lap. plankton

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perairan merupakan suatu ekosistem yang memiliki peran dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Salah satu contoh perairan yakni perairan tawar. Perairan air tawar, salah satunya ialah waduk,telaga, dan danau yang menempati ruang yang lebih kecil bila dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah. Kehidupan di dalamnya sangat beragam. Mulai dari organisme mikroskopik sampai ukuran yang makro dapat terlihat langsung oleh mata tanpa bantuan alat. Salah satu organisme yang terdapat di perairan adalah plankton. Plankton merupakan organisme mikroskopis yang berada di permukaan perairan dan berfungsi sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai biota mikroskopis perairan, plankton sangat berperan sebagai produsen primer dan sekunder. (Michael, 1995). Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah plankton menyerupai tumbuhan yang bebas melayang dan hanyut dalam perairan serta mampu berfotosintesis. Zooplankton adalah organisme renik yang hidup melayang-layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani. Keragaman spesies plankton di dalam ekosistem perairan sering digunakan sebagai tolak Laporan Plankton Page 1

Upload: anggraeni-yenni-putri

Post on 31-Jan-2016

268 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ekologi

TRANSCRIPT

Page 1: Lap. Plankton

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perairan merupakan suatu ekosistem yang memiliki peran dan manfaat yang

sangat besar bagi kehidupan manusia. Salah satu contoh perairan yakni perairan tawar.

Perairan air tawar, salah satunya ialah waduk,telaga, dan danau yang menempati ruang

yang lebih kecil bila dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian

ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber

air rumah tangga dan industri yang murah. Kehidupan di dalamnya sangat beragam.

Mulai dari organisme mikroskopik sampai ukuran yang makro dapat terlihat langsung

oleh mata tanpa bantuan alat.

Salah satu organisme yang terdapat di perairan adalah plankton. Plankton

merupakan organisme mikroskopis yang berada di permukaan perairan dan berfungsi

sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai biota mikroskopis perairan, plankton

sangat berperan sebagai produsen primer dan sekunder. (Michael, 1995).

Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah plankton

menyerupai tumbuhan yang bebas melayang dan hanyut dalam perairan serta mampu

berfotosintesis. Zooplankton adalah organisme renik yang hidup melayang-layang

mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani. Keragaman spesies plankton

di dalam ekosistem perairan sering digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui

produktivitas primer perairan dan kondisi ekosistem perairan tersebut. Kedua hal

tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Mikroorganisme ini baik dari

segi jumlah dan jenisnya sangat banyak. Plankton merupakan salah satu komponen

utama dalam sistem mata rantai makanan dan jaring makanan (Gusrina, 2008).

Terdapat beberapa faktor yang dapat menunjang pertumbuhan fitoplankton

tersebut. Faktor-faktor tersebut sangat kompleks dan saling berinteraksi antara faktor

fisika-kimia perairan seperti intensitas cahaya, oksigen terlarut, stratifikasi suhu, dan

ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor. Berdasarkan uraian diatas maka

dilakukanlah percobaan analisis vegetasi plankton dengan pengambilan sample air di

Danau Unesa Ketintang.

Laporan Plankton Page 1

Page 2: Lap. Plankton

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kualitas air danau Unesa ditinjau dari parameter biologi?

2. Bagaimana jenis-jenis plankton yang terdapat di danau Unesa Ketintang?

3. Berapa indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominasi plankton

di danau Unesa Ketintang?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan percobaan sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan kualitas air danau Unesa ditinjau dari parameter biologi.

2. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis plankton yang terdapat di danau Unesa

Ketintang.

3. Untuk menghitung indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks

dominasi plankton di danau Unesa Ketintang.

Laporan Plankton Page 2

Page 3: Lap. Plankton

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Fitoplankton

Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopik (bersel tunggal, berbentuk filamen

atau berbentuk rantai) yang menempati bagian atas perairan (zona fotik) laut terbuka

dan lingkungan pantai. Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton atau

"tanaman" dan “planktos” berarti "pengembara" atau "penghanyut”. Walaupun bentuk

uniseluler/bersel tunggal meliputi hampir sebagian besar fitoplankton, beberapa alga

hijau dan alga biru-hijau ada yang berbentuk filamen (yaitu sel-sel yang berkembang

seperti benang). Koloni diatom dan alga biru-hijau juga memproduksi rangkaian sel

yang saling berhubungan. Tidak seluruh organisme fotosintetik pelagis bersifat

mikroskopik, sebagai contohnya adalah alga multiseluler makroskopik Sargassum spp,

yang merupakan hasil biomasa utama di Laut Sargasso di Atlantik Utara.

Selain digolongkan berdasarkan taksonominya, fitoplankton biasa digolongkan

berdasarkan ukurannya. Berdasarkan ukurannya ada beberapa golongan fitoplankton

(Tabel 1).

Lebih dari separuh fitoplankton termasuk dalam ultraplankton dan nanoplankton.

Untuk keperluan praktis para ahli sering membedakan alga-alga mikroskopik ke dalam

net plankton dan nanoplankton ditentukan oleh ukuran mata jaring plankton net yang

digunakan dilapangan. Pada perairan pantai sampel net plankton yang dapat tertahan

pada plankton net dengan ukuran mata 64 µm lebih didominasi oleh jenis diatom dan

Dinoflagellata. Nanoplankton yang lolos dari plankton net meliputi sejumlah besar

coccolithipohore dan spesies kecil dari diatom. Secara taksonomi ada beberapa kelas

dari fitoplankton. Empat kelas diantara 13 kelas yang ada tersebut merupakan

Laporan Plankton Page 3

Page 4: Lap. Plankton

kelompok penting dalam ekosistem laut yaitu Bacillariophyceae, Dinophyceae,

Haptophyceae dan Chlorophyceae.

Tabel 2 Klasifikasi Fitoplankton pada ekosistem laut

1. Diatom (Kelas Bacillariophyceae)

Mikroalga ini mendominasi komunitas fitoplankton di lintang tinggi di

daerah Artik dan Antartika, pada zona neritik daerah tropis dan perairan lintang

sedang (temperate), dan pada daera upwelling. Beberapa ahli menganggap bahwa

diatom merupakan kelompok fitoplankton paling penting yang memberi

kontribusi secara mendasar bagi produktivitas laut, khususnya di wilayah perairan

pantai. Berisi sel tunggal atau rangkaian sel, diatom memiliki bagian luar yang

keras yang merupakan lapisan skeleton-silika (pektin yang berisi silika) yang

disebut frustula. Frustula atau dinding sel silika disusun dari dua katup yaitu

katup bagian atas yang disebut epiteka dan katup bagian bawah yang disebut

hipoteka. Kedua katup tersebut cocok satu sama lainnya seperti petridisk dan

sering berisi ornamen yang kompleks. Ada celah sempit pada frustula yang

berfungsi mempercepat pergantian nutrien, gas-gas dan produk metabolik.

Laporan Plankton Page 4

Page 5: Lap. Plankton

Ukuran diatom berkisar dari <10 µm sampai mendekati 200µm. Tidak

adanya flagel, cilia atau organ pergerakan lain, spesies planktonik bersifat non

motil dan tenggelam pada perairan yang tidak ada turbulensi. Menuru Smayda

(1970) dalam Kennish (1990) laju penenggelaman diatom dan fitoplankton yang

lain bergantung ukuran dan bentuk sel, ukuran koloni, kondisi fisiologis dan

umur. Sel-sel diatom hidup, turun pada laju 0 sampai 30 m perhari menembus

kolom air, tetapi sel-sel mati jatuh lebih cepat melebihi 60 m perhari dalam kasus

yang sama. Daya apung (buoyancy) menurun dengan umur.

Penambahan ukuran sel atau koloni berkaitan dengan laju tenggelam

bergantung luas permukaan persatuan volumenya. Menurut Arinardi dkk (1994),

jenis diatom yang banyak dijumpai di perairan lepas pantai Indonesi antara lain

Chaetoceros sp., Rhizosolenia sp., Thalassiothrix sp. dan Bachteriastrum sp,

sedangkan pada daerah pantai atau muara sungai biasanya terdapat Skeletonema

sp., dan kadang-kadang Coscinodiscus sp. Sunarto (2002) menemukan beberapa

jenis diatom yang terdapat di perairan pantai Teluk Hurun Lampung antara lain

jenis Naviluca, Thalassiosithic, Rhizosolenia dan Skeletonema (Gambar 4). Jenis

skeletonema kadang berlimpah, hal ini diduga karena jenis ini dapat

memanfaatkan nutrien lebih cepat dari pada diatom lainnya.

Laporan Plankton Page 5

Page 6: Lap. Plankton

2. Dinoflagellata (Kelas Dinophyceae)

Dinoflagellata memiliki tipe uniseluler, biflagelata, dan merupakan

organisme autotrop yang, seperti juga diatom, mensuplai produktivitas yang

terbesar pada beberapa wilayah perairan. Individu sel dinoflagellata memiliki

kisaran ukuran 5-200 µm, tetapi beberapa spesies (seperti Polykrikos spp.)

terkadang tumbuh dalam rantai lebih besar atau pseudocoloni. Dinoflagellata

mendominasi komunitas fitoplankton di perairan sub tropik dan tropik. Antara

1000-1500 spesies dinoflagellata menempati lingkungan laut dan air tawar, tetapi

sebagian besarnya (lebih dar 90%) hidup dilaut. Kelompok yang mewakili kelas

ini umumnya berasal dari genera Peridinales yang meliputi Ceratium, Gonyaulax

dan Peridinium dan genera Gymnodiniales yang meliputi Amphidinium,

Ptychodiscus (Gymnodinium) dan Gyrodinium.

Menurut Kennish (1990) spesies dinoflagellata tertentu menghasilkan

racun. Ketika terjadi blooming dimana kepadatannya dapat mencapai 5x105

sampai 2x106 sel/L, racun yang tertumpuk akan mematikan ikan, kekerangan dan

organisme lain. Blooming dinoflagellata biasanya member ikan warna merah

atau coklat pada perairan. Kondisi blooming ini dikenal dengan Red Tide.

Genera Gonyaulax dan Ptycodiscus (gymnodinium) merupakan penyebab

terjadinya red tide yang toksik ini. Grahame (1987) menyatakan bahwa dua

spesies yang menyebabkan blooming ini adalah Gonyaulax polyhedra dan

Ptycodiscus brevis (Gymnodinium breve).

Beberapa jenis dinoflagellata mempunyai kemampuan menghasilkan

cahaya (bioluminescent) antara lain Noctiluca, Gymnodinium dan Pyrocystis

(Gambar 5). Pada malam hari kelompok Noctiluca akan mengeluarkan cahaya

Laporan Plankton Page 6

Page 7: Lap. Plankton

apabila air laut terpercik oleh benda-benda yang mengusiknya. Menurut Arinardi

dkk (1994) cahaya ini terpancar karena oksidasi zat non protein (luciferin)

dengan bantuan enzim (luciferase). Umumnya dinoflagellata bereproduksi secara

aseksual dengan melalui pembelahan sel, meskipun ada beberap individu

bereproduksi secara seksual seperti Ceratium dan Glenodinium.

3. Alga Biru-Hijau /Blue-green algae (Kelas Cyanophyceae)

Blue-green alga (BGA) ini umumnya ditemui pada perairan dangkal,

pantai-pantai tropis, tetapi dalam densitas yang rendah. Terkadang terjadi

blooming alga ini pada daerah payau dan habitat pantai. Kandungan klorofil a

pada BGA beris phycobilin dan carotenoid yang menentukan variasi warna pada

beberapa spesies. Pigmen phycocyanin menyebabkan warna biru-hijau pada

beberapa individu kelompok ini. Salah satu jenis alga dari kelompok ini adalah

Trichodesmium erythraeum yang keberadaannya memberi pewarnaan Laut

Merah.

Ukuran BGA berkisar dari <1 µm untuk yang bersel tunggal sampai lebih

dari 100 µm untuk tipe filamen. Cyanophyceae pelagis mencakup spesies dari

Haliarachne, Katagnymene, Oscillatoria dan Trichodesmium. Spesies bentik

sering berada pada lapisan dasar dekat substrat dan terapung kepermukaan oleh

pergerakan air pasang.

B. Zooplankton

Laporan Plankton Page 7

Page 8: Lap. Plankton

Zooplankton merupakan plankton hewani yang terhanyut secara pasif karena

terbatasnya kemampuan bergerak. Beberapa contoh jenis zooplankton dapat dilihat

pada Gambar 7. Berbeda dengan fitoplankton, zooplankton hampir meliputi seluruh

filum hewan mulai dari protozoa (hewan bersel tunggal) sampai filum Chordata

(hewan bertulang belakang). Para ahli kelautan juga mengklasifikasikan zooplankton

sesuai ukuran dan lamanya hidup sebagai plankton.

Ada tiga kategori ukuran zooplankton yang dikenal dengan mikrozooplankton,

mesozooplankton, dan makrozooplankton. Mikrozooplankton meliputi zooplankton

yang dapat melewati plankton net dengan mata 202 µm dan mesozooplankton adalah

yang tersangkut sedangkan makrozooplankton dapat ditangkap dengan plankto net

dengan lebar mata 505µm.

Berdasarkan sikulus hidupnya zooplankton ada yang selamanya sebagai plankton

(holoplankton) dan ada yang sebagian hidupnya (pada awal hidupnya) saja sebagai

plankton (meroplankton). Organisme meroplankton terutama terdiri dari larva

planktonik dan bentik invertebrata, bentik chordata dan nekton (ichtyoplankton).

Kelompok holoplankton yang dominan antara lain copepoda, cladosera dan rotifera.

Beberapa genera dari copepoda menempati perairan pantai seperti Acartia,

Eurytemora, Pseudodiaptomus dan Tortanus. Spesies copepoda umumnya

mendominasi fauna holoplanktonik. Copepoda calanoid melebihi jumlah cyclopoid dan

harpacticoid pada ekosistem estuaria. Cyclopoid umumnya litoral dan bentik tetapi

beberapa merupakan spesies planktonik.

Laporan Plankton Page 8

Page 9: Lap. Plankton

C. Produktivitas Plankton

Pada tiap tingkat tropik ada produksi. Pada tingkat tropik terbawah dimana

terjadi proses fotosintesis oleh organisme autotrop di hasilkan produksi primer.

Sedangkan seluruh produksi pada tingkat konsumer merupakan produksi sekunder

(Odum, 1983). Odum (1983), mendefinisikan produktivitas primer suatu sistem

ekologi sebagai laju penyimpanan energi radiasi melalui aktivitas fotosintesis dari

produser atau organisme (terutama tumbuhan hijau) dalam bentuk bahan organik yang

dapat digunakan sebagai bahan pakan. Untuk menghasilkan produks primer, produser

melakukan fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari yang ditangkap oleh pigmen-

pigmen fotosintesis. Fotosintesis adalah proses fisiologis dasar yang penting bagi

nutrisi tanaman. Persamaan umum proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau

adalah sbb:

6CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2

Persamaan ini menunjukkan bahwa proses tersebut adalah sebuah reaksi reduksi-

oksidasi. CO2 direduksi dan H2O dioksidasi (Forti, 1969; Valiela, 1984). Apabila

produksi sekunder adalah produksi yang dihasilkan pada tingkat konsumer, maka

produktivitas sekunder sebenarnya meliputi banyak organisme pada tingkat konsumer

seperti herbivora dan karnivora. Akan tetapi biasanya produktivitas sekunder dihitung

berdasarkan produksi konsumer primer dalam hal ini zooplankton. Produksi dari

populasi hewan mengacu pada pembentukan biomassa baru dalam periode waktu

tertentu. Ada dua pendekatan yang telah diterapkan dalam studi produksi yaitu metode

dinamika populasi dan metode pengaturan energi (energy budg et). Pendekatan

dinamika populasi terkonsentrasi pada pertumbuhan biomassa sedangkan pendekatan

energy budget mengukur komponen-komponen konsumsi, respirasi dan eksresi.

Ada permasalahan dalam menentukan produktivitas sekunder antara lain,

perbedaan ukuran pada tiap individu menyebabkan jumlah individu/satuan volume

berbeda antara satu jenis dengan jenis yang lain atau dalam jenis yang sama pada

tahap siklus hidup yang berbeda. Sebagai contoh pada jenis calanus yang siklus

hidupnya melewati 6 fase nauplii dan 6 fase kopepodite dengan masing-masing

berbeda ukuran maka jumlah individu per satuan volume dari tiap fase akan berbeda.

Oleh karena itu diperlukan ada perbedaan dalam penghitungan untuk masing masing

jenis zooplankton (Lewis,Jr. 1985)

Laporan Plankton Page 9

Page 10: Lap. Plankton

D. Peranan Plankton Dalam Ekosistem Laut

Pada ekosistem laut setidaknya ada tiga komponen organisme yang hidup

didalamnya bila diklasifikasikan berdasarkan kemampuan pergerakannya yaitu

organisme planktonik, organisme nektonik dan organisme bentik. Organisme

planktonik meliputi organisme yang memiliki pergerakan lemah dan tidak mampu

mempertahankan posisinya dari pergerakan arus air. Termasuk didalamnya adalah

plankton baik yang bersifat nabati (fitoplankton) maupun hewani (zooplankton).

Organisme nektonik adalah organisme yang memiliki pergerakan yang kuat dan

mampu mempertahankan posisinya dari pengaruh arus. Kemampuan pergerakan ini

merupakan ciri khas organisme jenis ini sehingga organisme ini dapat memperoleh

makanannya dengan memangsa, menghindari pemangsaan, serta menghindari kondisi

lingkungan yang tidak cocok bagi kehidupannya.

Organisme nektonik sebagian besar terdiri dari ikan, reptil, dan invertebrate

cepalopoda. Sedangkan organisme bentik adalah organisme dengan pergerakan yang

sangat terbatas dan oleh karena itu organisme ini banyak terdapat pada daerah bentik

(dasar perairan). Organisme bentik umumnya dari jenis organisme yang hidup

menancap, membuat lubang (burrowing) atau merayap didasar perairan. Beberapa

contoh organisme menancap misalnya lamun, karang, teritip, tiram dan remis. Contoh

organisme pembuat lubang antara lain cacing, kimia, kerang, dan keong. Beberapa

jenis crustacean seperti udang dan kepiting merupakan organisme yang hidup merayap.

Pada ekosistem perairan organisme utama yang mampu memanfaatkan energi cahaya

adalah tumbuhan hijau terutama fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme

autotrop yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan organik dari bahan

anorganik melalui proses fotosintesis dengan bantuan cahaya. Sebagai organisme

autotrop fitoplankton berperan sebagai produser primer yang mampu mentransfer

energi cahaya menjadi energi kimia berupa bahan organik pada selnya yang dapat

dimanfaatkan oleh organisme lain pada tingkat tropis diatasnya. Fitoplankton

merupakan produser terbesar pada ekosistem laut. Pada ekosistem akuatik sebagian

besar produktivitas primer dilakukan oleh fitoplankton (Parsons dkk, 1984).

Steeman-Nielsen (1975) menyatakan bahwa kurang lebih 95% produksi

primer di laut be rasal dari fitoplankton.

Laporan Plankton Page 10

Page 11: Lap. Plankton

Sebagai produser primer, fitoplankton menduduki tingkatan terbawah pada

piramida makanan (Gambar 14), artinya fitoplanktonlah yang mendukung seluruh

kehidupan di laut. Dengan kata lain fitoplankton menduduki tropik level paling rendah

dan berperan mentranfer energi matahari dan mendistribusikan energi tersebut pada

organisme laut melalui rantai makanan. Apabila dilihat bentuk piramida makanan maka

bisa diartikan bahwa semakin ke atas ukuran individu bertambah sedangkan jumlah

individu menurun. Sebaliknya jumlah fitoplankton jauh lebih besar dibanding

zooplankton dan ikan tetapi ukurannya jauh lebih kecil. Bahan organic hasil proses

fotosintesis dapat dimanfaatkan oleh zooplankton yang menduduki tropic level kedua

pada piramida makanan. Pada tingkat tropik ini zoplankton berperan sebagai organisme

herbivora atau konsumer primer. Sebagian besar zooplankton memakan fitoplankton

atau detritus dan memiliki peran penting dalam dalam rantai makanan pada ekosistem

perairan. Beberapa spesies memperoleh makanan melalui uptake langsung dari

bahan organik yang terlarut.

Zooplankton pada dasarnya mengumpulkan makanan melalui mekanisme feelter

feeding atau raptorial feedeng. Zooplankton filter feeder menyaring seluruh makanan

yang melewati ’mulutnya’ sedangkan pada raptorial feeder sebagian makanannya

dikeluarkan kembali. Proses saling memangsa antar satu dengan yang lainnya disebut

rantai makanan (food chain) sedangkan rangkaian rantai makanan disebut jaring

makanan (food web). Pada rantai makanan maupun pada jaring makanan fitoplankton

menempati tempat yang terendah sebagai produser primer. Rantai makanan grazing di

laut dimulai dari fitoplankton sebagai produser dan zooplankton sebagai konsumer

(grazer). Apabila terjadi kematian baik fitoplankton maupun zooplankton maka akan

menjadi mata rantai pertama dalam rantai makan detritus (detritus food chain). Kedua

rantai makanan tersebut menjadi siklus dasar dalam produksi di laut .

Laporan Plankton Page 11

Page 12: Lap. Plankton

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasi karena dalam penelitian ini tidak

menggunakan variabel, baik variable manipulasi, kontrol maupun respon.

B. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 22 September 2014 di

Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi UNESA dengan pengambilan sampel air dari air

Danau Unesa Ketintang, Surabaya.

C. Alat dan Bahan

Alat:

1. Jaring plankton

2. Timba plastik volume 5 liter

3. Botol plankton kecil volume 15 ml

4. Pipet tetes

5. Sedwick rafther

6. Mikroskop

7. Gelas benda dan gelas kaca

8. Buku identifikasi plankton

Bahan:

Sampel air

Formalin 5%

D. Cara Kerja

1. Menentukan lokasi perairan yang akan diambil sampel airnya.

2. Menyiapkan jaring plankton

3. Mengisi timba plastic volume 5 liter dengan air sampai penuh

4. Menuang air yang ada di dalam timba plastik pada jaring plankton

5. Mengulangi sampai 5 timba penuh 250 liter

6. Menyaring sampel air tersebut dengan jaring plankton

7. Menuangkan air hasil saringan tersebut ke dalam botol plankton

8. Menetesi dengan larutan formalin 4% sebanyak 2 tetes dan menutupnya.

Menyiapkan uji untuk identifikasi plankton.

Laporan Plankton Page 12

Page 13: Lap. Plankton

9. Selanjutnya sampai di laboratorium, mengidentifikasi plankton dengan cara :

menuang sampel air dalam botol ke dalam sedwick rafther volume 1 ml. Menutup

dengan kaca benda dan meletakkan pada meja benda mikroskop. Mengamati

dengan mikroskop.

10. Melakukan pengamatan sebanyak 5 kali. Kemudian hasil plankton dikalikan 3

karena volume botol plankton 15 ml.

11. Mengidentifikasi plankton sampai dengan genus. Menulis dalam tabel plankton.

12. Menghitung indeks keanekaragaman plankton dengan menggunakan rumus:

H =

H = indeks keanekaragaman plankton menurut Shannon-Weaver

Ni = jumlah individu genus ke i

N = jumlah total genus

Kiasaran total indeks keanekaragaman plankton dapat diklasifikasikan sebagai

berikut (modifikasi Wilhm dan Dorris (1986) dalam Masson (1981) :

H<2,3026 :Keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas

rendah = tercemar berat.

2,3026<H<6,9078 :keanekaragaman dan kestabilan Komunitas sedang =

tercemar ringan

H>6,9078 :keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi =

tidak tercemar

13. Menghitung indeks keseragaman plankton dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

E = H/ln N

Keterangan :

E = indeks keseragaman

H = indeks keanekaragam

N = total genus

Indeks Keseragaman berkisar antara 0-1. Apabila nilai mendekati 1 sebaran

individu antar jenis merata. Nilai E mendekati 0 apabila sebaran individu antar

jenis tidak merata atau ada jenis tertentu yang dominan

Laporan Plankton Page 13

Page 14: Lap. Plankton

E. Rancangan Percobaan

Laporan Plankton Page 14

150 liter air

Plankton net

3 Botol fial @ 15 ml + folmalin 1 %

Mikroskop

1 ml air dengan Sedwich rafter

diamati dengan 5 lapang pandang

Lewatkan

Page 15: Lap. Plankton

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil praktikum identifikasi plankton di danau UNESA maka diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel :1 Perhitungan indeks keanekarahaman, indeks keseragaman, dan

indeks dominansi plakton

NoGenus Jum

-lah

Jenis Plankton Indeks Keanekaragama

n H

Indeks Kesergam

an

Indeks Dominan

si (%)

Fito-plankto

n

Zoo-plankton

1 Pediastrum 25 v 0,21347 0,00092 Diatom 15 v 0,15497 0,00053 Desmid 10 v 0,11754 0,0004

4Gammarus lacustris

5 V 0,070930,0002

5 Closteriosis 15 v 0,15497 0,00056 Pandorina 15 v 0,15497 0,00057 Ulothrix kutzing 15 v 0,15497 0,00058 Chlorochytrium 5 v 0,07093 0,00029 Euglena 5 v 0,07093 0,0002

10Closteriopsis longissima

40 v 0,275590,0014

11 Anisonema ovale 35 V 0,25754 0,001212 Lemanea annulata 45 v 0,29144 0,0016

13Leptothrix ochracea

30 v 0,236970,0011

14 Leptotrix 15 v 0,15497 0,0005

15Closteriopsis longissima

10 v 0,117540,0004

Jumlah 285 13 2 2,49776 0,44188 0,0100

Laporan Plankton Page 15

Page 16: Lap. Plankton

Tabel 2 Hubungan antara DO dan Indeks Keanekaragaman Plankton terhadap TingkatPencemaran

DO (ppm) Indeks Keanekaragaman Tingkat Pencemaran<2 <1 Tecemar parah2 - 4,4 1,0 - 1,5 Tecemar sedang4,5 – 6,5 1,6 - 2 Tercemar ringan>6,5 >2 Tidak tercemar

B. Analisis Data

Berdasarkan observasi yang dilakukan di danau Unesa Surabaya menunjukkan bahwa

terdapat 15 genus plankton yang terdiri dari 13 genus fitoplankton dan 2 genus zooplankton.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa jumlah genus dari fitoplankton lebih banyak

dibandingkan dengan zooplankton. Dari tabel dapat diketahui bahwa genus yang paling sedikit

adalah Gammarus lacustris, Chlorochytrium, dan Euglena yang jumlahnya masing-

masing adalah 5 tiap genus. Kemudian disusul oleh Desmid yang jumlahnya adalah 10.

Sedangkan genus yang mendominasi adalah Closteriopsis longissima dan Lemanea

annulata yang jumlahnya adalah 40 dan 45.

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman plankton di danau

Unesa Surabaya adalah 2,49776 yang menunjukkan bahwa perairan di danau Unesa

keanekaragaman dan kestabilan komunitas plankton sedang atau berada dalam zona tercemar

ringan. Dari perhitungan indeks keseragaman didapatkan hasil 0,44188 yang berarti bahwa

persebaran individu antar jenis kurang merata pada perairan tersebut atau ada jenis

tertentu yang dominan yaitu Lemanea annulata dengan indeks dominasi 0,0016. Untuk

BOD yang diukur diperoleh angka 0,35 ppm dan kadar CO2 adalah 0 ppm.

C. Pembahasan

Plankton dapat dijadikan sebagai indikator atau penanda bahwa perairan tersebut

tercemar atau tidak karena tingkat pencemaran akan mempengaruhi jumlah dari genus

yang ada, sebab hanya terdapat beberapa genus atau genus tertentu yang dapat bertahan

dan adanya genus yang mendominasi terhadap tingkat pencemaran tertentu. Plankton

akan bergerak mencari tempat yang sesuai dengan hidupnya apabila terjadi pencemaran

yang mengubah kondisi tempat hidupnya. Karena itu jika terjadi perubahan susunan

komunitas organisme di suatu perairan hal tersebut dapat dijadikan petunjuk terjadinya

Laporan Plankton Page 16

Page 17: Lap. Plankton

pencemaran di perairan. Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan 13 genus

fitoplankton dan 2 genus zooplankton.

Dominansi fitoplakton di perairan danau Unesa sebesar 86,67% dan dominansi

zooplankton adalah 13,33%. Adanya fitoplankton di perairan berfungsi sebagai

penyedia dan mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dengan bantuan

cahaya matahari, serta merupakan produsen tingkat pertama di dalam ekosistem

perairan sebagai makanan organisme lain di perairan tersebut. Dengan lebih banyaknya

jumlah fitoplankton (produsen) daripada zooplankton mencerminkan keseimbangan

ekosistem perairan di danau Unesa. Keberadaan dan keseimbangan jumlah fitoplankton

dan zooplankton dipengaruhi oleh keberadaan cahaya dan nutrien. Dari berbagai genus

plankton yang ditemukan, menandakan bahwa danau Unesa Surabaya berada dalam

kualitas sedang karena terdapat 15 genus plankton. Karena, kualitas suatu perairan

dapat dikatakan baik atau buruk dapat dilihat dari jumlah jenis plankton yang terdapat

diperairan tersebut. Ini menandakan bahwa danau Unesa dalam keadaan tercemar

sedang karena plankton merupakan suatu indikator untuk menduga  kualitas perairan

apakah masih jernih atau sudah tak jernih (tercemar).

Nilai Indeks Keanekaragaman plankton (H) adalah 2,49776. Hal ini menunjukkan

bahwa perairan danau Unesa berada dalam keanekaragaman dan kestabilan komunitas

sedang yang artinya dalam keadaan tercemar ringan, organisme masih dapat hidup

dengan adanya adaptasi dari organisme yang hidup di perairan danau Unesa.

Sedangkan nilai Indeks Keseragaman plankton yang didapatkan pada praktikum ini

adalah 0,44188 yang menunjukkan bahwa sebaran individu antar jenis/genus merata

sedang dan terdapat jenis/genus tertentu yang mendominasi perairan danau Unesa.

Untuk Indeks dominansi terbesar yaitu sebesar 0,0016 pada genus Lemanea annulata

dengan jumlah 45. Indeks dominansi terbesar tersebut jauh dari angka 1 namun

mendekati angka 0 yang menandakan bahwa tidak ada genus yang mendominansi

perairan danau Unesa. Hasil DO yang diperoleh menunjukkan kadar kurang dari 2 ppm

yang berarti bahwa perairan tersebut tercemar berat. Namun apabila dilihat dari Indeks

Keragaman (H) yang sebesar 2,49776 menunjukkan bahwa perairan Unesa tidak

tercemar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perairan danau Unesa tercemar ringan

atau sedang.

Laporan Plankton Page 17

Page 18: Lap. Plankton

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari observasi yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa kualitas air danau

Unesa ditinjau dari parameter biologi terdapat beberapa fitoplankton dan zooplankton

yang hidup didalamnya. Setelah melakukan pengidentifikasian plankton, ditemukan 15

genus plankton di Danau Unesa Ketintang Surabaya. Indeks keanekaragaman plankton di

danau Unesa sebesar 2,49776. Indeks Keseragaman plankton di danau Unesa sebesar

0,44188 dan indeks dominasi plankton di danau Unesa Ketintang menunjukkan bahwa

genus Lemanea annulata mendominasi Danau Unesa Ketintang Surabaya.

B. Saran

Setelah melakukan praktikum plankton, penulis dapat menyarankan agar setelah

pengambilan sample air, selanjutnya dapat langsung untuk diamati di laboratorium dan

langsung mengidentifikasi jenis-jenis plankton tersebut, sehingga perolehan data bisa

tepat waktu dan akurat.

Laporan Plankton Page 18

Page 19: Lap. Plankton

Daftar Pustaka

Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Klaten: PT. Macaan Jaya Cemerlang.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Anderson, D.M. 1994. Red Tide. Scientific American.

Charton, B dan J. Tietjen. 1989. Seas and Oceans. Collin. Glassglow and London.

Chusing, D.H. 1975. Marine Ecology and Fisheries. Cambridge University Press. London

Faliela, I. 1984. Marine Ecology Processis. Springer-Verlag. New York

Forti.G. 1969. Light Energy Utilization in Photosynthesis. In Goldman, C.R. Primary

Production in Aquatic Environments. University of California Press. P. 19-34

Grahame, J. 1987. Plankton and Fisheries. Edward-Arnold. Australia.

Gross, G. 1990. Oceanography : A view of the Earth. 5th edition.

Kennish, M.J. 1990. Ecology of Estuaries. Vol.II. Biological Aspect. CRC Press. Boston.

Lewis, Jr. 1985. Zooplankton Community Analysis

Longhurst, A.R dan D. Pauly. 1987. Ecology of Tropical Oceans. Academic Press Inc.

Sandiego.

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia. Jakarta.

Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. Saunders College Publishing. Philadelpia.

Parsons, T.R., M.Takahashi dan B. Hargrave. 1984. Biological Oceanographic Processes.

3rd editition. Pergamon Press. Oxford.

Steeman-Nielsen, E. 1975. Marine Photosinthesis with Emphasis on the Ecological Aspect.

Elseiver Oceanography Series 13. Elseiver Sci. Publ. Co. Amsterdam.

Sunarto. 2002. Hubungan Intensitas Cahaya dan Nutrien dengan Produktivitas Primer

Fitoplankton. Jurnal Akuatika. Vol. 2. No.1. Hal 24-48.

Laporan Plankton Page 19

Page 20: Lap. Plankton

LAMPIRAN

1. Menghitung indeks keanekaragaman plankton dengan menggunakan rumus :

Ket :

H : Indeks keaneragaman plankton

Ni : jumlah individu genus ke i

N : Jumlah total individu

Kisaran total indeks keanekaragaman plankton dapat diklasifikasikan sebagai berikut

(modifikasi Wilm and Dorris (1986) dalam Mason (1981) :

a. H <2,3026 : keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah

b. 2,3026 <H> 6,9078 : keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang

c. H >6,9078 : keanekaragaman tinggi dan kestabila komunitas tinggi.

2. Menghitung indeks keseragaman (Maguran, 1982), dengan rumus :

Laporan Plankton Page 20

Gambar. Closteriopsis(perbesaran 10x10)

Gambar. leptothrix(perbesaran 10x10)

Page 21: Lap. Plankton

Keterangan

E : Indeks keseragaman

H : Indeks keanekaragaman

N : Jumlah genus A

Indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Apabila nilai E pada tiap titik semakin

mendekati 1 sebaran individu antar jenis merata dan jika nilai E pada titik semakin

mendekati 0 sebaran individu antar jenis tidak merata atau jenis tertentu yang dominan.

3. Menghitung indeks dominansi indeks dominansi plankton dengan rumus :

Keterangan :

D : Indeks dominansi

Ni : jumlah individu genus ke i

N : Jumlah total individu

Apabila nilai D pada tiap tititk semakin mendekati 1 maka trdapat genus yang

mendominasi, dan jika nilai d pada titik semakin mendekati 0 maka tidak ada genus yg

mendominasi.

Laporan Plankton Page 21