laporan tahunan 2016 final -...
TRANSCRIPT
1 Laporan Tahunan 2016
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam Penyelenggaraan karantina pertanian di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram tahun 2016 telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan
tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK) yang berbahaya seperti Rabies dan Nematoda Systa
Kuning (NSK). Sebagai pendukung terhadap suksesnya pencegahan masuk dan
tersebarnya HPHK/OPTK telah terimplementasi dalam program dan kegiatan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai upaya pencapaian visi dan misi.
Dalam rangka menjalankan tupoksinya, tahun 2016 Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram telah melakukan tindakan karantina pertanian antara lain Tindakan
Karantina Hewan berupa pemeriksaan hewan terdiri dari Domestik Masuk:
Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditas antar
area berupa Hewan sebanyak 11.474.71 Ekor dengan frekuensi 4.129 kali;
Bahan Asal Hewan (BAH) sebanyak 4.887.216 Kg dengan frekuensi 3.124 kali,
4.586 lembar dengan frekuensi 693 kali dan 1.478.700 butir dengan frekuensi
31 kali; Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 193.713 Kg dengan
frekuensi 403 kali; dan Benda lain sebanyak 5.358.003 Kg dengan frekuensi
244 kali dan 17.658 Collie dengan frekuensi sebanyak 126 kali. Domestik
Keluar: Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok
berupa Hewan sebanyak 4.057.422 Ekor dengan frekuensi 2.027 kali; Bahan
Asal Hewan (BAH) sebanyak 50.157 Kg dengan frekuensi 1.824 kali, 8.350 lbr
dengan frekuensi 14 kali, 13.500 butir dengan frekuensi 4 kali; Hasil Bahan
Asal Hewan (HBAH) sebanyak 680 kg dengan frekuensi 36 kali; dan Benda
Lain sebanyak 2.479.240 Kg dengan frekuensi 953 kali, dan 7 Collie dengan
frekuensi 7 kali. Impor: Nihil dan Ekspor: Nihil.
Tindakan pemeriksaan terhadap komoditas tumbuhan dan produknya terdiri
dari Domestik Masuk: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak 646.765 Kg dan
151.584 Batang dengan frekuensi 363 kali; Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih
sebanyak 4.094.918 Kg, 91.436 Batang dengan frekuensi 1.403 kali; dan Hasil
Tanaman Mati sebanyak 1.899.908 Kg dan 70 Batang dengan frekuensi 30 kali;
dan Benda Lain nihil. Domestik Keluar: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak
2 Laporan Tahunan 2016
37.385 Kg dan 262.472 Batang dengan frekuensi 376 kali; Hasil Tanaman
Hidup Bukan Benih sebanyak 12.600.052 Kg dan 80.158 Batang dengan
frekuensi 9.560 kali; Hasil Tanaman Mati sebanyak 153.362 Kg dengan
frekuensi 95 Kali; dan Benda Lain sebanyak 62 Kg dengan frekuensi 1 kali.
Impor: sebanyak 0,24 Kg dengan frekuensi 1 kali dan Ekspor: sebanyak
136.056 Kg dengan frekuensi 127 kali.
Dalam rangka melaksanakan tupoksi tersebut, petugas karantina melakukan
tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK, OPTK yang dilalulintaskan baik
masuk maupun keluar dari Pulau Lombok (antar area maupun ekspor/impor) di
tempat pemasukan/pengeluaran (Pelabuhan Laut dan Penyeberangan Lembar,
Bandara Internasional Lombok dan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan, namun
dalam hal-hal tertentu tindakan karantina dapat dilaksanakan diluar tempat
pemasukan/ pengeluaran (Pelabuhan Laut) yaitu di dalam instalasi maupun diluar
instalasi karantina karena :
1. Tidak tersedianya tempat, waktu dan fasilitas memadai untuk pelaksanaan
tindakan karantina di tempat pemasukan/pengeluaran.
2. Kondisi alat angkut (Truck) yang membawa media pembawa telah tertutup rapat
dengan terpal. Bila dilaksanakan tindakan karantina di pelabuhan akan
mengakibatkan terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut dan berdampak
terganggunya arus penyeberangan.
3. Untuk komoditas tertentu seperti daging, DOC dan Tumbuhan/Hasil Tumbuhan
memerlukan pemeriksaan cepat dengan kondisi lingkungan sesuai.
Pemeriksaan karantina ditempat pemasukan/pengeluaran yang mengakibatkan
terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut akan berdampak terjadinya kerusakan
komoditas tersebut.
Peningkatan kualitas pelayanan karantina kepada pengguna jasa
memberikan jaminan bahwa komoditas yang diperiksa sehat dan layak dikonsumsi
dengan pemberian Sertifikat Kesehatan Hewan, Phytosanitary Certificate, Sertifikat
Sanitasi dan Sertifikat Pelepasan. Bila kondisi seperti ini tercapai, tentu komoditas
yang ada mampu bersaing di pasaran Domestik maupun Internasional yang pada
akhirnya pencapaian peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pelaku
usaha agribisnis dapat terwujud.
3 Laporan Tahunan 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan Tahunan ini merupakan laporan yang rutin dibuat setiap tahun oleh
Unit Pelaksana Teknis Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan dan
non teknis (administrasi) selama setahun. Kegiatan perkarantinaan meliputi
pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemusnahan dan pembebasan. Pemberian sertifikasi merupakan salah satu
bentukfinal dari kegiatan perkarantinaan sedangkan kegiatan non teknis
(administrasi) sebagai kegiatan penunjang meliputi pengelolaan keuangan,
kepegawaian, IT, kehumasan, pengadaan barang /jasa, perlengkapan dan rumah
tangga.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram merupakan Unit Pelaksana Teknis
dari Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian merupakan hasil integrasi
2 (dua) Unit Pelaksana Teknis yaitu Balai Karantina Hewan Kelas II Lembar dan
Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Lembar. Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram terbentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor :
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 03 April 2008 dengan melaksanakan kegiatan
operasional perkarantinaan di Pulau Lombok dengan Wilayah Kerja Lembar,
Wilayah Kerja Labuhan Lombok, Labuan Haji, Tanjung Luar, serta Wilayah Kerja
Kantor Pos Besar Mataram.
Memahami Pulau Lombok memiliki garis pantai yang panjang, luas serta
merupakan transportasi lintas Bali, Sumbawa, Flores-NTT maka Karantina Pertanian
memegang peran sangat strategis sebagai benteng terdepan Karantina Pertanian
dalam melindungi pulau Lombok dari resiko masuknya HPHK/OPTK dari Luar
Negeri ke Indonesia, mencegah tersebarnya HPHK/OPTK dari satu area ke area lain
di Indonesia serta mencegah keluarnya HPHK/OPTK dari Indonesia ke Luar Negeri.
Dalam pembangunan bidang pertanian di Pulau Lombok, peran institusi yang
menangani aspek-aspek lalulintas pertanian dan kesehatan hewan menjadi sangat
penting. Karantina Pertanian sebagai salah satu institusi yang menjalankan mata
rantai aspek-aspek tersebut bertugas untuk mencegah masuk-keluar dan
4 Laporan Tahunan 2016
tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK) juga memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga pulau Lombok dari ancaman HPHK dan OPTK tersebut. Hal ini penting
dilaksanakan karena :
a. Mendukung Program PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) yang dicanangkan
oleh Pemerintah Provinsi NTB
b. Pulau Lombok merupakan salah satu sumber ternak potong dan bibit untuk
memenuhi kebutuhan daerah lainnya di Indonesia
c. Pulau Lombok masih dinyatakan bebas dari beberapa penyakit hewan yang
membahayakan seperti : Rabies, Penyakit Mulut dan Kuku, Brucellosis dan
Septicemia Epizootica dan beberapa penyakit tumbuhan seperti penyakit
Nematoda Sista Kuning pada kentang. Dengan keberadaan Pulau Lombok
diantara Pulau Bali dan Pulau Flores yang terjangkit penyakit Rabies dan
Septicemia Epizootica maka Pulau Lombok berpotensi tertular/ masuk dan
tersebarnya HPHK dan OPTK yang membahayakan
d. Kemajuan di bidang perhubungan dan pariwisata mengakibatkan kebutuhan
terhadap Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan
(HBAH) dan produk pertanian lainnya menjadi meningkat seiring pemenuhan
kebutuhan hotel dan restoran yang ada serta dibukanya jalur-jalur
transportasi laut baru
e. Kejadian penyakit Rabies di Pulau Bali mulai Oktober 2008 dan di pulau
Flores mulai tahun 1997 serta penyakit Anthraks di Kabupaten Bima (NTB)
memerlukan perhatian dan kewaspadaan tersendiri karena Pulau Lombok
merupakan jalur transportasi darat yang vital menghubungkan pulau-pulau
tersebut.
1.2. Maksud Dan Tujuan
Laporan Tahunan ini disusun dengan tujuan memberikan gambaran terhadap
pelaksanaan kegiatan perkarantinaan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
dari Januari sampai dengan Desember 2016 baik yang menyangkut teknis maupun
non teknis, permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaannya,
perkembangan dari kegiatan yang telah dilakukan serta solusi/saran yang
ditawarkan sehingga dapat dijadikan bahan untuk menentukan kebijakan
selanjutnya.
5 Laporan Tahunan 2016
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI, VISI, MISI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
2.1. Struktur Organisasi
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram terbentuk berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian RI No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian mempunyai wilayah
operasional di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan wilayah kerja sebagai
berikut :
a) Pelabuhan Laut/Penyebrangan Lembar.
b) Pelabuhan Laut Penyebrangan Lombok/Kayangan.
c) Labuhan Haji
d) Tanjung Luar
e) Bandara Internasional Lombok
f) Kantor Pos Besar Mataram dan
g) Pemenang
Adapun bagan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
RI No.22/Permentan/OT.140/4/2008 dapat dilihat pada lampiran 1.
2.2. Visi dan Misi
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam melaksanakan kegiatan
penyelenggaraan perkarantinaan, mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
2.2.1. Visi
“ Mewujudkan Karantina yang Tangguh dan Terpercaya”
Tangguh : Mampu bertindak secara tegas berdasarkan ketentuan perundangan
yang berlaku dan mampu mengikuti perkembangan zaman berbasis
teknologi.
Terpercaya : Penyelenggaraan pelayanan karantina didukung dengan pembuktian
ilmiah, memenuhi kaidah-kaidah, etika dan moral.
6 Laporan Tahunan 2016
2.2.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
mengemban misi :
1. Melindungi dan menyelamatkan kelestarian sumber daya hayati hewan dan
tumbuhan.
2. Mendukung keberhasilan program agribisisnis dan ketahanan pangan
nasional
3. Mengembankan dan meningkatkan teknologi perkarantinaan nasional dalam
rangka meningkatkan daya saing melalui standar sertifikasi karantina
internasional.
4. Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran agribisnis
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik melului sumber daya manusia yang
profesional.
6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan.
2.3. Tugas Pokok dan Fungsi
2.3.1. Tugas Pokok
Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan
serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
2.3.2. Fungsi
1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan
2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK)
3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK
4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK
5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati
6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional, pengawasan keamanan
hayati hewani dan nabati
7. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina
hewan dan tumbuhan
7 Laporan Tahunan 2016
8. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan, dan
keamanan hayati hewani dan nabati
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
8 Laporan Tahunan 2016
BAB III
CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASIONAL
KARANTINA HEWAN
3.1. Pemeriksaan dan Pembebasan
3.1.1 Impor
Dalam tahun anggaran 2016, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan
Benda lain yang di impor, sehingga tidak ada tindakan karantina terhadap impor.
3.1.2 Ekspor
Dalam tahun anggaran 2016, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan
Benda lain yang di ekspor, sehingga tidak ada tindakan karantina terhadap ekspor.
3.1.3 Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk
Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditi Hewan,
BAH, HBAH, dan Benda lain antar area dalam tahun anggaran 2016 adalah berupa
Hewan sebanyak 11.474.711 Ekor dengan frekuensi 3.740 kali, Bahan Asal Hewan
(BAH) sebnyak 4.887.216 Kg dengan frekuensi 3.124 kali, 4.586 lembar dengan
frekuensi 693 kali dan 1.478.700 butir dengan frekuensi 31 kali, berupa Hasil Bahan
Asal Hewan (HBAH) sebanyak 193.713 Kg dengan frekuensi 403 kali dan Benda
lain sebanyak 5.358.000 kg dengan frekuensi 244 kali, 17.658 collie dengan
frekuensi sebanyak 126 kali. Jenis media pembawa HPHK yang dimasukkan ke
pulau Lombok antara lain : Hewan terdiri dari Sapi potong, ayam ras afkir, ayam
bangkok, DOC, DOD, Kerbau potong, anjing, Kuda Potong, Kuda Kesayangan,
Kambing, tikus putih dan Kelinci, Bahan Asal Hewan (BAH) terdiri dari Daging ayam
beku, Daging Kambing beku, daging sapi, daging kerbau, daging sapi beku, jeroan
kerbau, jeroan sapi, Kulit sapi, kulit kerbau, kulit sapi, madu dan susu , telur
konsumsi, tulang kerbau, tulang sapi dan sarang burung walet, Hasil Bahan Asal
Hewan (HBAH) terdiri dari Butter, daging ayam olahan, daging sapi olahan, dan es
cream, Benda Lain terdiri dari pakan ternak, semen, Vaksin, prebiotik dan ulat
Hongkong. Sedangkan daerah asal dari media pembawa HPHK tersebut berasal
dari, Sulawesi, sumbawa, Bima , Dompu, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jakarta.
9 Laporan Tahunan 2016
Data Domestik Masuk Tindak Karantina Hewan berdasarkan Wilayah Kerja Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2016:
a. Wilayah Kerja Lembar
No Keterangan 2016 SatuanFrekuensi
(kali)1 Hewan 11.251.865 Ekor 917
2 Bahan asal hewan4.714.053 Kg 1.666
2.260 lbr 201.478.700 butir 31
3 HBAH 190.357 Kg 338
4 Benda Lain5.358.000 Kg 241
0 tabung 031 Collie 4
b. Wilayah Kerja BIL
No Keterangan 2016 SatuanFrekuensi
(kali)1 Hewan 180.690 Ekor 1672 Bahan Asal Hewan 2.346 Kg 533 HBAH 3.356 Kg 65
4 Benda Lain3 Kg 30 tabung 0
17.658 Collie 126
c. Wilayah Kerja Labuhan Lombok
No Keterangan 2016 SatuanFrekuensi
(kali)1 Hewan 42.153 Ekor 3.045
2 Bahan asal hewan170.817 Kg 1.405
2.326 lbr 6620 butir 0
3 HBAH 0 Kg 0
4 Benda Lain0 Kg 00 tabung 00 Collie 0
10
Berikut Data Domestik Masuk
Pertanian Kelas I Mataram
No Keterangan Satuan
1 Hewan Ekor
2Bahan AsalHewan
3 HBAH
4 Benda Lain tabungCollie
Grafik Domestik Masuk
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
3.1.4 Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar
Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran
Hama Penyakit Hewan Karantina
berupa Hewan sebanyak 4.057.422
Hewan (BAH) sebanyak
dengan frekuensi 14 kali
680 kg dengan frekuensi 3
frekuensi 953 kali dan 7 Colli
Ekor Kg
Hewan Bahan asal hewan
2015 12.219.88 4.423.903
2016 11.474.71 4.887.216
12.219.8884.423.903
11.474.7114.887.216
Laporan Tahunan 2016
Berikut Data Domestik Masuk Total Tindak Karantina Hewan
Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan 2016
Satuan 2015Frek.(kali)
2016
Ekor 12.219.888 3.740 11.474.711Kg 4.423.903 2.844 4.887.216lbr 2.573 793 4.586
butir 4.133.450 1.372 1.478.700Kg 72.200 238 193.713Kg 5.492.703 85 5.358.003
tabung 0 0Collie 2.604 116 17.658
Grafik Domestik Masuk Tindak Karantina Hewan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan
Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar
Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran Media Pembawa
Hewan Karantina (MP-HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok
4.057.422 Ekor dengan frekuensi 2.027
50.157 kg dengan frekuensi 1.824 kali,
sedangkan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak
dengan frekuensi 36 kali dan Benda Lain sebanyak 2.479.140
Collie dengan frekuensi 7 kali.
lbr butir Kg Kg tabung
Bahan asal hewan HBAH Benda Lain
2.573 4.133.450 72.200 5.492.703
4.586 1.478.700 193.713 5.358.003
2.573
4.133.450
72.200
5.492.703
4.887.216
4.586
1.478.700
193.713
5.358.003
2015 2016
Laporan Tahunan 2016
Karantina Hewan Balai Karantina
2016Frek.(kali)
11.474.711 4.1294.887.216 3.124
4.586 6931.478.700 31193.713 403
5.358.003 244
17.658 126
dan 2016
Media Pembawa
HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok
kali, Bahan Asal
kali, 8.350 lembar
Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak
2.479.140 kg dengan
tabung Collie
Benda Lain
- 2.604
- 17.658
2.60417.658
11 Laporan Tahunan 2016
Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, berupa
hewan terdiri dari anjing, ayam, ayam aduan, ayam petelur, ayam bangkok, ayam
potong, bebek, Kambing PE, Kambing bibit,kucing, kuda poni, burung, DOC, sapi
bibit, sapi potong dan babi. Bahan Asal Hewan terdiri dari kulit kambing, sarang
burung, madu, telur tetas dan telur serangga. Sedangkan tujuan pengeluarannya
adalah Sumbawa, Jawa Timur, Bima, Riau, Kupang, Ujung Pandang, Balik Papan,
Pontianak, samarinda, Papua, sorong, Yogyakarta, Jakarta, Barito Kuala, Gorontalo,
dan Manokwari.
Data Domestik Keluar Tindak Karantina Hewan berdasarkan Wilayah Kerja Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2016 :
a. Wilayah Kerja Lembar
No Keterangan 2016 SatuanFrekuensi
(kali)1 Hewan 550 Ekor 5
2 Bahan Asal Hewan909 Kg 14
8.350 lbr 140 butir 0
3 HBAH 0 Kg 0
4 Benda Lain0 Kg 00 tabung 00 Collie 0
b. Wilayah Kerja BIL
No Keterangan 2016 SatuanFrekuensi
(kali)
1 Hewan 1.365 Ekor 241
2 Bahan Asal Hewan
10.357 Kg 2870 lbr 0
13.500 butir 4
3 HBAH 0 Kg 0
4 Benda Lain0 Kg 00 tabung 07 Collie 7
12 Laporan Tahunan 2016
c. Wilayah Kerja Labuhan Lombok
No Keterangan 2016 SatuanFrekuensi
(kali)1 Hewan 4.055.507 Ekor 1.781
2 Bahan Asal Hewan8.000 Kg 6
0 Lbr 00 Butir 0
3 HBAH 459 Kg 27
4 Benda Lain0 Kg 00 Tabung 00 Collie 0
d. Wilayah Kerja Pemenang
No Keterangan 2016 SatuanFrekuensi
(kali)
1 Hewan 0 Ekor 0
2 Bahan Asal Hewan30.891 Kg 1.517
0 Lbr 00 Butir 0
3 HBAH 221 Kg 9
4 Benda Lain0 Kg 00 Tabung 00 Collie 0
Berikut Data Domestik Total Tindak Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram Tahun 2015 dan 2016
No Keterangan Satuan 2015 Frek 2016 Frek
1 Hewan ekor 3.226.733 1.419 4.057.422 2.027
2 Bahan asal hewan
Kg 38.435 1.233 50.157 1.824lbr 3.400 9 8.350 14
butir 1.640.640 4 13.500 4collie 0 0 0 0
3 HBAH kg 692 35 680 36
4 Benda Lainkg 3.769.700 1.372 2.479.140 953
tabung 0collie 4 4 7 7
13
Grafik Domestik Keluar
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindak
HPHK tahun 2016 disajikan
3.2. Perlakuan
Dalam anggaran tahun
komoditas yang dilalulintaskan yaitu pada kegiatan domestik masuk : Hewan
11.474.711 ekor, Bahan Asal Hewan (BAH)
Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak
Kegiatan domestik keluar : Hewan
kg dan 8.350 Lembar, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak
Lain sebanyak 2.479.140 Kg
3.3. Pengasingan dan Pengamatan
Dalam tahun anggaran
Domestik Masuk: nihil dan
dengan frekuensi sebanyak
ekor Kg
Hewan
2015 3.226.73 38.435
2016 4.057.42 50.157
3.226.733
38.435
3.400
4.057.422
50.157
Laporan Tahunan 2016
Grafik Domestik Keluar Tindak Karantina Hewan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan
il pelaksanaan kegiatan tindak karantina terhadap
ahun 2016 disajikan dalam lampiran 2.
Dalam anggaran tahun 2016, terdapat tindakan perla
lalulintaskan yaitu pada kegiatan domestik masuk : Hewan
ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) 4.887.216 Kg dan 4.586
Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 1.478.700 Kg, Benda Lain sebanyak
Kegiatan domestik keluar : Hewan 4.057.422 ekor, Bahan Asal Hewan (BAH)
, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak
Kg.
Pengasingan dan Pengamatan
Dalam tahun anggaran 2016 telah dilakukan pengasingan dan pengamatan :
dan Domestik keluar sebanyak terhadap 16.669
dengan frekuensi sebanyak 165 kali.
lbr butir collie kg kg
Bahan asal hewan HBAH Benda Lain
3.400 1.640.64 - 692 3.769.70
8.350 13.500 - 680 2.479.14
3.400
1.640.640
692
3.769.700
8.350 13.500
680
2.479.140
2015 2016
Laporan Tahunan 2016
dan 2016
Media Pembawa
, terdapat tindakan perlakuan terhadap
lalulintaskan yaitu pada kegiatan domestik masuk : Hewan
586 Lembar, Hasil
, Benda Lain sebanyak 244 Kg,
ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) 50.157
, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 680 Kg, Benda
telah dilakukan pengasingan dan pengamatan :
16.669 ekor Hewan
tabung collie
Benda Lain
- 4
7
4
2.479.140
7
14 Laporan Tahunan 2016
3.4. Penahanan
Dalam tahun anggaran 2016 terjadi 249 kali tindakan karantina penahanan,
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 sebanyak 252 kali. Penahanan
dilakukan terhadap : Daging, Ayam dan Burung.
3.5. Penolakan
Tindakan penolakan dilakukan 33 kali berupa burung.
3.6. Pemusnahan
Pada tahun 2016 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 59 kali, mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2015.
Data penahanan, penolakan dan pemusnahan MP-HPHK tahun 2016
terlampir pada lampiran 3.
3.7. Intersepsi HPHK
Pemeriksaan laboratorium dalam rangka memantau hama penyakit hewan
karantina dilakukan terhadap komoditi karantina yang dilalulintaskan masuk maupun
keluar tidak dijumpai penyakit karantina yang membahayakan. Pada pemeriksaan
mikroskopis terhadap Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan, Benda
Lain yang masuk telah dilakukan beberapa pengujian antara lain untuk
contoh/sampel yang berupa serum darah telah dilakukan uji serologi AI, terhadap
komoditi telur dilakukan uji mutu, untuk bahan asal hewan yang berupa daging
telah dilakukan uji organoleptik, PH daging, pemeriksaan awal kebusukan daging,
Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit Surra, Bacillus antraxis dan
Trypanosoma Sp pada komoditas hewan ternak (bibit, potong) yang akan
dikeluarkan dari Lombok hasilnya negatif, terhadap sapi dan kerbau bibit yang akan
dikeluarkan, dilakukan pemeriksaan Brucellosis dengan uji RBT cukup satu kali oleh
Dinas Peternakan Propinsi NTB sesuai Surat dari Dinas Peternakan Provinsi NTB
No.524.3/5708/Keswan tanggal 3 Oktober 2008 mengingat pulau Lombok sejak
tahun 2002 telah dideklarasikan bebas Brucellosis oleh Menteri Pertanian RI.
Intersepsi terhadap komoditas karantina berupa hewan yang dilalulintaskan masuk
antar area dilaksanakan intersepsi terhadap DOC berasal dari Bali dan dari Jawa.
Terhadap Bahan asal hewan dilakukan intersepsi masing masing untuk telur ayam
15 Laporan Tahunan 2016
yang berasal dari Bali dan Jawa, daging ayam berasal dari Jawa dan Bali, daging
sapi dari jawa, daging kambing berasal dari Jawa dan untuk Hasil bahan asal
hewan dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain daging ayam olahan, daging
sapi olahan.
Intersepsi dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang akan dikeluarkan
dari pulau Lombok ke daerah lain terdiri dari sapi bibit tujuan Papua, Kalsel, Kalbar,
Kaltim, Jambi dan Gorontalo, sapi potong tujuan Bogor, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Kambing tujuan pulau Jawa. Data hasil kegiatan Intersepsi
HPHK tahun 2016 terlampir pada lampiran 4.
3.8. Penggunaan Formulir
Formulir dokumen karantina hewan yang digunakan selama tahun 2016 di
lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram untuk sertifikasi komoditas yang
masuk/keluar pulau Lombok, terdiri dari formulir utama (KH – 9 s/d KH – 12) formulir
yang dikirim Badan Karantina Pertanian Jakarta sesuai dengan kebutuhan.
Dokumen penunjang (KH-1 s/d KH-8c) yang pengadaannya dilakukan di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Pencatatan dan pelaporan penggunaan
formulir telah dilakukan dengan baik. Hanya pemakaian form segel Karantina
Pertanian (KP – 1) belum dipakai dalam pelaksanaan tindak karantina.
Dan untuk perincian penggunaan formulir Karantina Hewan (KH) tahun 2016
dapat dilihat pada lampiran 5.
3.9. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar Penyakit Hewan Karantina
3.9.1 Sasaran
Sasaran dari pemantauan ini adalah untuk memperoleh informasi status dan
situasi HPHK di Pulau Lombok, memetakan status dan situasi HPHK dan
tersusunnya peta status dan situasi HPHK di Pulau Lombok.
3.9.2 Hasil Pemetaan
Hasil pengumpulan informasi yang dilakukan kepada seluruh Dinas yang
membidangi kesehatan hewan di Pulau Lombok, BBVet Denpasar, Universitas
Udayana dan Universitas Mataram, dapat disimpulkan bahwa Hama Penyakit
Hewan Karantina yang terdapat dipulau lombok tahun 2016 adalah
Scabies/Demodecosis, New Castle Desease (ND), Contagious Ecthyma (ORF),
Surra, Malignant Catarrhal fever (MCF) dan Canine Parvovirus.
16
3.10. Laboratorium Karantina Hewan
Pada tahun 2016 Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian
(BKP) Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI ISO/IEC 17025
(ISO/IEC 17025 ;2005) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Ruang Lingkup
Pengujian HA-HI AI pada
901-IDN tanggal 22 April 2016 berlaku hingga 21 April 2019.
Laboratorium Karantina Hewan
yaitu Identifikasi Trypanosoma
Laboratorium Hewan BKP Kelas I Mataram
antar laboratorium pengujian dengan ruang lingkup Identifikasi
secara mikroskopis. Uji Banding diikuti oleh 5 (lima) Laboratorium yaitu: BBUSKP,
BBVet Wates, BBVet Denpasar, BBVet Maros dan BKP Kelas I Mataram.
Keseluruhan Laboratorium peserta uji banding mendapatkan hasil
Dalam Tahun Anggaran
Mataram telah melaksanakan pengujian sebanyak 3.609 sampel dengan frekuensi
intersepsi sebanyak 270 kali.
Data Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Per Bulan Tahun
Bulan Jan Feb Maret
Frekuensi 58 10 20
Grafik Pengujian Laboratorium Karantina Hewan
Jan Feb Maret
2015 58 10 20
2016 13 19 16
5
15
25
35
45
55
65
FREK
UA
NSI
(KA
LI)
Laporan Tahunan 2016
Laboratorium Karantina Hewan
Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI ISO/IEC 17025
(ISO/IEC 17025 ;2005) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Ruang Lingkup
HI AI pada unggas, burung dan bebek, dengan nomor sertifikat LP
IDN tanggal 22 April 2016 berlaku hingga 21 April 2019. Pada tahun
Karantina Hewan mengajukan penambahan ruang lingkup pengujian
Trypanosoma sp. pada Preparat Ulas Darah secara Mikroskopis
Laboratorium Hewan BKP Kelas I Mataram juga melaksanakan Uji Banding
antar laboratorium pengujian dengan ruang lingkup Identifikasi Trypanosoma
secara mikroskopis. Uji Banding diikuti oleh 5 (lima) Laboratorium yaitu: BBUSKP,
es, BBVet Denpasar, BBVet Maros dan BKP Kelas I Mataram.
Keseluruhan Laboratorium peserta uji banding mendapatkan hasil MEMUASKAN
Dalam Tahun Anggaran 2016 Laboratorium Karantina Hewan
Mataram telah melaksanakan pengujian sebanyak 3.609 sampel dengan frekuensi
intersepsi sebanyak 270 kali.
ensi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Per Bulan Tahun
Maret April Mei Juni Juli Agust Sept.
20 23 21 29 9 24 21
Pengujian Laboratorium Karantina Hewan
Maret April Mei Juni Juli Agust Sept. Okt.
20 23 21 29 9 24 21 27
16 15 17 12 18 7 30 25
Laporan Tahunan 2016
Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI ISO/IEC 17025 :2008
(ISO/IEC 17025 ;2005) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Ruang Lingkup
n bebek, dengan nomor sertifikat LP-
Pada tahun yang sama
mengajukan penambahan ruang lingkup pengujian
ra Mikroskopis.
melaksanakan Uji Banding
Trypanosoma sp.
secara mikroskopis. Uji Banding diikuti oleh 5 (lima) Laboratorium yaitu: BBUSKP,
es, BBVet Denpasar, BBVet Maros dan BKP Kelas I Mataram.
MEMUASKAN.
Laboratorium Karantina Hewan BKP Kelas I
Mataram telah melaksanakan pengujian sebanyak 3.609 sampel dengan frekuensi
ensi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Per Bulan Tahun 2016
Sept. Okt. Nop. Des
21 27 14 14
Nop. Des
14 14
17 7
17 Laporan Tahunan 2016
3.11. Kegiatan Pengambilan dan Pengiriman Sampel HPHK-PSAH
Pengambilan sampel dilaksanakan oleh petugas laboratorium di cold storage,
gudang penyimpanan dan kandang. Sampel diambil berupa ulas darah, sampel
pakan, sampel daging ayam beku, sampel daging sapi beku, sampel daging
kambing, sampel telur, sampel serum ayam. Jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji
HA-HI AI, uji residu antibiotika, isolasi dan identifikasi E.coli, colliform, Salmonella
sp., isolasi dan identifikasi cendawan dan kapang dan uji cepat (rapid test) AI.
3.12. Pembuatan dan pengelolaan Koleksi HPHK-PSAH
Koleksi Laboratorium Karantina Hewan berupa koleksi preparat ulas darah
dari hewan yang terindikasi menderita sakit (Trypanosoma sp., Babesia sp., Theleria
sp.), koleksi foto cendawan/kapang dari hasil monitoring komoditi pakan hewan
(Aspergillus sp., Aspergillus flavus, Aspergillus niger), koleksi preparat eksternal
(Pthyarus pubis, Linognatus sp., Cytodectes sp.), koleksi parasit internal (Ascaris
sp., Taenia sp., Entamoeba sp.).
Sedangkan pengelolaan koleksi terdiri dari perawatan koleksi berupa
penggantian wadah, penggantian cairan alkohol, pelabelan, penataan dan
pendataan ulang koleksi.
18 Laporan Tahunan 2016
BAB IV
CAPAIAN KEGIATAN OPERASIONAL
KARANTINA TUMBUHAN
4.1 Pemeriksaan dan Pembebasan
4.1.1 Impor
Dalam tahun anggaran 2016 Impor terjadi satu kali berupa benih tembakau
yang berasal dari Amerika Serikat. Benih tembakau yang didatangkan seberat 240
Gram (0,24 Kg). Pelabuhan pemasukan di Wilayah Kerja Bandara Internasional
Lombok. Persyaratan administrasi berupa dokumen Phytosanitary Certificate,
SIPMENTAN, Certificate of Origin, Bill of Leading telah dipenuhi dan persyaratan
teknis berupa pengujian laboratorium memiliki hasil nihil OPTK A1 sehingga diberi
tindakan karantina berupa pembebasan melalui penerbitan Sertifikat Pelepasan
Karantina Tumbuhan (KT-9). Lalu-lintas MP-OPTK impor hanya terdapat di wilker
Bandara Internasional Lombok sedangkan pada unit pelayanan wilker lainnya tidak
ada.
Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan Impor Tahun 2016
No. KomoditasNegara
AsalPelabuhanPemasukan
Jumlah SatuanFrek.(kali)
1BenihTembakau
AmerikaSerikat
BIL 0.24 Kg 1
JUMLAH 0.24 Kg 1
4.1.2. Ekspor
Kegiatan tindakan karantina tumbuhan terhadap ekspor MP-OPTK di dalam
wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam tahun anggaran 2016
dilakukan sebanyak 127 kali dengan volume sebanyak 136.059 Kg. MP-OPTK yang
dilakukan ekspor berupa buah Melon, Jagung Manis, Buah Manggis, Daun Ashitaba
dan Tembakau Kering. Negara tujuan ekspor adalah Hongkong, Singapura,
Vietnam, Malaysia dan Jerman. Pada tahun 2016 tidak terjadi keluhan ataupun
permasalahan di negara tujuan berupa Notification Non Compliance (NNC) berkaitan
dengan Phytosanitary Certificate (PC) yang diterbitkan oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram.
19 Laporan Tahunan 2016
Kegiatan tindakan Karantina Tumbuhan mengalami fluktuasi volume dan
frekuensi antara periode tahun 2014, 2015 dan 2016. Volume MP-OPTK meningkat
dari tahun 2014 sebesar 14.352 Kg menjadi 369.650 Kg pada tahun 2015 kemudian
mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 136.056 Kg. Sedangkan untuk
frekuensi mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 13 kali menjadi 74 kali
pada tahun 2015 kemudian mengalami peningkatan lagi pada tahun 2016 sebesar
127 kali. Dari data diatas diketahui bahwa sekalipun volume mengalami penurunan
pada periode tahun 2015 ke 2016 namun frekuensi ekspor justru mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan pada kecilnya volume MP-OPTK yang dikirim
namun frekuensinya tinggi. Pelayanan tindakan karantina tumbuhan untuk
MP-OPTK Ekspor hanya ada di unit pelayanan Kantor Induk Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram. Hal ini dikarenakan untuk memperlancar akselerasi
ekspor komoditas pertanian asal Lombok-NTB.
Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Tahun 2016
No. KomoditasNegaraTujuan
PelabuhanPengeluaran
Jumlah SatuanFrek.(kali)
1 Buah Melon Hongkong Kantor Induk 10.960 KG 16
2 Buah Melon Singapura Kantor Induk 21.759 KG 24
3 Jagung Manis Hongkong Kantor Induk 4.088 KG 10
4 Jagung Manis Singapura Kantor Induk 34.240 KG 50
5 Buah Manggis Vietnam Kantor Induk 64.400 KG 19
6DaunAshitaba
Malaysia Kantor Induk 605 KG 7
7TembakauKering
Jerman Kantor Induk 4 KG 1
JUMLAH 136.056 KG 127
Berikut Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan 2016
No Komoditas Negara Tujuan2015 2016
Jumlah(kg)
Frek(kali)
Jumlah(kg)
Frek(kali)
1 Buah Melon Hongkong,Singapura
12.650 17 32.719 40
2 Beras India 0 0 0 0
20
3 Buah Manggis Malaysia,Hongkong,Thailand,Vietnam
4 Buah Salak Singapura5 Daun Ashitaba Malaysia6 Bibit Keladi
TikusAmerika Serikat
7 TembakauKering
Jerman
8 Jagung Manis Hongkong,Singapura
JUMLAH
Grafik Hasil Pelaksanaan Tindakan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
4.1.3. Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk
Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan
antar area di wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas
anggaran 2016 untuk tanaman hidup dan benih
Batang dengan frekuensi
sebanyak 15.267 Kg dan 77.929 Batang dengan
anggaran 2014 yang sebesar 178.051 Kg dan 32.592 Batang dengan
kali. Untuk hasil tanaman hidup bukan benih mengalami penurunan pada tahun
anggaran 2016 dari 4.094.918 kg, 91.436 batang, 1403 kali dari tahun anggaran
2015
2016
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
Laporan Tahunan 2016
Malaysia,Hongkong,Thailand,Vietnam
356.800 53
Singapura 10 1Malaysia 180 2Amerika Serikat 10 1
Jerman 0 0
Hongkong,Singapura
0 0
369.650 74 136
Grafik Hasil Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan 2016
4.1.3. Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk
tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan
di wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
untuk tanaman hidup dan benih sebanyak 178.051 Kg dan 32.592
363 kali meningkat dari tahun anggaran 201
15.267 Kg dan 77.929 Batang dengan frekuensi 199
anggaran 2014 yang sebesar 178.051 Kg dan 32.592 Batang dengan
kali. Untuk hasil tanaman hidup bukan benih mengalami penurunan pada tahun
anggaran 2016 dari 4.094.918 kg, 91.436 batang, 1403 kali dari tahun anggaran
Volume
369.650
136.056
2015 2016
Laporan Tahunan 2016
64.400 19
0 0605 7
0 0
4 1
38.328 60
136.056 127
Karantina Tumbuhan Ekspor
Tahun 2015 dan 2016
tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan MP-OPTK
I Mataram dalam tahun
178.051 Kg dan 32.592
tahun anggaran 2015 adalah
kali serta tahun
anggaran 2014 yang sebesar 178.051 Kg dan 32.592 Batang dengan frekuensi 146
kali. Untuk hasil tanaman hidup bukan benih mengalami penurunan pada tahun
anggaran 2016 dari 4.094.918 kg, 91.436 batang, 1403 kali dari tahun anggaran
21 Laporan Tahunan 2016
2015 sebesar 5.090.672 kg, 54.146 batang, 1282 kali. Selanjutnya mengalami
penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 5.549.910 Kg, 10.192 batang,
1297 kali. Sedangkan pada hasil tanaman mati mengalami peningkatan dan
penurunan berturut-turut antara tahun 2014, 2015, 2016 masing-masing sebesar :
837.305 kg, 0 batang, 37 kali (tahun 2014); 2.645.127 kg, 800 batang, 53 kali (tahun
2015); 1.899.908 kg, 70 batang, 30 kali (tahun 2016). Untuk benda lain pada tahun
2014 s/d 2016 tidak ada lalu lintas.
Data Domestik Masuk Tindakan Karantina Tumbuhan berdasarkan Wilayah Kerja
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2016.
a. Wilayah Kerja Lembar
NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI
1 ATANAMAN HIDUP DANBENIH
642.056 KILOGRAM72
20.296 BATANG
2 BHASIL TANAMAN HIDUPBUKAN BENIH
4.069.977 KILOGRAM758
0 BATANG
3 C HASIL TANAMAN MATI1.899.680 KILOGRAM
170 BATANG
4 D BENDA LAIN0 KILOGRAM
00 BATANG
b. Wilayah Kerja BIL
NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI
1 A TANAMAN HIDUP DANBENIH
4.709 KILOGRAM290
130.538 BATANG2 B HASIL TANAMAN HIDUP
BUKAN BENIH21.177 KILOGRAM
58891.436 BATANG
3 C HASIL TANAMAN MATI 228 KILOGRAM13
70 BATANG4 D BENDA LAIN 0 KILOGRAM
00 BATANG
c. Wilayah Kerja Labuhan Lombok
NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI
1 A TANAMAN HIDUP DANBENIH
0 KILOGRAM1
750 BATANG2 B HASIL TANAMAN HIDUP
BUKAN BENIH0 KILOGRAM
00 BATANG
3 C HASIL TANAMAN MATI 0 KILOGRAM0
0 BATANG4 D BENDA LAIN 0 KILOGRAM
00 BATANG
22
d. Wilayah Kerja Pemenang
NO KODE GOLONGAN MP
1 A TANAMAN HIDUP DANBENIH
2 B HASIL TANAMAN HIDUPBUKAN BENIH
3 C HASIL TANAMAN MATI
4 D BENDA LAIN
Berikut Data Domestik Masuk
Pertanian Kelas I Mataram tahun
No Keterangan
1 Tanaman Hidupdan Benih
2 Hasil TanamanHidup Bukan Benih
3 Hasil Tanaman Mati
4 Benda Lain
Grafik Domestik Masuk
Balai Karantina Pertanian
Kg Btg
Tanaman Hidup danBenih
2015 15.267 77.929
2016 646.765 151.584
15.267
77.929
646.765
151.584
Laporan Tahunan 2016
Pemenang
GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN
TANAMAN HIDUP DAN 0 KILOGRAM0 BATANG
HASIL TANAMAN HIDUPBUKAN BENIH
3.764 KILOGRAM0 BATANG
HASIL TANAMAN MATI 0 KILOGRAM0 BATANG
BENDA LAIN 0 KILOGRAM0 BATANG
Data Domestik Masuk Tindakan Total Karantina Tumbuhan
Pertanian Kelas I Mataram tahun 2015 dan 2016
2015 201
Vol Sat Frek Vol
15.267 Kg 199 646.765
77.929 Btg 151.584
Hidup Bukan Benih5.090.672 Kg 1.282 4.094.918
54.146 Btg 91.436Hasil Tanaman Mati 2.645.127 Kg 53 1.899.908
800 Btg 70
0 Kg 0 0
0 Btg 0
Grafik Domestik Masuk Tindakan Karantina Tumbuhan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan
Kg Btg Kg Btg Kg
Tanaman Hidup dan Hasil Tanaman HidupBukan Benih
Hasil Tanaman Mati Benda Lain
77.929 5.090.672 54.146 2.645.127 800 0
151.584 4.094.918 91.436 1.899.908 70 0
5.090.672
54.146
2.645.127
800
151.584
4.094.918
91.436 1.899.908
70
2015 2016
Laporan Tahunan 2016
SATUAN FREKUENSI
KILOGRAM0
BATANGKILOGRAM
57BATANG
KILOGRAM0
BATANGKILOGRAM
0BATANG
Karantina Tumbuhan Balai Karantina
2016
Sat Frek
Kg 363
Btg
4.094.918 Kg 1.403
Btg
1.899.908 Kg 30
Btg
Kg0
Btg
Karantina Tumbuhan
2015 dan 2016
Kg Btg
Benda Lain
0
0
23 Laporan Tahunan 2016
Jenis Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
(MP-OPTK) yang dimasukkan ke pulau Lombok antara lain, buah-buahan seperti :
strawbery, jeruk, dukuh, pir, anggur, buah rambutan, kemudian, buah anggur,
bawang putih, buah apel, buah salak, sayuran segar, tomat, wortel, kentang, kedelai,
bawang merah, sayuran kubis, beras, kacang hijau, bibit durian, bibit kakao, kayu
sengon, bunga mawar, brocolli, benih kacang panjang, benih padi, buah jeruk, jahe,
bibit kelengkeng dan wijen, bunga potong segar, kelapa tempurung, pandan,
paprika, petai, kemiri, ubi jalar dan lain-lain. Sedangkan daerah asal dari media
pembawa organisme pengganggu tumbuhan tersebut diantaranya adalah, Jawa
Barat, Jawa Timur, Bali, Makasar, Palembang, Sumbawa, Bima, Dompu, Jakarta,
sumba, dan Medan.
Data MP-OPTK yang dilalu-lintaskan dibagi ke dalam 4 kelompok besar yaitu:
tanaman hidup dan benih, hasil tanaman hidup bukan benih, hasil tanaman mati dan
benda lain. Data volume tertinggi Wilker Lembar terdapat pada Hasil Tanaman
Hidup Bukan Benih sebesar 4.069.977 kg. Wilker BIL dengan volume tertinggi pada
Tanaman Hidup Dan Benih sebesar 130.538 batang. Wilker Labuhan Lombok
dengan volume tertinggi pada Tanaman Hidup Dan Benih sebesar 750 batang.
Wilker Pemenang dengan volume tertinggi pada Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih
sebesar 3.764 kg.
4.1.4. Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar
Pada tahun 2014 pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran
media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang dikeluarkan
dari Pulau Lombok untuk tanaman hidup dan benih sebanyak 43.361 kg, 226.761
batang, 301 kali mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 83.392 kg,
185.392 batang, 364 kali kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi
37.385 kg, 262472 batang, 376 kali. Sedangkan untuk hasil tanaman hidup bukan
benih pada tahun 2014 sebesar 5.526.410 kg, 95.062 batang, 3.159 kali kemudian
mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 7.959.457 kg, 96.705 batang,
6.797 kali. Selanjutnya pada tahun 2016 juga mengalami peningkatan menjadi
12.600.052 kg, 80.158 batang, 9.560 kali. Untuk hasil tanaman mati pada tahun
2014 sebesar 45.102.090 kg, 15.000 batang, 128 kali mengalami penurunan pada
tahun 2015 menjadi 20.744.062 kg, 10.345 batang, 130 kali dan menurun pada
tahun 2016 menjadi 153.362 kg, 0 batang, 95 kali. Sedangkan untuk benda lain
24 Laporan Tahunan 2016
pada tahun 2014 sebesar 24 kg, 0 batang, 1 kali selanjutnya mengalami
peningkatan pada tahun 2015 menjadi 26 kg, 0 batang, 2 kali kemudian meningkat
lagi pada tahun 2016 menjadi 62 kg, 0 batang, 1 kali.
Data Domestik Keluar Tindakan Karantina Tumbuhan berdasarkan Wilayah Kerja
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2016.
a. Kantor Induk
NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI
1 ATANAMAN HIDUP DANBENIH
52 KILOGRAM20
71.309 BATANG
2 BHASIL TANAMAN HIDUPBUKAN BENIH
11 KILOGRAM10
62.500 BATANG
3 C HASIL TANAMAN MATI0 KILOGRAM
00 BATANG
4 D BENDA LAIN0 KILOGRAM
00 BATANG
b. Wilayah Kerja Lembar
NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI
1 ATANAMAN HIDUP DANBENIH
3.780 KILOGRAM32
34.616 BATANG
2 BHASIL TANAMAN HIDUPBUKAN BENIH
552.600 KILOGRAM277
11.000 BATANG
3 C HASIL TANAMAN MATI88590 KILOGRAM
490 BATANG
4 D BENDA LAIN0 KILOGRAM
00 BATANG
c. Wilayah Kerja BIL
NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI
1 ATANAMAN HIDUP DANBENIH
9.410 KILOGRAM172
15.472 BATANG
2 BHASIL TANAMAN HIDUPBUKAN BENIH
4.678.716 KILOGRAM5758
2.847 BATANG
3 C HASIL TANAMAN MATI3.372 KILOGRAM
270 BATANG
4 D BENDA LAIN62 KILOGRAM
10 BATANG
25
d. Wilayah Kerja Labuhan Lombok
NO KODE GOLONGAN MP
1 ATANAMAN HIDUP DANBENIH
2 BHASIL TANAMAN HIDUPBUKAN BENIH
3 C HASIL TANAMAN MATI
4 D BENDA LAIN
Berikut Data Domestik Keluar
Kelas I Mataram Tahun 201
No Keterangan
1 Tanaman Hidupdan Benih
2 Hasil TanamanHidup Bukan Benih
3 Hasil Tanaman Mati
4 Benda Lain
Grafik Domestik Keluar
Balai Karantina Pertanian
TanamanHidup dan
Benih
2015 83.392 185.392
2016 37.385 262.472
37.385 262.472
Laporan Tahunan 2016
Labuhan Lombok
GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN
TANAMAN HIDUP DAN 24.143 KILOGRAM141.075 BATANG
HASIL TANAMAN HIDUPBUKAN BENIH
7.368.725 KILOGRAM3.811 BATANG
HASIL TANAMAN MATI61.400 KILOGRAM
0 BATANG
BENDA LAIN0 KILOGRAM0 BATANG
Berikut Data Domestik Keluar Total Karantina Tumbuhan Balai Karantina
2015 dan 2016
2015 201
Vol Sat Frek Vol
83.392 Kg 364 37.385
185.392 Btg 262.472
Hidup Bukan Benih7.959.457 Kg 6.797 12.600.052
96.705 Btg 80.158Hasil Tanaman Mati 20.744.062 Kg 130 153.362
10.345 Btg 0
26 Kg 2 62
0 Btg 0
omestik Keluar Tindakan Karantina Tumbuhan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan 201
HasilTanaman
HidupBukanBenih
HasilTanaman
MatiBenda Lain
185.392 7.959.457 96.705 20.744.06 10.345 26
262.472 12.600.05 80.158 153.362 0 62
262.472
12.600.052
80.158 153.362 62
2015 2016
Laporan Tahunan 2016
SATUAN FREKUENSI
KILOGRAM152
BATANGKILOGRAM
3515BATANG
KILOGRAM19
BATANGKILOGRAM
0BATANG
Balai Karantina Pertanian
2016
Sat Frek
Kg 376Btg
12.600.052 Kg 9.560Btg
Kg 95Btg
Kg1
Btg
Karantina Tumbuhan
dan 2016
Benda Lain
0
0
62
26 Laporan Tahunan 2016
Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, bawang
merah, bawang putih, bawang bombai, kedelai, paprika, buah melon, sayuran segar,
adenium, bibit gaharu, bibit tanaman hias, bibit kelapa, kacang tanah, bibit mangga,
mangga, sayuran kangkung, tembakau kering, bibit kelengkeng, cabe dan lain-lain.
Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah Sumba, Flores, Kupang (Nusa
Tenggara Timur), Jawa Timur, Bali, Jakarta, Batam, Jawa Barat, Klaten, Balikpapan,
Pangkal Pinang, Palembang dan Tangerang.
Data domestik keluar untuk masing-masing wilker tertuang dalam data tabel
dibawah ini. Data MP-OPTK yang dilalu-lintaskan dibagi ke dalam 4 kelompok besar
yaitu : tanaman hidup dan benih, hasil tanaman hidup bukan benih, hasil tanaman
mati dan benda lain. Data domestik keluar dengan volume tertinggi terdapat pada
Wilker Labuhan Lombok berupa Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebesar
7.368.725 Kg. Wilker Lembar volume tertinggi pada Hasil Tanaman Hidup Bukan
Benih sebesar 552.600 kg. Wilker BIL volume tertinggi pada Hasil Tanaman Hidup
Bukan Benih sebesar 4.678.716 kg. Wilker Labuhan Lombok volume tertinggi pada
Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebesar 7.368.725 kg.
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindak karantina terhadap MP OPTK tahun
2016 dapat dilihat pada lampiran 6.
4.2. Perlakuan
Dalam tahun anggaran tahun 2016, tidak terdapat kegiatan tindakan karantina
berupa perlakuan terhadap MP-OPTK yang di lalulintaskan baik impor, ekspor,
maupun antar area. Perlakuan yang dimaksud berupa fumigasi, perlakuan air panas
(hot water treatment), perlakuan uap panas (vapor hot treatment) dan Heat
Treatment. Tidak adanya tindakan karantina perlakuan tidak ada disebabkan karena
tidak adanya persyaratan tambahan untuk perlakuan.
4.3 Pengasingan dan Pengamatan
Dalam tahun anggaran 2016, tidak ada MP-OPTK yang dilakukan
pengasingan dan pengamatan. Hal ini dikarenakannya tidak adanya lalu lintas MP-
OPTK yang dipersyaratkan untuk tindakan pengasingan dan pengamatan.
27 Laporan Tahunan 2016
4.4 Penahanan / Penangkapan
Dalam tahun anggaran 2016 terjadi 257 kali tindakan karantina penangkapan.
Penangkapan dilakukan terhadap bibit tanaman hias; bibit nangka; bibit pisang;
benih paria dan bibit pepaya dari negara malaysia dan singapura karena tidak
dilengkapi dengan Surat Ijin Pemasukan dari Menteri Pertanian (SIPMENTAN) dan
surat kesehatan tanaman (Phytosanitary certifacate / PC) dari negara asal. Tindakan
penangkapan ini terjadi karena adanya pengawasan dari petugas karantina di
Konter Internasional Bandara Internasional Lombok bukan melalui laporan dari
pengguna jasa. Oleh karena itu penanganan tindakan karantina dilakukan tanpa
prosedur permohonan dari pengguna jasa (SP-1) karena bukan merupakan bentuk
permohonan Karantina Tumbuhan. Tindkaan penangkapan ini terjadi karena bentuk
pelanggaran terhadap UU No. 16 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
serta PP No. 14 tentang Karantina Tumbuhan.
4.5 Penolakan
Terdapat Tindakan karantina penolakan terhadap Media Pembawa
OPT/OPTK selama tahun 2016, sebanyak 0 kali dari 257 kali tindakan
penangkapan. Penolakan ini tidak dilakukan oleh petugas karantina dikarenakan
tidak ada satupun dari pemilik MP-OPTK yang memenuhi surat perintah penolakan
terhadap MP-OPTK hingga batas waktu masa penolakan selama 14 hari berakhir.
Sehingga terhadap MP-OPTK tersebut akan dilanjutkan ke tindakan pemusnahan
dikarenakan belum dikeluarkan dari wilayah Republik Indonesia hingga batas waktu
yang ditentukan 14 hari). Mengingat bahwa MP-OPTK yang ditangkap oleh petugas
karantina maka pemilik tidak dapat memenuhi persyaratan karantina baik dari aspek
adminitrasi maupun teknis. Selain itu lalu lintas MP-OPTK yang ditangkap
merupakan pelanggaran terhadap UU No. 16 tentang karantina hewan, ikan dan
tumbuhan serta PP No. 14 tentang karantina tumbuhan dan bukan permohonan
terhadap pemeriksaan karantina.
4.6 Pemusnahan
Pada tahun 2016 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 270 kali karena tidak memenuhi
persyaratan karantina baik dari aspek adminitrasi maupun teknis. Selain itu
MP-OPTK yang dimusnahan merupakan hasil tangkapan yang merupakan
28
pelanggaran terhadap peraturan karantina bukan dari permohonan tindakan
karantina. Tindakan pemusnahan dilakukan dikarenakan hingg
sesuai UU-16 tahun 1992 dan PP
mengeluarkan dari wilayah Republik Indonesia (penolakan). Oleh karena itu untuk
mencegah resiko persebaran OPTK dilakukan tindakan pemusnahan.
penahanan, penolakan dan pemusnahan
lampiran 7.
Data Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan MP
NO JENIS TINDAKAN
1 Penahanan
2 Penolakan
3 Pemusnahan
Grafik Tindakan Karantina Tumbuhan Pena
4.7Intersepsi OPT / OPTK
Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram
dilalulintaskan selama tahun 2016 ditemukan
pengganggu tumbuhan. Intersepsi OPT
Nematoda dan Bakteri.
0
50
100
150
200
250
300
Penahanan
2016 257
Axi
sTi
tle
Laporan Tahunan 2016
pelanggaran terhadap peraturan karantina bukan dari permohonan tindakan
karantina. Tindakan pemusnahan dilakukan dikarenakan hingga batas waktu 14 hari
16 tahun 1992 dan PP-14 tahun 2002 pemilik MP
mengeluarkan dari wilayah Republik Indonesia (penolakan). Oleh karena itu untuk
mencegah resiko persebaran OPTK dilakukan tindakan pemusnahan.
, penolakan dan pemusnahan MP-OPTK tahun 2016 dapat dilihat pada
Penolakan Dan Pemusnahan MP-OPT/OPTK Tahun 2016
JENIS TINDAKAN VOLUME SATUAN
257 Kali
0 Kali
270 Kali
Karantina Tumbuhan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan
PTK
Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram bredasarkan media pembawa yg
selama tahun 2016 ditemukan 4 (Empat) jenis organisme
. Intersepsi OPT umumnya dari kelompok Cendawan,
Penahanan Penolakan Pemusnahan
0 270
Laporan Tahunan 2016
pelanggaran terhadap peraturan karantina bukan dari permohonan tindakan
a batas waktu 14 hari
14 tahun 2002 pemilik MP-OPTK tidak
mengeluarkan dari wilayah Republik Indonesia (penolakan). Oleh karena itu untuk
mencegah resiko persebaran OPTK dilakukan tindakan pemusnahan. Data
dapat dilihat pada
OPT/OPTK Tahun 2016
SATUAN WILKER
BIL
BIL
BIL
hanan, Penolakan dan Pemusnahan
Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium Balai
bredasarkan media pembawa yg
jenis organisme
umumnya dari kelompok Cendawan,
Pemusnahan
29 Laporan Tahunan 2016
Cendawan yang ditemukan antara lain: Aspergillus flavus; Cercospora
kikuchii; Fusarium sp; Curvularia lunata. Data hasil pelaksanaan kegiatan intersepsi
OPT/OPTK tahun 2016 disajikan dalam lampiran 8.
4.8 Penggunaan Formulir
Pelaksanaan kegiatan tindakan karantina tumbuhan di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram ditandai dengan dilakukannya sertifikasi atas MP-OPTK
yang akan dilalulintaskan baik ke maupun dari dalam wilayah Pulau Lombok
Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Pada Tahun 2016 Penggunaan Dokumen/Sertifikat atas MP-OPTK sebanyak
11947 (Sebelas ribu Sembilan ratus empat puluh tujuh) set yang terdiri dari Sertifikat
Pelepasan Karantina Tumbuhan/Keamanan PSAT (KT.9) sebanyak 1787 (Seribu
tujuh ratus delapan puluh tujuh) set, Penggunaan Dokumen Phytosanitary Certificate
(KT.10) sebanyak 128 (Seratus dua puluh delapan) set dan Penggunaan Dokumen /
Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area sebanyak 10032 (Sepuluh ribu tiga puluh
dua) set. Sedangkan Dokumen/ Sertifikat Ruak/ Batal di Tahun 2016 Sebanyak 63
Set Sertifikat terdiri dari Dokumen / Sertifikat Pelepasan Karantina
Tumbuhan/Keamanan PSAT (KT.9) sebanyak 17 (Tujuh belas) set, Dokumen
Phytosanitary Certificate (KT.10) sebanyak 11 (Sebelas) set dan Dokumen /
Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area sebanyak 35 (Tiga puluh lima) set.
Dilakukan pemusnahan dokumen utama dan dokumen pendukung
operasional karantina tumbuhan dikarenakan adanya perubahan dokumen. Sesuai
dengan Permentan RI Nomor : 14/Permentan/KR.050/4/2016 tanggal 11 April 2016
dan Surat Edaran Sekretaris Badan Karantina Pertanian Nomor:
11776/PL.320/K.1/11/2016 tanggal 16 Nopember 2016 tentang Penghapusan
Dokumen Sertifikat Karantina Pertanian.
Data perincian penggunaan formulir Karantina Tumbuhan (KT) tahun 2016
dapat dilihat pada lampiran 9.
4.9 Pemantauan Daerah Sebar OPT /OPTK
4.9.1 Sasaran Pemantauan
Berdasarkan kebijakan Badan Karantina Pertanian pelaksanaan
Pemantauan OPT/OPTK Tahun Anggaran 2016, sasaran pemantauan secara
30 Laporan Tahunan 2016
umum mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor
51/Permentan/KR.010/9/2015 tentang Tentang Jenis Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina. Secara khusus yang menjadi sasaran pemantauan
adalah tanaman unggulan daerah dan jenis-jenis OPTK yang kemungkinan
terbawa melalui produk pertanian impor maupun antar area melalui benih/non
benih impor.
Sasaran pemantauan OPTK tahun 2015 secara umum adalah OPTK
kategori A1 maupun A2 seperti tercantum dalam Permentan Nomor
51/Permentan/KR.010/9/2015 Sedangkan secara khusus berdasarkan :
1. OPTK pada padi, jagung dan kedelai yang merupakan arahan untuk
mendukung swasembada pangan serta komoditi impor strategis di Pulau
Lombok.
2. OPT dan OPTK pada komoditi ekspor Pulau Lombok.
3. Hasil pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yaitu OPTK
A1 dan A2 yang ditemukan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 yang perlu
diverifikasi ulang dalam rangka penetapan daerah sebar OPTK.
4. Surat Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
No. 366/KT.210/L.3/9/2013 tentang Temuan OPTK Papayae Ring Spot
Virus (PRsV) yang termasuk OPTK A1 yang telah ditemukan di Provinsi
Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara menghimbau untuk
dilakukan pemantauan lebih lanjut.
5. Lampiran Surat Kepala Badan Karantina Pertanian
No.596/KT.110/L/01/2014 tentang pelaksanaan Pemantauan OPTK
Tahun Anggaran 2014, menyatakan bahwa UPT Karantina Pertanian agar
melakukan verifikasi ulang terhadap temuan OPTK A1 dan/atau A2 yang
pernah ditemukan di wilayah pemantauan masing-masing, sekaligus
memantau keberadaan OPTK yang telah ditemukan oleh UPT atau
instansi lain.
6. Rekapitulasi hasil temuan OPTK tahun 2015 berdasarkan seminar
nasional pemantauan tanggal 26 september 2015. Pemantauan OPTK
dilakukan diseluruh wilayah Pulau Lombok, yaitu :
31 Laporan Tahunan 2016
No Nama Kabupaten Nama Kecamatan
1 Kabupaten Lombok
Timur
: Kecamatan. Sembalun, Suela, Terara, Sikur,
Masbagik, Selong, Sakra, Wanasaba,
Aikmel, Labuhan Haji.
2 Kabupaten Lombok
Tengah
: Kecamatan. Batukliang, Batukliang Utara,
Kopang, Praya Barat, Praya Barat Daya,
Jonggat.
3 Kabupaten Lombok
Barat
: Kecamatan. Narmada, Gerung, Kediri,
Lembar, Labuapi, Senggigi, Batu Layar,
Gunung Sari, Sekotong.
4 Kabupaten Lombok
Utara
: Kecamatan. Bayan, Kayangan, Gangga,
Tanjung, Pemenang
5 Kota Mataram : Kecamatan. Ampenan, Sekarbela ,
Cakranegara, Selaparang, Mataram
4.9.2 Hasil Pemantauan
Berdasarkan hasil pemantauan OPTK di seluruh wilayah Pulau
Lombok (4 Kabupaten dan 1 Kota) yang dilanjutkan dengan identifikasi di
Laboratorium Karantina Tumbuhan dan hasil uji konfirmasi atau uji rujukan di
Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, didapat temuan OPTK sasaran
sesuai keputusan Menteri Pertanian No. 51/Permentan/KR.010/9/2015
sebanyak 11 OPTK yaitu 1 OPTK Kategori A1 dan 10 OPTK Kategori A2
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel Daftar OPTK Hasil Temuan Pemantauan OPTK Tahun 2016
Kelompok Temuan Jenis OPTK
Serangga
1. Bactrocera occipitalis OPTK A2
2. Bactrocera musae OPTK A2
3. Paraeucosmetus pallicornis OPTK A2
4. Aleurodicus dugesii OPTK A2
Tungau1. Raoiella indica OPTK A2
2. Brevipalpus californicus OPTK A1
32 Laporan Tahunan 2016
3. Calacarus carinatus OPTK A2
Cendawan
1. Helminthosporium solani OPTK A2
2. Uromycladium tepperianum OPTK A2
3. Peronospora manshurica OPTK A2
Bakteri 1.Pantoea stewartii OPTK A1
5 Berikut ini adalah Lokasi Daerah Sebar ditemukannya Organisme Pengganggu
Tanaman Karantina (OPTK) berdasarkan hasil pemantauan daerah sebar
OPT/OPTK di wilayah Pulau Lombok ditemukan 11 jenis OPTK yaitu :
1. Bactrocera occipitalis
Tanaman Inang : belimbing, jeruk, mangga, sawo, jambu biji, plum..
Daerah Temuan di Pulau Lombok: Bactrocera occipitalis ditemukan di
Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lembar (Desa Ketire, Desa
Bakong Dasan, Desa Eyat Mayang); Kecamatan Gerung (Desa Giri
Tembesi, Desa Dasan Tapen), Kecamatan Kediri (Desa Sedayu Tengah),
Kecamatan Narmada (Desa Suranadi). Di Kota Mataram yaitu Kecamatan
Cakranegara (Desa Sayang-Sayang), Kecamatan Selaparang (Desa
Rembige). Di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Wanasaba (Desa
Kembang Kerang, Desa Wanasaba, Desa Karang Baru), Kecamatan Suela
(Desa Sapit, Desa Lemor), Kecamatan Selong (Desa Selong, Desa Bermis),
Kecamatan Labuhan Haji (Desa Dasan Geres), Kecamatan Sukamulia
(Desa Karang Anyar). Di Kabupaten Lombok Tengah yaitu Kecamatan
Jonggat (Desa Pengenjek). Di Kabupaten Lombok Utara yaitu di Kecamatan
Pemenang (Desa Pemenang/Pusuk), Kecamatan Tanjung (Desa Sokong),
Kecamatan Gangga (Desa Genggelang, Desa Sambik Bangkol), Kecamatan
Kayangan (Desa Santong Mulia). Di Kabupaten Lombok Tengah yaitu
Kecamatan Praya Barat (Desa Batujai, Desa Penujak), Kecamatan Praya
(Desa Perapen).
2. Bactrocera musae Tryon
Tanaman Inang : tanaman pisang, papaya dan jambu biji.
Daerah temuan di Pulau Lombok : Bactrocera musae ditemukan di
Kabupaten Lombok Barat yaitu di Kecamatan Gerung (Desa Babussalam),
Kecamatan Lembar (Desa Bakong Dasan, Desa Jelateng), Kecamatan
Sekotong (Desa Sekotong Tengah), Kecamatan Narmada (Desa Suranadi.
33 Laporan Tahunan 2016
Di Kota Mataram yaitu Kecamatan Sekarbela (Desa Tanjung Karang, Desa
Karang Pule), Kecamatan Selaparang (Desa Rembige). Di Kabupaten
Lombok Timur yaitu Kecamatan Selong (Desa Selong, Desa Bermis),
Kecamatan Labuhan Haji (Desa Dasan Geres), Kecamatan Sukamulia
(Desa Karang Anyar), Kecamatan Sikur (Desa Sikur Barat), Kecamatan
Suela (Desa Lemor), Kecamatan Sembalun (Desa Pusuk, Desa Sembalun
Lawang). Di Kabupaten Lombok Tengah yaitu Kecamatan Jonggat (Desa
Ubung, Desa Pengenjek), Kecamatan Batukliang Utara (Desa Mas-Mas),
Kecamatan Kopang (Desa Kopang), Kecamatan Pujut (Desa Tanaq Awu),
Kecamatan Praya Timur (Desa Mujur), Kecamatan Praya Tengah (Desa
Gerantung), Kecamatan Praya (Desa Praya, Desa Perapen). Di Kabupaten
Lombok Utara yaitu Kecamatan Tanjung (Desa Sokong, Desa Tegal Maja),
Kecamatan Kayangan (Desa Selengen).
3. Paraecosmetus pallicornis Dallas
Tanaman Inang : Oryza sativa (padi)
Daerah temuan di Pulau Lombok : Paraeucosmetus pallicornis ditemukan
di Kota Mataram yaitu Kecamatan Sandubaya (Desa Babakan Kebon). Di
Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Aikmel (Desa Lenek, Desa
Lenek Lauk, Desa Mamben, Desa Keroya), Kecamatan Selong (Desa
Pancor). Di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lingsar (Desa
Sigerongan).
4. Aleurodicus dugesii Cockerell
Tanaman Inang : tanaman cabai, kelapa, murbei, kemuning, pisang,
alpokat, jambu biji, jarak kepyar.
Daerah temuan di Pulau Lombok : Aleurodicus dugesi ditemukan di
Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Sembalun (Desa Sembalun
Lawang, Desa Sajang, Desa Sembalun Sajang).
5. Raoiella indica Hirst
Tanaman Inang : tanaman pinang, pisang, kelapa, kelapa sawit, jahe, jahe
merah.
Daerah temuan di Pulau Lombok : Raoiella indica ditemukan di Kabupaten
Lombok Timur yaitu Kecamatan Aikmel (Desa Lenek). Di Kabupaten
Lombok Utara yaitu di Kecamatan Tanjung (Desa Tegal Maja), Kecamatan
Gangga (Desa Sambik Bangkol).
34 Laporan Tahunan 2016
6. Brevipalpus californicus Bank
Tanaman Inang: tanaman teh, okra, ubi jalar, pisang, buncis, anggrek,
anggur, kayu manis, komak, terong-terongan, jambu biji.
Daerah temuan di Pulau Lombok : Brevipalpus californicus ditemukan di
Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lembar (Desa Jembatan
Kembar), Kecamatan Labuapi (Desa Labuapi), Kabupaten Lombok Timur
yaitu Kecamatan Pringgasela (Desa Sinar Sari), Kecamatan Sembalun
(Desa Sembalun Bumbung) dan Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan
Tanjung (Desa Tegal Maja).
7. Calacarus carinatus Green
Tanaman Inang : tanaman teh dan cabai.
Daerah Temuan di Pulau Lombok : Calacarus carinatus ditemukan di
Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lembar (Desa Labuhan Tereng,
Desa Jembatan Kembar). Di Kota Mataram yaitu Kecamatan Sekarbela
(Desa Jempong Baru), Kecamatan Pagutan (Desa Karang Buaya). Di
Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Sembalun (Desa Sembalun
Sajang), Kecamatan Sukamulia (Desa Nyiur Tebel). Di Kabupaten Lombok
Utara yaitu Kecamatan Gangga (Desa Lekok).
8. Helminthosporium solani Durieu & Mont
Tanaman Inang : Kentang.
Daerah temuan di Pulau Lombok : Helminthosporium solani ditemukan di
Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Narmada (Desa Gerimax Indah)
dan di Kota Mataram yaitu Kecamatan Ampenan (Desa Tanjung Karang),
Kecamatan Mataram (Desa Punia).
9. Uromycladium tepperianum Saccardo
Tanaman Inang : Sengon.
Daerah temuan di Pulau Lombok : Uromycladium tepperuanum ditemukan
di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lembar (Desa Bakong
Dasan), Kecamatan Narmada (Desa Golong) dan di Kabupaten Lombok
Tengah yaitu Kecamatan Batukliang Utara (Desa Mas-Mas).
10.Peronospora manshurica Naum Syd
Tanaman Inang: Kedelai.
35 Laporan Tahunan 2016
Daerah temuan di Pulau Lombok : Peronospora manshurica ditemukan di
Kota Mataram yaitu Kecamatan Cakranegara (Desa Cakranegara) dan
Kecamatan Ampenan (Desa Ampenan, Desa Karang Panas).
11.Pantoea stewartii subsp. stewartii Smith.
Tanaman Inang: jagung, jagung manis, tebu, sorgum, gandum, kacang
hijau, mentimun.
Daerah temuan di Pulau Lombok : Pantoea stewartii subsp. stewartii
ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Aikmel (Desa
Mamben) dan Kecamatan Pringgabaya (Desa Anggaraksa).
4.10 Laboratorium
Pada tahun 2016, Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina
Pertanian (BKP) Kelas I Mataram memperoleh akreditasi ruang lingkup pengujian
dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) yaitu Identifikasi Morfologi Helminthosporium
solani dan Identifikasi Lalat Buah Spesies Bactrocera albistrigata, Bactrocera
carambolae, Bactrocera caudata, Bactrocera cucurbitae, Bactrocera musae,
Bactrocera occipitalis, Bactrocera papayae dan Bactrocera umbrosa dengan Metode
Pengamatan Morfologi. Pada tahun yang sama Laboratorium Karantina Tumbuhan
juga mengajukan penambahan raung lingkup yaitu Identifikasi Serangga Hama
Gudang Spesies Tribolium castaneum, Rhyzopertha dominica dan Oryzaephilus
mercatordengan Metode Pengamatan Morfologi.
Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Mataram mengikuti uji
banding yang diselenggarakan oleh:
1. BBKP Soekarno Hatta (tanggal 22-23 Februari 2016)
- Hasil uji banding pada deteksi bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae
dan Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis (Cmm) menggunakan
metode ELISA mendapatkan hasil MEMUASKAN.
- Hasil uji banding pada Identifikasi Aphelenchoides besseyi Christie 1942
secara Morfologi mendapatkan hasil MEMUASKAN.
2. BKP Kelas I Balikpapan (tanggal 5-7 September 2016)
- Hasil Uji Banding Identifikasi Hama Gudang (Sitophilus oryzae, Sitophilus
zeamays dan Tribolium castaneum) secara Morfologi mendapatkan hasil
MEMUASKAN.
36 Laporan Tahunan 2016
- Hasil Uji Banding Identifikasi Mikologi/ Cendawan Helminthosporium solani,
Curvularia eragrostidis mendapatkan hasil MEMUASKAN
Untuk menjamin keabsahan unjuk kerja dan mutu hasil pengujian serta
memelihara kompetensi analis Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP Kelas I
Mataram berdasarkan persyaratan teknis standar ISO/IEC 17025:2008 khususnya
pada klausul 5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian maka perlu melakukan uji banding
antar laboratorium pada ruang lingkup terakreditasi serta yang akan diajukan untuk
penambahan ruang lingkup sebagai persyaratan terakreditasi. Uji banding dilakukan
dengan laboratorium lain (laboratorium peserta) yang dinilai kompeten di bidang
pengujian. Pada tahun 2016 ini kegiatan uji banding yang dilaksanakan dengan
ruang lingkup yaitu:
1. Identifikasi cendawan Helminthosporium solani.
2. Identifikasi cendawan Peronospora manshurica.
3. Identifikasi tungau Raoiella indica.
Peserta laboratorium yang mengikuti uji banding sebanyak 5 (lima)
Laboratorium yaitu: Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, BKP Kelas I
Denpasar, BKP Kelas I Jambi, BKP Kelas I Balikpapan dan BKP Kelas II Tarakan.
Keseluruhan Laboratorium peserta uji banding mendapatkan hasil MEMUASKAN.
Selain melasnakan kegiatan diatas, Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP
Kelas I Mataram melakukan pengujian. Frekuensi pengujian pada tahun 2016
dilakukan sebanyak 318 kali. Frekuensi pengujian tahun 2016 mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya, dimana frekuensi pengujian di tahun 2015 mencapai 386 kali
pengujian. Jumlah pengujian setiap bulannya bervariasi.
Data Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan tahun 2015
dan Tahun 2016
No. BulanFrekuensi (kali)
2015 2016
1. Januari 4 9
2. Februari 4 27
3. Maret 7 7
4. April 15 89
5. Mei 27 34
6. Juni 20 58
7. Juli 44 12
37
8. Agustus
9. September
10. Oktober
11. November
12. Desember
JUMALH
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaqtahun 2016
Untuk frekuensi pengujia
menunjukkan frekuensi pengujian terendah yaitu 7 kali dan pada bulan April
menunjukkan frekuensi pengujian tertinggi yaitu 89 kali. Pengujian yang dilakukan di
Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
meliputi pengujian media pembawa, pengujian hasil pemantauan OPT/OPTK serta
pengujian hasil pengambilan sampel (monitoring).
Grafik Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuha
Interpretasi Data dan Grafik:Kegiatan pengujian tertinggi pada bulan April 201
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
4 4 79
27
7
Laporan Tahunan 2016
94 24
September 39 8
94 20
November 12 19
Desember 26 11
JUMALH 386 318
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq
Untuk frekuensi pengujian laboratorium pada tahun 2016
menunjukkan frekuensi pengujian terendah yaitu 7 kali dan pada bulan April
menunjukkan frekuensi pengujian tertinggi yaitu 89 kali. Pengujian yang dilakukan di
Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
meliputi pengujian media pembawa, pengujian hasil pemantauan OPT/OPTK serta
pengujian hasil pengambilan sampel (monitoring).
Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan
Tahun 2015 dan 2016
Interpretasi Data dan Grafik:Kegiatan pengujian tertinggi pada bulan April 2016.
15
2720
44
94
39
94
127
89
34
58
12
24
8
20 19
Tahun 2015 Tahun 2016
Laporan Tahunan 2016
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq system
n laboratorium pada tahun 2016 di bulan Maret
menunjukkan frekuensi pengujian terendah yaitu 7 kali dan pada bulan April
menunjukkan frekuensi pengujian tertinggi yaitu 89 kali. Pengujian yang dilakukan di
Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
meliputi pengujian media pembawa, pengujian hasil pemantauan OPT/OPTK serta
n Per Bulan
12
2619
11
38
Data Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai GolonganTarget Pengujian Tahun 2016
Golongan Target Uji
Serangga
Tungau
Cendawan
Bakteri
Nematoda
Virus
Gulma
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq systemtahun 2016
Grafik Persentase PengujianSesuai Target Pengujian Tahun 201
Interpretasi Data dan Grafik:Berdasarkan target permintaan pengujian, untuk tahun 201adalah pengujian serangga sebesar 57,54virus dan gulma sebesar 0 %.
4.10.1. Monitoring dan Pengambilan Sampel
Kegiatan monitoring bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel dalam
rangka peningkatan kompetensi personel laboratorium. Kegiatan monitoring
pengambilan sampel kentang, serangga hama gudang dan lalat buah, dimana
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200 183
46
Laporan Tahunan 2016
Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai GolonganTarget Pengujian Tahun 2016
Golongan Target Uji Frekeensi (kali) Persentase
183 57,54
46 14,46
53 16,66
21 6,60
15 4,71
0 0
0 0
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq system
Grafik Persentase Pengujian Laboratorium Karantina TumbuhanSesuai Target Pengujian Tahun 2016
Interpretasi Data dan Grafik:Berdasarkan target permintaan pengujian, untuk tahun 2016 persentase tertinggiadalah pengujian serangga sebesar 57,54 % sedangkan terendah adalah pengujianvirus dan gulma sebesar 0 %.
4.10.1. Monitoring dan Pengambilan Sampel
Kegiatan monitoring bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel dalam
rangka peningkatan kompetensi personel laboratorium. Kegiatan monitoring
pengambilan sampel kentang, serangga hama gudang dan lalat buah, dimana
4653
21 150
Laporan Tahunan 2016
Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai Golongan
Persentase (%)
57,54
14,46
16,66
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq system
Laboratorium Karantina Tumbuhan
persentase tertinggi% sedangkan terendah adalah pengujian
Kegiatan monitoring bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel dalam
rangka peningkatan kompetensi personel laboratorium. Kegiatan monitoring berupa
pengambilan sampel kentang, serangga hama gudang dan lalat buah, dimana
0
39 Laporan Tahunan 2016
merupakan target ruang lingkup pengujian akreditasi laboratorium tumbuhan sesuai
SNI ISO/IEC 17025:2008. Hasil kegiatan monitoring/pengambilan sampel telah
dirangkum dalam hasil pengujian laboratorium.
4.10.2. Koleksi OPT/OPTK
Kegiatan koleksi yang dilakukan yaitu melaksanakan pembuatan dan
pengelolaan koleksi OPT/OPTK, berupa koleksi kering dan koleksi basah. Kegiatan
koleksi ini berdasarkan hasil intersepsi teknik operasional karantina, pemantauan
daerah sebar OPT/OPTK di Pulau Lombok serta monitoring/pengambilan sampel
tahun 2016. Koleksi meliputi 20 buah koleksi kering dari kelompok serangga hama
gudang, 66 buah koleksi kering dari kelompok serangga lalat buah, 20 buah slide
preparat dari kelompok tungau, 55 buah slide preparat dari kelompok cendawan,
11 buah koleksi kering media pembawa dan 1 buah koleksi basah (herbarium) gejala
penyakit tumbuhan.
40 Laporan Tahunan 2016
BAB V
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
Dengan semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat,
tentu mempunyai konsekwensi logis terhadap perkembangan dan peningkatan arus
lalulintas alat angkut udara, laut maupun darat. Kondisi seperti itu tidak dipungkiri
membuat terjadinya peningkatan arus bongkar muat barang dan manusia. Bila
fungsi pengawasan tidak mendapat penanganan yang serius oleh petugas karantina
di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan Pemerintah, maka akan
memiliki potensi besar beresiko masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan Penyakit
Hewan Karantina) / OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) serta
terjadinya perdagangan satwa-satwa dilindungi. Kekayaan alam dan kelestarian
sumber daya alam yang tidak terjaga dan terawasi dengan baik dapat beresiko
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar dan berpengaruh terhadap kondisi
sosial masyarakat secara luas dan nyata.
Operasional pengawasan sebagai implementasi pelaksanaan fungsi
perkarantinaan dilaksanakan berdasarkan pada peraturan perkarantinaan antara
lain Undang-undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan; Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan dan
peraturan-peraturan lain yang relevan.
Sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada
Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia, Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram diberikan mandat dan tanggungjawab strategis
sebagai instansi pelaksana fungsi pengawasan perkarantinaan lalulintas komoditas
pertanian dipintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Pemerintah di Pulau Lombok. Serangkaian tugas pokok tersebut dilakukan oleh
petugas karantina didalam upaya memberikan perlindungan pada sumber daya alam
hayati/hewani melalui tindakan mencegah masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan
Penyakit Hewan Karantina) serta OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina) dari Luar Negeri ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia; antar
area/antar pulau di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia serta mencegah
41 Laporan Tahunan 2016
keluarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan Karantina) dan OPTK (Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina) dari wilayah Negara Republik Indonesia ke Luar
Negeri.
Kegiatan pengawasan terkait pencegahan masuk dan tersebarnya
MPHPHK serta MPOTK dilakukan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan Pemerintah. Tetapi resiko pelanggaran lalulintas bongkar muat
barang serta manusia yang berdampak masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK bisa
saja terjadi dengan alat angkut perairan melalui tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan disepanjang pantai Pulau Lombok.
Pengawasan pada tempat yang belum ditetapkan perlu mendapat perhatian dari
semua pihak termasuk instansi teknis terkait.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam mengemban tanggung
jawab fungsi pengawasan, berupaya melakukan pengawasan di tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan melalui kegiatan Patroli secara
reguler dengan tujuan untuk memberi keyakinan bahwa tempat
pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan tidak dipergunakan sebagai tempat
bongkar muat media pembawa yang beresiko mengancam kelestarian sumberdaya
alam hayati/hewani di Pulau Lombok melalui masuk dan tersebarnya penyakit
hewan/tumbuhan karantina. Pelaksanaan koordinasi dengan Instansi terkait dan
Pemerintah Daerah terus diupayakan meningkatkan fungsi pengawasan agar
program pemerintah khususnya program Pemerintah Daerah dibidang peternakan
dan pertanian dapat berjalan dengan optimal. Selain fungsi pengawasan untuk
pelaksanaan perkarantinaan, fungsi pengawasan juga mempunyai peran luas dan
melekat pada semua aspek kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
melaksanakan berbagai kegiatan yang berdaya guna dengan penerapan SMM
(Sistem Managemen Mutu) Pelayanan 9001 : 2008, SMM Laboratorium 17025 :
2008, Standar Pelayanan Publik (SPP) serta penerapan SPIP (Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah) sebagai alat kontrol dan evaluasi.
Dalam meningkatkan peran pengawasan dan penindakan ada 3 (tiga)
kegiatan pokok yang diupayakan dilakukan seperti :
42 Laporan Tahunan 2016
1. Sosialisasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan mendorong
peran serta masyarakat akan pentingnya pelaksanaan perkarantinaan dalam rangka
mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan/tumbuhan karantina
ke Pulau Lombok terutama penyakit Rabies dan Nematoda Sista Kuning pada
kentang.
Penyakit Rabies, salah satu penyakit hewan yang disebabkan oleh virus,
bersifat akut, menyerang susunan syaraf pusat dan dapat bersifat zoonosis. Anjing,
kucing, kera dan hewan sebangsanya sangat berpotensi sebagai hewan pembawa
rabies (HPR) kepada manusia lewat gigitan atau jilatan pada kulit terluka. Penyakit
ini juga merupakan penyakit yang sangat ditakuti para wisatawan setelah penyakit
malaria karena dapat menyebabkan kematian pada manusia yang tertular.
Menyebabkan tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat terganggu dengan
kerugian ekonomi yang sangat besar untuk program pemberantasannya.
Nematoda Sista Kuning (NSK) merupakan nematoda parasit tanaman dan
penyakit pada tanaman kentang, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan. Penyakit NSK ini dapat menyebabkan produksi kentang petani turun
hingga 70% dan sangat sulit dikendalikan sehingga menimbulkan kerugian ekonomi
yang sangat besar untuk program eradikasinya.
Nusa Tenggara Barat sampai saat masih bebas dari penyakit Rabies dan
NSK untuk itu terus diupayakan dapat dipertahankan melalui kegiatan sosialisasi
Karantina Pertanian dengan melibatkan Instansi terkait, masyarakat pendidikan,
masyarakat umum dan media masa dalam bentuk kegiatan pameran, pembuatan
banner, pemasangan baligho serta penyebarluasan brosur, leaflet dan sticker.
Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk meyakinkan bahwa masyarakat memahami
pelaksanaan perkarantinaan dan perlunya dilakukan upaya pencegahan penyakit
hewan/tumbuhan karantina.
2. Kegiatan Pre-emptif
Sosialisasi Karantina Pertanian telah dilakukan diberbagai tempat seperti :
a. Sosialisasi Karantina Pertanian di Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela,
Mataram dan di Desa Gondang, Kabupaten Lombok Utara yang merupakan
daerah yang memiliki pesisir pantai yang sangat panjang dan beresiko
sebagai tempat pemasukan/pengeluaran media pembawa HPHK maupun
OPTK.
43 Laporan Tahunan 2016
b. Pelaksanaan donor darah dan senam bersama dengan instansi terkait di
pelabuhan Lembar, sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan penyebarluasan
informasi perkarantinaan melalui pembagian brosur dan leaflet.
c. Melaksanakan kegiatan Coffee morning di Wilker Pemenang, Kabupaten
Lombok Utara dan di Wilker Labuhan Lombok, Lombok Timur dengan
melibatkan instansi terkait terutama tim yang tergabung dalam Tim Terpadu
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Hal ini dilakukan sebagai wujud
koordinasi dengan instansi terkait dalam upaya menyamakan persepsi dalam
pengawasan pelaksanaan tindakan karantina dan sekaligus merupakan
bahan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan pengawasan oleh Tim Terpadu.
d. Sedangkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya penyakit
HPHK maupun OPTK ke Pulau Lombok, telah dilakukan pemasangan baligho
di daerah Gerung, Lombok Barat yang tidak jauh dari pelabuhan Lembar.
Pemasangan baligho pada prinsipnya dilakukan untuk mendorong peran
serta masyarakat dalam melaksanakan perkarantinaan sehingga dapat
mengantisipasi masuknya media pembawa HPHK/OPTK ke Pulau Lombok.
Selain kegiatan tersebut, berbagai kegiatan bermanfaat telah dilakukan
seperti peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui rapat konsolidasi
PPNS, Intelijen dan Polsus serta mengusulkan pegawai untuk mengikuti
pelatihan PPNS dan Polsus yang diselenggarakan Badan Karantina
Pertanian.
e. Pameran
Kegiatan pameran merupakan salah satu kegiatan penting dari kegiatan
preemptif yang telah dilakukan dengan tujuan dapat mengoptimalkan
kegiatan pameran sebagai media/sarana untuk menyebarluaskan informasi
perkarantinaan sehingga tumbuh kesadaran dan pemahaman masyarakat
mengenai perkarantinaan terutama bagi yang akan melalulintaskan produk-
produk pertanian/peternakan.
3. Kegiatan Preventif
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya meminimalisir terjadinya pelanggaran
tindakan perkarantinaan melalui pengawasan, supervisi pengawasan dan patroli di
tempat-tempat pemasukan/pengeluaran ditetapkan maupun yang belum ditetapkan.
Koordinasi internal maupun eksternal telah dilakukan pada berbagai kesempatan
melalui kegiatan pertemuan/rapat, donor darah, coffee morning dan senam bersama
44 Laporan Tahunan 2016
dengan instansi terkait seperti Syahbandar, Pelindo III Lembar, Administrasi
Pelabuhan, KP3 Laut/Bandara, Bea Cukai dan BKSDA NTB.
4. Kegiatan Refresif
Komitmen pelaksanaan penegakan hukum oleh aparatur karantina dilakukan
dengan meningkatkan kwalitas SDM melalui pelatihan PPNS sebagai jaminan
kompetensi SDM dalam melaksanakan penegakan hukum serta melaksanakan
koordinasi dengan penyidik Polri selaku Korwas PPNS.
Kegiatan penegakan hukum terkait tindakan pelanggaran di bidang Karantina
Pertanian diupayakan secara terus menerus dilakukan sehingga adanya kesadaran
pengguna jasa untuk patuh terhadap peraturan perkarantinaan. Adapun data PPNS,
Polsus dan Intelejen Karantina pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran 10.
A. Frekuensi Lalulintas MP-HPHK/MP-OPTK, Tindakan Pelanggaran
Frekuensi Lalulintas, Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan Media Pembawa
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (MP-OPTK)
NO TAHUNLALIN(kali)
PENAHANAN(kali)
%PENOLAKAN
(kali)%
PEMUSNAHAN(kali)
%
1 2014 5.405 92 1,7 50 0,1 88 1,7
2 2015 8.960 100 1,1 - - 95 1,0
3 2016 11.827 257 2,2 - - 270 2,3
Frekuensi Lalulintas, Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan Media Pembawa
Hama Dan Penyakit Hewan Karantina (MPHPHK)
NO TAHUNLALIN(kali)
PENAHANAN(kali)
%PENOLAKAN
(kali)%
PEMUSNAHAN(kali)
%
1 2014 9.436 166 1,8 9 0,1 31 0,4
2 2015 12.347 252 2,0 12 0,1 73 0,6
3 2016 13.615 249 1,8 33 0,2 59 0,4
45
Grafik Frekuensi
Grafik Frekuensi Tindakan Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan MPOPT
Grafik Frekuensi Tindakan Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
2014
MPOPTK 5.405
MPHPHK 9.436
Axi
sTi
tle
0
50
100
150
200
250
300
PENAHANAN
2014 92
2015 100
2016 257
Axi
sTi
tle
0
50
100
150
200
250
300
PENAHANAN
2014 166
2015 252
2016 249
Axi
sTi
tle
Laporan Tahunan 2016
Frekuensi Lalulintas MPHPHK/MPOPTK
Tindakan Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan MPOPT
Tindakan Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan
2014 2015 2016
5.405 8.960 11.827
9.436 12.347 13.615
PENAHANAN PENOLAKAN PEMUSNAHAN
50 88
0 95
0 270
PENAHANAN PENOLAKAN PEMUSNAHAN
9 31
12 73
33 59
Laporan Tahunan 2016
Tindakan Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan MPOPTK
Tindakan Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan MPHPHK
11.827
13.615
PEMUSNAHAN
PEMUSNAHAN
46 Laporan Tahunan 2016
B. ANALISA DATA
Dari rekapitulasi data kegiatan Karantina Tumbuhan diketahui bahwa adanya
peningkatan FREKUENSI lalulintas MPOPTK sebesar 32% dari 8.960 kali pada
tahun 2015 menjadi 11.827 kali pada tahun 2016. Terjadi peningkatan prosentasi
PENAHANAN MPOPTK sebesar 100% dari 100 kali penahanan (1,1%) pada tahun
2015 menjadi 257 kali penahanan (2,2%) pada tahun 2016. Untuk prosentase
kegiatan PENOLAKAN MPOPTK tidak pernah dilaporkan sampai akhir tahun 2016.
Sedangkan untuk prosentase kegiatan PEMUSNAHAN MPOPTK terjadi
peningkatan sebesar 130% dari 95 kali pemusnahan (1,0%) pada tahun 2015
menjadi 270 kali pemusnahan (2,3%) pada tahun 2016.
Sedangkan dari rekapitulasi data kegiatan Karantina Hewan diketahui bahwa
adanya peningkatan FREKUENSI lalulintas MPHPHK sebesar 10,3% dari 12.347
kali pada tahun 2015 menjadi 13.615 kali pada tahun 2016. Terjadi penurunan
prosentase PENAHANAN MPHPHK sebesar 1,2% dari 252 kali penahanan (2,0%)
pada tahun 2015 menjadi 249 kali penahanan (1,8%) pada tahun 2016. Untuk
kegiatan PENOLAKAN MPHPHK terjadi peningkatan prosentase sebesar 100% dari
12 kali penolakan (0,1%) pada tahun 2015 menjadi 33 kali penolakan (0,2) pada
tahun 2016. Sedangkan untuk kegiatan PEMUSNAHAN MPHPHK terjadi penurunan
prosentase sebesar 50% dari 73 kali pemusnahan (0,6%) pada tahun 2015 menjadi
59 kali pemusnahan (0,4%) pada tahun 2016.
Frekuensi lalulintas dan prosentase kegiatan penahanan, penolakan dan
pemusnahan MPHPHK/MPOPTK sangat bervariasi di setiap wilker tergantung
frekuensi lalulintas media pembawa tetapi cenderung masih terjadi sangat tinggi di
Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) dibandingkan Wilayah
Kerja yang lain seperti : Wilayah Kerja Lembar, Wilayah Kerja Labuhan Lombok,
Wilayah Kerja Pemenang. Frekuensi penahanan/pemusnahan MPHPHK/MPOPTK
yang terjadi pada tahun 2016 terutama disebabkan adanya pemasukan
burung/unggas, daging, madu, kulit kering, benih, bibit, buah, sayur segar,
hortikultura dari dari luar negeri serta beberapa komoditas pertanian yang masuk
dari luar daerah.
Sosialisasi Karantina Pertanian, pemasangan baligho di tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran seperti bandara/pelabuhan laut telah dilakukan dengan
tujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat/stakeholder/pengguna jasa
47 Laporan Tahunan 2016
mengenai tata cara melalulintaskan produk pertanian yang sesuai persyaratan
perkarantinaan.
Namun karena lancarnya arus transportasi dan perdagangan, maka tidak
dapat dipungkiri masih banyak masyarakat yang ada belum memahami
perkarantinaan secara baik. Bahkan masih ada dari masyarakat kita yang mencari
sumber penghasilan di luar daerah/Luar Negeri. Dan ketika mereka pulang
kampung, mereka cenderung membawa komoditas pertanian sebagai oleh-oleh
keluarga dengan tanpa dilengkapi dokumen perkarantinaan. Hal seperti ini
merupakan tantangan, karena walaupun media pembawa/produk pertanian yang
dibawa dalam jumlah sedikit namun jika media itu tidak sehat maka hal itu sangat
berbahaya terhadap resiko masuk dan tersebarnya penyakit hewan/tumbuhan
karantina di wilayah pemasukan.
Sebagai upaya perbaikan dan meningkatkan kepatuhan akan peraturan
perkarantinaan, berbagai upaya telah dilaksanakan secara formal/informal seperti
kegiatan Sosialisasi Karantina Pertanian yang diadakan di Kota Mataram dan
Kabupaten Lombok Utara dengan melibatkan masyarakat pesisir, masyarakat
pendidikan, tokoh masyarakat dan instansi terkait. Metode sosialisasi dilakukan
dengan ceramah, tanya jawab dalam bentuk quisioner. Hasil evaluasi quesioner
yang terkumpul dapat disimpulkan peserta telah memahami dengan baik peraturan
karantina.
Namun kenyataan dilapangan masih saja ada pelanggaran terhadap
kegiatan lalulintas media pembawa. Hal ini mungkin disebabkan :
1. Adanya pemahaman yang masih kurang optimal dari masyarakat tentang
perkarantinaan.
2. Jangkauan/sasaran dan lokasi Sosialisasi terhadap masyarakat perlu diperluas
sehingga adanya peningkatan pemahaman masyarakat pada peraturan
karantina dalam jumlah yang besar pula.
3. Fungsi karantina adalah fungsi pencegahan penyakit sehingga ketika
masyarakat melakukan lalulintas produk pertanian cenderung media pembawa
yang dibawa akan diperiksa oleh petugas karantina dengan tindakan 8P. Hal
seperti ini mungkin dianggap memberatkan sehingga ada kecenderungan
masyarakat menghindar dari pemeriksaan petugas ketika melalulintaskan media
pembawa/produk pertanian.
48 Laporan Tahunan 2016
Untuk menekan dan meminimalisir tingkat pelanggaran, kegiatan sosialisasi
dapat dilakukan secara terus menerus, pemasangan baligho, pembagian brosur,
leaflet, melakukan pertemuan/koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka
meningkatkan fungsi pengawasan serta melakukan penegakan hukum yang refresif
non yustisia maupun refresif yustisia.
49 Laporan Tahunan 2016
BAB VI
CAPAIAN PENGELOLAAN KETATAUSAHAAN
5.1. PENGELOLAAN KEUANGAN
6.1.1 Keuangan
Dalam tahun anggaran 2016 anggaran belanja yang dialokasikan untuk
penyelenggaraan Karantina Pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
sebesar Rp. 13.269.322.000,- yang terdiri dari :
Belanja Pegawai ............................................... Rp. 5.690.582.000,-
Belanja Barang.................................................. Rp. 5.967.658.000,-
Belanja Modal .................................................. Rp. 1.611.082.000,-
Dari dana tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 12.693.944.253,- atau
mencapai 95,69 % yang terdiri dari :
Belanja Pegawai ..............................................Rp. 5.686.306.433,-
Belanja Barang ................................................ Rp. 5.414.729.527,-
Belanja Modal .................................................. Rp. 1.596.791.250,-
Berikut Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2016 :
Uraian Jenis Belanja Anggaran Realisasi Blokir %
Belanja Pegawai 5.690.582.000 5.686.306.433 99,92
Belanja Barang 5.967.658.000 5.414.729.527 452.463.000 90,73
Belanja Modal 1.611.082.000 1.596.791.250 99,11
Total Belanja Kotor 13.269.322.000 12.697.827.210 452.463.000 95.69
Pengembalian Belanja :
- Belanja Pegawai 0 1.444.000 0 0
- Belanja Barang 0 88.000 0 0
Total Belanja Kotor 0 1.532.000 0 0
50
Dari Anggaran tahun 201
(Seratus sembilan belas juta tiga puluh satu ribu tujuh ratus sembilan puluh
Yang terdiri dari :
Belanja Pegawai ................................
Belanja Barang ................................
Belanja Modal ................................
Capaian persentase realisasi anggaran tahun 201
dari realisasi anggaran tahun
Berikut data perbandingan realisasi anggaran Tahun Anggaran 201
Tahun Anggaran 2016.
Grafik Realisasi Anggaran Per Jenis Belanja Tahun 201
Laporan realisasai keuangan tahun
-
1.000.000.000
2.000.000.000
3.000.000.000
4.000.000.000
5.000.000.000
6.000.000.000
7.000.000.000
2015
2016
Uraian Jenis Belanja
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Jumlah
Persentase Capaian Realisasi
Laporan Tahunan 2016
Dari Anggaran tahun 2016 tersebut masih tersisa sebesar Rp.
Seratus sembilan belas juta tiga puluh satu ribu tujuh ratus sembilan puluh
.............................................. Rp. 4.275
................................................ Rp. 100.465.473
.................................................. Rp. 14.290.750
Capaian persentase realisasi anggaran tahun 2016 menurun
dari realisasi anggaran tahun 2016.
erbandingan realisasi anggaran Tahun Anggaran 201
Realisasi Anggaran Per Jenis Belanja Tahun 2015 d
keuangan tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran 1
BelanjaPegawai
BelanjaBarang
Belanja Modal
5.295.426.628 6.293.390.365 3.395.689.000
5.686.306.433 5.414.729.527 1.596.791.250
Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2015 Realisasi TA 201
5.295.426.628 5.
6.293.390.365 . 5.
3.395.689.000 1.
14.984.505.993 12.
Persentase Capaian Realisasi 97.57 %
Laporan Tahunan 2016
tersebut masih tersisa sebesar Rp. 119.031.790,-
Seratus sembilan belas juta tiga puluh satu ribu tujuh ratus sembilan puluh rupiah).
75.567,-
100.465.473,-
14.290.750,-
urun sebesar 1.88 %
erbandingan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2015 dan
dan 2016
mpiran 11.
Realisasi TA 2016
5.686.306.433
.414.729.527
.596.791.250
.697.827.210
95.69 %
51
6.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penerimaan Negara Bukan pajak yang diterima tahun 201
penerimaan fungsional berupa jasa karantina sebesar Rp.
ratus enam puluh tigajuta lima
rupiah) dari target realisasi sebesar Rp. 311.000.000,
target capaian.
Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun
402.826.080 (Empat ratus dua juta delapan ratus dua puluh enam ribu delapan
puluh rupiah) maka PNBP pada tahun 201
ini terjadi karena terjadi peningkatan frekuensi lalulintas komoditas pertanian.
Rekapitulasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
tahun 2016 secara rinci dapat dilihat pada
DATA REALISASI PNBP TAHUN 201
No Bulan
1. Januari2. Pebruari3. Maret4. April5. Mei6. Juni7. Juli8. Agustus9. September
10. Oktober11. Nopember12. Desember
JUMLAH
Grafik PNBP
-5.000
10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.000
Jan Peb
2015 40
2016 28
Tho
usa
nd
s
Laporan Tahunan 2016
Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penerimaan Negara Bukan pajak yang diterima tahun 201
penerimaan fungsional berupa jasa karantina sebesar Rp. 463.570.786
lima ratus tujuh puluh ribu tujuh ratus delapan puluh enam
dari target realisasi sebesar Rp. 311.000.000,- atau mencapai
Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 201
Empat ratus dua juta delapan ratus dua puluh enam ribu delapan
maka PNBP pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar
ini terjadi karena terjadi peningkatan frekuensi lalulintas komoditas pertanian.
maan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama tahun
secara rinci dapat dilihat pada lampiran 12.
DATA REALISASI PNBP TAHUN 2015 &2016
Bulan 2015 201
40.612.365 28.135.00818.862.567 35.655.74432.549.474 31.741.86732.427.662 29.806.72026.272.069 32.164.75528.718.065 33.414.97327.026.015 28.864.96532.761.350 39.628.32749.188.092 37.853.51631.662.586 45.360.83441.306.711 44.965.36541.439.124 48.326.142
JUMLAH 402.826.080 463.570.786
Grafik PNBP Tahun 2015 dan 2016
Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop
18 32 32 26 28 27 32 49 31 41
35 31 29 32 33 28 39 37 45 44
Laporan Tahunan 2016
Penerimaan Negara Bukan pajak yang diterima tahun 2016 adalah
463.570.786,-(Empat
tujuh ratus delapan puluh enam
atau mencapai 140,16 % dari
2015 sebesar Rp.
Empat ratus dua juta delapan ratus dua puluh enam ribu delapan
mengalami kenaikan sebesar 44 %, hal
ini terjadi karena terjadi peningkatan frekuensi lalulintas komoditas pertanian.
selama tahun 2015 dan
2016
28.135.00835.655.74431.741.86729.806.72032.164.75533.414.97328.864.96539.628.32737.853.51645.360.83444.965.36548.326.142
463.570.786
Nop Des
41 41
44 48
52 Laporan Tahunan 2016
6.2 Perlengkapan
6.2.1 Sarana Dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram meliputi :
A. Sarana Tidak Bergerak
1. Tanah
a. Tanah di Lembar seluas 10.010 m2 telah bersertifikat hak pakai nomor: 4
dipergunakan untuk Kantor Induk, Laboratorium Karantina Hewan, Kantor
Wilker Lembar, Musholla, Garasi/Parkir, Gudang Besar, Tempat Penyuntikan
Sapi, Kandang, Kelder, Bangunan Tempat Turun Hewan, Lapangan
tenis/volly, Bangunan/Rumah Genset, dan Pos Jaga Satpam dan Pos Jaga
Lalu Lintas Komoditas. Tanah seluas 407 m2 dipergunakan untuk pos jaga
tanah telah berstatus hak pakai nomor: 19 tanggal 30 September 2009 dan
tanah 1.000 m2 dipergunakan untuk Laboratorium Karantina Tumbuhan.
b. Tanah di Seruni-Mataram seluas 530 m2 dipergunakan untuk gedung arsip
telah bersertifikat hak pakai nomor: 01 tanggal 31 Desember 2016; tanah
seluas 473 m2 di Selaparang dipergunakan untuk Kantor Wilker Eks. Bandara
Selaparang bersertifikat hak pakai nomor: 97 tanggal 17 September 2016;
dan tanah rumah dinas seluas 452 m2 bersertifikat hak pakai nomor: 76
tanggal 31 Mei 1994.
c. Tanah di Lombok Timur seluas 2.934 m2 dipergunakan untuk bangunan Pos
Jaga Wilker Labuhan Lombok dengan sertifikat hak pakai nomor: 3 tanggal 4
Mei 1985. Tanah seluas 3.278 m2 dipergunakan untuk gedung kantor Wilker
Labuhan Lombok, Kandang dan Pos Jaga dengan sertifikat hak pakai nomor:
57 tanggal 17 April 2014.
2. Bangunan
Bangunan gedung kantor permanen sebanyak 6 unit, gudang tertutup
permanen sebanyak 1 unit, gudang bengkel/hanggar semi permanen sebanyak 1
unit, gedung laboratorium sebanyak 2 unit, tempat ibadah permanen sebanyak 1
unit, pos jaga keamanan sebanyak 7 unit, garasi/pool semi permanen sebanyak 1
unit, tempat pembakaran bangkai hewan permanen sebanyak 2 unit, lantai jemur
permanen sebanyak 1 unit, kandang sebanyak 2 unit, gedung tempat kerja lainnya
53 Laporan Tahunan 2016
sebanyak 5 unit, tempat parkir terbuka permanen sebanyak 1 unit, rumah dinas 1
unit dan tugu/tanda batas administrasi kepemilikan sebanyak 2 unit.
2. Sarana Bergerak
Untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram ditunjang dengan 8 (delapan) unit kendaraan roda empat
dan 30 (tiga puluh) unit kendaraan roda dua serta sarana dan prasarana bergerak
lainnya.Untuk lebih jelasnya daftar inventaris barang-barang milik kekayaan negara
BKP Kelas I Mataram tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran 13.
6.3 Sumber Daya Manusia
6.3.1 Keadaan Pegawai
Keadaan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sampai dengan
tanggal 31 Desember 2016 seluruhnya berjumlah 119 (seratus sembilan belas)
orang yang terdiri dari 5 orang pejabat struktural, 65 orang pejabat fungsional
khusus, 20 orang tenaga fungsional umum dan dibantu 29 orang tenaga harian
lepas.
Sedangkan ditinjau dari ruang gaji / golongan saat ini terdiri dari 3 orang
golongan IV/b; 2 orang golongan IV/a; 8 orang golongan III/d; 15 orang golongan
III/c; 13 orang golongan III/b; 11 orang golongan III/a; 18 orang golongan II/d;
6 orang golongan II/c; 0 orang golongan II/b dan 13 orang golongan II/a; dan 1 orang
golongan I/c. Data pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dapat dilihat
pada lampiran 14.
6.3.2 Mutasi / AlihTugas
Dalam tahun anggaran 2016, Pegawai Negeri Sipil Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram yang mutasi / alih tugas sebanyak 5 (lima) orang. Data mutasi / alih
tugas dapat dilihat pada lampiran 15.
6.3.3 Pendidikan dan Pelatihan
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
khususnya pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tiap tahunnya selalu
diikutkan dalam pelatihan-pelatihan baik yang dilakukan oleh Badan Karantina
Pertanian atau instansi lain.
54 Laporan Tahunan 2016
Untuk tahun 2016 kegiatan pelatihan yang diadakan secara internal adalah
pelaksanaan inhouse training untuk tenaga laboratorium, kegiatan ini diikuti oleh 20
orang peserta dari laboratorium karantina hewan dan laboratorium karantina
tumbuhan.
6.3.4 Kenaikan Pangkat
Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapat kenaikan
pangkat tahun 2016 sebanyak 23 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 16.
6.3.5 Kenaikan Gaji Berkala
Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapatkan
kenaikan gaji berkala tahun 2016 sebanyak 38 orang untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 17.
6.4. Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Dan Sumber
Daya Manusia
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan kegiatan
perkarantinaan dan Kualitas Sumber Daya Manusia di lingkup Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram, telah dilakukan beberapa upaya berikut ini :
a. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008
Kondisi dan dinamika lingkungan yang cenderung terus meningkat dengan
sangat cepat dan pesat di bidang ilmu pengetahuan teknologi transportasi dan
komunikasi membawa pengaruh meningkatnya volume dan frekuensi lalu lintas
manusia, barang, jasa, hewan dan produknya baik antar pulau di dalam suatu
negara maupun antar negara yang kemudian pada gilirannya dapat
menyebabkan ancaman terhadap resiko masuk dan menyebarnya hama
penyakit yang melampaui batas negara.
Oleh karena itu penyelenggaraan Karantina Pertanian adalah upaya pencegahan
masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan dan tumbuhan dari luar
negeri, dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari
dalam wilayah Negara Republik Indonesia, perlu meningkatkan perannya sejalan
dengan perkembangan tersebut diatas dan prospek karantina kedepan yang
55 Laporan Tahunan 2016
semakin strategis. Kondisi faktual ini secara sistematis perlu ditindaklanjuti
dengan menetapkan kebijakan yang programnya antara lain adalah peningkatan
kualitas sumber daya manusia karantina, peningkatan sarana dan prasarana,
serta penyelenggaraan pelayanan karantina dengan sistem manajemen mutu
yang berstandar internasional mengacu pada ISO 9001.
Penyelenggaraan pelayanan Karantina dengan sistem manajemen mutu sudah
merupakan tuntutan global yang perlu diterapkan sebagai wujud clean
governance dan good governance service. Upaya penyelenggaraan karantina
melalui clean governance dan good governance service dilaksanakan dimulai
penyiapan sarana prasarana baik hardware maupun software yang memadai dan
diikuti dengan penyiapan sumberdaya manusia yang kompeten memiliki
integritas dan profesional yang handal menjadi fokus dalam kebijakan dan
penerapannya.
Implementasi dari SMM ISO 9001:2008 tersebut diatas diselaraskan dengan
peraturan perundangan Karantina Hewan dan Tumbuhan agar sejalan dengan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah mendapatkan sertifikat
akreditasi SMM ISO 9001:2008 yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) dengan Nomor Sertifikat: QMS/432 berlaku sampai dengan 21
September 2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 18.
b. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO 17025 : 2008
Dalam rangka menghadapi tantangan globalisasi terhadap arus lalulintas
HPHK dan OPTK antar negara dan antar area serta menjamin mutu hasil pengujian
laboratorium yang berstandarisasi SNI-ISO/IEC 17025:2008, Laboratorium Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram berkomitmen menjalankan sistem laboratorium
sesuai standar internasional SNI-ISO/IEC 17025:2008. Dengan menerapkan
ISO/IEC 17025:2008, laboratorium mampu memperagakan kemampuannya dalam
hal penerapan sistem manajemen mutu, kompeten secara teknis dan mampu
menyajikan hasil yang secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini telah
dibuktikan berdasarkan surat Komite Akreditasi Nasional (KAN) nomor
2203/3.a2/LP/04/15 tanggal 28 April 2015 yang memutuskan untuk memberikan
akreditasi kepada Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai Laboratorium
56 Laporan Tahunan 2016
Penguji dengan nomor akreditasi LP-901-IDN yang ditetapkan tanggal 22 April
2015 dan berlaku hingga 21 April 2019. Sertifikat ISO 17025:2008 dapat dilihat
pada lampiran 19.
Berdasarkan surat Komite Akreditasi Nasional nomor 1949/3.a2/LP/05/16
tanggal 4 Mei 2016 diputuskan sejak tanggal 20 April 2016, Laboratorium BKP Kelas
I Mataram memperoleh akreditasi penambahan ruang lingkup.
Ruang Lingkup Pengujian yang Terakreditasi
No. Jenis Ruang Lingkup
A Laboratorium Tumbuhan :
1. Identifikasi Morfologi Helminthosporium solani
2. Identifikasi Lalat Buah Spesies Bactrocera albistrigata, Bactroceracarambolae,Bactrocera caudata, Bactrocera cucurbitae, Bactroceramusae, Bactrocera occipitalis, Bactrocera papayae dan Bactroceraumbrosa dengan Metode Pengamatan Morfologi.
B Laboratorium Hewan :
1. Isolasi dan Identifikasi Salmonella sp. pada Daging dan Telur
2. Deteksi Titer Antibodi Virus Avian Influenza.
Pada tahun yang sama, tahun 2016 laboratorium BKP Kelas I Mataram
mengajukan penambahan ruang lingkup pengujian ke KAN.
Penambahan Ruang Lingkup Tahun 2016
No. Jenis Ruang Lingkup
A Laboratorium Tumbuhan :
1. Identifikasi Serangga Hama Gudang Spesies Tribolium castaneum,Rhyzopertha dominica dan Oryzaephilus mercatordengan MetodePengamatan Morfologi.
B Laboratorium Hewan :
1. Identifikasi Trypanosoma sp. pada Preparat Ulas Darah secaraMikroskopis
Asesmen oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) telah dilaksanakan tanggal
21-22 November 2016. Proses asemen langsung didampingi oleh Manajer Puncak
sekaligus Kepala Balai. Kegiatan yang berlangsung 2 (dua) hari tersebut diikuti oleh
seluruh personel Laboratorium. Hasil asesmen ditemukan sebanyak 7
ketidaksesuaian kategori 2 terdiri dari 1 persyaratan manajemen dan 6 persyaratan
teknis. Diberi batas waktu perbaikan oleh KAN hingga 4 Maret 2017.
57 Laporan Tahunan 2016
Sesuai Kebijakan Mutu yang tertuang dalam dokumen Panduan Mutu,
laboratorium BKP Kelas I Mataram berkomitmen untuk:
1. Memberikan pelayanan kepada pelanggan melalui pemberian hasil pengujian
yang profesional dengan menerapkan SNI ISO/IEC 17025:2008.
2. Laboratorium melaksanakan pengujian secara cepat, tepat, aman, konsisten,
transparan dan akuntabel sesuai dengan sasaran mutu yang telah ditetapkan.
3. Laboratorium selalu meningkatkan standar mutu pelayanan untuk semua aspek
kegiatan guna memenuhi kepuasan pelanggan.
4. Laboratorium didukung oleh personel yang berkualitas, terlatih dan profesional
serta peralatan, bahan dan metode pengujian yang memadai.
5. Laboratorium berkomitmen melaksanakan dan meningkatkan efektivitas sistem
manajemen mutu sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008.
Sasaran Mutu laboratorium yang dicapai tahun 2016:
1. Kepuasan pelanggan laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan
dengan kriteria baik (2,51-3,25).
Laboratorium telah melaksanakan survei kepuasan pelanggan laboratorium
dengan cara menyebarkan kuisioner kepada pelanggan internal. Diperoleh nilai
rata-rata Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) mengalami peningkatan. Untuk
Laboratorium Hewanpada tahun 2015 nilai IKP sebesar 3,11 mengalami
peningkatan pada tahau 2016 menjadi 3,20(kategori baik) dan untuk
Laboratorium Tumbuhannilai IKP pada tahun 2015 sebesar 3,09 mengalami
peningkatan pada tahun 2016 menjadi 3,17 (kategori baik). Dengan demikian
menunjukkan bahwa mutu pelayanan laboratorium berpredikat BAIK dan telah
mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan serta mampu mempertahankan
kepuasan pelanggan.
2. Target waktu pengujian laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan
tercapai 95,5 %.
Pencapaian sasaran mutu hasil pengujian tahun 2016 pada Laboratorium
Hewan sasaran mutu tercapai 100% untuk ruang lingkup pengujian HA – HI AI
test, Salmonella sp. dan Trypanosoma sp. Laboratorium Tumbuhan sasaran
mutu tercapai 100% untuk ruang lingkup pengujian Helminthosporium solani ,
lalat buah Bactrocera papayae, B. carambolae, B. umbrosa, B. albistrigata, B.
cucurbitae, B. caudata, B. occipitalis, B. musae dan hama gudang Tribolium
castaneum, Rhyzopertha dominica dan Oryzaephilus mercator.
58 Laporan Tahunan 2016
3. Terlaksananya pelatihan personel sesuai denganprogram yang direncanakan.
Laboratorium telah melaksanakan pelatihan teknis pengujian untuk personel
laboratorium serta mengikuti magang di laboratorium lain (Fakultas Pertanian,
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta). Pelatihan
yang telah dilaksanakan selanjutnya dievaluasi terhadap efektifitas
pelatihan.Seluruh personel menunjukkan hasil yang memuaskan.Personel
Laboratorium Hewan telah mengikuti pelatihan sebanyak 3 kali (Magang
pengujian Trypanosoma sp., Magang pengujian RBT., Workshop Identifikasi
Campylobacter jejuni& identifikasi daging tikus menggunakan teknik PCR).
Personel Laboratorium Tumbuhan telah mengikuti pelatihan sebanyak 3 kali
(in house training Deteksi dan identifikasi cendawan pada komoditi strategis,
Magang hama gudang dan nematoda di UGM).Semua pelatihan yang telah
diikuti telah dievaluasi.
4. Terlaksananya kalibrasi dan pemeliharaan alat yang digunakan untuk pengujian
dalam ruang lingkup.
Laboratorium secara rutin melakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan pada
tanggal 27-28 Juli 2016 oleh PT. Era Baru Akurasindo.
5. Tersedianya bahan pengujian dengan kualitas dan kuantitas yang memadai.
Bahan pengujian telah terpenuhi sesuai dengan kualitas dan kuantitas
pengajuan pembelian.
6. Terlaksananya pengujian dengan metode yang tervalidasi.
Laboratorium menetapkan metode pengujian mengacu referensi sesuai masing-
masing ruang lingkup. Validasi metode dilakukan dengan cara melakukan
pengujian sesuai metode yang diacu dengan membandingkan unjuk kerja antar
analis dan melaksanakan uji banding antar UPT. Validasi metode bertujuan
untuk menjamin keabsahan metode dan mutu hasil pengujian.
Dukungan Pelaksanaan Akreditasi Laboratorium
Tujuan kegiatan dukungan pelaksanaan akreditasi laboratorium adalah
untuk meningkatkan dan mempertahankan akreditasi laboratorium sesuai dengan
ISO/IEC 17025-2008. Kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan pengendalian
mutu internal di masing-masing laboratorium (hewan dan tumbuhan) secara terus
menerus, sosialisasi dokumen, uji banding antar laboratorium, asesmen sistematik
faktor- faktor yang mempengaruhi hasil uji dan audit internal serta kaji ulang
59 Laporan Tahunan 2016
manajemen minimal 1 tahun sekali. Kegiatan ini telah dilaksanakan mulai bulan
Januari s/d Desember 2016 dengan pencapaian 100%. Hasil kegiatannya adalah
laporan pengendalian mutu internal di laboratorium termasuk uji banding dan
asesmen sistematik faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji, laporan sosialisasi
dokumen, laporan audit internal dan laporan kaji ulang manajemen yang berisi
temuan ketidaksesuaian kegiatan dibandingkan dengan dokumen kendali
manajemen mutu laboratorium sesuai ISO/IEC 17025-2008 dan laporan tindakan
perbaikan yang telah dilakukan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan
sistem kemajuan mutu laboratorium.
6.5. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Pelaksanaan SPI lingkup BalaiKarantina Pertanian Kelas I Mataram
dimaksudkan untuk peningkatan kinerja yang efektif, efisien, ekonomis dan tertib;
pengelolaan keuangan Balai Karantina Pertanian yang transparan, dan akuntabel;
mendorong ketaatan peraturan perundangan dan pengamanan aset negara.
Dalam pelaksanaan SPI, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
membentuk Tim Satlak SPI dan tim tersebut telah merancang dan melaksanakan
program yang direncanakan selama tahun 2016. Adapun program yang telah
dilaksanakan oleh tim Satlak PI Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram antara
lain :
Evaluasi tim Satlak PI tahun 2015
Menanggapi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Inspektorat Jenderal
Kementerian Pertanian Tahun 2015
Penyusunan rencana kerja Satlak PI 2016 dan anggaran
Penyusunan Juknis SPIP BKP Kelas I Mataram
Rapat koordinasi internal tim Satlak PI
Pelaksanaan kegiatan audit internal
Pemantauan kegiatan berkelanjutan
Penyusunan laporan SPI
Kegiatan SPI selama tahun 2016, cukup efektif dalam melakukan
pemantauan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing penanggungjawab
dan pelaksana kegiatan, yaitu dengan adanya kegiatan audit internal dapat lebih
awal terdeteksi kekurangan atau ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya
60 Laporan Tahunan 2016
dilaksanakan dengan kondisi riil pelaksanaan kegiatan. Sehingga dengan adanya
hasil audit SPI dapat segera diperbaiki dalam waktu yang relatif lebih cepat oleh
penanggungjawab dan pelaksana kegiatan.
6.6. Pembinaan Mental Pegawai
Dalam aspek manajemen sumber daya manusia, kualitas SDM dapat terjadi
peningkatan yang signifikan ketika tersentuh dalam beberapa hal, diantaranya
sebagai berikut : aspek ruhiyah (moral, etika, kedekatan dengan Tuhannya), aspek
jasadiyah (fisik, kesehatan fisik), Aspek sosial (Lingkungan kerja yang kondusif),
dan aspek ekonomi (kesejahteraan pegawai terpenuhi). Menyadari hal tersebut,
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram melakukan kegiatan pembinaan mental
dengan berbagai bentuk kegiatan sebagai berikut :
1. Pembinaan rohani
Kegiatan pembinaan rohani melalui peningkatan keimanan dan ketaqwaan
dilaksanakan dalam bentuk kajian keagamaan dengan mengundang
narasumber dari tokoh agama dengan memanfaatkan momentum bulan
Suci Ramadhan tahun 2016. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada setiap
hari Jum’at selama satu bulan penuh. Dalam rangka menyambut hari raya
Idul Fitri, pada tanggal 15 Juli 2016 BKP Kelas I Mataram melaksanakan
kegiatan halal bihalal untuk mempererat tali silaturhami antara sesama
pegawai.
2. Pembinaan Fisik
Kegiatan pembinaan fisik di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
secara rutin dilakukan dalam bentuk olahraga bersama setiap hari jum’at
pagi, olahraga bersama ini dapat berupa senam pagi, jalan santai, serta
diselingi juga denganolahraga lain seperti bulutangkis, bola voli, sepak
takraw. Kegiatan ini juga dilaksanakan dengan instansi terkait yang
bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan kerja sama.
3. Peningkatan Motivasi Kerja
Kegiatan peningkatan motivasi kerja dilaksanakan pada tanggal 21 April
2016 bertempat di kantor indukdengan menghadirkan narasumber (Bapak
Dr. Heri Margono) dengan peserta yang diikuti oleh seluruh pegawai BKP
Kelas I Mataram kecuali petugas piket. Tema pada kegiatan tersebut yaitu
“Peningkatan Motivasi Kerja Untuk Mewujukan Karantina yang Tangguh dan
61 Laporan Tahunan 2016
Terpercaya”. Selain kegiatan itu juga, peningkatan motivasi kerja
dilaksanakan melalui tes urine oleh BNN Provinsi NTB pada tanggal 17 Mei
2017 di kantor induk yang diikuti oleh seluruh pegawai. Kegiatan tersebut
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja pegawai BKP Kelas I
Mataram serta pegawai yang bersih bebas dari penyalahgunaan narkoba.
4. Pembinaan Kerjasama Tim (Team Work) dan kedisiplinan
Kegiatan pembinaan kerjasama tim dan kedisiplinan dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan outbond training dengan menghadirkan trainer profesional.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2016 bertempat
di Taman Wisata Aiq Nyet, Sesaot, Lombok Barat dengan menghadirkan tim
Outbond dari BKSDA setempat.
5. Pembinaan Disiplin Pegawai
Pembinaan disiplin pegawai di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram, dilakukan secara terus menerus baik melalui arahan-arahan
pimpinan dan juga melalui sarana-sarana seperti :
- Penggunaan Finger Print/absensi manual
- Pencatatan buku keluar-masuk pada saat jam kerja
- Kegiatan apel pagi setiap senin dan upacara bendera setiap tanggal 17
setiap bulan serta kegiatan senam pagi bersama yang dilaksanakan
setiap hari jumat.
6.7. Pemanfaatan Teknologi Informasi (IT)
62 Laporan Tahunan 2016
Salah satu wujud penyelenggaraan negara yang terbuka adalah
diimplemetasikannya “keterbukaan informasi publik” melalui penggunaan hak publik
untuk memperoleh informasi yang berdasar dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Hak atas informasi menjadi sangat penting dalam upaya menjadikan proses
keterbukaan penyelenggara Negara untuk terbuka kepada publik sehingga apa yang
dilakukan oleh penyelenggara atas kerja-kerja penyelenggaraan Negara dapat
diterima dan dipertanggungjawabkan kepada publik.
Mulai 1 Mei 2010, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai
Keterbukaan Informasi Publik akan efektif diberlakukan. Undang-Undang ini berlaku
setelah pemerintah diberikan kesempatan untuk mempersiapkan segala piranti
pelaksanaan selama dua tahun ini.
Organisasi pemerintah yang berbasis kepada Teknologi Informasi menjadi hal
yang sangat penting dalam abad ke dua puluh satu di era milenium ketiga ini.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi
yang relevan, akurat dan tepat waktu. Kekuatan suatu organisasi pemerintahan akan
sangat tergantung kepada informasi atau pengetahuan yang dimilikinya, informasi
akan menjadi perekat unsur-unsur yang ada dalam suatu organisasi.
Sejalan dengan itu, peran dan fungsi pemerintah dalam kerangka
mensosialisasikan kebijakan dan informasi yang cepat sangat mutlak
diperlukan.Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mendesaign aplikasi
Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website.Dengan adanya aplikasi
ESKI, informasi, komunikasi, dan transaksi antara pegawai dapat dilakukan via
internet.Sehingga ada beberapa manfaat yang dihasilkan seperti misalnya,
komunikasi dalam sistem administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari
atau minggu. Artinya, pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi sangat
cepat, service dan informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam
seminggu. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan mobile dimanapun
tanpa harus hadir secara langsung. Fungsi ini disebut sebagai fungsi pelayanan
pemberian informasi secara G2C (Government to Citizen).Fungsi lainnya adalah
G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).
63 Laporan Tahunan 2016
Pada perkembangannya fungsi website diharapkan tidak hanya berfungsi
sebagai sumber informasi yang bersifat pasif, namun diharapkan bisa bersifat
dinamis, sehingga fungsi dan peran website menjadi dua arah dan timbul efek timbal
balik. Seperti telah di jelaskan dalam Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, yang mana
berangkat dari pemikiran tentang pertimbangan pemanfaatan Teknologi Informasi
dalam proses pemerintahan yang diyakini akan meningkatkan efesiensi, efekstifitas,
transparansi serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Dengan
terwujudnya aplikasi aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website
yang bersifat dinamis, diharapkan akan diperoleh aliran informasi yang optimal.
Seiring dengan itu dengan adanya kemanfaatan aplikasi aplikasi Elektronik Sistem
Komunikasi Internal berbasis website tersebut akan semakin meningkatkan efesiensi
dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan.
Kementerian Pertanian khususnya Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
sebagai lembaga pemerintah juga memanfaatkan teknologi informasi berbasis
website sebagai sarana menginformasikan kebijakan-kebijakan yang ada di
keluarkan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Oleh karena itu untuk
meningkatkan keterbukaan informasi publik maka perlu adanya pembuatan aplikasi
Sistem Implementasi Manajemen berbasis website Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram.
APLIKASI ELEKTRONIK SISTEM KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS
WEBSITE
1. E-LABORATORIUM (E-LAB)
http://elab.karantina.pertanian.go.id/
Layanan e-Lab diperuntukkan bagi laboratorium rujukan yang ditunjuk untuk
melakukan pengujian PSAT oleh Badan Karantina Pertanian, hasil dari
pemeriksaan lab tersebut wajib dilaporkan secara online kepada Unit Pelaksana
Teknis yang memberi rekomendasi.
64 Laporan Tahunan 2016
2. E-Cert Tumbuhan (Electronic System For Plant Quarantine)
https://eplaqsystem.karantina.pertanian.go.id/1/index.php
Sistem ini memberikan kemudahan2 bagi pengguna baik internal Badan
Karantina Pertanian maupun Pengguna Jasa Karantina dimanapun berada.
3. E-QVET (Electronic System For Animal Quarantine)
https://eqvet.karantina.pertanian.go.id/home/
Monitoring data opersional karantina hewan.
4. PPK ONLINE KARANTINA TUMBUHAN
https://ppkonline.karantina.pertanian.go.id/
PPK Online Aplikasi ini memudahkan para pengguna jasa untuk mendaftarkan
komoditi karantina Hewan dan tumbuhan yang akan dilalulintaskan untuk
disertifikasi serta dapat berkomunikasi langsung dengan petugas karantina secara
langsung melalui internet. Aplikasi PPK Online dan petunjuknya dapat di unduh
pada website Badan Karantina Pertanian.
5. PRIOR NOTICE (PSAT)
https://notice.karantina.pertanian.go.id/
65 Laporan Tahunan 2016
Layanan Priority Notice (PSAT) diperuntukkan bagi pengguna jasa karantina yang
akan melaksanakan pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan, Prior Notice
wajib diisi oleh produsen di negara asal komoditas.
6.Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
http://lpse.pertanian.go.id/eproc/app
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) merupakan unit kerja
penyelenggara sistem elektronik pengadaan barang/jasa yang di dirikan oleh
Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah untuk
memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik. Terhadap ULP/Pejabat Pengadaan
pada Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah
yang tidak membentuk LPSE,dapat melaksanakan pengadaan secara elektronik
dengan menjadi pengguna dari LPSE terdekat.
7. SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK)
sapk.bkn.go.id
Prosedur Penetapan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil, Kenaikan Pangkat,
Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil, dan Perpindahan
Antar Instansi Berbasis Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian secara On-Line
(SAPK-OnLine).
8. ELEKTRONIK SISTEM KOMUNIKASI INTERNAL (ESKI)
eski.bkpmataram.org
66 Laporan Tahunan 2016
Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor
atau organisasi. Sistem komunikasi internal adalah segenap kegiatan komunikasi
yang secara khusus diarahkan pengerjaannya kepada pegawai dalam lingkungan
organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website. Beberapa
Elektronik Sistem Komunikasi Internal Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
diantaranya Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK),
Elekstronik Sistem Komunikasi Internal (ESKI), Laporan Penerima Negara Bukan
Pajak (PNBP), Informasi Keluar Masuk Komoditas Pertanian (IPORT), Elektronik
Short Message Services (ESMS), Elektronik Mata Anggaran Keuangan (EMAK).
a. Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK)
Laporan Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dari
setiap wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram Berbasis Website.
b. Elekstronik Sistem Komunikasi Internal(ESKI)
Laporan catatan kinerja harian, bulanan dan tahunan secara
elektronik pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
berbasis website
c. Laporan Penerima Negara Bukan Pajak(PNBP)
Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak di setiap
wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram Berbasis Website.
d. Informasi Keluar Masuk Komoditas Pertanian(IPORT)
Laporan Informasi arus komoditas domestik masuk dan
domestik keluar barang di setiap wilayah kerja lingkup Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram Berbasis Website.
67 Laporan Tahunan 2016
e. Elektronik Short Message Services(ESMS)
Laporan layanan pesan singkat terhadap tarif jasa karantina
pertanian dan sebagai salah satu layanan pengaduan serta
informasi kepegawaaian lingkup Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram berbasis website.
f. Elektronik Mata Anggaran Keuangan(EMAK)
Laporan pengelolaan mata anggaran keuangan lingkup Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website.
9. Survei Indeks Kepuasan Masyarakat
http://bkpmataram.org/main/indeks-kepuasan-masyarakat/
Pemerintah dan dunia usaha sangat membutuhkan informasi unit pelayanan
instansi pemerintah secara rutin. Untuk itu Pemerintah berupaya menyajikan
indeks kepuasan masyarakat secara rutin, yang diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai kualitas pelayanan di instansi pemerintah kepada
masyarakat. Indeks tersebut diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat, yang
dikumpulkan melalui survei kepuasan masyarakat terhadap unit pelayanan publik.
Survei ini menanyakan pendapat masyarakat, mengenai pelayanan instansi
pemerintah atas penyelenggaraan pelayanan. Pertanyaan sengaja dirancang
sesederhana mungkin, untuk tidak mengambil waktu Bapak/Ibu/Saudara yang
sangat berharga.
Pendapat Bapak/Ibu/Saudara akan sangat membantu keberhasilan survei ini
sebagai dasar penyusunan indeks kepuasan masyarakat dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan instansi pemerintah kepada masyarakat.
Jawaban hanya dipergunakan untuk kepentingan survei.
68 Laporan Tahunan 2016
10. E-SHIPMEN
https://eplaqsystem.karantina.pertanian.go.id/sipmen/
Sistem Penerbitan Surat Ijin Pemasukan (SIPMEN) online yang terintegrasi
dilingkup Kementerian Pertanian.
11. E-FC
https://efc.karantina.pertanian.go.id/
12. E-Legislasi
http://karantina.pertanian.go.id/hukum/index.php
13. SABMN Online
http://sislap.karantina.pertanian.go.id/bmn/
14. Radio Barantan
69 Laporan Tahunan 2016
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari rangkaian kegiatanyang dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram selama tahun 2016, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Data Operasional Karantina Hewan :
- Domestik Masuk: Berupa Hewan sebanyak 11.474.711 Ekor dengan
frekuensi 3.740 kali, Bahan Asal Hewan (BAH) sebanyak 4.887.216 kg dengan
frekuensi 3.124 kali, 4.586 lembar dengan frekuensi 693 kali dan 1.478.700
butir dengan frekuensi 31 kali, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak
193.713 kg dengan frekuensi 403 kali dan Benda Lain sebanyak 5.358.000 kg
dengan frekuensi 244 kali, 17.658 collie dengan frekuensi sebanyak 126 kali.
- Domestik Keluar: Berupa Hewan sebanayk 4.057.422 Ekor dengan frekuensi
2.027 kali, Bahan Asal Hewan (BAH) sebanyak 50.157 kg dengan frekuensi
1.824 kali, 8.350 lembar dengan frekuensi 14 kali, sedangkan Hasil Bahan
Asal Hewan (HBAH) sebanyak 680 kg dengan frekuensi 36 kali dan Benda
Lain sebanyak 2.479.140 kg dengan frekuensi 953 kali, dan 7 collie dengan
frekuensi 7 kali.
- Impor: Nihil.
- Ekspor: Nihil.
2. Data Operasional Karantina Tumbuhan :
- Domestik Masuk: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak 646.765 kg dan
151.584 batang dengan frekuensi 3.63 kali; Hasil Tanaman Hidup Bukan
Benih sebanyak 4.094.918 kg dan 91.436 batang dengan frekuensi 1.403 kali;
Hasil Tanaman Mati sebanyak 1.899.908 kg dan 70 batang dengan frekuensi
30 kali; dan Benda Lain nihil.
- Domestik Keluar: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak 37.385 kg dan
262.472 batang dengan frekuensi 376 kali; Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih
sebanyak 12.600.052 kg dan 80.158 batang dengan frekuensi 9.560 kali; Hasil
Tanaman Mati sebanyak 153.362 dan 0 batanag dengan frekuensi 95 kali; dan
Benda Lain sebanyak 62 kg dan 0 batang dengan frekuensi 1kali.
70 Laporan Tahunan 2016
- Impor: Dalam tahun anggaran 2016 Impor terjadi satu kali berupa benih
tembakau yang berasal dari Amerika Serikat berupa benih tembakau dengan
berat 240 Gram melalui Bandara Internasional Lombok (BIL).
- Ekspor: Dilakukan sebanyak 127 kali dengan volume 136.059Kg. MP-OPTK
yang dilakukan ekspor berupa buah Melon, Jagung Manis, Buah Manggis,
Daun Ashitaba dan Tembakau Kering. Negara tujuan ekspor adalah
Hongkong, Singapura, Vietnam, Malaysia dan Jerman.
3. Terjadinya peningkatan disiplin PNS dan peningkatan tata kelola perkantoran
dengan diterapkannya SMM ISO 9001 : 2008., serta sertifikasi Laboratorium
SMM ISO 17025.
4. Nusa Tenggara Barat khususnya pulau Lombok Masih bebas Rabies.
5. Pelaksanaan tindakan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan perundang-
undangan karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati
hewani/nabati dapat berjalan secara optimal.
6. Meningkatnya kerjasama antara struktural, fungsional, PPNS maupun dengan
instansi terkait untuk mendukung peningkatan kinerja pelaksanaan operasional
perkarantinaan di lapangan.
7. Terjadinya tindakan Pelanggaran terhadap peraturan karantina selama tahun
2016, disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
a. Ketidaktahuan pemilik tentang peraturan karantina.
b. Adanya unsur kesengajaan.
c. Modus menggunakan alat transportasi berupa perahu nelayan dan
berlabuh di tempat nelayan.
d. Modus oleh-oleh dari TKI yang datang dari Malaysia.
7.2. Saran
Adapun saran-saran sebagai bahan masukan bagi perbaikan pada kegiatan
dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencegah masuknya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan
optimalisasi pengawasan terhadap komoditas hewan perlu adanya penambahan
anggaran dan peningkatan sumber daya manusia.
2. Perlunya komitmen seluruh pegawai dalam penerapan peraturan
perkarantinaan.
71 Laporan Tahunan 2016
3. Tertibnya sistem pengarsipan dokumen pelaksanaan tindakan karantina serta
sistem/alur pelaporan ke Unit Pelaksana Teknis.
4. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait di pelabuhan/bandara.
5. Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan penyebarluasan informasi tentang
peraturan karantina kepada masyarakat dan stakeholder.
6. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait di pelabuhan/bandara.
7. Meningkatkan dan memperketat pengawasan MPHPHK/MPOTK melalui
pengawasan terpadu dan patroli.
8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM mengenai peraturan perkarantinaan
dan penegakan hukum.