laporan uji sensitifitas antibiotik.pdf

9
I. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah 1. untuk mengetahui potensi suatu antibiotika yang digunakan untuk membunuh mikroba 2. untuk mengetahui cara-cara pengukuran dalam penentuan potensi antibiotika II. Dasar Teori Antibiotika atau antimikroba ialah zat-zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama golongan fungi (jamur), yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Suatu obat antibiotika yang ideal menunjukkan toksisitas yang selektif. Istilah ini berarti bahwa obat tersebut haruslah bersifat sangat toksis untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksis (dalam konsentrasi yang dapat ditoleransi) terhadap hospes (Setiabudi, 1995). Banyak antibiotika saat ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya kuinolon). Antibiotika yang akan digunakan untuk membunuh mikroba, penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif yang tinggi. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotika yang menghambat pertumbuhan mikroba dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik, dan ada yang bersifat membunuh mikroba dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya masing-masing dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM). Antibiotika tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM (Setiabudi, 1995). Berdasarkan perbedaan sifatnya antibiotika dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu berspektrum sempit dan berspektrum luas. Antibiotika spektrum luas cenderung menimbulkan resistensi. Dilain pihak pada septikemia yang penyebabnya belum diketahui diperlukan antibiotika yang berspektrum luas sementara menunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik (Setiabudi, 1995). Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotika dibagi dalam 4 kelompok : a) Kerja antibiotika melalui penghambatan sintesis dinding sel, seperti Basitrasin, Sefalosporin,Sikloserin, Penisilin, Vankomisin. b) Kerja antibiotika melalui pengambatan fungsi membrane sel, seperti: Amfoterisin B, Kolistin, Imidazol, Nistatin, Polimiksin. c) Kerja antibiotika melalui penghambatan sintesis asam nukleat, seperti: Novobiosin, Pirimetamin, Sulfonamid, Trimetropin (Setiabudi, 1995).

Upload: chamhada

Post on 29-Oct-2015

1.429 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK.pdf

I. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah

1. untuk mengetahui potensi suatu antibiotika yang digunakan untuk membunuh

mikroba

2. untuk mengetahui cara-cara pengukuran dalam penentuan potensi antibiotika

II. Dasar Teori

Antibiotika atau antimikroba ialah zat-zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,

terutama golongan fungi (jamur), yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis

lain. Suatu obat antibiotika yang ideal menunjukkan toksisitas yang selektif. Istilah ini berarti

bahwa obat tersebut haruslah bersifat sangat toksis untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksis

(dalam konsentrasi yang dapat ditoleransi) terhadap hospes (Setiabudi, 1995).

Banyak antibiotika saat ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam

prakteknya antibiotika sintetik tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya kuinolon).

Antibiotika yang akan digunakan untuk membunuh mikroba, penyebab infeksi pada manusia,

harus memiliki sifat toksisitas selektif yang tinggi. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada

antibiotika yang menghambat pertumbuhan mikroba dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik,

dan ada yang bersifat membunuh mikroba dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Kadar

minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya

masing-masing dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal

(KBM). Antibiotika tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi

bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM (Setiabudi, 1995).

Berdasarkan perbedaan sifatnya antibiotika dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu berspektrum

sempit dan berspektrum luas. Antibiotika spektrum luas cenderung menimbulkan resistensi.

Dilain pihak pada septikemia yang penyebabnya belum diketahui diperlukan antibiotika yang

berspektrum luas sementara menunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik (Setiabudi, 1995).

Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotika dibagi dalam 4 kelompok :

a) Kerja antibiotika melalui penghambatan sintesis dinding sel, seperti Basitrasin,

Sefalosporin,Sikloserin, Penisilin, Vankomisin.

b) Kerja antibiotika melalui pengambatan fungsi membrane sel, seperti: Amfoterisin B,

Kolistin, Imidazol, Nistatin, Polimiksin.

c) Kerja antibiotika melalui penghambatan sintesis asam nukleat, seperti: Novobiosin,

Pirimetamin, Sulfonamid, Trimetropin (Setiabudi, 1995).

Page 2: LAPORAN UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK.pdf

Berdasarkan sasaran kerja dikelompokkan kepada:

a) Antibiotika yang bekerja terhadap bakteri basil Gram positif, yaitu:

1. Penisilin semi sintetik yang resisten terhadap penisilinase, bekerja dengan

menghambat sintesis peptidoglikan.

2. Makrolida basitrasin, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri

b) Antibiotika yang efektif terhadap basil aerob Gram negatif, yaitu:

1. Aminoglikosida, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.

2. Polymiksin.

c) Antibiotika yang relatif memiliki spektrum kerja yang luas (terhadap basil Gram negatif

dan positif), yaitu:

1. Ampisilin

2. Sefalosporin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan

enzim autolisis pada dinding sel bakteri (Setiabudi, 1995).

3. Rifampisin merupakan senyawa antimikroba yang sampai saat ini masih menjadi

pilihan sebagai obat anti TB (Tuberculosis). Dalam sediaan, rifampisin sering

dikombinasikan dengan INH dan etambutol untuk mencapai efek farmakologi yang

lebih baik. Bentuk sediaan yang banyak ditemukan diperdagangan umumnya tablet,

kapsul atau kaplet, baik tunggal maupun kombinasi. Efek farmakologi rifampisin

sebagai anti tuberkulotik berlangsung melalui mekanisme kerja penghambatan

polimerase RNA yang bergantung pada DNA bakteri. Spektrum kerjanya luas,

disamping terhadap mikobakteri, juga efektif terhadap sejumlah bakteri gram positif

dan negatif (Mutschler, 1996). Suhu lebur rifampisin adalah 183-188oC (dengan

metode pipa kapiler). Analisis termal menggunakan DSC dengan kecepatan

pemanasan 10oC per menit, teramati adanya puncak kurva endotermik pada suhu

193oC. Suhu tersebut adalah suhu lebur rifampisin, yang segera diikuti dengan kurva

eksotermik akibat rekristalisasi leburan, kemudian dekomposisi eksotermik pada suhu

sekitar 240oC (Henwood, 2000). Dalam larutan basa rifampisin mudah teroksidasi

dengan adanya oksigen atmosfer. Reaksi ini dapat dicegah dengan penambahan

natrium askorbat sebagai anti oksidan. Disimpan dalam wadah tidak tembus cahaya,

tertutup rapat terlindung dari panas berlebihan (Florey, 1976). Suatu antibiotika perlu

ditentukan potensinya karena efek penggunaan antimikroba yang meningkat, sehingga

meningkatkan pula efek resistensi berbagai mikroba patogen. Efektivitas daya hambat

Page 3: LAPORAN UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK.pdf

atau daya bunuh antimikroba sangat tergantung pada jumlah dan kekuatan zat

aktifnya (singgih, 2007).

\Sifat-sifat antibiotika sebaiknya:

Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

Bersifat bakterisid

Tidak menyebabkan resistensi terhadap kuman

Berspektrum luas

Tidak bersifat alenergik atau menimbulkan efek samping jika digunakan dalam waktu

lama

Aktif dalam plasma, cairan badan, atau eksudat

Larut dalam air serta stabil

Bakterial level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama.

Antibiotika mengganggu bagian-bagian yang peka dalam sel, yaitu:

Sintesis dinding sel

Fungsi membran

Sintesis protein

Metabolism asam nukleat

Metabolism intermedier

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat menghambat

pertumbuhan mikroba yang dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik dan ada juga yang bersifat

membunuh mikroba yang dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Dalam percobaan ini antibiotik

berupa amoxicilin diuji potensinya apakah memenuhi standar dalam kegunaannya untuk

membunuh mikroba. Bila perhitungan potensi antibiotik berada pada kisaran 95% -105%

berarti antibiotik amoxicillin yang diujikan dapat menghambat pertumbuhan kuman dengan

baik.

Kadar merupakan jumlah per satuan berat/volume. Potensi merupakan ukuran

kekuatan / daya hambat atau daya bunuh zat aktif terhadap mikroorganisme tertentu.

Berdasarkan farmakope indonesia edisi IV (1995), estimasi dari potensi antibiotik melalui

perbandingan langsung antara sampel (antibiotik uji) dengan antibiotik standar yang telah

Page 4: LAPORAN UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK.pdf

disahkan penggunaannya, terkalibrasi dengan baik, dan umum digunakan sebagai rujukan.

Tujuan diadakannya uji potensi antibiotik ini sebagai standar untuk mengatasi keraguan

tentang kemungkinan hilangnya kativitas (potensi) antibiotik terhadap efek daya hambatnya

pada mikroba (Singgih, 2007).

Metode umum dalam uji potensi antibiotik antara lain :

1. Metode lempeng (silinder/kertas cakram)Metode ini didasarkan pada difusi antibiotik dari

silinder yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar padat dalam cawan petri atau

lempeng yang berisi biakan mikroba uji pada jumlah tertentu. Sediaan antibiotika

menghambat pertumbuhan mikroba yang ada pada lempeng agar (Singgih, 2007).

2. Metode turbidimetriHambatan pertumbuhan biakan mikroba dalam larutan serbasama

antibiotik, dalam media cair yang dapat menumbuhkan mikroba dengan cepat bila tidak

terdapat antibiotik metode turbidimetri dilakukan pada sampel yang sulit larut dalam air,

contohnya : gramisidin (Singgih, 2007).

III. Alat dan Bahan

ALAT :

Tabung reaksi

Erlenmeyer

Cawan petri

Kawat ose

Labu ukur

Gelas ukur

Sarung tangan

Masker

Mortir dan stamfer

Batang pengaduk

Pipet volume

Filler

Page 5: LAPORAN UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK.pdf

BAHAN :

Media : NA (Natrium Agar )

Alkohol

NaCl 0,9 %

Aquadest

Bakteri Salmonella

IV. Cara Kerja

1. Menyediakan bakteri salmonella

2. Meremajakan bakteri

Membuat agar miring

a. NA 2,5g dilarutkan dalam 100 mL aquadest lalu di panaskan

b. Setelah di panaskan masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 mL ( dalam

tabung reaksi )

c. Di sterilkan dalam autoclave dengan suhu 121oC selama 20 menit

d. Setelah steril di miringkan kurang lebih 15o sampai media membeku

e. Setelah agar miring terbentuk, tanamkan bakteri salmonella. Disimpan di

dalam inkubator selama 24 jam.

3. Menyediakan antibiotik sebanyak 4 macam, antibiotik di encerkan hingga

memperoleh konsentrasi 0,01 mg/mL untuk masing – masing antibiotik

4. Mensterilkan alat menggunakan oven dengan suhu 121oc selama 20 menit

5. Setelah bakteri diremajakan, kemudian membuat suspensi bakteri dari agar miring

yang telah ditanamkan bakteri salmonella, dalam tabung reaksi dan diisi dengan

larutan NaCl 0,09%. Memasukkan bakteri dalam tabung tersebut, lalu

kekeruhannya dibandingkan dengan Mac Farland.

6. Sisa dari media agar dicairkan, setelah cair dinginkan hingga kira-kira suhu sama

dengan suhu badan. Kemudian mencampur suspensi bakteri dengan media agar

yang masih cair tersebut dengan perbandingan 1 mL dalam 100 mL.

7. Memasukkan 15 – 20 mL media yang telah diberi bakteri ke dalam cawan petri,

ditunggu hingga membeku, setelah membeku kemudian diberi lubang, pada

masing-masing lubang di masukkan antibiotiknya.

8. Media di simpan di dalam inkubator selama 24 jam, kemudian setelah 24 jam

amati zona yang ada pada antibiotik.

Page 6: LAPORAN UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK.pdf

V. Perhitungan dan Hasil Pengamatan

A. Perhitungan Antibotik

1. Ampicillin

Kandungan ampicillin = 500 mg

Berat perkamen = 0,2800

Berat total = 0,9450

Berat obat = 0,6650 g = 665 mg

665 x 100 = 133 mg

500

2. Erythromicin

Kandungan erythromicin = 250 mg

Berat perkamen = 0,2800

Berat total = 0,7070

Berat obat = 0,6270 = 627 mg

627 x 100 = 250 mg

250

3. Kloramphenikol

Kandungan kloramphenikol = 250 mg

Berat perkamen = 0,2866

Berat total = 0,5803

Berat obat = 0,2937 = 0,294 g = 294 mg

294 x 100 = 117 mg

250

4. Doxicycline

Kandungan doxicycline = 100 mg

Berat perkamen = 0,2613

Berat total = 0,5573

Berat obat = 0,2960 = 296 mg

296 x 100 = 296 mg

100

B. Gambar Dari Pengamatan

Page 7: LAPORAN UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK.pdf
Page 8: LAPORAN UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK.pdf

VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami membahas tentang Uji Potensi Antibiotik. Langkah

pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan. Langkah kedua adalah

mensterilkan alat yang akan digunakan dalam oven dengan suhu 121o

C. Lalu membuat

media agar miring untuk meremajakan bakteri, sebelum bakteri ditanamkan kemedia agar

miring, media agar miring di sterilkan dalam autoclave selama 20 menit. Setelah media

miring siap digunakan, bakteri di tanamkan dan disimpan dalam inkubator selama 24 jam.

Langkah ketiga membuat suspensi bakteri, dengan cara pertama menyediakan tabung

reaksi yang diberikan larutan NaCl 0,09 %, lalu bakteri dalam media miring diambil dan

dimasukkan dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian kekeruhannya dibandingkan dengan

Mac Farland. Suspensi bakteri dicampurkan dalam media agar dengan perbandingan 1 ml

suspensi bakteri dalam 100 ml media agar. Setelah dicampurkan, tuangkan kedalam cawan

petri sebanyak 15-20 ml, lalu diamkan hingga keras. Setelah keras, media dilubangi

kemudian larutan antibiotik diteteskan kedalam lubang tersebut. Didiamkan dalam

inkubator selama 24 jam.

Setelah 24 jam di amati, terlihat adanya pembentukkan zona, dari hasil pengamatan

terhadap empat antibiotik yang di uji salah satunya terbentuk zona, yaitu antibiotik

doxycycline. Sedangkan antibiotik yang lainnya tidak membentuk zona. Zona yang

Page 9: LAPORAN UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK.pdf

terbentuk pada media agar yang sudah mengandung bakteri tersebut menunjukkan potensi

dari antibiotik tersebut yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri salmonella tersebut.

VII. Kesimpulan

Dari paraktikum ini dapat disimpulkan bahwa diantara ke empat antibiotik yuan g

telah diuji tersebut hanya satu antibiotik yang terbukti dapat menghambat pertumbuhan

bakteri salmonella, yaitu antibiotik doxycyclin.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella

http://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotika

http://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/110-penentuan-potensi-antibiotik.html

http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Mikrobiologi%20Analisis%20(FK3207)/Uj

i%20Potensi%20Antibiotik.pdf