laporan tahunan tahun 2012 edisi 2013 · pdf filelaporan tahunan dinas kesehatan kota padang...
TRANSCRIPT
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
d i n a s K e s e h a t a n
K o t a P a d a n g
J l . K e s e h a t a n N o 1 D a d o k T u n g g u l H i t a m P a d a n g
] T e l p . 0 7 5 1 4 6 3 9 0 5
]
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena telah tersusunnya
Laporan Tahunan 2012 edisi Terbit 2013 Dinas Kesehatan Kota Padang ini. Buku ini
memuat informasi visi, misi, Tupoksi, indikator kinerja, capaian program dan kegiatan
yang dilaksanakan Tahun 2012.
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini masih jauh dari sempurna,
hal ini disebabkan adanya berbagai hambatan baik dari segi data maupun sumber daya
manusianya. Untuk itu kami mengharapkan tanggapan, saran dan masukan dari berbagai
pihak dalam penyempurnaannya di masa yang akan datang.
Dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan rasa terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 ini. Semoga Buku ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Juni 2013 Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang
Drg.Eka Lusti,MM NIP.196307101990032001
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii DAFTAR TABEL........................................................................................................ iii DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
BAB II GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 3
A. GEOGRAFI ............................................................................................ 3
B. DEMOGRAFI ......................................................................................... 3
C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN .............. 5
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI ................................................................. 7
A. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG ..................... 7
B. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG ............................................ 7
C. TUJUAN DAN SASARAN ..................................................................... 7
D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN ................................... 9
E. STRATEGI ............................................................................................. 9
BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ..................................................................................................................... 11
A. KEDUDUKAN ..................................................................................... 11
B. STRUKTUR ORGANISASI ................................................................. 11
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI........................................................... 13
BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN ........................................... 27
A. PROGRAM KESEHATAN ................................................................... 27
B. INDIKATOR KESEHATAN ................................................................ 31
BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2012 ......................... 33
A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG .................... 33
B. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG ..... 34
BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN ......................................... 35 A. SEKRETARIAT ................................................................................... 37
B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA .............. 42 C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK) ........ 72 D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN ............................................ 113 E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN ........................ 152
BAB VIII MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN .................................. 182
BAB IX PENUTUP .................................................................................................. 200
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Tabel
Hal
Tabel 2.1
Luas daerah dan kepadatan Penduduk Perkecamatan
4
Tabel 6.1 Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2011- 2012 33
Tabel 6.2 Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2011- 2012 34
Tabel 7.1 Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2008-2012 36
Tabel 7.2 Daftar Penambahan Aset / Belanja ModalTahun 2012 39
Tabel 7.3 Data dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang Telah Dilatih
Sampai Dengan Tahun 2012 43
Tabel 7.4 Data Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d Tahun 2012 44
Tabel 7.5 Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang
Tahun 2012 45
Tabel.7.6 Data Pesantren di Kota Padang Tahun 2012 46
Tabel 7.7 Jumlah dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang
Tahun 2012 47
Tabel 7.8 Jumlah dan Tingkat Perkembangan Pos UKK Dinas Kesehatan
Kota Padang tahun 2012 49
Tabel 7.9 Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Tanaman Obat Keluarga
Dinkres Kota Padang Tahun 2012 51
Tabel 7.10 Penyuluhan Dalam Gedung Kota Padang tahun 2012 53
Tabel 7.11 Penyuluhan luar Gedung Kota Padang tahun 2012 54
Tabel 7.12 Kegiatan Penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang
Tahun 2012 55
Tabel 7.13 Jumlah dan Tingkat Perkembangan Posyandu Dinas Kesehatan
Kota Padang Tahun 2012 57
Tabel 7.14 Data D/S dan N/D Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang
Tahun 2012 58
Tabel 7.16 Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas Kesehatan
Kota Padang Tahun 2012 60
Tabel.7.17 Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota
Padang Tahun 2012 61
Tabel 7.18 Data Jumlah Tenaga Fungsional di Lingkungan DKK Padang
Tahun 2012 70
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
iv
Tabel. 7.19 Data Pegawai Izin Belajar dan Tugas Belajar di Lingkungan DKK
Padang Tahun 2012 71
Tabel 7.20 Indikator Kegiatan P2P tahun 2012 72
Tabel 7.21 Pengiriman Spesimen Campak Kota Padang Tahun 2012 98
Tabel 7.25 Hasil Pencapaian Vit A Bayi dan Anak Balita Kota Padang Bulan
Feb & Agus Tahun 2012 114
Tabel 7.22 Jenis Penyakit Yang Dilaporkan dalam Laporan PTM Bulanan
Puskesmas Tahun 2012
Tabel 7.26 Jumlah Kasus Gizi Buruk yang di rawat Inap Tahun 2012 119
Tabel 7.27 Perkembangan Kasus Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2012 120
Tabel 7.28 Gambaran Kecamatan Rawan Gizi Tahun 2008 - 2012 123
Tabel 7.29 Jumlah Penduduk Miskin di Kota Padang Tahun 2012 123
Tabel 7.30 Cakupan Program Kesehatan Jiwa Kota Padang Tahun 2012 127
Tabel 7. 31 Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 130
Tabel 7.32 Pengunjung Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012 132
Tabel 7.33 Jumlah Penerima Dana Pengganti Transport Berobat ke
Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 134
Tabel 7.34 Kunjungan Program Indera Mata di Puskesmas Kota Padang
Tahun 2012 135
Tabel 7.35 Pembinaan Keluarga Resti di Puskesmas Kota Padang Tahun
2012 136
Tabel 7.36 Rekap Laboratorium Puskesmas Tahun 2012 137
Tabel 7.37 Rekapitulasi Laporan Kematian Puskesmas Kota Padang Tahun
2012 138
Tabel 7.38 Target Indikator Kinerja SPM dan MDGs Program KIA Tahun
2010 - 2015 141
Tabel 7.39 Pencapaian Kinerja Program KIA Tahun 2012 Kota Padang 142
Tabel 7.40 Data Kasus Kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Anak Balita
Kota Padang Tahun 2012 146
Tabel 7.41 Data Penyebab Kematian Perinatal (0-7hari) Kota Padang Tahun
2012. 147
Tabel 7.42 Data Penyebab Kematian Neonatal (8-28 hari) Kota Padang
Tahun 2012. 148
Tabel 7.43. Data Penyebab Kematian Bayi (0-1 th) Kota Padang Tahun 2012. 148
Tabel 7.44 Data Penyebab Kematian Anak Balita (1-5 th) Kota Padang
Tahun 2012 148
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
v
Tabel 7.45 Data Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2012. 149
Tabel 7.46 Kepesertaan Jamkesmas Per Puskesmas Tahun 2012 153
Tabel 7.47 Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2012 153
Tabel.7.48 Jumlah BPS yang ber-PKS Jampersal dengan DKK Padang 155
Tabel.7.49 Kepersertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda Per-
Puskesmas Tahun 2012 157
Tabel. 7.50 Jumlah Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun
2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. 161
Tabel.7.51
Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes
Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan
Kota Padang
163
Tabel.7.52 Jumlah Rujukan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun
2012 Dinas Kesehatan Kota Padang. 164
Tabel. 7.53 Kepesertaan Kapitasi Askes PNS/Sosial per Puskesmas Tahun
2012 166
Tabel. 7.54 Jumlah Kunjungan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2012 Dinas
Kesehatan Kota Padang. 167
Tabel.7.55. Jumlah Rujukan Peserta Askes PNS/ Sosial Tahun 2012 Dinas
Kesehatan Kota Padang 168
Tabel.7.56 Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes PNS/
Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang 170
Tabel.7.57
Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta Askes
PNS/Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota
Padang
171
Tabel 7.58 Kegiatan Sarkes Tahun 2012 173
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
vi
DAFTAR GRAFIK
Nomor Grafik
Judul Grafik Hal
Grafik 7.1 Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 74
Grafik 7.2 Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPT/HB1 per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 74
Grafik 7.3 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT HB3 per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 75
Grafik 7.4 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 75
Grafik 7.5 Cakupan Imunisasi Kontak lengkap Campak per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 76
Grafik 7.6 Cakupan Kelurahan UCI untuk 4 Indikator di Padang
Tahun 2012 76
Grafik 7.7 Cakupan Kelurahan UCI untuk 5 Indikator per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 77
Grafik 7.8 Cakupan BIAS Campak Kota Padang Tahun 2008 –
2012 78
Grafik 7.9 Cakupan BIAS Campak per Puskesmas Kota Padang
Tahun 2012 78
Grafik 7.10 Cakupan BIAS DT/ TT per Puskesmas di Kota Padang
Tahun 2007 - 2011 79
Grafik 7.11 Distribusi Calon Jemaah Haji Kota Padang Berdasarkan
Kelompok Umur Tahun 2012 80
Grafik 7.12 Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang Mendapat
VAR Tahun 2008 - 2012 81
Grafik 7.13 Kasus Gigitan HPR Berdasarkan Kelompok Umur Kota
Padang Tahun 2012 81
Grafik 7.14 Perbandingan Kasus HPR dan yang di VAR per
Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 81
Grafik 7.15 Perbandingan Kasus DBD di Kota Padang Tahun 2011-
2012 82
Grafik 7. 16 Jumlah Kasus DBD per Kecamatan Tahun 2012 di Kota
Padang 83
Grafik 7.17 Jumlah Kasus DBD per Puskesmas Tahun 2012 di Kota 83
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
vii
Padang
Grafik 7.18 Perbandingan Kasus Malaria Klinis dengan Malaria
Positif di Kota Padang Tahun 2008-2012 84
Grafik 7.19 Jumlah Kasus Malaria Positif per Puskesmas di Kota
Padang Tahun 2012 84
Grafik 7. 20 Cakupan Angka Positif Indeks Malaria per Puskesmas
di Kota Padang Tahun 2012 85
Grafik 7.21 Perbandingan Penderita Diare per Puskesmas Kota
Padang Tahun 2008 - 2012 86
Grafik 7.22 Cakupan Pelayanan Diare per Puskesmas di Kota
Padang Tahun 2012 86
Grafik 7.23 Persentase Pemakaian Zink pada Penderita Diare per
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 87
Grafik7.24 Perbandingan Kasus Diare antara Bayi, Balita dan
Dewasa di Kota Padang Tahun 2012 87
Grafik 7.25 Perbandingan Kasus Penderita ISPA dan Pneumoni di
Kota Padang Tahun 2008 - 2012 88
Grafik 7.26 Jumlah Kasus ISPA Balita per Puskesmas Kota Padang
Tahun 2012 88
Grafik 7.27 Pencapaian Penemuan Kasus Pneumoni Balita di Kota
Padang Tahun 2008 - 2012 89
Grafik 7.28 Cakupan Penemuan Penderita Pneumoni per
Puskesmas Tahun 2012 89
Grafik 7.29 Pencapaian CDR TB per Puskesmas di Kota Padang
Tahun 2012 90
Grafik 7.30 Pencapaian Angka Kesembuhan TB per Puskesmas di
Kota Padang Tahun 2012 91
Grafik 7.31 Perbandingan Kasus HIV, AIDS dan Kasus Meninggal
di Kota Padang Tahun 2008-2012. 92
Grafik.7.32 Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Puskesmas di Kota
Padang Tahun 2008- 2011 93
Grafik 7.33 Proporsi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Golongan Umur
di Kota Padang Tahun 2012 93
Grafik 7.34 Kasus AIDS Berdasarkan Pekerjaan Kota Padang
Tahun 2012 94
Grafik 7.35 Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang 94
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
viii
Tahun 2012.
Grafik 7.36 Data Kasus Filariasis per Puskesmas di Kota Padang
Tahun 2012. 95
Grafik 7.37 Perbandingan Cakupan Pengobatan Massal Filariasis di
Kota Padang Tahun 2008 - 2012 96
Grafik 7.38 Hasil Pengobatan Massal Filariasis per Puskesmas di
Kota Padang Tahun 2012. 96
Grafik 7.39 Kelengkapan dan Ketepatan Laporan W2 per
Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012 97
Grafik 7.40 Perbandingan Kasus Campak Klinis dengan Hasil Lab
Positif di Kota Padang Enam Tahun Terakhir 98
Grafik 7.41 Proporsi Kasus Campak Klinis Berdasarkan Golongan
Umur di Kota Padang Tahun 2012 99
Grafik 7.42 Penyebaran Kasus Suspek Diphteri Tujuh Tahun
Terakhir di Kota Padang Tahun 2004 - 2012 100
Grafik 7.43 Jumlah Kunjungan Hipertensi Tahun 2012 102
Grafik 7.44 Jumlah Kunjungan Penderita Penyakit jantung Koroner
Tahun 2012. 102
Grafik 7.45 Jumlah Kunjungan Penderita Diabetes Melitus Tahun
2012 103
Grafik 7.46 Jumlah Kunjungan Penderita Asma Tahun 2012 103
Grafik 7.47 Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan
Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 105
Grafik 7.48 Persentase Pengawasan Sanitasi dan Perumahan
Lingkungan di Kota Padang Tahun 2012 105
Grafik 7.49 Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2012 106
Grafik 7.50 Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 106
Grafik 7.51 Perbandingan TPM Yang Diperiksa dari Yang
Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012 107
Grafik 7.52 Persentase Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi
Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang 2012 107
Grafik 7.53
Persentase Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
Diperiksa di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang
Tahun 2012
108
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
ix
Grafik 7.54 Pengawasan Tempat -Tempat Umum di Wilayah Kerja
Puskesmas Tahun 2012 108
Grafik 7.55 Pengawasan Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat
di Kota Padang Tahun 2012 109
Grafik 7.56 Persentase Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 110
Grafik 7.57 Persentase Jamban Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 110
Grafik 7.58
Persentase Saluran Pembuangan Air Limbah
Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Padang Tahun 2012
111
Grafik 7.59 Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012 111
Grafik 7.60 Pengawasan Depot Air Minum (DAMIU) di Wilayah
Kerja Puskesmas Tahun 2012 113
Grafik 7.61 Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59
Bln) Kota Padang Tahun 2007 - 2012 115
Grafik 7.62 Cakupan Pendistribusian Kapsul Vit. A Ibu Nifas Kota
Padang Tahun 2007-2012 116
Grafik 7.63 Cakupan Pendistribusian Fe3 Ibu Hamil Kota Padang
Tahun 2007 - 2012 117
Grafik 7.64
Prevalensi Status Gizi BB Sangat Kurang (BB/U),
Sangat Pendek (TB/U), dan Kurus Sekali (BB/TB) di
Kota Padang (2007-2012)
122
Grafik 7.65 Cakupan Pencapaian Indikator SKDN (D/S, N/D dan
BGM/D) se Kota Padang Tahun 2007-2012 124
Grafik 7.66 Pencapaian Indikator SKDN (D/S, N/D dan BGM/D) per
Puskesmas se Kota Padang Tahun 2012 125
Grafik 7.67 Kunjungan Puskesmas Tahun 2012 131
Grafik 7.68 Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang Tahun
2012 131
Grafik 7.69 Pengunjung Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012 133
Grafik 7.70 Pemakaian dana Transportasi Puskesmas Tahun 2012 138
Grafik 7.71 Rekap 10 Penyebab Kematian 144
Grafik 7.72 Pencapaian K1 dan K4 Dinas Kesehatan Kota Padang
Tahun 2009-2012 137
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
x
Grafik 7.73 Cakupan Deteksi Bumil Resti, Nakes, dan Persalinan
Nakes (PN) Kota Padang Tahun 2009 - 2012 144
Grafik 7.74 Cakupan KN dan KF Lengkap Kota Padang Tahun 2009
- 2012 145
Grafik 7.75 Kasus Kematian Perinatal, Bayi dan Anak Balita Kota
Padang Tahun 2009 - 2012 146
Grafik 7.76 Tren Kasus Kematian Maternal Kota Padang Tahun
2009 - 2012 147
Grafik 7.77 Cakupan SDIDTK Anaka Balita dan Pra Sekolah Kota
Padang Tahun 2009-2012 150
Grafik 7.78 Cakupan Kunjungan Bayi Kota Padang Tahun 2009-
2012 151
Grafik 7.79 Cakupan Pelayanan Anak Balita dan Pra Sekolah Kota
Padang Tahun 2009-2012 151
Grafik 7.80 Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak baru Masuk
Sekolah Kota Padang Tahun 2009-2012 152
Grafik 7.81 Kunjungan Jamkesmas ke Puskesmas se Kota Padang
Tahun 2012 154
Grafik 7.82 Rujukan Peserta Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012 156
Grafik 7.83 Kunjungan ANC per Puskesmas Tahun 2012 158
Grafik 7.84 Kunjungnan Persalinan Normal per Puskesmas Tahun
2012 158
Grafik 7.85 Kunjungan PNC per Puskesmas Tahun 2012 159
Grafik 7.86 Kunjungan KB Jampersel per Puskesmas Tahun 2012 160
Grafik 7.87 Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012 156
Grafik 7.88 Pemakaian Dana Jampersal Puskesmas Tahun 2012 160
Grafik 7.89
Jumlah Persentase Cakupan Kunjungan Askes
Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas berdasarkan Kapitasi
Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang
162
Grafik 7.90
Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak Kunjungan
Askes Kemitraan/ Jamkesda di Puskesmas Tahun
2012 Dinas Kesehatan Kota Padang
163
Grafik 7.91
Jumlah Persentase Rujukan Askes Kemitraan/
Jamkesda Berdasarkan Kunjungan Puskesmas Tahun
2012 Dinas Kesehatan Kota Padang
165
Grafik 7.92 Jumlah Persentase Kunjungan Askes PNS/ Sosial 169
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
xi
Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang
Grafik 7.93 Jumlah Persentase Rujukan Askes PNS/ Sosial Dinas
Kesehatan Kota Padang Tahun 2012 169
Grafik 7.94
Jumlah Persentase 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan
Askes PNS/ Sosial di Puskesmas Tahun 2012 Dinas
Kesehatan Kota Padang
170
Grafik 7.95
Jumlah Persentase 10 Terbanyak Rujukan Askes PNS/
Sosial di Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan
Kota Padang
172
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang Undang Dasar 1945 Pasal 34 menyatakan bahwa negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak. Dengan demikian, pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya dapat terwujud.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituangkan dalam berbagai program
kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta pertanggungjawaban secara sitematis, berjenjang dan
berkelanjutan, sebagaimana yang terdapat dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN).
Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh
dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan
yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manjemen kesehatan
yang efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan
sistem informasi kesehatan. Diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan
informasi belum terintegrasi dn terkoordiasi dalam satu mekanisme kerjasama
yang baik.
Salah satu alat transformasi data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota
Padang adalah laporan tahunan, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan
kesehatan. Sedangkan pada pembangunan kesehatan adanya upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Derajat
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang meliputi indikator
angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi
masyarakat.
Laporan Tahunan ini menampilkan capaian pelaksanaan Pembangunan
bidang Kesehatan dalam rangka menjawab Visi dan Misi Pembangunan
Kesehatan Kota Padang yakni “Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan”.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
2
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Tahunan disusun untuk memberikan gambaran dan informasi
tentang hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai oleh Pemerintah Kota
Padang khususnya Dinas Kesehatan Kota Padang selama tahun 2012. Laporan
tahunan Dinas Kesehatan ini disusun dari data-data laporan kegiatan yang didapat
dari masing-masing bidang dan bagian yang ada di Dinas Kesehatan Kota
Padang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
3
BAB II GAMBARAN UMUM
A. GEOGRAFI
Letak Kota Padang secara geografis pada bagian pantai Barat Sumatera
pada posisi 000 44 ‘ 00‘’- 01’08” 35” Lintang Selatan dan 1000 05’ 05” – 100’ 34’
09” Bujur Timur dengan luas keseluruhan 694,96 Km2.. Secara geogafis Kota
Padang merupakan perpaduan dataran rendah dan perbukitan serta aliran sungai
dan pulau – pulau, dengan uraian 21 buah sungai dan 19 buah pulau yang
tersebar di beberapa kecamatan dengan pemanfaatan lahan produktif 180 km2
sedangkan panjang pantai 68.126 Km. Curah hujan rata rata adalah 414.63 mm
perbulan. Temperatur 22,2C – 32,5C dengan kelembaban udara berkisar 79 –
83% ( BPS Kota Padang, 2011).
Secara administrasi Pemerintah Kota Padang terdiri dari 11 Kecamatan dan
104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah utara berbatas dengan Kabupaten
Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan,
sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Solok, sebelah barat berbatas dengan
Samudra Indonesia ( BPS Kota Padang, 2011).
B. DEMOGRAFI
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Padang tahun 2011, tercatat jumlah
penduduk sebanyak 846.731 jiwa dimana kecamatan terbanyak penduduknya
adalah Koto tangah sebanyak 165.980 jiwa. Sementara terdapat 194.280 Rumah
Tangga denga rata rata jiwa per rumah tangga 4,36 jiwa.
Rasio beban ketergantungan dapat digunakan untuk mengetahui
produktifitas penduduk. Rasio beban ketergantungan adalah perbandingan
penduduk usia produktif (15-65 tahun) dengan penduduk usia non produktif
(dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Semakin banyak penduduk usia non
produktif maka semakin tinggi beban penduduk usia produktif. Di kota Padang
pada tahun 2012 penduduk yang paling banyak berusia 20- 24 tahun.
Salah satu strategi dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia dan
secara global adalah peningkatan pembangunan manusia. Pembangunan
manusia adalah proses sehingga setiap penduduk mampu memiliki lebih banyak
pilihan dalam hal pendapatan, kesehatan, lingkungan fisik, dsb. Keberhasilan
pembangunan manusia diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
4
dipresentasikan oleh 3 dimensi yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan
kehidupan yang layak.
Laju pertumbuhan penduduk kota pertahun rata-rata 1,00 %. Kecamatan
Koto Tangah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi yaitu
3,00 dan Kecamatan Padang Barat dan Padang Utara yang memiliki kepadatan
penduduk paling rendah yaitu 0 %. Tingginya laju pertumbuhan penduduk harus
didukung dengan peningkatan sarana-prasarana pelayanan publik terutama di
bidang Kesehatan di wilayah tersebut.
Kepadatan penduduk masih terfokus di Kecamatan Padang Timur yaitu
sebesar 9.562 orang/km2, dan Kecamatan yang terendah tingkat kepadatan
penduduknya adalah kecamatan Bungus sebesar 230 orang/km2.
Tabel 2.1. Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan
No. Kecamatan Luas Daerah
(Km2)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11
Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
100,78 85,99 30,91 10,03 8,15 7,00 8,08 8,07
57,41 146,29 232,25
23.283 50.032
109.062 57.862 77572 44.118 69.224 57.905
130.251 61.442
165.980
231 581
3.528 5.768 9.518 6.302 8.567 7.175 2.268
420 714
Jumlah 695,0 846.731 1.218
Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2011
Dari sebanyak 846.731 jiwa penduduk Kota Padang, terdiri dari 421.900 jiwa
laki-laki dan 424.831 jiwa perempuan dengan rasio jenis kelamin 99,31.
Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur terbanyak terdapat
pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 97.561 jiwa dan yang paling sedikit
adalah penduduk yang berusia diatas 75 tahun keatas yaitu 13.938 jiwa.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
5
C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan
pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai tujuan
tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu merupakan
hal yang penting.
1. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada dikota Padang adalah :
a. Puskesmas
Fasilitas pelayanan yang tersedia di kota Padang saat ini, secara umum
sudah memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada
tingkat pelayanan dasar, saat ini terdapat 22 buah puskesmas yang
terletak pada 11 kecamatan di Kota Padang termasuk diantaranya terdapat
5 buah puskesmas perawatan dan 2 puskesmas perawatan PONED.
b. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu didirikan untuk meningkatkan aksesibilitas
pelayanan kesehatan sampai ke daerah yang sulit dijangkau dan juga
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan. Total Puskesmas
Pembantu yang ada pada tahun 2012 adalah 62 buah.
c. Poskeskel
Pada Tahun 2008 telah dibangun Poskeskel sebanyak 16 unit dan pada
tahun 2009 dibangun 3 Poskeskel dan Tahun 2010 dibangun empat (4)
Poskeskel lagi sehingga menjadi 23 Poskeskel. Dan pada tahun 2011
ditambah lagi 6 Poskeskel, sehingga total Poskeskel berjumlah 29 buah.
Jumlah Poskeskel yang di bangun dan beroperasi sampai tahun 2012
adalah sebanyak 29 Poskesdes. Poskeskel ini dibangun dengan dana
APBD, Swadaya masyarakat dan PNPM mandiri.
d. Puskesmas Keliling
Sarana transportasi pendukung pelayanan puskesmas antara lain
puskesmas keliling (kendaraan roda 4), pada tahun 2012 berjumlah 22
buah dan kendaraan roda 2 sebanyak 133 buah. Artinya setiap Puskesmas
sudah didukung fasilitas Puskesmas keliling roda 4 sebanyak 1 unit.
Kendaraan operasional Roda 4 di Dinas Kesehatan Kota Padang
berjumlah 14 unit dan kendaraan roda 2 berjumlah 18 unit
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
6
e. Sarana dan prasaran lain
1. Rumah Sakit Umum : 12 buah.
2. Rumah Sakit Jiwa : 2 buah.
3. Rumah Sakit Bersalin : 9 buah.
4. Rumah sakit Khusus : 5 buah
5. Balai Pengobatan : 34 buah.
6. Apotik : 112 buah.
7. Toko Obat : 26 buah.
8. Laboratorium Kesehatan Swasta : 15 buah.
9. Optikal : 14 buah.
10. Pos Yandu : 864 buah.
11. Rumah Bersalin : 28 buah
2. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun
2012 adalah 1.173 orang yang terdiri dari 951 orang PNS, 95 orang PTT, 16
orang NPD, Pegawai harian musiman 26 orang, tenaga felontir 65 orang dan
mengikuti pendidikan (tugas belajar) 20 orang. Berikut distribusi tenaga
berdasarkan fungsi :
Dokter Umum : 58 orang
Dokter Gigi : 54 orang
Bidan : 323 orang
Perawat : 234 orang
Tenaga kesehatan masyarakat : 23 orang
Tenaga Gizi : 38 orang
Apoteker : 3 orang
Tenaga Farmasi : 55 orang
Analis Labor : 41 orang
Tenaga Kesehatan Lingkungan : 36 orang
Ahli Fisioterapist : 0 orang
Pekarya kesehatan : 20 orang
Tenaga Rekam Medik : 2 orang
Non Kesehatan : 69 orang
Tenaga felontir : 65 orang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
7
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI
A. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG
Visi Pembangunan kesehatan Kota Padang merujuk pada Visi dari
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 yakni ” Masyarakat Sehat Yang
Mandiri dan Berkeadilan”.
B. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG
Visi ini dituangkan menjadi empat misi yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta
4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui enam Rencana Strategi Tahun
2010 – 2014, yaitu:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani
dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan,
serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk
mewujudkan jaminan social kesehatan nasional
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan
C. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Sebagai penjabaran dari visi maka tujuan yang akan dicapai adalah
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat Kota Padang yang hidup dengan perilaku dan dalam
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
8
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam rangka mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dinas Kesehatan
sebagai Dinas teknis Kota yang mengelola kesehatan dituntut perannya dalam
pengelolaan dan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan keadaan:
a. Terciptanya kondisi pelayanan kesehatan secara prima.
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta
membudayakan hidup bersih dan sehat.
c. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial
d. Terbentuknya masyarakat yang berkualitas yang ditandai dengan semakin
banyaknya jumlah keluarga yang mempunyai derajat kesehatan yang
semakin tinggi
e. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang
dilakukan Puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan sosial
f. Semakin banyaknya keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam
kegiatan pelayanan kesehatan
2. Sasaran
Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati diatas adalah sebagai berikut :
a. Terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB ).
c. Menurunnya Angka Kematian Ibu ( AKI ).
d. Meningkatnya Usia Harapan Hidup.
e. Meningkatnya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM ).
f. Menurunnya penderita penyakit menular dan penyakit tidak menular.
g. Meningkatnya Mutu Pelayanan kesehatan dasar dan Rujukan.
h. Meningkatnya perilaku hidup sehat.
i. Meningkatnya Kesehatan Lingkungan.
j. Meningkatnya pengawasan terhadap Obat, Makanan dan Minuman.
k. Meningkatnya Manajemen Kesehatan disemua tingkat administrasi.
l. Meningkatnya kualitas Sumber Daya manusia Bidang Kesehatan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
9
D. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka
ditetapkan kebijakan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara
bertahap antara lain :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, kebersihan lingkungan dan menciptakan
mutu sumber daya manusia yang baik
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan tersebut perlu di mulai
semenjak dalam usia kandungan sampai usia lanjut. Masing-masing keluarga
tetap dapat memelihara kesehatan orang tua, sehingga tanggung jawab
pemeliharaan kesehatan tetap berada dalam keluarga masing-masing
3. Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan fasilitas lembaga kesehatan
termasuk penyediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga timbul citra terhadap
pelayanan kesehatan terutama pada rumah sakit pemerintah, puskesmas dan
posyandu.
E. STRATEGI
Dinas Kesehatan sebagai unit kerja Pemerintah Kota Padang untuk tahun
2006 – 2010 menetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan untuk
mencapai visi dan misi dalam upaya mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki
dengan memanfaatkan peluang peluang yang ada, mengatasi berbagai
kelemahan dan meminimalkan faktor-faktor yang mengancam. Beberapa alternatif
strategis yang dihasilkan adalah :
1. Kerjasama Lintas Sektor
Sebagian masalah kesehatan merupakan masalah yang komplek yang
tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain sehingga upaya
pemecahan ini harus secara strategis melibatkan sektor terkait. Isu utama
adalah upaya meningkatkan kerjasama lintas sektor yang lebih efektif, karena
kerja sama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan selama ini sering
kurang berhasil.
Perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat dan peningkatan mutu
lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan
masyarakat memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai sektor yang
terkait dengan sektor kesehatan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
10
2. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Mutu sumber daya manusia kesehatan sangat menentukan keberhasilan
upaya dan manajemen kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan yang
bermutu harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang mutakhir. Disamping itu,
mutu sumber daya tenaga kesehatan ditentukan pula oleh nilai-nilai, moral yang
dianut dan diterapkan dalam menjalankan tugas. Disadari bahwa jumlah
sumber daya tenaga kesehatan yang mengikuti perkembangan IPTEK dan
menerapkan nilai-nilai, moral dan etika profesi masih terbatas.
3. Mutu Dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan
Dipandang dari segi fisik jumlah sebaran dan sarana pelayanan
kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit serta sarana kesehatan
lainnya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan telah dapat dikatakan
merata ke seluruh kota Padang. Namun harus diakui bahwa sebaran fisik
tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu pelayanan,
dan keterjangkauan oleh seluruh lapisan masyarakat.
4. Pengutamaan, Sumber Daya Pembiayaan, Dan Pemberdayaan
Masyarakat.
Selama ini kesehatan masih kurang didukung oleh sumber daya
pembiayaan yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah
dan masyarakat merupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan terhadap
pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan
sistem pembiayaan yang bersifat pra-upaya yang sudah dikenal sebagai
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
11
BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
A. KEDUDUKAN
Sesuai dengan Perda No. 16 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi Dinas Daerah maka Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan Dinas
Teknis Kota bertugas mengelola kesehatan yang dikepalai oleh seorang kepala
Dinas.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Adapun Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari:
1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat terdiri dari:
a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub. Bagian Keuangan
c. Sub. Bagian Penyusunan Program
3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
c. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi:
a. Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
b. Seksi Wabah dan Bencana
c. Seksi Kesehatan Lingkungan
5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi:
a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM)
b. Seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat (PSM)
c. Seksi Registrasi dan Akreditasi
6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi:
a. Seksi Jaminan Kesehatan
b. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
c. Seksi Kefarmasian
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
12
Bagan 1. Struktur Organisasi
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
13
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 tahun 2008
Tanggal 19 Desember 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Kesehatan, yaitu : Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan unsur pelaksana
Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah.
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Padang adalah :
1. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang kesehatan dan tugas pembantuan ;
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas
Kesehatan menpunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan ;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan ;
c. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kesehatan ;
d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Dalam menjalankan fungsinya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh bagian dan
bidang sebagai berikut:
1. Sekretariat
a. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan
pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan
Dinas Kesehatan dalam urusan umum, urusan perlengkapan, urusan
keuangan, urusan kepegawaian, urusan perpustakaan, evaluasi dan
pelaporan.
c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Sekretariat
mempunyai fungsi :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
14
1) Menyusun administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan,
urusan rumah tangga dinas, keuangan, dokumentasi, perpustakaan dan
kearsipan;
2) Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, menyusun
evaluasi dan pelaporan;
3) Meningkatkan Sumber daya manusia;
4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
d. Masing-masing sub bagian sebagaimana dimaksud pasal 2 angka 2 huruf a
dan b, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
1) Sub Bagian Umum
a) Sub Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris
melaksanakan urusan Pengelolaan Administrasi dan Kepegawaian,
urusan rumah tangga Dinas.
b) Uraian Tugas Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud ayat (1)
adalah:
Mengelola tata kearsipan/ perkantoran ;
Mengelola administrasi kepegawaian;
Melaksanakan urusan humas, pengelolaan hukum dan organisasi
Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas;
Melaksanakan urusan pengadaan peralatan / perlengkapan kantor,
pencatatan, penyimpanan, pendistribusian untuk puskesmas
pembantu, puskesmas dan DKK ;
Melaksanakan urusan pemeliharaan/ perawatan alat – alat kantor;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2) Sub Bagian Keuangan
a) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan
pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana
anggaran pendapatan dan belanja dinas, verifikasi, perbendaharaan,
penyusun pertanggung jawaban keuangan dinas.
b) Uraian tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1)
adalah :
Membuat rencana anggaran dan pendapatan belanja dinas;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
15
Mengkoordinir pengadministrasian belanja administrasi umum,
belanja operasional dan pemeliharaan serta belanja modal, baik
belanja aparatur maupun publik keuangan dinas;
Pertanggung jawaban pencairan dana;
Melakukan verifikasi Anggaran pendapatan belanja dinas;
Membuat dan menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan/
anggaran pendapatan dan belanja dinas termasuk perhitungan
anggaran;
Melaksanakan pembinaan dan pengendalian satuan pemegang kas
;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3) Sub Bagian Penyusunan Program
a) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melaksanakan
urusan penyusunan program kedinasan.
b) Uraian tugas Sub Bagian Penyusunan Program sebagaimana
dimaksud ayat (1) adalah :
Membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk
program kedinasan;
Mengkoordinir perencanaan bidang atau bagian terkait;
Menghimpun dan menganalisa serta menyusun laporan evaluasi
program.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2. Bidang Pelayanan Kesehatan
a. Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan,
Kesehatan Ibu dan Anak, Anak Usia Sekolah, Pemantauan Gizi anak dan
ibu hamil serta pelayanan Kesehatan Khusus di puskesmas, puskesmas
pembantu, dan Posyandu.
c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang
Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
1) Mengenal wilayah kerja dengan melakukan pendekatan kepada dinas
terkait;
2) Menyusun rencana kerja tahunan bersama staf dan instansi terkait dalam
program kesehatan keluarga;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
16
3) Menyusun rencana kerja tahunan berdasarkan DIP daerah, analisa
situasi, dan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun lalu bersama staf;
4) Menyelenggarakan rapat bulanan bersama staf bidang pelayanan
kesehatan untuk mengevaluasi kegiatan yang sedang berjalan,
mengidentifikasi perencanaan dan pemecahannya serta menyusun
rencana kegiatan lainnya;
5) Membuat tata cara kerja di lingkungan bidang pelayanan kesehatan yang
meliputi pendistribusian tugas kepada bawahan, penentuan target kerja
dan bimbingan pelaksanaan tugas bawahan;
6) Membuat laporan hasil tentang pelaksanaan kegiatan setiap tahun,
masalah yang ditemui untuk sebagai salah satu bahan dalam
perencanaan tahun berikutnya.
7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
d. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari tiga seksi :
1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
a) Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pembinaan dan
pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar serta sistim rujukan di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit serta pembinaan
pengelolaan manajemen dan pengembangannya.
b) Uraian Tugas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan sebagaimana
yang tersebut pada butir (1) adalah :
Mengkoordinir pengelolaan dan penilaian kinerja Puskesmas dan
Rumah Sakit;
Menetapkan standar pelayanan minimal untuk Pelayanan
Kesehatan Dasar
Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah
Sakit;
Melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Puskesmas dan
Rumah Sakit;
Melakukan pembinaan tekhnis;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
17
2) Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
a) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan
pelayanan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui), balita
dan anak usia sekolah.
b) Uraian tugas seksi Kesehatan Ibu dan Anak sebagaimana yang
dimaksud butir (1) adalah :
Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan
ibu, anak, KB, dan UKS;
Mengkoordinir pelaksanaan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas,
dan menyusui) di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik
Bersalin, dan Bidan Praktek Swasta (BPS);
Mengkoordinasi pelayanan kesehatan balita dan anak usia sekolah
di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, sekolah dan rumah sakit;
Melakukan pembinaan tenaga kesehatan dan penolong persalinan
termasuk BPS;
Melakukan Audit Maternal dan Perinatal (AMP);
Mengkoordinasikan pelayanan Keluarga Berencana;
Mengkoordinasikan pembinaan dukun bersalin;
Mengkoordinasikan bimbingan tekhnis ke puskesmas, puskesmas
pembantu, dan Bidan pembina wilayah kelurahan;
Mengumpulkan bahan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan
anak sekolah;
Mengkoordinasikan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah tingkat SD,
SMP, dan SMU;
Melaksanakan pelatihan guru UKS, dan Kader Kesehatan Remaja;
Membimbing Puskesmas dalam kesehatan ibu anak dan anak usia
sekolah;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3) Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
a) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan
program gizi dan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa,
kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan
mulut, kesehatan olah raga, dan kesehatan Lansia.
b) Uraian tugas seksi Gizi dan Kesehatan Khusus sebagaimana yang
dimaksud butir (1) adalah :
Melakukan pemantauan status gizi anak Balita dan ibu hamil;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
18
Melakukan pemantauan status gizi balita dan ibu melalui kegiatan
puskesmas dan posyandu;
Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Yodium;
Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Vitamin A;
Merencanakan pemberian makanan tambahan pada kasus KEP;
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata,
kesehatan kerja, kesehatan gigi mulut serta kesehatan olah raga
dan kesehatan lansia;
Mengkoordinir program lanjut usia (Lansia);
Melaksanakan pembinaan kelompok Lansia yang ada di wilayah
kerja puskesmas;
Melakukan bimbingan tekhnis ke puskesmas dan Rumah Sakit;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
a. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu
kepala dinas dalam menyusun rencana penyelengaraan kegiatan
Pengamatan, Pengawasan, Pemberantasan, Pencegahan Penyakit,
penanggulangan wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan.
c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang
pengendalian Masalah kesehatan berfungsi:
1) Merencanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang
pengendalian masalah kesehatan.
2) Bimbingan operasional, pengawasan dan evaluasi program di Bidang
pengendalian masalah kesehatan.
3) Penyusunan pedoman dan standar pengembangan pelayanan serta
manajemen program dalam lingkup bidang Pengendalian Masalah
Kesehatan.
4) Penyebar luasan informasi dalam cara Pengendalian masalah kesehatan.
5) Pelaksanaan kordinasi dalam pengendalian wabah dan bencana.
6) Pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan pemukiman,kualitas
air yang digunakan masyarakat, tempat produksi dan penjualan minuman
serta tempat – tempat umum.
7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
19
d. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan terdiri dari tiga Seksi :
1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
a) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas
dan Menyusun Perencanan, Pembinaan dan Pengawasan Program
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit.
b) Uraian tugas seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
Membuat rencana kegiatan pemberantasan penyakit menular
maupun tidak menular.
Membuat rencana kebutuhan obat dan sarana program TB Paru,
Ispa, Diare, Kusta, Malaria, dll.
Melakukan kordinasi Pelaksanaan Pencegahan Penyakit, termasuk
imunisasi dengan Rumah Sakit, se Kota Padang, puskesmas,
dokter /Bidan Praktek Swasta, klinik bersalin dan sekolah setingkat
SD/MI se Kota Padang.
Melakukan Pembinaan dan Pengawasan mengenai kegiatan
pencegahan penyakit / Imunisasi kepada Rumah Sakit,
puskesmas, dokter/Bidan Praktek Swasta se Kota Padang
Pengambilan dan distribusi vaksin dan logistik imunisasi secara
berkala ke Dinas Kesehatan Propinsi
Membantu Pemeliharaan dan perbaikan Cold Chain Puskesmas.
Melakukan pemantapan manajemen pencegahan penyakit dan
imunisasi melalui pembuatan dan pegawasan PWS ( Pemantauan
Wilayah Setempat ) serta mapping daerah UCI ( Universal Child
Immunization ).
Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan pengendalian ,
pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular dengan
Rumah Sakit dan puskesmas.
Monitoring dan bimbingan tehnis, program Pengendalian dan
pemberantasan penyakit ke puskesmas
Melakukan Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanan
program Pengendalian dan pemberantasan penyakit di puskesmas.
Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap calon
jemaah haji.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
20
2) Seksi Wabah dan Bencana
a) Seksi Wabah dan Bencana mempunyai tugas menyusun
perencanaan, pembinaan dan pengawasan program penanggulangan
wabah dan bencana.
b) Uraian tugas seksi Wabah dan Bencana sebagaiman dimaksud ayat
( 1 ), adalah :
Mengkordinasikan pelaksananan penanggulangan wabah dan
bencana dengan puskesmas, rumah sakit dan pihak terkait lainnya.
Merencanakan kegiatan pra, saat dan pasca terjadi wabah dan
bencana.
Melakukan penyelidikan kasus AFP dan penyakit menular lain yang
berpotensi wabah serta keracunan.
Menghimpun dan menganalisa data survelans, kejadian luar biasa,
wabah penyakit menular dan bencana dari rumah sakit dan
puskesmas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Kesehatan Lingkungan
a) Seksi kesehatan Lingkungan mempunyai tugas menyusun
perencanaan, pengkordinasian, Pembinaan dan pengawasan
terhadap kesehatan lingkungan pemukimam, tempat-tempat umum,
tempat pengolahan /produksi dan penjualan makanan dan minuman
serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya.
b) Uraian tugas seksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana yang
dimaksud ayat ( 1 ) adalah:
Merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pencemaran
lingkungan (udara, air, tanah dan bahan pencemar yang berasal
dari industri, pestisida, kendaraan bermotor, rumah sakit dan
tempat usaha lain ) serta pengawasan terhadap kualitas air : PDAM,
DAM dan Industri perusahaan air minum lainnya (air minum, air
bersih, air badan air, kolam renang, pemandian umum, limbah).
Melakukan pembinaan, pengawasan TPS, TPA bekerjasama
dengan sektor terkait.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
21
Melakukan pembinaan terhadap Kelompok Pemakai air ( POKMAIR
) dan kader kesehatan, AMPL (air minum dan penyehatan
lingkungan).
Pengawasan sanitasi hotel, restoran, pasar dan daerah tujuan
wisata.
Pengawasan dan pembinaan sanitasi kawasan pemukiman.
Koordinasi dengan lintas sektor/ lintas program yang menyangku
Amdal, UKL/ UPL serta kegiatan lingkungan lainnya.
4. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia
a. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan, melaksanakan perencanaan,
pembinaan dan mengawasi kegiatan Perencanaan Pendayagunaan Sumber
Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dan Latihan (Diklat), Promosi
Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, serta Registrasi dan Akreditasi.
c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang
Pengembangan Sumberdaya Manusia berfungsi :
1) Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Perencanaan
Pendayagunaan SDM dan Diklat yang berkaitan dengan tenaga
kesehatan ;
2) Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan serta pengembangan
kegiatan Diklat ;
3) Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Promosi
Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan melalui berbagai media serta pengembangan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) ;
4) Perencanaan, pengkoordinasian serta pembinaan kegiatan budaya
hidup bersih dan sehat
5) Perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan untuk mendorong
tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui
pemberdayaan masyarakat ;
6) Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Registrasi
dan Akreditasi Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan ;
7) Pengawasan dan Pengendalian perizinan dibidang kesehatan ;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
22
8) Mengkoordinasikan, pembinaan dan pengawasan pembangunan yang
berwawasan kesehatan ;
9) Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan kegiatan Bidang untuk
disampaikan kepada atasan ;
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
d. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia terdiri dari tiga Seksi :
1) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Dan Diklat
a) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat mempunyai
tugas menyusun perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian Pendayagunaan SDM dan Diklat.
b) Uraian tugas seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat
sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan upaya pendayagunaan SDM kesehatan ;
Membuat rencana kebutuhan dan pengembangan tenaga
kesehatan termasuk tugas belajar / izin belajar, penempatan
tenaga kesehatan sesuai latar belakang pendidikan secara berkala
;
Melakukan koordinasi dan pembinaan kepada Institusi
Penyelenggara Pendidikan di Bidang Kesehatan dalam rangka
optimalisasi pendayagunaan SDM Kesehatan ;
Menggerakkan partisipasi masyarakat melalui pendayagunaan
SDM Kesehatan pada organisasi kemasyarakatan, generasi
muda, pramuka, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dll ;
Membina dan mengembangkan hubungan kerja sama dengan
lembaga terkait bidang tenaga kerja baik dalam negeri maupun
luar negeri ;
Melakukan koordinasi, pembinaan dan pengembangan terhadap
peningkatan kualitas SDM kesehatan agar siap di pasar kerja ;
Mengembangkan modul yang terkait dengan pendayagunaan
SDM kesehatan ;
Merencanakan dan melaksanakan pelatihan teknis kesehatan dan
pelatihan fungsional kesehatan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
tenaga kesehatan sesuai persyaratan kompetensi, jenis dan
jenjang jabatan fungsional masing - masing ;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
23
Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor ;
Menghimpun dan menganalisa data untuk bahan perencanaan
kegiatan dan laporan seksi Pendayagunaan SDM dan Diklat ;
Melakukan pencatatan dan pelaporan ;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2) Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat
a) Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) dan Peran Serta Masyarakat
mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian,
membina dan mengawasi kegiatan promosi kesehatan (Promkes)
dan peranserta masyarakat (PSM) serta pengembangan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksakan
oleh tenaga kesehatan diberbagai fasilitas kesehatan dengan
menggunakan berbagai media.
b) Uraian tugas seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat
sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
Melaksanakan penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkat
perilaku hidup sehat pada masyarakat;
Menyebarluaskan informasi kesehatan melalui Poster, Radio,
Televisi, Billboard, Leaflet dan Media lainnya;
Menyediakan data yang berhubungan dengan seksi Promosi
Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat ;
Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan;
Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan kegiatan
peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan;
Menggerakkan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan melalui
organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka dan LSM;
Membina dan mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat;
Mengumpulkan bahan serta mengolah laporan dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan pada masyarakat;
Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan bimbingan
penyuluhan kesehatan dengan instansi terkait;
Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
24
Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi
promosi kesehatan dan peran serta masyarakat ;
Melakukan pencatatan dan memberikan laporan kepada Kepala
Bidang;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3) Seksi Registrasi dan Akreditasi
a) Seksi Registrasi dan Akreditasi mempunyai tugas Menyusun
perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian tentang registrasi dan akreditasi tenaga dan sarana
pelayanan kesehatan serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya.
b) Uraian tugas seksi Registrasi dan Akreditasi sebagaimana yang
dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan registrasi tenaga kesehatan ;
Melakukan pemantauan dan pembinaan secara terpadu bersama
tim terkait ;
Melakukan pengumpulan data, analisa data yang berhubungan
dengan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi ;
Melakukan Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pelatihan kesehatan dalam rangka pelaksanaan pelatihan yang
terakreditasi ;
Mengeluarkan surat izin praktek tenaga kesehatan ;
Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi
registrasi dan akreditasi;
Sertifikasi alat kesehatan dan PKRT Kelas I;
Pembenaran izin sarana kesehatan meliputi Rumah Sakit
Pemerintah kelas C dan kelas D, rumah sakit swasta setara,
Praktek Berkelompok, Klinik umum/ Spesialis, Rumah Bersalin,
Klinik Dokter Keluarga/ Dokter Gigi Keluarga, Kedokteran
Komplementer dan Pengobatan Tradisional serta sarana
penunjang yang setara ;
Pemberian izin apotik dan toko obat;
Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
25
5. Bidang Jaminan Dan Sarana Kesehatan
a. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam pelayanan jaminan kesehatan, perencanaan dan
pengadaan serta monitoring evaluasi sarana dan peralatan kesehatan dan
kefarmasian.
c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang
Jaminan dan Sarana Kesehatan berfungsi :
1) Penyelenggaraan Jaminan kesehatan meliputi kepesertaan,
pemeliharaan dan pembiayaan.
2) Pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (puskesmas dan pustu);
3) Penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman,
napza, kosmetika dan alat kesehatan.
d. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan terdiri dari tiga Seksi :
1) Seksi Jaminan Kesehatan
a) Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat sesuai kondisi lokal.
b) Uraian tugas seksi Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud
ayat ( 1 ) adalah :
Merencanakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Kota Padang
Mengelola Jamkesmas
Mengelola Jamkesda
Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait
Melakukan sosialisasi jaminan kesehatan
Melaksanakan pembinaan, monitoring pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan jaminan kesehatan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
a) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam perencanaan dan pengadaan pelayanan sarana
dan peralatan kesehatan;
b) Uraian tugas seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan sebagaimana
dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
26
Perencanaan, pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana
kantor kesehatan, puskesmas dan Pustu ;
Perencanaan, pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan ;
Melaksanakan pembenaran, monitoring, pengawasan terhadap alat
kesehatan di Puskesmas dan Pustu ;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3) Seksi Kefarmasian
a) Seksi kefarmasian membantu Kepala Bidang dalam penyelenggaraan
kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika
dan alat kesehatan.
b) Uraian tugas seksi Kefarmasian sebagaimana dimaksud ayat ( 1 )
adalah :
Melaksanakan perencanaan, pengadaan dan pengawasan obat;
Melaksanakan pembinaan manajemen pengelolaan obat
Puskesmas;
Pengawasan dan registrasi makanan dan minuman produksi rumah
tangga.
Pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi ke Puskesmas,
toko obat, apotik, toko makanan dan minuman, sarana produksi dan
distribusi sediaan farmasi lainnya;
Pengambilan sampel / contoh sediaan farmasi dilapangan;
Melaksanakan rekapitulasi laporan pemakaian narkoba Puskesmas,
Apotik, Rumah Sakit type C, D dan melaporkan per triwulan ke
Propinsi.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
27
BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN
A. PROGRAM KESEHATAN
Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi kebijakan Dinas
Kesehatan Kota Padang tahun 2012 terdiri dari 19 (Sembilan belas) Program :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tujuan program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan administrasi
perkantoran dan pelayanan umum dilingkungan Dinas Kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Penyediaan jasa surat menyurat
b. Penyedian jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
c. Penyedian jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
d. Penyedian jasa kebersihan kantor
e. Penyedian Alat Tulis kantor
f. Penyedian barang cetakan dan penggandaan
g. Penyedian komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
h. Penyedian bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
i. Penyedian makanan dan minuman
j. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
k. Penyedian peralatan kebersihan
l. Peningkatan jasa pelayanan publik
m. Peningkatan pelayanan administrasi dan pelayanan kantor
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Tujuan program ini adalah untuk pemeliharaan gedung dan kendaraan
dinas dilingkungan dinas Kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
b. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
c. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan gedung kantor
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
28
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan Disiplin Pegawai dalam
pemakaian baju dinas, kegiatannya adalah Pengadaan pakaian khusus hari
hari tertentu.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program ini bertujuan untuk meningkatakan kinerja dan kualitas aparatur
Negara melalui pertemuan dan bimbingan teknis ke puskesmas. Kegiatan yang
dilakukan adalah pengolahan data kepegawaian tenaga kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
b. Operasional bimbingan teknis ke lapangan
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Tujuan program adalah untuk menunjang kegiatan entry data keuangan
pada aplikasi SIPKD di DPKA balaikota yang menghasilkan laporan keuangan
untuk mengetahui capaian kinerja dan keuangan Dinas Kesehatan Kota
Padang.
6. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersedian obat di Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu di Kota Padang. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain :
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Pengadaan Bahan Logistik (Bahan Habis Pakai)
7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jangkauan
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah:
a. Peningkatan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
29
8. Program Pengawasan Obat dan makanan
Program ini bertujuan untuk memantau peredaran obat, kosmetik dan
makanan di masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan adalah pengawasan
peredaran obat dan makanan, yang meliputi sub kegiatan :
a. Pengamanan bahaya penyalahgunaan obat narkotika, Psikotropika, zat
adiktif lain dan bahan berbahaya lainnya
b. Pengamanan dan pengawasan makanan dan bahan tambahan makanan
c. Pengawasan obat, obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan
d. Pelayanan penggunaan obat generik
9. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan dari program ini adalah untuk merubah perilaku masyarakat agar
berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan melalui pemberdayaan
masyarakat dan menanfaatkan media promosi. Kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan program adalah pengembangan media promosi dan
informasi sadar hidup sehat.
10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program ini bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi di kota
Padang. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program
adalah : Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya.
11. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program ini bertujuan untuk menurunkan kasus penyakit yang berbasis
lingkungan. Kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan program tersebut
adalah pengawasan kualitas air dan lingkungan.
12. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian karena penyakit menular. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
dalam program ini adalah :
a. Penyemprotan / Fogging sarang nyamuk
b. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
c. Peningkatan imunisasi
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
30
d. Penanggulangan wabah dan bencana
e. Pelayanan kesehatan jemaah haji
13. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Tujuan Program ini adalah menyusun laporan kesehatan dan standar
pelayanan minimal bidang kesehatan, dimana kegiatannya meliputi :
a. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
14. Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sarana dan
prasarana kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar dengan
pembangunan dan rehabilitasi fasilitas kesehatan yang rusak akibat gempa
tanggal 30 september 2009 lalu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
mencapai tujuan program adalah sebagai berikut :
a. Pembanguan puskesmas
b. Pembangunan Puskesmas Pembantu
c. Pengadaan saran dan prasarana puskesmas
d. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu
e. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas
f. Pengadaan alat kedokteran dan alat laboratorium
g. Pengadaan Obat Program dan Vaksin
h. Pembanguan Poskesdes
15. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin kota Padang, adapun kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan program adalah Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat.
16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu
Balita tentang tumbuh kembang anak dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan anak Balita, kegiatan yang dilakukan dalam menunjang
pencapaian tujuan program adalah pelayanan kesehatan kepada anak Balita.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
31
17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan
ibu yang melahirkan dan anak. Kegiatannya adalah Peningkatan Keselamatan
ibu dan AMP.
18. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan bagi anak sekolah dengan melihat status gizi anak sekolah serta
absensi sesuai dengan SKB 4 menteri dan Permenkes No
741/Menkes/PER/VII/2008. Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang
program tersebut adalah peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan anak
sekolah, melalui kegiatan screening anak sekolah.
19. Program Asuransi Kesehatan
Tujuan dari program ini adalah terjaminnya pelayanan kesehatan bagi
peserta askes pegawai negeri asuransi kesehatan pegawai di dinas
kesehatan kota Padang.
B. INDIKATOR KESEHATAN
Agar keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diketahui dan terukur,
ada beberapa indikator yang dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan
kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator tersebut merupakan indikator
kunci pelayanan kesehatan yang terkandung dalam Tujuan MDGs yaitu :
1. Kasus kematian bayi dan balita
Kasus kematian bayi pada tahun 2012 sebanyak 71 kasus/16.805 KH, dan
kasus kematian Anak Balita pada tahun 2012 sebanyak 7 kasus, sehingga total
kematian Balita adalah 78 kasus.
2. Kasus kematian ibu
Kasus kematian Ibu yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 16
kasus/16.805 KH. Kematian ibu ini terdiri dari ibu hamil 2 orang, ibu bersalin 13
orang dan ibu nifas 1 orang. Jika dilihat dari sisi umur maka ibu yang meninggal
ini adalah ibu yang berumur diatas 35 tahun.
3. Prevalensi Gizi buruk
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG), prevalensi gizi buruk dengan
indikator BB/TB pada tahun 2012 adalah 3,16 %.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
32
4. Kasus HIV dan AIDS, Malaria
Pada Tahun 2012 ditemukan kasus HIV sebanyak 23 kasus, AIDS sebanyak 41
dan tidak ditemukan kasus IMS. Sementara untuk Malaria positif dengan
pemeriksaan sediaan darah hanya 1 kasus ditemukan namun tanpa
pemeriksaan sebanyak 116 kasus .
5. Umur harapan hidup
Umur harapan hidup tahun 2012 adalah 71.6 tahun
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
33
BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2012
Selain pembiayaan APBD Kota, dalam pelaksanaan program kesehatan,
Dinas Kesehatan Kota Padang juga ditunjang oleh pembiayaan dari berbagai sumber
antara lain APBN (DAK, Dekon) dan APBD Propinsi dan dana dari BNPB.
A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG
Tabel 6.1. Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2011- 2012
N
o Kegiatan Belanja
Jumlah (Rp) Realisasi Anggaran (Rp) %
2011 2012 2011 2012 2011 2012
1
a
2
a
b
c
Belanja tidak
langsung
Belanja Pegawai/
Personalia
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang
dan Jasa
Belanja Modal
40.228.208.566,37
961.146.300
13.260.414.000
1.490.896.500
48.051.704.234,48
1.114.539.663
16.470.862.581
3.620.959.300
39.695.783.334
921.514.520
10.675.747.918
1.111.212.400
46.516.028.229
1.055.079.520.
14.949.947.714
3.513.571.000
98,6
95,87
80,5
74,53
96,8
94,6
90,7
97,0
Jumlah
55.940.665.366.,37
69.258.065.778,48
52.404258.172
66.034.626.463
93,67
95,34
Sumber : DKK Padang
Tabel di atas menggambarkan jumlah anggaran belanja kesehatan untuk
Dinas Kesehatan Kota Padang dua tahun terakhir yang bersumber dari APBD.
Secara umum terjadi peningkatan anggaran baik pada belanja langsung maupun
belanja tidak langsung. Peningkatan jumlah belanja tidak langsung ini dikarenakan
kenaikan gaji pada tahun 2012 sebanyak 5 %. Belanja barang dan jasa juga
meningkat, khususnya pada belanja pengadaan obat dan vaksin dan premi
asuransi jamkesda. Realisasi anggaran meningkat pada tahun sebelumnya dari
93,67 % menjadi 95,34 %, ini menggambarkan kinerja yang meningkat dari Dinas
Kesehatan Kota Padang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
34
B. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG
Tabel 6.2. Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2009- 2012
No Sumber
Kegiatan Belanja
Jumlah (Rp.) Realisasi (%) 2009 2010 2011 2012 2011 2012
1 2 3 4 5. 6 7
NLR (Nederland Leprose) ISS GAVI BLN APBN APBD Prop WHO BNPB
Kusta Imunisasi Surveylance epidemiologi PAMSIMAS Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Program Perbaikan Gizi Yankes Anak Yankes Ibu Campak pasca gempa Kes.Gizi dan KIA
2.400.000
19.255.000
15.360.000
231.295.000
34.800.000
85.260.000
70.985.000
0
0
0
200.830.000
2.400.000
0
12.960.000
311.400.000
43.850.000
119.365.000
75.410.000
0
0
0
2.843.479.400
5.981.875
226.280.000
0
2.225.000
0
0
0
0
2.400.000
208.480
40.383.000
0
39.035.000
14.671.500
5.501.500
0
0
100
98,3
100
JUMLAH 742.104.250 3.683.864.400 8.206.875 99.799.480 100
Sumber :DKK Padang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
35
BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator
pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan denngan menggunakan tolok
ukur target. Tabel berikut ini menggambarkan capaian indikator Standar Pelayanan
minimal (SPM) bidang kesehatan dari tahun 2008-2012.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
36
Tabel 7.1. Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2008-2012
No Nama Indikator Hasil Realisasi Target 2012
(%)
2008 2009 2010 2011 2012
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4
88 89,26 90,30 94,04 92,2 91
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
100 99,46 77,81 100 97,9 67
3
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
80 87,83 90,57 93,12 92 91
4 Cakupan pelayanan nifas 79 54,88 90,57 86,38
88
88
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
54 88,46 97,30 82,68 100 89
6 Cakupan kunjungan bayi 81 111,40 96,75 77,37
81,4
92
7 Ckupan desa/ kelurahan Universal Child
84 86,54 100,00 95,19 75 92
8 Cakupan pelayanan anak balita
52 53,19 79,71 63,18
63,4
82
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln
100 100,00 100,00
100
100 100
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100 100,00 100,00 100 100 100
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
95 92,31 92,88 94,53 93,5 100
12 Cakupan peserta KB aktif 66 72,94 75,84 66,73 82,2 75
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
0 120 100,00
270,50
120 100
b. Penemuan penderita pneumonia balita
9 9,47 9,71
6,76
4 80
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif
36 56,54 61,99
70,13
65,7 70
d. Penderita DBD yang ditangani
100 100 100,00
100
100
100
e. Penemuan penderita diare
100 123 35,16
35,74
48,7 100
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
120 100 121,91
91,37
52,2 100
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 100 0,92
11,34
8,9 100
16
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan RS di kab/kota
100 100 100,00
27,71
88 100
17
Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 24 jam
100 100 100,00
96
100 99
18 Cakupan desa siaga aktif 80 38,46 23,08 27,88 100 60
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari pencapaian standar
pelayanan minimal (SPM bidang kesehatan) yang telah ditetapkan oleh kota masing-
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
37
masing kota sesuai dengan kemampuan daerah. Dari tabel diatas dapat dillihat
perkembangan capaian indikator yang cenderung meningkat, hal ini menunjukkan
keseriusan Dinas Kesehatan Kota dalam mengalatasi pelbagai masalah kesehatan di
Kota Padang. Walaupun masih ada beberapa indikator yang masih belum bisa dilihat
perbandingan capaiannya, dikarenakan penghitungan dan defenisi operasional yang
kurang tepat dari indikator tersebut.
Pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2012
berdasarkan bidang membawahinya dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut :
A. SEKRETARIAT
Kedudukan Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai unsur
membantu Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan tugas pokok
melaksanakan kewenangan dibidang sekretariat mempunyai tiga Sub. Bagian
Yaitu Sub.Bagian Umum & Kepegawaian, Sub. Bagian Keuangan dan Sub.
Bagian Penyusunan Program yang dipimpin oleh Sekretaris dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.
1. Sub.Bagian Umum & Kepegawaian
Pada tahun 2012 setelah mengalami beberapa perubahan sub.bag umum
dan kepegawaian mempunyai total dana program sebesar Rp. 3.109.074.650,-.
Total dana program yang direalisasikan adalah sebesar Rp 2.960.442.620,-
(95,22% ).
a. Administrasi Kepegawaian
Subbag Umum dan Kepegawaian juga bertugas mengurus
administrasi kepegawaian di lingkungan Dinas Kesehatan. Adapun hasil
kegiatan selama Tahun 2012 :
1) Sumber Daya Kesehatan yang ada pada Dinas Kesehatan Kota Padang
Tahun 2012 adalah 1.173 orang yang terbagi atas :
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 951 orang.
b) Pegawai NPD sebanyak 16 orang.
c) Pegawai Harian Musiman sebanyak 26 orang.
d) Pegawai Felontir sebanyak 65 orang
e) Pegawai Tidak Tetap ( PTT ) sebanyak 95 orang. yang terdiri dari :
Dokter sebanyak 2 orang.
Bidan sebanyak 93 orang .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
38
UPT Dinas Kesehatan yaitu puskesmas dan Gudang Farmasi mempunyai
tenaga fungsional. Tenaga fungsional ini antara lain dokter umum, dokter
gigi, perawat / bidan, gizi, sanitasi , farmasi, adminkes dan lain - lain.
2) Administrasi kepegawaian yang dilaksanakan pada tahun 2012 adalah :
a) Pengurusan kenaikan gaji berkala sebanyak 591 orang
b) Pengurusan kenaikan pangkat, terbagi dalam 2 (dua) periode, yaitu :
April sebanyak 119 orang ( 94 angka kredit dan 25 orang reguler )
Oktober sebanyak 117 orang ( 111 orang angka kredit dan 6 orang
reguler )
c) Pengurusan mutasi/pindah pegawai, yaitu 43 orang masuk ke kota
Padang, 21 orang keluar kota Padang.
d) Pegawai titipan dari Pemko Padang (DKK Padang) ke daerah lain
sebanyak 7 orang, dan pegawai titipan dari daerah lain ke Pemko
Padang (DKK Padang) sebanyak 1 orang.
e) Pengurusan pensiun sebanyak 16 orang
f) Pengangkatan pegawai baru ( CPNS ) sebanyak 35
b. Pengadaan Barang Habis Pakai dan Aset / Inventaris
Pengadaan barang habis pakai pada tahun 2012 meliputi :
1) Pengadaan peralatan kebersihan yang dilakukan pada bulan April 2012
dengan rekanan CV. Arsa sebesar Rp. 49.0488.800,- ( SPMK No.
820.8.55 / umum - DKK/ IV / 2012, tanggal 5 April 2012 )
2) Pengadaan alat tulis kantor (ATK) dilakukan bulan Maret 2012, dengan
rekanan PD. Teratai Jaya sebesar Rp. 97.608.200,- ( SPMK No.820.8.24
/ Umum - DKK / III / 2012, tanggal 28 Maret 2012 )
3) Pengadaan bahan logistik ( bahan habis pakai medis ) yang dilaksanakan
pada bulan Agustus 2012 dengan rekanan PT.Dwikusums Triasagung
sebesar Rp. 57.459.600,- ( SPMK No.820.29.87 / Umum - DKK/ VIII /
2012 tanggal 29 Agustus 2012 )
4) Pengadaan barang cetakan dilakukan pada bulan April 2012 dengan
rekanan CV.Geralindo Utama sebesar Rp. 98.092.000,- ( SPMK No.
820.11.34 / Umum - DKK / IV / 201 tanggal 10 April 2012 )
5) Pengadaan Pakaian Khusus Hari Hari Tertentu, pada bulan Oktober
tahun 2012 dengan rekanan CV Indo Global sebesar Rp.197.008.856,-
(SPMK No. 820.33.86 / Umum-DKK/ X- 2012.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
39
Barang habis pakai tersebut didistribusikan ke seluruh puskesmas
yang ada di kota Padang, gudang farmasi dan bidang serta sekretariat di
Dinas Kesehatan Kota Padang, kecuali pengadaan bahan habis pakai medis
hanya untuk puskesmas. Pendistribusian tersebut berdasarkan kebutuhan
dan luas cakupan pelayanan.
Untuk pengadaan aset / inventaris (belanja modal) dilakukan oleh
bidang jaminan dan sarana kesehatan (Jamsarkes). Sub.bag umum dan
kepegawaian berperan dalam proses penerimaan dan pendistribusian
barang, serta pemeliharaan aset. Adapun aset yang berasal dari belanja
modal tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 7.2. Daftar Penambahan Aset / Belanja ModalTahun 2012
No Nama Barang Rekanan/SPK Merk/ Type Jumlah Total Harga
(Rp)
1 Alat Kedokteran
dan Labor
PT. Anugrah Praja Mandiri
SPK No.
011.24.95/Sarkes/DKK-
2012 tanggal 25 Mei 2012
126
jenis
,-
2 Note book CV Max-Indo SPK
No.605.45.26/Sarkes-
DKK/XII,2012 tanggal 10
Desember 2012
Sony Vaio
4
27.500.000
3 Camera No. GU 1456/XII/2012 1 3.000.000
4 Gedung dan
bangunan
1.902.527.000
5 Pemasangan
Baru jaringan
listrik
Puskesmas
Anak Air
CV. Karya Jaya Utama.
SPK
No.605.45.28/Sarkes-
DKK/XII/2012 tanggal 10
desember 2012
14.980.000
Total Belanja Modal Rp
Setiap aset yang didistribusikan mempunyai berita acara serah terima
yang ditandatangani oleh kepala DKK Padang dan penerima aset (sekaligus
penanggung jawab aset tersebut). Berita acara tersebut juga mencantumkan
ketentuan – ketentuan yang harus dipatuhi oleh penerima aset.
2. Sub Bagian Keuangan
Sesuai dengan bidang tugasnya, Bendaharawan di bawah lingkungan
Dinas kesehatan telah melakukan pembukuan / administrasi keuangan serta
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
40
pembuatan SPJ setiap bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sub.Bag
Keuangan dalam rangka melaksanakan kegiatannya telah melakukan
administrasi keuangan baik kegiatan langsung dan kegiatan tak langsung
dengan perincian sebagai berikut :
a. Anggaran
1) Pendapatan / Penerimaan
Dibidang penerimaan daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan
Peraturan daerah No. 3 tahun 2000 tentang retribusi pelayanan
Kesehatan berperan memberikan dukungan bagi terlaksananya upaya
kegiatan ektensifikasi dan intensifikasi penerimaan daerah. Kewajiban
tugas Dinas Kesehatan Kota Padang untuk melakukan pemungutan
secara operasional dilaksanakan melalui retribusi atas pelayanan
Kesehatan yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis, Adapun
penerimaan retribusi kesehatan di UPT Dinas Kesehatan Kota Padang
berupa karcis Umum, Pelayanan Gigi, dan Laboratorium (sampai dengan
maret 2009). Setelah Peraturan daerah No.5 Tahun 2009 tentang
“Pengobatan Gratis dan pemberian uang transportasi Rp.2000,- kepada
pasien” dikeluarkan maka retribusi pelayanan kesehatan tidak dipungut
lagi, kecuali surat keterangan kesehatan umum, surat keterangan
kesehatan pelajar dan ambulance.
2) Belanja /Pengeluaran Yang Berasal Dari :
a) APBD Kota Padang :
Dari APBD Kota Padang termasuk dana DAK yang dialokasikan
ke Dinas Kesehatan Kota Padang sebanyak Rp. 69.258.065.778,48,-
dan terealisasi sebesar Rp. 66.034.626.463,- (95.34 % ) . Anggaran
ini alokasikan untuk kegiatan – kegiatan belanja tak langsung dan
belanja langsung.
b) Dana APBN :
Dana APBN untuk Dinas Kesehatan Kota Padang antara lain
berupa Program Upaya Kesehatan masyarakat,Program Perbaikan
gizi, Program Kesehatan Ibu dan Pamsimas yang berjumlah
Rp.79.626.480.
c) Dana – Dana Lainnya
Program Dinas Kesehatan Kota Padang yang dianggarkan
menggunakan dana lainnya:
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
41
NLR (Nederland Leprosis)
Untuk Kegiatan Program Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
Kusta melalui sumber NLR (Nederland Leprosis) sebesar
Rp.2.400.000,- dan terealisasi 100 %.
APBN, terdiri dari :
- Yankes Ibu : Rp.40.383.000 dan terealisasi 100 %
- Gizi : Rp. 39.035.000 terealisasi 100 %
APBD Propinsi
- Yankes Anak : 14.671.500,-
- Yankes Ibu : 5.501.500,-
3) Belanja Tidak Langsung
a) Belanja Pegawai /Personalia :
Anggaran ini dialokasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan gaji dan
tunjangan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Kesehatan Kota
Padang. Tujuannya adalah memenuhi biaya gaji dan tunjangan –
tunjangan lain berupa :
Gaji pokok PNS
Tunjangan keluarga
Tunjangan jabatan
Tunjangan fungsional
Tunjangan fungsional umum
Tunjangan beras
Tunjangan PPh / tunjangan khusus
Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja.
Tunjangan penghasilan berdasarkan tempat kerja.
Dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Padang Dinas
Kesehatan Kota Padang, untuk belanja Aparatur ( Tidak Langsung )
mendapat sebesar Rp. 48.051.704.234,28,- terealisasi sebesar Rp.
46.516.628.229,- (96.80 % ) dan dana tersebut dialokasikan untuk
biaya belanja Pegawai ( Gaji/ Tunjangan PNS ).
3. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program selama tahun 2012 telah
melaksanakan kegiatan yang yang bersifat perencanaan dan Pelaporan.
Kegiatan yang berupa perencanaan, diantaranya adalah membuat Rencana
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
42
Kerja, Rencana Kerja Anggaran, melaksanakan Proses Pembuatan RKA
sampai menjadi DPA melalui proses entry data ke aplikasi SIPKD, Konsultasi
RKA/DPA ke Bagian Keuangan Pemko Padang, Mengikuti Musrenbang,
membuat Renstra, Penetapan Kinerja (Tapkin), Pembinaan perencanaan ke
Puskesmas dan mengikuti kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemda.
Sedangkan kegiatan yang bersifat pelaporan adalah Pembuatan Laporan
Tahunan Dinas Kesehatan, buku Profil Kesehatan Kota Padang dan LAKIP.
Subbag penyusunan program telah menerapkan sistem satu pintu untuk
manajemen data dimulai pada tahun 2010, dimana sumber data kesehatan baik
program maupun keuangan dari Dinas Kesehatan Kota Padang telah
dipusatkan di subag penyusunan program. Sehingga kegiatan pengolahan data
dan pendistribusian data dan informasi kesehatan dilaksanakan di sub bagian
ini, baik itu data yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk penelitian maupun data
untuk lintas program dan sektoral yang terkait.
Proses dan sistem pengolahan data juga dikembangkan dari SIKNAS
ONLINE ke sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA) melalui sebuah aplikasi
Infokes yang merupakan sistem pengolahan data pelaporan di puskesmas dan
DKK Padang. Aplikasi ini merupakan hibah dari Dinas kesehatan Propinsi untuk
semua Puskesmas dan DKK Padang, dimana dua (2) Puskesmas dijadikan
percontohan untuk manajemen pasien yaitu Puskesmas Nanggalo dan
Puskesmas Seberang Padang. Sistem ini belum berjalan sebagaimana
diharapkan dikarenakan kendala teknis dan sumber daya manusia operator
computer di Puskesmas yang masih butuh pelatihan mengingat bukan berbasis
ilmu computer. Pada tahun 2012 sistem manajemen pasien sudah tidak
berjalan lagi karena komputer di Puskemas Nanggalo kemalingan dan
komputer di Puskesmas Seberang Padang rusak.
B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Seksi Promosi Kesehatan
a. Kelurahan Siaga
Kelurahan Siaga adalah Kelurahan yang penduduknya memiliki
kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri. Kelurahan Siaga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI No: 564/Menkes/SK/VIII/2006.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
43
Pengembangan Kelurahan Siaga dilaksanakan melalui pembentukan
Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu salah satu Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk dalam rangka
menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat (Promotif), pencegahan penyakit
(Preventif), pengobatan (Curatif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
terutama bidan dengan melibatkan kader dan tenaga sukarela lainnya. Pada
tabel berikut ini dapat terlihat data dokter, bidan dan kader yang udah dilatih
dalam rangka kelurahan siaga di kota Padang sampai dengan tahun 2012.
Tabel 7.3. Data Dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang Telah
Dilatih Sampai Dengan Tahun 2012
No PUSKESMAS DOKTER BIDAN KADER
1 Seberang Padang 1 3 4
2 Pemancungan 0 2 10
3 Rawang 0 3 4
4 Padang Pasir 1 5 10
5 Ulak Karang 0 2 56
6 Alai 1 4 4
7 Air Tawar 1 3 12
8 Andalas 1 4 10
9 Nanggalo 0 3 6
10 Lapai 0 3 6
11 Kuranji 0 2 4
12 Belimbing 0 2 2
13 Ambacang 1 4 28
14 Pauh 0 5 6
15 Lubuk Kilangan 0 7 13
16 Lubuk Begalung 1 9 150
17 Pengambiran 0 5 10
18 Bungus 1 1 4
19 Lubuk Buaya 1 5 14
20 Air Dingin 1 5 4 J U M L A H 10 77 345
Berdasarkan tabel di atas, jumlah bidan yang telah dilatih hanya 77
orang yang aktif dari 86 orang yang telah mengikuti pelatihan pada tahun
2009. Sembilan orang bidan sudah tidak aktif lagi karena sudah pindah
tugas sebagai pegawai negeri yang mana sebelumnya bidan tersebut
adalah Bidan Pegawai Tidak Tetap ( PTT).
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
44
Tabel 7.4. Daftar Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d tahun 2012
No Puskesmas Poskeskel Jumlah
1 Seberang Padang. Kel. Seb. Padang APBD Kota Padang 2006
1
2 Pemancungan Kel. Bt.Arau APBD Kota Padang 2007
1
3 Rawang Kel. Teluk Bayur PNPM 2010 1
4 Padang Pasir Kel. Rimbo Kaluang APBD Kota Padang 2007,Kp.Pondok 2010 swadaya
2
5 Ulak Karang Kel. Ulak Karang Selatan dari Polindes 2010
1
6 Alai -
7 Air Tawar -
8 Andalas Kel. Kb Marapal am APBD Kota Padang 2007
1
9 Nanggalo -
10 Lapai Kel.Kp.Olo APBD Kota Padang 2007 1
11 Kuranji -
12 Belimbing Kel Gn. Sarik, Kel. Sei Sapih , Kel. Ps. Lalang , Goa APBD Kota Padang 2006
4
13 Ambacang Kel. Lb Lintah APBD Kota Padang 2008, Kel Ps. Ambacang APBD 2010
2
14 Pauh Kel. Kt.Luar, Kel. Limau Manis Selatan APBD Kota Padang 2007, Kel. Pisang APBD Kota Padang 2008
3
15 Lubuk Kilangan Kel. Indarung 08, Tarantang 2009 2
16 Lubuk Begalung Kel. Tj. Aur APBD Kota Padang 2006, Kel. Cangkeh APBD Kota Padang 2008
2
17 Pengambiran -
18 Bungus Kel.Bungus Barat APBD Kota Padang 2008
1
19 Lubuk Buaya -
20 Air Dingin Kel. Koto Panjang APBD Kota Padang 2007
1
21 Ambacang Kel. Anduring, PNPM 2011 1
22 Padang Pasir Kel. Ujung Gurun, PNPM 2011 1
23 Lubuk Begalung Kel. Gurun Laweh, PNPM 2011 1
24 Ambacang Kel. Ampang, PNPM 2011 1
25 Andalas Kel. Kubu Dalam Parak Karakah, PNPM 2011
1
26 Andalas Kel. Sawahan Timur, PNPM 2011 1 Jumlah 29
Pada tabel dijelaskan bahwa terdapat 29 buah Poskeskel
Permanen di Kota Padang. Pada tahun 2012 jumlah Poskeskel bertambah
sebanyak 6 buah dari tahun sebelumnya yang berjumlah 23 buah.
Bangunan Poskeskel tersebut dibangun dari dana APBD sebanyak 19
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
45
buah, dari dana PNPM 7 buah dan dari swadaya masyarakat sebanyak 3
buah.
Tabel 7.5. Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang Tahun 2012
No Puskesmas Jumlah Pratama Madya Purnama Mandiri
Kelurahan Jml % Jml % Jml % Jml %
1 Seb. Padang 4 2 50,0 2 50,0 0 0,0 0 0,0
2 Pemancungan 5 3 60,0 2 40,0 0 0,0 0 0,0
3 Rawang Barat 3 3 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Padang Pasir 10 8 80,0 2 20,0 0 0,0 0 0,0
5 UlK karang 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 Alai 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 Air Tawar 3 1 33,3 2 66,7 0 0,0 0 0,0
8 Andalas 10 0 0,0 9 90,0 1 10,0 0 0,0
9 Lubuk Buaya 6 0 0,0 6 100,0 0 0,0 0 0,0
10 Air Dingin 3 0 0,0 3 100,0 0 0,0 0 0,0
11 Anak Air 2 1 50,0 1 50,0 0 0,0 0 0,0
12 Ikur Koto 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
13 Nanggalo 3 0 0,0 3 100,0 0 0,0 0 0,0
14 Lapai 3 3 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
15 Kuranji 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
16 Belimbing 3 2 66,7 0 0,0 1 33,3 0 0,0
17 Ambacang 4 0 0,0 4 100,0 0 0,0 0 0,0
18 Pauh 9 7 77,8 2 22,2 0 0,0 0 0,0
19 Luki 7 4 57,1 2 28,6 1 14,3 0 0,0
20 Lubeg 10 4 40,0 2 20,0 4 40,0 0 0,0
21 Pagambiran 5 4 80,0 1 20,0 0 0,0 0 0,0
22 Bungus 6 6 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Jumlah 104 56 53,8 41 39,4 7 6,7 0 0,0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan
Kelurahan Siaga Aktif Pratama sebanyak 53.8 %, Madya 39.4 %, Purnama
6.7 %, sedangkan untuk tingkat Mandiri belum ada.
b. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Pondok Pesantren merupakan kelompok masyarakat yang perlu
dibina, yang mempunyai warga belajar yang disebut santri. Kelompok ini
juga rawan dengan masalah kesehatan, oleh sebab itu perlu dibentuk Pos
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
46
Kesehatan Pesantren (Poskestren). Poskestren merupakan wujud partisipasi
masyarakat pondok pesantrean dalam bidang kesehatan.
Tabel 7.6. Data Pesantren Di Kota Padang Tahun 2012
No Puskesmas Nama Pesantren Jumlah Santri
Jlh Guru yg sdh dilatih
Jlh Kader Poskestren
1 Air Dingin - Darul Ulum - Arisalah
190 772
3 3
20 36
2 Ikur Koto Liga Dakwah 57 0 0
3 Anak Air - Sabbihisma 147 0 0
4 Lubuk Buaya
‘- Tarbiah Islamiyah ‘- MTs.S. PPIA Al-Furqan
Tg. Hitam
365 105
0 0
0 0
5 Ambacang Thawalif Cubadak Air 125 1 21
6 Bungus Teluk Buo 20 1 4
7 Andalas ‘- PGAI ‘- Buya Naska
616 80
4 0
40 0
Jumlah 2.477 12 121
Jumlah Pesantren yang ada di Kota Padang sebanyak 10 unit dengan
jumlah santri sebanyak 2.477 orang , guru yang telah dilatih tentang
Poskestren sebanyak 12 orang dan Kader Poskestren yang telah dilatih
sebanyak 121 orang.
Adapun kegiatan yang dilakukan di Pesantren yaitu kegiatan
penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan santri, pemeriksaan
kesehatan lingkungan pesantren serta pembinaan PHBS di pesantren.
Berikut data tingkat perkembangan poskestren yang ada di Kota Padang :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
47
Tabel 7.7. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang
Tahun 2012
No Puskesmas Jml
Pesantren
Jml Pos Kestren
Strata
Pra tama
% Madya % Purnama % Mandiri
%
1 Seb. Padang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Pemancungan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Rawang Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Padang Pasir 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 UlK karang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Alai 0 0 0 0 0 0
0
0
7 Air Tawar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Andalas 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Lubuk Buaya 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Air Dingin 2 2 2 100 0 0 0 0 0 0
11 Anak Air 1 0 0 0 0 0 0 0
0
12 Ikur Koto 1 1 1 100 0 0 0 0 0 0
13 Nanggalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Lapai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Kuranji 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Belimbing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Ambacang 1 1 0 0 1 100 0 0 0 0
18 Pauh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Luki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Lubeg 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Pagambiran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Bungus 1 1 1 100 0 0 0 0 0 0
Jumlah 10 5 4 80 1 20 0 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas, dari 10 pesantren hanya 5 pesantren yang
sudah dibentuk poskestrennya. Tingkat perkembangan Poskestren di Kota
Padang yaitu Pratama 80 %, Madya 20 %, sedangkan Purnama dan Mandiri
belum ada.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
48
c. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Upaya kesehatan kerja menjadi penting pada era industrialisasi
sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja
formal semakin banyak yang biasanya tetap diiringi oleh maraknya tenaga
kerja informal. Salah satu wujud kegiatan UKK adalah dibentuknya Pos UKK
disektor informal dan pelaksanaan K 3 di sektor formal. Pos UKK merupakan
bentuk operasional dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh
masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan
usaha yang implementasinya mencakup:
1) Adanya kerjasama lintas sektoral
2) Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja
3) Adanya peran serta masyarakat
Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK adalah sebagai
berikut:
1) Adanya komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi tentang ergonomic,
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, gizi kerja, kebugaran,
penanggulangan stress, hipertensi, bahaya merokok, pencegahan
penyakit menular, keracunan makanan dan lainnya yang berhubungan
dengan keselamatan kerja.
2) Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing sesuai
dengan profesi dan fungsi sektor yang berkaitan.
3) Pelayanan dasar kesehatan kerja antara lain meliputi P3K, P3P,
pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan
lingkungan kerja.
4) Jumlah UKK yang ada di Kota Padang adalah 1.148 buah yang terdiri dari
berbagai jenis UKK seperti : Pabrik Makanan minuman, bengkel, tukang
jahit/border, perabot, batu merah dan lain-lain.
5) Berdasarkan hasil pembinaan ke puskesmas, didapatkan hasil bahwa
belum semua puskesmas melakukan kegiatan pembinaan dan
pembentukan Pos UKK. Jumlah Pos UKK yang aktif tahun 2010 adalah
sebanyak 3 buah yaitu di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
49
Tabel 7.8. Jumlah dan Tingkat Perkembangan Pos KK Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No Puskesmas Jlh Pos UKK
Strata Frek. Jlh Jlh
Pembi Kader Pekerja
Pra ta
ma % Madya %
Purna Ma
% Mandiri
% naan UKK
1 Seb. Padang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Pemancungan 1 1 0 0 0 0 1 0 0 2 1 10
3 Rawang Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Padang Pasir 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 UlK karang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Alai 1 1 100 0 0 0 0
0 2 2 12
7 Air Tawar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 0 155
8 Andalas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Lubuk Buaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60
10 Air Dingin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 283
11 Anak Air 2 2 100 0 0 0 0 0 0 1 4 114
12 Ikur Koto 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Nanggalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Lapai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Kuranji 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 80
16 Belimbing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Ambacang 3 0 0 3 100 0 0 0 0 11 15 55
18 Pauh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Luki 3 3 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Lubeg 3 3 100 0 0 0 0 0 0 4 5 68
21 Pagambiran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Bungus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 54
Jumlah 13 10 76,9 3 23,1 0 0 0 0 0 27 891
Jumlah Pos UKK pada tahun 2012 berjumlah 13 buah, bertambah 10 buah dari
tahun sebelumnya dengan tingkat perkembangan strata pratama 76.9 %, Madya 23.1
% sedangkan Purnama dan mandiri belum ada.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
50
d. Tanaman Obat Keluarga (Toga)
Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau
pekarangan yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat
sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam
peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan
obat tradisionil.
Fungsi utama TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat
dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, mengobati
gejala dan beberapa penyakit ringan, memperbaiki gizi masyarakat,
memperindah pemandangan dan dapat menambah penghasilan keluarga.
Hasil pendataan tanaman obat keluarga di Kota Padang tahun 2012, seperti
terlihat pada tabel dibawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
51
Tabel.7.9. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Tanaman Obat Keluarga Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No Kec. Puskesmas Jumlah TOGA
Strata
Pratama
% Madya % Purnama
%
1
Padang Selatan
Seb. Padang 60 15 25,0 25 41,7 20 33,3
2 Pemancungan 500 275 55 225 45,0 0 0
3 Rawang Barat 300 300 100,0 0 0,0 0 0
4 Padang Barat
Padang Pasir 253 239 94,5 11 4,3 3 1,2
5 Padang Utara
UlK karang 2393 2393
100 0 0,0 0 0,0
6 Alai 279 181 64,9 98 35,1 0 0,0
7 Air Tawar 83 80 96,4 3 3,6 0 0,0
8 Padang Timur
Andalas 1024 606 59,2 237 23,1 181 17,7
9 Koto Tangah
Lubuk Buaya 7 0 0,0 7 100,0 0 0
10 Air Dingin 4655 4655 100,0 0 0,0 0 0,0
11 Anak Air 20 20 100,0 0 0,0 0 0,0
12 Ikur Koto 0 0 0 0 0 0 0
13 Nanggalo
Nanggalo 2370 0 0 2370 100 0 0
14 Lapai 1927 1352 70,16 404 21,0 173 9,0
15
Kuranji
Kuranji 890 708 79,6 182 20,4 0 0,0
16 Belimbing 424 119 28,1 308 72,6 0 0,0
17 Ambacang 621 621 100,0 0 0,0 0 0,0
18 Pauh Pauh 322 265 82,3 57 17,7 0 0
19 Luki Luki 162 100 61,7 62 38,3 0 0
20 Lubeg
Lubeg 451 170 37,7 291 64,5 16 3,5
21 Pagambiran 221 94 42,5 117 52,9 10 4,5
22 Bungus Bungus 550 550 100,0 0 0,0 0 0,0
JUMLAH 17.512 12.743 72,8 4.397 25,1 403 2,3
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat perkembangan TOGA
pada umumnya masih strata Pratama yaitu sebanyak 72.8 %, Madya 25.1 %
sedangkan Purnama 2.3 %. Khusus untuk Puskesmas Ikur Koto data KK
yang mempunyai TOGA belum ada karena Puskesmasnya baru diresmikan.
e. Satuan Karya Bakti Husada (SBH)
Satuan Karya Bakti Husada (SBH) merupakan bentuk partisipasi
generasi muda khususnya pramuka didalam bidang kesehatan. SBH
merupakan bentuk wadah pramuka untuk mengembangkan pengetahuan,
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
52
keterampilan, pengalaman dan kesempatan untuk membaktikan diri pada
masyarakat dalam rangka mencapai masyarakat yang sehat.
SBH di Kota Padang (Kwartir Cabang), dan di Kecamatan Kwartir
Ranting. Kegiatan yang telah dilakukan oleh SBH Kota Padang yaitu
pembinaan SBH Kecamatan se Kota Padang, yang pesertanya adalah
Kwartir Ranting se Kota Padang. SBH aktif di Kota Padang berjumlah 9
buah yaitu 2 diwilayah kerja Puskesmas Air Tawar, 1 di Andalas, 5 sanggar
di wilayah Puskesmas Lubuk Begalung , dan 1 di wilayah Puskesmas Lubuk
Buaya dengan tingkat perkembangan strata Pratama
f. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan kepada
masyarakat terbagi dua macam, sebagai berikut:
1) Penyuluhan dalam gedung .
Kegiatan penyuluhan dalam gedung di Puskesmas se Kota Padang
dilaksanakan sebelum jam pelayanan dimulai, dengan sasaran seluruh
masyarakat yang berkunjung ke puskesmas minimal 2 kali dalam
seminggu disesuaikan dengan hari dimana pasien ramai berkunjung ke
puskesmas. Adapun topik penyuluhan yang diberikan sebagaimana pada
tabel berikut :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
53
Tabel 7.10. Penyuluhan Dalam Gedung Kota Padang tahun 2012
No. Judul/Program
Puskesmas Frekwensi
Penyuluhan
Jumlah masyarakat yang
disuluh
1 Napza 60 2846
2 PHBS 261 7346
3 HIV AIDS 99 2380
4 Bahaya Rokok 114 3196
5 Flu Burung/Flu Babi 88 726
6 DBD 284 6970
7 Rabies 62 1370
8 Malaria 38 496
9 TB Paru 194 3085
`10 Filariasis 76 3240
11 Kusta 12 156
12 Infeksi Menular Seksual (IMS) 40 1039
13 Immunisasi 141 2716
14 Diare 152 2610
15 Gizi Keluarga 97 2089
16 Kekurangan Yodium 27 642
17 Penyakit Mata/Vitamin A 146 2216
18 Pemanfaatan Toga 70 1243
19 Kesehatan Ibu 211 2797
20 Kesehatan Anak dan DDTK 68 1361
21 Keluarga Berencana 56 2428
22 Diabetes Militus 55 1433
23 Campak 42 884
24 ISPA 78 1737
25 ASI Ekslusif 101 1828
26 Penyakit Kulit 9 411
27 Hipertensi 29 783
28 Materi lainnya 459 6257
Jumlah 3069 64285
2) Penyuluhan luar gedung
Kegiatan penyuluhan kesehatan luar gedung adalah penyuluhan
kesehatan masyarakat yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas
seperti di Posyandu Balita, Posyandu Usila, Kegiatan UKS , Mushalla,
Mesjid, Kantor Lurah dan lain-lain. Dengan hasil kegiatan sebagai berikut
:
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
54
Tabel 7.11. Penyuluhan luar Gedung Kota Padang tahun 2012
No. Judul/Program Puskesmas Frekwensi
Penyuluhan Jumlah Masyarakat
yang disuluh
1 Napza 127 8915
2 PHBS 890 36410
3 HIV AIDS 316 12949
4 Bahaya Rokok 212 6605
5 Flu Burung/Flu Babi 121 1704
6 DBD 1554 33110
7 Rabies 105 2078
8 Malaria 90 1440
9 TB Paru 314 4985
`10 Filariasis 825 27708
11 Kusta 30 187
12 Infeksi Menular Seksual (IMS) 130 5521
13 Immunisasi 1158 14444
14 Diare 364 6471
15 Gizi Keluarga 840 16148
16 Kekurangan Yodium 117 2404
17 Penyakit Mata/Vitamin A 784 18803
18 Pemanfaatan Toga 312 4803
19 Kesehatan Ibu 311 3172
20 Kesehatan Anak dan DDTK 427 5630
21 Keluarga Berencana 217 2139
22 Diabetes Militus 189 3942
23 Campak 109 2140
24 ISPA 223 3113
25 ASI Ekslusif 690 11724
26 Penyakit Kulit 72 900
27 Hipertensi 198 2728
28 Materi lainnya 336 14738
Jumlah 11061 254911
3) Penyuluhan Keliling
Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling
dilaksanakan baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi
Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan hasil kegiatan sebagai
berikut :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
55
Tabel 7.12. Kegiatan penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No. Judul/Program Puskesmas Frekwensi Penyuluhan
1 Napza 0
2 PHBS 6
3 HIV AIDS 0
4 Bahaya Rokok 0
5 Flu Burung/Flu Babi 22
6 DBD 182
7 Rabies 21
8 Malaria 1
9 TB Paru 0
10 Filariasis 61
11 Kusta 0
12 Infeksi Menular Seksual (IMS) 0
13 Immunisasi 17
14 Diare 24
15 Gizi Keluarga 5
16 Kekurangan Yodium 0
17 Penyakit Mata/Vitamin A 145
18 Pemanfaatan Toga 0
19 Kesehatan Ibu 2
20 Kesehatan Anak dan DDTK 20
21 Keluarga Berencana 0
22 Diabetes Militus 0
23 Campak 10
24 ISPA 0
25 ASI Ekslusif 0
26 Penyakit Kulit 0
27 Materi lainnya 18
Jumlah 534
Frekwensi kegiatan penyuluhan keliling yang sudah dilaksanakan
sebanyak 534 kali. Kegiatan penyuluhan keliling ini belum
menggambarkan kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena
ada beberapa Puskesmas yang tidak melaporkan hasil kegiatannya.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
56
Promosi Kesehatan Melalui Media
a) Media cetak
Poster dan Klender PHBS
Poster yang dicetak dan disebarluaskan oleh DKK Padang melalui
Puskesmas sebanyak 500 lembar yang memuat tentang KTR
(Kawasan Tanpa Rokok), dan pembuatan klender PHBS sebanyak
150 buah.
Fotocopy Pembagian selebaran tentang Filariasis sebanyak 2,340
lembar untuk kegiatan penyuluhan keliling dan Selebaran tentang
bahaya rokok terhadap kesehatan sebanyak 3.800 lembar.
Spanduk
Spanduk yang dicetak oleh DKK Padang yaitu sebanyak 47 buah
dengan tema Ayo ke Posyandu sebanyak 22 buah dan Spanduk
PHBS 25 buah.
b) Media Elektronik
Promosi kesehatan melalui media elektronik berupa dialog interaktif di
Padang TV dengan topik penanggulangan penyakit akibat rokok dan
Demam Berdarah, serta pembuatan radio spot bekerja sama dengan
Radio Arbes tentang bahaya rokok terhadap kesehatan.
g. Posyandu
Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan
memberikan konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian ibu
dan bayi. Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu
oleh kader-kader Posyandu.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
57
Tabel. 7.13. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No Kec. Puskesmas Jml Pos
yandu
Pratama
% Madya % Purnama
% Mandi
ri %
1
Padang Selatan
Seb. Padang 23 0 0 8 34,78 11 47,83 4 17,39
2 Pemancungan 37 0 0 6 16,22 18 48,65 13 35,14
3 Rawang Barat 25 0 0 3 12,00 20 80,00 2 8,00
4 P. Barat Padang Pasir 70 0 0 25 35,71 40 57,14 5 7,14
5
Padang Utara
UlK karang 29 0 0 10 34,48 17 58,62 2 6,90
6 Alai 28 0 0 10 35,71 12 42,86 6 21,43
7 Air Tawar 24 0 0 2 8,33 18 75,00 4 16,67
8 P. Timur Andalas 88 0 0 15 17,05 63 71,59 10 11,36
9
Koto Tangah
Lubuk Buaya 68 0 0 19 27,94 40 58,82 9 13,24
10 Air Dingin 33 0 0 22 66,67 7 21,21 4 12,12
11 Anak Air 23 0 0 23 100,0 0 0,00 0 0,00
12 Ikur Koto 14 0 0 10 71,43 4 28,57 0 0,00
13 Nanggalo
Nanggalo 42 0 0 11 26,19 18 42,86 13 30,95
14 Lapai 18 0 0 0 0,00 10 55,56 8 44,44
15
Kuranji
Kuranji 23 0 0 18 78,26 3 13,04 2 8,70
16 Belimbing 33 1 3,03 0 0,00 29 87,88 3 9,09
17 Ambacang 28 0 0 10 35,71 15 53,57 3 10,71
18 Pauh Pauh 70 0 0 28 40,00 29 41,43 13 18,57
19 Luki Luki 43 0 0 10 23,26 30 69,77 3 6,98
20
Lubeg
Lubeg 61 0 0 4 6,56 45 73,77 12 19,67
21 Pagambiran 46 0 0 2 4,35 13 28,26 31 67,39
22 Bungus Bungus 38 0 0 38 100,0 0 0,00 0 0,00
JUMLAH 864 1 0,12 274 31,71 442 51,16 147 17,01
Dalam rangka meningkatkan kinerja posyandu, maka pada tahun 2012 telah
dilakukan pelatihan atau penyegaran kader posyandu sebanyak 44 orang serta
pembinaan terhadap posyandu oleh masing-masing puskesmas sebanyak 864 unit
posyandu.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
58
Adapun hasil tingkat partisifasi masyarakat membawa balita ke
Posyandu seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 7.14. Data D/S dan N/D Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No Kecamatan Puskesmas D/S N/D Jumlah Kader
1 Padang Selatan Seb. Padang 55,12 81,44 69
2 Pemancungan 74,75 74,09 148
3 Rawang Barat 69,25 79,63 125
4 Padang Barat Padang Pasir 61,09 91,8 280
5 UlK karang 67,43 81,54 116
Alai 82,81 91,46 112
7 Air Tawar 42,12 88,45 96
8 Padang Timur Andalas 78,51 85,02 352
9 Koto Tangah Lubuk Buaya 71,63 92,82 262
10 Air Dingin 67,03 82,79 188
11 Anak Air 43,87 94,08 71
12 Ikur Koto 59,07 80,35 46
13 Nanggalo Nanggalo 33,28 71,14 168
14 Lapai 60,24 77,67 72
15 Kuranji Kuranji 61,28 83,48 92
16 Belimbing 66,96 96,03 133
17 Ambacang 61,25 80,04 113
18 Pauh Pauh 65,27 90,97 280
19 Luki Luki 65,63 71,85 172
20 Lubeg Lubeg 59,04 85,97 244
21 Pagambiran 32,23 93,33 225
22 Bungus Bungus 69,97 78,68 152
JUMLAH 62,13 86,11 3516
h. Pengobatan Tradisional (Batra)
Berkembangnya pengobatan tradisional di Kota Padang, belum
sepenuhnya dilakukan penataan secara menyeluruh, sehingga diperoleh
pelayanan pengobatan tradisional masih apa adanya dan belum sepenuhnya
mendapat pembinaan, serta masih diragukan bila ditinjau dari segi hygienis,
seyogianya dilakukan penataan yang menyeluruh dan bertahap agar
pelayanan pengobatan tradisional aman digunakan, bermutu, bermanfaat,
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
59
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Jumlah
pengobat tradisional di Kota Padang sebanyak lebih kurang 682 orang.
i. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Pembinaan PHBS dilaksanakan dibeberapa tatanan antara lain :
tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja,
tatanan tempat kerja dan tatanan fasilitas kerja. Namun Dinas Kesehatan
Kota Padang lebih memfokuskan pada tatanan rumah tangga. PHBS di
Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat, dengan
tujuan terciptanya Rumah Tangga Sehat. Berikut data PHBS rumah tangga
tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
60
Tabel 7.16. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No Kecamatan Puskesmas
RUMAH TANGGA
Jumlah Jml
dipantau %
dipantau Ber
PHBS %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Padang Barat Padang Pasir 14371 1962 13,65 478 24,36
2 Padang Timur Andalas 20443 2100 10.27 1.538 73,2
3 Padang Utara
Ulak Karang 4479 210 4,6 19 9,04
4 Alai 4637 420 9.06 87 20.71
5 Air Tawar 6831 630 9.22 326 51,75
6 Padang Selatan
Seb. Padang 4320 840 11,11 529 63 7 Pemancungan 3474 1050 30,22 107 10.2
8 Rawang Barat 5448 630 11.56 437 69,36
9
Koto Tangah
Lubuk Buaya 24054 1260 5,2 316 25,08
10 Air Dingin 5971 630 10,55 186 29,52
11 Anak Air 6603 70 1,06 24 34,29 12 Ikur Koto 13459 20 0,15 7 35
13 Nanggalo
Nanggalo 7899 630 7.98 61 9.68
14 Lapai 4699 630 13.41 132 20.95
15
Kuranji
Kuranji 5746 702 12,22 50 7,12
16 Belimbing 11313 1.035 9,49 544 52,56
17 Ambacang 15102 1320 8,74 973 73,71
18 Pauh Pauh 12000 1890 15.75 183 9.68
19 Lbk. Kilangan Lubuk Kilangan 9729 1470 15.11 912 62.04
20 Lubuk Begalung
Lubuk Begalung 14366 9913 69 6455 65,12
21 Pagambiran 9373 5831 62,2 3862 66,2
22 Bungus Bungus 5229 687 13.14 149 21.7
JUMLAH (KOTA) 202.715 33.930 16,74 17.375 51,21
Berdasarkan hasil survey pada masing-masing puskesmas dengan
jumlah sampel sebanyak 33.930 rumah tangga, maka diperoleh gambaran
rumah tangga sehat di Kota Padang hanya 51,21 %. Sedangkan untuk
gambaran persentase berdasarkan 10 indikator PHBS seperti pada tabel
sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
61
Tabel 7.17. Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
No Kec. Puskesmas Lina-kes
ASI Menim-bang
Air Bersih
CTPS jamban
Memberan tas
jentik
Makan buah
& sayur
Akti fitas
Tidak mrokok
Eks Balita &
sayur Fisik
1
Padang Selatan
Seb. Padang 74 47 73 726 495 686 695 466 708 487
2 Pemancungan 97.7 14.8 74.8 87 41.3 63 60.6 38.1 51.9 27.2
3 Rawang Barat 68.0 68.0 68.0 68.0 68.0 68.0 68.0 68.0 68.0 68.0
4 Padang Barat Padang Pasir 100.0 63.5 63.4 99.5 68.1 97 67.3 64.3 84.1 46.3
5 Padang Utara
UlK karang 96.3 60.7 96.3 93.5 91.5 92 75 33.0 32.4 40.5
6 Alai 100.0 93.7 84.2 96.8 84.2 92.0 93.1 78.8 84.4 53.2
7 Air Tawar 100.0 75.4 100.0 100.0 96.7 99,52 94.1 81.7 80,32 51.8
8 Padang Timur Andalas 100 93.7 84.2 96.8 84.2 92 93.1 78.8 84.4 53.2
9 Koto Tangah
Lubuk Buaya 41.7 41.7 41.7 100.0 47.5 100 82.5 95.8 76.7 53.3
10 Air Dingin 99.5 31.4 68.3 96.7 82.1 78 74.4 80.3 98.8 40.8
11 Anak Air 100 31.4 57.1 85.6 20.0 86 78.6 64.3 25.0 25.7
12 Ikur Koto 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
13 Nanggalo
Nanggalo 64.13 27.3 57.3 90.2 47.9 92.4 68.4 30.8 98.1 33.2
14 Lapai 99.8 87.9 84.9 99.1 90.3 98 99.4 93.5 69.8 50.1
15
Kuranji
Kuranji 99.6 59.3 82.7 99.4 82.5 93 83.5 86.0 79.1 24.7
16 Belimbing 99.8 92.5 76.4 88.1 91.5 74 97.3 92, 5 100.0 62.1
17 Ambacang 73.7 73.7 73.7 73.7 73.7 74 73.7 73.7 73.7 73.7
18 Pauh Pauh 98.7 26.7 61.0 65.3 60.0 59 63.3 60.0 56.7 33.3
19 Luki Luki 94.3 55.1 66.0 80.3 60.2 45 45.2 60.7 60.7 54.0
20 Lubeg
Lubeg 100.0 59.1 87.6 99.2 80.6 97.0 81.1 80.30 90.0 54.0
21 Pagambiran 97.7 12.9 71.2 85.4 36.4 62.3 58.3 37.6 48.9 5.0
22 Bungus Bungus 94.6 84.4 87.8 90.8 84.4 61 77.0 70.6 84.1 47.2
JUMLAH 88,8 54,7 72,1 84,52 65,32 71,94 73,5 59,8 64,63 42,7
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
62
2. Seksi Registrasi dan Akreditasi
Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan pada
seksi Registrasi dan Akreditasi adalah pembinaan dan pemberian izin praktek
tenaga kesehatan yang meliputi izin praktek dokter/dokter gigi (SIP), izin
praktek apoteker (SIPA/SIKA), izin praktek bidan (SIPB/SIKB), izin praktek
perawat (SIPP/SIKP), izin praktek tenaga teknis kefarmasian (SIKTTK), izin
tenaga radiologi ( SIKRA) , izin tenaga refraksionis (SIKRO). Disamping itu juga
dilakukan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan setempat dalam rangka
penyelenggaraan perizinan sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik,
apotik, toko obat, optikal, laboratorium kesehatan dan pengobatan tradisional)
serta Sosialisasi aturan-aturan baru yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan
yang berhubungan dengan Registrasi dan akreditasi.
Izin yang dikeluarkan oleh Bagian Regdit dapat dibagi atas 3, yaitu :
a. Izin Tenaga Kesehatan
1) Surat Izin Praktik Dokter/ Dokter Gigi
Surat Izin Praktek dokter yang diterbitkan meliputi dokter umum,
dokter gigi, dokter Spesialis dan dokter gigi spesialis. Dasar penerbitan
izin dokter dan dokter gigi adalah UU No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik
Kedokteran dan Permenkes RI No. 512 Tahun 2007 tentang Praktik
Kedokteran dan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran.
Selama tahun 2012 izin praktek yang telah dikeluarkan sebanyak
268 buah yang terdiri dari :
a) Dokter Umum : 178 orang
b) Dokter Gigi : 60 orang
c) Dokter spesialis : 33 orang
Spesialis Dalam : 6 orang
Spesialis Anak : 2 orang
Spesialis Mata : 3 orang
Spesialis THT : 1 orang
Spesialis Obgyn : 3 orang
Spesialis Syaraf : 2 orang
Spesialis Kulit Kelamin : 3 orang
Spesialis Jantung : 2 orang
Spesialis Ortopedi : 1 orang
Spesialis Urunologi : 2 Orang
Spesialis mata : 3 orang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
63
Spesialis Bedah : 1 Orang
Spesialis Olahraga : 1 Orang
Spesialis : 3 orang
2) Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
Dasar penerbitan surat izin praktek bidan (SIPB) maupun surat izin
kerja bidan (SIKB) adalah Permenkes RI No 1464 tahun 2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktek Bidan. Surat izin praktek bidan (SIPB)
merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah
memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktek bidan mandiri. Surat
izin kerja bidan (SIKB) merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada
bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan pasal 2 Permenkes RI No 1464 tahun 2010, bidan
dapat menjalankan praktik mandiri dan / atau bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan, bidan yang menjalankan praktik mandiri harus
berpendidikan minimal Diploma III (D III) Kebidanan, bidan yang
melaksanakan praktek mandiri wajib memiliki SIPB dan setiap bidan yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib mempunyai SIKB. Pada
tahun 2012 ini SIPB yang dikeluarkan sebanyak 25 buah dan SIKB
sebanyak 360 buah.
3) Surat Izin Kerja Perawat
Surat Izin Kerja Perawat ini meliputi Izin Kerja Perawat dan Izin
Kerja Perawat Gigi. Untuk perawat Gigi Dasar hukum penerbitannya izin
kerjanya berdasarkan Kepmenkes RI No. 1019 Tahun 2000, tentang
Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi dan untuk perawat adalah
Kepmenkes RI No. 1239 / Menkes / SK / XI / 2001. Surat Izin kerja
perawat dikeluarkan berdasarkan Surat Izin Perawat (SIP) yang
diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi, masa berlaku SIK ini sama
berlakunya dengan SIP yakni 5 (lima) tahun.
Jumlah Surat Izin KerjaPerawat (SIKP) yang dikeluarkan pada tahun 2012
adalah sebanyak 166 buah dan Surat Izin Praktek Perawat (SIPP)
sebanyak 5 buah.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
64
4) Surat Izin Kerja Asisten Apoteker
Surat Izin Kerja Asisten Apotreker dasar hukum penerbitannya izin
kerjanya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, tentang
Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker dan Kepmenkes RI No.
679/Menkes/SK/V/2003. Jumlah izin kerja Asisten Apoteker yang
diterbitkan selama tahun 2010 adalah 82 buah. Jumlah ini meningkat dari
tahun sebelumnya yang berjumlah 63 buah dan pada tahun 2012 jumlah
izin Asisten Apoteker yang di keluarkan sebanyak 249 buah.
5) Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA)
Dasar hukum penerbitan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) dan
Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) adalah Permenkes RI No
899/Menker/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang
melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri dari Apoteker dan Tenaga
Tehnis Kefarmasian.
Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan
kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian
bekerja. Surat izin yang dimaksud berupa SIPA (surat izin praktek
apoteker) yang diberikan kepada apoteker penanggungjawab di fasilitas
pelayanan kefarmasian dan apoteker pendamping di fasilitas pelayanan
kefarmasian. SIKA (surat izin kerja apoteker) diberikan kepada apoteker
yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas
distribusi. SIPA dan SIKA yang telah dikeluarkan pada tahun 2012
sebanyak 96 buah.
b. Izin Sarana Kesehatan
1) Izin Operasional Rumah Sakit
Dasar hukum penerbitan Izin operasional Rumah Sakit adalah
Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes RI
No 147 tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit dan Permenkes RI No
344 tahun 2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit. Berdasarkan UU dan
Permenkes di atas, untuk Izin Rumah Sakit kelas C dan D diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota setelah mendapatkan rekomendasi dari
pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
65
Jumlah Rumah Sakit yang ada di Kota Padang sebanyak 28 buah dgn
rincian sebagai berikut :
a) Rumah Sakit Umum : 12 (1 RSUP M Djamil Padang)
b) Rumah Sakit Ibu dan Anak : 4
c) Rumah Sakit Bersalin : 5
d) Rumah Sakit Mata : 3
e) Rumah Sakit Jantung : 1
f) Rumah Sakit Bedah : 1
g) Rumah Sakit Jiwa : 2
Rumah Sakit yang mengurus Izin Operasional maupun Izin Tetap
pada tahun 2012 adalah 11 buah Rumah Sakit. Ada beberapa rumah
sakit yang Izin Operasionalnya masih dalam proses karena beberapa
persyaratan belum terpenuhi. Untuk masa yang akan datang dihimbau ke
pihak rumah sakit yang mengurus izin operasional agar mengurus
minimal 3 bulan sebelum izin operasional yang lama habis masa
berlakunya.
2) Izin Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
pelayanan medis dasar dan/ atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih
dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga
medis. Berdasarkan jenis pelayanannya klinik dibagi menjadi Klinik
Pertama dan klinik Utama. Dasar pemberian izin klinik adalah Permenkes
RI No. 028 tahun 2011 tentang Klinik.
Izin klinik yang sudah diterbitkan tahun 2012 adalah 12 buah (data
terlampir), dimana izin ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun. Semua
klinik yang diterbitkan izin ini tergolong klinik pratama yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar.
3) Izin Apotik
Penyelenggaraan pelayanan apotik berdasarkan pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/1990 tentang ketentuan dan
Tata cara pemberian izin Apotik dan Kepmenkes RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perizinan apotik. Apotik yang mengurus
izin di tahun 2012 adalah sebanyak 31 buah.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
66
4) Izin Toko Obat
Dasar hukum untuk penerbitan Surat Izin Toko Obat ini adalah
Kepmenkes RI No. 1331/Menkes/SK/X/2002, tentang Perubahan atas
peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 167/Kab/B.VIII/1972 tentang
Pedagang Eceran Obat. Jumlah izin toko obat yang diterbitkan selama
tahun 2012 adalah 5 buah.
5) Izin Optikal
Penyelenggaraan izin Optikal mengacu kepada Kepmenkes RI No
1424 tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Optikal. Jumlah izin
Optikal yang diterbitkan selama tahun 2012 adalah 6 buah (data
terlampir).
6) Izin Laboratorium Kesehatan Swasta
Laboratorium Kesehatan Swasta adalah sarana kesehatan swasta
yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap
bahan-bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang berasal dari
bukan manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan atau masyarakat. Laboratorium kesehatan swasta terdiri dari
Laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat.
Dasar penerbitan izin Laboratorium Kesehatan swasta adalah
Kepmenkes RI No 04/Menkes/SK/I/2002 tentang Laboratorium Kesehatan
swasta. Izin Laboratorium yang sudah diterbitkan selama tahun 2012
adalah 3 buah (data terlampir).
7) Izin Pengobatan Tradisional
Penyelenggaraan pengobatan tradisional mengacu kepada
Kepmenkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003. Pengaturan
penyelenggaraan pengobatan tradisional bertujuan untuk membina upaya
pengobatan tradisional, memberikan perlindungan kepada masyarakat,
dan menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara
pengobatannya.
Pengobatan tradisional diklasifikasikan dalam jenis ketrampilan,
ramuan, pendekatan agama dan supranatural. Selama tahun 2012 izin
pengobatan tradisional yang dikeluarkan sebanyak 22 buah terdiri dari 4
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
67
SIPT (Surat Izin Pengobat Tradisional) dan 18 STPT (Surat Terdaftar
Pengobat Tradisional).
STPT diberikan kepada pengobat tradisional yang telah
melaksanakan pendaftaran, sedangkan SIPT diberikan kepada pengobat
tradisional yang metodenya telah dikaji, diteliti dan diuji terbukti aman dan
bermanfaat bagi kesehatan.
Berdasarkan laporan masyarakat, masih banyak pengobatan
tradisional yang belum mengurus SIPT maupun STPT ke Dinas
Kesehatan Kota Padang. Untuk masa yang akan datang perlu di
tingkatkan kerjasama Lintas Program maupun Lintas sektor dalam
menghimbau kepada pengobatan tradisional untuk mengurus SIPT
maupun STPT.
c. Sertifikasi laik sehat
1) Laik Sehat Depot Air Minum
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu
dilaksanakan berbagai upayakesehatan termasuk pengawasan kualitas
air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis air minum meliputi: air
yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga, air yang
didistribusikan melalui tangki, air kemasan dan air yang digunakan untuk
produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada
masyarakat.
Dasar hukum yang mengatur adalah Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492/ Menkes/SK/IV/2010 tanggal 19 April 2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 736/ Menkes/Per/VI/2010 tanggal 18 Juni
2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum dan
Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum Depkes RI Tahun 2006.
Laik Sehat Depot Air Minum yang telah dikeluarkan pada tahun
2012 sebanyak 59 buah yang tersebar di Kota Padang.
2) Laik Sehat Catering/Jasa Boga
Jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan di
luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan
atau badan usaha. Untuk melindungi masyarakat dari makanan dan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
68
minuman yang dikelola jasaboga yang tidak memenuhi persyaratan
hygiene sanitasi maka untuk Hygiene sanitasi jasaboga diatur oleh
Permenkes No 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi
Jasaboga.
Jasaboga berdasarkan luas jangkauan yang dilayani dikelompokkan
atas jasaboga golongan A, jasaboga golongan B dan jasaboga golongan
C. Jasaboga golongan A merupakan jasaboga yang melayani kebutuhan
masyarakat umum yang terdiri dari golongan A1, A2 dan A3. Jasaboga
golongan B melayani kebutuhan masyarakat dalam kondisi tertentu
meliputi asrama haji, asrama transito, industri, pabrik, pengeboran lepas
pantai, angkutan dalam negeri selain pesawat dan fasilitas pelayanan
kesehatan. Jasaboga golongan C merupakan jasaboga yang melayani
kebutuhan masyarakat di dalam alat angkut umum internasional dan
pesawat udara. Selama tahun 2012, sertifikat hygiene sanitasi
jasaboga yang telah dikeluarkan sebanyak 7 buah (masih dalam bentuk
Catering). Untuk restoran dan rumah makan, belum ada yang mengurus
laik hygiene sanitasi, hal ini mungkin disebabkan karena belum adanya
sosialisasi pentingnya laik hygiene sanitasi untuk usaha restoran dan
rumah makan. Disamping itu perlu nantinya kerjasama Lintas Sektor
dengan BPMP2T yang menerbitkan Izin Gangguan. Salah satu
persyaratan dalam penerbitan izin gangguan perlu dicantumkan sertifikat
Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga, Restoran/Rumah Makan.
3) Laik Sehat Hotel
Dasar penerbitan Laik Hygiene Sanitasi Hotel adalah Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80/Menkes/PER/II/1990
tentang Persyaratan Kesehatan Hotel. Selama tahun 2012, sertifikat laik
hygiene sanitasi hotel yang dikeluarkan sebanyak 3 buah. Sertifikat ini
berlaku untuk 3 tahun.
3. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Diklat
a. Penilaian Angka Kredit
Dalam rangka pengembangan karir dan peningkatan profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil yang menjalankan tugasnya di bidang kesehatan,
saat ini telah ditetapkan jabatan fungsional kesehatan sebanyak 27 Jenis.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
69
Pengembangan jabatan fungsional kesehatan berbasis kompetensi
dilakukan agar setiap pejabat fungsional meningkatkan kinerjanya sesuai
dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan.
Jabatan fungsional kesehatan yang sudah ada di lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Padang adalah Jabfung Dokter/Dokter Gigi, Jabfung
Perawat/perawat gigi, Jabfung Bidan, Jabfung Asisten Apoteker, Jabfung
Analis, Jabfung Sanitarian, Jabfung Nutrisionis, Jabfung Adminkes,
Jabfung PKM, Jabfung Rekam Medik, Jabfung Epidemiologi. Masing-
masing Jabfung ini sudah mempunyai tim penilai yang terdiri dari Ketua
Tim Penilai dan Anggota sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota
Padang, Nomor: 442.9.45/Tim.PAK/SDM/DKK-2012 tentang Susunan Tim
Pengelola dan Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan Dinas
Kesehatan Kota Padang.
Dengan adanya jabatan fungsional ini maka setiap tenaga kesehatan
yang telah ditetapkan sebagai tenaga fungsional tertentu, harus membuat
Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (Dupak) dengan periode 2 kali 1
tahun yaitu pada bulan Januari s/d Juni dan Juli s/d Desember. Dupak
yang dibuat diajukan ke Tim Penilai Angka Kredit di Dinas Kesehatan Kota
Padang.
Dalam melaksanakan kegiatan penilaian jabatan fungsional
kesehatan Tim Pengelola dan Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional
Kesehatan, melakukan pembinaaan dan pemantauan jabatan fungsional
kesehatan yang ada di puskesmas.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
70
Tabel 7.18. Data Jumlah Tenaga Fungsional di Lingkungan DKK Padang Tahun 2012
No Jabfung Jumlah
Jabfung Jumlah
Dupak masuk Persentase
(%)
1 Dokter Umum 60 56 93.3 2 Dokter Gigi 58 39 67.2 3 Perawat Gigi 27 2 7.4
4 Perawat 201 189 94 5 Bidan 228 201 88 6 Asisten Apoteker 54 28 51.8 7 Laboratorium Kes 43 7 16.,2 8 Kesling 32 30 93,7 9 Nutrisionis 36 32 88,8
10 Adminkes 21 7 33.3 11 PKM 3 1 33,3 12 Rekam Medis 11 5 45,4
13 Apoteker 6 5 83 14 Epidemiologi 1 - -
Dari data pada tabel 7.18 di atas dapat dilihat bahwa ada 14 jenis
jabatan fungsional yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dari 14 jenis jabatan fungsional di atas bisa disimpulkan jabfung yang
paling banyak memasukkan dupak adalah jabfung Perawat sebanyak 94
%, diikuti Kesling yaitu 93,7 %, dan jabfung dokter umum yaitu 93,3 %.
Jabfung yang paling sedikit memasukkan dupak adalah labkes, masing
masing 16,2 %.
b. Penerbitan Rekomendasi Izin dan Tugas Belajar
Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia kesehatan, maka
tenaga kesehatan yang akan melanjutkan jenjang pendidikan, harus
mendapatkan Rekomendasi Izin Belajar dan Tugas Belajar dari Kepala
Dinas Kesehatan Kota Padang. Tugas Belajar diberikan kepada petugas
kesehatan yang jadwal kuliahnya pada jam kerja. Sementara Izin Belajar
diberikan kepada petugas yang jadwal kuliahnya di luar jam kerja.
Pemberian Rekomendasi izin dan tugas belajar ini mengacu kepada
Peraturan Walikota Padang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan
Tugas Belajar, Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara
di Lingkungan Pemerintah Kota Padang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
71
Tabel 7.19. Data Pegawai Izin Belajar dan Tugas Belajar Di Lingkungan DKK Padang Tahun 2012
Strata Pendidikan
Jumlah Izin Belajar Jumlah Tugas
Belajar D III Kebidanan 46 1 D IV Kebidanan 1 3 D IV Kesling 3 - D IV Analis 1 - D III Keperawatan 1 - D III Perawat Gigi 4 - D III Akfarma 2 - S 1 32 2 S 2 12 7 Apoteker 1 2 PPDS - 8
Jumlah
103 orang 23 orang
Dari tabel 7.19 dapat dilihat bahwa pegawai yang dikeluarkan
rekomendasi izin belajar pada tahun 2012 adalah 67 orang dan pegawai
tugas belajar 18 orang. Pegawai yang masih melaksanakan perkuliahan
sampai tahun 2012 adalah 103 orang izin belajar dan 23 tugas belajar.
c. Pemberian Izin PKL, Pengambilan Data dan Penelitian
DKK Padang dan 22 Puskesmas yang ada merupakan lahan PKL,
pengambilan data dan penelitian bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
(negeri maupun swasta) dan Institusi Non Kesehatan yang ada di Kota
Padang. Jumlah Institusi Kesehatan yang ada di Kota Padang adalah 49
institusi.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
72
C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK)
1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
Tabel 7.20. Indikator kegiatan P2P Tahun 2012
No Kegiatan Target/ Indikator 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
P2 TB – Paru Penjaringan suspect Penemuan penderita BTA + Angka konversi Kesembuhan Kesalahan Lab
ISPA Pengobatan Pneumoni Jml penderita Pneumoni di rujuk Jml penderita Pneumoni meninggal
DIARE Jml penderita di obati Nakes Jml penderita dpt oralit Jml oralit diberikan Jml penderita meninggal
KUSTA Jml penderita baru Jml penderita diobati Jml penderita meninggal
HIV / AIDS Periksa sampel darah HIV ( + )
P2 DBD Jml kasus Jml kasus meninggal Jml PE Jml Fogging Focus Jml Fogging massal Jml kel diabatisasi ABJ
MALARIA API Penderita meninggal
FILARIASIS Sasaran pengobatan
13490 1349
≥80 % ≥85 % < 5 %
100 % 0 0
100 % 100 %
5 Schet x jkh pdrt 0
< 1/10.000 100 %
0
0 0
IR 55 0
>60 %
< 2 0
677385
a. Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan dasar
yang memegang peranan dalam menurunkan angka kematian bayi dan
ibu. Upaya pelayanan imunisasi dilakukan melalui kegiatan imunisasi rutin
dan tambahan dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
73
kematian akibat penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
( PD3I ).
Pelayanan imunisasi dilaksanakan di seluruh unit pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Rumah Bersalin,
Dokter dan Bidan praktek swasta dengan sasaran bayi, ibu hamil dan
Wanita Usia Subur ( WUS ). Jumlah sasaran imunisasi untuk bayi tahun
2012 adalah 17612, sasaran Ibu Hamil : 20295 , dan sasaran WUS :
182650 dengan target Kontak pertama dan kontak lengkap = 85 %.
Pencapaian imunisasi Kontak Pertama untuk BCG cukup bagus
yaitu 94.7 % (target 85 %). Sedang pencapaian kontak pertama HB uniject
0-7 hari masih rendah dari target yang diharapkan yaitu baru 81.2 %
(Target= 85%), tetapi sudah naik dibandingkan tahun lalu yaitu 72,3 %.
Rendahnya pencapaian ini disebabkan karena beberapa hal antara lain
adanya black campaign tidak perlunya imunisasi, belum semua laporan
dari pihak BPS, Klinik maupun Rumah sakit terlaporkan, bagi yang sudah
melaporkan, belum semua juga tercakup datanya, karena alamat kurang
lengkap. Disamping itu hal ini bisa jadi disebabkan oleh belum validnya
data sasaran di lapangan sehingga sasaran sebenarnya lebih banyak
dibandingkan dengan data yang di proyeksi.
Untuk Kontak lengkap DPTHB3 86.8 % turun dibanding tahun lalu
sebesar 87.4% tetapi target kontak lengkap sudah tercapai. Sedangkan
untuk kontak lengkap campak sebagai indikator UCI sudah mencapai
target yaitu 88% (target 85 %).
Pada 2012 kelurahan mencapai UCI hanya kelurahan 79 ( 76 % )
dari 104 kelurahan, turun dibanding tahun 2011 ada 99 kelurahan ( 95.2
% ), seperti pada tabel dibawah ini .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
74
Grafik 7.1. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.2. Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPT/HB 1 per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
75
Grafik 7.3. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT HB 3 Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.4. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
76
Grafik 7.5. Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Campak Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.6. Cakupan Kelurahan UCI untuk 4 indikator Di Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
77
Grafik 7.7. Cakupan Kelurahan UCI untuk 5 indikator Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
b. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Pelaksanaan BIAS sudah merupakan program rutin nasional yang
dilaksanakan setiap tahun. BIAS dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu BIAS
Campak yang diberikan hanya untuk murid kelas 1 SD dan yang sederajat,
dan DT / Td untuk kelas 1 s/d klas III. Kegiatan BIAS Campak ini
dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru setiap tahun. Target atau
sasaran untuk BIAS Campak tahun 2012 sebanyak 16772 murid dengan
hasil pencapaian sebanyak 14899 ( 88.8 % ) masih rendah dari target
yang diharapkan yaitu 100%. Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya
adalah Puskesmas Lubuk Begalung 98 %, yang paling rendah adalah
Puskesmas Andalas 71.2 %, dikarenakan banyaknya sekolah swasta yang
orang tua murid menolak untuk melakukan imunisasi. Untuk lebih jelas
hasilnya perpuskesmas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
78
Grafik 7.8. Cakupan BIAS Campak Kota Padang Tahun 2008 – 2012
Grafik 7.9. Cakupan BIAS Campak Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
BIAS DT / Td mulai dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar / MI se
Kota Padang sudah tahun ke dua pada tahun ini. Sasaran murid kelas
satu untuk DT sebanyak 17007 dan sasaran untuk BIAS Td kelas 2 dan 3
adalah 33076. Imunisasi DT diberikan pada murid kelas satu dengan
pencapaian sebanyak 15546 ( 91,4 % ) turun dibanding tahun 2010 ( 92 %
). Imunisasi Td diberikan untuk kelas dua dan tiga SD dengan pencapaian
sebanyak 30301 murid ( 91.6 % ), turun dibanding tahun 2010 ( 91.8 % )
sedangkan Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
79
Puskesmas Pegambiran sebanyak 98.8% dan yang paling rendah tetap
Puskesmas Andalas 79.7%. Perbandingan cakupan pencapaian hasil
BIAS lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini .
Grafik 7.10. Cakupan BIAS DT / TT per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2007 – 2011
89.4 90.8 90.7 92 91.5
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
TH 2007 TH 2008 TH 2009 TH 2010 TH 2011
c. Pemeriksaan Kesehatan & Vaksinasi Meningitis Calon Jemaah Haji (CJH).
Dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan CJH,
setelah melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas, selanjutnya
dilakukan pemeriksaan kedua dan Vaksinasi meningitis di Dinas Kesehatan
Kota. Jumlah CJH Kota Padang tahun 2012 sebanyak 1439 orang naik
dibandingkan dengan jumlah jemaah tahun 2011 ( 1288 jemaah ),
sedangkan yang terdaftar di Depag sesuai dengan kloter yang berangkat
adalah 1529 orang, hal ini disebabkan CJH yang mutasi dan terrtunda, dan
sudah divaksinasi sewaktu umroh . ada yang lansung ke embarkasi
sehingga tidak terdaftar tidak tercakup di dinas kesehatan . Kelompok umur
yang terbanyak adalah 50-60 tahun sebanyak 644 orang , yang paling
rendah adalah kelompok umur 0-39 tahun sebanyak 59 orang. Tingkat
pendidikan yang paling banyak adalah perguruan tinggi sebanyak 728
orang , sementara tingkat SMP yang paling rendah sebanyak 104 orang.
Untuk kategori jemaah haji yang mau berangkat , kategori mandiri yang
paling banyak, tetapi tidak jauh berbeda dari yang observasi, dimana
kategori mandiri sebanyak 692 orang, sedangkan kategori observasi
adalah 687 orang, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
80
Grafik 7.11. Distribusi CJH Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2012
d. P2 Rabies
Populasi anjing yang cukup tinggi di Kota Padang, mengakibatkan
tingginya kasus gigitan dari Hewan Penular Rabies ( HPR ) ini. Untuk
pencegahan terjadinya penyakit rabies, disamping dilakukan pemeliharaan
dan vaksinasi secara rutin dan berkala terhadap HPR tadi, pada setiap
kasus gigitan HPR diberikan VAR sesuai dengan protap. Apabila HPR
tidak bisa diobservasi karena hilang, maka penderita yang digigit HPR
harus diberikan VAR.
Kasus Rabies pada tahun 2012 berdasarkan laporan Puskesmas dan
Rumah Sakit sebanyak 371 kasus agak sedikit menurun dibandingkan
tahun sebelumnya yaitu sebanyak 398 kasus. Yang mendapatkan VAR,
sebanyak 256 kasus, sedangkan tahun 2011 yang mnedapat VAR adalah
278 kasus. Dan kasus yang positif Rabies adalah 3 kasus dan meninggal
juga 3 kasus sama seperti tahun 2011.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
81
Grafik 7.12. Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang mendapat VAR Tahun 2008-2012
Grafik 7.13. Kasus Gigitan HPR Berdasarkan Kelompok Umur Kota padang Tahun 2012
Grafik 7.14. Perbandingan Kasus HPR dan Yang di VAR per
Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
82
e. P2-DBD
Pada tahun 2012 kasus DBD terjadi peningkatan yang cukup
signifikan, mulai awal tahun baru sampai pertengahan tahun, pada bulan
Juli terjadi penurunan kasus, tetapi bulan Agustus kasus DBD kembali
meningkat, sampai akhir tahun 2012, sehingga total kasus pada tahun
2012 adalah 1626, sangat tinggi kenaikan bila dibanding tahun 2011 hanya
965 kasus,dan yang meninggal ada sebanyak 12 kasus ( CFR 0.62%) ,
hasil CFR nya sama dengan tahun 2011 dengan angka CFR 0,62% (6
Kasus)
Kasus terbanyak terjadi pada bulan Febuari 191 kasus , sedangkan
kasus yang paling rendah terjadi pada bulan Juli sebanyak 73 . Kasus
terbanyak terjadi pada wilayah Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 203
kasus, diikuti oleh puskesmas Andalas sebanyak 162 kasus,. Kasus yang
paling sedikit terjadi pada Puskesmas Ikur Koto sebanyak 19 kasus, diikuti
oleh puskesmas Pemancungan sebanyak 13 kasus. Untuk mengantisipasi
terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging focus yang bertujuan
untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap di sarankan
pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di rumah maupun kelurahan
masing – masing .
Dari jumlah kasus diatas bisa dihitung CFR nya yaitu 0,62 % dari
jumlah kasus, dengan insidens rate nya 192/ 100.000 penduduk. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Grafik 7.15. Perbandingan Kasus DBD Di Kota Padang Tahun 2011 – 2012
159155
177
162
199181
73 87 94
133
128
78
6758
37
484345
5863
80
130
169 167
0
50
100
150
200
250
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUS SEPT OKT NOV DES
2012 2011
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
83
Grafik 7.16. Jumlah Kasus DBD per Kecamatan Tahun 2012 di Kota Padang
360
2
325
1
162
2
161
1
153
0
143
1
94
1
91
2
62
0
42
0
33
0
0
100
200
300
400
KRJ KT PT PU NGL LBG PB PS PH LK BGS
PADANG
KASUS MNGL
Grafik 7.17. Jumlah Kasus DBD per Puskesmas Tahun 2012 di Kota Padang
203
0
162
2
159
2
123
0
94
1
88
0
78
0
73
1
73
0
70
1
65
0
62
0
56
1
53
0
50
1
46
0
42
0
42
0
33
0
22
1
19
013
00
50
100
150
200
250
LBY AND BLB KRJ PP NGL AMB ALAI PGB LBG LPI PH RWG AD AA AT LK UKA BGS SP IK PMC
KASUS MNGL
f. Malaria
Kasus penyakit malaria di Kota Padang pada tahun ini lebih rendah
dibandingkan tahun kemaren. Dimana jumlah kasus malaria klinis adalah
251 kasus, sedangkan malaria positif sebanyak 137 kasus. Kasus
terbanyak terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 32 kasus.
Semua Puskesmasnya ada kasus, hal ini perlu diwaspai , untuk
mengantisipasi lonjakan kasus(KLB) seperti yang terjadi di daerah Bungus
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
84
pada tahun 2011. Kasus malaria yang paling tinggi terjadi pada bulan April
sebanyak 25 kasus , sedangkan kasus paling rendah terjadi pada bulan
November sebanyak 1 kasus. Angka cakupan api yang paling tinggi di
Puskesmas Ikur Koto dengan angka API 0.39, dan yang paling rendah
Puskesmas Rawang (API = 0). Sementara kota Padang sendiri APInya
adalah 0.21 untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Grafik 7.18. Perbandingan Kasus Malaria Klinis Dengan Malaria Positif
di Kota Padang Tahun 2008-2012
Grafik 7.19. Jumlah Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
85
Grafik 7.20. Cakupan Angka Positif Indeks malaria Per Puskesmas Di Kota PadangTahun 2012
g. Diare
Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10
penyakit terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan
adalah gastro enteritis yang disebabkan oleh kuman. Penderita yang
berobat ke Puskesmas diobati sesuai dengan prosedur tetap
penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan yang rasional. Pada
tahun 2012 penderita diare pada semua kelompok umur adalah sebanyak
8842 kasus, dengan Insidens Rate 411/1000 pddk sehingga target
pelayanan adalah 348006 o. Sedangkan kelompok umur terbanyak adalah
> 5 tahun sebanyak 6898 kasus, jadi cakupan pelayanan hanya 2.5 %.
Puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Lubuk Buaya
dengan 1017 kasus dan paling sedikit kasusnya adalah Puskesmas Anak
air dengan 141 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
86
Grafik 7.21. Perbandingan Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2008 - 2012
Grafik 7.22. Cakupan Pelayanan Diare per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
87
Grafik 7.23. Persentase Pemakaian Zink Pada Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.24. Perbandingan Kasus Diare antara Bayi, Balita dan Dewasa di Kota Padang Tahun 2012
Pada semua kelompok golongan umur, kasus tertinggi terdapat di
Puskesmas, Kuranji , menyusul Air Dingin dan Padang Pasir.
h. ISPA
Penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) sampai saat ini
masih menempati urutan tertinggi dalam pola sepuluh penyakit terbanyak.
Penanganan kasus ISPA di Puskesmas disesuaikan dengan protap
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
88
penanganan yang sudah baku dan rasional. Jumlah kunjungan kasus
ISPA Bukan Pneumoni tahun 2012 sebanyak 22483 kasus, turun
dibanding tahun 2011 ( 39961 kasus ).
Grafik 7.25. Perbandingan Kasus Penderita ISPA dan Pneumoni di
Kota Padang Tahun 2008 – 2012
Grafik 7.26. Jumlah Kasus Ispa Balita per Puskesmas Kota Padang
Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
89
Grafik 7.27. Pencapaian Penemuan Kasus Pneumoni Balita di Kota Padang Tahun 2008 – 2012
Grafik 7.28. Cakupan Penemuan Penderita Pneumoni per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
i. Kusta
Pada tahun 2012 ditemukan ada 3 kasus penderita kusta di tiga
puskemas, yaitu puskesmas Pengambiran, puskesmas Sebrang padang
dan puskesmas Lubuk Buaya. Dengan Type MB 1 orang dan type PB 2
orang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
90
j. TB Paru
Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita
yang dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana kesehatan.
Perkiraan penderita TB Paru BTA ( + ) 16/1000 penduduk adalah 1349
kasus. Cakupan penemuan penderita TB Paru BTA ( + ) tahun 2012
belum mencapai target , baru 886 kasus( 66.7 % ) dari 70 % yang
ditargetkan. Hal ini turun dibanding tahun yang lalu, hal ini dikarenakan
pencarian suspek masih kurang maksimal, seperti melibatkan DPS dan
Dokter spesialis dan klinik swasta, terlihat angka penjaringan suspek baru
61% dari 100 % yang ditargetkan. Sedangkan untuk kasus TB Paru
kambuh ditemukan sebanyak 17 kasus turun dari tahun 2011 ( 21 kasus ).
Untuk angka kesembuhan untuk tahun 2012 ini 80.4 %, ini terjadi
peningkatan dibanding tahun lalu, tetapi belum mencapai target yang
diharapkan yaitu >85% . Sedangkan angka konversi sampai dengan
triwulan III tahun 2012 sudah melebihi target adalah 92.3 %. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Grafik 7.29. Pencapaian CDR TB per puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
129.3126.9
83.874.1
65.559.5 59.3
5448.6
43.2 41.3 38 34.6 33.3 33.3 33 32.426.5 25.7
209.5
3.8
46.6
65.7
0102030405060708090
100110120130
KR
J
SP
BG
S
LB
Y
UK
RW
PM
C
AN
D
AL
AD
LU
KI
BLG
PG
M
AM
C
NG
L
LB
G
PP
PH
LP
AT
I.K
oto
A.A
ir
PD
G
PD
G+R
S
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
91
Grafik 7.30. Pencapaian Angka Kesembuhan TB per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
k. HIV AIDS
Berbagai upaya untuk memerangi merebaknya HIV/AIDS dan
penyakit menular lainnya di Kota Padang terus dilakukan antara lain
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Komisi Penanggulangan AIDS
(KPA) dengan mengintegrasikan lintas sektor dan LSM Peduli
AIDS, mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan
HIV/AIDS (ODHA), mempercepat pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS pada kelompok resiko tertular, ibu dan anak, memudahkan
ODHA dan penderita IMS untuk memperoleh layanan kesehatan, baik
pemeriksaan laboratorium, maupun untuk memeperoleh obat, dan
perawatan, maka direncanakan untuk melaksanakan Layanan Kesehatan
Berkesinambungan (LKB) ,yang ada di 5 Puskesmas kota Padang, yaitu
puskesmas Sebrang Padang, Bungus, Pauh, Lubuk Buaya dan Air Tawar,
dimana layanan , bukan hanya pengobatan IMS saja, tetapi juga untuk test
HIV, dan pemberian obat ARV, yang biasanya hanya dilakukan oleh RSUP
Dr. M Djamil Padang.
Hasil pendataan kasus di rumah sakit didapatkan kasus AIDS tahun
2012 adalah 42 kasus lebih rendah dibandingkan tahun 2011 sebanyak 64
kasus. Dari 42 kasus, 3 orang sudah meninggal faktor resiko yang paling
banyak adalah heteroseksual sebanyak 24 kasus baru diikuti penasus
sebanyak 8 kasus, sama seperti tahun 2011, heteroseksual faktor resiko
96.1 94.4 94 91.3 90 89.3 89.2 89 89 87 83.3 83.3 83.3 83 79.3 76.1 75 7369
64
8577.5 80.4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
KRJ SP
LBG AD UK PP
BGS
BLG AT
ABC
LUKI
AND AL
PGM PH RW
NGL
LBY
PMC LP
PDG RS
PDG+R
S
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
92
yang pertama, diikuti oleh penasun. Penderita AIDS lebih banyak laki-laki
yaitu 32 kasus ( 76.2% ). Kecamatan yang paling banyak penderita adalah
puskesmas Andalas sebanyak 8 kasus, berbeda dengan tahun 2011,
kecamatan yang kasusnya tinggi adalah Puskesmas Lubuk Buaya dengan
13 kasus, dan jenis pekerjaan yang paling banyak wiraswata sebanyak 11
kasus, sama dengan tahun 2011, Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut :
Grafik 7.31. Perbandingan Kasus HIV, AIDS dan Kasus Meninggal Di Kota Padang Tahun 2008- 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
93
Grafik 7.32. Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2008 – 2011
Grafik 7.33. Proporsi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Golongan Umur Di Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
94
Grafik 7.34. Kasus AIDS Berdasarkan Pekerjaan Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.35. Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang Tahun 2012
l. Filariasis
Pada tahun 2012 sudah dilakukan pengobatan massal filaria
diseluruh kecamatan di Kota Padang, dan ada 3 kecamatan yang sudah
selesai melaksanakan pengobatan massal, yaitu kecamatan Lubuk
Kilangan, kecamatan Lubuk Begalung,dan kecamatan Padang Timur.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
95
Sebelum dilakukan pengobatan massal telah dilakukan sosialisasi
keseluruh pimpinan Puskesmas dan pengelola program serta validasi data
yang dilakukan oleh Puskesmas bekerja sama dengan kader. Jumlah
sasaran pengobatan 677385 penduduk yang berusia diatas 2 tahun , tidak
dalam keadaan sakit berat dan tidak sedang hamil. Sedangkan yang
ditunda pemberian obatnya sebanyak 55140 penduduk.
Hasil pengobatan massal Filariasis tahun 2012sudah mencapai target
yang diharapkan sebanyak 583942 (86.2%), target sasaran adalah 80 %.
Tahun 2012 ditemukan 2 kasus baru, kasus lama sebanyak 33 kasus
yang tersebar dibeberapa kecamatan , jumlah kasus semuanya tahun 2012
adalah 35 kasus yang paling banyak kasus di puskesmas Andalas
sebanyak 7 kasus.
Grafik 7.36. Data Kasus Filariasis Per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
96
Grafik 7.37. Perbandingan Cakupan Pengobatan Massal Filariasis Di Kota Padang Tahun 2008 – 2012
Grafik 7.38. Hasil Pengobatan Massal Filariasis per Puskesmas DI Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
97
2. Seksi Wabah Dan Bencana
Indikator kinerja surveilance adalah kelengkapan dan ketepatan laporan.
Kelengkapan laporan W2 puskesmas tahun 2012 sebesar 80% , sedangkan
ketepatan sebesar 90%. Dibanding tahun 2011 terjadi penurunan dimana
kelengkapan dan ketepatan tahun 2011 kelengkapan laporan W2 sebesar 97%
dan ketepatan 95%. Kelengkapan dan ketepatan masing-masing puskesmas
dapat dilihat dari grafik di bawah ini :
Tabel 7.39. Kelengkapan dan Ketepatan Laporan W2 Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2012
a. Program Surveilans
1) Campak
a) Campak klinis
Selama tahun 2012 kasus campak klinis sebanyak 99 kasus
dengan pengiriman spesimen sebanyak 12 spesimen. Dari 12
spesimen suspect campak hasilnya labolatoriumnya tidak ada yang
positif. Puskesmas yang banyak mengirimkan specimen yaitu
Puskesmas Air Tawar sebanyak 5 Spesimen. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
98
Tabel 7.21. Pengiriman Spesimen Campak Kota Padang Tahun 2012
No Intansi
Pengirim Jlh
Spesimen ( suspect campak )
Hasil Labolatorium
1. Puskesmas Air Tawar
5 Negatif
2. Puskesmas Air Dingin
1 Negatif
3. Puskesmas Belimbing
1 Negatif
4. Pusk Lubuk Buaya
1 Negatif
5. Puskesmas Andalas
1 Negatif
6. Puskesmas Ikur Koto
1 Negatif
7. RS Yos Sudarso
2 Negatif
Target pengiriman specimen adalah sebesar 20% dari kasus
campak klinis. Jika dibandingkan dalam lima tahun terakhir maka
pengiriman spesimen terbanyak adalah pada tahun 2011
sebanyak 59 spesimen.
Grafik 7.40. Perbandingan Kasus Campak Klinis dan Hasil Lab
Positif Di Kota Padang Enam Tahun Terakhir
Proporsi kasus campak terbanyak berdasarkan golongan
umur adalah golongan umur 10-14 tahun. Sedangkan yang paling
sedikit adalah usia > 1 tahun.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
99
Grafik 7.41. Proporsi Kasus Campak Klinis Berdasarkan Golongan Umur Di Kota Padang Tahun 2012
b) KLB Campak
Wilayah yang terkena KLB campak yaitu Kelurahan
Lambung Bukit Wilayah Kerja Puskesmas Pauh. Jumlah kasus
yang dilakukan pelacakan campak sebanyak 54 kasus dan
specimen yang dikirimkan sebanyak 4 spesimen dengan hasil
laboratorium sebanyak 3 kasus positif dan 1 negatif. Untuk itu
rencana tindak lanjutnya adalah :
- Penyelidikan epidemiologi dan fully investigasi
- Penatalaksanaan kasus campak
- Pemberian Vit A untuk seluruh kasus campak
- Rencana pemberian imunisasi campak massal pada usia 9 s/d
59 bulan.
- Rapat lintas sektoral untuk penanggulangan kasus campak
- Penyuluhan kesehatan tentang campak dan cara pencegahan
2) Kasus AFP
Penemuan kaus AFP selama tahun 2012 sebanyak 6 kasus
dengan AFP rate sebesar 3,9 . Dibanding tahun sebelumnya kasus
cenderung menurun. Tahun sebelumnya ditemukan sebesar 11 kasus
dengan AFP rate 5,4. Selama tujuh tahun terakhir kasus AFP terbanyak
terjadi pada tahun 2011.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
100
Grafik 7.42. Penyebaran Kasus Suspek Diphteri Tujuh Tahun Terakhir Di Kota Padang Tahun 2004 – 2012
3) Kasus Keracunan Pangan
Ada tiga kejadian keracunan pangan di kota Padang pada tahun
2013, yaitu:
a) Keracunan pangan tanggal 3 Januari 2012 di Kantor Bank Nagari di
Jalan Pemuda Padang dengan sejumlah 9 penderita dicurigai dari
makanan catering pekerja dan dirawat jalan di RS Yos Sudarso.
Tindakan yang diambil:
Pelacakan kasus ke lapangan
Pengambilan sampel
Pemeriksaan sampel ke laboratorium
b) Kasus keracunan pangan tanggal 7 Agustus 2012 di Kelurahan
Surau Gadang Kecamatan Nanggalo telah terjadi sejumlah 6
penderita ( 5 orang anggota keluarga dirawat di RSUP M. Djamil
Padang ) dan sejumlah 1 kematian tersangka keracunan pangan,
dengan gejala muntah – muntah, berak – berak, sakit perut dan
kejang – kejang. Tindakan yang telah diambil adalah :
Pelacakan kasus ke lapangan
Pengambilan sampel
Pemeriksaan sampel ke laboratorium
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
101
c) Kasus keracunan pangan tanggal 6 Desember 2012 di Kel Kuranji,
Korong Gadang, Balai Baru Kecamatan Kuranji telah terjadi sejumlah
5 penderita di wilayah Puskesmas Belimbing dan sejumlah 9
penderita (termasuk 1 kematian tersangka keracunan pangan) di
wilayah Puskesmas Kuranji, dengan gejala muntah – muntah, berak
– berak, sakit perut dan kejang – kejang. Tindakan yang telah diambil
adalah :
Pelacakan kasus ke lapangan
Pengambilan sampel
Pemeriksaan sampel ke laboratorium
b. Program Penyakit Tidak Menular Utama Dengan Faktor Resiko
Lima penyakit tidak menular utama antara lain : penyakit jantung dan
pembuluh darah, diabetes mellitus, penyakit kronis, penyakit kanker dan
gangguan akibat kecelakaan dan cedera. Dinas kesehatan kota Padang
melaksanakan pengumpulan data penyakit tidak menular termasuk dalam
laporan STP bulanan khusus yg terdiri dari laporan PTM kasus baru, kasus
lama dan kematian. Ada dua belas penyakit yg didata yaitu :
Tabel 7.22. Jenis Penyakit yang dilaporkan dalam laporan PTM bulanan Puskesmas tahun 2012
No. Jenis Penyakit 1. Hypertensi 2. Penyakit Jantung Koroner 3. Stroke 4. Diabetes Melitus 5. Kanker Leher Rahim 6. Kanker Payudara 7. PPOK 8. Asthma 9. Osteoporosis 10. Gagal Ginjal Kronik 11. Kecelakaan Lalu Lintas Darat 12. Penyakit lain
Kunjungan penderita hipertensi tahun 2012 merupakan kunjungan
tertinggi yaitu sebanyak 20619 kunjungan. Kemudian diikuti oleh diabetes
mellitus (4981 kunjungan), asma (4425 kunjungan) dan penyakit jantung
koroner (2749 kunjungan). Kunjungan terbanyak pada golongan umur 45 –
54 tahun, hal ini ditunjang oleh kebiasaan seperti merokok, diet tidak sehat
serta hiperkolesterol.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
102
Grafik 7.43. Jumlah kunjungan hipertensi tahun 2012
Grafik 7.44. Jumlah kunjungan Penyakit Jantung Koroner tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
103
Grafik 7.45. Jumlah kunjungan Diabetes Melitus tahun 2012
Grafik 7.46. Jumlah kunjungan Asma tahun 2012
c. Program Penanggulangan Bencana
Kota padang mengalami tiga kali banjir bandang, yaitu:
1) Banjir bandang, 24 Juli 2012
Banjir pertama di kelurahan Limau Manis, Limau Manis Selatan
dan Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh wilayah Puskesmas
Pauh. Banjir bandang terjadi karena luapan sungai Batang Kuranji dan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
104
sungai Lubuk Kilangan melingkupi tiga kecamatan Pauh, Nanggalo dan
Kuranji namun tidak ada korban jiwa, hanya 80 KK mengungsi dan
puluhan rumah rusak berat. Dampak banjir dirasakan oleh Kecamatan
Nanggalo (Nanggalo, Tabing Banda Gadang dan Gurun Laweh) , Kec
Lubuk Begalung (Parak Laweh dan Batung Taba) , Kec Lubuk Kilangan
(Ulu Gadut, Banda Buaek, Padang Basi,Tarantang) .
2) Banjir Bandang, 15 Agustus 2012
Banjir kedua pada kelurahan Lambung Bukit Rukun Warga Batu
Busuk Kecamatan Pauh wilayah puskesmas Pauh. Pada kejadian kedua
ini terdapat korban jiwa empat orang meninggal (satu keluarga terdiri
dari bapak dan tiga orang anak)
3) Banjir Bandang, 3 Desember 2012
Banjir ketiga pada kelurahan Batung Taba Kecamatan Lubuk
Begalung dengan 40 KK mengungsi. Dinas Kesehatan memberikan
pelayanan kesehatan dengan membuka Pos Pelayanan dan P3K,
memberikan MP-ASI bagi Balita dan Lansia, melakukan penyehatan
lingkungan dan penyuluhan.
3. Seksi Kesehatan Lingkungan
Sesuai tugas pokok dan fungsi Seksi Kesehatan Lingkungan dalam
mencapai tujuan program dapat dibagi kedalam beberapa kegiatan yang
dirumuskan kedalam beberapa program sebagai berikut :
a. Penyehatan Lingkungan
Program penyehatan lingkungan diuraikan melalui beberapa kegiatan
seperti Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan (SPL) . Kegiatan
ini ditujukan terhadap rumah yang ada di masing- masing wilayah kerja
Puskesmas melalui kegiatan inspeksi terhadap sanitasi dasar yang meliputi
cakupan penggunaan jamban yang memenuhi syarat, cakupan sarana air
bersih memenuhi syarat, pengelolaan / tempat sampah memenuhi syarat
dan pengelolaan air limbah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil survey
perumahan dan lingkungan diatas yang diselenggarakan oleh masing-
masing Puskesmas sesuai wilayah kerjanya diketahui bahwa Puskesmas
Lubuk Buaya mempunyai jumlah rumah yang paling banyak, mencapai
angka tertinggi pemeriksaan melalui inspeksi sanitasi bisa dilihat pada tabel
berikut . Untuk Kota Padang total dari total jumlah 154571, memenuhi syarat
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
105
mencapai 73,6 % atau setara dengan angka absolut 53834 rumah dari total
jumlah rumah yang diperiksa, dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 7.47. Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.48. Persentase Pengawasan Sanitasi dan Perumahan Lingkungan
di Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
106
Grafik 7.49. Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012
b. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
Pada tahun 2012 kegiatan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
(TPM), dari jumlah yang ada sebanyak 3077 buah didapatkan 1938 yang
sehat dari jumlah diperiksa 2735 buah, sedangkan untuk puskesmas yang
yang melakukan pengawasan yang mencapai target adalah Puskesmas Alai
dan Pauh yaitu 100% dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 7.50. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
107
Grafik 7.51. Perbandingan TPM Yang Diperiksa dari Yang Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.52. Persentase Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
108
Grafik 7.53. Persentase Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Diperiksa di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
c. Pengawasan Tempat Tempat Umum
Pada tahun 2012 kegiatan Pengawasan Tempat Tempat Umum dapat
dilihat dalam grafik dibawah ini, adapun pemeriksaan dilakukan terhadap
seluruh sarana Tempat- tempat umum yang ada di wilayah masing- masing
Puskesmas dibawah ini :
Grafik 7.54. Pengawasan Tempat -Tempat Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
109
Grafik 7.55. Pengawasan Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat di Kota Padang Tahun 2012
d. Pengawasan Kualitas Air
Pengawasan kualitas air dilaksanakan melalui kegiatan pemeriksaan
terhadap sarana air bersih masyarakat di masing- masing wilayah kerja
Puskesmas. Untuk sarana air bersih memenuhi syarat terlihat Puskesmas
Ambacang mencapai angka tertingi memenuhi syarat dengan 107,9 % dari
total sarana yang diperiksa sedangkan sarana air bersih terendah
memenuhi syarat 34,7 % di wilayah kerja Pukesmas Pegambiran dan Kota
Padang sudah mencapai 84,8 %. Sedangkan untuk jamban memenuhi
syarat masih terdapat di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo dan Lapai
mencapai 100 % dari total sarana yang diperiksa, sedangkan capaian
terendah sarana terendah Puskesmas Pauh dengan 29, 3 % dari total
sarana yang diperiksa dan untuk Kota Padang mencapai 71,2 % dari total
sarana diperiksa.
Pencapaian indikator saluran pembuangan air limbah memenuhi
syarat dicapai tertinggi juga oleh Puskesmas Andalas, Ulak Karang,
Nanggalo 100 % dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas
Pauh 22,7 % sedangkan untuk Kota Padang baru mencapai 73,7 %
memenuhi syarat dari total sarana diperiksa. Indikator Tempat Sampah
memenuhi syarat dicapai tertinggi Puskesmas Rawang, Nanggalo dan Lapai
100 % dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas Lubuk Buaya
9,9 % memenuhi syarat dari jumlah total sarana diperiksa sedangkan untuk
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
110
Kota Padang mencapai 68,7 % memenuhi syarat dari total sarana yang
diperiksa. Seluruh indikator- indikator tersebut merupakan persyaratan untuk
menentukan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas dan Kota Padang,
pencapaian tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 7.56. Persentase Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat di Wilayah
Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.57. Persentase Jamban Memenuhi Syarat di Wilayah kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
111
Grafik 7.58. Persentase Saluran Pembuangan Air Limbah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
Grafik 7.59. Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
e. Pengawasan Kualitas Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU )
Di Kota Padang tahun 2012 terdapat 547 Depot air minum isi ulang,
dan telah dilaksanakan pengawasan melalui inspeksi sanitasi secara
ekternal oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja masing- masing dan
Dinas Kesehatan Kota serta secara internal pengawasan pengambilan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
112
sampel yang dilaksanakan oleh pemilik depot air minum dengan parameter
kimia satu kali dalam setahun dan bakhteri satu kali dalam 3 (tiga) bulan
secara rutin. Pada tahun 2011 terdapat 603 depot jika dibandingkan dengan
tahun 2012 terdapat 547 depot. Kalau dilihat dari data tersebut terjadi
penurunan jumlah depot yang disebabkan oleh banyaknya depot yang
ditutup oleh pemiliknya.
Depot yang melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai ketentuan
hanya 40 % dari jumlah depot yang ada. Hal ini disebabkan masih
rendahnya kesadaran dan peran serta pemilik sarana dalam malaksanakan
internal kontrol dengan berbagai alasan seperti besarnya biaya pemeriksaan
dan hal- hal non teknis lainnya. Adapun kriteria sampel diambil untuk
dilakukan pemeriksaan kualitas air secara bacteriologis dan kimia. Air
dianggap memenuhi syarat secara bacteriologis apabila angka E – Coli di
dalam air nol. Sedangkan secara kimia harus bebas dari bahan kimia yang
mengandung logam berat. Sampel depot isi ulang ini yang disampling
adalah sumber air baku ( belum diolah ) dan air setelah di olah atau yang
akan dikonsumsi langsung oleh masyarak.
Beberapa hal telah dilakukan adalah menurunkan kewenangan
pengawasan dari DKK ke ketingkat Puskesmas dengan konsep
kewilayahan, melaksanakan koordinasi secara lintas sektor dalam
pembinaan seperti dengan SKPD Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pertambang Energi dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KP2T
Pemerintah Kota Padang serta melakukan pembinaan melalui edaran
kembali ketentuan dan peraturan tentang hak dan kewajiban
penyelenggaraan Depot Air Minum.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
113
Grafik 7.60. Pengawasan Depot Air Minum (DAMIU) di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2012
D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
1. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
a. Program Gizi
Dalam melaksanakan program gizi standart pelayanan minimal
berdasarkan target indikator MDGs 2011 – 2015 berdasarkan Kemkes 2012
Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010 – 2014, Direktorat Jendral
Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Jakarata : Kemkes.p.2
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pelaksanaan program yang
berbasis kinerja target 2012 sebagai berikut :
1) Pendidikan Gizi
Peningkatakan pengetahuan, pemahanan dan keterampilan
petugas dalam memberikan pelayanan penanganan gizi yang berkulaitas
dengan memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat terkait
upaya perbaikan gizi. Kegiatannya adalah :
a) Pengembangan dan Pengadaan Penyuluhan Gizi ke Masyarakat
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan bekerja
sama dengan lintas program terutama dengan pemegang promkes
dan pembina wilayah. Kegiatan ini biasanya dilakukan di Puskesmas
(dalam gedung) maupun di posyandu (luar gedung). Kunjungan
Posyandu adalah ibu-ibu yang mempunyai balita serta ibu- ibu hamil.
Melalui kegiatan penyuluhan di Posyandu ini diharapkan ibu-ibu dapat
mengetahui dan melakukan perilaku gizi di dalam keluarga.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
114
Penyuluhan dengan memberikan materi-materi beragam yang
berhubungan dengan masalah gizi tetapi sebagian besar penyuluhan
ini belum jalan secara maksimal di posyandu. Oleh karena itu
diharapkan dengan adanya kelas ibu hamil, kelas ibu balita, dan
melalui konseling dan pojok gizi yang ada di Puskesmas. Diharapkan
dengan adanya kegiatan ini baik di Posyandu maupun di Puskesmas
diharapkan permasalahan gizi yang ditemui dapat teratasi dengan
baik.
b) Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
Dalam penanggulangan KVA ini dilakukan kegiatan pemberian
Vitamin A secara rutin kepada bayi ( 6 – 11 bln ) dan anak balita ( 1
– 5 thn ) yang diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Pemberian
Vit A pada Bulan Februari untuk bayi (6-11 bulan) Kota Padang sudah
tercapai target yaitu 84.92% dari target yang ditetapkan 80%,
sementara untuk anak balita hasil yang dicapai sebesar 81.05%
Sedangkan untuk pencapaian pada Bulan Agustus 2012 terlihat bayi
(6- 11 bln) 81.92% dan 80.52% untuk anak Balita. Puskesmas yang
belum mencapai target yang ditetapkan adalah Puskesmas Air Tawar,
Ulak Karang, Lubuk Begalung, Anak Air dan Lubuk Buaya.
Hal ini disebabkan karena sasaran yang diberikan berdasarkan
data BPS terlalu tinggi dari sasaran yang sebenarnya, karena wilayah
kerja Puskesmas Air Tawar merupakan wilayah yang penduduknya
sebagian besar adalah mahasiswa yang mana wilayah Air Tawar
adalah daerah yang mempunyai 2 buah perguruan tinggi. Secara rinci
pencapaian cakupan Vit A kota Padang adalah sebagai berikut :
Tabel 7.25. Hasil Pencapaian Vit A Bayi dan Anak Balita Kota Padang Bulan Feb & Agus Tahun 2012
No
Bulan
Sasaran
Pencapaian Bayi
Pencapaian A. Balita
Bayi A.Balita ABS % ABS %
1 Februari 10.567 69.055 8.973 84.92 55.972 81.05
2 Agustus 10.567 69.055 8.656 81.92 55.600 80.52
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
115
Jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelummnya (2007-
2012) terlihat pada grafik di bawah ini :
83,3 83,3
81,8
84,2
82
81,45
80
81
82
83
84
85
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Grafik 7.61. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59 Bln) Kota Padang
Tahun 2007 - 2012
Terlihat pada grafik di atas pendistribusian kapsul vitamin A
selama 5 tahun (2007-2012) tidak mengalami penurunan tetapi pada
tahun 2010 terjadi penurunan sampai dengan 2012 (81.45%).
Berdasarkan hasil tersebut perlu ditingkatkan kembali kerja sama
dengan linstas program dan lintas sector terutama pada bidan praktek
swasta dan juga balai pengobatan lainnya, selain itu perlu juga
ditingkatkan pencatatan dan pelaporan oleh tenaga gizi dan juga
Pembina wilayah posyandu di masing-masing Puskesmas yang ada di
Kota Padang.
Pemberian kapsul vitamin A tidak hanya diberikan untuk balita
saja tetapi juga untuk ibu nifas sebanyak 2 kapsul yaitu setelah
melahirkan dapat 1 kapsul dan setelah 24 jam mendapatkan 1 kapsul
berikutnya. Jika dilihat selama 2007-2012 berturut-turut seperti grafik
dibawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
116
75,2 78,8 79,2 82,6 94,3 89,86
0
20
40
60
80
100
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Grafik 7.62. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vit.A Ibu Nifas Kota Padang Tahun 2007-2012
Dari grafik terlihat tren pendistribusian kapsul vitamin A ibu nifas
cendrung meningkat walaupan sangatlah sedikit meskipun belum
mencapai target yang diharapkan (80%). Hal ini disebabkan masih
kurangnya penyuluhan kepada bidan praktek swasta dan bidan yang
bertugas di klinik bersalin Puskesmas tentang pentingnya pemberian
vitamin A. Selain itu penyuluhan tentang pentingnya pemberian vitamin
A dapat dilakukan langsung kepada ibu hamil terutama pada saat
trimester terakhir (ANC IV) dan juga pada saat kegiatan kelas ibu hamil
dengan memberikan materi tentang pentingnya kapsul vitamin A pada
saat nifas.
c) Penanggulangan Anemia Gizi Besi
Penanggulangan anemia gizi besi dilakukan kegiatan pemberian
tablet Fe kepada ibu hamil dan ibu nifas. Pemberian tablet Fe ini
dimaksudkan agar ibu hamil tidak mengalami anemia semasa hamil
dan perdarahan waktu melahirkan dan ibu nifas tidak anemi karena
telah banyak kehilangan darah sewaktu melahirkan. Pemberian Fe ini
sangat penting karena pada umumnya ibu hamil kurang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Fe sehingga perlu
diberi tambahan dari tablet Fe. Pemberian Tablet Fe ini diberikan
kepada semua ibu hamil sebanyak 90 tablet. Pemberian Fe ini seiring
dengan kunjungan ibu hamil K1 dan K4, dimana Fe 1 diberikan pada
saat K1 dan Fe3 diberikan saat K4. Untuk Kota Padang pencapaian
pemberian Fe 3 terlihat pada grafik :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
117
Grafik 7.63. Cakupan Pendistribusian Fe 3 Ibu Hamil Kota Padang
Tahun 2007 - 2012
80,6
86,7
90,7589,15
87,3
92,2
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Cakupan pendistribusian Fe 3 untuk ibu hamil terlihat tern naik
untuk sejak tahun 2007 sampai tahun 2012 dan telah mencapai target
90%. Secara kuantitas penditribusian tablet Fe ini telah mencapai
target tetapi secara kualitas masih perlu dilakukan pembinaan dan
penyuluhan kepada ibu hamil untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe
sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Diharapkan pada tahun – tahun
mendatang untuk membentuk kader pendamping bagi ibu hamil, dan
juga dapat melibatkan anggota keluarga ibu hamil untuk menjadi
pendamping ibu hamil terutama dalam hal konsumsi tablet Fe dan
kegiatan lainnya.
d) Asi Ekslusif
Asi ekslusif adalah pemberian hanya Asi saja kepada bayi sejak
lahir sampai umur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain,
kecuali obat, vitamin dan mineral. Pengumpulan data ASI ekslusif
dilakukan 2 kali setahun yaitu bulan Februari dan Agustus.
Pengumpulan data dilakukan oleh bidan, kader, petugas gizi, pembina
wilayah serta petugas puskesmas lainnya. Sumber data ASI ekslusif
dapat berasal dari buku KIA, kohor bayi serta pencatatan lain yang ada
di Puskesmas khusunya pada pemegang program KIA Anak maupun
Imunisasi, serta pencatatan dari bidan praktek swasta.
Berdasarkan hasil pemantauan pemberian ASI eklsusif terlihat
62,4% dari target 70%. Jika dibandingkan dengan tahun 2011
mengalamai penurunan sebesar 9.54%. Oleh sebab itu perlu
ditingkatkan pemberian konseling ASI baik melalui kegiatan pojok gizi
di Puskesmas, kunjungan rumah pada saat kunjungan neonatus, serta
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
118
melakukan pembentukan kelas ibu balita. Selain itu perlu peningkatan
promosi dan advokasi tentang peningkatan pemberian air susu ibu
dengan lintas sektor maupun lintas program, melakukan pembinaan
dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kota kepada petugas gizi yang
telah dilatih sebagai konselor ASI.
2) Penanggulangan Kasus Gizi buruk
Dalam penanggulangan kasus gizi buruk yang terjadi pada balita
dilakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan ( PMT-P )
yang bertujuan untuk meningkatkan berat badan balita sehingga
mencapai status gizi yang lebih baik. Pemberian PMT dilakukan melalui
dana APBD Kota Padang berupa pemberian susu untuk bayi dan anak
balita (dancow, lactogen) susu ibu hamil (Mom Nestle), MP-ASI Biskuit
(Sun) dan bubur susu Nestle. Selain itu penanggulangan balita gizi buruk
juga mendapatkan bantuan MP-ASI dari Dinas Kesehatan Propinsi.
Selama tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang menemukan
balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM/) atau dengan
indicator BB/U sebanyak 488 balita (0.91%) yang ditemukan di posyandu
di seluruh wilayah kerja Puskesmas se kota Padang. Balita BGM yang
ditemukan di Posyandu adalah balita yang hanya mengalami
permasalahan dalam pertumbuhan, karena hasil penimbangan di
Posyandu bukan untuk penentuan status gizi melainkan untuk melihat
pertumbuhan balita setiap bulannya. Oleh kerana itu data balita BGM
yang ada dilakukan kembali validasi data terutama data antropometri
sehingga dapat di tentukan status gizi balita. Balita yang telah ditentukan
status gizi dilakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan
(PMT) selama 3 bulan berupa biscuit, bubur susu dan susu. Balita BGM
yang ditemukan ada yang disertai dengan penyakit penyerta seperti diare,
ISPA, Suspect TB, dan penyakti penyerta lainnya. Selain data balita BGM
Dinas Kesehatan Kota Padang juga telah menemukan balita kasus gizi
buruk (Kurus sekali) dengan indicator BB/TB sebanyak 98 kasus dengan
rawat inap di puskesmas Nanggalo sebanyak 10 kasus dan yang
meninggal sebanyak 1 kasus dari Puskesmas Andalas. Rincian kasus
yang dirawat di Puskesmas Nanggalo adalah :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
119
Tabel 7.26. Jumlah Kasus Gizi Buruk yang di Rawat Inap (HC Nanggalo, RSUD
dan RSUP Tabel 7.27.Jumlah Kasus Gizi Buruk yang di rawat inap (Hc.Nanggalo,RSUD dan
RSUPNo Nama Tgl lhr
/Umur
BB TB St GZ Jns Peny Rujukkan dari…
ke/Kblnet
1. Nando 4 Bln 4 58 BB/U:BB sgt kurang
BB/TB: Kurus Sekali
ispa Pusk.A.Dgn (plg paksa) 1
hr
2 Safira 22 bln 6.5 74 BB/U:BB sgt kurangBB/TB: Kurus Sekali
Demam tinggi Pusk.Lapai(Plg Paksa) 2 hr
3 Cinta 8 bln 6 69 BB/U:BB sgt kurangBB/TB: Kurus Sekali
Ikur Koto19 hari rwt inap
4 Okta
Selviana
8 bln 3.5 54 BB/U:BB sgt kurang
BB/TB: Kurus Sekali
Digrosepalus Andalas
Mnggal bln Okt 4 hr RujukRSUD
5 Mirna 7 bln 4.5 68 BB/U:BB sgt kurangBB/TB: Kurus Sekali
Diare A.Dingin23 hr rwt nggl
6 Egi Tanjung 17 bln 6.7 72.5 BB/U:BB sgt kurang
BB/TB: Kurus Sekali
Dehidrasi A.Dgn rujuk ke RSUP 1
hr Plg Paksa
7 Qurota Ayuni 9 bn 5,25 64 BB/U:BB sgt kurangBB/TB: Kurus Sekali
Anak Air 21 hr rwt nggl
8 Alif 9 bln 4.3 65 BB/U:BB sgt kurang
BB/TB: Kurus Sekali
Bronchopenomo
ni
Ikur Koto 22 hr rwt nggl
rujuk RSUD
9 Anugrah 15 bln 6.2 68 BB/U:BB sgt kurang
BB/TB: Kurus Sekali
Bronchopenomo
ni
Seb.Padang,
20 hr rwt nggl
10 Alfino 13 bln 5.6 67.8 BB/U:BB sgt kurang Kelainan Usus Pauh, 10 hr rwt nggl
Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Nanggalo sebagai
Puskesmas rawatan balita gizi buruk adalah konsultasi dengan dokter
spesialis anak bekerja sama dengan rumah sakit M.Djamil Padang untuk
melakukan penangan balita gizi buruk baik rawat inap maupun rawat
jalan, sebagai Puskesmas konsulen bagi Puskesmas lainnya dalam hal
penanganan balita gizi buruk rawat jalan, pemeriksaan laboraturium,
penyuluhan kepada orang tua atau pendamping balita gizi buruk, serta
melakukan rujukan ke rumah sakit jika balita mempunyai penyakit
penyerta yang tidak dapat ditangani di Puskesmas Nanggalo. Selama
rawat inap balita gizi buruk diberikan perlakukuan sesuai dengan
penangan kasus gizi buruk selama beberapa hari sampai kondisi balita
tersebut menjadi gizi kurang atau gizi baik dan selanjutnya dipulangkan
untuk dilakukan rawat jalan dengan konsultasi tetap ke Puskesmas
Nanggalo serta tetap dipantau oleh tenaga gizi dan dokter puskesmas
masing-masing.
Berdasarkan data di atas (tabel 7.26) dari 98 kasus yang ditemukan
hanya 10 kasus yang dilakukan rawat inap hal ini disebabkan factor
ekonomi keluarga balita gizi buruk (keluarga gakin), petugas kesehatan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
120
masih kurang melakukan sosialisasi kepada balita gizi buruk dengan
penyakit serta factor lainnya. Jumlah hari rawatan pasien balita gizi buruk
yang dirawat rata-rata selama 12 hari di Puskesmas Nanggalo, hal ini
disebabkan pulang paksa sebanyak 3 orang, dan dirujuk ke rumah sakit
sebanyak 3 orang. dan dilanjutkan dengan pemantauan balita gizi buruk
di masing-masing puskesmas. Oleh sebab itu perlu dilakukan penyuluhan
dan motivasi kepada keluarga balita gizi gizi buruk baik oleh petugas
kesehatan, pembina wilayah, kader, PKK serta lintas sector terkait lainnya
sehingga penanganan balita gizi buruk dapat dilakukan sesuai dengan
tatalaksana gizi buruk yang ada.
Tabel 7.27. Perkembangan Kasus Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2012
No Jml Kasus
Status Gizi Meninggal Normal % Krs % Krs.S %
98 68 69.4 16 16.3 14 14.3 1
3) Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( Gaky )
a) Pemeriksaan Garam Beryodium dimasyarakat
Penanggulangan akibat kekurangan yodium dilakukan dengan
cara pemeriksaan garam di masyarakat dan pasar kecamatan.
Pemeriksaan ini dilakukan pada bulan Februari dan Agustus dengan
jumlah sampel sebanyak 2.432 rumah tangga, pada bulan Februari
dengan jumlah sampel tersebut 2.261 (93.0%), 15 sampel (17,9%)
yang tidak mempunyai yodium. Sedangkan pada bulan Agustus jumlah
sampel sebanyak 2.432 dengan hasil pemeriksaan sebanyak 2.270
(93.3%) dengan yodium tidak ada sebesar 27.5% (15) sampel. Selain
itu pemeriksaan garam di masyarakat juga dilakukan di pasar
kecamatan dengan melibatkan lintas sektor yang ada seperti Bappeda,
Perindag, dinas Pasar, serta sektor terkait lainnya. Pemeriksaan
garam dilakukan pada penggiling cabe baik dalam skala besar maupun
kecil serta penjual garam baik di toko maupun di penjual skala kecil.
Pemeriksaan garam dilakukan untuk jenis garam kasar dan halus
dengan menggunakan yodina test untuk menguji ada tidaknya yodium
dalam garam.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
121
Meskipun telah terjadi perbaikan di masyarakat dalam
mengkonsumsi garam beryodium tetapi masih perlu ditingkatkan
kewaspadaan oleh Tim Pokja Gaky Kota Padang karena masih
ditemukan dimasyarakat yang mengkonsumsi garam tidak
mengandung yodium, Penyebabnya antara lain masih minimnya
penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium dan
cara penyimpanan garam yang mengandung yodium ke masyarakat,
penyebabnya antara lain masih minimnya penyuluhan tentang
pentingnya penggunaan garam beryodium dan cara penyimpanan
garam beryodium ke masyarakat. Penanggulangan GAKY bukan saja
masalah dinas kesehatan tetapi banyak lintas sektor yang terkait
contohnya deperindag yang lebih berwenang dalam peredaran garam
di pasaran, begitu juga dengan lintas sektor lain seperti Dinas Pasar,
Bappeda yang tergabung dalam Pokja Gaky.
b) Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium
Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium ( KMB ) tidak
dilakukan berdasarkan indtruksi dari kementrian kesehatan .
4) Usaha Perbaikan Gizi Institusi
Usaha Perbaikan Gizi Institusi adalah kegiatan program gizi yang
dilakukan kepada institusi seperti sekolah, panti, industri dan lembaga
pemasyarakatan. Untuk kegiatan gizi institusi ini masih belum maksimal
berjalan karena petugas gizi yang masih satu orang di masing-masing
Puskesmas. Kegiatan gizi institusi ini baru terlaksana pada sekolah yaitu
dengan melaksanakan Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan
Anak Sekolah ( PMT-AS ). Dalam hal ini petugas gizi bertugas
menentukan kecukupan gizi makanan kudapan sesuai dengan yang
dianjurkan. Kota Padang sekolah yang mendapat PMT-AS sebanyak 13
sekolah.
5) Pemantauan Status Gizi (PSG)
Pemantauan Status gizi ini merupakan kegiatan pengukuran berat
badan dan tinggi badan balita untuk mengetahui status gizi balita di Kota
Padang. Berdasarkan status gizi balita yang diukur tersebut akan
diketahui prevalensi status gizi balita kota Padang. PSG ini dilakukan satu
kali dalam setahun dan prevalensi inilah yang dipakai untuk
menggambarkan wilayah kecamatan di kota Padang. Pelaksanaan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
122
Pemantauan Status Gizi (PSG) dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan kadarzi. Kegiatan PSG dilakukan dengan
menggunakan dana APBD Propinsi Sumatera Barat tahun 2012..
Pelaksanaan kegiatan PSG ini berjumlah sebanyak 3300 sampeldi
wilayah kerja puskesmas di Kota Padang.
Berdasarkan hasil PSG tersebut prevalensi balita sangat kurang
(BB/U) sebesar 3.26% jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar
1,76% keadaan ini meningkat dibandingkan dengan keadaan tahun lalu.
Selain itu prevalensi balita kurus sekali sebesar 3.38% keadaan ini
meningkat dibandingkan tahun lalu (grafik 5 tahunan 2007 – 2012). Data
lengkap perkecamatan dapat dilihat dalam lampiran laporan tahunan ini.
Grafik 7.64. Prevalensi Status Gizi BB.Sngt Kurang (BB/U), Sgt Pdk (TB/U), dan
Kurus Sekali (BB/TB) di Kota Padang (2007-2012)
2,2 2,5 2,33,68
1,763,26
0
16,09
10,27
0
6,27
12,94
1,5
1,6
0,7
2,20,1
12,94
0
5
10
15
20
25
30
35
2007 2008 2009 2010 2011 2012
BB/U TB/U (Sgt.Pdk) BB/TB
Dari grafik terlihat semua indikator pada tahun 2012 cendrung
meningkat dari tahun 2011, oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan
dan pembinaan di seluruh puskesmas yang ada di wilayah Kota Padang,
meningkatkan kerja sama dengan lintas sektor dan program, melakukan
pemantuan pertumbuhan (kegiatan surveilans) setiap bulan di posyandu.
Selain prevalensi status gizi, hasil PSG ini juga menunjukan daerah
rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian baik lintas sektor dan
program seperti tabel di bawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
123
Tabel 7.28. Gambaran Kecamatan Rawan Gizi Tahun 2008 – 2012
No Kecamatan Rawan Gizi 2008 2009 2010 2011 2012
1 Kuranji Kuranji Kuranji - - 2 Padang
Selatan Padang Selatan
Padang Selatan
Padang Selatan
-
3 Padang Timur
- - - -
4 - Padang Barat
Padang Barat
- Padang Barat
5 Lubuk Begalung
Lubuk Begalung
Lubuk Begalung
-
6 - Lubuk Kilangan
Lubuk Kilangan
- Lubuk Kilangan
7 Koto Tangah Koto Tangah
- Koto Tangah
-
8 - - - Pauh - 9 - - - - Nanggalo
10 - - - - Bungus
Berdasarkan tabel di atas, kecamatan rawan gizi (Gizi Buruk +
Kurang) indikator BB/U yang tinggi >15% tahun 2012 terlihat Kecamatan
Nanggalo dan Bungus merupakan kecamatan yang perlu mendapatkan
perhatian, hal ini disebabkan karena kecamatan tersebut merupakan
kecamatan rawan gizi yang baru terdata pada tahun 2012. Selain itu
yang perlu mendapatkan perhatian baik lintas sektor maupun lintas
program adalah kecamatan Padang Barat dan Lubuk Kilangan, hal ini
disebabkan selama tiga tahun berturut-turut merupakan kecamatan
rawan gizi. Jika dibandingkan dengan data kemiskinan di Kota Padang
seperti terlihat tabel :
Tabel 7.29. Jumlah Penduduk Miskin di Kota Padang Tahun 2012
No
Kecamatan
Peserta Jamkesda Jamkesmas
1 Koto Tangah 5.232 31.179 2 Padang Utara 2.294 12.656 3 Padang Barat 1.161 14.269 4 Padang Timur 2.777 19.528 5 Padang Selatan 1.239 17.075 6 Nanggalo 3.088 10.436 7 Kuranji 3.132 25.118 8 Pauh 1.134 11.517 9 Lubuk Kilangan 2.832 7.251 10 Lubuk Begalung 4.249 27.251 11 Bungus 846 8.721 Padang 27.984 185.001
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
124
Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk miskin terlihat pada
kecamatan rawan gizi seperti Kecamatan Nanggalo, Padang Barat,
Lubuk Kilangan dan Bungus. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kembali
SKPG di Kota Padang yang beranggotakan lintas sektor seperti
pertanian, ketahanan pangan, deperindag serta instansi lainnya. Selain
itu perlu juga ditingkatkan pemantauan wilayah setempat diwilayah kerja
Puskesmas sehingga balita kurang gizi secepatnya tertanggulangi
dengan baik.
Selain kegiatan PSG juga dilakukan kegiatan penimbangan
secara rutin setiap bulan di seluruh posyandu di wilayah kerja
puskesmas. Tahun 2012 kunjungan balita ke posyandu atau partisipasi
masyarakat ke posyandu (D/S) sebesar 62.13%. Keadaan ini belum
tercapai target yang diahrapkan (75%) dan keadaan ini mengalami
penurunan dibanding tahun 2011. Jika dibandingkan selama beberapa
tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Grafik 7.65. Cakupan Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Se Kota Padang Tahun 2007-2012
43,9 42,4
51,07
57,92
66,0662,13
77,2 78,381,67 83,54
86 86,11
2,06 2,2 1,24 1,06 0,9 0,910
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2007 2008 2009 2010 2011 2012
D/S N/D BGM/D
Berdasarkan grafik di atas terlihat grafik pencapaian N/D dan
BGM/D tidak mengalami perubahan secara signifikan dari keadaan
tahun 2011 dan 2012, kecuali pada grafik D/S yang mengalmi
penurunan dibandingkan tahun 2011. Diharapkan untuk tahun – tahun
selanjutnya terutama pada cakupan D/S perlu mendapatkan perhatian
baik di lintas sektor maupun di lintas program. Meskipun data BGM/D
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
125
terus mengalmi penurunan tetapi tetap perlu ditingkatkan kegiatan
surveilans gizi maupun pemantauan wilayah setempat, hal ini berguna
untuk mengantisipasi terjadinya balita gizi buruk kurus sekali.
Jika dilihat secara perpuskesmas pencapaian indikator SKDN
terlihat seperti grafik di bawah ini :
Grafik7.66. Pencapaian Indikator SKDN (D/S,N/D dan BGM/D) Per Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2012
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
D/S (75%) N/D (85%) BGM/D (< 5%)
D/S (75%) 61,1 67,4 82,8 42,1 74,8 69,3 55,1 78,5 33,3 60,2 32,2 59 71,6 67 43,9 59,1 70 65,3 61,3 61,3 67 65,6 62,1
N/D (85%) 91,8 81,5 91,5 88,5 74,1 79,6 81,4 85,1 71,1 77,7 93,3 86 92,8 82,8 94,1 80,4 78,7 91 83,5 80 96 71,9 86,1
BGM/D (< 5%) 1,41 0,62 0,47 0,16 0,38 1,84 3,59 1,09 0,82 0,66 0,44 0,3 0,35 1,28 0,29 2,7 0,24 0,61 1,35 0,34 1,3 2,11 0,91
Pdg
.Psr
U.K
rgAlai
A.T
wrPmc Rwg
Sbr.
Pdg
And
ls
Ngg
l
Lap
ai
Pgb
r
Lub
eg
Lbk.
Bua
ya
A.D
gn
A.Ai
r
I.Ko
toBgs
Pau
hKrnj
Am
bc
Blm
bLuki
Pad
ang
Dari grafik di atas terlihat D/S yang terendah berada di
puskesmas Nanggalo 33%, sedangkan untuk N/D cakupan terendah
pada puskesmas Nanggalo sebesar 71% sedangkan BGM/D cakupan
tertinggi pada puskesmas Seberang Padang sekitar 4%. Berdasarkan
data tersebut perlu dilakukan kembali pembinaan terutama tenaga gizi,
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
126
promkes dan tenaga Puskesmas lainnya. Selain itu tetap perlu dilakukan
pembinaan dan meningkatkan kerja sama lintas sektor dan program
sehingga dapat diketahui permasalahan dan rencana tindak lanjut di
Puskesmas baik kegiatan sweeping balita di posyandu, vitamin a,
meningkatkan sistim kewaspadaan dini, pemantauan balita gizi buruk,
pelacakan kasus gizi buruk, penyuluhan baik di puskesmas maupun di
posyandu serta evaluasi program gizi. Untuk meningkatkan pelaksanaan
gizi di puskesmas diharapkan semua kegiatan puskesmas
menggunakan dana operasional puskesmas sehingga kegiatan program
gizi dapat tercapai target yang diharapkan.
b. Kesehatan Khusus
Dalam upaya menghadapi tantangan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, salah satu langkah penting yang dilakukan
adalah peningkatan mutu pelayanan kesehatan khusus di Puskesmas
dengan tujuan :
- Meningkatkan kemampuan petugas dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi
kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan
mulut, kesehatan olahraga serta kesehatan lansia
- Mengevaluasi kemampuan petugas puskesmas pasca pertemuan dan
pelatihan
- Melakukan bimbingan dan mengevaluasi sistim pelakporan kesehatan
khusus.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
127
1) Kesehatan Jiwa
Tabel 7.30. Cakupan Program Kesehatan Jiwa Kota Padang Tahun 2012
No Diagnosa Jumlah Kunjungan
1 Psikosomatik 999
2 Anxietas 610
3 Epilipsi 299
4 Depresi 87
5 Retardasi Mental 33
6 Gangguan Keswa 566
7 Penyakit Jiwa lainnya 6013
8 Epilepsi 299
9 Pasung 8
Jumlah 8914
Tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan program jiwa sebanyak
8.914 jiwa dengan jumlah gangguan penyakit jiwa teratas psikosomatik
sebanyak 999 kasus serta masih ditemukan juga pasien yang dipasung
sebanyak 8 kasus. Cakupan pelayanan kesehatan jiwa untuk kota
Padang adalah 1.05.%, sedangkan berdasarkan standar pelayanan
minimal kesehatan jiwa kota Padang 15 %, ini berarti cakupan pelayanan
jiwa masih dibawah standar indikator pelayanan.
2) Kesehatan gigi dan mulut
a) Pelayanan Pengobatan gigi di Puskesmas
Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas terdiri dari kunjungan
baru dan lama. Jumlah kunjungan baru yang dilayani sebanyak 16.736
kunjungan (1.91%) sdangkan kunjungan lama sebesar 26.866
(3.06%). Secara keseluruhan jumlah pelayanan kunjungan gigi baik
baru dan lama yang dilayani sebesar (43.602) atau 5%. Keadaan ini
menggambarkan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas sudah mulai
mendapat tempat di masyarakat karena cakupan pelayanan gigi
melebihi target kota Padang yaitu 4 % dari jumlah penduduk. Selain
itu jumlah tenaga gigi yang baru dilatih 31 orang untuk dokter gigi dan
13 orang untuk perawat gigi, sedangkan dental unit yang dapat
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
128
digunakan hanya 11 dari 20 puskesmas yang ada. Berdasarkan
keadaan ini perlu dilakukan pembinaan dan pengadaan alat gigi untuk
semua puskesmas sehingga pelayanan gigi dapat berjalan dengan
baik dan benar.
Sedangkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk tumpatan
gigi tetap dan pencabutan dengan ratio 1:9 ( 685 kasus tumpatan:
6310 kasus pencabutan). Hal ini menunjukan bahwa pasien yang
berobat cendrung membutuhkan pelayanan yang cepat (cabut)
sehingga perawatan gigi kurang menjadi pilihan.
b) UKGMD dan Integrasi gigi dan KIA
Cakupan UKGMD untuk kota Padang adalah 75.9%, berarti dari
104 kelurahan sudah terlaksana kegiatan UKGMD sebanyak 79
kelurahan yang berarti bahwa cakupan UKGMD yang dicapai lebih
tinggi dari target 60 % . Sedangkan kegitan integrasi gigi dan KIA
dilakukan pelayanan ibu hamil, menyusui, pra sekolah dan balita.
Kegiatan yang dilakukan berupa pengobatan, penyuluhan dan
tindakan yang sesuai dengan kelainan yang ditemui. Kelainan yang
ditemui berupa gusi berdarah, gigi berlubang, gigi kotor serta dengan
kelainan lainnya.
c) UKGS dan Sikat Gigi Massal
Dalam rangka kesehatan gigi anak sekolah melalui kegiatan UKS
juga dilaksanakan UKGS, dengan melakukan pemeriksaan gigi secara
sederhana di sekolah dan melakukan rujukan bagi yang memerlukan
perawatan. Dari 421 SD yang ada di Kota Padang hanya 69% yang
baru melakukan sikat gigi massal. Disamping itu untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan anak sekolah dalam menjaga
kebersihan gigi dan mulut, maka dilakukan peragaan sikat gigi secara
massal.
3) Kesehatan Olah Raga
Kegiatan olah raga dilakukan di puskesmas dan juga di Dinas
Kesehatan serta juga dilakukan dikelompok olahraga lainnya. Jumlah
kelompok olah raga berjumlah 256 kelompok dan yang telah dilakukan
pembinaan berjumlah 47 kelompok.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
129
4) Program Kesehatan Lansia
Salah satu dampak dari pembangunan yang dilakukan pada saat ini
terutama pada pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur
harapan hidup yang berarti meningkatkan pula usia lanjut yang ada.
Indikator program kesehatan lansia yang akan dicapai tahun 2010-2014 :
Jumlah puskesmas yang mengembangkan program kesehatan usia
lanjut
Jumlah puskesmas santun lansia
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut
Cakupan pelayanan lansia pada tahun 2012 sebesar 59,76%,
dengan jumlah kelompok lansia sebanyak 214 lansia. Jika dibandingkan
dengan tahun 2011 (15%) keadaan tahun 2012 meningkat secara
signifikan. Begitu juga dengan kelompok lansia tahun 2011 (210
posyandu) juga terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2012.
Sedangkan jenis penyakit pada lansia seperti jantung, tekanan darah,
DM, vertigo dan jenis penyakit lainnya. Untuk meningkat pelaksanaan
kegiatan program lansia hal ini juga tidak terlepas dari kerja sama
Puskesmas, tokoh masyarakat maupun lintas sector terkait, terutama
peranan kader posyandu lansia. Pembentuk pengurus Palanta lansia
Kota Padang, serta pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia juga
berpengaruh pada pencapaian cakupan. Diharapkan kedepan lebih
ditingkatkan lagi pembinaan oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, dan
lintas sector terkait lainnya. Dan adanya dukungan dana dari Pemerintah
Kota Padang untuk pelaksanaan pembinaan lansia.
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan a. Kunjungan Puskesmas
Puskesmas dan jajarannya sebagai ujung tombak dari sistem
kesehatan di Indonesia berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama, semua penduduk di Kota Padang sudah
memanfaatkannya. Ini terlihat dari jumlah kunjungan Puskesmas pada tahun
2012 sebanyak 1.434.894 dibandingkan tahun 2011 sedikit ada peningkatan
kunjungan. Kunjungan Puskesmas terdiri dari kunjungan Askes sebanyak
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
130
142.867 orang, masyarakat miskin (KS/Kartu Sehat) yang terdiri dari
Jamkesmas dan Jamkesda sebanyak 185.747 orang sedangkan kunjungan
umum sebanyak 1.106.280 orang.
Tabel 7.31. Jumlah Kunjungan Puskesmas Di Kota Padang Tahun 201
No Puskesmas Umum Askes KS/ Total Jamkesda 1 Seb Padang 32.244 5.896 3.675 41.815
2 Pemancungan 32.461 1.844 6.458 40.763
3 Rawang 49.128 2.003 6.478 57.609
4 Padang Pasir 56.056 11.334 9.373 76.763
5 Ulak Karang 30.427 6.802 7.248 44.477
6 Alai 35.832 9.216 4.083 49.131
7 Air Tawar 36.770 5.938 3.532 46.240
8 Andalas 51.267 12.751 15.800 79.818
9 LB Buaya 146.483 13.922 11.340 171.745
10 Air Dingin 50.132 5.659 19.145 74.936
11 Nanggalo 42.000 10.320 7.828 60.148
12 Lapai 35.010 3.862 4.805 43.677
13 Kuranji 47.190 5.823 9.216 62.229
14 Belimbing 57.563 5.231 5.721 68.515
15 Pauh 71.628 7.467 11.570 90.665
16 Lb Kilangan 66.488 4.624 4.231 75.343
17 Lb Begalung 80.611 11.946 14.746 10.7303
18 Pegambiran 38.649 4.833 10.306 53.788
19 Bungus 24.614 2.089 9.331 36.034
20 Ambacang 77.035 9.446 16.887 103.368
21 Anak Air 30.509 999 1.360 32.868
22 KPIK 14.183 862 2.614 17.659
TOTAL 1.106.280 142.867 18.5747 1.434.894
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
131
Grafik 7.67. Kunjungan Puskesmas Tahun 2012
Kunjungan Puskesmas tahun 2012
Umum
Askes
KS
1,106,280
142867
185747
Tabel dan grafik diatas memperlihatkan jumlah kunjungan pasien
yang dikelompokkan menurut kategori kunjungan ke puskesmas di kota
Padang.
Grafik.7.68. Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2012
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
Seb
. Pad
ang
Pe
man
cun
gan
raw
ang
Pad
ang
Pas
irU
lak
Kar
ang
Ala
iA
ir T
awar
and
alas
Lb. b
uay
aA
ir D
ingi
nN
angg
alo
Lap
aiku
ran
jiB
elim
bin
gP
auh
Lb. K
ilan
gan
Lb. B
egal
un
gP
egam
bir
anB
un
gus
Am
bac
ang
anak
Air
KP
IKUMUM
ASKES
KS
Kunjungan yang tertinggi adalah kunjungan pada puskesmas Lubuk
Buaya, kunjungan pasien umum sebanyak 146.483 orang, kunjungan KS
(Kartu Sehat) sebanyak 11.340 orang dan kunjungan ASKES sebanyak 13.
922 orang. Sedangkan kunjungan terendah di Puskesmas Koto Panjang
Ikur Koto sebanyak 17.659 orang dimana Puskesmas ini baru mulai
beroperasi pada bulan Februari 2012 . Puskesmas ini adalah pecahan dari
Puskesmas Lubuk Buaya. Pada tahun 2012 terjadi sedikit kenaikan visit rate
dari 1,6 pada tahun 2011 menjadi 1,7 (jumlah penduduk Kota Padang
856.815 jiwa).
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
132
Tabel 7.32. Pengunjung Rumah Sakit Kota Padang
Tahun 2012
NO Nama RS Pengunjung Baru
Pengunjung lama
Jumlah
1 RSUP Dr.M.Djamil 22,584 148,761 171345
2 RSUD - 0
3 RST 280 558 838
5 Yos Sudarso 56,112 68,652 124764
6 BMC - - 0
7 Semen Padang 1,948 51,235 53183
8 Aisyiah 1,412 452 1864
10 Selaguri 10,471 9,135 19606
11 Siti Rahma - - 0
12 ASRI 4,042 3,105 7147
13 RSJ Hb.Saanin 3,726 20,985 24711
14 RSJ Puti Bungsu 229 109 338
15 RSB Ananda - - 0
16 RSIA Bunda 1,353 1,407 2760
17 RSB Tiara Anggrek - - 0
18 RSB Cicik 1,996 2,779 4775
19 RSIA BKM - - 0
20 RSB Lenggogeni - - 0
21 RSB An-nisa 285 342 627
22 RSB Siti Hawa 2,645 4,582 7227
23 RSB Restu Ibu 2,124 2,448 4572
24 RSK Jantung 3,014 3,826 6840
25 RSK Ropana Suri 2,511 3,331 5842
26 RS Mata Sitawa - - 0
27 RS Mata PEC 6,099 4,781 10880
Jumlah 99,160 279,351 378511
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
133
Grafik 7.69
Tabel dan grafik diatas memperlihatkan jumlah kunjungan pasien Ke
Rumah Sakit di kota Padang berdasarkan pengunjung baru dan pengunjung
lama.
Kunjungan yang tertinggi adalah kunjungan pada Rumah Sakit dr.M.Djamil
Padang sebanyak 171.345 orang yang dikelompokkan berdasarkan
kunjungan baru sebanyak 22.584 orang dan kunjungan lama 148.761 0rang.
b. Kunjungan Rawat Inap
Di kota Padang terdapat 22 puskesmas, 6 (enam) di antaranya
merupakan Puskesmas rawat inap yaitu, puskesmas Seb.Padang, Bungus,
Lubuk Buaya, Pauh, Air dingin dan Nanggalo . Kunjungan rawat inap tahun
2012 adalah :
Puskesmas Seberang Padang : 158 orang
Puskesmas Pauh : 89 orang
Puskesmas Nanggalo : 49 orang
Puskesmas Bungus : 27 orang
Puskesmas Lubuk Buaya : 198 orang
Puskesmas Air Dingin : 36 orang
Pada umumnya Puskesmas dengan fasilitas rawat inap ini melayani
khusus untuk persalinan kecuali Puskesmas Nanggalo disertai dengan
perawatan untuk pasien gizi buruk.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
134
c. Realisasi Dana Pengganti Transpor
Tabel 7.33. Jumlah Penerima Dana Pengganti Transport Berobat ke Puskesmas di Kota Padang th 2012
No PUSKESMAS JML TTL SISA
Rp Rp
1 Seb Padang 4,399,000 -
2 Pemancungan 3,714,000 1,000
3 Rawang 369,000 11,000
4 P. Pasir 5,682,000 1,000
5 Ulak Karang 2,718,000 1,000
6 Alai 3,645,000 1,000
7 Air Tawar -
8 Andalas 444,000 2,000
9 Lubuk Buaya 2,649,000 -
10 Air Dingin 3,375,000 -
11 Nanggalo 2,595,000 8,000
12 Lapai 3,660,000 -
13 Kuranji - -
14 Belimbing 3,585,000 -
15 Pauh 2,742,000 -
16 Lubuk Kilangan 4,820,000 3,000
17 L.Begalung 1,548,000 26,000
18 Pegambiran 641,000 -
19 Bungus 1,638,000 -
20 Ambacang 626,000 11,000
JUMLAH 48,850,000 65,000
Dari 20 puskesmas yang menggunakan dana transportasi di tahun
2012 puskesmas yang terbanyak adalah Puskesmas Padang Pasir,
Puskesmas Lubuk Kilangan dan Puskesmas Pemancungan, sedangkan
dana transport yang tersisa dari 20 puskesmas yang ada sebanyak Rp.
65.000,-
d. Penyakit Terbanyak Di Kota Padang
Berdasarkan laporan dari seluruh Puskesmas di Kota Padang, pada
tahun 2012 penyakit ISPA dan Gastritis menduduki peringkat teratas dan
kedua dari 10 penyakit terbanyak dengan kasus ISPA sebanyak 108.002
dan kasus Gastritis sebanyak 20.519 kasus sebagaimana terlihat pada
Grafik 4. Penyakit radang sendi termasuk rematik pada tahun 2011
menduduki peringkat 6, pada tahun 2012 ini mengalami peningkatan menjadi
peringkat 4 ( 15.962 kasus).
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
135
e. Program Indera Mata
Program indera mata merupakan salah satu bentuk program
Pengembangan yang dilaksanakan di puskesmas Kota Padang. Program ini
dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya kebutaan dan ketulian di
masyarakat.
Tabel 7.34. Kunjungan Program Indera Mata di Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
No Puskesmas Katarak Kel.Ref Xeroptalmia Glukoma Penyakit Mata Lain Total
1 Seb Padang 42 278 0 3 318 638
2 Pemancungan 19 96 0 0 57 172
3 Rawang 12 157 0 0 194 363
4 Padang Pasir 25 212 0 0 129 366
5 Ulak Karang 25 134 0 0 101 260
6 Alai 21 197 0 2 127 347
7 Air Tawar 38 136 0 5 107 286
8 Andalas 23 185 0 0 118 326
9 LB Buaya 42 227 0 3 160 432
10 Air Dingin 81 250 0 0 331 662
11 Nanggalo 38 153 0 2 154 347
12 Lapai 25 209 0 0 179 413
13 Kuranji 62 305 0 0 348 715
14 Belimbing 18 201 0 0 113 332
15 Pauh 26 273 0 1 77 377
16 Lb Kilangan 24 217 0 0 69 310
17 Lb Begalung 23 206 0 5 138 372
18 Pegambiran 19 210 0 2 122 353
19 Bungus 21 29 0 0 57 107
20 Ambacang 12 148 0 4 81 245
21 Anak Air 14 13 0 0 96 123
22 KPIK 2 7 0 0 38 47
TOTAL 612 3,843 0 27 3,114 7.596
Pada tabel 7.34 di atas terlihat bahwa jumlah kunjungan kasus indera
mata sebanyak 7.596 kunjungan. Hal ini meningkat sedikit dari tahun 2011.
Kunjungan tertinggi adalah Puskesmas Kuranji yakni 715 orang dan
kunjungan paling sedikit adalah Puskesmas Koto Panjang Ikur Koto 47
orang kelainan refraksi terbanyak juga terdapat di Puskesmas Kuranji.
Penyakit katarak 81 kasus terdapat di Puskesmas Air Dingin. kasus dan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
136
penyakit mata glaukoma terbanyak di Lubuk Begalung dan Puskesmas Air
Tawar .
Selama tahun 2012 ditemukan 3.114 kasus penyakit mata lain termasuk
konjungtivitis. Beberapa dari penderita katarak ini pada tahun 2012 sudah
dilakukan operasi Katarak oleh organisasi masyarakat lainnya melalui
kegiatan bakti sosial Budha Suchi yang diadakan di Kota Padang.
f. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Program Perawatan Kesehatan Masyakat (Perkesmas) juga
merupakan program inovatif puskesmas. Kegiatan Perkesmas ini sebetulnya
merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan program-program lain seperti
KIA, Gizi, penyakit menular dan tidak menular. Perawat di puskesmas
sebenarnya sudah melaksanakan kegiatan tersebut, hanya kualitasnya
belum maksimal dan belum tercatat. Pada tahun 2012 setiap perawat di
puskesmas membina I (satu) KK Binaan setiap bulan. Bulan Maret dan
November tahun 2012 seksi PKD mengadakan pertemuan koordinator
program Perkesmas / PHN puskesmas Dinas kesehatan Kota Padang. Seksi
PKD dan Rujukan berusaha memberikan pemahaman kepada perawat
tentang pentingnya kegiatan Perkesmas yang bekualitas disertai dengan
pencatatan dan pelaporan yang baik melalui kegiatan pertemuan dengan
pemegang program dan pembinaan ke puskesmas.
Laporan hasil kegiatan Perkesmas yang dilakukan di beberapa
puskesmas Kota Padang tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 7.35. Pada
tabel tertera bahwa dari 1.008 keluarga risti yang tercatat di puskesmas 624
yang dilakukan kunjungan rumah.
Tabel 7.35. Pembinaan Keluarga Resti di Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
No Kegiatan Jumlah
1 Keluarga resti tercatat di Puskesmas 1.008 2 Kasus tindak lanjut perawatan yg selesai dibina 763 3 Kunjungan ke keluarga resti 624 4 Kunjungan pembinaan kasus tindak lanjut 483 perawatan yang selesai dibina 5 Kunjungan pembinaan ke kelg resti yg selesai dibina 370
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
137
g. Laboratorium
Tabel 7.36. Rekap Laboratorium Puskesmas Tahun 2012
Kegiatan Total
No P N JML
A MIKROBIOLOGI (Pemeriksaan Peny Menular)
Klamida 19 70 89
1 Gonorche 92 54 146
2 Tubercholusa 363 4378 4.741 3 Diftheria 0 2 2
4 Parasitologi : a. Malaria 6 151 157
b. Filariasis 0 9 9
c. DHF 19 55 74
d. Candida 44 64 108
e. Morbili/campak 0 9 9
5 Prasitolog Tinja: a. Amoeba 6 1 7
b. Ancylostoma 0 0 0
B PEMERIKSAAN KLINIK
6 Hematologi : - BTA 0 0 0
a. Trombosit 0 306 306
b. Gula Darah 285 3045 3.330
c. Haemoglobin 218 6.944 7.162
d. Eryttrocyt 0 126 126
e. Laju Endap darah 0 57 57
f. Hitung jenis darah 0 0 0
g. Leococyt 0 416 416
h. Golongan Darah 4 3.829 3.833
i. Cholesterol 52 454 506
j. Hema Tokrit 0 257 257
k. Asam Urat 101 909 1.010 l. Widal 16 64 80
7 AIR KEMIH/ URINE 0 0
a. Albumin 659 2.225 2.884
b. Reduksi 1.660 5.774 7.434
c. Urobillin 68 472 540
d. Billirubin 167 1248 1.415
e. Sedimen 1 352 353
f. Erytrosyt 4 21 25
g. Leocosyt 6 11 17
h. Cylinder 15 25 40
i. Colly Monini 222 291 513 j. Plano Test /GM test 449 687 1.136
k. Reaksi 267 648 915
l. Protein 201 2893 3.094
m.Kejernihan. 121 359 480
n. Warna 1 2 3
o. B.Jns Urine 0 44 44
p. Epitel 4 0 4
q.Narkoba 0 190 190
C Serologi Kimia Darah , 0 550 550
Body Fluit Sperma 0 190 190
Jumlah (A+B+C).. 5.070 37.182 42.252
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
138
h. Penyebab Kematian
Berdasarkan laporan dari Puskesmas, penyebab kematian tertinggi di
Kota Padang TH 2012 dari 10 penyebab kematian terbanyak adalah
penyakit Jantung yaitu sebesar 89 orang (35 orang perempuan dan 54
orang laki-laki). Penyakit Hipertensi 81 orang ( 38 orang perempuan, 43
orang laki-laki) , Lansia 73 orang ( 30 laki-laki , 43 orang perempuan).
Kematian karena Stroke dan DM menduduki peringkat 4 dan 5 dari 10
penyebab kematian.
Tabel 7.37. Rekapitulasi Laporan Kematian Puskesmas Kota Padang Tahun 2012
NO Penyebab
TOTAL Kematian L P JML
1 Jantung 54 35 89 2 Hypertensi 43 38 81 3 Lansia/Ketuaan 30 43 73 4 Stroke 36 23 59 5 DM 22 30 52 6 PJK 25 7 32 7 KLL 18 9 27 8 Ginjal 8 10 18 9 Demam Tggi 11 6 17
10 Aspexia 12 3 15
Jumlah 259 204 463
Grafik 7.71. Rekap 10 Penyebab Kematian
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
139
3. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinas Kesehatan Kota Padang melalui Program Pelayanan Kesehatan
khususnya Seksi Kesehatan Ibu dan Anak berupaya untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan, Angka Kematian Anak
Balita (AKABA) di Kota Padang. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan
Program Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
a) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
b) Melakukan pembinaan kepada pengelola KIA Puskesmas dan bimbingan
tekhnis ke 22 Puskesmas, serta pertemuan di Dinas Kesehatan Kota
Padang
c) Membuat dan menganalisa laporan LB3 KIA
d) Pemantauan dan pembinaan pengisian Kohor kesehatan Ibu, kesehatan
bayi dan kesehatan anak balita
e) Pendistribusian dan pemantauan penggunaan buku KIA ke 22 Puskesmas,
Pustu, Posyandu, RSUD, RS Swasta, RSB, BPS dll
f) Melakukan pembinaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta pemantauan pemasangan stiker P4K
g) Pembinaan Kelas Ibu Hamil ke Puskesmas se Kota Padang
h) Sosialisasi dan pembinaan Kelas Ibu Balita ke Puskesmas
i) Pemantauan 10 Penyakit terbanyak pada Balita
j) Melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanan MTBS/MTBM di
Puskesmas
k) Pemantauan dan pembinaan pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas
l) Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir
m) Pelacakan kasus kematian ibu, perinatal/neonatus, bayi dan anak balita
pada setiap kasus, serta melakukan Audit Maternal dan Perinatal
(pembahasan kasus kematian ibu dan anak) dua kali dalam satu tahun
n) Pertemuan Petugas UKS Puskesmas se Kota Padang
o) Skreening Kesehatan pada anak TK, SD SLTP, SLTA, khusus untuk siswa
SMP, SMA sederajat skreening kesehatan disertai dengan pengisian
kuisioner Kesehatan Intelegensia, Kesehatan Mental dan Kesehatan
Reproduksi
p) Pengolahan Data skreening anak TK,SD SLTP, SLTA Puskesmas seKota
Padang
q) Pembinaan serta Monitoring dan evaluasi Program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) ke Sekolah
r) Monitoring dan evaluasi Program UKS ke Puskesmas
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
140
s) Pembinaan PKPR ke sekolah dan ke Puskesmas
t) Koordinasi Lintas Sektor dalam Pembinaan TP UKS Kota dan TP UKS
Kecamatan
u) Pemantauan implementasi R/R KB
v) Bekerjasama dengan TNI dan PKK dalam rangka KB-Kes TNKK serta
Kesatuan Gerak PKK KB-Kes serta ulang tahun IBI Kota Padang
w) Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak pada kegiatan P2WKSS
Pada Manajemen di tingkat Puskesmas dalam rangka terselenggaranya
berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat perlu
ditunjang dengan manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas
adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan
luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan yang sistematis
dilaksanakan oleh Puskesmas dengan memperhatikan fungsi-fungsi
manajemen. Pada tahapan fungsi pelaksanaan dan pengendalian dilakukan
kegiatan pemantauan yaitu suatu penyelenggaraan kegiatan yang harus diikuti
secara berkala. Salah satu kegiatan adalah telaahan internal yaitu telaahan
bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai oleh
Puskesmas. dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Data yang
dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau
SIMPUS yang berlaku. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas adalah suatu
tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan
keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai
sasaran kegiatannya.
Sumber informasi dari SIMPUS adalah :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas atau SP2TP terdiri
dari catatan dari kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register,
laporan bulanan, laporan tahunan dan KLB.
Survei lapangan
Laporan lintas sektor
Laporan sarana kesehatan swasta.
Pada fungsi Pengawasan dilakukan penilaian atau evalusi yaitu proses
kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan
rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan alat penting untuk
membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun
pada tingkat pelaksanaan program.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
141
Tabel 7.38. Target Indikator Kinerja SPM dan MDGs Program KIA Tahun 2010 – 2015
No
Jenis Pelayanan
Target/ tahun
2010 %
2011 %
2012 %
2013 %
2014 %
2015 %
I PEnyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar
1 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak
Cak. Kunjungan Bumil K1 95 96 97 98 99 100 Cakp.kunjungan Bumil K4 90 91 92 93 94 95 Cakp. pertolongan
persalinan oleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan
88 90 91 92 93 95
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
59 63 67 72 75 80
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (KF 1)
84 86 88 89 90 90
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3)
84 86 88 89 90 90
Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN 1)
86 87 88 89 90 90
Cakupan kunjungan Neonatus Lengkap (KN3)
86 87 88 89 90 90
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
89 89 89 89 89 89
Cakupan Kunjungan Bayi 90 91 92 93 94 95 Cakupan Pelayanan
Kesehatan Anak Balita 78 80 82 84 86 90
% PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR)
73 74 75 75 75 75
2 Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
- Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100 100
100 100 100 100
Dari target yang telah ditetapkan, dapat dilihat pencapaian program
Kesehatan Ibu Anak pada tahun 2012 serta kesenjangan yang masih
ditemukan pada tabel berikut ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
142
Tabel 7.39. Pencapaian Kinerja Program KIA Tahun 2012 Kota Padang
No Kinerja Program Pencapaian 2012
Target 2012
Kesen jangan
ABS % ABS % Kes % I Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Dasar
1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Cak. Kunjungan Bumil K1 19116 98.6 19390 97 +1,6
Cakp.kunjungan Bumil K4 17884 92.2 19390 92 +0,2
Cakp. pertolongan persalinan
oleh Bidan/Nakes yg memiliki
kompetensi kebidanan
17027
92.3
18459
91
+1,3
Cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani
788 20,3 3878 67 -46,7
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1
(KF 1)
16754 95,1 17612 88 +7,1
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Lengkap (KF 3)
15545 88,3 17612 88 +0,3
Cakupan Kunjungan Neonatus 1
(KN 1)
16670 94.7 17612 88 +6,7
Cakupan kunjungan Neonatus
Lengkap (KN3)
15438 87.7 17612 88 -0,3
Cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani
121 4,6 2643 89 -84,4
Cakupan Kunjungan Bayi 14344 81.4 17612 92 -10,6
Cakupan Pelayanan Kesehatan
Anak Balita
43819 63.4 69054 82 -18,6
% PUS yang menjadi peserta KB
Aktif (CPR)
102969 82,2 125233 75 +7,2
2 Pely. Kesehatan Anak Pra
Sekolah dan Usia Sekolah
Cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat
15648 93 16833 100 -7
Dari tabel 7.39 diatas terlihat bahwa pencapaian kinerja program
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak cakupan kunjungan bumil K1, cakupan K4,
cakupan persalinan oleh Bidan/Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan,
cakupan pelayanan Ibu Nifas (KF 1), dan KF 3, cakupan PUS KB aktif sudah
mencapai target. Demikian juga dengan cakupan kunjungan neonatus 1 (KN 1).
Namun cakupan kunjungan neonatus lengkap (KN3), komplikasi kebidanan
yang ditangani, cakupan kunjungan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani belum mencapai target (-46,7% dan -84,4%). Begitu juga dengan
cakupan kunjungan bayi belum mencapai target (-10,6 %), cakupan pelayanan
kesehatan anak balita (- 16, 6%) dan cakupan siswa SD yang diskrining -7%.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
143
a) Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS KIA)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) harus dipantau
secara berkesinambungan dan terpadu di tiap wilayah kerja Puskesmas
melalui kegiatan PWS KIA, mulai dari Ante Natal Care (ANC) sampai
persalinan, nifas, neonatus, bayi dan balita, serta untuk melihat derajat
kesehatan anak. PWS juga berguna untuk melakukan tindak-lanjut yang
cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya
masih rendah.
Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan kesehatan ibu hamil
(K1, K4, Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan/masyarakat,
kesehatan ibu bersalin (persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), persalinan
oleh dukun), pemantauan kesehatan ibu nifas (pelayanan ibu nifas) dan
pemantauan kesehatan anak (Kunjungan Neonatus/KN, Kunjungan Bayi,
Pelayanan Kesehatan Anak Balita). Hasil cakupan ini dinilai dan digunakan
sebagai intervensi terhadap puskesmas yang belum mencapai target pada
tahun ini.
Cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 adalah Kunjungan Ibu Hamil yang
pertama kali pada masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan 10
T. Standar pelayanan 10 T tersebut mencakup: 1. Timbang berat badan dan
ukur tinggi badan, 2. Ukur tekanan darah, 3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar
lengan atas), 4. Ukur tinggi fundus uteri, 5. Tentukan Presentase janin dan
denyut jantung janin (DJJ), 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, 7. Pemberian tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan, 8. Test Laboratorium, 9. Tatalaksana
kasus, 10. Temu wicara (konseling), termasuk perencaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Cakupan pelayanan ibu hamil K 4 adalah ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali. Pelayanan ibu
hamil yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu
kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
Pencapaian K1 dan K4 empat tahun terakhir terlihat pada grafik di bawah ini.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
144
GRAFIK 7.72. PENCAPAIAN K1 DAN K4 DINAS KESEHATAN
KOTA PADANG TAHUN 2009-2012
99,898,6
94,899,392,289,3 90,3 94
0
20
40
60
80
100
120
2009 2010 2011 2012
K1 K4
Dari grafik di atas terlihat bahwa pencapaian K1 mengalami penurunan
pada 1 tahun terakhir sekitar -1,2% demikian juga dengan K4 sekitar -2,2%.
Akan tetapi kedua pelayanan tersebut mencapai target di tahun 2012.
Cakupan pertolongan persalinan nakes (PN) adalah cakupan ibu
bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Cakupan PN Kota Padang pada tahun 2012 (92,3%), dibandingkan
dengan data tahun 2011 adalah 93,1%, mengalami penurunan cakupan -
0,8%.
Cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk adalah ibu hamil
resiko tinggi/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pencapaian Cakupan Deteksi Bumil Resti dan Persalinan Nakes
terlihat pada grafik di bawah ini :
GRAFIK 7.73. CAKUPAN DETEKSI BUMIL RESTI NAKES/MASY,
PERSALINAN NAKES (PN) KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012
13,816,915,617,2
92,3
93,190,687,8
0
20
40
60
80
100
2009 2010 2011 2012
Resti PN
Grafik di atas menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan
pencapaian Persalinan Nakes (PN) 3 tahun terakhir. Akan tetapi terjadi
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
145
penurunan cakupan -3,1% di tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Cakupan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal
pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar.
Pelayanan Nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas
sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II,
dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan
dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan. Cakupan Kunjungan Nifas 1
Kota Padang tahun 2012 adalah 95,1%, sementara Kunjungan Nifas 3
adalah 88,3%. Cakupan ini mengalami penurunan dari tahun 2011,
Cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada
neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai
standar, di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar
Pelayanan Minimalnya adalah satu kali pada 6 - 48 jam (KN 1), satu kali
pada 3 - 7 hari (KN 2), satu kali pada 8 - 28 hari (KN 3). Pencatatannya
dengan memakai Formulir Bayi Muda dan Register Kohort Bayi. Cakupan
Kunjungan Neonatus 1 tahun 2012 adalah 94,7%,
Pencapaian Kunjungan Neonatus dan Nifas Lengkap terlihat pada
grafik 3 di bawah ini:
Grafik 7.74. CAKUPAN KN DAN KF LENGKAP KOTA PADANG
TAHUN 2009 - 2012
82,3 82,693,9
55,3
87,7
77,5 86,4 88,3
0
50
100
2009 2010 2011 2012
KN Lengkap KF Lengkap
Dari Grafik 7.74 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan cakupan
Kunjungan Neonatus (KN) dan Nifas lengkap pada tiga tahun terakhir. Akan
tetapi terjadi penurunan cakupan pada tahun 2012 untuk KN lengkap sekitar
-6,2%
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
146
b) Pemantauan Kasus Kematian Maternal dan Perinatal
Kasus kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Balita dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7.40. Data Kasus Kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Anak
Balita Kota Padang Tahun 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1 Kasus
Kematian Maternal
15 org /15.693 KLH
14 org /16.449 KLH
15 org / 16.492 KLH
16 org / 16.584 KLH
15 org / 16805 KLH
2 Kasus Kematian Perinatal
142 org /15.693 KLH
85 org /16.449 KLH
83 org /16.492 KLH
71 org / 16.584 KLH
46 org / 16805 KLH
3 Kasus Kematian Bayi
164 org /15.693 KLH
107 org /16.449 KLH
86 org /16.492 KLH
81 org / 16.584 KLH
71 org / 16805 KLH
4 Kasus Kematian Anak Balita
14 org /15.693 KLH
10 org /16.449 KLH
10 org /16.492 KLH
4 org / 16.584 KLH
7 org / 16805 KLH
Tabel 7.40 menunjukkan bahwa dari laporan kematian yang masuk ke
Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012 terjadi penurunan kasus
kematian bayi dari 81 orang menjadi 71 orang, kematian perinatal (kematian
bayi 0-7 hari ) menurun dari 71 orang menjadi 46 orang sementara kematian
anak balita juga mengalami peningkatan dari 4 orang menjadi 7 orang. Untuk
kasus kematian ibu hanya berkurang 1 orang dari tahun sebelumnya yaitu
dari 16 orang menjadi 15 orang. Kecenderungan kasus kematian perinatal,
bayi dan anak balita dapat dilihat pada grafik berikut ini:
GRAFIK 7.75. KASUS KEMATIAN PERINATAL, BAYI DAN ANAK
BALITA KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012
10 104 7
8571
46
107
7183
8186
0
2040
60
80
100
120
2009 2010 2011 2012
A.BALITA PERINATAL BAYI
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
147
GRAFIK 7.76. TREN KASUS KEMATIAN MATERNAL KOTA PADANG
TAHUN 2009-2012
14
15
16
15
13
14
15
16
17
2009 2010 2011 2012
Grafik di atas memperlihatkan bahwa kasus kematian maternal
mengalami stagnansi pada 4 tahun terakhir. Diharapkan terjadi penurunan
kasus yang signifikan pada tahun mendatang. Hal ini sangat ditunjang
dengan pelaksanaan ANC yang berkualitas, Kelas Ibu Hamil, Persalinan
yang aman serta pemantauan kasus kematian maternal yang akurat
sehingga bisa menggambarkan penyebab kematian yang nantinya bisa
menjadi bahan pembelajaran untuk masa selanjutnya.
Untuk kematian Perinatal ada 39 kasus lahir mati. Penyebab
kematian Perinatal, Neonatal , Bayi dan Anak Balita dapat dilihat pada tabel
– tabel di bawah ini :
Tabel 7.41. Data Penyebab Kematian Perinatal (0-7hari) Kota Padang Tahun 2012
No Penyebab Kasus % 1 Asfiksia 16 34,7 2 DLL 16 34,7 3 BBLR 8 17,5 4 Kelainan Kongenital 4 8,7 5 Sepsis 1 2,2 6 Ikterus 1 2,2 Total 46 100
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
148
Tabel 7.42. Data Penyebab Kematian Neonatal (8 – 28 hari) Kota Padang Tahun 2012
No Penyebab Kasus % 1 Kelainan Kongenital 1 1,2 2 DLL 8 88,2 Total 9 100
Tabel 7.43. Data Penyebab Kematian Bayi (0-1 th) Kota Padang Tahun 2012
No Penyebab Kasus %
1 Asfiksia 16 22,5 2 BBLR 8 11,3 3 Kelainan Kongenital 5 7.1 4 Diare 2 2,8 5 Sepsis 1 1,4 6 Ikterus 1 1,4 7 Pneumonia 1 1,4 8 DLL 37 52,1
Total 71 100
Pada tabel diatas terlihat bahwa penyebab kematian Bayi (0-1 th)
terbanyak disebabkan oleh Asfiksia (22,5%), BBLR (11,3%), Kelainan
Kongenital (7,1%) dan lain-lain (52,1%).
Tabel 7.44. Data Penyebab Kematian Anak Balita (1-5 th) Kota Padang Tahun 2012
No Penyebab Kasus % 1 Diare 2 28,5 2 DBD 1 14,2 3 DLL 4 57,1
Total 7 100
Pada tabel diatas terlihat penyebab kematian anak balita disebabkan
oleh Diare, DBD dan penyebab lainnya.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
149
Tabel 7.45. Data Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2012
No Penyebab Kasus % 1 Jantung 5 33,1 2 Eklampsia 3 20 3 Perdarahan 1 6,7 4 PEB 1 6,7 5 Anemia 1 6,7 6 Infeksi usus 1 6,7 7 RUI 1 6,7 8 DM 1 6,7 9 Tidak diketahui 1 6,7 TOTAL 15 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa penyebab kematian maternal secara
langsung adalah Eklampsia 20%, dan perdarahan 6,7%. Sementara
penyebab yang terbanyak tahun 2012 adalah penyakit jantung.
c) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita
Upaya Kesehatan Anak dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di
dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya yang ditujukan
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan
kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik,
mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensia majemuk
sesuai dengan potensi genetiknya. Program Kesehatan Anak di tahun 2012
masih berfokus kepada Kunjungan Neonatus, Pelayanan Kesehatan Bayi
dan Balita, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
Balita, Pelaksanaan Kelas Ibu Balita, serta meningkatkan derajat kesehatan
anak usia prasekolah dan usia sekolah.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita melalui program
SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, PAUD, Kelas Ibu Balita dll. Memberikan
stimulasi yang memadai berarti kita sudah merangsang otak balita sehingga
perkembangan, kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita bisa berlangsung secara optimal sesuai dengan
umur anak.
Melaksanakan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya
melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orangtua
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
150
terhadap permasalahan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan
Instrumen Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada balita dan anak
prasekolah. Instrument ini diuraikan dalam pedoman Pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar. Hasil cakupan SDIDTK anak balita Kota Padang dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
GRAFIK 7.77. CAKUPAN SDIDTK ANAK BALITA DAN PRA SEKOLAH
KOTA PADANG TAHUN 2009-2012
63,2 69,5
53,9
79,7
0
50
100
2009 2010 2011 2012
SDIDTK
Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan cakupan SDIDTK
pada Anak Balita dan Prasekolah pada tahun terakhir.
Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi post neonatal yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter,
bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4
kali (1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, 1 kali
pada umur 6 – 8 bulan, 1 kali pada umur 9 – 11 bulan) di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Standar Pelayanan dalam Kunjungan Bayi 1 – 11
bulan adalah: Vaksinasi dasar lengkap, Vitamin A 1 x pada umur 6 bulan,
SDIDTK 4 x / tahun serta MTBS dll.
Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah cakupan pelayanan anak
balita usia 12 – 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar di
fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan
minimalnya adalah: pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, dan pemberian vitamin A 2
x setahun. Pencatatan memakai Register Kohort anak balita dan prasekolah
serta SIDDTK.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
151
Data cakupan Kunjungan Bayi Kota Padang terlihat pada grafik di
bawah ini :
GRAFIK 7.78. CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI KOTA PADANG TAHUN
2009-2019
90,1
77,281,4
89,884,7
70
80
90
100
2008 2009 2010 2011 2012
Kj. Bayi
Hasil cakupan pelayanan anak balita Kota Padang dapat dilihat pada
grafik di bawah ini :
GRAFIK 7.79. CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA DAN
PRA SEKOLAH KOTA PADANG TAHUN 2009 - 2012
63,2 63,4
53,9
79,7
0
50
100
2009 2010 2011 2012
Dari Grafik 7.78 dan 7.79 menunjukkan adanya peningkatan cakupan
kunjungan bayi dan kunjungan anak balita pada tahun terakhir.
d) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah bertujuan untuk
memantau status kesehatan dan status gizi anak sekolah melalui kegiatan
screening kesehatan anak baru masuk sekolah serta pembinaan UKS ke
sekolah. Cakupan penjaringan/screening kesehatan anak baru masuk
sekolah (SD, SMP, SMU) dapat dilihat pada grafik berikut ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
152
Dari grafik di atas terlihat adanya kecendrungan peningkatan cakupan
penjaringan kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SMP di tahun
2012 jika dibandingkan dengan tahun 2011. Untuk cakupan penjaringan
kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SD dan SMU mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011.
E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN
1. Seksi Jaminan Kesehatan
a. Jamkesmas
1) Kepesertaan
Kepesertaan Jamkesmas Kota Padang ditetapkan berdasarkan
sasaran peserta yang ditetapkan Menkes berjumlah 185.001 jiwa , sesuai
dengan data yang terdaftar di BPS serta laporan bulanan peserta yang
memilki kartu Jamkesmas yaitu sebanyak 185.001 jiwa (100%).
GRAFIK 7.80. CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN
ANAK BARU MASUK SEKOLAH KOTA PADANG
TAHUN 2009 - 2012
100
95,3
86,2 87,5
93
92,992,3 95,6
92,4
88,590,8
92,9
7580859095
100105
2009 2010 2011 2012
SD SMP SMU
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
153
Tabel. 7.46. Kepersertaan Jamkesmas Per Puskesmas
Tahun 2012
No Puskesmas Terdaftar sesuai
BPS Memiliki kartu
1 Padang Pasir 14.269 14.269
2 Alai 5.141 5.141 3 Lapai 3.505 3.505 4 Nanggalo 6.931 6.931 5 Lubuk Buaya 17.750 17.750 6 Air Dingin 7.318 7.318 7 Air Tawar 2.877 2.877 8 Ulak Karang 4.638 4.638 9 Andalas 19.528 19.528
10 Seberang Padang 4.500 4.500 11 Rawang 6.151 6.151 12 Pemancungan 6.424 6.424 13 Pauh 11.517 11.517 14 Lubuk Kilangan 7.251 7.251 15 Lubuk Begalung 17.338 17.338 16 Pegambiran 9.913 9.913 17 Kuranji 4.320 4.320 18 Belimbing 11.122 11.122 19 Ambacang 9.676 9.676 20 Bungus 8.721 8.721 21 Ikur Koto 3.653 3.653 22 Anak Air 2.458 2.458 Jumlah 185.001 185.001
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa masyarakat miskin dan tidak
mampu Kota Padang berjumlah 185.001 jiwa dari 843.776 jiwa jumlah
( 21,92 %) dimana masyarakat miskin terbanyak terdapat di wilayah
Kecamatan Padang Timur yaitu Puskesmas Andalas berjumlah : 19.528
jiwa (10,6%) karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat di
Kecamatan Padang Timur adalah petani, buruh dan nelayan, sedangkan
yang paling sedikit yaitu di wilayah Kecamatan Padang Utara di
Puskesmas Air Tawar berjumlah 2877 jiwa (1,56%), hal ini disebabkan
karena sebagaian besar masyarakat yang ada diwilayah Air Tawar mata
pencaharian adalah Pegawai Negeri Sipil serta daerah kawasan
mahasiswa.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
154
2) Kunjungan Rawat Jalan Jamkesmas
Grafik. 7.81. Kunjungan Jamkesmas Ke-Puskesmas sekota Padang Tahun 2012
Dari grafik diatas dapat dilihat kunjungan maskin ke Puskesmas
terbanyak adalah Puskesmas Andalas sebanyak 9295 kunjungan . Hal ini
desebabkan karena Puskesmas Ambacang adalah Puskesmas yang
akses pelayanannya mudah dijangkau untuk wilayah di Kecamatan
Padang Timur.
3) Visite Rate
Untuk cakupan kunjungan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) di
Puskesmas adalah sebanyak 101.179 jiwa dan cakupan rujukan
sebanyak 18.168 jiwa (9.8 %).Visite Rate Maskin : 0.55.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
155
Tabel.7.47. Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2012.
No Puskesmas Jumlah kunjungan Visite Rate 1 Padang Pasir 6787 0.48 2 Alai 3286 0.64 3 Lapai 2684 0.77 4 Nanggalo 4940 0.71 5 Lubuk Buaya 7931 0.45 6 Air Dingin 2844 0.39 7 Air Tawar 1614 0.56 8 Ulak Karang 5291 1.14 9 Andalas 9295 0.48
10 Seberang Padang 2149 0.48 11 Rawang 3591 0.58 12 Pemancungan 2877 0.45 13 Pauh 7881 0.68 14 Lubuk kilangan 2547 0.35 15 Lubuk begalung 6718 0.39 16 Pegambiran 8940 0.90 17 Kuranji 4600 1.06 18 Belimbing 2957 0.27 19 Ambacang 7381 0.76 20 Bungus 5284 0.61 21 Ikur Koto 964 0.26 22 Anak Air 618 0.25
Jumlah 101.179 0.55
Dari tabel diatas dapat dilihat visite rate maskin ke puskesmas
tertinggi adalah Puskesmas Ulak Karang yaitu 1.14. dan visite rate
maskin terendah 0.25 adalah Puskesmas Anak Air. Dimana standar visite
rate Kota Padang adalah 0.55. Hal ini dapat dilihat bahwa visite rate
Puskesmas Anak Air masih kurang hal ini disebabkan Puskesmas baru
yang kemungkinan belum semua masyarakat pergi berobat ke
Puskesmas Anak Air.
4) Pola Penyakit
Berdasarkan hasil rekapan tahunan Puskesmas diperoleh pola
penyakit terbanyak adalah dengan kasus ISPA karena daerah kita adalah
daerah dengan iklim tropis sehingga kemungkinan terkena ISPA itu
sangat cukup tinggi hal ini perlu lebih ditinggkatkan penyuluhan untuk
mengurangi kasus ISPA di wilayah Kota Padang.
5) Upaya Penanganan Keluhan
Dalam pelaksanaan program Jamkesmas selama ini Puskesmas
dan Dinas Kesehatan Kota serta tenaga verifikator masih ada
menghadapi masalah masalah/ keluhan dalam pelaksanaan dilapangan ,
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
156
Hal ini perlu di lakukan peningkatan sistem pendataan masyarakat miskin
dan tidak mampu di Kelurahan dan serta perlu adanya kembali bagian
Unit Pengaduan dan Keluhan Program Jamkesmas.
6) Rujukan
Rujukan yang dilakukan oleh Puskesmas ke Rawat Jalan Tingkat
Pertama selama tahun 2012 adalah sebanyak 18.618 rujukan.
Grafik 7.82. Rujukan Peserta Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012
7) Pendanaan
Grafik 7.87. Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
157
Dari grafik diatas dapat dilihat penyerapan dana Jamkesmas yang
terbanyak adalah Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak Rp. 47.926.500,-
dan penyerapan dana Jamkesmas terendah adalah Puskesmas Anak Air
Rp.6.965.530,-
b. Jampersal
1) Bidan Praktek Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama Jampersal dengan Dinas Kesehatan Kota Padang
Tabel 7.48. Jumlah BPS yang ber-PKS Jampersal dengan
DKK Padang
No Puskesmas Jumlah BPS ber-PKS
1 Padang Pasir 3 2 Alai 9 3 Lapai 3 4 Nanggalo 9 5 Lubuk Buaya 14 6 Air Dingin 8 7 Air Tawar 0 8 Ulak Karang 4 9 Andalas 4
10 Seberang Padang 2 11 Rawang 3 12 Pemancungan 1 13 Pauh 0 14 Lubuk Kilangan 11 15 Lubuk Begalung 11 16 Pegambiran 17 17 Kuranji 4 18 Belimbing 11 19 Ambacang 9 20 Bungus 1 21 Ikur Koto 0 22 Anak Air 9 Jumlah 133
Dari tabel 7.48 di atas dapat kita lihat bahwa jumlah Bidan Praktek
Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama Jampersal dengan Dinas
Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012 sebanyak 133 BPS dimana
yang terbanyak di Puskesmas Pegambiran memiliki 17 BPS yang ber-
PKS, sedangkan Puskesmas yang tidak ada BPS yang ber-PKS adalah
Puskesmas Air Tawar, Pauh dan Ikur Koto. Hal ini disebabkan karena
Bidan tidak memiliki SIPB dan tidak mau ber-PKS.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
158
2) Kunjungan ANC
Grafik 7.83. Kunjungan ANC per Puskesmas Tahun 2012
Dari grafik di atas terlihat bahwa kunjungan Antenatal Care (ANC)
terbanyak yaitu di Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 801 kunjungan
sedangkan yang terendah ada 4 Puskesmas yaitu Air Tawar, Rawang,
Pauh dan Lubuk Kilangan dimana tidak ada kunjungan jampersal.
3) Kunjungan Persalinan Normal
Persalinan yg dilakukan Tenaga Kesehatan selama 2012 di wilayah
kerja Puskesmas berjumlah 1961 persalinan
Grafik 7.84. Kunjungan Persalinan Normal per Puskesmas tahun 2012
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
159
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah persalinan normal
pada tahun 2012 terbanyak di Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 227
persalinan, sedangkan di Puskesmas Air Tawar tidak ada kunjungan
persalinan.
4) Kunjungan PNC
Grafik 7.85. Kunjungan PNC per Puskesmas Tahun 2012
Dari grafik 7.85 diatas dapat kita simpulkan bahwa jumlah
kunjungan PNC tertinggi sebanyak 676 di Puskesmas Lubuk Buaya dan
ada 5 puskesmas yang tidak ada kunjungan PNC yaitu Puskesmas Lapai,
Air Tawar, Andalas, Rawang dan Lubuk Kilangan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
160
5) Kunjungan KB Jampersal
Grafik 7.86 Kunjungan KB Jampersal per Puskesmas tahun 2012
Dari grafik di atas terihat bahwa hanya 6 Puskesmas yang
mengklaim KB Pasca Persalinan berupa IUD/Implant dan suntik yaitu
Puskesmas Andalas sebanyak 70 kunjungan, Lubuk Buaya 29
Kunjungan, Ulak Karang 10 Kunjungan, Pemancungan 7 Kunjungan,
Belimbing 6 Kunjungan dan Pegambiran sebanyak 2 kunjungan.
6) Pendanaan
Grafik.7.88. Pemakaian Dana Jampersal Puskesmas Tahun 2012.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
161
Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa penyerapan dana
jampersal terbanyak pada tahun 2012 terdapat di Puskesmas Lubuk
Buaya sebanyak Rp. 140.112.500,- sedangkan yang terendah
Puskesmas Air Tawar dimana tidak ada penyerapan dana jampersal.
c. Program Jamkesda
1) Kepesertaan
Kepesertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda Kota Padang
setiap bulannya berjumlah 86.948 jiwa.
Tabel. 7.49. Kepesertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda Per- puskesmas Tahun 2012
No Puskesmas Kapitasi
1 Padang Pasir 3844 2 Alai 1847 3 Lapai 1895 4 Nanggalo 1959 5 Lubuk Buaya 6340 6 Air Dingin 5689 7 Air Tawar 2093 8 Ulak Karang 1339 9 Andalas 7800
10 Seberang Padang 1184 11 Rawang 2147 12 Pemancungan 2750 13 Pauh 6646 14 Lubuk Kilangan 9001 15 Lubuk Begalung 7249 16 Pegambiran 5556 17 Kuranji 2926 18 Belimbing 3130 19 Ambacang 5276 20 Bungus 2788 21 Ikur Koto 2505 22 Anak Air 2984
Jumlah 86.984
Dari table diatas dapat kita lihat bahwa Peserta Askes Kemitraan/
Jamkesda di Kota Padang berjumlah 86.948 jiwa ( 10,26 % ) dari
penduduk Kota Padang (846.731 jiwa)
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
162
Tabel. 7.50. Jumlah Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
No Puskesmas Kunjungan
1 Padang Pasir 137 2 Ulak Karang 452 3 Alai 306 4 Air Tawar 916 5 Seberang Padang 259 6 Pemancungan 263 7 Rawang 385 8 Lubuk Begalung 1386 9 Pagambiran 1308
10 Andalas 1023 11 Lubuk Buaya 1808 12 Air Dingin 1019 13 Nanggalo 722 14 Lapai 687 15 Kuranji 309 16 Belimbing 832 17 Ambacang 852 18 Pauh 440 19 Bungus 222 20 Lubuk Kilangan 444 21 Anak Air 13 22 Ikur Koto 45
Jumlah 13828
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kunjungan terbanyak
terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 1.808 orang,
sedangkan kunjungan terendah berada pada Puskesmas Anak Air
sebanyak 13 orang.
Grafik.7.89.Jumlah Persentase Cakupan Kunjungan Askes Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas berdasarkan Kapitasi Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kota Padang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
163
Dari grafik diatas dapat di lihat bahwa kunjungan terbanyak
berdasarkan persentase kunjungan dengan kapitasi terdapat pada
Puskesmas Air Tawar 43,76%, sedangkan kunjungan terendah
Puskesmas Anak Air 0,44%. Hal ini disebabkan karena Puskesmas Anak
Air mempunyai kapitasi paling sedikit dibandingkan Puskesmas lainnya di
Kota Padang.
Tabel.7.51.Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
No Penyakit Jumlah
1 ISPA 2.366 2 Reumatik Atritis 1177 3 Penyakit Kulit Infeksi 929 4 Gastritis 703 5 Hipertensi 548 6 Rongga Mulut 304 7 Penyakit Kulit Alergi 244 8 Pulpa 241 9 Penyakit Syaraf Lain 164
10 Asma 113
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari
kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah ISPA berjumlah
2.366 kasus penyakit, sedangkan urutan ke sepuluh adalah Penyakit
Asma113 kasus penyakit.
Grafik 7.90. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak kunjungan Askes Kemitraan/ Jamkesda di Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
164
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari
kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah dengan
penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Atas ) berjumlah 2366 kasus
penyakit (35%) hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca
yang beriklim tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat
mudah, untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di
Kota Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh yaitu penyakit
Asma berjumlah 113 kasus (2%).
Tabel 7.52. Jumlah Rujukan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
No Puskesmas Total Rujukan
(%) 1 Seberang Padang 0 0
2 Pemancungan 20 7,6
3 Rawang 19 4,9
4 Padang Pasir 0 0
5 Ulak Karang 21 4,6
6 Alai 24 7,8
7 Air Tawar 76 8,2
8 Andalas 119 11,6
9 lb.Buaya 26 1,4
10 Air Dingin 130 12,7
11 Nanggalo 154 21,3
12 Lapai 0 0
13 Kuranji 47 15,2
14 Belimbing 153 18,3
15 Pauh 53 12
16 Lubuk Kilangan 92 20.7
17 Lubuk Begalung 80 5,7
18 Pengambiran 170 12,9
19 Bungus 0 0
20 Ambacang 191 22,4
21 Anak Air - -
22 Ikur Koto - -
Total 1375
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah rujukan terbanyak
terdapat pada Puskesmas Ambacang sebanyak 190 orang, sedangkan
rujukan terendah terdapat pada Puskesmas Sebarang Padang, Padang
Pasir, Lapai dan Bungus yaitu 0 orang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
165
Grafik7.91:Jumlah Persentase Rujukan Askes Kemitraan/ Jamkesda Berdasarkan Kunjungan Puskesmas
Tahun 2012 Dinas kesehatan Kota Padang.
Dari grafik 7.91 diatas dapat dilihat bahwa rujukan terbanyak
Puskesmas Ambacang 191 jiwa (22,4%), sedangkan rujukan terendah
Puskesmas Seberang Padang, Padang Pasir, Lapai, Bungus berjumlah 0
jiwa ( 0% ).
d. Program Askes
1) Kepesertaan Askes PNS / Sosial
Kepesertaan Kapitasi Askes PNS / Sosial Kota Padang setiap
bulannya terjadi perubahan-perubahan yang tidak begitu signifikan, pada
saat akhir tahun 2012 bulan Desember kepesertaan kapitasi berkisar :
104.595 jiwa sedangkan Desember tahun 2011 berjumlah 111.718 terjadi
penurunan 7.123 jiwa (6,4 %) jiwa, Dokter Keluarga tahun 2012
kapitasinya berjumlah 27.980 jiwa, tahun 2011 berjumlah 24.411 jiwa
terjadi peningkatan 12,7 % dan Dokter Gigi Keluarga juga terjadi
peningkatan 11,4 % dibandingkan tahun 2011 berjumlah 3.733 jiwa, tahun
2012 berjumlah 4.216 jiwa.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
166
Tabel 7.53. Kepesertaan Kapitasi Askes PNS/Sosial Perpuskesmas Tahun 2012
No Puskesmas Kapitasi
1 Padang Pasir 118,380 2 Ulak Karang 59,503 3 Alai 101,630 4 Air Tawar 59,134 5 Seberang Padang 72,858 6 Pemancungan 14,376 7 Rawang 14,988 8 Lubuk Begalung 0,710 9 Pagambiran 4,150
10 Andalas 122,582 11 Lubuk Buaya 169,027 12 Air Dingin 32,216 13 Nanggalo 98,429 14 Lapai 28,997 15 Kuranji 59,627 16 Belimbing 41,715 17 Ambacang 46,769 18 Pauh 55,049
19 Bungus 31,657
20 Lubuk Kilangan 56,309
21 Anak Air 836
22 Ikur Koto 799
Jumlah 1.299.741
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah kapitasi peserta
Askes PNS / Sosial di Kota Padang tahun 2012 rata-rata/bulan berjumlah
108.312 kapitasi, dimana dibandingkan tahun 2011 terjadi penurunan
peserta yaitu 108.606 kapitasi (0,27 %). Hal ini disebabkan karena PT.
Askes Cabang Padang telah menggalakkan pemanfaatan Dokter
Keluarga bagi peserta Askes Sosial/PNS yang ada di Kota Padang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
167
Tabel 7.54. Jumlah Kunjungan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
No Puskesmas Kunjungan
1 Padang Pasir 10,872 2 Ulak Karang 6,482 3 Alai 9,391 4 Air Tawar 6,035 5 Seberang Padang 5,746 6 Pemancungan 1,852 7 Rawang 1,947 8 Lubuk Begalung 9,331 9 Pagambiran 4,789
10 Andalas 12,785 11 Lubuk Buaya 15,056 12 Air Dingin 4,476 13 Nanggalo 10,246 14 Lapai 3,716 15 Kuranji 5,652 16 Belimbing 5,012 17 Ambacang 5,001 18 Pauh 6,719 19 Bungus 1,446 20 Lubuk Kilangan 4,756 21 Anak Air 375 22 Ikur Koto 374
Jumlah 132,059
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kunjungan terbanyak
terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 15.056 orang,
sedangkan kunjungan paling sedikit Puskesmas Ikur Koto sebanyak 374
orang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
168
Tabel 7.55. Jumlah Rujukan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang.
No Puskesmas Rujukan
1 Padang Pasir 2,452 2 Ulak Karang 2,270 3 Alai 5,158 4 Air Tawar 2,724 5 Seberang Padang 1,230 6 Pemancungan 708 7 Rawang 596 8 Lubuk Begalung 3,386 9 Pagambiran 2,177
10 Andalas 4,460 11 Lubuk Buaya 6,091 12 Air Dingin 1,285 13 Nanggalo 5,058 14 Lapai 1,161 15 Kuranji 2,063 16 Belimbing 1,552 17 Ambacang 2,380 18 Pauh 1,613 19 Bungus 537 20 Lubuk Kilangan 1,878 21 Anak Air 61 22 Ikur Koto 25
Jumlah 48,865
Dari tabel 7.55 di atas dapat kita lihat bahwa Rujukan terbanyak
terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 6.091 orang,
sedangkan Rujukan paling sedikit Puskesmas Ikur Koto sebanyak 25
orang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
169
Grafik7.92. Jumlah Persentase Kunjungan Askes PNS / Sosial Puskesmas Tahun 2012 Dinas kesehatan Kota Padang
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan
terbanyak Puskesmas Ikur Koto (46,81 %), sedangkan kunjungan
terendah Puskesmas Bungus (4,57 % ). Hal ini disebabkan karena
Puskesmas Ikur Koto mempunyai kapitasi paling sedikit dibandingkan
Puskesmas lainya di Kota Padang.
Grafik7.93. Jumlah Persentase Rujukan Askes PNS/Sosial Dinas
Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa rujukan tertinggi pada
Puskesmas Alai (54,92 %) tetapi pada umumnya Puskesmas di Kota
Padang rujukan masih tinggi hal ini disebabkan karena masih kurang
pahamnya peserta Askes dan PPk tingkat lanjutan akan system rujukan
sehingga memaksa Puskesmas Alai untuk mengeluarkan rujukan yang
bukan wilayah kerja/kapitasi Puskesmas, melebihi indikator rujukan yang
ditetapkan 15%.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
170
Tabel 7.56. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes PNS / Sosial Puskesmas Tahun 2012
Dinas kesehatan Kota Padang.
No Penyakit Jumlah
1 ISPA 23,501 2 Hipertensi 12,045 3 Rematik 9,586 4 Gastritis 6,726 5 Kel. Refraksi 6,500 6 DM 4,791 7 Jantung 3,613 8 Gigi 2,690 9 Penyakit Kulit Alergi 1,949
10 Penyakit Infeksi Kulit 1,647 Jumlah 73,048
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari
kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah ISPA berjumlah
23.501 kasus penyakit. Hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk
cuaca yang beriklim tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA
sangat mudah, untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi
masyarakat di Kota Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh
Infeksi Kulit berjumlah 1.647 kasus penyakit.
Grafik 7.94. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak kunjungan Askes PNS/ Sosial di Puskesmas
Tahun 2012
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari
kunjungan peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah dengan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
171
penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Atas ) (32 %) hal ini
disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim tropis,
sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu perlu
ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang,
sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh yaitu penyakit Infeksi Kulit (2
%).
Tabel 7.57. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta Askes PNS/Sosial Puskesmas Tahun 2012
No Penyakit Jumlah
1 Mata/Kel Refraksi 7,039 2 HT/Post Strok 4,837 3 Jantung 3,919 4 DM 3,527 5 RA 2,452 6 Gastritis 1,466 7 Asma 1,038 8 Katarak 841 9 Cepalgia 633
10 Kel Ssnn Syaraf 504 Jumlah 26,256
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak rujukan
Puskesmas di Kota Padang adalah Mata/Kel. Refraksi berjumlah 7.039
kasus penyakit hal ini disebabkan karena Puskesmas belum adanya
dokter spesialis mata serta kurangnya penyuluhan kesehatan khususnya
tentang mata di sekolah-sekolah, sedangkan urutan ke sepuluh adalah
Kelainan Susunan Syaraf berjumlah 504 kasus penyakit.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
172
Grafik.7.95. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak rujukan Askes PNS/Sosial di Puskesmas Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota
Padang.
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak peserta
yang dirujuk ke Puskesmas di Kota Padang adalah penyakit Mata/Kel.
Refraksi (27 %) hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana untuk
pelayanan penyakit kelainan refraksi masih kurang memadai di
Puskesmas di Kota Padang, sedangkan rujukan urutan ke sepuluh adalah
Kelainan Susunan Syaraf (2 %).
2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
Program-program yang dilaksanakan oleh Seksi Sarana Kesehatan & Alat
Kesehatan untuk tahun 2012 ini didukung oleh dana dari Dana Alokasi Khusus
(DAK) dan pendamping Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun
2012 sebesar Rp. 7.029.118.000,- dengan rincian DAK Bidang Kesehatan Rp.
5.836.480.000,-, pendamping APBD Rp. 583.648.000,- dan Penunjang Rp.
608.989.995,-. Pada APBD Perubahan tahun 2012, Total dana sebesar Rp.
7.181.586.050,- dengan rincian DAK Bidang Kesehatan Rp. 5.816.767.455,-,
pendamping APBD Rp. 581.676.745,- dan Penunjang Rp. 783.141.850,-
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
173
Tabel .7.58. Kegiatan Sarkes tahun 2012
Kegiatan Target
Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan 1. Pembangunan Puskesmas
a. Pembangunan Pagar, teralis Puskesmas Ikur Koto. b. Pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis
Puskesmas Ikur Koto c. Pembangunan listrik dan air Puskesmas Anak Air. d. Belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas
Padang Pasir . e. Pembangunan Pos Jaga, penimbunan dan Canopy
Puskesmas Ikur Koto 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
a. Pengadaan Note Book b. Pengadaan Kamera Digital.
3. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap a. Pembangunan Ruang Rawat Inap Puskesmas Anak
Air 4. Pembangunan Poskesdes
a. Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah.
b. Pembangunan Poskeskel Pengambiran 5. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Laboratorium
a. Pengadaan Alat Kedokteran Umum 6. Pengadaan Obat Program dan Vaksin
a. Pengadaan Obat Program dan Vaksin 7. Penimbunan & Pemasangan Paving Blok Puskesmas
a. Penimbunan dan Paving Blok Puskesmas Lapai b. Penimbunan dan Paving Blok Puskesmas Alai
100% 100%
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100% 100%
100%
100%
100% 100%
a. Pembangunan Puskesmas
Pada Tahun 2012 Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
melaksanakan Pembangunan Puskesmas antara lain :
1) Pembangunan Pagar dan Teralis Puskesmas Ikur Koto
Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Pagar dan Teralis
Puskesmas Ikur Koto adalah terbangunnya Pagar dan Teralis Puskesmas
Ikur Koto. Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur
Koto. Sasaran dari kegiatan pembangunan Pagar dan Teralis
Puskesmas Ikur Koto adalah masyarakat sekitar daerah Ikur Koto
khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 307.681.000,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 0,- dan APBD
sebesar Rp. 279.710.000,-. Kegiatan pembangunan Pagar dan Teralis
Puskesmas Ikur Koto terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
174
2) Pembangunan Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto
Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Rumah medis dan
Paramedis Puskesmas Ikur Koto adalah terbangunnya Rumah Medis dan
Paramedis Puskesmas Ikur Koto. Untuk peningkatan cakupan pelayanan
kesehatan daerah Ikur Koto. Sasaran dari kegiatan pembangunan Rumah
Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto adalah masyarakat
sekitar daerah Ikur Koto khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto
Tangah umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 305.076.200,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 277.342.000,- dan
APBD Pendamping sebesar Rp. 27.734.200,-. Kegiatan pembangunan
Rumah Dinas Medis dan Paramedis Puskesmas Ikur Koto terealisasi
100% baik fisik maupun keuangan.
3) Pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto
Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan
Canopy Puskesmas Ikur Koto adalah terbangunnya Pos Jaga,
Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto . Untuk peningkatan
cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur Koto. Sasaran dari kegiatan
pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan Canopy Puskesmas Ikur Koto
adalah masyarakat sekitar daerah Ikur Koto khususnya dan masyarakat
Kecamatan Koto Tangah umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp.
91.000.000,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 0,- dan APBD sebesar
Rp. 91.000.000,-Kegiatan pembangunan Pos Jaga, Penimbunan dan
Canopy Puskesmas Ikur Koto terealisasi 100% baik fisik maupun
keuangan.
4) Belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir
Kegiatan belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang
Pasir bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah
Padang Pasir. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar
wilayah Puskesmas Padang Pasir Kecamatan Padang Selatan.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp.18.000.000,- yang terdiri hanya dari dana APBD sebesar Rp.
18.000.000.-. Kegiatan belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas
Padang Pasir terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
175
5) Pemasangan Baru Listrik dan Air Puskesmas Anak Air
Tujuan dari pemasangan Baru Listrik dan Air Puskesmas Anak Air
adalah untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Anak
Air Kecamatan Koto Tangah.
Sasaran dari pemasangan barui listrik dan air Puskesmas Anak Air
adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah Puskesmas Anak
Air Kecamatan Koto Tangah.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp.15.000.000,- yang terdiri hanya dari dana APBD sebesar Rp.
15.000.000,-.
b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
1) Pengadaan Note Book
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Note Book untuk Dinas
Kesehatan Kota Padang dan puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini
adalah Dinas Kesehatan Kota Padang dan puskesmas.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 27.675.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
Rp.25.159.091,- dan dana pendamping APBD Rp. 2.515.909,- Kota
Padang. Kegiatan ini terealisasi 100 % secara fisik dan keuangan sebesar
100 %.
2) Pengadaan Kamera Digital
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya kamera digital untuk
pegawai Dinas Kesehatan Kota Padang. Sasaran dari kegiatan ini adalah
pegawai dinas kesehatan
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp.
3.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 2.727.273,-
dari DAK dan sebesar Rp. 272.727,- untuk dana pendamping dari APBD.
Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%.
c. Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap
1) Pembangunan Ruang Rawat Inap Puskesmas Anak Air
Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Ruang Rawat Inap
Puskesmas anak air adalah meningkatkan status puskesmas Anak Air
menjadi Puskesmas Rawatan yang akhirnya akan terjadi peningkatan
cakupan pelayanan kesehatan daerah Anak Air.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
176
Sasaran dari kegiatan Pembangunan Ruang Rawat Inap
Puskesmas anak air adalah masyarakat sekitar daerah anak air
khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 429.429.000,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp.390.390.000,- dan
APBD pendamping sebesar Rp.39.039.000,-. Kegiatan Pembangunan
Ruang Rawat Inap Puskesmas anak air terealisasi 100% baik keuangan
maupun fisik.
d. Pembangunan Poskeskel
1) Pembangunan Poskeskel Pengambiran.
Kegiatan Pembangunan Poskeskel Pengambiran bertujuan untuk
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Pengambiran
Kecamatan Lubuk Begalung. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat
sekitar wilayah Pengambiran Kecamatan Lubuk Begalung.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp. 400.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar
Rp. 363.636.364,- dan APBD pendamping sebesar Rp.36.363.636,-.
Kegiatan Pembangunan Poskeskel Pengambiran Kecamatan Lubuk
Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.
2) Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah.
Kegiatan Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah
bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah
Kampung Tangah Kecamatan Kuranji. Sasaran dari kegiatan ini adalah
masyarakat sekitar wilayah Kampung Tangah Kecamatan Kuranji.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp. 100.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar
Rp. 90.909.091,- dan APBD pendamping sebesar Rp.9.090.909,-.
Kegiatan Pembangunan Poskeskel Pengambiran Kecamatan Lubuk
Begalung terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.
e. Pengadaan Obat Program dan Vaksin
1) Pengadaan Obat Program dan Vaksin
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya obat program dan
vaksin untuk seluruh puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Padang dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
177
kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang
berobat ke puskesmas di Kota Padang.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 3.476.700.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp.
3.160.636.364,- dari DAK dan sebesar Rp. 316.063.636,- untuk dana
pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan
sebesar 100%.
f. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor
1) Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya alat kesehatan lainnya
untuk puskesmas dan dinas kesehatan dalam rangka peningkatan
cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan
ini adalah masyarakat yang berobat ke puskesmas di Kota Padang.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 1.565.564.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
Rp. 1.423.240.000,- dan Rp. 142.324.000,- untuk dana pendamping dari
APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%.
Seperti gambar dibawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
178
g. Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok
1) Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Lapai
Tujuan dilaksanakannya Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok
Puskesmas Lapai adalah terpasangnya Paving Blok Puskesmas Lapai.
Untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lapai. Sasaran
dari kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas
Lapai adalah masyarakat sekitar daerah Lapai khususnya dan
masyarakat Kecamatan Nanggalo umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp.87.475.000,- dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan Penimbunan
dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Lapai terealisasi 100% baik
fisik maupun keuangan. Seperti gambar di bawah ini :
2) Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Alai
Tujuan dilaksanakannya Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok
Puskesmas Alai adalah terpasangnya Paving Blok Puskesmas Alai. Untuk
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lapai. Sasaran dari
kegiatan Penimbunan dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Alai
adalah masyarakat sekitar daerah Alai khususnya dan masyarakat
Kecamatan Padang Utara umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp.53.703.150,- dari dana APBD Kota Padang. Kegiatan Penimbunan
dan Pemasangan Paving Blok Puskesmas Alai terealisasi 100% baik
fisik maupun keuangan. Seperti gambar di bawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
179
3. Seksi Kefarmasian
Disamping kegiatan yang bersifat pengawasan dan pembinaan terhadap
sarana pelayanan kefarmasian, Seksi Kefarmasian Bidang Jaminan dan
Sarana Kesehatan juga melaksanakan kegiatan rutin seperti:
a. Pemantauan penulisan resep Obat Generik di puskesmas dan jaringannya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memantau penulisan obat generik dan
ketersediaan obat generik. Peresepan/penulisan obat generik di puskesmas
dan jaringan mencapai 96,51 % telah diatas target nasional yaitu 90,00 %.
b. Penyuluhan dan Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah.
Telah melakukan penyuluhan, pengawasan dan pembinaan terhadap
penjaja pangan anak sekolah, anak didik dan guru-guru di 45 Sekolah dari
420 Sekolah Dasar yang ada di Kota Padang.
Kegiatan ini dilakukan guna melindungi anak didik dari pangan yang
disinyalir mengadung bahan berbahaya atau pangan yang tidak memenuhi
syarat untuk dikomsumsi.
c. Penyuluhan dan Investigasi Keracunan Pangan.
Dibanding dengan tahun 2011 pada tahun 2012 tidak terjadi
peningkatan keracunan pangan, pada tahun 2012 lalu terjadi 3 kali kasus
keracunan pangan di Kota Padang, yaitu pada Bulan Januari 2012 tidak ada
korban jiwa (karyawan Bank Nagari) Cabang Jln. Pemuda, Bulan Agustus
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
180
2012 di Nanggalo satu orang meninggal, dan pada Bulan Desember di
Belimbing dengan korban jiwa dua orang.
d. Pembinaan dan Pengawasan Pangan dan Kosmetika.
Menjelang dan selama bulan puasa kegiatan ini dilakukan terhadap
penjaja makanan-minuman di pasar pabukoan (Komplek Imam Bonjol, Pasar
Alai, Pasar Nanggalo, Pasar Tabing, Pasar Pagi, Pasar Lubuk Begalung),
juga pembinaan dan pengawasan terhadap distributor dan penjual kosmetik
yang disinyalir mengandung bahan berbahaya.
e. Pembinaan dan Pengawasan Obat Tradisional
Pembinaan dan pengawas ini dilakukan terhadap Obat Tradisional
yang disinyalir mengandung bahan kimia / tidak memenuhi syarat yang
beredar di pasaran.
f. Memberikan Penyuluhan Pangan Industri Rumah Tangga.
Sasarannya difokuskan kepada produsen makanan-minuman Industri
Rumah Tangga dan menerbitkan Sertifikat P-IRT apabila Industri Rumah
Tangga tersebut telah memenuhi persyaratan, terutama sanitasi lingkungan,
hygiene dan terhindar dari penggunaan bahan tambahan pangan yang
dilarang.
Penerbitan Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor :
HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri
Rumah Tangga (P-IRT).
Selama tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Padang mengeluarkan
Sertifikat P-IRT sebanyak 20 lembar, apabila dibandingkan dengan tahun 2011
penerbitan sertifikat P-IRT berjumlah 81 lembar atau terjadi penurunan sebesar
75,31 %. Penurunan ini terjadi karena anggaran yang tersedia untuk kegiatan
Pelatihan/Penyuluhan Pengelolaan bagi Industri Rumah Tangga ini hanya
untuk 20 Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Total Sertifikat P-IRT yang
telah dikeluarkan sampai saat ini telah berjumlah 818 lembar dengan rincian :
- Tahun 200 : 119 lembar
- Tahun 2006 : 102 lembar
- Tahun 2007 : 117 lembar
- Tahun 2008 : 157 lembar
- Tahun 2009 : 121 lembar
- Tahun 2010 : 101 lembar
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
181
- Tahun 2011 : 081 lembar
- Tahun 2012 : 020 lembar
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
182
BAB VIII MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN
A. SEKRETARIAT
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
a. Masalah
1) Masih adanya keterlambatan dalam pengurusan pajak kendaraan
2) Pengurangan anggaran dari APBD Kota Padang
3) Belum adanya ruang penyimpanan yang representatif untuk penyimpanan
barang habis pakai sebelum pendistribusian ke puskesmas, GFK dan
bidang
4) Masih banyaknya PNS yang terlambat memasukkan bahan administrasi
kepegawaian baik untuk kenaikan pangkat, cuti dan kenaikan gaji berkala
5) Masih adanya puskesmas yang tidak / terlambat memasukkan laporan
DUK, Bezetting dan absen bulanan.
b. Pemecahan Masalah
1) Memberitahukan kepada pengguna kendaraan agar tepat waktu dalam
pengurusan pajak kendaraan untuk yang akan datang, dimana 1 (satu)
bulan sebelum jatuh tempo jadwal pembayaran pajak pengguna
kendaraan agar segera melapor ke sub.bag umum dan kepegawain DKK
Padang
2) Menyesuaikan pelaksanaan kegiatan realisasi program berdasarkan
anggaran yang tersedia
3) Memanfaatkan ruangan yang ada di sub.bag umum dan kepegawaian
sebagai tempat penyimpanan barang habis pakai sebelum didistribusikan
ke puskesmas dan GFK
4) Melakukan bimbingan teknis ke Puskesmas dalam rangka pembinaan
pengelolaan administrasi kepegawain
5) Memberitahukan secara tertulis kepada pimpinan puskesmas, kepala
gudang farmasi dan kepala bidang agar setiap PNS yang akan naik
pangkat, berkala, cuti dan pensiun segera memasukkan bahan sesuai
prosedur yang berlaku, serta memasukkan laporan DUK, Bezetting dan
absen bulanan tepat waktu.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
183
2. Sub Bagian Keuangan
a. Masalah
1) Masih ada SPJ yang masuk tidak sesuai dengan triwulan yang ada di
POA
2) SPJ masih menumpuk diakhir tahun
3) Pembuatan Kwitansi masih sering salah
b. Pemecahan masalah
1) Diberitahukan kepada pemegang Program maupun Puskesmas agar
memasukan SPJ sesuai triwulan sehingga pada akhir tahun SPJ tidak
menumpuk.
2) Sebelum memasukan SPJ agar diperiksa dengan telilti sehingga tidak
ada lagi kesalahan dalam pembuatan kode rekening, tanggal, penulisan
uang dan lain sebagainya.
3. Sub Bagian Penyusunan Program
a. Masalah
1) Terlambatnya masing- masing bidang memasukkan laporan tahunan
dan data
2) Deadline dari keuangan Pemko (DPKA) yang singkat
3) Proses penganggaran yang lama dari Pemko karena adanya
penggantian pejabat struktural dan anggota dewan
4) Belum terkoordinirnya data pada masing- masing bidang di lingkungan
DKK Padang
5) Aplikasi Infokes : kurangnya kemampuan SDM Puskesmas (pengelola
SIKDA) dalam pengoperasian aplikasi karena bukan berbasic IT
sehingga belum optimalnya aplikasi infokes di Puskesmas.
b. Pemecahan Masalah
1) Mengumpulkan laporan dari masing-masing seksi sehingga laporan
tahunan DKK tidak terlambat
2) Memberikan pemberitahuan untuk mempersiapkan rancangan anggaran
di akhir tahun sebelumnya sehingga saat deadline, data telah tersedia
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
184
3) Konsultasi dan sosialisasi dengan pejabat struktural yang baru
ditingkatkan frekwensinya
4) Melakukan monitoring dan evaluasi program dengan masing- masing
program dan mengaktifkan kembali petugas pengelola data pada
masing- masing bidang.
5) Melaksanakan pelatihan secara berkala tentang aplikasi infokes kepada
pengelola SIKDA Puskesmas dan pemberian honorarium pada
pengelola sebagai prestise.
B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Diklat
a. Masalah :
1) Masih ada tenaga fungsional kesehatan yang tidak membuat DUPAK.
2) Pengusulan Angka kredit poin PNS yang akan naik pangkat sering
terlambat ke Tim Penilai.
3) Masih adanya tugas belajar/ izin belajar PNS tidak mengikuti
PERWAKO No.16 Tahun 2009 Tanggal 17 Juni 2009 tentang Tugas dan
Izin Belajar
4) Mahasiswa yang mengambil data / penelitian di lingkungan DKK Padang
belum terkoordinir dengan baik oleh institusi pendidikan
b. Pemecahan Masalah :
1) Bagi tenaga fungsional yang tidak membuat DUPAK lebih dari 5 tahun
akan diberhentikan sementara dari jabatan fungsional kesehatan.
2) Setiap PNS harus mengusulkan kredit pointnya setiap 6 bulan / 1
semester ke Tim Penilai Jabfung
3) Mensosialisasikan Perwako No. 16 tahun 2009 tentang Tugas dan Izin
Belajar
4) Melakukan koordinasi dengan institusi pendidikan dalam hal izin /
penelitian di lingkungan DKK Padang
2. Seksi Promosi Kesehatan
a. Masalah
1) Pada umumnya forum kepengurusan kegiatan Kelurahan Siaga yang
sudah terbentuk belum berjalan sesuai yang diharapkan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
185
2) Sebagian bidan Poskeskel masih tugas rangkap di Poskeskel dan di
Puskesmas
3) Pada umumnya belum ada pendanaan dari Pemerintah Kelurahan untuk
kegiatan Kelsi.
4) Belum seluruh kelurahan melaporkan kegiatan kelurahan siaga setiap
bulan.
5) Belum semua Pesantren termotivasi untuk membentuk Pos Kesehatan
Pesantren.
6) Ketersediaan data dasar jumlah UKK di setiap wilayah Puskesmas
belum lengkap dan akurat.
7) Masih minimnya pembentukan Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas
8) Belum seluruh Puskesmas melaksanakan pembinaan terhadap SBH di
wilayah kerjanya
9) Masih kurangnya koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Puskesmas
dengan pengurus kwarcab maupun kwartir tantang kegiatan SBH
10) Pendataan tentang jumlah KK yang mempunyai Toga belum optimal
11) Masih minimnya pemanfaatan Toga bagi rumah tangga
12) Data jumlah Battra yang ada di masing-masing wilayah puskesmas
belum akurat
13) Pembinaan terhadap Battra masih kurang
14) Cakupan D/S 62,13 % dari target 75 %
15) Sarana dan prasarana posyandu masih kurang seperti : timbangan
Dacin, Tripot dan APE Posyandu
16) Masih adanya Posyandu yang masih menumpang atau tempat yang
tidak representatif.
17) Jumlah Kader aktif untuk beberapa Posyandu berkurang dari yang
diharapkan disebabkan kurangnya insentif kader posyandu
18) Cakupan rumah tangga ber-PHBS 51,21 % dari target 60 %
19) Persentasi beberapa indikator PHBS masih rendah yaitu tidak merokok
di dalam rumah (42,7%), pemberian ASI Ekslusif ( 54,7% ), dan Makan
buah & sayur (59,8% )
20) Masih kurangnya pembinaan PHBS terhadap rumah tangga
21) Masih ada Puskesmas yang belum melaksanakan penyuluhan dalam
dan luar gedung sesuai dengan rencana kerja yang dibuat.
22) Masih belum meratanya penyebaran media cetak untuk penyuluhan
diwilayah Puskesmas
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
186
23) Masih adanya petugas puskesmas yang belum mau menjadi
narasumber pada pelaksanaan penyuluhan dalam gedung.
24) Masih kurangnya frekwensi penyuluhan kelliling yang dilaksanakan di
masing-masing Puskesmas.
b. Pemecahan masalah
1) Bimbingan teknis ke seluruh kelurahan siaga dengan mengadakan
pertemuan yang pesertanya terdiri dari pengurus kelurahan siaga,
kader, dan petugas puskesmas terkait, pembinaan secara bertahap
yang mana untuk tahun 2013 lebih difokuskan kepada kelurahan yang
ada Gedung Poskeskelnya.
2) Memberikan masukan kepada Pimpinan Puskesmas pada saat Lokmin
agar Bidan Penanggungjawab Poskeskel tidak melakukan tugas
rangkap, akan tetapi hanya bertugas di Poskeskel atau di Kelurahan.
3) Memberikan masukan ketika Bintek kepada Forum Kelurahan Siaga
agar membuat anggaran untuk kegiatan Kelurahan Siaga.
4) Memberikan motivasi serta mengingatkan kembali agar bidan kelurahan
siaga membuat laporan rutin kegiatan Poskeskel setiap bulan sesuai
dengan format yang diberikan.
5) Puskesmas membina dan mendorong pihak Pesantren untuk
membentuk Poskestren.
6) Puskesmas melakukan pendataan kembali untuk mendapatkan jumlah
unit usaha (UKK) yang ada diwilayah kerjanya.
7) Puskesmas dianjurkan untuk membentuk Pos UKK dengan
memprioritaskan kepada jenis UKK /unit usaha yang mempunyai
dampak lebih beresiko terhadap kesehatan.
8) Memberikan motivasi kepada Petugas Promkes Puskesmas agar
melakukan pembinaan terhadap anggota pramuka (SBH) yang ada di
wilayah kerjanya.
9) Meningkatkan koordinasi baik terhadap kwarcab maupun kwartir untuk
pembinaan SBH
10) Memberikan masukan serta arahan agar petugas puskesmas
melengkapi data-data jumlah KK yang mempunyai Toga
11) Meningkatkan pembinaan terhadap Keluarga tentang pemanfaatan
Toga serta cara menggunakannya untuk kesehatan
12) Puskesmas membenahi kembali data jumlah Battra di masing-masing
wilayah puskesmas
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
187
13) Meningkatkan pembinaan terhadap Battra yang ada di wilayah kerja
Puskesmas
14) Memotivasi petugas agar lebih pro aktif terhadap sasaran posyandu
dengan melakukan kunjungan rumah bersama kader serta membuat
kegiatan inovatif di posyandu.
15) Mengupayakan melalui Kemenkes untuk pengadaan sarana dan
prasarana posyandu
16) Puskesmas mendorong tokoh masyarakat untuk menyediakan tempat
yang representatif untuk kegiatan Posyandu
17) Mengupayakan pertemuan dengan Pokjanal Posyandu Kota Padang
untuk membahas masalah penganggaran insentif kader posyandu
18) Meningkatkan sosialisasi tentang PHBS baik terhadap lintas program
maupun lintas sektor.
19) Meningkatkan penyuluhan terhadap rumah tangga tentang indikator
PHBS yang masih bermasalah, melalui penyuluhan individu maupun
kelompok serta menyebarluaskan leaflet-leaflet yang berhubungan
dengan indikator PHBS tersebut.
20) Melakukan pembinaan secara intensif terhadap rumah tangga yang
tidak sehat
21) Penyuluhan dalam gedung dilaksanakan 2 kali seminggu atau 8 kali
sebulan. Penyuluhan luar gedung dilaksanakan pada saat kegiatan
Posyandu , UKS dan pertemuan-pertemuan lainnya. Materi yang
diberikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sasaran penyuluhan
tersebut.
22) Peningkatan penyebarluasan informasi kesehatan melalui media cetak
seperti leaflet, brosur maupun foto kopy bahan penyuluhan.
23) Menyarankan kepada Pimpinan Puskesmas pada saat Bintek agar ada
penegasan dari pimpinan Puskesmas kepada stafnya untuk
melaksanakan penyuluhan dalam gedung sesuai jadwal yang disusun
oleh petugas promkes
24) Menegaskan kepada Puskesmas untuk meningkatkan frekwensi
penyuluhan keliling.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
188
3. Seksi Regitrasi dan Akreditasi
a. Masalah
1) DKK Padang tidak mempunyai data base perizinan. Data yang ada
sebatas jumlah tenaga dan sarana yang mengurus izin.
2) DKK Padang khususnya seksi perizinan belum mampu untuk melakukan
pengawasan dan pemantauan terhadap Izin Tenaga dan Izin Sarana
yang sudah habis masa berlakunya disebabkan karena kekurangan
dana, dan tenaga.
3) Ada beberapa klien yang mengurus izin dengan persyaratan seadanya,
dan berkeras agar izin mereka dikeluarkan.
4) Rumah makan/restoran belum ada yang mengurus Sertifikat Laik
Higiene Sanitasi
5) Dana operasional kurang
b. Pemecahan Masalah
1) Pada saat ini, masalah 1 dan 2, karena puskesmas merupakan
perpanjangan tangan DKK, maka mohon bantuan puskesmas untuk
dapat melakukan pemantauan dan melaporkan ke DKK.
2) Untuk masalah 3, apabila syarat mutlak izin tenaga (STR dan
rekomendasi organisasi ada) maka izin bisa diterbitkan. Untuk izin
sarana mesti dilakukan peninjauan ke lapangan dan syarat minimal
harus dipenuhi.
3) Untuk masalah 4, perlu kerjasama dengan Lintas Sektor (BPMP2T)
untuk memasukkan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah
makan/restoran dalam persyaratan Izin Gangguan.
4) Untuk masalah 5, memaksimalkan dana yang ada, untuk peninjauan ke
lapangan dilakukan untuk 3 atau 4 sarana digabung sekaligus.
C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK)
1. Seksi P2P
a. Masalah
Masih tingginya jumlah kasus penyakit menular, karena masih kurangya
partisipasi masyarakat dalam berperilaku hidup sehat, pemberantasan
sarang nyamuk dengan 3M, pemanfaatan posyandu, menjaga kebersihan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
189
dan kesehatan lingkungan, sanitasi air bersih, jamban sehat dan kelurahan
siaga. Selain itu juga adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus
penyakit tidak menular, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes
melitus dan asma karena meningkatnya umur harapan hidup dan gaya hidup
yang cenderung kurang sehat, seperti merokok dan kurang olah raga.
b. Pemecahan Masalah
Memprioritaskan kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular serta meningkatkan fungsi surveillance
masyarakat (Community Based Surveylance), meningkatkan pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan yang berbasis masyarakat (kelurahan siaga,
posyandu, PAMSIMAS), meningkatkan promosi kesehatan dan sosialisasi
pentingnya imunisasi.
2. Seksi Wabah dan Bencana
a. Masalah
1) Pengisian laporan bulanan STP bagi beberapa Puskesmas yang tidak
lengkap dan tidak sesuai dengan format yang sudah ada sehingga
gambaran kasus PTM pada Puskesmas tersebut kurang akurat dan
pengumpulan laporan bulanan tidak tepat waktu.
2) Petugas puskesmas masih ada yang kurang memahami program yang
dipegang sehingga program kurang berjalan di puskesmas
3) Petugas puskesmas kurang rapi mengarsipkan laporan W1, W2, STP dan
C1 di puskesmas
4) Evaluasi program belum maksimal dilakukan pada forum lokmin.
5) Peralatan untuk melakukan deteksi dini factor resiko PTM di Puskesmas
masih kurang sehingga kegiatan deteksi Dini Faktor Resiko PTM belum
bias dilaksanakan dengan baik.
b. Pemecahan Masalah
1) Perlu ditingkatkan kualitas petugas dengan aktif mencari sumber-sumber
pengetahuan yang berhubungan dengan program.
2) Lokmin puskesmas seharusnya dapat menjadi wahana untuk
menyelesaikan masalah atau kendala dalam melaksanakan program
Puskesmas.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
190
3) Petugas puskesmas dapat mengarsipkan laporan W1, W2, STP dan C1 di
puskesmas
4) Sebaiknya dilakukan pengadaan alat medis yang berhubungan deteksi
dini factor resiko PTM
3. Seksi Kesehatan Lingkungan
a. Masalah
1) Perumahan sehat di Kota Padang 73,6 % dari target yang diharapkan ( 79
% ), Dari Target ynag diharapkan masih kurangnya pencapaian program
kesehatan lingkungan.
2) Pencapaian TTU dan TPM yang memenuhi syarat masih kurang dari
target yang diharapkan yaitu Target TTU 80 % baru tercapai 79 %
sedangkan untuk TPM target yang diharapkan sudah dapat tercapai.
b. Pemecahan Masalah
1) Kedepan diharapkan adanya peningkatan pencapaian dari indikator
kesehatan lingkungan ini melalui kegiatan kelembagaan Pamsimas dan
STBM di tingkat kelurahan.
2) Diharapkan untuk kedepan adanya peningkatan sosialisasi, promosi dari
DKK, Puskesmas, Lintas Sektor, PKK serta lembaga lain nya sehingga
jumlah TTU dan TPM yang memenuhi syarat bisa lebih ditingkatkan.
D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
1. Seksi KIA
a. Masalah
1) Belum tercapainya cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
a) Sumber Daya Manusia (SDM)
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang terlatih untuk
pelaksanaan MTBM.
Pemahaman tentang defenisi operasional cakupan neonatus
dengan komplikasi yang masih kurang.
Kurangnya pengetahuan ibu neonatus tentang tanda bahaya yang
terjadi pada neonatus.
b) Sarana dan Prasarana
Keterbatasan bagan dan formulir pelaksanaan MTBM.
c) Metoda
Kurangnya koordinasi dengan pembina wilayah, sehingga cakupan
neonatus Resti belum tercapai.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
191
d) Dana
Kurangnya dana untuk melakukan kunjungan rumah dalam upaya
penjaringan neonatus komplikasi dan pelaksanaan MTBM.
2) Belum tercapainya Cakupan Kunjungan Bayi dan Cakupan Pelayanan
Kesehatan Anak Balita
a) Sumber Daya Manusia (SDM)
Kurangnya tenaga terlatih dalam pelaksanaan SDIDTK.
Kurangnya pemahaman petugas tentang defenisi operasional
cakupan kunjungan bayi dan pelayanan kesehatan anak balita.
Kurangnya pengetahuan ibu untuk melakukan kunjungan ke
posyandu sehingga ibu tidak membawa bayi ke posyandu.
Sikap ibu balita yang hanya membawa anak ke posyandu saat
masih membutuhkan imunisasi saja
b) Sarana dan Prasarana
Kurangnya Skriining Kit SDIDTK
Keterbatasan formulir SDIDTK
c) Metoda
Pelaksanaan SDIDTK secara massal di beberapa Puskesmas
sehingga menurunkan minat petugas untuk melaksanakan SDIDTK,
karena butuh waktu untuk mendeteksi 1 orang anak.
Belum terbinanya koordinasi lintas program (KIA, Gizi, Imunisasi,
Promkes) sehingga sumber data tidak maksimal.
d) Dana
1. Keterbatasan dana untuk mengadakan pelatihan SDIDTK bagi
petugas.
3) Belum tercapainya cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
a) Sumber Daya Manusia (SDM)
Belum maksimalnya sistem pencatatan dan pelaporan dari BPS dan
fasilitas kesehatan lain ke Puskesmas.
Masih kurangnya pemahaman defenisi operasional tentang
cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, sehingga pelaporan
tidak maksimal.
b) Sarana dan Prasarana
Masih beragamnya format laporan dari BPS ke Puskesmas
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
192
c) Metoda
Belum dipakainya kohort di BPS
d) Dana
Keterbatasan dana untuk kunjungan rumah bagi ibu resti.
4) Masih adanya kasus kematian ibu dan bayi
a) Sumber Daya Manusia (SDM)
Belum semua Bidan terutama BPS yang dilatih Asuhan Persalinan
Normal (baru 6 % BPS yang sudah dilatih APN)
Masih sedikitnya bidan praktek swasta yang telah mengikuti
pelatihan penanganan manajemen Asfiksia dan BBLR (baru 13 %
bidan praktek swasta di Kota Padang yang sudah dilatih)
Kurangnya partisipasi dari RS, RSB dan BPS untuk memberikan
laporan kasus kematian dan pemantauan kasus kematian ke
Dinas Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas
b) Sarana dan Prasarana
Masih adanya BPS yang tidak memiliki peralatan pertolongan
persalinan yang sesuai standar dan peralatan dalam pelaksanaan
pencegahan infeksi.
c) Metoda
Pelaksanaan ANC yang masih belum sesuai standar pelayanan
Sistem rujukan yang masih belum optimal
Penanganan ditempat rujukan yang masih belum optimal
Pelaksanaan Pencegahan Infeksi yang belum maksimal.
d) Dana
Tidak adanya anggaran dana dari Pemko Padang untuk
pelaksanaan pelatihan APN dan Penanganan Asfiksia – BBLR bagi
bidan praktek swasta di tahun 2011
b. Pemecahan Masalah
1) Belum tercapainya cakupan Kebidanan dan neonatus dengan komplikasi
yang ditangani.
a. Adanya komitmen dari Puskesmas dan BPS untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas pelayanan terhadap neonatus
b. Perlunya penganggaran dana pelatihan bagi bidan dan dokter
terutama di Puskesmas Poned untuk penanganan neonatus komplikasi
c. Meningkatkan kualitas kelas ibu hamil
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
193
d. Meningkatkan pemantauan dan pembinaan ke Puskesmas dan BPS
e. Pelatihan MTBS/MTBM bagi petugas
f. Penganggaran dana untuk kunjungan rumah
2) Masih rendahnya cakupan Kunjungan Bayi dan Anak Balita
a. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam melakukan
SDIDTK balita
b. Meningkatkan kualitas pelaksanaan kelas ibu balita
c. Penambahan pengadaan Skriining Kit SDIDTK untuk Puskesmas dan
Posyandu
d. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan SDIDTK balita
e. Meningkatkan promosi penggunaan buku KIA
f. Komitmen bersama untuk melaksanakan SDIDTK di Puskesmas,
Posyandu, PAUD/TK dan di semua tempat pelayanan kesehatan anak
g. Meningkatkan metoda pencatatan dan pelaporan dalam pemantauan
tumbuh kembang balita
h. Koordinasi lintas sektor terkait untuk peningkatan kunjungan balita ke
Posyandu setiap bulan
3) Masih adanya kasus kematian ibu dan bayi
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam
memberikan Asuhan Persalinan Normal yang aman dan nyaman, serta
penanganan bayi baru lahir melalui pembinaan dan pelatihan-pelatihan
yang berkualitas
b. Meningkatkan pelayanan ANC yang berkualitas oleh semua bidan
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
c. Meningkatkan pemantauan dan pembinaan ke BPS dalam
memberikan pelayanan yang sesuai standar praktek kebidanan.
d. Mengoptimalkan sistim rujukan dan penanganan ditempat rujukan
e. Bekerja sama dengan organisasi Profesi Bidan (IBI) dalam swadaya
dan swadana Pelatihan APN dan penanganan Bayi Baru Lahir dan
Asfiksia, karena keterbatasan dana APBD untuk pelatihan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
194
2. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
a. Masalah
1) Hasil Penimbangan Posyandu dengan indikator SKDN : pencapaian D/S
62.1% (-12.9%)
2) Masih ditemukannya balita gizi buruk yang menerima PMT tidak naik
berat badannya dan tetap berat badanya (16.3% dan 14.3 %)
3) Pencapaian Pemberian Asi Ekslusif 62.4% (-7.6%)
4) Cakupan pelayanan kesehatan jiwa di Kota Padang masih rendah
5) Cakupan pelayanan lansia di Kota padang masih rendah
6) Cakupan pelayanan gigi yang terintegrasi dengan KIA belum terlaksana
dengan baik.
b. Pemecahan Masalah
1) Melakukan koordinasi yang maksimal dengan lintas sektor dan lintas
program untuk mengatasi masalah gizi terutama gizi buruk melalui
penangan balita BGM dengan membentuk tim surveilan BGM untuk
Kota Padang.
2) Meningkatkan kerja sama lintas sektor dan program serta melibatkan
masyrakat dalam menanggulangi dan memantua perkembangan balita
gizi buruk.
3) Selain pemberian PMT untuk balita gizi buruk, perlu juga dilakukan
penyuluhan dalam bentuk demo masak/makanan untuk balita gizi buruk
sehingga pola asuh orang tua kepada anak dapat berubah menjadi baik,
dan selain itu juga dirujuk ke puskesmas Nanggalo yang merupakan
puskesmas rawat inap untuk balita gizi buruk.
4) Melakukan koordinasi kepada unit pelayanan lainnya misalnya melalui
organisasi profesi seperti IBI dan IDI sehingga dapat memberikan
laporan ke puskesmas.
5) Memberikan bimbingan kepada petugas gizi melalui kegiatan pertemuan
bulanan sehingga data yang didapat dari puskesmas dapat terpantau
setiap bulannya baik oleh petugas gizi Dinas Kesehatan Kota Padang
maupun oleh petugas puskesmas sendiri.
6) Meningkatkan kerja sama lintas sektor untuk penanggulangan masalah
GAKY melalui kegaiatan pertemuan POKJA GAKY dengan kegaiatan
pemeriksaan garam ke pasar yang ada di Kecamatan di Kota Padang.
7) Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan program untuk melaksanakan
kegiatan program kesehatan khusus.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
195
8) Meningkatkan pembinaan dan monitoring pelaksanaan program
kesehatan khusus baik di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kota.
9) Meningkatkan penyuluhan program kesehatan khusus baik di dalam
maupun luar puskesmas.
10) Menjadikan salah satu program kesehatan khusus sebagai program
unggulan di puskesmas.
11) Dana jamkesmas yang ada di puskesmas dapat di pergunakan untuk
pelaksanaan kegiatan program khusus.
E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN
1. Seksi Sarana Kesehatan Dan Alat Kesehatan
a. Masalah
1) Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti karena kegiatan
dapat terlaksana hampir 100 % baik fisik maupun keuangan.
2) Pasca Gempa 8,9 SR Tanggal 30 September 2009, banyak terjadi
kerusakan bangunan khususnya sarana bangunan kesehatan. Sebagian
sudah dibangun kembali dan direhabilitasi baik mengunakan dana DAK
maupun bantuan dari Batamindo, Bank Mandiri, Pemerintah AS, PNPM
Mandiri. Sebagian lagi belum diperbaiki karena keterbatasan sumber
dana.
b. Pemecahan Masalah
Pemerintah Kota Padang sangat mengharapkan bantuan dari berbagai
pihak terutama Pemerintah Pusat melalui Departemen Kesehatan, untuk
membantu pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak, baik
melalui Dana DAK maupun dari sumber dana lainnya. Kami sudah
mengajukan proposal pembangunan dan rehabilitasi baik yang langsung
dialamatkan ke Departemen Kesehatan R.I. maupun proposal yang
dikirimkan ke Pemerintah Kota Padang untuk diteruskan ke berbagai
Departemen atau lembaga donatur lainnya, agar pulihnya kembali sarana
dan prasarana yang rusak akibat Gempa Bumi 30 September 2009.
2. Seksi Kefarmasian
a. Masalah
1) Pengelolaan obat di apotek swasta masih belum memenuhi
ketentuan Kepmenkes No. 1332 Tahun 2002 Tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
196
2) Belum berjalannya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 di Apotek
serta pada jam buka apotek masih ada yang tidak mempunyai tenaga
teknis farmasi dalam memberikan pelayanan obat kepada pasien.
3) Masih ditemukan toko obat yang melanggar Kepmenkes No. 1331 Tahun
2002 Tentang Pedagang Eceran Obat, misalnya tidak mempunyai Asisten
Apoteker sebagai penanggung jawab, menjual obat keras dan tidak
mempunyai izin.
4) Manajemen pengelolaan obat di puskesmas masih ada yang perlu
ditertibkan dan penggunaan obat generik belum mencapai 100%.
5) Masih ada makanan minuman yang tidak mempunyai label Sertifikat
Pangan Industri Rumah Tangga ( P-IRT) yang beredar di masyarakat.
6) Masih ditemukan Sertifikat Industri Rumah Tangga Pangan dengan kode
SP-IRT belum ditukar/diganti dengan (P-IRT).
7) Masih ditemukan toko makanan-minuman / swalayan /distributor menjual
makanan-minuman yang kurang memperhatikan tanggal kadaluarsa
dan rusak / tidak layak dikomsumsi ataupun makanan-minuman yang
tidak memenuhi syarat / tidak ada izin edar.
b. Pemecahan Masalah:
1) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelola obat di
apotek swasta (APA) yang masih belum memenuhi ketentuan
Kepmenkes No. 1332 Tahun 2002 Tentang Tata Cara Perizinan Apotek,
serta melakukan sosialisasai PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
Apotek sebagai tempat melakukan pekerjaan kefarmasian terus
diupayakan pengelolaan obatnya dilakukan oleh apoteker sebagai
penaggung jawab penuh. Setiap mutasi obat harus selalu dipantau oleh
apoteker.
Pemesanan obat harus menggunakan surat pesanan yang ditanda
tangani oleh apoteker,untuk menghindari pemesanan obat palsu ( obat
yang tidak punya izin edar ).
Dari hasil supervisi Seksi Kefarmasi,kurangnya kehadiran apoteker dan
asisten apoteker sebagai pelaksana teknis di apotek menyebabkan
pengelolaan obat diambil alih oleh pemilik apotek ( PSA ) yang memiliki
latar belakang non farmasi, terutama apotek yang dulunya berstatus
sebagai toko obat.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
197
Untuk pemantauan apotek tersebut perlu pengawasan secara berkala,
terutama menertibkan kehadiran apoteker dan asisten apoteker dan
meningkatkan kinerja tenaga teknis farmasi tersebut agar membenahi
manejemen apotek yang dikelolanya. Bagi Apotek yang melanggar
ketentuan Kepmenkes tersebut diatas, diberikan Peringatan atau Teguran
yang akhirnya sampai pada pencabutan Izin Apotek.
2) Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab toko obat tidak ada pada
jam buka toko obat sehingga pengelolaan toko obat diambil alih oleh
pemilik toko obat. Hal ini menyebabkan terjadinya pelanggaran
yang tidak sesuai dengan Kepmenkes No. 1331 Tahun 2002
tentang Pedagang Eceran Obat, yaitu pemilik toko obat
melayani penjualan obat keras (Obat Daftar G).
Pembinaan dan pengawasan dari Seksi Kefarmasi terutama mendata
toko obat yang tidak mempunyai izin operasional dan memberikan
Peringatan / Teguran pada toko obat yang belum mempunyai izin serta
melakukan pelanggaran dalam pengelolaan obat, termasuk menegur
Asisten Apoteker penanggung jawabnya, supaya hadir ke toko obat untuk
melaksanakan pelayanan kefarmasian.
3) Upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap & motivasi
serta upaya manajerial dengan memberikan tuntunan kepada pemberi
pelayanan dalam melakukan praktek pengobatan. Misalnya dengan
memberlakukan pedoman pengobatan dasar, daftar obat esensial untuk
pemilihan obat, menerapkan sistem pemantauan dan supervisi serta
umpan balik terhadap penggunaan obat generik.
4) Melakukan penyuluhan dan menerbitan Sertifikat Pangan Industri Rumah
Tangga (P-IRT), bagi industri rumah tangga yang belum mempunyai
label tetapi telah memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik
Indonesia Nomor : HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang
Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT).
5) Melakukan pembinaan dan pengawasan serta menyarankan kepada
pengelola industri rumah tangga yang masih memiliki Sertifikat Industri
Rumah Tangga Pangan dengan kode SP-IRT agar ditukar/diganti
dengan (P-IRT), sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan
Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor :
HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan
Industri Rumah Tangga (P-IRT).
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
198
6) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana distributor
makanan-minuman yang masih mengedarkan makanan-minuman yang
telah kadaluarsa, rusak / tidak layak dikomsumsi ataupun makanan-
minuman yang tidak memenuhi syarat / tidak ada izin edar.
3. Seksi Jaminan Kesehatan
a. Masalah :
1) Sistim Pengelolaan keuangan berdasarkan sistim klaim, sementara
pengelola Jamkesmas dan Jampersal belum paham tentang pelaporan
dan pendanaan ini.
2) Tahun 2012 ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan dana Jamkesmas
dan Jampersal belum optimal, hal ini dikarenakan keterlambatan
keluarnya Perwako yang mengatur tentang pencairan dana jamkesmas
dan Jampersal serta tidak tercatat dengan baik kunjungan peserta
Jamkesmas di wilayah Puskesmas.
3) Masih kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan Puskesmas ke DKK
serta laporan bulanan yang masih tidak tepat waktu setiap tanggal 5
sehingga terganggunya administrasi pelaporan DKK.
b. Pemecahan Masalah
1) Agar pengelola Jamkesmas dan Jampersal dapat diberikan pelatihan
dalam sistem pelaporan dan pendanaan dengan menggunakan sistem
Klaim.
2) Agar program Jamkesmas dan Jampersal ditingkatkan sosialisasinya bagi
lintas program dan lintas sektor demi lancar dan validnya pencatatan dan
pelaporannya untuk perencanaan dan pemecahan masalah ditahun
berikutnya.
3) Agar dalam pencatatan dan pelaporan petugas Jamkesmas dan
Jampersal di Puskesmas lebih teliti
4) Agar pelaporan laporan bulanan dan pencairan Klaim tepat waktu setiap
bulannya sampai di DKK sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
5) Agar pengelola program Askes Kemitraan / Jamkesda lebih meningkatkan
sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas dan DKK menjadi lebih
baik.
6) Agar pengelola program Askes Kemitraan / Jamkesda meningkatkan
sosialisasinya bagi lintas program dan lintas sektor demi lancar dan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
199
validnya pencatatan dan pelaporannya untuk perencanaan dan
pemecahan masalah ditahun berikutnya.
7) Agar dalam pemanfaatan dana kapitasi Askes Kemitraan / Jamkesda
lebih efektif dan efisien.
8) Agar para pemberi kebijakan lebih penegasan kepada pengelola,
pimpinan Puskesmas serta lintas program lainnya dalam sistem
pelaporan dan pencatatan dan pelaporan bulanan di puskesmas dan
jaringannya.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2012 EDISI 2013
200
BAB IX PENUTUP
Dalam Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini, tersusun kebijakan
yang selanjutnya dibuat Program dan dirinci dalam bentuk kegiatan yang dilakukan
pada tahun 2012. Pada tahun ini, Dinas Kesehatan melaksanakan 58 kegiatan dalam
20 program untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan.
Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, dan sebagian kegiatan
lainnya dilaksanakan dengan menjalin kerja sama dengan organisasi lain serta pihak
lain yang berkompeten.
Pembangunan Kesehatan di Dinas Kesehatan tahun 2012 secara umum dapat
berjalan dengan baik. Pelaksanaan kegiatan tahun 2012 mempunyai kendala dan
hambatan dalam melaksanakan kegiatan salah satunya adalah terlambatnya
pencairan anggaran, keterbatasan tenaga dan sarana yang secara umum dapat
mengganggu pencapaian tingkat kinerja.
Demikianlah laporan tahunan 2012 Dinas Kesehatan ini disusun semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.