laporan tutorial individu

Upload: reptilarnoldi

Post on 06-Jul-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL BLOK II BIOETIKA DAN HUMANIORA MUNGKINKAH SAYA MEMPUNYAI ANAK LAGI?

OLEH REFILIA RUKMANASARI G 0007137

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2007-2008

PENDAHULUAN

A.Definisi Masalah a. Disfungsi seksual adalah tidak berfungsinya alat-alat reproduksi dengan normal karena suatu hal. b. Inseminasi buatan adalah deposit semen ke dalam vagina seperti selama berhubungan intim secara buatan. c. Bayi tabung adalah cara reproduksi dengan peleburan ovum dan sperma di luar tubuh wanita. d. Azoospermia adalah tidak adanya sperma dalam cairan semen. e. Kloning adalahpembentukan klon, reproduksi aseksual DNA kloning pada genetik produksi banyak tiruan identik fragmen DNA spesifik. f. Penitipan pada wanita lain adalah inseminasi buatan tetapi diimplantasikan ke rahim wanita lain (bukan pemilik ovum) B.Latar Belakang Masalah Memberitahukan kepada pembaca akan pentingnya pengambilan keputusan berdasarkan Kode Etik, Agama,Hukum, dan Budaya terhadap suatu masalah dalam kasus ini alternatif cara memiliki keturunan. C. Rumusan Masalah a. Apakah hubungan antara usia lanjut dan disfungsi seksual? b. Apa saja cara-cara alternatif untuk memiliki keturunan dan penjelasannya? c. Bagaimanakah pandangan hukum, etik, agama, dan budaya mengenai cara-cara alternatif memiliki keturunan? d. Bagaimana jalan yang terbaik yang dapat diambil oleh Bapak Karyodimejo untuk memiliki keturunan? D.Tujuan Penulisan a. Mengenali dimensi etik kedokteran dalam mengobati atau memperlakukan individu pasien sebagai individu dalam lingkup sosio-budayanya. b. Mengidentifikasi pertimbangan yang saling bertentangan dalam pilihan etik tertentu E.Manfaat Penulisan a. Memberikan penjelasan mengenai alternatif cara memiliki keturunan. b. Memberikan pertimbangan dari berbagai segi kehidupan mengenai alternatif memiliki keturunan dan saran kita untuk Bapak Karyodimejo.

2

TINJAUAN PUSTAKA Bioteknologi adalah ilmu terapan proses biologi. Bioteknologi ini memiliki berbagai macam definisi namun hal ini tergantung pada tingkat kemajuan yang ada pada daerah tersebut. Bioteknologi dapat digunakan untuk memiliki keturunan tanpa harus melakukan hubungan intim. Cara-cara alternatif untuk memiliki keturunan antara lain dengan: Bayi tabung. Dalam melakukan fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu : 1.Istri diberi obat pemicu ovulasi, merangsang indung telur mengeluarkan sel telur diberikan setiap hari (permulaan haid sampai sel telurnya matang). 2.Pematangan ovum dipantau tiap hari (pemeriksaan darah dan ultrasonografi). 3.Pengambilan ovum dilakukan dengan penusukan jarum kevagina dengan ultrasonografi. 4.Setelah dikeluarkan ovum dibuah sperma terbaik suaminya yang telah diproses. 5.Pembuahan dalam tabung petri,dibiakkan dalam lemari pengeram. Pemantauan 18-20 jam, keesokan harinya diharapkan terjadi pembuahan sel. 6.Embrio diimplantasikan kedalam rahim istri,menunggu terjadinya kehamilan. 7.14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi,dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan. Penitipan pada wanita lain. Caranya sama dengan bayi tabung namun setelah terjadi pembuahan dan terbentuk embrio implantasi embrio dilakukan ke dalam rahim wanita lain. Cara yang lain adalah kloning. Caranya dengan transplantasi inti sel somatik donor yang masih mengandung genom kedalam sel ovum yang telah diambil seluruh inti selnya lalu setelah terbentuk embrio diimplantasikan ke dalam rahim hingga lahir bayi. Pandangan dari berbagai segi kehidupan yang berkaitan dengan alternatifalternatif reproduksi buatan: 1. Bayi tabung (inseminasi buatan) a. Segi Agama - Halal apabila dilakukan pada pasangan suami istri yang sah (MUI) - Haram (fatwa Al-Marah Al Muslimah hal 288) - Tidak dapat diterima ( Katolik, Instruksi Donum Vitae oleh Kongregasi untuk Ajaran Iman,22 Februari tahun 1987 ) b. Segi Hukum - Sah bila berasal dari pasangan suami istri yang sah (KUHPer) - Boleh :UU Kesehatan no.23 tahun 1992, pasal 16 - Boleh :Keputusan Menteri Kesehatan No.72/Menkes/Per/II/1999. c. Segi Medis - Boleh, dengan syarat-syarat tertentu ( Revisi KED edisi III April 2002) d. Segi Etik - Boleh (Prof.Dr.M.Khamil Tajur Komisi Bioetika UNESCO)

3

- Boleh dengan 4 prinsip (nonmalifience, justice, autonomy, beneficence),

2.2

3.1

3.3

Komisi Etik berbagai Negara ( F.A.Moeloek_FKUI) 2. Kloning pada manusia 2.1. Segi Agama a. Islam mengharamkan berdasarkan : Q.S. Al Jatsiyah:13 Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langitdan yang ada di bumi semuanya,....... Q.S. Al Asraa:70 Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,..... Tidak boleh berdasarkan Fatwa Majma Buhus Islamiyah Al Azhar Kairo b. Budha : Kalama Sutta Angguttara Nikaya 1 tidak memperbolehkan ..... Tetapi, kaum Kalama, apabila kalian mengetahui sendiri bahwa hal-hal itu ... dicela oleh para bijaksana, dan bila dilakukan akan berakibat kerugian dan penderitaan, maka tolaklah hal itu .... c. Katolik :Instruksi Donum Vitae oleh Kongregasi untuk Ajaran Iman,22 Februari tahun 1987 tidak memperbolehkan. Segi Hukum - Dilarang melakukan kloning untuk menggandakan manusia berdasarkan Kebijakan HFEA yang ada di Inggris 2.3 Segi Medis Kloning menggandakan manusia tidak boleh.(Revisi KED edisi III,April 2002). 2.4 Segi Etik - WHO : diperbolehkan tapi harus waspada terhadap dampak negatif akibat kloning itu sendiri. - FIGO : tidak boleh untuk duplikasi manusia tetapi boleh untuk therapeutic kloning. 2.5 Segi Budaya - Yahudi : Boleh, untuk cloning therapeutic tetapi tidak boleh untuk menggandakan manusia. 3. Penitipan pada wanita lain Segi Agama - Islam tidak memperbolehkan, (Kaidah Al-Azzariah) - Katolik tidak memperbolehkan (Instruksi Donum Vitae oleh Kongregasi untuk Ajaran Iman,22 Februari tahun 1987 ) 3.2 Segi Hukum Masalah status : KUHPer pasal 250 dan UU pasal 42 no.1 tahun 1974 KUHPer pasal 1320-1338 tentang syarat persetujuan perjanjian penitipan. Segi Etik - Laporan Panitia Etik 1980 memperbolehkan untuk tujuan penelitian. - Komisi Bioetika 1974 menyatakan pasien mempunyai hak menentukan apakah ingin melakukan kloning atau tidak (Autonom)4

3.4 Segi Budaya-

Diperbolehkan karena seperti Ibu susu. Hal ini seperti dalam budaya orang Arab yang menitipkan bayi-bayinya untuk disusui oleh orang lain (Prof. Dr. M.Kamil). DISKUSI / BAHASAN

Pada usia lanjut organ reproduksi akan mengalami penurunan fungsi hal ini pasti terjadi pada wanita (Menopause) sedang pada laki-laki jarang terjadi (Andropause) hal ini karena laki-laki terus memproduksi sel sperma. Cara-cara alternatif dalam memiliki keturunan ada beberapa antara lain: a. Bayi tabung dengan cara Sperma dan ovum pasutri fertilisasi in vitro dimasukkan dalam tabung Petri zygote embrio diimplantasi kedalam rahim istri. Setelah kurang lebih 9 bulan 10 hari melahirkan bayi. b. Penitipan pada wanita lain dengan cara sama dengan bayi tabung namun setelah terjadi pembuahan dan terbentuk embrio implantasi embrio dilakukan ke dalam rahim wanita lain. c. Kloning dengan cara transplantasi inti sel somatik donor yang masih mengandung genom kedalam sel ovum yang telah diambil seluruh inti selnya lalu setelah terbentuk embrio diimplantasikan ke dalam rahim hingga lahir bayi. Dari berbagai sudut pandang bayi tabung diperbolehkan asal sperma dan ovum berasal dari pasangan suami istri, namun untuk penitipan embrio ke rahim wanita lain masih ada perbedaan pendapat dalam Islam hal itu termasuk zina. Namun dalam hukum diperbolehkan dengan beberapa diantaranya diatur dalam Undang-Undang. Sedangkan kloning hampir semua segi melarang kecuali dari segi etik diperbolehkan dengan alasan untuk penelitian dan hal tersebut adalah hak autonom pasien. Salah satu langkah yang terbaik adalah melakukan bayi tabung selain tidak dilarang, juga tidak menimbulkan masalah dengan orang lain, apalagi menurut biologis dan hukum juga diakui. Namun bila terpaksa dapat dilakukan penitipan kepada wanita lain dengan perjanjian terlebih dahulu sedangkan alternatif kloning sebaiknya tidak dilakukan karena berisiko dan banyak yang tidak memperbolehkan baik dari segi agama maupun dari segi hukum, selain itu dampak negatif kepada keturunan juga banyak antara lain mati muda, rentan terhadap berbagai penyakit, dan harus mengeluarkan biaya yang mahal. KESIMPULAN Saran untuk Bapak Karyodimejo adalah menikah lagi secara sah lalu melakukan terapi hormone. Apabila tidak berhasil, dilakukan bayi tabung (inseminasi buatan). Kloning tidak dianjurkan karena lebih banyak kerugian daripada keuntungan. Bila istri tidak subur, dapat melakukan penitipan embrio pada rahim wanita lain.5

Semua keputusan akhir kembali pada hak autonomi Bapak Karyodimejo namun sebagai dokter kami tidak bisa melakukan kloning dan penitipan pada wanita lain karena hal tersebut bertentangan dengan ajaran agama. DAFTAR PUSTAKA .1992. Al Quran Dan Terjemahnya. Jakarta : Departemen Agama Republik Indonesia. Darudin, Muhammad, S.H., M.H. Reproduksi Bayi Tabung Ditinjau dari Hukum Kedokteran, Hukum Perdata, Hukum Islam. www.lkht.com diambil tanggal 2 Oktober 2007 pukul 13.00 Djumhana, Muhammad, Drs , S.H. Hukum Dalam Perkembangan Bioteknologi. www.lkht.com diambil tanggal 2 Oktober 2007 pukul 13.00 Setiawan, Andy, dr, dkk.2006. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC Umam, Khairul. Kloning dalam Prespektif Fiqih. www.qalam.co.nr diambil tanggal 2 Oktober 2007 pukul 13.00 Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974. www.lkht.com diambil tanggal 1 Oktober 2007 pukul 13.00 Tjahjadi, Arya, Dr,DSA. Kloning : Usaha Memfotokopi Makhluk Hidup. Benturan Dengan Dhamm?

6