laporan tutorial skenario pencabutan gigi pada anak

23
Skenario Pencabutan Gigi Anak Step I 1. Injeksi Anastesi Infiltrasi : Suatu injeksi obat anastetikum pada sekitar ujung cabang saraf terminal yang sering digunakan pada maxilla (rahang atas) dibandingkan dengan mandibulla (rahang bawah) (Dwi Rizki) 2. Anastetikum Topikal : Suatu obat yang mempunyai cara kerja menghambat impuls saraf ( Ahmad) Obat ini digunakan dengan cra dioleskan pada membrane mukosa ( Intan) Fungsi dari anastesi local untuk menghambat ujung dalam menghantarkan rasa sakit. (Nabila) 3. Bifurkasi perforasi : Suatu kebocoran pada percabangan saluran akar (Fatimah) Kebocoran terjadi pada pangkal percabangan saluran akar, bukan pada saluran akar ( Intan) Step II 1. Apakah diagnose dari penyakit pada scenario ? (Nabila) 2. Faktor apa saja yang perlu di pertimbangkan dalam pencabutan gigi anak sesuai scenario ? (Cyntia) 3. Bagaimana tata laksana pencabutan gigi sulung sesuai scenario ? (Ayuk) 4. Apakah teknik anastesi yang tepat digunakan sesuai scenario ? (Intan) 1

Upload: dwi-riski-saputra

Post on 26-Dec-2015

485 views

Category:

Documents


58 download

DESCRIPTION

Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Skenario Pencabutan Gigi Anak

Step I

1. Injeksi Anastesi Infiltrasi : Suatu injeksi obat anastetikum pada sekitar ujung cabang saraf

terminal yang sering digunakan pada maxilla (rahang atas) dibandingkan dengan mandibulla (rahang bawah) (Dwi Rizki)

2. Anastetikum Topikal : Suatu obat yang mempunyai cara kerja menghambat impuls saraf

( Ahmad) Obat ini digunakan dengan cra dioleskan pada membrane mukosa

( Intan) Fungsi dari anastesi local untuk menghambat ujung dalam

menghantarkan rasa sakit. (Nabila)3. Bifurkasi perforasi :

Suatu kebocoran pada percabangan saluran akar (Fatimah) Kebocoran terjadi pada pangkal percabangan saluran akar, bukan

pada saluran akar ( Intan)

Step II

1. Apakah diagnose dari penyakit pada scenario ? (Nabila)2. Faktor apa saja yang perlu di pertimbangkan dalam pencabutan gigi anak

sesuai scenario ? (Cyntia)3. Bagaimana tata laksana pencabutan gigi sulung sesuai scenario ? (Ayuk)4. Apakah teknik anastesi yang tepat digunakan sesuai scenario ? (Intan)5. Apakah teknik pencabutan yang sesui dengan scenario ? (ahmad)6. Bagaimana bentuk sediaan resep yang tepat untuk anak ? (ika)

Step III

1. Diagnosa yang tepat sesuai scenario adalah kematian pulpa akibat sudah didapatkannya suatu pembengkakan yang seringkali kali mengeluarkan nanah atau sudah terjadi invasi bakteri pada jaringan priapikal yang mengakibatkan suatu abses periapikal. Gigi tersebut dapat di diagnose mengalami gangren atau bias juga gangrene radiks karena hanya sebagian mahkota yang tersisa. (nabila)

2. Faktor yang perlu dipertimbangkan :a. Karies Profunda perforasi menunjukkan sudah terdapat perforasi

pada bifurkasi gigi 85. (Fatimah)b. Adanya infeksi berulang (Fatimah)c. Berdasarkan anatominya akar distal dari gigi 85 hampir mengenai

gigi 45. (Fatimah)

1

Page 2: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

d. Pertimbangan juga didasarkan pada sudah adanya gigi permanen pengganti dari gigi 85. (ahmad)

e. Informed concern sangat diperlukan dalam pencabutan gigi pada anak. (ahmad)

f. Kelainan sistemik sangat berperan penting saat proses penyembuhan, apabila didapati suatu kelainan pembekuan darah pada pasien akan mengakibatkan darah sukar membeku saat setelah pencabutan gigi. (Yusuf)

g. Tulang rahang yang belum kompak h. Kondisi psikis anak bias didasarkan pada penjelasan dari operator

agar tidak membohongi pasien namun juga tidak menakuti pasien dengan penjelasan yang diberikan. (Ayuk) (Besta)

i. Penegakan diagnosis sebaiknya dilakukan tidak hanya berdasarkan anamneses dengan pasien anak, namun juga pada orang tua atau orang yang mengantar dan hidup satu atap dengan pasien. (ika)

j. Rongga mulut yang kecil melatih skill dari operator, karena ini menyulitkan dari akses alat yang akan dilakukan dalam proses pencabutan. (Cyntia)

k. Pada umumnya posisi gigi premolar 2 permanen meang sering dihimpit oleh akar gigi molar 2 susu (dwi Rizki)

l. Usia juga dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi, karena usia sering kali dapat menjadi patokan urutan erupsi dari gigi geligi. (Nabila)

3. Tata laksana Pencabutan gigi anaka. Tatalaksana dapat digolongkan menjadi 3 pokok bahasan yaitu

tindakan pre operatif, operatif, dan pasca operativ. Tindakan pre operatif meliputi inform concern dan juga pertimbangan dari ada atau tidaknya kelainan sistemik. Tindakan operatif meliputi keadaan ruangan harus dipersiapkan, terutama alat-alat kedokteran gigi yang menakutkan bagi pasien agar tidak terlalu diperlihatkan, untuk anastesi pasien bias menggunakan anestesi local kemudian anestesi infiltrasi. (Retno)

b. Yang pertama dilakukan saat pasien dating yaitu melakukan diagnose, kemudian dilakukan persiapan alat dan bahan. Setelah itu operator harus dapat mengetahui posisi kerja yang pas, untuk proses pencabutan gigi 85 operator tepat pada posisi samping kanan pasien, sedang pasien dalam posisi tidur. Proses anestesi setelah itu dilakukan dengan cara menyiapkan alat anastesi berupa disposable syringe dan bahan anestesikum. Kemudian sebelum

2

Page 3: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

dilakukan injeksi anestesi infiltrasi dilakukan anestesi topical pada membrane mukosa daerah yang akan diekstraksi. (luna)

c. Anestesi dideponirkan secara perlahan, kemudian ditarik secara perlanan. Setelah itu dilakukan penekana pada daerah injeksi untuk mengurangi rasa sakit pada anak ( Pita )

d. Pemilihan jarum yang tepat untuk ekstraksi, dilakukan dengan bevel seperti bamboo runcing, kemudian pipi di ekstraksi dengan jari tengah, ibu jari menempel dagu untuk merenggangkan mukobukal. Insersi jarum suntik juga mempertimbangakan panjang gigi dalam foto rontgent.(Dwi Rizki)

4. K5. Teknik Pencabutan

a. Setelah dialkukan anestesi, ditunggu 5 menit untuk mengetahui efeknya. Pengujiannya dengan menusukkan ujung sonde ke gingival daerah injeksi anestesi. (cintya)

b. Kemudian gigi diluksasi dengna digoyangkan-goyangkan agar akr terluksasi. (Cyntia)

c. Kemudian dilakukan pencabutan gigi tersebut. (cyntia)d. Instruksi pasca bedah pasien diminta untuk menggigit tampon

selama 30 menit, tidak boleh dikunyah. Apabila darah masih mengucur, pasien disarankan untuk mengganti tampon dengan yang baru. Kemudian pasien juga tidak boleh meludah karena dapat merangsang terjadinya perdarahan, Untuk mengurangi rasa sakit pasien dapat meminum analgesic atau pil pereda rasa sakit ketika rasa sakit berlangsung. Apabila sakit tidak berangsur sembuh selama lebih dari 48 jam bias menghubungi dokter gigi. (yusuf)

e. Setelah gigi dicabut dari socketnya dilakukan pemberian antiseptic pada daerah socket dangan bahan povidon iodine (betadine). (Yusuf)

f. Untuk mengurangi rasa sakit pada pasien diberikan resep obat jenis analgesik. (Yusuf)

g. Untuk infeksi periapikal bias menggunakan resep obat antibiotic sperti amoxicillin. ( Nabila)

3

Page 4: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Step IV

(Pemetaan Pemikiran)

Step V

4

Gigi 85

-Perforasi Bifurkasi

- Gangren Radiks

Pertimbangan Pencabutan Gigi Anak

Pencabutan Gigi Anak

Pre-Operative

*Persiapan

Alat dan

Bahan

Operative Post-Operative

*Anjuran Pasca

Pencabutan

Tekhnik

Anestesi

Infiltrasi

Teknik

Pencabutan

Gigi 85

Page 5: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Learning Objectives

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pertimbangan

pencabutan gigi anak

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tindakan Pre-

operative pencabutan gigi anak

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan prosedur operative

pencabutan gigi anak

4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tindakan post-

operative pencabutan gigi anak

Step VII

5

Page 6: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Learning Objective 1

Pertimbangan pencabutan gigi anak

Pertimbangan-pertimbangan dalam melakukan pencabutan :

1. Identifikasi sisa jaringan keras gigi akibat karies, maupun trauma. Kerusakan mahkot yang cukup besar pada skenario dapat mempersulit adaptasi tang terhadap gigi yang akan dicabut.

2. Identifikasi kelainan periapikal dan struktur gigi yang berdekatan. 2.1 Struktur gigi yang berdekatan perlu dilakukan pengamatan, karena jika

didapatkan malposisi dan berjejal dapat mempersulit adaptasi tang.2.2 Kelainan Periapikal seperti hipersementosis, sclerosis tulang, dan

ankilosis dapat mempersulit pencabutan dengan menggunakan tang. Pada kasus kelainan periapikal ini metode pencabutan mengguakan tang merupakan kontra indikasi. Metode yang digunakan pada kaus-kasus ini adalah Open Method Retraction.

3. Bentuk, Jumlah, serta pola akarAkar yang melengkung dengan ekstremitas yang sangat tajam (dilaserasi)

menjadi faktor penyulit dalam pencabutan dengan menggunakan tang.

4. Tekanan terkontrolKondisi tekanan terkontrol dapat tercipta dari posisi operator dan posisi

pasien yang tepat, serta metode teknik pencabutan yang dipilih efektif

sesuai kondisi gigi yang akan dicabut.

Learning Objective II

6

Page 7: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Instruksi pre operative anastesi lokal dan eksodonsia

Prosedur pre operative meliputi persiapan pasien, persiapan alat dan

bahan, asisten, dan operator. Ketika pemeriksaan dilakukan di rumah sakit,

persiapan pasien dimulai dengan melihat rekam mediknya, karena dari rekam

medik kita dapat mengetahui riwayat penyakit pasien, riwayat penyakit keluarga,

kelainan sistemik yang ada, selain itu hasil foto rontgent juga terlampir pada

rekam medik pasien. Namun berdasarkan kasus di skenario, hal tersebut tidak

dilakukan karena pasien melakukan pencabutan di klinik pribadi. Untuk persiapan

alat dan bahan meliputi dental chair, di tempatkan pada posisi tidur kemudian

lampu dinyalakan, serta menyiapkan suction atau saliva ejector. Persiapan asisten

dan operator yang dilakukan meliputi menyiapkan baju operasi, masker, dan

sarung tangan untuk menghindari kontaminasi bakteri, kemudian sterilisasi dari

alat, operator juga harus sudah memiliki operation plan yang akan dijelaskan

pada pasien dan harus meyakinkan ketika menjelaskan.

Pada tahap pre operative perlu diperhatikan persiapan alat dan bahan yang

akan digunakan baik dalam proses pemberian anastetikum maupun pada proses

operasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memilih alat dan obat anastesi yaitu:

1. Gunakan syringe yang dapat diaspirasi.

2. Penggunaan jarum yang disposable. Hal ini bertujuan untuk menghindari

resiko menularkan infeksi dari pasien yang satu ke pasien yang lain.

3. Kebanyakan injeksi menggunakan jarum pendek dengan panjang 2 atau

2,5 cm. Jarum panjang dengan ukuran 3 cm biasanya digunakan untuk

blok gigi inferior, Jarum halus (30 gauge) digunakan untuk infiltrasi dan

jarum tebal (27 gauge) digunakan untuk semua injeksi lain.

4. Hal yang penting bagi dokter gigi ketika akan menganastesi pasien anak

adalah dosis yang disesuaikan dengan berat badan anak. Seperti contoh

Prilokain (Nama dagang Citanes atau Forte) yeng memiliki lama kerja

7

Page 8: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

pada pulpa (60-90 menit) dan pada jaringan lunak 3-8 jam. Dosis Prilokain

yaitu 6,0 mg/kg berat badan anak.

5. Larutan anestesi yang digunakan umumnya adalah Lignokain 2% +

1:80.000 adrenalin. Sedangkan, jika injeksi dengan adrenalin merupakan

kontraindikasi, dapat menggunakan larutan prilokain 3% + felipresin (0.31

iu//ml).

Alat yang digunakan pada kasus pencabutan gigi berdasarkan skenario

adalah angular elevator Cryer #30 dan #31. Alat ini digunakan untuk mengungkit

akar distal gigi 85. Spesifikasi Cryer, pada bagian bilahnya berbentuk seperti

bendera dengan ujungnya berupa pointed blade yang memiliki kemampuan

untuk mencengkeram sementum fragmen gigi dalam soket.

Gambar 1. Angular Elevator Cryer

Sedangkan pada akar gigi mesial, karena pada kasus diskenario didapatkan

mahkota gigi 85 telah tersisa setengah mahkota maka tang cabut yang ideal untuk

kasus ini adalah dengan menggunakan tang akar gigi molar sulung.

8Gambar 2. Tang Akar Gigi Molar

Sulung

Page 9: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Untuk mengecek apakah obat anestetikum telah bereaksi dapat

menggunakan elevator lurus dan excavator.

Gambar 3. Elevator Lurus

Sedangkan untuk menghaluskan dinding soket setelah dilakukan

pencabutan dapat menggunakan Bone File. Spesifikasi alat ini memiliki ujung

yang berbentuk sendok dengan disisi-sisinya terdapat permukaan yang berkerat

untuk menghaluskan dinding soket yang tajam.

Gambar 4. Bone File

9

Page 10: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Learning Objective III

Prosedur operative anastesi lokal dan eksodonsia

Posisi Operator dan Pasien

Pada pencabutan gigi maksila, posisi pasien relatif tinggi (diatas dataran siku),

duduk pada kursi setengah menyandar. Sedangkan pada mandibula, posisi pasien

relatif lebih rendah (di bawah dataran siku) dengan posisi kursi tegak.

Anestesi

Dosis Maksimum Obat Anastesi Lokal

Anastetikum Nama Dosis Maksimal

2 % Lignocaune

tanpa

Vasokonstriktor

Xylocaine 3 mg/kg

2 % Lignocaine

dengan 1:100.000

Adrenalin

Nurocaine 7 mg/kg

4 % Prilocaine

Plain

Citanest Plain 6 mg/kg

3 % Prilocaine

dengan 0,03 IU/ml

Felypressin

Citanest 9 mg/kg

0,5 % Bupivacaine

dengan 1: 200.000

Marcain 2 mg/kg

10

Page 11: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Adrenalin

anak dengan berat 20 kg (kira-kira berumur 5 tahun) dapat mentoleransi dosis

maksimal 2% lignocaine dengan vasokonstriktor dari: 7 mg/kg x 20 kg = 140 mg

setara dengan 3 carpules (6.6mL).

Dalam prosedur operative, pemilihan teknik anastesi merupakan hal yang

penting yang perlu dipertimbangkan. Pada pasien anak-anak yang memiliki

ketakutan terhadap rasa sakit yang timbul akibat insersi jarum suntik, maka

penggunaan teknik anastesi infiltrasi lebih dianjurkan. Berdasarkan penelitian

yang pernah dilakukan, 65% anak-anak tidak merasakan atau hanya merasakan

sedikit sakit. Sedikitnya rasa sakit yang dirasakan, dapat membantu pasien merasa

rileks dan nyaman. Perasaan nyaman tersebutlah yang nantinya akan membuat

prosedur operative berjalan dengan sukses.

Sebelum anestesi sebaiknya dilakukan asepsis dan isolasi daerah kerja.

Teknik anastesi infiltrasi dan teknik anestesi blok sebenarnya sama saja, tujuannya

untuk meminimalkan rasa sakit. Namun bedanya, teknik anastesi infiltrasi itu

sirkuler hanya di sekeliling/ sekitarnya saja khususnya ujung saraf terminal.

Dalam melakukan anestesi, sebaiknya jarum suntik diinjeksikan dengan

hati-hati. Setelah jarum suntik masuk, deponirkan beberapa tetes bahan anestesi

terlebih dahulu, lalu istirahatkan beberapa detik. Tetes larutan bahan anestesi yang

dideponirkan terlebih dahulu ini akan memberi efek analgesik terhadap jaringan,

sehingga akan mengurangi rasa sakit pada penembusan berikutnya. Setelah itu,

majukan jarum dengan hati-hati dan perlahan, kemudian injeksikan bahan

anestetikum sesuai dengan dosis secara perlahan.

11

Page 12: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Cara Mengecek Anastesi

Untuk mengecek anastesi yang di deponirkan telah berhasil atau tidak bisa

menggunakan elevator lurus dengan aplikasi pararel yaitu dengan cara

memasukkan elevator lurus ke dalam celah periodontal dan menggerakkannya ke

arah mesio bukal dari gigi yang akan dicabut. Kemudian tanyakan kepada pasien

apakah merasakan sakit atau tidak. Jika dengan perlakuan pasien tidak merasa

sakit berarti anastesi yang kita lakukan berhasil. (Gordon W. Pedersen,Buku Ajar

Praktis Bedah Mulut hal 18-19).

Namun ada cara lain yang bias direkomendasikan untuk menegecek

anastesi telah berhasil atau tidak, yaitu dengan menggunakan eskavator dengan

cara yang sama yaitu memasukkan eskavator ke dalam celah periodontal dan

meggerakkannya kearah mesio-bukal.

Eksodonsia

Pada pencabutan gigi yang tidak mengalami lukasasi atau mobilisasi,

operator dapat menggunakan elevator untuk memperkirakan mobilitas gigi. Pada

jaringan periodontal (perlekatan gingiva) yang masih baik dapat dipisahkan

menggunakan elevator juga.

Untuk melakukan pencabutan gigi berakar ganda, jika pada gambaran

radiografi terlihat benih gigi tetap berada pada akar gigi sulung maka sebaiknya

pencabutan dilakukan dengan membagi mahkota menjadi dua bagian dan

mencabutnya satu demi satu. Hal ini dilakukan untuk menghindari terangkatnya

benih gigi tetap dibawahnya.

Dalam Teknik Pencabutan gigi sulung, tang yang digunakan harus

memiliki bilah tang yang cukup kecil untuk melewati membran periodontal dan

bilah ini diaplikasikan pada akar gigi. Jika tang hanya ditempatkan pada sisi bukal

dan lingual dari gigi dan dipaksakan masuk ke dalam jaringan, maka hal ini dapat

menyebabkan benih gigi tetep pengganti bisa rusak. Gerakan pencabutan gigi

sulung dimulai dengan gerakan ke arah lingual yang kuat sehingga gigi muncul

dari soketnya kemudian dicabut dengan gerakan ke bukal dan rotasi ke depan.

12

Page 13: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Lebih baik meninggalkan patahan fragmen akar gigi sulung kecil yang akan

mengalami resorpsi atau eksfoliasi daripada merusak atau mengubah posisi benih

gigi tetap pengganti. Namun, jika fragmen gigi ini telah terinfeksi atau non vital,

maka harus diambil dengan elevator runcing atau reamer akar yang di sekrup pada

saluran akar fragmen gigi tersebut.

Alat yang digunakan pada kasus pencabutan aluran akar distal berdasarkan

skenario adalah angular elevator Cryer #30 dan #31. Alat ini digunakan untuk

mengungkit akar distal gigi 85. Spesifikasi Cryer, pada bagian bilahnya berbentuk

seperti bendera dengan ujungnya berupa pointed blade yang memiliki

kemampuan untuk mencengkeram sementum fragmen gigi dalam soket. Cara

menggunakannya adalah dengan mengekstraksi bukal sebelah kanan dengan

tangan yang bebas (tidak memegang alat) kemudian mencengkram akar distal gigi

85 pada sisi bukal kemudian mengungkit akar distal.

Sedangkan pada akar gigi mesial, karena pada kasus diskenario didapatkan

mahkota gigi 85 telah tersisa setengah mahkota maka tang cabut yang ideal untuk

kasus ini adalah dengan menggunakan tang akar gigi molar sulung.

Learning Objective IV

Instruksi post operative anastesi lokal dan eksodonsia

Istirahat yang cukup, karena membantu proses penyembuhan luka.

Setelah dilakukan ekstraksi, pasien diinstruksikan untuk menggigit tampon

diatas bekas luka ekstraksi. Tekanannya dipertahankan paling tidak selama

30 menit. Apabila lewat 30 menit masih ditemukan pendarahan, maka

diinstruksikan untuk menggigit tampon selama 30 menit berikutnya.

Adanya sedikit pendarahan yang kadang-kadang masih keluar selama 24

jam pasca ekstraksi masih dapat dikatakan normal. Namun apabila terjadi

pendarahan hebat, segera hubungi dokter gigi.

Pasien baru boleh makan beberapa jam setelah ekstraksi, agar tidak

mengganggu terbentuknya blood clot. Apabila telah diperbolehkan makan,

13

Page 14: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

makanlah makanan yang lembut. Hindari makanan keras, karena makanan

keras dapat merusak daerah bekas ekstraksi, serta jangan mengunyah di

sisi bekas ekstraksi.

Instruksikan pasien agar tidak memakan makanan atau meminum

minuman panas untuk sementara waktu. Rangsangan panas dapat

meningkatkan vaskularisasi sehingga pembentukan bekuan darah menjadi

lebih lambat.

Banyak minum untuk mencegah dehidrasi.

Ketidaknyamanan post ekstraksi biasanya diikuti dengan rasa sakit, maka

pasien diinstruksikan untuk mengkonsumsi analgesik yang telah

diresepkan oleh dokter gigi.

Instruksikan pasien untuk mengkonsumsi vitamin B dan C sebagai terapi

tambahan untuk penyembuhan jaringan.

Jaga kebersihan rongga mulut. Sikat gigi secara rutin, tidak boleh

berkumur dengan menggunakan hidrogen peroksida karena dapat

menghilangkan blood clot. Berkumurlah dengan obat kumur yang

mengandung analgesik atau dengan larutan povidon iodine yang telah

diencerkan dengan menggunakan air masak untuk menjaga kebersihan

rongga mulut. Caranya yaitu dengan mengambil air masak sebanyak 250

ml kemudian ditetesi 2-4 tetes larutan povidon iodine, lalu gunakan air

tersebut untuk berkumur.

Melakukan kompres dengan es atau potongan es kecil yang dimasukkan ke

dalam kantong plastik, kemudian dibungkus dengan sebuah handuk kecil.

Lalu tempelkan pada wajah dekat tempat ekstraksi. Hal tersebut dapat

dilakukan berulang, terutama 24 jam setelah ekstraksi guna mengurangi

rasa nyeri dan mencegah edema.

14

Page 15: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

Jangan mengunyah permen karet atau merokok, karena hal tersebut dapat

meningkatkan insidensi dry socket. Selain itu nikotin pada rokok dapat

menghambat penyembuhan luka.

Instruksikan pasien untuk melakukan kontrol ke dokter gigi 4-5 hari

setelah dilakukannya ekstraksi.

15

Page 16: Laporan Tutorial Skenario Pencabutan Gigi Pada Anak

DAFTAR PUSTAKA

Andlew RJ, Rock WR. 1992. Perawatan Gigi Anak Ed. 2. Jakarta: Widya

Medika.

Cameron A.dkk. 2003. Handbook Of Pediatric Dentistry. Jerman: Mosby.

Howe L. Goffrey. 1999. Pencabutan Gigi Geligi Ed. 2. Jakarta: EGC.

Koch, Göran dan Poulsen Sven. 2009. Pediatric Dentistry 2nd Edition.

London: Wiley Blackwell.

Kruger, G.O and B.J.Melloni. 1974. Textbook of Oral Surgery. Saint

Louis: CV. Mosby Co.

Laskin, Daniel M. 1985. Oral and Maxillofacial Surgery Vol. 2. St. Louis:

The CV. Mosby Company.

McDonald, Ralph E. Et al. 2004. Dentistry for The Child and Adolescent

8th Edition. US of America: Library of Congress Cataloging-in-

Publication Data.

Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta:

EGC.

Peterson, IJ. Principles of Management of Impacted Teeth. In:

Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 3rd Ed. St Louis: Mosby

Inc; 1998. P 236-8.

Riawan Lucky, drg, Sp.BM. 2009. Teknik dan Trik Pencabutan Gigi

dengan Penyulit. Bandung: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjajaran.

16