lapsus mata erwin

17
1 BAB I PENDAHULUAN Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk  pada retina (makula lutea atau bintik kuning). Pada kelainan refraksi terjadi ketidak seimbangan sistem optik pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Pada mata normal kornea dan lensa membelokkan sinar pada titik fokus yang tepat pada sentral retina. Keadaan ini memerlukan susunan kornea dan lensa yang sesuai dengan panjangnya bola mata. Pada kelainan Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang retina. Hipermetropia terjadi jika kekuatan yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropia aksial),  penurunan indeks bias refraktif (hipermetropia refraktif), seperti afakia (tidak mempunyai lensa) (Ilyas,1993). Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hyperopia atau rabun dekat. Pasien dengan hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat dan akan bertambah berat dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa (Vaughn,2000). Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.

Upload: artahnan-aid

Post on 02-Jun-2018

311 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 1/17

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk

 pada retina (makula lutea atau bintik kuning). Pada kelainan refraksi terjadi

ketidak seimbangan sistem optik pada mata sehingga menghasilkan bayangan

yang kabur. Pada mata normal kornea dan lensa membelokkan sinar pada titik

fokus yang tepat pada sentral retina. Keadaan ini memerlukan susunan kornea

dan lensa yang sesuai dengan panjangnya bola mata. Pada kelainan

Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi

memfokuskan bayangan di belakang retina. Hipermetropia terjadi jika kekuatan

yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan kekuatan pembiasan kornea dan

lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina. Hal ini dapat

disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropia aksial),

 penurunan indeks bias refraktif (hipermetropia refraktif), seperti afakia (tidak

mempunyai lensa) (Ilyas,1993).

Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hyperopia atau rabun dekat.

Pasien dengan hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat dan

akan bertambah berat dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya

otot siliar untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa (Vaughn,2000).

Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan

fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 2/17

2

Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya

kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.

Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan

merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah. Presbiopi atau mata tua yang

disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik

akibatnya lensa mata tidak dapat menmfokuskan cahaya ke titik kuning dengan

tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang dekat. Presbiopi adalah suatu bentuk

gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata

sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya akomodasi adalah kemampuan

lensa mata untuk mencembung dan memipih (Wikipedia, 2012). Biasanya terjadi

diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan

membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopinya.

Presbiopi merupakan kelainan pada mata yang kita kenal dengan sebutan

mata tua, di mana si penderita tidak dapat meliha benda dari jarak dekat dan dari

 jarak jauh maupun membaca tulisan dengan ukuran yang agak kecil seperti

tulisan yang terdapat dalam koran atau majalah dengan jelas. Bertambahnya usia

akan mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang yang berusia 60 tahun,

fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau

muda, penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat

dari jarak jauh. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa mata berkurang karena

usia tua, yang pada umumnya diderita oleh orang-orang yang sudah mulai

memasuki usia 45 tahun sampai dengan usia 50 tahun. Dan sekalipun telah

menggunakan bantuan kaca mata, namun bagaimanapun juga tetap saja akan

merasa kurang nyaman, jika harus membaca tulisan sekecil itu.

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 3/17

3

Berdasarkan penelitian retrospektif yang dilakukan klinik mata pediatrik

di Rumah Sakit Mayo, Lahore pada pasien yang datang pada bulan Mei 2004

sampai dengan April 2005 didapatkan kelainan refraksi yang terjadi adalah

Hipermetropi sebanyak 82%, Miopi sebanyak 11%, dan Astigmatisma sebanyak

7% (Bile,2007).

Berdasarkan rekam medis di poli mata RSUD Jombang, dilaporkan

 bahwa jumlah kasus kelainan refraksi khususnya hipermetropi pada tahun 2001

sebanyak 26 kasus, pada tahun 2002 sebanyak 73 kasus, pada tahun 2003

sebanyak 34 kasus, pada tahun 2004 sebanyak 48 kasus, pada tahun 2006

sebanyak 51 kasus, dan pada tahun 2007 sebanyak 58 kasus.

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 4/17

4

BAB II

LAPORAN KASUS

I.  IDENTITAS

 Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 45 tahun

Alamat : Jl. Melayu RT 10 Banjarmasin

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

II.  ANAMNESIS

Hari/tanggal : Rabu, 2 Oktober 2013

Keluhan Utama : Nyeri Kepala

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak ± 1 bulan yang lalu, pasien merasakan sakit kepala yaitu kepala

terasa berat seperti ada yang menekan. Selain itu apabila setelah memnbaca

dalam pengajian kemudia pasien melihat dobel dan kabur, lalu lama

kelamaan mulai berangsur-angsur membaik.

Riwayat Penyakit Dahulu ;

Pasien tidak memiliki riwayat diabetes mellitus ataupun tekanan darah tinggi  

III.  PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Kompos Mentis

Status Generalis : Dalam Batas Normal

TD : 130/80 mmHg

 Nadi : 84 x/menit

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 5/17

5

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,7

o

C

Status Lokalis :

OD OS

5/60 Visus 5/60

Sentral Kedudukan Sentral

Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah

Bentuk normal, Odem (-) Palpebra Bentuk normal, Odem (-)

Hiperemi (-), Odem (-) Konjungtiva Hiperemi (-), Odem (-)

Jernih Kornea Jernih

Jernih Sklera Jernih

Cukup COA Cukup

Gambaran normal, iris

 shadow (-)

Iris Gambaran normal, iris

 shadow (-)

Reflek cahaya (+) Pupil Reflek cahaya (+)

Jernih Lensa Jernih

IV. 

DIAGNOSA KLINIS

Hipermetropi + presbiopi

V.  PENATALAKSANAAN

Cendo Tropin

Resep kacamata

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 6/17

6

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 7/17

7

BAB III

DISKUSI

Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hyperopia atau rabun

dekat. Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi

memfokuskan bayangan di belakang retina.(1,2) 

Pasien dengan hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat

dekat akibat sukarnya berakomodasi. Keluhan akan bertambah dengan

 bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar untuk

akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa.(1)

Pada perubahan usia lensa berangsur-angsur tidak dapat

memfokuskan bayangan pada selaput jala (retina) sehingga akan lebih

terletak di belakangnya. Sehingga diperlukan penambahan lensa positif atau

konveks dengan bertambahnya usia.(1) 

Kekuatan optik mata terlalu rendah (biasanya karena mata terlalu pendek) dan

sinar cahaya paralel mengalami konvergensi pada titik di belakang retina.

Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih pendek.

Akibat bola mata yang lebih pendek bayangan benda akan difokuskan di

 belakang retina atau selaput jala.(1,3) 

Sebab atau jenis hipermetropia:(1)

  Hipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial merupakan kelainan

refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek.

  Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang

sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.

  Hipermetropia indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 8/17

8

 pada system optik mata, misalnya pada usia lanjut lensa mempunyai

indeks refraksi lensa yang berkurang.

Hipermetropia dikenal dalam bentuk:(1) 

1.  Hipermetropia manifes, ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan

kaca mata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal.

Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan

hipermetropia fakultatif.

2. 

Hipermetropia absolute, dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan

akomodasi dan memerlukan kaca mata positif untuk melihat jauh.

3.  Hipermetropia fakultatif, dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi

dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif. Pasien yang hanya

mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata. Bila

diberikan kaca mata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot

akomodasinya akan mendapatkan istirahat. Hipermetropia manifest yang masih

memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetropia fakultatif.

4. 

Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan hipermetropia

absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi sama

sekali disebut sebagai hipermetropia absolut, sehingga jumlah hipermetropia

fakultatif dengan hipermetropia absolut adalah hipermetropia manifest.

5.  Hipermetropia laten, dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegia

(atau dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan

akomodasi. Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan siklopegia.

Makin muda makin besar komponen hipermetropia laten seseorang. Makin tua

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 9/17

9

seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten

menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian menjadi hipermetropia absolut.

Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus-menerus,

terutama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.

6.  Hipermetropia total, hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah

diberikan siklopegia.

Biasanya seseorang dengan hipermetropia tidak menyukai keramaian dan

lebih senang sendiri. Hipermetropia sukar melihat dekat dan tidak sukar melihat

 jauh. Melihat dekat akan lebih kabur dibandingkan dengan melihat sedikit lebih

dijauhkan. Biasanya pada usia muda tidak banyak menimbulkan masalah karena

dapat diimbangi dengan melakukan akomodasi.(1)

Bila hipermetropia lebih dari + 3.00 dioptri maka tajam penglihatan jauh

akan terganggu. Sesungguhnya sewaktu kecil atau baru lahir mata lebih kecil dan

hipermetropia. Dengan bertambahnya usia maka kemampuan berakomodasi

untuk mengatasi hipermetropia ringa berkurang. Pasien hipermetropia hingga +

2.00 dengan usia muda atau 20 tahun masih dapat melihat jauh dan dekat tanpa

kaca mata dengan tidak mendapatkan kesukaran. Pada usia lanjut dengan

hipermetropia, terjadi pengurangan kemampuan untuk berakomodasi pada saat

melihat dekat ataupun jauh.(1)

Pasien dengan hipermetropia apapun penyebabnya akan mengeluh

matanya lelah dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk melihat

atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di

daerah makula lutea. Keadaan ini disebut astenopia akomodatif . Akibat terus-

menerus berakomodasi, maka bola mata bersama-sama melakukan konvergensi

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 10/17

10

dan mata akan sering terlihat mempunyai kedudukan esotropia atau juling ke

dalam.

(1)

Pasien muda dengan hipermetropia tidak akan memberikan keluhan karena

matanya masih mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan

 jelas. Pada pasien yang banyak membaca atau mempergunakan matanya,

terutama pada usia yang telah lanjut, akan memberikan keluhan kelelahan setelah

membaca. Keluhan tersebut berupasakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.(1) 

Keluhan mata yang harus berakomodasi terus untuk dapat melihat jelas

adalah:(1)

  Mata lelah

  Sakit kepala

  Penglihatan kabur melihat dekat

Pada usia lanjut seluruh titik fokus akan berada di belakang retina karena

 berkurangnya daya akomodasi mata dan penglihatan akan berkurang.

Untuk memperbaiki kelainan refraksi adalah dengan mengubah system

 pembiasan dalam mata. Pada hipermetropia, mata tidak mampu mematahkan

sinar terutama untuk melihat dekat. Mata dengan hipermetropia memerlukan

lensa cembung atau konveks untuk mematah sinar lebih kuat ke dalam mata.

Pengobatan hipermetropia adalah diberikan koreksi hipermetropia manifest

dimana tanpa sikloplegia didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang

memberikan tajam penglihatan normal (6/6).(1)

Bila terdapat juling ke dalam atau esotropia, diberikan kaca mata koreksi

hipermetropia total. Bila terdapat tanda atau bakat juling keluar (eksoforia) maka

diberikan kaca mata koreksi positif kurang. Bila terlihat tanda ambliopia

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 11/17

11

diberikan koreksi hipermetropia total. Mata ambliopia tidak terdapat daya

akomodasi.

(1)

 

Koreksi lensa positif kurang berguna untuk mengurangkan berat kaca mata

dan penyesuaian kaca mata. Biasanya resep kaca mata dikurangkan 1-2 dioptri

kurang daripada ukuran yang didapatkan dengan pemberian sikloplegik.(1) 

Pada pasien dengan hipermetropia sebaiknya diberikan kaca mata sferis

 positif terkuat atau lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam

 penglihatan maksimal. Bila pasien dengan + 3.0 ataupun dengan + 3.25

memberikan ketajaman penglihatan 6/6, maka diberikan kaca mata + 3.25. Hal

ini untuk memberikan istirahat pada mata akibat hipermetropia fakultatifnya

diistirahatkan dengan kaca mata (+).(1) 

Pada pasien dimana akomodasi masih sangat kuat atau pada anak-anak,

maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan memberikan sikloplegik atau

melumpuhkan otot akomodasi. Dengan melumpuhkan otot akomodasi, maka

 pasien akan mendapatkan koreksi kaca matanya dengan mata yang istirahat.(1) 

Pada pasien diberikan kaca mata sferis positif terkuat yang memberikan

 penglihatan maksimal.(1) 

Makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin

meningkatnya umur.7  Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan

 perubahan kencembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya

elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi. 6 

Berikut ini gambar ilustrasi pembentukan bayangan pada penderita presbiopia.

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 12/17

12

Diterangkan bahwa: terjadi kekakuan lensa seiring dengan bertambahnya usia,

sehingga kemampuan lensa untuk memfokuskan bayangan saat melihat dekat.

Hal tersebut menyebabkan pandangan kabur saat melihat dekat. 6 

Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat:

-  Kelemahan otot akomodasi

Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat

sklerosis lensa 6 

Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi

mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan

kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa

menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi

cembung, dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang. 6 

o  Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40

tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah,

 berair dan sering terasa pedas.

o  Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh

dan pada awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan

cetakan kecil.

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 13/17

13

Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung

menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga

mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.

o  Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk ras Kaukasia dan 35 tahun

untuk ras lainnya. 6 

Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40

tahun (umur rata  –   rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun

diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50

Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:

1.  kacamata baca untuk melihat dekat saja

2.  kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain

3.  kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas,

 penglihatan sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen

 bawah

4.  kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh,

tetapi dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan

 bertingkat.2,8

Pada penderita berdasarkan anamnesa didiagnosa dengan

Hi[permetropi dan presbyopia karena usia tua dan keluhan membaca..

Penderita mengaku sebelumnya ada keluhan penglihatan kabur secara

 progresif, tidak ada keluhan silau dan sakit serta tidak ada rasa yang

mengganjal pada kedua matanya. Tidak ada riwayat trauma. Berdasarkan

anamnesa diduga pasien menderita presbiopi dan hipermetropi yang ada

hubungannya dengan bertambahnya umur.

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 14/17

14

Pada penderita dilakuakn terapi tetes mata untuk mengurangi kekeringan pada

mata dan juga diberikan kacamata yang sesuai. penambahan lensa sferis positif

sesuai pedoman umur yaitu umur 40 tahun (umur rata  –  rata) diberikan tambahan

sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50

Pasien dapat rawat jalan di poliklinik mata RSUD Ulin

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 15/17

15

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan kasus hipermetropi dengan presbiopi pada

 penderita perempuan usia 45 tahun. Dari anamnesa diketahui penderita

mengalami keluhan nyeri kepala dan pandangan dobel serta berbayang

terutama setelah membaca. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan visus OD dan

OS 5/60, tidak ada kelainan pada palpebra, konjungtiva, kornea, sclera, bilik

mata depan dan iris, dan lensa. Pada penderita diberikan terapi tetes mata dan

kacamata.pasien rawat jalan di poliklinik mata RSUD Ulin Banjarmasin

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 16/17

16

DAFTAR PUSTAKA

1.  Ilyas, S. 2004. Hipermetropia dalam Kelainan Refraksi dan Koreksi

Penglihatan. Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 35-45. 

2.  Riordan, Paul, Whitcher, John P. 2000. Vaughan & Asbury Oftalmologi

Umum. Jakarta: EGC. Hal: 401-402.

3.  James, Bruce,Chris C., Anthony B..2005. Lecture Notes Oftalmologi.

Jakarta : Erlangga. Hal: 35.

4. 

Ilyas, S. 2003. Pemeriksaan Hipermetropia dalam Dasar  –   Teknik

Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 31-

34.

5. 

Ilyas, S. 2001. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Penerbit FKUI. hal:

6-8.

6.  Ilyas, Sidarta, 2005.  Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit

Mata Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.

7.  Khurana A K. 2007. Chapter 3 Optics and Refraction,Comprehensive

Ophtamology, fourth edition. New Age international, New Delhi

8.  Ilyas, S. 2003. Uji Presbiopia dalam Dasar  –  Teknik Pemeriksaan dalam

Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Penerbit FKUI. hal: 38-39

8/10/2019 Lapsus Mata Erwin

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-mata-erwin 17/17

17