resume sig
DESCRIPTION
resume sistem informasi geografisTRANSCRIPT
SISTEM INFORMASI GEOGRFI
Bagian 1. Pengantar Sistem Informasi Geografis
A. Definisi SIG
Menurut Wikipedia Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris:
Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi
khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang
memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga
memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data
sebagai bagian dari system ini. SIG mempunyai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data
yang iolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi
geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu,
sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab
beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.
B. Subsistem SIG
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :
a. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-
sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau
mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang
dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
b. Data Output
Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan
keluaran (termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki)
seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy
maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain
sebagainya.
c. Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-
tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian
rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan
diedit.
d. Data Manipulation & Analysis
Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan
oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi
(evaluasi dan penggunaan fungsifungsi dan operator matematis &
logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.
Sub-sistem SIG di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut :
C. Komponen SIG
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG
dapat beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :
a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang
mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari
sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam,
misalnya operator, analis, programmer, database administrator
bahkan stakeholder.
b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data
menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi
geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.
c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data
atribut.
Data posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang
merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang
memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra
satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.
Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek
deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus
penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.
d. Software adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang
memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan,
analisis dan penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi,
ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)
e. Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan
sistem berupa perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter
dan perangkat pendukung lainnya.
D. Tugas Utama SIG
Berdasarkan desain awalnya tugas utama SIG adalah untuk melakukan
analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG
bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data geografik sudah lama
dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya
dengan pemrosesan lama hanyalah digunakannya data digital. Adapun
tugas utama dalam SIG adalah sebagai berikut :
a. Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data
tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital.
Proses konversi data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital
disebut dengan digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini
secara otomatis menggunakan teknologi scanning.
b. Pembuatan peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel
dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi
otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta
kertas dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat
diterjemahkan ke dalam SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat
dengan berbagai skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih
sesuai dengan karakteristik tertentu.
c. Manipulasi data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi
atau manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel
dengan sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat
bantu untuk memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-
data yang tidak dibutuhkan.
d. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan
jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus
dilakukan adalah menggunakan database management system
(DBMS) untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data
e. Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan
query dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada.
Teknologi SIG digunakan untuk menganalisis data geografis untuk
melihat pola dan tren.
f. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi
geografis, hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf.
Peta sangat efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan
informasi geografis. Namun saat ini SIG juga sudah mengintegrasikan
tampilan peta dengan menambahkan laporan, tampilan tiga dimensi,
dan multimedia.
Bagian 2. Data
A. Definisi Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk
jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu
yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu
pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah
hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya
dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Dalam keilmuan (ilmiah),
fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah
sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat
dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri,
hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan
persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
B. Jenis-jenis Data
1. Data Spasial (keruangan)
data yang mempresentasikan aspek keruangan dari suatu fenomena
atau mengidentifikasikan posisi geografis suatu fenomena. contoh
data spasial antara lain letak suatu wilayah, posisi sumber minyak
bumi,dsb.
Struktur Data Spasial
Secara sederhana struktur dalam bahasa komputer berarti bentuk dan
kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya.
Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua struktur,
yaitu:
a. Data Vektor
data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam
kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal
dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes(merupakan titik
perpotongan antara dua buah garis).
Keuntungan utama dari struktur data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat
berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya
pada basis data batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya
adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.
Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya
dalam mengakomodasi perubahan gradual.
b. Data raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang
dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, objek
geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut
dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual)
tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili
oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster
sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara
gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah
dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya
ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran
filenya dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang
tersedia.
Masing-masing struktur data mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pemilihan struktur data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan
penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian
yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih
ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit
untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster
biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi
lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.
(Puntodewo, 2003)
Perbedaan mendasar data vektor dan data raster
Kelebihan dan kekurangan masing-masing format data
Contoh kasus data vektor dan data raste dan Pengolahannya
Sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya
yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
1. Akuisisi data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari
peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis
penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan
jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk
analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format
yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata
(database). Basis data adalah pengorganisasian data yang tidak
berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan,
pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama
oleh pengguna.
2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data
storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan
pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor
dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).
3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan
berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta,
membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan
sebagainya. Manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari
SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data
spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna
untuk berbagai aplikasi
4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil
pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular.
Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas,
keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam
bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media
lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).
C. Sumber data SIG
a. Salah satu syarat SIG adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari
beberapa sumber antara lain :
Peta Analog
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya)
yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat
dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi
spasia seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya.
Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog
dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah
menjadi format vektor melalui proses dijitasi sehingga dapat
menunjukkan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
b. Data Sistem Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto udara dan
sebagainya), merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG
karena ketersediannya secara berkala dan mencakup area tertentu.
Dengan adanya bermacam macam satelit di ruang angkasa dengan
spesifikasinya masing masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis
citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya
direpresentasikan dalam format raster.
1. Citra Satelit
Citra merupakan masukan data atau hasil observasi dalam proses
penginderaan jauh. Penginderaan Jauh atau Remote Sensing
didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data
yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan
objek, daerah atau fenomena tersebut. Citra dapat diartikan sebagai
gambaran yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati,
sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau/sensor, baik
optik, elektrooptik, optik-mekanik maupun elektromekanik. Citra
memerlukan proses interpretasi atau penafsiran terlebih dahulu
dalam pemanfaatannya. Citra Satelit merupakan hasil dari
pemotretan/perekaman alat sensor yang dipasang pada wahana
satelit ruang angkasa dengan ketinggian lebih dari 400 km dari
permukaan bumi. Jenis Citra Satelit berdasarkan tingkat resolusi
sapasial Kemampuan sensor dalam merekam obyek terkecil pada
tiap pikselnya ini disebut dengan resolusi spasial. Berdasarkan
tingkatan resolusinya citra satelit
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Citra resolusi rendah, memiliki resolusi spasial antara 15 m s/d 30 m
(Citra satelit Landsat)
b. Citra resolusi sedang, memiliki resolusi spasial 2.5 m s/d 10 m (Citra
satelit SPOT)
c. Citra resolusi tinggi, memiliki resolusi spasial 0.6 m s/d 1 m (Citra
satelit Ikonos dan Quickbird 2.
Foto Udara Citra foto udara adalah salah satu jenis citra hasil dari
perekaman muka bumi dengan menggunakan wahan pemotretan
udara seperti pesawat terbang ataupun wahana darat bergerak.
Model pengambilan citra dengan wahana darat bergerak istilah ini
dinamakan dengan istilah ground Based Remote Sensing. Metode ini
digunakan sebagai kontrol dari citra foto yang diambil menggunakan
wahan pesawat terbang. Citra foto hasil metode ini lebih jelas dan
lebih mudah dalam pengenalan obyeknya. Pemotretan udara pada
umumnya menggunakan kamera dan film, dan menghasilkan potret
(data analog). Dalam pemotretan menggunakan pesawat terbang,
sensor diletakkan pada dasar yang stabil pada pesawat terbang
tersebut. Dalam perkembangannya saat ini sensor yang sering
dipakai pada saat ini adalah jenis kamera foto udara digital yang
memiliki lebih dari satu saluran optis. Kamera tersebut adalah
kamera foto uadara tipe Vexcel Ultracam D. Digunakan dengan
menggunakan pesawat terbang kecil atau helikopter.
c. Data hasil pengukuran lapanganData pengukuran lapangan yang
dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada umumnya
data ini merupakan sumber data atribut, contohnya : batas
administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaan hutan dan lain-lain.
d. Data GPS (Global Positioning System) Teknologi GPS memberikan
terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. keakuratan
pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi.
Data ini bisanya direpresentasikan dalam format vector.
Bagian 3. Peta
A. Definisi Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan
skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam
berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang
tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta
berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain
penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran
seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang
diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.Sebuah peta adalah
representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang
mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta
mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta
dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta
disebut atlas.
B. Jenis-jenis Peta
Peta memiliki berbagai macam karakter sehingga kita dapat
mengelompokkannya menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. Berdasarkan Sumber Datanya
Berdasarkan sumber datanya, peta dapat digolongkan menjadi dua
jenis yaitu:
a. Peta Induk (Basic Map)
Peta induk merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung di
lapangan. Peta induk dapat digunakan sebagai dasar pembuatan
dari peta topografi dan menjadi dasar dari pembuatan peta-peta
lainnya.
b. Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan pada
acuan peta yang sudah ada sehingga tidak memerlukan survei
langsung ke lapangan. Peta jenis ini tidak bisa digunakan sebagai
peda dasar.
2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan
Berdasarkan isi data yang disajikan, Peta dapat kita bagi menjadi dua
macam yaitu peta umum dan peta tematik.
a. Peta Umum
Peta umum merupakan peta yang menggambarkan semua
topografi di permukaan bumi seperti unsur alam (sungai, danau),
unsur buatan manusia (jembatan, jalan dll) maupun bentuk
permukaan bumi (gunung, lembah). Peta umum dapat kita
bedakan menjadi tiga macam yakni:
a) Peta Topografi
Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan
permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Adapun
penggambaran relief permukaan bumi ke dalam bentuk peta
digambarkan dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah
garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai ketinggian yang sama. Agar lebih jelas
perhatikanlah gambar di bawah ini.
Gambar. Peta Topografi (Sumber: rizkykurniarubianto.wordpress.com )
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memaknai garis kontur,
diantaranya:
Semakin rapat jarak antar garis kontur menunjukkan bahwa daerah
tersebut semakin curam.
Bila ditemukan ada garis kontur yang bergerigi, maka ini menunjukkan
bahwa di daerah tersebut terdapat depresi atau lembah.
b) Peta Chorografi
Peta chorografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan
bumi secara umum. Biasanya peta jenis ini menggunakan skala
sedang dan hanya menggambarkan sebagian dari permukaan bumi.
Contoh peta jenis ini adalah atlas.
c) Peta Dunia
Peta dunia merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi
secara luas dengan menggunakan skala kecil.
b. Peta Tematik
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan informasi dengan
tema-tema tertentu/khusus. Misalnya peta geologi, peta kepadatan
penduduk, peta tempat-tempat wisata dll.
Gambar. Peta tematik tentang kepadatan penduduk di daerah Bantul,
Yogyakarta (Sumber: invesda.bantulkab.go.id)
3. Berdasarkan Skalanya
Berdasarkan skala yang digunakan, kita dapat membagi jenis-jenis
peta menjadi beberapa jenis antara lain:
a. Peta Kadaster/Peta Teknik
Peta ini mempunyai skala sangat besar yakni antara 1 : 100 – 1
: 5000. Peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak
digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan
jaringan jalan, jaringan air dll.
b. Peta Skala Besar
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan suatu wilayah.
c. Peta Skala Sedang
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 :
500.000.
d. Peta Skala Kecil
Peta ini mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 :
1.000.000.
e. Peta Geografi/Peta Dunia
Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.
Semakin kecil skalanya, maka cakupan wilayahnya akan
semakin luas. Nah dalam pembuatan peta, pengetahuan
tentang skala sangat penting dan tentunya disesuaikan dengan
seberapa besar wilayah yang akan dibuat dan seberapa besar
kertas yang akan kita pakai untuk menggambarkan wilayahnya
C. Fungsi Peta
a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif ( letak suatu tempat dalam
hubungannya dengan tempat lain ) di permukaan bumi
b. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan
bumi (misalnya bentuk benua dan gunung) sehingga dimensi
terlihat dari peta.
c. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah.
d. Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas
daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi.
D. Cara membaca Peta
a. sifat-sifat garis kontur
1. Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi garis
kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-
hal tertentu seperti kawah.
2. Garis kontur tidak akan pernah berpotongan
3. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun
kerapatan dua garis kontur tersebut berubah-ubah.
4. Daerah datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan daerah
terjal atau curam mempunyai garis kontur yang rapat.
5. Garis kontur tidak akan pernah bercabang.
6. Punggung gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis
kontur yang berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya
menjauhi puncak.
7. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang
berbentuk huruf “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah
puncak.
8. Garis kontur berbentuk kurva tertutup.
9. Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-
tengah) antara dua garis yang berurutan.
b. Ketinggian Tempat
Untuk menentukan suatu ketinggian pada peta, yaitu dengan cara
melihat interval kontur pada peta dan lalu hitung ketinggian tempat
yang ingin diketahui. Memang ada perkiraan umum yaitu : interval
kontur = 1/200 skala peta. Tetapi perkiraan ini biasanya tidak selalu
benar. Beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung
aslinya berskala 1 : 50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian
diperbesar menjadi berskala 25.000 dengan kontur interval yang
tetap 25 m. Dalam misi SAR gunung hutan misalnya, sering kali suatu
diperbesar dengan cara di fotocopy untuk ini interval kontur peta
tersebut haruslah tetap dituliskan.
Sering peta yang dikeluarkan oleh Bakorsutanal (1 : 50.000)
membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 m (kontur tebal
untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m dan seterusnya) atau setiap
selang sepuluh kontur.
Peta yang dikeluarkan oleh AMS (Army Map Service) yang berskala 1
: 50.000, membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 m.
Misalnya : 100,200,300 m dan seterusnya.
Peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Bandung tidak
seragam ketentuan garis konturnya. Dari informasi tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketentuan khusus dan seragam
untuk menentukan garis kontur tebal. Bila ketinggian garis kontur
tidak dicantumkan, maka untuk mengetahui ketinggian suatu tempat
haruslah dihitung dengan cara sebagai berikut :
a. Cari dus titik yang berdekatan yang harga ketinggiannya diketahui
(tercantum).
b. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut hitung berapa
kontur yang terdapat diantara keduanya (jangan menghitung garis
kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).
c. Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan
mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa
interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).
d. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian. Bila kontur
terdekat itu berada diatas titikmaka harga kontur itu lebih besar dari
titik ketinggian itu. Bila kontur berada dibawah maka harganya lebih
kecil. Hitung harga kontur terdekat itu yang harus merupakan
kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari point (c).
Lakukanlah perhitungan diatas sampai merasa yakin harga yang
didapat untuk setiap kontur benar, cantumkan harga beberapa kontur
pada peta anda (kontur 1000, 1.250, 1,500 dan seterusnya) agar
mudah mengingatnya.
c. Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur, kita juga dapat mengetahui tingginya
suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini
biasanya disebut juga titik triangulasi. Titik triangulasi adalah suatu
titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan
tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi
digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk menentukan
suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu
pembuatan peta. Macam titik triangulasi :
a. Primer : P. 143120
b. Sekunder : S. 751750
c. Tertier : T. 16975
d. Quartier : Q. 20350
e. Antara : TP. 23670
Dibilang diatas tanda strip menyatakan nomor registrasi dari
kadaster, dan bilangan di bawah strip adalah tinggi mutlak dari
permukaan laut.
d. Mengenal Tanda Medan
Disamping tanda pengenal yang terdapat di legenda peta topografi,
kita bisa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang
menyolok di lapangan, dan mudah dikenali di peta, yang akan kita
sebut dengan: “tanda medan”. Beberapa tanda medan yang dapat
kita “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi
kemudian harus anda cari di lokasi. Beberapa tanda medan yang
dapat diperhatikan:
1. Puncak gunung atau bukit, punggung gunung, lembah antara dua
puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.
2. Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai,
tebing-tebing sungai.
3. Belokan-belokan jalan, jembatan (perpotongan antara sungai dengan
jalan), ujung desa, persimpanga-persimpangan jalan.
4. Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang
sangat jelas, begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk
yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta, dsb.
5. Pada daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar menentukan
tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dimanfaatkan
sebagai tanda medan. Pergunakanlah belokan-belokan sungai,
muara-muara sungai kecil.
6. Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-
tebing. delta. dsb, dapat dijadikan sebagai tanda.
Pengertian tanda medan ini mutlak perlu dikuasai, sebab akan berguna
sekali, dan akan digunakan pada uraian selanjutnya mengenai penggunaan
“teknik peta dan kompas”.
e. Skala
Jenis-jenis skala :
1. Skala angka
contoh 1:500.000 dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000cm di
lapangan
2. Skala garis
contoh 0_2_4_6_8_10 km 0_1_2_3_4_5 cm dibaca setiap 1cm pada
peta mewakili 2km di lapangan Penyebut kilometer yang terakhir (10km)
dibagi penyebut centimeter yang terakhir (5cm) Jadi, 10 : 5 = 2 km
3. Skala verbal
contoh 1 inchi = 5 mil skala verbal biasanya digunakan oleh orang-orang
Amerika dan Eropa
Membaca skala peta
contoh:
Sebuah peta kelurahan berskala 1:5.000 diperkecil menjadi skala 1:25.000,
maka pernyataan yang benar adalah?
a. informasi yang disajikan semakin detail
b. simbol-simbol kartografi akan semakin banyak
c. perbedaan kontur akan semakin bertambah besar
d. informasi peta akan berubah tetapi jaraknya tidak berubah
e. informasi peta tidak berubah tetapi jaraknya akan berubah
jawab: e.
pada peta kelurahan skala semula adalah 1:5.000, kemudian diubah menjadi
skala 1:25.000 maka jarak di dalam peta berubah menjadi kecil dari semula.
f. Symbol-simbol dalam peta dan artinya
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan
yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya.
Dalam penggambarannya simbol ditempatkan sesuai pada lokasi
kenampakan pada peta utama dan penjelasan/keterangannya
ditempatkan pada legenda.
Agar dapat dibaca oleh pengguna maka sebaiknya simbol dibuat :
1. Sederhana
2. Mewakili obyek aslinya, jika memungkinkan dibuat mirip/sama dengan
obyek aslinya tersebut
Berdasarkan kenampakan lingkungannya simbol dibedakan menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
1. Simbol budaya,
adalah simbol yang mewakili kenampakan budaya, misalnya
jalan, rel, kota dan lain-lain
2. Simbol alam,
adalah simbol yang mewakili kenampakan alam, misalnya
sungai, gunung, danau dan lainnya
Berdasarkan bentuknya simbol dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut:
1. Simbol Garis
Digunakan untuk mewakili data geografis yang berhubungan
dengan jarak, contoh : sungai, jalan, rel dan batas wilayah
2. Simbol Titik
Simbol titik digunakan untuk mewakili tempat, contoh : kota,
gunung dan objek-onjek penting lainnya
3. Simbol Area
Digunakan untuk mewakili suatu luasan tertentu, contoh :
danau, rawa, gurun dan hutan
Berdasarkan Wujudnya, simbol dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Simbol Piktorial
adalah simbol yang berupa gambar yang mirip dengan yang
sebenarnya
2. Simbol Abstrak
adalah simbol yang berupa gambar yang tidak mirip dengan yang
sebenarnya
3. Simbol Huruf / Angka
adalah simbol yang berupa huruf / angka
Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta
agar peta mudah dimengerti oleh pembaca.
Bagian 4. Aplikasi dan Manfaat SIG dalam Geologi
A. Aplikasi (sofeware) dalam SIG
Sofeware atau aplikasi yang di gunakan dalam SIG khususnya bidang
teknik geologi adalah sebagai berikut :
corelDRAW X5
Google Map
Map Info10
Global mapper
Map source
Discover 12
B. Manfaaat SIG dalam Geologi
Adapun manfaat dari SIG dalam bidang geologi adalah sebagai berikut :
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information
System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola
data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau
dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi
juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan
data sebagai bagian dari sistem ini.
SIG saat ini telah banyak digunakan di berbagai bidang mulai dari
pemetaan lahan pertanian, perikanan, kondisi kependudkan seperti
kepadatan penduduk, sebaran penduduk, sebaran wabah penyakit dan
lain sebagainya. Salah satu bidang aplikasi SIG yang akan dibahas kali
ini adalah penerapan dan penggunaan SIG pada bidang geologi.
Menurut wikipedia, geologi adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi,
komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses
pembentukannya. Dengan data geologi ini lah kita dapat mengetahui
beberapa hal dalam gis antara lain :
a. Persebaran Logam baik logam dasar, logam besi, logam mulia dan
logam ringan;
b. Persebaran Non logam seperti bahan bangunan, bahan kramik, bahan
industri, batu mulia;
c. Persebaran Batu Bara;
d. Persebaran Panas Bumu;
e. Persebaran Air tanah;
f. serta mitigasi bencana;
selain itu SIG berfungsi untuk mengelolah data geologi dengan
berbagai program SIG seperrti pembuatan format peta, serta dapat
sebagai media untuk mempermudah geolog dalam mencari informasi
dan letak geografis suatu wilayah, dengan SIG seorang geolog akan
sangat cepat mendapatkan informasi baik dengan program-program
seperti google eart atau dari pengindaraan jarak jauh dan sebagainya.
Sumber Referensi
Ejhapahlevi. 2013. Sumber –sumber data spasial.
http://ejhapahlevi.blogspot.com/2013/05/sumber-sumber-data-spasial-
untuk.html (10 September 2014)
Fstrans. 2013. Jenis –jenis data SIG.
http://fastrans22.blogspot.com/2013/05/sig-jenis-jenis-data-sistem-
informasi.html (10 September 2014)
Anonim. Data spasial
file:///D:/Materi%20Kuliah/SIG/Data%20Spasial%20dan%20Data%20Vektor
%20_%20lengkap.htm (10 September 2014)
Anonim. Sistem informasi geografis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis (10 September 2014)
Tropenbos. Basic training.
http://www.tropenbos.org/file.php/332/guideline-of-gis-basic-training.pdf (10
September 2014)
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Penerbit Informatika, Bandung.
Anonim. Peta http://id.wikipedia.org/wiki/Peta (10 September 2014)
Anonim. Jenis-jenis peta. http://www.siswapedia.com/macam-macam-
peta-atau-jenis-jenis-peta/ (10 September 2014)
Risky, farid. 2012. Pengertian, fungsi dan jenis peta. http://farid-
rizky.blogspot.com/2012/12/pengertian-fungsi-dan-jenis-peta.html (10
September 2014)
Fastrans22. 2013. Pengertian, jenis dan skala peta.
http://fastrans22.blogspot.com/2013/05/skala-pengertian-jenis-skala-peta-
dan.html (10 September 2014)
Anonim. Cara membaca peta.
file:///D:/Materi%20Kuliah/SIG/Cara%20Membaca%20Peta%20_%20kudaba
yor.htm (10 September 2014)
Manwno, andi. Komponen peta, symbol dan legenda.
http://andimanwno.wordpress.com/2010/07/03/kompenen-peta-simbol-dan-
legenda/ (10 September 2014)