laporan skripsi
TRANSCRIPT
i
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRIDI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas TeknikUniversitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik
Disusun Oleh :
Bagus Saputro NIM. 04501241014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2010
ii
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul ”PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI
MENGAJAR GURU MATA PELEJARAN PRODUKTIF JURUSAN
ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN
TAHUN 2009” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 1 Februari 2010
Drs. Sunyoto, M.PdNIP. 1952 11091978 031003
iii
PENGESAHAN
Tugas Akhir Skripsi yang berjudul ” Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Mata Pelajaran Produktif Jurusan Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun 2009 ” ini telah dipertahankan di Dewan Penguji pada tanggal 21 Januari 2010 dan dinyatakan LULUS.
DEWAN PENGUJI
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
1. Ketua Penguji Drs. Sunyoto, M.Pd ........................ .................
2. Sekretaris Penguji Zamtinah,.M.Pd ........................ .................
3. Penguji Utama Drs. Basrowi, M.Pd ........................ .................
Yogyakarta, 29 Januari 2010
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta,
Wardan Suyanto, Ed.DNIP. 19540810 197803 1 001
iv
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menytatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri. Sepanjang
pengetahunan saya tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang lazim.
Yogyakarta, 1 Februari 2010
Yang menyatakan,
Bagus Saputro
v
MOTTO
”...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu, dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa Derajat...”
(QS Al-Mujadillah: 11)
PERSEMBAHAN
...untuk Alm. Ibuku yang tercinta …
yang telah mendahuluiku ketika pembuatan skripsi ini berlangsung…
…maafkan anakmu
yang belum sempat membahagiakanmu
…aku berjanji
akan selalu mendo’akanmu setiap saat
sebagaimana engkau mendo’akan aku setiap saat
semasa hidupmu
vi
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI MENGAJARGURU MATA PELEJARAN PRODUKTIF JURUSAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN TAHUN 2009
ABSTRAK
Penulis : Bagus SaputroPembimbing : Drs. Sunyoto M.Pd
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana opersepsi siswa Jurusan Elektronika Industri terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan tahun 2009.
Penelitian ini merupakan merupakan survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan kelas XII yang berjumlah 57 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner. Analisis validitas angket diujicobakan dan hasilnya dihitung menggunakan product moment, estimasi reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach program SPSS versi 12.0.
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui: (1) sebanyak 57,89% siswa memberikan persepsi Baik pada aspek persiapan pembelajaran, (2) 66,66% siswa memberikan persepsi Baik pada aspek pelaksanaan pembelajaran (3) 50,87% siswa memberikan persepsi Baik pada aspek evaluasi pembelajaran Hasil keseluruhan yang menunjukan persepsi siswa terhadap kompetensi cara mengajar guru mata pelajaran produktif adalah 12,28% memberikan persepsi sangat baik, 73,68% memberikan persepsi baik dan 14,03 memberikan persepsi kurang baik.
Kata kunci: Persepsi Siswa, Kompetensi mengajar, Mata Pelajaran Produktif
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada junjungan kita; Nabi Muhammad saw, keluarga, dan para sahabatnya.
Dengan segenap rasa syukur akhirnya Tugas Akhir Skripsi dengan judul ”
Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru mata Pelajaran Produktif
Jurusan Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan Tahun 2009”
ini terwujud nyata. Semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi kemajuan dibidang Pendidikan. Penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Rocmat Wahab, M.A selaku Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Bapak Wardan Suyanto, Ed.D selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
3. Bapak Mutaqin, M.Pd.M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Negeri Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Sunyoto, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas
bimbingannya yang telah diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
5. Bapak, terima kasih untuk doa, semangat, serta materil yang selalu kalian
berikan untuk Ananda selama ini, semu yang telah kalian berikan tak mampu
untuk ku membalasnya.
6. Saudara-saudara seperjuanganku di Teknik Elektro angkatan 2004, Toga,
Bambang, Agung, Anjar, Isnan, Dedy, Lukman, Ismu, Perdana, Dwi, Supri,
Andi S, Andi K, Andri, Yudi, Rudi, Farah, Yuli, Irma, Nelda dll.
7. Teman-teman Pedeokan, Jazakumullah Khoiron Katsiro.
8. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun
materil untuk terselesainya proyek akhir ini.
viii
Dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan baik dalam isi maupun penyusunannya, untuk itu masukan
berupa kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dan
kemajuan dimasa akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak serta dapat menjadi amal ibadah.
Amien.
Yogyakarta, 28 Desember 2009 Penulis,
Bagus SaputroNIM. 04501241014
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .... ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian............................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik..................................... ............................................. 9
1. Persepsi ........................................ ........................................... 9
a. Faktor-faktor yang memperngaruhi persepsi........................ 12
b. Syarat persepsi ..................................................................... 14
c. Proses persepsi 15
2. Kompetensi Mengajar Guru.................................................... 17
a. Kompetensi Persiapan Pembelajaran ................................... 19
b. Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran ............................... 23
c. Kompetensi Evaluasi Pembelajaran ................…................. 29
x
d. Mata Pelajaran Produktif 33
e. SMK Muhammadiyah Prambanan 35
B. Penelitian yang Relevan .................................................…............... 36
C. Kerangka Berfikir.............................................................................. 38
D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 40
BAB II METODE PENELITIAN 41
A. Desain Penelitian......................................................... ..................... 41
B. Definisi Operasional variabel........................................................ . 43
1. Persepsi Siswa ......................................................................... 41
2. Kompetensi Mengajar ............................................................. 42
3. Mata Pelajaran Produktif ......................................................... 42
C. Subyek dan obyek penelitian ............................................................ 43
D. Populasi .................................... ........................................................ 43
F. Uji Coba Instrumen ..……………………………………………… 45
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi, Subyek dan Data .................................................. 51
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 51
2. Deskripsi Subyek Penelitian .................................................... 51
3. Deskripsi Data Penelitian. ....................................................... 51
B. Hasil Penelitian................................................................................. 52
1. Analisis Subvariabel................................................................. 52
a. Persepsi Persisapan Pembelajaran ........................................ 52
b. Persepsi Terhadap Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran 54
c. Persepsi Terhadap Kompetensi Evaluasi Pembelajaran 56
2. Analisis Variabel Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Mata Pelajaran Produktif
58
C. Pembahasan ....................................................................................... 59
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 64
B. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 64
C. Implikasi Penelitian .......................................................................... 66
D. Saran ................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar guru dan mata pelajaran produktif .................................. 42
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba ..................................................... 45
Tabel 3. Butir Valid dan Butir Gugur ....................................................... 47
Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian..................................................... 48
Tabel 5 Katagori Penilaian Persepsi Persiapan pembelajaran ................. 53
Tabel 6 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Persiapan Pembelajaran ... 54
Tabel 7 Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi
Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................... 55
Tabel 8 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pelaksanaan
Pembelajaran .............................................................................. 56
Tabel 9 Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi
Evaluasi Pembelajaran ............................................................... 57
Tabel 10 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi
Pembelajaran .............................................................................. 58
Tabel 11 Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi
Mengajar Guru Mata Pelajaran Produktif .................................. 59
Tabel 12 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi
Pembelajaran .............................................................................. 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Persiapan Pembelajaran .................................................................... 54
Gambar 2. Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................... 56
Gambar 3. Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 58
Gambar 4. Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 60
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Judgmen Instrumen Penelitian ......... 80
Lampiran 2 Hasil validitas Instrumen Uji Coba ………………….. 73
Lampiran 3 Statistik Kompetensi Persiapan Pembelajaran ………. 74
Lampiran 4 Statistik Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran ......... 75
Lampiran 5 Statistik Kompetensi Evaluasi Pembelajaran ............... 77
Lampiran 6 Reliabilitas .................................................................... 78
Lampiran 7 Kisi-kisi Butir instrumen ............................................. 79
Lampiran 8 Instrumen Penelitian …………………………………. 81
Lampiran 9 Surat-surat Ijin Penelitian …………………………… 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini sedang berusaha
melaksanakan pembangunan segala bidang. Bidang pendidikan merupakan
prioritas utama, hal itu sesuai dengan amanat UUD Dasar 1945 yaitu
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Upaya yang ditempuh
pemerintah dalam rangka mewujudkan amanat UUD 1945, dunia pendidikan
menjadi titik berat, karena pendidikan memegang peranan penting untuk
menghasilkan sumberdaya manusia yang maju, mandiri, produktif,
berkualitas, dan berdaya guna.
Menyadari pentingnya proses peningkatan sumber daya manusia,
pemerintah bersama kalangan swasta telah dan terus berupaya mewujudkan
amanat tersebut melalui berbagai usaha. Usaha yang dirintis pemerintah dan
swasta melalui pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas, antara lain
melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,
perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta
pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada
kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam
meningkatakan kualitas pendidikan. Salah satu indikator kekurang berhasilan
ini di tunjukan antara lain dengan NEM siswa untuk berbagai bidang studi
pada jenjang SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan yang
2
berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada
beberapa sekolah dengan jumlah yang relative sangat kecil.
Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan
mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi
pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi ini
lebih bersandar kepada asumsi bahwa semua input pendidikan telah dipenuhi,
seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, dengan
harapan lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output
(keluaran) yang bermutu. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan
oleh teori education production tidak berfungsi sepenuhnya dilembaga
pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam situasi institusi ekonomi
dan industri. Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-
oriented, diatur oleh jajaran birokrasi ditingkat pusat. Akibatnya , banyak
faktor yang direncanakan ditingkat macro (pusat) tidak terjadi atau tidak
berjalan sebagaimana mestinya di tingkat micro (sekolah), kompleksitas
masalah pendidikan disekolah sering kali tidak dapat terpikirkan secara utuh
dan akurat oleh birokrasi pusat. .
Pada saat ini, pemerintah sebagai penanggung jawab keberhasilan
pendidikan terus berupaya memperbaiki sistem pendidikan nasional. Salah
satu upaya yang sedang dilakasanakan pemerintah adalah sertifikasi guru.
Sertifikasi guru ini berfungsi untuk mengetahui kualitas guru sehingga dapat
dihasilkan guru yang profesional.
3
Di dalam proses pendidikan, sorang guru yang profesional dituntut
untuk mampu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik melalui jalur pendidikan formal.
Tugas utama guru, terhadap nilai-nilai sabagai sarana pemebentukan sumber
daya manusia yang maju, mandiri, produktif, berkualitas, dan berdaya guna
dalam segala bidang.
Guru diharuskan mempunyai prilaku yang baik, agar dapat
mengembangkan dan menggali kemampuan dalam diri siswa secara utuh.
Guru harus berperan secara aktif sesuai dengan tuntutan masyarakat yang
semakin berkembang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat akibat
masuknya era globalisasi, mendorong manusia memiliki pengetahuan, sikap
dan keterampilan. Dalam arti khusus di dalam diri guru mempunyai beban
tanggung jawab untuk mengarahkan para siswanya pada suatu kedewasaan
atau taraf kematangan tertentu. Hal ini dikarenakan keberhasilan pendidikan
itu dipengaruhi oleh faktor guru.
Sementara peran sekolah (guru) sifatnya membantu orang tua dalam
hal pengetahuan terutama kognitif dan memfasilitasi berkembangnya potensi
individu anak didik untuk bisa melakukan aktualitas diri. Karenanya guru
dapat diposisikan sebagai pengganti orang tua disekolah. Beberapa factor
keberhasilan pendidikan antara lain: siswa, lingkungan pendidikan, keadaan
social dan sarana dan prasarana. Hasil dari semua itu akhirnya tergantung dari
mutu pembelajaran dan mutu pembelajaran tergantung dari mutu guru.
4
Profesi guru memiliki peranan yang unik dan sangat komplek karena
dituntut untuk: (1) menguasai materi secara mendalam, (2) dapat
melaksanakan pembelajaran yang mendidik (3) berkepribadian, dan (4)
memiliki komitmen dan perhatian terhadap perkembangan peserta didik.
Profesi guru juga dituntun untuk selalu belajar dan dibina serta dikembangkan
profesi kependidikannya sehingga berkembang pula jabatanya (professional
growth) sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.
Dalam visi SMK Muhammadiyah Prambanan disebutkan bahwa SMK
Muhammadiyah Prambanan sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan
mempunyai tugas mencetak sumber daya manusia yang islami, berahlak
mulia, bersikap professional dan berwawasan luas. Namun kenyataan yang
ada di lapangan dan ditambah informasi yang peneliti dapatkan dari beberapa
mahasiswa yang telah melakukan penelitian di sekolah tersebut, ditemukan
bahwa siswa SMK Muhammadiyah Prambanan kesulitan dalam mengikuti
pelajaran dan kurang disiplin dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan gambaran di atas, kiranya perlu dilakukan penelitian yang
dapat memeberikan gambaran tentang persepsi siswa terhadap kompetensi
mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan.
Persepsi ini dapat menjadi tolok ukur keberhasiilan guru mata pelajaran
produktif dan lembaga pendidikan dalam mendidik siswa.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat digambarkan bahwa salah
satu factor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah guru. Adapun
masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasi berdasarkan uraian di atas
dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengajar guru mata pelajaran produktif SMK
Muhammadiyah Prambanan
2. Bagaimana persepsi siswa jurusan Elektronika Industri terhadap
kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK
Muhammadiyah Prambanan
3. Adakah hubungan antara persepsi siswa terhadap cara mengajar guru
dengan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4. Persepsi terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di
SMK Muhammadiyah Prambanan dapat dilakukan terhadap beberapa
pihak, diantaranya siswa, kepala sekolah, karyawan, observer dan lain
sebagainya. Karena pihak itulah yang sekiranya mengetahui tentang
kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK
Muhammadiyah Prambanan. Bagaimanakan persepsi masing-masing
pihak tersebut
5. Didalam Undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 Bab IV
Pasal 10 Ayat 1 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan khususnya Bab VI Pasal 28 Ayat 3
dinyatakan bahwa ruang lingkup kompetensi guru meliputi 4 hal, yaitu (1)
6
kompetensi personal (kepribadian) (2) kompetensi pedagogik, (3)
kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial. Bagaimana persepsi siswa
terhadap masing-masing kompetensi tersebut.
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti
dan luasnya permasalahan yang dapat diidentifikasi di atas, tentang
kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah
Prambanan tahun 2009, maka pada penelitian ini hanya dibatasi pada
kompetensi profesionalnya saja. Pada penelitian ini hanyalah bertitik pada
kegiatan pembelajaran karena kompetensi profesional berhubungan dengan
kemampuan seorang guru dalam proses pembelajaran, yakni kompetensi teori
mengajar dikelas yang dilakukan oleh guru mata pelajaran produktif SMK
Muhammadiyah Prambanan.
Adapun yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
penelitian adalah: (1) kompetensi persiapan pembelajaran (2) kompetensi
pelaksanaan pembelajaran (3) kompetensi dalam mengevaluasi pembelajaran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas,maka permasalahan
dalam penelitian dirumuskan sbb:
1. Bagaimanakah persepsi siswa jurusan Elektronika Industri terhadap
kompetensi persiapan pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran
produktif di SMKN Muhammadiyah Prambanan.
7
2. Bagaimanakah persepsi siswa Jurusan Elektronika Industri terhadap
kompetensi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran
produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan.
3. Bagaimanakah persepsi siswa Jurusan Elektronika Industri terhadap
kompetensi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan guru mata
pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai sehubungan dengan persepsi
siswa kelas XI, XII terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran
produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan tahun 2009 adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi persiapan pembelajaran
yang dilakukan guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah
Prambanan
2. Mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran produktif di SMK
Muhammadiyah Prambanan
3. Mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran produktif di SMK
Muhammadiyah Prambanan
8
F. Manfaat Penelitian
Dengan diketahuinya persepsi siswa Jurusan Elektronika Industri terhadap
kompetensi mengajar guru pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah
prambanan tahun 2009, maka dapat pula diketahui manfaatnya, yaitu bagi:
1. Sekolah dapat melihat kemampuan guru mata pelajaran produktif dalam
memberikan materi pelajaran, sehingga dapat menjadi tolok ukur
keberhasilan siswa.
2. Guru yang bersangkutan dapat melihat kompetensi yang dimilikinya
sehingga dapat terus mengembangkan kemampuan kompetensinya
3. Masyarakat dapat mengetahui kualitas dari sekolah, sehingga masyarakat
tidak ragu-ragu mensekolahkan anaknya ke SMK tersebut.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka ini akan dibahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan: A. kajian teoritik B. penelitian yang relevan C. Kerangka berfikir dan D.
pertanyaan penelitian. Kajian teoritik yang akan dibahas, meliputi (1) persepsi, (2)
kempetensi mengajar guru (3) mata pelajaran produktif dan (4) profil SMK
Muhammadiyah prambanan. Khususnya dalam kempetensi mengajar guru mata
pelajaran produktif, hal yang akan dibahas meliputi: (1) kompetensi persiapan
pembelajaran, (2) kompetensi pelaksanaan pembelajaran, (3) kompetensi dalam
mengevaluasi pembeajaran.
A. Kajian Teoritik
1. Persepsi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990:759), persepsi adalah
tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca inderanya.
Menurut Bimo Walgito (1997;53) persepsi merupakan suatu proses
yang didahului dengan penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat reseptornya, dan diteruskan ke pusat susunan
saraf otak. Stimulus yang diindera oleh individu kemudian diorganisasikan
sedemikian rupa kemudian diinterpretasikan, sehingga individu
menyadari, mengerti tentang apa yang diindera.
10
Proses terjadinya persepsi tidak akan lepas dari proses bekerjanya
alat indra dan proses bekerjanya alat indra merupakan proses pendahuluan
persepsi. Setiap orang mempunyai kecenderungan menafsirkan sesuatu hal
dengan hasil yang sama tetapi dengan cara yang berbeda. Penafsiran itu
dapat berupa kesan atau pendapat yang dilihat, diamati dan didengar. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan penafsiran,
diantaranya adalah sudut pandangnya, pengalaman dan pengetahuan.
Persepsi juga perhubungan dengan cara pandang dengan menggunakan
alat indra yang dimiliki dan berusaha menafsirkan.
Menurut Woodworth yang dikutip oleh Sakir (1975), bahwa
persepsi itu merupakan proses mengetahui obyek-obyek disekitar kita
tidak hanya melihat saja tetapi harus mendengarkan, hal itulah yang
disebut persepsi aktif bukan persepsi pasif. Aktifitas ini akan memperbesar
daya beda (seleksi), dalam pengertian persepsi terkadang mempunyai arti
memberikan penafsiran terhadap obyek yang diamati itu
Selain itu Veithzal ravei (2004; 259), persepsi diartikan sebagai
penerimaan langsung dari suatu proses seseorang untuk mengetahui
beberapa hal melalui pengindranya. Dengan demikian, yang dimaksud
dengan persepsi adalah proses seseorang dalam memahami
lingkungannya. Dalam memahami lingkungannya, seseorang melibatkan
pengorgasnisasian dan penafsiran sebagai rancangan dalam satu
pengalaman psikologi. Persepsi juga dapat dilihat dari segi kognitif yang
dialami, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan
11
penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan
bahwa persepsi merupakan penafsiran unik tehadap situasi dan bukan
suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.
Pada bagian lain, Dali Gulo (1982;207), menyatakan bahwa
persepsi adalah proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam
lingkungan indra-indra yang dimilikinya, pengetahuan lingkungan yang
diperoleh melalui interpretasi data dan indra. Sementara itu James Draver
dalam Nancy Simanjutak yang dikutip oleh Solehah (2004). Persepsi
adalah proses mengingat atau mengidentifikasi sesuatu, biasanya
digunakan persepsi rasa, bila benda yang kita ingat atau kita identitaskan
adalah obyek yang akan mempengaruhi organ perasaan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas,
dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses pengamatan
seseorang terhadap suatu obyek atau stimulus yang diterima dari
lingkungannya dengan menggunakan indranya masing-masing. Setiap
orang akan menginterprtasikan stimulus yang diterima secara berbeda-
beda. Artinya persepsi seseorang bersifat subyektif, karena seseorang
dalam menginterpretasikan sesuatu berdasarkan kemampuannya masing-
masing. Persepsi yang dimaksud dalam hal ini adalah persepsi siswa
terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif di SMK
Muhammdiyah Prambanan.
Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran
produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan merupakan proses siswa
12
menginterpretasikan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran produktif menurut
masing-masing siswa. Dengan demikian, siswa akan menafsirkan terhadap
segala sesuatu yang dilakukan oleh guru mata pelajaran produktif SMK
Muhammadiyah Prambanan. Hal yang akan diinterpretasikan terutama
berkaitan dengan rencana pembelajaran, pengorganisasian dalam
mengelola kelas serta penilaian terhadap hasil pembelajaran di kelas.
Interpretasi itu juga akan menggambarkan besarnya kemampuan siswa
dalam mengemukakan persepsinya terhadap kompetensi mengajar guru
mata pelajaran produktif SMK Muhammadiyah Prambanan.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Dalam kondisi sadar, manusia selalu dipengaruhi oleh berbagai
stimulus yang ada dilingkungannya. Stimulus itu akan mengusik
manusia melalui indra dengar, penglihatan maupun indra lain.
Stimulus yang mendapatkan tanggapan terbesar adalah stimulus yang
mempunyai intensitas rangsang yang terbesar pula. Stimulus yang
mampu memberikan rangsangan cukup besar yaitu yang melibatkan
banyak organ dan indra manusia.
Kondisi psikologis manusia sangat dipengaruhi persepsi suatu
obyek dan kondisi psikologis manusia tidak selalu statis, seseorang
dalam mengamati obyek secara psikologis memakai sudut pandangnya
sendiri-sendiri dengan diwarnai oleh nilai-nilai dan kepribadiannya.
13
Persepsi seseorang terhadap suatu obyek, kejadian, atau informasi
sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi kemampuan dan ketajaman alat indra
dan perhatian yang terkonsentrasi. Sedangkan faktor eksternal yaitu
rangsangan yang jelas. Sekalipun alat indra seseorang cukup baik dan
sehat, namun jika perhatian itu sangat kurang terkonsentrasi maka
persepsi seseorang terhadap suatu obyek sangat mungkin menjadi
berlainan. Begitu pula jika faktor internalnya telah terpenuhi tetapi
faktor eksternalnya tidak memberikan rangsangan yang cukup, apalagi
informasinya kabur maka persepsi seseorang terhadap suatu obyek
tersebut menjadi berbeda.
Secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat
dikemukakan menjadi: (1) perhatian yang selektif, (2) intensitas
rangsang, (3) nilai kebutuhan, (4) pengalaman terdahulu. Indera
menerima informasi dan beberapa obyek atau rangsangan kemudian
diinterpretasikan oleh otak, maka kemampuan dalam mempersepsikan
tergantung dari bagaimana individu mengkonsentrasikan secara
selektif bagian-bagian yang perlu mendapatkan perhatian secara serius.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa konsep persepsi yaitu proses
seleksi, organisasi dan interpretasi suatu stimulus dari lingkungannya.
Setiap individu mempunyai banyak kebutuhan, dan dia akan
memprioritaskan terhadap hal-hal yang mendesak. Informasi yang ada
14
dilingkungannya dapat membangkitkan perhatian dalam rangka
pemenuhan kebutuhannya.
Setiap tindakan yang akan ditempuh akan selalu
mempertimbangkan pada pengalaman masa lalu. Persepsi seseorang
terhadap suatu obyek juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman
terdahulu yang merupakan bagian dari pengetathuan.
b. Syarat persepsi
Telah dikemukakan bahwa persepsi merupakan keadaan yang
tidak bisa dipisahkan dari individu melalui stimulus yang diterimanya,
maka pengalaman-pengalaman individu akan ikut dalam persepsi
individu (Bimo Walgito, 1988 : 54). Individu dapat mengadakan
persepsi.
Adanya obyek yang dipersepsikan merupakan salah satu syarat
yang harus dipenuhi dalam mengadakan persepsi. Obyek menimbulkan
stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang
dari luar yang langsung mengenai alat indra, dapat juga datang dari
dalam yaitu mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai
reseptor. Stimulus sebagai obyek yang menimbulkan persepsi dalam
penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran multimedia. Alat
indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
Disamping itu harus pula ada syarat sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf
15
yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk
mengadakan respon yang diperlukan syaraf motoris.
Untuk menyadari atau mengadakan persepsi sesuatu diperlukan
pula adanya perhatian yang merupakan langkah pertama untuk
persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan ada
persepsi. Dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi ada
syarat yang bersifat fisik (fisiologis) dan psikologis.
c. Proses Persepsi
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa peranan alat indra
dalam menangkap dan menerima informasi dari lingkungan sangat
besar. Dengan alat indra, manusia dapat memahami fisik lingkunganya
dan akan memperoleh pengetahuan wawasan dan untuk berinteraksi
dengan dunianya.
Sejak individu dilahirkan secara langsung berhubungan dengan
dunia luarnya dan langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar
maupun dari dalam dirinya sendiri. Melalui stimulus yang diterimanya
individu akan mengalami persepsi. Persepsi ini merupakan proses yang
didahului oleh pengindraan yaitu proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui resptor. (Bimo Walgito, 1998 : 53)
Manusia mengamati dengan menggunakan indra terhadap
obyek yang akhirnya menimbulkan persepsi, proses ini dinamakan
proses kealaman. (fisik). Stimulus yang diterima alat indra dilanjutkan
oleh syaraf sensoris ke otak, proses ini yang dinamakan fisiologis.
16
Inidividu dapat menyadari apa yang ia terima dengan alat indra
tersebut sebagai akibat dari stimlus yang ia terima, proses ini
dinamakan dengan proses psikologis (Bimo Walgito, 1998 : 54).
Dengan demikian taraf terakhir dari proses persepsi ini adalah individu
menyadari apa yang ia terima melalui indera atau reseptor. Respon dari
persepsi dapat diambil oleh keadaan sekitar, tetapi tidak semua
stimulus mendapatkan respon individu. Aktifitas persepsi melibatkan
berbagai organ yang ada di dalam tubuh manusia serta mengalami
proses yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Persepsi diterima berasal dari adanya stimulus atau situasi yang hadir
lewat indera kemudian stimulus tersebut diinterpretasi oleh otak.
Dengan persepsi obyek tertentu diperoleh pengalaman baru bagi orang
yang mempersepsi. Pengalaman yang diperoleh berbagai cara dengan
melibatkan indera dan prosesnya tergantung dari kepekaan indera yang
dimilikinya. Makin banyak obyek yang dipersepsi makin banyak pula
pengalaman yang dialami, dapat mempengaruhi orang dalam
mempersepsi obyek. Proses ini akan terjadi karena pada saat seseorang
menerima stimulus dari luar secara otomatis otak akan melakukan
proses interpretasi, pada saat ini interpretasi pengalaman akan
mempengaruhi persepsi.
Jadi secara umum persepsi dapat dipandang sebagai proses
mengumpulkan, menyeleksi, dan menginterpretasikan informasi.
Proses tersebut dapat dimulai dari penerimaan informasi dari berbagai
17
indera kemudian dianalisi untuk diberi arti. Dengan demikian yang
dimaksudkan dengan persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap manusia dalam memahami informasi lingkunganya, yang
menghasilkan suatu gambaran tentang kenyataan yang dihadapi.
Persepsi merupakan unsur paling penting dalam menyesuaikan
perilaku terhadap lingkungannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa persepsi memegang peranan penting dalam
kehipuan manusia, karena ia akan menentukan tingkah laku manusia
dalam menghadapi lingkungannya. Apabila persepsi seseorang
terhadap suatu obyek bersifat positif atau baik ia akan mudah
menerima atau menyesuaikan dengan obyek tersebut, sebaliknya
apabila seseorang mempunyai persepsi negatif maka ia akan sulit
untuk menerima atau menyesuaikan dengan obyek tersebut. Dapat juga
dalam suatu obyek yang sama akan menimbulkan persepsi yang
berbeda jika pengalaman reseptor berbeda.
2. Kompetensi Mengajar Guru
Menurut Usman (1992:1) kompetensi berarti suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga diartikan sebagai
kelayakan kemampuan atau pelatihan untuk melakukan satu tugas.
18
Orang yang kompeten yaitu orang yang memiliki kemampuan atau
kecakapan untuk memperlihatkan prilaku yang memungkinnya untuk
melakukan tugas.
Samana (1994:44) menyatakan:
”seseorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah
seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan
tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia
mempunyai wewenang dalam pelayanan seosial di masyarakat. Kecakapan
kerja tersebut diejewantahkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai
sosial, dan memiliki standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disyahkan
oleh kelompok profesinya dan atau warga masyarakat yang dinilainya”.
Johnson (Suparno, 2000:23) memandang kompetensi sebagai
perbuatan (performance) yang rasional yang secara memuaskan memenuhi
tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Dikatakan performance yang
rasional karena orang yang melakukannya harus mempunyai tujuan atau
arah dan ia tahu dan mengapa ia berbuat demikian. Dalam hubungannya
dengan tenaga profesional, kompetensi menunjuk kepada perbuatan atau
performance yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu di
dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan.
Sedangkan menurut Depdikbud berdasarkan rumusan Pendidikan
Guru Berdasarkan Kompetensi (PGKB), kompetensi adalah kemampuan
profesional yang berhubungan dengan satu jabatan tertentu, atau dalam hal
ini kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan lainnya, dikutip
19
oleh Mubtadi (1999:14). Oemar Hamalik (2002:39) menyatakan: ”Guru
akan melaksanakan tanggung jawab apabila ia memiliki kompetensi yang
diperlukan”.
Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kompentensi
mengajar adalah kemampuan atau kecakapan seseorang yang memiliki
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dapat diterapkan secara
baik dan rasional untuk melaksanakan tugas mengajar sesuai dengan
jabatanya (guru atau calon guru) dalam hal ini guru mata pelajaran
produktif Jurusan Elektronika Industri SMK Muhammadiyah Prambanan.
a. Kompetensi Persiapan Pembelajaran
Kompetensi persiapan pembelajaran yang dimaksud adalah
kemampuan merencanakan pengajaran atau kuliah. Pengajar harus
merencanakan terlebih dahulu dengan urutan bagaimana suatu masalah
akan dibahas. Menentukan pula hal yang menjadi masalah pokok dan hal
yang menjadi keterangan tambahan. Selanjutnya membagi pelajaran
menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian uraian pelajaran
dan bagian penutup. Apabila pengajar merasa perlu menggunakan alat
peraga, dia harus mempersiapkan sebelumnya (Ad Rooijakkers, 1989:6)
Sebelum guru melaksanakan pembelajaran terlebih dahulu haruslah
membuat rencana pembelajaran, karena efektifitas suatu kegiatan
tergantung dari terlakasana tidaknya perencenaan. Cara untuk mencapai
belajar yang efektif yaitu murid-murid harus dijadikan pedoman setiap kali
20
membuat persiapan dalam mengajar (S. Nasution yang dikutip
Suryosubroto, 1997:9). Menurut Sutopo dan Sumanto (1984:43) bahwa
dalam pembuatan rencana mengajar mencakup materi, alat pembantu,
metode dan lain sebagainya, yang akan dilaksanakan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
Dikutip pula oleh Ali Imron (1995:172), P3G merumuskan
kemampuan merencanakan pengajaran melalui Alat Penilaian
Kemampuan Guru (APKG) kedalam 5 hal, ialah:
1. Kemampuan merencanakan pengorganisasian pengajaran yang terdiri
dari:
a. Kemampuan menggunakan bahan pelajaran yang tercantum dalam
kurikulum sekolah
b. Kemampuan menentukan bahan pengayaan bidang studi.
c. Kemampuan menyusun bahan pengajaran dengan berbagai jenjang
kemampuan
2. Kemampuan merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar,
yang terdiri dari:
a. kemampuan merumuskan tujuan instruksional
b. kemampuan menentukan metode belajar
c. kemampuan menentukan langkah-langkah mengajar
d. kemampuan menentukan bentuk-bentuk pertanyaan
21
3. Kemampuan merencanakan pengelolaan kelas, yang terdiri dari:
a. Kemampuan menentukan mecam-macam pengaturan tempat duduk
dan penataan ruangan kelas sesuai dengan tujuan instruksional.
b. Kemampuan menentukan alokasi waktu belajar mengajar
c. Kemampuan menentukan cara pengorganisasian siswa agar
berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
4. Kemampaun merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran
yang terdiri dari:
a. Kemampuan menentukan media pengajaran
b. Kemampuan menentukan sumber pengajaran
5. Kemampuan merencanakan peniliaian prestasi siswa untuk
kepentingan pengajaran
a. Kemampuan menentukan bermacam-macam bentuk dan prosedur
penilaian
b. Kemampuan membuat alat penilaian.
Nasution menambahakan seperti yang dikutip Suryosurobroto
(1997:11) bahwa perencanaan pembelajaran terjadi pada dua tingkat, yakni
(a) tingkat kurikulum umum (tingkat makro) dan (b) tingkat instruksional
yang spesifik untuk pengajaran dalam kelas (tingkat mikro).
Menurut Ahmad Badawi bahwa dalam mengajar, guru dikatakan
berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik
dalam usaha mengajarnya.
22
Menurut Ahmad badawi bahwa dalam mengajar, guru dapat
dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan
yang baik dalam usaha mengajarnya. Kelaukuan guru tersebut diharapkan
dapat mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
yang berkualitas yang antar lain: kemampuan dalam mempersiapkan
pengajaran. Kegiatan tersebut meliputi (a) merencanakan kegiatan PBM
(b) kemampuan memepersiapkan bahan pengajaran (c) kemampuan
merencanakan media dan sumber pengajaran (d) kemampuan
merencanakan penilaian terhadap prestasi siswa, seperti yang dikutip
Suryosubroto (1997:20)
Uzer Usman (1992:12) mengemukakan bahwa dalam menyusun
program pembelajaran itu meliputi (a) menetapkan tujuan pengajaran, (b)
memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, (c) memilih dan
mengembangkan strategi belajar mengajar, (d) memilih dan
mengembangkan media pengajaran yang sesuai, dan (e) memilih dan
mengembangkan sumber belajar. Ditambahakan oleh Soekarwati
(1995:69), disamping memepersiapkan hal-hal yang bersisifat teknis,
pengajar perlu melakukan persiapan akademis dalam arti pengajar juga
harus belajar dan menguasai apa yang akan diajarkan.
Suryosubroto (1997:34) menjelaskan bahwa pemilihan metode
mengajar berdasarkan pada relevansinya dengan: tujuan, materi,
kemampuan guru, keadaan siswa dan dengan perlengkapan/fasilitas
sekolah. Hal senada juga dijelaskan oleh Nana Sudjana (1995:77).
23
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pengajaran adalah:
(a) merumuskan tujuan pembelajaran, (b) memilih dan merumuskan materi
pelajaran, (c) menetapkan metode pengajaran dan kegiatan belajar
mengajar, (d) menetapkan alat/media dan sumber pelajaran, dan (e)
menetapkan alat dan strategi evaluasi.
b. Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan suatu jam pelajaran atau jam kuliah, sangat tergantung
pada persiapan yang dilakukan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa pengajar
dituntut untuk memberi bentuk pada apa yang telah direncanakan (Ad
Rooijakkers, 1989:8)
Kemampuan melaksanakan prosedur mengajar adalah penerepan
secara nyata rencana pengajaran yang telah dibuat pada saat perencanaan
pengajaran (Ali Imron, 1995: 36). Menurut Suryosubroto pelaksanaan
pengajaran adalah pelaksanaan startegi-strategi yang dirancang untuk
mencapai tujuan pengajaran.
Uzer Usman (1992:1) menyatakan:
”Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu”.
24
Disebutkan pula oleh Nana Sudjana (1995:72) bahwa kegiatan
belajar mengajar erat kaitannya dengan bahan pelajaran. Kegiatan belajar
mengacu kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan mengajar
siswa dalam mempelajari bahan yang disampaikan guru. Sedangkan
mengajar berhubungan dengan cara menjelaskan bahan kepada siswa.
Jadi, yang dimaksud dengan proses belajar mengajar adalah
kegiatan/proses terjadinya interaksi timbal balik antara guru dan siswa
dalam hal penyampaian materi guru terhadap siswa untuk mencapai tujuan
tertentu.
Secara umum ada tiga tahapan pokok dalam strategi mengajar,
yakni tahap pemula (pra instkrusional), tahap pengajaran (instruksional)
dan tahap penilaian dan tindak lanjut (Nana Sudjana 1995:148). Ketiga
tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pembelajaran.
Pendapat senada disampaikan hasibuan, seperti yang dikutip
Suyosubroto (1997:38) bahwa tahap pengajaran sebagai berikut: (a) tahap
sebelum pengajaran, (b) tahap pengajaran, dan (c) tahap sesudah
pengajaran.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang harus
ditempuh dalam mengajar ada tiga tahapan, yaitu: (a) tahap sebelum
pembelajaran (pra Instruksional), (b) tahap pembelajaran (instruksional),
dan (c) tahap sesudah pembelajaran (penilaian dan tindak lanjut).
25
Dalam hubungannya dengan pembelajaran, berikut ini dijelaskan
beberapa kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan program belajar
mengajar.
1) Membuka pelajaran, M. Uzer Usman (1992:84), mengatakan:
”Yang dimaksud dengan set introduction ialah usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
untuk menciptakan prakonduksi bagi murid agar mental maupun
perhatiaannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga
usaha tersebut akan memberikan efek positif terhadap kagiatan
belajar”.
Ali Imron (1995:143-144) menambahkan bahwa membuka
pelajaran dimaksudkan mengkondisikan siswa agar siap mental
sebelum pelajaran berlangsung, serta untuk menimbulkan perhatian
dan memusatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang dipelajarinya.
Jadi, membuka pelajaran merupakan keterampilan awal yang
dilakukan guru sebelum mulai pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar
siswa dapat siap secara mental dalam menghadapi pelajaran, sehingga
perhatian siswa akan terpusat pada pelajaran yang akan berlangsung.
Dengan demikian, dapat memberikan efek positif terhadap kegiatan
belajar mengajar.
2) Penguasaan materi pelajaran, yang dimaksudkan dengan keterampilan
menjelaskan dalam pembelajaran ialah penyajian informasi secara
26
lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukan adanya
hubungan yang satu dengan yang lainnya, (Uzer Usman, 1992:81).
Membahas pengajran dan menyampaikannya kepada siswa
bukan semata-mata urusan mengajar saja, tetapi juga masalah
organisasi bahan dan penguasaan bahan oleh guru. (Nana Sudjana,
1995:70)
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa di
dalam pembelajaran tidak hanya dilihat dari metode mengajarnya saja,
tetapu guru juga harus menguasai materi atau bahan dan bisa
menyampaikannya secara sistematis.
3) Penggunaan metode Pembelajaran, menurut Nana Sudjana (1995:76),
metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode pengajaran sebagai alat
untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini,
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan kegiatan mengajar guru.
Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak
aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya, metode mengajar
yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa.
27
Proses belajar mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan
berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu
membahu satu sama lain. Tugas guru adalah memilih berbagai metode
yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Ketepatan
penggunaan metode tersebut tergantung pada tulisan, isi proses belajar
mengajar dan kegiatan belajar mengajar.
Untuk mencari metode yang lebih baik, ada beberapa usaha
yang dijalankan, antara lain:
a. metode inductive-development, menurut herbart, langkahnya
adalah (1) prepartion (persiapan) dan statement of aim (penentuan
tujuan), (2) presentation (penyajian), (3) comparation and
abstraction (perbandingan abstraksi), (4) generalization) dan (5)
application.
b. Metode deductif-dvelopement. Tujuan di membimbing anak
menggunakan prinsip-prinsip umum padaa sejumlah data dan
mengambil kesimpulan. Langkahnya (1) presentation of data, (2)
assimilation, (3) inference dan (4) resitasi.
c. Masterity-unit technique. Bahan pelajaran dibagi dalam unit-unit
tertentu sebelum dilanjutkan. Langkahnya: (1) pendahuluan dalam
bentuk ceramah oleh guru, (2) siswa diberi tugas untuk dipelajari,
(3) diskusi dan resitasi.
4) Penggunaan media Pemebelajaran, unsur metode dan alat merupakan
unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi
28
sebagai cara atau tidak untuk mengantarkan bahan pelajaran agar
sampai kepada tujuan. Dalam proses belajar mengajar, alat peraga
digunakan dengan tujuan membantu guru agar PBM siswa lebih efektif
dan efisien. (Nana Sudjana, 1995:99)
5) Penggunaan Mengelola Kelas, A Samana (1994:63) menjelaskan
bahwa pengelolaan kelas adalah usaha menciptakan situasi sosial kelas
yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin. Hal senada dikatakan
Sardiman (2001:167) bahwa mengelola kelas merupakan menyediakan
kondisi yang kondusif untuk belangsungnya PBM.
Menurut Suharsimi Arikunto (1986:67), pengelolaan kelas
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggungjawab agar dicapai
kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.
6) Kemampuan Berinteraksi dengan Siswa, menurut Sardiman
(2001:170), agar mampu mendesain program belajar mengajar, mampu
menciptakan kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan
memilih sumber serta memahami landasan-landasan pendidikan
sebagai dasar bertindak. Suryosubroto (1997:51) mengatakan bahwa
pelaksanaan interaksi belajar mengajar adalah proses hubungan antara
guru dan siswa selama berlangsungnya pengajaran. Sehubungan
dengan pelaksanaan PBM interaksi belajar mengajar meliputi: (a)
persiapan, (b) kegiatan pokok belajar, dan (c) penyelesaian.
29
7) Menutup Pelajaran, menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Usaha untuk menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa,
mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru
dalam PBM (Uzer usman, 1992:84)
Keterampilan menutup pelajaran menurut Ali Imron
(1995:145) dimaksudkan agar siswa mendapatkan kembali materi-
materi pokok atau rangkuman dari keseluruhan yang sudah disajikan.
Beberapa komponen menutup pelajaran adalah: (a) meninjau kembali
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan materi-materi yang telah
diberikan dan (b) mengevaluasi, dimaksudkan agar mengetahui
seberapa tujuan pengajaran yang dirumuskan telah tercapai.
c. Kompetensi Evaluasi Pembelajaran
Seorang guru tidak hanya memerlukan informasi dan juga berusaha
mengendalikan kualitas proses pembelajaran, namun tidak kalah
pentingnya adalah memacu kualitas hasil pembelajaran itu sendiri. Dengan
adanya pelakasanaan evaluasi hasil pembelajaran itu maka akan ada
kecenderungan yang baik dalam meningkatkan kinerja guru..
Penilaian, pengendalian atau juga disebut evaluasi bertujuan
menjamin kinerja yang dicapai agar sesuai dengan rencana dan tujuan
yang telah ditetapkan. Menurut Direktorat Dikmenjur (1996:3) penilaian
30
adalah usaha yang dilakukan pengajar untuk mengetahui tingkat belajar
siswa berdasarkan program atau kurikulum yang berlaku, dan penilaian
dilaksanakan pada pertengahan semester dan akhir semester.
Pada dasarnya evaluasi adalah memberikan pertimbangan atau
harga atau nilai berdasarkan criteria tertentu. Dan evaluasi juga merupakan
proses sistematis untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi kegiatan
pembelajaran.
Tujuan utama dari evaluasi adalah mengetahui sejauh mana siswa
telah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan dan juga untuk menguji
pengajar dan materi yang diajarkan. Di dalam buku psikologi pendidikan
FIP IKIP Yogyakarta (1995:17) penilaian mempuunyai berbagai fungsi,
antara lain: (a) sebagai insentif untuk meningkatkan belajar, (b) sebagai
umpan balik bagi murid (c) sebagai umpan balik bagi guru (d) sebagai
informasi bagi orang tua siswa, dan (e) sebagai informasi untuk keperluan
sekolah.
Fungsi pokok evaluasi pendidikan yang dilaksanakan di sekolah
menurut Ngalim Purwanto adalah:
a. untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan peserta didik setelah
mengalami/melaksanakan kegiatan belajar selama jangka waktu
tertentu.
b. Untuk mengetahi sampai di mana keberhasilan suatu metode sistem
pengajaran yang digunakan.
31
c. Mengetahui kekurangan serta keburukan dari hasil evaluasi tersebut
yang selanjutnya dapat digunakan untuk melaksanakan perbaikan.
Terdapat tiga manfaat evaluasi proses pembelajaran yaitu
memahami sesuatu, membuat keputusan, dan meningkatkan kualitas
pembelajaran. Sedangkan tujuan evaluasi yaitu:
1. memberi masukan untuk perencanaan program dan rekomendasi
program
2. memeperoleh informasi tentang faktor pendukung dan faktor
penghambat.
3. memberikan masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi
penilaian.
Proses evaluasi tidak lepas dari tes-tes yang diberikan oleh guru
sebagai dasar penilaian. Tes tersebut dibedakan menjadi 2 metode, yaitu:
a. Tes Formatif, adalah tes yang dilaksanakan sebelum atau pada saat
pelajaran berlangsung atau tes jangka pendek. Tes ini bertujuan
mambantu guru membuat perencanaan dan membantu siswa mengenali
segi-segi yang perlu ditangani.
b. Tes Summatif, adalah tes yang dilaksanakan pada tengah semester tes
akhir seluruh kegiatan belajar mengajar (tes akhir semester) atau tes
jangka panjang. Tujuan tes ini untuk mengetahui tentang sejauhmana
hasil yang telah dicapai.
Tujuan utama dari penilaian formatif adalah bukan menentukan
hasil belajar siswa, tetapi lebih ditekankan pada perbaikan proses belajar
32
mengajar. Untuk penilaian summatif, tes ini lebih banyak ditekankan
kepada kepentingan siswa dan digunakan untuk menetapkan keberhasilan
siswa dalam menguasai tujuan instruksional dan kurikuler. Hasil tes
summatif tidak bisa digunakan lagi untuk memperbaiki proses belajar
mengajar secara langsung.
Guru dalam merancang sebuah tes haruslah yakin bahwaa alat
penilaiannya haruslah memiliki karakteristik tertentu yang akan menjamin
hasilnya, adapun karakteristik tes hasil belajar ialah :
a. validitas, artinya suatu teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa
yang sebenarnya akan diukur teknik evaluasi dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi (disebut valid)
b. Realibilitas, artinya tingkat reliabilitas tes berhubungan dengan
ketetapan hasil tes. Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap.
c. Obyektifitas, soal dapat menyangkut ada tidaknya unsur pribadi yang
ikut menentukan hasil ulangan tersebut.
d. Praktibilitas, artinya soal dapat dikatakan praktis jika soal tersebut
tidak mudah dilaksanakan dan diadminitrasikan.
e. Ekonomis, artinya soal memiliki sifat ekonomis bila soal tersebut tidak
membutuhkan biaya yang besar, tenaga yang banyak, dan waktu yang
lama.
f. Daya pembeda, artinya soal merupakan kemampuan suatu butir soal
dalam membedakan antara siswa berkembang tinggi dengan siswa
33
berkemampuan rendah. Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh
siswa berprestasi tinggi maupun siswa tidak berprestasi tinggi, maka
soal tersebut tidak baik karena tidak memiliki daya pembeda.
g. Tingkat kesukaran artinya soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar.
Berdasarkan uraian di atas sangatlah penting bagi seorang guru
untuk memahami kriteria penilaian hasil belajar siswa.
3. Mata Pelajaran Produktif
Mata diklat yang menjadikan SMK berbeda dengan SMU adalah
Mata diklat produktif. Mata diklat ini meliputi semua mata pelajaran yang
bersifat kejuruan yaitu teori kejuruan, ketrampilan dasar, ketrampilan
lanjutan dan ketrampilan ahli, keselamatan dan kesehatan kerja serta
wawasan lingkungan (Depdikbud 3,1997:14). Sedangkan dalam
pengertian yang dicantumkan Depdiknas (2004:113) program produktif
yaitu ”kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar
memiliki kompetensi standar atau kamampuan produktif pada suatu
pekerjaan atau keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan
permintaan pasar kerja”. Pengertian ini dipertegas lagi sebagai materi yang
berkaitan dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu sesuai
program keahlian masing-masing.
34
4. SMK Muhammadiyah Prambanan
Sistem pendidikan nasional terdiri dari tujuh jenis pendidikan yaitu
pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan,
pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional.
Pendidikan umum merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan pengingkatan keterampilan peserta didik dengan
pengkhususan yang diwujudkan pada tingka-tingkat akhir masa
pendidikan. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan yang khusus diselenggarakan
untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental.
Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang
mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok
pekerjaan atau bidang pekerjaan lainya. Menurut Undang-undang No. 2
tentang Sistem Pendidikan Nasional ”Penddidikan kejuruan merupakan
pendidikan yang mempersiapkan pesrta didik untuk dapat bekerja dalam
bidang tertentu”. Pendidikan kerjuruan memiliki multi fungsi, yaitu jika
dilaksanakan dengan baik akan berkontribusi besar terhadap pencapaian
tujuan pembangunan nasional. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
a. Sosialisasi, yaitu transmisi nilai-nilai yang berlaku serta norma-
normanya sebagai bukti nyata dari nilai-nilai tersebut.
b. Kontrol sosial, yaitu kontrol prilaku agar sesuai dengan nilai sosial
beserta norma-normanya.
35
c. Seleksi dan alokasi, yaitu mempersiapkan, memilih dan menempatkan
calon tenaga kerja sesuai dengan tanda-tanda pasar kerja.
d. Asimilasi dan kontroversi budaya, yaitu absorsi terhadap kelompok-
kelompok lain dalam masyarakat, serta memelihara kersatuan dan
persatuan budaya.
e. Mempromosikan perubahan demi perbaikan, yaitu pendidikan tidak
sekedar berfungsi mengajarkan apa yang ada, tetapi harus berfungsi
sebagai pendorong perubahan.
Pendidikan adalah bagian integral dari pembangunan yang
dilaksanakan dinegara kita. Pendidikan secara terfokus lebih diarahkan
pada menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pada berbagai
disiplin ilmu, termasuk pendidikan yang dilaksanakan oleh Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
Bergulirnya program AFLA (Asean Free Labor Area) dan program
AFTA (Asean Free Trade Area) sebagai tuntutan arus global dunia
membawa dampak persaingan di berbagai bidang pendidikan, disamping
memiliki manfaat dan peluang yang luas dalam mengembangkan mutu
pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan yang dibangun sebenarnya
bukan hanya bertanggung jawab guru semata, tetapi merupakan
tanggungjawab bersama meliputi pemerintah dan masyarakat.
SMK Muhammadiyah Prambanan sebagai salah satu sekolah
kejuruan swasta, yang berada di daerah Prambanan berusaha mencetak
calon tenaga kerja yang profesional di jurusan elektronika. Usaha ini
36
ditunjukan dalam visi sekolah yaitu terwujudnya SMK Muhammadiyah
Prambanan sebagai pencetak sumber daya manusia yang berahlak islami,
berahlak mulia, bersikap profesional dan berwawasan luas.
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang temanya hampir sama dengan penelitian
ini. Penelitian yang pertama adalah berjudul kompetensi mengajar mahasiswa
KKN-PPL Fakultas Teknik Negeri Yogyakarta tahun 2004 ditinjau dari
persepsi siswa dan guru pembimbing dan yang kedua kinerja guru mata diklat
produktif dalam proses belajar mengajar di SMK kecil kabupaten Lombok
Barat Nusa Tenggara Timur. Kedua judul mengankat judul yang berkaitan
dengan kompetensi mengajar guru, mata pelajaran produktif dan guru. Dari
hasil penelitian, didapatkan beberapa kesimpulan.
1. Penelitian berjudul kompetensi mengajar mahasiswa KKN-PPL Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2004 ditinjau dari persepsi
siswa dan guru pembimbing. Penelitian ini (Siti Mutmainah Solehah,
2004) bertujuan untuk mengetahui (1) persepsi siswa terhadap kompetensi
mengajar mahasiswa KKN-PPL Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2004 dan (2) persepsi guru pembimbing terhadap
kompetensi mengajar mahasiswa KKN-PPL Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta tahun 2004. penelitian ini dilaksanakan di SMKN 2
Gunung Kidul. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas I dan II
sebanyak 216 siswa dan guru pembimbing sebanyak 6 orang.
37
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui: (1) sebanyak 45, 83 %
siswa memberikan persepsi baik pada faktor pelaksanaan pembelajaran.
32,41% siswa memberikan persepsi baik pada faktor evaluasi
pembelajaran (2) 83,33 % guru memberikan persepi cukup terhadap
kompetensi mengajar pada faktor persiapan pembelajaran. 66,67 % guru
memberikan persepsi baik terhadap kompetensi pembelajaran pada faktor
pelaksanaan pembelajaran dan 33,33 % siswa memberikan persepsi baik
terhadap kompetensi pembelajaran pada faktor evaluasi pembelajaran.
2. Penelitian berjudul kompetensi Kinerja guru mata diklat produktif dalam
belajar mengajar di SMK Kecil kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara
Timur. Penelitian ini (Eko Haryono) bertujuan mengetahui kinerja guru
mata diklat produktif pada proses belajar mengajar SMK Kecil kabupaten
Lombok Barat Nusa Tenggara Timur. Kinerja guru yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Jumlah responden
pada penelitian ini adalah semua mata diklat produktif yang ada di SMK
kecil yang berjumlah 38 guru. Seluruh populasi dijadikan sampel karena
jumlah guru yang terbatas. Jumlah guru masing-masing: SMK 1 Gerung 1:
9 guru, SMK 1 Lingsar : 15 guru dan SMK 1 Tanjung: 14 guru.
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa : (1) pada SMK 1
Gerung, sebanyak 20 % siswa memberikan persepsi tidak baik pada faktor
perencenaan, 73,62 % siswa memberikan persepsi baik pada faktor
pelaksanaan pemebelajaran dan 59,37 % siswa memeberikan persepsi
38
kurang baik pada faktor evaluasi pemebelajaran (2) pada SMK 1 Lingsar,
sebanyak 20 % siswa memberikan persepsi tidak baik pada faktor
perencenaan, 81,78 % siswa memberikan persepsi baik pada faktor
pelaksanaan pembelajaran dan 72,50 % siswa memeberikan persepsi
kurang baik pada faktor evaluasi pembelajaran. (3) pada SMK 1 Tanjung,
sebanyak 68,57 % siswa memberikan persepsi tidak baik pada faktor
perencenaan, 50,13 % siswa memberikan persepsi baik pada faktor
pelaksanaan pembelajaran dan 50,13 % siswa memeberikan persepsi
kurang baik pada faktor evaluasi pemebelajaran.
C. Kerangka Berfikir
Dalam proses pelaksanaan belajar mengajar yang dilaksankan oleh
guru mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah prambanan,
didalamnya terdapat proses interaksi antar siswa dengan guru sehingga selama
proses interaksi itu muncul adanya persepsi. Persepsi terjadi karena guru
memberi stimulus berupa rangsangan yang dapat berupa cara menjelaskan,
penampilan, cara berbicara dan lain-lain. Hal ini siswa dapat mempersepsikan
sesuatu karena penginderaan. Namun hal itu juga tidak lepas dari kemampuan
siswa dalam mengungkap kembali rangsangan yang diterima. Rangsangan
yang diterima juga dipengaruhi oleh faktor pengamatan, sikap individu,
perasaan atau kondisi psikologis seseorang, serta tempat dan waktu pada saat
memberikan persepsi. Untuk menentukan persepsi mengajar guru mata
pelajaran produktif, siswa diharapkan mampu memberikan persepsi
39
kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif secara umum. Persepsi ini
meliputi:
1. Persepsi siswa terhadap kompetensi persiapan pembelajaran.
Pada aspek ini siswa memiliki persepsi tentang kompetensi
mengajar yang dilakukan guru mata pelajaran produktif dilihat dari segi
persiapan pembelajaran yang meliputi, program kerja, persiapan materi,
persiapan media pembelajaran dan cara penilaian tugas yang dilakukan
oleh guru mata pelajaran produktif.
2. Persepsi siswa terhadap kompetensi pelaksanaan pembelajaran
Pada aspek ini siswa memiliki persepsi tentang kompetensi
mengajar yang dilakukan guru mata pelajaran produktif dilihat dari segi
pelaksanaan pembelajaran, yang meliputi: kemampuan membuka
palajaran, kemampuan menjelaskan, penggunaan metode pembelajaran,
penggunaan media pemebelajaran, kemampuan mengelola kelas,
kemampuan berinteraksi dengan siswa, kepribadian dan kemampuan
menutup pelajaran.
3. Persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran.
Pada aspek ini siswa memiliki persepsi tentang kompetensi
mengajar yang dilakukan guru mata pelajaran produktif dilihat dari segi
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: peniliaian hasil belajar siswa.
Dengan adanya persepsi siswa, diharapkan guru mata pelajaran
produktif dapat mempertahankan hal yang sudah baik dan memperbaiki
hal yang dirasa masih kurang.
40
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana persepsi siswa jurusan Elektronika Industri terhadap
kompetensi mengajar guru ?
2. Bagaiman hubungan antara persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar
guru mata pelajaran produktif dengan sikap siswa dikelas dalam proses
kegiatan belajar mengajar?
3. Bagaimana kualitas kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif
jurusan Elektronika Industri di SMK Muhammadiyah Prambanan ?
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, hal yang diungkap oleh peneliti adalah bagaimana
persepsi siswa terhadap kompetensif mengajar guru mata pelajaran produktif
di SMK Muhammadiyah Prambanan. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan
angket atau kuesioner. Menurut Moh. Nazir (2003:56) yang dikutip oleh
Rahmat Hidayat (2009) mengatakan bahwa metode survei adalah metode
penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang
ada dan mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok atau suatu
daerah.
B. Definisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas dan memudahkan variabel yang akan diteliti maka
perlu adanya definisi operasional istilah dari variabel penelitian. Penjabaran
operasional istilah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persepsi siswa adalah pandangan atau tanggapan siswa yang dapat berupa
kesan atau pendapat berdasarkan apa yang telah dilihat/diamati, didengar,
dan juga di ketahui tentang kompetensi mengajar guru yang meliputi
kompetensi persiapan pembelajaran, kompetensi pelaksanaan
42
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dalam penelitian ini persepsi
siswa dinyatakan dengan skor angket yang dideskripsikan dalam empat
katagori yaitu baik sekali, baik, cukup dan kurang baik
2. Kompetensi mengajar adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas
mengajar sesuai dengan jabatanya melalui latihan dan belajar. Dalam
penelitian ini kompetensi mengajar dijabarkan dalam bentuk instrmuen
penelitian. Adapun yang dijadikan faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam penelitian ini adalah: (1) kompetensi persiapan pembelajaran, (2)
kompetensi pelakasanaan pembelajaran dan (3) kompetensi dalam
mengevaluasi pembelajaran.
3. Mata pelajaran produktif adalah suatu mata pelajaran yang di dalamnya
terdapat nilai-nilai kejuruan sebagai bekal dari lulusan sekolah kejuruan.
Berdasarkan data dari sekolah didapat beberapa mata pelajaran produktif
yang ada di SMK Muhammadiyah Prambanan sebagai berikut:
Tabel 1. Daftar Mata Pelajaran Produktif1 Praktik Mekanik Elektronika Kelas2 Dasar – dasar Elektronika dan Listrik 13 Gambar Teknik Manual dan Komputer 14 Pengukuran Alat Ukur Digital Analog 25 Dasar- dasar Mesin Listrik 16 Elektronika Digital dan Komputer 27 Otomasi berbasis PLC 28 Otomasi berbasis Pneumatic 29 Otomasi berbasis Microcontroller 210 Audio dan Video 311 Merakit Mengoperasikan Komputer 312 Elektronika Dasar Terapan 1
43
C. Subyek dan Obyek penelitian
Responden atau subyek penelitian adalah orang yang dapat merespon
dan memberikan informasi tentang data penelitian (Suharsimi,1989:109). Pada
penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah guru mata pelajaran
produktif, sedangakan siswa kelas XI dan XII sebagai sumber data atau
responden penelitian.
Sedangkan obyek penelitiannya adalah kompetensi mengajar guru
mata pelajaran produktif di SMK Muhammadiyah Prambanan. Kompetensi
yang diteliti meliputi kompetensi dalam mempersiapkan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi dalam pembelajaran.
D. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran produktif dan
siswa kelas XI dan kelas XII jurusan Teknik Elektronika Industri. Suharsimi
arikunto berpendapat bahwa, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua
liku-liku yang ada didalam penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diartikan sebagai alat bantu yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial yang diamati,
seperti yang diungkapakan oleh Sugiyono (1998: 84). Wujud dari instrumen
44
itu dapat berupa benda, misalnya angket, daftar cocok, lembar pengamatan,
soal tes dan sebagainya. Instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Untuk mengukur
persepsi atau sikap seseorang, skala yang digunakan adalah skala likert. Skala
ini menilai sikap dan tingkah laku yang diinginkan oleh peneliti dengan cara
mengajukan pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta
memberikan respon jawaban dengan skala ukur yang telah disediakan. Respon
jawaban dari responden ditulis dengan cara memberi tanda () pada angket
yang disediakan, yaitu: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD) dan
tidak pernah (TP) atau baik sekali (BS), Baik (B), cukup baik (CB) dan kurang
baik (KB).
Alternatif jawaban tersebut apabila responden memberikan jawabanya
atau tanda:
SL : Selalu, maka diberi sekor 4
SR : Sering, maka diberi skor 3
KD : Kadang, maka diberik skor 2
TP : Tidak pernah, maka diberi skor 1
Apabila responden memberikan tanda pada
BS : Baik Sekali, maka diberi skor 4
B : Baik, maka diberi skor 3
KB : Kurang Baik, maka diberi skor 2
TB : Tidak Baik, maka diberi skor 1
45
Dalam pengembangan instrumen ini peneliti mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menjabarkan variabel ke dalam sub variabel dan indikator.
2. Menyusun tabel persiapan pembuatan instrumen (kisi-kisi)
3. Menuliskan butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
4. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian, pengantar atau
permohonan dan identitas sumber data.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Uji cobaNo. No. Item
Variabel Sub Variabel1. Persiapan a. Persiapan pembelajaran 1
Pembelajaran b. Pemilihan materi/Bahan Ajar 2,3c. Pemilihan metode Mengajar 4,5*d. Penggunaan media 6,7*
d. Metode evaluasi 8
2. Pelaksanaan a. Penggunaan metode mengajarPembelajaran Penggunaan metode mengajar yang baik 9,10,11,12
Kesesuaian metode/cara dengan materi 13,14b. Penguasaan materi Penguasaan bahan ajar 15,16,17,18*,19 Kejelasan menyampaikan materi 20, 21, 22, 23, 24, 25*
c. Kemampuan mengelola kelas Mengkondisikan kelas 26,27 Mengelola kedisiplinan siswa 28,29* Mengelola fasilitas kelas 30*,31,32
d. Penggunaan media pembelajaran Membuat & menerangkan alat bantu
sederhana33, 34
Mengenal, memilih dan menguasai pengguanaan media
35, 36s
e. Kemampuan berinteraksi dengan siswa Membuka pelajaran 37 Memberi penguatan 38, 39 Memberi kesempatan bertanya &
menjawab pertanyaaan40, 41, 42
Menutup pelajaran 43, 44f. Kepribadian guru
46
Bahasa 45 Suara 46 Kepribadian 47 Penampilan 48 Sikap 49,50,51
3. Evaluasi a. Evaluasi proses pembelajaranPembelajaran Memberi tes 52,53
Menilai tes 54b. Memberi umpan balik Mengembalikan tugas-tugas siswa 55 Membahas tugas-tugas 56
c. Program perbaikan dan pengayaan Pengayaan materi 57,58 Perbaikan nilai 59,60
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum melakukan pengambilan data yang sesungguhnya, terlebih
dahulu angket disusun untuk diujicobakan guna memenuhi alat sebagai
pengumpul data yang baik yaitu reliabilitas dan validitas instrumen penelitian.
Instrmuen yang telah dibuat diuji coba pada 30 siswa.
1. Uji Validitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan
dapat mengukur apa yang diukur, Sukardi (2003: 121). Uji validitas
dimaksudkan untuk mencari validitas butir atau item dengan mencari
kadar validitas instrumen penelitian yang diungkap dalam bentuk koefisien
yang diperlukan dari skor tiap butir dikorelasikan dengan skor total.
Hasil analisis data uji coba dengan bantuan program komputer
SPSS Versi 12, dapat diketahui bahwa koefisien r hitung harus lebih besar
dari r tabel untuk dinyatakan bahwa butir-butir dalam angket adalah valid.
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 5% dengan jumlah N 30 didapat
47
koefisien r tabel 0,361, instrument penelitian ini dianggap valid jika r
hitung ≥ 0,361.
Tabel 3. Butir Valid dan Butir Gugur
No. Sub Variabel No. Butir Valid No. Butir GugurAspek Kompetensi Persiapan Pembelajaran
1, 2, 3, 4, 6, 8 5, 7
2. Aspek Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran
9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20,21,22,23,24,26,27,28,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51
18,25,29,30
3. Aspek Kompetensi Evaluasi Pembelajaran
52,53,54,55,56,57,58,59,60
-
Dari hasil uji coba diatas jumlah butir yang gugur ada 6 butir dan
jumlah butir yang sahih ada 54 butir. Adapun butir-butir instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengambil data dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No.Variabel kompetensi mengajar guru mata
pelajaran produktif No. ItemJumlah
ItemVariabel Sub Variabel
Persiapan pembelajaran
a. Menyusun rencana kerjab. Pemilihan materi/bahan ajar.c. Pemilhan meteode mengajard. Penggunaan mediae. Metode evaluasi
12, 3456
12111
Jumlah 6
48
No.Variabel kompetensi mengajar guru mata
pelajaran produktif No. ItemJumlah
ItemVariabel Sub Variabel
Pelaksanaan pembelajaran
a. Penggunaan metode mengajar Penggunaan metode mengajar
yang baik Kesesuaian metode/cara yang
digunakan terhadap materi yang disampaikan
b. Penguasaan materi Pengguasaan bahan ajar Kejelasan dalam
menyampaiakan maetric. Kemampuan mengelola kelas Mengkondisikan kelas Mengelola kedisiplinan siswa Mengelola fasilitas kelas Penggunaan media pembelajar
b. Kemampuan berinteraksi dengan siswa Membuka pelajaran Memberi penguatan Memberi kesempatan bertanya
& menjawab pertanyaan Menutup pelajaran
c. Kepribadian Guru Bahas Suara Kepribadian Penampilan Sikap
7, 8, 9, 10
11, 12
13, 14, 15, 16
17, 18, 19, 20, 21
22, 2324
25, 2627, 28
29,30 31
32, 3334, 35, 36
37,38
39404142
43, 44, 45
42
4
5
2122
2123
2
11113
Jumlah 39
49
No.
Variabel kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif No. Item
Jumlah Item
Variabel Sub Variabel3. Evaluasi
Pembelajarana. Evaluasi proses pembelajaran Memberi tes Menilai tes
b. Memberi umpan balik Mengembalikan tugas-tugas
siswa Membahas tugas-tugas
c. Program perbaikan dan pengayaan Pengayaan materi Perbaikan nilai
46, 4748
49
50
51, 5253, 54
21
1
1
22
Jumlah 9
2. Uji Reliabilitas
Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu
(Suharsimi:2002:154).
Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Spearman-
Browm memberikan hasil koefisien riliabilitas persiapan pembelajaran =
0,642, reliabilitas pelaksanaan pembelajaran = 0,941, reliabilitas evaluasi
pembelajaran = 0,763. Sedangkan untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya
reliabilitas instrumen sebagai pedoman didasarkan pada ketentuan dari Faisal
M.T (1984:62) sebagai berikut:
0,00 - 0,20 = sangat rendah
0,20 – 0,39 = rendah
0,40 – 0,59 = cukup
50
0,60 – 0,79 = tinggi
0,8 – 0,10 = sangat tinggi
G. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini yaitu pada angket tertutup berupa data yang
bersifat kualitatif yang kemudian diskor sehingga diperoleh data kuantitatif.
Data yang berbentuk angka-angka tersebut dapat diukur persentasenya,
selanjutnya diadakan interpretasi ke dalam hasil yang bersifat kualitatif. Dari
uraian tersebut, bahwa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
menggunakan teknik statistik diskripsi kuantitatif.
Berdasarkan data hasil penelitian yang terkumpul, deskripsi data
disajikan pada penelitian meliputi mean (M), simpangan baku ideal (SDi) dan
distribusi frekuensi beserta histogram dari setiap instrumen variabel penelitian.
Agar dapat mengidentifikasikan kecenderungan persepsi siswa
digunakan rerata ideal (Mi) dari seluruh responden untuk setiap subvariabel
sabagai kriteria perbandingan. Dari harga rerata ideal ini dapat dikatagorikan
dalam empat norma sebagai berikut:
≥ Mi + 1,5 Sdi adalah Sanagt Baik
Mi s/d Mi + 1,5 Sdi adalah Baik
Mi – 1,5 Sdi s/d Mi adalah Kurang Baik
≤ Mi – 1,5 Sdi adalah Tidak Baik
51
Menurut Sudjana (1992: 47 – 48) katagori tersebut disusun
berdasarkan kurva normal dengan menggunakan skor ideal dari instrumen
masing-masing variabel, dengan formulasi sebagai berikut:
SDi = 1/6 (nilai maksimum – nilai minimum)
Mi = ½ (nilai maksimun + nilai minimum)
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi, Subyek dan Data
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Prambanan
pada bulan Sepetember sampai bulan Januari 2010
2. Deskripsi Subyek Penelitian
SMK Muhammadiyah Prambanan memiliki beberapa jurusan salah
satunya adalah jurusan elektronika industri. Jurusan Elketronika Industri
memiliki jumlah siswa dari kelas X, XI, dan XII sebanyak 132 siswa.
Namun hanya kelas XI dan XII yang dijadikan responden penelitian.
3. Deskripsi Data Penelitian
Data tentang persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru ini
diperoleh dengan instrumen yang berjumlah 54 butir pertanyaaan. Dalam
pertanyaan anket terdiri dari aspek kompetensi persiapan pembelajaran,
kompetensi pelaksanaan pembelajaran dan kompetensi evaluasi
pembelajaran.
53
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Subvariabel
a. Persepsi Persiapan Pembelajaran
Persepsi siswa terhadap kompetensi persiapan pembelajaran guru
diukur dengan angket yang berjumlah 6 butir soal pertanyaan. Dari
hasil analisis data diperoleh Mean: 17.09, Median: 17, Standart
deviation (s): 3.153 dan Variance (s2): 9.939 Rerata ideal (Mi): 15 dan
simpangan baku ideal (SDi): 3. Selengkapnya dapat dilihat di lampiran
halaman 5. Sedangkan untuk perumusan katagori penilaian persepsi
perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Katagori Penilaian Persepsi Persiapan pembelajaran
No. Rumus Katagori Skor
1. ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Baik ≥19,5
2. Mi s/d M + 1,5 SDi Baik 15 s.d 19,5
3. Mi – 1,5 SDi s/d Mi Kurang Baik 10,5 s.d 15
4. ≤ Mi – 1,5 SDi Tidak Baik ≤ 10,5
Skor tiap subjek diklasifikasi menurut panduan klasifikasi di
atas. Setelah respon tiap subjek diketahui, maka katagori dan
persentase persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru pada
aspek persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut:
54
Tabel 6. Persentase Persepsi Siswa Terhadap Persiapan PembelajaranNo. Katagori Frekuensi Katagori
1. Sangat Baik 14 24,56 %
2. Baik 33 57,89 %
3. Kurang Baik 9 17,8 %
4. Tidak Baik 1 1,75 %
Total 57 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 14
siswa atau 24,56 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak 33
siswa atau 57,89 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 9 siswa
atau 17,8 % memberikan persepsi yang kurang baik, sebanyak 1 siswa
atau 1,75 % memberikan persepsi yang tidak baik terhadap cara
mengajar guru pada aspek persiapan pembelajaran. Histogram persepsi
siswa terhadap kompetensi mengajar guru pada aspek persiapan
pembelajaran dapat dilihat pada gambar 1 berikut:
Gambar 1: Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Persiapan Pembelajaran.
24%
57%
17%2%
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
55
b. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran
Persepsi siswa terhadap kompetensi pelaksanaan pembelajaran
diukur dengan angket yang berjumlah 45 butir pertanyaan. Dari hasil
analisis data diperoleh Mean: 110.95, Median (Md): 111, Standart
Deviation (s): 17.173 dan varian (s2): 293.694 rerata ideal (Mi) sebesar
97,5 dan simpangan baku ideal (SDi) sebesar 19,5. . Selengkapnya
dapat dilihat di lampiran halaman 6. Sedangkan untuk perumusan
katagori penilaian persepsi pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat
pada tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pelaksanaan PembelajaranNo. Rumus Katagori Skor
1. ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Baik ≥126,75
2. Mi s/d M + 1,5 SDi Baik 97,5 s.d 126,75
3. Mi – 1,5 SDi s/d Mi Kurang Baik 68,25 s.d 97,5
4. Kurang dari Mi – 1,5 SDi Tidak Baik ≤ 68,25
Skor tiap subjek diklasifikasi menurut panduan klasifikasi di
atas. Setelah respon tiap subjek diketahui, maka katagori dan
persentasi persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru pada
aspek pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
56
Tabel 8. Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pelaksanaan PembelajaranNo. Katagori Frekuensi Katagori
1. Sangat Baik 8 14,03%
2. Baik 38 66,66%
3. Kurang Baik 10 17,54 %
4. Tidak Baik 1 1,75 %
Total 57 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 8
siswa atau 14,03 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak 38
siswa atau 66,66 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 10
siswa atau 17,54 % memberikan persepsi yang kurang baik, sebanyak
1 siswa atau 1,75 % memberikan persepsi yang tidak baik terhadap
mengajar guru pada aspek persiapan pembelajaran. Histogram persepsi
siswa terhadap kompetensi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru dapat dilihat pada gambar 2 berikut:
Gambar 2 : Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Pelaksanaan Pembelajaran.
14%
66%
18%2%
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
57
c. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi Pembelajaran
Persepsi siswa terhadap kompetensi evaluasi pembelajaran
diukur dengan angket yang berjumlah 9 butir pertanyaan. Dari hasil
analisis data diperoleh Mean: 26.11, Median (Md): 26.00, Standart
Deviation (s): 4.423, Varian (s2): 19.650, rerata ideal (Mi) sebesar 22,5
dan simpangan baku ideal (SDi) sebesar 4,5. Selengkapnya dapat
dilihat di lampiran halaman 8. Sedangkan untuk perumusan katagori
penilaian persepsi siswa terhadap kompetensi menevaluasi
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 9 berikut:
Tabel 9. Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi PembelajaranNo. Rumus Katagori Skor
1. ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Baik ≥ 29,25
2. Mi s/d M + 1,5 SDi Baik 22,5 s.d 29,25
3. Mi – 1,5 SDi s/d Mi Kurang Baik 15,75 s.d 24,5
4. Kurang dari Mi – 1,5 SDi Tidak Baik ≤ 15,75
Skor tiap subjek diklasifikasi menurut panduan klasifikasi di
atas. Setelah respon tiap subjek diketahui, maka katagori dan
persentasi persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru pada
aspek persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut:
58
Tabel 10. Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi PembelajaranNo. Katagori Frekuensi Katagori
1. Sangat Baik 14 24,56 %
2. Baik 29 50,87 %
3. Kurang Baik 14 24, 50 %
4. Tidak Baik 0 0 %
Total 57 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 14
siswa atau 24,56 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak 29
siswa atau 50,87 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 14
siswa atau 24, 50 % memberikan persepsi yang kurang baik terhadap
cara mengajar guru pada aspek evaluasi pembelajaran. Histogram
persepsi siswa terhadap kompetensi evaluasi pembelajaran yang
dilakukan guru dapat dilihat pada gambar 3 berikut:
Gambar 3 : Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Evaluasi Pembelajaran.
25%
50%
25%0%
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
59
2. Analisis Variabel Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Mata Pelajaran Produktif
Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran
produktif diukur oleh seluruh pertanyaan angket yang berjumlah 57 butir
pertanyaan. Dari hasil analisis data diperoleh rerata ideal (Mi) sebesar 135
dan simpangan baku ideal (SDi) sebesar 27. Sedangkan untuk perumusan
katagori penilaian persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru
dapat dilihat pada tabel 11 berikut:
Tabel 11. Katagori Penilaian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Mata Pelajaran ProduktifNo. Rumus Katagori Skor
1. ≥ Mi + 1,5 SDi Sangat Baik ≥ 175,5
2. Mi s/d Mi + 1,5 SDi Baik 135 s.d 175,5
3. Mi – 1,5 SDi s/d Mi Kurang Baik 94,5 s.d 135
4. Kurang dari Mi – 1,5 SDi Tidak Baik ≤ 94,5
Skor tiap subjek diklasifikasi menurut panduan klasifikasi di atas.
Setelah respon tiap subjek diketahui, maka katagori dan persentasi
persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran
produktif adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Evaluasi PembelajaranNo. Katagori Frekuensi Katagori
1. Sangat Baik 7 12,28 %
2. Baik 42 73,68 %
3. Kurang Baik 8 14,03 %
4. Tidak Baik 0 0
Total 57 100 %
60
12%
74%
14% 0%
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 7
siswa atau 12,28 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak 42 siswa
atau 73,68 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 8 siswa atau 14,03
% memeberikan persepsi kurang baik. Histogram persepsi siswa terhadap
kompetensi mengajar guru pelajaran produktif dapat dilihat pada gambar
4 berikut:
Gambar 4 : Diagram Roti Persentase Pesrsepsi Siswa Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Pada Aspek Evaluasi Pembelajaran.
C. Pembahasan
Hasil analisis persepsi siswa terhadap kompetensi persiapan
pembelajaran oleh guru mata pelajaran produktif menunjukan bahwa
sebanyak 14 siswa atau 24,56 % memberikan persepsi sangat baik, sebanyak
33 siswa atau 57,89 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak 9 siswa
atau 17,8 % memberikan persepsi yang kurang baik, sebanyak 1 siswa atau
1,75 % memberikan persepsi yang tidak baik terhadap cara mengajar guru
pada aspek persiapan pembelajaran..
Dari data analisis di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa
terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produkttif di SMK
61
Muhammadiyah Prambanan pada aspek persiapan pembelajaran sudah baik.
Menurut Ahmad Badawi kemampuan dalam mempersiapkan pengajaran
antara lain: (a) merencanakan kegiatan PBM (b) kemampuan
mempersiapkan bahan pengajaran (c) kemampuan merencanakan media (d)
kemampuan merencanakan penilian.
Selain menyusun program pembelajaranguru mata pelajaran
produktif juga menjelaskan program kerja, menyampaikan tujuan dan
gambaran umum tentang materi yang diajarkan. Selain itu guru juga
mempersiapkan alat peraga atau media pengajaran sehingga memberikan
dampak yang baik pada proses awal kegiatan belajar mengajar. Hal ini
membuat siswa tertarik untuk mengawali kegiatan belajar dengan semangat
dan motivasi yang tinggi.
Hasil analisis persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru
mata pelajaran produktif pada aspek pelaksanaan pembelajaran menunjukan
bahwa sebanyak 8 siswa atau 14,03 % memberikan persepsi sangat baik,
sebanyak 38 siswa atau 66,66 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak
10 siswa atau 17,54 % memberikan persepsi yang kurang baik, sebanyak 1
siswa atau 1,75 % memberikan persepsi yang tidak baik terhadap mengajar
guru pada aspek persiapan pembelajaran..
Dari data analisis di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa
terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produkttif di SMK
Muhammadiyah Prambanan pada aspek pelaksanaan pembelajaran sudah
baik. Ini dapat dilihat dari persentase katagori Baik sebesar 66,66%.
62
Menurut Nana Sudjana (1995:148) ada tiga tahapan pokok dalam strategi
mengajar, yakni tahap pemula (pra instruksional), tahap pengajaran
(instruksional) dan tahap peniliaian.
Guru mata pelajaran produktif selalu memulai proses belajar
mengajar dengan membuka pelajaran. Usaha ini menciptakan prakondusi
bagi murid sehingga mental dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan
dipelajarinya dan usaha ini memberikan efek positif terhadap kegiatan
belajar mengajar. Guru mata pelajaran produktif juga menguasai materi
bahan ajar dan menyampaikannya dengan jelas, karena dalam pembelajaran
guru tidak hanya dilihat dari metode mengajarnya saja teteapi juga harus
menguasai materi atau bahan yang disampaikannya secara sistematis. Dalam
menciptakan kondisi belajar yang kondusif guru juga menerapkan strategi
pengelolaan kelas yang baik. Hal ini dilakukan agar dicapai kondisi optimal
agar kegiatan belajar terlaksana seperti apa yang diharapkan. Dalam
berinteraksi dengan siswa guru juga telah menerapkannya dengan baik. Ini
bisa dilihat bahwa guru telah memberikan penguatan dan memberi
kesempatan bertanya kepada siswa ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Untuk memberi gambaran yang menyeluruh tentang apa yang
dipelajari oleh siswa guru menutup pelajaran dengan meninjau kembali
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan materi-materi yang telah
diberikan.
Hasil analisis persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru
mata pelajaran produktif pada aspek evaluasi pembelajaran menunjukan
63
bahwa sebanyak 14 siswa atau 24,56 % memberikan persepsi sangat baik,
sebanyak 29 siswa atau 50,87 % memberikan persepsi yang baik, sebanyak
14 siswa atau 24, 50 % memberikan persepsi yang kurang baik terhadap cara
mengajar guru pada aspek evaluasi pembelajaran.
Dari data analisis di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa
terhadap kompetensi cara mengajar pada aspek evaluasi pembelajaran, guru
sudah cukup baik. Pemberian umpan balik seperti mengembalikan tugas-
tugas yang telah dinilai kemudian dibahas ulang adalah strategi yang tepat
untuk menambah pemahaman kepada siswa. Program perbaikan nilai telah
dilakukan oleh guru untuk membantu hasil belajar yang buruk, sehingga
hasil belajar bisa menjadi lebih maksimal dan siswa bisa lebih memahami
pelajaran dari yang sebelumnya.
Dalam buku Psikologi Pendidikan IKIP Yogyajarta (1995:17)
disebutkan bahwa fungsi dari evaluasi itu antara lain: (a) sebagai insentif
untuk meningkatkan belajar (b) sebagai umpan balik bagi siswa (c) sebagai
umpan balik bagi guru (d) dan sebagai informasi bagi orang tua dan siswa
(e) sebagai informasi untuk keperluan sekolah.
Hasil analisis keseluruhan yang menggambarkan persepsi siswa
terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran produktif menunjukan
bahwa bahwa sebanyak 7 siswa atau 12,28 % memberikan persepsi sangat
baik, sebanyak 42 siswa atau 73,68 % memberikan persepsi yang baik,
sebanyak 8 siswa atau 14,03 % memeberikan persepsi kurang baik Melihat
hasil analisis data diatas para guru mata pelajaran produktif perlu
64
meningkatkan lagi dalam memahami dan mempelajari aspek-aspek yang
terkait dengan kompetensi mengajar.
Hasil analisis menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap
kompetensi mengajar guru mata pelajaran produkti sudah baik. Ini
ditunjukan dengan besarnya persentase katagori Baik sebesar 73,68 %.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang diuraikan pada bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran
produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan Tahun 2009 dilihat dari
aspek persiapan pembelajaran dianggap sudah baik dengan persentase
57,89 %.
2. Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran
produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan Tahun 2009 dilihat dari
aspek pelaksanaan pembelajaran dianggap sudah baik dengan persentase
66,66 %.
3. Persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru mata pelajaran
produktif di SMK Muhammadiyah Pramabanan Tahun 2009 dilihat dari
aspek evaluasi pembelajaran dianggap sudah baik dengan persentase
50,87%.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa keterbatasan, diantaranya:
1. Jumlah butir pertanyaan yang terlalu banyak, sehingga responden dalam
menjawab angket merasakan kejenuhan.
66
2. Pada penelitian ini yang diteliti hanya masalah kompetensi profesional
saja, karena kompetensi profesional menjadi payung yang mencakup
semua kompetensi lainya
3. Beberapa responden belum memahami istilah-istilah pembelajaran atau
metode pembelajaran dalam pendidikan.
4. Pada penelitian ini responden menilai secara umum semua guru mata
pelajaran produktif dan bukan secara personal oleh guru yang
bersangkutan.
C. Implikasi Penelitian
Berdasrkan kesimpulan, implikasi dari penelitian ini adalah guru mata
pelajaran produktif SMK Muhammadiyah Prambanan sudah dianggap baik
dalam kompetensi mengajar dengan persentase keseluruhan aspek kompetensi
sebesar 73,68 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa SMK
Muhammadiyah Prambanan harus mempertahankan dan lebih meningkatkan
lagi persepsi siswanya terhadapa kompetensi mengajar guru mata pelajaran
produktif. Dengan persepsi siswa yang baik di harapkan guru terpacu untuk
meningkatkan komptensinya dalam mengajar sehingga tercapai hasil yang
lebih baik.
67
D. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesilmpulan yang telah diuraikan, maka
peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru mata pelajaran produktif harus bisa mempertahankan dan
meningkatkan cara mengajar yang sudah baik ini dengan melakukan
evaluasi program-program atau tujuan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
2. Guru harus lebih tegas pada aspek pengelolaan kelas seperti
mengkondisikan kelas dan mengelola kedisplinan siswa.
3. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan
kompetensi mengajar guru, sekolah diharapkan melakukan evaluasi
persepsi siswa setiap tahunnya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ad Rooijakkers. (1989). Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: PT Gramedia
Arikonto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Ali Imron, Drs. M.Pd. 1995. Pemdinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.
Bimo Walgito. (1997). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Depdikbud. 1997. Institusi Pasangan Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta. Depdikbud.
Depdiknas. 2004. Pedoman PPL Universitas Negeri Semarang. Semarang.UPT UNNES Press.
Gulo, Dali (1992). Kamus Psikologi. Bandung: Tonis.
Moh. Uzer Usman. Drs. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaha Rosda Karya.
Oemar Hamalik. (2003). Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.Jakarta: Bumi Aksara
Purwanto, M. Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Republik Indonesia. Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
Ravei, Vethzal. (2004). Kepemimpinan dan perilaku Organisasi. Bandung: PT Remaja Resda Karya
Saifudin, Azwar MA.(2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pelajar Offfset
Samana A. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.
Solehah, Siti Mutmamirah. (2004). Kompetensi Mengajar Mahasiswa KKN-PPL FT UNY Ditinjau Dari Segi Persepsi Siswa dan Guru. Skripsi. Yogyakarta. Uneviersitas Negeri Yogyakarta
Sugiyono. (2005). Statistik untuk penelitian. Bandung. Alfabeta
69
Suparno, Suhaenah A. (2002). Membangun Kompetensi Mengajar. Jakarta: Dirjen Dikti
Suryosubroto, B. (1997). Program Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutopo, Hidayat dan Sumanto. Wasty. (1984). Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara
Thoha, M. Chobib. (1991). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Usman, Uzer Moch. (1992). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.