laporan praktikum titrasi formal

20
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I Titrasi Formal Asam Amino Oleh ANITA H SIMBOLON 06091010023 PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

Upload: anita-hernawati-simbolon

Post on 24-Jul-2015

2.229 views

Category:

Documents


45 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan praktikum Titrasi Formal

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA I

Titrasi Formal Asam Amino

Oleh

ANITA H SIMBOLON

06091010023

PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2012

Page 2: laporan praktikum Titrasi Formal

I. Nomor Percobaan : VI

II. Nama Percobaan : Titrasi Formal Asam Amino

III. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui identifikasi asam amino secara

kuantitatif

IV. Landasan Teori :

Asam amino dapat berperan sebagai asam dan sebagai basa, jika suatu kristal asam

amino misalnya alanin, dilarutkan di dalam air, molekul ini menjadi ion dipolar, yang

dapat berperan sebagai suatu asam (donor proton) atau sebagai basa (akseptor proton).

Berdasarkan pada struktur rantai samping (R) asam-asam amino termasuk dalam

golongan asam amino berikut:

1) rantai samping netral

2) rantai samping basa

3) rantai samping asam.

4) Asam Amino Netral

Pada rantai samping netral, asam amino yang termasuk dalam golongan ini tidak

mempunyai gugus karboksil maupun gugus fungsional basa dalam rantai sampingnya. Lima

belas dari 20 asam amino termasuk dalam golongan ini. Asam amino netral ini dibagi dalam

asam amino polar dan non polar.

Contoh asam amino netral non polar : alanin, glisin, isoleusin, leusin, metionin, fenilalanin,

triptofan, dan valin.

Sedangkan asam amino netral polar : asparagin, sistein, glutamin, serin, threonin, tirosin.

Asam amino netral non polar umumnya adalah yang paling sukar larut dalam air dari

seluruh 20 asam amino ini. Pada pH 6-7 mereka berada sebagai ino dipolar yang netral.

Tak satupun dari asam amino ini yang gugus fungsional rantai cabangnya dapat

membentuk ikatan hidrogen dengan air (Nitrogen heterosiklik dari triptofan tak

membentuk ikatan hidrogen dengan air karena pasangan elektronnya adalah sebagian

dari awan elektron pi. Gugus sulfida dalam metionin tak polar sehingga tak membentuk

ikatan hidrogen dengan air.

Enam dari asam amino netral polar adalah karena rantai cabangnya

mengandung gugus polar seperti:-OH. Asam amino ini lebih mudah larut dalam air

daripada asam amino netral.

Page 3: laporan praktikum Titrasi Formal

5) Asam Amino Basa

Asam amino basa terdiri dari : arginin, histidin, dan lisin. Masing-masing dari

asam amino ini mempunyai gugus fungsional yang dapat bereaksi dengan proton pada pH

6-7 dan membentuk senyawa ion yang bermuatan positif. Sehingga pada pH 6-7 suatu

asam amino basa mempunyai dua muatan positif dan satu muatan negatif atau akhirnya

sebuah muatan positif.

6) Asam Amino Asam

Dua dari asam amino digolongkan ke dalam asam karena mempunyai gugus

karboksil pada rantai cabangnya. Pada pH 6-7, rantai cabang karboksil ini akan

melepaskan protonnya ke air untuk membentuk suatu bentuk dengan dau muatan negatif

dan sebuah muatan positif sehingga pada pH 6-7 asam amino mempunyai muatan negatif.

Prinsip dasar dari titrasi formol merupakan suatu titrasi asam basa, dimana

penambahan formaldehid pada larutan asam amino dimaksudkan agar pH buffer gugus

amino lebih rendah dari asalnya, sehingga gugus amino dapat dititrasi secara kuantitatif

dan titik akhir dapat ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna dari indikator.

         Dalam larutan, semua asam amino akan terionisasi dan dapat bersifat sebagai asam

ataupun basa. Pengetahuan mengenai sifat-sifat asam basa dari asam amino sangat

penting karena seni pemisahan, identifikasi dan penentuan kuantitatif asam amino dalam

campuran juga penentuan komposisi asam amino dalam protein dapat dilakukan

berdasarkan sifat asam basa yang khas.

            Larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan

membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya

sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH

sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah p.p.t

akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang. 

Page 4: laporan praktikum Titrasi Formal

V. Alat & Bahan

1. Pipet Tetes

2. Biuret

3. Bekker Glass

4. Inkubator

5. Erlenmeyer

6. NaOH 0,2 N

7. NaOH 0,02 N

8. Aquadest

9. Air seni

10. Larutan Gelatin 5%

11. Pipet volum

12. Formaldehid netral

13. Phenopthalein

14. HCl 0,1 M

VI. Prosedur

Siapkan 100 ml larutan gelatin 5%. Atur temperaturnya 380C. tambahkan

kedalamnya 1 ml phenolphthalein dan 0,2 M NaOH tetes demi tetes sampai warna

merah muda timbul. Tambahkan 0,1 M HCl tetes demi tetes sampai tepat warna

merah muda hilang (pH=8,0). Hati-hati jangan terlalu asam. Masukkan gelatin yang

telah dinetralisir tadi kedalam incubator 38oC. Pada 25 ml larutan air seni tambahkan

beberapa tetes phenolphthalein. Tambahkan tetes demi tetes 0,2 M NaOH sampai

warna merah muda timbul. Kemudian teteskan 0,1 M HCl sampai warna merah muda

hilang (pH=8,0). Tepat pada jan “NOL” tambahkan larutan air seni tersebut kedalam

gelatin. Aduk ! setelah tercampur rata, ambil 10 ml campuran, masukkan kedalam 100

ml beaker glass. Didihkan untuk merusak enzim.

Catat waktunya! Dinginkan. Tambahkan 15 ml formalin netral dan 3 tetes

phenolphthalein. pada interval 15 menit lakukan hal yang sama seperti diatas (-seperti

control-). Semua ini dilakukan duplo. Pada masing-masing hasil reaksi diatas (interval

0, 15, 30, 60, 90, dan 120 menit ) lakukan titrasi dengan 0,02 NaOH dengan titik akhir

warna merah muda.

Page 5: laporan praktikum Titrasi Formal

VII. Hasil Pengamatan

ket tn Volume Titrasi Volume rata-rata

t1

0 menit 8,25 ml8,875 ml

0’ menit 9,5 ml

t2

15 menit 8,2 ml8,5 ml

15’ menit 8,8 ml

t3

30 menit 8,8 ml8,85 ml

30’ menit 8,9 ml

t4

60 menit 8,8 ml8,9 ml

60’ menit 9,0 ml

t5

90 menit 9,6 ml9,65 ml

90’ menit 9,7 ml

t6

120 menit 8,3 ml8,85 ml

120’ menit 9,4 ml

Page 6: laporan praktikum Titrasi Formal

VIII. Reaksi

Reaksi asam amino pada titrasi formol secara umum adalah sebagai berikut;

IX. Analisis Data

Page 7: laporan praktikum Titrasi Formal

a. Kurva titrasi antara volume alkali (ordinat) terhadap waktu (absis), dimana

X = waktu

Y = volume NaOH rata-rata

X 0 15 30 60 90 120

Y 8,875 8,5 8,85 8,9 9,65 8,85

Grafik

0 20 40 60 80 100 120 1407.8

88.28.48.68.8

99.29.49.69.8

Kurva Larutan NaOH terhadap waktu

b. Hubungan antara waktu terhadap volume rata-rata dalam persamaan regresi linier:

X Y XY X2

0 8,875 0 0

15 8,5 127,5 225

30 8,85 265,5 900

60 8,9 534 3600

90 9,65 868,5 8100

120 8,85 1062 14400

∑=315 ∑= 53,625 ∑= 2857,5 ∑= 27225

Page 8: laporan praktikum Titrasi Formal

Slope = A =

n( Σ xy )−(Σx )( Σy )n( Σx2 )−(Σx )2

=

6 (2857 , 5) − (315 ) (53 , 625)6 (27225)−(315)2

=

17145−16891,875163350−99225 = 0,003947

Intersept = B =

( Σx2 )( Σy)−( Σx )( xy )n(Σx2 )−( Σx )2

=

(27225 ) (53 , 625) − (315 ) (2857 ,5 )6 (27225 ) − (315 )2

=

559828 , 1264125 = 8,73

maka diperoleh persamaan regresi linier :

Y = AX + B

Y = 0,003947x + 8,73

X 0 15 30 60 90 120

Y 8,73 8,789 8,848 8,967 9,08 9,2

Page 9: laporan praktikum Titrasi Formal

0 15 30 60 90 1208.4

8.5

8.6

8.7

8.8

8.9

9

9.1

9.2

9.3

Kurva titrasi antara Volume dan waktu

c. Data untuk mencari persamaan regresi linier, jika 1 ml NaOH 0,1 N = 1,4 mg

nitrogen asam amino.

X Y XY X2

0 12,425 0 0

15 11,9 178,5 225

30 12,39 371,7 900

60 12,46 747,6 3600

90 13,51 1215,9 8100

120 12,39 1468,8 14400

∑= 315 ∑= 75,075 ∑= 3982,5 ∑= 27225

Slope = A =

n( Σ xy )−(Σx )( Σy )n( Σx2 )−(Σx )2

=

6 (3982 ,5 ) − (315 ) (75 ,075 )6 (27225 )−(315 )2

Page 10: laporan praktikum Titrasi Formal

=

23895−23648 ,6364125 = 0,0052

Intersept = B =

( Σx2 )( Σy)−( Σx )( xy )n(Σx2 )−( Σx )2

=

(27225 ) (75 , 075) − (315 ) (3982 , 5 )6 (27225 ) − (315 )2

=

2043916 ,9−1254487264125 = 12,31

maka diperoleh persamaan regresi linier :

Y = AX + B

Y = 0,0052x + 12,31

X 0 15 30 60 90 120

Y 12,31 12,39 12,47 12,62 12,78 12,93

0 15 30 60 90 12012

12.1

12.2

12.3

12.4

12.5

12.6

12.7

12.8

12.9

13

grafik regresi linier asam amino

Column1

Page 11: laporan praktikum Titrasi Formal

X. Pembahasan

Karena pada prinsipnya titrasi formol ini adalah titrasi asama basa, maka

formalin, tripsin, dan gelatin yang digunakan pada percobaan harus dinetralkan dulu

supaya tidak mengganggu hasil percobaan nantinya. Kondisi bahan-bahan yang tidak

netral akan merubah kebutuhan Natrium Hidroksida dalam mentitrasi sampel. Apabila

hal itu terjadi, maka data yang diperoleh tidak valid karena tidak sesuai dengan yang

seharusnya.

Inkubasi larutan dilakukan pada suhu 38oC. Hal ini disesuaikan dengan kondisi

optimum aktivitas enzim untuk bereaksi dengan substrat dalam menghasilkan asam

amino (produk).

Pemanasan sampel larutan setelah masa inkubasi dimaksudkan untuk

menghentikan aktivitas enzim sehingga tidak lagi bereaksi dengan substrat.

Penghentian aktivitas enzim ini akan memberikan nilai/angka pasti terhadap produk

yang dihasilkan, sehingga jumlah asam amino yang terbentuk tepat dan tidak

bertambah lagi ketika proses titrasi berlangsung dan dapat diperhitungkan dengan

benar.

Gugus asam amino produk yang dihasilkan oleh reaksi enzimatik antara tripsin

dan gelatin pada larutan sampel yang dititrasi oleh Natrium Hidroksida adalah gugus

NH3+ yang bersifat asam, oleh karena ini titrasi ini pada prinsipnya dikatakan tritrasi

asam basa.

Kurva kebutuhan Natrium Hidoksida yang dibutuhkan untuk menetralkan

gugus NH3+ pada titrasi formol ini dibandingkan dengan waktu/lama masa inkubasi

menunjukkan garis yang terus naik dan kemudian menjadi datar. Ini menunjukkan

bahwa pada masa inkubasi yang paling lama tersebut, jumlah substrat sudah habis

bereaksi dengan enzimnya. Sehingga produk asam amino pada larutan memberikan

konsentrasi yang konstan/tetap, oleh karena itu grafiknya akan membentuk garis pada

posisi horizontal (mendatar).

Laju pembentukan asam amino yang paling cepat terjadi pada kisaran 0-15

menit dari awal. Hal ini mungkin saja terjadi karena kuantitas asam amino yang ada

pada saat itu masih cukup banyak dan kondisi aktivitas enzimatik yang sangat optimal

sehingga laju nya paling cepat.

Page 12: laporan praktikum Titrasi Formal

XI. Kesimpulan

1. Suatu protein dapat ditentukan kadarnya secara kuantitatis melalui metoda

titrasi formol yang didasarkan pada reaksi asam basa antara penitrasi (dalam

hal ini Natrium Hidroksida) dan gugus NH3+ yang berasal dari produk asam

amino

2. Hasil reaksi antara tripsin dan gelatin dimana reaksi enzimatik ini terjadi

secara optimum pada suhu 38oC dan dihitung waktu kontaknya secara berkala.

3. Lama waktu kontak antara enzim dan substrat ini mempengaruhi jumlah asam

amino yang dihasilkan selagi substrat masih tersedia.

4. Pemanasan larutan dilakukan untuk mematikan atau merusak enzim

5. Gugus amina diikat oleh formaldehid, sehingga protein menjadi bersifat

asam → dapat dititrasi menggunakan basa NaOH →cocok untuk produk susu.

XII. Daftar Pustaka

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik , Erlangga, Jakarta

Lehninger, A.L., 1997, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta

http://andiscientist.blogspot.com/2010/08/titrasi-formol-asam-amino.html (diakses

tanggal 9 april 2012)

http://rgmaisyah.wordpress.com/2010/12/06/protein-3-metode-titrasi-formol/ (diakses

tanggal 9 april 2012)

Page 13: laporan praktikum Titrasi Formal

XIII. Gambar Alat

Pipet Tetes Gelas beker Erlenmeyer

Biuret+Statif+klem

Gelas Ukur

Page 14: laporan praktikum Titrasi Formal

Tugas Pertanyaan & Jawaban

1. Buat kurva titrasi antara volume alkali (ordinat) terhadap waktu (absis)

t(menit) 0 15 30 60 90 120

Vol alkali

(ml)8,875 8,5 8,85 8,9 9,65 8,85

Grafik

0 20 40 60 80 100 120 1407.8

88.28.48.68.8

99.29.49.69.8

Kurva Larutan NaOH (volume alkali) terhadap waktu

2. Buata kurva antara mg nitrogen asam amino (ordinat) terhadap waktu (absis)

Jawab.

 Perhitungan mg N asam amino

- 1ml NaOH 0,1 M ~ 5ml NaOH 0,02 M

- 5 ml NaOH 0,02 M ~ 1,4 mg asam amino

Rumus perhitungan  adalah :

      V rata-rata NaOH x 1,4 mg

Page 15: laporan praktikum Titrasi Formal

                  5ml

0 menit    = 8,875 ml x 1,4  mg = 2,485 mg

                   5 ml

15 menit   = 8,5 ml x 1,4 mg = 2.38 mg

                   5 ml

30 menit   = 8,85 ml x 1,4 mg = 2,478 mg

                   5 ml

60 menit   = 8,9 ml x 1,4 mg = 2,492 mg

                   5 ml

90 menit   = 9,65 ml x 1,4 mg = 2,702 mg

                   5 ml

120 menit = 8,85 ml x 1,4 mg = 2,478 mg

                   5 ml

t (menit) 0 15 30 60 90 120

mg 2,485 2,38 2,478 2,492 2,702 2,478

0 15 30 60 90 1202.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

Kurva antara mg nitrogen asam amino terhadap waktu

Page 16: laporan praktikum Titrasi Formal

3. Mengapa harus ditambahkan alkali, formalin dan indicator phenolphthalein sampai

merah muda?

Jawab.

Larutan protein dinetralkan dengan alkali basa NaOH dan formalin akan membentuk

dimethilol yang mana menyebabkan gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan

mempenngaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH dan di tambahi

phenolphthalein agar terlihat perubahan warna pada larutan yang menendai titik akhir

titrasi larutan yang mana titik akhir titrasi jika larutan berubah warna menjadi merah

muda.

4. Apa tujuan melakukan titrasi formol ini ?

Jawab.

Untuk identifikasi gugus asam amino secara kuantitatif melaui titrasi asam basa.