laporan tb
DESCRIPTION
teksTRANSCRIPT
A. DEFINISI
Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman Mycobacterium tuberkulosis sistemis
sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang
biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000)
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meninges, ginjal,
tulang, dan nodus limfe (Mansjoer, 2000)
Tuberculosis (TB) merupakan contoh lain infeksi saluran napas bawah. Penyakit
inidisebabkan oleh mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya ditularkan
melalui inhalasi percikan ludah (droplet), dari satu individu ke individu lainnya dan
membentuk kolonisasi di bronkiolus atau alveolus. Kuman juga dapat masuk ke tubuh
melalui saluran cerna, melalui ingesti susu tercemar yang tidak dipasteurisasi, atau kadang-
kadang melalui lesi kulit. (Corwin, 2009).
B. EPIDEMIOLOGI
Semenjak tahun 2000, tuberculosis (TB) telah dinyatakan oleh WHO sebagai regerging
disease karena angka kejadian TB yang telah dinyatakan menurun pada tahun 1990-an
kembali meningkat. Meskipun demikian, untuk kasus di Indonesia, angka kejadian TB tidak
pernah menurun bahkan meningkat.Laporan internasional menyatakan bahwa Indonesia
merupakan penyumbang kasus TB terbesar ketiga setelah cina dan India. (Muttaqin, 2008)
Berdasarka Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, penyakit TB paru di
Indonesia merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit jantung.
Sebagian besar penderita TB paru berasal dari kelompok masyarakat usia produktif dan
berpenghasilan rendah.adanya wabah HIV/AIDS di seluruh dunia juga turut mempengaruhi
jumlah penderita TB paru termasuk Asia Tenggara. Selain itu peningkatan jumlah penderita
TB juga dipengaruhi oleh industrialisasi, kemudahan transportasi, serta perubahan ekosistem.
Dari hasil survei yang dilakukan oleh WHO didapatkan fakta bahwa kematian wanita akibat
TB lebih besar daripada kematian akibat kehmilan dan persalinan, (Muttaqin, 2008)
Berikut adalah table angka prevalensi, insidensi dan kematian TB di Indonesia 2014 ( WHO,
2014).
C. ETIOLOGI
Agen infeksius utama dari penyakit Tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis
yang merupakan bakteri tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas
serta sinar ultra violet dengan ukuran panjang 1/4um dan tebal 0,3-0,6um (Hardi Kusuma dan
Amin Huda, 2012). Bakteri tahan asam ini cukup sulit untuk dimatikan apabila telah
membuat kolonisasi di saluran nafas bawah, sehingga respon imun tubuh tidak akan
membunuh atau mematikan bakteri ini begitu saja, melainkan hanya mengepungnya. Yaitu
makrofag yang berperan mengepung basil setelah T sel dan jaringan fibrosa membungkus
kompleks mereka.Kompleks ini disebut tuberkel (Elizabeth J Corwin, 2009).
Mycobacterium tuberculosis
Airbone / inhalasi droplet
Saluran pernafasan
Saluran pernafasan atas
Bakteri yang besar bertahan di bronkus
Peradangan bronkus
Penumpukan sekret
Efektif Tidak efektif
Sekret keluar saat batuk
Batuk terus menerus
Terhisap orang sehat
Resiko penyebaran infeksi
Sekret sulit dikeluarkan
Obstruksi
Sesak nafas
Gangguan pola nafas tidak
efektif
Saluran pernafasan bawah
Paru-paru
Alveolus
Terjadi perdarahanAlveolus
mengalami konsolidasi dan
eksudasi
Gangguan pertukaran gas
Penyebaran bakteri secara limfa hematogen
Keletihan Anoreksia malaese mual muntah
Demam
Peningkatan suhu tubuh
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan
Intoleransi aktivitas
Bersihan jalan nafas tidak efektif
F. PATOFISIOLOGI
D. MANIFESTASI KLINIS
Pada banyak individu yang terinfeksi tuberkulosis adalah asimptomatis.pada individu
lainnya, gejala berkembang secara bertahap sehingga gejala tersebut tidak dikenali
sampai penyakit telah masuk tahap lanut. bagaimanapu gejala dapat timbul pada individu
yang mengalami imunoupresif dalam beberapa minggu setelah terpajan oleh basil.
Manifestasi klinis yang umum termasuk keletihan, penurunan berat
badan,latergi,anoreksia (kehilangan nafsu makan), dan demam ringan yang biasanya
terjadi pada siang hari. “berkeringat malam” dan ansietas umum sering tampak.
Dispnea,nyeri dada,dan hemoptisis adalah juga temuan yang umum ( Gede &
Christiantie. 2003). Sianosis, sesak napas, dan kolaps.Merupakan gejala
ateletaksis.Bagian dada pasien tidak bergerak pada saat bernapas dan jantung terdorong
ke sisi yang sakit.Pada foto thoraks, pada sisi yang sakit tampak bayangan hitam dan
diafragma menonjol ke atas (Irman, 2007).
SOAP :
SUBJECTIVE
1. Batuk sejak 4 bulan yang lalu2. Batuk bertambah berat sejak 1 bulan yang lalu3. Batuk disertai dahak berwarna putih4. Terasa nyeri dada kanan bila batuk5. Sesak kadang- kadang bila aktivitas berat6. Sejak 1 minggu lalu sesak bertambah berat7. Berat adan menurun 2 kg dalam 1 bulan8. Ayah pendertita meninggal 5 tahun yang lalu karena sakit batuk dan sesak9. Penderita merokok sehari 1 pak / 16 batang10. Pekerjaan penderita sebagai buruh bangunan11. Umur penderita 54 tahun12. Tinggi badan penderita 165 cm13. Berat badan penderita 43 kg
DAPUS
Mansjoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Cetakan 1. Jakarta : Media
Aesculapius
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Pernafasan.
Jakarta: Salemba Medika.
Corwin E.J. (2009). Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC
Irman, Somantri. 2008. Askep pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta:
Salemba Medika
Gede,Ni Luh Yasmin Asih & Christiantie Efendy.2003. Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : EGC
WHO. 2014. Global Tuberculosis Report 2014. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/137094/1/9789241564809_eng.pdf . diakses pada
tanggal 27 Maret 2014.