lapsus mata erwin
TRANSCRIPT
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 1/17
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk
pada retina (makula lutea atau bintik kuning). Pada kelainan refraksi terjadi
ketidak seimbangan sistem optik pada mata sehingga menghasilkan bayangan
yang kabur. Pada mata normal kornea dan lensa membelokkan sinar pada titik
fokus yang tepat pada sentral retina. Keadaan ini memerlukan susunan kornea
dan lensa yang sesuai dengan panjangnya bola mata. Pada kelainan
Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi
memfokuskan bayangan di belakang retina. Hipermetropia terjadi jika kekuatan
yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan
lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina. Hal ini dapat
disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropia aksial),
penurunan indeks bias refraktif (hipermetropia refraktif), seperti afakia (tidak
mempunyai lensa) (Ilyas,1993).
Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hyperopia atau rabun dekat.
Pasien dengan hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat dan
akan bertambah berat dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya
otot siliar untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa (Vaughn,2000).
Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan
fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 2/17
2
Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.
Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan
merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah. Presbiopi atau mata tua yang
disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik
akibatnya lensa mata tidak dapat menmfokuskan cahaya ke titik kuning dengan
tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang dekat. Presbiopi adalah suatu bentuk
gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata
sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya akomodasi adalah kemampuan
lensa mata untuk mencembung dan memipih (Wikipedia, 2012). Biasanya terjadi
diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan
membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopinya.
Presbiopi merupakan kelainan pada mata yang kita kenal dengan sebutan
mata tua, di mana si penderita tidak dapat meliha benda dari jarak dekat dan dari
jarak jauh maupun membaca tulisan dengan ukuran yang agak kecil seperti
tulisan yang terdapat dalam koran atau majalah dengan jelas. Bertambahnya usia
akan mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang yang berusia 60 tahun,
fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau
muda, penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat
dari jarak jauh. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa mata berkurang karena
usia tua, yang pada umumnya diderita oleh orang-orang yang sudah mulai
memasuki usia 45 tahun sampai dengan usia 50 tahun. Dan sekalipun telah
menggunakan bantuan kaca mata, namun bagaimanapun juga tetap saja akan
merasa kurang nyaman, jika harus membaca tulisan sekecil itu.
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 3/17
3
Berdasarkan penelitian retrospektif yang dilakukan klinik mata pediatrik
di Rumah Sakit Mayo, Lahore pada pasien yang datang pada bulan Mei 2004
sampai dengan April 2005 didapatkan kelainan refraksi yang terjadi adalah
Hipermetropi sebanyak 82%, Miopi sebanyak 11%, dan Astigmatisma sebanyak
7% (Bile,2007).
Berdasarkan rekam medis di poli mata RSUD Jombang, dilaporkan
bahwa jumlah kasus kelainan refraksi khususnya hipermetropi pada tahun 2001
sebanyak 26 kasus, pada tahun 2002 sebanyak 73 kasus, pada tahun 2003
sebanyak 34 kasus, pada tahun 2004 sebanyak 48 kasus, pada tahun 2006
sebanyak 51 kasus, dan pada tahun 2007 sebanyak 58 kasus.
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 4/17
4
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 45 tahun
Alamat : Jl. Melayu RT 10 Banjarmasin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. ANAMNESIS
Hari/tanggal : Rabu, 2 Oktober 2013
Keluhan Utama : Nyeri Kepala
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien merasakan sakit kepala yaitu kepala
terasa berat seperti ada yang menekan. Selain itu apabila setelah memnbaca
dalam pengajian kemudia pasien melihat dobel dan kabur, lalu lama
kelamaan mulai berangsur-angsur membaik.
Riwayat Penyakit Dahulu ;
Pasien tidak memiliki riwayat diabetes mellitus ataupun tekanan darah tinggi
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos Mentis
Status Generalis : Dalam Batas Normal
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 5/17
5
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7
o
C
Status Lokalis :
OD OS
5/60 Visus 5/60
Sentral Kedudukan Sentral
Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah
Bentuk normal, Odem (-) Palpebra Bentuk normal, Odem (-)
Hiperemi (-), Odem (-) Konjungtiva Hiperemi (-), Odem (-)
Jernih Kornea Jernih
Jernih Sklera Jernih
Cukup COA Cukup
Gambaran normal, iris
shadow (-)
Iris Gambaran normal, iris
shadow (-)
Reflek cahaya (+) Pupil Reflek cahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
IV.
DIAGNOSA KLINIS
Hipermetropi + presbiopi
V. PENATALAKSANAAN
Cendo Tropin
Resep kacamata
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 7/17
7
BAB III
DISKUSI
Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hyperopia atau rabun
dekat. Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi
memfokuskan bayangan di belakang retina.(1,2)
Pasien dengan hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat
dekat akibat sukarnya berakomodasi. Keluhan akan bertambah dengan
bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar untuk
akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa.(1)
Pada perubahan usia lensa berangsur-angsur tidak dapat
memfokuskan bayangan pada selaput jala (retina) sehingga akan lebih
terletak di belakangnya. Sehingga diperlukan penambahan lensa positif atau
konveks dengan bertambahnya usia.(1)
Kekuatan optik mata terlalu rendah (biasanya karena mata terlalu pendek) dan
sinar cahaya paralel mengalami konvergensi pada titik di belakang retina.
Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih pendek.
Akibat bola mata yang lebih pendek bayangan benda akan difokuskan di
belakang retina atau selaput jala.(1,3)
Sebab atau jenis hipermetropia:(1)
Hipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial merupakan kelainan
refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek.
Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang
sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.
Hipermetropia indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 8/17
8
pada system optik mata, misalnya pada usia lanjut lensa mempunyai
indeks refraksi lensa yang berkurang.
Hipermetropia dikenal dalam bentuk:(1)
1. Hipermetropia manifes, ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan
kaca mata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal.
Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan
hipermetropia fakultatif.
2.
Hipermetropia absolute, dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan
akomodasi dan memerlukan kaca mata positif untuk melihat jauh.
3. Hipermetropia fakultatif, dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi
dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif. Pasien yang hanya
mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata. Bila
diberikan kaca mata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot
akomodasinya akan mendapatkan istirahat. Hipermetropia manifest yang masih
memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetropia fakultatif.
4.
Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan hipermetropia
absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi sama
sekali disebut sebagai hipermetropia absolut, sehingga jumlah hipermetropia
fakultatif dengan hipermetropia absolut adalah hipermetropia manifest.
5. Hipermetropia laten, dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegia
(atau dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan
akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan siklopegia.
Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang. Makin tua
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 9/17
9
seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten
menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian menjadi hipermetropia absolut.
Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus-menerus,
terutama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
6. Hipermetropia total, hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah
diberikan siklopegia.
Biasanya seseorang dengan hipermetropia tidak menyukai keramaian dan
lebih senang sendiri. Hipermetropia sukar melihat dekat dan tidak sukar melihat
jauh. Melihat dekat akan lebih kabur dibandingkan dengan melihat sedikit lebih
dijauhkan. Biasanya pada usia muda tidak banyak menimbulkan masalah karena
dapat diimbangi dengan melakukan akomodasi.(1)
Bila hipermetropia lebih dari + 3.00 dioptri maka tajam penglihatan jauh
akan terganggu. Sesungguhnya sewaktu kecil atau baru lahir mata lebih kecil dan
hipermetropia. Dengan bertambahnya usia maka kemampuan berakomodasi
untuk mengatasi hipermetropia ringa berkurang. Pasien hipermetropia hingga +
2.00 dengan usia muda atau 20 tahun masih dapat melihat jauh dan dekat tanpa
kaca mata dengan tidak mendapatkan kesukaran. Pada usia lanjut dengan
hipermetropia, terjadi pengurangan kemampuan untuk berakomodasi pada saat
melihat dekat ataupun jauh.(1)
Pasien dengan hipermetropia apapun penyebabnya akan mengeluh
matanya lelah dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk melihat
atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di
daerah makula lutea. Keadaan ini disebut astenopia akomodatif . Akibat terus-
menerus berakomodasi, maka bola mata bersama-sama melakukan konvergensi
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 10/17
10
dan mata akan sering terlihat mempunyai kedudukan esotropia atau juling ke
dalam.
(1)
Pasien muda dengan hipermetropia tidak akan memberikan keluhan karena
matanya masih mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan
jelas. Pada pasien yang banyak membaca atau mempergunakan matanya,
terutama pada usia yang telah lanjut, akan memberikan keluhan kelelahan setelah
membaca. Keluhan tersebut berupasakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.(1)
Keluhan mata yang harus berakomodasi terus untuk dapat melihat jelas
adalah:(1)
Mata lelah
Sakit kepala
Penglihatan kabur melihat dekat
Pada usia lanjut seluruh titik fokus akan berada di belakang retina karena
berkurangnya daya akomodasi mata dan penglihatan akan berkurang.
Untuk memperbaiki kelainan refraksi adalah dengan mengubah system
pembiasan dalam mata. Pada hipermetropia, mata tidak mampu mematahkan
sinar terutama untuk melihat dekat. Mata dengan hipermetropia memerlukan
lensa cembung atau konveks untuk mematah sinar lebih kuat ke dalam mata.
Pengobatan hipermetropia adalah diberikan koreksi hipermetropia manifest
dimana tanpa sikloplegia didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang
memberikan tajam penglihatan normal (6/6).(1)
Bila terdapat juling ke dalam atau esotropia, diberikan kaca mata koreksi
hipermetropia total. Bila terdapat tanda atau bakat juling keluar (eksoforia) maka
diberikan kaca mata koreksi positif kurang. Bila terlihat tanda ambliopia
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 11/17
11
diberikan koreksi hipermetropia total. Mata ambliopia tidak terdapat daya
akomodasi.
(1)
Koreksi lensa positif kurang berguna untuk mengurangkan berat kaca mata
dan penyesuaian kaca mata. Biasanya resep kaca mata dikurangkan 1-2 dioptri
kurang daripada ukuran yang didapatkan dengan pemberian sikloplegik.(1)
Pada pasien dengan hipermetropia sebaiknya diberikan kaca mata sferis
positif terkuat atau lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam
penglihatan maksimal. Bila pasien dengan + 3.0 ataupun dengan + 3.25
memberikan ketajaman penglihatan 6/6, maka diberikan kaca mata + 3.25. Hal
ini untuk memberikan istirahat pada mata akibat hipermetropia fakultatifnya
diistirahatkan dengan kaca mata (+).(1)
Pada pasien dimana akomodasi masih sangat kuat atau pada anak-anak,
maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan memberikan sikloplegik atau
melumpuhkan otot akomodasi. Dengan melumpuhkan otot akomodasi, maka
pasien akan mendapatkan koreksi kaca matanya dengan mata yang istirahat.(1)
Pada pasien diberikan kaca mata sferis positif terkuat yang memberikan
penglihatan maksimal.(1)
Makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin
meningkatnya umur.7 Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan
perubahan kencembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya
elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi. 6
Berikut ini gambar ilustrasi pembentukan bayangan pada penderita presbiopia.
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 12/17
12
Diterangkan bahwa: terjadi kekakuan lensa seiring dengan bertambahnya usia,
sehingga kemampuan lensa untuk memfokuskan bayangan saat melihat dekat.
Hal tersebut menyebabkan pandangan kabur saat melihat dekat. 6
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat:
- Kelemahan otot akomodasi
-
Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat
sklerosis lensa 6
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi
mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan
kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa
menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi
cembung, dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang. 6
o Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40
tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah,
berair dan sering terasa pedas.
o Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh
dan pada awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan
cetakan kecil.
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 13/17
13
o
Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung
menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga
mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.
o Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk ras Kaukasia dan 35 tahun
untuk ras lainnya. 6
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40
tahun (umur rata – rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun
diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50
Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:
1. kacamata baca untuk melihat dekat saja
2. kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain
3. kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas,
penglihatan sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen
bawah
4. kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh,
tetapi dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan
bertingkat.2,8
Pada penderita berdasarkan anamnesa didiagnosa dengan
Hi[permetropi dan presbyopia karena usia tua dan keluhan membaca..
Penderita mengaku sebelumnya ada keluhan penglihatan kabur secara
progresif, tidak ada keluhan silau dan sakit serta tidak ada rasa yang
mengganjal pada kedua matanya. Tidak ada riwayat trauma. Berdasarkan
anamnesa diduga pasien menderita presbiopi dan hipermetropi yang ada
hubungannya dengan bertambahnya umur.
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 14/17
14
Pada penderita dilakuakn terapi tetes mata untuk mengurangi kekeringan pada
mata dan juga diberikan kacamata yang sesuai. penambahan lensa sferis positif
sesuai pedoman umur yaitu umur 40 tahun (umur rata – rata) diberikan tambahan
sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50
Pasien dapat rawat jalan di poliklinik mata RSUD Ulin
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 15/17
15
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan kasus hipermetropi dengan presbiopi pada
penderita perempuan usia 45 tahun. Dari anamnesa diketahui penderita
mengalami keluhan nyeri kepala dan pandangan dobel serta berbayang
terutama setelah membaca. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan visus OD dan
OS 5/60, tidak ada kelainan pada palpebra, konjungtiva, kornea, sclera, bilik
mata depan dan iris, dan lensa. Pada penderita diberikan terapi tetes mata dan
kacamata.pasien rawat jalan di poliklinik mata RSUD Ulin Banjarmasin
8/10/2019 Lapsus Mata Erwin
http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 16/17
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S. 2004. Hipermetropia dalam Kelainan Refraksi dan Koreksi
Penglihatan. Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 35-45.
2. Riordan, Paul, Whitcher, John P. 2000. Vaughan & Asbury Oftalmologi
Umum. Jakarta: EGC. Hal: 401-402.
3. James, Bruce,Chris C., Anthony B..2005. Lecture Notes Oftalmologi.
Jakarta : Erlangga. Hal: 35.
4.
Ilyas, S. 2003. Pemeriksaan Hipermetropia dalam Dasar – Teknik
Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 31-
34.
5.
Ilyas, S. 2001. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Penerbit FKUI. hal:
6-8.
6. Ilyas, Sidarta, 2005. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit
Mata Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.
7. Khurana A K. 2007. Chapter 3 Optics and Refraction,Comprehensive
Ophtamology, fourth edition. New Age international, New Delhi
8. Ilyas, S. 2003. Uji Presbiopia dalam Dasar – Teknik Pemeriksaan dalam
Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 38-39