laporan volume molal parsial

Upload: muhammad-nurfadli

Post on 06-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

LAPORAN VOLUME MOLAL PARSIAL

Tujuan PercobaanMenentukan volum molal parsial NaCl dan etanol dalam air.

Dasar TeoriBesaran suatu padatan atau gas dalam larutan biasanya dinyatakan sebagai molalitas daripada sebagai fraksi mol. Misalnya, kebanyakan data tentang bebas pembentukan zat larutan encer mengacu kepada keadaan rujukan bermolalitas satu. Ini adalah hal yang umum dan molalitas memiliki arti teori yang kurang dari fraksi mol.Molalitas suatu zat terlarut adalah jumlah mol tiap kg zat pelarut. Hal ini memiliki sifat molal parsial untuk menentukan volume molal parsial dan sifat molal parsial yang paling mudah digambarkan adalah volume molal parsial komponen dalam sampel terhadap volume total. Volume molal parsial suatu larutan didefenisikan sebagai penambahan volume yang terjadi bila satu mol komponen I ditambahkan pada larutan. Volume molal parsial dari komponen-komponen dalam larutan merupakan salah satu sifat termodinamik molal parsial utama yang dapat ditentukan dengan bantuan metode grafik denganbantuan menggunakan fungsi hubungan analitik yang menunjukkan hubungan J dan ni dan dengan menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal nyata.Berdasarkan teori di atas serta untuk mengetahui metode-metode penentuan volume molal parsial yang merupakan sifat dari termodinamika molal parsial utama maka percobaan ini dilakukan sehingga mempermudah dalam memahami teori yang ada serta menganalisis sekiranya tidak terdapat korelasi antara hasil yang diperoleh di laboratorium dengan apa yang ada dalam teori.Molal atau molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol solute per kg solven. Berarti merupakan perbandingan antara jumlah mol solute dengan massa solven dalam kilogram.Molal=(mol zat terlarut)/(massa pelarut) Jadi, jika ada larutan 1,00 molal maka larutan tersebut mengandung 1,00 mol zat telarut dalam 1,00 kg pelarut.Secara matematik, volume molal parsial didefinisikan sebagai(V/n_i )_(T,p,n_j )=(V_i ) Dimana (V_i ) adalah volume molal parsial dari komponen ke-i. Secara fisik (V_i ) berarti kenaikan dalam besaran termodinamik V yang diamati bila satu mol senyawa i ditambahkan ke suatu sistem yang besar, sehingga komposisinya tetap konstan.Pada temperatur dan tekanan konstan, persamaan di atas dapat ditulis sebagaidV=_iV _i dn_i ,dan dapat diintegrasikan menjadiV=_iV _i n_i Arti fisik dari integrasi ini adalah bahwa ke suatu larutan yang komposisinya tetap, suatu komponen n1, n2,..., ni ditambah lebih lanjut, sehingga komposisi relatif dari tiap-tiap jenis tetap konstan. Karenanya besaran molal ini tetap sama dan integrasi diambil pada banyaknya mol.Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal parsial dari komponen-komponen dalam larutan (juga disebut sebagai panas differensial larutan), (ii) entalpi molal parsial, dan (iii) energi bebas molal parsial (potensial kimia). Sifat-sifat ini dapat ditentukan dengan bantuan (i) metode grafik, (ii) menggunakan hubungan analitik yang menunjukkan V dan ni, dan (iii) menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal nyata yang ditentukan sebagai:V_i=(V-niV _i^0)/n_i Atau V= niV _i^0+ni V_i Dimana V _i^0 adalah volume molal untuk komponen murni.Pada praktikum ini, digunakan 2 macam zat, yaitu NaCl dan air, dan etanol dan air. Maka, persamaan di atas dapat ditulis menjadi:V= n_1 V _1^0+n_2 V_2 Dimana n_1 adalah jumlah mol air, dan n_2 adalah jumlah mol zat terlarut (NaCl atau etanol).V _1^0=m_1/_airDimana m_1 adalah massa pelarut, dalam hal ini adalah air, danV=(m_1+m_2)/_lar , Sehingga,V_2=(V-n_1 V _1^0)/n_2V_2=((m_1+m_2)/_lar -m_1/_air )/n_2 , untuk V_2 pada 1 mol. Sedangkan harga V_2pada variasi n_2 mol adalahV_2=(m_1+m_2)/_lar -m_1/_airSetelah didapatkan semua harga V_2dalam masing-masing variasi mol, maka semua harga ini dapat diplot terhadap n_2 mol. Kemiringan yang didapatkan dari grafik ini adalah (V_2/n_2 ), dan dapat digunakan untuk menentukan harga volum molal parsial (V _2 ), berdasarkan persamaan berikut:V _2= V_2+n_2 (V_2/n_2 ) Alat dan Bahan Etanol NaCl Air Piknometer Gelas kimia Pipet volum Neraca digital Cara Kerja Penentuan Massa Jenis Air

Pembuatan dan Penentuan Massa Jenis Larutan NaCl

Pembuatan dan Penentuan Massa Jenis Larutan Etanol

Hasil PercobaanT = 28 0 CWe = massa piknometer kosong = 20.0093 grWo = massa piknometer berisi air = 44.8000grair = densitas air = 0,9999 gr/ml Larutan NaClNo. m = molalitas (m) m_2(gr) W= massa piknometer berisi larutan (gr)1. 0.125 0.7354 45.17362. 0.25 1.4705 45.23193. 0.5 2.9198 42.8216

4. 1 5.8491 45.80205. 2 11.7264 46.4748

T = 28 0 CWe = massa piknometer kosong = 15.98 grWo = massa piknometer berisi air = 40.89grair = densitas air = 0.9999 gr/ml Larutan EtanolNo. m = molalitas (m) m_2 (gr) W = massa piknometer berisi larutan (gr)1. 0.125 0.5681 40.77642. 0.25 1.1622 40.84973. 0.5 2.3113 40.83164. 1 4.5984 40.93105. 2 9.2261 41.0017 Analisis DataNo W (gr) W -We (gr) lar (gr/ml) m_2(gr) n2 (mol) V_2(ml) V _2 (ml)1. 45.1736 25.1643 1.0065 0.7354 0.0126 0.0848 0.44582. 45.2319 25.2226 1.0089 1.4705 0.0252 0.5753 1.2922

3. 42.8216 22.8123 0.9124 2.9198 0.0410 12.80 13.9755

4. 45.8020 25.7927 1.0317 5.8491 0.1001 2.596 5.46505. 46.4748 26.4655 1.0586 11.7264 0.2006 5.5416 11.2928s

n2 (mol) Sumbu Y= V_20.0126 0.08480.0252 0.57530.0410 12.800.1001 2.5960.2006 5.5416

Berikut grafik yang dihasilkan:

Grafik V2 terhadap jumlah mol (n2) NaClNo W (gr) W -We (gr) lar (gr/ml) m_2 (gr) n_2 (mol) (ml)

1. 40.7764 24.7964 0.9919 0.5681 0.0123 1.3894 1.90662. 40.8497 24.8697 0.9948 1.1622 0.0252 1.6909 2.75063. 40.8316 24.8516 0.9941 2.3113 0.0502 2.9185 5.02944. 40.9310 24.9510 0.9980 4.5984 0.0998 4.8080 9.00465. 41.0017 25.0217 1.0009 9.2261 0.2003 9.1278 17.5504 Larutan Etanol (Mr=46,0695)Analisa Grafikn2 (mol) Sumbu Y= V_20.0123 1.38940.0252 1.69090.0502 2.91850.0998 4.80800.2003 9.1278

Grafik V2 terhadap jumlah mol (n2) ethanolDari grafik di atas, dapat diketahui bahwa kemiringannya adalah sebesar 42.05

PembahasanPercobaan ini dilakukan dengan menggunakan 2 macam zat terlarut yang berbeda, yaitu NaCl dan etanol 99%, dengan pelarutnya yaitu akuades. Percobaan ini dilakukan dengan 5 variasi molal, yaitu 2 m; 1 m; 0,5 m; 0.25 m; dan 0.125 m. Tujuan dari pemberian variasi ini adalah untuk membandingkan besarnya volum molal parsial dari NaCl dan etanol 99% dalam air pada konsentrasi tertentu. Berdasarkan teori, volum molal parsial berbanding lurus dengan konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasi larutan, densitasnya juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, menunjukkan jumlah partikel dalam larutan tersebut semakin banyak. Dengan kata lain, konsentrasi suatu larutan berbanding lurus dengan densitas larutan.Jadi, semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin besar pula nilai volum molal parsialnya.Percobaan ini diawali dengan penimbangan air dalam piknometer untuk mengetahui massa jenisnya. Selanjutnya, dilakukan penimbangan masing-masing larutan dengan 5 macam variasi tersebut dalam piknometer pula. Massa jenis air yang didapatkan adalah 0,9999 gr/ml. Sedangkan massa jenis larutan NaCl maupun etanol menunjukkan kenaikan dalam molalitas yang semakin tinggi pula. Molalitas yang tinggi menunjukkan massa yang lebih besar pula, sehingga dapat menambah berat dari larutannya dalam air. Massa larutan yang tinggi inilah yang menyebabkan semakin meningkatnya massa jenis larutan. Untuk larutan NaCl, seharusnya massa jenis larutannya akan menunjukkan nilai yang lebih besar dari pada massa jenis air, karena berat molekul dari NaCl yang lebih besar dari berat molekul air. Pada larutan etanol pun terjadi kenaikan massa jenis seiring dengan meningkatnya molalitas. Semua nilai massa jenis dari larutan ini telah sesuai dengan teori, bahwa massa jenisnya selalu lebih kecil dari massa jenis air, tidak seperti NaCl.Banyaknya larutan yang digunakan untuk praktikum cukuplah 25 ml/variasi. Akan tetapi, larutan yang digunakan dalam praktikum ini dibuat dengan melarutkannya dengan 100 gr air, atau kurang lebih hasilnya 100 ml larutan. Sehingga, terdapat kelebihan yang cukup melimpah dari bahan yang digunakan. Pada penimbangan piknometer, kita melakukannya dari larutan yang konsentrasinya kecil ke yang konsentrasinya besar. Hal ini dilakukan agar nantinya berat yang ditimbang untuk yang konsentrasinya kecil tidak dipengaruhi oleh yang konsentrasinya besar. Konsentrasi yang besar dapat mempengaruhi konsentrasi yang kecil berubah menjadi agak besar pula walaupun tidak sama. Tetapi yang konsentrasinya kecil tidak mempengaruhi konsentrasi yang besar. Hal ini dilakukan karena piknometer yang digunakan hanya 1 buah, jadi kita menghindari terjadinya kesalahan yang besar pada percobaan.Pada larutan NaCl, grafik V_2 terhadap n2 berbentuk linear. Data pertama sampai ketiga menunjukkan kenaikan yang teratur atau tidak terlalu signifikan. Sampai data keempat dan kelima juga mengalami kenaikan sehingga hasil praktikum sesuai dengan teori Sedangkan grafik V_2 terhadap sama halnya dengan larutan ethanol.

Kesimpulan Larutan NaCl Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.125 m adalah 0.4458 ml. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.25 m adalah 1.2922 ml. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.5 m adalah 13.9755 ml. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 1 m adalah 5.4650 ml. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 2 m adalah 11.2900 ml. Larutan Etanol Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.125 m adalah 1.9066 ml. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.25 m adalah 2.7506 ml. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 0.5 m adalah 5.0924ml. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 1 m adalah 9.0046 ml. Volum molal parsial pada molalitas sebesar 2 m adalah 17.5504ml.

Daftar PustakaDogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan soal soal. Jakarta : Universitas IndonesiaBasuki, Atastrina Sri. 2003. BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. Depok: Laboratorium Dasar Proses Kimia Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Mengetahui, Semarang, 13 November 2012Dosen Pengampu Praktikan,

Ir. Sri Wahyuni, M.Si Eny AtminiatiNIP. NIM. 4301410007LAMPIRAN

Larutan NaCl (Mr= 58,4428)V _1^0=m_1/_air =(100 gr)/(0,9999 ml/gr)=100,010001 ml W-We=45.1736-20.0093 =25.1643gr Penentuan Massa Jenis Larutan

lar=(W-We)/V=25.1643/25=1.0065gr/ml Penentuan Mol Larutan (n2)n_2=mol=m_2/Mr=0,7354/58,4428=0,0126 mol Penentuan Volume Molal Nyata Zat TerlarutV_2=(m_1+m_2)/_lar -m_1/_airV_2=(100+0,7354)/1.0065-100V_2=0.7306ml Penentuan Harga Volum Molal Parsial NaCl (V _2)V _2= V_2+n_2 (V_2/n_2 )V _2= 0.0846+0.0126.28.67V _2= 0.4458 ml

Larutan Etanol (Mr=46,0695)Berikut perhitungan yang diambil dari data pertama: W-We=45.1736-20.0093 =25.1643gr Penentuan Massa Jenis Larutan

lar=(W-We)/V=25.1643/25=1.0065gr/ml Penentuan Mol Larutan (n2)n_2=mol=m_2/Mr=0,7354/58,4428=0,0126 mol Penentuan Volume Molal Nyata Zat TerlarutV_2=(m_1+m_2)/_lar -m_1/_airV_2=(100+0,7354)/1.0065-100V_2=0.7306ml

Penentuan Harga Volum Molal Parsial ethanol (V _2)V _2= V_2+n_2 (V_2/n_2 )V _2= 1.3894+0,0123.42.05V _2= 1.9066 ml

Diposkan oleh Be Faithful Muslimah di 01.19 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookReaksi:

Tidak ada komentar:Poskan KomentarLink ke posting iniBuat sebuah Link Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Mengenai Saya

Be Faithful Muslimah Lihat profil lengkapku FacebookEny Fth Atm

Buat Lencana Anda Arsip Blog 2012 (11) November (6) KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT Cara Memasak Sayuran yang Benar dan Menyehatkan Cara Sehat Merawat Kecantikan dengan Buah LAPORAN VOLUME MOLAL PARSIAL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 1 KELARUTAN TIMBAL ... TIPS MERAWAT RAMBUT BAGI WANITA BERJILBAB September (1) Maret (2) Februari (2) 2011 (8) Tolong Beri Makan Ya?.......Cuaca

Slide

Share it

MOLARITAS,MOLALITAS dan NORMALITAS (KIMIA) MOLARITASDalam ilmu kimia, molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M). Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volum. Selain itu, volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari konsentrasi, sehingga hubungan molaritas-konsentrasi tidaklah linear.Molaritas Larutan Larutan : campuran homogen Larutan terdiri atas zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent).Ada larutan encer, dan larutan pekat.Untuk menyatakan kepekatan (konsentrasi)larutan, salah satunya, digunakan MOLARITAS atau KEMOLARAN. atau M = MolaritasV = Volume larutann = molnotasi lain : Keterangan : M = Molaritas gram = gram zat terlarutMr = Mr zat terlarutv= volume larutan (dalam Molalitas (m)Konsentrasi suatu larutan dapat kiya nyatakan dengan beberapa besaran. Kita mungkin lebih familiar menggunakan besaran molaritas (M). Selain menggunakan molaritas, kita dapat menyatakan konsentrasi menggunakan besaran molalitas (m). Molalitas dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut di dalam 1000 gram pelarut. Untuk menghitung molalitas, dapat menggunakan rumus berikut.

dimana:m = molalitas (molal)gr = massa zat terlarut (gram)p = massa pelarut (gram)Contoh Soal:12 gram urea (Mr = 60) dilarutkan ke dalam 500 ml air. Tentukan molalitas urea tersebut!Jawab:

Tags: kimia molalitas, molalitas, molalitas kimia, molalitas senyawa, molalitas unsur, molalitas zatFRAKSI MOLFraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Fraksi mol dilambangkan dengan X.

Contoh:Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A den 7 mol zat terlarut B. maka:XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3 XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7* XA + XB = 1PERSEN BERATPersen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.Contoh:Larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat :- gula = 5/100 x 100 = 5 gram- air = 100 - 5 = 95 gramMOLALITAS (m)Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.Contoh:Hitunglah molalitas 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air !- molalitas NaOH = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2 MOLARITAS (M)Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.Contoh:Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ?- molaritas H2SO4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 MNORMALITAS (N)Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+. Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-.Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :N = M x valensiNormalitasKata Kunci: gram ekivalen, normalitas zatDitulis oleh Zulfikar pada 13-06-2010Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan.Sebagai contoh: 1 mol H2SO4 dalam 1 liter larutan, H = 1, S = 32 dan O = 16, kita dapat tentukan gram ekivalennya. Dalam hal ini kita telah mengenal konsep ionisasi. 1 mol H2SO4 = 98 gram. (Ingat konsep mol).

Untuk mendapatkan larutan 1 N, maka zat yang dibutuhkan hanya 49 gram H2SO4 dilarutkan kedalam 1 Liter air, karena dengan 49 gram atau 0.5 molar sudah dihasilkan satu muatan dari zat-zat yang terionisasi.