laporan sig i

Upload: rizki-lintang-erlangga

Post on 18-Jul-2015

429 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Manajemen dan Analisis Data Spasial dengan ArcView

Oleh : Rizki Lintang Erlangga A14080011

BAGIAN PENGINDERAAN JAUH DAN INFORMASI SPASIAL DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN BOGOR 2011

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada zaman yang semakin maju dan canggih ini mennuntut kita untuk menjadi manusia yang serba praktis dan cepat. Pengunaan peranti peranti lunak dalam menjalani tugas tugas maupun proyek proyek sudah sangat sering dan bukan lagi kebutuhan sekunder maupun tersier akan tetapi sekarang sudah menjadi kebutuhan primer bagi para penggunanya, begitu pula dalam hal pemetaan suatu wilayah. Dalam bidang pemetaan suatu wilyah sudah banyak peranti peranti lunak yang digunakan baik itu memanajemen, menganalisis, mengolah maupun lainnya, untuk melakukan semua itu dengan peranti peranti lunak tersebut kita memerlukan data yaitu berbentuk data spasial yang dapat diperoleh melalui mengunduh di internet maupun melalui badan yang berkaitan dengan kegiatan tersebut seperti, BAKOSURTANAL. Data spasial itu adalah data data yang mengandung informasi lokasi geografis dari kenampakan kenampakan permukaan bumi, yang disertai dengan informasi tertentu yang mengambarkan keadaan permukaan bumi tersebut. Data spasil ini menjadi hal yang penting dalam dunia pemetaan digital maupun dalam SIG (Sistem Informasi Geografis), bentuk bentuk dari data spasial dapat berupa data vector dan data raster. Penggunaan data data tersebut dapat diolah oleh peranti peranti lunak khusus yang diantaranya ada ArcView, ArcGis, QGis, maupun yang lainnya, dalam hal ini kita akan lebih mendalami bagaimana memanejemen dan menganalisis data spasial dengan ArcView yang dimana peranti ini memilki sarana sarana khusus untuk pengorganisasian data, yaitu views, tables, charts, layouts, dan scripts.

B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan peranti lunak ArcView. 2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan peta dengan menggunakan peranti lunak ArcView. 3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat penggunaan peranti lunak ArcView.

TINJAUAN PUSTAKA

SIG (Sistem Informasi Geografis) atau dalam bahasa Inggris yang disebut GIS, terdiri dari beberapa kata yaitu sistem yang berarti subsistem (komponen) yang bersifat spesifik dan saling terkait, kemudian kata informasi yaitu turunan dari data yang sudah mengalami proses tertentu dan kata geografis yang merupakan semua unsure bumi yang berhubungan dengan spasial. Jadi SIG dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari subsistem seperti input, manajemen, analisis, dan output yang menggunakan data spasial dan dilakukan dengan sebuah komputer. Pada Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis. CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG". CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain

seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan

distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumberdaya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Kartografi dalam kaitan SIG merupakan ilmu percabangan dari SIG, yang memiliki pengertian yaitu ilmu, teknologi dan seni untuk menyampaikan data/informasi tentang objek atau area di permukaan bumi dalam bentuk peta. Peta mempunyai keterkaitan dengan kartografi dan secara tidak langsung berkaitan dengan SIG. Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi (mbojo.wordpress.com). Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Dalam SIG, peta sudah dalam bentuk digital dan berbentuk sebagai data spasial yang memiliki dua macam bentuk yaitu data raster maupun data vector (titik, garis, polygon). Menurut Prahasta Edy, tujuan dari penggunaan Sistem Informasi Geografis adalah sebagai sistem yang mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang dapat digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi.

Perangkat lunak sistem informasi geografi saat ini telah banyak dijumpai dipasaran. Masing-masing perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam menunjang analisis informasi geografi. Salah satu yang sering digunakan saat ini adalah ArcView. ArcView yang merupakan salah satu perangkat lunak Sistem Infrmasi geografi yang di keluarkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Intitute). ArcView dapat melakukan pertukaran data, operasi-operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman (script)serta melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions sepertispasial analyst dan image

analyst (ESRI). ArcView dalam operasinya menggunakan, membaca dan mengolah data dalam format Shapefile, selain itu ArcView jaga dapat memanggil data-data dengan format BSQ, BIL, BIP, JPEG, TIFF, BMP, GeoTIFF atau data grid yang berasal dari ARC/INFO serta banyak lagi data-data lainnya. Setiap data spasial yang dipanggil akan tampak sebagai sebuah Theme dan gabungan daritheme-theme ini akan tampil dalam sebuah view. ArcView mengorganisasikan komponen-komponen programnya (view, theme, table, chart, layout dan script) dalam

sebuah project. Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView. Salah satu kelebihan dari ArcView adalah kemampaunnya berhubungan dan berkerja dengan bantuan extensions. Extensions (dalam konteks perangkat lunak SIG ArcView) merupakan suatu perangkat lunak yang bersifat plug-in dan dapat diaktifkan ketika penggunanya memerlukan kemampuan fungsionalitas tambahan (Prahasta). Extensions bekerja atau berperan sebagai perangkat lunak yang dapat dibuat sendiri, telah ada atau dimasukkan (di-instal) ke dalam perangkat lunak ArcView untuk memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari ArcView itu sendiri. Contoh-contoh extensions ini seperti Spasial Analyst, Edit Tools v3.1,Geoprocessing, JPGE (JFIF) Image Support, Legend Tool, Projection Utility Wizard, Register and Transform Tool dan XTools Extensions (mbojo.wordpress.com).

BAHAN DAN KERJA

Bahan : Data raster Administrasi Daerah SubDAS Cianjur Data raster Elevasi Daerah SubDAS Cianjur Data raster Guna lahan Daerah SubDAS Cianjur Data raster Lereng Daerah SubDAS Cianjur Data raster Tanah Daerah SubDAS Cianjur

Alat : Komputer Software ArcView 3.3

METODE KERJA

1. Penyiapan bahan. a. Klik 2x ikon ArcView pada desktop atau klik Start kemudian klik ikon ArcView. Setelah itu akan muncul project window. b. Sebelum menampilkan peta, klik File Extensions dari Menu Bar untuk memperluas kemampuan yang melebihi kemampuan program ArcView secara standar. c. Pada Project Window pilih tombol New, untu membuat jendela views baru yang masih kosong. Jendela Views baru terdiri dari dua bagian penting, dibagian kiri disebut Table of Contents yang berisi daftar data data spasial yang telah dipilih, sedangkan dibagian kanan merupakan jendela untuk menampilkan data spasialnya. d. Dari Menu Bar pilih View Add Theme maka akan tampil jendela dialog. e. Secara otomatis, pilihan direktoru yang tampil pada jendela dialog adalah c:/esri/av_gis30/arcview/bin32. Apabila data yang akan kita tampilkan berada pada direktori lain, maka kita harus memilihnya sendiri dari jendela dialog tersebut. Perhatikan bahwa ArcView mendukung format data vector dan raster. Pada kolom Data Source Type terdapat dua pilihan, yaitu: 1. Feature Data Source, untuk data dalam format vector; 2. Image Data Source, untuk data dalam format raster. f. Klik dua kali direktori yang mengandung data spasial yang akan ditampilkan. Semua data spasial pada direktori tersebut berbentuk shapefile (.shp) atau format ArcInfo coverage. Pilih data yang akan ditampilkan, apabila lebih dari satu file tekan tombol SHIFT dan pilih data yang akan ditampilkan. Misalny anda akan memilih peta administrasi (administrasi.shp). g. Klik Ok. Maka shapefile administrasi yang ada pilih akan ditambahkan pada jendela Views sebagai sebuah tema (theme). Secara default ArcView

akan memilihkan warna untuk pta tersebut. Ketika anda menambahkan sebuah tema (theme) pada jendela View, ArView tidak secara langsung menampilkan peta yang kita pilih pada jendela View. Maksudnya, agar kita dapat mengatur terlebih dahulu tampilan data yang kita pilih. 2. Penyiapan digitasi layar (Image Analysis). a. Panggil ekstensi Image Analysis dengan perintah File > Extensions b. Panggil data raster yang akan dikoreksi c. Sebelum melakukan koreksi, tetapkan system koordinat yang akan digunakan dengan memilih View > Properties (map units: meters;distance units: meters) dan memilih proyeksi yang sesuai (category: UTM1983;type: zone 48) d. Pilih tombol Align Tool. Tetapkan beberapa titik ikat. Untuk data non citra seperti peta hasil penyiaman, penggunaan empat titik ikat secara umum sudah cukup. Arahkan kusor ke titik ikat yang dimaksud. Kemudian tekan tombol mouse sebelah kiri. Titik ikat telah ditetapkan dan perlu dimaksudkan koordinat yang sesuai. Tekan tombol kanan mouse dan jangan dilepaskan. Arahkan ke pilihan Enter to Coordinate. Selanjutnya masukkan nilai koordinat titik ikat yang anda pilih. e. Setiap penetapan titik ikat selesai, ArcView akan berusaha menyesuaikan secara langsung (on-the-fly). Sim[an data raster yang terkoreksi menjadi data raster terbaru. Pilihan keluaran dapat berupa GeoTIFF (.tiff) atau Erdas Imagine (.img). 3. Digitasi. Polygon a. Buka jendela View yang telah ada data yang sudah di koreksi geometri, atau buat jendela View baru b. Dari menu View, pilih New Theme. Pada kotal dialog yang muncul pilih polygon sebagai feature type. Tekan Ok c. Ketikan nama dan lokasi dari shapefile baru. Klik Ok. Sebuah polygon theme baru muncul pada jendela View anda

d. Dalam data yang anda gunakan memiliki polygon polygon yang tidak beraturan maka digunkan Polygon tool. e. Setelah itu klik dimana anda mulai f. Klik disetiap vertex sekeliling batas polygon g. Untuk mengakhiri klik 2x h. Untuk menggambar garis melewati polygon yang akan dipotong maka anda dapat mengunakan Polygon Split tool i. Umtuk membuat kubang di dalam polygon maka menggunakan pilihan Combine Features dari menu edit. Line a. Buka View dimana anda akan membuat peta sungai b. Dari menu View, pilih New Theme. Pada kotak dialog yang muncul, pilih line sebagai feature type dan tekan Ok c. Pada kotak dialog yang muncul selanjutnya, ketikkan nama dan lokasi dari shapefile yang baru ini. Apabila sudah diberi nama maka tekan Ok d. Klik Drawing tool palette dan pilih line tool. Tambahkan garis pada theme dengan menekan tombol kiri mouse pada View, jika akan selesai klok 2x e. Ketka anda selesai memasukkan garis garis baru, pilih Stop Editing dari menu Theme. Pilih yes ketika anda ditanya akan disimpan. 4. Data Atribut a. Pada View Window-Table of Content, pilih nama theme (yang akan ditambah data atributnya) untuk membuatnya aktif. b. Pilih tombol Open Theme table sehingge akan muncul atribut dari administrasi.shp. Theme attribute table mengandung beberapa record/baris untuk setiap feature pada peta, jadi pada contoh ini terdapat beberapa record untuk setiap di daerah SubDAS Cianjur. c. Pilih Table >> Start Editing. Pilihan ini tidak akan aktif jika data anda pada View Window dalam keadaan read only, jika hal ini terjadi maka

anda dapat memilih Theme >> Convert to Shapefile, tambahkan pada View Window, kemudian mulai kembali tahapan sebelumnya. d. Pilih Edit >> Add Field. Pada kotak dialog Field Definition, ketikkan nama kolom baru serta tipe datanya. Tekan Ok. Sebuah kolom baru yang kosong akan ditambahkan pada themes attribute table e. Pilih Edit tool, klik pada sel pertama dari kolom baru, dan ketikkan isinya. Untuk berpindah ke lain sel klik pada sel yang dikehendaki atau tekan Return. f. Setelah selesai pilih Table >> Stop Editing. Anda akan diberi pilihan untuk menyimpan hasilnya atau tidak. Pilih Yes. 5. Data Joint a. Buatlah Project window dalam keadaan aktif b. Pilih Add Table dari Project menu c. Dalam dialog yang muncul, pilih tipe file yang ada ingin masukkan dari List File of Type, tekan dropdown list d. Tentukan direktori tempat file yang anda ingin masukkan e. Klik file yang anda ingin masukkan. Selanjutnya tekan Ok. Kemudian file ini dibuka dalam project anda. Nama file tersebut terdaftar dalam daftar table project window. f. Dalam table ini terdiri dari data data yang anda ingin hubungkan dengan table atribut, klik nama field kunci yang akan anda hubungkan. g. Dalam tampilan Table of Contents, klik nama theme yang anda ingin hubungkan datanya h. Klik tombol Join maka tabel tersebut akan bergabung. 6. Layout a. Pertama klik tombol layout pada Project Window b. Dalam keadaan ikon layout terpilih, tekan tombol New pada bagian atas Project Window. ArcView membuat layout baru dan namanya akan muncul pada daftar layout di Project

c. Dalam menampilkan isi view di layout dapat melalui frame view yang merupakan representasi dari sebuah view d. Dalam menampilkan legenda di layout dapat melalui frame legenda yang merupakan representasi dari table of contents di view e. Dalam menampilkan skala batang dan arah mata angin dapat melalui frame scale bar dan north arrow. f. Dalam menampilkan sebuah bagan (chart) dapat melalui frame chart g. Dalam menampilkan tabel dapat melalui frame tabel h. Dalam menampilkan gambar atau citra dari software lain yang berbentuk raster dapat melalui frame picture i. Dalam menampilkan judul peta dapat melalui text tool selanjutnya klik di tempat yang diinginkan pada kotak dialog Text Propeties dan klik Ok, kemudian sebagai pilihan dari menu Window dan ubah font, style, ukuran atau ukuran huruf j. Untuk mencetak hasil layout dapat melalui menu File Print.

HASIL PENGAMATAN

Peta Lereng Daerah SubDAS CianjurN

Peta Lereng Daerah SubDAS Cianjur720000 725000 730000 735000 740000 745000

9255000

9255000

9250000

9250000

9245000

9245000

9240000

9240000

720000

725000

730000

735000

740000

745000

LegendaSun ga i Ja la n 0 - 3 15 - 25 25 - 45 2 5 -4 5 3 - 8 8 - 15 8 -1 5 >4 5

10000 Skala 1:178459

0

10000

20000 Meters

Peta Tanah Daerah SubDAS Cianjur

Peta Tanah Daerah SubDAS Cianjur7200 00 7250 00 7300 00 7350 00 7400 00 7450 00

N

9255 000

9255 000

9250 000

9250 000

9245 000

9245 000

9240 000

9240 000

7200 00

7250 00

7300 00

7350 00

7400 00

7450 00

LegendaSun gai J alan And os o l Dis tr ik Kam biso l Dis tr ik Kam biso l Ver tik Lat os ol A r gilik Distr ik Lat os ol K am bik D istr ik Med iter an Ar g ilik Med iter an Ka m bik Re gos ol D is tr ik

6000 Skala 1:139705

0

6000

12000M

Peta Elevasi Daerah SubDAS CianjuPeta Elevasi Daerah SubDAS Cianjur720000 725000 730000 735000 740000 745000

N

9255000

9255000

9250000

9250000

9245000

9245000

9240000

9240000

720000

725000

730000

735000

740000

745000

LegendaSungai Jalan 1000 - 1250 1250 - 1500 1500 - 1750 1750 - 2000 250 - 500 500 - 750 750 - 1000 >2000

4000 Skala 1:178459

0

4000

8000 Meters

Peta Jumah Penduduk Daerah SubDAS Cianjur (Peta Data Join).

Peta Jumlah Penduduk Daerah SubDAS Cianjur714000 9256000 716000 718000 720000 722000 724000 726000 728000 730000 732000 734000 736000 738000 740000 742000 744000 746000 748000 750000 752000 9256000

9254000

9254000

9252000

9252000

9250000

9250000

9248000

9248000

9246000

9246000

9244000

9244000

9242000

9242000

9240000

9240000

9238000 714000 716000 718000 720000 722000 724000 726000 728000 730000 732000 734000 736000 738000 740000 742000 744000 746000 748000 750000 752000

9238000

Sungai Jalan 25527 30879 31374 34772 40195 61074

7000

0

7000

14000 Meters

Skala 1:159674

N

Peta Administrasi Daerah SubDAS CianjurPeta Administrasi Daerah SubDAS Cianjur720000 9256000 722000 724000 726000 728000 730000 732000 734000 736000 738000 740000 742000 744000 746000 9256000

9254000

9254000

9252000

9252000

9250000

9250000

9248000

9248000

9246000

9246000

9244000

9244000

9242000

9242000

9240000

9240000

9238000 720000 722000 724000 726000 728000 730000 732000 734000 736000 738000 740000 742000 744000 746000

9238000

Ja lan Su nga i Cian jur Cilak u Cug en ang Ka ra ngten gah Pa ce t Su ka luy u

7000 Skala 1:178760

0

7000

14000 Meters

N

Peta Guna Lahan Daerah SubDAS Cianjur

Peta Guna Lahan Daerah SubDAS Cianjur720000 9254000 722000 724000 726000 728000 730000 732000 734000 736000 738000 740000 742000 744000 746000 9254000

9252000

9252000

9250000

9250000

9248000

9248000

9246000

9246000

9244000

9244000

9242000

9242000

720000

722000

724000

726000

728000

730000

732000

734000

736000

738000

740000

742000

744000

746000

6000Su nga ilah an. sh p Dig it as i ja la n.s hp Po ly gon la ha n.s hp Huta n Ke bun Ca mp uran Ke bun c am pura n Pe mu kim an Pe rk e bun an teh Sa wah T ega la n

0 N

6000

12000 Meters

Skala 1:118453

PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini, data yang digunakan adalah data spasial yang berbentuk raster dan data tersebut merupakan data yang berasal dari daerah SubDAS Cianjur. Data data spasail tersebut diantaranya peta administrasi, peta guna lahan, peta lereng, peta tanah dan peta elevasi. Pada praktikum ini akan dilakukan tahap memanajemen dan menganalisis data spasial dengan peranti lunak ArcView. Tahapan tahapan yang akan dilakukan dengan peranti lunak ArcView adalah sebagai berikut: penyiapan digitasi layar, digitasi, penambahan data atribut pada project, penambahan data yang lain untuk data atribut dengan cara joint, dan terakhir melayout project dengan tahapan tahapan tersebut maka project yang kita lakukan akan dapat digunakan dalam bentuk peta. Tahapan pertama yaitu tahap penyiapan digitasi layar, di sini kita akan melakukan pengkoreksian geometri pada peta yang kita gunakan. Maksud dari tahapan ini adalah untuk megkoreksi data geometri dari peta yang kita gunkan agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dalam peranti lunak ArcView kita bisa melakukannya dengan cara memanfaatkan ekstensi Image Analysis yang merupakan prosedur yang relative sederhana, mudah dan dapat dilakukan on-the-fly, artinya hasil rektrifikasi dapat langsung dilihat segera setelah titik control baru ditambahkan. Namun demikian, penggunaan ekstensi tersebut kurang berhasil guna untu proses rektrifikasi parallel yang melibatkan lebih dari dua citra, mengingat informasi titik control kurang bias dimanfaatkan dengan baik. Dalam tahapan ini juga dilakukan penetapan proyeksi, penetapan yang digunakan adalah yang sesuai dengan posisi Indonesia yaitu penggunaan type zone-48 dan category UTM 1983, setelah data tersebut koreksi maka akan muncul nilai eror yang dimana maksud nilai eror ini adalah nilai kesalahan titik koordinat pada data dengan yang sebenarnya semakin besar nilai tersebut maka nilai kesalahan tersebut akan makin besar juga begitu pula dengan sebaliknya. Selain dengan metode ini ada juga metode lainnya yaitu

menggunakan 2 ektensi sekaligus yaitu Image Warp dan Spatial Analysis. Dengan metode ini pengkoreksian geometri tersebut dilakukan pada data yang belum referensi geografis dan kita ingin meregistrasi sehingga hasilnya dapat kita jadikan sebagai backdrop image untuk digitasi akan tetapi terlebih dahulu kita harus memiliki 4 titik referensi. Pada praktikum, metode ini sudah dicoba dilakukan akan tetapi beberapa komputer mengalami masalah yaitu pada saat proses berlangsung tiba tiba peranti lunak ArcView tidak bias digunakan. Tahap kedua yaitu tahap digitasi, pada tahap ini digunakan data yang sudah di koreksi geometrinya. Tahap ini akan memperlihatkan bagaimana kita dapat membuta data spasial sendiri atu meng-update data spasial yang ada. Pada data yang kita gunakan terdapat wilayah wilayah homogen seperti jenis tanah, elevasi, land use dan lain lain maka digunakan feature polygon untuk menggambarkan unit unit yang homogen tersebut dan juga pada data tersebut terdapat wilayah wilayah yang sempit untuk digambarkan sebagai polygon seperti jalan, sungai, dan lain lain, maka diperlukan feature line. Tahap ketiga yaitu tahap penambahan data atribut dan penambahan data lain dari data yang lainnya, cara penamabahan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengetik langsung pada Themes attribute table. Jika data tabular tersedia dalam sebagai berkas dan tidak dalam bentuk ArcView, kita dapat mengekspor data tersebut ke dalam format dBase atau juga dalam bentuk file text karena peranti lunak ArcView dapat menerima data tersebut. Sekarang data telah berbentuk data tabular dalam ArcView maka anda dapat menambahkan data ini pada sebuah peta dengan join/menghubungkan dengan data tabel atributnya. Ketika anda menghubungkan tabel dengan tabel atribut, seluruh field tabel harus bersesuian dengan tabel atributnya jika tidak sesuai maka akan mengalami masalah yaitu adanya data yang hilang pada tabel tersebut meski data tersebut dapat digabungkan. Tahap yang terakhir, tahap melayout dimana pada tahap ini merupakan untuk persiapan tampilan tampilan ini untuk output dan bagaimana akan ditampilkan. Layout merupakan sebuah peta yang mengarahkan kita untuk menampilkan view, charts, tables, imported graphic dan lain lain.

KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan peranti lunak ArcView kita dapat memanejemen data dan menganalisis data data tersebut hingga dapat menghasilkan output berupa peta. Dalam pembuatan output tersebut melalui beberapa tahapan tahapan yang harus dilalui yaitu penyiapan digitasi layar, digitasi, penambahan data atribut dan penambahan data atribut lain dengan menggabungkan atau join, dan terakhir layout data.

DAFTAR PUSTAKA

Prahasta Edy. 2005. Sistem Informasi Geografis. Edisi Revisi, Cetakan Kedua. Bandung. C.V.Informatikahttp://mbojo.wordpress.com/2007/04/11/arcview-gis/, diakses pada tanggal 11 April

2011http://mbojo.wordpress.com/2007/04/08/peta/, diakses pada tanggal 11 April 2011