lap.posterior

35
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar, disertasi pembersihan, perbaikan bentuk dan kemudian saluram akar tersebut diisi oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi kelainan lebih lanjut atau infeksi ulang. Dalam melakukan perawatan saluran akar ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh operator, yaitu outline cavity entrance, preparasi cavity entrance, ekstirpasi jaringan pulpa, pengukuran panjang kerja, preparasi saluran akar, trial guttap, dan pengisian saluran akar. Pembuatan cavity entrance merupakan tahapan yang sangat penting dakam perawatan saluran akar. Cavity entrance adalah jalan masuk ke ruang pulpa. Dalam melakukan preparasi cavity entrance sebelumnya operator harus memahami tentang outline cavity entrance yang merupakan proyeksi ruang pulpa ke permukaan gigi. Outline dan preparasi cavity entrance pada gigi anterior dan posterior berbeda, oleh karena itu operator harus mengetahui perbedaan teknik preparasi cavity entrance pada masing-masing gigi agar perawatan 1

Upload: wardot

Post on 09-Aug-2015

443 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap.posterior

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan

mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran

akar, disertasi pembersihan, perbaikan bentuk dan kemudian saluram akar

tersebut diisi oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi kelainan lebih

lanjut atau infeksi ulang.

Dalam melakukan perawatan saluran akar ada beberapa tahapan yang

harus dilakukan oleh operator, yaitu outline cavity entrance, preparasi cavity

entrance, ekstirpasi jaringan pulpa, pengukuran panjang kerja, preparasi

saluran akar, trial guttap, dan pengisian saluran akar.

Pembuatan cavity entrance merupakan tahapan yang sangat penting

dakam perawatan saluran akar. Cavity entrance adalah jalan masuk ke ruang

pulpa. Dalam melakukan preparasi cavity entrance sebelumnya operator

harus memahami tentang outline cavity entrance yang merupakan proyeksi

ruang pulpa ke permukaan gigi. Outline dan preparasi cavity entrance pada

gigi anterior dan posterior berbeda, oleh karena itu operator harus mengetahui

perbedaan teknik preparasi cavity entrance pada masing-masing gigi agar

perawatan saluran akar dapat berhasil. Apabila operator tidak memahami

tentang cavity entrance, maka perawatan saluran akar yang dilakukan dapat

mengalami kegagalan.

Oleh karena pentingnya memahami cavity entrance, baik outline

maupun preparasinya, penulis akan mambahas tentang definisi dan tujuan

cavity entrance, outline cavity entrance pada gigi anterior baik yang normal

maupun gigi yang karies, serta kesalahan yang mungkin terjadi dalam

preparasi cavity entrance agar operator dapat meminimalisir kesalahan

tersebut.

1

Page 2: Lap.posterior

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan tujuan dari cavity entrance?

2. Bagaimana outline cavity entrance pada gigi-gigi posteior?

3. Bagaimana teknik preparasi cavity entrance pada gigi-gigi posterior?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dan tujuan dari cavity entrance

2. Memahami outline cavity entrance pada gigi-gigi posterior

3. Memahami teknik preparasi cavity entrance pada gigi-gigi posterior

2

Page 3: Lap.posterior

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Endodontik

Endodontik merupakan bagian ilmu kedokteran gigi yang menyangkut

diagnosis serta perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan

jaringan periapeks. Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan

keadaan gigi yang sakit agar dapat menerima secara biologic oleh jaringan

sekitarnya. Ini berarti bahwa gigi tersebut tanpa simtom, dapat berfungsi dan

tidak ada tanda-tanda patologik yang lain.

Tahap dasar perawatan endodontik ada tiga tahap. Pertama adalah tahap

diagnosa yang meliputi penentuan penyakit dan perencanaan perawatan.

Kedua, tahap preparasi. Pada tahap ini isi saluran akar dikeluarkan dan

saluran akar dipreparasi untuk menerima bahan pengisi. Ketiga adalah tahap

pengisian. Pada tahap terakhir ini saluran akar diisi dengan bahan yang dapat

menutupnya secara hermetic sampai batas dentin dan semen. Setiap aspek

perawatan endodontik termasuk dalam salah satu dari ketiga tahap tersebut.

Asas pokok yang mendasari perawatan gigi dengan masalah endodontik

adalah yang mendasari ilmu bedah pada umumnya. Teknik aseptik,

debridemen luka, drainase dan perawatan lembut jaringan baik dengan

istrumen maupun dengan obat-obatan semuanya adalah asas utama ilmu

bedah. Selama perawatan, semua jaringan pulpa harus dikeluarkan, saluran

akar dibesarkan dan diirigasi, permukaan saluran disterilkan sebagai yang

ditentukan oleh pemeriksaan bakteriologik, dan saluran akar diobsturasi

dengan baik untuk mencegah kemungkinan infeksi kembali.

2.2 Instrumen Dasar Pada Endodonsi

Telah diketahui bahwa keberhasilan perawatan endodonsi tergantung

pada pembersihan yang menyeluruh dan perbaikan untuk saluran akar serta

pada pengisian saluran akar tiga dimensi dengan gutta percha dan sealer yang

padat.

3

Page 4: Lap.posterior

Untuk memenuhi tujuan ini, endodontis harus mempunyai alat yang

berbeda, masing-masing dibuat untuk tujuan tertentu. Beberapa alat ini

digunakan selama bertahun-tahun sesuai dengan kemajuan teknologi

menghasilkan situasi dimana evaluasi fungsi dan keterbatasan produk

menjadi sangat penting.

Sesuai fungsinya alat-alat endodonsi adalah sebagai berikut:

1. Alat preparasi orifice

a. Paket peralatan dasar

b. Bur

c. Rubber dam

2. Alat untuk preparasi saluran akar

a. Hand instrument

i. Reamer

ii. Eksterpansi

iii. File

b. Alat saluran akar dengan bantuan listrik

i. Handpiece

c. Alat pengukuran saluran akar elektronik

d. Alat pengukur, jangka dan penggaris

e. Alat untuk mengeluarkan alat endodonti yang patah dan

Pasak.

3. Alat pengisian saluran akar

a. Kondensasi lateral dan vertikal

b. Pemadatan termokemis

c. Suntikan gutta percha termoplastis

d. Kondenser endodonti endotec

e. File saluran akar spiral

4. Peralatan untuk menyimpan dan sterilisasi alat

(Harty; 1992)

4

Page 5: Lap.posterior

2.3 Preparasi Saluran Akar

Perawatan saluran akar dapat didefinisikan sebagai mengeluarkan

seluruh pulpa gigi yang rusak diikuti dengan pembersihan, perbaikan bentuk

dan pengisian sistem saluran akar sehingga gigi dapat menjadi unit

fungsional, dalam lengkung rahang. Eksterpasi dari pulpa vital diikuti dengan

terapi saluran akar mungkin diperlukan pada kasus dimana rencana perawatan

mencakup pembuatan overdenture atau bila susunan angulasi akar terhadap

mahkota mengharuskan dibuatnya pasak atau core.

Tujuan perawatan ini untuk membersihkan kavitas pulpa yang

terinfeksi dan kotoran toksik serta untuk membentuk saluran akar dari

jaringan periodontal dan dari rongga mulut.

Alasan perawatan terletak pada fakta bahwa pulpa nonvital, avaskular,

tidak mempunyai mekanisme perlindungan diri. Jaringan ini dalam saluran

akar mengalami autolisis dan produknya akan berdifusi ke jaringan di

sekitarnya dan menimbulkan iritasi periapikal bahwa walaupun tidak terjadi

kontaminasi bakteri. Terapi endodonti harus mencakup penutupan seluruh

sistem saluran akar untuk mencegah timbunan cairan jaringan di saluran akar

dan membentuk media kultur bakteri sisa atau mikroorganisma yang dapat

masuk dari aliran darah. Perawatan saluran akar dapat dilakukan pada salah

satu dari kedua cara, baik dengan cara konvensional melalui kavitas orifice

yang dibuat di mahkota gigi atau dengan cara operasi. (Harty; 1992)

2.4 Obat-obatan Intrasaluran

Obat-obatan saluran akar dianjurkan sebagai perawatan endododnti

rutin untuk berbagai alasan. Namun obat-obat ini jangan digunakan sebagai

pengganti preparasi kemomekanis dario sistem saluran akar, yang membentuk

perawatan endodonti yang baik dan berhasil.

Pada terapi endodonti multikunjungan, obat-obat saluran akar

digunakan untuk satu atau beberapa alasan berikut ini:

1. Untuk membantu mengeluarkan mikroorganisme

2. Mengurangi rasa sakit

5

Page 6: Lap.posterior

3. Menghilangkan eksudat apikal

4. Untuk mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan

Keras.

5. Untuk mengontrol resorpsi peradangan akar

Bila sebagian besar obat-obatan yang digunakan dahulu umumnya

dalam bentuk cairan, sekarang obat-obat ini paling sering digunakan dalam

bentuk pasta. Pasta mempunyai kelebihan yaitu memberikan ketebalan bahan

yang mengeluarkan komponen aktif selama periode waktu tertentu ke dentin

dan jaringan periodontal, dengan juga mengisi saluran akar. (Harty; 1992)

2.5 Pengisian saluran akar

Setelah jaringan pulpa dikeluarkan akan terdapat luka, yang kemudian

dibersihkan dan didesinfeksi dengan instrumentasi dan irigasi. Luka ini tidak

akan menutup epitelium, seperti luka pada tubuh lain, dan karena itu mudah

terkena infeksi ulang, untuk mencegah penetrasi mikroorganisma dan toksin

dari luar melalui rongga pulpa ke tubuh, ruang ini harus ditutup di bagian

koronal dan apikal, yang terakhir ini untuk mencegah infeksi dan untuk

memblokir lubang periapeks bagi organisme yang bahkan setelah

instrumentasi maupun desinfeksi, tetap hidup dalam rongga pulpa. Selain itu,

untuk mencegah infeksi ulang dari ruang pulpa oleh mikroorganisme dari

rongga mulut, seluruh ruang pulpa harus diisi , jadi memblokir tubula dentin

dan saluran asesori. Dengan cara menentukan lokus pembelahan bakteri dan

semua lubang masuk ke tubuh, maka hal ini dapat dicegah.

Pada prakteknya, seal yang tidak permeabel harus menutup foramen

apikal dan dari bahan yang sesuai serta dapat berfungsi sebagai dresing luka

dimana jaringan sehat akan dibentuk untuk beberapa tahun. (Harty; 1992)

2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan

perawatan saluran akar

Perawatan saluran akar merupakan prosedur perawatan gigi yang

bermaksud mempertahankan gigi dan kenyamanannya agar gigi yang sakit

6

Page 7: Lap.posterior

dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya, tanpa simtom, dapat

berfungsi kembali dan tidak ada yanda-tanda patologik. Gigi yang sakit bila

dirawat dan direstorasi dengan baik akan bertahan seperti gigi vital selama

akarnya terletak pada jaringan sekitarnya yangsehat (Bence, 1990).

Tidak semua perawatan saluran akar berhasil dengan baik. Pasien harus

selalu diberi tahu mengenai kemungkinan terjadinya kegagalan perawatan.

Prognosisnya sering berubah pada waktu sebelum, selama dan sesudah

perawatan bergantung kepada apa yang terjadi dan apa yang ditemukan

selama atau setelah perawatan. Prognosis memuaskan pada permulaan

perawatan dapat berubah menjadi prognosis yang lebih buruk atau tidak

memuaskan pada akhir prosedur. Dokter gigi harus memberikan pandangan

umum bahwa hasil yang mungkin terjadi adalah memuaskan, meragukan atau

tidak memuaskan. Mereka akan tahu bahwa segala sesuatunya mungkin tidak

akan berjalan seperti yang diharapkan. Pasien akan lebih menerima jika

kegagalan terjadi. Interprestasi keberhasilan atau kegagalan berbeda-beda

pada setiap klinisi. Kriteria keberhasilan bagi seorang dokter gigi mungkin

berupa lamanya hasil perawatan bertahan dan kriteria kegagalannya mungkin

kalau pasien mengeluhkan gejala sakit pada gigi yang telah dirawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan

perawatan saluran akar adalah faktor patologi, faktor penderita, faktor

anatomi, faktor perawatan dan kecelakaan prosedur perawatan (Ingle, 1985;

Cohen & Burn, 1994; Walton & Torabinejab, 1996).

a.. Faktor Patologis

1. Keadaan patologis jaringan pulpa.

Beberapa peneliti melaporkan tidak ada perbedaan yang berarti dalam

keberhasilan atau kegagalan perawatan saluran akar yang melibatkan

jaringan pulpa vital dengan pulpa nekrosis. Peneliti lain menemukan

bahwa kasus dengan pulpa nekrosis memiliki prognosis yang lebih baik

bila tidak terdapat lesi periapikal.

7

Page 8: Lap.posterior

2. Keadaan patologis periapikal

Adanya granuloma atau kista di periapikal dapat mempengaruhi hasil

perawatan saluran akar. Secara umum dipercaya bahwa kista apikalis

menghasilkan prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan lesi

granulomatosa. Teori ini belum dapat dibuktikan karena secara

radiografis belum dapat dibedakan dengan jelas ke dua lesi ini dan

pemeriksaan histologi kista periapikal sulit dilakukan.

3. Keadaan periodontal

Kerusakan jaringan periodontal merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi prognosis perawatan saluran akar. Bila ada hubungan

antara rongga mulut dengan daerah periapikal melalui suatu poket

periodontal, akan mencegah terjadinya proses penyembuhan jaringan

lunak di periapikal. Toksin yang dihasilkan oleh plak dentobakterial

dapat menambah bertahannya reaksi inflamasi.

4. Resorpsi internal dan eksternal

Kesuksesan perawatan saluran akar bergantung pada kemampuan

menghentikan perkembangan resorpsi. Resorpsi internal sebagian besar

prognosisnya buruk karena sulit menentukan gambaran radiografis,

apakah resorpsi internal telah menyebabkan perforasi. Bermacam-

macam cara pengisian saluran akar yang teresorpsi agar mendapatkan

pengisian yang hermetis.

b. Faktor Penderita

Faktor penderita yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

suatu perawatan saluran akar adalah sebagai berikut (Ingle, 1985; Cohen &

Burns, 1994;Walton &Torabinejad, 1996) :

1. Motivasi Penderita

Pasien yang merasa kurang penting memelihara kesehatan mulut dan

melalaikannya, mempunyai risiko perawatan yang buruk.

Ketidaksenangan yang mungkin timbul selama perawatan akan

menyebabkan mereka memilih untuk diekstraksi (Sommer,

1961).

8

Page 9: Lap.posterior

2. Usia Penderita

Usia penderita tidak merupakan faktor yang berarti bagi kemungkinan

keberhasilan atau kegagalan perawatan saluran akar. Pasien yang lebih

tua usianya mengalami penyembuhan yang sama cepatnya dengan

pasien yang muda. Tetapi penting diketahui bahwa perawatan lebih sulit

dilakukan pada orang tua karena giginya telah banyak mengalami

kalsifikasi. Hali ini mengakibatkan prognosis yang buruk, tingkat

perawatan bergantung pada kasusnya (Ingle, 1985).

3. Keadaan kesehatan umum

Pasien yang memiliki kesehatan umum buruk secara umum memiliki

risiko yang buruk terhadap perawatan saluran akar, ketahanan terhadap

infeksi di bawah normal. Oleh karena itu keadaan penyakit sistemik,

misalnya penyakit jantung, diabetes atau hepatitis, dapat menjelaskan

kegagalan perawatan saluran akar di luar kontrol ahli endodontis

(Sommer, dkk, 1961; Cohen & Burns, 1994).

c. Faktor Perawatan

Faktor perawatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

suatu perawatan saluran akar bergantung kepada :

1. Perbedaan operator

Dalam perawatan saluran akar dibutuhkan pengetahuan dan aplikasi

ilmu biologi serta pelatihan, kecakapan dan kemampuan dalam

manipulasi dan menggunakan instrumen-instrumen yang dirancang

khusus. Prosedur-prosedur khusus dalam perawatan saluran akar

digunakan untuk memperoleh keberhasilan perawatan. Menjadi

kewajiban bagi dokter gigi untuk menganalisa pengetahuan serta

kemampuan dalam merawat gigi secara benar dan efektif (Healey,

1960; Walton &Torabinejad, 1996).

2. Teknik-teknik perawatan

Banyak teknik instrumentasi dan pengisian saluran akar yang tersedia

bagin dokter gigi, namun keuntungan klinis secara individual dari

masing-masing ukuran keberhasilan secara umum belum dapat

9

Page 10: Lap.posterior

ditetapkan. Suatu penelitian menunjukan bahwa teknik yang

menghasilkan penutupan apikal yang buruk, akan menghasilkan

prognosis yang buruk pula (Walton & Torabinejad, 1996).

3. Perluasan preparasi atau pengisian saluran akar.

Belum ada penetapan panjang kerja dan tingkat pengisian saluran akar

yang ideal dan pasti. Tingkat yang disarankan ialah 0,5 mm, 1 mm atau

1-2 mm lebih pendek dari akar radiografis dan disesuaikan dengan usia

penderita. Tingkat keberhasilan yang rendah biasanya berhubungan

dengan pengisian yang berlebih, mungkin disebabkan iritasi oleh

bahan-bahan dan penutupan apikal yang buruk. Dengan tetap

melakukan pengisian saluran akar yang lebih pendek dari apeks

radiografis, akan mengurangi kemungkinan kerusakan jaringan

periapikal yang lebih jauh (Walton & Torabinejad, 1996).

d. Faktor Anatomi Gigi

Faktor anatomi gigi dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan

suatu perawatan saluran akar dengan mempertimbangkan :

1. Bentuk saluran akar

Adanya pengbengkokan, penyumbatan,saluran akar yang sempit, atau

bentuk abnormal lainnya akan berpengaruh terhadap derajat kesulitan

perawatan saluran akar yang dilakukan yang memberi efek langsung

terhadap prognosis (Walton & Torabinejad, 1996).

2. Kelompok gigi

Ada yang berpendapat bahwa perawatan saluran akar pada gigi tunggal

mempunyai hasil yang lebih baik dari pada yang berakar jamak. Hal ini

disebabkan karena ada hubungannya dengan interpretasi dan visualisasi

daerah apikal pada gambaran radiografi. Tulang kortikal gigi-gigi

anterior lebih tipis dibandingkan dengan gigi-gigi posterior sehingga

lesi resorpsi pada apeks gigi anterior terlihat lebih jelas. Selain itu,

superimposisi struktur radioopak daerah periapikal untuk gigi-gigi

anterior terjadi lebih sedikit, sehingga interpretasi radiografinya mudah

10

Page 11: Lap.posterior

dilakukan. Radiografi standar lebih mudah didapat pada gigi anterior,

sehingga perubahan periapikal lebih mudah diobservasi dibandingkan

dengan gambaran radiologi gigi posterior (Walton & Torabinejad,

1989).

3. Saluran lateral atau saluran tambahan

Hubungan pulpa dengan ligamen periodontal tidak terbatas melalui

bagian apikal saja, tetapi juga melalui saluran tambahan yang dapat

ditemukan pada setiap permukaan akar. Sebagian besar ditemukan pada

setengah apikal akar dan daerah percabangan akar gigi molar yang

umumnya berjalan langsung dari saluran akar ke ligamen periodontal

(Ingle, 1985). Preparasi dan pengisian saluran akar tanpa

memperhitungkan adanya saluran tambahan, sering menimbulkan rasa

sakit yang hebat sesudah perawatan dan menjurus ke arah kegagalan

perawatan akhir (Guttman, 1988).

e. Kecelakaan Prosedural

Kecelakaan pada perawatan saluran akar dapat memberi pengaruh pada

hasil akhir perawatan saluran akar, misalnya :

1. Terbentuknya ledge (birai) atau perforasi lateral.

Birai adalah suatu daerah artifikasi yang tidak beraturan pada

permukaan dinding saluran akar yang merintangi penempatan

instrumen untuk mencapai ujung saluran (Guttman, et all, 1992). Birai

terbentuk karena penggunaan instrumen yang terlalubesar, tidak sesuai

dengan urutan; penempatan instrumen yang kurang dari panjang

kerja atau penggunaan instrumen yang lurus serta tidak fleksibel di

dalam saluran akar yang bengkok (Grossman, 1988, Weine, 1996).

Birai dan ferforasi lateral dapat memberikan pengaruh yang merugikan

pada prognosis selama kejadian ini menghalangi pembersihan,

pembentukan dan pengisian saluran akar yang memadai (Walton &

Torabinejad, 1966).

11

Page 12: Lap.posterior

2. Instrumen patah

Patahnya instrumen yang terjadi pada waktu melakukan perawatan

saluran akar akan mempengaruhi prognosis keberhasilan dan kegagalan

perawatan. Prognosisnya bergantung pada seberapa banyak saluran

sebelah apikal patahan yang masih belum dibersihkan dan belum

diobturasi serta seberapa banyak patahannya. Prognosis yang baik jika

patahan instrumen yang besar dan terjadi ditahap akhir preparasi serta

mendekati panjang kerja. Prognosis yang lebih buruk jika saluran akar

belum dibersihkan dan patahannya terjadi dekat apeks atau diluar

foramen apikalis pada tahap awal preparasi (Grossman, 1988; Walton &

Torabinejad, 1996).

4. Fraktur akar vertikal

Fraktur akar vertikal dapat disebabkan oleh kekuatan kondensasi

aplikasi yang berlebihan pada waktu mengisi saluran akar atau pada

waktu penempatan pasak. Adanya fraktur akar vertikal memiliki

prognosis yang buruk terhadap hasil perawatan karena menyebabkan

iritasi terhadap ligamen periodontal (Walton &Torabinejad, 1996).

12

Page 13: Lap.posterior

BAB 3. PEMBAHASAN

CAVITY ENTRANCE UNTUK GIGI GELIGI POSTERIOR

Cavity entrance adalah teknik untuk membuat akses ke saluran akar dalam

perawatan endodontic. Untuk dapat melakukan cavity entrance dibuat suatu

outline form untuk mempermudah pekerjaan cavity entrance tersebut. Outline

Form Cavity Entrance merupakan proyeksi ruang pulpa ke permukaan gigi di

bagian cingulum untuk gigi anterior atau oklusal untuk gigi posterior. Tujuanya

untuk membuat akses yang lurus, menghemat preparasi jaringan gigi, membuka

atap ruang pulpa.

Cavity entrance pada tiap gigi berbeda baik dari segi bentuk outlinenya

serta teknik yang dilakukan untuk cavity entrancenya. Hal ini dikarenakan

perbedaan bentuk anatomis pada tiap-tiap gigi sehingga antar gigi memiliki

perbedaan dalam proses cavity entrancenya.

1. Saluran Akar Tunggal

a. Preparasi dimulai dengan round bur no 2 atau 4 atau tapered fissure

diamond bur dengan arah tegak lurus pada permukaan enamel

samapimenembus jaringan dentin dan diteruskan sampai atap pulpa

terbukan dengan kedalaman 3mm.

b. Setelah itu arah bur diubah menjadi sejajar sumbu gigi sampai

menembus R.Pulpa sehingga ditemukan lubang saluran akar yang

terletak pada dasar R.pulpa yang disebut orifice.

c. Gunakan tapered fissure no 2 atau 4 untuk membentuk dinding cavity

entrance divergen ke arah oklusal atau insisal samapi jarum miller

dapat masuk dengan lurus, setelah terasa tembus maka orifice dicari

dengan menggunakan jarum miller.

d. Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur

dengan gerakan menarik keluar kavitas sehingga cavity entrance

terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam

saluran akar dengan bebas.Masukkan jarum ektirpasi, diputar searah

13

Page 14: Lap.posterior

jarum jam dan ditarik keluar, diulang lagi sampai jaringan pulpa

dicabut.

2. Saluran Akar Ganda

a. Pembutan cavity entrance menggunakan round bur no1 atau tapered

fissure diamond bur pada tengah fossa di bagian oklusal atau endo

access.

b. Setelah kedalaman preparasi mencapaidentin, preparasi dilanjutkan

menggunakan fissure diamond bur sampai ditemukan orifice ke 3

saluran akar.

c. Pada gigi berakar ganda, bila atap pulpa belum terbuka maka cari

orifice yang paling besar terlebih dahulu, kemudian atap pulpa

diangkat dengan bur sesuai letak orifice.

d. Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur

dengan gerakan menarik keluar kavitas, sehingga cavity entrance

terbentuk dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan ke dalam

saluran akar dengan bebas.

Bentuk outline cavity entrance untuk tiap gigi baik anterior maupun

posterior dari rahang atas dan rahang bawah dijelaskan pada gambar berikut ini .

Outline cavity entrance gigi rahang atas

Outline cavity entrance untuk gigi rahang bawah

14

Page 15: Lap.posterior

CAVITY ENTRANCE PADA GIGI POSTERIOR

1. Gigi Premolar Rahang Atas

Gigi Premolar Rahang Atas terdiri dari Gigi Premolar Pertama dan

Kedua Rahang Atas. Perbedaan antara keduanya adalah jumlah akarnya.

Premolar pertama biasanya memiliki dua akar yang divergen, sedangkan

premolar kedua memiliki satu akar. Sedangkan untuk saluran akarnya,

premolar pertama rahang atas memiliki banyak variasi, ada yang memiliki

dua saluran akar yang terpisah dari ruang pulpa sampai ke foramen

apikalnya, ada yang dua saluran yang kemudian menyatu menjadi satu di

foramen apical dan beberapa variasi lainnya. Sementara untuk premolar

kedua rahang atas umumnya memiliki satu saluran akar sesuai dengan

jumlah akarnya yang juga satu.

Untuk outline cavity entrancenya, gigi premolar pertama dan kedua

rahang atas memiliki bentuk yang sama yaitu berbentuk oval yang

memanjang dari daerah bukal ke palatal. Perbedaan keduanya hanya pada

saat bur telah menembus ruang pulpa,

Outline cavity entrance gigi premolar rahang atas padangan bukal,

mesio-distal, dan oklusal

15

Page 16: Lap.posterior

Pada skema tersebut dijelaskan tahapan dalam cavity entrance pada gigi

premolar (satu) rahang atas:

1. Dengan menggunakan round bur besar (gambar A), dibuat akses untuk

menembus ke ruang pulpa, sesuai dengan bentuk outline telah

dijelaskan tadi yang berbentuk oval memanjang dari bukal ke palatal.

Pengeburan dimulai dari daerah teangah permukaan oklusal antara

cusp bukal dan palatal. Round bur diarahkan sejajar sumbu panjang

gigi sampai menembus ke ruang pulpa

2. Setelah menembus ruang, kemudian dicari orifice untuk memastika

bahwa saluran tidak buntu dengan menggunakan jarum miller.

3. Setalah menembus ruang pulpa (gambar B), kemudian dilakukan

pembersihan tanduk pulpa, round bur ditempatkan di samping dinding

kamar pulpa dan memotong kea rah oklusal untuk mengambil ruang

pulpa (gambar C)

4. Setelah tanduk pulpa dibersihkan, maka hasil pengeburan kemudian

dirapikan dengan menggunakan fissure bur.

5. Hasil preparasi berupa suatu akses yang lurus yang memungkinkan

alat preparasi masuk tanpa hambatan ke dalam saluran akar. Cara

mengeceknya dengan memasukkan sonde lurus ke orifce slauran akar,

jika hasil preparasi sudah benar, maka sonde akan masuk ke dalam

saluran akar mengikuti jalan masuk tanpa hambatan dari dinding

preparasi cavity entrance tersebut

Untuk premolar kedua rahang atas, tahapan cavity entrance sama

dengan premolar pertama rahang atas.

16

Page 17: Lap.posterior

2. Gigi Premolar Rahang Bawah

Premolar rahang bawah terdiri dari premolar pertama dan kedua rahang

bawah. Keduanya memiliki bentuk outline yang sama yaitu berbentuk oval

dala arah bukal lingual, namum terkadang dapat juga berbentk bulat.

Outline cavity entrance gigi premolar rahang bawah dari pandangan bukal,

mesiodistal, dan oklusal

Dari skema di atas digambarka tahapan cavity entrance pada gigi

premolar rahang bawah.

1. Membuat akses dari oklusal ke ruang pulpa dengan menggunakan

round bur besar sesuai dengan bentuk outline yaitu oval pada daerah

sepertiga tengah lereng lingual cusp buka diarahkan sepanjang sumbu

panjang akar. Hal ini untuk mencegah perforasi da mengimbangi

17

Page 18: Lap.posterior

kemiringan dari cusp bagian lingual. Pengeburan dilakukan sampai

menembus ke ruang pulpa.

2. Setelah menembus ruang pulpa, kemudian dicari orifice menggunakan

jarum miller

3. Setelah orifice ditemukan, kemudian dilakukan pembersihan tanduk

pulpa dengan menggunakan round bur dengan teknik yang sama

seperti pada gigi premolar rahang atas yaitu menggunakan round bur.

4. Setelah tanduk pulpa dibersihkan, maka hasil cavity entrance tersebut

dirapikan dengan menggunaka fissure bur.

5. Hasil cavity entrance berupa akses yang lurus terhadap saluran akar

dan cara mengeceknya juga sama seperti pada premolar rahang atas.

3. Gigi Molar Rahang Atas

Gigi molar rahang atas terdiri dari gigi molar pertama, molar kedua dan

molar ketiga rahang atas. Ketiganya memiliki jumlah akar yang sama,

yaitu tiga akar, yang membedakan adalah bentuk anatomi koronalnya.

Outline dari cavity entrance gigi molar atas berbentuk triangular dengan

alas sejajar bukal.

Outlne cavity entrance pada gigi molar rahang atas

dari pandangan bukal dan oklusal

18

Page 19: Lap.posterior

Bentuk outline pada gigi molar atas dengan 3 orifice (kiri)

dan 4 orifice (kanan)

Tahapan cavity entrance pada gigi molar atas yaitu:

1. Dengan round bur, dilakukan pengeburan menembur enamel gigi

sesuai dengan otline yang telah ditentukan. Bur diletakkan pada fossa

sentral dan menyudut terhadap akar palatal sampai bur menembus ke

ruang pulpa.

2. Kemudian dicari orifice untuk menentukan jumlah saluran akar yang

nantinya harus dirawat PSA. Molar atas umumnya memiliki 3 saluran

akar, namun kadang terdapat juga molar atas dengan 4 saluran akar,

biasanya satu saluran akar tambahan tersebut berada di akar mesial.

3. Setelah menembus ke ruang pulpa dan orifice ditemukan, kemudian

dilakukan pembersihan tanduk pulpa dengan menggunakan round bur

dengan teknik yang sama dengan gigi lainnya. Pemotongan ke arah

oklusal dilakukan dengan mengambil bagian terbesar atap kamar pulpa

terlebih dahulu yaitu bagian palatal

4. Atap kamar pulpa yang tersisa dibershkan dengan fissure bur silindris

sekaligus untuk menghaluskan dinding kavitas.

5. Hasil cavity entrance berupa akses yang lurus tanpa hambatan ke

saluran akar. Dinding kavitas dibuat divergen kea rah permukaan

oklusal. Pengecekan hasil preparasi dilakukan dengan sonde

19

Page 20: Lap.posterior

4. Gigi Molar Rahang Bawah

Gigi molar rahang bawah terdiri dari gigi molar pertama, molar kedua dan

molar ketiga rahang bawah. Ketiganya memiliki 2 akar (mesial-distal) dan

umumnya memiliki 2 saluran akar. Namun, terdapat beberapa variasi

jumlah saluran akar. Misalnya pada gigi molar pertama jumlahnya dapat

mencapai 4 saluran (2 mesial-2 distal) dan pada gigi molar kedua rahang

bawah terdapat bentukan khusus dari saluran akarnya yang disebut “C-

shaped”.

Umumnya pada molar rahang bawah bentuk outlinenya berupa triangular

denga alas sejajar mesial / rhomboid.

Outline form gigi molar rahang bawah

dari pandangan bukal, mesio-distal dan oklusal

20

Page 21: Lap.posterior

Molar bawah dengan 3 saluran akar (kiri), 4 saluran akar

dan bentukan “c-shaped’

tahapan cavity entrance pada molar rahang bawah yaitu:

1. Melakukan pengeburan pada oklusal sesuai dengan bentuk outline

yang sudah ditentukan dengan round bur. Pengeburan dilakukan pada

fossa sentral dengan sudut pengeburan kea rah distal (kamar pulpa

terbesar), meluas kea rah cusp mesiobukal untuk menemukan saluran

akar mesiobukal.

2. Jika kamar pulpa sudah terbuka maka dicari orifice menggunakan

jarum miller.

3. Setelah kamar pulpa terbuka dan orifice ditemukan, dilakukan

pembersihan tanduk pulpa menggunakan round bur besar dengan

teknik yang sama denga gigi lainnnya.

4. Setelah tanduk pulpa dibersihkan denga round bur, maka kavitas

dibentuk menggunakan fissure bur silindris, hal ini juga sekaligus

membersihkan sisa tanduk pulpa yang mungkin tidak terangkat dengan

round bur besar.

5. Hasil preparasi berupa akses yang lurus yang memungkinkan alat

preparasi saluran akar masuk tanpa hambatan. Pengecekan dilakukan

dengan sonde lurus sama seperti yang lainnya.

21

Page 22: Lap.posterior

22

Page 23: Lap.posterior

BAB 4. KESIMPULAN

Cavity Entrance merupakan jalan masuk menuju ruang pulpa pada gigi

dalam bentuk kavitas, kavitas tersebut dibentuk dengan jalan pengeburan pada

permukaan palatal/lingual (gigi anterior) atau oklusal (gigi posterior). Sebelum

dilakukan preparasi cavity entrance pada pasien, hal-hal yang harus dilakukan

oleh operator adalah melakukan anestesi pada region gigi yang akan di preparasi.

Setelah itu operator hendaknya dapat menentukan outline pada gigi yang akan

dilakukan preparasi cavity entrance.

Outline Cavity entrance adalah proyeksi ruang pulpa ke permukaan gigi di

bagian singulum (fosa caecum) atau oklusal. Outline cavity entrance digambar

pada bagian palatal/lingual gigi anterior atau bagian oklusal gigi posterior. Tujuan

dari dilakukannya cavity entrance adalah untuk menghindari terbuangnya

terbuangnya jaringan gigi yang berlebihan pada waktu preparasi cavity entrance.

Outline pada gigi posterior seperti pada gigi anterior juga mengikuti

bentuk dari kamar pulpa gigi tersebut.

- Gigi premolar berbentuk oval baik premolar atas maupun premolar bawah

yang memanjang dari daerah fasial ke palatal/lingual

- Gigi molar berbentuk triangular, dimana gigi molar atas outlinenya

triangular dengan alasnya sejajar permukaan bukal, sedangkan gigi molar

bawah berbentuk triangular dengan alas sejajar permukaan mesial.

23

Page 24: Lap.posterior

DAFTAR PUSTAKA

Caicedo et al. 2008. Guidelines for Access Cavity Preparation in Endodontics.

Available at http://www.devosendo.nl/uploads/pdf/116_Guidelines

%20for%20access%20cavity.pdf. Diakses tanggal 6 September 2012

Grosman, 195, Ed.11 Ilmu Endodontic dalam Praktek, Rafiah Abiyono,

Jakarta,EGC, Hal:196-264.

Johnson W.T. 2002.Color Atlas of Endodontics. WB Saunders Company.

Philadelphia

Walton R.E. and Torabinejad M. 2002. Principles and Practices of Endodontics

3rd Ed. WB Saunders Company. Philadelphia

24