laporan pratikum

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). TBC lebih sering menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lainnya. TBC bukan penyakit keturunan dan bukan disebabkan oleh kutukan atau guna-guna. TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, kaya). TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, lengkap. Bakteri yang menyebabkan TBC ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyakit TBC, Maka ada beberapa hal pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memeberikan diagnosa yang tepat antara lain: 1. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya. 2. Pemeriksaan fisik secara langsung. 3. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak). 4. Pemeriksaan patologi anatomi (PA). 1

Upload: dickiegdr

Post on 21-Nov-2015

84 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan praktikum

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahTBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). TBC lebih sering menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lainnya.TBC bukan penyakit keturunan dan bukan disebabkan oleh kutukan atau guna-guna. TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, kaya). TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, lengkap.Bakteri yang menyebabkan TBC ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyakit TBC, Maka ada beberapa hal pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memeberikan diagnosa yang tepat antara lain:1. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.2. Pemeriksaan fisik secara langsung.3. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).4. Pemeriksaan patologi anatomi (PA).5. Rontgen dada (thorax photo).6. Uji tuberkulin.Bahwa pemeriksaan laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan khusus yang dilakukan pada pasien untuk membantu menegakan diagnosis. Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara tim, perawat melakukan fungsi kolaboratif dalam memberikan tindakan. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa dari suatu penyakit atau keluhan pasien.1.2 Rumusan MasalahPada laporan ini hanya membahas tentang pengertian, tujuan, prosedur pemeriksaan dan hasil pemeriksaan laboratorium.1.3 Tujuan Penulisan Penulis mampu memahami pemeriksaan laboratorium pada pasien TBC. Penulis mampu mendokumentasikan hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien TBC. Penulis mampu memahami perbedaan pewarnaan pada beberapa bakteri. Untuk memperoleh informasi tentang pasien, penyakit, pemeriksaan laboratorium dan pewarnaan bakteri serta meningkatkan kemampuan dalam penyusunan laporan sesuai dengan pratikum serta melaksanakan dokumentasian hasil pemeriksaan laboratorium.1.4 Metode PenulisanMetode penulisan laporan ini dengan metode kepustakaan dan internet. Pengumpulan data tentang pengertian, penyakit, prosedur dan tujuan pemeriksaan laboratorium diambil dari bukubuku dan situs website di internet.1.5 Sistematika PenulisanDalam laporan ini terdiri dari beberapa bab, untuk lebih jelasnnya penulis akan menguraikan bab-bab yang tercantum dalam makalah ini dan hanya berisikan garis besarnnya saja, diantaranya :BAB I Pendahuluan, dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika.Di lanjutkan dengan BAB II mengenai pembahasan, diantaranya landasan teori, hipotesis percobaan, prosedur pelaksanaan dan hasil pengamatan.Dalam BAB III terdapat penutupan yang berisikan kesimpulan dan saran .BAB IIPEMBAHASANLandasan Teori

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi kronik jaringan paru yang disebabkan oleh (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosae,Sebagian besar basil Mycobacterium tiberculosae masuk ke dalam jaringan paru melalui airborne infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai fokus primer dari Ghon.

Biasanya TBC menyerang paru,Tetapi tidak menutup kemungkinan pula kuman TBC ini,dapat menyerang orang lain.

Penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru.Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok dengan ukuran 0,2-0,4 x 1-4 um. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri tahan asam. Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 minggu bahkan kadangkadang setelah 6-8 minggu. Suhu optimum 37C, tidak tumbuh pada suhu 25C atau lebih dari 40CMacam-Macam PewarnaanSecara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :Pewarnaan SederhanaMenggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan.Tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).Pewarnaan differensialPewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (18531938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:Pewarnaan Tahan Asam Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis. Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen (anonymous,2009).Pemeriksaan LaboratoriumHasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :Faktor Pra instrumentasi: Sebelum dilakukan pemeriksaan.Faktor Instrumentasi

: Saat pemeriksaan (analisa) sample.Faktor Pasca instrumentasi: Saat penulisan hasil pemeriksaan.Pada tahap pra instrumentasi sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu atau mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :-Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.-Persiapan penderita.-Persiapan alat yang akan dipakai.-Cara pengambilan sample.-Penanganan awal sampel (termasuk pengawetan) dan transportasi.Pemahaman instruksi dan pengisian formulir. Pada tahap ini perlu diperhatikan benar, apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat atau ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis atau diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan.Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.Pada tahap penanganan awal sample dan transportasi sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan :1. Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas).2. Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan.3. Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah.4. Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan.5. Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu.6. Pada tahap penerimaan pasien di ruang laboratorium dan mempersilahkan pasien untuk duduk dihadapan pemeriksa. Hal yang harus diperhatikan :7. Meminta status pengantar pasien dari dokter yang merujuk untuk pemeriksaan laboratorium.8. Membaca pengantar pemeriksaan.9. Menanyakan keluhan pasien.10. Menanyakan Kartu Identitas Penduduk pasien, untuk tujuan pendokumentasian.11. Mempersiapkan alat dekat pasien.12. Memberitahukan pasien bahwa prosedur memerlukan pengambilan sample dahak pasien yang diintubasi diambil melalui aspirasi trakea. Pasien harus di dorong untuk batuk.13. Selanjutnya masuk dalam prosedur tindakan pemeriksaan laboratorium14. Prosedur pemeriksaan.15. Pendokumentasian.Pengambilan sample dahak yang diambil adalah dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu:Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Sewaktu pertama (S).Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur, kemudian dibawa dan diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P).Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan dahak pagi, disebut dahak Sewaktu kedua (S). \Pelaksanaan PercobaanPemeriksaan Laboratorium Pada Sample Dahak PasienPemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy.TujuanUntuk memberikan diagnosa yang tepat pada pasien yang diduga terkena TBC. Dengan adanya kuman TBC di dahak pasien. Alat dan Bahan Mikroskop Jarum ose Slide kosong Alkohol Sputum pot Lampu spirtus Sputum pasien Larutan Ziehl-neelsen (a. Cat karbol fucshin, b. Alkohol asam : HCL 3% dalam metanol 95%, c. Cat biru metilen)Prosedur PelaksanaanTahap preparat :1. Persiapkan pasien.2. Di ruangan laboratorium minta pasien untuk mengeluarkan dahaknya ke dalam sputum pot yang sudah disediakan oleh perawat.3. Sputum pot diberi kode alamat, nama dan no. Register pasien.4. Siapkan alat secara steril.5. Nyalakan api pada lampu spirtus, panaskan jarum ose sampai berwarna merah membara.6. Buka sputum pot dan simpan tutupnya dengan keadaan terbuka, ambil dahak menggunakan jarum ose, oleskan pada slide kosong secara merata dengan cara di putar-putar hingga setipis mungkin. Dilakukan didepan api lampu spirtus.7. Biarkan mengering dengan suhu ruangan.8. Lakukan fiksasi diatas nyala api lampu spirtus.Tahap pewarnaan1. Tetesi preparat 2-3 tetes carbol fushin dan panaskan diatas nyala api spirtus selama 5 menit, jaga pemanasan jangan sampai mendidih.2. Cuci preparat dengan air mengalir, dicuci hanya ujungnya saja secara pelan-pelan sampai zat pewarna yang pertama turun dan tiriskan.3. Tetesi dengan asam alkohol selama 20 detik, sampai berwarna merah muda.4. Cuci dengan air mengalir dan tiriskan.5. Tetesi dengan methyleen blue selama 20 detik.6. Cuci dengan air mengalir dan tiriskan.7. Preparat dikeringkan dalam suhu ruangan.Tahap pembacaanPembacaan dilakukan dengan pembasaran mikroskop kuat.Preparat ditambahkan minyak emersir.Pembiakan Murni dengan Pewarnaan Gram Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (18531938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.Tujuan Untuk membedakan spesies bakteri berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding selnya. Alat dan Bahan Biakan bakteri Larutan kristal violet Larutan iodin Larutan alkohol (etil alkohol 95%) Kaca objek dan kaca penutup Mikroskop Jarum ose Bunsen (lampu spiritus) AquadeshProsedur Pelaksanaan

Kaca objek dibersihkan dengan alkohol dan dilewatkan beberapa kali pada nyala api bunsen.Membuat olesan tipis bakteri dengan mengambil isolat bakteri dengan jarum ose secara aseptis dan diberi 1-2 tetes aquadesh. Kering anginkan dan melewatkannya pada nyala api bunsen (lampu sriritus).Olesan tersebut dibubuhi kristal violet (Gram A = cat utama), dibiarkan selama 30 detik, kemudian dicuci pada air mengalir hingga tetesan menjadi bening, dianginkan hingga kering.Dibubuhi dengan larutan iodin (Gram B = larutan mordan), dibiarkan selama 30 detik, kemudian dicuci pada air mengalir hingga tetesan menjadi bening, dianginkan hingga kering.Melakukan dekolorisasi dengan dibubuhi etil alkohol 95% selama 10-20 detik, segera aliri dengan air selama beberapa detik untuk menghentikan aktivitas dekolorisasi, dianginkan hingga kering.Olesan bakteri ditetesi dengan safranin selama 20-30 detik, dicuci dengan air mengalir selama beberapa detik untuk menghabiskan sisa-sisa cat. Selanjutnya air dihisap dengan kertas penghisap dan kering anginkan.Melakukan pengamatan dengan mikroskop. Hasil PengamatanHasil Pemeriksaan Laboratorium Pada Sample Dahak Pasien

Hasil dari pengamatan pertama dapat terlihat Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok dengan ukuran 0,2-0,4 x 1-4 um. Bakteri ini berwarna merah karena pada pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbol fukhsin (warna merah) melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA). Hasil Pembiakan Murni Dengan Pewarnaan Gram

Hasil dari pengamatan kedua dapat terlihat Staphylococcus berwarna ungu yang bergerombol dan termasuk bakteri gram-positif karena pada pewarnaannya bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. BAB IIIPENUTUPKesimpulanPemeriksaan laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan khusus yang dilakukan pada pasien untuk membantu menegakan diagnosis.Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang untuk tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko, memantau perkembangan penyakit, memantau pengobatan, dan lain-lain.Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan.Pasien yang diduga mengidap TBC dengan dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil terdapat Mycobacterium tuberculosis pada dahak pasien. Hal ini menunjukan bahwa pasien positif mengidap TBC.Pada pembiakan murni dengan pewarnaan gram terdapat perbedaan dengan pembiakan dari sputum pasien, pada pembiakan murni ini terlihat perbedaan dari bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.Pembiakan dari sputum pasien terlihat bakteri batang berwarna merah dengan latar berwarna biru dengan proses pewarnaan menggunakan larutan Ziehl-neelsen (a. Cat karbol fucshin, b. Alkohol asam : HCL 3% dalam metanol 95%, c. Cat biru metilen).Pada pembiakan murni dapat terlihat bakteri positif dengan bentuk bulat anggur dengan proses pewarnaan menggunakan larutan kristal violet, larutan iodin, larutan alkohol (etil alkohol 95%).Setiap mikroba memiliki bentuk, ukuran, komponen sel, gerak dan alat gerak yang berbeda. Kultur Mikroba merupakan cara untuk memperbanyak bakteri. Untuk memperjelas ukuran dan Bentuk morfologi bakteri maka dilakukan pengecatan.SaranPada saat membuat media ataupun memindahkan mikroba di tempat lain maka diharapkan agar tempat memindahkan media tersebut steril dan selalu dekat dengan alat yang digunakan agar tetap steril.Dalam hal ini diperlukan pemahaman yang mendalam untuk mengenal media agar dapat memilih media yang tepat untuk menanam media.Dalam mengenal berbagai kelompok mikroba berdasarkan bentuk, ukuran, komposisi sel, gerak dan alat geraknya di perlukan perhatian yang cukup agar dapat membedakannya dengan baik.Dalam mengkultur mikroba di perlukan ketelitian dalam melakukan penggoresan agar mikroba yang akan di amati dapat tumbuh dengan baik.Diharapkan agar pada saat melakukan pengecatan Gram pada glass objek untuk tidak terlalu banyak agar tidak terjadi kelebihan warna juga pada saat pengeringan dengan menggunakan panas pada api untuk tidak terlalu dekat agar glass objek tidak pecah.DAFTAR PUSTAKAHidayat, Alimul A. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.

Anonim, 2007. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Mataram. Universitas Mataram Press.http://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/picturePAGE 17

_1370400836.wmf

_1370400837.wmf

_1370400835.wmf