laporan skripsi

83
i PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Disusun Oleh : Bagus Saputro NIM. 04501241014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

Upload: jipenxsaga

Post on 27-Jun-2015

584 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Skripsi

i

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRIDI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas TeknikUniversitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Disusun Oleh :

Bagus Saputro NIM. 04501241014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2010

Page 2: Laporan Skripsi

ii

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul ”PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI

MENGAJAR GURU MATA PELEJARAN PRODUKTIF JURUSAN

ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

TAHUN 2009” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 1 Februari 2010

Drs. Sunyoto, M.PdNIP. 1952 11091978 031003

Page 3: Laporan Skripsi

iii

PENGESAHAN

Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ” Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Mata Pelajaran Produktif Jurusan Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun 2009 ” ini telah dipertahankan di Dewan Penguji pada tanggal 21 Januari 2010 dan dinyatakan LULUS.

DEWAN PENGUJI

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

1. Ketua Penguji Drs. Sunyoto, M.Pd ........................ .................

2. Sekretaris Penguji Zamtinah,.M.Pd ........................ .................

3. Penguji Utama Drs. Basrowi, M.Pd ........................ .................

Yogyakarta, 29 Januari 2010

Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta,

Wardan Suyanto, Ed.DNIP. 19540810 197803 1 001

Page 4: Laporan Skripsi

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini menytatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri. Sepanjang

pengetahunan saya tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang lazim.

Yogyakarta, 1 Februari 2010

Yang menyatakan,

Bagus Saputro

Page 5: Laporan Skripsi

v

MOTTO

”...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu, dan

orang-orang yang diberi ilmu beberapa Derajat...”

(QS Al-Mujadillah: 11)

PERSEMBAHAN

...untuk Alm. Ibuku yang tercinta …

yang telah mendahuluiku ketika pembuatan skripsi ini berlangsung…

…maafkan anakmu

yang belum sempat membahagiakanmu

…aku berjanji

akan selalu mendo’akanmu setiap saat

sebagaimana engkau mendo’akan aku setiap saat

semasa hidupmu

Page 6: Laporan Skripsi

vi

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI MENGAJARGURU MATA PELEJARAN PRODUKTIF JURUSAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN TAHUN 2009

ABSTRAK

Penulis : Bagus SaputroPembimbing : Drs. Sunyoto M.Pd

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana opersepsi siswa Jurusan Elektronika Industri terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan tahun 2009.

Penelitian ini merupakan merupakan survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan kelas XII yang berjumlah 57 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner. Analisis validitas angket diujicobakan dan hasilnya dihitung menggunakan product moment, estimasi reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach program SPSS versi 12.0.

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui: (1) sebanyak 57,89% siswa memberikan persepsi Baik pada aspek persiapan pembelajaran, (2) 66,66% siswa memberikan persepsi Baik pada aspek pelaksanaan pembelajaran (3) 50,87% siswa memberikan persepsi Baik pada aspek evaluasi pembelajaran Hasil keseluruhan yang menunjukan persepsi siswa terhadap kompetensi cara mengajar guru mata pelajaran produktif adalah 12,28% memberikan persepsi sangat baik, 73,68% memberikan persepsi baik dan 14,03 memberikan persepsi kurang baik.

Kata kunci: Persepsi Siswa, Kompetensi mengajar, Mata Pelajaran Produktif

Page 7: Laporan Skripsi

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tercurahkan

kepada junjungan kita; Nabi Muhammad saw, keluarga, dan para sahabatnya.

Dengan segenap rasa syukur akhirnya Tugas Akhir Skripsi dengan judul ”

Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru mata Pelajaran Produktif

Jurusan Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun 2009”

ini terwujud nyata. Semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi kemajuan dibidang Pendidikan. Penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Rocmat Wahab, M.A selaku Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Bapak Wardan Suyanto, Ed.D selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Mutaqin, M.Pd.M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas

Negeri Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Sunyoto, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas

bimbingannya yang telah diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi.

5. Bapak, terima kasih untuk doa, semangat, serta materil yang selalu kalian

berikan untuk Ananda selama ini, semu yang telah kalian berikan tak mampu

untuk ku membalasnya.

6. Saudara-saudara seperjuanganku di Teknik Elektro angkatan 2004, Toga,

Bambang, Agung, Anjar, Isnan, Dedy, Lukman, Ismu, Perdana, Dwi, Supri,

Andi S, Andi K, Andri, Yudi, Rudi, Farah, Yuli, Irma, Nelda dll.

7. Teman-teman Pedeokan, Jazakumullah Khoiron Katsiro.

8. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun

materil untuk terselesainya proyek akhir ini.

Page 8: Laporan Skripsi

viii

Dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan baik dalam isi maupun penyusunannya, untuk itu masukan

berupa kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dan

kemajuan dimasa akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini

bermanfaat bagi penulis dan semua pihak serta dapat menjadi amal ibadah.

Amien.

Yogyakarta, 28 Desember 2009 Penulis,

Bagus SaputroNIM. 04501241014

Page 9: Laporan Skripsi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .... ................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5

C. Batasan Masalah ............................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian............................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik..................................... ............................................. 9

1. Persepsi ........................................ ........................................... 9

a. Faktor-faktor yang memperngaruhi persepsi........................ 12

b. Syarat persepsi ..................................................................... 14

c. Proses persepsi 15

2. Kompetensi Mengajar Guru.................................................... 17

a. Kompetensi Persiapan Pembelajaran ................................... 19

b. Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran ............................... 23

c. Kompetensi Evaluasi Pembelajaran ................…................. 29

Page 10: Laporan Skripsi

x

d. Mata Pelajaran Produktif 33

e. SMK Muhammadiyah Prambanan 35

B. Penelitian yang Relevan .................................................…............... 36

C. Kerangka Berfikir.............................................................................. 38

D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 40

BAB II METODE PENELITIAN 41

A. Desain Penelitian......................................................... ..................... 41

B. Definisi Operasional variabel........................................................ . 43

1. Persepsi Siswa ......................................................................... 41

2. Kompetensi Mengajar ............................................................. 42

3. Mata Pelajaran Produktif ......................................................... 42

C. Subyek dan obyek penelitian ............................................................ 43

D. Populasi .................................... ........................................................ 43

F. Uji Coba Instrumen ..……………………………………………… 45

G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi, Subyek dan Data .................................................. 51

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 51

2. Deskripsi Subyek Penelitian .................................................... 51

3. Deskripsi Data Penelitian. ....................................................... 51

B. Hasil Penelitian................................................................................. 52

1. Analisis Subvariabel................................................................. 52

a. Persepsi Persisapan Pembelajaran ........................................ 52

b. Persepsi Terhadap Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran 54

c. Persepsi Terhadap Kompetensi Evaluasi Pembelajaran 56

2. Analisis Variabel Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Mata Pelajaran Produktif

58

C. Pembahasan ....................................................................................... 59

Page 11: Laporan Skripsi

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 64

B. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 64

C. Implikasi Penelitian .......................................................................... 66

D. Saran ................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Laporan Skripsi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar guru dan mata pelajaran produktif .................................. 42

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba ..................................................... 45

Tabel 3. Butir Valid dan Butir Gugur ....................................................... 47

Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian..................................................... 48

Tabel 5 Katagori Penilaian Persepsi Persiapan pembelajaran ................. 53

Tabel 6 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Persiapan Pembelajaran ... 54

Tabel 7 Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi

Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................... 55

Tabel 8 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pelaksanaan

Pembelajaran .............................................................................. 56

Tabel 9 Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi

Evaluasi Pembelajaran ............................................................... 57

Tabel 10 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi

Pembelajaran .............................................................................. 58

Tabel 11 Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi

Mengajar Guru Mata Pelajaran Produktif .................................. 59

Tabel 12 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi

Pembelajaran .............................................................................. 60

Page 13: Laporan Skripsi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Persiapan Pembelajaran .................................................................... 54

Gambar 2. Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................... 56

Gambar 3. Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 58

Gambar 4. Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 60

Page 14: Laporan Skripsi

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Judgmen Instrumen Penelitian ......... 80

Lampiran 2 Hasil validitas Instrumen Uji Coba ………………….. 73

Lampiran 3 Statistik Kompetensi Persiapan Pembelajaran ………. 74

Lampiran 4 Statistik Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran ......... 75

Lampiran 5 Statistik Kompetensi Evaluasi Pembelajaran ............... 77

Lampiran 6 Reliabilitas .................................................................... 78

Lampiran 7 Kisi-kisi Butir instrumen ............................................. 79

Lampiran 8 Instrumen Penelitian …………………………………. 81

Lampiran 9 Surat-surat Ijin Penelitian …………………………… 90

Page 15: Laporan Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini sedang berusaha

melaksanakan pembangunan segala bidang. Bidang pendidikan merupakan

prioritas utama, hal itu sesuai dengan amanat UUD Dasar 1945 yaitu

terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Upaya yang ditempuh

pemerintah dalam rangka mewujudkan amanat UUD 1945, dunia pendidikan

menjadi titik berat, karena pendidikan memegang peranan penting untuk

menghasilkan sumberdaya manusia yang maju, mandiri, produktif,

berkualitas, dan berdaya guna.

Menyadari pentingnya proses peningkatan sumber daya manusia,

pemerintah bersama kalangan swasta telah dan terus berupaya mewujudkan

amanat tersebut melalui berbagai usaha. Usaha yang dirintis pemerintah dan

swasta melalui pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas, antara lain

melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,

perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta

pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada

kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam

meningkatakan kualitas pendidikan. Salah satu indikator kekurang berhasilan

ini di tunjukan antara lain dengan NEM siswa untuk berbagai bidang studi

pada jenjang SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan yang

Page 16: Laporan Skripsi

2

berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada

beberapa sekolah dengan jumlah yang relative sangat kecil.

Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan

mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi

pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi ini

lebih bersandar kepada asumsi bahwa semua input pendidikan telah dipenuhi,

seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, dengan

harapan lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output

(keluaran) yang bermutu. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan

oleh teori education production tidak berfungsi sepenuhnya dilembaga

pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam situasi institusi ekonomi

dan industri. Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-

oriented, diatur oleh jajaran birokrasi ditingkat pusat. Akibatnya , banyak

faktor yang direncanakan ditingkat macro (pusat) tidak terjadi atau tidak

berjalan sebagaimana mestinya di tingkat micro (sekolah), kompleksitas

masalah pendidikan disekolah sering kali tidak dapat terpikirkan secara utuh

dan akurat oleh birokrasi pusat. .

Pada saat ini, pemerintah sebagai penanggung jawab keberhasilan

pendidikan terus berupaya memperbaiki sistem pendidikan nasional. Salah

satu upaya yang sedang dilakasanakan pemerintah adalah sertifikasi guru.

Sertifikasi guru ini berfungsi untuk mengetahui kualitas guru sehingga dapat

dihasilkan guru yang profesional.

Page 17: Laporan Skripsi

3

Di dalam proses pendidikan, sorang guru yang profesional dituntut

untuk mampu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik melalui jalur pendidikan formal.

Tugas utama guru, terhadap nilai-nilai sabagai sarana pemebentukan sumber

daya manusia yang maju, mandiri, produktif, berkualitas, dan berdaya guna

dalam segala bidang.

Guru diharuskan mempunyai prilaku yang baik, agar dapat

mengembangkan dan menggali kemampuan dalam diri siswa secara utuh.

Guru harus berperan secara aktif sesuai dengan tuntutan masyarakat yang

semakin berkembang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat akibat

masuknya era globalisasi, mendorong manusia memiliki pengetahuan, sikap

dan keterampilan. Dalam arti khusus di dalam diri guru mempunyai beban

tanggung jawab untuk mengarahkan para siswanya pada suatu kedewasaan

atau taraf kematangan tertentu. Hal ini dikarenakan keberhasilan pendidikan

itu dipengaruhi oleh faktor guru.

Sementara peran sekolah (guru) sifatnya membantu orang tua dalam

hal pengetahuan terutama kognitif dan memfasilitasi berkembangnya potensi

individu anak didik untuk bisa melakukan aktualitas diri. Karenanya guru

dapat diposisikan sebagai pengganti orang tua disekolah. Beberapa factor

keberhasilan pendidikan antara lain: siswa, lingkungan pendidikan, keadaan

social dan sarana dan prasarana. Hasil dari semua itu akhirnya tergantung dari

mutu pembelajaran dan mutu pembelajaran tergantung dari mutu guru.

Page 18: Laporan Skripsi

4

Profesi guru memiliki peranan yang unik dan sangat komplek karena

dituntut untuk: (1) menguasai materi secara mendalam, (2) dapat

melaksanakan pembelajaran yang mendidik (3) berkepribadian, dan (4)

memiliki komitmen dan perhatian terhadap perkembangan peserta didik.

Profesi guru juga dituntun untuk selalu belajar dan dibina serta dikembangkan

profesi kependidikannya sehingga berkembang pula jabatanya (professional

growth) sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.

Dalam visi SMK Muhammadiyah Prambanan disebutkan bahwa SMK

Muhammadiyah Prambanan sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan

mempunyai tugas mencetak sumber daya manusia yang islami, berahlak

mulia, bersikap professional dan berwawasan luas. Namun kenyataan yang

ada di lapangan dan ditambah informasi yang peneliti dapatkan dari beberapa

mahasiswa yang telah melakukan penelitian di sekolah tersebut, ditemukan

bahwa siswa SMK Muhammadiyah Prambanan kesulitan dalam mengikuti

pelajaran dan kurang disiplin dalam kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan gambaran di atas, kiranya perlu dilakukan penelitian yang

dapat memeberikan gambaran tentang persepsi siswa terhadap kompetensi

mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan.

Persepsi ini dapat menjadi tolok ukur keberhasiilan guru mata pelajaran

produktif dan lembaga pendidikan dalam mendidik siswa.

Page 19: Laporan Skripsi

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat digambarkan bahwa salah

satu factor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah guru. Adapun

masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasi berdasarkan uraian di atas

dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengajar guru mata pelajaran produktif SMK

Muhammadiyah Prambanan

2. Bagaimana persepsi siswa jurusan Elektronika Industri terhadap

kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK

Muhammadiyah Prambanan

3. Adakah hubungan antara persepsi siswa terhadap cara mengajar guru

dengan kegiatan belajar mengajar di kelas.

4. Persepsi terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di

SMK Muhammadiyah Prambanan dapat dilakukan terhadap beberapa

pihak, diantaranya siswa, kepala sekolah, karyawan, observer dan lain

sebagainya. Karena pihak itulah yang sekiranya mengetahui tentang

kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK

Muhammadiyah Prambanan. Bagaimanakan persepsi masing-masing

pihak tersebut

5. Didalam Undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 Bab IV

Pasal 10 Ayat 1 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan khususnya Bab VI Pasal 28 Ayat 3

dinyatakan bahwa ruang lingkup kompetensi guru meliputi 4 hal, yaitu (1)

Page 20: Laporan Skripsi

6

kompetensi personal (kepribadian) (2) kompetensi pedagogik, (3)

kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial. Bagaimana persepsi siswa

terhadap masing-masing kompetensi tersebut.

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti

dan luasnya permasalahan yang dapat diidentifikasi di atas, tentang

kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah

Prambanan tahun 2009, maka pada penelitian ini hanya dibatasi pada

kompetensi profesionalnya saja. Pada penelitian ini hanyalah bertitik pada

kegiatan pembelajaran karena kompetensi profesional berhubungan dengan

kemampuan seorang guru dalam proses pembelajaran, yakni kompetensi teori

mengajar dikelas yang dilakukan oleh guru mata pelajaran produktif SMK

Muhammadiyah Prambanan.

Adapun yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

penelitian adalah: (1) kompetensi persiapan pembelajaran (2) kompetensi

pelaksanaan pembelajaran (3) kompetensi dalam mengevaluasi pembelajaran.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas,maka permasalahan

dalam penelitian dirumuskan sbb:

1. Bagaimanakah persepsi siswa jurusan Elektronika Industri terhadap

kompetensi persiapan pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran

produktif di SMKN Muhammadiyah Prambanan.

Page 21: Laporan Skripsi

7

2. Bagaimanakah persepsi siswa Jurusan Elektronika Industri terhadap

kompetensi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran

produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan.

3. Bagaimanakah persepsi siswa Jurusan Elektronika Industri terhadap

kompetensi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan guru mata

pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai sehubungan dengan persepsi

siswa kelas XI, XII terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran

produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan tahun 2009 adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi persiapan pembelajaran

yang dilakukan guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah

Prambanan

2. Mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran produktif di SMK

Muhammadiyah Prambanan

3. Mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi mengevaluasi

pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran produktif di SMK

Muhammadiyah Prambanan

Page 22: Laporan Skripsi

8

F. Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya persepsi siswa Jurusan Elektronika Industri terhadap

kompetensi mengajar guru pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah

prambanan tahun 2009, maka dapat pula diketahui manfaatnya, yaitu bagi:

1. Sekolah dapat melihat kemampuan guru mata pelajaran produktif dalam

memberikan materi pelajaran, sehingga dapat menjadi tolok ukur

keberhasilan siswa.

2. Guru yang bersangkutan dapat melihat kompetensi yang dimilikinya

sehingga dapat terus mengembangkan kemampuan kompetensinya

3. Masyarakat dapat mengetahui kualitas dari sekolah, sehingga masyarakat

tidak ragu-ragu mensekolahkan anaknya ke SMK tersebut.

Page 23: Laporan Skripsi

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka ini akan dibahas masalah-masalah yang berkaitan

dengan: A. kajian teoritik B. penelitian yang relevan C. Kerangka berfikir dan D.

pertanyaan penelitian. Kajian teoritik yang akan dibahas, meliputi (1) persepsi, (2)

kempetensi mengajar guru (3) mata pelajaran produktif dan (4) profil SMK

Muhammadiyah prambanan. Khususnya dalam kempetensi mengajar guru mata

pelajaran produktif, hal yang akan dibahas meliputi: (1) kompetensi persiapan

pembelajaran, (2) kompetensi pelaksanaan pembelajaran, (3) kompetensi dalam

mengevaluasi pembeajaran.

A. Kajian Teoritik

1. Persepsi

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990:759), persepsi adalah

tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui

beberapa hal melalui panca inderanya.

Menurut Bimo Walgito (1997;53) persepsi merupakan suatu proses

yang didahului dengan penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus

oleh individu melalui alat reseptornya, dan diteruskan ke pusat susunan

saraf otak. Stimulus yang diindera oleh individu kemudian diorganisasikan

sedemikian rupa kemudian diinterpretasikan, sehingga individu

menyadari, mengerti tentang apa yang diindera.

Page 24: Laporan Skripsi

10

Proses terjadinya persepsi tidak akan lepas dari proses bekerjanya

alat indra dan proses bekerjanya alat indra merupakan proses pendahuluan

persepsi. Setiap orang mempunyai kecenderungan menafsirkan sesuatu hal

dengan hasil yang sama tetapi dengan cara yang berbeda. Penafsiran itu

dapat berupa kesan atau pendapat yang dilihat, diamati dan didengar. Ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan penafsiran,

diantaranya adalah sudut pandangnya, pengalaman dan pengetahuan.

Persepsi juga perhubungan dengan cara pandang dengan menggunakan

alat indra yang dimiliki dan berusaha menafsirkan.

Menurut Woodworth yang dikutip oleh Sakir (1975), bahwa

persepsi itu merupakan proses mengetahui obyek-obyek disekitar kita

tidak hanya melihat saja tetapi harus mendengarkan, hal itulah yang

disebut persepsi aktif bukan persepsi pasif. Aktifitas ini akan memperbesar

daya beda (seleksi), dalam pengertian persepsi terkadang mempunyai arti

memberikan penafsiran terhadap obyek yang diamati itu

Selain itu Veithzal ravei (2004; 259), persepsi diartikan sebagai

penerimaan langsung dari suatu proses seseorang untuk mengetahui

beberapa hal melalui pengindranya. Dengan demikian, yang dimaksud

dengan persepsi adalah proses seseorang dalam memahami

lingkungannya. Dalam memahami lingkungannya, seseorang melibatkan

pengorgasnisasian dan penafsiran sebagai rancangan dalam satu

pengalaman psikologi. Persepsi juga dapat dilihat dari segi kognitif yang

dialami, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan

Page 25: Laporan Skripsi

11

penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan

bahwa persepsi merupakan penafsiran unik tehadap situasi dan bukan

suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.

Pada bagian lain, Dali Gulo (1982;207), menyatakan bahwa

persepsi adalah proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam

lingkungan indra-indra yang dimilikinya, pengetahuan lingkungan yang

diperoleh melalui interpretasi data dan indra. Sementara itu James Draver

dalam Nancy Simanjutak yang dikutip oleh Solehah (2004). Persepsi

adalah proses mengingat atau mengidentifikasi sesuatu, biasanya

digunakan persepsi rasa, bila benda yang kita ingat atau kita identitaskan

adalah obyek yang akan mempengaruhi organ perasaan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas,

dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses pengamatan

seseorang terhadap suatu obyek atau stimulus yang diterima dari

lingkungannya dengan menggunakan indranya masing-masing. Setiap

orang akan menginterprtasikan stimulus yang diterima secara berbeda-

beda. Artinya persepsi seseorang bersifat subyektif, karena seseorang

dalam menginterpretasikan sesuatu berdasarkan kemampuannya masing-

masing. Persepsi yang dimaksud dalam hal ini adalah persepsi siswa

terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK

Muhammdiyah Prambanan.

Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran

produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan merupakan proses siswa

Page 26: Laporan Skripsi

12

menginterpretasikan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi terhadap hasil

pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran produktif menurut

masing-masing siswa. Dengan demikian, siswa akan menafsirkan terhadap

segala sesuatu yang dilakukan oleh guru mata pelajaran produktif SMK

Muhammadiyah Prambanan. Hal yang akan diinterpretasikan terutama

berkaitan dengan rencana pembelajaran, pengorganisasian dalam

mengelola kelas serta penilaian terhadap hasil pembelajaran di kelas.

Interpretasi itu juga akan menggambarkan besarnya kemampuan siswa

dalam mengemukakan persepsinya terhadap kompetensi mengajar guru

mata pelajaran produktif SMK Muhammadiyah Prambanan.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Dalam kondisi sadar, manusia selalu dipengaruhi oleh berbagai

stimulus yang ada dilingkungannya. Stimulus itu akan mengusik

manusia melalui indra dengar, penglihatan maupun indra lain.

Stimulus yang mendapatkan tanggapan terbesar adalah stimulus yang

mempunyai intensitas rangsang yang terbesar pula. Stimulus yang

mampu memberikan rangsangan cukup besar yaitu yang melibatkan

banyak organ dan indra manusia.

Kondisi psikologis manusia sangat dipengaruhi persepsi suatu

obyek dan kondisi psikologis manusia tidak selalu statis, seseorang

dalam mengamati obyek secara psikologis memakai sudut pandangnya

sendiri-sendiri dengan diwarnai oleh nilai-nilai dan kepribadiannya.

Page 27: Laporan Skripsi

13

Persepsi seseorang terhadap suatu obyek, kejadian, atau informasi

sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi kemampuan dan ketajaman alat indra

dan perhatian yang terkonsentrasi. Sedangkan faktor eksternal yaitu

rangsangan yang jelas. Sekalipun alat indra seseorang cukup baik dan

sehat, namun jika perhatian itu sangat kurang terkonsentrasi maka

persepsi seseorang terhadap suatu obyek sangat mungkin menjadi

berlainan. Begitu pula jika faktor internalnya telah terpenuhi tetapi

faktor eksternalnya tidak memberikan rangsangan yang cukup, apalagi

informasinya kabur maka persepsi seseorang terhadap suatu obyek

tersebut menjadi berbeda.

Secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat

dikemukakan menjadi: (1) perhatian yang selektif, (2) intensitas

rangsang, (3) nilai kebutuhan, (4) pengalaman terdahulu. Indera

menerima informasi dan beberapa obyek atau rangsangan kemudian

diinterpretasikan oleh otak, maka kemampuan dalam mempersepsikan

tergantung dari bagaimana individu mengkonsentrasikan secara

selektif bagian-bagian yang perlu mendapatkan perhatian secara serius.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa konsep persepsi yaitu proses

seleksi, organisasi dan interpretasi suatu stimulus dari lingkungannya.

Setiap individu mempunyai banyak kebutuhan, dan dia akan

memprioritaskan terhadap hal-hal yang mendesak. Informasi yang ada

Page 28: Laporan Skripsi

14

dilingkungannya dapat membangkitkan perhatian dalam rangka

pemenuhan kebutuhannya.

Setiap tindakan yang akan ditempuh akan selalu

mempertimbangkan pada pengalaman masa lalu. Persepsi seseorang

terhadap suatu obyek juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman

terdahulu yang merupakan bagian dari pengetathuan.

b. Syarat persepsi

Telah dikemukakan bahwa persepsi merupakan keadaan yang

tidak bisa dipisahkan dari individu melalui stimulus yang diterimanya,

maka pengalaman-pengalaman individu akan ikut dalam persepsi

individu (Bimo Walgito, 1988 : 54). Individu dapat mengadakan

persepsi.

Adanya obyek yang dipersepsikan merupakan salah satu syarat

yang harus dipenuhi dalam mengadakan persepsi. Obyek menimbulkan

stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang

dari luar yang langsung mengenai alat indra, dapat juga datang dari

dalam yaitu mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai

reseptor. Stimulus sebagai obyek yang menimbulkan persepsi dalam

penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran multimedia. Alat

indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.

Disamping itu harus pula ada syarat sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf

Page 29: Laporan Skripsi

15

yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk

mengadakan respon yang diperlukan syaraf motoris.

Untuk menyadari atau mengadakan persepsi sesuatu diperlukan

pula adanya perhatian yang merupakan langkah pertama untuk

persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan ada

persepsi. Dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi ada

syarat yang bersifat fisik (fisiologis) dan psikologis.

c. Proses Persepsi

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa peranan alat indra

dalam menangkap dan menerima informasi dari lingkungan sangat

besar. Dengan alat indra, manusia dapat memahami fisik lingkunganya

dan akan memperoleh pengetahuan wawasan dan untuk berinteraksi

dengan dunianya.

Sejak individu dilahirkan secara langsung berhubungan dengan

dunia luarnya dan langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar

maupun dari dalam dirinya sendiri. Melalui stimulus yang diterimanya

individu akan mengalami persepsi. Persepsi ini merupakan proses yang

didahului oleh pengindraan yaitu proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui resptor. (Bimo Walgito, 1998 : 53)

Manusia mengamati dengan menggunakan indra terhadap

obyek yang akhirnya menimbulkan persepsi, proses ini dinamakan

proses kealaman. (fisik). Stimulus yang diterima alat indra dilanjutkan

oleh syaraf sensoris ke otak, proses ini yang dinamakan fisiologis.

Page 30: Laporan Skripsi

16

Inidividu dapat menyadari apa yang ia terima dengan alat indra

tersebut sebagai akibat dari stimlus yang ia terima, proses ini

dinamakan dengan proses psikologis (Bimo Walgito, 1998 : 54).

Dengan demikian taraf terakhir dari proses persepsi ini adalah individu

menyadari apa yang ia terima melalui indera atau reseptor. Respon dari

persepsi dapat diambil oleh keadaan sekitar, tetapi tidak semua

stimulus mendapatkan respon individu. Aktifitas persepsi melibatkan

berbagai organ yang ada di dalam tubuh manusia serta mengalami

proses yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor.

Persepsi diterima berasal dari adanya stimulus atau situasi yang hadir

lewat indera kemudian stimulus tersebut diinterpretasi oleh otak.

Dengan persepsi obyek tertentu diperoleh pengalaman baru bagi orang

yang mempersepsi. Pengalaman yang diperoleh berbagai cara dengan

melibatkan indera dan prosesnya tergantung dari kepekaan indera yang

dimilikinya. Makin banyak obyek yang dipersepsi makin banyak pula

pengalaman yang dialami, dapat mempengaruhi orang dalam

mempersepsi obyek. Proses ini akan terjadi karena pada saat seseorang

menerima stimulus dari luar secara otomatis otak akan melakukan

proses interpretasi, pada saat ini interpretasi pengalaman akan

mempengaruhi persepsi.

Jadi secara umum persepsi dapat dipandang sebagai proses

mengumpulkan, menyeleksi, dan menginterpretasikan informasi.

Proses tersebut dapat dimulai dari penerimaan informasi dari berbagai

Page 31: Laporan Skripsi

17

indera kemudian dianalisi untuk diberi arti. Dengan demikian yang

dimaksudkan dengan persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh

setiap manusia dalam memahami informasi lingkunganya, yang

menghasilkan suatu gambaran tentang kenyataan yang dihadapi.

Persepsi merupakan unsur paling penting dalam menyesuaikan

perilaku terhadap lingkungannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa persepsi memegang peranan penting dalam

kehipuan manusia, karena ia akan menentukan tingkah laku manusia

dalam menghadapi lingkungannya. Apabila persepsi seseorang

terhadap suatu obyek bersifat positif atau baik ia akan mudah

menerima atau menyesuaikan dengan obyek tersebut, sebaliknya

apabila seseorang mempunyai persepsi negatif maka ia akan sulit

untuk menerima atau menyesuaikan dengan obyek tersebut. Dapat juga

dalam suatu obyek yang sama akan menimbulkan persepsi yang

berbeda jika pengalaman reseptor berbeda.

2. Kompetensi Mengajar Guru

Menurut Usman (1992:1) kompetensi berarti suatu hal yang

menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang

kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga diartikan sebagai

kelayakan kemampuan atau pelatihan untuk melakukan satu tugas.

Page 32: Laporan Skripsi

18

Orang yang kompeten yaitu orang yang memiliki kemampuan atau

kecakapan untuk memperlihatkan prilaku yang memungkinnya untuk

melakukan tugas.

Samana (1994:44) menyatakan:

”seseorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah

seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan

tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia

mempunyai wewenang dalam pelayanan seosial di masyarakat. Kecakapan

kerja tersebut diejewantahkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai

sosial, dan memiliki standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disyahkan

oleh kelompok profesinya dan atau warga masyarakat yang dinilainya”.

Johnson (Suparno, 2000:23) memandang kompetensi sebagai

perbuatan (performance) yang rasional yang secara memuaskan memenuhi

tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Dikatakan performance yang

rasional karena orang yang melakukannya harus mempunyai tujuan atau

arah dan ia tahu dan mengapa ia berbuat demikian. Dalam hubungannya

dengan tenaga profesional, kompetensi menunjuk kepada perbuatan atau

performance yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu di

dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan.

Sedangkan menurut Depdikbud berdasarkan rumusan Pendidikan

Guru Berdasarkan Kompetensi (PGKB), kompetensi adalah kemampuan

profesional yang berhubungan dengan satu jabatan tertentu, atau dalam hal

ini kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan lainnya, dikutip

Page 33: Laporan Skripsi

19

oleh Mubtadi (1999:14). Oemar Hamalik (2002:39) menyatakan: ”Guru

akan melaksanakan tanggung jawab apabila ia memiliki kompetensi yang

diperlukan”.

Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kompentensi

mengajar adalah kemampuan atau kecakapan seseorang yang memiliki

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dapat diterapkan secara

baik dan rasional untuk melaksanakan tugas mengajar sesuai dengan

jabatanya (guru atau calon guru) dalam hal ini guru mata pelajaran

produktif Jurusan Elektronika Industri SMK Muhammadiyah Prambanan.

a. Kompetensi Persiapan Pembelajaran

Kompetensi persiapan pembelajaran yang dimaksud adalah

kemampuan merencanakan pengajaran atau kuliah. Pengajar harus

merencanakan terlebih dahulu dengan urutan bagaimana suatu masalah

akan dibahas. Menentukan pula hal yang menjadi masalah pokok dan hal

yang menjadi keterangan tambahan. Selanjutnya membagi pelajaran

menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian uraian pelajaran

dan bagian penutup. Apabila pengajar merasa perlu menggunakan alat

peraga, dia harus mempersiapkan sebelumnya (Ad Rooijakkers, 1989:6)

Sebelum guru melaksanakan pembelajaran terlebih dahulu haruslah

membuat rencana pembelajaran, karena efektifitas suatu kegiatan

tergantung dari terlakasana tidaknya perencenaan. Cara untuk mencapai

belajar yang efektif yaitu murid-murid harus dijadikan pedoman setiap kali

Page 34: Laporan Skripsi

20

membuat persiapan dalam mengajar (S. Nasution yang dikutip

Suryosubroto, 1997:9). Menurut Sutopo dan Sumanto (1984:43) bahwa

dalam pembuatan rencana mengajar mencakup materi, alat pembantu,

metode dan lain sebagainya, yang akan dilaksanakan dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan.

Dikutip pula oleh Ali Imron (1995:172), P3G merumuskan

kemampuan merencanakan pengajaran melalui Alat Penilaian

Kemampuan Guru (APKG) kedalam 5 hal, ialah:

1. Kemampuan merencanakan pengorganisasian pengajaran yang terdiri

dari:

a. Kemampuan menggunakan bahan pelajaran yang tercantum dalam

kurikulum sekolah

b. Kemampuan menentukan bahan pengayaan bidang studi.

c. Kemampuan menyusun bahan pengajaran dengan berbagai jenjang

kemampuan

2. Kemampuan merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar,

yang terdiri dari:

a. kemampuan merumuskan tujuan instruksional

b. kemampuan menentukan metode belajar

c. kemampuan menentukan langkah-langkah mengajar

d. kemampuan menentukan bentuk-bentuk pertanyaan

Page 35: Laporan Skripsi

21

3. Kemampuan merencanakan pengelolaan kelas, yang terdiri dari:

a. Kemampuan menentukan mecam-macam pengaturan tempat duduk

dan penataan ruangan kelas sesuai dengan tujuan instruksional.

b. Kemampuan menentukan alokasi waktu belajar mengajar

c. Kemampuan menentukan cara pengorganisasian siswa agar

berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Kemampaun merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran

yang terdiri dari:

a. Kemampuan menentukan media pengajaran

b. Kemampuan menentukan sumber pengajaran

5. Kemampuan merencanakan peniliaian prestasi siswa untuk

kepentingan pengajaran

a. Kemampuan menentukan bermacam-macam bentuk dan prosedur

penilaian

b. Kemampuan membuat alat penilaian.

Nasution menambahakan seperti yang dikutip Suryosurobroto

(1997:11) bahwa perencanaan pembelajaran terjadi pada dua tingkat, yakni

(a) tingkat kurikulum umum (tingkat makro) dan (b) tingkat instruksional

yang spesifik untuk pengajaran dalam kelas (tingkat mikro).

Menurut Ahmad Badawi bahwa dalam mengajar, guru dikatakan

berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik

dalam usaha mengajarnya.

Page 36: Laporan Skripsi

22

Menurut Ahmad badawi bahwa dalam mengajar, guru dapat

dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan

yang baik dalam usaha mengajarnya. Kelaukuan guru tersebut diharapkan

dapat mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

yang berkualitas yang antar lain: kemampuan dalam mempersiapkan

pengajaran. Kegiatan tersebut meliputi (a) merencanakan kegiatan PBM

(b) kemampuan memepersiapkan bahan pengajaran (c) kemampuan

merencanakan media dan sumber pengajaran (d) kemampuan

merencanakan penilaian terhadap prestasi siswa, seperti yang dikutip

Suryosubroto (1997:20)

Uzer Usman (1992:12) mengemukakan bahwa dalam menyusun

program pembelajaran itu meliputi (a) menetapkan tujuan pengajaran, (b)

memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, (c) memilih dan

mengembangkan strategi belajar mengajar, (d) memilih dan

mengembangkan media pengajaran yang sesuai, dan (e) memilih dan

mengembangkan sumber belajar. Ditambahakan oleh Soekarwati

(1995:69), disamping memepersiapkan hal-hal yang bersisifat teknis,

pengajar perlu melakukan persiapan akademis dalam arti pengajar juga

harus belajar dan menguasai apa yang akan diajarkan.

Suryosubroto (1997:34) menjelaskan bahwa pemilihan metode

mengajar berdasarkan pada relevansinya dengan: tujuan, materi,

kemampuan guru, keadaan siswa dan dengan perlengkapan/fasilitas

sekolah. Hal senada juga dijelaskan oleh Nana Sudjana (1995:77).

Page 37: Laporan Skripsi

23

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pengajaran adalah:

(a) merumuskan tujuan pembelajaran, (b) memilih dan merumuskan materi

pelajaran, (c) menetapkan metode pengajaran dan kegiatan belajar

mengajar, (d) menetapkan alat/media dan sumber pelajaran, dan (e)

menetapkan alat dan strategi evaluasi.

b. Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan suatu jam pelajaran atau jam kuliah, sangat tergantung

pada persiapan yang dilakukan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa pengajar

dituntut untuk memberi bentuk pada apa yang telah direncanakan (Ad

Rooijakkers, 1989:8)

Kemampuan melaksanakan prosedur mengajar adalah penerepan

secara nyata rencana pengajaran yang telah dibuat pada saat perencanaan

pengajaran (Ali Imron, 1995: 36). Menurut Suryosubroto pelaksanaan

pengajaran adalah pelaksanaan startegi-strategi yang dirancang untuk

mencapai tujuan pengajaran.

Uzer Usman (1992:1) menyatakan:

”Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan tertentu”.

Page 38: Laporan Skripsi

24

Disebutkan pula oleh Nana Sudjana (1995:72) bahwa kegiatan

belajar mengajar erat kaitannya dengan bahan pelajaran. Kegiatan belajar

mengacu kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan mengajar

siswa dalam mempelajari bahan yang disampaikan guru. Sedangkan

mengajar berhubungan dengan cara menjelaskan bahan kepada siswa.

Jadi, yang dimaksud dengan proses belajar mengajar adalah

kegiatan/proses terjadinya interaksi timbal balik antara guru dan siswa

dalam hal penyampaian materi guru terhadap siswa untuk mencapai tujuan

tertentu.

Secara umum ada tiga tahapan pokok dalam strategi mengajar,

yakni tahap pemula (pra instkrusional), tahap pengajaran (instruksional)

dan tahap penilaian dan tindak lanjut (Nana Sudjana 1995:148). Ketiga

tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pembelajaran.

Pendapat senada disampaikan hasibuan, seperti yang dikutip

Suyosubroto (1997:38) bahwa tahap pengajaran sebagai berikut: (a) tahap

sebelum pengajaran, (b) tahap pengajaran, dan (c) tahap sesudah

pengajaran.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang harus

ditempuh dalam mengajar ada tiga tahapan, yaitu: (a) tahap sebelum

pembelajaran (pra Instruksional), (b) tahap pembelajaran (instruksional),

dan (c) tahap sesudah pembelajaran (penilaian dan tindak lanjut).

Page 39: Laporan Skripsi

25

Dalam hubungannya dengan pembelajaran, berikut ini dijelaskan

beberapa kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan program belajar

mengajar.

1) Membuka pelajaran, M. Uzer Usman (1992:84), mengatakan:

”Yang dimaksud dengan set introduction ialah usaha atau

kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar

untuk menciptakan prakonduksi bagi murid agar mental maupun

perhatiaannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga

usaha tersebut akan memberikan efek positif terhadap kagiatan

belajar”.

Ali Imron (1995:143-144) menambahkan bahwa membuka

pelajaran dimaksudkan mengkondisikan siswa agar siap mental

sebelum pelajaran berlangsung, serta untuk menimbulkan perhatian

dan memusatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang dipelajarinya.

Jadi, membuka pelajaran merupakan keterampilan awal yang

dilakukan guru sebelum mulai pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar

siswa dapat siap secara mental dalam menghadapi pelajaran, sehingga

perhatian siswa akan terpusat pada pelajaran yang akan berlangsung.

Dengan demikian, dapat memberikan efek positif terhadap kegiatan

belajar mengajar.

2) Penguasaan materi pelajaran, yang dimaksudkan dengan keterampilan

menjelaskan dalam pembelajaran ialah penyajian informasi secara

Page 40: Laporan Skripsi

26

lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukan adanya

hubungan yang satu dengan yang lainnya, (Uzer Usman, 1992:81).

Membahas pengajran dan menyampaikannya kepada siswa

bukan semata-mata urusan mengajar saja, tetapi juga masalah

organisasi bahan dan penguasaan bahan oleh guru. (Nana Sudjana,

1995:70)

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa di

dalam pembelajaran tidak hanya dilihat dari metode mengajarnya saja,

tetapu guru juga harus menguasai materi atau bahan dan bisa

menyampaikannya secara sistematis.

3) Penggunaan metode Pembelajaran, menurut Nana Sudjana (1995:76),

metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode pengajaran sebagai alat

untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini,

diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan

dengan kegiatan mengajar guru.

Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau

pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang

dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak

aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya, metode mengajar

yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar

siswa.

Page 41: Laporan Skripsi

27

Proses belajar mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan

berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu

membahu satu sama lain. Tugas guru adalah memilih berbagai metode

yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Ketepatan

penggunaan metode tersebut tergantung pada tulisan, isi proses belajar

mengajar dan kegiatan belajar mengajar.

Untuk mencari metode yang lebih baik, ada beberapa usaha

yang dijalankan, antara lain:

a. metode inductive-development, menurut herbart, langkahnya

adalah (1) prepartion (persiapan) dan statement of aim (penentuan

tujuan), (2) presentation (penyajian), (3) comparation and

abstraction (perbandingan abstraksi), (4) generalization) dan (5)

application.

b. Metode deductif-dvelopement. Tujuan di membimbing anak

menggunakan prinsip-prinsip umum padaa sejumlah data dan

mengambil kesimpulan. Langkahnya (1) presentation of data, (2)

assimilation, (3) inference dan (4) resitasi.

c. Masterity-unit technique. Bahan pelajaran dibagi dalam unit-unit

tertentu sebelum dilanjutkan. Langkahnya: (1) pendahuluan dalam

bentuk ceramah oleh guru, (2) siswa diberi tugas untuk dipelajari,

(3) diskusi dan resitasi.

4) Penggunaan media Pemebelajaran, unsur metode dan alat merupakan

unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi

Page 42: Laporan Skripsi

28

sebagai cara atau tidak untuk mengantarkan bahan pelajaran agar

sampai kepada tujuan. Dalam proses belajar mengajar, alat peraga

digunakan dengan tujuan membantu guru agar PBM siswa lebih efektif

dan efisien. (Nana Sudjana, 1995:99)

5) Penggunaan Mengelola Kelas, A Samana (1994:63) menjelaskan

bahwa pengelolaan kelas adalah usaha menciptakan situasi sosial kelas

yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin. Hal senada dikatakan

Sardiman (2001:167) bahwa mengelola kelas merupakan menyediakan

kondisi yang kondusif untuk belangsungnya PBM.

Menurut Suharsimi Arikunto (1986:67), pengelolaan kelas

adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggungjawab agar dicapai

kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang

diharapkan.

6) Kemampuan Berinteraksi dengan Siswa, menurut Sardiman

(2001:170), agar mampu mendesain program belajar mengajar, mampu

menciptakan kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan

memilih sumber serta memahami landasan-landasan pendidikan

sebagai dasar bertindak. Suryosubroto (1997:51) mengatakan bahwa

pelaksanaan interaksi belajar mengajar adalah proses hubungan antara

guru dan siswa selama berlangsungnya pengajaran. Sehubungan

dengan pelaksanaan PBM interaksi belajar mengajar meliputi: (a)

persiapan, (b) kegiatan pokok belajar, dan (c) penyelesaian.

Page 43: Laporan Skripsi

29

7) Menutup Pelajaran, menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan

oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.

Usaha untuk menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi

gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa,

mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru

dalam PBM (Uzer usman, 1992:84)

Keterampilan menutup pelajaran menurut Ali Imron

(1995:145) dimaksudkan agar siswa mendapatkan kembali materi-

materi pokok atau rangkuman dari keseluruhan yang sudah disajikan.

Beberapa komponen menutup pelajaran adalah: (a) meninjau kembali

kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan materi-materi yang telah

diberikan dan (b) mengevaluasi, dimaksudkan agar mengetahui

seberapa tujuan pengajaran yang dirumuskan telah tercapai.

c. Kompetensi Evaluasi Pembelajaran

Seorang guru tidak hanya memerlukan informasi dan juga berusaha

mengendalikan kualitas proses pembelajaran, namun tidak kalah

pentingnya adalah memacu kualitas hasil pembelajaran itu sendiri. Dengan

adanya pelakasanaan evaluasi hasil pembelajaran itu maka akan ada

kecenderungan yang baik dalam meningkatkan kinerja guru..

Penilaian, pengendalian atau juga disebut evaluasi bertujuan

menjamin kinerja yang dicapai agar sesuai dengan rencana dan tujuan

yang telah ditetapkan. Menurut Direktorat Dikmenjur (1996:3) penilaian

Page 44: Laporan Skripsi

30

adalah usaha yang dilakukan pengajar untuk mengetahui tingkat belajar

siswa berdasarkan program atau kurikulum yang berlaku, dan penilaian

dilaksanakan pada pertengahan semester dan akhir semester.

Pada dasarnya evaluasi adalah memberikan pertimbangan atau

harga atau nilai berdasarkan criteria tertentu. Dan evaluasi juga merupakan

proses sistematis untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi kegiatan

pembelajaran.

Tujuan utama dari evaluasi adalah mengetahui sejauh mana siswa

telah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan dan juga untuk menguji

pengajar dan materi yang diajarkan. Di dalam buku psikologi pendidikan

FIP IKIP Yogyakarta (1995:17) penilaian mempuunyai berbagai fungsi,

antara lain: (a) sebagai insentif untuk meningkatkan belajar, (b) sebagai

umpan balik bagi murid (c) sebagai umpan balik bagi guru (d) sebagai

informasi bagi orang tua siswa, dan (e) sebagai informasi untuk keperluan

sekolah.

Fungsi pokok evaluasi pendidikan yang dilaksanakan di sekolah

menurut Ngalim Purwanto adalah:

a. untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan peserta didik setelah

mengalami/melaksanakan kegiatan belajar selama jangka waktu

tertentu.

b. Untuk mengetahi sampai di mana keberhasilan suatu metode sistem

pengajaran yang digunakan.

Page 45: Laporan Skripsi

31

c. Mengetahui kekurangan serta keburukan dari hasil evaluasi tersebut

yang selanjutnya dapat digunakan untuk melaksanakan perbaikan.

Terdapat tiga manfaat evaluasi proses pembelajaran yaitu

memahami sesuatu, membuat keputusan, dan meningkatkan kualitas

pembelajaran. Sedangkan tujuan evaluasi yaitu:

1. memberi masukan untuk perencanaan program dan rekomendasi

program

2. memeperoleh informasi tentang faktor pendukung dan faktor

penghambat.

3. memberikan masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi

penilaian.

Proses evaluasi tidak lepas dari tes-tes yang diberikan oleh guru

sebagai dasar penilaian. Tes tersebut dibedakan menjadi 2 metode, yaitu:

a. Tes Formatif, adalah tes yang dilaksanakan sebelum atau pada saat

pelajaran berlangsung atau tes jangka pendek. Tes ini bertujuan

mambantu guru membuat perencanaan dan membantu siswa mengenali

segi-segi yang perlu ditangani.

b. Tes Summatif, adalah tes yang dilaksanakan pada tengah semester tes

akhir seluruh kegiatan belajar mengajar (tes akhir semester) atau tes

jangka panjang. Tujuan tes ini untuk mengetahui tentang sejauhmana

hasil yang telah dicapai.

Tujuan utama dari penilaian formatif adalah bukan menentukan

hasil belajar siswa, tetapi lebih ditekankan pada perbaikan proses belajar

Page 46: Laporan Skripsi

32

mengajar. Untuk penilaian summatif, tes ini lebih banyak ditekankan

kepada kepentingan siswa dan digunakan untuk menetapkan keberhasilan

siswa dalam menguasai tujuan instruksional dan kurikuler. Hasil tes

summatif tidak bisa digunakan lagi untuk memperbaiki proses belajar

mengajar secara langsung.

Guru dalam merancang sebuah tes haruslah yakin bahwaa alat

penilaiannya haruslah memiliki karakteristik tertentu yang akan menjamin

hasilnya, adapun karakteristik tes hasil belajar ialah :

a. validitas, artinya suatu teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa

yang sebenarnya akan diukur teknik evaluasi dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi (disebut valid)

b. Realibilitas, artinya tingkat reliabilitas tes berhubungan dengan

ketetapan hasil tes. Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut

dapat memberikan hasil yang tetap.

c. Obyektifitas, soal dapat menyangkut ada tidaknya unsur pribadi yang

ikut menentukan hasil ulangan tersebut.

d. Praktibilitas, artinya soal dapat dikatakan praktis jika soal tersebut

tidak mudah dilaksanakan dan diadminitrasikan.

e. Ekonomis, artinya soal memiliki sifat ekonomis bila soal tersebut tidak

membutuhkan biaya yang besar, tenaga yang banyak, dan waktu yang

lama.

f. Daya pembeda, artinya soal merupakan kemampuan suatu butir soal

dalam membedakan antara siswa berkembang tinggi dengan siswa

Page 47: Laporan Skripsi

33

berkemampuan rendah. Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh

siswa berprestasi tinggi maupun siswa tidak berprestasi tinggi, maka

soal tersebut tidak baik karena tidak memiliki daya pembeda.

g. Tingkat kesukaran artinya soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

mudah atau tidak terlalu sukar.

Berdasarkan uraian di atas sangatlah penting bagi seorang guru

untuk memahami kriteria penilaian hasil belajar siswa.

3. Mata Pelajaran Produktif

Mata diklat yang menjadikan SMK berbeda dengan SMU adalah

Mata diklat produktif. Mata diklat ini meliputi semua mata pelajaran yang

bersifat kejuruan yaitu teori kejuruan, ketrampilan dasar, ketrampilan

lanjutan dan ketrampilan ahli, keselamatan dan kesehatan kerja serta

wawasan lingkungan (Depdikbud 3,1997:14). Sedangkan dalam

pengertian yang dicantumkan Depdiknas (2004:113) program produktif

yaitu ”kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar

memiliki kompetensi standar atau kamampuan produktif pada suatu

pekerjaan atau keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan

permintaan pasar kerja”. Pengertian ini dipertegas lagi sebagai materi yang

berkaitan dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu sesuai

program keahlian masing-masing.

Page 48: Laporan Skripsi

34

4. SMK Muhammadiyah Prambanan

Sistem pendidikan nasional terdiri dari tujuh jenis pendidikan yaitu

pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan,

pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional.

Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan

pengetahuan dan pengingkatan keterampilan peserta didik dengan

pengkhususan yang diwujudkan pada tingka-tingkat akhir masa

pendidikan. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.

Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan yang khusus diselenggarakan

untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental.

Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang

mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok

pekerjaan atau bidang pekerjaan lainya. Menurut Undang-undang No. 2

tentang Sistem Pendidikan Nasional ”Penddidikan kejuruan merupakan

pendidikan yang mempersiapkan pesrta didik untuk dapat bekerja dalam

bidang tertentu”. Pendidikan kerjuruan memiliki multi fungsi, yaitu jika

dilaksanakan dengan baik akan berkontribusi besar terhadap pencapaian

tujuan pembangunan nasional. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

a. Sosialisasi, yaitu transmisi nilai-nilai yang berlaku serta norma-

normanya sebagai bukti nyata dari nilai-nilai tersebut.

b. Kontrol sosial, yaitu kontrol prilaku agar sesuai dengan nilai sosial

beserta norma-normanya.

Page 49: Laporan Skripsi

35

c. Seleksi dan alokasi, yaitu mempersiapkan, memilih dan menempatkan

calon tenaga kerja sesuai dengan tanda-tanda pasar kerja.

d. Asimilasi dan kontroversi budaya, yaitu absorsi terhadap kelompok-

kelompok lain dalam masyarakat, serta memelihara kersatuan dan

persatuan budaya.

e. Mempromosikan perubahan demi perbaikan, yaitu pendidikan tidak

sekedar berfungsi mengajarkan apa yang ada, tetapi harus berfungsi

sebagai pendorong perubahan.

Pendidikan adalah bagian integral dari pembangunan yang

dilaksanakan dinegara kita. Pendidikan secara terfokus lebih diarahkan

pada menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pada berbagai

disiplin ilmu, termasuk pendidikan yang dilaksanakan oleh Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK).

Bergulirnya program AFLA (Asean Free Labor Area) dan program

AFTA (Asean Free Trade Area) sebagai tuntutan arus global dunia

membawa dampak persaingan di berbagai bidang pendidikan, disamping

memiliki manfaat dan peluang yang luas dalam mengembangkan mutu

pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan yang dibangun sebenarnya

bukan hanya bertanggung jawab guru semata, tetapi merupakan

tanggungjawab bersama meliputi pemerintah dan masyarakat.

SMK Muhammadiyah Prambanan sebagai salah satu sekolah

kejuruan swasta, yang berada di daerah Prambanan berusaha mencetak

calon tenaga kerja yang profesional di jurusan elektronika. Usaha ini

Page 50: Laporan Skripsi

36

ditunjukan dalam visi sekolah yaitu terwujudnya SMK Muhammadiyah

Prambanan sebagai pencetak sumber daya manusia yang berahlak islami,

berahlak mulia, bersikap profesional dan berwawasan luas.

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang temanya hampir sama dengan penelitian

ini. Penelitian yang pertama adalah berjudul kompetensi mengajar mahasiswa

KKN-PPL Fakultas Teknik Negeri Yogyakarta tahun 2004 ditinjau dari

persepsi siswa dan guru pembimbing dan yang kedua kinerja guru mata diklat

produktif dalam proses belajar mengajar di SMK kecil kabupaten Lombok

Barat Nusa Tenggara Timur. Kedua judul mengankat judul yang berkaitan

dengan kompetensi mengajar guru, mata pelajaran produktif dan guru. Dari

hasil penelitian, didapatkan beberapa kesimpulan.

1. Penelitian berjudul kompetensi mengajar mahasiswa KKN-PPL Fakultas

Teknik Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2004 ditinjau dari persepsi

siswa dan guru pembimbing. Penelitian ini (Siti Mutmainah Solehah,

2004) bertujuan untuk mengetahui (1) persepsi siswa terhadap kompetensi

mengajar mahasiswa KKN-PPL Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta tahun 2004 dan (2) persepsi guru pembimbing terhadap

kompetensi mengajar mahasiswa KKN-PPL Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta tahun 2004. penelitian ini dilaksanakan di SMKN 2

Gunung Kidul. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas I dan II

sebanyak 216 siswa dan guru pembimbing sebanyak 6 orang.

Page 51: Laporan Skripsi

37

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui: (1) sebanyak 45, 83 %

siswa memberikan persepsi baik pada faktor pelaksanaan pembelajaran.

32,41% siswa memberikan persepsi baik pada faktor evaluasi

pembelajaran (2) 83,33 % guru memberikan persepi cukup terhadap

kompetensi mengajar pada faktor persiapan pembelajaran. 66,67 % guru

memberikan persepsi baik terhadap kompetensi pembelajaran pada faktor

pelaksanaan pembelajaran dan 33,33 % siswa memberikan persepsi baik

terhadap kompetensi pembelajaran pada faktor evaluasi pembelajaran.

2. Penelitian berjudul kompetensi Kinerja guru mata diklat produktif dalam

belajar mengajar di SMK Kecil kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara

Timur. Penelitian ini (Eko Haryono) bertujuan mengetahui kinerja guru

mata diklat produktif pada proses belajar mengajar SMK Kecil kabupaten

Lombok Barat Nusa Tenggara Timur. Kinerja guru yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajran,

pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Jumlah responden

pada penelitian ini adalah semua mata diklat produktif yang ada di SMK

kecil yang berjumlah 38 guru. Seluruh populasi dijadikan sampel karena

jumlah guru yang terbatas. Jumlah guru masing-masing: SMK 1 Gerung 1:

9 guru, SMK 1 Lingsar : 15 guru dan SMK 1 Tanjung: 14 guru.

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa : (1) pada SMK 1

Gerung, sebanyak 20 % siswa memberikan persepsi tidak baik pada faktor

perencenaan, 73,62 % siswa memberikan persepsi baik pada faktor

pelaksanaan pemebelajaran dan 59,37 % siswa memeberikan persepsi

Page 52: Laporan Skripsi

38

kurang baik pada faktor evaluasi pemebelajaran (2) pada SMK 1 Lingsar,

sebanyak 20 % siswa memberikan persepsi tidak baik pada faktor

perencenaan, 81,78 % siswa memberikan persepsi baik pada faktor

pelaksanaan pembelajaran dan 72,50 % siswa memeberikan persepsi

kurang baik pada faktor evaluasi pembelajaran. (3) pada SMK 1 Tanjung,

sebanyak 68,57 % siswa memberikan persepsi tidak baik pada faktor

perencenaan, 50,13 % siswa memberikan persepsi baik pada faktor

pelaksanaan pembelajaran dan 50,13 % siswa memeberikan persepsi

kurang baik pada faktor evaluasi pemebelajaran.

C. Kerangka Berfikir

Dalam proses pelaksanaan belajar mengajar yang dilaksankan oleh

guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah prambanan,

didalamnya terdapat proses interaksi antar siswa dengan guru sehingga selama

proses interaksi itu muncul adanya persepsi. Persepsi terjadi karena guru

memberi stimulus berupa rangsangan yang dapat berupa cara menjelaskan,

penampilan, cara berbicara dan lain-lain. Hal ini siswa dapat mempersepsikan

sesuatu karena penginderaan. Namun hal itu juga tidak lepas dari kemampuan

siswa dalam mengungkap kembali rangsangan yang diterima. Rangsangan

yang diterima juga dipengaruhi oleh faktor pengamatan, sikap individu,

perasaan atau kondisi psikologis seseorang, serta tempat dan waktu pada saat

memberikan persepsi. Untuk menentukan persepsi mengajar guru mata

pelajaran produktif, siswa diharapkan mampu memberikan persepsi

Page 53: Laporan Skripsi

39

kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif secara umum. Persepsi ini

meliputi:

1. Persepsi siswa terhadap kompetensi persiapan pembelajaran.

Pada aspek ini siswa memiliki persepsi tentang kompetensi

mengajar yang dilakukan guru mata pelajaran produktif dilihat dari segi

persiapan pembelajaran yang meliputi, program kerja, persiapan materi,

persiapan media pembelajaran dan cara penilaian tugas yang dilakukan

oleh guru mata pelajaran produktif.

2. Persepsi siswa terhadap kompetensi pelaksanaan pembelajaran

Pada aspek ini siswa memiliki persepsi tentang kompetensi

mengajar yang dilakukan guru mata pelajaran produktif dilihat dari segi

pelaksanaan pembelajaran, yang meliputi: kemampuan membuka

palajaran, kemampuan menjelaskan, penggunaan metode pembelajaran,

penggunaan media pemebelajaran, kemampuan mengelola kelas,

kemampuan berinteraksi dengan siswa, kepribadian dan kemampuan

menutup pelajaran.

3. Persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran.

Pada aspek ini siswa memiliki persepsi tentang kompetensi

mengajar yang dilakukan guru mata pelajaran produktif dilihat dari segi

pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: peniliaian hasil belajar siswa.

Dengan adanya persepsi siswa, diharapkan guru mata pelajaran

produktif dapat mempertahankan hal yang sudah baik dan memperbaiki

hal yang dirasa masih kurang.

Page 54: Laporan Skripsi

40

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana persepsi siswa jurusan Elektronika Industri terhadap

kompetensi mengajar guru ?

2. Bagaiman hubungan antara persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar

guru mata pelajaran produktif dengan sikap siswa dikelas dalam proses

kegiatan belajar mengajar?

3. Bagaimana kualitas kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif

jurusan Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan ?

Page 55: Laporan Skripsi

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, hal yang diungkap oleh peneliti adalah bagaimana

persepsi siswa terhadap kompetensif mengajar guru mata pelajaran produktif

di SMK Muhammadiyah Prambanan. Penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan

angket atau kuesioner. Menurut Moh. Nazir (2003:56) yang dikutip oleh

Rahmat Hidayat (2009) mengatakan bahwa metode survei adalah metode

penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang

ada dan mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok atau suatu

daerah.

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas dan memudahkan variabel yang akan diteliti maka

perlu adanya definisi operasional istilah dari variabel penelitian. Penjabaran

operasional istilah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persepsi siswa adalah pandangan atau tanggapan siswa yang dapat berupa

kesan atau pendapat berdasarkan apa yang telah dilihat/diamati, didengar,

dan juga di ketahui tentang kompetensi mengajar guru yang meliputi

kompetensi persiapan pembelajaran, kompetensi pelaksanaan

Page 56: Laporan Skripsi

42

pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dalam penelitian ini persepsi

siswa dinyatakan dengan skor angket yang dideskripsikan dalam empat

katagori yaitu baik sekali, baik, cukup dan kurang baik

2. Kompetensi mengajar adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas

mengajar sesuai dengan jabatanya melalui latihan dan belajar. Dalam

penelitian ini kompetensi mengajar dijabarkan dalam bentuk instrmuen

penelitian. Adapun yang dijadikan faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam penelitian ini adalah: (1) kompetensi persiapan pembelajaran, (2)

kompetensi pelakasanaan pembelajaran dan (3) kompetensi dalam

mengevaluasi pembelajaran.

3. Mata pelajaran produktif adalah suatu mata pelajaran yang di dalamnya

terdapat nilai-nilai kejuruan sebagai bekal dari lulusan sekolah kejuruan.

Berdasarkan data dari sekolah didapat beberapa mata pelajaran produktif

yang ada di SMK Muhammadiyah Prambanan sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Mata Pelajaran Produktif1 Praktik Mekanik Elektronika Kelas2 Dasar – dasar Elektronika dan Listrik 13 Gambar Teknik Manual dan Komputer 14 Pengukuran Alat Ukur Digital Analog 25 Dasar- dasar Mesin Listrik 16 Elektronika Digital dan Komputer 27 Otomasi berbasis PLC 28 Otomasi berbasis Pneumatic 29 Otomasi berbasis Microcontroller 210 Audio dan Video 311 Merakit Mengoperasikan Komputer 312 Elektronika Dasar Terapan 1

Page 57: Laporan Skripsi

43

C. Subyek dan Obyek penelitian

Responden atau subyek penelitian adalah orang yang dapat merespon

dan memberikan informasi tentang data penelitian (Suharsimi,1989:109). Pada

penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah guru mata pelajaran

produktif, sedangakan siswa kelas XI dan XII sebagai sumber data atau

responden penelitian.

Sedangkan obyek penelitiannya adalah kompetensi mengajar guru

mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan. Kompetensi

yang diteliti meliputi kompetensi dalam mempersiapkan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi dalam pembelajaran.

D. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran produktif dan

siswa kelas XI dan kelas XII jurusan Teknik Elektronika Industri. Suharsimi

arikunto berpendapat bahwa, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua

liku-liku yang ada didalam penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diartikan sebagai alat bantu yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial yang diamati,

seperti yang diungkapakan oleh Sugiyono (1998: 84). Wujud dari instrumen

Page 58: Laporan Skripsi

44

itu dapat berupa benda, misalnya angket, daftar cocok, lembar pengamatan,

soal tes dan sebagainya. Instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran

dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Untuk mengukur

persepsi atau sikap seseorang, skala yang digunakan adalah skala likert. Skala

ini menilai sikap dan tingkah laku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara

mengajukan pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta

memberikan respon jawaban dengan skala ukur yang telah disediakan. Respon

jawaban dari responden ditulis dengan cara memberi tanda () pada angket

yang disediakan, yaitu: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD) dan

tidak pernah (TP) atau baik sekali (BS), Baik (B), cukup baik (CB) dan kurang

baik (KB).

Alternatif jawaban tersebut apabila responden memberikan jawabanya

atau tanda:

SL : Selalu, maka diberi sekor 4

SR : Sering, maka diberi skor 3

KD : Kadang, maka diberik skor 2

TP : Tidak pernah, maka diberi skor 1

Apabila responden memberikan tanda pada

BS : Baik Sekali, maka diberi skor 4

B : Baik, maka diberi skor 3

KB : Kurang Baik, maka diberi skor 2

TB : Tidak Baik, maka diberi skor 1

Page 59: Laporan Skripsi

45

Dalam pengembangan instrumen ini peneliti mengikuti langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Menjabarkan variabel ke dalam sub variabel dan indikator.

2. Menyusun tabel persiapan pembuatan instrumen (kisi-kisi)

3. Menuliskan butir-butir pertanyaan atau pernyataan.

4. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian, pengantar atau

permohonan dan identitas sumber data.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Uji cobaNo. No. Item

Variabel Sub Variabel1. Persiapan a. Persiapan pembelajaran 1

Pembelajaran b. Pemilihan materi/Bahan Ajar 2,3c. Pemilihan metode Mengajar 4,5*d. Penggunaan media 6,7*

d. Metode evaluasi 8

2. Pelaksanaan a. Penggunaan metode mengajarPembelajaran Penggunaan metode mengajar yang baik 9,10,11,12

Kesesuaian metode/cara dengan materi 13,14b. Penguasaan materi Penguasaan bahan ajar 15,16,17,18*,19 Kejelasan menyampaikan materi 20, 21, 22, 23, 24, 25*

c. Kemampuan mengelola kelas Mengkondisikan kelas 26,27 Mengelola kedisiplinan siswa 28,29* Mengelola fasilitas kelas 30*,31,32

d. Penggunaan media pembelajaran Membuat & menerangkan alat bantu

sederhana33, 34

Mengenal, memilih dan menguasai pengguanaan media

35, 36s

e. Kemampuan berinteraksi dengan siswa Membuka pelajaran 37 Memberi penguatan 38, 39 Memberi kesempatan bertanya &

menjawab pertanyaaan40, 41, 42

Menutup pelajaran 43, 44f. Kepribadian guru

Page 60: Laporan Skripsi

46

Bahasa 45 Suara 46 Kepribadian 47 Penampilan 48 Sikap 49,50,51

3. Evaluasi a. Evaluasi proses pembelajaranPembelajaran Memberi tes 52,53

Menilai tes 54b. Memberi umpan balik Mengembalikan tugas-tugas siswa 55 Membahas tugas-tugas 56

c. Program perbaikan dan pengayaan Pengayaan materi 57,58 Perbaikan nilai 59,60

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data yang sesungguhnya, terlebih

dahulu angket disusun untuk diujicobakan guna memenuhi alat sebagai

pengumpul data yang baik yaitu reliabilitas dan validitas instrumen penelitian.

Instrmuen yang telah dibuat diuji coba pada 30 siswa.

1. Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan

dapat mengukur apa yang diukur, Sukardi (2003: 121). Uji validitas

dimaksudkan untuk mencari validitas butir atau item dengan mencari

kadar validitas instrumen penelitian yang diungkap dalam bentuk koefisien

yang diperlukan dari skor tiap butir dikorelasikan dengan skor total.

Hasil analisis data uji coba dengan bantuan program komputer

SPSS Versi 12, dapat diketahui bahwa koefisien r hitung harus lebih besar

dari r tabel untuk dinyatakan bahwa butir-butir dalam angket adalah valid.

Dengan menggunakan taraf kepercayaan 5% dengan jumlah N 30 didapat

Page 61: Laporan Skripsi

47

koefisien r tabel 0,361, instrument penelitian ini dianggap valid jika r

hitung ≥ 0,361.

Tabel 3. Butir Valid dan Butir Gugur

No. Sub Variabel No. Butir Valid No. Butir GugurAspek Kompetensi Persiapan Pembelajaran

1, 2, 3, 4, 6, 8 5, 7

2. Aspek Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran

9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20,21,22,23,24,26,27,28,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51

18,25,29,30

3. Aspek Kompetensi Evaluasi Pembelajaran

52,53,54,55,56,57,58,59,60

-

Dari hasil uji coba diatas jumlah butir yang gugur ada 6 butir dan

jumlah butir yang sahih ada 54 butir. Adapun butir-butir instrumen

penelitian yang digunakan untuk mengambil data dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No.Variabel kompetensi mengajar guru mata

pelajaran produktif No. ItemJumlah

ItemVariabel Sub Variabel

Persiapan pembelajaran

a. Menyusun rencana kerjab. Pemilihan materi/bahan ajar.c. Pemilhan meteode mengajard. Penggunaan mediae. Metode evaluasi

12, 3456

12111

Jumlah 6

Page 62: Laporan Skripsi

48

No.Variabel kompetensi mengajar guru mata

pelajaran produktif No. ItemJumlah

ItemVariabel Sub Variabel

Pelaksanaan pembelajaran

a. Penggunaan metode mengajar Penggunaan metode mengajar

yang baik Kesesuaian metode/cara yang

digunakan terhadap materi yang disampaikan

b. Penguasaan materi Pengguasaan bahan ajar Kejelasan dalam

menyampaiakan maetric. Kemampuan mengelola kelas Mengkondisikan kelas Mengelola kedisiplinan siswa Mengelola fasilitas kelas Penggunaan media pembelajar

b. Kemampuan berinteraksi dengan siswa Membuka pelajaran Memberi penguatan Memberi kesempatan bertanya

& menjawab pertanyaan Menutup pelajaran

c. Kepribadian Guru Bahas Suara Kepribadian Penampilan Sikap

7, 8, 9, 10

11, 12

13, 14, 15, 16

17, 18, 19, 20, 21

22, 2324

25, 2627, 28

29,30 31

32, 3334, 35, 36

37,38

39404142

43, 44, 45

42

4

5

2122

2123

2

11113

Jumlah 39

Page 63: Laporan Skripsi

49

No.

Variabel kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif No. Item

Jumlah Item

Variabel Sub Variabel3. Evaluasi

Pembelajarana. Evaluasi proses pembelajaran Memberi tes Menilai tes

b. Memberi umpan balik Mengembalikan tugas-tugas

siswa Membahas tugas-tugas

c. Program perbaikan dan pengayaan Pengayaan materi Perbaikan nilai

46, 4748

49

50

51, 5253, 54

21

1

1

22

Jumlah 9

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu

(Suharsimi:2002:154).

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Spearman-

Browm memberikan hasil koefisien riliabilitas persiapan pembelajaran =

0,642, reliabilitas pelaksanaan pembelajaran = 0,941, reliabilitas evaluasi

pembelajaran = 0,763. Sedangkan untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya

reliabilitas instrumen sebagai pedoman didasarkan pada ketentuan dari Faisal

M.T (1984:62) sebagai berikut:

0,00 - 0,20 = sangat rendah

0,20 – 0,39 = rendah

0,40 – 0,59 = cukup

Page 64: Laporan Skripsi

50

0,60 – 0,79 = tinggi

0,8 – 0,10 = sangat tinggi

G. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini yaitu pada angket tertutup berupa data yang

bersifat kualitatif yang kemudian diskor sehingga diperoleh data kuantitatif.

Data yang berbentuk angka-angka tersebut dapat diukur persentasenya,

selanjutnya diadakan interpretasi ke dalam hasil yang bersifat kualitatif. Dari

uraian tersebut, bahwa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

menggunakan teknik statistik diskripsi kuantitatif.

Berdasarkan data hasil penelitian yang terkumpul, deskripsi data

disajikan pada penelitian meliputi mean (M), simpangan baku ideal (SDi) dan

distribusi frekuensi beserta histogram dari setiap instrumen variabel penelitian.

Agar dapat mengidentifikasikan kecenderungan persepsi siswa

digunakan rerata ideal (Mi) dari seluruh responden untuk setiap subvariabel

sabagai kriteria perbandingan. Dari harga rerata ideal ini dapat dikatagorikan

dalam empat norma sebagai berikut:

≥ Mi + 1,5 Sdi adalah Sanagt Baik

Mi s/d Mi + 1,5 Sdi adalah Baik

Mi – 1,5 Sdi s/d Mi adalah Kurang Baik

≤ Mi – 1,5 Sdi adalah Tidak Baik

Page 65: Laporan Skripsi

51

Menurut Sudjana (1992: 47 – 48) katagori tersebut disusun

berdasarkan kurva normal dengan menggunakan skor ideal dari instrumen

masing-masing variabel, dengan formulasi sebagai berikut:

SDi = 1/6 (nilai maksimum – nilai minimum)

Mi = ½ (nilai maksimun + nilai minimum)

Page 66: Laporan Skripsi

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi, Subyek dan Data

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Prambanan

pada bulan Sepetember sampai bulan Januari 2010

2. Deskripsi Subyek Penelitian

SMK Muhammadiyah Prambanan memiliki beberapa jurusan salah

satunya adalah jurusan elektronika industri. Jurusan Elketronika Industri

memiliki jumlah siswa dari kelas X, XI, dan XII sebanyak 132 siswa.

Namun hanya kelas XI dan XII yang dijadikan responden penelitian.

3. Deskripsi Data Penelitian

Data tentang persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru ini

diperoleh dengan instrumen yang berjumlah 54 butir pertanyaaan. Dalam

pertanyaan anket terdiri dari aspek kompetensi persiapan pembelajaran,

kompetensi pelaksanaan pembelajaran dan kompetensi evaluasi

pembelajaran.

Page 67: Laporan Skripsi

53

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Subvariabel

a. Persepsi Persiapan Pembelajaran

Persepsi siswa terhadap kompetensi persiapan pembelajaran guru

diukur dengan angket yang berjumlah 6 butir soal pertanyaan. Dari

hasil analisis data diperoleh Mean: 17.09, Median: 17, Standart

deviation (s): 3.153 dan Variance (s2): 9.939 Rerata ideal (Mi): 15 dan

simpangan baku ideal (SDi): 3. Selengkapnya dapat dilihat di lampiran

halaman 5. Sedangkan untuk perumusan katagori penilaian persepsi

perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Katagori Penilaian Persepsi Persiapan pembelajaran

No. Rumus Katagori Skor

1. ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Baik ≥19,5

2. Mi s/d M + 1,5 SDi Baik 15 s.d 19,5

3. Mi – 1,5 SDi s/d Mi Kurang Baik 10,5 s.d 15

4. ≤ Mi – 1,5 SDi Tidak Baik ≤ 10,5

Skor tiap subjek diklasifikasi menurut panduan klasifikasi di

atas. Setelah respon tiap subjek diketahui, maka katagori dan

persentase persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru pada

aspek persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Page 68: Laporan Skripsi

54

Tabel 6. Persentase Persepsi Siswa Terhadap Persiapan PembelajaranNo. Katagori Frekuensi Katagori

1. Sangat Baik 14 24,56 %

2. Baik 33 57,89 %

3. Kurang Baik 9 17,8 %

4. Tidak Baik 1 1,75 %

Total 57 100 %

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 14

siswa atau 24,56 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak 33

siswa atau 57,89 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 9 siswa

atau 17,8 % memberikan persepsi yang kurang baik, sebanyak 1 siswa

atau 1,75 % memberikan persepsi yang tidak baik terhadap cara

mengajar guru pada aspek persiapan pembelajaran. Histogram persepsi

siswa terhadap kompetensi mengajar guru pada aspek persiapan

pembelajaran dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

Gambar 1: Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Persiapan Pembelajaran.

24%

57%

17%2%

Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Page 69: Laporan Skripsi

55

b. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran

Persepsi siswa terhadap kompetensi pelaksanaan pembelajaran

diukur dengan angket yang berjumlah 45 butir pertanyaan. Dari hasil

analisis data diperoleh Mean: 110.95, Median (Md): 111, Standart

Deviation (s): 17.173 dan varian (s2): 293.694 rerata ideal (Mi) sebesar

97,5 dan simpangan baku ideal (SDi) sebesar 19,5. . Selengkapnya

dapat dilihat di lampiran halaman 6. Sedangkan untuk perumusan

katagori penilaian persepsi pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat

pada tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pelaksanaan PembelajaranNo. Rumus Katagori Skor

1. ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Baik ≥126,75

2. Mi s/d M + 1,5 SDi Baik 97,5 s.d 126,75

3. Mi – 1,5 SDi s/d Mi Kurang Baik 68,25 s.d 97,5

4. Kurang dari Mi – 1,5 SDi Tidak Baik ≤ 68,25

Skor tiap subjek diklasifikasi menurut panduan klasifikasi di

atas. Setelah respon tiap subjek diketahui, maka katagori dan

persentasi persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru pada

aspek pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Page 70: Laporan Skripsi

56

Tabel 8. Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pelaksanaan PembelajaranNo. Katagori Frekuensi Katagori

1. Sangat Baik 8 14,03%

2. Baik 38 66,66%

3. Kurang Baik 10 17,54 %

4. Tidak Baik 1 1,75 %

Total 57 100 %

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 8

siswa atau 14,03 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak 38

siswa atau 66,66 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 10

siswa atau 17,54 % memberikan persepsi yang kurang baik, sebanyak

1 siswa atau 1,75 % memberikan persepsi yang tidak baik terhadap

mengajar guru pada aspek persiapan pembelajaran. Histogram persepsi

siswa terhadap kompetensi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

guru dapat dilihat pada gambar 2 berikut:

Gambar 2 : Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Pelaksanaan Pembelajaran.

14%

66%

18%2%

Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Page 71: Laporan Skripsi

57

c. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi Pembelajaran

Persepsi siswa terhadap kompetensi evaluasi pembelajaran

diukur dengan angket yang berjumlah 9 butir pertanyaan. Dari hasil

analisis data diperoleh Mean: 26.11, Median (Md): 26.00, Standart

Deviation (s): 4.423, Varian (s2): 19.650, rerata ideal (Mi) sebesar 22,5

dan simpangan baku ideal (SDi) sebesar 4,5. Selengkapnya dapat

dilihat di lampiran halaman 8. Sedangkan untuk perumusan katagori

penilaian persepsi siswa terhadap kompetensi menevaluasi

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi PembelajaranNo. Rumus Katagori Skor

1. ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Baik ≥ 29,25

2. Mi s/d M + 1,5 SDi Baik 22,5 s.d 29,25

3. Mi – 1,5 SDi s/d Mi Kurang Baik 15,75 s.d 24,5

4. Kurang dari Mi – 1,5 SDi Tidak Baik ≤ 15,75

Skor tiap subjek diklasifikasi menurut panduan klasifikasi di

atas. Setelah respon tiap subjek diketahui, maka katagori dan

persentasi persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru pada

aspek persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Page 72: Laporan Skripsi

58

Tabel 10. Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi PembelajaranNo. Katagori Frekuensi Katagori

1. Sangat Baik 14 24,56 %

2. Baik 29 50,87 %

3. Kurang Baik 14 24, 50 %

4. Tidak Baik 0 0 %

Total 57 100 %

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 14

siswa atau 24,56 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak 29

siswa atau 50,87 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 14

siswa atau 24, 50 % memberikan persepsi yang kurang baik terhadap

cara mengajar guru pada aspek evaluasi pembelajaran. Histogram

persepsi siswa terhadap kompetensi evaluasi pembelajaran yang

dilakukan guru dapat dilihat pada gambar 3 berikut:

Gambar 3 : Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Evaluasi Pembelajaran.

25%

50%

25%0%

Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Page 73: Laporan Skripsi

59

2. Analisis Variabel Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Mata Pelajaran Produktif

Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran

produktif diukur oleh seluruh pertanyaan angket yang berjumlah 57 butir

pertanyaan. Dari hasil analisis data diperoleh rerata ideal (Mi) sebesar 135

dan simpangan baku ideal (SDi) sebesar 27. Sedangkan untuk perumusan

katagori penilaian persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru

dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11. Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Mata Pelajaran ProduktifNo. Rumus Katagori Skor

1. ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Baik ≥ 175,5

2. Mi s/d Mi + 1,5 SDi Baik 135 s.d 175,5

3. Mi – 1,5 SDi s/d Mi Kurang Baik 94,5 s.d 135

4. Kurang dari Mi – 1,5 SDi Tidak Baik ≤ 94,5

Skor tiap subjek diklasifikasi menurut panduan klasifikasi di atas.

Setelah respon tiap subjek diketahui, maka katagori dan persentasi

persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran

produktif adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi PembelajaranNo. Katagori Frekuensi Katagori

1. Sangat Baik 7 12,28 %

2. Baik 42 73,68 %

3. Kurang Baik 8 14,03 %

4. Tidak Baik 0 0

Total 57 100 %

Page 74: Laporan Skripsi

60

12%

74%

14% 0%

Sangat Baik

Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 7

siswa atau 12,28 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak 42 siswa

atau 73,68 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 8 siswa atau 14,03

% memeberikan persepsi kurang baik. Histogram persepsi siswa terhadap

kompetensi mengajar guru pelajaran produktif dapat dilihat pada gambar

4 berikut:

Gambar 4 : Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Evaluasi Pembelajaran.

C. Pembahasan

Hasil analisis persepsi siswa terhadap kompetensi persiapan

pembelajaran oleh guru mata pelajaran produktif menunjukan bahwa

sebanyak 14 siswa atau 24,56 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak

33 siswa atau 57,89 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 9 siswa

atau 17,8 % memberikan persepsi yang kurang baik, sebanyak 1 siswa atau

1,75 % memberikan persepsi yang tidak baik terhadap cara mengajar guru

pada aspek persiapan pembelajaran..

Dari data analisis di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa

terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produkttif di SMK

Page 75: Laporan Skripsi

61

Muhammadiyah Prambanan pada aspek persiapan pembelajaran sudah baik.

Menurut Ahmad Badawi kemampuan dalam mempersiapkan pengajaran

antara lain: (a) merencanakan kegiatan PBM (b) kemampuan

mempersiapkan bahan pengajaran (c) kemampuan merencanakan media (d)

kemampuan merencanakan penilian.

Selain menyusun program pembelajaranguru mata pelajaran

produktif juga menjelaskan program kerja, menyampaikan tujuan dan

gambaran umum tentang materi yang diajarkan. Selain itu guru juga

mempersiapkan alat peraga atau media pengajaran sehingga memberikan

dampak yang baik pada proses awal kegiatan belajar mengajar. Hal ini

membuat siswa tertarik untuk mengawali kegiatan belajar dengan semangat

dan motivasi yang tinggi.

Hasil analisis persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru

mata pelajaran produktif pada aspek pelaksanaan pembelajaran menunjukan

bahwa sebanyak 8 siswa atau 14,03 % memberikan persepsi sangat baik,

sebanyak 38 siswa atau 66,66 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak

10 siswa atau 17,54 % memberikan persepsi yang kurang baik, sebanyak 1

siswa atau 1,75 % memberikan persepsi yang tidak baik terhadap mengajar

guru pada aspek persiapan pembelajaran..

Dari data analisis di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa

terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produkttif di SMK

Muhammadiyah Prambanan pada aspek pelaksanaan pembelajaran sudah

baik. Ini dapat dilihat dari persentase katagori Baik sebesar 66,66%.

Page 76: Laporan Skripsi

62

Menurut Nana Sudjana (1995:148) ada tiga tahapan pokok dalam strategi

mengajar, yakni tahap pemula (pra instruksional), tahap pengajaran

(instruksional) dan tahap peniliaian.

Guru mata pelajaran produktif selalu memulai proses belajar

mengajar dengan membuka pelajaran. Usaha ini menciptakan prakondusi

bagi murid sehingga mental dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan

dipelajarinya dan usaha ini memberikan efek positif terhadap kegiatan

belajar mengajar. Guru mata pelajaran produktif juga menguasai materi

bahan ajar dan menyampaikannya dengan jelas, karena dalam pembelajaran

guru tidak hanya dilihat dari metode mengajarnya saja teteapi juga harus

menguasai materi atau bahan yang disampaikannya secara sistematis. Dalam

menciptakan kondisi belajar yang kondusif guru juga menerapkan strategi

pengelolaan kelas yang baik. Hal ini dilakukan agar dicapai kondisi optimal

agar kegiatan belajar terlaksana seperti apa yang diharapkan. Dalam

berinteraksi dengan siswa guru juga telah menerapkannya dengan baik. Ini

bisa dilihat bahwa guru telah memberikan penguatan dan memberi

kesempatan bertanya kepada siswa ketika proses belajar mengajar

berlangsung. Untuk memberi gambaran yang menyeluruh tentang apa yang

dipelajari oleh siswa guru menutup pelajaran dengan meninjau kembali

kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan materi-materi yang telah

diberikan.

Hasil analisis persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru

mata pelajaran produktif pada aspek evaluasi pembelajaran menunjukan

Page 77: Laporan Skripsi

63

bahwa sebanyak 14 siswa atau 24,56 % memberikan persepsi sangat baik,

sebanyak 29 siswa atau 50,87 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak

14 siswa atau 24, 50 % memberikan persepsi yang kurang baik terhadap cara

mengajar guru pada aspek evaluasi pembelajaran.

Dari data analisis di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa

terhadap kompetensi cara mengajar pada aspek evaluasi pembelajaran, guru

sudah cukup baik. Pemberian umpan balik seperti mengembalikan tugas-

tugas yang telah dinilai kemudian dibahas ulang adalah strategi yang tepat

untuk menambah pemahaman kepada siswa. Program perbaikan nilai telah

dilakukan oleh guru untuk membantu hasil belajar yang buruk, sehingga

hasil belajar bisa menjadi lebih maksimal dan siswa bisa lebih memahami

pelajaran dari yang sebelumnya.

Dalam buku Psikologi Pendidikan IKIP Yogyajarta (1995:17)

disebutkan bahwa fungsi dari evaluasi itu antara lain: (a) sebagai insentif

untuk meningkatkan belajar (b) sebagai umpan balik bagi siswa (c) sebagai

umpan balik bagi guru (d) dan sebagai informasi bagi orang tua dan siswa

(e) sebagai informasi untuk keperluan sekolah.

Hasil analisis keseluruhan yang menggambarkan persepsi siswa

terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif menunjukan

bahwa bahwa sebanyak 7 siswa atau 12,28 % memberikan persepsi sangat

baik, sebanyak 42 siswa atau 73,68 % memberikan persepsi yang baik,

sebanyak 8 siswa atau 14,03 % memeberikan persepsi kurang baik Melihat

hasil analisis data diatas para guru mata pelajaran produktif perlu

Page 78: Laporan Skripsi

64

meningkatkan lagi dalam memahami dan mempelajari aspek-aspek yang

terkait dengan kompetensi mengajar.

Hasil analisis menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap

kompetensi mengajar guru mata pelajaran produkti sudah baik. Ini

ditunjukan dengan besarnya persentase katagori Baik sebesar 73,68 %.

Page 79: Laporan Skripsi

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang diuraikan pada bab sebelumnya dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran

produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan Tahun 2009 dilihat dari

aspek persiapan pembelajaran dianggap sudah baik dengan persentase

57,89 %.

2. Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran

produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan Tahun 2009 dilihat dari

aspek pelaksanaan pembelajaran dianggap sudah baik dengan persentase

66,66 %.

3. Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran

produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan Tahun 2009 dilihat dari

aspek evaluasi pembelajaran dianggap sudah baik dengan persentase

50,87%.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa keterbatasan, diantaranya:

1. Jumlah butir pertanyaan yang terlalu banyak, sehingga responden dalam

menjawab angket merasakan kejenuhan.

Page 80: Laporan Skripsi

66

2. Pada penelitian ini yang diteliti hanya masalah kompetensi profesional

saja, karena kompetensi profesional menjadi payung yang mencakup

semua kompetensi lainya

3. Beberapa responden belum memahami istilah-istilah pembelajaran atau

metode pembelajaran dalam pendidikan.

4. Pada penelitian ini responden menilai secara umum semua guru mata

pelajaran produktif dan bukan secara personal oleh guru yang

bersangkutan.

C. Implikasi Penelitian

Berdasrkan kesimpulan, implikasi dari penelitian ini adalah guru mata

pelajaran produktif SMK Muhammadiyah Prambanan sudah dianggap baik

dalam kompetensi mengajar dengan persentase keseluruhan aspek kompetensi

sebesar 73,68 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa SMK

Muhammadiyah Prambanan harus mempertahankan dan lebih meningkatkan

lagi persepsi siswanya terhadapa kompetensi mengajar guru mata pelajaran

produktif. Dengan persepsi siswa yang baik di harapkan guru terpacu untuk

meningkatkan komptensinya dalam mengajar sehingga tercapai hasil yang

lebih baik.

Page 81: Laporan Skripsi

67

D. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesilmpulan yang telah diuraikan, maka

peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru mata pelajaran produktif harus bisa mempertahankan dan

meningkatkan cara mengajar yang sudah baik ini dengan melakukan

evaluasi program-program atau tujuan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

2. Guru harus lebih tegas pada aspek pengelolaan kelas seperti

mengkondisikan kelas dan mengelola kedisplinan siswa.

3. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan

kompetensi mengajar guru, sekolah diharapkan melakukan evaluasi

persepsi siswa setiap tahunnya.

Page 82: Laporan Skripsi

68

DAFTAR PUSTAKA

Ad Rooijakkers. (1989). Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: PT Gramedia

Arikonto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Ali Imron, Drs. M.Pd. 1995. Pemdinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.

Bimo Walgito. (1997). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Depdikbud. 1997. Institusi Pasangan Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta. Depdikbud.

Depdiknas. 2004. Pedoman PPL Universitas Negeri Semarang. Semarang.UPT UNNES Press.

Gulo, Dali (1992). Kamus Psikologi. Bandung: Tonis.

Moh. Uzer Usman. Drs. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaha Rosda Karya.

Oemar Hamalik. (2003). Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: Bumi Aksara

Purwanto, M. Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Republik Indonesia. Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005

Ravei, Vethzal. (2004). Kepemimpinan dan perilaku Organisasi. Bandung: PT Remaja Resda Karya

Saifudin, Azwar MA.(2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pelajar Offfset

Samana A. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Solehah, Siti Mutmamirah. (2004). Kompetensi Mengajar Mahasiswa KKN-PPL FT UNY Ditinjau Dari Segi Persepsi Siswa dan Guru. Skripsi. Yogyakarta. Uneviersitas Negeri Yogyakarta

Sugiyono. (2005). Statistik untuk penelitian. Bandung. Alfabeta

Page 83: Laporan Skripsi

69

Suparno, Suhaenah A. (2002). Membangun Kompetensi Mengajar. Jakarta: Dirjen Dikti

Suryosubroto, B. (1997). Program Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutopo, Hidayat dan Sumanto. Wasty. (1984). Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara

Thoha, M. Chobib. (1991). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Usman, Uzer Moch. (1992). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.