hubungan sosial ekonomi dengan status … · pencabutan gigi skripsi diajukan untuk melengkapi...

36
HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS KEBUTUHAN PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi Oleh : ANDRES JORDAN SIAHAY J111 10 251 UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI MAKASSAR 2013

Upload: letuong

Post on 10-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS KEBUTUHAN

PENCABUTAN GIGI

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

ANDRES JORDAN SIAHAY

J111 10 251

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

MAKASSAR

2013

Page 2: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Hubungan sosial ekonomi dengan status kebutuhan pencabutan gigi

Nama : Andres Jordan Siahay

Nim : J 111 10 251

Telah Diperiksa Dan Disahkan

Pada Tanggal , 12 November 2013

Oleh

Pembimbing

drg Hasmawati Hasan M,kes

NIP. 19670502 199802 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Penanggung Jawab Program Pendidikan Strata Satu ( S1 )

Prof. drg. Mansjur Nasir, Ph.D

NIP. 19540625 198403 1 0

Page 3: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

KATA PENGANTAR

Syukur yang tak terkira penulis panjatkan atas nikmat Tuhan Yang Maha Esa selama

ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Hubungan Sosial

Ekonomi dengan Status Kebutuhan Pencabutan Gigi” sebagai tugas akhir untuk

memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG)

pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin Makassar.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput

dari berbagai kekurangan sebagai akibat dari adanya berbagai keterbatasan dan kemampuan

yang dimiliki. Maka dari itu, saran dan kritik serta koreksi dari berbagai pihak demi

perbaikan dan penyempurnaan skripsi tersebut yang akan penulis terima dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan

terselesaikan. Maka dari itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin.

2. Drg. Hasmawati Hasan, M. Kes selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan banyak waktunya di tengah-tengah kesibukannya untuk membimbing,

mengarahkan, dan memberi nasehat pada penulis dalam pembuatan skripsi ini dari

awal hingga akhir penulisan.

3. Prof. DR. drg. Burhanuddin Pasiga, M. Kes selaku penasehat akademik yang

senantiasa memberikan dukungan, motivasi, dan arahan kepada penulis.

4. Kepada kedua orangtuaku tercinta, Oktovianus N Siahay Dan Juliana D

Rieuwpassa atas segala kasih sayang, doa, dukungan moril dan materil, serta

Page 4: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

semangat yang tiada henti mereka berikannya selama hidup penulis selama ini yang

tidak dapat tergantikan. Semoga apa yang dicapai penulis hingga saat ini dapat

membuat kedua orangtua penulis bangga dan senang, walaupun penulis tahu bahwa

itu semua tidak pernah cukup menggantikan apa yang mereka berikan kepada penulis

selama ini.

5. Kepada kakak-kakakku tersayang, Eliezert S. Siahay Dan Gledy Samuel Siahay

yang telah mejadi penyemangat dan penghibur penulis selama ini.

6. Terima kasih juga atas bantuannya Kak Irene E Rieuwpassa yang telah membantu

dan mendukung selama Perkuliahan di FKG

7. Kepada teman seperjuangan skripsiku, Riski Erda Setyowati dan A. Rindi Antika

Juniafri yang telah banyak membantu dan mendukung selama ini.

8. Terima kasih kepada Dini Islami Putri dengan memberikan semangat serta menbantu

dan mendukung dalam mengerjakan Skripsis ini.

9. Kepada teman-teman ATRISI 2010 dan seluruh Keluarga Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Unhas yang membuat banyak perubahan positif dalam hidup

penulis selama 3 tahun ini.

10. Terima kasih kepada pengurus BEM FKG UNHAS PERIODE 2012 – 2013 yang

selalu mendukung dan menberikan nilai-nilai tentang berorganisasi.

11. Terima kasih kepada kanda-kanda dan teman-teman yang selalu menemani selama ini

yaitu Kanda Husnul Basyar, Kanda Andi Rangga, Kanda Edward, Muh Kamil Nur,

Abd Rahman, Rahmat Setiawan, Ronald Hartono Dll

12. Dan yang terakhir kepada semua pihak, baik yang secara langsung maupun secara

tidak langsung, memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Tiada imbalan yang dapat penulis berikan selain mendoakan semoga bantuan dari

berbagai pihak kepada penulis diberi balasan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semoga karya

Page 5: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

sederhana ini dapat membawa suatu manfaat bagi perkembangan dunia kesehatan nantinya,

terutama bidang kesehatan gigi dan mulut. Amin.

Makassar, 12 November 2013

Penulis

Page 6: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

ABSTRACK

Oral health has yet to be a major concern in the community . As a result , cavities or caries a

common problem faced by most of society . During the handling of dental problems is still limited to

patch cavities . Such action is deemed to control caries . Though it was not enough to overcome the

problem thoroughly. Caries or tooth decay is a common infectious disease in the world and are found

in 95 percent of the world population 1

Increased rates of tooth decay in Indonesia based health survey conducted by the Ministry of

Health in 2001 found that 70 % of Indonesia's population aged 10 years and over had experienced

tooth decay . At age 12, the amount of tooth decay reaches 43.9 % , age 15 years at 37.4 % , 51.1 %

aged 18 years , aged 35-44 reached 80.1 % , and age 65 years and over reached 96 , 7 % . These data

certainly can not be considered small , because some dangerous diseases such as heart , lungs , low

birth weight , premature birth , and diabetes associated with oral hygiene .

Oral health of the people of Indonesia is still a matter that needs serious attention from health

workers , both dentists and dental nurses , it is seen that oral disease is suffered by 90 % of Indonesia's

population . behaviors play an important role in influencing the oral health status . In addition to

affecting the oral health status directly , may also affect the behavior of environmental factors and

health care

Maintain Community behavior about themselves on dental health , only one variable is

measured with brushing teeth . Although 77.2 % of the public has Brushing teeth , but the teeth

brushing As recommended by only 8.1 % . At this proved that people do not feel the pain , and does

not act anything against the disease . Since this is due to lack of awareness of the importance of dental

health will society , ignorance , high costs , which Dental doctors passive behavior and tend to only

provide services kuratif.

Of a person's behavior will uantuk extractions awareness that the importance of tooth

extraction , tooth decay symptoms if not done caries tooth extraction is characterized by a hole in the

dental hard tissues , can be brown or black . Cavities are usually painless until the hole is getting

bigger and the persyarafan of the tooth . On caries deep enough , usually a common complaint of

patients felt a sense of pain when the tooth is exposed to stimuli of heat, cold , or sweet . If allowed,

the caries will increase in size and can reach the pulp room , the cavity in the tooth that contains

nerves and blood vessels.

Page 7: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iv

BAB 1 PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang …………………………………………………. 1

1.2 Rumusan masalah ………………………………………………. 3

I.3 Tujuan penelitian ………………………………………………. 3

I.4 Manfaat penelitian …………………………………………….. 3

BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan pencabutan gigi ……………………………………. 4

2.2 Faktor-faktor penyebab pencabutan gigi …………………...…. 5

2.2.1 karies gigi ……………………………………………… 5

2.2.2 fraktur gigi atau trauma ………………………………… 9

2.2.3 impaksi ………………………………………………… 9

2.2.4 pemakaian alat orthodonsia ……………………………. 11

2.2.6 penyakit periodontal ……………………………………. 12

2.3 faktor-faktor pengaruhi kebutuhan pencabutan gigi ……. 12

2.3.1 umur ……………………………………………………. 12

Page 8: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

2.3.2 jenis kelamin …………………………………………… 13

2.3.3 status ekonomi …………………………………………. 13

BAB III KERANGKA KONSEP ……………………………………………… 14

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian………………………………………… 15

4.2 Desain penelitian ……………………………………… 15

4.3 Lokasi penelitian ………………………………………. 15

4.4 Waktu penelitian ……………………………………… 15

4.5 Populasi penelitian ……………………………………. 15

4.6 Kriteria sampel ……………………………………….. 16

4.7 Jumlah sampel ………………………………………. 17

4,8 Alat dan bahan ………………………………………. 17

4.9 Definisi operasional variable ………………………… 17

4.10 Kriteria penilaian ……………………………………. 17

4.11 Prosedur penelitian ………………………………….. 19

BAB V HASIL PENELITIAN ……………………………………………… 20

BAB VI PEMBAHASAN ………………………………………………… 26

BAB VII PENUTUP ……………………...…………………………………. 30

7.1 KESIMPULAN ………………………………………. 30

7.2 SARAN ………………………………………………. 30

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 …………………………………………………………………………….. 20

Tabel 1.2 .……………………………………………………………………………. 21

Table 1.3 …………………………………………………………………………….. 22

Tabel 2 …………………………………………………………………………….. 23

Tabel 3 ……………………………………………………………………………. 24

Page 10: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut hingga kini belum menjadi perhatian utama di masyarakat.

Akibatnya, gigi berlubang atau karies menjadi masalah umum yang dihadapi sebagian besar

masyarakat. Selama ini penanganan masalah gigi masih sebatas menambal lubang gigi.

Tindakan tersebut sudah dianggap mampu mengontrol karies. Padahal itu belum cukup

mengatasi masalah secara menyeluruh. Penyakit karies atau gigi berlubang merupakan

penyakit infeksi yang umum di dunia dan ditemukan pada 95 persen jumlah penduduk dunia 1

Angka peningkatan kerusakan gigi di Indonesia berdasarkan survai kesehatan yang

dilakukan Departemen Kesehatan RI pada 2001 menemukan sekitar 70 % penduduk

Indonesia berusia 10 tahun ke atas pernah mengalami kerusakan gigi. Pada usia 12 tahun,

jumlah kerusakan gigi mencapai 43,9 % , usia 15 tahun mencapai 37,4 %, usia 18 tahun 51,1

%, usia 35- 44 mencapai 80,1 %, dan usia 65 tahun ke atas mencapai 96,7 %. Data ini tentu

saja tidak bisa dianggap kecil, karena beberapa penyakit berbahaya seperti jantung, paru-

paru, berat bayi lahir yang rendah, kelahiran prematur, dan diabetes berhubungan dengan

kebersihan gigi dan mulut. 1

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu

mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter gigi maupun perawat gigi, hal

ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia.

perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan

mulut. Di samping mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut secara langsung, perilaku

dapat juga mempengaruhi faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan 2

Page 11: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Perilaku masyarakat tentang Pelihara diri terhadap kesehatan gigi, salah Satunya

diukur dengan variabel menyikat Gigi. Walaupun 77,2 % masyarakat telah Menyikat gigi,

namun yang menyikat gigi Sesuai anjuran hanya 8,1 %. Ini terbukti Pada masyarakat yang

tidak merasakan Sakit, dan tidak bertindak apa-apa terhadap Penyakit tersebut. Hal ini

disebabkan Karena kurangnya kesadaran masyarakat Akan pentingnya kesehatan gigi,

ketidaktahuan, Biaya yang tinggi, perilaku dokter Gigi yang pasif dan cenderung hanya

memberikan pelayanan kuratif.3

Dari perilaku seseorang uantuk pencabutan gigi akan kesadaran bahwa pentingnya

pencabutan gigi, gejala kerusakan gigi bila tidak dilakukan pencabutan gigi yaitu Karies

ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam.

Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan

mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan

yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau

manis. Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu

rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah3.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian yaitu

Status Hubungan Sosial Ekonomi dengan status kebutuhan pencabutan gigi.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka tujuan penelitian yaitu status

hubungan sosial ekonomi dengan status kebutuhan pencabutan gigi.

Page 12: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat bagi penulis adalah untuk mendapatkan pengalaman meneliti dan menambah

wawasan serta pengetahuan tentang Status Hubungan Sosial Ekonomi Terhadap

Perilaku Pencabutan Gigi

2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan mendapat gambaran mengenai

Status Hubungan Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Pencabutan Gigi

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi merupan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana pada

gigi tersebut tidak dapat dilakukann perawatan lagi, pencabutan gigi atau ekstrasi gigi juga

merupakan operasi bedah yang melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak dari rongga

mulut, akses yang membatasi oleh bibir dan pipi, dan selanjutnya dihubungkan oleh gerakan

lidah dan rahang, definisi pencabutan gigi ideal adalah pencabutan tanpa rasa sakit gigi utuh

atau akar gigi dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas

pencabutan dapat sembuh denagn sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik di masa

mendatang.4

Pencabutan gigi atau ekstrasi gigi merupakan suatu prosedur bedah yang dapat

dilakukan dengan tang, elevator, atau transalveolar, gigi memerlukan tindakan pencabuatn

apabila sudah tidak berfungsi lagi dalam mekanisme gigi geligi secara keseluruhan, yang

Page 13: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

tidak berfungsi apabila gigi tersebut non vital, terkena penyakit pulpa atau periodontal, baik

akut atau kronis, keperluan Orthodonsia, Prosthodonsia, dan pertimbangan lainnya.4

Apabila ditemukan gigi geligi seperti pada keadaan tersebut, tindakan tatalaksana

yang tepat adalah tindakn ekstraksi gigi atau pencabutan gigi, prinsip dasar dari pencabuatn

gigi atau ekstrasi gigi sendiri adalah tindakan yang perlu dilakukan secara hati-hati dan

dilakukan berdasarkan pengetahuan dan kemampuan.

2.2 faktor – faktor penyebab pencabutan gigi

Beberapa faktor yang mempengaruhi harus pencabutan gigi pada pasien :

2.2.1 Karies Gigi

Definisi dari karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi

yang ditandai oleh determinalisasi dari bagian inorganic dan destruksi dari subtansi organic

dari gigi, atau karies gigi penyakit jaringan gigi ditandai kerusakan jaringan, dimulai dari

permukaan gigi ( pit, fissure, daerah interproksimal ) meluas kea rah pulpa6. Karies adalah

penyakit jaringan gigi yang ditandai kerusakan jaringan dimulai dari permukaan gigi meliputi

pits, fissure dan daerah interproksimal meluas kearah pulpa karena adanya interaksi faktor-

faktor dalam mulut antara lain struktur gigi, derajat keasaman saliva, kebersihan mulut dan

frekuensi makan makanan

Kariogenik.

Proses karies ini disebabkan oleh sisa-sisa makanan yang melekat pada permukaan

gigi dan apabila sisa-sisa makanan itu tidak dibersihkan maka akan terbentuk asam dan

terjadi demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya.

Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi mikroorganisme dan kerusakan pada jaringan

pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.

Page 14: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi,

diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi

mikroorganisme dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan

periapikal dan dapat menimbulkan rasa nyeri.

Etiologi Karies

Karies gigi memiliki etiologi yang multifaktorial sehingga terjadi interaksi dari tiga

faktor utama dan satu faktor tambahan : mikroorganisme, substrat, host (gigi dan saliva), dan

waktu. Adanya hubungan sebab akibat terjadinya karies sering diidentifikasi sebagai faktor

risiko. Untuk lebih jelas ke empat faktor tersebut digambarkan sebagai empat lingkaran yang

salih tumpang tindih sehingga terjadi karies gigi.

Mikroorganisme Dalam setiap ml air ludah dijumpai 10-200 juta mikroorganisme. Jumlah

maksimum mikroorganisme ini dijumpai pada pagi hari atau setelah makan. Pada waktu bayi

masih dalam kandungan, di dalam mulut tidak dijumpai mikroorganisme tetapi

mikroorganisme akan mulai berada di mulut saat bayi melewati vagina sewaktu proses

kelahiran. Setelah beberapa jam, melalui pernapasan dan udara sekitar, mikroorganisme

bertambah di dalam mulut si bayi.

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Mikroorganisme

plak yang sangat dominan dalam karies gigi adalah Streptococcus mutans. Mikroorganisme

ini sangat kariogen karena mampu membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.

Dapat menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida

ekstrasel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan.

Substrat Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dikonsumsi

sehari-hari dan menempel pada gigi. Seringnya mengkonsumsi makanan yang mengandung

karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada giginya. Seringnya

Page 15: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

mengkonsumsi gula akan menambah pertumbuhan plak dan menambah jumlah Streptokokus

mutans didalamnya. Sukrosa merupakan gula yang kariogen, walaupun gula lainnya tetap

berbahaya, merupakan gula yang paling banyak di konsumsi, sehingga merupakan penyebab

karies yang utama Sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan

protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini menunjukkan

bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies. Konsumsi makanan

dan minuman yang mengandung gula di antara jam makan dan pada saat makan berhubungan

dengan peningkatan karies yang besar. Faktor makanan yang dihubungkan dengan terjadinya

karies adalah jumlah konsentrasi dan bentuk fisik (cair, tepung, padat) dari karbohidrat,

lamanya retensi dimulut, frekuensi snacks serta lamanya interval waktu makan. Anak yang

berisiko karies tinggi sering mengkonsumsi makanan manis yang berpotensi karies seperti,

permen, coklat, cookies, cake, chewing gum, dan minuman beverages termasuk minuman

berkarbonasi dan snacks lain yang tinggi kandungan sukrosanya diantara jam makan.

Host Untuk terjadinya karies gigi dibutuhkan host (tuan rumah) yang rentan. Lapisan

keras gigi terdiri dari email (lapisan yang paling luar ) dan dentin, dan karies dimulai dari

lapisan luar, oleh karena itu email sangat menentukan proses terjadinya karies. Bentuk gigi

dengan pit dan fisur yang dalam lebih mudah terserang karies, posisi gigi yang berjejal dan

susunan gigi yang tidak teratur lebih sukar dibersihkan. Posisi gigi yang tidak teratur

disebabkan oleh kebiasaan buruk, yaitu menghisap ibu jari, ukuran rahang yang tidak sesuai

dengan besarnya gigi yang tumbuh, gigi desidui yang terlambat tanggalnya atau tanggal

sebelum waktunya. Cenderung meningkatkan penyakit karies dan periodontal. Gigi desidui

lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap, disebabkan email nya mengandung lebih

banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap.

Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi desidui tidak sepadat gigi tetap. Mungkin

alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak.

Page 16: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Waktu Telah dibuktikan bahwa asam dari plak gigi akan menurunkan pH rongga mulut

sampai 5 dalam waktu 3-5 menit sesudah memakan makanan yang mengandung karbohidrat,

pH rendah ini sangat membahayakan gigi, walaupun pH ini akan menjadi normal kembali

setelah satu jam. Oleh sebab itu menyikat gigi segera sesudah makan adalah satu faktor yang

penting, karena dapat menurunkan insidens dan frekuensi karies gigi.1

2.2.2 Fraktur atau Trauma

Definisi fraktur adalah Hilangnya fragmen dari suatu gigi yang biasanya disebekan

oleh trauma atau benturan, Hilangnya kontinuitas jaringan keras yang mengenai dentin.

Dentin maupun pulpa yaitu pada gigi yang biasanya disebabkan trauma, Retak pada email

sering sampai ketulang gigi dan tanpa patahnya sebagian elemen8

Etiologi Fraktur Gigi

Penyebab fraktur mahkota akar kebanyakkan bersifat iatrogenic, antara lain

disebabkan tekanan berlebihan pada preparasi saluran akar, insersi pasak atau sementasi inlay

dan dapat juga disebabkan akibat efek keras, Fraktur dental pada umumnya terjadi bersamaan

dengan cidera mulut lainnya, Penyebab umum fraktur dental adalah benturan atau trauma

terhadap gigi yang menyebabkan distruksi dan kerusakan enamel, dentin atau keduannya.

Benturan atau trauma, baik berupa pukulan langsung terhadap gigi berupa pukulan tidak

langsung terhadap mandibula, dapat menyebabkan pecahan tonjolan – tonjolan gigi terutama

gigi posterior. Tekanan oklusal berlebihan, Mengigit benda keras8

2.2.3 Impaksi

Pengertian gigi impaksi telah dikemukan dalam beberapa literature dan keseluruhan

mempunyai pernyataan yang hampir sama. Pada prinsipnya gigi impaksi adalah gigi yang

Page 17: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

tidak dapat erupsi sempurna keseluruhan atau hanya sebagian karena tertutup oleh tulang dan

jaringan. Pengertian impaksi telah banyak di definisikan oleh para ahli. Menurut Grace, gigi

impaksi adalah gigi yang mempunyai waktu erupsi yang lambat dan tidak menunjukan tanda

– tanda untuk erupsi yang lambat dan menunjukan tanda – tanda untuk erupsi secara klinis

dan radiografis9

Gigi impaksi biasanya diartikan gigi yang erupsi sebeb terhalang, sehingga gigi

tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal dalam deretan susunan

gigi geligi, hambatan halangan ini biasanya berupa hambatan gigi sekitarnya atau hambatan

gigi itu sendiri9.

Hambatan dari sekitar gigi dapat dikarenakan :

1. Tulang yang tebal serta padat

2. Tempat untuk gigi terlalu kurang

3. Gigi tetangga menghalangi erupsi

4. Adanya gigi desidui yang persistensi

5. Jaringan lunak yang menutupi gigi

Hambatan dari gigi itu sendiri dapat terjadi karena bisa terjadi letak benih abnormal,

horizontal, vertical , distal dan lainnya atau daya erupsi gigi tersebut kurang.

2.2.4 pemakaian alat Orthodonsia

Para era modern seperti saat ini, kebutuhan akan perawatan ortodontik semakin

banyak. Masyarakat semakin menyadari bahwa gigi yang tidak teratur terlenih lagi jika

Page 18: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

disertai adanya kelainan bentuk muka yang disebakan oleh adanya hubungan rahang yang

tidak harmonis akan sangat mempengaruhi penampilan10

.

Menurut DR.E.H.Angle (1900) Orthodonsi adalah ilmu pengetahuan bertujuan

meratakan atau menbetulkan kedudukan gigi-gigi. Keadaan gigi yang tidak terartur

disebabkan oleh malposisi gigi yaitu kesalahan posisi pada masing-masing rahang, malposisi

gigi akan menyebabkan malrelasi, kesalahan hubungan antara gigi-gigi pada rahang yang

berbeda, maka dari ituuntuk menperbaiki bentuk rahang yang normal dibutuhkan pencabutan

untuk mendapatkan ruangan dan posisi gigi yang teratur10

.

Tujuan dianjuran untuk perawatan Orthodonsia adalah :

Mencegah terjadinya abnormal dari bentuk muka yang disebakan oleh

kelainan rahang dan gigi

Mempertinggi fungsi penguyahan yang betul

Menghindari kerusakan gigi terhadap penyakit periodontal

Menperbaiki cara bicara yang salah

Memperbaiki persendian TMJ yang abnormal

Mengembalikan rasa percaya diri

2.2.6 Penyakit periodontal

Penyakit periodontal merupakan sekumpulan kondisi peradangan atau inflamasi

jaringan periodontal (periodonsium) yang menyebabkan bakteri. Ligamentum periodontal

dan tulang alveolar sebagai jaringan bertanggung jawan terhadap kegoyangan gigi jika

mengalami kerusakan lanjut akibat penyakit periodontal sehingga pada akhirnya butuh

pencabutan gigi12

.

Penyakit in mengenai jaringan penyanggah gigi yaitu : gisi, serat perekat gigi dan

tulang disekitar gigi, penyakit periodontal merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada

Page 19: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

orang dewasa yang disebabkan infeksi bakteri dan menimbulakn kerusakan gusi, serat

perekat dan tulang di sekitar gigi12

2.3 Faktor-faktor pengaruh kebutuhan Pencabutan gigi

Ada bebbagai faktor yang harus dilakukan pencabutan gigi pada masyarakat yaitu :

2.3.1 Umur

Umur pada anak perlu untuk mengetahui gigi terbentuk tanggal atau digantikan

dengan gigi tetap, namun bukan satu-satunya criteria dalam menentukan apakah gigi sulung

dapat dicabut atau tidak, misalnya pada pasien usia 11-12 tahun. Dan juga pengaruh umur

dan banyaknya penyakit yang terdapat seperti penyakit sistemik atau karies gigi yang luas

yang menyebabakan pencabuatn gigi dan perawatan pada pasien

2.3.2 Jenis Kelamin

Banyak penelitian dari jenis kelamin pada pria lebih banyak terkana Karies gigi dari

pada wanita karena prevalensi peningkat kerusakan gigi pada Pria lebih tinggi, pada hasil

penelitian listriana, bahwa nilai DMF responden laki-laki lebih besar dari pada Perempuan,

dan juga pada wanita untuk kebersihan mulut itu lebih baik dari pada pria.

2.3.3 Status ekonomi

Perilaku akan kesehatan gigi dan mulut sangat berhubungan dengan status ekonomi

masyarakat dari penelitian status ekonomi kebawah kebanyakkan mengalami kerusakan gigi

dan perlunya Pencabuatn gigi.

Page 20: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Penyebab perbedaan status ekonomi pada orang di atas rata-rata lebih bisa merawat

keadaan gigi dan mulut dan menjaga OH baik di bandingan status ekonomi dibawah Rata-

rata karena membutuhkan biaya besar untuk perawatan gigi dan mulut

BAB III

KERANGKA KONSEP

KET :

FRAKTUR JENIS

STATUS EKONOMI

UMUR KARIES GIGI

KEBUTUHAN

PENCABUTAN GIGI

ORTHODONSIA

IMPAKSI

PENYAKIT

PERIODONTAL

Page 21: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

DITELITI

TIDAK DI TELITI

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Observational Analitik.

4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study.

4.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA 1 Makassar dan Perkampungan Bulurokeng

4.4 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan januari dan oktober

4.5 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah SMA 1 makassar dan

Perkampungan bulurokeng

2. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah SMA 1 makassar dan

Perkampungan bulurokeng

Page 22: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

4.6 Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

1. remaja umur 15- 20 tahun

2. Kerusakan gigi yang tidak dipertahankan

3. Bersedia dilakukan pemeriksaan (kooperatif) dan sehat

4. Bersedia mengisi kuisioner

b. Kriteria Ekslusi

1. orang tua berumur 21 tahun keatas

2. Tidak bersedia dilakukan pemeriksaan (non-kooperatif)

4.7 Jumlah Sampel

SMA 1 Makassar : 30 orang

Perkampungan Bulurokeng : 31 orang

4.8 Alat dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan

Handscoon, masker, lembaran kuisioner, dan alat tulis menulis.

4.9 Definisi Operasional Variabel

a. Faktor Sosial Ekonomi adalah keadaan sosial dalam masyrakat yang dapat

dinilai berdasarkan pekerjaan dan tingkat pendidikan.

Page 23: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

b. Status Kerusakan gigi adalah terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi,

diikuti dengan kerusakan bahan organiknya

4.10 Kriteria Penilaian

a. Faktor Sosial Ekonomi dapat dilihat dari :

1. Pekerjaan Orang Tua :

a. Pegawai negeri adalah pekerjaan di sector publik yang bekerja untuk

pemerintah suatu Negara misalnya PT, BUMN, dll .

b. TNI/POLRI adalah mereka yang bekerja untuk mengatur kepentingan dan

keamanan bangsa dan negara.

c. Pegawai Swasta yaitu mereka yang bekerja pada bidang keuangan,

asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan swasta.

d. Wiraswasta adalah mereka yang pandai atau berbakat untuk mengenali

produk, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta

mengatur permodalan operasinya.

e. Buruh adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/

perusahaan.

f. Nelayan atau petani yaitu mereka yang bekerja pada bidang pertanian,

kehutanan, perburuan dan perikanan.

g. Supir yaitu mereka yang bekerja pada bidang angkutan, pegudangan,

asuransi, dll.

h. Lainnya yaitu mencakup pekerjaan seperti satpam, tukang, pembantu

rumah tangga, office boy, dll.

2. Pendidikan Terakhir Orang Tua

Page 24: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

1) SD yaitu Siswa yang jenjang pendidikan terakhir orang tuanya adalah tamat

Sekolah Dasar.

2) SMP yaitu Siswa yang jenjang pendidikan terakhir orang tuanya adalah tamat

Sekolah Menengah Pertama.

3) SMA yaitu Siswa yang jenjang pendidikan terakhir orang tuanya adalah tamat

Sekolah Menengah Atas.

4) Perguruan Tinggi adalah siswa yang jenjang pendidikan terakhir orang tuanya

adalah Strata 1, Pasca sarjana (S2), dan Doktor (S3), dll.

4.11 Prosedur Penelitian

1. Siswa Diberikan Kuisioner yang berisi pertanyaan mengenai biodata diri,

pendidikan terakhir orang tua pekerjaan orang tua dan pertanyaan mengenai

kerusakan gigi Siswa diberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum menjawab

kuisioner.

2. Siswa-siswi dipanggil satu demi satu untuk dilakukan pemeriksaan gigi rusak

yang tidak dapat di perthankan lagi

Page 25: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN SUBJEK

Pada penelitian yang dilakukan didapatkan di SMA negeri 1 Makassar didapatkan

sampel sebanyak 30 orang dan di Kecamatan bulurokeng perkampung bulurokeng didapatkan

sampel sebanyak 31 orang, jumlah sampel keseluruhan didapatkan adalah 61 orang.

Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan variable

Tabel 1.1 distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin

Lokasi penelitian Variable N %

SMAN 1 Makassar Jenis kelamin Laki-laki 13 43,3

perempuan 17 56,7

Total 30 100

Page 26: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Lokasi penelitian Variable N %

Perkampung

bulurokeng Jenis kelamin

Laki-laki

perempuan

11

20

35,4

64,6

Total 30 100

Pada tabel 1.1 diatas diketahui bahwa pada SMA 1 Makassar dari 30 sampel yang

diperoleh dari penelitian yang dilakukan, Pada siswa yang jenis kelamin laki-laki sebanyak

13 orang (43,3%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 17 orang (56,7%). Dari penelitian

yang dilakukan pada kecamatan bulurokeng perkampung bulurokeng, pada jenis kelamin

laki-laki didapatkan sebanyak 11 orang (35,4%) dan untuk jenis kelamin perempuan

didapatkan sebanyak 20 orang (64,6%).

Tabel 1.2 distribusi sampel berdasarkan pekerjaan orang tua

SMAN 1 Makassar Pekerjaan orang tua PNS 10 33,4

Pegawai swasta 5 16,7

Wiraswasta 12 40

TNI/POLISI 2 6,6

Buruh 1 3,3

Sopir 0 0

Lainnya 0 0

Total 30 100

Perkampung

bulurokeng

Pekerjaan orang tua PNS

Pegawai swasta

Wiraswasta

TNI/POLISI

Buruh

Sopir

Lainnya

0

0

0

0

18

0

13

0

0

0

0

58,1

0

41,9

Total 31 100

Dari tingkat pekerjaan orang yang diperoleh pada siswa SMA 1 Makassar yaitu untuk

Pekerjaan PNS sebanyak 10 orang (33,4%), pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 5

orang (16,7%), pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 12 orang (40%), pekerjaan sebagai

Page 27: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

TNI/POLISI sebanyak 2 orang (6,6%), dan Pekerjaan sebagai buruh sebanyak 1 orang

(3,3%). Pada perkampungan bulurokeng didapatkan dari pekerjaan orang tua yaitu pekerjaan

buruh sebanyak 18 orang (58,1%) dan pekerjaan lainnya sebanyak 13 orang (41,9%).

Tabel 1.3 distribusi sampel berdasarkan pendidikan orang tua

SMAN 1

MAKASSAR

Pendidikan orang

tua

SD

SMP

SMA

Perguruan

Tinggi

0

0

10

20

0

0

33,3

66,7

Total 30 100

Perkampungan

Bulurokeng

Pendidikan orang

tua

SD

SMP

SMA

Perguruan

Tinggi

7

15

9

0

22,5

48,3

29,2

0

Total 31 100

Pada tabel 1.3 diatas dari tingkat pendidikan terakhir orang tua pada siswa SMA 1

Makassar, di peroleh dari tingkat pendidikan terakhir orang tua siswa adalah SMA sebanyak

10 orang (33,3%) dan pendidikan Perguruan tinggi sebanyak 20 orang (66,7). Pada

perkampungan bulurokeng diperoleh dari pendidikan terakhir orang tua yaitu pendidikan SD

sebanyak 7 orang (22,5%), pendidikan SMP sebanyak 15 orang (48,3%) dan pendidikan

SMA sebanyak 9 orang (29,2%).

B. GAMBARAN KEBUTUHAN PENCABUTAN GIGI

Page 28: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Tabel 2 hubungan antara pendidikan orang tua denagn status kebutuhan

pencabutan gigi

lokasi Pendidikan

terakhir orang

tua

Kebutuhan pencabutan gigi Total

Butuh Tidak

Butuh

SMA 1

Makassar

N % N % N %

Tidak sekolah 0 0 0 0 0 0

SD 0 0 0 0 0 0

SMP 0 0 0 0 0 0

SMA 5 16,7 5 16,7 10 33,4

Perguruan tinggi 4 13,3 16 53,3 20 66,6

Total 9 30 21 70 30 100

Perkampungan

bulurokeng

Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan tinggi

0

7

15

9

0

0

22,5

48,3

29,2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

7

15

9

0

0

22,5

48,3

29,2

0

Total 31 100 0 0 31 100

Pada tabel 2 diatas untuk siswa SMA 1 Makassar diperoleh dari hasil pengamatan

untuk tingkat kebutuhan pencabutan gigi yaitu pada pendidikan terakhir orang tua pada SMA

1 Makassar adalah pendidikan terakhir SMA yang butuh pencabutan gigi sebanyak 5 orang

(16,7%) dan tidak butuh Pencabutan gigi sebanyak 5 orang (16,7%) dan pendidikan terakhir

Perguruan tinggi yang butuh pencabutan gigi sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak butuh

pencabutan gigi sebanyak 16 orang (53,3%).

Pada penelitian yang dilakukan di perkampungan Bulurokeng diperoleh bahwa

kebutuhan pencabutan gigi pada tingkat pendidikan orang tua yaitu pendidikan SD sebanyak

7 orang (22,5%), pendidikan SMP sebanyak 15 orang (48,3%) dan pendidikan SMA

sebanyak 9 orang (29,2%).

Page 29: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Tabel 3 hubungan antara pekerjaan orang tua terhadap status kebutuhan

pencabutan gigi.

lokasi Pekerjaan

terakhir orang

tua

Kebutuhan

pencabutan

gigi

Total

Butuh Tidak

Butuh

SMA 1

Makassar

N % N % N %

Pegawai negeri

Pegawai swasta

Wiraswasta

TNI/POLISI

Buruh

2

1

5

0

1

6,6 8 26,6 10 33,3

3,3 4 13,3 5 16,6

16,8 7 23,4 12 40,2

0 2 6,6 2 6,6

3,3 0 0 1 3,3

Total 9 30 21 70 30 100

Perkampungan

bulurokeng

Pegawai negeri

Pegawai swasta

Wiraswasta

Buruh

Lainnya

0

0

0

18

13

0

0

0

58,1

41,9

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

18

13

0

0

0

58,1

41,9

Total 31 100 0 0 31 100

Pada tabel 3 menunjukan status kebutuhan pencabutan gigi pada siswa SMA 1

Makassar pada Pekerjaan orang tua yaitu pekerjaan Pegawai negeri yang butuh pencabutan

gigi sebanyak 2 orang (6,6%) dan tidak butuh pencabutan gigi sebanyak 8 orang (26,6%).

Pada pekerjaan pegawai swasta yang butuh pencabutan gigi sebanyak 1 orang (3,3%) dan

tidak butuh pencabutan gigi 4 orang (13,3%). Pekerjaan wiraswasta yang butuh pencabutan

gigi sebanyak 5 orang (16,8%) dan tidak butuh pencabutan gigi sebanyak 7 orang (23,4%).

Dari pekerjaan TNI/POLISI yang tidak butuh pencabutan sebanyak 2 orang (6,6%). Pada

pekerjaan Buruh yang butuh pencabutan sebanyak 1 orang (3,3%). Dari hasil pelitian yang

dilakukan untuk pekerjaan orang tua yaitu pekerjaan buruh yang butuh pencabutan gigi

sebanyak 18 orang (58,1%) dan pekerjaan orang tua lainnya sebanyak 13 orang (41,9%).

Page 30: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA 1 Makassar dan

Perkampungan Bulurokeng dengan jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 61 orang. Dari

sampel yang didapatkan banyak yang menbutuhan pencabutan gigi. Oleh sebab itu sangat di

perlukan perawatan gigi dan pemberian DHE kepada masyarakat bahwa perlunya perawatan

gigi dan mulut.

Pada tabel 1distribusi sampel berdasarkan variable, untuk tabel 1.1 di jelaskan pada

distribusi variable berdasarkan jenis kelamin, pada SMA Negeri 1 didapatkan sampel untuk

jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang (43,3%) dan perempuan sebanyak 17 orang

(56,7%). Dan sampel yang didapatkan pada Perkampungan bulurokeng untuk jenis kelamin

laki-laki sebanyak 11 orang (35,4%) dan perempuan sebanyak 20 orang (64,6%).

Page 31: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Pada tabel 1.2 di jelaskan distribusi sampel berdasarkan pekerjaan orang tua, pada

SMA 1 Makassar didapatkan yaitu untuk Pekerjaan PNS sebanyak 10 orang (33,4%),

pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 5 orang (16,7%), pekerjaan sebagai wiraswasta

sebanyak 12 orang (40%), pekerjaan sebagai TNI/POLISI sebanyak 2 orang (6,6%), dan

Pekerjaan sebagai buruh sebanyak 1 orang (3,3%). Pada perkampungan bulurokeng

didapatkan dari pekerjaan orang tua yaitu pekerjaan buruh sebanyak 18 orang (58,1%) dan

pekerjaan lainnya yang lihat dari pekerjaan orang tua sebagai pembantu sebanyak 13 orang

(41,9%). Hasil penelitian dilakukan bahwa adanya hubungan antara pekerjaan orang tua

dengan tingkat perawatan gigi dan mulut pada anak.

Pada tabel 1.3 didapatkan dari tingkat pendidikan orang tua terakhir untuk siswa

SMA 1 Makassar, di peroleh dari tingkat pendidikan terakhir orang tua siswa adalah SMA

sebanyak 10 orang (33,3%) dan pendidikan Perguruan tinggi sebanyak 20 orang (66,7). Pada

perkampungan bulurokeng diperoleh dari pendidikan terakhir orang tua yaitu pendidikan SD

sebanyak 7 orang (22,5%), pendidikan SMP sebanyak 15 orang (48,3%) dan pendidikan

SMA sebanyak 9 orang (29,2%). Dari tingkat pendidikan orang tua ada hubungan dengan

pendidikan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut dan menjaga kesehatan gigi dan

mulut.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tabel 2 yang dilihat dari pendidiakan orang

tua pada siswa SMA 1 Makassar diperoleh dari hasil pengamatan untuk tingkat kebutuhan

pencabutan gigi yaitu pada pendidikan terakhir orang tua pada SMA 1 Makassar adalah

pendidikan terakhir SMA yang butuh pencabutan gigi sebanyak 5 orang (16,7%) dan tidak

butuh Pencabutan gigi sebanyak 5 orang (16,7%) dan pendidikan terakhir Perguruan tinggi

yang butuh pencabutan gigi sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak butuh pencabutan gigi

sebanyak 16 orang (53,3%).

Page 32: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Pada penelitian yang dilakukan di perkampungan Bulurokeng diperoleh bahwa

kebutuhan pencabutan gigi pada tingkat pendidikan orang tua yaitu pendidikan SD sebanyak

7 orang (22,5%), pendidikan SMP sebanyak 15 orang (48,3%) dan pendidikan SMA

sebanyak 9 orang (29,2%). Dari hasil penelitian yang dilakukan dari tingkat pendidikan orang

tua bahwa rendahnya tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap tingkat

kebersihan gigi dan mulut.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tabel 3 adanya hubungan antara

pekerjaan orang tua dengan status kebutuhan pencabutan gigi menunjukan status kebutuhan

pencabutan gigi pada siswa SMA 1 Makassar pada Pekerjaan orang tua yaitu pekerjaan

Pegawai negeri yang butuh pencabutan gigi sebanyak 2 orang (6,6%) dan tidak butuh

pencabutan gigi sebanyak 8 orang (26,6%). Pada pekerjaan pegawai swasta yang butuh

pencabutan gigi sebanyak 1 orang (3,3%) dan tidak butuh pencabutan gigi 4 orang (13,3%).

Pekerjaan wiraswasta yang butuh pencabutan gigi sebanyak 5 orang (16,8%) dan tidak butuh

pencabutan gigi sebanyak 7 orang (23,4%). Dari pekerjaan TNI/POLISI yang tidak butuh

pencabutan sebanyak 2 orang (6,6%). Pada pekerjaan Buruh yang butuh pencabutan

sebanyak 1 orang (3,3%). Dari hasil pelitian yang dilakukan untuk pekerjaan orang tua yaitu

pekerjaan buruh yang butuh pencabutan gigi sebanyak 18 orang (58,1%) dan pekerjaan orang

tua lainnya sebanyak 13 orang (41,9%).

Dari hasil pengamatan dilakukan bahwa adanya hubungan antara pekerjaan orang tua

dengan status kebutuhan pencabutan gigi, bahwa pada SMA Negeri 1 makassar didapatkan

sampel yang butuh pencabutan gigi sebanyak 9 orang (30%) sedangkan sampel yang tidak

menbutuhkan pencabutan gigi sebanyak 21 orang (70%), pada perkampungan bulurokeng

didapatkan sampel untuk status pencabutan gigi sebanyak 31 orang (100%). Dari hasil

Page 33: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

penelitian yang dilakukan bahwa tingkat pekerjaan orang tua sangat berhubungan antara

status dan ekonomi untuk kebersihan gigi dan mulut pada remaja.

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Page 34: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada SMA 1 makassar dan

Perkampungan Bulurokeng didapatkan adanya hubungan antara status sosial dengan

kebutuhan pencabutan gigi.

7.2 Saran

1. Harus ditambah tempat penelitian untuk mendapatkan perbandingan hubungan status

ekonomi dengan kebutuhan pencabutan gigi

2. perlu peneliatian lebih lanjut serta sampel yang diperlukan lebih banyak lagi agar bisa

didapat perbandingan status sosial ekonomi dengan kebutuhan pencabutan gigi.

3. Perlunya Peningkatan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan Mulut pada remaja dan orang

tua dengan melibatkan tenaga kesehatan untuk mengurangi terjadinya kerusakan gigi

Page 35: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan

DAFTAR PUSTAKA

1. Niniek L.pratiwi,Hari basuki dan Agus soeprapto. Pengaruh akses pelayanan

kesehatan, performed treatment index/PTI requirement treatment index/RTI,

terhadap perilaku oral hygiene pp 169-180

2. Silvia anitasari, nina endang. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan

kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan palaran

kotamadya samarinda provinsi Kalimantan timur. pp 88-90

3. Indirawati Tjahja N dan Lannywati Ghani. Status kesehatan gigi dan mulut di

tinjau dari faktor individu pengunjung pusekesmas DKI Jakarta tahun 2007. Pusat

penelitian dan pengembangan biomedis dan farmasi Jakarta. pp 52-66

4. Narlan s. dasar –daar karies penyakit dan penanggulanganya. Jakarta : penerbit

buku kedokteran ECG, 1992.

5. David wray, david stennhouse, david lee, Andrew . Textbook of general and oral

surgery. ; 2003 pp 21-24

6. Fragiskos D.Fragiskos. Oral Surgey. Tahun 2007. Hal 43 – 71

7. Theodore m. Roberson. Sturdevant’s art and science operative dentistry. ; 2002.

Ed 4th

pp 69-90.

8. Edwina.A.M. pickard’s manual of operative dentistry. ;2003. Edisi 8th

. pp 16-19

9. Fragiskos D.Fragiskos. Oral Surgey. ;2007. pp 181- 185

10. Situmorang N. perilaku sakit: suatu tinjuan sosial cultural. Dentika den j

2003;2(8):265.

11. Fragiskos D.Fragiskos. Oral Surgey. ;2007. pp 121 – 140

12. David wray, david stennhouse, david lee, Andrew . Textbook of general and oral

surgery. ;2003 pp250

13. Newman takei carrazza, Clinical periodontal ed 9th

;2002. pp95-98

Page 36: HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS … · PENCABUTAN GIGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi ... Kesehatan gigi dan