laporan uji molisch

9
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish) LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT I UJI MOLISH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Anita Diva Sylvia NRP : 133020101 Kel/Meja : D/6 Asisten : Ridha Syifayanti Tgl. Percobaan : 4 Maret 2015 LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2015

Upload: anita-diva-sylvia

Post on 01-Oct-2015

234 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan praktikum biokimia pangan

TRANSCRIPT

  • Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish)

    LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN

    KARBOHIDRAT I UJI MOLISH

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

    Praktikum Biokimia Pangan

    Oleh :

    Nama : Anita Diva Sylvia NRP : 133020101 Kel/Meja : D/6 Asisten : Ridha Syifayanti Tgl. Percobaan : 4 Maret 2015

    LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG 2015

  • Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish)

    I PENDAHULUAN

    Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1. Latar Belakang Percobaan

    Karbohidrat berperan dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolism lemak dan protein (Winarno, 1991).

    Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk. Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kkal, tetapi bila dibandingkan dengan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. (Winarno,1991).

    1.2. Tujuan Percobaan

    Untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam bahan pangan secara umum.

    1.3. Prinsip Percobaan Berdasarkan pada reaksi karbohidrat dengan H2SO4 pekat

    sehingga terbentuk senyawa hidroksi metal furfural dan dengan -naftol akan membentuk cincin senyawa kompleks berwarna ungu.

    1.4. Reaksi Percobaan

    Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Molish

    Karbohidrat Senyawa Hidroksi Metil Furfural H2SO4 pa

    Hidroksi Metil Furfural + - Naftol Senyawa Kompleks

  • Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish)

    II METODE PERCOBAAN

    Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang digunakan, (2) Pereaksi yang digunakan, (3) Alat yang digunakan, dan (4) Metode Percobaan. 2.1. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam Uji Molish adalah larutan Molish, H2SO4 dan sampel (A= chiki ball, B= air mineral, D= keju prochiz). 2.2. Pereaksi yang digunakan Pereaksi yang digunakan dalam Uji Molish adalah 1. Larutan molish yaitu 10 gram alfanaftol dalam 100 ml alkohol 2. larutan asam sulfat pekat 2.3. Alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam Uji Molish adalah tabung reaksi, gelas kimia, pipet dan rak tabung reaksi. 2.4. Metode Percobaan

    Gambar 2. Metode Percobaan Uji Molish

    Tambahkan 2ml

    H2SO4 pekat 1 mL larutan sampel + 3 tetes larutan Molisch (homogenkan

    Amati

    terbentuknya

    cincin ungu

  • Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish)

    II HASIL PENGAMATAN

    Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan.

    3.1. Hasil Pengamatan

    Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Molish

    Sampel Pereaksi Hasil

    A

    Larutan Molish

    +

    B +

    D +

    (Sumber : Anita dan Septiadi, Kelompok D, Meja 6 , 2015)

    Keterangan : (+) mengandung karbohidrat (-) tidak mengandung karbohidrat

    Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Molish

  • Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish)

    3.2. Pembahasan

    Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksil keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat dipergunakan pada senyawa-senyawa tersebut, mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn atau mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidratasi. Namun demikian nama ini sebenarnya kurang tepat karena hidrat (H2O) yang melekat pada gugus karbon bukanlah sebagai hidrat yang sebenarnya, misalnya tak dapat dipisahkan atau dikristalkan tersendiri yang terlepas dari gugusnya. (Sudarmadji,dkk. 2010)

    Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik. sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum/selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. sehingga tergantung dari tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui proses metabolisme. (Noor, 2011)

    Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah air (H2O) menjadi kation hidrogen (H

    +) dan

    anion hidroksida (OH) melalui suatu proses kimia. Proses ini

    biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization). (Anonim, 2015)

    Dehidrasi merupakan proses penghilangan molekul air dari suatu senyawa tertentu pada saat terjadinya reaksi. Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan.

  • Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish)

    Furfural (C4H3OCHO) senyawa yang dalam keadaan

    murninya merupakan cairan yang tidak berwarna, larut dalam

    pelarut organik, sedikit larut dalam air, digunakan sebagai

    pelarut untuk pemurnian pelumas, untuk formulasi selulosik,

    untuk membuat resin, sebagai pembunuh gulma, sebagai

    fungisida, dan sebagai perantara kimia. Juga dikenal sebagai

    2-furaldehid, furfuraldehid, furfurol, furol. Hidroksi Metil

    Furfural (HMF) merupakan senyawa hasil pemecahan dari

    gula sederhana pada pH kurang dari 5. Furfural merupakan

    hasil dari hidrolisis gula pentosa sedangkan hidroksi metil

    furfural merupakan hasil dari hidrolisis gula heksosa. (Anonim,

    2015)

    Fungsi dari penambahan asam sulfat melalui dinding

    tabung reaksi bertujuan agar reaksi berlangsung secara

    perlahan sehingga pembentukan cincin ungu akan terlihat

    sempurna. Penetesan yang dilakukan tidak boleh

    ditambahkan lagi apabila cincin ungu telah terbentuk

    dikarenakan cincin ungu yang sudah terbentuk akan

    menghilang dan pengujian tidak akurat lagi. Pada pengujian

    molish ini tidak diperlukan lagi pemanasan karena asam sulfat

    sudah bersifat eksoterm atau dapat menghantarkan panas,

    dengan adanya panas reaksi akan berlangsung cepat karena

    larutan molish yang mengandung alkohol akan segera

    menguap dan cincin ungu yang disebabkan karena kerusakan

    pada karbohidrat akan segera terbentuk. (Anonim, 2015)

    Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksi metal furfural. Furfural atau hidroksi metal furfural

  • Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish)

    dengan -naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan karbohidrat yang telah diberi -naftol melalui dinding gelas dan secara berhati-hati maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat dengan asam sulfat. Cincin berwarna ungu yang terbentuk ada yang berada di atas, di tengah, dan di bawah. Hal ini disebabkan kareana adanya perbedaan viskositas dan berat jenis dari bahan atau sampel. Jika H2SO4 terlalu banyak ditambahkan maka hasil percobaan akan berwarna ungu semua. Apabila sampel yang sudah ditambahkan dengan asam sulfat pekat dibiarkan kontak dengan udara, maka cincin berwarna ungu akan terbentuk lama kelamaan akan hilang. Hal ini terjadi karena asam sulfat pekat akan bereaksi dengan udara (Sudarmaji, 2010).

    Fungsi asam asetat pekat pada Uji Molish adalah untuk

    menghidrolisa karbohidrat menjadi monosakarida dan monosakarida terdehidrasi oleh asam asetat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural. Larutan H2SO4 pekat dapat diganti dengan asam pekat lain tetapi konsentrasi dan sifatnyanya harus sama dengan H2SO4 pekat seperti HCl dan HNO3. Jika H2SO4 terlalu banyak ditambahkan, maka hasil percobaan akan berwarna ungu semua. Apabila sampel yang sudah ditambahkan dengan asam sulfat pekat dibiarkan kontak dengan udara maka cincin berwarna ungu yang terbentuk lama-lama akan hilang. Hal ini dikarenakan asam sulfat pekat akan bereaksi dengan udara. Cincin ungu berada di bawah karena berat jenis larutan H2SO4 lebih besar dan juga kadar air bahan pangan lebih banyak daripada H2SO4. (Salila, 2010)

  • Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish)

    IV KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan,

    dan (2) Saran.

    4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa sampel A (chiki ball) dan sampel D (keju prochiz) mengandung karbohidrat sedangkan sampel B (air mineral) seharusnya tidak mengandung karbohidrat tapi karna faktor kesalahan yang terjadi akibat kurangnya ketelitian praktikan dalam membedakan warna dari cincin ungu yang terbentuk dan penggunaan pipet yang kurang bersih, sampel B dinyatakan positif mengandung karbohidrat. 4.2. Saran Praktikan harus selalu mengikuti prosedur percobaan yang ada. Lalu selalu membersihkan dan mencuci alat dengan bersih setelah digunakan, agar pada saat metode selanjutnya, tidak terjadi kesalahan

  • Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Molish)

    DAFTAR PUSTAKA

    Noor,Wane. 2011. Pengertian Karbohidrat. http://wanenoor.blogspot.com/2011/06/pengertian-karbohidrat-klasifikasi.html#.VPh_3IWqqko. Diakses: 5 Maret 2015

    Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta.

    Sudarmadji, Slamet. 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty Yogyakarta.

    Syafri, Mariska. 2010. Analisis Kualitatif Karbohidrat. http://mariskasyafri.blogspot.com/2012/05/analisis-kualitatif-karbohidrat.html. Diakses : 5 Maret 2015

    Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta