laut

20
4.2 Hewan Invertebrata Laut Tabel 2. Jenis-jenis hewan invertebrata laut yang ditemukan di sekitar pantai air manis No . Philum Class Ordo Family Genus Spesies Jumlah No. Coll Keterang an 1. Arthtropod a Crustacea Decapoda Cancridae Cancer Cancer sp 3 79 di balik batuan Cancer sp 2 81 di pantai Cancer sp 1 82 di pantai 2. Coelentera ta Anthozoa Scleractin ia Acroporida e Acropora Acropora sp. 1 68 di laut dangkal Montifera Montifera sp. 2 67 di laut dangkal Montipora Montipora sp. 3 63 di laut dangkal Favidae Favites Favites sp. 2 61 di laut dangkal Pocillopor idae Pocillopor a Pociliopora sp. 3 65 di laut dangkal Pocillopora damicornis 3 64 di laut dangkal Poritidae Porites Porites sp. 1 62 di laut dangkal 3. Echinoderm Holothuroi Aspidochir Holothurid Holothuria Holothuria sp. 4 66 di celah 19

Upload: cinthya-larassati

Post on 02-Dec-2015

156 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: laut

4.2 Hewan Invertebrata Laut

Tabel 2. Jenis-jenis hewan invertebrata laut yang ditemukan di sekitar pantai air manis

No. Philum Class Ordo Family Genus Spesies Jumlah No. Coll

Keterangan

1. Arthtropoda Crustacea Decapoda Cancridae Cancer Cancer sp 3 79 di balik batuan

Cancer sp 2 81 di pantai

Cancer sp 1 82 di pantai

2. Coelenterata Anthozoa Scleractinia Acroporidae Acropora Acropora sp. 1 68 di laut dangkal

Montifera Montifera sp. 2 67 di laut dangkal

Montipora Montipora sp. 3 63 di laut dangkal

Favidae Favites Favites sp. 2 61 di laut dangkal

Pocilloporidae Pocillopora Pociliopora sp. 3 65 di laut dangkal

Pocillopora damicornis 3 64 di laut dangkal

Poritidae Porites Porites sp. 1 62 di laut dangkal

3. Echinodermata Holothuroidea Aspidochirota Holothuridae Holothuria Holothuria sp. 4 66 di celah karang

Ophiuroidea Ophiurae Ophiroidae Ophiotrix Ophiotrix sp. 3 80 di celah karang

4. Molusca Bivalvia Mytiloida Mytilidae Septifer Septifer excisus 1 55

Septifer sp. 1 57

Modiolus Modiolus agripetus 1 75

19

Page 2: laut

Pterioida Pteriidae Isognomon Isognomon acutirostris 3 58

Isognomon vulsella 1 76

Veneroidea Donacidae Donax Donax sp. 1 69

Gastropoda Archaeogastropoda

Turbinidae Turbo Turbo argyrostomas 1 56 di laut dangkal

Turbo chrysostomus 1 59 di laut dangkal

Turbo cornutus 1 60 di laut dangkal

Turbo excellens 1 78 di laut dangkal

Megastropoda Epituniidae Cirsouroma Cirsouma varicosum 1 70

Caenogastropoda

Batillariidae Batillaria Batillaria bomii 1 52

Cerithiidae Clypeomorus Clypeomorus bifasciatus

2 72

Clypeomorus subbreviculus

1 73

Clypeomorus humilis 1 74

Columbellidae Anachis Anachis sp. 1 71

Conidae Virroconus Virroconus coronatus 1 77

Muricidae Thais Thais luteostoma 1 53

Ranellidae Cymatriton Cymatriton nicobaricum

1 54

5. Porifera Demospongia Demospongia Demospongia sp. 1 51Menempel pada karang

20

Page 3: laut

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa spesimen yang paling banyak hingga paling sedikit

ditemukan untuk sampel laut adalah filum Molusca yaitu 19 spesies, filum Coelenterata

enam spesies, Arthtropoda tiga spesies, Echinodermata dua spesies, dan Porifera satu

spesies.

Filum Molusca yang didapatkan didominasi oleh kelas Gastropoda, yaitu

sebanyak 13 spesies. Kelas Bivalvia hanya didapatkan enam spesies. Anggota filum

Molusca selain dapat ditemukan di darat, juga ditemukan di perairan seperti perairan

laut. Kelas Gastropoda merupakan hewan yang memiliki cangkang tunggal yang terpilin

membentuk spiral dengan bentuk dan warna yang beragam. Cangkang Gastropoda

sudah terpilin sejak masa embrio. Cangkang ini digunakan untuk melindungi diri. Ada

yang tanpa penutup dan ada yang dengan penutup atau operculum (operculum).

Operkulum ini terbuat dari zat kapur atau zat tanduk yang lebih luas. Operkulum

menunjukkan garisgaris pertumbuhan dan kadang-kadang dapat digunakan untuk

menentukan umur. Bentuk cangkang setiap jenis berbeda dan mensifati jenis itu. Bentuk

cangkang juga dapat dikaitkan dengan pola habitatnya (Romimohtarto, 2001).

Spesimen Molusca kelas Gastropoda yang ditemukan diantaranya tiga ordo.

Ordo Archaeogastropoda, kelompok ini memiliki insang primitif berjumlah satu atau

dua buah yang tersusun dalam dua baris filamen, jantung beruang dua, nefrida

berjumlah dua buah. Mereka dapat ditemukan di laut dangkal yang bertemperatur

hangat, menempel dipermukaan karang di daerah pasang surut serta di muara sungai.

Spesimen yang tergolong ke dalam ordo ini adalah genus Turbo. Hewan genus Turbo

memiliki badan lunak, terlindung oleh cangkang keras yang terlindung kalsium,

cangkang berbentuk kerucut, memiliki operculum yang berwarna dasar putih dan di

tengahnya berwarna hijau tua. Ordo kedua adalah Caenogastropoda yang cirinya berupa

memiliki satu insang, satu nephridium, dan satu atrium hadir. Spesimen yang tergolong

ke dalam ordo ini terdiri dari beberapa genus diantaranya adalah Batillaria yaitu hewan

yang memiliki cangkang yang tegak dan kuat. Pada bagian bawah cangkang akan

membulat. Cangkangnya berwarna hitam, cokelat tua, hingga hijau kecokelatan.

Sebagian besar cangkangnya memiliki warna bervariasi atau gabungan dari ketiga

warna tersebut. Clypeomorus yang memiliki tektur cangkang yang kasar. Ukurannya

sekitar ± 1,5 cm. Warna cangkangnya putih dan hijau. Mempunyai putaran dextral.

21

Page 4: laut

Mulut cangkang berbentuk contong dan bagian puncak lancip. Anachis, Virroconus,

Thais dan Cymatriton hidup di daerah perairan intertidal, subtidal, dan perairan dangkal.

Umumnya biota dari genus ini ditemukan di atas batuan, koral, pasir atau lumpur. Ordo

Mesogastropoda memiliki insang sebuah dan tersusun dalam satu baris filamen, jantung

beruang satu, nefridium berjumlah satu buah, mulut dilengkapi denga n radula yang

berjumlah tujuh buah dalam satu baris. Spesimen yang tergolong ke dalam ordo ini

diantaranya adalah Cirsouroma (Suwignyo, 2005).

Kelas Bivalvia memiliki sepasang cangkang yang dapat membuka dan

menutup.  Bivalvia mempunyai bentuk simetri bilateral, namun hal ini tidak berkaitan

dengan lokomosi yang cepat. Tubuh yang dilindungi cangkang terdiri atas massa

visceral, kaki otot, insang ganda dan mantel. Pada bagian posterior terdapat sifon

ekskuren pada sisi dorsal dan sifon inkuren pada sisi ventral. Pada bagian dorsal

terdapat dua buah otot untuk menutup  cangkang, yakni otot aduktor anterior dan otot

aduktor posterior. Selain itu terdapat otot rectator untuk menarik kaki kearah dalam.

(Kimball, 1999)

Spesimen Molusca kelas Bivalvia yang ditemukan terdiri dari tiga ordo. Ordo

Mytiloida ditemukan Septifer. Septifer memiliki bisus, yaitu organ yang menyerupai

akar serabut pada tumbuhan tingkat tinggi, yang berfungsi sebagai alat melekatkan diri

pada substrat yang keras. Adanya organ ini menyebabkan Septifer dapat beradaptasi dan

hidup di daerah dengan ombak dan arus yang besar. Ordo kedua adalah Pterioida

ditemukan satu genus yaitu Isognomon. Isognomon memiliki cangkang yang agak besar

bentuknya variabel, umumnya oval memanjang dan tipis. Hidupnya menempel pada

batu atau karang. Ukurannya kurang lebih 3,5 – 6 cm, terdapat di laut pasang surut atau

laut dangkal.

Coelenterata adalah hewan tingkat rendah yang mempunyai jaringan ikat, karena

golongan filum ini mampu menyimpan kelebihan makanan pada tubuhnya dalam bentuk

glikogen dan lemak. Coelenterata berasal dari kata yunani coilos yang berarti berongga

dan enteron yang usus atau cnidarian yang artinya jelatang. Jenis Coelenterata yang

didapatkan hanya kelas Anthozoa yang memilik polip dan menempel, cakram oral tipis

atau pipih, dengan tentakel pendek, mulut bersambung dengan stomodeum

(kerongkongan), biasanya memiliki siphonoglyph. Enteron terbagi menjadi kamar-

22

Page 5: laut

kamar oleh septa yang vertikal. Memiliki nematocyst pada batas pinggiran sebelah

dalam, memiliki jaringan ikat mesoglea. Gonad (endodermal) terdapat dalam septa,

semua hidup di laut, baik soliet maupun koloni. Terdiri dari dua sub kelas, yaitu

Alcyonaria dan Zoantharia (Brotowidjoyo, 1990).

Anthozoa merupakan kelas paling besar dalam Coelenterata, anggotanya

mencapai 6.000 spesies, dengan dua subkelas yang masing-masing terdiri dari enam

ordo. Anthozoa berasal dari bahasa Yunani, anthos berarti bunga dan zoa berarti hewan,

yang dapat diartikan sebagai hewan yang menyerupai bunga. Semua anggota kelas ini

hidup di laut, di daerah tepi pantai sampai kedalaman 6.000 meter, terutama di perairan

yang hangat, tetapi ada juga yang dijumpai di daerah kutub. Mereka merupakan polip

yang menetap dengan melekatkan diri pada suatu objek yang terdapat di dasar laut.

Anggota kelas ini fase medusanya telah tereduksi, sehingga hanya memiliki fase polip

saja (Jasin, 1987).

Kelas Anthozoa terdiri dari empat ordo. Ordo pertama yaitu Madreporaria, ordo

kedua adalah Gorgonacea, ketiga ordo Sierachinia, dan ordo keempat Scleractinia,.

Spesimen yang ditemukan, semuanya tergolong ordo Scleractinia. Ordo scleractina

merupakan terumbu karang sejati yang pada bagian luar di ektodermis tentakel terdapat

sel penyengatnya (knidoblas), yang merupakan ciri khas semua hewan Cnidaria.

Knidoblas dilengkapi alat penyengat (nematosita) beserta racun di dalamnya. Sel

penyengat bila sedang tidak digunakan akan berada dalam kondisi tidak aktif, dan alat

sengat berada di dalam sel. Bila ada zooplankton atau hewan lain yang akan ditangkap,

maka alat penyengat dan racun akan dikeluarkan. (Brotowidjoyo, 1990).

Salah satu genus dari ordo scleractina yang paling umum ditemukan adalah

Acropora. Hewan ini merupakan salah satu bangunan utama terumbu karang. Dapat

ditemukan pada terumbu dangkal dengan cahaya matahari dan pergerakan air yang

tinggi. Acropora kebanyakan berwarna coklat dan hijau, namun beberapa berwarna

cerah.

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani echinus berarti landak dan derma

berarti kulit. Terdapat 6750 spesies hidup, namun keanekaragamannya lebih rendah

dibandingkan dengan jenis-jenis pada era Palaeozoikum (Sugiarti, 1998).

Semua anggota Echinodermata hidup di laut, kebanyakan bersifat simetri radial,

23

Page 6: laut

tubuhnya terdiri dari lima antimer yang tersusun radial dengan mulut di tengahnya dan

berselom. Pada kulit terdapat papan kapur yang sebagian besar mempunyai duri dermal.

Sistem digesti lengkap walaupun anus mungkin tidak berfungsi (Waggoner, 1999).

Karakteristik dari Echinodermata ialah susunan radial dari bagian-bagian tubuh

tubuh, skeleton dibuat dari CaCO3 atau merupakan spikula, kebanyakan pada dataran

badan terdapat tubercula atau spinae, celom yang besar yang terjadi dari penonjolan

archenteron pada waktu embrio, tidak ada pembentukan koloni, mempunyai sistem

amburakral sebagai alat gerak, dan hidup di air laut (Radiopoetro, 1986).

Filum Echinodermata terbagi menjadi empat kelas, yaitu Asteroidea (bintang

laut), Ophiuroidea (bintang ular), Echinoidea (landak laut), Holothuroidea (teripang),

dan Crinoidea (lili laut). Asteroidea terdiri atas 5 ordo, Platysterida dan Hemizonida

yang telah punah, Phanerozonia, contoh Astropecten, Spinulosa dengan lengan bulat

panjang dan ramping contohnya Solaster (bintang matahari), dan Forcipulata yang

memiliki lengan 18-24, cakram tubuh lunak dan pipih, contoh umum adalah Asterias

dan Pisaster. Ophiuroidea terbagi atas dua ordo, Ophiurae yang lengannya tidak

bercabang, mulut tak dapat memutar, dan cakram tubuh dan lengan terliputi oleh

lembaran kapur, contoh ordo ini adalah Ophiothrix dan Ophiura. Ordo kedua adalah

Euryalae dengan lengan yang bercabang, dapat memutar dan memegang objek, cakram

tubuh dan lengan berkulit tebal, contohnya Gorgonocephalus (Jasin, 1987).

Kelas Echinoidea terdiri dari tiga ordo, yaitu Lepidocentroida, Camrodonta

(Arbacia, Strongylocentrus), dan Spangoida (Echinocardium, Lovena, Spatangus).

Kelas Holothuroidea terdiri atas beberapa ordo, yaitu Aspidochirota bertentakel 15-30

buah, contoh Holothuria, Stichopus, ordo Elasipoda dengan tentakel yang berbulu

contohnya Plagothuria. Ordo Dendrochirota, memiliki tentakel dengan tiga cabang dan

kaki amburakral yang banyak, contoh Cucumaria. Ordo Apoda yang memiliki tentakel

runcing, contoh Leptosynapta dan Chiridota. Kelas Crinoidea yang masih hidup hingga

saat ini adalah ordo Inadunata dan Articulata yang terdiri dari tiga famili Pentacrinidae

(Isocrinus), Antedonidae (Antodon tenella), dan Comasteridae (Neocomatella alata)

(Jasin, 1987).

Pada kuliah lapangan kali ini hanya didapatkan dua spesies Echinodermata, yang

berasal dari dua kelas berbeda. Kelas yang didapatkan adalah Ophiuroidae dan

24

Page 7: laut

Holothuridae, yaitu spesies Ophiotrix sp. dan Holothuria sp. Ophiotrix sp atau bintang

ular laut mempunyai tubuh bola cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang dan tiap-

tiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama. Holothuria sp. atau teripang biasa

ditemukan di daerah terumbu yang substrat dasarnya berupa pasir, selain itu juga

ditemukan di daerah dengan substrat lumpur berpasir

Kelas Ophiuroidea memiliki tubuh bola cakram kecil dengan lengan bulat

panjang. Tiap lengan terdiri dari ruas yang sama, yang masing-masing terdapat tempat

melekatnya ossicula yang terliput oleh empat lempeng. Di bagian lateral terdapat duri,

namun tidak ada pada bagian dorsal dan ventral. Dalam lengan terdapat saluran coelom

kecil, batang syaraf, pembuluh darah, dan cabang sistem vasikular. Pada lengan juga

terdapat kaki amburakral kecil yang sering disebut tentakel, terletak secara ventro

lateral, dengan alat hisap atau ampullae yang beralat sensoris. Semua alat digestoria dan

alat reporoduksi terdapat dalam bola cakram. Mulut terletak di pusat tubuh yang

dikelilingi lima kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai rahang. Bahan

makanan yang tidak tercerna dikeluarkan kembali melalui mulut (Brotowidjoyo, 1990).

Kelas Holothuroidea memiliki tubuh bulat memanjang dengan garis oral ke

aboral sebagai sumbu. Bagian anterior mulut terdapat 10-30 tentakel yang dapat

dijulurkan dan ditarik kembali. Daerah ventral terdapat tiga kaki amburakral dengan alat

hisap, yang berfungsi untuk bergerak. Kulit tubuh terdiri atas kutikula yang menutupi

epidermis tak bersilia. Di bawahnya terdapat dermis yang mengandung ossicula, selapis

otot melingkar, dan lima berkas otot memanjang ganda. Teripang meletakkan diri di atas

laut atau mengubur diri dalam lumpur dan pasir dengan memperlihatkan bagian akhir

tubuhnya. Jika hewan ini diganggu, maka ia akan mengkerut. Makanannya berupa

serpihan bahan organik di dasar laut (Jasin, 1987).

Menurut Jasin (1987), Crustacea termasuk ke dalam Filum Arthropoda. Tubuh

Crustacea dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu cephalothorax sebagai bagian anterior

dan abdomen di bagian posterior. Cephalothorax terdiri dari 13 ruas yang menjadi satu,

bagian ini disebut carapace. Bagian dorsal dari carapace terdapat suatu lekukan yang

membagi cephalothorax menjadi dua, yakni bagian depan disebut cephal dan belakang

disebut thorax. Bagian carapace yang mencuat disebut prostomium atau rostrum. Di

bawahnya terdapat sepasang mata majemuk bertangkai, mulut terletak di sebelah ventral

25

Page 8: laut

dekat akhir posterior kepala. Abdomen umumnya terdiri dari 6 ruas atau segmen yang

diakhiri dengan bagian terminal yang disebut telson. endopodite, dan octopodite. Mulut

memiliki sepasang mandibula dan maxilla, dimana tiap thorax mengandung maxilliped.

Pada segmen selanjutnya terdapat penjepit atau cheliped. Kemudian terdapat empat

pasang kaki renang atau swimmerets. Spesimen filum Arthropoda yang ditemukan di

laut berasal dari kelas Crustacea yaitu Cancer sp. dengan jumlah tiga spesies.

Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga

karena seluruhn tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori.  Spons

terdiri dari dua lapisan sel dengan selapis bahan seperti jeli (mesogle) yang terdapat di

antara kedua lapisan tersebut.  Sel-sel dari lapisan dalam mempunyai flagel yang

menyebabkan adanya arus air, sel-sel ini memakan partikel-partikel makanan yang telah

disaring.  Bentuk tubuh spons yang didukung oleh rangka yang terdiri dari spikula yang

dibentuk oleh sel-sel yang tersebar didalam mesoglea, spikula  cukup keras yang

tersusun dari sel ikat atau zat kapur (Kimball, 1991).

Hewan dari Filum Porifera yang ditemukan dalam kuliah lapangan ini hanya

berjumlah satu spesies dengan tubuh lunak, tidak berangka, dan berwarna kekuningan.

Spesies tersebut termasuk dalam kelas Demospongia . Kelas Demospongiae terbagi

menjadi delapan ordo. Ordo pertama Carnosa, memiliki kerangka tubuh dari bahan

organik yang berbentuk bubur atau kolodial, contohnya Chondrosia. Ordo berikutnya

adalah Choristida, memiliki kerangka yang tersusun dari spikula-spikula yang berjajar

empat, contohnya Geodia. Epipolasida merupakan Porifera berbentuk sferikal, dengan

spikula berbentuk monakson yang mencuat menjari dari tubuh, anggota ordo ini adalah

Tethya. Ordo Hadromerina memiliki spikula berbentuk pines, seperti pada Cliona.

Selanjutnya ordo Halichondrina, dengan spikula berujung dua, atau berbentuk seperti

bulu, misalnya Halichondria. Ordo keenam adalah Poeciloclerina yang kerangka

tubuhnya tersusun atas spikula berbagai bentuk dan kadang juga spongia, contohnya

Microciona. Haplosclerina mirip dengan ordo Halichondrina, namun dilengkapi dengan

retikula dari kerangka fibrosa, anggotanya adalah Haliclona. Ordo terakhir adalah

Keratosa, tidak berspekula dan kerangka tubuhnya khusus terbentuk dari sponging,

contohnya Spongia, merupakan spons yang digunakan untuk alat mandi (Jasin, 1987)

26

Page 9: laut

II. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari kuliah lapangan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut :

1. Hewan invertebrata darat yang terbanyak didapatkan dari filum Arthopoda dari

kelas Insecta dengan ordo Lepidoptera yaitu sebanyak 9 spesies.

2. Ordo Odonata yang ditemukan sebanyak 2 species dari famili Libellulidae dan 1

species dari famili Coenagriidae.

3. Ordo Hymenoptera yang ditemukan sebanyak 3 spesies dari familia Apidae dan

Formicidae.

4. Filum Molusca ditemukan di darat dan laut terdiri dari dua kelas, yaitu kelas

Gastropoda dan Bivalvia.

5. Hewan invertebrata laut yang ditemukan didominasi oleh ordo Scleractina, kelas

Anthozoa, filum Coelenterata.

6. Filum Echinodermata yang ditemukan hanya 2 spesies, yaitu Holothuria

glacialis dan Ophiotrix sp.

5.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil yang baik dari kuliah lapangan ini, sebaiknya praktikan

telitian dan sabaran dalam pengoleksian spesimen maupun pengawetannya. Kehati-

hatian sangat diperlukan dalam pengoleksian spesimen, agar tidak ada spesimen yang

hilang, baik saat di lapangan dan laboratorium.

27

Page 10: laut

DAFTAR PUSTAKA

Barnes, R.D. 1968. Invertebrates Zoology. W.B. Saunders. Philadelpia. Toronto. New York.

Borror. D. J. A. Triplehorn and N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. Gajah MAda University Press. Yogyakarta.

Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1990. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Grzimek, B. 1974. Animal Life Encyclopedia of Shell. Van Norstrand Reinhold Company. New York, Cincinanti, Toronto, London, Melbourn.

Fikr, Ghazwul. 2012. Makalah: Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi, Sumbangan Islam Untuk Indonesia. http://www.satumedia.info/2012/06/ makalah-pengelolaan-kekayaan-alam-dan.html#.UMFnIOQ09U0 diakses 6 Desember, 2012

Hickman, Jr.C.P, L. S roberts and A. Larson. 1997. Integrated Principles of Zoology. WCB Mc. Graw Hill : Boston.

Hidayat, Purnama dan Dewi Sartiami. 2011. Pengenalan Ordo dan Beberapa Famili Serta Anggota Spesiesnya. http://web.ipb.ac.id/~phidayat/perlintan/perlintan/ Perlintan%20Minggu-3.pdf diakses 6 Desember, 2012.

Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Penerbit Sinar Wijaya.

Jenkins, Brian. 2002. Learning Coelenterata. New Delhi: CB Maujpur.

Johnson, F. Norman. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Ke-VI. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kekurt, G. A. 1961. The Invertebrate. A Manual for The Use of Students, Cambridge University Press.

Kimball, John W. 1991. Biologi Edisi ke-5. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.

28

Page 11: laut

Macherson, J. H. and C. J. Gabriel. 1962. Marine Mollusk of Victoria. Melbourn University Press. The National Museum of Victoria.

Nontji, A., 1993, Laut Nusantara. Jakarta. Djambatan.

Marsall, A.J. and W.D William. 1972. Text Book of Zoology Invertebrates. English Language Book Society. Mc. Milan.

Oemardjati, B. S dan W. Wardhana. 1990. Taksonomi Avertebrata Pengantar Praktikum Laboratorium. Penerbit Universitas Indonesia – UI Press : Jakarta.

Pennak, R. W. 1978. Fresh Water Invertebrates of The United States. A Wiley Interscience Publication. Canada.

Putra, Tandri Eka. 2004. Kupu-kupu (subordo Rhopalocera) dari Taman Wisata dan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman. Skripsi Sarjana Biologi Universitas Andalas : Padang

Risal, Muhammad. 2012. Klasifikasi Hewan Invertebrata. http://www.artikelbagus. com/2011/klasifikasi-hewan-invertebrata.html diakses 6 Desember, 2012

Romimohtarto,K. dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Puslitbang Oseanologi LlPI. Jakarta. 527 h

Otang,dkk. 2004. Dasar-dasar Entomologi. Bandung: IMSTEP

Salmah, Siti. 1994. Diktat Taksonomi Hewan I (Invertebrata). Padang. Universitas Andalas. (13-103).

Salmah, Siti. 2002. Kupu-kupu Papilionidae di Taman Nasional Kerinci Seblat. Departemen Kehutanan. Padang. Universitas Andalas.

Suhara.2009.Ordo Coleoptera: Familia Carabidae dan Cincidelidae.http://file.upi.edu /Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196512271991031-SUHARA/ Coleoptera_Carabidae_ppt_Entomologi.pdf diakses 5 Desember,2012

Sugiarto Suwignyo [et al.]. 2005. Avertebrata air jilid 2. Jakarta: Penebar Swadaya

Suwirman, Williana. 2012. Myriapoda. http://www.slideshare.net/williananas/ myriapoda diakses 5 Desember, 2012

29

Page 12: laut

LAMPIRAN

30

Page 13: laut

31

Page 14: laut

32