lapsus bronkiolitis

23
BAB I PENDAHULUAN Bronkiolitis adalah peradangan di bronkiolus. Penyakit ini sering didapatkan pada anak usia kurang dari 2 tahun. Selain itu, bronkiolitis juga merupakan penyebab tersering perawatan rumah sakit pada bayi di bawah 1 tahun, terutama usia antara 2 sampai 6 bulan. Penyakit ini ditandai oleh sindrom klinis berupa napas cepat, retraksi dada dan wheezing. 1 Penyebab terbanyak disebabkan oleh RSV (respiratory syncytial virus), penyebab lain pada kasus-kasus yang lebih jarang disebabkan oleh virus parainfluenza tipe 1 dan 3, Influenza B, Parainfluenza tipe 2, Adenovirus. Secara umum, bronkiolitis terjadi pada bayi berumur lebih 1 bulan.Tujuh puluh lima persen kasus bronkiolitis terjadi pada umur di bawah 1 tahun, mencapai 95% sampai dengan anak di bawah 2 tahun dengan puncak insiden terjadi pada usia 2-3 bulan. Faktor resiko penyakit ini diantaranya: berat bayi lahir rendah, bayi berumur kurang dari 6 bulan, bayi prematur, sosial ekonomi rendah, lingkungan pemukiman yang padat, terpapar asap rokok, ketiadaan pemberian ASI. 1 Infeksi pada sel respiratorius bronkiolus dan sel epitel bersilia menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi mukus, terjadi kematian sel, diikuti infiltrasi 1

Upload: ayu-putri-hitasari

Post on 02-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ed

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Bronkiolitis adalah peradangan di bronkiolus. Penyakit ini sering didapatkan pada anak usia kurang dari 2 tahun. Selain itu, bronkiolitis juga merupakan penyebab tersering perawatan rumah sakit pada bayi di bawah 1 tahun, terutama usia antara 2 sampai 6 bulan. Penyakit ini ditandai oleh sindrom klinis berupa napas cepat, retraksi dada dan wheezing.1Penyebab terbanyak disebabkan oleh RSV (respiratory syncytial virus), penyebab lain pada kasus-kasus yang lebih jarang disebabkan oleh virus parainfluenza tipe 1 dan 3, Influenza B, Parainfluenza tipe 2, Adenovirus. Secara umum, bronkiolitis terjadi pada bayi berumur lebih 1 bulan.Tujuh puluh lima persen kasus bronkiolitis terjadi pada umur di bawah 1 tahun, mencapai 95% sampai dengan anak di bawah 2 tahun dengan puncak insiden terjadi pada usia 2-3 bulan. Faktor resiko penyakit ini diantaranya: berat bayi lahir rendah, bayi berumur kurang dari 6 bulan, bayi prematur, sosial ekonomi rendah, lingkungan pemukiman yang padat, terpapar asap rokok, ketiadaan pemberian ASI.1Infeksi pada sel respiratorius bronkiolus dan sel epitel bersilia menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi mukus, terjadi kematian sel, diikuti infiltrasi limfosit peribronkial dan edema submukosa menyebabkan terjadinya penyempitan dan obstruksi pada saluran napas kecil. Hasil dari obstruksi selama ekspirasi ini menyebabkan terjadinya air trapping dan overinflasi untuk kemudian terjadi gangguan keseimbangan ventilasiperfusi.2,3Gejala awal adalah berupa infeksi saluran pernapasan atas seperti pilek, batuk dan panas yang sumer-sumer, setelah 1-2 hari keadaannya berkembang melibatkan saluran pernapasan bawah, batuk dan sesak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya suara wheezing dan ekspirasi yang memanjang.2,3Pada pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis umumnya dalam batas normal. Sedangkan pemeriksaan radiologis didapatkan gambaran hiperinflasi paru, sela iga melebar, depresi diafragma dan sudut kostofrenikus yang menyempit.4Diagnosis dari bronkiolitis tidak begitu sulit. Adapun diagnosa banding daripada bronkiolitis adalah asma bronkiale, bronkopneumonia, bronkitis akut, aspirasi benda asing. Prinsip terapi yang diberikan adalah suportif berupa pemberian oksigen dan terapi cairan.4Prognosis pasien dengan bronkiolitis biasanya baik. Kesulitan bernapas meningkat terjadi pada hari ke-3, gejala klinisnya membaik dalam waktu seminggu. Kematian terjadi kurang dari 1 % dari seluruh penderita.4

BAB IILAPORAN KASUS

2.1 Identitas PasienNama: WIDJenis Kelamin : Laki-Laki Umur: 9 bulanAlamat: Singakerta, UbudTanggal MRS: 27 Agustus 2014Tanggal Pemeriksaan: 27 Agustus 20142.2 Heteroanamnesis Anamnesis dilakukan terhadap ibu pasien.

Keluhan Utama: Sesak nafas

a. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang diantar oleh kedua orang tua nya ke Poli Anak RSUD Sanjiwani Gianyar pada 27 Agustus 2014 keluhan utama berupa sesak nafas. Orang tua pasien mengatakan bahwa sesak nafas muncul sejak 1 hari sebelum MRS. Sesak dikatakan muncul mendadak dan semakin memberat sejak pagi hari tadi sehingga pasien menjadi sering menangis dan tampak gelisah. Menurut orang tua pasien, terdapat suara ngik ngik saat pasien bernafas dan tampak pula adanya cekungan pada dada bagian bawah saat pasien menarik nafas. Pasien juga tampak kesulitan saat menarik dan mengeluarkan nafas. Menurut orang tua pasien, sesak tidak membaik dengan perubahan posisi. Sebelum sesak pasien dikatakan mengalami batuk, pilek, dan demam. Batuk pilek muncul sekitar 3 hari sebelum muncul gejala sesak. Batuk muncul terus menerus disertai dahak yang susah keluar. Demam dikatakan muncul mendadak namun tidak terlalu tinggi. Orang tua pasien dikatakan tidak mengukur suhu pasien saat itu. Saat demam pasien tampak gelisah namun tidak ada kejang dan menggigil. Dikatakan bahwa pasien tampak rewel semenjak sakit, dan nafsu makan minum pasien berkurang. BAK dan BAB dikatakan normal. Keluhan lain seperti muntah, mencret dan penurunan berat badan disangkal.b. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien dikatakan belum pernah menderita penyakit yang serupa sebelumnya.c. Riwayat Penyakit Keluarga Dan Sosial Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan serupa. Tidak ada riwayat alergi atau asma dalam keluarga

d. Riwayat Pribadi, Sosial, dan Lingkungan Pasien merupakan anak pertama. Pasien tinggal di rumah bersama ayah, ibu, beserta kakek neneknya Lingkungan rumah pasien dikatakan tidak terlalu bersih dan agak berdebu Ayah pasien memiliki kebiasaan merokok. Dikatakan kamar pasien sudah memiliki ventilasi yang cukup

1) Riwayat PersalinanPasien dikatakan lahir secara normal ditolong oleh bidan dengan berat badan lahir 2900 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala lupa. Pasien segera menangis saat lahir, dikatakan tidak ada kelainan bawaan, riwayat infeksi, dan penggunaan obat-obatan.

2) Riwayat ImunisasiPasien melakukan imunisasi di puskesmas secara lengkap untuk umurnya saat ini (termasuk imunisasi campak pada usia 9 bulan).

3) Riwayat Nutrisi Pasien dikatakan hanya minum ASI sejak lahir sampai berusia 6 bulan dengan frekuensi on demand. Kemudian ASI diberikan bersamaan dengan susu formula sejak usia 6 bulan hingga sekarang.Pasien sudah mulai makan bubur susu sejak berumur 6 sampai umur 8 bulan, dilanjutkan dengan makan bubur tim sejak berumur 9 bulan sampai sekarang.2.3 Pemeriksaan Fisik Status PresentKU: lemahKesadaran : compos mentisNadi : 104 x/ menit, reguler, isi cukupRR: 62 x/ menitTax : 37CBerat Badan: 8 kgBerat Badan Ideal: 8,8 kgPanjang Badan: 73 cmStatus Gizi: WHO Anthro: BB/U: - 0.23 (sesuai) BB/TB: - 1.03 (sesuai) TB/U: 1.18 (sesuai) Waterlow: 90,9% (gizi baik)Status GeneralKepala : Normocephali Mata: Anemia -/-, ikterus -/-, Reflek pupil +/+ isokor,

THT Telinga Inspeksi: Membran timpani intak, sekret (-) Hidung Inspeksi: Nafas cuping hidung (+), sekret (+) berwarna bening Tenggorokan: Faring hiperemi (+), Tonsil T1/T1 Lidah : basah Bibir: sianosis (-), muksa bibir basahLeher Inspeksi: benjolan (-), bendungan vena jugularis (-) Palpasi:pembesaran kelenjar getah bening (-), kaku kuduk (-)

Thorak Jantung Inspeksi: iktus kordis tidak tampak Palpasi: iktus kordis teraba di apex, thrill (-),kuat angkat (-) Auskultasi: S1S2 N reguler murmur (-). ParuInspeksi: gerakan dada saat diam simetris, gerakan dada saat bergerak simetris, retraksi subcosta (+) Palpasi: gerakan dada simetris Perkusi: sonor, batas jantung paru dalam batas normal Auskultasi: bronchial +/+, ronkhi +/+, wheezing +/+Abdomen Inspeksi: Distensi (-) Auskultasi: Bising Usus (+) normal Palpasi: Hepar dan Lien tidak teraba Turgor: normal

Ekstremitas Inspeksi: sianosis (-) Palpasi: Akral hangat (+) pada keempat ekstremitas

2.4LaboratoriumSerial Darah Lengkap PEMERIKSAANHASIL (28/8/14)NILAI RUJUKAN

WBC7,64,0 10,0

LYM2,00,8 4,0

MID0,60,1 0,9

GRA5,02,0 7,0

LYM%26,720,0 40,0

MID%8,43,0 9,0

GRA%64,950,0 70,0

RBC3,863,5 5,5

HGB9,811,0 16,0

HCT29,837,0 54,0

MCV77,382,0 95,0

MCH25,427,0 31,0

MCHC32,832,0 36,0

RDW15,39,0 17,0

PLT288150 450

MPV7,97,0 11,0

2.5 Diagnosis Bronkiolitis Akut + Gizi Baik

2.6 Diagnosis BandingPneumoniaAsma Bronkial

2.7 PenatalaksanaanTerapi : MRS O2 nasal kanul 1-2 lt/menit IVFD D5 NS 5 tetes per menit makro Nebulisasi combivent 3x1/2 respul Cefotaxim 3x250mg Ambroxol 3x3/4 cth Paracetamol 3x cth (KP) KIE keluarga pasienPlanning Pemeriksaan Penunjang:1. Rontgen ThoraxPlanning Monitoring :1. Vital sign2. Keluhan3. Tanda distress pernafasan

2.9 Follow Up Selama Di Ruangan Abimanyu

TanggalSubjective, Objective, Assessment, PlanningTherapy

28/8/2014

29/9/2013

30/08/2014

S : demam (-), sesak (+) berkurang, batuk (+), pilek (-), BAK/BAB (+) normal. Ma/mi +/+ menurun

O : St. Present N : 104 kali/menit RR : 48 kali/menit Tax : 36,30C St. GeneralMata: anemis -/-, ikterus -/- THT: Telinga : dbnHidung : NCH (-)Tenggorok : faring hiperemis (-) sekret (+) kental beningThorax: simetris, retraksi (+) subkostalCor : S1S2 tunggal regular murmur (-)Pulmo : ves +/+ rh +/+ wh -/-Abdomen : distensi (-) bising usus (+) NEkst: Hangat (+) Kulit: sianosis (-)A : Bronkiolitis Akut + Gizi Baik

S : demam (-), sesak (-) , batuk (+), pilek (-), ma/mi +/+ normal. BAB/BAK +/+ normalO : St. Present N : 112 kali/menit RR : 32 kali/menit Tax : 35,30C St. GeneralMata: anemis -/-, ikterus -/- THT: Telinga : dbnHidung : NCH (-)Tenggorok : faring hiperemis () sekret (-)Thorax: simetris, retraksi (-) Cor : S1S2 tunggal regular murmur (-)Pulmo : ves +/+ rh -/- wh -/-Abdomen : distensi (-) bising usus (+) NEkst: Hangat (+) Kulit: sianosis (-)

A : Bronkiolitis Akut + Gizi Baik

S : demam (-), sesak (-) , batuk (+), ma/mi normal, BAK/BAB (+) normal

O : St. Present N : 122 kali/menit RR : 32 kali/menit Tax : 36,20C St. GeneralMata: anemis -/-, ikterus -/- THT: Telinga : dbnHidung : NCH (-)Tenggorok : faring hiperemis (-) sekret (-)Thorax: simetris, retraksi (-) Cor : S1S2 tunggal regular murmur (-)Pulmo : ves +/+ rh -/- wh -/-Abdomen : distensi (-) bising usus (+) NEkst: Hangat (+) Kulit: sianosis (-)

A : Bronkiolitis Akut + Gizi Baik

O2 nasal kanul 1-2 lt/menit IVFD D5 NS 5 tetes per menit makro Nebulisasi Combivent 3x1/2 respul Cefotaxim 3x250mg Ambroxol 3x3/4 cth Paracetamol 3x cth (KP) KIE keluarga pasien

O2 nasal kanul 1-2 lt/menit IVFD D5 NS 5 tetes per menit makro Nebulisasi combivent 3x1/2 respul Cefotaxim 3x250mg Ambroxol 3x3/4 cth Paracetamol 3x cth (KP) KIE keluarga pasien

O2 nasal kanul 1-2 lt/menit IVFD D5 NS 5 tetes per menit makro Nebulisasi combivent 3x1/2 respul Cefotaxim 3x250mg Ambroxol 3x3/4 cth Paracetamol 3x cth (KP) KIE keluarga pasien

BAB IIIPEMBAHASAN

Bronkiolitis merupakan peradangan pada bronkiolus terminalis yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus dengan karakteristik adanya mengi.Bronkiolitis paling sering disebabkan oleh virus Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan virus penyebab tersering pada anak.Umumnya bronkiolitis mengenai usia