laporan terner toppp

Upload: dexsna-erna

Post on 02-Jun-2018

479 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    1/16

    LAPORAN PRATIKUM KIMIA FISIKA

    SISTEM TERNER PADA SISTEM AIR KLOROFOM

    ASAM ASETAT

    Oleh :

    NI MADE ERNA PURNAMA DEWI (1113031029)

    NI KADEK ARI WENTARI (1113031035)

    LUH GEDE EKA PRATIWI (1113031039)

    SEMESTER VI/C

    JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    2/16

    I. Judul Percobaan

    Sistem Terner Pada Sistem Air-Kloroform-Asam Asetat

    II.Tujuan

    1. Menggambarkan diagram sistem terner air-kloroform-asam asetat

    2. Menentukan garis dasi (tie line) pada sistem terner air-kloroform-asam asetat

    III.Dasar Teori

    Fasa merupakan keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, tidak hanya dalam

    komposisi kimianya tetapi juga dalam keadaan fisiknya. Contohnya: dalam sistem terdapat

    fasa padat, fasa cair dan fasa gas. Berdasarkan hukum fasa gibs, jumlah terkecil variabel

    bebas yang dilakukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada

    kesetimbangan di ungkapkan sebagai berikut.

    F = CP + 2

    Keterangan:

    F= jumlah derajat kebebasan

    C= Jumlah komponen

    P= jumlah fasa

    Dalam ungkapan di atas, kesetimbangan dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan komposisi

    sistem (Oktaviana, 2012).

    Sistem tiga komponen mempunyai derajat kebebasan F = 3-P, karena tidak mungkin

    membuat diagram dengan 4 variabel, maka sistem tersebut dibuat pada tekanan dan suhu

    tetap. Sehingga diagram hanya merupakan fungsi komposisi. Harga derajat kebebasan

    maksimal adalah 2, karena harga P hanya mempunyai 2 pilihan 1 fasa yaitu ketiga komponen

    bercampur homogen atau 2 fasa yang meliputi 2 pasang misibel (Endang Widjajanti, 2008).

    Umumnya sistem 3 komponen merupakan sistem cair-cair- cair. Jumlah fraksi mol ketiga

    komponen berharga 1. Dengan adanya berbagai bentuk kesetimbangan antara komponen-

    komponen yang ada, digunakan diagram fase segitiga (Sari, 2001).

    Bentuk diagram fasa 3 komponen tersebut dilukiskan dalam segitiga sama sisi, yang

    terjadi pada suhu dan tekanan yang tetap. Aturan Gibbs yang digunakan untuk menentukan

    keadaan sistem adalah sebagai berikut. V = C P

    Dengan V adalah derajat kebebasan, C adalah jumlah komponen, dan P adalah jumlah fasa

    dalam sistem. Untuk sistem terner ini, C bernilai 3 sehingga persamaan Gibbs menjadi:

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    3/16

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    4/16

    Adapun gambar diagram untuk sistem tiga komponen air-kloroform-asam asetat adalah

    sebagai berikut.

    Gambar 2. Diagram Umum Sistem Tiga Komponen Air-Kloroform-Asam Asetat

    (Sumber: Suardana, dkk, 2002)

    Garis miring AC dan sejajar dengannya secara berturut-turut dari kiri ke kanan

    merupakan tempat kedudukan sistem 0% B ; 10% B ; 20% B ; dan seterusnya sampai 100%

    B pada titik B. Garis miring BC dan yang sejajar dengannya secara berturut-turut dari kiri ke

    kanan merupakan tempat kedudukan sistem 0% A ; 10% A ; 20% A ; dan seterusnya sampai

    100% A pada titik A.Sementara itu, garis AB yang sejajar dengannya secara berturut-turut

    dari kiri ke kanan merupakan tempat kedudukan sistem 0% C ; 10% C ; 20% C ; danseterusnya sampai 100% C pada titik C. Titik D adalah kedudukan sistem komposisi 20% B

    ; 30% C ; dan 50% A.

    IV. ALat dan Bahan

    Nama alat Jumlah Nama Bahan Jumlah

    Buret 50 mL 3 buah Aquades 1 liter

    Erlenmeyer 5 buah Kloroform 15 mL

    Piknometer 1 buah Larutan NaOH 100 mL

    Corong pisah 1 buah Asam asetat 25 mL

    Gelas kimia 100 mL 3 buah

    Pipet tetes 3 buah

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    5/16

    Neraca analitik 1 buah

    Statif 3 buah

    Gelas ukur 5 mL 2 buah

    Pipet volum 5 mL 1 buah

    V. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan

    No. CARA KERJA HASIL PENGAMATAN

    1. Disiapkan 3 buah buret yang masing-

    masing berisi aquades, kloroform, dan

    asam asetat

    Buret yang akan digunakan disiapkan dengann

    statif dan klem.

    2. Massa jenis aquades ditentukan

    dengan manggunakan piknometer.

    massa jenis kloroform dan asam asetat

    dicari pada handbook atau botol

    tabelnya.

    ( ) Massa jenis CH3COOH = 1,06 kg/L

    ( ) klorofom = 1,47 kg/L

    Massa piknometer kering = 20,53741 gram

    Massa piknometer + air = 45,9168 kg

    Volume air = 25,183 mL

    ( ) air = 1,008 kg/L

    3. Disiapkan 4 buah labu Erlenmeyer

    dan masing-masing diberi nomor I, II,

    III dan IV

    4 Buah labu erlemeyer disiapkan

    Gambar 1. Labu erlemeyer kosong

    4. Dibuat empat macam komposisi air-

    kloroform seperti berikut pada labu

    erlemeyer :

    Labu I: 4 g aquades + 1 g kloroform

    Labu II: 3 g aquades + 2 g kloroform

    Labu III: 2 g aquades + 3 g kloroform

    Labu IV: 1 g aquades + 4 g kloroformGambar 2.Labu erlemeyer + akuades + klorofom

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    6/16

    Labu V. klorofom V. akuades

    I 0,68 mL 3,96 mL

    II 1,36 mL 2,98 mL

    III 2,04 mL 1,92 mL

    IV 2,72 mL 0,99 mL

    5. Masing-masing campuran dititrasi

    dalam labu Erlenmeyer tersebut

    dengan asam asetat sampai tidak

    keruh (vol. asam asetat dicatat)

    Melakukan titrasi

    Gambar 3. mentitrasi

    Tabung v. asam asetat

    I 3,6 mL

    II 5 mL

    III 4,8 mL

    IV 3,5 mL

    6. Dilakukan standarisasi larutan NaOH

    menggunakan H2C2O4

    Standarisasi NaOH sebagai titran larutan bening tak

    berwarna

    H2C2O4 sebagai titrat larutan bening tak berwarna

    \

    Gambar 4.Standarisasi NaOH

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    7/16

    V. NaOH V. H2C2O4

    8,7 mL 5 mL

    8,9 mL 5 mL

    9,2 mL 5 mL

    6. Ditempatkan sebanyak 2,5 gram

    aquades dan 2,5 gram kloroform pada

    corong pisah.dan menambahkan

    1 gram asam asetat kedalam

    campuran tersebut kemudian

    mengocok hingga diperoleh

    campuran yang merata.

    2,5 gram akuades = 2,48 mL

    2,5 gram klorofom = 1,7 mL

    1 gram asam asetat = 0,9 mL

    7. Campuran tersebut didiamkan

    beberapa saat sampai didapat kembali

    dua lapisan (L1dan L2). Menyiapkan

    dua buah labu Erlenmeyer yang bersih

    dan kering kemudian ditimbang

    secara teliti.

    Massa kering labu I = 40, 211 gram

    Massa kering labu II = 41,107 gram

    Massa labu I + L. I = 44,057 gram

    Massa labu II + L. II = 43,685 gram

    Volume lapisan I (bawah) = 2,3 mL

    Volume lapisan II (atas) = 1,7mL

    Gambar 5. Membentuk dua lapisan

    8. Kedua lapisan tadi (L1dan L2)

    ditambahkan dengan 3 tetes indkator

    PP dan mentitrasi dengan

    menggunakan NaOH sampai

    terbentuk warna pink.

    Larutan dititrasi sampai berwarna merah muda

    Gambar 6. Larutan setelah ditirasi

    Titrasi Larutan L1(bawah )

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    8/16

    V. larutan L1 V. NaOH

    1 mL 2,2 mL

    1 mL 1,3 mL

    1 mL 7,6 mL

    Gambar 7.Larutan setelah dititrasi

    Titrasi Larutan L2(atas)

    V. larutan L2 V. NaOH

    1 mL 7,7 mL

    1 mL 7,9 mL

    1 mL 7,6 mL

    VI. Analisis Data dan Pembahasan

    6.1 Analisis Data

    Pada praktikum ini campuran antara aquades dengan kloroform dibuat bervariasi dengan

    tujuan menentukan batasan-batasan kurva antara sistem 2 fasa antara air-kloroform dengan

    sistem 1 fasa ketika ditambahkan asam asetat. Variasi campuran yang digunakan antara lain :

    Tabung 1 : 4,00 gram aquades dan 1,00 gram kloroform;

    Tabung 2 : 3,00 gram aquades dan 2,00 gram kloroform;

    Tabung 3 : 2,00 gram aquades dan 3,00 gram kloroform;

    Tabung 4 : 1,00 gram aquades dan 4,00 gram kloroform.

    Massa yang digunakan ini dikonversi menjadi bentuk volume untuk mempermudah menghitung

    persentase dari masing-masing komponen dengan menggunakan persamaan berikut:

    a. Perhitungan volume aquades yang digunakan

    Diketahui : Massa jenis aquades yang digunakan adalah 1,008 gram/mL

    Massa jenis aquades tersebut diperoleh dari perhitungan :

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    9/16

    =

    volumeair

    gmeterkosonmassapiknoairmetermassapikno

    =

    mL

    grgr

    183,25

    )537,20(917,45

    =1,008 gr/mL

    - Labu I :

    - Labu II :

    - Labu III :

    - Labu IV :

    b. Perhitungan volume kloroform yang digunakan

    Diketahui : Massa jenis kloroform adalah 1,47 gram/mL

    - Labu I :

    - Labu II :

    - Labu III :

    - Labu IV :

    c. Perhitungan persentase masing-masing komponen dalam campuran

    Penentuan komposisi (persentase) dari masing-masing komponen baik itu aquades (air),

    kloroform maupun asam asetat menggunakan sistem %volume/volume. Perhitungannya

    adalah sebagai berikut:

    - Labu I :

    Volume campuran = Volume aquades + volume kloroform + volume asam asetat

    = 3,968 mL + 0,680 mL + 3,6 mL = 8,248 mL

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    10/16

    -

    Labu II :

    Volume campuran = Volume aquades + volume kloroform + volume asam asetat

    = 2,976 mL + 1,360 mL + 5,00 mL = 9,336 mL

    - Labu III :

    Volume campuran = Volume aquades + volume kloroform + volume asam asetat

    = 1,984 mL + 2,040 mL + 4,80 mL = 8,824 mL

    - Labu IV :

    Volume campuran = Volume aquades + volume kloroform + volume asam asetat

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    11/16

    = 0,992 mL + 2,721 mL + 3,50 mL = 7,213 mL

    d. Standarisasi Larutan NaOH

    Standarisasi larutan NaOH dilakukan dengan tujuan mengetahui secara pasti konsentrasi

    NaOH yang akan digunakan. NaOH merupakan senyawa yang sangat higroskopis

    sehingga sangat perlu dilakukan standarisasi untuk mengetahui secara pasti konsentrasi

    NaOH yang akan digunakan. Standarisasi NaOH dilakukan dengan asam oksalat 0,1 M.

    Titrasi ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan dengan hasil sebagai berikut :

    Titrasi

    ke-

    Titran

    (NaOH)

    Titrat

    (H2C2O4)1 8,7 mL 5 mL

    2 8,9 mL 5 mL

    3 9,2 mL 5 mL

    Rata-rata 8,9 mL 5 mL

    Konsentrasi NaOH dapat dihitung dengan jalan sebagai berikut:

    VNaOHx NNaOH= VH2C2O4x NH2C2O4

    8,9 mL x NNaOH = 5 mL x (2 x 0,1 M)

    NNaOH = 0,112 N

    Jadi konsentrasi NaOH yang dipergunakan adalah sebesar 0,112 N atau 0,112 M.

    e. Penentuan Garis Dasi (tie line)

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    12/16

    Hasil penimbangan menunjukkan bahwa senyawa L1 yang merupakan campuran asam

    asetat dan klorofom memiliki massa seberat 2,578 gr dan ketika dititrasi memerlukan

    NaOH sebanyak 1,87 mL (rata-rata), sedangkan senyawa L2yang merupakan campuran

    antara aquades dan asam asetat memiliki massa seberat 3,846 gram dan ketika dititrasi

    memerlukan NaOH sebanyak 7,7 mL (rata-rata). Sebelum dilakukan titrasi pada senyawa

    L1dan L2, terlebih dahulu dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan sebanyak 5 x

    pengenceran. Tujuan dari pengenceran ini agar senyawa yang dititrasi dapat lebih

    banyak, sehingga dapat dilakukan pengulangan saat titrasi. Titrasi dilakukan dengan 3

    kali pengulangan.

    Persen asam asetat pada L1

    mol NaOH = VNaOHx MNaOH

    = 1,87 mL x 0,112 mmol/mL

    = 0,20944 mmol = 2,09 x 10-4

    mol (untuk 1 mL L1)

    Untuk mentitrasi 1 mL L1diperlukan 2,09 x 10-4

    mol, karena terdapat 5 mL larutan

    yang telah diencerkan maka untuk mentitrasi 5 mL larutan L1dapat dihitung sebagai

    berikut:

    mol NaOH = 4-10x2,091

    5x

    = 1,047 x 10-3

    mol

    5 mL larutan L1yang diencerkan ~ 1 mL larutan L1yang belum diencerkan

    Yang mana masa awal L1= 2,578 gram, untuk menkonversinya menjadi volume, maka

    dianggap masa jenis campuran L1mengikuti massa jenis dari air yaitu sebesar 1,008

    g/mL, maka volume L1dapat ditentukan yaitu :

    V =

    Mol NaOH total :

    mol asam asetat = mol NaOH = 2,678 x 10-3

    mol

    massa asam asetat = 2,678 x 10-3

    mol x 60 g/mol = 0,161 g

    %massa asam asetat = %1001

    L

    asetatasammassa

    = %23,6%100578,2

    0,161

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    13/16

    Persen asam asetat pada L2

    mol NaOH = VNaOHx MNaOH

    = 7,7 mL x 0,112 mmol/mL

    = 0,8624 mmol = 8.624 x 10-4

    mol (untuk 1 mL L2

    Untuk mentitrasi 1 mL L2diperlukan 8.624 x 10-4

    mol, karena terdapat 5 mL larutan

    yang telah diencerkan maka untuk mentitrasi 5 mL larutan L2dapat dihitung sebagai

    berikut:

    mol NaOH = 10x8.6241

    5 4-x

    = 4,312 x 10-3

    mol

    5 mL larutan L2yang diencerkan ~ 1 mL larutan L2yang belum diencerkan

    Yang mana masa awal L2 = 3,846 gram, untuk menkonversinya menjadi volume,

    maka dianggap masa jenis campuran L2mengikuti massa jenis dari air yaitu sebesar

    1,008 g/mL, maka volume L2dapat ditentukan yaitu :

    V =

    Mol NaOH total :

    mol asam asetat = mol NaOH = 0,016 mol

    massa asam asetat = 0,016 mol x 60 g/mol = 0,987 g

    %massa asam asetat = %1002

    L

    asetatasammassa

    = %67,25%100846,3

    0,987

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    14/16

    6.2 Pembahasan

    Hasil analisis perhitungan diatas dapat digunakan untuk menggambarkan diagram

    fasa dari sistem terner aquades-kloroform-asam asetat serta menentukan letak garis dasinya. Dari

    persentase masing-masing komponen yang telah diperoleh dari hasil perhitungan maka dapat

    dibuat kurvanya sebagai berikut:

    Gambar 8. Diagram sistem terner air-kloroform-asam asetat

    Kurva yang terdapat dalam segitiga merupakan kelarutan antara ketiga zat. Di dalam

    kurva terdiri atas campuran sistem yang memiliki 2 fasa cair-cair dalam kesetimbangan, yaitu

    asam asetat dengan kloroform yang larut dalam aquades dan asam asetat dengan aquades yang

    larut dalam kloroform. Pada saat aquades ditambahkan ke dalam kloroform terbentuk larutan dua

    fase (aquades dan kloroform tidak saling melarutkan), hal tersebut digambarkan pada diagram

    terner di atas yaitu berada di bawah kurva parabola AA (dae rah dua fase). Setelah keempat labu

    dititrasi dengan asam asetat sampai warna keruh hilang terbentuk sistem satu fase yang pada

    diagram di atas berada pada bagian atas parabola AA. Ketika penambahan pertama asam asetat,

    asam asetat ini akan bercampur dengan aquades dan kloroform. Ketika terus ditambahkan asam

    asetat, maka asam asetat yang larut dalam aquades dan kloroform semakin banyak sehingga lama

    kelamaan akan terjadi sistem satu fase. Hal ini disebabkan karena asam asetat mudah larut dalam

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    15/16

    aquades dan asam asetat dapat larut dalam kloroform dalam berbagai perbandingan. Dalam

    percobaan ini, saat kekeruhan larutan hilang diasumsikan bahwa campuran telah membentuk satu

    fase dan dalam diagram terner merupakan titik awal terjadinya fase tunggal (titik Labu I, Labu II,

    Labu III, Labu IV). Penggabungan titik-titik ini dengan garis akan membentuk kurva yang

    membatasi sistem 2 fasa dengan sistem 1 fasa.

    Garis dasi digunakan sebagai garis penentu komposisi sistem. Pada percobaan dilakukan

    titrasi terhadap asam asetat yang telah terionisasi dengan menggunakan NaOH. Asam asetat

    dapat terlarut dalam kloroform serta dalam air. Penentuan persen kadungan asam asetat di dalam

    kloroform dan air dapat digunakan sekaligus untuk menentukan komposisi komponen lainnya.

    Penarikan garis dari komposisi asam asetat dalam kloroform dengan komposisi asam asetat pada

    air, akan memotong kurva pada 2 titik. Dari kurva ini sendiri akan terlihat berapa komposisi

    komponen lainnya, sehingga garis dasi dapat digunakan untuk menentukan komposisi suatu

    campuran. Pada kasus ini, berarti jumlah asam asetat yang ditambahkan ke dalam campuran akan

    tersebar ke aquades dan ke kloroform sesuai dengan persentase yang diperoleh dari perhitungan,

    yaitu asam asetat terdapat sebesar 6,23 % dalam campuran asam asetat-kloroform, dan sebesar

    25,67 % dalam campuran asam asetat-aquades. Ditunjukan pada garis yang bernomor PQ.

    VII. Kesimpulan

    1.

    Diagram sistem terner air-kloroform-asam asetat sebagai berikut:

    2. Garis dasi (tie line) pada sistem terner air-kloroform-asam asetat yaitu lapisan bawah (L1)

    pada titik 6,23% dan lapisan atas (L2) 25,67% yang didapat dari persentase massa asetat.

  • 8/10/2019 Laporan Terner Toppp

    16/16

    Daftar Pustaka

    Endang, Widjajanti. 2008.Kesetimbangan Fasa. Diakses dari

    http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-

    dr/kesetimbangan-fasa.pdf pada tanggal 22 Mei 2011.

    Sari, Ni Ketut. 2001.Penentuan Kurva Residu Sistem Terner Air-Kloroform-Asam Asetat.

    diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/sari-penentuan.pdf pada tanggal 5

    Maret 2014.

    Suardana, I Nyoman, Nyoman Retug, dan I Wayan Subagia. 2002.Buku Ajar Kimia Fisika.

    Singaraja : Undiksha

    Sukardjo. 1989.Kimia Fisika. Jakarta : Bina Aksara