laporan rawat jalan
DESCRIPTION
laporan rawat jakanTRANSCRIPT
BAB I
PEDAHULUAN
A. LatarBelakang
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat melengkapi tugas
sebagai perawat orientasi di Rumah Sakit Mata dr. YAP Yogyakarta.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan orientasi selama di Instalasi
Rawat Jalan Rumah sakit dr. YAP Yogyakarta.
Rumah sakit dr. YAP Yogyakarta merupakan satu-satunya Rumah
Sakit Khusus Mata di Yogyakarta, sesuai dari Visi Rumah sakit dr. YAP
menjadi pusat pelayanan kesehatan mata yang profesional dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat serta dapat bersaing secara global di tahun
2020 dan misi Rumah sakit dr. YAP yaitu
Memberikan pelayan yang berfokus pada pasien seutuhnya dan
mengupayakan kerjasama dengan instansi atau lembaga lain untuk saling
melengkapi.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan mata yang profesional untuk Asia
Tenggara dengan memenuhi harapan stake holder.
Mengembangkan ilmu kesehatan mata melalui pendidikan dan pelatihan
bagi tenaga kesehatan dan masyarakat.
Adapun rencana Rumah sakit dr. YAP kedepan sesuai dari visi RS
sendiri yaitu:
a. Akan dijadikan pusat rujukan mata dalam artian yang luas yaitu mampu
menyelesaikan pelayanan mata yang dilimpahkan dari RS.
b. Peralatan yang harus dapat mengikuti teknologi yang selalu
berkembang.
c. Mempunyai SDM yang dapat melaksanakan pelayanan medis tingkat
lanjut.
d. Pendidikan dari dokter mata, mahasiswa dan perawat sekitarnya.
e. Sesuai dengan cita-cita RS Mata DR YAP,maka pembiayaan RS
diharapkan terjangkau oleh lapisan masyarakat.
1
Untuk mencapai visi dan misi dari Rumah sakit dr. YAP maka
pelayan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat haruslah ditunjang oleh
tenaga kesehatan yang ahli dan profesional dibidangnya, serta teknologi yang
cangih dan modern. Selain itu juga mengutamakan kepuasan pasien. Disini
penulis akan mendiskripsikan mengenai pelayanan yang diberikan kepada
pasien di instalasi Rawat Jalan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Perawat baru dapat mengetahui baik mengenai Rumah Sakit Mata
“Dr.YAP” Yogyakarta secara umum baik operasional maupun struktur
organisasi Rumah Sakit dan siap menjalankan pekerjaannya sebagai perawat
di Instalasi dimana perawat tersebut ditempatkan
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti program orientasi selama waktu yang telah
ditentukan diharapkan perawat baru dapat :
1. Mengenal Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta secara umum.
2. Mengetahui falsafah, tujuan, visi, misi, motto, dan nilai-nilai
keperawatan Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta.
3. Mengetahui struktur organisasi keperawatan Rumah Sakit Mata
“Dr.YAP” Yogyakarta.
4. Mengetahui sistem pelayanan di Rumah Sakit Mata “Dr.YAP”
Yogyakarta.
5. Mengenal hak dan kewajiban karyawan.
6. Mengetahui dan mampu melaksanakan tugas-tugas fungsional
perawat dibawah bimbingan kepala satuan kerja.
2
C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit Mata “Dr.YAP” Yogyakarta
Mendapatkan sumber daya manusia yang handal dan profesional,
siap untuk menjalankan pekerjaan sebagai perawat di instalasi dimana
perawat tersebut ditempatkan.
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan baru untuk
dapat bekerja menjadi lebih mandiri dan lebih baik lagi.
3
BAB II
Tempat dan WaktuA. Tempat
Pelaksanaan orientasi pegawai Rumah Sakit Mata “Dr.Yap” dalam
bidang kerja keperawatan dilaksanakan di unit kerja Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Mata “Dr.Yap” Yogyakarta.s
B. Waktu
Orientasi pegawai Rumah Sakit Mata “Dr.Yap” dilaksanakan
selama 2 Minggu terhitung dari tanggal 6 Januari 2014 pukul 08.00 WIB
sampai dengan tanggal 18 Januari 2014 pukul 17.00 WIB.
4
BAB III
Gambaran Umum
A. Gambaran Umum RSM“Dr. Yap “ Yogyakarta
1. Sejarah Rumah Sakit
Sejak berdiri pada tahun 1923, Rumah Sakit Mata Dr. Yap
merupakan rumah sakit khusus yang lingkup kegiatannya meliputi upaya
peningkatan kesehatan mata; pencegahan dan deteksi dini penyakit mata;
diagnosis dan tindakan penyembuhan terhadap pasien penyakit mata
serta memajukan ilmu kesehatan mata. Rumah Sakit Mata dr. Yap
berstatus sebagai rumah sakit swasta milik masyarakat Yogyakarta.
Keberadaan Rumah Sakit Mata dr. Yap dan lembaga lain yang didirikan
disampingnya tidak dapat dilepaskan dari prakarsa dan usaha Dr. Yap
Hong Tjoen. Dr. Yap Hong Tjoen adalah warga keturunan Tionghoa.
Sejak di Negeri Belanda sudah timbul hasrat Dr. Yap untuk
mengamalkan keahlian dan kepandaianya kepada rakyat Indonesia.
Karena itulah, setibanya diIndonesia setelah menyelesaikan
pendidikannya di Negeri Belanda, Dr. Yap Hong Tjoen berusaha untuk
segera merealisasikan harapan dan cita-citanya itu. Awal mula
dirintisnya Rumah Sakit Mata Dr.YAP ditandai dengan:
• Berdirinya Centrale Vereeninging tot bevordering der
Oogheelkunde (CVO)
• Berdirinya Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders
• Berdirinya Balai Mardi Wuto
• Perubahan Menjadi Rumah Sakit mata Dr. Yap
Ketika pemerintah pendudukan jepang tiba di Yogyakarta pada
tahun 1942, Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders berganti nama
menjadi Rumah Sakit Mata Dr. Yap untuk menghilangkan yang ada
hubungannya dengan pemerintahan penjajahan Belanda. Namun
5
demikian, Rumah Sakit Mata Dr. Yap tetap diusik oleh bala tentara
pendudukan Jepang dengan mengobrak-abrik disana-sini. Bahkan Dr.
Yap Hong Tjoen ditangkap dan ditawan. Sejak saat itu sampai sekarang
nama Rumah Sakit Mata Dr. Yap tidak pernah mengalami pergantian.
Pelayanan pemeriksaan kesehatan mata yang diberikan Rumah
sakit dr. YAP kepada masyarakat untuk mencapai visi misi Rumah sakit
dr. YAP yaitu untuk mencapai kesehatan mata yang optimal telah
ditunjang dengan tekhnologi yang canggih seperti slitlamp yang
digunakan untuk mengetahui kelainan segmen depan sampai segmen
tengah mata, laser retina, laser yag, yag iridotomi, OCT (Optical
Chohernt Tomografi), HFA (Humry Field Analysir) untuk pemeriksaan
luas lapang pandang dan kekuatan penglihatan, Pemeriksaan goldman
perimetri untuk mengetahui luas lapang pandang dan untuk mendeteksi
glaucoma, neurooftalvology, kelainan retina dan syaraf mata.USG mata
dan biometri (menentukan IOL pada operasi katarak), foto fundus,
pemeriksaan endotel ,tonometri, keratometri, refraktomeri, selain itu
juga juga ada pemeriksaan yang dilakukan refraksionis dalam koreksi
penggunaan kaca mata. Klinik konsultasi penyakit dalam, penyakit
syaraf, dan Rumah sakit dr. YAP Yogyakarta menjalin kerjasama
dengan pusat layanan Low Vision Pertuni unit Yogyakarta/PPLVP
Pertuni/ Persatuan tuna netra Indonesia.
Pelayanan unggulan yang dimiliki Rumah sakit dr. YAP selain
tersebut diatas adalah Jogja Lasik Center atau LASIK (Laser-Assited In
Situ Keratomileusis) yaitu prosedur mengubah bentuk kornea,lapisan
jernih penutup depan bola mata secara permanen dengan sinar excimer
laser.
B. Gambaran Umum Instalasi Rawat Jalan RSM Dr Yap
Instalasi rawat jalan merupakan wajah dari sebuah rumah sakit,
dimana pasien pertama kali menyorot, memandang dan menilai pelayanan
yang diberikan kepada pasien. Sehingga pelayanan yang diberikan oleh
6
tenaga kesehatan, dokter, apoteker, terutama perawat haruslah prima, sopan,
santun, ramah kepada pasien. Perawat yang sering kali menjadi sorotan oleh
pasien dalam memberikan pelayanan kepada pasien, karena perawat lah yang
pertama kali menganamnesa pasien sebelum pemeriksaan dokter.
Instalasi rawat jalan Rumah sakit dr. YAP Yogyakarta buka praktek
setiap hari (Senin - Sabtu) dan Poli hari libur yang ditangani langsung oleh
Dokter Spesialis mata di bidangnya masing- masing, untuk Kegawat
Daruratan mata (GD) buka 24 jam.Selain itu juga ada poli premium untuk
pasien yang mempunyai masalah oftalmologi yang menginginkan pelayanan
cepat serta tidak mempunyai banyak waktu dan poli perjanjian untuk pasien
yang menginginkan pemeriksaan dengan dokter spesialis mata tertentu dan
telah menentukan perjanjian hari pemeriksaan.
Instalasi Rawat Jalan Rumah sakit dr. YAP Yogyakarta, memiliki
ruangan yang terdiri dari:
1. Ruang 01 atau Rawat Jalan (RJ VI) poli untuk pemeriksaan
kasus mata infeksi, onkologi, glaucoma, pediatric
2. Ruang 02 atau Rawat Jalan (RJ II) poli untuk pemeriksaan
mata umum, katarak, strabismus, retina, pediatric
3. Ruang 03 atau poli premium dan poli perjanjian
4. Ruang 05 (RJ V) poli untuk pemeriksaan syaraf mata
5. Ruang 06 atau Rawat Jalan I (RJ I) poli untuk pemeriksaan
kasus retina, pemeriksaan mata umum
6. Ruang 07 atau Rawat Jalan IV (RJIV) poli untuk
pemeriksaan kasus retina, pemeriksaan umum
7. Ruang 10 atau Rawat Jalan UI (RJ III) poli subsidi
8. Ruang 11 poli untuk penyakit dalam dan syaraf umum
9. Ruang 12 atau poli ASKES
7
Jadwal praktek dokter Rawat jalanHari seninJam Dokter Ruang 10.00-Selesai Prof. dr Suharjo SU, Sp.M 06A10.00-Selesai Prof. dr Wasisdi G, Sp.M 0210.00-Selesai dr Rahajeng Lestari, Sp.M 01014.00-Selesai dr A Nurini A, Sp.M, M.Kes 0713.30-Selesai dr Hartono, Sp.M 0514.00-Selesai dr Tatang Talka Gani, Sp.M 01B13.00-Selesai dr Hasanah Mumpuni, Sp.PD 01013.00-Selesai dr Farida Niken A, Sp.S, M.Sc 010
Hari selasaJam Dokter Ruang 10.00-Selesai dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes 06A12.00-Selesai dr Tri Wahyu W, Sp.M, M.Kes 06B10.00-Selesai dr Agus Supartoto, Sp.M 0210.00-Selesai dr A Nurini A, Sp.M, M.Kes 0713.30-Selesai dr Hartono, Sp.M 0510.00-Selesai dr Rokbiatul I, Sp.PD, M.Kes13.00-Selesai dr Rastri P, Sp.M 01A10.00-Selesai Prof. dr Harsono A, Sp.S 010
Hari RabuJam Dokter Ruang 10.00-Selesai dr Enni Tjahjani P, Sp.M, M.Kes 06A10.00-Selesai Prof. dr Wasisdi G, Sp.M 0210.00-Selesai dr Tri Sutartin R, Sp.M 01010.00-Selesai dr Agus Supartoto, Sp.M 0713.30-Selesai dr Hartono, Sp.M 0511.00-Selesai dr Retno Ekantini, Sp.M, M.Kes 01B16.00-Selesai dr Purjanto Tepo U, Sp.M 01A14.00-Selesai dr Rokbiatul I, Sp.PD, M.Kes14.00-Selesai dr Diana Rinawati, Sp.PD 01113.00-Selesai dr Farida Niken A, Sp.S, M.Sc 010
Hari KamisJam Dokter Ruang 10.00-Selesai dr Enni Tjahjani P, Sp.M, M.Kes 06A10.00-Selesai dr A Nurini A, Sp.M, M.Kes 0210.00-Selesai dr Rastri P, Sp.M 01111.00-Selesai Prof. dr Wasisdi G, Sp.M 0713.30-Selesai dr Hartono, Sp.M 0513.00-Selesai Prof. dr Suharjo SU, Sp.M 01A
8
14.00-Selesai dr Tatang Talka Gani, Sp.M 01B13.00-Selesai dr Hasanah Mumpuni, Sp.PD14.00-Selesai dr Diana Rinawati, Sp.PD 01113.00-Selesai Prof. dr Harsono A, Sp.S 010
Hari JumatJam Dokter Ruang 10.00-Selesai dr Retno Ekantini, Sp.M, M.Kes 06A12.00-Selesai dr Siti Sundari, Sp.M, M.Kes 0210.00-Selesai dr Rahajeng Lestari, Sp.M 01110.00-Selesai dr Tri Wahyu W, Sp.M, M.Kes 0712.30-Selesai dr Hartono, Sp.M 0510.00-Selesai dr Enni Tjahjani P, Sp.M, M.Kes 01B13.00-Selesai dr Hasanah Mumpuni, Sp.PD
Hari SabtuJam Dokter Ruang 10.00-Selesai dr Tri Wahyu W, Sp.M, M.Kes 06B10.00-Selesai Prof. dr Suharjo SU, Sp.M 01A10.00-Selesai Prof. dr Wasisdi G, Sp.M 0210.00-Selesai dr Agus Supartoto, Sp.M 0711.30-Selesai dr Hartono, Sp.M 0512.00-Selesai dr Purjanto Tepo U, Sp.M 06A13.00-Selesai dr Retno Ekantini, Sp.M, M.Kes 01B12.00-Selesai dr Agus Supartoto, Sp.M10.00-Selesai dr Rokbiatul I, Sp.PD, M.Kes 01114.00-Selesai dr Diana Rinawati, Sp.PD 01013.00-Selesai Prof. dr Harsono A, Sp.S
Hari SoreJam Dokter Ruang 10.00-Selesai dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes 06A10.00-Selesai dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes 0210.00-Selesai Prof. dr Wasisdi G, Sp.M 01014.00-Selesai dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes 0713.30-Selesai dr Nunuk Maria Ulfah, Sp.M, M.Kes 0514.00-Selesai Dokter jaga bergantian 01B
9
Alur pasien rawat jalan
10
REKAM MEDISPENDAFTARAN
RAWAT JALANOLEH PERAWATANAMNESA AWALDAN PEMERIKSAAN AWAL
RAWAT JALANPEMERIKSAAN OLEH DOKTER
RAWAT JALANPERAWAT , PEMBUATAN NOTADAN RESEP
RAWAT INAPFARMASIPENYERAHAN RESEP
KASIRPEMBAYARAN
FARMASIPENYERAHAN BUKTI PEMBAYARAN DAN PENGAMBILAN OBAT
PULANG
Struktur Internal Instalasi Rawat Jalan RSM Dr Yap Yogyakarta
Struktur internal Instalasi Rawat Jalan RSM DR YAP Yogyakarta
langsung dibawah wakil direktur pelayanan, kemudian dibawahnya adalah
kepala instalasi ,kemudian dibawahnya adalah PJ Admin dan Logistik,
setelah itu kepala ruang dan dibawah kepala ruang adalah ketua tim area I
dan ketua tim area II. Jumlah tenaga perawat di instalasi rawat jalan ada 20
perawat ditambah 2 perawat sebagai kepala instalasi rawat jalan dan kepala
ruang serta 3 refraksionis dan 1 pramuhusada.
Metode penugasan keperawatan rawat jalan adalah metode tim,
dimana tim ini dibagi menjadi 2, yaitu tim area I dan tim area II , setiap tim
ada ketua dan pelaksana dari masing- masing tim. Setiap hari ada perawat
yang bertanggung jawab pada pelayanan ODC, poli premium dan perjanjian
serta pelayanan ASKES.
Hak dan kewajiban perawat rawat jalan telah diatur sesuai dengan
protap-protap yang ada.Ada sanksi sesuai ketentuan alur bagi yang
melanggar kewajiban.
Bagan structural internal instalasi rawat jalan
11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Aktivitas
1. Jam Dinas dan Job Descripction
Jam dinas kerja perawat instalasi rawat jalan dibagi menjadi beberapa sift:
a. Poli pagi: jam (08.00-15.00) WIB
b. Sift Pagi: jam (08.30- 15.30) WIB
c. Sift jam (10.00- 17.00) WIB
d. Sift jam (12.00- 19.00) WIB
e. Sift Siangjam (14.00-21.00) WIB
f. ODCjam (10.00- 17.00) WIB
g. Premium jam (08.00 - 15.00) WIB
Adapun job descripction sebagai berikut:
a. Membersihkan ruangan dan alat-alat seperti meja computer/kerja,
slit lamp, meja instrument, trial lens, papan snellen, tonometri,
refraktometri, USG / Biometri, Laser Yag, peralatan tersebut dilab
dan dibersihkan dengan alcohol.
b. Mengganti linen tiap satu minggu sekali atau jika sudah nampak
kotor
c. Mengganti handuk wastafel tiap dua hari sekali atau jika sudah
nampak kotor dan basah
d. Menyiapkan meja dokter
Membersihkan meja dengan semprot alcohol.
Menyiapkan resep obat dokter dan resep kacamata sesuai
dengan nama dokter praktek.
Menyiapkan kelengkapan leaflet sebagai media edukasi untuk
pasien dan keluarga/
Menyiapkan gambar mata untuk menjelaskan hasil pemeriksaan
dokter.
12
Menyiapkan Surat Keterangan Dokter, Surat Keterangan
Diagnosis, Pengantar Rawat Inap, Surat Keterangan Tidak Buta
Wama, Surat Rujukan dan surat rujukan balik serta lembar
pemeriksaan laboratorium.
Menyiapkan ofthalmoskop, lampu senter, lup, Ishihara, pensil
warna alcohol, tisu ( sesuai kebutuhan dokter).
e. Menyiapkan alat-alat dan instrument yang diperlukan untuk
pemeriksaan penunjang
f. Memastikan kelayakan alat-alat yang akan digunakan seperti;
Snellen card, Komputer.
g. Menyiapkan meja kerja perawat
Membersihkan meja kerja perawat dengan alcohol
Menghidupkan Computer
Mencatat data pasien pada lembar sensus harian
h. Menyiapkan pasien
Anamnesa pasien
i. Memeriksa pasien sesuai kebutuhan
Refraktometri : baru pertama kali periksa dan jika visus < 6/6
dan tidak ada tanda-tanda infeksi, pasien mau koreksi kaca mata
Tonometri : jika pasien mengeluh pusing atau umur pasien > 40
tahun, pasien dengan riwayat glaucoma atau riwayat konsumsi
obat glaucoma
Retinometri : jika pasien direncanakan operasi katarak
Irigasi : jika pasien yang trauma kimia pre dan post irigasi
diukur Ph
Tensimetri: jika pasien ada riwayat hipertensi dan ada keluhan
pusing, pasien mau tindakan laser
j. Pasien yang tidak dilakukan tonometri dan refraktometri adalah
pasien dengan trauma kimia, infeksi mata, ulcus comea atau
konjungtivitis.
k. Perawat memberi asuhan keperawatan kepada pasien
13
l. Perawat melakukan kolaborasi dengan dokter untuk melakukan
intervensi
m. Untuk pasien lama harus melihat instruksi dokter yang terakhir,
misalnya: rencana laser, heacting aff, koreksi kaca mata dan lain-
lain.
n. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
o. Membuatkan billing pemeriksaan kemudian menganjurkan pasien
untuk mengambil obat ke farmasi jika ada pasien mendapat resep
obat, jika tidak mendapat resep obat ke kassa I untuk pembayaran
administrasi
p. Melakukan evaluasi dengan melihat hasil pemeriksaan dokter dan
menjelaskan kepada pasien tentang rencana tindakan selanjutnya
sesuai instruksi dokter.
q. Memasukan hasil pemeriksaan dokter kedalam sensus harian.
r. Membuat rekapan hasil pemeriksaan dan menghitung jumlah
tindakan.
s. Memintakan tanda tangan kepada dokter, setelah itu lembar putih
diserahkan kepada dokter, lembar kuning diserahkan bersama
sensus harian ke Ka, Instalasi rawat jalan
t. Membersihkan ruangan setelah dokter selesai praktek dan
mematikan alat-alat yang selesai digunakan
u. Mengunci ruangan dan mengembalikan kunci ke satpam
2. Alur Kerja Instalasi Rawat Jalan
a. Pasien baru mendaftar di bagian pendaftaran sesuai dengan dokter yang
dituju. Bila pernah periksa, pasien baru menunjukkan kartu pendaftaran.
b. Pasien akan mendapatkan nomor urut dari pendaftaran setelah itu
pasien menyerahkan nomor urut tersebut kepada perawat rawat jalan.
c. Perawat melakukan sensus pasien kedalam lembar sensus dan buku
tindakan sesuai nomor urut pasien,
14
d. Nomor yang sudah ada/sudah dikumpulkan oleh pasien dan apabila
status pasien sudah ada, maka perawat akan memanggil nama pasien
tersebut sesuai nomor urut terkecil.
e. Perawat melakukan pemeriksaan tambahan seperti tonometri dan
refraktometri atau pemeriksaan yang lain sesuai dengan instruksi dokter
sebelumnya
f. Perawat membuat asuhan keperawatan
g. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan intervensi
h. Perawat melakukan dokumentasi
i. Perawat melihat hasil pemeriksaan dokter dan menjelaskan kepada
pasien tentang tindakan selanjutnya sesuai instruksi dokter
j. Pasienmembuat kuitansi pembayaran sesuai dengan pemeriksaan yang
dilakukan
k. Perawat mencatat diagnosa dan instruksi dari dokter pada buku register
3. Rawat Jalan Pasien Post OP Katarak
a. Kontrol I
Perawat membersihkan mata pasien kemudian melakukan pemeriksaan
visus. Pasien dilakukan pemeriksaan TONOMETRI,
REFRAKTOMETRI, dan KERATOMETRI pada mata yang dioperasi.
Kontrol I yaitu 1 minggu setelah operasi katarak.
b. Kontrol II
Kontrol II yaitu waktu 1 bulan setelah Kontrol I. Persiapannya: pasien
divisus, kemudian dilakukan pemeriksaan REFRAKTOMETRI dan
KERATOMETRI pada mata yang dioperasi.Bila TIO sebelumnya
tinggi maka harus di cek TIO lagi, perawat memberi tahu waktu control
selanjutnya
c. Kontrol III
Kontrol III yaitu waktu 1 bulan setelah waktu kontol ke II.
Persiapannya : pasien divisus, selanjutnya dilakukan
REFRAKTOMETRI pada kedua mata untuk persiapan dilakukan
15
koreksi kaca mata oleh refraksionis.Apabila TIO sebelumnya tinggi
harus dicek TIO lagi. Perawat memberi tahu rencana tindakan
selanjutnya dengan memberi tahu waktu kontrol selanjutnya.
4. Alur Rawat Jalan pada Pasien Glaukoma
Mekanisme kerja rawat jalan pada pasien Glaukoma sebenarnya
sama dengan mekanisme kerja secara umum. Perawat melakukan
pemeriksaan tambahan seperti tonometri dan refraktometri atau
pemeriksaan yang lain sesuai dengan keluhan pasien. Semua pasien pada
kasus glaucoma kecuali ulkus, pasien dengan riwayat pengobatan
glaucoma harus dilakukan pemeriksaan TIO
5. Alur Rawat Jalan Vitreo Retina
Pada umumnya persiapan yang dilakukan perawat sama seperti
pemeriksaan pada umumnya. Hanya saja ada beberapa tambahan yaitu.
1. Perawat menyiapkan lembar inform consent untuk tindakan-tindakan
yang akan dilakukan seperti; operasi Vitreo Retina, laser retina,
injeksi IVTA dan lain-lain.
2. Menyiapkan pensil wama dan stempel bulat.
3. Menyiapkan indirek/schepens.
4. Menyiapkan Lensa untuk fundus.
5. Memastikan kelayakan alat-alat yang akan digunakan seperti; OCT,
Fotofundus, laser.
Sedang persiapan pasien meliputi:
1. Anamnesa
2. Melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tonometri dan
refraktometri.
3. Menyiapkan pasien retina dengan memberikan tetes midriati 1%
dan Efrisel 10% untuk melebarkan pupil dan memberikan edukasi
tentang efek samping setelah ditetes seperti kabur dan silau selam
4-5 jam, untuk pasien dengan riwayat hipertensi dan jantung hanya
16
ditetes midriatil 1% saja. Bila pasien periksa retina untuk yang
pertama kalinya maka kedua mata ditetes midriatil dan efrisel
untuk pembanding. Tetapi apabila pernah dilakukan pemeriksaan
retina sebelumnya, maka perawat melihat instruksi Dokter yang
terakhir, mata mana yang akan diperiksa. Pasien diberitahu bahwa
pelebaran retina paling cepat 30 menit s/d 2 jam sehingga pasien
dianjurkan memejamkan mata setelah ditetes sekitar 10 menit
hingga 15 menit.Untuk pasien dengan TIO tinggi pemberian
tetesan midriatil 1% dan efrisel 10 % konfirmasi dokter dulu
terutama pada pasien dengan kasus glaukoma sudut sempit.
B. Pengamatan Tindakan Yang Dilakuakan Di Insatalasi Rawat Jalan
1. Anamnesa
Pengertian : Teknik pengambilan informasi kesehatan yang dilakukan
tenaga kesehatan untuk mendapatkan informasi dan data dari klien dan
keluarga secara sukarela .
Tujuan : Mendapatkan informasi kesehatan yang lengkap dan dapat
dipercaya mengenai status kesehatan klien
Sasaran : dilakukan pada semua pasien yang akan berobat.
Prosedur :
a. Persiapan
1) Persiapan alat dan ruangan
Ruangan yang tenang,cukup cahaya,privasi klien dan
keluarga terjaga
Format anamnesa atau buku status
2) Persiapan perawat
Suara dapat dimengerti jelas
Perawat mencuci tangaan
3) Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan mengenai tujuan,kontrak waktu,
Pasien diposisikan senyaman mungkin
17
b. Pelaksanaan
1) Pasien diatur senyaman mungkin
2) Penting memberi tanggal anamnesa
3) Perawat menanyakan
Keluahan utama Sudah berapa lama
Riwayat penyakit Sudah berobat belum
Riwayat penyakit umum
Punya alergi obat
Hasil-hasil pemeriksaan penunjang
Bila klien lama terdaftar tanyakan umur sekarang
4) Selama komunikasi gunakan komunikasi terapeutik
2. Visus
Pengertian : Tindakan kesehatan untuk menilai tajam penglihatan
Tujuan : untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dan memberikan
penilaian menurut ukuran baku yang ada
Sasaran : dilakukan pada semua pasien yang akan berobat
Prosedur :
a. Dengan kartu snellen
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
2) Beri tempat duduk senyaman mungkin
3) Instruksikan untuk menutup mata kiri dengan telapak tangan kiri
tanpa ditekan
4) Instruksikan untuk membaca yang ada lampunya
5) Kemudian lakukan pemeriksaan pada mata kiri dengan menutup
mata kanan dengan telapak tangan kanan tanpa ditekan
6) Catat seberapa kemampuan klien sesuai nilai standar
b. Dengan hitung jari
1) Bila klien sudah tidak bisa membaca nilai maksimal dengan kartu
snelen
18
2) Jelaskan tujuan dan prosedur
3) Beri tempat duduk senyaman mungkin
4) Instruksikan untuk menutup mata kiri dengan telapak tangan tanpa
menekan mata
5) Instruksikan untuk melihat jari kita
6) Demikian dengan mata kirinya
7) Catat kemampuan penglihatan seberapa meter X/60 dimana X
adalah jarak klien dapat membaca jari kita
c. Dengan lambaian tangan
1) Bila klien sudah tidak bisa menggunakan hitung jari
2) Jelaskan tujuan dan prosedur
3) Beri tempat duduk senyaman mungkin
4) Instruksikan untuk menutup mata kiri dengan telapak tangan tanpa
menekan mata
5) Klien suruh menjawab lambaian tangan kita arahkan ke atas bawah
atau kiri kanan
6) Catat kemampuan penglihatan klien bila bisa 1/300
7) Untuk semua pasien dengan visus 1/300 sampao 1/tak terhingga
wajib dieriksa persepsi sinar dan warna untuk menilai saraf.
d. Dengan cahaya bantuan dengan senter
1) Bila klien sudah tidak bias dengan lambaian tangan
2) Jelaskan tujuan dan prosedur
3) Beri tempat duduk senyaman mungkin
4) Instruksikan untuk menutup mata kiri dengan telapak tangan tanpa
menekan mata
5) Klien suruh membedakan gelap terang
6) Catat bila klien tidak bisa membedakan gelap dan terang visus 0
7) Bila hanya membedakan gelap terang visus
3. Fotokoagualasi Laser
Pengertian : Suatuteknik terapimenggunakan sumber sinar yang kuat
19
untuk mengkoagulasi jaringan
Tujuan :
a. Merusak jaringan retina yang kekurangan oksigen dan
memungkinkan pengaliran oksigen dan choroid.
b. Untuk menutup kebocoran pembuluh darah sekitar macula dan
mengurangi edemamacula.
c. Penutupan pembuluh darah di dalam retina yang tidak
normal,pelebaran pembuluh darah.
d. Membuat perlengketan epitel pigmen retina yang tidak normal
e. Pengelolan pada kasus tumor mata tertentu
Prosedur :
a. Persiapan pasien
1) Pasien diberi penjelasan tujuan,manfaat,pelaksanaan,biaya,
efek samping persiapan pasien ditetes midriatikum
2) Pasien mengisi infomconcent
b. Persiapan alat
3) Tissue
4) Cairan c.m.c
5) Lensa three mirror
6) Pantocain 2 %, 0.5%
7) Cendo lyteers
8) Cendo fenicol tetes 2 %
9) Resep dokter
10) Pijakan laser
11) Bengkok
12) Kaca pelindung
c. Langkah-langkah
1) Pasien ditetes midril sampai pupil lebar
2) Pasien ditetes pantocain 2 %
3) Pasien didudukkan atur senyaman mingkin dagu dan dahi
nempel
20
4) Kepala difiksasi
5) Pasien diminta mengikuti instruksi dokter dan jangan
melirik atau bergerak yang tiba-tiba
6) Pasien dipasang lensa kontak yang sudah diberi cairan
c.m.c
7) Alat laser dinyalakan dan mesin laser posisi ready lampu
rungan dimatikan
8) Perawat mengubah kekuatan atau power sesuai instruksi
dokter
9) Jika sudah selesai mesin laser diposisikan stand by dan
lampu ruangan dinyalakan
10) Setelah selesai laser pasien ditetesi cendolyters dan fenikol
11) Alat-alat kembali dirapikan
12) Instruksikan pada pasien tidak mengangkat beban berat dan tidak
menunduk kepala setelah dilakukan laser dan 2-3 hari penglihatan
kabur
4. Retinometri
Pengertian : Pemeriksaan menggunakan alat retinometer yang dapat
memeriksa fungsi retina walaupun media refrakto keruh
Tujuan : untuk mengetahiu atau menilai fungsi syaraf serta memprediksi
visus yang didapat setelah tindakan operasi Prosedur
a. Persiapan
1) Persiapan alat dan ruangan
Retinometri
Ruangan usahakan gelap
2) Persiapan pasien
b. Prinsip
1) Lubang lampu disinari lampu halogen melalui filter merah dan
dijatuhkan pada pupil pasien
2) Sinar juga melalui garis antara yang berbeda-beda jarak antara
21
garis-garis sesuai dengan snellen
3) Letak garis diubah dengan prisma
c. Langkah -langkah pemeriksaan
1) Lampu ruangan dimatikan
2) Jika ada kekeruhan pupil harus dilebarkan
3) Terangkan kepada pasien apa yang dilihat
4) Terangnya lampu di coba dulu
5) Pilihlah garis- garis
6) Tempelkan pada dahi cahaya merah ditujukan ke pupil
7) Rubahlah garis-garis
8) Tambahkan bagian visus sampai pasien tidak bisa melihat garis-
garis
5. Keratometri Dan Refraktometri
Pengertian : mengukur refraksi mata / kelengkungan kornea dengan
mengunakan alat kerato refraktometer.
Tujuan : Untuk mengetahui ukuran refraksi mata objektif.
Prosedur:
a. Persiapan pasien : menjelaskan kepada pasien tentang prosedur dan
tindakan yang akan dilakukan.
b. Pelaksanaan :
1) Menyalakan alat.
2) Memilih refrakto / kerato pada tulisan yang tampak pada layar
(tergantung apa yang akan dipilih).
3) Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
4) Menyuruh dan membantu pasien untuk didekatkan pada alat,
kening dan dagu ditempelkan pada alat (atur posisi dengan
nyaman).
5) Mata pasien sejajar dengan alat.
6) Pasien disuruh melihat lampu yang ada pada alat supaya tidak
22
berakomodasi.
7) Bulatan yang menyala harus berada ditengah -tengah bulatan pada
layar.
8) Untuk penggunaan AUTO, menggerakkan joystick tepat pada titik
fokus, hasilnya bisa terbaca.
9) Memberitahu pasie bahwa pemeriksaan sudah selesai.
10) Hasil print (jadikan satu dalam buku status kesehatan pasien)
6. Tonometer
Pengertian : suatu alat untuk mengetahuai tekanan bola mata
Tujuan : untuk mengetahui tekanan bola mata
Prosedur penggunaan:
a. Persiapan
Jelaskan tujuan prosedur dan cara pada pasien
b. Langkah-langkah pemeriksaan
1) Atur posisi pasien duduk didepan alat dagu dan kening diletakkan
di tempatnya
2) Sudut mata disesuaikan tingginya dengan tanda yang ada pada
penyangga dagu
3) Pilih menu manual / otomatis
4) Stopper ditarik dan digerakkan sehingga jarak mata kurang dari 11
mm jaga jangan sampai mengenai mata
5) Sambil melihat layar fokuskan sampai ada dua bulatan dan sebuah
titik cahaya tampak
6) Dengan joystik kita fokuskan sebuah titik bila otomatis bila sudah
focus tiupan udara kluar dengan sendirinya sedangkan dengan
manual kita tekan tombol diatas joystick untuk mengeluarkan
udaranya
7) Tekanan bola mata dapat terbaca di layar monitor
8) Bila di monitor tampak * atau error di ulang lagi
23
7. Lensometri
Pengertian : mengukur lensa dengan menggunakan lensometer.
Tujuan :
a. Untuk menentukan power lensa baik minus, cylinder ataupun plus.
b. Menentukan axis lensa dan arah pengukuran axis.
c. Mengukur power lensa.
d. Menentukan posisi titik lensa.
a. Persiapan alat:
1) Lensometer
2) Kaca mata
b. Pelaksanaan :
1) Letakkan lensa kaca mata
2) Hidupkan alat lensometri dengan memencet “on”
3) Posisikan pada focus angka 0 (nol)
4) Lihat, tampak dua garis wama hijau vertical dan horizontal.
5) Bila spheris -/+ maka dua garis tersebut tampak tebalnya akan
sama dan jelas. Tetapi jika lensa tersebut silinder/progresif maka
salah satu garis akan tampak jelas dan salah satu garis akan tampak
kabur. Putar dan carilah posisi kedua garis terang tersebut, diangka
berapa.
6) Setelah diketahui nilai spheris, carilah axis dinilai spheris
7) Dokumentasikan dengan cara :
S ±a C ±c C x d°
Ket:
S = Spheris C = Cilinder a =
Nilai spheris terbesar b = Nilai
spheris terkecil c = selisih nilai
spheris
d = axis dari nilai terkecil dengan satuan derajat
24
8. Irigasi Mata
Pengertian : Membersihkan mata dengan tujuan untuk menghilangkan
benda asing dalam mata dan menormalkan kembali ph mata.
Langkah-langkah :
a. Pengkajian
1) Salam terapeutik disampaikan kepada pasien.
2) Anamnesa (mata terkena trauma atau infeksi mata seperti
konjungtivitis)
b. Persiapan alat:
1) Larutan irigasi (RL).
2) Kapas gulung dalam tempatnya.
3) Tissue.
4) Bengkok 1 buah.
5) Sepasang sarung tangan.
6) Handuk kering 1 buah.
7) Semua alat ditempatkan dalam tempat yang bersi dan ditata rapi.
c. Persiapan pasien:
1) Tujuan disampaikan dengan bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti.
2) Prosedur tindakan disamapikan dengan jelas dan benar.
3) Posisi pasien diatur dalam posisi yang nyaman.
4) Lingkungan dipersiapkan untuk menjaga privasi pasien.
d. Persiapan lingkungan.
1) Pencahayaan diatur dengan baik.
e. Pelaksanaan.
1) Perawat cuci tangan denga benar.
2) Alat - alat didekatkan pasien.
3) Memakai sarung tangan
4) Handuk dipasang dibawah wajah pasien.
5) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
6) Telinga ditutup kapas.
25
7) Kepala pasien dimiringkan kearah mata yang akan di irigasi.
8) Sarung tangan di pakai.
9) Tangan kiri menarik konjungtiva ke bawah dan tangan kanan
membbersihkan
10) kelopak mata dari kanthus luar ke kanthus dalam dengan
menggunakan cairan / larutan irigasi.
11) Pasien sambil disuruh untuk menggerak gerakkan bola matanya ke
atas, kebawah.
12) Prosedur diulangi sampai bersih.
13) Pasien dianjurkan untuk memejamkan mata secara periodic.
14) Wajah dan sekitar mata dikeringkan dengan tissue.
15) Wajah dan lher dilap dengan handuk.
16) Pasien diatur dalam posisi yang nyaman.
17) Alat - alat diberseskan.
18) PH diukur.
19) Sarung tangan dilepas.
20) Cuci tangan dilakukan dengan benar.
9. OCT
Pengertian : alat yang digunakan untuk memberikan informasi tentang
struktur lapisan saraf mata.
Tujuan :
Untuk melakukan deteksi dini pada kelainan mata seperti
glaukoma dan retina.
Untuk membantu menegakkan diagnose penyakit mata.
Untuk membantu penatalaksanaan penyakit glaucoma dan retina.
a. Persiapan alat: mesin OCT, tissue
b. Persiapan pasien :
1) Menjelaskan tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
2) Menjelaskan kontrak waktu yang akan dipergunakan untuk
pemeriksaan.
26
c. Pelaksanaan :
1) Menyiapkan mesin OCT.
2) Menyalakan tombol pada mesin UPS.
3) Menekan tombol ON pada STRATUS OCT, tunggu beberapa saat
untuk load data.
4) Memasukkan data yang dibutuhkan dengan menekan ADD untuk
pasien baru.
5) Menekan tombol EDIT untuk mengedit pasien lama.
6) Memilih tanda scan yang akan dilakukan, seperti scan all,
glaucoma, retina.
7) Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
8) Memberitahu pasien untuk tetap tenang dan selalu mengikuti
instruksi yang akan disampaikan.
9) Mengatur posisi dengan nyaman.
10) Menyuruh dan membantu meletakkan dagu pasien pada penyangga
yang ada pada mesin OCT dan mengatur punctum mata sjajar
dengan gaeris yang ada pada mesin OCT.
11) Mengatur besar refraksi dengan knop pengatur agar gambar scan
yang didapat lebih fokus.
12) Menginstruksikan pasien untuk kedip dengan nomal.
13) Menginstruksikan pasien un tuk melihat lampu yang ada pada
mesin OCT untuk mendapatkan image pasien.
14) Menggunakan DARK (ASIA) untuk eye color agar mendapatkan
hasil lebih bagus.
15) Mengatur Brigness, Contras pada image yang diinginkan.
16) Mengatur OCT image untuk mendapatkan image yang baik.
17) Mengatur posisi scan, land mark, fixation LED untuk kasus
tertentu dapat diubah.
18) Mengekiik Z-Offser untuk mendapatkan image scan, kemudian
atur tinggi rendahnya scan.
27
19) Mengekiik Optimize Polarization untuk mendapatkan sinyal scan
image.
20) Kembali ke scan parameter.
21) Menginstruksikan kepada pasien untuk melihat fokus dan menahan
mata untuk tidak berkedip selama scan berlangsung, kemudian
ambil image dengan mengekiik tombol Flash atau tanpa Flash.
22) Mematikan Scan parameter jika scan sudah selesai.
23) Mengambil gambar image yang sudah diambil dengan melihat
pada hasil pemeriksaan.
24) Memilih hasil pemeriksaan yang terbaik, kemudian S AVE.
25) Memilih analisis data yang diinginkan.
26) Memilih salah satu analisis data yang diinginkan kemudian
PRINT.’memberitahukan kepada pasien jika pemeriksaan sudah
selesai.
27) Jika ingin memetikan STRATUS klik keluar melalui FILE pilih
EXIT kemudian pilih SHUT DOWN.
28) Hasil dilampirkan pada buku status kesehatan pasin, laporkan
dokter
10. Foto Fundus
Pengertian : Pengambilan foto segmen anterior maupun posterior mata
kususnya retina dengan pencahayaan tinggi yang bertujuan untuk
menampilkan detil-detil retina dan mendokumentasikan kondisi retina.
Tujuan :
Untuk melihat gambaran retina segmen posterior maupun perifer
beserta pembuluh darah dan papil saraf optic
Untuk melihat keadaan yang di curigai adanya kelainan pada
retina,pembuluh darah retina dan papil saraf optic
Pemberian therapy obat atau tindakan lain (injeksi atau
operasi )setelah diketahui adanya kelainan yang pasti pada bagian
retina.
28
Persiapan:
a. Persiapan alat
1) Kamera fundus
2) Midriatikum tetes mata
3) Kapas
4) Tissue
b. Persiapan pasien
1) Klien di jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan :
1) Hidupkan UPS dalam keadaan On —► tekan power VTSUCAM
bagian kanan alat —► tunggu keluar PATIEN MANAGER
2) Klik NEW masukkan data klien ( last dan firs
name,tanggal/bulan /thn lahirjenis
3) kelamin,patien ID —►kliek OK
4) Klik CAPTURE MODE (tool bar 1 ) klik OK
5) Pilih jenis pemeriksaan COLOR,GREEN/G, RED/R, BLUE/B, FA
6) Pilih sudut pengambilan foto fundus 40, 30, 30SP ( small pupil)
7) Pilih AUTO FLASH / MANUAL rekomendasi pakai AUTO
8) Pilih FLASH INTENSITY bisa diatur manual pada tanda - dan +
mengurangi
9) /menambah intensitas lampu / flash
10) Pilih POSTIONING FIKSASI / EKTERNAL FIKSASI -* pilih
CENTRAL, OPTIC
11) DISC ATAU MENENTUKAN SENDIRI DAN MEMILIH
MOUSE AND FREE HAND ( klik kiri dan tahan tempatkan pada
area yang diinginkan) dan jenis lain yang terdapat pada visucam.
12) Instrusikan klien untuk melihat lampu fiksasi, lampu ruangan
sebaiknya di redupkan
13) Arahkan lingkaran tepat di pupil, masukkan ke dalam sampai
menemukan fundus image
14) Fokuskan dengan memutar knop fakus sampai sejajar
29
15) Cari titik dua pada kanan kiri fokuskan, tepatkan pada garis kuning
kanan kiri
16) Klik josy stik jika sudah dirasa baik dan focus,geser visucam untuk
mata yang lain
17) Jika dirasa pemeriksaan sudah sempuma klik tool bar panah
18) Edit image jika diperlukan KLIK image fundus yang sudah diambil
—►klik IMAGE
19) VIEW/ TOOL BAR 2 —► EDIT image sesuaikan dengan
kebutuhan —► klik SAVE / tool bar panah ( keluar dari edit
gambar akan auto save )
20) Pilih hasil image yang akan di print jika lebih dari 1 tekan CTRL
bersamaan mouse di
21) klik pada image yang diinginkan—►klik symbol PRINT tool bar 5
—►menu print preview muncul pilih LANDS SCAPE /
POTRAIT klik PRINT
22) PRINT max dalam 1 ukuran kertas A 4 = 16 image sekaligus
23) Cara print hasil foto fundus, klik kiri »image yang diinginkan-
►klik kanan pada image
24) PRINT di pojok kiri atas layar,keluar ->2 image pada layar monitor
klik kiri image print yang bawah,pada layar monitor akan keluar
image klik kiri pada tulisan page set up
25) Mematikan visucam klik FILE pojok kiri atas -►klik EXIT ► klik
CONTINUE-> klik
26) EXIT AND SHUT DOWN tunggu beberapa saat sampai terdapat
WINDOWS NOW SAFE TURN OFF matikan vicusam di bagian
kanan alat —►tombol HIJAU di bawah meja matikan, UPS di
matikan dan dicabut kabel stop kontak.
11. Yag Laser
Pengertian: Alat untuk menghilangkan katarak sekunder atau susulan
dilakukan secara sublimasi dengan bantuan sinar laser yang neodimyum
30
Tujuan: Menghilangkan kekeruhan di aksis visual pada kapsul posterior
lensa ( pasca operasi katarak)
Persiapan:
a. Persiapan alat:
1) Lensa ocular yag
2) Obat tetes pantocain 0,5%
3) Tetes mata midriatil 1%
4) Tetes mata lyters
5) Tetes mata fenicol 2 %
6) Tetes mata timol
7) Cairan C.M.C
8) Kapas atau tissue
9) Bengkok Persiapan pasien:
10)Pasien diberitau tentang prosedur dan tujuan
11)Pasien diberi tetes midriatil pada mata yang akan dilakukan
tindakan laser YAG, jika iridectomi YAG ditetesi pilocarpin setiap
5 menit 1 tetes selama 3 kali sampai pupil menciut
b. Pelaksanaan
1) Hidupkan UPS pada posisi on / ready
2) Pasien ditetes pantocain 0,5 %
3) Pasien didudukkan di depan alat yag laser senyaman mungkin
4) Atur kantus mata seuai garis indicator
5) kepala difiksasi
6) pasien dipasng lensa yang sudah diberi cairan CMC
7) pasien diminta untuk mengikuti instruksi dokter
8) setelah selesai lensa dilepas
9) pasien diberi tetes lyters, fenicol dan timol
10) bersihkan mata beri penjelasan bahwa tindakan sudah selesai beri
tau bahwa setelah tindakan pasien akan terasa silau
11) alat dibereskanjpastikan kunci sudah terlepas dan UPS dalam
keadaan stand by.
31
12. Prosedur Pengambilan Corpal
Pengertian: Suatu tindakan pengambilan kotoran di mata, baik di
konjungtiva maupun di kornea
Tujuan: untuk membersihkan mata dari benda asing
a. Persiapan:
1) Tetes pantocain 0,5% atau 2%
2) Speculum mata
3) Lidi kapas/catton but
4) Spuit 1cc dan jarum no 23 atau 26
5) Kapas atau tissue
6) Fenicol zalf
7) Tempat dan kasa
8) Plester
9) Perawat cuci tangan
10) Klien dijelaskan tujuan dan tindakan yang dilakukan
b. Pelaksanaan:
1) Pasien ditetesi pantocain 0,5 % atau 2 %
2) Tunggu sampai klien tidak merasa pedih
3) Dagu dan dahi klien ditaruh ditempatnya
4) Dokter memasang speculum
5) Klien dianjurkan melihat kea rah yang ditentukan dokter,sesuai
dengan letak corpal, Anjurkan klien untuk tidak mengubah arah
pandangan.
6) Dokter mengambil corpal mengunakan lidi kapas / pinset killman /
jarum
7) Dokter melepas speculum
8) Klien diberi fenicol zalf
9) Mata klien ditutup dengan plester
10) Bereskan alat
11) Perawat mencuci tangan
32
13. USG dan Biometri
Tujuan: USG untuk mengetahui keadaan dalam bagian mata melalui
ultrasonografi
Biometri untuk mengetahui ukuran IOL yang akan dipasang pada operasi
katarak.
a. Prosedur pemeriksaan:
1) Catat identitas pasien dibuku tindakan USG Biometri
2) Siapkan alat dan tissue jelly
3) Nyalakan mesin dengan menekan “on” pada stavol, printer dan
mesin USG
4) Masukkan data pasien
5) Pasien ditidurkan. Bila akan USG pasien diminta menutup mata
tanpa perlu ditetes pantocain. Bila akan dilakukan biometri, pasien
di keratometri, ditetes pantocain.
6) Lapor dokter bila sudah siap
7) Catat hasil Biometri atau ukuran lensa di status
8) Setelah selesai bersihkan mata pasien berikan tetes anti biotik
9) Bila pemeriksaan sudah selesai lakukan print
10) Bereskan alat
14. Pemeriksaan Specular Microscope
Pengertian : Pemeriksaan specular endotel menggunakan specular
microscope adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk menganalisis
kondisi dan banyaknya sel endotel / kornea Tujuan : Menetapkan
banyaknya sel endotel pada kornea dan menganalisa kondisi sel endotel
kornea
a. Prosedur pemeriksaan :
1) Persiapan alat dan pasien
2) Perawat menerangkan maksud dan tujuan pemeriksaan
3) Perawat mengatur posisi duduk pasien di depan alat specular
33
endotel
4) Perawat memastikan dagu pasien menempel pada penyangga dagu
dan dahi menempel pada bantalan dahi
5) Perawat menggerakkan focus specular endotel kearah titik tengah
kornea mata yang diperiksa
6) Perawat mentransfer hasil dari specular endotel ke layar Computer
7) Hasil pemeriksaan disimpan dan dicatat jumlah sel endotel pada
status
15. Perimetri
Pengeartian: pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui volume
lapang pandang serta kepekaan lintasan visual dengan bantuan alat
perimetri.
Tujuan : Mengetahui lapang pandang kelainan lintasan visual mengenai,
Letak kelainan, sifat kelainan, kemungkinan penyebab lain.
a. Persiapan:
1) Perimetri,
2) Kartu / kertas perimetri,
3) penutup mata / tissue,
4) spidol (merah, hijau, biru, hitam, dan ungu),
5) frame dan trial lens
b. Pelaksanaan :
1) menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.
2) mengukur visus dan mengoreksi maksimal mata pasien.
3) menyiapkan kertas perimetri dan spidol di dekat dokter.
4) memposisikan pasien duduk menghadap alat perimetri dan
menutup salah satu mata pasien.
5) memfiksasi kepala pasien ke alat.
6) mematikan lampu ruangan.
7) mendampingi dokter melakukan pemeriksaan perimetri, caranya :
34
Dokter menganjurkan pasien melihat lurus kedepan dan tidak
boleh melirik-lirik.
Dokter menjelaskan jika selama pemeriksaan pasien melihat
cahaya di mana saja dianjurkan menekan tombol di meja
dengan alat yang telah disediakan.
8) Perawat akan memasang lensa di depan mata pasien yang diperiksa
dengan ukuran sesuai instruksi dokter pada pasien miopi atau
hipermetropi
9) Dokter memeriksa mata pasien yang satunya.
10) Perawat membereskan peralatan
35
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Selama orientasi, penulis mengamati, mempelajari dan mengobservasi
berbagai kegiatan di Instalasi Rawat Jalan yaitu menyiapkan pasien untuk
pemeriksaan dokter atau anamnesa yang meliputi mengkaji keluhan
pasien,riwayat kesehatan mata dan kesehatan umum/riwayat pengobatan yang
didapat dari pasien dan keluarga, melakukan pemeriksaan penunjang seperti
visus mata, pemeriksaan vital sign, tonometri,refraktometri, keratometri dan
lensometri yang ditulis dalam status pasien.Kemudian menyiapkan pasien
untuk diperiksa dokter sesuai urutan nomor antrian.Menyiapkan pasien untuk
pemerisaan mata pada kasus retina, mendampingi dokter dalam pemeriksaan
dan mandampingi dokter dalammelakukan tindakan seperti laser, USG,
biometri, pengambilan korpal atau tindakan lainnya, melakukan pemeriksaan
penunjang sesuai rencana dokter misalnya OCT, HFA, Foto fundus,
pemeriksaan endotel.Membuat nota dan memberikan resep dokter serta
education atau anjuran kontrol kepada pasien.Menyiapkan ruangan untuk
pemeriksaan dokter sesuai poli dokter praktek. Dalam hal pendokumentasian
perawat merekap data dan menulis dalam sensus harian,data pasien
dikelompokkan berdasarkan kelompok pasien lama atau baru,kasus lama atau
kasus baru, jenis kelamin, usia, datang sendiri atau rujukan atau gawat darurat,
visus ODS, diagnose medis, pemberian resep obat dan kaca mata serta
pembukuan rekapan nota tindakan.
Untuk rawat jalan sudah mempuyai suatu pelayanan yang bagus
dimana semua perawat bekerja kompak dan cakap dan tanggap suatu
pelayanan yang bagus dengan saling membantu antar lini rawat jalan.
36
B. Saran
1. Adanya pengecekan alat kesehatan secara berkala sehingga meminimalkan
terjadinya kesalahan atau ketidak akuratan data yang diperoleh.
2. Masih banyak perawat yang sebelum melakukan tindakan dan selesai
tindakan belum melakukan cuci tangan. karena cuci tangan itu sangat penting
untuk mencegah terjadinya INOS yang dapat merugikan pasien maupun
perawat sendiri contohnya di sebelah alat pemeriksaan di berikan
hanscraf/alkohol
37