laporan praktikum plankton di wonorejo

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di dalam suatu perairan terdapat berbagai jenis organisme. Salah satu diantaranya adalah plankton. Plankton merupakan organisme yang hidupnya melayang-layang di lautan terbuka. Plankton terdiri dari organisme-organisme yang berukuran kecil ( mikroskopik ) yang jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang begitu besar. Terdapat dua jenis golongan plankton, yaitu dari golongan binatang (zooplankton ) dan golongan tumbuh-tumbuhan ( fitoplankton ). Banyak di antara golongan hewan ini yang merupakan golongan perenang aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh arus lautan. Dalam ekosistem laut plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton mempunyai peranan penting karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva. Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan tumbuhan tingkat tinggi di darat sebagai produsen primer penghasil nutrisi yang sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam rantai makanan. Sedangkan zooplankton dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan makanan yang banyak mengandung asam amino esensial, mineral, vitamin, serta lemak dan karbohidrat. Ada sekitar 20 jenis

Upload: awix

Post on 13-Jun-2015

2.335 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di dalam suatu perairan terdapat berbagai jenis organisme. Salah satu diantaranya

adalah plankton. Plankton merupakan organisme yang hidupnya melayang-layang di lautan

terbuka. Plankton terdiri dari organisme-organisme yang berukuran kecil ( mikroskopik )

yang jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air

yang begitu besar. Terdapat dua jenis golongan plankton, yaitu dari golongan binatang

(zooplankton ) dan golongan tumbuh-tumbuhan ( fitoplankton ). Banyak di antara

golongan hewan ini yang merupakan golongan perenang aktif walaupun demikian mereka

tetap terombang-ambing oleh arus lautan.

Dalam ekosistem laut plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton mempunyai

peranan penting karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan laut

lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai plankton

terutama pada tahap masih berupa telur dan larva. Fitoplankton di perairan mempunyai

peran yang sama pentingnya dengan tumbuhan tingkat tinggi di darat sebagai produsen

primer penghasil nutrisi yang sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam

rantai makanan. Sedangkan zooplankton dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan

makanan yang banyak mengandung asam amino esensial, mineral, vitamin, serta lemak

dan karbohidrat. Ada sekitar 20 jenis zooplankton yang secara komersial ditangkap untuk

berbagai macam pemanfaatan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi plankton berdasarkan

pengamatan melalui mikroskop.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis plankton beserta nama

spesiesnya.

Page 2: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Plankton

Dalam bidang biologi oceanografi terdapat sistem pelagik terdiri dari hewan dan

turnbuh-turnbuhan yang hidupnya berenang dan melayang - layang di lautan terbuka,

salah satunya adalah plankton. Plankton terdiri dari organisrne-oraganisrne yang

berukuran kecil ( mikroskopik ) yang jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup

kuat untuk menahan gerakan air yang begitu besar. Banyak di antara kelompok hewan ini

yang merupakan golongan perenang aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-

ambing oleh arus lautan. Kelompok ini terdiri dari golongan binatang (zooplankton ) dan

golongan tumbuh-tumbuhan ( fitoplankton ) (Hutabarat, 1985).

Plankton dapat didefinisikan sebagai suatu komunitas timbuhan dan hewan yang

kekuatan geraknya tidak mencukupi untuk mencegah mereka ditransportasikan secara pasif

oleh arus laut ( Ornori dan Ikeda, 1984 ). Organisme planktonik merupakan tumbuhan dan

hewan yang merniliki daya gerak terbatas sehingga pergerakannya dipengaruhi oleh

pergerakan ( arus ) air (Nybakken, 1988).

2.2 Klasifikasi Plankton

Plankton dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis, ukuran dan daur hidupnya.

2.2.1 Jenis Plankton

Berdasarkan jenisnya, plankton dapat dibagi dua, yaitu :

a. Zooplankton : Plankton berupa hewan. Zooplankton merupakan suatu kelompok

yang terdiri dari berjenis – jenis hewan yang sangat banyak macamnya termasuk

protozoa, coelenterata, moluska, annelids, crustacea. Kelompok ini mewakili

hampir seluruh phylum yang terdapat di Animal Kingdom. Beberapa dari

organisme ini ada yang bersifat sebagai plankton untuk seluruh massa hidupnya,

tetapi ada juga hewan yang bersifat sebagai plankton hanya untuk sebagian dari

masa hidupnya. Zooplankton tidak dapat memproduksi zat - zat organik dari zat -

zat anorganik, oleh karena itu mereka harus mendapat tambahan bahan - bahan

organik dari makanannya. Hal ini dapatdiperoleh mereka baik secara langsung

Page 3: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

maupun tidak langsung dari tumbuh - tumbuhan. Zooplankton yang bersifat

herbivora akan memakan fitoplankton secara langsung; sedangkan golongan

karnivora memanfaatkan mereka dengan cara tidak langsung dengan memakan

golongan herbivora atau karnivora yang lain ( Hutabarat, 1985).

b. Phytoplankton : Plankton berupa tumbuhan. Phytoplankton merupakan tumbuh -

tumbuhan air yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari seiumlah besar kelas

yang berbeda. Mereka mempunyai peranan yang sama pentingnya baik di sistem

pelagik maupun seperti yang diperankan oleh tumbuh - tumbuhan hijau yang lebih

tinggi tingkatnya diekosistem daratan; mereka adalah produsen utama ( primary

producer ) zat - zat organik. Phytoplankton hanya dapat dijumpai pada lapisan

permukaan laut saja. Mereka juga akan lebih banyak dijumpai pada tempat - tempat

yang terletak di daerah continental shelf dan di sepanjang pantai dimana terdapat

proses upwelling. Daerah - daerah ini biasanya merupakan suatu daerah yang kaya

akan bahan - bahan organik ( Hutabarat, 1985).

2.2.2 Klasifikasi plankton berdasarkan ukuran

Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibagi menjadi :

a. Megaplankton ( > 20 cm)

b. Macroplankton ( 2 - 20 cm)

c. Mesoplankton ( 0,2 - 20 mm )

d. Microplankton ( 20 - 200 pm )

e. Nanoplankton ( 2 - 20 pm )

f. Picoplankton ( 0,2 - 2 pm ), terutama terdiri atas bakteri (Nybakken, 1998).

2.2.3 Daur Hidup Plankton

Berdasarkan daur hidupnya, plankton dibagi menjadi 2 yaitu :

Page 4: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

a. Holoplankton, yaitu plankton yang hidup sebagai plankton sepanjang hidupnya.

Contoh copepoda ; baik larva maupun bentuk yang dewasa dari crustacea kecil

ini sangat banyak dijumpai dalam zooplankton ( Hutabarat, 1985).

b. Meroplankton, yaitu plankton yang sebagian dari masa hidupnya dihabiskan

sebagai plankton (Castro and Huber, 2003). Sebagai contoh, cacing palolo yang

bertempat tinggal di liang-liang di dasar laut untuk hampir seluruh masa

hidupnya. Mereka akan bergerak dan berenang secara bergerombol ke atas

permukaan laut ketika memijah. Pada saat memijah mereka sering bersifat

sangat menakjubkan karena begitu banyak jumlahnya yang dapat dijumpai pada

waktu yang bersamaan (Hutabarat, 1985).

2.3 Migrasi Vertikal Plankton dan Faktor Penyebabnya

Migrasi vertikal adalah migrasi harian yang dilakukan oleh organisme zooplankton

tertentu ke arah dasar laut pada siang hari dan ke arah permukaan laut pada malam hari.

Jarak yang ditempuh zooplankton pada migrasi ini berkisar antara 100 - 400 m. Secara

umum, faktor yang mempengaruhi migrasi vertikal zooplankton ada dua yaitu cahaya dan

suhu. Migrasi vertikal merupakan suatu fenomena universal yang dilakukan oleh

zooplankton tertentu.

a. Faktor Cahaya

Dewasa ini, disepakati bahwa rangsangan utama yang mengakibatkan

dimulainya gerak migrasi vertikal harian adalah cahaya. Cahaya mengakibatkan

respons negatif bagi para migran, mereka bergerak menjauhi permukaan laut bila

intensitas cahaya di permukaan meningkat, sebaliknya mereka akan bergerak ke

permukaan laut apabila intensitas cahaya di permukaan menurun. Pola yang umum

tampak adalah bahwa zooplankton terdapat di dekat permukaan laut pada malam

hari, sedangkan menjelang dini hari dan datangnya cahaya mereka bergerak lebih

ke dalam.

Dengan meningkatnya intensitas cahaya sepanjang pagi hari, zooplankton

bergerak lebih ke dalam menjauhi permukaan laut dan biasanya kemudian

mempertahankan posisinya pada kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu. Di

tengah hari atau ketika intensitas cahaya matahari maksimum, zooplankton berada

Page 5: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

pada kedalaman yang paling jauh, kemudian tatkala intensitas cahaya matahari

sepanjang sore hari menurun, zooplankton mulai bergerak ke arah permukaan laut

dan sampai di permukaan sesudah matahari terbenam dan masih tinggal di

permukaan selama fajar belum tiba.

b. Faktor Suhu

Migrasi vertikal paling umum terlihat di wilayah - wilayah perairan bahari

dimana kolom air menunjukkan adanya stratifikasi termal yang jelas sedangkan di

perairan bahari dimana kolom air mendekati kondisi isotermal, migrasi vertikal

tidak jelas atau bahkan tidak berlangsung soma sekali. Migrasi vertikal juga tidak

berlangsung di wilayah – wilayah perairan bahari sepanjang musim dingin. Tujuan

migrasi vertikal adalah untuk menhindari pemangsaan oleh para predator yang

mendeteksi mangsa secara visual dan untuk mengubah posisi dalam kolom air,

serta sebagai mekanisme untuk meningkatkan produksi dan menghemat energi

(Nybakken, 1988).

c Kadar Z at Hara

Distribusi klorofil bervariasi tergantung dari asal pasokan zat hara atau

nutrien dan intensitas cahaya matahari. Nutrien dapat dipasok dari air sungai yang

masuk ke laut juga bisa karena adanya arus naik (upwelling). Nutrien yang banyak

ditemukan di pinggir laut adalah nutrien yang dibawa oleh sungai. Apabila

ditemukan di laut yang jauh dari daratan, maka konsentrasi nutrien tersebut akibat

dari proses arus naik.

d. Arus

Akibat pengaruh gelombang dan gerakan massa air, Fitoplankton

terdistribusi baik secara vertikal maupun horisintal. Distribusi secara horisontal

lebih banyak dipengaruhi oleh arus permukaan. Arus permukaan adalah gerakan

massa air permukaan yang ditimbulkan oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi

permukaan air. Di laut, air permukaan menjadi panas saat siang hari dan menjadi

dingin saat malam hari. Silih bergantinya pemanasan dan pendinginan ini akan

mengubah kerapatan air dan mengakibatkan adanya sel-sel konveksi, yaitu satuan-

satuan air yang sangat kecil yang akan naik atau turun dalam kolom air sesuai

Page 6: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

kerapatannya. Gerakan sel-sel konveksi ini sangat lemah dan dapat mengangkut

organisme planktonik (Rohmimohtarto dan Juwono,2003).

2.4 Peranan Plankton dalam Ekosistem

Plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton mempunyai peranan penting

dalam ekosistem laut karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan

laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai plankton

terutama pada tahap masih berupa telur dan larva.

Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan

tumbuhan tingkat tinggi di darat. Fitoplankton merupakan produsen primer penghasil

nutrisi yang sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam rantai makanan.

Fitoplankton dapat ditemukan diseluruh massa air mulai dari permukaan laut sampai pada

kedalaman intensitas cahaya yang masih

memungkinkan terjadinya fotosintesis (Nontji, 2005). Sumber energi yang

digunakan untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia yang terjadi dalam proses

fotosintesa adalah sinar matahari yang diabsorbsi oleh klorofil (Hutabarat dan Evans,

1984)

Meskipun berukuran relatif sangat kecil, plankton memiliki peranan ekologis

sangat penting dalam menunjang kehidupan di perairan. Sebab berkat fitoplankton yang

dapat memproduksi bahan organik melalui proses fotosintesa, kehidupan di perairan

dimulai dan terus berlanjut ke tingkat kehidupan yang lebih tinggi dari tingkatan

zooplankton sampai ikan-ikan yang berukuran besar, dan tingkatan terakhir sampailah pada

ikan paus atau manusia yang memanfaatkan ikan sebagai bahan makanan.

Peranan plankton semakin mutlak diperlukan oleh organisme lainnya sebagai

bahan makanan. Di perairan pelagis, fitoplankton adalah satu-satunya organisme yang

berperan sebagai mesin kehidupan, yang mampu menghasilkan bahan organik. Tanpa

fitoplankton diperkirakan laut yang sangat luas tidak akan dihuni oleh beberapa jenis biota

yang mampu hidup dari rantai kehidupan lainnya.

Page 7: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

Bahkan beberapa jenis zooplankton dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan

makanan yang banyak mengandung asam amino esensial, mineral, vitamin, serta lemak

dan karbohidrat. Ada sekitar 20 jenis zooplankton yang secara komersial ditangkap untuk

berbagai macam pemanfaatan.

Namun pertumbuhan penduduk dan dampak pembangunan di darat memegang

peranan penting terhadap perubahan-perubahan lingkungan perairan. Organisme plankton

yang memiliki ukuran kecil cukup peka terhadap perubahan lingkungan. Munculnya

peristiwa red tide atau lebih dikenal dengan "air merah" yang tidak dikehendaki sangat

terkait dengan perubahan parameter lingkungan, baik perubahan bersifat lokal maupun

global.

Red tide berupa ribuan plankton yang menyerupai hamparan merah yang dapat

mematikan ekosistem perairan terutama terhadap ikan, kerang, udang dan sebagainya.

Sedangkan terhadap manusia dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan kematian.

Di Indonesia terdapat beberapa perairan yang rawan terhadap ledakan red tide diantaranya

Teluk Jakarta, Teluk Kao yang berada di Maluku Utara dan Teluk Ambon.

Lebih rinci istilah red tide digunakan untuk menggambarkan fenomena alam akibat

terjadinya biakan masal suatu populasi fitoplankton dengan jumlah sel mencapai puluhan

juta sel per liter air. Bahkan masal ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan warna

perairan yang biasanya berwarna biru atau biru kehijauan menjadi merah kecoklatan atau

hijau kekuningan (Okaichi 1989).

2.5 Metode Sampling Plankton

2.5.1 Jenis Metode sampling Plankton:

a. Kualitatif

yaitu dimaksudkan untuk mengetahui jenis–jenis plankton

b. Kuantitatif

yaitu untuk mengetahui kelimpahan plankton yang berkaitan dengan distribusi

waktu dan tempat

Page 8: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

2.5.2Jenis Peralatan Sampling Plankton:

1. Sampling menggunakan tabung/botol air (Water bottle) (Omori dan Ikeda, 1992).

Sampling dilakukan dengan mengambil air laut pada kedalaman tertentu,

menggunakan botol 100 ml. Sampling pada perairan di wilayah pantai dimana

kelimpahan plankton tinggi. Sampling untuk plankton berukuran kecil ( fito atau

nannoplankton ). Sampling mendapatkan air sampel 1 – 50 liter.

2. Sampling menggunakan Van Dorn/ Nansen Bottle Sampler (Omori dan Ikeda,1992 )

Tabung Van Dorn atau Nansen Bottle Sampler terbuka diturunkan pada kedalaman

tertentu. Tabung Van Dorn atau Nansen Bottle Sampler akan ditutup dengan meluncurkan

ring atau besi pemberat sehingga bagian atas dan bawah akan tertutup.

3. Sampling menggunakan Pompa Hisap (Romimohtarto dan Juwana,1998)

Page 9: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

Sampling dengan memompa air laut dari kedalaman tertentu. Ujung pompa hisap

diturunkan sampai dengan kedalaman tujuan. Air sampel ditampung dan disaring.

Keuntungannya volume dan kedalaman dapat ditentukan. Kekurangannya volume air

dibatasi oleh diameter pipa penghisap. Tidak semua plankton dapat terhisap sesuai tujuan.

4. Sampling menggunakan Plankton Net (Omori dan Ikeda,1992;Romimohtarto & Juwana,

1998)

Plankton Net untuk phytoplankton berukuran diameter 31 cm dengan mata jaring

berukuran 30 – 60 mikron.Plankton Net untuk zooplankton berukuran diameter 45 cm

dengan mata jaring berukuran 150 – 500 mikron. Plankton Net untuk ikhtyoplankton

berukuran diamater 55 cm.

Page 10: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

2.5.3 Metoda Pengambilan Sampling

a. sampling secara Horizontal

Metoda pengambilan plankton secara horizontal ini dimaksudkan untuk mengetahui

sebaran plankton horizontal. Plankton net pada suatu titik di laut, ditarik kapal menuju ke

titik lain.Jumlah air tersaring diperoleh dari angka pada flowmeter atau dengan mengalikan

jarak diantara dua titik tersebut dengan diameter plankton net.

Flowmeter untuk peningkatan ketelitian.

b. sampling secara vertikal

Meletakkan plankton net sampai ke dasar perairan, kemudian menariknya keatas.

Kedalaman perairan sama dengan panjang tali yang terendam dalam air sebelum

digunakan untuk menarik plankton net ke atas. Volume air tersaring adalah kedalaman air

dikalikan dengan diameter mulut plankton net.

Page 11: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

BAB III

METODOLOGI

Praktikum Oseanografi tentang plankton dilaksanakan di kawasan Wonorejo

Surabaya. Lokasi yang dipilih untuk praktikum adalah pada daerah laut, muara dan

sungai .Praktikum dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 Mei 2009.

Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini antara lain adalah

plankton net ( jaring plankton ) dengan mesh size 30 mikro meter (untuk fitoplankton) dan

150 mikro meter (untuk zooplankton) , sprayer, sedgwick rafter, pipet tetes, kertas label,

terometer merkuri, hand refractometer, data sheet, Global Positioning System (GPS),

kamera, dan botol sampel. Sedangkan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah

sampel air laut dan formalin 4% yang telah dinetralkan dengan boraks.

Sebelum pengambilan sampel dilaksanakan, diambil data parameter lingkungan

seperti suhu dan salinitas. Posisi pengambilan sampel ditandai dengan GPS. Pengambilan

sampel plankton dimulai dengan menggunakan plankton net yang ditarik pada kedalaman

tertentu dan diangkat, maka air akan tersaring . Selanjutnya bagian luar plankton net dari

tempat pengambilan sampel disemprot secara merata dengan air menggunakan sprayer.

Plankton yang tersaring akan tertampung dalam bucket plankton net. Kemudian plankton

dimasukkan dalam botol pengumpul dengan cara dibuka penutup plankton net-nya dalam

kondisi botol sampel sudah berada dibawahnya, kemudian botol sampel diberi kertas label

( label berisi data mengenai nomor stasiun, tanggal dan waktu pengambilan, tanggal dan

waktu pengamatan, serta posisi stasiun ). Air dan plakton dalam botol pengumpul ,

kemudian ditetesi formalin 4% sebanyak 4-5tetes, lalu botol film ditutup rapat.

Pengamatan sampel plankton dilakukan di laboratorium. Sampel dalam botol

pengumpul diambil sebanyak 1 ml dan diteteskan pada sedgewick rafter dan diratakan

( hindari adanya gelembung udara ), kemudian ditutup dengan gelas obyek. Selanjutnya

diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x, lalu digambar, diidentifikasi,

diklasifikasikan mana yang termasuk zooplankton dan fitoplankton.

Page 12: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Lokasi pengambilan sampel : wonorejo titik 2

Salinitas : 20 o/oo

Suhu : 29,5 oC

NO JENIS SPESIES JUMLAH

1 ZooplanktonAcertia claussi 3

2 ZooplanktonCalanus minor 5

3 ZooplanktonTonopleris elegans 1

4 ZooplanktonCyclotella sp. 2

5 ZooplanktonCentrodinium sp.

7

6 ZooplanktonCaetoceros seivacanthus 1

7 ZooplanktonNavicula membranacea 1

8 ZooplanktonUnknown 1

9 ZooplanktonP. ehrenbergi 1

10Zooplankton

Unknown1

11Zooplankton

Staurodesmus sp.1

12Zooplankton

Oithona sp.1

13Zooplankton

Nauplius Eucalanus2

14Zooplankton

Unknown1

15Zooplankton

Cyeriform larva2

16 Fitoplankton 1

Page 13: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

Unknown17 Fitoplankton Unknown 1

18Fitoplankton

Rhizosolenia sp.6

19 Fitoplankton Gomphonema sp 1

20Fitoplankton

Asterionella sp.31

21 FitoplanktonSynedra Ulna

2

22 FitoplanktonCeratium sp.

1

23 FitoplanktonCarteria sp.

27

24 FitoplanktonAnabaena sp.

23

25 FitoplanktonMicrospora sp.

1

26 Fitoplankton Pseudo sp. 1

27 Fitoplankton Skeletonema costatum banyak

28 Fitoplankton Thalassionema nitzchioides 22

29 Fitoplankton Asterionellopsis glacialis 16

30 Fitoplankton Radiofilum conjunctivum1

31 Fitoplankton Cladophora sp.8

32 Fitoplankton Spyrogira sp. 11

33 Fitoplankton Plamodictyon varium 1

34 Fitoplankton Lingulodinium polyedrum 11

35 Fitoplankton Guinardia striata 40

4.2 Pembahasan

Percobaan Planton dilakukan di dua tempat,yaitu di laut dan di sungai. Tujuannya

adalah sebagai pembanding jenis plankton di laut dan di sungai. Pengambilan plankton

menggunakan plankton net. Percobaan dimulai dengan pengambilan planton di laut.

Plankton net dimasukkan ke dalam air kemudian ditarik ke aras secara vertikal. Fungsinya

adalah agar plankton dapat tertampung dalam plankton net.plankton net tersebut harus

diikat dengan tali dan tali tersebut dililitkan di tangan. Hal ini untuk menghindari

tenggelamnya planton net ke laut Setelah diangkat, plankton net disemprot dengan sprayer.

Page 14: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

Dimana air yang digunakan dari sprayer disesuaikan dengan jenis air dari daerah

tangkapan plankton. Fungsinya agar plankton yang terambil tidak rusak akibat dari

perbedaan kadar konsentrasi air dimana kadar air laut adalah garam yang tinggi.

Plankton yang tersaring akan tertampung di dalam bucket planton net. Lalu planton

dimasukkan ke dalam botol film yang berwarna gelap. Fungsi warna gelap pada botol film

berguna untuk menghindari sinar matahari masuk mengenai plankton,sebab bila terkena

sinar maka mengakibatkan plankton dapat berkembang biak dengan cepat sehingga

menyulitkan praktikan dalam pengamatan di laboratorium. Selain itu plankton menjadi

sulit untuk diamati bila dalam keadaan hidup. Untuk memperkecil permasalahan tersebut,

botol film ditetesi formalin 4% sehingga sampel plankton menjadi awet dan tidak mudah

rusak. Sebab formalin memiliki sifat hipertonis terhadap cairan didalam sel sampel yang

bersifat hipotonis. Sehingga cairan di dalam sel sampel keluar dari tubuh sampel dan

mengalami peristiwa lisis. Kemudian botol film ditutup dengan penutup botol dan diberi

label tentang tempat pengambilan, tanggal pengambilan, waktu pengambilan sampel.dan

suhu laut pada saat itu.

Percobaan dilanjutkan ke tempat lain yaitu di sungai. Kemudian pengamatan

sampel dari dua tempat pengambilan yang berbeda dilakukan di laboratorium. Pengamatan

dimulai dengan pengambilan sampel dari botol film yang dipindahkan melalui pipet tetes

ke dalam sedgwig rafter. Tujuannya agar sampel tidak rusak tergencet preparat. Sebab

sedgwig rafter seperti gelas obyek yang memiliki bidang berbentuk persegi panjang

dibagian tengah bidangnya dengan kedalaman 1 mm. Lalu sedgwig rafter ditutup dengan

preparat. Fungsinya untuk melindungi lensa dari sampel yang berupa air. Sehingga

pengamatan dapat berjalan baik. Selain itu diusahakan dalam penutupan sedgwig rafter

dengan preparat tidak menimbulkan gelembung udara di bagian dalam sedgwig rafter.

Sebab gelembung udara akan menyulitkan pengamatan sampel. Setelah diamati,sampel

plankton yang teramati digambar dan diidentifikasi pengelompokan jenis planktonnya.

Pengamatan pada mikroskop menggunakan lensa dengan perbesaran 50x. Dari hasil

pengamatan diperoleh data akan adanya plankton dengan jenis fitoplonkton dan

zooplankton. Diantara jenis fitoplankton dari sample laut adalah Thalassiosimceae,

Coscinodisdus centralis, Coscinodiscus radiatus, Ulotrichaceae ulothrix sp. Sedangkan dari

sample sungai adalah . Selain itu jenis zooplankton yan ditemukan dari sampel laut yaitu

Page 15: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

Capepoda centrupagidae. Sedangkan dari sample sungai yaitu . Fitoplankton sendiri

merupakan salah satu jenis plankton yang memiliki sifat sejenis tumbuh-tumbuhan air

yang memiliki ukuran mikro yaitu dengan memiliki klorofil sama seperti tumbuhan hijau.

Sehingga dapat melakukan proses fotosintesis dengan menghasilkan zat-zat organik bila

terkena cahaya matahari. Oleh karena itu fitoplankton disebut juga sebagai produsen

makanan dalam lingkungan air. Zooplankton sendiri temasuk dalam plankton berjenis

hewan yang memiliki ukuran mikro namun masih ada beberapa jenisnya yang dapat dilihat

dengan mata telanjang. Dikatakan kategori plankton hewan karena memiliki sifat hewan

dalam hal mencari makanan, yaitu melalui jalan memakan zooplankton lain maupun

fitoplankton.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan jumlah fitoplankton lebih banyak dari pada

zooplankton hal ini karena fito plankton merupakan jenis tumbuhan yang menjadi sumber

makanan bagi fito plankton. Selain itu juga di pengaruhi oleh faktor suhu, salinitas,

arus,pencahayaan serta lokasi pengambilan.

Keberadaan plankton dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah pengaruh

suhu dan salinitas air. Suhu mempengaruhi jumlah banyak sedikitnya plankton yang ada

dari suatu lingkungan. Jika suhu hangat,yaitu antara suhu panas dan dingin seimbang maka

jumlah plankton dipastikan berjumlah banyak. Sebab suhu yang hangat merupakan

medium yang baik dalam berkembang biak bagi kebanyakan mahluk hidup. Sedangkan

salinitas dari suatu perairan mempengaruhi jenis plankton baik fitoplankton maupun

zooplankton. Sebab kondisi kadar garam suatu lingkungan mempengaruhi adaptasi dari

plankton. Ada yang dapat bertahan terhadap salinitas tinggi namun ada juga yang dapat

bertahan di kadar garam yang sedang atau bahkan tawar. Diantara jenis plankton yang

dapat bertahan di daerah salinitas tinggi dari sample yang ditemukan adalah . Jenis jenis

plankton yang diperoleh adalah : Pleurosigma sp., Thalassionema Nitzschioides, Lucifer

sp, Thalassionema Bacillare, Copepoda pacticoida, Tintinnopsis sp. , Oscillatoria sp.,

Fragilaria sp., Ceratium fusus, Ulothrix sp,.

Page 16: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 17: Laporan praktikum  Plankton di wonorejo

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Q. 1993. PSP And Red Tide Status In Indonesia. In: Toxic Phytoplankton Blooms

In The Sea ( T.J. Maeda. And Y. Shimizu, Eds.). Elsevier Science Publisher B.V.,

Amsterdam: 199-202

Hutabarat, S. Dan Evans, S.M. 1984. Pengantar Oseanografi. Penerbit Uversitas Indonesia

(UI-Pres). Jakarta

Nybakken, Dan James W. 1992. Biologi, Suatu Pendekatan Ekologi (Terjemahan : Moh.

Eidman Dan Kuesoebiono). PT. Gramedia. Jakarta.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekalan Ekalogis. Gramedia. Jakarta

Okaichi. T. 1989. Red Tide Problems In The Seto Island, Japan. In: Red Tides: Biology,

Environmental Science And Technology (T. Okaichi; D.M. Anderson And T.

Nemoto. Eds.). Elsevier Science Publishing Co.. New York: 137-142.

Romimohtarto, Kasijan Dan Juwana,Sri. 2003. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan Tentang

Biota Laut. Djambatan. Jakarta