lashown toga_2011_1701210110028
DESCRIPTION
frgfdgdgdfgvfsdgfgergergtertertTRANSCRIPT
KORELASI PERTUMBUHAN PESAT EKONOMI AFRIKA SELATAN DI ERA TRANSISI MENUJU NEGARA INDUSTRI DAN KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA DITINJAU DARI PERKEMBANGAN ASPEK PENDIDIKAN
DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATAKULIAH
TEORI DAN ISU PEMBANGUNAN
DISUSUN OLEH:
LASHOWN TOGA
170210110028
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................ 2
Bab I
Pendahuluan
1.1Latar Belakang ............................................................................................ 4
1.2Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
1.3Tujuan Penulisan ........................................................................................ 8
1.4Manfaat Penulisan ...................................................................................... 8
Bab II
Kajian Pustaka
2.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Secara Umum ........................................ 9
2.2 Teori Pembangunan Ekonomi Negara Solow-Swan ................................ 9
2.3 Teori Pembangunan Ekonomi Rostow ..................................................... 10
2.4 Human Capital Investment ....................................................................... 13
Bab III
Objek dan Metode Kajian
3.1 Jenis Penulisan ............................................................................................ 15
3.2 Objek Penulisan .......................................................................................... 15
3.3 Metode Penulisan ........................................................................................ 16
3.4 Prosedur Penulisan....................................................................................... 17
Bab IV
Pembahasan
2
4.1 Kondisi Pembangunan Ekonomi Afrika Selatan dari Sektor Pertambangan...18
4.2 Kekurangan Tenaga Kerja Kompeten dalam Pengelolaan Pertambangan Afrika
Selatan........................................................................................................... 21
4.3 Kontribusi Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Pembangunan Berkelanjutan di Afrika Selatan ............................................ 23
4.4 Prospek ke depan dari Perkembangan Ekonomi Afrika Selatan ................... 25
Bab V
Penutup
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 27
5.2 Saran .......................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 29
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Afrika Selatan merupakan negara dengan ekonomi terpesat di Benua Afrika
telah meniti langkah menuju negara industri dibandingkan negara Afrika lainnya
yang masih tertinggal dalam masalah domestik yang kian pelik seperti kelaparan,
kemiskinan dan konflik etnis. Sebagian ekonom menganggap Afrika Selatan
sebagai kekuatan baru Afrika karena menjadi satu-satunya negara yang memiliki
potensi untuk mengembangkan ekonominya menuju arah yang lebih maju karena
Afrika Selatan akhir-akhir ini telah memberikan banyak kontribusi di
perekonomian kawasan Afrika bahkan bisa menjadi negara potensial untuk
menyaingi negara-negara Asia dalam perdagangan internasional.
Negara ini mulai berkembang dari keterbelakangannya setelah lepas sebagai
koloni Inggris dan penghapusan politik Apartheid pada tahun 1994 yang ditandai
dengan pembebasan tokoh nasional perdamaian Afrika Selatan, Nelson Mandela
dan dimulainya aksi-aksi perlawanan terhadap bentuk diskriminasi yang
menghambat kemajuan Afrika Selatan karena terjajah oleh bangsa kulit putih
yang umumnya malah mengeksploitasi hasil alam mereka yang melimpah.
Kemajuan di bidang politik yang diprakarsai oleh Nelson Mandela adalah
terselenggarakannya pemilihan umum pertama yang tidak lagi memakai sistem
diskriminasi rasial antar ras kulit putih dan kulit hitam atau Politik Apartheid
sehingga menjadi awal yang baik bagi perkembangan negara Afrika Selatan yang
selama ini terhambat. Hal tadi merupakan awal yang baik bagi pertumbuhan dan
segala aspek sehingga potensi berkembang dan kemajuan Afrika Selatan sebagai
suatu negara merdeka dan berdaulat.
Potensi Afrika Selatan yang sedari dahulu zaman kolonialisasi bangsa eropa
abad 18 sampai masa persemakmuran abad 19 dan 20 telah menjadi bahan
perebutan adalah potensi sumberdaya alam yang unggul khususnya pertambangan
4
seperti hasil tambang berlian, emas, uranium, platina, bijih besi, batu bara dan
hasil gas alam lainnya.
Sejak tahun 1999, Afrika Selatan telah mengembangkan potensi alam ini
dan berdampak baik bagi perkembangan ekonomi yang cukup pesat selama satu
dekade terakhir dan berguna memperbaiki taraf hidup penduduk Afrika yang
umumnya masih rendah seperti disebutkan data berikut: The South African
economy has grown steadily at an average rate of over 4% since 1999, recording
36 consecutive quarters of growth into the third quarter of 2008.1
Dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah dan potensial bagi
perkembangan ekonomi, Afrika Selatan akhirnya menggantungkan
perekonomiannya hanya pada satu sektor yaitu pertambangan dan
mengesampingkan pengelolaan sumber daya manusia.
Hal ini menjadi suatu kejanggalan karena pada umumnya, negara yang
memiliki sumber daya pertambangan yang melimpah harus memiliki sumber daya
manusia dengan kualitas yang baik dan memiliki keahlian profesional untuk
mengelola bisnis, industri dan pertambangan karena hasil tambang merupakan
hasil alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga penggunaannya harus efisien
dan efektif sekalipun dalam hal ekonomi yaitu untuk perdagangan.
Melihat kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas bisa saja
disebabkan oleh komitmen Afrika Selatan pada pendidikan yang masih kurang,
padahal pendidikan adalah cara untuk membentuk individu-individu profesional
yang kelak akan menjadi aset negara juga untuk mengelola sumber daya negara
dan akan berdampak ke depannya pada pertumbuhan dan pembangunan
berkelanjutan Afrika Selatan.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang korelasi perkembangan
sektor pendidikan terhadap kualitas sumber daya manusia di era perkembangan
pesat 1 dekade ekonomi Afrika Selatan yang memiliki sumber daya alam
potensial utama yaitu pertambangan. Jalur pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan
1 Statistics South Africa, 2009, GDP Growth, 1st Quarter 2009, http://www.statssa.gov.za/, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pada pukul 16:42
5
tidak sustainable karena ekonomi hanya bersandar pada ekspor komoditi primer
(emas dan mineral) dan tenaga kerja murah.2
Penulis juga akan menekankan pada permasalahan Afrika Selatan yang
tidak mampu mengelola sumber daya alam yaitu pertambangan karena terlalu
menggantungkan perkembangan ekonomi yang pesat pada satu sektor tanpa
dukungan sektor-sektor terkait seperti pendidikan, kepercayaan investor asing
terhadap kemampuan pengelolaan sumber daya tambang serta ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan di Afrika
Selatan sulit untuk dicapai.
1.2 Rumusan Masalah
Pembatasan masalah atau ruang lingkup dalam makalah ini adalah
mencakup hal-hal tentang kondisi negara Afrika Selatan yang tengah
berkembang di era pertumbuhan ekonomi yang pesat, kondisi sumber daya alam
Afrika Selatan yang meliputi sektor pertambangan yang telah dijadikan sektor
utama peraup pendapatan nasional dari perdagangan internasional, kondisi
kualitas sumber daya manusia Afrika Selatan sebagai penunjang utama
berkembangnya sektor ekonomi potensial dan perkembangan berkelanjutan di
masa depan serta perkembangan pendidikan sebagai faktor pendukung utama
guna tercapainya sumber daya manusia berkualitas dan berkompeten tinggi
sehingga pengelolaan sumber daya alam pertambangan Afrika Selatan akan terus
menjadi andalan yang tetap bisa menunjang pendapatan negara.
Berikut adalah rumusan masalah dari makalah “Korelasi Pertumbuhan
Pesat Ekonomi Afrika Selatan di Era Transisi Menuju Negara Industri dan
Kualitas Sumber Daya Manusia ditinjau dari Perkembangan Aspek Pendidikan
” yang terlatar belakangi masalah Afrika Selatan dalam pengelolaan sumber
daya manusianya:
2 Gill Ringland, 1998, Scenario Planning: Managing for the Future. New York: John Wiley & Sons. 1998.
6
Bagaimana korelasi perkembangan pendidikan di Afrika Selatan
terhadap kualitas sumber daya manusia guna menunjang
perkembangan ekonomi berkelanjutan di Afrika Selatan?
Bagaimana cara mengembangkan aspek-aspek lainnya yang
mendukung perkembangan kualitas sumber daya manusia di Afrika
Selatan?
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah “Korelasi Pertumbuhan Pesat
Ekonomi Afrika Selatan di Era Transisi Menuju Negara Industri dan Kualitas
Sumber Daya Manusia ditinjau dari Perkembangan Aspek Pendidikan” ini adalah
selain untuk memenuhi nilai dari tugas pengganti Ujian Tengah Semester mata
kuliah Teori dan Isu-Isu Pembangunan adalah sebagai berikut:
Menganalisis isu-isu pembangunan di kawasan Afrika, khususnya
Afrika Selatan
Melihat korelasi yang berkesinambungan antara perkembangan
ekonomi Afrika Selatan dalam penggunaan sumber daya alam
potensial, kualitas sumber daya manusia dan perkembangan aspek
pendidikan demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan
Menganalisis aspek-aspek lain yang mendukung pertumbuhan
ekonomi berkesinambungan di Afrika Selatan guna mencapai
perkembangan pendidikan yang stabil untuk kualitas sumber daya
manusia yang kompeten.
1.4 Manfaat Penulisan
7
Manfaat dari penulisan makalah “Korelasi Pertumbuhan Pesat
Ekonomi Afrika Selatan di Era Transisi Menuju Negara Industri dan
Kualitas Sumber Daya Manusia ditinjau dari Perkembangan Aspek
Pendidikan” ditinjau dari berbagai sudut pandang stakeholders adalah:
Manfaat untuk penulis
Penulis bisa lebih memahami isu-isu pembangunan di Afrika
dengan mengkaji menggunakan teori pembangunan yang
berhubungan dengan isu terkait
Manfaat untuk pembaca
Untuk menambah khazanah pengetahuan tentang teori –teori
pembangunan serta isu-isu pembangunan yang menjadi fenomena
sosial di masyarakat Internasional, khususnya Afrika Selatan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Secara Umum
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses meningkatnya produk
nasional bruto atau pendapatan nasional suatu negara. Definisi pertumbuhan
ekonomi yang lain juga bisa ditinjau apabila terjadi kenaikan output perkapita
dengan tolak ukur nilai dan taraf kesejahteraan hidup rakyat yang meningkat
akibat meningkatnya pendapatan nasional tersebut. Kenaikan pendapatan
perkapita menunjukan outpun yang dihasilkan penduduk semakin besar setiap
harinya karena pertumbuhan ekonomi yang pesat.
2.2 Teori Pembangunan Ekonomi Negara Solow-Swan
Menurut teori Solow dan Swan, pertumbuhan ekonomi suatu negara
sangat bergantung pada faktor produksi seperti penduduk, tenaga kerja,kemajuan
teknologi produkdsi dan akumulasi modal. Kemajuan teknologi yang dimaksud
adalah peningkatan produktivitas dari sumber daya manusia akibat efisiensi
yang ditimbulkan oleh teknologi yang ada. Penekanan aspek kualitas sumber
daya manusia di teori ini terlihat dari dikemukakannya aspek pertambahan
penduduk dan permintaan tenaga kerja. Hubungan antara permintaan tenaga
kerja yang tinggi didukung dengan adanya kemajuan tekhnologi dalam proses
produksi.
Selain itu, Sollow menekan aspek pendidikan dalam investasi modal
ketenagakerjaan untuk pertumbuhan ekonomi negara. Dari teori Solow ini
kemudian dikembangkan teori baru pertumbuhan ekonomi yang dikenal sebagai
The New Growth Theory. (H. A. R. Tilaar, 2000)3 Dibawah ini merupakan
3Hastarini Dwi Atmanti, 2005, Investasi Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan, Dinamika Pembangunan VOl 2 No. 1/Juli 2005: 30-39, http://eprints.undip.ac.id/16864/1/Investasi_Sumber_Daya_Manusia_Melalui_Pendidikan....by_Hastarini
9
faktor yang menekankan perlunya pengembangan sektor pendidikan di dalam
usaha untuk membangun suatu perekonomian:
1. Semakin tinggi pendidikan yang dikenyam oleh masyarakat, semakin
luas pengetahuan dan semakin banyak ilmu yang masyarakat dapat
dan hal ini lah yang meningkatkan daya pikir dan rasionalitas
masyarakat suatu negara. Dengan pendidikan yang setinggi-tingginya
inilah suatu masyarakat dengan pemikiran rasional dan modern
disertai kualitas tinggi yang kompeten akan terbentuk
2. Pemikiran rasional dan modern ini akan mengarah kepada
masyarakat yang berpikir secara teknis dan mengetahui segala resiko
yang terdapat dalam setiap proyek pembangunan yang sedang
berlangsung.
3. Masyarakat yang berpengetahuan dan berpendidikan tinggi akan
cenderung kritis dan memiliki banyak inovasi di berbagai bidang
sesuai keahlian dan profesionalitas mereka. Hal inilah yang bisa
digunakan negara guna meningkatkan sektor-sektor ekonomi,
industri dan perdagangan yang ada dengan maksud meningkatkan
pendapatan nasional
2.3 Teori Pembangunan Ekonomi Rostow
Rostow menganggap pembangunan ekonomi sebagai sebuah proses
transisi pola orientasi masyarakat di bidang ekonomi, politik dan sosial menjadi
suatu integrasi masyarakat yang mendukung atas pembangunan ekonomi yang
terjadi di lingkungan sekitar karena telah menyadari pentingnya pertumbuhan
ekonomi bagi kelangsungan hidup.
Konsep “pembangunan ekonomi” yang dikenalkan Rostow juga
mencakup proses modernisasi masyarakat yang awalnya berbasis agraris dengan
pertanian dan budaya tradisional menjadi bertransisi ke arah ekonomi modern
dengan fokus industri dan budaya rasional.
_Dwi_Atmanti_%28OK%29.pdf, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pada pukul 18:03
10
Tahap-Tahap Linear Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear (mono-economic
approach) adalah suatu proses suatu negara untuk mendapatkan predikat sebagai
negara maju. Rostow telah membagi proses pembangunan ke dalam lima
tahapan yaitu:
1. Tahap masyarakat tradisional (the traditional society), dengan
karakteristik pola pikir atau mindset tradisional dengan menjadikan
pertanian sebagai basis mata pencaharian dan tenaga kerja dengan
minimnya pengetahuan dan teknologi serta sistem ekonomi yang
masih menggunakan sistem barter.
2. Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for
takeoff) yang ditandai dengan pendirian industri-industri
pertambangan, peningkatan penggunaan modal dalam pertanian, dan
perubahan tatanan ekonomi yang seringkali dipicu oleh pihak luar
seperti adanya bantuan dana asing. Dalam tahap ini, negara juga
mengupayakan untuk memberdayakan prinsip berdikari atau self
sustained growth. Tahap ini memiliki 2 corak berbeda :
Tahap negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika terjadi
perombakan terhadap masyarakat tradisional
Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami daerah imigran
seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru
bisa menjalankan tahap ketiga ini tanpa harus merubah sistim
dan tatanan sosial masyararakat tradisional yg sudah ada.
3. Tahap tinggal landas (the take-off) yang ditandai dengan peningkatan
pesat industrialisasi dengan disertai oleh investasi yang meningkat.
Pertumbuhan kawasan-kawasan tertentu di bagian negara telah
terlihat yang menyebabkan meningkatnya pendapatan nasional.
Transisi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan
manufktur karena perubahan mindset menjadi rasional dibarengi oleh
inovasi teknologi dari para ahli-ahli di bidang tertentu.
11
4. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to
maturity) yang memiliki karakteristik pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bukan hanya sekedar
pertumbuhan ekonomi jangka pendek. Penggunaan teknologi pun
meluas disertai pembangunan di sektor-sektor baru
5. Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi (the age of high mass-
consumption) dengan Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang
jasa, meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan
jasa karena perhatian masyarakat menekankan pada masalah
konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan masalah produksi.
Tahap terakhir dari teori Rostow memiliki tujuan sebagai berikut yaitu:
Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan
berakibat penjajahan terhadap bangsa lain
Menciptakan welfare state atau Negara Persemakmuran dengan cara
mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan melalui sistem pajak
Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok
(sandang, pangan, papan) menjadi konsumsi kepada barang mewah
2.4 Human Capital Investment dalam konteks Pembangunan Ekonomi
Menurut Park(1995), modal manusia dapat diartikan sebagai spesialisasi
keahlian yang disediakan tenaga kerja dan dapat diperoleh dengan mealokasikan
pendapatan untuk pendidikan dan kesehatan.4
Investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi
teknis ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya
dan fungsi kependidikan. Dalam fungsi teknis ekonomis, pendidikan dikaitkan
dengan pertumbuhan ekonomi (teori modal manusia).
4 Anonim, Pertumbuhan Ekonomi, http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pek_0607148_chapter2.pdf, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pukul 23:49
12
Orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, diukur dengan
lamanya waktu untuk sekolah akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik
dibandingkan dengan orang yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah
mencerminkan produktivitas, maka semakin banyak orang yang memiliki
pendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas dan hasil ekonomi nasionalnya
akan tumbuh lebih tinggi (Elwin Tobing, 2005).
Di negara-negara berkembang, umumnya menunjukkan nilai balik
terhadap investasi pendidikan relatif lebih tinggi daripada investasi modal fisik
yaitu 20 % disbanding 15 %. Sedangkan di negara maju, nilai batik investasi
pendidikan lebih rendah dibanding investasi modal fisik yaitu 9 % disbanding 13
%. Investasi dapat dilakukan bukan saja pada fisik, tetapi juga pada bidang non
fisik.
Investasi non fisik meliputi pendidikati, pelatihan, migrasi, pemeliharaan
kesehatan dan lapangan kerja. Investasi non fisik lebih atau lebih dikenal dengan
investasi sumber daya manusia adalah sejumlah dana yang dikeluarkan dan
kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi.
Penghasilan selama proses investasi ini sebagai imbalannya dan
diharapkan memperoleh tingkat penghasilan yang lebih tinggi untuk mampu
mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula. Investasi yang demikian
disebut dengan human .capital (Payaman J. Simanjuntak, 1985). Istilah modal
manusia (human capital) ini dikenal sejak tiga puluh tahun lalu ketika Gary S.
Becker, seorang penerima Nobel di bidang ekonomi membuat sebuah buku yang
berjudul Human Capital (Becker, 1964 dalam Agus Iman Solihin, 1995).
Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi selain sumber
days alam, modal, entrepreneur untuk menghasilkan output. Semakin tinggi
kualitas sumber days manuals, maka semakin meningkat pula efisiensi dan
produktivitas suatu negara. Sejarah mencatat bahwa negara yang menerapkan
paradigma pembangunan berdimensi manusia telah mampu berkembang
meskipun tidak memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah.
Penekanan pada investasi manusia diyakini merupakan basis dalam
meningkatkan produktivitas faktor produksi secara total. Tanah, tenaga kerja,
13
modal fisik bisa saja mengalami diminishing return, namun ilmu pengetahuan
tidak.
BAB III
OBJEK DAN METODE KAJIAN
14
3.1 Jenis Penulisan
Tulisan dalam makalah ini bersifat kajian pustaka dengan data yang
diperoleh disajikan secara kualitatif dan deskriptif yang disertai dengan analisis
sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan
diterapkan lebih lanjut.
3.2 Objek Penulisan
Objek utama dari penulisan makalah ini adalah korelasi antara
pendidikan dan kualitas sumber daya manusia di Afrika Selatan yang sedang
menghadapi masa pertumbuhan ekonomi pesat selama 1 dekade terakhir.
Kualitas sumber daya manusia dan pendidikan yang diangkat disini menunjukan
suatu korelasi kuat antar pendidikan dan pembangunan ekonomi suatu negara.
Penulis ingin membuktikan bahwa negara yang kaya akan sumber daya alam
belum tentu akan maju pesat apabila tidak memiliki tenaga kerja berkualitas
yang ditunjang dengan fasilitas ilmu pengetahuan dan tekhnologi melalui media
pendidikan yang merupakan suatu kewajiban negara untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa karena keterkaitan dengan pembangunan negara tersendiri,
dalam konteks ini negaranya adalah Afrika Selatan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara research information melalui
media internet karena keterbatasan data fisik di Indonesia tentang kondisi
terakhir Afrika Selatan. Dengan pendukung teori-teori pembangungan maka isu
pembangunan di Afrika Selatan ini dapat dianalisis penulis secara baik. Kajian
ilmiah ini berangkat berdasarkan sejumlah asumsi, teori dan hipotesis, sungguh
menjadi manfaat apabila dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,
khususnya Indonesia. Afrika Selatan bisa dijadikan sebagai role model Indonesia
demi mencapai pembangunan ekonomi berkelanjutan yang berprospek baik
kedepannya.
3.3 Metode Penulisan
15
Dalam kesempatan penelitian ini dilakukan pendekatan secara analisis
kualitatif karena melalui analisis kualitatif data yang terkumpul dalam makalah
ini akan mengandung makna suatu penggambaran atas data dengan
menggunakan kata dan baris kalimat dalam penjelasan dan pendeskripsian studi
kasus yang diangkat yang bertemakan ilmu sosial.
3.3.1 Pendekatan Kualitatif
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan
memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok.
Menurut John W. Creswell, ahli psikologi pendidikan dari University of
Nebraska, Lincoln (Creswell, 1994:150-1) metode pendekatan kualitatif
merupakan sebuah proses investigasi.
Untuk mengungkapkan hubungan yang berkesinambungan antar
pertumbuhan ekonomi yang pesat di Afrika Selatan dengan kualitas
sumber daya manusia nya yang didukung oleh perkembangan aspek
pendidikan ini, penulis melakukan riset dan kajian terhadap isu
pembangunan ini. Peneliti mengkaji isu pembangunan dengan teori yang
relevan dalam hal ini yaitu pertumbuhan, perkembangan dan
pembangunan ekonomi dengan pengkhususan kawasan yaitu Afrika dan
Afrika Selatan pada studi kasus ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha memahami
gejala-gejala sosial dengan membedakan, membandingkan,
mengkatalogkan, dan mengelompokkan obyek studi. Pada penelitian ini,
peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data.
Sedangkan fokus penulisan tetap terdapat pada riset penulis
tentang isu pembangunan di Afrika Selatan ini. Riset yang penulis
lakukan akan menggambarkan fenomena yang terjadi di Afrika Selatan,
hubungan sebab akibat dari pertumbuhan ekonomi, penggunaan sumber
daya alam potensial secara efisien, perkembangan sektor pendidikan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia serta kecenderungan
16
pemerintah Afrika Selatan dalam memperbaiki status quo yang kurang
baik untuk nasib perekonomian jangka panjang di negeri ini.
3.4 Prosedur Penulisan
Setelah dilakukan pengumpulan data informasi, semua hasil diseleksi
untuk mengambil data dan informasi yang relevan dengan masalah yang dikaji.
Untuk menyajikan masalah yang akan dibahas, maka dalam tulisan ini penyajian
dibagi atas empat pokok bahasan, yaitu:
1 Kondisi Pembangunan Ekonomi Afrika Selatan dari Sektor
Pertambangan
2 Kekurangan Tenaga Kerja Kompeten dalam Pengelolaan Pertambangan
Afrika Selatan
3 Kontribusi Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan di Afrika Selatan
4 Prospek ke depan dari Perkembangan Ekonomi Afrika Selatan
17
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Pembangunan Ekonomi Afrika Selatan dari Sektor
Pertambangan
Afrika Selatan merupakan sebuah negara yang terletak di benua
Afrika bagian selatan dengan karakteristik yang sangat spesial, sumber
daya alam berlimpah ruah dengan batu mulia dan gas alam di dalam
bumi Afrika yang kaya akan kekayaan budaya ini terdapat di negeri
Afrika Selatan. Berdasarkan data dari IMF pada tahun 2006, Afrika
Selatan mendominasi GDP dari seluruh benua Afrika yaitu sekitar 25%
dengan perincian 40% industri manufaktur, 45% industri tambang, dan
5% listrik. Sampai saat ini, pertumbuhan GDP Afrika Selatan telah naik
sebanyak 4,6% (pada tahun 2010) dan ini disebabkan oleh industri jasa
di Afrika Selatan yang sangat berkembang pesat. sedikit trivia, Afrika
Selatan terkenal sebagai negara yang memiliki biaya listrik termurah
kedua di dunia.
Keadaan ekonomi yang berkembang pesat di Afrika Selatan
ternyata belum membuahkan suatu distribusi kesejahteraan di negeri ini
karena porsi kesejahteraan dan kemakmuran hidup yang tidaklah sama
untuk setiap warga negaranya sehingga terjadi ketimpangan yang cukup
terlihat jelas. Ada warga negara yang sangat kaya, ada yang sederhana,
dan bahkan seperempat populasinya tak bekerja dan hidup dibawah 1.25
US$
Afrika Selatan terkenal karena tambang permata yang
dimilikinya. keindahannya mampu membius puluhan mata dari ras
berbeda di seluruh dunia. memukau dan membujuk semua orang untuk
memiliki keindahannya. namun, sekarang, permata bukanlah menjadi
prioritas utama Afrika Selatan dalam membangun ekonomi negaranya.
18
mereka memang masih berkelut di bidang tambang-menambang, karena
itulah sekarang Afrika dikenal sebagai negara dengan pertambangan
emas kedua terbesar di dunia dan pengekspor batu bara paling besar
ketiga di dunia. Afrika Selatan juga terkenal karena menghasilkan krom,
mangan, platinum, vanadium, dan vermiculite paling besar di dunia.
selain itu, juga dikenal sebagai penghasil tambang kedua terbesar di
dunia untuk logam ilmenite, palladium, rutile, dan zirconium.
Perkembangan dan pembangunan ekonomi mulai dilakukan
ketika tahun 1998 sampai satu dekade ini dengan mengembangkan sektor
ekonomi potensial negeri ini di komoditi ekspor dan impor internasional
yaitu pertambangan, khususnya emas dan berlian.
Ditinjau dari segi demografis, sebagian besar penduduknya
bekerja di bidang industri yaitu sekitar 13,3% dari populasi total. sekitar
2,3% bekerja di urusan tambang-menambang, dan sekitar 10% bekerja di
bidang argikultur.
Ketidakmampuan Afrika Selatan dalam mengelola sumber daya
alam potensial yang tergolong tidak dapat diperbaharui ini malah
membawa negeri yang sedang bertumbuh pesat kedalam sebuah krisis
ketidakstabilan kondisi ekonomi karena rakyat yang terlalu dimanjakan
dengan tambang emas berlimpah yang kian lama kian menipis. Akhirnya
gejolak ekonomi muncul dan berakar dari pengelolaan sumber daya alam
yang tidak terorganisir dengan para ahli atau sumber daya manusia yang
berkualitas dan kompeten di bidangnya. Afrika Selatan perlu
menyelesaikan masalah ini apabila tetap ingin menjadi negara yang
tergolong unggul di benua Afrika.
Ketidakstabilan Pertumbuhan Ekonomi Afrika Selatan
Krisis ekonomi yang dialami oleh Afrika Selatan ditandai oleh
stagnasi ekonomi, merosotnya investasi, merosotnya income per capita,
19
pelonjakan pengangguran dan disparitas ekonomi bertambah lebar.
Krisis tersebut terjadi karena faktor-faktor kunci berikut:
Jalur pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan tidak
sustainable karena ekonomi hanya bersandar pada ekspor
komoditi primer (emas dan mineral) dan tenaga kerja
murah;
Gagal menciptakan sektor manufaktur;
Terpusatnya produksi capital goods yang diperlukan
untuk perluasan sector manufaktur;
Afrika Selatan terisolasi dari revolusi teknologi
internasional sehingga menimbulkan rendahnya
kepercayaan dari para investor.
Secara sosial, Afrika Selatan sedang mengalami proses
disintegrasi karena beberapa masalah kependudukan sebagai berikut:
Pengangguran sangat tinggi;
Kekerasan politik dam kriminil sangat tinggi;
Sistem kesehatan dan pendidikan nasional tidak mampu
memenuhi tuntutan masyarakat yang meningkat;
Ambruknya kelembagaan masyarakat pedesaan;
Urbanisasi sangat meningkat;Terjadi alinenasi yang tinggi
terhadap golongan muda.
4.2 Kekurangan Tenaga Kerja Kompeten dalam Pengelolaan Pertambangan
Afrika Selatan
Afrika Selatan sebagai suatu negara besar di kawasan Afrika yang
memiliki populasi cukup padat tentunya sangat mengedepankan aspek
kependudukan yang merupakan tanggungan negara untuk memelihara
sumber daya manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan.
20
Afrika Selatan pasca-apartheid telah mendapatkan pendidikan yang
setara satu sama lain dengan perkembangan aspek pendidikan yang pesat
demi mencetak sumber daya manusia berkualitas dan kompeten untuk
menghadapi era industrialisasi dan globalisasi, khususnya di negara
berkembang ini.
The most important component in analysing integrated
development education in postapartheid. South Africa represents for me the
learning difficulties as well as the endemic culture of ‘non-learning’ that
black students have brought with them into the new system of integrated
education. 5
Sektor pertambangan sangat membutuhkan tenaga kerja yang ahli
dalam pengelolaan efisiensi dan penggunaan sumber daya alam sertah
tekhnisi dalam pertambangan. Afrika Selatan dalam status quo nya sangat
bermasalah dengan sumber daya manusia. Sumber daya manusia di Afrika
Selatan sangat rendah kualitasnya karena sebagian besar orang-orang yang
bekerja di sektor pertambangan adalah sebagai buruh atau kuli tambang
dengan upah rendah, bukan sebagai seorang profesional geologis atau
tekhnisi mineral.
Dalam sektor manufaktur dan listrik yang juga mendominasi
pendapatan nasional Afrika Selatan juga diperlukan tenaga kerja yang ahli
dibidang teknik manufaktur dan teknik listrik. Satu-satunya hal yang bisa
dilakukan pemerintah Afrika Selatan adalah mensosialisasikan pendidikan
potensial ini kepada para generasi muda agar terbentuk suatu generasi yang
berkualitas dan berpendidikan tinggi.
Inilah yang disebut sebagai human capital investment dari negara.
Negara maju sudah menerapkan kebijakan pendidikan sebagai prioritas,
baiknya Afrika Selatan juga mengikuti langkah ini.
5 Ali A. Abdi, 2003, Searching for Development Education in Africa: Select Perspectives on Somalia, South Africa and Nigeria, International Education Journal Vol 4, No 3, http://iej.cjb.net 192, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pada puku l 22:07
21
“Forty-one percent of South Africa’s privately held businesses cite the availability of a skilled workforce as the biggest constraint to business growth... This is the third consecutive year that workforce issues have been cited in Grant Thornton’s survey as the greatest impediment to growth in South Africa "6
Hal ini sangat miris karena menyebabkan semakin jauhnya gap
kesejahteraan dan kemakmuran sosial di Afrika Selatan yang diagung-
agungkan sebagai Negara Tambang Berlian dan Emas di dunia. Dengan
negara yang paling banyak memiliki penduduk kulit putih di Afrika, Afrika
Selatan tetap mendapatkan remah-remah politik apartheid karena hal-hal
yang bersifat makro di negara itu sebagian besar masih di urus oleh bangsa
kulit putih karena keterbatasan kemampuan para bangsa kulit hitam
mengingat latarbelakang historis mereka yang dahulu tidak mendapat
kesempatan yang sama dalam mengenyam bangku sekolah. Dengan jumlah
penduduk 47,4 juta terhitung tahun 2006, Afrika Selatan menjadi bangsa
dengan persentase penduduk yang besar dengan latar belakang akademis
yang buruk dan tingkat keterampilan kerja yang rendah karena pendidikan
dan keterampilan dasar yang kurang atau masih bersifat dasar.
4.3 Kontribusi Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
dan Pembangunan Berkelanjutan di Afrika Selatan
Komitmen pemerintah Afrika Selatan dalam bidang pendidikan telah
terlihat keseriuasnnya di awal abad ke 20 ketika Afrika Selatan lambat laun
telah mulai menerima pengaruh liberal dan demokratisasi dari barat. Fakta
yang terdapat dalam persentasi GDP Afrika Selatan bahwa Afrika Selatan
merupakan negara yang menghabiskan anggaran negara paling banyak untuk
pendidikan. Tetapi hambatan yang dihadapi oleh Afrika Selatan adalah latar
belakang historis dan kualitas dari sistem pendidikan Afrika Selatan yang
belum berkembang.
6Amandla Development, Education and Development in South Africa: From Local Innovation toSystems-Level Change, http://www.amandladevelopment.org/images/amandla_whitepaper2.pdf, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pada pukul 21:57
22
Hubungan positif antara pendidikan dan pembangunan, yaitu
pendidikan yang mengarah ke pengertian relatif dan komponen kemajuan
sosial dan efisiensi kelembagaan, terutama di zona industri kurang dari dunia
kita, telah disorot oleh kedua akademik peneliti dan pemimpin politik
(Mandela, 1994; Pillay, 1994; Tilak, 1994; Fagerlind dan Saha, 1985,
Thompson, 1981; Nyerere, 1968).
Pendidikan secara luas diterima sebagai instrumen utama untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk Afrika, dimana pertumbuhan adalah
penting jika benua ingin keluar dari belenggu kemiskinan berkepanjangan,
maka sektor pendidikan sangatlah penting. Hal ini telah ditunjukan oleh para
negara-negara di Afrika dalam Dakkar Summit seperti dibawah ini:
For several decades, African countries and their development partners have placed great emphasis on primary and, more recently, secondary education. But they have neglected tertiary education as a means to improve economic growth and mitigate poverty. The Dakar summit on “Education for All” in 2000, for example, advocated only for primary education as a driver of social welfare. It left tertiary education in the background.7
Sebagian alasan untuk mengesampingkan pendidikan tinggi dari
inisiatif pembangunan terletak pada kekurangan bukti empiris yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan reduction. Setelah
Perang Dunia II, ekonom, termasuk Milton Friedman, Gary Becker, dan Jacob
Mincer, dikembangkan "modal manusia" teori untuk mempelajari berbagai
manfaat pendidikan bagi individu dan masyarakat. Friedman dan istrinya Rose
awalnya disarankan bahwa tidak ada bukti bahwa "atas tunjangan sosial 'hasil
pendidikan tinggi dan di atas manfaat yang terhutang kepada siswa itu sendiri."
Sebaliknya, mereka hipotesis bahwa pendidikan tinggi dapat mempromosikan
"kerusuhan sosial dan politik ketidakstabilan ".
Berbeda dengan pandangan awal, bukti terbaru menunjukkan
pendidikan tinggi adalah baik hasil dan penentu pendapatan, dan dapat
7 David Bloom, David Canning, and Kevin Chan, 2005, Higher Education and Economic Development in Africa, Harvard University.
23
menghasilkan publik dan swasta benefits. Pendidikan tinggi dapat membuat
penerimaan pajak lebih besar, meningkatkan tabungan dan investasi, dan
menyebabkan lebih kewirausahaan dan sipil masyarakat. Hal ini juga dapat
meningkatkan kesehatan suatu negara, memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan populasi berkurang, meningkatkan teknologi, dan memperkuat
pemerintahan. Mengenai manfaat pendidikan tinggi bagi perekonomian suatu
negara, banyak pengamat atribut lompatan India ke panggung dunia ekonomi
yang berasal dari dekade-panjang upaya yang sukses untuk menyediakan
berkualitas tinggi, pendidikan tinggi berorientasi teknis untuk sejumlah besar
warganya.
Meskipun pemerintah Afrika Selatan boleh dibilang memiliki lebih dari
sumber daya keuangan yang cukup dan telah meningkatkan pendidikan
pelayanan prioritas, mekanisme pelaksanaan kebijakan di daerah dan sekolah
masih kurang. Pada bagian ini adalah karena defisit pengetahuan lokal
(misalnya, apa yang dirasakan adalah kebutuhan, solusi kontekstual yang tepat,
dll). Lebih bermasalah adalah masih kurangnya sarana yang efisien untuk
mengumpulkan pengetahuan lokal yang relevan yang dapat diterjemahkan ke
dalam tindakan kebijakan.
4.4 Prospek ke depan dari Perkembangan Ekonomi Afrika Selatan
Prospek yang harus dilihat dari perkembangan ekonomi Afrika Selatan
sangatlah cerah apabila pemerintahnya mampu menunjukkan komitmen pada
pemeliharaan aset human capital investment guna mencapai negara industri.
Sebagaimana dikatakan oleh Solow bahwa pertumbuhan ekonomi sangat
tergantung pada faktor produksi sumber daya manusia yang dikembangkan
melalui pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar terus mendapat
inovasi-inovasi baru.
Kegagalan pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan dalam membentuk
ekonomi yang berkelanjutan harus ditinggalkan dengan cara tidak selalu
bertumpu kepada hasil tambang saja sebagai komoditas import dan ekspor.
24
Selain itu peningkatan kualitas tenaga kerja di bidang pertambangan dan
manufaktur dengan revolusi dan inovasi di bidang tekhnologi yang berkelas
internasional juga perlu guna memulihkan kembali kepercayaan akan investor
asing demi tercapai intedependensi ekonomi internasional di Afrika Selatan
sehingga sektor potensial ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Di dalam pembangunan industri ada tiga aspek penting yaitu struktur,
strategi, dan kebijakan industri. Struktur industri di suatu negara akan sangat
berhubungan dengan sektor dominan dalam sistem ekonomi negara itu;
hubungan antara negara dan pasar, dan dengan cara mengatur fungsi produksi
dan reproduksi.
Strategi industri adalah bagaimana negara mengubah struktur industri
untuk memfasilitasi pembangunan industrinya. Tujuan strategi industri adalah
mengarahkan atau menstruktur industri untuk mencapai tujuan sosial-ekonomi,
seperti menciptakan lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan.
Kalau strategi industri lebih berupa pandangan luas restrukturisasi
industri sedangkan kebijakan industri mengacu pada kebijakan pemerintah
dalam mempromosikan pembangunan industri tanpa intervensi. Kebijakan-
kebijakan makroekonomi, pendidikan, dan infrastruktur bisa dikategorikan
sebagai kebijakan industri jika mengikuti definisi yang luas.
Kebijakan industri Afrika Selatan yang didominasi oleh pertambangan.
Menurut mereka struktur industri yang lemah akibat ekonomi masih masih
didasarkan pada industri yang terdiri dari energi-mineral. Pengaruh dari interes
kelas yang terkait dengan komposit energi-mineral membatasi kemampuan
berkembang menjadi industri yang kuat.
Negara kaya mineral seperti Afrika Selatan adalah mengikuti value chain
yang fokus pada penambahan nilai komoditi melalui proses manufaktur sebelum
mengekspor atau menjual barang-barang di pasar lokal.
Proses kebijakan industri di Afrika Selatan adalah peran negara
menyangkut langkah-langkah kebijakan pada sisi suplai dan permintaan dan
25
keterlibatan negara dalam pembangunan infrastruktur bangsa. Meskipun sejalan
dengan kerangka ekonomi neo-liberal, peran aktif negara berkurang.
Botchway menyarankan Upaya lembaga pengembangan ekonomi lokal
(LEDA – local economy development agencies) dalam mengembangkan
kembali ekonomi lokal. Kerangka ini bisa dijelaskan melalui konsep 4-E:
employment, employability, enterprise, dan environment (ekonomi).
Terkait dengan employment, upaya utama LEDA adalah menciptakan
pekerjaan yang bisa menjamin keberlanjutan ekonomi. Employability berkaitan
dengan respons LEDA pada persoalan pangsa pasar kerja seperti pendidikan dan
pelatihan bagi pekerja atau yang baru masuk ke pangsa pasar tenaga kerja.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
26
5.1 Kesimpulan Penulisan
Meskipun sejauh mana pendidikan saja mendorong pertumbuhan
ekonomi yang diberikan adalah diperdebatkan, itu hampir bisa dikatakan
bahwa tingkat pencapaian pendidikan yang diberikan rakyat negara itu tidak
akan secara langsung berpengaruh terhadap negara itu kemampuan untuk
mempertahankan atau memperluas pertumbuhan.
Afrika Selatan adalah hanya dalam situasi seperti dari membutuhkan
kolam yang lebih dalam dan lebih luas dari terampil tenaga kerja untuk
melanjutkan baik ekonomi pertumbuhan dan berdirinya akar perusahaan
sebagai negara demokrasi muda. Perlu ini baik untuk meningkatkan kehidupan
rakyat dan demi keadilan, yang sebelumnya secara resmi populasi tertindas
tidak akan selamanya menanggung berkat penindasan tidak resmi untuk kurang
peluang.
Mengakui keseriusan masalah, negara telah ditunjuk signifikan dana
untuk memperbaiki penyediaan layanan pendidikan. Tapi ujung yang lebih
mudah untuk menentukan dari berarti. Artinya, menyatakan tujuan kebijakan
dan menguraikan bagaimana sekolah setiap akan mencapainya adalah tugas
yang sangat berbeda, yang terakhir menjadi kompleks terutama di negara
dengan besar dan beragam seperti Afrika Selatan.
Kunci untuk fungsionalitas sintesis tinggi tingkat pengetahuan para
pembuat kebijakan dan pengetahuan tentang pengalaman hidup untuk
menginformasikan kebijakan keputusan, dan kemudian berhasil
menerjemahkan bahwa pengetahuan ke dalam tindakan ditindaklanjuti untuk
bagian yang bergerak dari pemerintah.
5.2 Saran Penulis
27
Saran yang bisa disampaikan penulis dalam makalah “Korelasi
Pertumbuhan Pesat Ekonomi Afrika Selatan di Era Transisi Menuju Negara
Industri dan Kualitas Sumber Daya Manusia ditinjau dari Perkembangan
Aspek Pendidikan ” adalah bahwa negara Afrika Selatan sebagai negara paling
maju di kawasan Afrika harusnya memikirkan efek jangka panjang dari upaya
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang ia hasilkan.
Dengan hanya mengandalkan sumber daya alam pertambangan yang
berlimpah dimana sewaktu-waktu tambang itu akan habis tidak bisa dijadikan
andalan suatu pendapatan nasional negara. Dengan pengelolaan sumber daya
manusia yang masih kurang dan perkembangan pendidikan yang belum
menyentuh seluruh lapisan masyarakat tidak akan menghasilkan suatu
pertumbuhan ekonomi yang sustainable karena ibarat penganalogian Albert
Einstein, ‘If I give you a penny, you will be one penny richer and I’ll be one
penny poorer. But if I give you an idea, you will have a new idea, but I shall
still have it, too.’ Yang menunjukan bahwa pengetahuan dan pendidikan
adalah hal yang lebih penting daripada hanya sekedar capital goods untuk
dijual dan dipasarkan. Afrika Selatan harus lebih berkomitmen dalam Human
Capital Investment dengan cara mengembangkan dan mendistribusikan
pendidikan di seluruh Afrika Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
28
Ali A. Abdi, 2003, Searching for Development Education in Africa: Select
Perspectives on Somalia, South Africa and Nigeria, International Education
Journal Vol 4, No 3, http://iej.cjb.net 192, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013
pada puku l
Amandla Development, Education and Development in South Africa: From
Local Innovation to Systems-Level Change,
http://www.amandladevelopment.org/images/amandla_whitepaper2.pdf,
diunduh pada tanggal 28 Juli 2013
Anonim, Pertumbuhan Ekonomi,
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pek_0607148_chapter2.pdf, diunduh
pada tanggal 28 Juli 2013
David Bloom, David Canning, and Kevin Chan, 2005, Higher Education and
Economic Development in Africa, Harvard University.
Gill Ringland, 1998, Scenario Planning: Managing for the Future. New York:
John Wiley & Sons. 1998.
Hastarini Dwi Atmanti, 2005, Investasi Sumber Daya Manusia melalui
Pendidikan, Dinamika Pembangunan VOl 2 No. 1/Juli 2005: 30-39,
http://eprints.undip.ac.id/16864/1/Investasi_Sumber_Daya_Manusia_Melalui_P
endidikan....by_Hastarini_Dwi_Atmanti_%28OK%29.pdf, diunduh pada tanggal
28 Juli 2013
Statistics South Africa, 2009, GDP Growth, 1st Quarter 2009,
http://www.statssa.gov.za/, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013
29