laporan triwulan ii sekretariat jenderal tahun 2020 setje… · atas hasil evaluasi akuntabilitas...
TRANSCRIPT
DRAFT
LAPORAN TRIWULAN II
SEKRETARIAT JENDERAL
TAHUN 2020
KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI
BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI
TAHUN 2020
ii
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Triwulan II Tahun 2020 Sekretariat Jenderal merupakan sarana
pemantauan capaian kinerja dan anggaran berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja
Sekretariat Jenderal Tahun 2020 selama 1 (satu) semester pertama. Pada Triwulan II
Tahun 2020, secara keseluruhan terdapat 9 indikator kinerja pada 4 sasaran strategis
sasaran strategis pada 2 (dua) program Sekretariat Jenderal pada table dibawah ini.
Dari keseluruhan 9 indikator kinerja tersebut, sebanyak 3 IK dapat mencapai atau
melampaui target yang ditetapkan pada Tahun 2020, dan 4 IK lainnya belum dapat
memenuhi target, sedangkan sisanya masih belum dapat diukur capaian kinerjanya.
Untuk mencapai target indikator tersebut, kendala dan permasalahan perlu
diselesaikan dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengoptimalkan kinerja
bersangkutan agar di akhir tahun anggaran dapat sesuai target.
Program 1: Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perdagangan
Sasaran Indikator Kinerja Target
Realisasi
s.d. Tw.
II
Prediksi
Capaian
Tw. II
(%)
%
Meningkatnya
Dukungan Kinerja
Layanan Publik
Persentase penyelesaian
peraturan perundang-undangan 95% 76,62% 40 80,65
Persentase tingkat kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan
informasi* 70% - 100 -
Persentase penanganan sengketa
perdagangan internasional 90% 100% 45 111
Meningkatnya
Transparansi,
Akuntabilitas dan
Integritas ASN
Kemendag
Indeks Reformasi Birokrasi di
Kementerian Pedagangan Skor 75
Skor
76,40 100 101,87
Opini BPK atas kewajaran laporan
keuangan* WTP - 100 -
Peniliaian Kementerian PAN-RB
atas hasil evaluasi Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) Kementerian Perdagangan
Skor 75 Skor
74,34 100 99,12
Penilaian atas evaluasi
pelaksanaan RKA Kementerian
Perdagangan
85% 89,65% 100 105,48
Efektifitas dan
Efisiensi Pelayanan
Ketatausahaan dan
Kerumahtanggaan
Indeks Kepuasan terhadap
Pemenuhan Kebutuhan
Operasional di lingkungan
Kementerian Perdagangan
Indeks 60
Indeks
45 45 75
* Realisasi Indikator Kinerja belum dapat diukur pada Triwulan ke II.
iv
Program 2: Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan
Sasaran Indikator Kinerja Target
Realisasi
s.d. Tw.
II
Prediksi
Capaian
Tw. II
(%)
%
Efektivitas Layanan
dan Dukungan
dalam Pengelolaan
Sarana dan
Prasarana
Indeks Kepuasan terhadap
layanan sarana dan prasarana di
lingkungan Kementerian
Perdagangan
Indeks
60
Indeks
45 45 75
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... v
Bab 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................................................... 1
1.2 TUJUAN ............................................................................................................................................................. 2
1.3 PERAN STRATEGIS ORGANISASI ........................................................................................................... 2
Bab 2 AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................... 5
2.1 Capaian Kinerja ............................................................................................................................................. 5
2.1.1 Sasaran Strategis 1 "Meningkatnya Dukungan Kinerja Layanan Publik" .................... 5
2.1.2 Sasaran Strategis 2 "Meningkatnya Transparansi, Akuntabilitas dan Integritas
ASN Kemendag" ................................................................................................................................ 15
2.1.3 Sasaran Strategis 3 "Efektifitas dan Efisiensi Pelayanan Ketatausahaan dan
Kerumahtanggaan".......................................................................................................................... 24
2.1.4 Sasaran Strategis 4 "Efektivitas Layanan dan Dukungan dalam Pengelolaan
Sarana dan Prasarana” ................................................................................................................... 25
2.2 Akuntabilitas Keuangan.......................................................................................................................... 26
Bab 3 PENUTUP ........................................................................................................................ 29
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 30
Lampiran I: Lembar Perjanjian Kinerja .............................................................................................. 31
Lampiran II: Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Unit Sekretariat Jenderal ..... 36
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbandingan Jumlah Informasi Berdasarkan Jenis Saluran Triwulan II 2020 .............. 9
Tabel 2 Perbandingan Jumlah Informasi Berdasarkan Kategori Triwulan II 2020 ....................... 9
Tabel 3 Rincian Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan ....................................... 16
Tabel 4 Rincian Hasil Survei Internal Organisasi ...................................................................................... 18
Tabel 5 Hasil Survei Eksternal Pelayanan Kementerian ........................................................................ 18
Tabel 6 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2010 –
2019 ............................................................................................................................................................. 20
Tabel 7 Nilai Evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan Tahun 2018-2019 ............................... 22
Tabel 8 Penilaian Evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan Tahun 2019 ........... 22
Tabel 9 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Triwulan II
Tahun 2020............................................................................................................................................... 26
1
Bab 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan
penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,
dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban
dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP pada
Kementerian Negara/Lembaga merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008, pada bulan April 2014 telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang
merupakan perbaikan dari Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999. Sebagai tindak
lanjut dari penetapan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tanggal 18 Agustus
2015 Kementerian Perdagangan telah menetapkan Pedoman Penyusunan Dokumen
SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan yang tertuang dalam Surat
Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) di Lingkungan Kementerian Perdagangan (merupakan revisi dari
Kepmendag Nomor 1011 Tahun 2012). Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor
794 Tahun 2015 ini telah diterapkan secara tingkat Kementerian, Unit Kerja Eselon
1 dan Eselon II, serta unit kerja mandiri di lingkungan Kementerian Perdagangan
serta dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan.
Salah satu tahapan penting dalam implementasi SAKIP adalah pengukuran
kinerja. Pengukuran kinerja adalah tahapan kegiatan SAKIP yang berupa
penghitungan tingkat kemajuan (progress) dari pencapaian indikator kinerja
strategis/program/kegiatan dibandingkan dengan tujuan/sasaran/target yang telah
ditetapkan pada dokumen perencanaan (Rencana Strategis, Rencana Kerja, dan
Perjanjian Kinerja). Pengukuran kinerja bukan dimaksudkan sebagai mekanisme
pemberian reward and punishment, melainkan sebuah mekanisme pemantauan dan
pengendalian pencapaian kinerja yang bermanfaat memberikan informasi bagi
pimpinan tentang program dan kegiatan yang realisasi indikator kinerjanya masih
dibawah target sehingga dapat segera ditindaklanjuti. Selanjutnya, hasil pengukuran
kinerja dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan Laporan Kinerja.
Sekretariat Jenderal merupakan Unsur Pembantu Pemimpin (Menteri) dalam
organisasi kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi
2
pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian (berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara).
TUJUAN
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 tahun
2015 tentang pedoman Evaluasi Atas Implementasi SAKIP, Keputusan Menteri
Perdagangan Nomor 794 Tahun 2015 mengamanatkan penyusunan Laporan Kinerja
di lingkungan Kementerian Perdagangan untuk mempertanggung-jawabkan
pelaksanaan program dan kegiatan, termasuk pengelolaan sumber daya dengan
didasarkan suatu perencanaan strategis, dan Keputusan Inspektur Jenderal
Kementerian Perdagangan Nomor 13.2/IJ-DAG/KEP/08/2015 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Atas Implementasi SAKIP di lingkungan Kementerian
Perdagangan. Selain itu tujuan dari Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal adalah
menindaklanjuti Hasil Evaluasi atas Implementasi SAKIP oleh Inspektorat Jenderal
Kementerian Perdagangan. Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara
ringkas dan lengkap tentang pencapaian kinerja yang disusun berdasarkan dokumen
perencanaan kinerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Laporan Kinerja merupakan bentuk
pertanggungjawaban akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayakan kepada kementerian atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja di
lingkungan Kementerian Perdagangan diterapkan tingkat di Kementerian, Unit Kerja
Eselon I dan Eselon II, serta unit kerja mandiri di lingkungan Kementerian
Perdagangan serta dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan.
PERAN STRATEGIS ORGANISASI
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, peran Sekretariat Jenderal adalah
melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan administrasi
kementerian. Berdasarkan tugas ini, Sekretariat Jenderal memerlukan optimalisasi
dukungan kelembagaan maupun sumber daya serta sarana yang memadai, serta
terorganisir didalam struktur organisasi Sekretariat Jenderal.
Pada bulan Februari 2016, Kementerian Perdagangan telah melakukan
penyempurnaan struktur organisasi untuk mendukung efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Perdagangan. Struktur organisasi
Kementerian Perdagangan telah dirancang untuk mengantisipasi dinamika
3
perekonomian nasional dan internasional yang sedemikian cepat, serta mendukung
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-
DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan,
Sekretariat Jenderal mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari:
a) Biro Perencanaan;
b) Biro Organisasi dan Kepegawaian;
c) Biro Hukum;
d) Biro Keuangan;
e) Biro Umum;
f) Biro Hubungan Masyarakat; dan
g) Biro Advokasi Perdagangan;
Selain itu, Sekretariat Jenderal juga dibantu oleh 4 (empat) unsur penunjang
pelaksaanaan tugas kementerian dan 3 (tiga) unsur penunjang yang di luar struktur
organisasi Sekretariat Jenderal, namun penganggarannya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan melalui Sekretariat Jenderal yaitu:
h) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan;
i) Pusat Penanganan Isu Strategis;
j) Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemetrologian;
k) Pusat Data dan Sistem Informasi;
l) Badan Perlidungan Konsumen Nasional;
m) Komite Anti Dumping Indonesia (KADI), dan
n) Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI).
Struktur organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan
selengkapnya terdapat pada Lampiran 1.
4
5
Bab 2 AKUNTABILITAS KINERJA
2.1 Capaian Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Sekretariat Jenderal Triwulan II Tahun
2020 dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi dari masing-
masing indikator kinerja sasaran selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan
tersebut akan diperoleh persentase pencapaian terget.
2.1.1 Sasaran Strategis 1 "Meningkatnya Dukungan Kinerja Layanan Publik"
No. Indikator Kinerja Target Realisasi
s.d Tw. II
Prediksi Capaian
Tw. II (%)
%
1 Persentase penyelesaian peraturan
perundang-undangan 95% 76,62% 40 80,65
2 Persentase tingkat kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan informasi 70% - 100 -
3 Persentase penanganan sengketa
perdagangan internasional 90% 100% 45 111
IK-1: Persentase penyelesaian peraturan perundang-undangan
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan koordinasi
penelaahan, perancangan, perumusan, harmonisasi dan diseminasi peraturan
perundang-undangan bidang perdagangan dan non teknis bidang perdagangan,
memberikan pelayanan dan bantuan hukum, serta mengelola dokumentasi dan
informasi hukum. Sekretariat Jenderal menyusun dan membahas peraturan
perundang-undangan di bidang perdagangan dalam dan luar negeri melalui proses
penelaahan dan perancangan peraturan yang optimal serta melalui observasi dalam
rangka pembentukan peraturan perundang-undangan bidang perdagangan luar negeri
dengan berbasis model law. Sekretariat Jenderal melakukan evaluasi dan pendalaman
hukum untuk memperoleh hasil penelaahan dan perancangan peraturan perundang-
undangan yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan. Salah satu output kegiatan yang
dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal adalah Layanan Hukum.
Dalam keikutsertaan dan dukungan terhadap unit teknis, Biro Hukum
merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional dalam hal kebijakan perdagangan
6
(regulator). Secara ideal keberadaan Biro Hukum di dalam institusi pemerintah
mampu memberikan konstribusi positif terhadap proses-proses penyusunan
peraturan perundang-undangan, penegakan hukum, proses transparansi kebijakan
publik dan proses perencanaan hukum sesuai dengan kebutuhan hukum kementerian
negara.
Selanjutnya, Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan sebagai unit
pendukung yang vital dari birokrasi pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perdagangan, memiliki peran yang sangat penting untuk
menelaah dan merancang peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan
dalam negeri dan luar negeri.
Realisasi Indikator Kinerja Penyelesaian Peraturan Perundang-undangan pada
triwulan II tahun 2020 yaitu sebesar 76.62%. Bila dibandingkan dengan target akhir
tahun 2020 yang sebesar 95%, maka persentase capaian pada triwulan II tahun 2020
telah mencapai 80.65%. Capaian ini lebih besar dari prediksi capaian pada Perjanjian
Kinerja yaitu sebesar 40%. Indikator Kinerja ini dapat diraih karena Sekretariat
Jenderal senantiasa melakukan langkah yang terencana dan sistematis untuk
menyelesaikan rancangan peraturan perundang-undangan. Hingga akhir triwulan II
tahun 2020 jumlah peraturan yang sudah diselesaikan mencapai 59 peraturan.
Dalam rangka mendukung pencapaian target Indikator Kinerja ini, Sekretariat
Jenderal Kementerian Perdagangan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Pembahasan Peraturan Menteri di Bidang Perdagangan Dalam Negeri
Kegiatan Pembahasan Peraturan Menteri di Bidang Perdagangan Dalam Negeri
pada triwulan II tahun 2020 dilaksanakan dengan melakukan pembahasan
terhadap beberapa Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan, sebagai berikut:
Rapat Harmonisasi Rancangan Peraturan Menteri perdagangan tentang BPSK pada
selasa tanggal 30 Juni 2020.
2. Pembahasan Peraturan Menteri di Bidang Perdagangan Luar Negeri
Kegiatan Pembahasan Peraturan Menteri di Bidang Perdagangan Luar Negeri pada
triwulan II tahun 2020 dilaksanakan dengan melakukan pembahasan terhadap
beberapa Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan, sebagai berikut:
a. Rapat Harmonisasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 45 Tahun 2020
tentang Pencabutan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15 Tahun 2020
tentang ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan dan Rancangan
Peraturan Menteri Perdagangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 40 Tahun 2020 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan
Laut Nasional dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu
pada selasa 5 Mei 2020.
7
b. Rapat Harmonisasi Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang
Ketentuan Asal Barang Indonesia (Rules of Origin of Indonesia) dan Ketentuan
Penerbitan Surat Keterangan Asal untuk Barang Asal Indonesia dalam ASEAN-
Hong kong, China Free Trade Agreement (Persetujuan Perdagangan Bebas
ASEAN-Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok) dan Rancangan Peraturan
Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Asal Barang Indonesia (Rules of Origin
of Indonesia) dan Ketentuan Penerbitan Dokumen Keterangan Asal untuk
Barang Asal Indonesia dalam Indonesia-Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement (Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif
Indonesia-Australia) AHKSTA dan IACEPA pada jumat 12 Juni 2020.
c. Rapat Harmonisasi Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84 Tahun 2019
tentang Ketentuan Impor Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun sebagai
Bahan Baku Industri pada selasa 16 Juni 2020.
d. Rapat Harmonisasi Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang
Ketentuan Ekspor Bahan Baku Masker, Masker dan Alat Pelindung Diri pada
selasa 16 Juni 2020.
3. Pembahasan Peraturan Menteri di Bidang Non Teknis Perdagangan
Kegiatan pembahasan Peraturan Menteri Perdagangan di Bidang Non Teknis
Perdagangan pada triwulan II tahun 2020 dilaksanakan dengan melakukan
pembahasan terhadap beberapa Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan,
sebagai berikut:
a. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perdagangan.
b. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik di Bidang Perdagangan.
c. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengelolaan Keuangan di Lingkungan
Kementerian Perdagangan.
d. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Penerimaan dan Pemberian Hibah di Kementerian Perdagangan.
e. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi
Hukum Kementerian Perdagangan.
f. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Analis Investigasi dan Pengamanan Perdagangan.
g. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Integrasi Pelayanan Perizinan
Berusaha Secara Elektronik di Bidang Perdagangan.
h. Peraturan Menteri Perdagangan tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 33/M-DAG/PER/5/2017 tentang Nama Jabatan
dan Kelas Jabatan di Lingkungan Kementerian Perdagangan.
8
Meskipun capaian kinerja pada triwulan II Tahun 2020 telah melampaui
prediksi, masih terdapat kendala yang dihadapi oleh Sekretariat Jenderal dalam
mengejar target Indikator Kinerja Penyelesaian Peraturan Perundang-undangan,
yaitu:
1. Kurangnya sumber daya manusia untuk melakukan pembahasan dan evaluasi
rancangan peraturan perundang-undangan di Kementrian Perdagangan.
2. Dengan terjadinya pandemi corona (covid-19) menyebabkan terhambatnya
(tertundanya) pembahasan beberapa penyusunan peraturan perundang-
undangan, baik bidang perdagangan maupun non teknis perdagangan. Hal ini
menyebabkan pelaksanaan percepatan kegiatan/realisasi anggaran menjadi
terhambat.
IK-2: Persentase Kepuasan Pengguna Layanan Informasi Publik Kementerian
Perdagangan
Setiap pelayanan informasi yang masuk kepada Kementerian Perdagangan akan
dilayani secara langsung ataupun dengan mekanisme PPID. Permohonan informasi
yang ditujukan kepada Kementerian Perdagangan akan diterima oleh pengelola pada
Subbagian Layanan Informasi Publik, Biro Hubungan Masyarakat. Untuk informasi yang
bersifat umum, permohonan tersebut dapat dijawab langsung oleh pengelola,
sedangkan untuk pertanyaan bersifat teknis akan diteruskan kepada pengelola
informasi publik pada unit Eselon 1. Selanjutnya, apabila pengelola pada Subbagian
Layanan Informasi Publik telah menerima tanggapan dari pengelola informasi publik
pada unit eselon I, informasi tersebut akan diteruskan kepada masyarakat oleh
pengelola layanan informasi di Biro Humas.
Selama triwulan II tahun 2020, PPID Kementerian Perdagangan menerima 792
permohonan informasi yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat, antara lain
pelaku usaha, mahasiswa, akademisi, karyawan, profesional, perusahaan, dan LSM.
Permohonan informasi tersebut disampaikan melalui berbagai saluran informasi,
antara lain:
1) Surat elektronik: [email protected]
2) Aplikasi content management system (CMS)
3) Aplikasi Lapor! di portal www.lapor.go.id
4) Meja informasi (datang langsung)
5) Call center 021-3858171 ext 34351, 32314, dan 32315
Berdasarkan data, call center merupakan saluran informasi yang sering
dimanfaatkan oleh pemohon informasi, namun demikian saluran daring juga menjadi
alternatif dalam penyampaian permohonan informasi. Seluruh permohonan informasi
yang masuk pada triwulan II tahun 2020 telah sepenuhnya dijawab dan/atau
diteruskan ke unit teknis terkait.
9
Tabel 1 Perbandingan Jumlah Informasi Berdasarkan Jenis Saluran Triwulan II 2020
April Mei Juni Total
CMS 221 170 224 615
Contact Us 60 14 86 160
Lapor! 11 1 5 17
Datang Langsung 0 0 0 0
Call Center 0 0 0 0
Total 292 185 315 792
Pokok permohonan informasi yang disampaikan Pemohon sangat beragam dan
dikategorikan sebagai berikut:
1. Perizinan
2. Bahan Pokok
3. Dukungan Data Peluang Usaha
4. Dukungan Data Penelitian
5. Regulasi/Kebijakan
6. Permohonan Kerja Sama
7. Perlindungan Konsumen
8. Pengaduan Usaha
9. Data Keuangan
10. Lain-Lain
Tabel 2 Perbandingan Jumlah Informasi Berdasarkan Kategori Triwulan II 2020
April Mei Juni Total
Perizinan 192 111 154 459
Bahan Pokok 6 1 4 11
Dukungan Data Peluang
Usaha
9 3 13 25
Dukungan Data Penelitian 16 4 5 25
10
April Mei Juni Total
Regulasi/Kebijakan 2 3 8 13
Permohonan Kerja Sama 0 0 0 0
Perlindungan Konsumen 2 5 3 10
Pengaduan Usaha 1 3 14 18
Data Keuangan 8 18 44 70
Lain-lain 54 37 70 161
Total 292 185 315 792
Berdasarkan tabel di atas, kategori informasi yang paling banyak diminta adalah
mengenai Perizinan, Lain-Lain dan Dukungan Data Peluang Usaha. Kategori Lain-Lain
merupakan kategori informasi mengenai kesempatan magang di Kementerian
Perdagangan, permohonan narasumber, permohonan kunjungan ke Kementerian
Perdagangan, permohonan bantuan dana, dan informasi yang bukan menjadi
kewenangan Kementerian Perdagangan.
Tingginya jumlah permohonan informasi menunjukkan bahwa masyarakat
memiliki kebutuhan atas informasi-informasi strategis di Kementerian Perdagangan.
Oleh karena itu, perlu terus dilakukan pengembangan layanan informasi, khususnya
melalui optimalisasi saluran daring untuk memudahkan masyarakat mencari
informasi secara mandiri. Dalam melaksanakan pelayanan informasi, PPID
Kementerian Perdagangan dibantu oleh unit-unit teknis di lingkungan Kementerian
Perdagangan.
Kepuasan masyarakat dalam pelayanan informasi publik merupakan sesuatu
yang penting yang harus diberikan oleh petugas pelayanan informasi. Untuk mengukur
tingkat kepuasan masyarakat, Unit Pelayanan Informasi Publik melakukan Survei
Indeks Kepuasan Masyarakat.
Kegiatan ini berupa survei daring yang bertujuan untuk mengukur tingkat
kepuasaan masyarakat atas pelayanan informasi yang diberikan oleh Tim Layanan
Informasi Publik Kementerian Perdagangan.
Layanan informasi yang diakses oleh masyarakat melalui datang langsung ke
Meja Informasi, saluran telepon, email contact.us.kemendag.go.id, CMS (Content
Management System) pada menu Kontak Kami di website Kementerian Perdagangan,
dan pertanyaan/pengaduan yang masuk melalui e-LAPOR akan tercatatat dalam
database permohon informasi publik yang meliputi identitas dan alamat email
11
pemohon. Tim Pelayanan Informasi Publik menggunakan database tersebut untuk
menyebarkan kuesioner survei melalui email.
Saat menjawab kuesioner survei, responden akan melengkapi data pribadi yang
terdiri dari pendidikan, pekerjaan, usia, jenis kelamin, lokasi atau domisili, nomor
handphone dan alamat email.
Responden kemudian menilai berbagai indikator terkait kepuasan pelayanan,
yaitu:
1. Kesesuaian Persyaratan Pelayanan Informasi dengan Jenis Pelayanannya
2. Kemudahan Persyaratan Permohonan Informasi Publik
3. Ketepatan Pelaksanaan Terhadap Jadwal Pelayanan
4. Ketepatan Jangka Waktu Penyelesaian Pelayanan
5. Waktu yang dibutuhkan Untuk Mendapatkan Informasi
6. Kejelasan Informasi yang diberikan Petugas Pelayanan
7. Kesopanan dan Keramahan Petugas Pelayanan
8. Keadilan untuk Mendapatkan Pelayanan Informasi
9. Kenyamanan Fasilitas Ruang Tunggu
10. Tampilan Website Kementerian Perdagangan
11. Kecepatan Akses Website Kemendag
12. Kesesuaian maklumat pelayanan informasi
13. Kepuasan Layanan Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan
Pada akhir survei responden diminta untuk memberikan kritik dan saran untuk
perbaikan layanan selanjutnya.
Survei Indeks Kepuasan Masyarakat di triwulan II Tahun 2020 belum dapat kami
laporkan karena survei tersebut dilakukan per semester, yaitu sebanyak total 2 (dua)
kali pelaksanaan. Periode I berlangsung pada Januari-Juni dan periode II berlangsung
pada Juli-Desember. Saat ini kami masih dalam proses pengumpulan data survei
periode I. Data-data yang masuk mulai dari Januari sampai dengan pertengahan bulan
Juni akan diproses perhitungannya, kemudian akan diolah serta dianalisa untuk
disajikan pada awal bulan Juli 2020 sebagai laporan survei Indeks Kepuasan
Masyarakat Periode I Tahun 2020.
IK-3: Persentase Sengketa Perdagangan Internasional yang diselesaikan
Sampai dengan bulan Juni tahun 2020, Sekretariat Jenderal telah menangani
dan menyelesaikan 1 kasus sengketa dagang yang merupakan lanjutan dari tahun
2019, yaitu:
1. DS484: Indonesia — Measures Concerning the Importation of Chicken Meat and
Chicken Products (Article 21.5)
12
Kasus sengketa ini merupakan lanjutan dari kasus sebelumnya yang telah diputus
oleh DSB pada Tahun 2017, dari 10 gugatan Brasil, terdapat 4 gugatan yang
dikabulkan oleh Panel dan DSB WTO, yaitu terkait dengan undue delayed, positive
list, fixed license term, dan intended use, dimana keempat gugatan tersebut
mewajibkan Indonesia untuk menyesuaikan kebijakan impor daging ayam dan
produk olahan ayam dengan putusan dan rekomendasi dari DSB.
Selanjutnya, pada tahap implementasi putusan DSB sampai dengan masa
reasonable period of time (RPT) berakhir pada tanggal 19 Juni 2019, Brasil menilai
Indonesia belum sepenuhnya tunduk kepada putusan dan rekomendasi DSB, oleh
karena itu pada tanggal 24 Juni 2019 Brasil mengajukan pembentukan compliance
panel untuk menilai kembali kesesuaian kebijakan Indonesia dengan putusan dan
rekomendasi DSB. Sampai dengan akhir Semester 1 2020, sudah dilakukan first
substantive meeting pada Februari 2020 dan saat ini dalam tahapan menunggu
dikeluarkannya keputusan oleh Compliance Panel. Sebagai bentuk pendampingan
pada proses litigasi, Biro Advokasi Perdagangan berperan dalam pemberian opini
hukum pada 2 (dua) dokumen yang disampaikan kepada Panel yakni:
1. Butir wicara pada First Substantive Meeting ;
2. Executive Summary oleh Indonesia;
3. Tanggapan atas Advance question dari panel;
4. Tanggapan atas Descriptive part dari Panel Report;
5. Tanggapan atas Interim report dari panel; dan
6. Tanggapan atas Komentar Brasil terhadap Interim Report.
Dengan terselesaikannya dokumen tersebut untuk kasus DS 484 ini, maka realisasi
penanganan sengketa perdagangan internasional sampai dengan Triwulan II 2020
adalah sebesar 100%.
=
Total persentase
penanganan sengketa = 100%
Total sengketa 1 kasus
= 100%
= 100 % 1 kasus
Selain kasus DS484: Indonesia — Measures Concerning the Importation of Chicken
Meat and Chicken Products (Article 21.5) yang telah diselesaikan pada triwulan I
tahun 2020, dapat kami jelaskan pula bahwa Sekretariat Jenderal juga sedang
13
menangani 3 kasus sengketa dagang lainnya, yang terdiri dari 1 kasus sengketa
dagang yang merupakan lanjutan dari tahun 2019 dan memasuki tahapan
implementasi putusan Panel serta 2 kasus sengketa baru yang diregister pada
tahun 2020, dengan rincian sebagai berikut:
2. DS529: Australia — Anti-Dumping Measures on A4 Copy Paper
Sengketa DS 529 berawal pada saat Indonesia meyakini bahwa Australia telah
keliru memutuskan adanya eksistensi Particular Market Situation (PMS) sebagai
akibat kebijakan Indonesia mengenai pelarangan ekspor kayu bulat. Terhadap hal
tersebut Indonesia menganggap Australia melanggar Pasal 2.2, 2.2.1.1, 2.4 dan 9.3
(chapeau) Anti Dumping Agreement serta Pasal IV:2 GATT 1994 karena
menggunakan metode PMS
Penyelesaian sengketa sudah berada dalam tahap keputusan Panel yang
dikeluarkan pada akhir Desember 2019. Sebagai bentuk pendampingan pada
proses litigasi, Biro Advokasi Perdagangan berperan dalam pemberian opini
hukum pada 2 (dua) dokumen yang disampaikan kepada Australia yakni:
1. Perjanjian Reasonable period of time for implementation (RPT) antara
Indonesia dengan Australia
2. Perjanjian Sequencing Agreement antara Indonesia dengan Australia
Dikarenakan target penyelesaian sengketa ini adalah kepatuhan Australia, dengan
ditandatanganinya RPT dan sequencing agreement maka Langkah selanjutnya
adalah menunggu implementasi putusan panel oleh Australia.
3. DS592: Indonesia — Measures Relating to Raw Materials
Kasus Sengketa ini terkait kebijakan Minerba Indonesia yang didasari pada UU No.
4/2009 tentang Minerba dan peraturan turunannya. Adapun kebijakan yang
dituduh melanggar WTO diantaranya: 1. Kebijakan pelarangan ekspor mineral dan
batubara, 2. Kebijakan pemrosesan dan permurnian di dalam negeri, 3. Kebijakan
Pemasaran Domestik (Domestic Marketing Obligation), 4. Kebijakan perizinan
ekspor, dan 5. Kebijakan pemberian fasilitas keringanan yang dianggap sebagai
prohibited subsidies.
Pada akhir 30 Januari 2020, Indonesia dan Uni Eropa telah melakukan konsultasi
sebagai persyaratan awal penyelesaian sengketa di WTO. Sebagai bentuk
pendampingan pada proses litigasi, Biro Advokasi Perdagangan berperan dalam
pemberian opini hukum pada 2 (dua) dokumen yang disampaikan kepada Uni
Eropa yakni:
1. Jawaban atas kuisioner pertanyaan yang dikirimkan Uni Eropa dalam rangka
konsultasi; dan
2. Jawaban atas follow up question yang disampaikan oleh Uni Eropa.
14
Hingga saat ini Uni Eropa belum menindaklanjuti hasil konsultasi ke WTO,
sehingga acara penyelesaian sengketa (Panel proceeding) belum berjalan.
4. DS593: European Union — Certain measures concerning palm oil and oil palm crop-
based biofuels
Sengketa DS 593 mempersoalkan kebijakan Uni Eropa sebagaimana diatur dalam
EU REDD II dan Delegated Regulation terkait penggunaan Renewable Energy.
Dalam pengaturannya, Uni Eropa mendiskriminasi penggunaan Biofuel berbahan
dasar palm oil maupun feedstock biofuel yang berbahan dasar palm oil.
Pada 19-20 Februari 2020, Indonesia dan Uni Eropa telah melakukan konsultasi
sebagai persyaratan awal penyelesaian sengketa di WTO. Pada 18 Maret 2020,
Indonesia telah mengajukan permintaan Pembentukan Panel. Dikarenakan
pandemi Covid-19, DSB WTO belum bisa mengadakan pertemuan untuk
mengabulkan permintaan Indonesia. Pada Sidang DSB Reguler 29 Juni 2020, telah
dibahas mengenai permintaan pembentukan panel oleh Indonesia dan Uni Eropa
menolak permintaan tersebut. Indonesia akan mengajukan kembali permintaan
pembentukan panel pada sidang reguler DSB pada tanggal 28 Juli 2020. Sebagai
bentuk pendampingan pada proses litigasi, Biro Advokasi Perdagangan berperan
dalam pemberian opini hukum pada 2 (dua) dokumen yang disampaikan kepada
Uni Eropa yakni:
1. Kuisioner tertulis yang disampaikan kepada Uni Eropa yang berisikan
pertanyaan terkait implementasi EU RED II dan Delegated Act turunannya; dan
2. Permintaan pembentukan Panel kepada DSB WTO yang berisikan gugatan
Indonesia kepada Uni Eropa dan tuduhan pelanggaran aturan WTO.
Dengan Target capaian pada tahun 2020 adalah 100%, maka capaian kinerja
Rovodag pada Triwulan II T.A. 2020 adalah 100%. Capaian tersebut sesuai dengan
kebutuhan dokumen hukum yang diperlukan dalam penyelesaian kasus sengketa
perdagangan di WTO.
15
2.1.2 Sasaran Strategis 2 "Meningkatnya Transparansi, Akuntabilitas dan Integritas ASN Kemendag"
No. Indikator Kinerja Target Realisasi
s.d Tw. II
Prediksi
Capaian
Tw. II (%)
%
4 Indeks Reformasi Birokrasi di Kementerian
Pedagangan Skor 75 Skor
76,40 100 101,87
5 Opini BPK atas kewajaran laporan keuangan WTP - 100 -
6
Peneliaian Kementerian PAN-RB atas hasil
evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP) Kementerian Perdagangan
Skor 75 74,34 100 99,12
7 Penilaian atas evaluasi pelaksanaan RKA
Kementerian Perdagangan 85% 89,65% 100 105,48
IK-4: Indeks Reformasi Birokrasi di Kementerian Perdagangan
Periode penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB), Indeks
RB Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tahun 2020 merupakan penilaian atas
pengukuran reformasi birokrasi di Tahun 2019. Kementerian Perdagangan khususnya
Sekretariat Jenderal telah berkoordinasi baik secara internal maupun eksternal dalam
rangka memastikan kemajuan pelaksanaan program RB di lingkungan Kementerian
Perdagangan. Sehingga pada akhirnya terwujud birokrasi yang bersih, akuntabel,
efektif dan efisien, serta mampu memberikan pelayanan publik yang semakin
membaik.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010 – 2025 dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PANRB) Nomor 11
Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015 – 2019, kami telah
melakukan evaluasi atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian
Perdagangan. Pelaksaaan evaluasi berpedoman pada Peraturan Menteri PANRB
Nomor 8 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri PANRB Nomor
14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.
Perubahan mendasar dari pedoman tersebut adalah penekanan cakupan evaluasi
hingga ke unit kerja yang tidak diatur pada pedoman sebelumnya.
Tujuan evaluasi untuk menilai kemajuan pelaksanaan program reformasi
birokrasi dalam rangka mencapai sasaran yaitu, mewujudkan birokrasi yang bersih
dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien, serta bitokrasi yang mampu
memberikan pelayanan publik yang semakin baik. Selain itu evaluasi ini juga bertujuan
16
untuk memberikan saran perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas reformasi
birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan. Simpulan hasil evaluasi adalah
sebagai berikut:
1. Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan adalah 76,40 dengan
kategori “BB” terinci sebagai berikut:
Tabel 3 Rincian Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan
No Komponen Penilai Bobot Nilai
2018 2019
I Komponen Pengungkit
1 Manajemen Perubahan 5,00 3,50 3,54
2 Penataan Peraturan Perundang-Undangan 5,00 3,18 3,26
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 4,18 4,22
4 Penataan Tatatlaksana 5,00 3,51 3,60
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 13,05 13,08
6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 3,92 3,96
7 Penguatan Pegawasan 12,00 7,77 7,80
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 4,27 4,29
Total Komponen Pengungkit (A) 60,00 43,38 43,74
II Komponen Hasil
1 Nilai Akuntabilitas Kerja 14,00 10,23 10,38
2 Survei Internal Integritas Organisasi 6,00 3,64 4,46
3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 5,96 6,27
4 Opini BPK 3,00 3,00 3,00
5 Survei Eksternal Pelayanan Publik 10,00 8,05 8,55
Total Komponen Hasil (B) 40,00 31,10 32,66
Indeks Reformasi Birokrasi (A+B) 100,00 74,48 76,40
Sumber: Surat Menteri PAN dan RB Nomor B/232/M.RB.06/2019 tanggal 30 Desember 2019 tentang Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2019
2. Kementerian Perdagangan telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka
peningkatan pelaksanaan reformasi birokrasi, namun masih ada beberapa catatan
dari pelaksanaannya yaitu:
a. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi masih lebih banyak dilakukan pada tingkat
Kementerian Perdagangan, sedangkan pada unit kerja masih belum banyak
17
terlihat perubahan yang berarti dari mereka. Perbaikan yang dilakukan di unit
kerja belum secara substansif memperbaiki tata kelola yang ada;
b. Masih dijumpai ketidaksesuaian antara definisi kinerja, peta proses bisnis
yang disusun, serta penetapan program dan kegiatan. Definisi kinerja
seharusnya menggambarkan tujuan pendirian organisasi yang akan dicapai
dengan suatu peta proses bisnis dan dilaksanakan dengan rumusan program
dan kegiatan yang memperoleh anggaran;
c. Masih terdapat beberapa kelemahan dalam penerapan manajemen kinerja
sektor publik terutama terkait perumusan indikator kinerja yang
selengkapnya telah kami sampaikan melalui laporan tentang hasil evaluasi
atas akuntabilitas kinerja;
d. Belum seluruh pegawai yang wajib menyampaikan Laporan Harta Kekayaan
Aparatur Sipil Negara (LHKASN) melaporkan harta kekayaannya, terisa 89
(3,22%) pegawai yang wajib LHKASN belum melaporkan harta kekayaannya;
e. Upaya membangun zona integritas pada unit kerja yang merupakan core
business lembaga sudah mulai dilakukan namun hasilnya belum optimal. Hal
ini diharapkan dapat mendorong percepatan pelaksaaan reformasi birokrasi
di seluruh Kementerian Perdagangan;
f. Pelaksanaan sistem sanksi/reward pagi pelaksanana layanan serta pemberian
kompensasi kepada pengguna layanan apabila layanan tidak sesuai standar
masih belum terimplementasi dengan baik.
3. Hasil survei yang dilakukan untuk melengkapi pelaksanan evaluasi menunjukan
hasil sebagai berikut:
Hasil survei internal terhadap 111 orang pegawai
Kementerian Perdagangan sebagai responden atas
survei integritas jabatan, (Sumber : Surat Menteri PAN
dan RB Nomor B/232/M.RB.06/2019 tanggal 30
Desember 2019 tentang Hasil Evaluasi Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun
2019 menunjukan terdapat 14 orang pegawai atau
12,61% responden yang tidak memahami tugas fungsi
yang harus dilaksanakan, serta tidak memahami
ukuran keberhasilan pelaksanaan tugasnya (C).
Sebanyak 93 orang pegawai atau 83,78% responden telah memahami tugas fungsi
yang harus dilaksanakan, namun tidak memahami ukuran keberhasilan
pelaksanaan tugasnya (B). Hanya 4 orang pegawai atau 3,60% responden yang
memahami tugas fungsi yang harus dilaksanakan serta memahami pula ukuran
keberhasilan pelaksanaan tugasnya (A);
a. Survei internal terhadap integritas organisasi menunjukan indeks sebesar
3,41 dalam skala 0 – 4 dengan rincian:
B84%
C13%
A3%
18
Tabel 4 Rincian Hasil Survei Internal Organisasi
No Komponen Indeks
2018
Indeks
2019
1 Budaya Organisasi dan sistem Anti Korupsi 2,67 3,76
2 Integritas terkait pengelolaan SDM 2,45 2,49
3 Integritas terkait pengelolaan anggaran 2,52 3,65
4 Integritas terkait perintah atasan dengan aturan
dan norma 2,46 3,72
Indeks Integritas Organisasi 2,52 3,41
Sumber: Surat Menteri PAN dan RB Nomor B/232/M.RB.06/2019 tanggal 30 Desember 2019 tentang Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2019
Indeks integritas organisasi diatas menggambarkan persepsi para pegawai di
lingkungan Kementerian Perdagangan terhadap kualitas penerapan sistem
integritas yang berlaku secara internal. Hasil survei Tahun 2019 tersebut
menunjukan peningkatan dibandungkan dengan hasil survei Tahun 2018 yang
sebesar 2,52.
b. Survei eksternal terhadap masyarakat yang telah merasakan pelayanan
Kementerian Perdagangan menunjukan hasil:
Tabel 5 Hasil Survei Eksternal Pelayanan Kementerian
No Survei Nilai Survei Rata-rata
Indeks K/L
2019 2018 2019
1 Indeks kualitas Pelayanan Publik 3,22 3,42 3,43
2 Indeks Persepsi Anti Korupsi 3,42 3,58 3,57
Sumber: Surat Menteri PAN dan RB Nomor B/232/M.RB.06/2019 tanggal 30 Desember 2019 tentang Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2019
1) Hasil survei persepsi pelayanan menunjukan indeks 3,42 dalam skala 4.
Hasil survei Tahun 2019 menunjukan kenaikan yang cukup signifikan
dibandingkan dengan hasil survei Tahun 2018 yang sebesar 3,22. Namun
hasil survei persepsi pelayanan ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan
dengan rata-rata K/L. Berdasarkan Sembilan komponen survei persepsi
pelayanan, komponen yang mendapat persepsi paling rendah adalah
keseuaian jangka waktu penyelesaian dengan nilai 3,27. Sedangkan
komponen kesesuaian biaya pelayanan mendapat persepsi paling tinggi
dengan nilai 3,55.
2) Hasil survei persepsi anti korupsi yang merupakan gambaran atas
integritas pemberi layanan menunjukan indeks 3,58 dalam skala 4. Hasil
19
survei Tahun 2019 tersebut menunjukan kenaikan dibandingkan dengan
hasil survei Tahun 2018 yang sebesar 3,42 serat sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata K/L. Berdasarkan enam komponen survei
persepsi anti korupsi, komponen yang mendapat persepsi paling rendah
integritas petugas pelayanan dengan nilai 3,52. Sedangkan komponen
menerima imbalan dan praktik pengutan liar mendapat persepsi paling
tinggi dengan nilai 3,60.
Dalam rangka lebih meningkatkan kualitas birokrasi serta mampu lebih
menumbuhkan budaya kinerja dan memperkuat integritas pegawai di lingkungan
Kementerian Perdagangan, terdapat beberapa hal yang mash perlu disempurnakan
yaitu:
1. Mendorong Implementasi reformasi birokrasi mulai dari Kementerian
Perdagangan pusat hingga ke unit kerja eselon I sehingga seluruh unit kerja
berkontribusi terhadap pelaksanaan RB;
2. Melakukan reviu kembali atas kinerja dan berbagai indikator kinerja, kinerja yang
dimandatkan ke Kementerian Perdagangan sepenuhnya dijadikan indikator
kinerja utama (IKU). Selanjutnya dilakukan evaluasi yang menganalisis kesesuaian
struktur organisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan kepada seluruh unit kerja,
peta proses bisnis yang disusun serta rumusan program dan kegiatan;
3. Memperkuat penerapan manajemen kinerja dan memastikan rekomendasi pada
Laporan Hasil Evaluasi atas akuntabilitas kinerja ditindaklanjuti:
4. Mendorong seluruh ASN di Kementerian Perdagangan menyampaikan LHKASN,
dan penyampaian LHKASN ini dapat dijadikan persyaratan promosi ASN;
5. Mengoptimalisasi upaya pembangunan zona integritas pada unit kerja yang
merupakan core business lembaga, sehingga terdapat unit kerja yang mendapat
predikat Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
(WBK/WBBM) agar dapat mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi di
seluruh Kementerian Perdagangan;
6. Mengimplementasikan sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada pengguna layanan apabila layanan tidak sesuai
standar, untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
IK-5: Opini BPK atas kewajaran laporan keuangan
Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Penjelasan Pasal 16 ayat (1), opini
merupakan pernyataan professional pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang berdasarkan pada kriteria (a)
kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (b) kecukupan pengungkapan
(adequate disclosures), (c) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
(d) efektivitas sistem pengendalian intern (SPI). Terdapat empat jenis opini yang dapat
diberikan oleh pemeriksa:
20
a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian – WTP (unqualified opinion); opini wajar tanpa
pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan dapat digunakan oleh para pengguna laporan
keuangan.
b. Opini Wajar Dengan Pengecualian – WDP (qualified opinion); opini wajar dengan
pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan dan
diungkapkan secara wajar dalam semua hal yang material, kecuali untuk dampak
hal-hal yang berhubungan dengan dikecualikan, sehingga informasi keuangan
dalam laporan keuangan yang tidak dikecualikan dalam opini pemeriksa dapat
digunakan oleh para pengguna laporan keuangan.
c. Opini Tidak Wajar – TW (adverse opinion); opini tidak wajar menyatakan bahwa
laporan keuangan tidak disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam semua hal
yang material, sehingga informasi keuangan dalam laporan keuangan tidak dapat
digunakan oleh para pengguna laporan keuangan.
Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan Pendapat –
TMP (disclaimer of opinion); pernyataan menolak memberikan opini menyatakan
bahwa laporan keuangan tidak dapat diperiksa sesuai dengan standar pemeriksaan.
Dengan kata lain, pemeriksa tidak dapat memberikan keyakinan bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material, sehingga informasi keuangan dalam laporan
keuangan tidak dapat digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Opini BPK
untuk 10 (sepuluh) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2010 – 2019
No. Tahun Anggaran Hasil Opini dari
BPK Keterangan
1 2010 WTP WTP Dengan catatan penjelasan
2 2011 WTP -
3 2012 WTP -
4 2013 WTP -
5 2014 WTP -
6 2015 WTP -
7 2016 WTP -
8 2017 WTP -
9 2018 WTP -
10 2019 - Masih dalam pemeriksaan
21
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mempertahankan opini
WTP adalah pelaksanaan berbagai Forum Konsultasi Teknis, Bimbingan Teknis, Rapat-
rapat Koordinasi baik dalam rangka Pengelolaan maupun Penyusunan Laporan
Keuangan dan BMN di lingkungan Kementerian Perdagangan selama Tahun Anggaran
2019.
Adapun permasalahan/kendala yang dihadapi pada unit-unit pusat bahwa
masih terjadinya kekurangtelitian Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam menguji
tagihan serta Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dalam menguji hasil pekerjaan, dimana
masih ditemukan hal-hal seperti kelebihan pembayaran volume pekerjaan dan
pembayaran honor kegiatan ataupun belanja jasa profesi yang bentrok atau
bersinggungan hari. Untuk unit kerja di daerah masih didominasi permasalahan satker
Tugas Pembantuan (TP) Revitalisasi Fisik Pasar Rakyat dimana kurang optimalnya
aspek perencanaan menyebabkan beberapa pasar selesai lewat tahun anggaran.
IK-6: Penilaian Kementerian PAN-RB atas hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP) Kementerian Perdagangan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Kementerian
Perdagangan, dengan koordinasi Sekretariat Jenderal, telah mengimplementasikan
SAKIP dalam pelaksanaan program dan kegiatan organisasi, serta pencapaian tujuan,
hasil (outcome) dan keluaran (output) dalam rangka terwujudnya pemerintahan yang
berorientasi kepada hasil (result oriented government).
Pada tahun 2019, hasil evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan memperoleh
nilai 74,34 atau predikat BB (Sangat Baik), sesuai dengan Surat Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Republik Indonesia Nomor
B/97/M.AA.05/2019. Penilaian tersebut menunjukan tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran sudah baik jika dikaitkan dengan capaian kinerja. Hal ini
disebabkan oleh pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan
pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kementerian Perdagangan sudah
berjalan dengan sangat baik. Nilai SAKIP 74,34 sudah mendekati target akhir Renstra
Kemendag 2015 – 2019 dengan persentase capaian 99,12% (target 2019 = nilai 75).
Adapun, rincian perkembangan nilai SAKIP Kemendag dari tahun 2018 - 2019 adalah
sebagai berikut:
22
Tabel 7 Nilai Evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan Tahun 2018-2019
No. Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai
2018 2019
A Perencanaan Kinerja 30 23,02 23,05
B Pengukuran Kinerja 25 15,96 16,01
C Pelaporan Kinerja 15 12,28 12,29
D Evaluasi Internal 10 7,95 8,06
E Capaian Kinerja 20 14,84 14,93
Nilai Hasil Evaluasi 100 74,04 74,34
Tingkat Akuntabilitas Kinerja BB BB
IK-7: Penilaian Atas Evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan
Pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Perdagangan
didukung dengan alokasi anggaran yang diperlukan dalam rangka pencapaian hasil
(outcome) dan keluaran (output) yang terukur selama periode 1 (satu) tahun
anggaran, sebagaimana disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Kementerian Perdagangan. Pada tahun 2019 Kementerian Perdagangan mendapat
alokasi anggaran awal sebesar Rp3.293.722.353.000 (tiga triliun dua ratus Sembilan
puluh tiga miliar tujuh ratus dua puluh dua juta tiga ratus lima puluh tiga ribu rupiah)
yang dituangkan ke dalam 10 program. Namun dalam perjalanannya, pagu anggaran
Kementerian Perdagangan mengalami revisi anggaran, Kementerian Perdagangan
mengalami revisi anggaran saat ini menjadi Rp3.639.998.969.000 (tiga triliun enam
ratus tiga puluh sembilan miliar sembilan ratus sembilan puluh delapan juta Sembilan
ratus enam puluh sembilan ribu rupiah).
Tabel 8 Penilaian Evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan Tahun 2019
NO UNIT PENGUKURAN BOBOT PENILAIAN
TOTAL PREDIKAT Implementasi Manfaat
Implementasi (33,3%)
Manfaat (66,7%)
1 Sekretariat Jenderal 86,80 95,16 28,90 63,47 92,37 Sangat
Baik
2 Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
79,64 100 26,52 66,70 93,22 Sangat
Baik
3 Firektorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
81,51 100 27,14 66,70 93,84 Sangat
Baik
4 Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional
85,52 100 28,48 66,70 95,18 Sangat
Baik
23
NO UNIT PENGUKURAN BOBOT PENILAIAN
TOTAL PREDIKAT Implementasi Manfaat
Implementasi (33,3%)
Manfaat (66,7%)
5 Inspektorat Jenderal 85,42 96,84 28,44 64,59 93,04 Sangat
Baik
6 Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional
87,76 33,00 29,22 22,01 51,23 Kurang
7 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
88,82 100 29,58 66,70 96,28 Sangat
Baik
8 Badan Pengkajian Dan Pengembangan Perdagangan
88,03 100 28,65 66,70 95,35 Sangat
Baik
9 Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen Dan Tertib Niaga
88,93 100 29,61 66,70 96,31 Sangat
Baik
JUMLAH 85,60 91,67 28,51 61,14 89,65 Baik
Sumber: Diolah dari e-Monitoring Online dan SMART Kemenkeu.
Berdasarkan seluruh paparan atas capaian kinerja sasaran strategis dan
anggaran di atas, nilai total hasil evaluasi kinerja anggaran Kementerian Perdagangan
Tahun 2019 adalah 89,65 dengan predikat BAIK, naik 0,23 poin dibandingkan capaian
tahun sebelumnya (89,42).
24
2.1.3 Sasaran Strategis 3 "Efektifitas dan Efisiensi Pelayanan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan"
No. Indikator Kinerja Target Realisasi
s.d Tw. II
Prediksi
Capaian
Tw. II (%)
%
8
Indeks kepuasan terhadap pemenuhan
kebutuhan operasional di lingkungan
Kementerian Perdagangan
Indeks 60 Indeks 45 45 75
IK-8: Indeks kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan operasional di
lingkungan Kementerian Perdagangan
Sebagai unit yang memberikan berbagai layanan kepada beragam stakeholders
di Kementerian Perdagangan, Biro Umum selalu berupaya untuk meningkatkan
kualitas layanan. Karenanya, di tahun 2020 ini kembali akan dilakukan evaluasi
terhadap penyelenggaraan pelayanan publik oleh Biro Umum. Evaluasi akan dilakukan
dengan cara survey kepada stakeholders. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit Penyenggara Pelayanan
Publik menjadi dasar penyusunan dan analisis survey yang akan dilakukan oleh Biro
Umum.
Layanan yang diberikan diantaranya layanan kebutuhan operasional, yaitu:
layanan kearsipan, layanan pengadaan barang/jasa, layanan keprotokolan, dan
layanan kesehatan. Berbagai layanan ini tetap diberikan meski dalam masa pandemi
karena layanan-layanan tersebut merupakan dukungan yang cukup vital terhadap
kelangsungan kinerja kementerian. Beberapa kegiatan yang melibatkan interaksi
langsung terpaksa ditiadakan namun demikian, kinerja tetap berjalan sebagaimana
mestinya dengan berbagai fasilitas yang telah disesuaikan dengan kondisi pandemi
saat ini.
Pembatasan sosial (social distancing) dan penghematan anggaran menjadi
kendala dalam berbagai kegiatan vital karena keterbatasan ruang gerak maupun
peserta dan beberapa kegiatan terpaksa ditiadakan karena anggaran dialihkan untuk
pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan kerja. Namun, pada triwulan ke-2 ini
telah dilakukan berbagai penyesuaian dan penyediaan fasilitas agar kegiatan vital
tetap dapat dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
25
2.1.4 Sasaran Strategis 4 "Efektivitas Layanan dan Dukungan dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana”
No. Indikator Kinerja Target Realisasi
s.d Tw. II
Prediksi
Capaian
Tw. II (%)
%
9
Indeks kepuasan terhadap layanan sarana
dan prasarana di lingkungan Kementerian
Perdagangan
Indeks
60 Indeks 45 45 75
IK-9: Indeks kepuasan terhadap layanan sarana dan prasarana di lingkungan
Kementerian Perdagangan
Indeks Kepuasan terhadap Layanan Sarana dan Prasarana di Lingkungan
Kementerian Perdagangan dihitung dengan cara survey. Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit
Penyenggara Pelayanan Publik menjadi dasar penyusunan dan analisis survey yang akan
dilakukan oleh Biro Umum. Survey dilaksanakan dalam rangka evaluasi untuk
meningkatkan kualitas layanan di masa mendatang.
Layanan sarana dan prasarana yang diberikan diantaranya: layanan sarana dan
prasarana (sarpras) serta layanan penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara
(RKBMN). Dalam masa pandemi ini, Sekretariat Jenderal bekerja lebih keras dalam
memberikan layanan sarpras karena berbagai tindakan yang harus dilakukan dalam
rangka pencegahan penyebaran pandemi Covid-19. Beberapa tindakan pencegahan
diantaranya: disinfeksi ruang-ruang publik dan ruangan kerja, penyediaan Disinfection
Chambers, penyediaan personil untuk melakukan thermal check, pemberian signs terkait
pencegahan Covid-19 di ruang publik), penyediaan Ruang Virtual untuk telekonferensi,
dan yang lainnya. Namun di sisi lain, kegiatan pendampingan dan koordinasi dalam rangka
penyusunan RKBMN masih terkendala pembatasan fisik dan sosial. Kegiatan dilaksanakan
via medium seperti telepon dan video conference saja.
Pembatasan sosial (social distancing) dan penghematan anggaran menjadi kendala
dalam berbagai kegiatan vital karena keterbatasan ruang gerak maupun peserta dan
beberapa kegiatan terpaksa ditiadakan karena anggaran dialihkan untuk pencegahan
penyebaran Covid-19 di lingkungan kerja. Namun, pada triwulan ke-2 ini telah dilakukan
berbagai penyesuaian dan penyediaan fasilitas agar kegiatan vital tetap dapat dilaksanakan
dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
26
2.2 Akuntabilitas Keuangan
Pada tahun 2020, Sekretariat Jenderal memperoleh alokasi anggaran sebesar
Rp1.217.494.110.000,-. setelah revisi menjadi Rp949.083.007.000, Sebanyak
Rp729.987.081.000,- dialokasikan untuk Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perdagangan,serta Rp219.095.926.000,- dialokasikan
untuk pelaksanaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian
Perdagangan.
Target penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal sampai dengan Juni 2020 adalah
Rp527.144.486.080,- atau sebesar 55% dari keseluruhan pagu anggaran. Namun, pada
triwulan II tahun 2020 anggaran Sekretariat Jenderal yang telah direalisasikan sebesar
Rp493.621.243.872,- atau sekitar 52,01% dari pagu anggaran. Selanjutnya, realisasi
penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal sampai dengan triwulan II tahun 2020
berdasarkan berdasarkan jenis kegiatan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 9 Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Triwulan II Tahun 2020
NO KEGIATAN
ANGGARAN SEKRETARIAT JENDERAL
ANGGARAN (Rp)
PREDIKSI CAPAIAN TW II (%)
REALISASI
% thd Pagu Awal
1 Peningkatan Pengelolaan Perencanaan
15.110.295.000 56 8.407.750.237 55,64
2 Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi 10.810.674.000 39 5.170.789.991 47,83
3 Peningkatan Pengelolaan Keuangan
92.184.570.000 40 34.393.579.061 37,31
4 Pembinaan Administrasi dan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian Perdagangan
77.013.500.000 54 30.525.003.996 39,64
5 Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan
4.733.651.000 42 1.304.665.461 27,56
6 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan
27.151.101.000 46 12.250.644.344 45,12
7 Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian 22.070.386.000 46 9.410.570.148 42,64
8 Peningkatan Pelayanan Informasi Publik
13.800.023.000 40 7.120.559.560 51,60
9 Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor 3.470.085.000 44 1.513.991.817 43,63
10 Penyelidikan Kasus Dumping Dan Subsidi
6.307.240.000 45 2.075.444.904 32,91
11 Peningkatan Penyelidikan Tindakan Pengamanan (Safeguard)
6.058.788.000 40 2.348.867.172 38,77
12 Penyelenggaraan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taiwan 82.710.132.000 49 38.817.544.464 46,93
27
NO KEGIATAN
ANGGARAN SEKRETARIAT JENDERAL
ANGGARAN (Rp)
PREDIKSI CAPAIAN TW II (%)
REALISASI
% thd Pagu Awal
13 Penyelenggaraan Atase Perdagangan
65.257.608.000 45 14.824.995.392 22,72
14 Penyelenggara Akademi Metrologi
6.937.292.000 61 3.880.667.966 55,94
15 Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional 17.899.329.000 40 6.036.416.293 33,72
16 Penyelenggaraan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) 205.168.260.000 41 92.866.944.792 45,26
17 Pelayanan Advokasi Perdagangan Internasional
7.883.664.000 41,85 2.959.207.127 37,54
18 Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan
60.961.292.000 25 12.426.753.961 20,38
19 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis Penguji Mutu Barang
4.459.191.000 64 1.708.669.265 38,32
20 Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
219.095.926.000 54 205.578.177.921 93,83
Total 949.083.007.000 55 493.621.243.872 52,01
28
29
Bab 3 PENUTUP
Secara umum, pencapaian target Sekreteriat Jenderal Kementerian Perdagangan
pada Triwulan II Tahun 2020 telah sesuai dengan yang ditetapkan. Namun demikian,
terdapat beberapa target yang belum tercapai secara optimal baik dalam persiapan
maupun pelaksanaannya. Selain itu juga terdapat beberapa kegiatan rencana aksi belum
dapat terlaksana pada Triwulan ini danakan dilaksanakan pada periode selanjutnya
ataupun akan direvisi sesuai dengan perkembangan prioritas kinerja unit organisasi.
Terdapat beberapa kegiatan relatif menggunakan anggaran lebih besar dari yang
telah ditargetkan dan sebagian lainnya kurang dari yang ditargetkan. Sementara itu, secara
total anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan pada Triwulan II yang
sebesar Rp949.083.007.000 dengan target penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal
sampai dengan bulan Juni 2020 sebesar Rp527.144.486.080,- atau 55% dari keseluruhan
pagu anggaran. Namun, pada triwulan II tahun 2020 anggaran Sekretariat Jenderal yang
telah direalisasikan sebesar Rp493.621.243.872,- atau 52,01% dari pagu anggaran
Sekretariat Jenderal.
Adapun beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan rencana
aksi selama Triwulan II adalah sebagai berikut: (1) adanya kendala eksternal khususnya
kerjasama atau hubungan dengan institusi pemerintah terkait lainnya dalam mendukung
penyelesaian rencana aksi Kementerian Perdagangan dan (2) kendala Sumber Daya
Manusia dan pembagian tugas yang sedang mengalami proses evaluasi terutama masa
reformasi birokrasi dan percobaan masa remunerasi Kementerian Perdagangan. Hal ini
berdampak pada masa resistensi tugas dan fungsi pekerjaan yang baru.
Kerjasama antar unit organisasi di lingkungan internal Kementerian Perdagangan
dan antar instansi pemerintah lainnya adalah salah satu kunci keberhasilan dalam
menyelenggarakan kinerja yang optimal. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi nilai-nilai
organisasi yang tumbuh dan berkembang. Demikian Laporan Triwulan II ini disusun
sebagai instrumen monitoring kinerja dan harapannya dapat dipergunakan dengan baik
untuk evaluasi dan perbaikan kinerja pada periode-periode mendatang.
30
LAMPIRAN
31
Lampiran I: Lembar Perjanjian Kinerja
32
33
34
35
36
Lampiran II: Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Unit Sekretariat Jenderal
1. Peningkatan Pengelolaan Perencanaan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Perencanaan
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi
Capaian (%)
Realisasi
(s.d. Tw II)
Capaian
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya Efektivitas
Perencanaan, Penganggaran,
Koordinasi dan Kerjasama
Kemeterian Perdagangan
Penilaian atas Evaluasi Pelaksanaan RKA
Kementerian Perdagangan 85% 100 89,65% 105,48
Penilaian MenPAN-RB atas Hasil Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
(AKIP) Kementerian Perdagangan
Skor 75 100 74,34 99,12
Persentase Kerjasama yang dimanfaatkan
oleh Unit Terkait 100% 50 50 50
Persentase Dokumen Koordinasi Antar
Lembaga Negara dan Pemerintah yang
Dimanfaatkan oleh Pimpinan Kementerian
Perdagangan
100% 50 50 50
37
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan Sarana dan Prasarana
Internal 1 Layanan 50 50 214.266.000 50 19,42
Layanan Perencanaan 1 Layanan 50 50 7.836.370.000 57 71,83
Layanan Pemantauan dan
Evaluasi 1 Layanan 50 50 2.249.526.000 50 47,52
Layanan Dukungan Manajemen
Satker 1 Layanan 50 50 1.287.179.000 50 6,74
Layanan Perkantoran 1 Layanan 50 50 3.522.954.000 50 44,90
JUMLAH 15.110.295.000 51,40 55,64
38
2. Pengambangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Organisasi dan Kepegawaian
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi
Capaian (%)
Realisasi
(s.d Tw II)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya Kompetensi dan
Kinerja Pegawai Kemendag yang
Profesional dan Memiliki Integritas
Persentase Standar Operasional
Prosedur yang sesuai dengan tugas
dan fungsi
50% 25 85,71 171,42
Indeks pelayanan kepegawaian Nilai 90 45 68,19 75,76
Persentase jumlah penempatan
pegawai yang sesuai dengan
persyaratan jabatan
60% 45 66,67 111,11
Persentase unit kerja yang mempunyai
struktur organisasi efektif 50% 45 65,79 131,58
39
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan Sarana dan
Prasarana Internal 1 Layanan 60 66,67 280.000.000 78,12 78,13
Layanan Manajemen Sumber
Daya Manusia 1 Layanan 60 66,67 6.011.701.000 43,64 43,64
Layanan Manajemen
Organisasi 1 Layanan 60 66,67 820.097.000 14,74 14,74
Layanan Reformasi Birokrasi 1 Layanan 60 66,67 654.023.000 85,36 85,37
Layanan Dukungan
Manajemen Satker 1 Layanan 60 66,67 89.500.000 100 100,00
Layanan Perkantoran 1 Layanan 60 66,67 2.955.353.000 56,53 56,53
JUMLAH 10.810.674.000 48,85 47,83
40
3. Peningkatan Pengelolaan Keuangan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Keuangan
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi
Capaian (%)
Realisasi (s.d
Tw II)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Terwujudnya tertib administrasi
keuangan dan Barang Milik Negara
(BMN) Kementerian Perdagangan
yang transparan dan akuntabel
Persentase Kepatuhan unit kerja
terhadap penyusunan laporan
keuangan
90% 40 90 100
Persentase pengelola keuangan
yang bebas dari temuan material 100% 40 42,31 42,31
Persentase penyerapan anggaran
Kementerian Perdagangan 90% 40 36,97 41,07
Persentase penyelesaian
pengelolaan BMN Kementerian
Perdagangan
90% 40 89,28 99,20
Penyelenggaraan tertib administrasi
unit kerja
Nilai WTA 72 Nilai 40 - -
41
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan Manajemen Keuangan 1 Layanan 40 - 3.669.918.000 40 32,14
Layanan Manajemen BMN 1 Layanan 40 - 1.327.460.000 40 22,19
Layanan Sarana dan Prasarana
Internal 1 Layanan 40 - 780.860.000 40 64,32
Layanan Dukungan Manajemen
Satker 1 Layanan 40 - 2.096.365.000 40 7,09
Layanan Perkantoran 12 Bulan 40 - 84.309.967.000 40 28,32
JUMLAH 92.184.570.000 40 37,31
Data diatas merupakan target dan IKK yang dibuat pada Perjanjian Kinerja diawal tahun 2020
Anggaran diatas merupakan anggaran setelah penghematan
42
4. Pembinaan Adminitrasi dan Tugas Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian Perdagangan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Umum
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi
Capaian (%)
Realisasi
(s.d Tw II)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Efektivitas dan Efisiensi Pelayanan
Ketatausahaan dan
Kerumahtanggaan
Persentase layanan pengelolaan
kearsipan di lingkungan Kementerian
Perdagangan
80% 40 40% 50
Pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan
operasional pimpinan dan layanan
keprotokolan
100% 50 50% 50
Tingkat kematangan Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ)
Level I
“Inisiasi” 30 30
Pemenuhan layanan kesehatan kepada
seluruh pegawai Kementerian
Perdagangan
80% 40 40% 50
Efektivitas Layanan dan Dukungan
dalam Pengelolaan Sarana dan
Prasarana
Pelaksanaan pendampingan dalam
penyusunan Rencana Kebutuhan Barang
Milik Negara (RKBMN)
70% 40 20% 28,57
Pemenuhan layanan sarana dan
prasarana di rumah tangga Kementerian
Perdagangan
80% 40 40% 50
43
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana
s.d Tw II
Realisasi
s.d Tw II
Rencana
s.d Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan Umum 1 layanan 40 33,97 607.970.000 40 33,97
Layanan Umum 1 layanan 50 28,91 38.467.313.000 50 28,91
Layanan Umum 1 layanan 30 20,81 2.225.598.000 30 20,81
Layanan Umum 1 layanan 40 26,08 2.703.637.000 40 26,08
Layanan Manajemen BMN 1 layanan 40 16,31 1.181.202.000 40 16,31
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 layanan 40 54,37 250.923.706.000 40 54,37
JUMLAH 296.109.426.000 40 79,74
44
5. Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Hukum
Tahun Anggaran : 2020
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan Hukum 1 Layanan 50 50 3.188.651.000 24,24 27,40
Layanan Perkantoran 12 Bulan 50 50 1.545.000.000 24,24 40,13
JUMLAH 4.733.651.000 24,24 27,56
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi
Capaian (%)
Realisasi
(s.d Tw II) % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya efektifitas
penyusunan kebijakan dan
peraturan perundang-undangan
bidang perdagangan
Persentase peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan 95% 40 76,62% 80,65
Jumlah jabatan fungsional perancang
peraturan perundang-undangan yang
terpenuhi angka kreditnya
4 Orang 40 1 orang 25
Pemberian pelayanan dan bantuan
hukum, pengelolaan dokumentasi
dan informasi hukum
Persentase pelayanan dan bantuan
hukum yang ditangani 100 % 100 100% 100
Rata-rata waktu penyelesaian legal
opinion 20 Hari 40 20 Hari 100
Terlaksananya penyelenggaraan
tertib adminitrasi unit kerja Nilai predikat WTA 75 Nilai 40 40 Nilai 53,33
45
6. Pelayanan Informasi Publik
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Humas
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target
Prediksi
Capaian (%)
Realisasi
(s.d Tw II) % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya Persepsi Positif
Kementerian Perdagangan di Mata
Publik
Persentase kepuasan pengguna layanan
informasi publik Kementerian
Perdagangan
70% 50 0 0
Persentasi opini positif pemberitaan
Kementerian Perdagangan di Media 70% 50 70% 100
Persentase SDM jabatan fungsional
Pustakawan dan Pranata Humas yang
terpenuhi angka kreditnya sesuai dengan
kebutuhan
70% 0 0 0
Penyelenggaraan tertib
administrasi unit kerja
Nilai WTA 70 50
46
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan hubungan masyarakat dan
Informasi 2 laporan 0 0 7.569.351.000 50 75
Layanan dukungan manajemen
Satker 1 laporan 0 0 429.089.000 50 18
Layanan sarana dan prasarana
internal 1 Laporan 0 0 250.000.000 50 6
Layanan perkantoran 1 Laporan 0 0 5.551.583.000 50 28
JUMLAH 13.800.023.000 50 51,60
47
7. Layanan Advokasi Perdagangan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Advokasi Perdagangan
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi
Capaian (%) Realisasi (s.d. Tw II)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Layanan Advokasi Perdagangan
Persentase opini hukum/analisa
hukum/dokumen hukum lainnya yang
dimanfaatkan oleh stakeholder
90% 45 85% 94
Persentase penanganan sengketa
perdagangan internasional 90% 45 100% 111
Persentase kepuasan stakeholders atas
layanan advokasi perdagangan
internasional
90% 50 97% 107
Nilai WTA Nilai 75 40 - -
48
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana
s.d Tw II
Realisasi
s.d Tw II
Rencana
s.d Tw II
Realisasi
s.d Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
-Layanan Advokasi Non Litigasi Dalam Rangka
Negosiasi Perjanjian Perdagangan
Internasional
-Layanan Advokasi Non Litigasi dalam rangka
Implementasi dan Dokumentasi Hukum
Perdagangan Internasional
7 Laporan 45 40 2.159.950.000 45 40,51
Layanan Advokasi Non Litigasi dalam Rangka
Penanganan Sengketa Perdagangan
Internasional
3 Laporan 45 41 3.272.155.000 45 41,24
Layanan Pemuktahiran basis data terkait
Perjanjian Perdagangan Internasional 1 Laporan 50 32 577.860.000 35 32,89
Layanan Perkantoran 1 Laporan 40 47 1.873.699.000 45 47,36
JUMLAH 7.883.664.000 42,5 37,54
49
8. Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi
Capaian (%)
Realisasi
(s.d Tw II)
%
Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Terwujudnya SDM sektor
Perdagangan yang kompeten
Nilai Wilayah Tertib Administrasi (WTA) 70 Nilai - - -
Persentase keberhasilan SDM sektor
perdagangan terhadap pelaksanaan diklat
perdagangan
81%
(289
Peserta)
33
(95 Peserta)
42,90
(124
Peserta)
52,96
Persentase SDM sektor perdagangan yang
terpenuhi standar kompetensinya sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan
83% - - -
50
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana
s.d Tw II
Realisasi
s.d Tw II
Rencana
s.d Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Nilai Wilayah Tertib Adminitrasi (WTA)
Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Pusdiklat Perdagangan 1 Layanan 100 100 2.181.241.000 100 99,17
Layanan Sarana dan Prasarana Internal Balai
Diklat PMB 1 Layanan 100 100 370.000.000 45 0
Layanan Dukungan Manajemen Satker
Pusdiklat Perdagangan 1 Layanan 100 100 1.292.204.000 45 37,65
Layana Dukungan Manajemen Satker Balai
Diklat Penguji Mutu Barang 1 Layanan 100 100 1.143.484.000 45 16,51
Layanan Perkantoran Pusdiklat Perdagangan 1 Layanan 100 100 22.216.381.000 45 48,96
Layanan Perkantoran Balai Diklat PMB 1 Layanan 100 100 643.592.000 45 28,73
Persentase Keberhasilan SDM Sektor Perdagangan terhadap Pelaksanaan Diklat Perdagangan
Pelaksanaan Diklat Aparatur 15 Peserta 100 113 213.405.000 100 87,76
Pelaksanaan Diklat Non Aparatur 100 Peserta 45 60 446.606.000 45 52,49
Pelaksanaan Diklat PMB 232 Peserta 45 53,44 2.302.115.000 45 58,49
Persentase SDM Sektor Perdagangan yang terpenuhi Standar Kompetensinya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan
Tindaklanjut dan Pendampingan Pasca
Pelatihan Aparatur 1 Kegiatan - - 5.776.000 - -
Tindaklanjut dan Pendampingan Pasca
Pelatihan Non Aparatur 1 Kegiatan - - 32.950.000 - -
Monitoring dan Evaluasi Pelatihan Penguji
Mutu Barang 1 Kegiatan - 80 285.820.000 - 78,71
51
9. Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Pengembangan SDM Kemetrologian
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi
Capaian (%)
Realisasi
(s.d Tw II) % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya Kuantitas dan
Kualitas Pengembangan Sumber
Daya di Bidang Kemetrologian
Persentase hasil pengembangan teknologi
di bidang kemetrologian yang
dimanfaatkan atau diterapkan
75% 50 0 0
Persentase kerjasama kemetrologian yang
ditindaklanjuti 70% 50 50 71,43
Persentase SDM Kemetrologian yang
meningkat kompetensinya 80% 50 78 97,5
Pengelolaan tata usaha dan rumah
tangga yang efektif
Nilai Predikat WTA Nilai 70 50 0 0
52
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d
Tw II
Realisasi
s.d Tw II
Rencana
s.d Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan pengembangan teknologi
kemetrologian 2 laporan 50 0 260.806.000 50 5,27
Layanan kerjasama sumber daya
kemetrologian 6 laporan 50 50 585.459.000 50 67,10
Layanan pengembangan sumber daya
manusia kemetrologian 550 orang 50 51,10 2.059.643.000 50 52,40
Layanan internal 6 laporan 50 50 19.164.478.000 50 44,10
JUMLAH 22.070.386.000 50 42,64
53
10. Peningkatan Penyelidikan Tindak Pengamanan (safeguards)
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi
Capaian
(%)
Realisasi
(s.d Tw II)
%
Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya Kualitas
Penyelidikan Tindakan
Pengamanan Perdagangan
(Safeguard) Sesuai Dengan
Ketentuan Yang Berlaku
Jumlah Penanganan Penyelidikan
Tindakan Pengamanan (Safeguards)
7 Penanganan 50 5 71,42
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Penanganan penyelidikan
tindakan pengamanan
perdagangan (Safeguard)
7
penanganan 50 26,56 648.126.350 50
38,77
Layanan perkantoran 12 bulan 50 54,16 1.960.535.924 50
JUMLAH 2.608.662.274 50 38,77
54
11. Pengambangan Sistem Informasi Perdagangan
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Data dan Informasi
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target
Prediksi
Capaian (%)
Realisasi
(s.d Tw II) % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Terwujudnya Sistem Informasi
Perdagangan yang Terintegrasi
Tata kelola TIK yang handal dan
terpadu 1 Kebijakan 60 1 Kebijakan 100
Layanan data yang berkualitas 91 persen 60 70% 76,92
Sistem informasi perdagangan
yang terintegrasi 5 Aplikasi 60 5 Aplikasi 100
Layanan TIK yang handal 94 persen 60 99,98% 106,36
55
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana
s.d Tw II
Realisasi s.d
Tw II
Rencana
s.d Tw II
Realisasi
s.d Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan LPSE 1 Layanan 60 99,98 252.168.000 60 55,20
Layanan SDM TIK dan Statistik 1 Layanan 60 42 12.519.000 60 67,48
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 60 100 100.000.000 60 99,00
Layanan Data dan Informasi 1 Layanan 60 100 58.223.525.000 60 19,44
Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 60 70 219.528.000 60 37,36
Layanan Perkantoran 1 Layanan 60 60 2.153.552.000 60 36,12
JUMLAH 60.961.292.000 60 20,38
56
12. Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Penanganan Isu Strategis
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw II)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tersedianya rekomendasi sebagai bahan perumusan penanganan isu-isu strategis lintas sektor yang berdampak terhadap perdagangan
Jumlah rekomendasi penanganan isu-isu strategis lintas sektor yang berdampak terhadap perdagangan
6 Dokumen
50 3
Dokumen 50
Terwujudnya kabolarasi penanganan isu strategis lintas sektor yang berdampak terhadap perdagangan
1. Persentase rekomendasi penanganan isu strategis lintas sektor yang ditindaklanjuti oleh stakeholder
100%
25 0 0
2. Persentase Pelaporan Capaian Program Prioritas Nasional Kementerian Perdagangan yang dipantau oleh Kantor Staf Presiden (KSP)
4 Dokumen
50 2
dokumen 50
3. Persentase monitoring laporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri
80% 50 40% 50
4. Jumlah laporan monitoring capaian kegiatan yang mendukung sasaran Kementerian Perdagangan
3 Dokumen
50 2
dokumen 66,66
Penyelengaraan tertib administrasi unit kerja Nilai WTA 75 Nilai - - -
57
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw II
Realisasi s.d Tw II
Rencana s.d Tw II
Realisasi s.d Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Rekomendasi Penanganan Isu Strategis Lintas Sektor yang Berdampak terhadap Perdagangan
6 Rekomendasi 75 60
1.188.257.000 75 47,33
Laporan Penanganan Isu Strategis Lintas Sektor yang Berdampak terhadap Perdagangan
6 Laporan 50 30
864.601.000 50 41,40
Layanan Perkantoran 1 Layanan 50 50 1.417.227.000
50 45,43
JUMLAH 3.470.085.000 58,33 43,63
58
13. Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Badan Perlindungan Konsumen Nasional
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw II)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya Transaksi dan
Efektivitas Perlindungan
Persentase Saran dan Pertimbangan Kepada
Pemerintah yang Dimanfaatkan 20% 75% 40% 200%
Persentase Informasi Perlindungan
Konsumen yang Disebarluaskan 100% 64% 60% 100%
Persentase Pengaduan Konsumen yang
Diselesaikan 35% 50% 20% 56%
Persentase Keberdayaan Lembaga
Perlindungan Konsumen 25% 60% 63% 252%
59
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana
s.d Tw II
Realisasi
s.d Tw II
Rencana
s.d Tw II
Realisasi
s.d Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Saran dan Pertimbangan Kepada Pemerintah
Dalam Rangka Perlindungan Konsumen
6
Rekomendasi 70 133 1.407.569.000 70 12,64
Informasi Dibidang Perlindungan Konsumen 60 Informasi 64 107 1.163.342.000 64 20,33
Akses Pemulihan Konsumen 250
Pengaduan 50 20 1.374.916.000 50 21,53
Lembaga Perlindungan Konsumen yang
Diberdayakan 40 Lembaga 60 63 1.100.913.000 60 17,11
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 50 90 722.035.000 50 89,91
Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 50 25 3.029.988.000 50 24,50
Layanan Perkantoran 12 Layanan 50 50 9.100.566.000 50 46,26
JUMLAH 17.899.329.000 56 33,72
60
14. Penyelidikan Kasus Dumping dan Subsidi
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Komite Anti Dumping Indonesia
Tahun Anggaran : 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw II)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Melakukan Penanganan Anti
Dumping /Tindakan Sesuai
dengan Kententuan Anti
Dumping/ Tindakan Imbalan
Yang Berlaku
Melakukan penyelidikan Kasus Anti Dumping
dan Tindakan Imbalan (analisa data impor,
asistensi, pra penyelidikan, penyelidikan,
rekomendasi penyelidikan)
8 Kasus
50
8
100
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
Rencana s.d
Tw II
Realisasi s.d
Tw II
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Penanganan Penyelidikan
Tindakan Anti Dumping dan
Tindakan Imbalan
6 2.677.438.000 45 31,71
Layanan Perkantoran 1 - - 3.629.802.000 45 33,79
JUMLAH 6.307.240.000 45 32,91
61