laporan sig

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geospasial (SIG) adalah suatu perkembangan yang digolongkan ke dalam ilmu dan teknologi terapan. Dengan sentral kegiatan pada manajemen dan pengolahan informasi yang berdasarkan pada wahana spasial berbasis komputer. SIG merupakan sarana analisis multi disiplin yang semakin hari semakin penting dan potensial penerapannya. Teknologi Sistem Informasi Geospasial dapat digunakan untuk suatu perencanaan daerah rawan penyakit demam berdarah. Ada beberapa pengertian tentang SIG, diantaranya tentang suatu sistem berbasis komputer yang mempunyai kemampuan untuk membangun, menyimpan, memanipulasi, dan menayangkan informasi yang bereferensi geografis, yaitu data yang diidentifikasikan sesuai dengan lokasinya di lapangan. SIG juga dapat berarti tentang penyertaan unsur operator (sumber daya manusia) dan data masukan sebagai bagian dari SIG secara keseluruhan. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.Untuk menyembuhkan penyakit, orang- 1

Upload: vikky-ardhianto

Post on 05-Dec-2014

475 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem Informasi Geospasial (SIG) adalah suatu perkembangan yang

digolongkan ke dalam ilmu dan teknologi terapan. Dengan sentral kegiatan pada

manajemen dan pengolahan informasi yang berdasarkan pada wahana spasial

berbasis komputer. SIG merupakan sarana analisis multi disiplin yang semakin

hari semakin penting dan potensial penerapannya.

Teknologi Sistem Informasi Geospasial dapat digunakan untuk suatu

perencanaan daerah rawan penyakit demam berdarah.

Ada beberapa pengertian tentang SIG, diantaranya tentang suatu sistem

berbasis komputer yang mempunyai kemampuan untuk membangun,

menyimpan, memanipulasi, dan menayangkan informasi yang bereferensi

geografis, yaitu data yang diidentifikasikan sesuai dengan lokasinya di lapangan.

SIG juga dapat berarti tentang penyertaan unsur operator (sumber daya manusia)

dan data masukan sebagai bagian dari SIG secara keseluruhan.

Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang

menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang

dipengaruhinya.Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa

berkonsultasi dengan seorang dokter. Patologi adalah pelajaran tentang penyakit.

Subyek pengklasifikasian sistematik penyakit disebut nosologi.Badan

pengetahuan yang lebih luas tentang penyakit adalah kedokteran.

Dimana dengan adanya tuntutan akan data keruangan, baik dalam kehidupan

manusia sehari-hari maupun tujuan-tujuan khusus yang semakin banyak dan

komplek menuntut diperlukannya data-data keruangan serta analisisnya.

Kebutuhan akan data keruangan sangat diperlukan Pemerintah Daerah untuk

perencanaan pengembangan tata ruang dan penetuan kebijaksanaan dalam

pengambilan keputusan.

Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh

virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk

dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.Tempat jenis

1

virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam

berdarah.Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili

Flaviviridae.Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis

di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap.Maka dari itu

studi ini SIG di manfaatkan untuk mengetahui daerah rawan penyakit demam

berdarah.

Proses pengumpulan data untuk penyesuaian lokasi untuk pengembangan

analisa Daerah Rawan Penyakit Demam Berdarah Kota Malang adalah sebagai

berikut :

2

Persiapan

Pengumpulan Data

Digitasi

Data Spasial :- Peta Batas

Administrasi- Peta Curah Hujan- Peta Kepadatan

Penduduk

Export ke Arc/INFO

Data Non Spasial :- Nama Kecamatan- Curah Hujan- Kepadatan Penduduk- Penumpukan Sampah

Penyusunan dan Pengelompokan data

non spasial

Penyusunan data base non spasial

Editing

Checking Kebenaran

No

Yes

Editing

Topologi

Checking Kebenaran

No

Yes

Topologi

Penggabungan data/Join Item

Data Base Manajement System (DBMS)

Analisa Hasil

1.2. Maksud dan Tujuan

Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) bagi mahasiswa Teknik

Geodesi Institut Teknologi Nasional Malang adalah untuk :

Memperkenalkan softwer Autodesk Land Desktop 2004 dan ARC GIS 9.3

serta cara-cara pengolahan data (spasial dan non spasial) pada Sistem

Informasi Geografis (SIG).

Memberikan pengetahuan yang cukup agar mahasiswa dapat melakukan

pekerjaan dan menyajikan produk Sistem Informasi Geografis.

Sebagai wahana aplikasi dari teori Sistem Informasi Geografis yang telah

diberikan dalam perkuliahan.

1.3. Materi Praktikum

Materi praktikum dalam Sistem Informasi Geografis antara lain :

a. Pengenalan software Autodesk Land Desktop 2004 dan ARC GIS 9.3

b. Menganalisis daerah Rawan Penyakit Demam Berdarah di kota Malang

c. Pembuatan Topologi

d. Eksport data ke ArcGIS

e. Menampilkan data spasial di software ArcGIS 9.3

f. Editing tabel

g. Join data spasial dan non spasial

h. Overlay

i. Mengganti nama layer

j. Klasifikasi dan simbolis data spasial

k. Menggunakan label feature

l. Penyajian hasil (Lay out peta)

m. Plot peta

3

Penyajian Informasi/Pencetakan

1.4. Metode Penulisan

Dalam penyusunan Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) ini

digunakan metode sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Metode ini sebagai referensi yang dapat memberikan dukungan secara

teoritis dalam meyelesaikan laporan ini, disamping itu penyusun dapat

memperoleh masukan baik secara praktis maupun secara alamiah yang dapat

membantu dan menambah perbendaharaan pengetahuan dalam menyusun

laporan ini.

2. Studi Laboratorium

Penyusunan laporan ini didasarkan pengolahan data dengan

menggunakan hardware yang berupa komputer dan software berupa

Autodesk Land Desktop 2004 dan ARC GIS 9.3 yang diperlukan untuk

pekerjaan di Laboratorium Sistem Informasi Geografis (SIG) Institut

Teknologi Nasional Malang.

4

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Defenisi Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi ( SIG ) merupakan suatu sistem berbasis komputer

yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan keluaran informasi geografi

( Aronoff, 1993 ).

Banyak lagi pengertian-pengertian tentang SIG yang dikemukakan oleh para

ahli namun pada prinsipnya mempunyai kesamaan unsur yaitu berupa komponen

perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, data personel yang saling berkaitan

dalam suatu sistem yang memungkinkan untuk perekaman, penyimpanan, analisis

dan penayangan dari data geografis secara penuh.

2.2 Komponen SIG

Banyak komponen dan faktor yang saling terkait guna mengembangkan

Sistem Informasi Geografis terdiri atas lima komponen dasar yaitu data, perangkat

keras, perangkat lunak, tata cara / prosedur dan pelaksana. Kelima komponen

tersebut merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan saling

berhubungan atau dengan kata lainnya, komponen utama dalam SIG adalah :

A. Perangkat Keras

Komponen utama perangkat keras SIG adalah alat untuk masukan data, alat

penyimpanan data, pengolah data dan alat untuk penampil dan penyajian hasil dari

proses SIG. Perangkat keras dalam Sistem Informasi Geografi dapat

dikonfigurasikan sebagai berikut :

1. Komputer; untuk memasukan, mengelola, menyajikan informasi data serta

kompilasi akhir.

2. Plotter atau printer, merupakan peralatan yang digunakan untuk pencetakan

dari hasil proses yang berupa hardcopy dari data spasial dan data atribut.

3. Digitizer atau scanner, alat yang berfungsi untuk input data spasial.

4. Peralatan pendukung lainnya seperti keyboard, mouse, disket dan lain

sebagainya yang mendukung dalam pekerjaan.

5

B. Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan berbagai

macam program yang digunakan pada sistem komputer, perangkat lunak dalam

Sistem Informasi mempunyai fungsi melakukan operasi-operasi dalam SIG seperti

Masukan dan pembentukan data

Penyimpanan data dan pengolahan data dasar

Keluaran data dan penyajian hasil

C. Data

Data adalah kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling

berhubungan satu sama lain, sedangkan data merupakan fakta yang mewakili suatu

obyek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan yang dapat dicatat atau

direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, gambar atau kombinasi keduanya.

Pengertian basis data diatas masih sangat umum didalam praktek penggunaan

istilah basis data menurut Elmasari R. ( 1994 ) lebih dibatasi pada arti yang khusus

yaitu :

a. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata misalnya

basis data perbankan, perpustakaan dan sebagainya.

b. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber secara logika

mempunyai arti implisit sehingga data yang terkumpul secara acak dan tanpa

mempunyai arti tidak dapat disebut basis data.

c. Basis data perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu

tujuan, basis data dapat digunakan oleh pemakai dan beberapa aplikasi yang

sesuai dengan kepentingan pemakai.

Dari batasan diatas dapat dikatakan bahwa basis data mempunyai berbagai

sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari dunia

nyata, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa pemakai untuk

berbagai kepentingan.

Data input SIG terdiri atas data spasial yang berupa data vektor, raster dan

data non spasial yang berupa tabular alfanumerik.

6

Data spasial

Data yang berisi informasi tentang lokasi dan bentuk-bentuk dari unsur-unsur

geografi serta hubungannya yang dibuat dalam bentuk peta. Ada dua macam

format data spasial yaitu format vektor dan raster.

1. Format Data Raster.

Struktur data dalam bentuk sel yang terbentuk atas baris dan kolom,

setiap sel mempunyai satu nilai dan terisi satu informasi, grup dari sel

mewakili unsur-unsur.

Gambar2.1. Peta Raster

2. Format Data Vektor

Merupakan tipe data yang menggunakan luasan, garis dan titik untuk

menampilkan obyek.

Gambar 2.2. Peta vektor

Data Non Spasial

Yaitu data yang berupa angka atau teks yang bersumber dari catatan statistik

atau sumber lainnya seperti hasil survey, data non spasial ini merupakan

7

pelengkap bagi data spasial karena berfungsi sebagai deskripsi tambahan

pada titik, garis, poligon atau batas wilayah.

D . Pelaksana (Manusia)

Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola

sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia

nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain pemakai SIG pun memiliki tingkatan

tertentu , dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai

pada pengguna yang menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan mereka sehari-

hari

E. Tata Cara (Metode)

SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan

aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda-beda

untuk setiap permasalahan. Prosedur atau tata cara dalam Sistem Informasi Geografi

merupakan bentuk kegiatan yang berhubungan dengan pengoperasian interaksi

sistem informasi dan penanganan data, dalam hal ini merupakan aturan yang telah

ditentukan untuk pelaksanaan suatu pekerjaan.

2.3. Analisa Spasial

Kekuatan SIG sebenarnya tereletak pada kemampuan untuk menganalisis dan

mengolah data dengan volume yang besar. Pengetahuan mengenai bagaimana cara

mengekstrak data dan bagaimana menggunakannya merupakan kunci analisis di

dalam SIG. Kemampuan analisis berdasarkan aspek spasial yang dapat dilakukan

oleh SIG (Prahasta, 2003), antara lain :

1. Klasifikasi, yaitu mengelompokan data spasial menjadi data spasial yang

baru, contohnya adalah mengklasifikasi tata guna lahan untuk pemukiman,

pertanian, perkebunan, ataupun hutan berdasarkan analisa data kemiringan

atau data ketinggian.

2. Overlay, yaitu menganalisis dan mengintegrasi dua atau lebih data spasial

yang berbeda, misalnya menganalisis daerah rawan erosi dengan meng-

overlay-kan data ketinggian, jenis tanah dan kadar air.

3. Networking, yaitu analisis yang bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari

garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis ini sering dipakai

8

dalam berbagai bidang, misalnya pada sistem jaringan telepon, kabel listrik,

pipa minyak atau gas.

4. Buffering, yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer atau penyangga

yang bisa berbentuk lingkaran atau polygon yang melingkupi suatu objek

sebagai pusatnya sehingga kita bisa mengetahui beberapa para meter objek

dan luas wilayahnya. Buffering dapat digunakan menentukan jalur hijau,

menggambarkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) ataupun mengetahui daerah

yang terjangkau batas untuk daerah telepon seluler.

5. Analisa 3 (tiga) dimensi, analisa ini sering digunakan untuk memudahkan

pemahaman, karena data divisualisasikan dalam 3 dimensi, contohnya

penggunaannya adalah untuk menganalisis daerah yang terkena aliran lava.

2.4 Proses Sistem Informasi Geografis

Sebelum data geografi digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi

kedalam format digital. Proses tersebut dinamakan digitasi. Proses digitasi

memerlukan sebuah hardware tambahan yaitu sebuah digitizer lengkap dengan

mejanya. Untuk mendigitasi peta harus dilekatkan pada peta digitasi titik dan garis

ditelusuri dengan kursor digitasi atau keypad. Digitasi ini memerlukan software

tertentu seperti ARC/INFO Autocad, MapInfo atau software lain yang dapat

mensupport proses digitasi tersebut. Untuk SIG dengan teknologi yang lebih modern,

proses konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi scanning.

9

Gambar 2.3. Proses Sistem Informasi Geografi

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Membuat Topologi

Topologi data merupakan tahap akhir pekerjaan yang dilakukan di Autodesk

Land Desktop 2004. Pembuatan topologi berfungsi untuk membentuk hubungan

eksplisit diantara feature geografi pada coverage, (meliputi connectivity, contiguity,

dan definisi area). Proses pembuatan topologi ini membantu untuk mengidentifikasi

kesalahan yang terdapat pada data, misal : Arc yang tidak berhubungan dengan arc

lainnya dan poligon yang tidak tertutup.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Memulai Program Autodesk Land Desktop 2004 dengan Klik start, All

program, pilih Autodesk Land Desktop 2004. Seperti gambar dibawah :

10

Gambar 3.1 Autodesk Land Desktop 2004

2. Peta hasil digitasi di Clean Up dengan memilih menu Map pada Menu Bar,

kemudian klik Tools →Drawing cleanup akan tampil kotak dialog seperti

gambar dibawah :

Gambar 3.2 Langkah Kerja Clean Up

Gambar 3.3 Langkah Kerja Clean Up

11

3. Pada gambar 3.6 klik Object Selection, kemudian klik Select Manually.

Setelah muncul klik Select pada Kursor, lakukan select pada peta, kemudian

klik kanan dan pada layer select pilih Batas Administrasi lalu klick next maka

akan tampil jendela Cleanup Action seperti gambar berikut :

Gambar 3.4 Tampilan Clean Up actions

4. Pada gambar 3.7, add semua Atribut Cleanup Action kemudian klick next

maka akan muncul lagi jendelah cleanup methode seperti gambar di bawah:

Gambar 3.5 Tampilan Clean Up Methode

5. Pilih Line to polyline, Arc to polyline, circle to polyline kemudian klik finish.

Maka otomatis proses drawing cleanup telah selesai.

6. Klik kembali menu Map, kemudian pilih Topology dan klik Create Topologi,

akan tampil kotak dialog create polygon topology seperti pada gambar

dibawah :

12

Gambar 3.6 Tampilan jendela topologi type

7. Pada jendela topology type pilih polygon dan pada topology name kasih nama

Batas administrasi kemudian klik next. Maka akan tampil lagi jendela select

links. seperti gambar berikut :

Gambar 3.7 Tampilan jendela select links

8. Pada gambar diatas pilih select manually kemudian select peta lalu klik

kanan, pada layers pilih Batas administrasi kemudian klik next, maka akan

tampil lagi gambar jendela select nodes, seperti dibawah :

13

Gambar 3.8 Kotak dialog select nodes

9. Pilih select manually – Select map – klik kanan untuk kembali ke kotak

dialog Create Topology. Kemudian klik finish dan lihat kotak command

dibawah apakah proses Create topology succsessfully atau tidak, kalau belum

sukses maka mengulang langkah awal hingga proses topologi sukses yang

ditandai dengan adanya statement Topology Succesfully atau adanya tanda

titik di bagian tengah poligon.

Kalau sudah sukses maka hasilnya akan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3.9 Tampilan hasil pembuatan topologi layer batas adm

14

10. Rubahlah data yang sudah topologi ke dalam bentuk garis poligon dengan

klik pada menu map → topology → Create closed Polylines. Maka akan

tampil jendela Create closed Polylines pilih layer dan beri tanda silang pada

Group Complex Polygon, Copy Object Data From Centroid to Pline, dan

Copy Database Links From Centroid to Pline. Klik OK, maka data telah

menjadi Polygon. Seperti gambar dibawah :

Gambar 3.10 Tampilan create closed polylines

11. Lakukan hal yang sama untuk peta Curah hujan, Kemiringan dan Kepadatan

Penduduk.

3.2. Eksport Data ke Arc GIS

1. Aktifkan peta batas administrasi pada Autodesk Land Desktop 2004 hasil

proses topologi.

2. Arahkan kursor ke menu Map kemudian pilih Tools dan klik Export.

15

Gambar 3.13 proses Export Data hasil topology

3. Muncul kotak dialog export location, merubah export type menjadi ESRI

shape. Karena ESRI shape type yang dapat dibaca oleh software ArcGIS.

4. Membuat folder data spasial dan data yang akan di export disimpan

dengan File Name (Batas Adm).

Gambar 3.14 Kotak dialok Export Location

5. Pada gambar diatas klik Ok maka akan muncul kotak dialog seperti gambar

berikut :

16

Gambar 3.15 Kotak dialok Export Options

6. Pada selection → objcet type pilih poligon, pada select object to export pilih

select manually→select layer, centang pada group complex polygons

kemudian klik pada options beri centang pada convert to dan treat closed

polilines as polygon kemudian klik Ok, maka proses export telah selesai.

7. Lakukan hal yang sama untuk peta Landuse, jenis tanah dan

kemiringan.

3.3. Menampilkan Data Spasial di Software ArcGIS

1. Membuka software ArcGIS.

17

(Gambar3.3.1 Langkah Membuka software ArcGIS)

2. Kemudian akan muncul kotak dialog ArcMap pilih A New Empty A

Map klik Ok.

( Gambar 3.3.2. Kotak Dialog ArcMap)

3. Klik pada Icon Add Data , buka directori tempat kita

menyimpan hasil eksport pilih data yang akan di buka pada ArcMAP klik

Add.

(Gambar 3.3.3. Kotak Dialog Add Data)

18

4. Hasil dari data yang telah di buka (Add Data) pada ArcMAP.

(Gambar3.3.4 Tampilan Peta Pada ArcMAP)

Editing Tabel

1. Klik kanan pada salah satu Icon (misal BtsAdm) hasil tampilan pada

ArcMAP pilih Open Atribute Table.

(Gambar3.3.5 Kotak Dialog Open Atribute Table )

2. Lalu masukan Id ( 11,12,13,14,15 ) pada kolom BTSADM_ID

sebelum dijoin dengan data nonspasial.

File of Type “dBase Files”

19

1. Memasukan data non spasial seperti tabel data non spasial dibawah ini

kedalam software microsoft excel, dan setiap data non spasial di inputkan

pada sheet yang berbeda.

Data non spasial Batas Administrasi

ID_KECAMATAN NAMA_KECAMATAN NAMA_CAMAT

11 Lowokwaru Paijo

12 Blimbing Boiman

13 Sukun Bonang

14 Klojen Bejo

15 Kedungkandang Nakibek

Data non spasial Curah Hujan

ID_Curah_Hujan CURAH_HUJAN/TH SKOR

21 0 – 10% 10

22 11 – 15% 15

23 16 – 20 % 25

24 21 – 25 % 30

25 26 – 30 % 20

Data non spasial Kemiringan Tanah

ID_Kemiringan Kemiringan SKOR

31 0 – 5% 30

32 6 – 10 % 25

33 11 – 15 % 20

34 16 – 20 % 15

35 21 - 25 % 10

Data non spasial Kepadatan Penduduk

ID_Kepadatan SUHU_OPTIMUM SKOR

41 0 – 10 % 30

42 11 – 20 % 25

43 21 – 30 % 20

44 31 – 40 % 15

45 41 – 50 % 10

20

2. Hasil dari penginputan tiap data nonspasial pada software excel.

(Gambar3.3.6 Tampilan Data Non Spasial)

3. Data non spasial Batas Administrasi, Curah Hujan, Kemiringan Tanah,

Kepadatn Penduduk di inputkan pada software excel. dengan format pada

tabel data non spasial.

4. Data kemudian di Blok kemudian Save as pada folder data non spasial

dengan Save as type “ DBF 4 (dBase IV)

Join Data Spasial dan Non Spasial

1. Buka kembali ArcMAP klik kanan pada salah satu Icon (misal BtsAdm) –

Join and Relates – Join.

21

(Gambar3.3.7 Proses Joint Data)

2. Maka akan muncul kotak dialog Join Data.

(Gambar3.3.8 Kotak Dialog Joint Data)

3. Pada (1. Choose the field in this layer the joint

will be based on) pilih BTSADM_ID (untuk Batas Administrasi).

4. Pada (2. Choose the to joint to this layer, or

load the table from disk) browse data non spasial BtsAdm.dbf – klik Add

5. Pada (3. Choose the field in the table to base the

join on:) lakukan hal yang sama seperti pada no 3 (1. Choose the field in this

layer the joint will be based on)

6. Hasil Pengisian pada setiap perintah.

22

(Gambar3.3.9 Kotak Dialog Hasil Joint Data)

7. Kemudian klik Ok.

8. Untuk menyimpan hasil join, klik kanan pada icon yang akan di simpan,

Save As Layer file dan simpan pada folder hasil join kemudian Save.

(Gambar3.3.10. Save as Layer file)

9. Lakukan hal yang sama untuk data spasial Curah Hujan, Kemiringan Tanah

dan Kepadatan Penduduk

Overlay

Untuk melakukan overlay lakukan perintah sebagai berikut:

1. Klik pada simbol Arc Toolbox

2. Klik Analysis Tools – Overlay – Union.

23

(Gambar3.3.11 Kotak Dialog Union)

3. Browse hasil join pada input features – klik BtsAdm.lyr dan CrhHjn.lyr –

Add – Ok (Union 1).

(Gambar3.3.12 Kotak Dialog Input Features)

4. Lakukan proses yang sama pada Kelembaban udara dan Suhu Udara

(Union 2).

5. Lakukan proses overlay antara union 1 dan union 2 – OK( Union 3).

24

(Gambar3.3.13 Hasil Overlay Union1 dan Union 2)

Mengganti Nama Layer Untuk Union 3 Hasil Overlay

Klik kanan pada hasil overlay Union 1 dan Union 2(Union 3).

Klik properties dan pilih menu General, pada Layer Name, rubahlah Union 3

menjadi hasil overlay.

(Gambar3.3.14 Kotak Dialog Layer Properties)

Save As Layer hasil overlay pada folder Hasil Overlay.

25

(Gambar3.3.15 Proses Save As Layer File)

Klasifikasi dan Simbolis Data Spasial

1. Klik kanan pada icon BtsAdm – Properties – Symbology – Categories Pilih

Unique Values.

2. Pada kolom Value Field diganti dengan nama layer misalnya

NAMA_KECAM (pada icon lain kolom Value Field tidak perlu di ganti).

3. Setelah itu Add All Values lalu Ok.

(Gambar3.3.16. Kotak Dialog Layer Properties)

4. Klik kanan pada icon BtsAdm pilih Properties kemudian klik Labels.

5. Pada kolom Label Field ganti dengan Nama Layer yang telah dibuat di atas

Ok.

26

(Gambar3.3.17 Proses Save As Layer File)

6. Klik kanan pada icon BtsAdm – Label Features.

(Gambar3.3.18 Pemberian Label pada Layer File)

7. Lakukan langkah yang sama pada feature lainnya.

8. Klik kanan pada Hasil Overlay – Open Atribute table.

9. Options – Add Field.

10. Nama “ Total Skor” – Type “Short Integer” – Ok – Yes.

27

(Gambar3.3.19 KotakDialog Add Field)

11. Klik kanan pada Total Skor – Field Calculator – Yes.

12. Klik 2x pada Curah Hujan Skor + Kemiringan Skor + Kepadatan Skor – Ok.

(Gambar3.3.20 Attributes Table Hasil Skoring)

13. Klik Option – Add Field.

14. Nama “ Kesesuaian Lahan” – Type “Text”.

15. Mencari interval kelas untuk kesesuaian lahan

=

Berpotensi Banjir = 55 – 70

Tidak Berpotensi Banjir = 40 - 54

16. Klik Editor – Start Editing – masukan keterangan sangat sesuai, sesuai dan

tidak sesuai pada Field kesesuaian lahan - Stop Editing.

28

(Gambar3.3.21 Attributes Tabel Kesesuaian Lahan)

17. Klik kanan pada hasil Overlay – Properties – Symbology – Categories.

18. Pada Value Field dipilih Kesesuaian – Add Values.

19. Klik Labels – Label Field dipilih kesesuaian – Ok.

20. Klik kanan pada icon Hasil Overlay – Label Features.

(Gambar3.3.22 Peta Kesesuaian Lahan)

Query

Membuat query data spasial, dalam tahapan ini kita akan melakukan query

data spasial untuk mencari obyek. Tahapan membuat query sebagai

berikut:

1. Masih dalam aplikasi ArcMAP, klik menu Selection kemudian klik Select

By Attributes.

29

(Gambar3.3.23 Proses Select By Attributes)

2. a. Pada kotak dialog Select By Attributes, masukan perintah

"POTENSI_BENCANA" = 'BERPOTENSI_BANJIR'. Dengan cara:

Klik POTENSI_BENCANA.

Kemudian (=).

Pilih jenis kesesuaian dengan cara klik Get Unique Values, maka data

yang tersimpan pada Attributes akan ditampilkan. Misal pilih Berpotensi

Banjir

(Gambar3.3.24 Kotak Dialog Select By Attributes )

Kemudian klik Ok.

Maka area yang Berpotensi Banjir akan terblok

30

(Gambar3.3.25 Hasil Query Sangat Sesuai)

Penyajian Hasil

Klik View – Layout View.

Klik Insert – legend – next – finish.

Insert – Nort Arow – Ok.

Insert – Scale Bar – Ok.

Insert – Title – “PETA DAERAH RAWAN BANJIR KOTA MALANG”.

31

(Gambar3.3.26 Hasil Penyajian Peta Pada Layout)

Plot Peta

Klik File – Print Prevew.

Klik Print jika menginginkan mengeplot peta.

(Gambar3.3.27 Tampilan Print Prevew)

BATAS ADMINISTRASI

KEPADATAN PENDUDUK

32

CURAH HUJAN

KELEMBABAN UDARA

DAEARAH RAWAN PENYAKIT

DEMAM BERDARAH

33