lashown toga_2011_1701210110028

45
KORELASI PERTUMBUHAN PESAT EKONOMI AFRIKA SELATAN DI ERA TRANSISI MENUJU NEGARA INDUSTRI DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DITINJAU DARI PERKEMBANGAN ASPEK PENDIDIKAN DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATAKULIAH TEORI DAN ISU PEMBANGUNAN DISUSUN OLEH: LASHOWN TOGA 170210110028 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

Upload: guntoro-chandra

Post on 26-Oct-2015

102 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

frgfdgdgdfgvfsdgfgergergtertert

TRANSCRIPT

KORELASI PERTUMBUHAN PESAT EKONOMI AFRIKA SELATAN DI ERA TRANSISI MENUJU NEGARA INDUSTRI DAN KUALITAS SUMBER DAYA

MANUSIA DITINJAU DARI PERKEMBANGAN ASPEK PENDIDIKAN

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATAKULIAH

TEORI DAN ISU PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH:

LASHOWN TOGA

170210110028

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2013

DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................ 2

Bab I

Pendahuluan

1.1Latar Belakang ............................................................................................ 4

1.2Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

1.3Tujuan Penulisan ........................................................................................ 8

1.4Manfaat Penulisan ...................................................................................... 8

Bab II

Kajian Pustaka

2.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Secara Umum ........................................ 9

2.2 Teori Pembangunan Ekonomi Negara Solow-Swan ................................ 9

2.3 Teori Pembangunan Ekonomi Rostow ..................................................... 10

2.4 Human Capital Investment ....................................................................... 13

Bab III

Objek dan Metode Kajian

3.1 Jenis Penulisan ............................................................................................ 15

3.2 Objek Penulisan .......................................................................................... 15

3.3 Metode Penulisan ........................................................................................ 16

3.4 Prosedur Penulisan....................................................................................... 17

Bab IV

Pembahasan

2

4.1 Kondisi Pembangunan Ekonomi Afrika Selatan dari Sektor Pertambangan...18

4.2 Kekurangan Tenaga Kerja Kompeten dalam Pengelolaan Pertambangan Afrika

Selatan........................................................................................................... 21

4.3 Kontribusi Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan

Pembangunan Berkelanjutan di Afrika Selatan ............................................ 23

4.4 Prospek ke depan dari Perkembangan Ekonomi Afrika Selatan ................... 25

Bab V

Penutup

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 27

5.2 Saran .......................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 29

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Afrika Selatan merupakan negara dengan ekonomi terpesat di Benua Afrika

telah meniti langkah menuju negara industri dibandingkan negara Afrika lainnya

yang masih tertinggal dalam masalah domestik yang kian pelik seperti kelaparan,

kemiskinan dan konflik etnis. Sebagian ekonom menganggap Afrika Selatan

sebagai kekuatan baru Afrika karena menjadi satu-satunya negara yang memiliki

potensi untuk mengembangkan ekonominya menuju arah yang lebih maju karena

Afrika Selatan akhir-akhir ini telah memberikan banyak kontribusi di

perekonomian kawasan Afrika bahkan bisa menjadi negara potensial untuk

menyaingi negara-negara Asia dalam perdagangan internasional.

Negara ini mulai berkembang dari keterbelakangannya setelah lepas sebagai

koloni Inggris dan penghapusan politik Apartheid pada tahun 1994 yang ditandai

dengan pembebasan tokoh nasional perdamaian Afrika Selatan, Nelson Mandela

dan dimulainya aksi-aksi perlawanan terhadap bentuk diskriminasi yang

menghambat kemajuan Afrika Selatan karena terjajah oleh bangsa kulit putih

yang umumnya malah mengeksploitasi hasil alam mereka yang melimpah.

Kemajuan di bidang politik yang diprakarsai oleh Nelson Mandela adalah

terselenggarakannya pemilihan umum pertama yang tidak lagi memakai sistem

diskriminasi rasial antar ras kulit putih dan kulit hitam atau Politik Apartheid

sehingga menjadi awal yang baik bagi perkembangan negara Afrika Selatan yang

selama ini terhambat. Hal tadi merupakan awal yang baik bagi pertumbuhan dan

segala aspek sehingga potensi berkembang dan kemajuan Afrika Selatan sebagai

suatu negara merdeka dan berdaulat.

Potensi Afrika Selatan yang sedari dahulu zaman kolonialisasi bangsa eropa

abad 18 sampai masa persemakmuran abad 19 dan 20 telah menjadi bahan

perebutan adalah potensi sumberdaya alam yang unggul khususnya pertambangan

4

seperti hasil tambang berlian, emas, uranium, platina, bijih besi, batu bara dan

hasil gas alam lainnya.

Sejak tahun 1999, Afrika Selatan telah mengembangkan potensi alam ini

dan berdampak baik bagi perkembangan ekonomi yang cukup pesat selama satu

dekade terakhir dan berguna memperbaiki taraf hidup penduduk Afrika yang

umumnya masih rendah seperti disebutkan data berikut: The South African

economy has grown steadily at an average rate of over 4% since 1999, recording

36 consecutive quarters of growth into the third quarter of 2008.1

Dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah dan potensial bagi

perkembangan ekonomi, Afrika Selatan akhirnya menggantungkan

perekonomiannya hanya pada satu sektor yaitu pertambangan dan

mengesampingkan pengelolaan sumber daya manusia.

Hal ini menjadi suatu kejanggalan karena pada umumnya, negara yang

memiliki sumber daya pertambangan yang melimpah harus memiliki sumber daya

manusia dengan kualitas yang baik dan memiliki keahlian profesional untuk

mengelola bisnis, industri dan pertambangan karena hasil tambang merupakan

hasil alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga penggunaannya harus efisien

dan efektif sekalipun dalam hal ekonomi yaitu untuk perdagangan.

Melihat kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas bisa saja

disebabkan oleh komitmen Afrika Selatan pada pendidikan yang masih kurang,

padahal pendidikan adalah cara untuk membentuk individu-individu profesional

yang kelak akan menjadi aset negara juga untuk mengelola sumber daya negara

dan akan berdampak ke depannya pada pertumbuhan dan pembangunan

berkelanjutan Afrika Selatan.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang korelasi perkembangan

sektor pendidikan terhadap kualitas sumber daya manusia di era perkembangan

pesat 1 dekade ekonomi Afrika Selatan yang memiliki sumber daya alam

potensial utama yaitu pertambangan. Jalur pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan

1 Statistics South Africa, 2009, GDP Growth, 1st Quarter 2009, http://www.statssa.gov.za/, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pada pukul 16:42

5

tidak sustainable karena ekonomi hanya bersandar pada ekspor komoditi primer

(emas dan mineral) dan tenaga kerja murah.2

Penulis juga akan menekankan pada permasalahan Afrika Selatan yang

tidak mampu mengelola sumber daya alam yaitu pertambangan karena terlalu

menggantungkan perkembangan ekonomi yang pesat pada satu sektor tanpa

dukungan sektor-sektor terkait seperti pendidikan, kepercayaan investor asing

terhadap kemampuan pengelolaan sumber daya tambang serta ilmu pengetahuan

dan teknologi sehingga pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan di Afrika

Selatan sulit untuk dicapai.

1.2 Rumusan Masalah

Pembatasan masalah atau ruang lingkup dalam makalah ini adalah

mencakup hal-hal tentang kondisi negara Afrika Selatan yang tengah

berkembang di era pertumbuhan ekonomi yang pesat, kondisi sumber daya alam

Afrika Selatan yang meliputi sektor pertambangan yang telah dijadikan sektor

utama peraup pendapatan nasional dari perdagangan internasional, kondisi

kualitas sumber daya manusia Afrika Selatan sebagai penunjang utama

berkembangnya sektor ekonomi potensial dan perkembangan berkelanjutan di

masa depan serta perkembangan pendidikan sebagai faktor pendukung utama

guna tercapainya sumber daya manusia berkualitas dan berkompeten tinggi

sehingga pengelolaan sumber daya alam pertambangan Afrika Selatan akan terus

menjadi andalan yang tetap bisa menunjang pendapatan negara.

Berikut adalah rumusan masalah dari makalah “Korelasi Pertumbuhan

Pesat Ekonomi Afrika Selatan di Era Transisi Menuju Negara Industri dan

Kualitas Sumber Daya Manusia ditinjau dari Perkembangan Aspek Pendidikan

” yang terlatar belakangi masalah Afrika Selatan dalam pengelolaan sumber

daya manusianya:

2 Gill Ringland, 1998, Scenario Planning: Managing for the Future. New York: John Wiley & Sons. 1998.

6

Bagaimana korelasi perkembangan pendidikan di Afrika Selatan

terhadap kualitas sumber daya manusia guna menunjang

perkembangan ekonomi berkelanjutan di Afrika Selatan?

Bagaimana cara mengembangkan aspek-aspek lainnya yang

mendukung perkembangan kualitas sumber daya manusia di Afrika

Selatan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah “Korelasi Pertumbuhan Pesat

Ekonomi Afrika Selatan di Era Transisi Menuju Negara Industri dan Kualitas

Sumber Daya Manusia ditinjau dari Perkembangan Aspek Pendidikan” ini adalah

selain untuk memenuhi nilai dari tugas pengganti Ujian Tengah Semester mata

kuliah Teori dan Isu-Isu Pembangunan adalah sebagai berikut:

Menganalisis isu-isu pembangunan di kawasan Afrika, khususnya

Afrika Selatan

Melihat korelasi yang berkesinambungan antara perkembangan

ekonomi Afrika Selatan dalam penggunaan sumber daya alam

potensial, kualitas sumber daya manusia dan perkembangan aspek

pendidikan demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang

berkesinambungan

Menganalisis aspek-aspek lain yang mendukung pertumbuhan

ekonomi berkesinambungan di Afrika Selatan guna mencapai

perkembangan pendidikan yang stabil untuk kualitas sumber daya

manusia yang kompeten.

1.4 Manfaat Penulisan

7

Manfaat dari penulisan makalah “Korelasi Pertumbuhan Pesat

Ekonomi Afrika Selatan di Era Transisi Menuju Negara Industri dan

Kualitas Sumber Daya Manusia ditinjau dari Perkembangan Aspek

Pendidikan” ditinjau dari berbagai sudut pandang stakeholders adalah:

Manfaat untuk penulis

Penulis bisa lebih memahami isu-isu pembangunan di Afrika

dengan mengkaji menggunakan teori pembangunan yang

berhubungan dengan isu terkait

Manfaat untuk pembaca

Untuk menambah khazanah pengetahuan tentang teori –teori

pembangunan serta isu-isu pembangunan yang menjadi fenomena

sosial di masyarakat Internasional, khususnya Afrika Selatan.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Secara Umum

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses meningkatnya produk

nasional bruto atau pendapatan nasional suatu negara. Definisi pertumbuhan

ekonomi yang lain juga bisa ditinjau apabila terjadi kenaikan output perkapita

dengan tolak ukur nilai dan taraf kesejahteraan hidup rakyat yang meningkat

akibat meningkatnya pendapatan nasional tersebut. Kenaikan pendapatan

perkapita menunjukan outpun yang dihasilkan penduduk semakin besar setiap

harinya karena pertumbuhan ekonomi yang pesat.

2.2 Teori Pembangunan Ekonomi Negara Solow-Swan

Menurut teori Solow dan Swan, pertumbuhan ekonomi suatu negara

sangat bergantung pada faktor produksi seperti penduduk, tenaga kerja,kemajuan

teknologi produkdsi dan akumulasi modal. Kemajuan teknologi yang dimaksud

adalah peningkatan produktivitas dari sumber daya manusia akibat efisiensi

yang ditimbulkan oleh teknologi yang ada. Penekanan aspek kualitas sumber

daya manusia di teori ini terlihat dari dikemukakannya aspek pertambahan

penduduk dan permintaan tenaga kerja. Hubungan antara permintaan tenaga

kerja yang tinggi didukung dengan adanya kemajuan tekhnologi dalam proses

produksi.

Selain itu, Sollow menekan aspek pendidikan dalam investasi modal

ketenagakerjaan untuk pertumbuhan ekonomi negara. Dari teori Solow ini

kemudian dikembangkan teori baru pertumbuhan ekonomi yang dikenal sebagai

The New Growth Theory. (H. A. R. Tilaar, 2000)3 Dibawah ini merupakan

3Hastarini Dwi Atmanti, 2005, Investasi Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan, Dinamika Pembangunan VOl 2 No. 1/Juli 2005: 30-39, http://eprints.undip.ac.id/16864/1/Investasi_Sumber_Daya_Manusia_Melalui_Pendidikan....by_Hastarini

9

faktor yang menekankan perlunya pengembangan sektor pendidikan di dalam

usaha untuk membangun suatu perekonomian:

1. Semakin tinggi pendidikan yang dikenyam oleh masyarakat, semakin

luas pengetahuan dan semakin banyak ilmu yang masyarakat dapat

dan hal ini lah yang meningkatkan daya pikir dan rasionalitas

masyarakat suatu negara. Dengan pendidikan yang setinggi-tingginya

inilah suatu masyarakat dengan pemikiran rasional dan modern

disertai kualitas tinggi yang kompeten akan terbentuk

2. Pemikiran rasional dan modern ini akan mengarah kepada

masyarakat yang berpikir secara teknis dan mengetahui segala resiko

yang terdapat dalam setiap proyek pembangunan yang sedang

berlangsung.

3. Masyarakat yang berpengetahuan dan berpendidikan tinggi akan

cenderung kritis dan memiliki banyak inovasi di berbagai bidang

sesuai keahlian dan profesionalitas mereka. Hal inilah yang bisa

digunakan negara guna meningkatkan sektor-sektor ekonomi,

industri dan perdagangan yang ada dengan maksud meningkatkan

pendapatan nasional

2.3 Teori Pembangunan Ekonomi Rostow

Rostow menganggap pembangunan ekonomi sebagai sebuah proses

transisi pola orientasi masyarakat di bidang ekonomi, politik dan sosial menjadi

suatu integrasi masyarakat yang mendukung atas pembangunan ekonomi yang

terjadi di lingkungan sekitar karena telah menyadari pentingnya pertumbuhan

ekonomi bagi kelangsungan hidup.

Konsep “pembangunan ekonomi” yang dikenalkan Rostow juga

mencakup proses modernisasi masyarakat yang awalnya berbasis agraris dengan

pertanian dan budaya tradisional menjadi bertransisi ke arah ekonomi modern

dengan fokus industri dan budaya rasional.

_Dwi_Atmanti_%28OK%29.pdf, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pada pukul 18:03

10

Tahap-Tahap Linear Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear (mono-economic

approach) adalah suatu proses suatu negara untuk mendapatkan predikat sebagai

negara maju. Rostow telah membagi proses pembangunan ke dalam lima

tahapan yaitu:

1. Tahap masyarakat tradisional (the traditional society), dengan

karakteristik pola pikir atau mindset tradisional dengan menjadikan

pertanian sebagai basis mata pencaharian dan tenaga kerja dengan

minimnya pengetahuan dan teknologi serta sistem ekonomi yang

masih menggunakan sistem barter.

2. Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for

takeoff) yang ditandai dengan pendirian industri-industri

pertambangan, peningkatan penggunaan modal dalam pertanian, dan

perubahan tatanan ekonomi yang seringkali dipicu oleh pihak luar

seperti adanya bantuan dana asing. Dalam tahap ini, negara juga

mengupayakan untuk memberdayakan prinsip berdikari atau self

sustained growth. Tahap ini memiliki 2 corak berbeda :

Tahap negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika terjadi

perombakan terhadap masyarakat tradisional

Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami daerah imigran

seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru

bisa menjalankan tahap ketiga ini tanpa harus merubah sistim

dan tatanan sosial masyararakat tradisional yg sudah ada.

3. Tahap tinggal landas (the take-off) yang ditandai dengan peningkatan

pesat industrialisasi dengan disertai oleh investasi yang meningkat.

Pertumbuhan kawasan-kawasan tertentu di bagian negara telah

terlihat yang menyebabkan meningkatnya pendapatan nasional.

Transisi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan

manufktur karena perubahan mindset menjadi rasional dibarengi oleh

inovasi teknologi dari para ahli-ahli di bidang tertentu.

11

4. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to

maturity) yang memiliki karakteristik pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bukan hanya sekedar

pertumbuhan ekonomi jangka pendek. Penggunaan teknologi pun

meluas disertai pembangunan di sektor-sektor baru

5. Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi (the age of high mass-

consumption) dengan Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang

jasa, meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan

jasa karena perhatian masyarakat menekankan pada masalah

konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan masalah produksi.

Tahap terakhir dari teori Rostow memiliki tujuan sebagai berikut yaitu:

Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan

berakibat penjajahan terhadap bangsa lain

Menciptakan welfare state atau Negara Persemakmuran dengan cara

mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan melalui sistem pajak

Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok

(sandang, pangan, papan) menjadi konsumsi kepada barang mewah

2.4 Human Capital Investment dalam konteks Pembangunan Ekonomi

Menurut Park(1995), modal manusia dapat diartikan sebagai spesialisasi

keahlian yang disediakan tenaga kerja dan dapat diperoleh dengan mealokasikan

pendapatan untuk pendidikan dan kesehatan.4

Investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi

teknis ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya

dan fungsi kependidikan. Dalam fungsi teknis ekonomis, pendidikan dikaitkan

dengan pertumbuhan ekonomi (teori modal manusia).

4 Anonim, Pertumbuhan Ekonomi, http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pek_0607148_chapter2.pdf, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pukul 23:49

12

Orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, diukur dengan

lamanya waktu untuk sekolah akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik

dibandingkan dengan orang yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah

mencerminkan produktivitas, maka semakin banyak orang yang memiliki

pendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas dan hasil ekonomi nasionalnya

akan tumbuh lebih tinggi (Elwin Tobing, 2005).

Di negara-negara berkembang, umumnya menunjukkan nilai balik

terhadap investasi pendidikan relatif lebih tinggi daripada investasi modal fisik

yaitu 20 % disbanding 15 %. Sedangkan di negara maju, nilai batik investasi

pendidikan lebih rendah dibanding investasi modal fisik yaitu 9 % disbanding 13

%. Investasi dapat dilakukan bukan saja pada fisik, tetapi juga pada bidang non

fisik.

Investasi non fisik meliputi pendidikati, pelatihan, migrasi, pemeliharaan

kesehatan dan lapangan kerja. Investasi non fisik lebih atau lebih dikenal dengan

investasi sumber daya manusia adalah sejumlah dana yang dikeluarkan dan

kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi.

Penghasilan selama proses investasi ini sebagai imbalannya dan

diharapkan memperoleh tingkat penghasilan yang lebih tinggi untuk mampu

mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula. Investasi yang demikian

disebut dengan human .capital (Payaman J. Simanjuntak, 1985). Istilah modal

manusia (human capital) ini dikenal sejak tiga puluh tahun lalu ketika Gary S.

Becker, seorang penerima Nobel di bidang ekonomi membuat sebuah buku yang

berjudul Human Capital (Becker, 1964 dalam Agus Iman Solihin, 1995).

Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi selain sumber

days alam, modal, entrepreneur untuk menghasilkan output. Semakin tinggi

kualitas sumber days manuals, maka semakin meningkat pula efisiensi dan

produktivitas suatu negara. Sejarah mencatat bahwa negara yang menerapkan

paradigma pembangunan berdimensi manusia telah mampu berkembang

meskipun tidak memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah.

Penekanan pada investasi manusia diyakini merupakan basis dalam

meningkatkan produktivitas faktor produksi secara total. Tanah, tenaga kerja,

13

modal fisik bisa saja mengalami diminishing return, namun ilmu pengetahuan

tidak.

BAB III

OBJEK DAN METODE KAJIAN

14

3.1 Jenis Penulisan

Tulisan dalam makalah ini bersifat kajian pustaka dengan data yang

diperoleh disajikan secara kualitatif dan deskriptif yang disertai dengan analisis

sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan

diterapkan lebih lanjut.

3.2 Objek Penulisan

Objek utama dari penulisan makalah ini adalah korelasi antara

pendidikan dan kualitas sumber daya manusia di Afrika Selatan yang sedang

menghadapi masa pertumbuhan ekonomi pesat selama 1 dekade terakhir.

Kualitas sumber daya manusia dan pendidikan yang diangkat disini menunjukan

suatu korelasi kuat antar pendidikan dan pembangunan ekonomi suatu negara.

Penulis ingin membuktikan bahwa negara yang kaya akan sumber daya alam

belum tentu akan maju pesat apabila tidak memiliki tenaga kerja berkualitas

yang ditunjang dengan fasilitas ilmu pengetahuan dan tekhnologi melalui media

pendidikan yang merupakan suatu kewajiban negara untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa karena keterkaitan dengan pembangunan negara tersendiri,

dalam konteks ini negaranya adalah Afrika Selatan.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara research information melalui

media internet karena keterbatasan data fisik di Indonesia tentang kondisi

terakhir Afrika Selatan. Dengan pendukung teori-teori pembangungan maka isu

pembangunan di Afrika Selatan ini dapat dianalisis penulis secara baik. Kajian

ilmiah ini berangkat berdasarkan sejumlah asumsi, teori dan hipotesis, sungguh

menjadi manfaat apabila dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,

khususnya Indonesia. Afrika Selatan bisa dijadikan sebagai role model Indonesia

demi mencapai pembangunan ekonomi berkelanjutan yang berprospek baik

kedepannya.

3.3 Metode Penulisan

15

Dalam kesempatan penelitian ini dilakukan pendekatan secara analisis

kualitatif karena melalui analisis kualitatif data yang terkumpul dalam makalah

ini akan mengandung makna suatu penggambaran atas data dengan

menggunakan kata dan baris kalimat dalam penjelasan dan pendeskripsian studi

kasus yang diangkat yang bertemakan ilmu sosial.

3.3.1 Pendekatan Kualitatif

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan

memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok.

Menurut John W. Creswell, ahli psikologi pendidikan dari University of

Nebraska, Lincoln (Creswell, 1994:150-1) metode pendekatan kualitatif

merupakan sebuah proses investigasi.

Untuk mengungkapkan hubungan yang berkesinambungan antar

pertumbuhan ekonomi yang pesat di Afrika Selatan dengan kualitas

sumber daya manusia nya yang didukung oleh perkembangan aspek

pendidikan ini, penulis melakukan riset dan kajian terhadap isu

pembangunan ini. Peneliti mengkaji isu pembangunan dengan teori yang

relevan dalam hal ini yaitu pertumbuhan, perkembangan dan

pembangunan ekonomi dengan pengkhususan kawasan yaitu Afrika dan

Afrika Selatan pada studi kasus ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha memahami

gejala-gejala sosial dengan membedakan, membandingkan,

mengkatalogkan, dan mengelompokkan obyek studi. Pada penelitian ini,

peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data.

Sedangkan fokus penulisan tetap terdapat pada riset penulis

tentang isu pembangunan di Afrika Selatan ini. Riset yang penulis

lakukan akan menggambarkan fenomena yang terjadi di Afrika Selatan,

hubungan sebab akibat dari pertumbuhan ekonomi, penggunaan sumber

daya alam potensial secara efisien, perkembangan sektor pendidikan dan

peningkatan kualitas sumber daya manusia serta kecenderungan

16

pemerintah Afrika Selatan dalam memperbaiki status quo yang kurang

baik untuk nasib perekonomian jangka panjang di negeri ini.

3.4 Prosedur Penulisan

Setelah dilakukan pengumpulan data informasi, semua hasil diseleksi

untuk mengambil data dan informasi yang relevan dengan masalah yang dikaji.

Untuk menyajikan masalah yang akan dibahas, maka dalam tulisan ini penyajian

dibagi atas empat pokok bahasan, yaitu:

1 Kondisi Pembangunan Ekonomi Afrika Selatan dari Sektor

Pertambangan

2 Kekurangan Tenaga Kerja Kompeten dalam Pengelolaan Pertambangan

Afrika Selatan

3 Kontribusi Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya

Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan di Afrika Selatan

4 Prospek ke depan dari Perkembangan Ekonomi Afrika Selatan

17

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Pembangunan Ekonomi Afrika Selatan dari Sektor

Pertambangan

Afrika Selatan merupakan sebuah negara yang terletak di benua

Afrika bagian selatan dengan karakteristik yang sangat spesial, sumber

daya alam berlimpah ruah dengan batu mulia dan gas alam di dalam

bumi Afrika yang kaya akan kekayaan budaya ini terdapat di negeri

Afrika Selatan. Berdasarkan data dari IMF pada tahun 2006, Afrika

Selatan mendominasi GDP dari seluruh benua Afrika yaitu sekitar 25%

dengan perincian 40% industri manufaktur, 45% industri tambang, dan

5% listrik. Sampai saat ini, pertumbuhan GDP Afrika Selatan telah naik

sebanyak 4,6% (pada tahun 2010) dan ini disebabkan oleh industri jasa

di Afrika Selatan yang sangat berkembang pesat. sedikit trivia, Afrika

Selatan terkenal sebagai negara yang memiliki biaya listrik termurah

kedua di dunia.

Keadaan ekonomi yang berkembang pesat di Afrika Selatan

ternyata belum membuahkan suatu distribusi kesejahteraan di negeri ini

karena porsi kesejahteraan dan kemakmuran hidup yang tidaklah sama

untuk setiap warga negaranya sehingga terjadi ketimpangan yang cukup

terlihat jelas. Ada warga negara yang sangat kaya, ada yang sederhana,

dan bahkan seperempat populasinya tak bekerja dan hidup dibawah 1.25

US$

Afrika Selatan terkenal karena tambang permata yang

dimilikinya. keindahannya mampu membius puluhan mata dari ras

berbeda di seluruh dunia. memukau dan membujuk semua orang untuk

memiliki keindahannya. namun, sekarang, permata bukanlah menjadi

prioritas utama Afrika Selatan dalam membangun ekonomi negaranya.

18

mereka memang masih berkelut di bidang tambang-menambang, karena

itulah sekarang Afrika dikenal sebagai negara dengan pertambangan

emas kedua terbesar di dunia dan pengekspor batu bara paling besar

ketiga di dunia. Afrika Selatan juga terkenal karena menghasilkan krom,

mangan, platinum, vanadium, dan vermiculite paling besar di dunia.

selain itu, juga dikenal sebagai penghasil tambang kedua terbesar di

dunia untuk logam ilmenite, palladium, rutile, dan zirconium.

Perkembangan dan pembangunan ekonomi mulai dilakukan

ketika tahun 1998 sampai satu dekade ini dengan mengembangkan sektor

ekonomi potensial negeri ini di komoditi ekspor dan impor internasional

yaitu pertambangan, khususnya emas dan berlian.

Ditinjau dari segi demografis, sebagian besar penduduknya

bekerja di bidang industri yaitu sekitar 13,3% dari populasi total. sekitar

2,3% bekerja di urusan tambang-menambang, dan sekitar 10% bekerja di

bidang argikultur.

Ketidakmampuan Afrika Selatan dalam mengelola sumber daya

alam potensial yang tergolong tidak dapat diperbaharui ini malah

membawa negeri yang sedang bertumbuh pesat kedalam sebuah krisis

ketidakstabilan kondisi ekonomi karena rakyat yang terlalu dimanjakan

dengan tambang emas berlimpah yang kian lama kian menipis. Akhirnya

gejolak ekonomi muncul dan berakar dari pengelolaan sumber daya alam

yang tidak terorganisir dengan para ahli atau sumber daya manusia yang

berkualitas dan kompeten di bidangnya. Afrika Selatan perlu

menyelesaikan masalah ini apabila tetap ingin menjadi negara yang

tergolong unggul di benua Afrika.

Ketidakstabilan Pertumbuhan Ekonomi Afrika Selatan

Krisis ekonomi yang dialami oleh Afrika Selatan ditandai oleh

stagnasi ekonomi, merosotnya investasi, merosotnya income per capita,

19

pelonjakan pengangguran dan disparitas ekonomi bertambah lebar.

Krisis tersebut terjadi karena faktor-faktor kunci berikut:

Jalur pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan tidak

sustainable karena ekonomi hanya bersandar pada ekspor

komoditi primer (emas dan mineral) dan tenaga kerja

murah;

Gagal menciptakan sektor manufaktur;

Terpusatnya produksi capital goods yang diperlukan

untuk perluasan sector manufaktur;

Afrika Selatan terisolasi dari revolusi teknologi

internasional sehingga menimbulkan rendahnya

kepercayaan dari para investor.

Secara sosial, Afrika Selatan sedang mengalami proses

disintegrasi karena beberapa masalah kependudukan sebagai berikut:

Pengangguran sangat tinggi;

Kekerasan politik dam kriminil sangat tinggi;

Sistem kesehatan dan pendidikan nasional tidak mampu

memenuhi tuntutan masyarakat yang meningkat;

Ambruknya kelembagaan masyarakat pedesaan;

Urbanisasi sangat meningkat;Terjadi alinenasi yang tinggi

terhadap golongan muda.

4.2 Kekurangan Tenaga Kerja Kompeten dalam Pengelolaan Pertambangan

Afrika Selatan

Afrika Selatan sebagai suatu negara besar di kawasan Afrika yang

memiliki populasi cukup padat tentunya sangat mengedepankan aspek

kependudukan yang merupakan tanggungan negara untuk memelihara

sumber daya manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

pendidikan.

20

Afrika Selatan pasca-apartheid telah mendapatkan pendidikan yang

setara satu sama lain dengan perkembangan aspek pendidikan yang pesat

demi mencetak sumber daya manusia berkualitas dan kompeten untuk

menghadapi era industrialisasi dan globalisasi, khususnya di negara

berkembang ini.

The most important component in analysing integrated

development education in postapartheid. South Africa represents for me the

learning difficulties as well as the endemic culture of ‘non-learning’ that

black students have brought with them into the new system of integrated

education. 5

Sektor pertambangan sangat membutuhkan tenaga kerja yang ahli

dalam pengelolaan efisiensi dan penggunaan sumber daya alam sertah

tekhnisi dalam pertambangan. Afrika Selatan dalam status quo nya sangat

bermasalah dengan sumber daya manusia. Sumber daya manusia di Afrika

Selatan sangat rendah kualitasnya karena sebagian besar orang-orang yang

bekerja di sektor pertambangan adalah sebagai buruh atau kuli tambang

dengan upah rendah, bukan sebagai seorang profesional geologis atau

tekhnisi mineral.

Dalam sektor manufaktur dan listrik yang juga mendominasi

pendapatan nasional Afrika Selatan juga diperlukan tenaga kerja yang ahli

dibidang teknik manufaktur dan teknik listrik. Satu-satunya hal yang bisa

dilakukan pemerintah Afrika Selatan adalah mensosialisasikan pendidikan

potensial ini kepada para generasi muda agar terbentuk suatu generasi yang

berkualitas dan berpendidikan tinggi.

Inilah yang disebut sebagai human capital investment dari negara.

Negara maju sudah menerapkan kebijakan pendidikan sebagai prioritas,

baiknya Afrika Selatan juga mengikuti langkah ini.

5 Ali A. Abdi, 2003, Searching for Development Education in Africa: Select Perspectives on Somalia, South Africa and Nigeria, International Education Journal Vol 4, No 3, http://iej.cjb.net 192, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pada puku l 22:07

21

“Forty-one percent of South Africa’s privately held businesses cite the availability of a skilled workforce as the biggest constraint to business growth... This is the third consecutive year that workforce issues have been cited in Grant Thornton’s survey as the greatest impediment to growth in South Africa "6

Hal ini sangat miris karena menyebabkan semakin jauhnya gap

kesejahteraan dan kemakmuran sosial di Afrika Selatan yang diagung-

agungkan sebagai Negara Tambang Berlian dan Emas di dunia. Dengan

negara yang paling banyak memiliki penduduk kulit putih di Afrika, Afrika

Selatan tetap mendapatkan remah-remah politik apartheid karena hal-hal

yang bersifat makro di negara itu sebagian besar masih di urus oleh bangsa

kulit putih karena keterbatasan kemampuan para bangsa kulit hitam

mengingat latarbelakang historis mereka yang dahulu tidak mendapat

kesempatan yang sama dalam mengenyam bangku sekolah. Dengan jumlah

penduduk 47,4 juta terhitung tahun 2006, Afrika Selatan menjadi bangsa

dengan persentase penduduk yang besar dengan latar belakang akademis

yang buruk dan tingkat keterampilan kerja yang rendah karena pendidikan

dan keterampilan dasar yang kurang atau masih bersifat dasar.

4.3 Kontribusi Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

dan Pembangunan Berkelanjutan di Afrika Selatan

Komitmen pemerintah Afrika Selatan dalam bidang pendidikan telah

terlihat keseriuasnnya di awal abad ke 20 ketika Afrika Selatan lambat laun

telah mulai menerima pengaruh liberal dan demokratisasi dari barat. Fakta

yang terdapat dalam persentasi GDP Afrika Selatan bahwa Afrika Selatan

merupakan negara yang menghabiskan anggaran negara paling banyak untuk

pendidikan. Tetapi hambatan yang dihadapi oleh Afrika Selatan adalah latar

belakang historis dan kualitas dari sistem pendidikan Afrika Selatan yang

belum berkembang.

6Amandla Development, Education and Development in South Africa: From Local Innovation toSystems-Level Change, http://www.amandladevelopment.org/images/amandla_whitepaper2.pdf, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013 pada pukul 21:57

22

Hubungan positif antara pendidikan dan pembangunan, yaitu

pendidikan yang mengarah ke pengertian relatif dan komponen kemajuan

sosial dan efisiensi kelembagaan, terutama di zona industri kurang dari dunia

kita, telah disorot oleh kedua akademik peneliti dan pemimpin politik

(Mandela, 1994; Pillay, 1994; Tilak, 1994; Fagerlind dan Saha, 1985,

Thompson, 1981; Nyerere, 1968).

Pendidikan secara luas diterima sebagai instrumen utama untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk Afrika, dimana pertumbuhan adalah

penting jika benua ingin keluar dari belenggu kemiskinan berkepanjangan,

maka sektor pendidikan sangatlah penting. Hal ini telah ditunjukan oleh para

negara-negara di Afrika dalam Dakkar Summit seperti dibawah ini:

For several decades, African countries and their development partners have placed great emphasis on primary and, more recently, secondary education. But they have neglected tertiary education as a means to improve economic growth and mitigate poverty. The Dakar summit on “Education for All” in 2000, for example, advocated only for primary education as a driver of social welfare. It left tertiary education in the background.7

Sebagian alasan untuk mengesampingkan pendidikan tinggi dari

inisiatif pembangunan terletak pada kekurangan bukti empiris yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan reduction. Setelah

Perang Dunia II, ekonom, termasuk Milton Friedman, Gary Becker, dan Jacob

Mincer, dikembangkan "modal manusia" teori untuk mempelajari berbagai

manfaat pendidikan bagi individu dan masyarakat. Friedman dan istrinya Rose

awalnya disarankan bahwa tidak ada bukti bahwa "atas tunjangan sosial 'hasil

pendidikan tinggi dan di atas manfaat yang terhutang kepada siswa itu sendiri."

Sebaliknya, mereka hipotesis bahwa pendidikan tinggi dapat mempromosikan

"kerusuhan sosial dan politik ketidakstabilan ".

Berbeda dengan pandangan awal, bukti terbaru menunjukkan

pendidikan tinggi adalah baik hasil dan penentu pendapatan, dan dapat

7 David Bloom, David Canning, and Kevin Chan, 2005, Higher Education and Economic Development in Africa, Harvard University.

23

menghasilkan publik dan swasta benefits. Pendidikan tinggi dapat membuat

penerimaan pajak lebih besar, meningkatkan tabungan dan investasi, dan

menyebabkan lebih kewirausahaan dan sipil masyarakat. Hal ini juga dapat

meningkatkan kesehatan suatu negara, memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan populasi berkurang, meningkatkan teknologi, dan memperkuat

pemerintahan. Mengenai manfaat pendidikan tinggi bagi perekonomian suatu

negara, banyak pengamat atribut lompatan India ke panggung dunia ekonomi

yang berasal dari dekade-panjang upaya yang sukses untuk menyediakan

berkualitas tinggi, pendidikan tinggi berorientasi teknis untuk sejumlah besar

warganya.

Meskipun pemerintah Afrika Selatan boleh dibilang memiliki lebih dari

sumber daya keuangan yang cukup dan telah meningkatkan pendidikan

pelayanan prioritas, mekanisme pelaksanaan kebijakan di daerah dan sekolah

masih kurang. Pada bagian ini adalah karena defisit pengetahuan lokal

(misalnya, apa yang dirasakan adalah kebutuhan, solusi kontekstual yang tepat,

dll). Lebih bermasalah adalah masih kurangnya sarana yang efisien untuk

mengumpulkan pengetahuan lokal yang relevan yang dapat diterjemahkan ke

dalam tindakan kebijakan.

4.4 Prospek ke depan dari Perkembangan Ekonomi Afrika Selatan

Prospek yang harus dilihat dari perkembangan ekonomi Afrika Selatan

sangatlah cerah apabila pemerintahnya mampu menunjukkan komitmen pada

pemeliharaan aset human capital investment guna mencapai negara industri.

Sebagaimana dikatakan oleh Solow bahwa pertumbuhan ekonomi sangat

tergantung pada faktor produksi sumber daya manusia yang dikembangkan

melalui pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar terus mendapat

inovasi-inovasi baru.

Kegagalan pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan dalam membentuk

ekonomi yang berkelanjutan harus ditinggalkan dengan cara tidak selalu

bertumpu kepada hasil tambang saja sebagai komoditas import dan ekspor.

24

Selain itu peningkatan kualitas tenaga kerja di bidang pertambangan dan

manufaktur dengan revolusi dan inovasi di bidang tekhnologi yang berkelas

internasional juga perlu guna memulihkan kembali kepercayaan akan investor

asing demi tercapai intedependensi ekonomi internasional di Afrika Selatan

sehingga sektor potensial ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Di dalam pembangunan industri ada tiga aspek penting yaitu struktur,

strategi, dan kebijakan industri. Struktur industri di suatu negara akan sangat

berhubungan dengan sektor dominan dalam sistem ekonomi negara itu;

hubungan antara negara dan pasar, dan dengan cara mengatur fungsi produksi

dan reproduksi.

Strategi industri adalah bagaimana negara mengubah struktur industri

untuk memfasilitasi pembangunan industrinya. Tujuan strategi industri adalah

mengarahkan atau menstruktur industri untuk mencapai tujuan sosial-ekonomi,

seperti menciptakan lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan.

Kalau strategi industri lebih berupa pandangan luas restrukturisasi

industri sedangkan kebijakan industri mengacu pada kebijakan pemerintah

dalam mempromosikan pembangunan industri tanpa intervensi. Kebijakan-

kebijakan makroekonomi, pendidikan, dan infrastruktur bisa dikategorikan

sebagai kebijakan industri jika mengikuti definisi yang luas.

Kebijakan industri Afrika Selatan yang didominasi oleh pertambangan.

Menurut mereka struktur industri yang lemah akibat ekonomi masih masih

didasarkan pada industri yang terdiri dari energi-mineral. Pengaruh dari interes

kelas yang terkait dengan komposit energi-mineral membatasi kemampuan

berkembang menjadi industri yang kuat.

Negara kaya mineral seperti Afrika Selatan adalah mengikuti value chain

yang fokus pada penambahan nilai komoditi melalui proses manufaktur sebelum

mengekspor atau menjual barang-barang di pasar lokal.

Proses kebijakan industri di Afrika Selatan adalah peran negara

menyangkut langkah-langkah kebijakan pada sisi suplai dan permintaan dan

25

keterlibatan negara dalam pembangunan infrastruktur bangsa. Meskipun sejalan

dengan kerangka ekonomi neo-liberal, peran aktif negara berkurang.

Botchway menyarankan Upaya lembaga pengembangan ekonomi lokal

(LEDA – local economy development agencies) dalam mengembangkan

kembali ekonomi lokal. Kerangka ini bisa dijelaskan melalui konsep 4-E:

employment, employability, enterprise, dan environment (ekonomi).

Terkait dengan employment, upaya utama LEDA adalah menciptakan

pekerjaan yang bisa menjamin keberlanjutan ekonomi. Employability berkaitan

dengan respons LEDA pada persoalan pangsa pasar kerja seperti pendidikan dan

pelatihan bagi pekerja atau yang baru masuk ke pangsa pasar tenaga kerja.

BAB V

Kesimpulan dan Saran

26

5.1 Kesimpulan Penulisan

Meskipun sejauh mana pendidikan saja mendorong pertumbuhan

ekonomi yang diberikan adalah diperdebatkan, itu hampir bisa dikatakan

bahwa tingkat pencapaian pendidikan yang diberikan rakyat negara itu tidak

akan secara langsung berpengaruh terhadap negara itu kemampuan untuk

mempertahankan atau memperluas pertumbuhan.

Afrika Selatan adalah hanya dalam situasi seperti dari membutuhkan

kolam yang lebih dalam dan lebih luas dari terampil tenaga kerja untuk

melanjutkan baik ekonomi pertumbuhan dan berdirinya akar perusahaan

sebagai negara demokrasi muda. Perlu ini baik untuk meningkatkan kehidupan

rakyat dan demi keadilan, yang sebelumnya secara resmi populasi tertindas

tidak akan selamanya menanggung berkat penindasan tidak resmi untuk kurang

peluang.

Mengakui keseriusan masalah, negara telah ditunjuk signifikan dana

untuk memperbaiki penyediaan layanan pendidikan. Tapi ujung yang lebih

mudah untuk menentukan dari berarti. Artinya, menyatakan tujuan kebijakan

dan menguraikan bagaimana sekolah setiap akan mencapainya adalah tugas

yang sangat berbeda, yang terakhir menjadi kompleks terutama di negara

dengan besar dan beragam seperti Afrika Selatan.

Kunci untuk fungsionalitas sintesis tinggi tingkat pengetahuan para

pembuat kebijakan dan pengetahuan tentang pengalaman hidup untuk

menginformasikan kebijakan keputusan, dan kemudian berhasil

menerjemahkan bahwa pengetahuan ke dalam tindakan ditindaklanjuti untuk

bagian yang bergerak dari pemerintah.

5.2 Saran Penulis

27

Saran yang bisa disampaikan penulis dalam makalah “Korelasi

Pertumbuhan Pesat Ekonomi Afrika Selatan di Era Transisi Menuju Negara

Industri dan Kualitas Sumber Daya Manusia ditinjau dari Perkembangan

Aspek Pendidikan ” adalah bahwa negara Afrika Selatan sebagai negara paling

maju di kawasan Afrika harusnya memikirkan efek jangka panjang dari upaya

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang ia hasilkan.

Dengan hanya mengandalkan sumber daya alam pertambangan yang

berlimpah dimana sewaktu-waktu tambang itu akan habis tidak bisa dijadikan

andalan suatu pendapatan nasional negara. Dengan pengelolaan sumber daya

manusia yang masih kurang dan perkembangan pendidikan yang belum

menyentuh seluruh lapisan masyarakat tidak akan menghasilkan suatu

pertumbuhan ekonomi yang sustainable karena ibarat penganalogian Albert

Einstein, ‘If I give you a penny, you will be one penny richer and I’ll be one

penny poorer. But if I give you an idea, you will have a new idea, but I shall

still have it, too.’ Yang menunjukan bahwa pengetahuan dan pendidikan

adalah hal yang lebih penting daripada hanya sekedar capital goods untuk

dijual dan dipasarkan. Afrika Selatan harus lebih berkomitmen dalam Human

Capital Investment dengan cara mengembangkan dan mendistribusikan

pendidikan di seluruh Afrika Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

28

Ali A. Abdi, 2003, Searching for Development Education in Africa: Select

Perspectives on Somalia, South Africa and Nigeria, International Education

Journal Vol 4, No 3, http://iej.cjb.net 192, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013

pada puku l

Amandla Development, Education and Development in South Africa: From

Local Innovation to Systems-Level Change,

http://www.amandladevelopment.org/images/amandla_whitepaper2.pdf,

diunduh pada tanggal 28 Juli 2013

Anonim, Pertumbuhan Ekonomi,

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pek_0607148_chapter2.pdf, diunduh

pada tanggal 28 Juli 2013

David Bloom, David Canning, and Kevin Chan, 2005, Higher Education and

Economic Development in Africa, Harvard University.

Gill Ringland, 1998, Scenario Planning: Managing for the Future. New York:

John Wiley & Sons. 1998.

Hastarini Dwi Atmanti, 2005, Investasi Sumber Daya Manusia melalui

Pendidikan, Dinamika Pembangunan VOl 2 No. 1/Juli 2005: 30-39,

http://eprints.undip.ac.id/16864/1/Investasi_Sumber_Daya_Manusia_Melalui_P

endidikan....by_Hastarini_Dwi_Atmanti_%28OK%29.pdf, diunduh pada tanggal

28 Juli 2013

Statistics South Africa, 2009, GDP Growth, 1st Quarter 2009,

http://www.statssa.gov.za/, diunduh pada tanggal 28 Juli 2013

29