resume sig

26
SISTEM INFORMASI GEOGRFI Bagian 1. Pengantar Sistem Informasi Geografis A. Definisi SIG Menurut Wikipedia Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari system ini. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang iolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya. B. Subsistem SIG SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut : a. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub- sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan. b. Data Output

Upload: luliana-ukan

Post on 10-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

resume sistem informasi geografis

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Sig

SISTEM INFORMASI GEOGRFI

Bagian 1. Pengantar Sistem Informasi Geografis

A. Definisi SIG

Menurut Wikipedia Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris:

Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi

khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi

keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang

memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan

menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang

diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga

memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data

sebagai bagian dari system ini. SIG mempunyai kemampuan untuk

menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,

menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data

yang iolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi

geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu,

sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab

beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan.

Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.

B. Subsistem SIG

SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :

a. Data Input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan

menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-

sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau

mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang

dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.

b. Data Output

Page 2: Resume Sig

Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan

keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki)

seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy

maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain

sebagainya.

c. Data Management

Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-

tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian

rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan

diedit.

d. Data Manipulation & Analysis

Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan

oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi

(evaluasi dan penggunaan fungsifungsi dan operator matematis &

logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan

informasi yang diharapkan.

Sub-sistem SIG di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut :

C. Komponen SIG

Page 3: Resume Sig

Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG

dapat beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :

a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang

mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari

sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam,

misalnya operator, analis, programmer, database administrator

bahkan stakeholder.

b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data

menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi

geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.

c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data

atribut.

Data posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang

merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang

memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra

satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.

Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek

deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus

penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.

d. Software adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang

memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan,

analisis dan penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi,

ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)

e. Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan

sistem berupa perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter

dan perangkat pendukung lainnya.

D. Tugas Utama SIG

Page 4: Resume Sig

Berdasarkan desain awalnya tugas utama SIG adalah untuk melakukan

analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG

bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data geografik sudah lama

dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya

dengan pemrosesan lama hanyalah digunakannya data digital. Adapun

tugas utama dalam SIG adalah sebagai berikut :

a. Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data

tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital.

Proses konversi data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital

disebut dengan digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini

secara otomatis menggunakan teknologi scanning.

b. Pembuatan peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel

dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi

otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta

kertas dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat

diterjemahkan ke dalam SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat

dengan berbagai skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih

sesuai dengan karakteristik tertentu.

c. Manipulasi data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi

atau manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel

dengan sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat

bantu untuk memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-

data yang tidak dibutuhkan.

d. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan

jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus

dilakukan adalah menggunakan database management system

(DBMS) untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data

e. Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan

query dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada.

Teknologi SIG digunakan untuk menganalisis data geografis untuk

melihat pola dan tren.

Page 5: Resume Sig

f. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi

geografis, hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf.

Peta sangat efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan

informasi geografis. Namun saat ini SIG juga sudah mengintegrasikan

tampilan peta dengan menambahkan laporan, tampilan tiga dimensi,

dan multimedia.

Bagian 2. Data

A. Definisi Data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk

jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu

yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu

pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah

hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya

dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Dalam keilmuan (ilmiah),

fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah

sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat

dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri,

hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan

persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.

B. Jenis-jenis Data

1. Data Spasial (keruangan)

data yang mempresentasikan aspek keruangan dari suatu fenomena

atau mengidentifikasikan posisi geografis suatu fenomena. contoh

data spasial antara lain letak suatu wilayah, posisi sumber minyak

bumi,dsb.

Struktur Data Spasial

Secara sederhana struktur dalam bahasa komputer berarti bentuk dan

kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya.

Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua struktur,

yaitu:

Page 6: Resume Sig

a. Data Vektor

data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam

kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal

dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes(merupakan titik

perpotongan antara dua buah garis).

Keuntungan utama dari struktur data vektor adalah ketepatan dalam

merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat

berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya

pada basis data batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya

adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.

Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya

dalam mengakomodasi perubahan gradual.

b. Data raster

Page 7: Resume Sig

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang

dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, objek

geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut

dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual)

tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel

menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili

oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang

direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster

sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara

gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah

dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya

ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran

filenya dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang

tersedia.

Masing-masing struktur data mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Pemilihan struktur data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan

penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian

yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih

ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit

untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster

biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi

lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.

(Puntodewo, 2003)

Page 8: Resume Sig

Perbedaan mendasar data vektor dan data raster

Kelebihan dan kekurangan masing-masing format data

Page 10: Resume Sig

Sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya

yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:

1. Akuisisi data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari

peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis

penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan

jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk

analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format

yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata

(database). Basis data adalah pengorganisasian data yang tidak

berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan,

pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama

oleh pengguna.

2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data

storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan

pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor

dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).

3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan

berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta,

membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan

sebagainya. Manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari

SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data

spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna

untuk berbagai aplikasi

4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil

pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular.

Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas,

keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam

bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media

lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).

Page 11: Resume Sig

C. Sumber data SIG

a. Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari

beberapa sumber antara lain :

Peta Analog

Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya)

yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat

dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi

spasia seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya.

Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog

dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah

menjadi format vektor melalui proses dijitasi sehingga dapat

menunjukkan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.

b. Data Sistem Penginderaan Jauh

Data penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto udara dan

sebagainya), merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG

karena ketersediannya secara berkala dan mencakup area tertentu.

Dengan adanya bermacam macam satelit di ruang angkasa dengan

spesifikasinya masing masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis

citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya

direpresentasikan dalam format raster.

1. Citra Satelit

Citra merupakan masukan data atau hasil observasi dalam proses

penginderaan jauh. Penginderaan Jauh atau Remote Sensing

didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi

tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data

yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan

objek, daerah atau fenomena tersebut. Citra dapat diartikan sebagai

gambaran yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati,

sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau/sensor, baik

optik, elektrooptik, optik-mekanik maupun elektromekanik. Citra

memerlukan proses interpretasi atau penafsiran terlebih dahulu

dalam pemanfaatannya. Citra Satelit merupakan hasil dari

Page 12: Resume Sig

pemotretan/perekaman alat sensor yang dipasang pada wahana

satelit ruang angkasa dengan ketinggian lebih dari 400 km dari

permukaan bumi. Jenis Citra Satelit berdasarkan tingkat resolusi

sapasial Kemampuan sensor dalam merekam obyek terkecil pada

tiap pikselnya ini disebut dengan resolusi spasial. Berdasarkan

tingkatan resolusinya citra satelit

dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Citra resolusi rendah, memiliki resolusi spasial antara 15 m s/d 30 m

(Citra satelit Landsat)

b. Citra resolusi sedang, memiliki resolusi spasial 2.5 m s/d 10 m (Citra

satelit SPOT)

c. Citra resolusi tinggi, memiliki resolusi spasial 0.6 m s/d 1 m (Citra

satelit Ikonos dan Quickbird 2.

Foto Udara Citra foto udara adalah salah satu jenis citra hasil dari

perekaman muka bumi dengan menggunakan wahan pemotretan

udara seperti pesawat terbang ataupun wahana darat bergerak.

Model pengambilan citra dengan wahana darat bergerak istilah ini

dinamakan dengan istilah ground Based Remote Sensing. Metode ini

digunakan sebagai kontrol dari citra foto yang diambil menggunakan

wahan pesawat terbang. Citra foto hasil metode ini lebih jelas dan

lebih mudah dalam pengenalan obyeknya. Pemotretan udara pada

umumnya menggunakan kamera dan film, dan menghasilkan potret

(data analog). Dalam pemotretan menggunakan pesawat terbang,

sensor diletakkan pada dasar yang stabil pada pesawat terbang

tersebut. Dalam perkembangannya saat ini sensor yang sering

dipakai pada saat ini adalah jenis kamera foto udara digital yang

memiliki lebih dari satu saluran optis. Kamera tersebut adalah

kamera foto uadara tipe Vexcel Ultracam D. Digunakan dengan

menggunakan pesawat terbang kecil atau helikopter.

c. Data hasil pengukuran lapanganData pengukuran lapangan yang

dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada umumnya

data ini merupakan sumber data atribut, contohnya : batas

Page 13: Resume Sig

administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak

pengusahaan hutan dan lain-lain.

d. Data GPS (Global Positioning System) Teknologi GPS memberikan

terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. keakuratan

pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi.

Data ini bisanya direpresentasikan dalam format vector.

Bagian 3. Peta

A. Definisi Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan

skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam

berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang

tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta

berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain

penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran

seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang

diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.Sebuah peta adalah

representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang

mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta

mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta

dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta

disebut atlas.

B. Jenis-jenis Peta

Peta memiliki berbagai macam karakter sehingga kita dapat

mengelompokkannya menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Berdasarkan Sumber Datanya

Page 14: Resume Sig

Berdasarkan sumber datanya, peta dapat digolongkan menjadi dua

jenis yaitu:

a. Peta Induk (Basic Map)

Peta induk merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung di

lapangan. Peta induk dapat digunakan sebagai dasar pembuatan

dari peta topografi dan menjadi dasar dari pembuatan peta-peta

lainnya.

b. Peta Turunan (Derived Map)

Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan pada

acuan peta yang sudah ada sehingga tidak memerlukan survei

langsung ke lapangan. Peta jenis ini tidak bisa digunakan sebagai

peda dasar.

2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan

Berdasarkan isi data yang disajikan, Peta dapat kita bagi menjadi dua

macam yaitu peta umum dan peta tematik.

a. Peta Umum

Peta umum merupakan peta yang menggambarkan semua

topografi di permukaan bumi seperti unsur alam (sungai, danau),

unsur buatan manusia (jembatan, jalan dll) maupun bentuk

permukaan bumi (gunung, lembah). Peta umum dapat kita

bedakan menjadi tiga macam yakni:

a) Peta Topografi

Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan

permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Adapun

penggambaran relief permukaan bumi ke dalam bentuk peta

digambarkan dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah

garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang

mempunyai ketinggian yang sama. Agar lebih jelas

perhatikanlah gambar di bawah ini.

Page 15: Resume Sig

Gambar. Peta Topografi (Sumber: rizkykurniarubianto.wordpress.com )

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai garis kontur,

diantaranya:

Semakin rapat jarak antar garis kontur menunjukkan bahwa daerah

tersebut semakin curam.

Bila ditemukan ada garis kontur yang bergerigi, maka ini menunjukkan

bahwa di daerah tersebut terdapat depresi atau lembah.

b) Peta Chorografi

Peta chorografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan

bumi secara umum. Biasanya peta jenis ini menggunakan skala

sedang dan hanya menggambarkan sebagian dari permukaan bumi.

Contoh peta jenis ini adalah atlas.

c) Peta Dunia

Peta dunia merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi

secara luas dengan menggunakan skala kecil.

b. Peta Tematik

Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan informasi dengan

tema-tema tertentu/khusus. Misalnya peta geologi, peta kepadatan

penduduk, peta tempat-tempat wisata dll.

Page 16: Resume Sig

Gambar. Peta tematik tentang kepadatan penduduk di daerah Bantul,

Yogyakarta (Sumber: invesda.bantulkab.go.id)

3. Berdasarkan Skalanya

Berdasarkan skala yang digunakan, kita dapat membagi jenis-jenis

peta menjadi beberapa jenis antara lain:

a. Peta Kadaster/Peta Teknik

Peta ini mempunyai skala sangat besar yakni antara 1 : 100 – 1

: 5000. Peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak

digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan

jaringan jalan, jaringan air dll.

b. Peta Skala Besar

Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.

Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan suatu wilayah.

c. Peta Skala Sedang

Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 :

500.000.

d. Peta Skala Kecil

Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 :

1.000.000.

e. Peta Geografi/Peta Dunia

Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.

Semakin kecil skalanya, maka cakupan wilayahnya akan

semakin luas. Nah dalam pembuatan peta, pengetahuan

tentang skala sangat penting dan tentunya disesuaikan dengan

Page 17: Resume Sig

seberapa besar wilayah yang akan dibuat dan seberapa besar

kertas yang akan kita pakai untuk menggambarkan wilayahnya

C. Fungsi Peta

a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif ( letak suatu tempat dalam

hubungannya dengan tempat lain ) di permukaan bumi

b. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan

bumi (misalnya bentuk benua dan gunung) sehingga dimensi

terlihat dari peta.

c. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah.

d. Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas

daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi.

D. Cara membaca Peta

a. sifat-sifat garis kontur

1. Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi garis

kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-

hal tertentu seperti kawah.

2. Garis kontur tidak akan pernah berpotongan

3. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun

kerapatan dua garis kontur tersebut berubah-ubah.

4. Daerah datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan daerah

terjal atau curam mempunyai garis kontur yang rapat.

5. Garis kontur tidak akan pernah bercabang.

6. Punggung gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis

kontur yang berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya

menjauhi puncak.

7. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang

berbentuk huruf “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah

puncak.

8. Garis kontur berbentuk kurva tertutup.

Page 18: Resume Sig

9. Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-

tengah) antara dua garis yang berurutan.

b. Ketinggian Tempat

Untuk menentukan suatu ketinggian pada peta, yaitu dengan cara

melihat interval kontur pada peta dan lalu hitung ketinggian tempat

yang ingin diketahui. Memang ada perkiraan umum yaitu : interval

kontur = 1/200 skala peta. Tetapi perkiraan ini biasanya tidak selalu

benar. Beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung

aslinya berskala 1 : 50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian

diperbesar menjadi berskala 25.000 dengan kontur interval yang

tetap 25 m. Dalam misi SAR gunung hutan misalnya, sering kali suatu

diperbesar dengan cara di fotocopy untuk ini interval kontur peta

tersebut haruslah tetap dituliskan.

Sering peta yang dikeluarkan oleh Bakorsutanal (1 : 50.000)

membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 m (kontur tebal

untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m dan seterusnya) atau setiap

selang sepuluh kontur.

Peta yang dikeluarkan oleh AMS (Army Map Service) yang berskala 1

: 50.000, membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 m.

Misalnya : 100,200,300 m dan seterusnya.

Peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Bandung tidak

seragam ketentuan garis konturnya. Dari informasi tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketentuan khusus dan seragam

untuk menentukan garis kontur tebal. Bila ketinggian garis kontur

tidak dicantumkan, maka untuk mengetahui ketinggian suatu tempat

haruslah dihitung dengan cara sebagai berikut :

a. Cari dus titik yang berdekatan yang harga ketinggiannya diketahui

(tercantum).

b. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut hitung berapa

kontur yang terdapat diantara keduanya (jangan menghitung garis

kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).

Page 19: Resume Sig

c. Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan

mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa

interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).

d. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian. Bila kontur

terdekat itu berada diatas titikmaka harga kontur itu lebih besar dari

titik ketinggian itu. Bila kontur berada dibawah maka harganya lebih

kecil. Hitung harga kontur terdekat itu yang harus merupakan

kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari point (c).

Lakukanlah perhitungan diatas sampai merasa yakin harga yang

didapat untuk setiap kontur benar, cantumkan harga beberapa kontur

pada peta anda (kontur 1000, 1.250, 1,500 dan seterusnya) agar

mudah mengingatnya.

c. Titik Triangulasi

Selain dari garis-garis kontur, kita juga dapat mengetahui tingginya

suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini

biasanya disebut juga titik triangulasi. Titik triangulasi adalah suatu

titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan

tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi

digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk menentukan

suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu

pembuatan peta. Macam titik triangulasi :

a. Primer : P. 143120

b. Sekunder : S. 751750

c. Tertier : T. 16975

d. Quartier : Q. 20350

e. Antara : TP. 23670

Dibilang diatas tanda strip menyatakan nomor registrasi dari

kadaster, dan bilangan di bawah strip adalah tinggi mutlak dari

permukaan laut.

Page 20: Resume Sig

d. Mengenal Tanda Medan

Disamping tanda pengenal yang terdapat di legenda peta topografi,

kita bisa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang

menyolok di lapangan, dan mudah dikenali di peta, yang akan kita

sebut dengan: “tanda medan”. Beberapa tanda medan yang dapat

kita “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi

kemudian harus anda cari di lokasi. Beberapa tanda medan yang

dapat diperhatikan:

1. Puncak gunung atau bukit, punggung gunung, lembah antara dua

puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.

2. Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai,

tebing-tebing sungai.

3. Belokan-belokan jalan, jembatan (perpotongan antara sungai dengan

jalan), ujung desa, persimpanga-persimpangan jalan.

4. Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang

sangat jelas, begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk

yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta, dsb.

5. Pada daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar menentukan

tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dimanfaatkan

sebagai tanda medan. Pergunakanlah belokan-belokan sungai,

muara-muara sungai kecil.

6. Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-

tebing. delta. dsb, dapat dijadikan sebagai tanda.

Pengertian tanda medan ini mutlak perlu dikuasai, sebab akan berguna

sekali, dan akan digunakan pada uraian selanjutnya mengenai penggunaan

“teknik peta dan kompas”.

e. Skala

Jenis-jenis skala :

1. Skala angka

Page 21: Resume Sig

contoh 1:500.000 dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000cm di

lapangan

2. Skala garis

contoh 0_2_4_6_8_10 km 0_1_2_3_4_5 cm dibaca setiap 1cm pada

peta mewakili 2km di lapangan Penyebut kilometer yang terakhir (10km)

dibagi penyebut centimeter yang terakhir (5cm) Jadi, 10 : 5 = 2 km

3. Skala verbal

contoh 1 inchi = 5 mil skala verbal biasanya digunakan oleh orang-orang

Amerika dan Eropa

Membaca skala peta

contoh:

Sebuah peta kelurahan berskala 1:5.000 diperkecil menjadi skala 1:25.000,

maka pernyataan yang benar adalah?

a. informasi yang disajikan semakin detail

b. simbol-simbol kartografi akan semakin banyak

c. perbedaan kontur akan semakin bertambah besar

d. informasi peta akan berubah tetapi jaraknya tidak berubah

e. informasi peta tidak berubah tetapi jaraknya akan berubah

jawab: e.

pada peta kelurahan skala semula adalah 1:5.000, kemudian diubah menjadi

skala 1:25.000 maka jarak di dalam peta berubah menjadi kecil dari semula.

f. Symbol-simbol dalam peta dan artinya

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan

yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya.

Dalam penggambarannya simbol ditempatkan sesuai pada lokasi

kenampakan pada peta utama dan penjelasan/keterangannya

ditempatkan pada legenda.

Agar dapat dibaca oleh pengguna maka sebaiknya simbol dibuat :

1. Sederhana

2. Mewakili obyek aslinya, jika memungkinkan dibuat mirip/sama dengan

obyek aslinya tersebut

Page 22: Resume Sig

Berdasarkan kenampakan lingkungannya simbol dibedakan menjadi

dua, yaitu sebagai berikut.

1. Simbol budaya,

adalah simbol yang mewakili kenampakan budaya, misalnya

jalan, rel, kota dan lain-lain

2. Simbol alam,

adalah simbol yang mewakili kenampakan alam, misalnya

sungai, gunung, danau dan lainnya

Berdasarkan bentuknya simbol dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai

berikut:

1. Simbol Garis

Digunakan untuk mewakili data geografis yang berhubungan

dengan jarak, contoh : sungai, jalan, rel dan batas wilayah

2. Simbol Titik

Simbol titik digunakan untuk mewakili tempat, contoh : kota,

gunung dan objek-onjek penting lainnya

Page 23: Resume Sig

3. Simbol Area

Digunakan untuk mewakili suatu luasan tertentu, contoh :

danau, rawa, gurun dan hutan

Berdasarkan Wujudnya, simbol dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Simbol Piktorial

adalah simbol yang berupa gambar yang mirip dengan yang

sebenarnya

2. Simbol Abstrak

adalah simbol yang berupa gambar yang tidak mirip dengan yang

sebenarnya

3. Simbol Huruf / Angka

adalah simbol yang berupa huruf / angka

Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta

agar peta mudah dimengerti oleh pembaca.

Page 24: Resume Sig

Bagian 4. Aplikasi dan Manfaat SIG dalam Geologi

A. Aplikasi (sofeware) dalam SIG

Sofeware atau aplikasi yang di gunakan dalam SIG khususnya bidang

teknik geologi adalah sebagai berikut :

corelDRAW X5

Google Map

Map Info10

Global mapper

Map source

Discover 12

B. Manfaaat SIG dalam Geologi

Adapun manfaat dari SIG dalam bidang geologi adalah sebagai berikut :

Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information

System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola

data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau

dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki

kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan

menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang

diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi

juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan

data sebagai bagian dari sistem ini.

SIG saat ini telah banyak digunakan di berbagai bidang mulai dari

pemetaan lahan pertanian, perikanan, kondisi kependudkan seperti

kepadatan penduduk, sebaran penduduk, sebaran wabah penyakit dan

lain sebagainya. Salah satu bidang aplikasi SIG yang akan dibahas kali

ini adalah penerapan dan penggunaan SIG pada bidang geologi.

Menurut wikipedia, geologi adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi,

komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses

Page 25: Resume Sig

pembentukannya. Dengan data geologi ini lah kita dapat mengetahui

beberapa hal dalam gis antara lain :

a. Persebaran Logam baik logam dasar, logam besi, logam mulia dan

logam ringan;

b. Persebaran Non logam seperti bahan bangunan, bahan kramik, bahan

industri, batu mulia;

c. Persebaran Batu Bara;

d. Persebaran Panas Bumu;

e. Persebaran Air tanah;

f. serta mitigasi bencana;

selain itu SIG berfungsi untuk mengelolah data geologi dengan

berbagai program SIG seperrti pembuatan format peta, serta dapat

sebagai media untuk mempermudah geolog dalam mencari informasi

dan letak geografis suatu wilayah, dengan SIG seorang geolog akan

sangat cepat mendapatkan informasi baik dengan program-program

seperti google eart atau dari pengindaraan jarak jauh dan sebagainya.

Page 26: Resume Sig

Sumber Referensi

Ejhapahlevi. 2013. Sumber –sumber data spasial.

http://ejhapahlevi.blogspot.com/2013/05/sumber-sumber-data-spasial-

untuk.html (10 September 2014)

Fstrans. 2013. Jenis –jenis data SIG.

http://fastrans22.blogspot.com/2013/05/sig-jenis-jenis-data-sistem-

informasi.html (10 September 2014)

Anonim. Data spasial

file:///D:/Materi%20Kuliah/SIG/Data%20Spasial%20dan%20Data%20Vektor

%20_%20lengkap.htm (10 September 2014)

Anonim. Sistem informasi geografis.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis (10 September 2014)

Tropenbos. Basic training.

http://www.tropenbos.org/file.php/332/guideline-of-gis-basic-training.pdf (10

September 2014)

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Penerbit Informatika, Bandung.

Anonim. Peta http://id.wikipedia.org/wiki/Peta (10 September 2014)

Anonim. Jenis-jenis peta. http://www.siswapedia.com/macam-macam-

peta-atau-jenis-jenis-peta/ (10 September 2014)

Risky, farid. 2012. Pengertian, fungsi dan jenis peta. http://farid-

rizky.blogspot.com/2012/12/pengertian-fungsi-dan-jenis-peta.html (10

September 2014)

Fastrans22. 2013. Pengertian, jenis dan skala peta.

http://fastrans22.blogspot.com/2013/05/skala-pengertian-jenis-skala-peta-

dan.html (10 September 2014)

Anonim. Cara membaca peta.

file:///D:/Materi%20Kuliah/SIG/Cara%20Membaca%20Peta%20_%20kudaba

yor.htm (10 September 2014)

Manwno, andi. Komponen peta, symbol dan legenda.

http://andimanwno.wordpress.com/2010/07/03/kompenen-peta-simbol-dan-

legenda/ (10 September 2014)