laporan tahunan 2017 - unicef.org · relawan tinju tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring...

15
ANNUAL REPORT 2017 1 LAPORAN TAHUNAN 2017 UNICEF INDONESIA

Upload: ngokhanh

Post on 02-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

A N N U A L R E P O R T 2 0 1 7 1

LAPORANTAHUNAN

2017UNICEF INDONESIA

Page 2: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

2 A N N U A L R E P O R T 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 3

Daftar Isi

Kata PengantarGlobal Leader:SDGs DIMULAI DARI ANAK

2Cerita dari lapanganSemua Anak Berhak Memiliki Identitas:MENDATA BAyI DI FLORES

11Cerita dari LapanganLiterasi Kelas Dasar:ASA DI PAPUA

17Pemanfaatan:UNTUK ANAK-ANAK

21

HASIL-HASIL KUNCI 2017 yANG DICAPAI MELALUI PROGRAM PEMERINTAH INDONESIA – UNICEF

4KAMPANyE IMUNISASI CAMPAK RUBELLA

12Cerita dari LapanganRemaja Beraksi:ORANG DEWASA MENDENGAR

18Mencerahkan Masa Depan:MEMBANTU ANAK-ANAK

22

Cerita dari Lapangan Relawan Tinju Tinja:SANITARIAN MUDA yANG MENGINSPIRASI

6UNTUK SETIAP ANAK

14Dukungan:DARI DONATUR KAMI

20BAGAIMANA MENGGUNAKAN KODE QR

24

Page 3: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

*Baca lebih lanjut tentang program-program yang sudah saya sebutkan di sini. Tonton juga video singkat yang inspiratif dari beberapa kisah yang kami angkat dengan memindai kode QR berikut:Untuk bantuan, silahkan buka halaman 24.

2 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 3

Sahabat UNICEF,

Dengan senang hati, saya menyampaikan laporan tahun 2017. Ini adalah tahun kedua program kerja sama lima tahunan

UNICEF dengan Pemerintah Indonesia dan kita sudah melihat berbagai hasil yang luar biasa untuk anak-anak.

Pada tahun 2017, UNICEF bermitra dengan 10 kementerian,

lebih dari 80 organisasi masyarakat sipil dan 25 jejaring

anak muda. Bersama-sama, kami menjangkau lebih

dari 35 juta anak dan 20.000 bidan. Kami bekerja sama

dengan mitra untuk memberikan bukti, saran teknis dan

membangun kapasitas guna membantu pemerintah untuk

bersama-sama melindungi hak setiap anak di Indonesia.

Program kami didasari oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(SDGs), dimana Indonesia adalah negara terdepan

dalam pelaksanaannya. Di UNICEF, kami percaya bahwa

pembangunan berkelanjutan berawal dari anak dan tahun ini

kami selangkah lebih dekat untuk menjadikan kepentingan

anak lebih terlihat dalam SDGs. Bersama dengan pemerintah,

kami telah menerbitkan Laporan Baseline SDG* tentang

Anak-Anak di Indonesia, sebagai bukti yang dapat digunakan

untuk mendukung pengambilan kebijakan. Analisis mendalam

mengenai makna SDGs untuk anak ini, telah diminati oleh

negara-negara lain. Laporan ini juga turut membangun

momentum untuk memanfaatkan Agenda 2030 yang berfokus

pada investasi untuk anak. Anda dapat melihat beberapa

contoh bentuk investasi tersebut dalam laporan tahunan ini.

Pertama adalah Kampanye Nasional Imunisasi Campak

dan Rubella dengan target lebih dari 35 juta anak di seluruh

Pulau Jawa. UNICEF mendukung upaya pemerintah ini dan

bekerja erat dengan media (seperti Jawa Pos) dan Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) untuk menggerakkan kepemimpinan

politik, melaksanakan kampanye komunikasi publik dan

memfasilitasi pemantauan secara real-time dengan teknologi

RapidPro. Dalam waktu dua bulan, kampanye ini telah berhasil

memberikan imunisasi kepada 35 juta anak di 119 kabupaten/

kota di enam provinsi. Anda dapat membaca lebih lanjut

mengenai contoh kemitraan yang kuat ini pada halaman 12.

UNICEF bekerja sama dengan masyarakat sipil dan pemerintah

untuk mencari langkah-langkah dalam menjangkau setiap anak

dan melindungi mereka dari bahaya. Kami bekerja bersama

jejaring masyarakat dan membantu membangun kapasitas

tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka memenuhi hak anak di

seluruh penjuru negeri. Di Flores, masyarakat telah terbukti

berperan besar dalam upaya pencatatan kelahiran. Silahkan

baca pada halaman 11 mengenai mengapa hal ini penting.

Di Jawa, kami telah melatih bidan-bidan menggunakan

platform Infobidan, sehingga kini lebih dari 20.000 bidan

yang melayani perawatan bayi baru lahir dapat mengakses

informasi dan kiat penting seputar pekerjaan mereka melalui

ponsel*. Pada halaman 17, Anda juga dapat membaca

tentang bagaimana kami telah membantu meningkatkan

kualitas pendidikan di Papua, di mana hanya 13 persen dari

anak kelas 2 dan 3 yang memperoleh kemampuan belajar

yang memadai. Menurut kajian baseline tahun 2015, 62%

anak-anak di sekolah-sekolah sasaran program bahkan

tidak dapat membaca sepatah kata pun. Berdasarkan kajian

mid-line, pada tahun 2017 persentase anak-anak yang

tidak dapat membaca turun menjadi 27% setelah adanya

intervensi program UNICEF secara intensif. Kondisi ini

hanyalah sedikit dari banyak contoh permasalahan lainnya.

Semua pihak, dari pemerintah hingga masyarakat akar rumput,

punya peran untuk memenuhi hak anak. Pada tahun keempat

kampanye untuk mengakhiri Buang Air Besar Sembarangan

(BABS), kami juga meluncurkan gerakan Relawan Tinju

Tinja. Gerakan ini menghimpun pahlawan akar rumput yang

bersemangat memberikan komitmen membantu komunitas

mereka meraih status bebas BABS. Salah satu relawannya

adalah Mathilda. Ia berbicara tentang rencananya untuk

fokus mengajari anak-anak usia muda pada halaman 6.

Tahun ini kami juga bekerja keras untuk

memberikan anak muda kesempatan

bersuara dan mendengar pandangan

mereka. Lebih dari 110.000 anak muda

berdialog antar mereka dan dengan

pembuat keputusan (melalui platform

“U-Report”), untuk mempromosikan

investasi yang lebih besar lagi bagi

kesejahteraan anak*. Kami juga

melakukan survei kesejahteraan

yang sepenuhnya bersifat sukarela

dan merupakan yang pertama untuk

survei jenis ini, bersama lebih dari

24.000 anak usia 8 hingga 12 tahun.

Pada halaman 18, Anda juga dapat

membaca tentang bagaimana anak

muda di Kupang menginspirasi

pemimpin setempat untuk melihat apa

yang bisa dilakukan untuk mereka.

Kami sangat bersemangat dengan

hasil-hasil yang saya sampaikan tadi,

namun hal ini tidak mungkin terjadi

tanpa dukungan 60.000 donatur

individu kami di Indonesia, yang

beberapa diantaranya menyampaikan

suaranya pada halaman 22.

Secara pribadi, tahun ini saya telah

berkesempatan bertemu dengan

perempuan, lelaki, dewasa, dan anak-

anak yang sangat menginspirasi, baik di

pemerintahan tingkat teratas maupun

di kalangan masyarakat pedesaan

yang sulit dijangkau, juga perwakilan

dari sektor swasta dan masyarakat

sipil. Keberagaman kita adalah

kekuatan kita, menggunakan keahlian

masing-masing untuk mencari cara

yang lebih baik dalam bekerja sama

untuk kepentingan hak anak-anak.

Saya harap Anda senang membaca kisah

sosok-sosok yang menginspirasi serta

program kami ini dan saya berharap

dapat menceritakan lebih banyak

lagi pada tahun yang akan datang.

Gunilla Olsson

Perwakilan UNICEF Indonesia

Kata Pengantar

Global Leader:TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SDGs) DIMULAI DARI ANAK

Page 4: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

4 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 5

UPAYA UNICEF BERSAMA PARA MITRA UNTUK MEMBERIKAN BUKTI TELAH MENGHASILKAN:

Laporan Baseline Pertama tentang

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(SDGs) dan Anak-Anak, serta panel

daring pelengkap, yang memetakan

target-target global terhadap data

baseline yang ada. Alat ini akan memberi

informasi tentang perencanaan,

pemantauan, dan pelaporan SDGs

yang berhubungan dengan anak.*

Data baru tentang keuangan dan

kemiskinan anak multidimensi

yang diproduksi bersama Badan Pusat

Statistik (BPS), menyoroti ketimpangan

di Indonesia. Laporan ini mendukung

diperkenalkannya dana bantuan

universal bagi anak oleh pemerintah

daerah di Aceh dan Papua.*

30.000 remaja perempuan dan

lelaki mendapat manfaat dari

meningkatnya pengetahuan dan

kesadaran tentang menstruasi, juga

membantu mendobrak pola-pola

diskriminasi dan menjaga agar anak-

anak perempuan tetap bersekolah.*

SARAN KEBIJAKAN UNICEF KEPADA PARA MITRA-MITRA TELAH MENGHASILKAN:

Peraturan Presiden tentang

pengasuhan anak, yang akan

membantu lebih dari 500.000 anak-

anak yang tinggal di institusi untuk

kembali ke pengasuhan di rumah.

Panduan baru mengenai anggaran untuk

anak-anak di tingkat desa, yang dikeluarkan

oleh Kementerian Desa mempromosikan

penggunaan dana desa untuk prioritas-

prioritas anak di 75.000 desa.

Kontribusi terhadap gerakan nasional

penurunan stunting untuk memberikan

manfaat bagi jutaan anak. Hal ini

meliputi upaya mempromosikan akses

terhadap layanan nutrisi, kesehatan,

kebersihan, sanitasi, perkembangan

anak usia dini, dan perlindungan sosial.

Empat belas kabupaten baru

bebas malaria, melalui intervensi

seperti kelambu, pelatihan,

dan peraturan daerah.

Mobilisasi mitra-mitra keagamaan

untuk mengalokasikan Pembiayaan

Islami sebesar 250.000 USD untuk

program-program air, sanitasi, dan

kebersihan di Nusa Tenggara Barat.

PENGEMBANGAN KAPASITAS MITRA UNICEF TELAH MENGHASILKAN:

Puncak dari program beberapa tahun

yang telah mencapai akses sanitasi

berkelanjutan bagi lebih dari

setengah juta orang, termasuk

anak-anak dan keluarga paling miskin,

di kabupaten-kabupaten terpilih.

Platform pemantauan berbasis

SMS yang inovatif untuk

memfasilitasi respon cepat bagi

imunisasi 35 juta anak dalam

kampanye Campak dan Rubella

yang dipimpin oleh Kementerian

Kesehatan. Platform ini direplikasi

untuk intervensi terhadap malaria,

HIV, dan penyakit-penyakit lainnya.

30% peningkatan dalam cakupan

pencatatan kelahiran di Banda Aceh,

melalui kombinasi pendekatan inovatif

dan pembelajaran oleh pemerintah

daerah di seluruh Indonesia.*

Kesuksesan implementasi program

percontohan literasi, yang

berdampak pada peningkatan

literasi hingga dua kali lipat di

kalangan anak-anak kelas awal

sekolah dasar di wilayah-wilayah

terpencil Papua dan Papua Barat.*

KERJA SAMA UNICEF DENGAN PARA MITRA TELAH MENGHASILKAN:

110.000 anak muda berpartisipasi

dalam dialog antara mereka dengan

pembuat keputusan untuk membahas

hal-hal yang menjadi perhatian

mereka dan mempromosikan aksi

untuk kesejahteraan anak.*

Rencana Aksi Nasional tentang

Hak Anak dalam Bisnis bersama

Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia serta sektor swasta.

Perhatian yang lebih lekat terhadap

kesejahteraan anak oleh Perserikatan

Bangsa-Bangsa dan mitra-mitra

organisasi masyarakat madani dalam

perencanaan kesiapsiagaan untuk

mendukung tanggap bencana skala

besar yang dipimpin pemerintah.

Program baru pencegahan

perundungan yang dipimpin oleh

remaja di sekolah-sekolah di Makassar

telah berdampak mengurangi

perundungan hingga 30 persen.*

Pekerjaan terus berlanjut selama anak-anak masih menderita kekurangan sebagai akibat dari besarnya ketimpangan. Kami berterima kasih kepada 60.000 individu pemberi donasi, mitra-mitra pembangunan, dan semua pembela hak anak di Indonesia yang terus membuat kemajuan dapat tercapai.

Tinjauan

HASIL-HASIL KUNCI 2017 yANG DICAPAI MELALUI PROGRAM PEMERINTAH INDONESIA-UNICEF

Page 5: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

6 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 7

Beberapa kebiasaan buruk mudah kita pahami bahayanya, seperti mengemudi tanpa mengenakan sabuk pengaman. Namun kebiasaan lain seperti buang air besar sembarangan (BABS), nampak abstrak dan seringkali dianggap tidak berbahaya. Kenyataanya kebiasaan tersebut bisa sama mematikannya. Diare adalah salah satu penyebab utama kematian balita di Indonesia dan sanitasi yang baik adalah faktor penting untuk menurunkan angka kematian tersebut.

Pada bulan November, bertepatan dengan Hari Toilet Sedunia, UNICEF Indonesia ikut serta bersama pejabat Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, meresmikan gerakan “Relawan Tinju Tinja” dan merayakan aksi daerah dalam memerangi Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

“Di lingkungan saya, sebagian besar orang dewasa dan remaja sudah terbiasa menggunakan toilet,” kata Mathilda Aeirce Bani, remaja berusia 19 tahun dan salah satu orang pertama yang bergabung dengan gerakan ini. “Anak-anak usia mudalah yang harus dijangkau.”

Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak anak-anak muda untuk terlibat secara langsung dan mengambil langkah nyata dalam mengakhiri kebiasaan BABS di lingkungan mereka.

Sekitar 4.000 orang sudah bergabung dan menggunakan tagar #tinjutinjasquad di media sosial saat mengunggah kabar tentang gerakan ini di sekolah-sekolah dan organisasi seperti Pramuka.

Tahun lalu, 35 desa di kabupaten asal Mathilda, yaitu Sumba Barat Daya, telah dinyatakan berstatus bebas BABS. Keberhasilan tersebut adalah puncak dari upaya pemerintah daerah dan UNICEF dalam menyalurkan lebih banyak dana untuk sarana sanitasi dan bangunan toilet.

Pada acara perayaan keberhasilan tersebut, gerakan Relawan Tinju Tinja diluncurkan. Mathilda mendapatkan sepaket perlengkapan: kaus Tinju Tinja, kartu identitas, dan materi pendukung untuk mengedukasi anak-anak mengenai pentingnya penggunaan toilet dan mencuci tangan. Sebanyak 499 anak lain di seluruh Indonesia akan menerima perangkat yang sama secara cuma-cuma.

“Harapan saya, dengan perlengkapan ini saya dapat membuat desa saya bebas BABS,” ujar Mathilda. Ia berencana mewujudkan keinginan itu dengan mengadakan sesi penyuluhan usai sekolah.

Relawan Tinju Tinja:SANITARIAN MUDA yANG MENGINSPIRASI

Pertahun, sekitar

40.000 dari 150.000 kasus kematian balita di Indonesia disebabkan secara langsung oleh

diareyang dapat dikurangi secara drastis dengan adanya

sanitasi yang memadai.

Peluncuran Gerakan Relawan Tinju Tinja yang bertepatan dengan Hari Toilet Sedunia 2017, dihadiri oleh pejabat daerah, anak-anak, sanitarian muda dan selebriti termasuk Champion for Children UNICEF dan Duta Tinju Tinja, Melanie Subono.

Inilah kesempatan bagi anak muda untuk memimpin, kesempatan untuk menjadi sanitarian yang tindakannya dapat menyelamatkan nyawa. Gunilla Olsson, Perwakilan UNICEF Indonesia

Menurut Aidan Cronin, mantan kepala program WASH dari UNICEF Indonesia, “Kemajuan di Sumba Barat Daya menunjukkan bahwa kepemimpinan politik dan keterlibatan akar rumput bisa menghasilkan capaian luar biasa dalam kurun waktu yang singkat. Harapan kami, keberhasilan NTT dapat memotivasi kepala daerah, DPRD, dan komunitas lain di Indonesia untuk turut memprioritaskan sanitasi.”

Bertambahnya anggota Relawan Tinju Tinja di seluruh Indonesia jelas menunjukkan bahwa anak muda siap memimpin.

Tak berlebihan jika dikatakan bahwa hidup banyak anak bergantung pada peran mereka.

Cerita dari Lapangan: Air, Sanitasi dan Kebersihan (WASH)

© UNICEF Indonesia/2017/Cory Rogers

Page 6: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

Saya tidak takut diimunisasi. Saya mau tumbuh dengan sehat.-Ayu, 10 tahun, dari Jawa Timur-

8 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 9

Page 7: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

10 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 11

Maumere, Flores:

“Pintu rumah saya diketuk kepala

desa,” kata Karolina Klong sambil

tersenyum lebar di beranda gereja.

Menurut Ibu muda berusia 27 tahun

dari Maumere itu, kunjungan dari kepala

desalah yang mengingatkannya untuk

datang ke Gereja Hati Kudus Yesus

Yang Maha Kudus di Paroki Ili, tempat

layanan keliling untuk pembuatan akta

kelahiran sedang berlangsung.

“Sudah lama sekali, gereja jalan sendiri,

pemerintah jalan sendiri,” ungkap

Romo Yohanes, direktur Pusat Pastoral

(Puspas) Keuskupan Maumere. “Tapi,

masih ada banyak masalah lain yang

tidak bisa ditangani hanya oleh Gereja

atau hanya oleh Pemerintah. Kita tahu

anak-anak perlu akta kelahiran untuk

bersekolah, mendapatkan paspor, ataupun

memenuhi haknya yang lain,” jelasnya.

Bagi Karolina, kelahiran putranya belum

tercatat karena alasan yang lazim terjadi

di lingkungannya. Agar akta kelahiran

bisa diterbitkan, nama kedua orang tua harus dicantumkan dan untuk itu diperlukan

akta nikah. Namun, biaya pernikahan dengan tradisi Belis dan pertukaran hadiah

antar pengantin sangat mahal sehingga Karolina belum dapat melaksanakannya.

“Kami tahu biayanya besar, tapi tradisi ini sudah ada turun temurun, sehingga akan

tetap kami jalankan,” katanya. Oleh sebab itu, putra Karolina pun belum tercatat, dan

ia tidak sendiri. Tahun lalu, hanya 38% anak-anak di Kabupaten Sikka, Maumere, yang

memiliki akta kelahiran. Jumlah tersebut kurang dari separuh rata-rata nasional yang

adalah sebesar 67% dan masih jauh dari target nasional yaitu 85% pada 2019.

UNICEF, Puspas dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) bekerja sama

mempercepat pencatatan kelahiran dengan membentuk tim khusus di tingkat desa

serta melaksanakan kampanye layanan keliling pembuatan akta kelahiran di wilayah-

wilayah gereja. Pegawai Dinas Dukcapil bekerjasama dengan pengurus keuskupan

di 12 paroki untuk mendorong para orang tua mendaftarkan anak-anak mereka. Saat

ini, tengah dirancang rencana perluasan program ke seluruh 36 paroki di Sikka.

Sepekan sebelum kunjungan gereja, anggota Puspas berkoordinasi dengan

pendeta setempat dan pemerintah untuk menginstruksikan kepala desa

agar melakukan sosialisasi program pada keluarga dengan anak yang belum

memiliki akta—dari sinilah Karolina mengetahui soal layanan keliling.

Sebagai salah satu dari puluhan ibu yang hadir, Karolina mengaku kesulitan

membiayai pengobatan setiap kali anaknya sakit. Dengan akta kelahiran, Karolina

dapat mendaftarkan diri sebagai peserta layanan kesehatan gratis dari pemerintah.

Melalui peran Puspas dalam menggerakkan masyarakat dan Dinas Dukcapil

Sikka dalam menggiatkan pencatatan, hasil positif mulai terlihat. Beberapa

bulan sejak kampanye keliling dimulai, lebih dari 200 bayi—seperempat

dari total anak yang belum tercatat di paroki—sudah didaftarkan di Ili.

Menurut Astrid Dioniso, Spesialis Perlindungan Anak UNICEF di Jakarta, kemajuan

di Sikka menunjukkan bahwa hal serupa juga bisa dilakukan di wilayah lain.

“Pengalaman di Sikka menunjukkan bahwa Gereja bisa menggunakan

misi kemasyarakatannya untuk melaksanakan suatu inisiatif bersama

dengan Pemerintah,” katanya. “Kini terlihat langkah ke depan untuk

terus memastikan bahwa semua anak berhak memiliki identitas.”

Dengan pendanaan dan bantuan teknis UNICEF, keuskupan dan pemerintah daerah bekerja sama di 12 dari 36 paroki di Sikka untuk memberikan identitas pada anak.

Semua Anak Berhak Memiliki Identitas:MENDATA BAyI DI FLORES

Cerita dari Lapangan

© UNICEF Indonesia/2017/Cory Rogers

Karolina Klong tersenyum saat melengkapi persyaratan administrasi untuk akta kelahiran putranya.

Romo John membahas tentang program-program Puspas di kantornya di Maumere.

Page 8: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

12 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 13

KAMPANyE IMUNISASICAMPAK-RUBELLA

3.617 PUSKESMAS

119 KABUPATEN 6 PROvINSI DALAM 10 PEKAN

HASIL KESELURUHAN

>95% TARGET JANGKAUAN 35.141.969 ANAK USIA 9 BULAN-15 TAHUN DIIMUNISASI DALAM KURUN 10 PEKAN

Memanfaatkan kemitraan strategis untuk mengimunisasi anak sangat penting untuk mencegah penyebaran campak dan rubella. Selama kampanye imunisasi tahun 2017, vaksin telah diberikan kepada sekitar 35 juta anak di Jawa.

Sebanyak 35 juta anak lain di luar Jawa ditargetkan mendapat imunisasi pada tahun 2018. UNICEF mendukung strategi Kementerian Kesehatan yang meliputi mobilisasi masyarakat melalui komunikasi publik terarah seperti iklan layanan

masyarakat di televisi dan radio, SMS, media sosial dan ajakan untuk bertindak. Selain itu, tokoh-tokoh seperti selebriti, dokter dan pemuka masyarakat juga dilibatkan untuk meluruskan persepsi serta memotivasi orangtua, anak dan pelajar untuk mendapatkan imunisasi Campak dan Rubella. Advokasi tingkat tinggi dengan pemimpin daerah termasuk gubernur, walikota dan bupati adalah kunci penting lainnya untuk mencapai target imunisasi.

KAMPANyE CAMPAK RUBELLA DILUNCURKAN OLEHPRESIDEN JOKO WIDODO PADA 1 AGUSTUS 2017 DI yOGyAKARTA

RAPIDPRO

“Dengan RapidPro, kami langsung mendapat informasi dan dapat menanggapi masalah dengan segera,” kata Ibu Ani, kepala Dinas Kesehatan Semarang.

RapidPro adalah alat pemantauan kesehatan yang dikembangkan oleh UNICEF yang bersifat mobile, gratis, berbasis SMS. RapidPro menyediakan analisis real-time dari tingkat puskesmas. Untuk pertama kalinya, teknologi ini diperluas pemanfaatannya oleh pemerintah dalam skala nasional, dan dengan banyaknya puskesmas yang harus dijangkau, analisis yang ada sebelumnya belum pernah sampai sedetail ini.

Tenaga khusus di puskesmas mencocokkan jumlah anak yang sudah diimunisasi selama kunjungannya ke sekolah-sekolah atau posyandu dan mengirimkan jumlah kasarnya melalui SMS ke pusat data in Jakarta.

Data tersebut—bisa ditampilkan berdasarkan hari, minggu, atau bulan—diunggah ke panel utama (dashboard) RapidPro dan memperlihatkan scorecard yang menunjukkan provinsi, kabupaten, dan puskesmas mana yang sudah memenuhi target imunisasinya. Setiap puskesmas dan kabupaten mempunyai kode lokasi, sehingga setiap masalah yang muncul di masing-masing wilayah dapat segera dipetakan.

“Teknologi ini sederhana dan mudah digunakan,” kata Ibu Ani. “Selain itu cepat dan akurat.”

FATHUL DAN AKHSAN

“Siang hari, ibu Akhsan bekerja di pabrik garmen, sementara saya kerja malam,” kata Fathul, warga Regunang, Jawa Tengah—desa teduh berkelok menghadap Gunung Merbabu, gunung dengan ketinggian 3.145 m yang menjulang dari sela-sela lembah.

“Hari ini, hanya saya yang mengantar.”

Fathul dan putranya yang berusia 3 tahun, Akhsan, adalah satu-satunya pasangan ayah-anak di halaman Posyandu pada hari itu, namun mereka nampak nyaman; sama seperti 30 pasangan ibu-anak lainnya, mereka datang untuk mendapatkan imunisasi Campak dan Rubella (MR) — dua penyakit yang meskipun dapat dicegah, namun bisa menimbulkan dampak fatal bagi anak.

“Sakit?” tanya Fathul pada Akhsan yang asyik mengamati sekumpulan anak-anak balita lain—ada yang menangis, ada yang lega—seolah terpukau melihat hiruk-pikuk di sekelilingnya. Akhsan hanya menggelengkan kepala. “Dia tidak menangis!” seru Fathul bangga. “Sama sekali tidak!”

Fathul dan Akhsan di Posyandu memamerkan ibu jari ungu yang menandakan seorang anak telah menerima imunisasi MR. © UNICEF Indonesia/2017/Cory Rogers

© UNICEF Indonesia/2017/Raditya Rizky Henrile

Page 9: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

UNTUK SETIAP ANAK

14 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 15

“Saya mau jadi dokter supaya bisa mengobati orang sakit

dengan gratis!” - Andes, 6 tahun, Tangerang -

“Saya ingin jadi pemadam kebakaran. Saya harus sehat.”

- Alvin, 14 tahun, Garut -

“Kalau saya sehat,saya bisa jadi guru.”- Reva, 9 tahun, Garut -

“Saya ingin tumbuh sehat karena saya ingin jadi

seperti ayah.” - Niko, 10 tahun, Tulung Agung -

“Saya ingin tetap sehat. Setelah besar, saya ingin mengunjungi

ibu saya di desanya.”- Tian, 5 tahun, Surabaya -“Cita-cita saya jadi pemain

sepak bola. Saya harus sehat!” - Fahri, 9 tahun, Surabaya -

“Imunisasi tidak hanya untuk saya, tetapi juga teman-teman saya

dan setiap anak!”- Naura, 10 tahun, Surabaya -

Imunisasi Campak dan Rubella tak hanya memenuhi hak anak. Setiap tetes vaksin dari petugas kesehatan memastikan bahwa

jutaan anak Indonesia dapat menyongsong cita-cita dengan gembira.

Page 10: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

16 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 17

Sejak tahun 2015 hingga 2017, UNICEF

telah menguji coba model literasi kelas

dasar di tingkat sekolah dan masyarakat

di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Dengan dukungan dana dari The

Australian Department of Foreign

Affairs and Trade (DFAT), UNICEF

melaksanakan Inisiatif Pendidikan

Perdesaan dan Wilayah Terpencil untuk

kedua provinsi Papua tersebut. Inisiatif

ini memperkuat upaya pemerintah untuk

meningkatkan mutu pendidikan di Papua.

Inisiatif tersebut telah memberikan

hasil yang menjanjikan— di sekolah

sasaran program, persentase

pelajar kelas dasar yang tidak bisa

membaca turun dari 63% ke 27%.

Inti program ini sederhana: meningkatkan

kemampuan guru dalam mengajar

bahasa Indonesia melalui pelatihan.

Kini, ratusan guru dan kepala sekolah

mampu mengajar membaca dengan

efektif. Ribuan anak pun mendapat

manfaat dari metode dan kegiatan

pengajaran yang baru.

Aspek lain yang penting dalam

inisiatif ini adalah “Gemilang” (Gemar

Membaca Masa Depan Cemerlang),

yaitu serangkaian buku yang dibuat

sesuai tingkat kemampuan baca

untuk mengasah kesukaan membaca

sekaligus kefasihan berbahasa

Indonesia. Teks dalam Seri Buku

Gemilang singkat dan sederhana,

menyajikan cerita yang sesuai dengan

kehidupan setempat dan mendorong

anak agar terbiasa membaca. Anak

dapat memilih buku yang sesuai

dengan kemahiran membacanya.

Program ini juga mendorong masyarakat

dan keluarga agar mendukung anak

untuk meningkatkan kemampuan

baca tulis di rumah dan di sekolah

dengan menekankan arti penting

literasi dan mutu pendidikan bagi masa

depan yang lebih cerah. Kesadaran

masyarakat dan guru yang lebih baik

telah menurunkan angka ketidakhadiran

guru secara signifikan—suatu hal

yang merupakan tantangan besar

di banyak wilayah di Papua.

Saat ini, para mitra sedang berusaha

untuk mereplikasi model program

ini di kabupaten dan provinsi lain.

Hampir di setiap aspek kinerja sistem sekolah Papua tertinggal dari rata-rata nasional. Namun, kemampuan baca kini naik dan angka ketidakhadiran guru menurun.

Literasi Kelas Dasar:ASA DI PAPUA

Cerita dari Lapangan: Pendidikan

All photos to Cory Rogers / UNICEF / 2017

Murid kelas dua (8 tahun) di SD Bosnabraidi, Kabupaten Biak, Provinsi Papua sedang membaca buku tentang budaya dan kehidupan setempat.

© UNICEF Indonesia/2017/Cory Rogers

Page 11: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

18 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 19

remaja mengenali risiko di lingkungan

mereka dan solusi yang sesuai

menggunakan Perangkat Ekspresi

dan Inovasi Remaja dari UNICEF.

Perangkat ini terdiri atas perlengkapan

untuk sesi belajar yang difasilitasi,

dikenal sebagai Lingkar Remaja, yang

memandu sekelompok anak muda

melalui kegiatan yang mengasah

kemampuan bekerja dalam tim,

kepemimpinan, berpikir kreatif

dan memecahkan masalah.

Di Kupang, musim kemarau panjang

yang terjadi setiap tahun membuat

sekelompok anak fokus untuk

memperbaiki ketersediaan air. Bagi

anak-anak yang bertugas mengambil

air untuk keluarga mereka, jauhnya

jarak sumber air dari rumah membuat

mereka harus bangun pukul 4 pagi

dan sering terlambat tiba di sekolah.

Mereka pun mencurahkan ide,

berdiskusi dan mematangkan rencana

untuk memasang pompa air di tengah

desa. Diagram, peta, bahkan contoh

pompa yang dibuat dari kardus

dibawa ke hadapan orang tua; orang

tua diminta mempresentasikan

ide tersebut pada rapat tahunan

rencana pembangunan desa.

“Ada yang bilang, ‘Kalian, kan, anak-

anak. Kalian tahu apa? Jangan coba-coba

memberi saran soal sesuatu yang tidak

kalian ketahui’,” ujar Devi, 18 tahun.

“Tapi kami tidak patah semangat.”

Menurut kepala desa, Bapak Ayub

Meto, sebelumnya anak-anak tidak

pernah berperan aktif dalam urusan

desa. “Saya pikir, ‘anak-anak muda

ini bukan anak kecil lagi.’ Mereka

sekarang bisa menyatakan ide dan

memikirkan soal kesejahteraan desa.”

Beliau sangat terkesan dengan inisiatif

anak-anak ini sehingga setuju untuk

mengalokasikan Dana Desa untuk

menyelesaikan proyek tersebut.

Rumah pompa dibangun di lokasi yang

strategis dan sekarang dapat memasok

air untuk minum, mencuci dan bertani

tanpa harus berjalan jauh lagi.

Hasil yang luar biasa positif ini

meyakinkan jajaran pemimpin

desa untuk memberikan dana

tambahan agar bisa membangun

dua pompa air tambahan tahun ini.

“Saya tergerak sekali melihat anak-

anak di desa kami punya potensi

dan kemampuan yang besar. Kami

butuh generasi muda seperti ini

namun kami cenderung meremehkan

anak-anak dan ide mereka.”

Menurut Pak Meto, beliau hendak

memastikan agar suara anak selalu

didengar kedepannya dengan

memformalkan keterlibatan mereka

di berbagai tahap perencanaan

pembangunan desa dan agar anak bisa

berkontribusi melalui pengumpulan

informasi dan forum anak.

“Situasi seperti ini belum pernah terjadi.

Saya tidak menyangka orang dewasa

mau mendengar ide anak-anak. Tapi,

kepala desa mau mendengar kami dan

sekarang hidup kami lebih nyaman.”

Demikianlah pendapat Ina, remaja 17

tahun dari Desa Oeletsala di Kupang,

kota yang terletak di wilayah paling

barat Pulau Timor, Indonesia timur.

Ina terlibat dalam program percobaan

di 35 desa yang berupaya membantu

Remaja Beraksi:ORANG DEWASA MENDENGAR

Cerita dari Lapangan: Pendidikan | Remaja

Semua foto © UNICEF Indonesia/2017/Elizabeth Pick

Page 12: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

20 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 21

Dukungan:DARI DONATUR KAMI

Pemanfaatan:UNTUK ANAK-ANAK

Keberlangsungan hidup dan perkembangan anak (kesehatan, WASH, gizi)

33%Pendidikan anak usia dini

dan perkembangan remaja

29%

Perlindungan anak

10%

Kebijakan sosial

7%Kesiapsiagaan tanggap darurat dan

penurunan risiko bencana

2%Komunikasi

dan advokasi publik

4%

Lintas sektor

8%

Penggalangan dana sektor swasta

8%

Finansial

Donatur dari Sektor Swasta IndonesiaDonatur perorangan* 6.940.157

Donatur perusahaan & yayasan*

Signify Indonesia 148.354

PT Bank Central Asia Tbk 74.074

Lain-lain 73.491

Total 7.236.076*Donasi yang diterima dalam Rupiah ditampilkan dalam Dolar US berdasarkan kurs PBB per 31 Desember 2017 yang dilaporkan dalam Laporan Pendapatan Pengeluaran 2017

Tema Program GlobalGlobal - Pendidikan 684.695

Global - Air Sanitasi dan Kebersihan 620.291

Global - Perlindungan Anak 412.097

Global - Gizi 141.503

Global - HIV dan AIDS 119.972

Global - Kesehatan 31.697

Total 2.010.255

Komite Nasional UNICEFDana konsolidasi dari Komite Nasional 1.416.154

United States Fund untuk UNICEF 1.281.536

Komite Swiss untuk UNICEF 661.497

Komite Kanada untuk UNICEF 317.246

Komite Australia untuk UNICEF 244.875

Komite Hong Kong untuk UNICEF 195.886

Komite Belanda untuk UNICEF 72.461

Komite Finlandia untuk UNICEF 2.703

Total 4.192.358

Kantor UNICEFUNICEF Saudi Arabia 332.037

Total 332.037

Mitra GlobalGAVI The Vaccine Alliance 191.909

Nutrition International 4.781

Total 196.690

PemerintahAustralia 4.009.206

USA USAID 2.398.665

Selandia Baru 806.507

USA CDC 543.827

Jepang 227.616

Belanda 212.902

Indonesia 210.494

Swedia 202.518

Kanada 73.287

Total 8.685.022

Sumber tetapTotal 5.574.955

*angka dibulatkan ke atas

Page 13: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

22 L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 23

Adalah kehormatan bagi Signify Indonesia untuk bermitra dengan UNICEF

selama dua tahun terakhir. Sejak tahun 2016, melalui kampanye kami bertajuk

“Terangi Masa Depan”, kami mendukung program “Kembali ke Sekolah” dari

UNICEF yang bertujuan membantu anak usia sekolah kembali melanjutkan

pendidikan - atau mendaftar sekolah untuk pertama kali - dan tetap bersekolah.

Di Signify Indonesia, kami berpegang pada misi memperbaiki kehidupan

masyarakat sekitar melalui inovasi dan sumbangsih sosial untuk

masyarakat. Sebagai pemain terdepan bidang pencahayaan, kami

percaya cahaya memiliki potensi luar biasa untuk membuat kehidupan

lebih cerah dan dunia lebih baik. Kemitraan kami dengan UNICEF

adalah salah satu dari banyak cara untuk mewujudkan hal itu.

Tanggung jawab mengatasi tantangan yang dihadapi anak

Indonesia dalam hal pendidikan ada di pundak kita semua, hanya

dengan bekerjasama kita bisa menciptakan perubahan.

Rami Hajjar

Presiden Direktur

Signify Indonesia

Mencerahkan Masa Depan:MEMBANTU ANAK-ANAK

Donatur Kami

Pendidikan yang baik sangat penting bagi anak dan generasi muda. Sebagai orang dewasa, kita bertanggung jawab membantu pendidikan mereka. UNICEF dapat membantu untuk mewujudkannya. Berapapun nominalnya, dukungan Anda sangat berharga. Ingat, masa depan bangsa Indonesia ada di tangan anak-anak. Toha Saleh, donatur bulanan UNICEF sejak 2013

Kasih sayang tidak bisa dilihat atau didengar, melainkan hanya bisa dirasakan dengan hati. Kebahagiaan sederhana itulah yang saya rasakan saat melihat senyum anak-anak. Terima kasih UNICEF atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Suryani, donatur bulanan UNICEF sejak 2015

Mendukung pendidikan anak adalah cara terbaik untuk memberikan anak kesempatan meraih masa depan cemerlang. Saat kecil, saya menerima dana bantuan pendidikan melalui UNICEF. Dana pendidikan ini bisa meraih lebih banyak anak yang membutuhkan agar mereka bisa mewujudkan cita-cita dan memajukan Indonesia. UNICEF adalah pilihan utama saya dalam berdonasi karena reputasinya sebagai salah satu organisasi paling kredibel di dunia dan yang dikenal atas upayanya melindungi serta memperjuangkan hak-hak anak di manapun mereka berada. Ronny Widjaja, donatur bulanan UNICEF sejak 2008

Anak-anak adalah masa depan bangsa. Berinvestasi untuk perkembangan anak, termasuk membantu mereka tumbuh sejahtera, sehat dan terdidik akan memudahkan mereka kelak dalam meraih peluang dan menjadi sosok mandiri serta berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Leonardo Sambodo, donatur bulanan UNICEF sejak 2008

Kisah ini bermula saat saya resmi menjadi donatur, di salah satu satu pusat perbelanjaan Jakarta. Seorang relawan UNICEF meminta waktu saya dan mulai menjelaskan program UNICEF. Entah mengapa, saya memutuskan berhenti sejenak dan menyimak. Ada banyak kegiatan penggalangan dana, namun baru kali itu saya tertarik. Mungkin, naluri sebagai ibu tergerak. Sedih rasanya mendengar banyak anak tidak seberuntung anak-anak lain yang lebih sehat, sejahtera, dan memiliki keluarga. Akhirnya, saya putuskan bergabung sebagai donatur UNICEF dengan donasi otomatis dari kartu kredit setiap bulan. Sempat lupa dan jarang mengecek surel, saya baru sadar UNICEF rajin mengirim kabar kegiatan dan capaiannya setiap bulan. Saya senang dan tersentuh melihat niat baik ini dan bahwa donasi saya dapat berguna bagi anak-anak rentan di Indonesia. Terima kasih, UNICEF. Lanjutkan misi muliamu. Hernita Dwi Ariesandhy, donatur bulanan UNICEF sejak 2017

Page 14: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

24 A N N U A L R E P O R T 2 0 1 7U N I C E F I N D O N E S I A 27

Akses toko aplikasi di ponsel Anda (Google Play Store atau Apple App Store), lalu unduh aplikasi pembaca/pemindai kode QR.

Buka aplikasi, lalu arahkan kamera ponsel pada kode yang tercantum. Tunggu satu hingga dua detik. Halaman situs sesuai kode yang dipindai akan muncul.

BAGAIMANA MENGGUNAKANKODE QR

With UNICEF funding and technical guidance, the diocese and the local government pledged to work together in 12 of the regency’s 36 parishes to bring more children out from the shadows.

Karolina Klong smiles as she finalizes the paperwork needed to register her son.

© UNICEF Indonesia/2017/Cory Rogers

Page 15: LAPORAN TAHUNAN 2017 - unicef.org · Relawan Tinju Tinja adalah tahap baru dalam kampanye daring Tinju Tinja dari UNICEF yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Gerakan ini mengajak

28 U N I C E F I N D O N E S I A

UNICEF World Trade Centre 6, lantai 10 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 31 Jakarta 12920, Indonesia

Tel. (021) 2996 8000

Fax. (021) 571 1326

Email [email protected]

Website www.unicef.or.id