laporan_tutorial_skenario_v.docx

34
7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 1/34 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang banyak terdapat dalam masyarakat dan dapat terjadi di negara maju maupun di negara  berkembang. Dapat didefinisikan sebagai proses patologis yang mengenai  jaringan periodontal, karena penyakit periodontal merupakan penyakit multifaktor yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor lingkungan seperti patogen  periodontal dan pertahanan tubuh. Penyabab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi di permukaan gigi (plak bakteri dan produk-  produk yang dihasilkannya), walaupun faktor-faktor lain dapat mempengaruhi  jaringan periodontal, Pembesaran gingiva merupakan keadaan dimana terjadi pertumbuhan yang  berlebih dari jaringan gingiva, pada beberapa kasus dapat juga disebut hiperplasi gingiva. Pembesaran ini sering dijumpai pada penyakit gingiva. Pembesaran gingiva dapat menimbulkan ketidaknyamanan, terutama jika sudah mempengaruhi fungsi bicara dan mastikasi, dapat menimbulkan halitosis, dan mengganggu estetik. erusakan jaringan periodontal akibat penggunaan ortodonti dan restorasi yang kurang tepat dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah periodonsium. !espon dari jaringan yang mengalami kerusakan akibat adanya tekanan yang  berlebihan antara lain adalah adanya respon rasa sakit, adanya nekrosis seluler  pada daerah ligament periodontal dan terjadi under mining resorption atau indirect resorbsi. "elain dari pemakaian orto cekat yang memberikan tekanan berlebih kerusakan pada jaringan periodontal dapat juga di akibatkan oleh restorasi yang under maupun over hanging. #al ini di karenakan adanya penumpukan jumlah  plak yang besar pada daerah yang under ataupun over hanging terutama apa bila kavitas tersebut dekat dengan margin gingival, hal ini akan menyebabkan adanya

Upload: istidaristivia

Post on 05-Mar-2016

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 1/34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang banyak terdapat

dalam masyarakat dan dapat terjadi di negara maju maupun di negara

 berkembang. Dapat didefinisikan sebagai proses patologis yang mengenai

 jaringan periodontal, karena penyakit periodontal merupakan penyakit multifaktor 

yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor lingkungan seperti patogen periodontal dan pertahanan tubuh. Penyabab utama penyakit periodontal adalah

mikroorganisme yang berkolonisasi di permukaan gigi (plak bakteri dan produk-

 produk yang dihasilkannya), walaupun faktor-faktor lain dapat mempengaruhi

 jaringan periodontal,

Pembesaran gingiva merupakan keadaan dimana terjadi pertumbuhan yang

 berlebih dari jaringan gingiva, pada beberapa kasus dapat juga disebut hiperplasi

gingiva. Pembesaran ini sering dijumpai pada penyakit gingiva. Pembesaran

gingiva dapat menimbulkan ketidaknyamanan, terutama jika sudah mempengaruhi

fungsi bicara dan mastikasi, dapat menimbulkan halitosis, dan mengganggu

estetik.

erusakan jaringan periodontal akibat penggunaan ortodonti dan restorasi

yang kurang tepat dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah periodonsium.

!espon dari jaringan yang mengalami kerusakan akibat adanya tekanan yang

 berlebihan antara lain adalah adanya respon rasa sakit, adanya nekrosis seluler 

 pada daerah ligament periodontal dan terjadi under mining resorption atau indirect

resorbsi. "elain dari pemakaian orto cekat yang memberikan tekanan berlebih

kerusakan pada jaringan periodontal dapat juga di akibatkan oleh restorasi yang

under maupun over hanging. #al ini di karenakan adanya penumpukan jumlah

 plak yang besar pada daerah yang under ataupun over hanging terutama apa bila

kavitas tersebut dekat dengan margin gingival, hal ini akan menyebabkan adanya

Page 2: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 2/34

inflamasi pada daerah tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya gingivitis,

apabila tidak segera di tangani maka akan dapat menyebabkan periodontitis.

erusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan pada jaringan gingival.

Pada pemakaian orto cekat yang memberikan tekanan yang besar akan

mengakibatkan gigi bergerak dari soketnya dan jaringan gingival akan terdesak 

dan tertekan hal inilah yang mengakibatkan terjadinya hyperplasia pada daerah

interdental, lingual dan labial. $pabila pada restorasi yang overhanging

 penumpukan plak yang berada sekitar margin gingival akan mempengaruhi sel sel

inflamasi pada daerah gingival sehingga menyebabkan terjadinya proses resorbsi

 pada daerah tersebut. erusakan lain yang timbul akibat dari orto cekat adalah

rusaknya ligament periodontal hal ini di pengaruhi oleh tekanan yang besar akan

mengakibatkan rusaknya serabut serabut ligament periodontal. "erabut serabut ini

terjepit di antara gigi dan dinding soket, sehingga pembuluh darahnya mengecil,

ligament periodontal menjadi aseluler dan terjadi hialimisasi jaringan. #al ini

mengakibatkan terganggunya peredaran darah sehingga mengakibatkan terjadinya

nekrosis, akibatnya gigi akan menjadi goyah karena resorbsi dan terjadi padadaerah yang mengalami tekanan yang besar 

Perawatan periodontal menjadi salah satu solusi untuk problem estetik 

yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat, dan ternyata penampakan klinis gingiva

sangat menunjang penampilan estetik seseorang. Problem estetik gingiva yang

 biasa dikeluhkan pasien antara lain pembesaran gingiva, kontur gingiva yang tidak 

 bagus, papila yang hilang, dan terbukanya permukaan akar.

Pembesaran gingiva dapat dikoreksi dengan gingivektomi, yaitu eksisi

 jaringan gingiva yang berlebih untuk menciptakan margin gingiva yang baru.

%ingivektomi dilakukan apabila gingivitis tidak berhasil dirawat dengan

 perawatan biasa dan prosedur oral hygiene, atau pada kasus hiperplasi gingiva.

Page 3: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 3/34

1.2 Rumusan Masalah

1. $pa penyebab terjadinya gingival enlargement dan bagaimana mekanisme

terjadinya gingival enlargement pada pasien pengguna orto cekat&

2. $pa rencana perawatan dan bagaimana penatalaksanaan rencana

 perawatan yang tepat pada kasus tersebut&

3. 'engapa gingival enlaregement hanya terdapat pada region anterior&

1.3 Tujuan

. ntuk mengetahui dan mampu menjelaskan rencana perawatan kasus

gingival enlargement dan resesi gingiva

*. ntuk mengetahui dan mampu menjelaskan tata laksana dari rencana

 perawatan kasus enlargement dan resesi gingiva

+. ntuk mengetahui dan mampu menjelaskan fase pemeliharan beserta

instruksi dan kontrol dari perawatan yang telah diberikan

BAB II

TINAUAN PU!TA"A

Page 4: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 4/34

2.1 #$ng$%al Enlargement2.1.1 Pengert$an

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang paling

luas penyebarannya pada manusia. "alah satu penyakit periodontal yang

sering dijumpai adalah pembesaran gingiva.

Pembesaran gingiva merupakan keadaan dimana terjadi

 pertumbuhan yang berlebih dari jaringan gingiva, pada beberapa kasus

dapat juga disebut hiperplasi gingiva. Pembesaran ini sering dijumpai pada penyakit gingiva. Pembesaran gingiva dapat menimbulkan

ketidaknyamanan, terutama jika sudah mempengaruhi fungsi bicara dan

mastikasi, dapat menimbulkan halitosis, dan mengganggu estetik.

Pembesaran gingiva didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana

ukuran gingiva bertambah dari normal yang dapat menimbulkan masalah

estetis dan kebersihan gigi geligi. ertambah besarnya gingiva merupakan

gambaran klinis adanya kelainan gingiva yang disebabkan oleh hiperplasia

dan hipertrofi gingiva.

Pembesaran %ingiva

Pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran gingiva oleh

karena adanya peningkatan jumlah sel penyusunnya. "ecara klinis

hiperplasi gingiva tampak sebagai suatu pembesaran gingiva yang

 biasanya dimulai dari papila interdental menyebar ke daerah sekitarnya.

Page 5: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 5/34

elainan ini tidak menimbulkan rasa sakit, dapat mengganggu oklusi dan

estetik serta dapat mempersulit pasien dalam melakukan kontrol plak.

Pembesaran gingiva dapat disebabkan oleh berbagai etiologi dan juga

diklasifikasikan berdasarkan faktor-faktor etiologi.

'enurut arrana (//0) pembesaran gingiva dapat

diklasifikasikan berdasarkan faktor etiologinya1

. Pembesaran gingiva karena inflamasi

- inflamasi kronis

- inflamasi akut

*. Pembesaran gingiva hiperplastik non inflamasi (gingival hiperplasi)

  - #iperplasi gingiva karena obat-obatan (Phenytoin, cyclosporin,

nifedipine, dilitiaem)

+. Pembesaran gingiva hiperplastik idiopatik 

2. Pembesaran gingiva kombinasi

3. Pembesaran gingiva kondisional

- Pembesaran gingiva karena hormon- Pembesaran gingiva karena leukimia

- Pembesaran gingiva berhubungan dengan defisiensi vitamin c

- Pembesaran gingiva nonspesifik ( granuloma pyogenicum)

6. Pembesaran gingiva neoplastik (tumor gingiva)

- 4umor jinak gingiva

- 4umor maligna gingiva

7. Pembesaran gingiva yang bersifat developmental

erdasarkan lokasi dan distribusi pembesaran gingiva dibedakan1

• 4erlokalisasi 1 terbatas pada gingiva cekat pada satu gigi atau lebih

• %eneral1 melibatkan seluruh gingiva pada rongga mulut

• 'arginal1 terjadi pada gingiva tepi

•  Papilary1 terjadi pada papila interdental

• Diskret1 pembesaran yang terisolasi (seperti tumor)

Page 6: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 6/34

Pembesaran gingiva merupakan suatu manifestasi umum penyakit

gingiva (penyakit periodontal). Penyakit yang menyebabkan kondisi

 gingiva enlargement dapat bersifat inflamasi atau non inflamasi dan

kombinasi keduanya. 4anda klinis pembesaran gingiva karena proses

inflamasi, secara umum menampakkan adanya perubahan pada kontur 

gingiva menjadi membengkak di daerah interdental dan margin gingiva,

sehingga tampak membulat tumpul dengan warna memerah. 4ekstur 

gingiva menjadi halus dan licin mengkilat dengan konsistensi lunak,

edema, fibrotik, biasanya disertai tendensi perdarahan, terbentuknya

 poket bisa juga tampak adanya eksudat inflamasi. Pada kondisi akut dan

akut eksaserbasi biasanya terdapat rasa sakit, sedangkan pada kondisi

kronis tidak tampak.

4anda klinis pembesaran gingiva noninflamasi, misalnya

 pembesaran karena obat-obatan (phenytoin, cyclosporin, nifedipine,

diltiaem) memiliki kesamaan tanda klinis yaitu adanya pembesaran

menyeluruh pada interdental dan margin yang menyebabkan terjadinya

 poket gingiva, gingiva tampak keras, fibrotik, merah muda pucat, kenyal,

sedikit tendensi perdarahan dan mempunyai permukaan yang menonjol

(arrana. //0).

5aktor-faktor yang menyebabkan enlargement gingiva

diklasifikasikan menjadi dua

. 5aktor lokal (ekstrinsik)

a. 5aktor iritasi

 b. 5aktor fungsional (maloklusi, malposisi gigi , mouth breathing .

*. 5aktor sistemik (intrinsik)

antara lain1 endokrin obat-obatan, psikologis, penyakit metabolik.

4anda-tanda klinis yang tampak pada enlargement gingiva adalah

sebagai berikut1

. Pembengkakan secara general pada margin dan interdental

gingiva terutama pada daerah anterior.

Page 7: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 7/34

*. 6aringan yang membengkak tampak keras, fibrotik, pucat, dan

kenyal.

+. 4endensi perdarahan gingiva tanpa rasa sakit.

2. Pada keadaan yang parah gingiva hampir menutupi seluruh gigi

dan pembengkakan menempati vestibulum, stipling tidak tampak 

(arrana. //0).

2.2 Penggunaan &rt' (ekat

Pemakaian perangkat ortodonti terutama alat cekat membuat gigi lebih

sulit dibersihkan dan mempermudah terjadinya penumpukan plak pada gigi

 pasien. Plak merupakan faktor penyebab penyakit periodontal dan kerusakan

gigi. 7leh karena itu, pemeliharaan oral hygiene dalam perawatan ortodonti

sangat penting untuk mencegah penumpukan plak. Perlu diperhatikan bahan

yang digunakan dalam perawatan ortodonti, karena dapat mempengaruhi oral 

hygiene.

erusakan jaringan periodontal akibat penggunaan ortodonti dapat

mengakibatkan kerusakan pada daerah periodonsium. !espon dari jaringan

yang mengalami kerusakan akibat adanya tekanan yang berlebihan antara lain

adalah adanya respon rasa sakit, adanya nekrosis seluler pada daerah ligament

 periodontal dan terjadi under mining resorption atau indirect resorbsi.

erusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan pada jaringan gingival.

Pada pemakaian orto cekat yang memberikan tekanan yang besar akan

mengakibatkan gigi bergerak dari soketnya dan jaringan gingival akan terdesak 

dan tertekan hal inilah yang mengakibatkan terjadinya hyperplasia pada daerah

interdental, lingual dan labial. $pabila pada restorasi yang overhanging

 penumpukan plak yang berada sekitar margin gingival akan mempengaruhi sel

sel inflamasi pada daerah gingival sehingga menyebabkan terjadinya proses

resorbsi pada daerah tersebut. erusakan lain yang timbul akibat dari orto

cekat adalah rusaknya ligament periodontal hal ini di pengaruhi oleh tekanan

yang besar akan mengakibatkan rusaknya serabut serabut ligament periodontal.

Page 8: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 8/34

"erabut serabut ini terjepit di antara gigi dan dinding soket, sehingga pembuluh

darahnya mengecil, ligament periodontal menjadi aseluler dan terjadi

hialimisasi jaringan. #al ini mengakibatkan terganggunya peredaran darah

sehingga mengakibatkan terjadinya nekrosis, akibatnya gigi akan menjadi

goyah karena resorbsi dan terjadi pada daerah yang mengalami tekanan yang

 besar 

BAB III

PEMBAHA!AN

3.1 Pera)atan *an Penatalaksanaan

Page 9: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 9/34

Perawatan periodontal diawali dengan fase perawatan tahap awal yang

meliputi dental health education (D#8), supra dan subgingival scaling, dan

 polishing. Pada gingivitis hiperplasi dapat dirawat dengan scaling, bila gingiva

tampak lunak dan ada perubahan warna, terutama bila terjadi edema dan

infiltrasi seluler, dengan syarat ukuran pembesaran tidak mengganggu

 pengambilan deposits pada permukaan gigi. $pabila gingivitis hiperplasi

terdiri dari komponen fibrotik yang tidak bisa mengecil setelah dilakukan

 perawatan scaling atau ukuran pembesaran gingiva menutupi deposits pada

 permukaan gigi, dan mengganggu akses pengambilan deposits, maka

 perawatannya adalah pengambilan secara bedah (gingivektomi). "edangkan

 pada resesi gingival, dapat dilakukan displacement flap.

3.1.1 #$ng$%ekt'm$

%ingivektomi adalah pemotongan jaringan gingival dengan membuang

dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan

keradangan gingival sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan

estetik baik. euntungan teknik gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat

mengeliminasi poket secara sempurna, lapangan penglihatan baik, morfologi

gingival dapat diramalkan sesuai keinginan.

%ingivektomi dapat dilakukan dengan  scalpel , elektrode, laser, maupun

kimia namun metode yang paling dianjurkan adalah operasi dengan  scalpel 

(arrana, *009).

'anson and 8ley (//+) menyatakan bahwa indikasi gingivektomi adalah1

. $danya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 2 mm, yang tetap

ada walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang

cermat berkali-kali, dan keadaan di mana prosedur gingivektomi akan

menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang adekuat.

*. $danya pembengkakan gingiva yang menetap di mana poket

:sesungguhnya; dangkal namun terlihat pembesaran dan deformitas

gingiva yang cukup besar. ila jaringan gingiva merupakan jaringan

Page 10: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 10/34

fibrosa, gingivektomi merupakan cara perawatan yang paling cocok dan

dapat memberikan hasil yang memuaskan.

+. $danya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana terdapat

daerah perlekatan gingiva yang cukup lebar.

2. $bses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.

3. 5lap perikoronal.

"edangkan kontraindikasi gingivektomi menurut 5edi, dkk (*002) adalah1

. $pabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal dari

 pertautan mukogingiva.

*. $pabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosaa alveolar.

+. $pabila frenulum atau perlekatan otot terletak di daerah yang akan

dibedah.

2. $pabila ada indikasi perawatan cacat infraboni.

3. $pabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik.

9. $pabila gingiva cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia (sehingga jika

gingivektomi dilakukan, tepi gingiva terbentuk dari mukosa alveolar).

Prinsip dan teknik gingivektomi yaitu setelah ditandai

dengan poket marker, jaringan gingiva kemundian dieksisi dengan

sudut 23o kemudian gingiva dibentuk sesuai kontur gingiva normal.

%ingivektomi selalu diikuti dengan gingivoplasti untuk 

Page 11: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 11/34

mendapatkan kontur dan bentuk ketajaman tepi gingiva yang

normal baik anatomis maupun fisiologis.

 'enurut 5edi, dkk (*002) teknik gingivektomi adalah1

. 'elakukan anestesi lokal yang memadai dengan teknik 

 blok atau infiltrasi.

  $nestesi lokal

*. 'engukur kedalaman poket di daerah operasi

menggunakan probe terkalibrasi. edalaman ini ditandai dengan

menusuk dinding luar jaringan gingiva dengan poket marker 

untuk membuat titik-titik perdarahan. $pabila keseluruhan

daerah operasi telah diukur dan ditandai dengan lengkap, titik-

titik perdarahan tersebut akan membentuk ragangan (outline)

insisi yang harus dilakukan.

 

menandai dasar poket dengan pocket marker 

+. 'embuat eksisi (insisi miring ke luar) awal sedikit lebih

ke apikal dari titik-titik tersebut dengan pisau bermata lebar 

seperti irkland <o. 3=9. >nsisi dibevel pada sudut kurang

Page 12: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 12/34

lebih 23 derajat terhadap akar gigi dan berakhir pada ujung atau

lebih ke bawah dari ujung apikal perlekatan epitel. $pabila

gingiva cukup tebal, bevel sebaiknya diperpanjang untuk 

menghilangkan bahu atau plato. adang-kadang, akses sangat

terbatas atau sulit dicapai sehingga bevel yang cukup tidak dapat

dibuat pada insisi awal. Pada keadaan ini, bevel dapat diperbaiki

nantinya, menggunakan pisau bermata lebar untuk mengerok 

atau bur intan kasar.

 

(a) %aris >nsisi (b) Pisau irkland

2. 'engeksisi jaringan di daerah interproksimal

menggunakan pisau bermata kecil seperti pisau 7rban <o. =* .

Perhatikan bahwa sudut mata pisau tersebut kira-kira sama dengan

sudut mata pisau yang lebar ketika melakukan insisi awal.

Pisau 7rban

3. 6aringan gingiva yang telah dieksisi dibuang.

Page 13: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 13/34

 

(a) Pengambilan jaringan (b) 6aringan yang telah dieksisi

9. 'embersihkan deposit yang menempel pada permukaan

akar dengan skaling dan root planing . Pada tahap ini, pembuangan

dinding jaringan lunak poket periodontal membuat permukaan akar 

lebih mudah dicapai dan memperluas lapang pandang operator 

dibandingkan pada tahap-tahap lain. Pembersihan permukaan akar 

 pada tahap ini menentukan keberhasilan seluruh prosedur bedah.

"kaling dan root planing 

?. 'enyempurnakan kontur gingiva seperti yang diinginkan

dengan bur intan atau pisau bermata lebar untuk mengerok jaringan.

@. 'erapikan sobekan jaringan dengan gunting atau nipper .

/. 'embilas daerah bedah dengan air steril atau larutan

saline steril untuk membersihkan pertikel-partikel yang tersisa.

0. 'enekan daerah luka dengan kain kasa yang telah

dibasahi dengan air steril atau larutan saline steril selama *-+ menit,

untuk menghentikan perdarahan.

. 'emasang dresing periodontal, mula-mula yang

 berukuran kecil, bersudut di daerah interproksimal, menggunakan

Page 14: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 14/34

instrumen plastik. "elanjutnya, pasang gulungan-gulungan yang

lebih panjang di bagian fasial, lingual, dan palatal serta hubungkan

dengan dresing yang telah terpasang di daerah interproksimal.

"eluruh daerah luka ditutup dengan dresing tanpa mengganggu

oklusi atau daerah perlekatan otot. esalahan yang sering terjadi

adalah dressing   yang dipasang terlalu lebar sehingga terasa

mengganggu.

 

Pemasangan periodontal dressing 

*. 'engganti dresing dan membuang debris pada daerah

luka setiap minggu sampai jaringan sembuh sempurna dan dengan

mudah dibersihkan oleh pasien. 8pitel akan menutupi luka dengan

kecepatan 0,3 mm per hari setelah hilangnya aktivitas mitosis awal

dari epitel, *2 jam setelah operasi.

 

Penyembuhan luka

Page 15: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 15/34

+. "etelah  dressing   terakhir dilepas, poles gigi dan

instruksikan pasien untuk melakukan pengendalian plak dengan

 baik.

 

 Dressing  dilepas dan gigi dipoles

Penampakan klinis gingiva pasca gingivektomi

3.1.2 Be*ah +la, Per$'*'ntal

edah flap adalah istilah umum bagi semua prosedur bedah yang

 berkaitan dengan perawatan saku periodontal dimana dilakukan

 pembukaan flep periodontal. Dengan flap periodontal dimaksudkan bagian

gingiva dan=atau mukosa yang dengan prosedur bedah dipisahkan dari

 jaringan di bawahnya untuk mendapatkan visibilitas dan aksesibilitas ke

 permukaan akar gigi dan tulang alveolar. 5lap periodontal juga

memungkinkan penggeseran gingiva ke arah yang berbeda pada prosedur 

 bedah mukogingiva. Dalam perawatan periodontal digunakan beberapa

tipe dan disain flap periodontal sesuai dengan kebutuhannya.

Page 16: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 16/34

"las$-$kas$ +la, Per$'*'ntal

5lap periodontal dapat diklasifikasikan berdasarkan 1

. 4erpaparnya tulang setelah flap reflection

5lap diklasifikasikan menjadi flap ketebalan seluruhnya

(mukoperiosteal) atau flap ketebalan parsial.

) 5lap ketebalan seluruhnya

"emua jaringan lunak, termasuk periosteum, diangkat untuk membuka

tulang dibawahnya. Pembukaan lengkap dan akses ke tulang

dibawahnya diindikasikan ketika reseksi bedah tulang dilakukan.

*) 5lap ketebalan parsial

5lap ketebalan parsial meliputi hanya epithelium dan lapisan jaringanikat dibawahnya. 4ulang ditutupi oleh lapisan jaringan ikat, termasuk 

 periosteum. 4ipe flap ini disebut juga  split-thickness flap. 5lap

ketebalan parsial diindikasikan ketika flap harus diposisikan secara

apikal atau ketika operator tidak menginginkan adanya pemaparan

 pada tulang.

5lap ketebalan parsial kemungkinan dibutuhkan ketika margin tulang

tipis dan mengarahkan flap ditempatkan secara apical, atau ketika

terlihat dehiscences atau fenestrasi.

%ambar . $, diagram insisi bevel internal untuk membuka flapketebalan seluruhnya (mukoperiosteal). Perhatikan akhiran insisi pada

tulang untuk membuka flap. , digram insisi bevel internal untuk 

membuka ketebalan parsial. Perhatikan akhiran insisi pada permukaan

akar untuk memelihara periosteum tulang.

*. Penempatan flap setelah pembedahan

5lap diklasifikasikan sebagai 1

.  on displaced flap

etika flap dikembalikan dan dijahit pada posisi semula.

Page 17: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 17/34

*.  Displaced flap

5lap ditempatkan lebih ke apical, koronal, atau lateral dari posisi

semula.

edua flap ketebalan seluruhnya dan ketebalan parsial dapat

dipindahkan, tetapi attached gingival harus secara total dipisahkan

dari tulang, dengan demikian memungkinkan bagian unattached

gingival untuk dipindahkan.

+. Perawatan papilla

5lap dapat secara flap konvensional atau flap pemeliharaan papilla

( papilla preservation flap).

. 5lap onvensional

Papilla interdental dibagi dibawah titik kontak dari proksimal dua

gigi untuk memudahkan pembukaan flap bukal dan lingual. >nsisi

 biasanya berlekuk untuk menyesuaikan dengan morfologi

gingival dan untuk memelihara papilla sebanyak mungkin. 5lap

konvensional digunakan ketika ruang interdental terlalu dangkal,

dengan demikian menghalangi kemungkinan untuk memelihara

 papilla dan ketika flap harus dipindahkan.5lap konvensional meliputi flap modifikasi Aidman, undisplaced

flap, apically displaced flap, dan flap untuk prosedur rekonstruksi.

*. 5lap Pemeliharaan Papila

'enggabungkan seluruh papilla dalam satu flap dengan kata lain

dilakukan insisi interdental untuk memutuskan perlekatan

 jaringan ikat dan insisi horisontal pada dasar papilla.

Desa$n +la,

Desain flap bergantung pada keputusan operator dan tujuan dari

operasi. 4ingkat akses permukaan tulang dan akar dan posisi akhir flap

harus dipertimbangkan dalam desain flap. Pemeliharaan terhadap suplai

darah ke flap juga merupakan hal penting.

Page 18: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 18/34

Dua dasar desain flap digunakan. ergantung pada bagaimana

keterlibatan dengan papilla interdental, flap dapat dilakukan dengan

membagi papilla (conventional flap) atau memeliharanya ( papilla

 preservation flap).

Pada prosedur flap konvensional, insisi flap fasial dan lingual atau

 palatal mencapai ujung papilla interdental atau sekitarnya, dengan

demikian pembagian papilla menjadi setengah di fasial dan setengah

 palatal atau setengah lingual.

%ambar . Desain flap konvensional= teknik flap tradisional. $, Desain

insisi1 insisi bevel internal, pembagian papilla dan insisi vertical digambar 

dengan garis putus-putus. , 5lap dibuka dan jaringan pinggirannya dekat

gigi masih tetap ditempatnya. , semua jaringan marginal dihilangkan,

terjadi pemaparan tulang. D, jaringan kembali ke tempat semula. $rea

 proksimal tidak sepenuhnya tertutup.

%ambar . Desain flap 1 flap insisi sulkular. $, desain insisi 1 insisi sulkular 

dan insisi vertical digambar dengan garis putus-putus. , flap dibuka,

Page 19: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 19/34

terjadi pemaparan tulang. , jaringan dikembalikan ke posisinya semula

menutupi seluruh ruang interdental.

eseluruhan prosedur bedah sebaiknya direncanakan di setiap

detailnya sebelum prosedur diinisiasi. #al ini sebaiknya termasuk tipe

flap, lokasi dan tipe insisi, pengelolaan tulang, dan penutupan akhir flap

dan penjahitan.

Ins$s$

5lap periodontal menggunakan insisi horiontal dan vertical.

>nsisi #oriontal

>nsisi horiontal dilakukan disepanjang margin gingival dalam arah

mesial atau distal. 4erdapat dua tipe insisi horiontal yang

direkomendasikan 1 insisi bevel internal, yang dimulai dari margin gingival

dan berakhir pada puncak tulang alveolar, dan insisi crevicular, yang

dimulai dari dasar poket dan diarahkan ke margin tulang. "ebagai

tambahan, insisi interdental yang dilakukan setelah pembukaan flap.

>nsisi bevel internal adalah insisi paling dasar dari semua prosedur 

flap. $da tiga tujuan penting insisi ini yaitu 1 ) 'enghilangkan poket *)

menghindarkan permukaan gingiva lain yang tidak terkait +) menghasilkan

 pinggiran flap yang tipis dan halus untuk adaptasi terhadap pertemuan

tulang dan gigi. >nsisi ini juga disebut insisi pertama karena insisi ini

adalah inisisi awal dalam pembukaan flap periodontal, dan insisi bevel

terbalik karena bevelnya pada arah yang berkebalikan dengan insisi

gingivektomi. Pisau bedah nomour 3 sering digunakan untuk membuat

insisi. agian gingival yang ditinggalkan disekitar gigi mengandung

epithelium poket dan jaringan granulomatus yang berdekatan. 6aringan ini

dibuang setelah insisi crevicular (kedua) dan interdental (ketiga)

dilakukan.

>nsisi bevel internal dimulai dari area gingival dan diarahkan ke area

 pada atau dekat dengan puncak tulang. 4itik awal pada gingival ditentukan

apakah flap dipindahkan secara apical atau tidak dipindahkan.

Page 20: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 20/34

>nsisi crevicular, disebut juga insisi kedua, dibuat dari dasar poket ke

 puncak tulang. >nsisi ini, bersama dengan insisi bevel terbalik awal,

membentuk irisan bentuk B berakhir pada atau dekat dengan puncak 

tulang. 6aringan ini engandung hampir area terinflamasi dan granulomatus

yang merupakan dinding lateral poket. entuk paruh pisau nomor *D

 biasanya digunakan untuk insisi ini.

8levator periosteal diinsersikan kedalam insisi bevel internal awal dan

flap dipisahkan dari tulang. jung paling apical insisi bevel internal

terlihat. Dengan akses ini, dokter bedah dapat membuat insisi ketiga atau

insisi interdental untuk memisahkan collar gingival yang ditinggalkan

disekitar gigi. Pisau 7rban biasanya digunakan untuk insisi ini. >nsisi

dibuat tidak hanya disekitar area radikular fasial dan lingual tetapi juga

interdental, menghubungkan segmen fasial dan lingual untuk 

membebaskan secara lengkap gingival disekitar gigi.

etiga insisi ini dapat menghilangkan gingival di sekitar gigi (poket

epithelium, dan jaringan granulomatus). uret atau scaler luas (3=+0)

dapat digunakan dengan tujuan ini. "etelah penghilangan bagian jaringan

lunak, jaringan ikat pada lesi tulang ini sebaiknya dikuret sehingga

seluruh akar dan permukaan tulang yang berdekatan dengan gigi dapat

diobservasi.

5lap dapat dibuka menggunakan hanya dengan insisi horiontal jika

akses tertentu dapat dicapai dan jika perpindahan flap apical, lateral, atau

koronal tidak diantisipasi. 6ika insisi vertical tidal dibuat, flap disebut

envelope flap.

>nsisi Bertikal

>nsisi vertikal atau obliCue dapat digunakan dalam satu atau kedua

akhiran insisi horisontal, tergantung pada desain dan tujuan flap. >nsisi

vertikal pada kedua akhiran dibutuhkan jika flap berpindah ke apikal.

>nsisi vertikal harus diperluas melebihi garis mucogingival, mencapai

mukosa alveolar, untuk memberikan pelepasan flap agar dapat berpindah.

Page 21: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 21/34

Pada umumnya, insisi vertikal di daerah lingual dan palatal dihindari.

>nsisi vertikal di fasial sebaiknya tidak dibuat pada bagian tengah papilla

interdental atau di atas permukaan radikular gigi. >nsisi harus dibuat di

sudut garis gigi yang mengikutsertakan juga atau untuk menghindarinya

secara penuh. >nsisi vertikal seharusnya juga didesain untuk menghindari

terjadi flap pendek (mesiodistal) dengan panjang yang terlalu besar, karena

hal ini akan mengakibatkan gangguan suplai darah.

eberapa pengamat mengusulkan prosedur denudasi interdental yang

terdiri dari insisi horiontal, bevel internal, dan nonscalloped untuk 

menghilangkan papilla gingival dan mendenudasi ruang interdental.

Tekn$k Penjah$tan5lap dikembalikan ke posisi yang diinginkan dan harus tanpa adanya

tarikan. 4ujuan dari penjahitan adalah untuk pengaturan flap sampai terjadi

 penyembuhan yaitu adanya perlekatan jaringan. 4erdapat berbagai macam

tipe penjahitan, jarum jahit dan bahannya. ahan jahit bisa nonresorbable

atau resorbable.

ntuk tekniknya, jarum yang dipegang dengan needle holder 

dimasukkan ke jaringan dari sudut kanan dan tidak kurang *-+ mm dari

Page 22: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 22/34

insisi. 6arum kemudian diangkat melalui jaringan, mengikuti kurva

 jarumnya.

5lap periodontal ditutup dengan jahitan mandiri ataupun kontinu.

6ahitan kontinu menarik flap bukal dan lingual atau flap palatal bersama-

sama. "edikit kemungkinan flap untuk menekuk dan gaya pada flap lebih

terdistribusikan.

6ahitan pada berbagai tempat di papila interdental harus masuk dan

keluar jaringan pada lokasi titik pada garis imaginer yang membentuk 

segitiga pada papilla interdental. okasi jahitan untuk penutupan flap

 palatal bergantung oleh luasnya elevasi flap yang dilakukan. 5lap dibagimenjadi empat kuadran seperti pada gambar.

%ambar . Penempatan penjahitan untuk menutup flap palatal. ntuk 

flap ringan =sedang, penjahitan ditempatkan di area yang diarsir, untuk flap

lebih substansial, ditempatkan di area sentral palatum.

6ika elevasi flap tipis atau sedang, jahitan ditempatkan pada kuadran

yang paling dekat dengan gigi. 6ika elevasi flap banyak, jahitan dibuat

 pada bagian tengah kuadran palatum. isa dilakukan penggunaan

 periodontal dressing. etika flap tidak berpidah ke apikal, tidak perlu

dilakukam dressing.

L$gas$

igasi >nterdental

Dua tipe ligasi interdental yang dapat digunakan yaitu director loop

suture dan jahitan berbentuk angka delapan.

Page 23: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 23/34

%ambar . !imple loop suture digunakan pada flap bukal dan lingual.

Pada jahitan angka delapan, terdapat benang diantara dua flap. 6ahitan

ini digunakan pada saat flap tidak berada dalam posisi yang saling

menutup karena posisi flap apikal atau insisi yang tidak berlekuk-lekuk.

%ambar . Penjahitan angka delapan terputus digunakan pada flap

 bukal dan lingual.

>ni mudah untuk dilakukan daripada ligasi langsung. 6ahitan langsung

menghasilkan penutupan yang baik dari papila interdental dan sebaiknya

dilakukan saat bonegraft digunakan.

"ling ligation

Page 24: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 24/34

%ambar . !ingle interrupted sling suture digunakan untuk 

mengadaptasikan flap di sekitar gigi.

Dapat digunakan untuk flap pada satu permukaan gigi yang

mengikutsertakan dua daerah interdental.

#oriontal 'attress "uture

Page 25: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 25/34

%ambar . "ontinuous, independent sling suture menggunakan

 penjahitan horiontal matras disekitar diastema atau area interdental lebar.

"ering digunakan pada daerah interproksimal diastem atau untuk jarak 

interdental yang luas untuk beradaptasi dengan interproksimal papilla

 berlawanan dengan tulang. Dua jahitan seringkali cukup. #oriontal

mattress suture dapat digabunggakan dengan jahitan berlanjut atau juga

independent sling suture.

Penetrasi jarum diberikan pada mesial dan distal edge papilla. 6arum

memasuki permukaan luar gingiva dan menyilang di bawah permukaan

gingiva secara horisontal. antalan jahitan sebaiknya tidak menutup

 bersama pada titik tengah dasar papilla. 6arum muncul kemnali pada

 permukaan luar pada dasar lain papilla dan berlanjut sepanjang gigi

dengan sling suture

Page 26: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 26/34

ontinuous >ndependent "ling "uture

%ambar . "ontinuous, independent sling suture, digunakan untuk 

mengadaptasikan flap bukal dan lingual tanpa mengikat flap bukal ke flap

lingual

Digunakan ketika kedua flap fasial dan lingual melibatkan banyak 

gigi. 6ahitan diinisiasi pada papilla fasial yang paling dekat dengan garis

tengah, karena ini merupakan tempat paling mudah untuk memposisikan

simpul akhir. ontinous sling suture mengikat setiap papilla pada

Page 27: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 27/34

 permukaan fasial. etika gigi terakhir sudah terjangkai, jahitan berhenti

untuk menghindari penarikan jahitan fasial ketika flap lingual dijahit pada

sepanjang gigi dengan pola yang hampir sama. 6ahitan berhenti lagi

sepanjang gigi terakhir sebelum kemudian dibuat simpulan akhir.

4ipe jahitan ini tidak menghasilkan penarikan pada flap lingual ketika

akhiran dijahit. iasanya digunakan pada lengkung maksila karena gingiva

 palatal terikat dan fibros, dimana jaringan fasialnya lebih tipis dan

 bergerak 

.

$nchor "uture

%ambar . Penjahitan distal. Penjahitan digunakan untuk mendekatkan

flap mesial atau distal pada gigi sandaran.Penutupan flap mesial atau distal pada gigi merupakan bagian terbaik 

dari tipe jahitan ini. 6ahitan dekat dengan flap fasial dan lingual dan

 beradaptasi dengan ketat berlawanan dengan gigi. 6arum ditempatkan pada

daerah sudut garis batas permukaan flap fasial dan lingual dengan gigi,

melewati flap berlawanan dan disimpulkan. 4ipe jahitan ini dapat diulang

 pada setiap area yang dirasa perlu.

losed $nchor "uture

%ambar . "losed #nchor !uture, teknik lain untuk penjahitan distal.

Page 28: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 28/34

4eknik lain untuk flap yang berdekatan pada daerah edentolous mesial

atau distal ke gigi terdiri dari ikatan jahitan langsung yang menutup flap

 proksimal, mengangkat satu benang sepanjang gigi dan kemudian ikatan

dua benang

Periosteal "uture

%ambar . Penjahitan periosteal untuk flap yang dipindahkan secara

apikal. Penahan jahitan, ditunjukkan pada bagian bawah, dilakukan

 pertama kali, diikuti penutupan penjahitan, ditunjukkan pada tepi koronal

flap.

 4ipe jahitan ini digunakan untuk menjaga kedudukan partial thickness

flap. $da dua tipe jahitan ini yaitu holding suture dan closing suture.

#olding suture merupakan horiontal mattress suture yang ditempatkan

 pada dasar perpindahan flap untuk mendapatkan posisi baru. losing

suture digunakan untuk menutupi tepi flap terhadap periosteum.

Penem/uhan !etelah Be*ah +la,

) "egera "etelah Penjahitan

#ubunga antara flap dan gigi atau permukaan tulang dicapai melalui

 pembekuan darah yang terdiri dari reticulum fibrin dengan leukosit P'<,

eritrosit, debris sel mati, dan kapiler. akteri dan eksudat atau transudat

 juga berasal dari injuri ini.

*) "atu "ampai 4iga #ari "etelah edah 5lap

!uang antara flap dan gigi atau permukaan tulang lebih tipis dan sel

epitel bermigrasi ke tepi atas flap. etika flap diadaptasikan dekat

 prosesus alveolaris, maka terdapat respon inflamasi minimal.

Page 29: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 29/34

+) "atu 'inggu "etelah Pembedahan

Perlekatan epitel ke akar dicapai melalui hemidesmosom dan lamina

 basal. Pembekuan darah digantikan oleh jaringan granulasi yang berasal

dari jaringan ikat gingival, sumsum tulang, dan ligament periodontal.

2) Dua 'inggu "etelah Pembedahan

"erabut kolagen mulai terlihat pararel pada permukaan akar.

Penyatuan flap ke gigi masih lemah karena adanya serabut kolagen

immature, walaupun aspek klinis dapat hampir normal.

3) "atu ulan "etelah Pembedahan

8pitelialisasi gingival crevive lengkap dengan perlekatan epitel yang

 baik terlihat. 4erdapat penyusunan serabut suprakrestal.

3.1.3 Pemel$haraan0 Istruks$0 *an "'ntr'l

Pemeliharaan dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada

 penyakit periodontal. erikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan

 pada fase ini 1

. !iwayat medis dan riwayat gigi pasien

*. !eevaluasi kesehatan periodontal selama 9 bulan degan mencatat

skor plak, ada tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan

mobilitas gigi.

+. 'elakukan radiografi untuk mengetahui perkembanan periodontal dan

tulang alveolar tiap + atau 2 tahun sekali.

2. $plikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah terjadinya

karies.

"etelah seluruh prosedur gingivektomi dilaksanakan, pasien perlu diberi

informasi dan instruksi yang lengkap tentang cara-cara perawatan

 pascaoperasi, yaitu1

. 'enghindari makan atau minum selama satu jam.

*. Dilarang minum minuman panas atau alkohol selama *2 jam. Dilarang

 berkumur-kumur satu hari setelah operasi.

Page 30: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 30/34

+. Dilarang makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan

mengunyah makanan dengan sisi yang tidak dioperasi.

2. 'inum analgesik bila merasa sakit setelah efek anestesi hilang.

$spirin merupakan kontraindikasi selama *2 jam.

3. 'enggunakan larutan kumur saline hangat setelah satu hari.

'enggunakan larutan kumur klorheksidin di pagi hari dan malam hari

 bila tidak dapat mengontrol plak secara mekanis. arutan ini dapat

langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asal tidak 

dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut. 'enghindari teh, kopi, dan

rokok bila menggunakan larutan kumur klorheksidin untuk 

mengurangi stain.

9. $pabila terjadi perdarahan, dresing ditekan selama 3 menit dengan

menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskanE dilarang

 berkumur.

?. "ikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.

Pembedahan menyebabkan terputusnya kontinuitas sel-sel dan

 jaringan tubuh. Penyembuhan adalah fase respons inflamasi yang

menyebabkan terbentuknya hubungan anatomi dan fisiologis yang

 baru di antara elemen-elemen tubuh yang rusak. "ecara umum,

 penyembuhan meliputi pembentukan bekuan darah, pembentukan

 jaringan granulasi, epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi dan

maturasi (5edi dkk, *002). "el akan menutupi luka dalam waktu ?-2

hari dan terkeratinisasi setelah *-+ minggu. Pembentukan perlekatan

epitel yang baru berlangsung selama 2 minggu. ebersihan mulut

yang baik sangat diperlukan selama periode pemulihan ini ('anson

dan 8ley, *00+).

eberapa saat setelah operasi terlihat warna kemerahan pada margin

gingiva yang dieksisi. Daerah tersebut kemudian ditutup dengan

 periodontal pack   atau dressing   dengan tujuan 1 melindungi luka dari

iritasi, menjaga agar daerah luka tetap dalam kondisi bersih, mengontrol

Page 31: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 31/34

 perdarahan, dan mengontrol produksi jaringan granulasi yang berlebihan.

 Periodontal pack   dapat mempercepat proses penyembuhan dan

memberikan kenyamanan pasca operasi pada pasien ('anson dan 8ley,

*00+).

Pasien diberi resep obat amoFicillin dan danalgin serta obat kumur 

(bactidol). $moFicillin merupakan antibiotik yang diperlukan untuk 

mencegah terjadinya infeksi dan kontaminasi bakteri setelah operasi.

$moFicillin diminum + kali sehari sampai habis. "edangkan danalgin

merupakan analgetik untuk mengurangi rasa sakit pasien pasca operasi.

7bat ini diminum hanya pada saat pasien merasa sakit. 7bat kumur 

 berguna untuk mengontrol plak sehingga akan menjaga daerah operasi

tetap bersih untuk membantu proses penyembuhan.

8nam hari pasca operasi,  periodontal pack  sebelah labial dibuka.

 Periodontal pack   sebelah palatal sudah terlepas lebih dulu. %ingiva

tampak masih berwarna kemerah-merahan dan sudah menunjukkan

mulainya proses reepitelisasi. 'enurut 5edi (*002) proses penyembuhan

meliputi pembentukan bekuan darah, pembentukan jaringan granulasi,

epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi dan maturasi. "el akan

menutupi luka dalam waktu ?-2 hari dan terkeratinisasi setelah *-+

minggu. Pembentukan perlekatan epitel yang baru berlangsung selama 2

minggu. ('anson dan 8ley, *00+). ntuk tetap menjaga kebersihan daerah

operasi dan mengoptimalkan proses penyembuhan, pasien kembali

dipasang periodontal pack  dan akan dibuka seminggu kemudian.

Pengendalian terhadap kambuhnya penyakit periodontal pada

umumnya dilakukan pada fase pemeliharaan. 7leh karena itu dokter gigi

sebaiknya menyarankan pasien untuk melakukan kunjungan periodik.

"unjungan Per$'*$k 

4ahun pertama 1

unjungan periodik tidak lebih + bulan

Page 32: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 32/34

4ahun selanjutnya 1

Dibedakan las $, dan

4ergantung keparahan periodontal

Dapat dilakukan %P atau "pesialis

1 "unjungan Per$'*$k Tahun I

Dilakukan perawatan rutin tiap + bulan

-* bulan diindikasikan untuk pasien dengan masalah seperti1

asus sulit dengan komplikasi protesa, 5>, ratio mahkota1akar

kurang, kekooperatifan PF meragukan

2 "unjungan Per$'*$k "elas A

Dilakukan setiap 9 bulan G tahun, diindikasikan untuk1

#asil fase perawatan sempurna dan dapat dipertahankan dengan

 baik

7# baik, kalkulus minimal

4idak ada gangguan oklusi, protesa

4idak ada poket

4idak ada gigi dengan sisa tlg alveolar kurang dari 30H

3 "unjungan Per$'*$k "las B

Dilakukan setiap + - 2 bulan, diindikasikan untuk1

#asil fase perawatan baik yang dapat dipertahankan selama

tahun lebih

7# buruk, pembentukan kalkulus parah

$da kelainan sistemik

'asih terdapat poket, *0 H 7P (I)

4erdapat problem oklusi, protesa, terapi ortodonsi

4erdapat gigi dengan sisa tlg alveolar kurang dari 30H

Perokok

aries kambuhan

Page 33: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 33/34

4es genetik atau riwayat keluarga positif 

"unjungan Per$'*$k "las ( Dilakukan setiap -+ bulan, diindikasikan pada pasien1

#asil buruk setelah perawatan periodontal

7# buruk, pembentukan kalkulus parah

$da kelainan sistemik

'asih terdapat poket, *0 H 7P (I)

4erdapat problem oklusi, protesa, tF orto

anyak gigi dengan sisa tulang alveolar kurang dari 30H

Perokok

aries kambuhan

4es genetik atau riwayat keluarga (I)

BAB I

"E!IMPULAN

.1 "es$m,ulan

Pembesaran gingiva pada kasus ini merupakan inflamasi kronis yang

disebabkan oleh akumulasi plak dan kalkulus serta kurangnya kontrol

 perawatan selama penggunaan alat orthodontik cekat.

* Pembesaran gingiva dapat dikoreksi dengan memperbaiki kondisi kebersihan

mulut, eliminasi faktor predisposisi lokal (deposit dan kalkulus), serta

gingivektomi untuk rekonturing gingiva. Dan untuk kasus resesi gingival,

dapat dilakukan bedah flap periodontal untuk mereposisikan gingival.

Page 34: Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

7/21/2019 Laporan_Tutorial_Skenario_V.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporantutorialskenariovdocx 34/34

DA+TAR PU!TA"A

arrana, 5. $., //0, %lickman;s linical  Periodontology, ?th 8d., A.. "aunders

ompany, Philadelphia, ondon, 4oronto, 'ontreal, "ydney, 4okyo, h.

/0/

5edi, P.5., Bernino, $.!., dan %ray, 6.., *002, !ilabus Periodonti, 8%, 6akarta

5oster, 4.D., //+, $uku #%ar &rtodonsi, 8%, 6akarta

#arty, 5.6., 7gston, !., //3,  'amus 'edokteran igi (ter%.),  Penerbit uku

edokteran 8%, 6akarta, h.+/, */

'anson, 6.D. dan 8ley, .'., //+,  $uku #%ar Periodonti, ed *, #ipocrates,

6akarta.

 <ewman, '.%., 4akei, #.#., arrana, 5.$, //9, "arrana*s "linical 

 Periodontology, /th ed., "aunders omp., Phildelphia.

Aolf, #.5., !ateitschak, .#. dan #assell, 4.'., *003, "olor #tlas of Dental 

 +edicine Periodontology, 4hieme "tutgart, <ew Jork 

 <ewman et al, *0*. "arrana*s "linical Periodontology th dition. "t. ouis 1

8lsevier "aunders.