lengan juga
terdapat kaki amburakral kecil yang sering disebut tentakel, terletak secara ventro
lateral, dengan alat hisap atau ampullae yang beralat sensoris. Semua alat digestoria dan
alat reporoduksi terdapat dalam bola cakram. Mulut terletak di pusat tubuh yang
dikelilingi lima kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai rahang. Bahan
makanan yang tidak tercerna dikeluarkan kembali melalui mulut (Brotowidjoyo, 1990).
Kelas Holothuroidea memiliki tubuh bulat memanjang dengan garis oral ke
aboral sebagai sumbu. Bagian anterior mulut terdapat 10-30 tentakel yang dapat
dijulurkan dan ditarik kembali. Daerah ventral terdapat tiga kaki amburakral dengan alat
hisap, yang berfungsi untuk bergerak. Kulit tubuh terdiri atas kutikula yang menutupi
epidermis tak bersilia. Di bawahnya terdapat dermis yang mengandung ossicula, selapis
otot melingkar, dan lima berkas otot memanjang ganda. Teripang meletakkan diri di atas
laut atau mengubur diri dalam lumpur dan pasir dengan memperlihatkan bagian akhir
tubuhnya. Jika hewan ini diganggu, maka ia akan mengkerut. Makanannya berupa
serpihan bahan organik di dasar laut (Jasin, 1987).
Menurut Jasin (1987), Crustacea termasuk ke dalam Filum Arthropoda. Tubuh
Crustacea dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu cephalothorax sebagai bagian anterior
dan abdomen di bagian posterior. Cephalothorax terdiri dari 13 ruas yang menjadi satu,
bagian ini disebut carapace. Bagian dorsal dari carapace terdapat suatu lekukan yang
membagi cephalothorax menjadi dua, yakni bagian depan disebut cephal dan belakang
disebut thorax. Bagian carapace yang mencuat disebut prostomium atau rostrum. Di
bawahnya terdapat sepasang mata majemuk bertangkai, mulut terletak di sebelah ventral
25
dekat akhir posterior kepala. Abdomen umumnya terdiri dari 6 ruas atau segmen yang
diakhiri dengan bagian terminal yang disebut telson. endopodite, dan octopodite. Mulut
memiliki sepasang mandibula dan maxilla, dimana tiap thorax mengandung maxilliped.
Pada segmen selanjutnya terdapat penjepit atau cheliped. Kemudian terdapat empat
pasang kaki renang atau swimmerets. Spesimen filum Arthropoda yang ditemukan di
laut berasal dari kelas Crustacea yaitu Cancer sp. dengan jumlah tiga spesies.
Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga
karena seluruhn tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori. Spons
terdiri dari dua lapisan sel dengan selapis bahan seperti jeli (mesogle) yang terdapat di
antara kedua lapisan tersebut. Sel-sel dari lapisan dalam mempunyai flagel yang
menyebabkan adanya arus air, sel-sel ini memakan partikel-partikel makanan yang telah
disaring. Bentuk tubuh spons yang didukung oleh rangka yang terdiri dari spikula yang
dibentuk oleh sel-sel yang tersebar didalam mesoglea, spikula cukup keras yang
tersusun dari sel ikat atau zat kapur (Kimball, 1991).
Hewan dari Filum Porifera yang ditemukan dalam kuliah lapangan ini hanya
berjumlah satu spesies dengan tubuh lunak, tidak berangka, dan berwarna kekuningan.
Spesies tersebut termasuk dalam kelas Demospongia . Kelas Demospongiae terbagi
menjadi delapan ordo. Ordo pertama Carnosa, memiliki kerangka tubuh dari bahan
organik yang berbentuk bubur atau kolodial, contohnya Chondrosia. Ordo berikutnya
adalah Choristida, memiliki kerangka yang tersusun dari spikula-spikula yang berjajar
empat, contohnya Geodia. Epipolasida merupakan Porifera berbentuk sferikal, dengan
spikula berbentuk monakson yang mencuat menjari dari tubuh, anggota ordo ini adalah
Tethya. Ordo Hadromerina memiliki spikula berbentuk pines, seperti pada Cliona.
Selanjutnya ordo Halichondrina, dengan spikula berujung dua, atau berbentuk seperti
bulu, misalnya Halichondria. Ordo keenam adalah Poeciloclerina yang kerangka
tubuhnya tersusun atas spikula berbagai bentuk dan kadang juga spongia, contohnya
Microciona. Haplosclerina mirip dengan ordo Halichondrina, namun dilengkapi dengan
retikula dari kerangka fibrosa, anggotanya adalah Haliclona. Ordo terakhir adalah
Keratosa, tidak berspekula dan kerangka tubuhnya khusus terbentuk dari sponging,
contohnya Spongia, merupakan spons yang digunakan untuk alat mandi (Jasin, 1987)
26
II. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kuliah lapangan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Hewan invertebrata darat yang terbanyak didapatkan dari filum Arthopoda dari
kelas Insecta dengan ordo Lepidoptera yaitu sebanyak 9 spesies.
2. Ordo Odonata yang ditemukan sebanyak 2 species dari famili Libellulidae dan 1
species dari famili Coenagriidae.
3. Ordo Hymenoptera yang ditemukan sebanyak 3 spesies dari familia Apidae dan
Formicidae.
4. Filum Molusca ditemukan di darat dan laut terdiri dari dua kelas, yaitu kelas
Gastropoda dan Bivalvia.
5. Hewan invertebrata laut yang ditemukan didominasi oleh ordo Scleractina, kelas
Anthozoa, filum Coelenterata.
6. Filum Echinodermata yang ditemukan hanya 2 spesies, yaitu Holothuria
glacialis dan Ophiotrix sp.
5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil yang baik dari kuliah lapangan ini, sebaiknya praktikan
telitian dan sabaran dalam pengoleksian spesimen maupun pengawetannya. Kehati-
hatian sangat diperlukan dalam pengoleksian spesimen, agar tidak ada spesimen yang
hilang, baik saat di lapangan dan laboratorium.
27
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, R.D. 1968. Invertebrates Zoology. W.B. Saunders. Philadelpia. Toronto. New York.
Borror. D. J. A. Triplehorn and N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. Gajah MAda University Press. Yogyakarta.
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1990. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Grzimek, B. 1974. Animal Life Encyclopedia of Shell. Van Norstrand Reinhold Company. New York, Cincinanti, Toronto, London, Melbourn.
Fikr, Ghazwul. 2012. Makalah: Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi, Sumbangan Islam Untuk Indonesia. http://www.satumedia.info/2012/06/ makalah-pengelolaan-kekayaan-alam-dan.html#.UMFnIOQ09U0 diakses 6 Desember, 2012
Hickman, Jr.C.P, L. S roberts and A. Larson. 1997. Integrated Principles of Zoology. WCB Mc. Graw Hill : Boston.
Hidayat, Purnama dan Dewi Sartiami. 2011. Pengenalan Ordo dan Beberapa Famili Serta Anggota Spesiesnya. http://web.ipb.ac.id/~phidayat/perlintan/perlintan/ Perlintan%20Minggu-3.pdf diakses 6 Desember, 2012.
Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Penerbit Sinar Wijaya.
Jenkins, Brian. 2002. Learning Coelenterata. New Delhi: CB Maujpur.
Johnson, F. Norman. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Ke-VI. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kekurt, G. A. 1961. The Invertebrate. A Manual for The Use of Students, Cambridge University Press.
Kimball, John W. 1991. Biologi Edisi ke-5. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
28
Macherson, J. H. and C. J. Gabriel. 1962. Marine Mollusk of Victoria. Melbourn University Press. The National Museum of Victoria.
Nontji, A., 1993, Laut Nusantara. Jakarta. Djambatan.
Marsall, A.J. and W.D William. 1972. Text Book of Zoology Invertebrates. English Language Book Society. Mc. Milan.
Oemardjati, B. S dan W. Wardhana. 1990. Taksonomi Avertebrata Pengantar Praktikum Laboratorium. Penerbit Universitas Indonesia – UI Press : Jakarta.
Pennak, R. W. 1978. Fresh Water Invertebrates of The United States. A Wiley Interscience Publication. Canada.
Putra, Tandri Eka. 2004. Kupu-kupu (subordo Rhopalocera) dari Taman Wisata dan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman. Skripsi Sarjana Biologi Universitas Andalas : Padang
Risal, Muhammad. 2012. Klasifikasi Hewan Invertebrata. http://www.artikelbagus. com/2011/klasifikasi-hewan-invertebrata.html diakses 6 Desember, 2012
Romimohtarto,K. dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Puslitbang Oseanologi LlPI. Jakarta. 527 h
Otang,dkk. 2004. Dasar-dasar Entomologi. Bandung: IMSTEP
Salmah, Siti. 1994. Diktat Taksonomi Hewan I (Invertebrata). Padang. Universitas Andalas. (13-103).
Salmah, Siti. 2002. Kupu-kupu Papilionidae di Taman Nasional Kerinci Seblat. Departemen Kehutanan. Padang. Universitas Andalas.
Suhara.2009.Ordo Coleoptera: Familia Carabidae dan Cincidelidae.http://file.upi.edu /Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196512271991031-SUHARA/ Coleoptera_Carabidae_ppt_Entomologi.pdf diakses 5 Desember,2012
Sugiarto Suwignyo [et al.]. 2005. Avertebrata air jilid 2. Jakarta: Penebar Swadaya
Suwirman, Williana. 2012. Myriapoda. http://www.slideshare.net/williananas/ myriapoda diakses 5 Desember, 2012
29
LAMPIRAN
30
31
32