metal plankton

21
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan perairan tawar adalah lingkungan perairan yang terdapat di daratan. Secara umum perairan darat dengan berbagai cara akan dipengaruhi oleh sifat daratan yang ada di sekelilingnya sehingga pada perairan darat tertentu dapat memiliki ciri-ciri khusus yang spesifik. Karena keberadaannya di daratan, lingkungan ini masih terpengaruh oleh iklim daratan, seperti halnya musim hujan, kemarau, angin, dan lain-lain. Keadaan-keadaan inilah yang merupakan salah satu penyebab terjadinya perbedaan kehidupan lingkungan perairan tawar (Hariyanto, 2008). Perairan tawar ada dua macam yaitu perairan tenang (lentik) seperti danau, waduk, dan kolam. Perairan mengalir (lotik) seperti sungai, selokan, dan parit. Pada habitat lotik ada dua zona utama, yaitu zona air deras dan zona kedung atau zona tenang. Sedangkan pada perairan tenang atau lentik pada umumnya terdapat tiga zona utama, yaitu zona litoral, zona limnetik, dan zona profundal (Nontji, 2002). Ekosistem ini terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik. Seiring dengan perkembangan zaman banyak terjadi pencemaran di perairan tawar yang disebabkan oleh aktifitas masyarakat sekitar, sebagai contohnya outlet air buangan yang secara langsung mengalir ke sungai. Dengan adanya kondisi seperti ini dapat memperburuk kehidupan makhluk hidup disekitar perairan tersebut. Untuk menentukan kondisi suatu perairan dapat ditentukan dengan parameter biologi yakni salah satu menjadi parameternya adalah plankton (Hariyanto, 2008). Pada percobaan ini, akan dilakukan sampling plankton di suatu perairan lotik, kemudian menganalisis sampel plankton tersebut. Selanjutnya diadakan analisis laboratorium untuk identifikasi zooplankton dan fitoplankton. Diharapkan dengan percobaan ini, praktikan mampu membedakan fitoplankton dan zooplankton juga melakukan perhitungan sederhana kelimpahan plankton.

Upload: monica-choi-seungjunhyung

Post on 09-Jul-2015

514 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 1/21

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan perairan tawar adalah lingkungan perairan yang terdapat di

daratan. Secara umum perairan darat dengan berbagai cara akan dipengaruhi

oleh sifat daratan yang ada di sekelilingnya sehingga pada perairan darat

tertentu dapat memiliki ciri-ciri khusus yang spesifik. Karena keberadaannya

di daratan, lingkungan ini masih terpengaruh oleh iklim daratan, seperti halnya

musim hujan, kemarau, angin, dan lain-lain. Keadaan-keadaan inilah yang

merupakan salah satu penyebab terjadinya perbedaan kehidupan lingkungan

perairan tawar (Hariyanto, 2008).

Perairan tawar ada dua macam yaitu perairan tenang (lentik) seperti danau,

waduk, dan kolam. Perairan mengalir (lotik) seperti sungai, selokan, dan parit.

Pada habitat lotik ada dua zona utama, yaitu zona air deras dan zona kedung

atau zona tenang. Sedangkan pada perairan tenang atau lentik pada umumnya

terdapat tiga zona utama, yaitu zona litoral, zona limnetik, dan zona profundal

(Nontji, 2002).

Ekosistem ini terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik. Seiring

dengan perkembangan zaman banyak terjadi pencemaran di perairan tawar

yang disebabkan oleh aktifitas masyarakat sekitar, sebagai contohnya outlet

air buangan yang secara langsung mengalir ke sungai. Dengan adanya kondisi

seperti ini dapat memperburuk kehidupan makhluk hidup disekitar perairan

tersebut. Untuk menentukan kondisi suatu perairan dapat ditentukan dengan

parameter biologi yakni salah satu menjadi parameternya adalah plankton(Hariyanto, 2008).

Pada percobaan ini, akan dilakukan sampling plankton di suatu perairan

lotik, kemudian menganalisis sampel plankton tersebut. Selanjutnya diadakan

analisis laboratorium untuk identifikasi zooplankton dan fitoplankton.

Diharapkan dengan percobaan ini, praktikan mampu membedakan

fitoplankton dan zooplankton juga melakukan perhitungan sederhana

kelimpahan plankton.

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 2/21

 

2

1.2 Permasalahan

1.  Bagaimana menentukan titik sampling yang representatif dan melakukan

sampling dengan benar?

2.  Bagaimana cara mengidentifikasi plankton dengan tepat?

3.  Bagaimana menentukan kualitas suatu perairan menggunakan indeks

diversitas dan indeks dominansi?

1.3 Tujuan 

1. Mampu menentukan titik sampling yang representatif dan melakukan

sampling plankton dengan benar.

2.  Mampu mengidentifikasi plankton dengan tepat.

3.  Mampu menentukan kualitas suatu perairan menggunakan indeks

diversitas dan indeks dominansi.

1.4 Hipotesis

Hipotesis kerja : 

Jika tingkat keanekaragaman plankton tinggi, maka kualitas air dari perairan

tersebut dapat dikatakan baik dan jika tingkat keanekaragaman planton rendah,

maka kualitas air dari perairan tersebut dapat dikatakan buruk (tercemar). 

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 3/21

 

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum mengenai Plankton

Dalam bidang biologi oseanografi terdapat sistem pelagik terdiri dari hewan

dan turnbuh-turnbuhan yang hidupnya berenang dan melayang-layang di lautan

terbuka, salah satunya adalah plankton. Plankton berasal dari bahasa Yunani yaitu

 planktos yang artinya mengembara atau berkeliaran (Odum, 1971). Plankton

tersusun atas jasad-jasad tumbuhan mikroskopis ( phytoplankton) dan jasad-jasad

hewani ( zooplankton) yang terdapat di laut maupun air tawar, hidup bebas

terapung dan pergerakannya bersifat pasif tergantung adanya arus dan angin

(Nybakken, 1992). Banyak di antara kelompok hewan ini yang merupakan

golongan perenang aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh

arus lautan. Kelompok ini terdiri dari golongan binatang (zooplankton) dan

golongan tumbuh-tumbuhan (fitoplankton).

Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting

dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil

mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang

dilakukan oleh fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama bagi

kelompok organisme air lainnya yang membentuk rantai makanan (Juwana,

2007). Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan

tumbuhan tingkat tinggi di darat sebagai produsen primer penghasil nutrisi yang

sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam rantai makanan.

Zooplankton dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan makanan yang

banyak mengandung asam amino esensial, mineral, vitamin, serta lemak dan

karbohidrat. Ada sekitar 20 jenis zooplankton yang secara komersial ditangkap

untuk berbagai macam pemanfaatan.

Berdasarkan jenisnya, plankton dapat dibagi dua, yaitu :

a.  Zooplankton : Plankton berupa hewan. Zooplankton merupakan suatu

kelompok yang terdiri dari berjenis-jenis hewan yang sangat banyak macamnya

termasuk  protozoa, coelenterata, molusca, annelida, dan crustacea. Kelompok 

ini mewakili hampir seluruh phylum yang terdapat di kerajaan hewan. Beberapa

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 4/21

 

4

dari organisme ini ada yang bersifat sebagai plankton untuk seluruh massa 

hidupnya, tetapi ada juga hewan yang bersifat sebagai plankton hanya untuk 

sebagian dari massa hidupnya. Zooplankton tidak dapat memproduksi zat-zat

organik dari zat-zat anorganik, oleh karena itu mereka harus mendapat tambahan

bahan-bahan organik dari makanannya. Hal ini dapat diperoleh mereka baik 

secara langsung maupun tidak langsung dari tumbuh-tumbuhan. Zooplankton

yang bersifat herbivora akan memakan fitoplankton secara langsung; sedangkan

golongan karnivora memanfaatkan mereka dengan cara tidak langsung dengan

memakan golongan herbivora atau karnivora yang lain.

b.  Phytoplankton: Plankton berupa tumbuhan. Phytoplankton merupakan

tumbuh-tumbuhan air yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari sejumlah

besar kelas yang berbeda. Mereka mempunyai peranan yang sama pentingnya

baik di sistem pelagik maupun seperti yang diperankan oleh tumbuh-tumbuhan

hijau yang lebih tinggi tingkatnya di ekosistem daratan; mereka adalah produsen

utama ( primary producer ) zat-zat organik. Phytoplankton hanya dapat dijumpai

pada lapisan permukaan laut saja. Mereka juga akan lebih banyak dijumpai pada

tempat-tempat yang terletak di daerah continental shelf  dan di sepanjang pantai

dimana terdapat proses upwelling. Daerah-daerah ini biasanya merupakan suatu

daerah yang kaya akan bahan-bahan organik.

2.2 Tinjauan Umum mengenai Migrasi Vertikal Plankton dan Faktor

Penyebabnya

Migrasi vertikal adalah migrasi harian yang dilakukan oleh organisme

zooplankton tertentu ke arah dasar laut pada siang hari dan ke arah permukaan

laut pada malam hari. Jarak yang ditempuh zooplankton pada migrasi ini berkisarantara 100-400 m. Menurut Nybakken (1992), secara umum faktor yang

mempengaruhi migrasi vertikal zooplankton ada dua yaitu cahaya dan suhu.

a.  Faktor Cahaya

Cahaya mengakibatkan respons negatif bagi para migran, mereka bergerak 

menjauhi permukaan laut bila intensitas cahaya di permukaan meningkat,

sebaliknya mereka akan bergerak ke permukaan laut apabila intensitas cahaya di

permukaan menurun. Pola yang umum tampak adalah bahwa zooplankton

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 5/21

 

5

terdapat di dekat permukaan laut pada malam hari, sedangkan menjelang dini hari

dan datangnya cahaya mereka bergerak lebih ke dalam. Dengan meningkatnya

intensitas cahaya sepanjang pagi hari, zooplankton bergerak lebih ke dalam

menjauhi permukaan laut dan biasanya kemudian mempertahankan posisinya

pada kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu. Di tengah hari atau ketika

intensitas cahaya matahari maksimum, zooplankton berada pada kedalaman yang

paling jauh, kemudian tatkala intensitas cahaya matahari sepanjang sore hari

menurun, zooplankton mulai bergerak ke arah permukaan laut dan sampai di

permukaan sesudah matahari terbenam dan masih tinggal di permukaan selama

fajar belum tiba.

b.  Faktor Suhu

Migrasi vertikal paling umum terlihat di wilayah-wilayah perairan bahari

dimana kolom air menunjukkan adanya stratifikasi termal yang jelas sedangkan di

perairan bahari dimana kolom air mendekati kondisi isotermal, migrasi vertikal

tidak jelas atau bahkan tidak berlangsung sama sekali. Migrasi vertikal juga tidak 

berlangsung di wilayah-wilayah perairan bahari sepanjang musim dingin. Tujuan

migrasi vertikal adalah untuk menhindari pemangsaan oleh para predator yang

mendeteksi mangsa secara visual dan untuk mengubah posisi dalam kolom air,

serta sebagai mekanisme untuk meningkatkan produksi dan menghemat energi.

2.3 Tinjauan Umum mengenai Peranan Plankton dalam Ekosistem

Plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton mempunyai peranan

penting dalam ekosistem laut karena plankton menjadi bahan makanan bagi

berbagai jenis hewan laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai

kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva.Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan

tumbuhan tingkat tinggi di darat. Fitoplankton merupakan produsen primer

penghasil nutrisi yang sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam

rantai makanan. Fitoplankton dapat ditemukan diberbagai massa, air mulai dari

permukaan laut sampai pada kedalaman intensitas cahaya yang masih

memungkinkan terjadinya fotosintesis (Nontji, 2002). Sumber energi yang

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 6/21

 

6

digunakan untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia yang terjadi dalam

proses fotosintesis adalah sinar matahari yang diabsorbsi oleh klorofil.

2.4 Tinjauan Umum mengenai Alat Sampling

Menurut Michael (1995), teknik sampling plankton menggunakan alat

berupa jaring yang memiliki tempat menampung air pada ujungnya disebut jaring

plankton (net plankton). Net Plankton untuk  phytoplankton berukuran diameter

31 cm dengan mata jaring berukuran 30-60 mikron. Plankton Net untuk 

zooplankton berukuran diameter 45 cm dengan mata jaring berukuran 150-500

mikron. Plankton Net untuk ikhtyoplankton berukuran diamater 55 cm.

Gambar 2.4 Net Plankton 

-

2.4 Tinjauan Umum mengenai Metode Analisis Plankton

Dalam melakukan penganalisisan keadaan suatu perairan, diperlukan

adanya penentuan indeks diversitas plankton di perairan tersebut terlebih dahulu.

Untuk menentukan nilai tersebut, kita melakukan perhitungan nilai N yangdirumuskan sebagai berikut:

dimana :

N : Jumlah sel per liter

n : Jumlah sel yang diamati

Vr : Volume air yang tersaring (L)

Vs : Volume air yang disaring (L)

Vo : Volume air yang diamati (L)

N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs)

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 7/21

 

7

Berdasarkan data jumlah sel per satuan volume, kemudian di lakukan

analisis kualitatif, meliputi indeks keanekaragaman (diversitas), dengan

menggunakan formula Shannon-Wiener berikut (Anonim, 2010):

H’= -∑[(ni/N) x ln (ni/N)] 

dimana :

H’: indeks diversitas Shannon-Wiener

ni : jumlah individu spesies 1

N : Jumlah total individu semua spesies

Data yang di peroleh akan dibandingkan dengan kriteria penilaian

keanekaragaman jenis ditinjau dari struktur komunitas. Untuk keperluan tersebutdigunakan kriteria penilaian pembobotan kualitas lingkungan seperti berikut ini

(Anonim, 2010) :

Indeks keanekaragaman (H’) Struktur Komunitas

>2,41

1,81-2,4

1,21-1,8

0,61-1,2

<0,6

Sangat stabil

Lebih stabil

Stabil

Cukup stabil

Tidak stabil

Dari indeks keanekaragaman dapat diketahui kriteria kualitas air seperti pada tabel

berikut (Anonim, 2010):

No. Indeks Kualitas Perairan Pustaka

I

>3,0 Air bersih

Wilha (1975)1,0 – 3,0 Setengah tercemar

1,0 Tercemar berat

II

3,0 – 4,0 Tercemar sangat ringan

Wilha (1975)2,0 – 3,0 Tercemar ringan

1,0 – 2,0 Setengah tercemar

III

2,0 Tidak tercemar

Lee, dkk. (1975)1,0 – 2,0 Tercemar ringan

1,0 – 1,5 Tercemar sedang

< 1,0 Tercemar berat

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 8/21

 

8

Untuk membuat agar konsentrasi formalin di dalam botol film menjadi 4%

dapat dilakukan dengan rumus:

dimana:

N1 : Konsentrasi formalin

N2 : Konsentrasi formalin yang diinginkan dalam botol film

V1 : Volume larutan dalam botol film

V2 : Volume yang di cari

Lalu dominansi plankton dalam daerah perairan dapat diketahui dengan

menggunakan rumus :

dimana : 

D : Indeks dominansi

ni : Jumlah dndividu jenis ke-i (i = 1,2,3,...)

N : Jumlah total individu (Citrasari, 2010)

Dengan kriteria (Odum, 1993) sebagai berikut, D mendekati 0 tidak ada jenis

yang mendominansi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominansi.

Untuk membuat agar konsentrasi formalin di dalam botol film menjadi 4%

dapat dilakukan dengan rumus:

dimana:

N : Konsentrasi formalin

N2 : Konsentrasi formalin yang diinginkan dalam botol film

V1 : Volume larutan dalam botol film

V2 : Volume yang di cari

2.5. Tinjauan Umum mengenai Teknik Sampling dan Identifikasi Plankton

Pengambilan sampel plankton harus sesuai dengan pengambilan sampel air

untuk analisis faktor fisika dan kimia air dengan beberapa kali ulangan secara

random (Fachrul, 2007 dalam Anonim, 2010). Banyak sampel air yang diperlukan

untuk mengidentifikasi plankton adalah tiga liter untuk perairan oligotropik 

(kurang subur) dan satu liter untuk perairan eutrofik (subur) (Soegianto, 2004).

N1 x V1 = N2 x V2 

N1 x V1 = N2 x V2 

D = ni²/N² x 100%

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 9/21

 

9

Untuk penyeragaman alat dan metode sampling, para peneliti umumnya

menggunakan jaring kitahara yang dimodifikasi, yaitu jaring berbentuk kerucut,

diameter mulut 0,3 m panjang 1 m dan lebar mata jaring 0,08 mm (Praseno,

1989). Meskipun sebenarnya menurut Soegianto, 2004 bahwa ukuran mata jaring

(mesh size) plankton yang digunakan bermacam-macam/ disesuaikan dengan

ukuran plankton yang menjadi tujuan penelitian.

Pengambilan sampel plankton di perairan dapat dilakukan secara tegak 

(vertikal), miring (obligue), mendatar (horizontal) (Fachrul, 2007 dalam Anonim,

2010).  Metoda pengambilan plankton secara horizontal ini dimaksudkan untuk 

mengetahui sebaran plankton horizontal. Plankton net pada suatu titik di laut,

ditarik kapal menuju ke titik lain. Jumlah air tersaring diperoleh dari angka pada

flowmeter atau dengan mengalikan jarak diantara dua titik tersebut dengan

diameter plankton net. Sedangkan sampling secara vertikal dilakukan dengan cara

meletakkan plankton net sampai ke dasar perairan, kemudian menariknya keatas.

Kedalaman perairan sama dengan panjang tali yang terendam dalam air sebelum

digunakan untuk menarik plankton net ke atas (Widianingsih, 2007).

Volume air tersaring adalah kedalaman air dikalikan dengan diameter mulut

plankton net. Pengoperasian secara langsung ini sebaiknya dilengkapi dengan

 flowmeter  di mulut jaring, agar volume air yang tersaring dapat diketahui

(Soegianto, 2004). Pengambilan sampel di perairan dangkal (< 10 m) dilakukan

secara mendatar dengan menarik jaring selama 5 menit di bawah permukaan air.

Di perairan laut yang relatif dalam (> 200 m), pengambilan fitoplankton hanya

dibatasi mulai dari kedalaman 150 m keatas sampai 0 m (permukaan laut)

(Praseno, 1989).

Identifikasi dan penghitungan jumlah (pencacahan) dapat dilakukan dengan

metode sub sampel dengan menggunakan Sedgwick Rafter cell. Sedgwick Rafter

cell tersebut diisi penuh dengan sampel dan ditutup cover. Selanjutnya diamati di

bawah mikroskop dengan perbesaran 40x atau 100x. Pencacahan dilakukan pada

5 lapang pandang secara berurutan dan teratur dengan bantuan alat hitung

(counter ). Untuk proses identifikasi dilakukan dengan mencocokkan plankter

yang teramati dengan buku identifikasi (Citrasari, 2010). 

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 10/21

 

10

Halaman ini sengaja dikosongkan

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 11/21

 

11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Srikana pada hari Selasa tanggal 27

September 2011 pada pukul 15.30 sampai 16.20 WIB, meliputi penelitian

menyangkut persiapan alat dan bahan, penentuan tempat sampling,

pengambilan sampel, analisis sampel, dan analisis data. Untuk analisis sampel

dilakukan di Ruang 122 Laboratorium Ekologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga. 

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1  Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1.  Jaring plankton 

2.  Ember plastik  

3.  Botol koleksi

4.  Pipet

5.  Sedgwick Rafter cell 

6.  Mikroskop

7.  Buku identifikasi plankto

3.2.2  Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Formalin 40%2. Air sampel plankton

3.3 Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum plankton antara lain :

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 12/21

 

12

NO. CARA KERJA GAMBAR

1. Siapkan jaring plankton dan

pastikan penjepit saluran sudah

dipasang.

2. Sampel air sungai diambil dengan

menggunakan ember plastik 

berukuran 10 liter.

3. Sampel air dituangkan ke dalam

 jaring plankton. Ulangi prosedur ini

sampai 10 kali (air yang tertampung

keruh).

4. Buka saluran jaring dan air yang

terjebak dimasukkan dalam botol

film dan diawetkan dengan

formalin 4%.

5. Memberikan label keterangan nama

pengambil, lokasi, dan tanggal

pengambilan, kemudian

membawanya ke laboratorium

untuk melakukan analisis.

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 13/21

 

13

6. Ulangi prosedur pada titik 

pengambilan sampel air yang

berbeda.

7. Sampel air yang diawetkan diambil

1 ml dan diletakkan di Sedgwick 

 Rafter cell.

8. Amati di bawah mikroskop untuk 

mengidentifikasi jenis dan jumlah

plankton.

3.4 Cara Analisis Data

NO CARA ANALISIS DATA KETERANGAN

1. Kestabilan ekosistem ditentukan

dengan menggunakan indeks

diversitas

H’ = -∑[(ni/N) x In ( ni/N)] 

dimana :

H’= Indeks diversitas Shanon-Wienner

ni = Jumlah individu spesies ke-i

N = Jumlah total individu semua spesies

2. Spesies yang mendominansi

ditentukan dengan menggunakan

indeks dominansi

D = ni2 /N

2x 100%

dimana :

D = indeks dominansi Simpson

ni = Jumlah individu spesies ke-i

N = jumlah total individu semua spesies

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 14/21

 

14

3. Jumlah sel plankton per satuan

volume

N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs)

dimana :

N = Jumlah sel per liter

n = Jumlah sel yang diamati

Vr = Volume air tersaring (L)

Vo = Volumew air yang diamati (L)

Vs = Volume air yang disaring (L)

4. Membuat konsentrasi formalin

40% menjadi 4%

N1 x V1 = N2 x V2 

dimana :

N1 : Konsentrasi formalin

N2 : Konsentrasi formalin yang

diinginkan dalam botol film

V1 : Volume larutan dalam botol film

V2 : Volume yang di cari

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 15/21

 

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Data Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil sampling dan identifikasi yang dilakukan di Sungai Srikana

dengan menggunakan jaring plankton, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jenis Plankton yang Ditemukan di Sungai Srikana

No. Nama Spesies Jumlah

1. Oscillatoria chlorina 2

2.Spirillum undulans

1

Tabel 4.1.2 Analisa Data Hasil Percobaan Sampling Plankton

No Nama Spesies Indeks Diversitas (H’) Indeks Dominansi (D)

1. Oscillatoria chlorina 0 100%

2. Spirillum undulans 0 100%

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan sampling plankton di sungai

Srikana. Praktikum ini bertujuan untuk menguji kualitas air menggunakan

plankton sebagai bioindikator kualitas perairan dengan mengambil dua titik 

sampling. Titik sampling pertama, yaitu pada badan sungai yang mengalir ke

arah timur dan titik sampling kedua, yaitu pada badan sungai yang mengalir ke

arah barat (dapat dilihat pada denah). Pengujian kualitas air dilakukan dengan

mengambil sampel air menggunakan jaring plankton yang selanjutnya dianalisis

di laboratorium.

Berdasarkan analisis planton diketahui bahwa plankton yang terdapat di

Sungai Srikana berasal dari golongan fitoplankton. Pada titik sampling 1

ditemukan fitoplankton yakni Oscillatoria chlorina sebanyak 2 organisme dan

pada titik sampling 2 ditemukan fitoplankton berjenis Spirillum undulans

sebanyak 1 organisme.Pada titik sampling 1 arus air mengarah ke timur dengan

warna air abu-abu kebiruan. Hal ini dikarenakan perairan tersebut merupakan

buangan dari limbah rumah tangga dan banyaknya sampah yang dibuang di

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 16/21

 

16

perairan tersebut. Plankton pada titik sampling 1 yaitu Oscillatoria chlorina 

dengan indeks diversitas 0 (nol) dan indeks dominansi 100%. Pada titik sampling

2 arus air mengalir ke barat dengan warna hitam kehijau-hijauan. Hal ini

dikarenakan banyak buangan limbah rumah tangga, banyaknya sampah dan

buangan sisa bahan bangunan. Plankton pada titik sampling 2 yaitu Spirillum

undulans dengan indeks diversitas 0 (nol) dan indeks dominansi 100%.

Berdasarkan indeks Shannon-Wiener menurut Wilha (1975) diketahui bahwa

kualitas air pada masing-masing titik sampling adalah sangat tercemar. Faktor

yang mempengaruhi buruknya kualitas air adalah pembuangan limbah domestik 

yang berasal dari penduduk sekitar berupa deterjen, sisa-sisa bahan makanan

seperti lemak dan sampah, serta terdapat sisa buangan bahan bangunan. Selain itu,

disepanjang sungai banyak pedagang kaki lima yang membuang limbah langsung

ke badan sungai sehingga menambah banyaknya sampah yang mengenang di

badan sungai.

Plankton dapat menjadi indikator pencemaran suatu perairan. Semakin banyak 

 jenis plankton yang mampu hidup pada suatu perairan maka semakin baik kualitas

perairannya dan begitu sebaliknya. Plankton mampu hidup pada kondisi normal

seperti keadaan DO yang memenuhi, suhu yang tidak ekstrim, dan juga pada pH

tertentu. Hal tersebut merupakan faktor pembatas keberadaan plankton pada suatu

perairan. Jika faktor tersebut tidak dipenuhi maka akan mempengaruhi

keberadaan plankton bahkan plankton akan hilang pada perairan. Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis terbukti.

Saat melakukan sampling maupun identifikasi plankton tentunya terjadi

beberapa kesalahan yang menyebabkan hasil ananlisis kurang optimal. Kesalahan

tersebut berasal dari praktikan maupun keadaan yang tidak mnendukung.Kesalahan praktikan seperti kurang hati-hati dalam menyaring air sample

menggunakan jaring plankton, kurang tepat saat mengambil air sample, maupun

kurang telitinya dalam identifikasi plankton menggunakan mikroskop. Sedangkan

kedaan yang tidak mendukung seperti sungai terlalu keruh dan ketinggian sungai

yang terlalu dangkal.

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 17/21

 

17

BAB V

KESIMPULAN

1.  Sampling plankton yang dilakukan pada sungai di Srikana (perairan lentik)

dilakukan dengan cara mengambil air sungai sebanyak 10 liter dengan

bantuan ember plastik, kemudian disaring dengan net plankton.

Pengambilan air dilakukan hingga air yang tertampung keruh. Air yang

tertampung di pindahkan ke botol koleksi dan dilakukan analisa di

laboratorium.

2.  Jenis plankton yang teridentifikasi pada lokasi satu yaitu spesies

Oscillatoria chlorina sebanyak 2 ekor dengan indeks dominansinya 100%

dan indeks diversitas 0 (nol), sedangkan pada lokasi dua yaitu spesies

Spirillum undulans sebanyak 1 ekor diperoleh indeks dominansi 100% dan

indeks diversitas 0 (nol).

3.  Kedua titik lokasi sampling tersebut merupakan perairan tercemar berat

sehingga komunitasnya tidak stabil karena plankton yang ditemukan tidak 

beragam dan berjumlah sedikit.

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 18/21

 

18

Halaman ini sengaja dikosongkan

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 19/21

 

19

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Metode Analisis Plankton. Surabaya.

Citrasari, N., dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Metode dan Teknik Analisis

 Lingkungan. Surabaya.

Ferianti F. M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hariyanto, S., dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Airlangga

University Press.

Juwana. 2007. Perkembangan Komunitas Fitoplankton sebagai indikator 

Perubahan Tingkat kesuburan Kualitas Perairan. Bogor: IPB.

Michael, P. 1995.  Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan

 Laboratorium (Terjemahan). Jakarta: UI Press.

Nontji, Anugerah. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa:

M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen dan M. Hutomo. Jakarta: PT

Gramedia.

Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology. Ed Ke-3. Philadelphia: W.B.

Sounders Company.

Odum, E.P. 1993.  Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah

Mada Press.

Praseno, Djoko P. 1989. Proyek Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya

 Laut dan Air Tawar . Jakarta: LIPI Press.

Soegianto, A. 2004.  Metode Pendugaan Pencemaran Perairan Dengan

 Indikator Biologis. Surabaya: Airlangga University Press.

Widianingsih, 2007.  Metoda Pengambilan Sampling Plankton.(http://kuliahplanktonologi.blogspot.com/2007/12/metoda-pengambilan-

sampel-plankton-dan.html). Diakses tanggal 30 September 2011. 

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 20/21

 

20

Halaman ini sengaja dikosongkan

5/10/2018 Metal Plankton - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metal-plankton 21/21

 

21

LAMPIRAN

Gambar 1. Lokasi sampling plankton

  Analisis perhitungan

  Lokasi 1

  N = 2; ni = 2

  [() ()] [() ()]  

 

 

  Lokasi 2

  N = 1; ni = 1

  [() ()] [() ()]  

 

 

U

S