kaji resep rawat jalan

34
KAJIAN RESEP RAWAT JALAN PASIEN GAKINDA RSUP dr. Hasan Sadikin Jalan pasteur no. 38 Telepon 203495 Bandung-40161 Tgl. 17/9/2010 Nama : Ny. N. A Umur : 46 th Jenis kelamin : Perempuan Dokter : dr. A. R Diagnosa : C50 Malignant neoplasm of breast sudah metastase ke hepar R/ Xeloda tab. No. XC 2 dd 3 R/ Ketopropen tab. No. X 2 dd 1 TTD

Upload: marsha-maulina

Post on 03-Jan-2016

113 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

recipe dokter

TRANSCRIPT

Page 1: Kaji Resep Rawat Jalan

KAJIAN RESEP RAWAT JALAN

PASIEN GAKINDA

RSUP dr. Hasan SadikinJalan pasteur no. 38

Telepon 203495Bandung-40161

Tgl. 17/9/2010Nama : Ny. N. AUmur : 46 thJenis kelamin : PerempuanDokter : dr. A. RDiagnosa : C50 Malignant neoplasm of breast

sudah metastase ke hepar

R/ Xeloda tab. No. XC∫ 2 dd 3

R/ Ketopropen tab. No. X∫ 2 dd 1

TTD

Dr. A.R

Page 2: Kaji Resep Rawat Jalan

I. SKRINING ADMINISTRATIF

Tabel 1. Skrining Administratif

No. Persyaratan Keterangan1. Nama dokter Ada2. SIP Tidak ada3. Alamat dokter Ada4. Tanggal penulisan resep Ada5. Paraf dokter Ada6. Nama pasien Ada7. Umur pasien Ada8. Jenis kelamin pasien Diketahui dari nama9. Berat badan pasien Ada10. Cara pemakaian yang jelas Tidak ada11. Status Pasien Gakinda

Kartu keluarga adaSurat keterangan tidak mampu

ada

Surat rujukan adaKTP adaSurat jaminan pelayanan pasien Gakinda/Gakin RSHS

ada

Resep asli dan copy ada

II. SKRINING FARMASETIK

Tabel 2. Skrining Farmasetik

No.

Komponen yang Dikaji keterangan

1. Bentuk sediaan Ada2. Dosis obat Ada3. Potensi obat Ada4. Kuantitas obat Ada5. Stabilitas Stabil karena dalam kemasan utuh6. Inkompatibilitas Tidak ada karena dalam kemasan

utuh7. Cara dan lama pemberian Ada

Page 3: Kaji Resep Rawat Jalan

III. SKRINING FAMAKOLOGI

Pada resep ini pasien menjalani terapi kanker payudara, berikut ini

penjelasan tentang kanker payudara:

3.1 TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, sel-sel kanker

ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan

kematian. Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ.

Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker

membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan

didekatnya dan bisa menyebar (metastasis) keseluruh tubuh.

Metastasis adalah proses dimana sel melewati aliran darah maupun sistem

getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari

kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini

kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk

segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru (Bonadonna 1988).

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran

kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.

B. PENYEBAB KANKER PAYUDARA

Sampai saat ini penyebab pasti dari kanker payudara masih belum diketahui

secara pasti. Terdapat beberapa faktor risiko yang lebih memudahkan seseorang

untuk mendapatkan kenker payudara, yaitu:

1. Usia

Risiko kanker payudara makin besar seiring dengan bertambahnya usia.

Kebanyakan kanker payudara terjadi pada wanita yang berusia di atas 60 tahun.

2. Faktor genetik

yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang wanita memiliki salah satu dari gen

tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar. Gen

Page 4: Kaji Resep Rawat Jalan

lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah p53,

BARD1, BRCA3 dan Noey2

3. Riwayat keluarga

Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker,

memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.

4. Faktor hormonal

Kadar hormon wanita yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama

jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, meningkatkan

risiko terjadinya kanker payudara.

5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker

o Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah

usia 50 tahun dan kehamilan pertama setelah usia 30 tahun.

o Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen

o Obesitas (kegemukan) pasca menopause

o Konsumsi alkohol yang berlebih.

o Pemakaian DES (dietilstilbestrol) untuk mencegah keguguran

o Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi), terutama pada dada

o Pemaparan terhadap bahan-bahan kimia seperti pestisida

C. GEJALA KANKER PAYUDARA

Kanker payudara stadium awal biasanya tidak menyebabkan rasa nyeri.

Gejala pada stadium awal berupa terabanya benjolan pada payudara yang

memiliki batas yang tidak teratur dan mudah digerakan. Bila kanker payudara

makin bertumbuh, maka benjolan akan membesar dan sulit digerakan karena

sudah melekat pada dinding dada atau melekat pada kulit di sekitarnya. Kulit di

atas benjolan dapat mengerut dan tampak seperti kulit jeruk (peau d'orange).

Dapat pula timbul pembengkakan pada payudara yang disertai dengan rasa nyeri,

perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara dan timbulnya benjolan

atau massa di ketiak. Puting susu dapat tertarik ke dalam dan terasa gatal, disertai

dengan perubahan warna pada puting susu maupun areola (daerah berwarna

Page 5: Kaji Resep Rawat Jalan

kecoklatan di sekeliling puting susu). Pada stadium lanjut, dapat timbul nyeri

tulang, penurunan berat badan, pembengkakan pada lengan, dan ulserasi (luka)

pada kulit. Diagnosis dari kanker payudara dapat ditegakkan dari hasil

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan tambahan yang dapat

dilakukan antara lain :

a) Mammografi

Mammografi adalah pemeriksaan foto Rontgen yang dilakukan pada payudara.

Dari hasil mammografi dapat diketahui apakah tumor yang ada di payudara

merupakan tumor yang jinak atau ganas. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada

wanita yang berusia di atas 35 tahun.

b) USG (Ultrasonografi)

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada wanita yang berusia di bawah umur 35

tahun saat jaringan payudaranya masih padat.

c) MRI payudara

Pemeriksaan MRI payudara biasanya dianjurkan pada wanita usia muda yang

telah terbukti mengalami mutasi genetik.

d) Skrening tulang

Skrening tulang dilakukan jika tumor yang ada di payudara telah membesar dan

ditemukan adanya perbesaran kelenjar getah bening. Selain pemeriksaan di atas

dapat pula dilakukan tindakan biopsi, yaitu suatu tindakan untuk mengambil

sebagian jaringan dari payudara untuk diperiksa di laboratorium terhadap adanya

sel kanker. Dari pemeriksaan biopsi dapat diketahui diagnosis pasti dari kanker

payudara.

D. DIAGNOSIS

Diagnosis dari kanker payudara dibagi menjadi beberapa stadium, yaitu:

adanya perbesaran kelenjar getah bening. Selain pemeriksaan di atas dapat pula

dilakukan tindakan biopsi, yaitu suatu tindakan untuk mengambil sebagian

jaringan dari payudara untuk diperiksa di laboratorium terhadap adanya sel

kanker. Dari pemeriksaan biopsi dapat diketahui diagnosis pasti dari kanker

Page 6: Kaji Resep Rawat Jalan

payudara. Diagnosis dari kanker payudara dibagi menjadi beberapa stadium,

yaitu:

Stadium 0

Kanker in situ dimana sel-sel kanker masih berada pada tempatnya di

dalam jaringan payudara yang normal.

Stadium I

Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar

payudara

Stadium IIa

Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar gatah

bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi

sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak

Stadium IIb

Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke

kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi

sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak

Stadium IIIa

Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke

kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau

perlengketan ke struktur lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari

5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

Stadium IIIb

Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara

atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di

dalam dinding dada dan tulang dada

Stadium IV

Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya

ke hati, tulang, atau paru-paru

E. PENGOBATAN

Page 7: Kaji Resep Rawat Jalan

Pengobatan biasanya dilakukan setelah dilakukan penilaian secara

menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah

dilakukannya biopsi. Pengobatan untuk kanker payudara dapat berupa terapi

pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi, atau terapi hormonal. Pilihan

pengobatan yang paling baik untuk kanker payudara dipilih berdasarkan stadium

dari penyakit.

Pada stadium I biasanya pengobatan yang dipilih berupa operasi dan

kemoterapi. Pada stadium II dilakukan operasi, dilanjutkan dengan kemoterapi

ditambah dengan terapi hormonal. Kanker payudara stadium III diobati dengan

operasi, dilanjutkan dengan kemoterapi ditambah terapi radiasi. Sedangka stadium

IV diobati dengan kemoterapi yang dilanjutkan dengan terapi radiasi dan terapi

hormonal. Untuk kanker payudara pada stadium yang sudah lanjut, biasanya

pengobatan yang dilakukan hanya untuk meningkatkan kualitas hidup penderita,

karena harapan hidup untuk penderita paling lama 4 tahun.

3.2 KAJIAN RESEP

R/ Xeloda tab. No. XC∫ 2 dd 3

R/ Ketopropen tab. No. X∫ 2 dd 1

Mografi Sediaan

1. XELODA

Kandungan : Capecitabine adalah turunan dari fluoropirimidi karbamat

Bentuk sediaan: 500 mg

Indikasi : pengobatan kanker payudara dan kanker usu besar.

Kontraindikasi : hipersensitivitas 5-fluorouracil, serta pada pasien dengan

gangguan ginjal berat (kreatinin di bawah 30 mL)

farmakologi : Capecitabine mencapai tingkat puncak dalam darah

sekitar 1,5 jam (Tmax) dengan tingkat puncak 5-FU sedikit terjadi

kemudian, pada 2 jam. Makanan mengurangi kedua tingkat dan tingkat

Page 8: Kaji Resep Rawat Jalan

penyerapan capecitabine dengan Cmax mean dan AUC0-∞ menurun

sebesar 60% dan 35%,

Mekanisme Aksi: Kedua sel normal dan tumor memetabolisme 5-FU

untuk 5-fluoro-2'-deoxyuridine monofosfat (FdUMP) dan trifosfat 5-

fluorouridine (FUTP). Metabolit ini menyebabkan cedera sel oleh dua

mekanisme yang berbeda. Pertama, FdUMP dan kofaktor folat, 2N5-

10-methylenetetrahydrofolate, mengikat timidilat sintase (TS) untuk

membentuk suatu kovalen terikat kompleks terner. Pengikatan ini

menghambat pembentukan timidilat dari 2'-deoxyuridylate. Timidilat

adalah prekursor diperlukan trifosfat timidin,yang penting untuk

sintesis DNA, sehingga kekurangan senyawa ini dapat menghambat

pembelahan sel. Kedua, enzim transkripsi nuklir keliru dapat

menggabungkan FUTP di tempat uridin trifosfat (UTP) selama sintesis

RNA. Ini kesalahan metabolik dapat mengganggu proses RNA dan

sintesis protein.

Dosis dan cara penggunaannya:

Dalam penggunaan capecitabine menggunakan perhitungan dosis obt

dengan luas permukaan tubuh (body surface area, BSA). Berikut ini rumor

BSA:

Luas permukaan tubuh (m2) = √tinggi badan (cm ) x bobot(kg)

3600

Tabel 3. Dosis Capecitabine

Dosis 1250 mg/m2

2x1 tabletJumlah tablet pada pagi hari

Jumlah tablet pada malam hari

Luas permukaan tubuh (m2)

Dosis sekali minum

150 mg 500 mg 150 mg 500 mg

≤ 1,26 1500 - 3 - 31,27-1,38 1650 1 3 1 31,39-1,52 1800 2 3 2 31,53-1,66 2000 - 4 - 41,67-1,78 2150 1 4 1 41,79-1,92 2300 2 4 2 41,93-2,06 2500 - 5 - 52,07-2,18 2650 1 5 1 5

Page 9: Kaji Resep Rawat Jalan

≥2,19 2800 2 5 2 5

Interaksi Obat dengan Obat

Antasida : Efek dari aluminium hidroksida dan magnesium-hidroksida-

mengandung antasida 

Antikoagulan : Pasien yang menerima seiring capecitabine dan

antikoagulan kumarin-derivatif oral terapi harus memiliki respon

antikoagulan dan dosis antikoagulan harus disesuaikan 

Interaksi obat dengan makanan :

Sebaiknya di konsumsi waktu 30 menit setelah makan.

Efek samping :

Diare, mual-muntah, Syndrome Tangan-dan-Foot (eritema nyeri dan

pembengkakan tangan dan/ atau kaki dan/ atau kegiatan yang

mempengaruhi ketidaknyamanan pasien hidup sehari-hari), Stomatitis

(eritema edema, sakit atau borok mulut atau lidah, tetapi bisa makan)

Perhatian dan peringatan :

Pengaruh terhadap kehamilan: faktor risiko D

2. KETOPROPEN

Kandungan :

ketoprofen

Bentuk sediaan :

tablet 50 mg, tab 100 mg, kapsul CR 200 mg, suppositoria 100 mg,

ampul 50 mg/ml

Indikasi :

Rheumatoid arthritis, Juvenile Arthritis, Osteoarthritis, Ankylosing

Spondilitis, Penanganan nyeri ringan sampai sedang setelah operasi,

melahirkan,ortopedi dan nyeri karena kanker. dismenorea

Kontraindikasi :

Page 10: Kaji Resep Rawat Jalan

Hipersensitif terhadap ketoprofen, adanya riwayat gatal-gatal,

angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh aspirin atau

golongan AINS lain, pasien hamil trimester ke-3, pasien menyusui

(atau hentikan menyusui), pasien di bawah usia 12 tahun

Dosis,cara pemberian dan lama pemberian:

Dosis disesuaikan dengan keadaan pasien (sangat individual)

Penyakit inflamasi :

Dosis awal untuk penanganan gejala rheumatoid arthritis dan osteo

arthritis akut maupun kronis adalah 75mg, 3X sehari atau 50 mg 4 kali

sehari atau kapsul lepas lambat 200mg sekali sehari. Dosis ini dapat

digunakan untuk penanganan ankylosing spondilitis

Nyeri dan Dismenore :

25mg atau 50mg setiap 6-8 jam jika diperlukan

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati :

Untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati sedang, dosis tertinggi

sehari adalah 150mg. Untuk pasien dengan kerusakan ginjal/hati berat

(kadar creatinin clearence <25mL/mnt per 1.73m2 atau konsentrasi

albumin <3.5g/dL, dosis tertinggi 100mg. Jika memiliki kerusakan

ginjal dan hipoalbuminemia sekaligus, sebaiknya dimulai dengan

dosis rendah dan diawasi dengan ketat.

Farmakologi :

Bioavailabilitas 90%

Waktu paruh eliminasi 2,1 jam

Waktu untuk mencapai kadar puncak 0,5-2 jam

Ikatan protein >99%

Efek Samping :

- Saluran cerna : (terjadi pada 10-30% Pasien) Keluhan saluran cerna,

tukak peptik, mual, diare, sakit pada bagian abdomen, sembelit,

kembung, tidak ada nafsu makan, mulut kering, gastritis,

pankreatitis, sampai pendarahan pada saluran cerna.

Page 11: Kaji Resep Rawat Jalan

- Sistem Saraf Pusat : (lebih dari 3% Pasien) Sakit kepala, eksitasi

(insomnia, bermimpi, cemas, takut), pusing, depresi, sulit

berkonsentrasi, lelah, bingung, migrain, rasa berputar, halusinasi.

- Ginjal dan Saluran kemih : (3-8% Pasien) Meningkatkan serum

kreatinin, BUN, pendarahan saluran kemih dan edema.

- Mata dan telinga : (1-3% Pasien) Gangguan penglihatan dan tinitus

- Gangguan jantung : (2% Pasien) peripheral edema

- Kulit : (1-3% Pasien) Gatal, eksim dll

Perhatian dan peringatan:

- Pengaruh terhadap kehamilan: faktor risiko B

- Pengaruh terhadap laktasi : diekskresikan dalam ASI

- Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan

- Pasien menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan

Ketoprofen

Interaksi Obat-Obat:

Obat antikoagulan dan antitrombosis : Sedikit memperpanjang waktu

prothrombin dan Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien

menggunakan antikoagulan (warfarin) atau zat thrombolitik

(streptokinase), waktu prothrombin harus dimonitor

Lithium : Meningkatkan toksisitas Lithium

Obat yg terikat pada protein plasma : Menggeser ikatan dengan

protein plasma, sehingga dapat meningkatkan munculnya efek

samping

Obat Diuretik : Meningkatkan risiko kerusakan ginjal

AINS : Meningkatkan efek samping

Probenesid : meningkatkan toksisitas Ketorolac.

Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan

menurunkan eliminasi di ginjal.

Interaksi Obat-makanan:

Pemberian bersama dengan makanan dan susu dapat meminimalkan

gangguan gastrointestinal.

Page 12: Kaji Resep Rawat Jalan
Page 13: Kaji Resep Rawat Jalan

3.3 KAJIAN DRP (Drug Related Problems)

Tabel 4. Kajian DRP

Jenis DRP Penilaian

Ada indikasi tidak diobati X

Tidak ada indikasi tetapi diobati X

Dosis rendah X

Dosis tinggi X

Efek samping Efek samping yang perlu diwaspadai

adalah mual-muntah yang hebat

Interaksi obat X

Ketidakpatuhan pengobatan X

Kesalahan pemilihan obat X

Dari kajian resep diatas dapat diketahui bahwa kemungkinan efek samping

yang bisa terjadi adalah mual-muntah karena efek dari obat Xeloda dan

ketopropen. Apabila terjadi mual-mutah, dapat disarankan kepada dokter untuk

memberikan obat anti mual-muntah seperti Ondansetron atau Domperidon.

Penggunaan Xeloda pada resep ini sebaiknya dicantumkan berat bandan dan

tinggi badan agar dapat dikaji dalam ketepatan pemberian dosisnya. Penggunaan

ketopropen dalam resep ini kemungkinan sudah cukup adekuat mengatasi nyeri

yang dialami pasien, dapat dilihat dengan dosis yang diberikan 2xsehari 50 mg.

Dimana penggunaan ketopropen dalam 1 hari masih berada dalam rentang

konsentrasi (dalam batas yang dipersyratkan).

3.5 KIE

Berdasarkan drug related problems yang didapat maka pelayanan informasi

obat yang dapat diberikan kepada pasien sebagai berikut:

1. Tanyakan kepada pasien mengenai:

- Apa yang pasien ketahui mengenai penyakitnya

- Apa yang pasien ketahui mengenai obat-obatnya

- Apa harapan pasien setelah mengkonsumsi obat-obatnya

Page 14: Kaji Resep Rawat Jalan

2. Jelaskan mengenai indikasi masing-masing obat:

- Xeloda (capecitabine) untuk pengobatan kanker payudara pasien

- Ketopropen untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien.

3. Tanyakan mengenai riwayat alergi pasien terhadap obat-obatan. Jika

mempunyai riwayat alergi terhadap obat yang akan dilakukan terapi

4. Jika pasien sedang hamil maka obat capecitabine dan ketoprofen harus

diganti. Ketoprofen tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita

hamil terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena

efeknya pada sistem kardiovaskuler janin (penutupan prematur duktus

arteriosus) dan kontraksi uterus. (PIO Depkes RI, 2009). Faktor risiko

ketoprofen terhadap kehamilan: B (A-Z drug facts, 2003). Faktor risiko

ondansetron terhadap kehamilan: D (DIH, 2009).

5. Jika pasien sedang menyusui maka konsumsi obat harus ditunda setelah

menyusui atau hentikan menyusui untuk sementara. Ketoprofen

didistribusikan melalui air susu ibu, sehingga tidak direkomendasikan untuk

digunakan oleh ibu yang sedang menyusui (DIH, 2009).

6. Tanyakan apakah pasien mempunyai gangguan hati dan ginjal atau tidak. Jika

ya maka perlu dilakukan penyesuaian dosis dan tes fungsi hati dan ginjal

secara berkala.

7. Konsumsi obat capetabine sebaiknya dikonsumsi 30 menit setelah makan dan

ketoprofen dilakukan bersamaan dengan makanan untuk meminimalkan efek

samping pada gastrointestinal. Maka regimen obat yang dapat diberikan

yaitu:

- Capecitabine dikonsumsi 2 x 3 tablet sehari, dimana pada pagi hari (pukul

06.30) diminum 3 tablet setelah makan dengan jarak 30 menit. Kemudian

pada pukul 18.30 pasien meminum 3 tablet setelah makan dengan jarak 30

menit.

- Ketopropen dikonsumsi 2 x sehari pagi (pukul 08.00) dan malam hari

(pukul 18.30) saat makan dan langsung ditelan (tidak dikunyah)

Page 15: Kaji Resep Rawat Jalan

8. Sampaikan efek samping umum yang biasanya terjadi karena obat-obatan

tersebut seperti mual, muntah, inflamasi dan nyeri pada tangan dan kaki, serta

pembengkakan pada mulut.

9. Segera beritahukan kepada dokter atau apoteker bila mengalami reaksi alergi

terjadi.

Page 16: Kaji Resep Rawat Jalan

Tanggal : Senin-Jumat, 20-24 September 2010

Hari ke : 11, 12, 13, 14, dan 15

Kegiatan UraianTugas Kajian Resep Rawat Jalan Gakinda

Kajian resep tentang rawat jalan di depo GAKINDA

Resep yang diberikan sebagai berikut:

I. SKRINING ADMINISTRATIF

Skrining administratif yang dilakukan meliputi ada atau

tidaknya :

Nama dokter

SIP

Alamat dokter

Tanggal penulisan resep

Paraf dokter

RSUP dr. Hasan SadikinJalan pasteur no. 38

Telepon 203495Bandung-40161

Tgl. 17/9/2010Nama : Ny. N. AUmur : 46 thJenis kelamin : PerempuanDokter : dr. A. RDiagnosa : C50 Malignant neoplasm of breast

sudah metastase ke hepar

R/ Xeloda tab. No. XC∫ 2 dd 3

R/ Ketopropen tab. No. X∫ 2 dd 1

TTD

Dr. A.R

Page 17: Kaji Resep Rawat Jalan

Nama pasien

Umur pasien

Jenis kelamin

Berat badan

Cara pemakaian yang jelas

Status Pasien

Dari resep di atas dapat di dapat dilihat bahwa persyratan

administratif sudah lengkap.

II. SKRINING FARMASETIK

Skrining farmasetik yang dilakukan meliputi ada atau

tidaknya :

Bentuk sediaan

Dosis obat

Potensi obat

Kuantitas obat

Stabilitas

Inkompatibilitas

Cara dan lama pemberian

III. SKRINING FAMAKOLOGI

Pada resep ini pasien mendapatkan obat untuk

kemoterapi kanker.

KAJIAN RESEP

R/ Xeloda tab. No. XC∫ 2 dd 3

R/ Ketopropen tab. No. X∫ 2 dd 1

Mografi Sediaan

Page 18: Kaji Resep Rawat Jalan

XELODA

Kandungan : Capecitabine adalah turunan dari

fluoropirimidi karbamat

Bentuk sediaan: 500 mg

Indikasi : pengobatan kanker payudara dan kanker usu

besar.

Kontraindikasi : hipersensitivitas 5-fluorouracil, serta

pada pasien dengan gangguan ginjal berat (kreatinin di

bawah 30 mL)

farmakologi : Capecitabine mencapai tingkat puncak

dalam darah sekitar 1,5 jam (Tmax) dengan tingkat

puncak 5-FU sedikit terjadi kemudian, pada 2 jam.

Makanan mengurangi kedua tingkat dan tingkat

penyerapan capecitabine dengan Cmax mean dan

AUC0-∞ menurun sebesar 60% dan 35%,

Mekanisme Aksi: Kedua sel normal dan tumor

memetabolisme 5-FU untuk 5-fluoro-2'-deoxyuridine

monofosfat (FdUMP) dan trifosfat 5-fluorouridine

(FUTP). Metabolit ini menyebabkan cedera sel oleh

dua mekanisme yang berbeda. Pertama, FdUMP dan

kofaktor folat, 2N5-10-methylenetetrahydrofolate,

mengikat timidilat sintase (TS) untuk membentuk

suatu kovalen terikat kompleks terner. Pengikatan ini

menghambat pembentukan timidilat dari 2'-

deoxyuridylate. Timidilat adalah prekursor diperlukan

trifosfat timidin,yang penting untuk sintesis DNA,

sehingga kekurangan senyawa ini dapat menghambat

pembelahan sel. Kedua, enzim transkripsi nuklir keliru

dapat menggabungkan FUTP di tempat uridin trifosfat

(UTP) selama sintesis RNA. Ini kesalahan metabolik

Page 19: Kaji Resep Rawat Jalan

dapat mengganggu proses RNA dan sintesis protein.

Dosis dan cara penggunaannya:

Dalam penggunaan capecitabine menggunakan

perhitungan dosis obt dengan luas permukaan tubuh

(body surface area, BSA). Berikut ini rumor BSA:

Luas permukaan tubuh (m2)

= √tinggi badan (cm ) x bobot(kg)

3600

Interaksi Obat dengan Obat

Antasida : Efek dari aluminium hidroksida dan

magnesium-hidroksida-mengandung antasida 

Antikoagulan : Pasien yang menerima seiring

capecitabine dan antikoagulan kumarin-derivatif

oral terapi harus memiliki respon antikoagulan dan

dosis antikoagulan harus disesuaikan 

Interaksi obat dengan makanan :

Sebaiknya di konsumsi waktu 30 menit setelah makan.

Efek samping :

Diare, mual-muntah, Syndrome Tangan-dan-Foot

(eritema nyeri dan pembengkakan tangan dan/ atau kaki

dan/ atau kegiatan yang mempengaruhi ketidaknyamanan

pasien hidup sehari-hari), Stomatitis (eritema edema,

sakit atau borok mulut atau lidah, tetapi bisa makan)

Perhatian dan peringatan :

Pengaruh terhadap kehamilan: faktor risiko D

Page 20: Kaji Resep Rawat Jalan

KETOPROPEN

Kandungan :

ketoprofen

Bentuk sediaan :

tablet 50 mg, tab 100 mg, kapsul CR 200 mg,

suppositoria 100 mg, ampul 50 mg/ml

Indikasi :

Rheumatoid arthritis, Juvenile Arthritis, Osteoarthritis,

Ankylosing Spondilitis, Penanganan nyeri ringan sampai

sedang setelah operasi, melahirkan,ortopedi dan nyeri

karena kanker. dismenorea

Kontraindikasi :

Hipersensitif terhadap ketoprofen, adanya riwayat gatal-

gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok

oleh aspirin atau golongan AINS lain, pasien hamil

trimester ke-3, pasien menyusui (atau hentikan menyusui),

pasien di bawah usia 12 tahun

Dosis,cara pemberian dan lama pemberian:

Dosis disesuaikan dengan keadaan pasien (sangat

individual)

Penyakit inflamasi :

Dosis awal untuk penanganan gejala rheumatoid arthritis

dan osteo arthritis akut maupun kronis adalah 75mg, 3X

sehari atau 50 mg 4 kali sehari atau kapsul lepas lambat

200mg sekali sehari. Dosis ini dapat digunakan untuk

penanganan ankylosing spondilitis

Nyeri dan Dismenore :

25mg atau 50mg setiap 6-8 jam jika diperlukan

Pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati :

Untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati sedang, dosis

tertinggi sehari adalah 150mg. Untuk pasien dengan

Page 21: Kaji Resep Rawat Jalan

kerusakan ginjal/hati berat (kadar creatinin clearence

<25mL/mnt per 1.73m2 atau konsentrasi albumin

<3.5g/dL, dosis tertinggi 100mg. Jika memiliki kerusakan

ginjal dan hipoalbuminemia sekaligus, sebaiknya dimulai

dengan dosis rendah dan diawasi dengan ketat.

Farmakologi :

Bioavailabilitas 90%

Waktu paruh eliminasi 2,1 jam

Waktu untuk mencapai kadar puncak 0,5-2 jam

Ikatan protein >99%

Efek Samping :

- Saluran cerna : (terjadi pada 10-30% Pasien) Keluhan

saluran cerna, tukak peptik, mual, diare, sakit pada bagian

abdomen, sembelit, kembung, tidak ada nafsu makan,

mulut kering, gastritis, pankreatitis, sampai pendarahan

pada saluran cerna.

Perhatian dan peringatan:

- Pengaruh terhadap kehamilan: faktor risiko B

- Pengaruh terhadap laktasi : diekskresikan dalam Asi

- Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan

- Pasien menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan

Ketoprofen

Interaksi Obat-Obat:

Obat antikoagulan dan antitrombosis : Sedikit

memperpanjang waktu prothrombin dan Waktu

thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan

antikoagulan (warfarin) atau zat thrombolitik

(streptokinase), waktu prothrombin harus dimonitor

Lithium : Meningkatkan toksisitas Lithium

Obat yg terikat pada protein plasma : Menggeser ikatan

dengan protein plasma, sehingga dapat meningkatkan

Page 22: Kaji Resep Rawat Jalan

munculnya efek samping

Obat Diuretik : Meningkatkan risiko kerusakan ginjal

AINS : Meningkatkan efek samping

Probenesid : meningkatkan toksisitas Ketorolac.

Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan

menurunkan eliminasi di ginjal.

Interaksi Obat-makanan:

Pemberian bersama dengan makanan dan susu dapat

meminimalkan gangguan gastrointestinal.

KAJIAN DRP (Drug Related Problems)Dari kajian resep diatas dapat diketahui bahwa

kemungkinan efek samping yang bisa terjadi adalah mual-

muntah karena efek dari obat Xeloda dan ketopropen. Apabila

terjadi mual-mutah, dapat disarankan kepada dokter untuk

memberikan obat anti mual-muntah seperti Ondansetron atau

Domperidon.

Penggunaan Xeloda pada resep ini sebaiknya

dicantumkan berat bandan dan tinggi badan agar dapat dikaji

dalam ketepatan pemberian dosisnya. Penggunaan ketopropen

dalam resep ini kemungkinan sudah cukup adekuat mengatasi

nyeri yang dialami pasien, dapat dilihat dengan dosis yang

diberikan 2xsehari 50 mg. Dimana penggunaan ketopropen

dalam 1 hari masih berada dalam rentang konsentrasi (dalam

batas yang dipersyratkan).

KIE Konsumsi obat capetabine sebaiknya dikonsumsi 30 menit

setelah makan dan ketoprofen dilakukan bersamaan

dengan makanan untuk meminimalkan efek samping pada

gastrointestinal.

Sampaikan efek samping umum yang biasanya terjadi

Page 23: Kaji Resep Rawat Jalan

karena obat-obatan tersebut seperti mual, muntah,

inflamasi dan nyeri pada tangan dan kaki, serta

pembengkakan pada mulut.

Segera beritahukan kepada dokter atau apoteker bila

mengalami reaksi alergi terjadi.

Pembimbing Pembimbing

Fakultas Farmasi UNPAD RSHS

(Yoppi Iskandar. S.Si., M.Si., Apt.) (Dra. Siti Saidah M. M.Si., Apt)

TUGAS KAJIAN RESEP RAWAT JALAN GAKINDA

Page 24: Kaji Resep Rawat Jalan

DENGAN KASUS KANKER PAYUDARA

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERDI RUMAH SAKIT dr. HASAN SADIKIN

BANDUNG, JAWA BARAT

OLEH:PUTU DIAN ARININGSIH, S. Farm

260112090545

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER2010