laporan praktikum perencanaan pelabuhan
DESCRIPTION
hasil praktikum perencanaa pelabuhan dalam program sekolah pascasarjanaTRANSCRIPT
MK. PERENCANAAN DAN MANAJEMEN PELABUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
WAITING TIME KAPAL DI PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA
DAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA
Oleh:
Miftachul Huda (C451130171)
DOSEN:
Dr. Ir. Ernani Lubis, DEA
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PERIKANAN LAUT
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi laut merupakan tulang punggung perdagangan dunia dan mendorong
timbulnya globalisasi, karena hampir 80% perdagangan dunia di transfer lewat laut
(seaborne trade). Pada tahun 2007, perdagangan dunia lewat laut mencapai 8,02 milyar ton,
atau meningkat 4,8 % Tiap tahun. Perkembangan ini sejalan dengan meningkatnya produk
domestik gross dunia (the world gross domestic product, GDP) yaitu 3,8% seiring dengan
pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang dan berlanjutnya pemulihan ekonomi
global. Peningkatan ekspor bahan bakar dan mineral menyebabkan volume impor juga
meningkat terutama di negara-negara Amerika Latin (20%), Pesemakmuran (18%), Afrika
dan Timur Tengah (12,5) (Supriyanto, 2010).
Sepanjang Januari- Desember 2013, arus petikemas yang melalui Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya mencapai 3.188.036 TEU’s atau setara 2.510.589 Box. Itu artinya
realisasi arus petikemas di pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo III tersebut meningkat
11,89 dibanding tahun 2012 yang tercatat 2.849.138 TEU’s. Kepala Humas PT Pelindo III,
Edi Priyanto mengatakan, realisasi tersebut terdiri dari arus petikemas internasional
sebanyak 1.269.266 TEU’s atau sebesar 42,31 persen dari total arus petikemas, dimana
setara 894.099 Box atau 35,61 persen dari total arus petikemas (Box) (Didiet, 2014).
Gambar 1. Peta Area Terminal Petikemas di Surabaya milik PELINDO III
Pertumbuhan arus peti kemas pasti akan mempengaruhi dari waktu tunggu kapal di
pelabuhan petikemas. Melihat kepadatan arus barang yang ada di PT. Terminal Petikemas
Surabaya dan PT. PELINDO III Cabang Surabaya, maka perlu diketahui waiting time dari
kapal-kapal yang melakukan bongkar muat dna kebutuhan logistik yang ada di masing-
masing pelabuhan tersebut.
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui Waiting time dari kapal-kapal yang melakukan bongkar muat dan
kebutuhan logistik di PT. Terminal Petikemas Suarabaya dan PELINDO III cabang Surabaya
1.3 Waktu dan Lokasi Kegiatan Praktikum
Praktikum Perencanaan dan Manajemen Pelabuhan dilakukan pada tanggal 10 dan
11 April 2014 di PT. Terminal Petikemas Surabaya dan PT. PELINDO III Cabang Surabaya.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Terminal Petikemas
Menurut Supriyanto (2010), Terminal Petikemas adalah tempat perpindahan moda
(interface) angkutan darat dan angkutan laut petikemas merupakan suatu area terbatas
(districted area) mulai petikemas diturunkan dari kapal sampai dibawa keluar pintu
Pelabuhan. Pengiriman barang dengan menggunakan Petikemas telah banyak dilakukan
dan volumenya terus meningkat dari tahun ketahun. Terminal Petikemas merupakan
pertemuan antara angkutan laut dan angkutan darat yang menganut sistem unitisasi (unition
of cargo system), dan Petikemas (Container) sebagai wadah/gudang, alat angkut yang
dilayani oleh Terminal/Pelabuhan Petikemas ini, jika dirinci fungsi inti dari Terminal
Petikemas antara lain :
1. Tempat pemuatan dan pembongkaran Petikemas dari kapal-truk atau sebaliknya.
2. Pengepakan dan pembongkaran Petikemas (CFS).
3. Pengawasan dan penjagaan Petikemas beserta muatannya.
4. Penerimaan armada kapal.
5. Pelayanan cargo handling Petikemas dan lapangan penumpukannya.
2.2 Waiting Time
Menurut Wibowo (2010), Waiting Time (WT) adalah waktu tunggu yang dikeluarkan
oleh Kapal untuk menjalani proses kegiatan di dalam area perairan Pelabuhan, bertujuan
untuk mendapatkan pelayanan sandar di Pelabuhan atau Dermaga, guna melakukan
kegiatan bongkar dan muat barang di suatu Pelabuhan. Misalnya, Kapal yang tengah
mengantri di perairan Lampu I mengajukan permohonan sandar kepada PT Pelindo III
Cabang Tanjung Emas Semarang pada pukul 10.30 WIB. Kemudian petugas pandu datang
menjemput Kapal pukul 11.30 WIB maka Waiting Time nya selama 1 jam. Jadi
keterlambatan selama 1 jam dapat dikatakan sebagai waktu terbuang ( non produktif ) yang
harus di emban oleh pihak Kapal, pihak pengusaha pelayaran atau pengirim barang
(Shipper) yang telah menggunakan jasa fasilitas Pelabuhan, yang dikarenakan oleh faktor –
faktor tertentu di Pelabuhan. Adapun Indikator kinerja pelayanan yang terkait dengan jasa
Pelabuhan terdiri dari:
1. Approach Time (AT) atau waktu pelayanan pemanduan adalah jumlah waktu terpakai
untuk Kapal bergerak dari lokasi lego jangkar sampai ikat tali di tambatan.
2. Effective Time (ET) atau waktu efektif adalah jumlah waktu efektif yang digunakan untuk
melakukan kegiatan bongkar muat selama Kapal di tambatan.
3. Idle Time (IT) adalah waktu tidak efektif atau tidak produktif atau terbuang selama kapal
berada di tambatan disebabkan pengaruh cuaca dan peralatan bongkar muat yang
rusak)
4. Not Operation Time (NOT) adalah waktu jeda, waktu berhenti yang direncanakan
selama Kapal di Pelabuhan. (persiapan b/m dan istirahat kerja)
5. Berth Time (BT) adalah waktu tambat sejak first line sampai dengan last line.
6. Berth Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat penggunaan Dermaga adalah perbandingan
antara waktu penggunaan Dermaga dengan waktu yang tersedia (Dermaga siap
operasi) dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam prosentase.
7. Turn around Time ( TRT) adalah waktu kedatangan Kapal berlabuh jangkar di Dermaga
serta waktu keberangkatan Kapal setelah melakukan kegiatan bongkar muat barang
( TA s/d TD)
8. Postpone Time (PT) adalah waktu tunggu yang disebabkan oleh pengurusan
administrasi di Pelabuhan (pengurusan dokumen).
9. Bert Working Time (BWT) adalah waktu untuk kegiatan bongkar muat selama kapal
berada di tambatan/darmaga.
2.3 Peti Kemas
Petikemas (container) adalah satu kemasan yang dirancang secara khusus dengan
ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali, dipergunakan untuk menyimpan dan sekaligus
mengangkut muatan yang ada di dalamnya. Filosofi di balik Petikemas adalah
membungkus atau membawa muatan dalam peti-peti yang sama dan membuat semua
kendaraan dapat mengangkutnya sebagai satu kesatuan, baik kendaraan itu berupa Kapal
laut, kereta api, truk, atau angkutan lainnya, dan dapat membawanya secara cepat, aman,
dan efisien atau bila mungkin, dari pintu ke pintu (door to door).
2.4 Ukuran Petikemas
Pengoperasian Petikemas dapat berjalan dengan baik apabila semua pihak yang
terlibat harus menyetujui agar ukuran - ukuran Petikemas harus sama dan sejenis serta
mudah diangkut. Badan International Standard Organization (ISO) telah menetapkan ukuran
- ukuran dari Petikemas sebagai berikut:
- Container 20’ Dry Freight (20 feet)
Ukuran : panjang = 6,058 m, lebar= 2,438 m dan tinggi= 2,591 m
- Container 40’ Dry Freight (40 feet)
Ukuran : panjang = 12,192 m, lebar= 2,438 m dan tinggi= 2,591 m
- Container 40’ High Cube Dry
Ukuran : panjang = 12,192 m, lebar= 2,438 m dan tinggi= 2,926 m
- Container 45’
Ukuran : panjang = 13,544 m, lebar= 2, 352 m dan tinggi= 2,698 m
2.5 Jenis-Jenis Petikemas
Petikemas (Container), memiliki beberapa jenis dan kegunaanya, anatara lain
sebagai berikut :
1. Dry Frieght Container/General Cargo, di gunakan untuk mengangkut barang-barang
umum.
2. Reefer Container, digunakan untuk mengangkut barang – barang yang memerlukan
suhu pendingin, misalnya untuk jenis sayur-sayuran, daging dll.
3. Bulk Container, digunakan untuk mengangkut muatan curah, misalnya beras, gandum,
dll.
4. Open Side Container, digunakan untuk mengangkut muatan yang ukurannya tidak
memungkinkan dimasukan dari pintu belakang Petikemas. Jadi semua sisi Peti kemas
harus dibuka. Misalnya alat – alat berat.
5. Soft Tof Contaier, digunakan untuk mengangkut barang yang ukurannya sangat besar.
6. Flat Rack Container, digunakan untuk mengangkut barang – barang berat misalnya,
mesin, spert part , dll
7. Tank Container, yaitu peti baja yang dibangun didalam kerangka container digunakan
untuk mengangkut Tanki yang didalamnya diisi barang-barang yang berbahaya,
misalnya gas, minyak, bahan kimia yang mudah meledak.
3. Hasil Praktikum
3.1 Profil PELINDO III Cabang Surabaya
Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang Indonesia bagian
timur (Golden Gate of East Indonesia), menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke
Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang
strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka Pelabuhan
Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran interinsulair Kawasan Timur Indonesia.
Dahulu, kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barang-barangnya melalui
tongkang-tongkang dan perahu-perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah (pelabuhan
pertama pada waktu itu) yang berada di jantung kota Surabaya melalui Sungai Kalimas.
3.1.1 Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas pelabuhan yang terdapat di Tanjung Perak yang melayani kegiatan
bongkar muat barang dan penumpang, untuk kawasan timur Indonesia, terdiri dari :
1. Terminal Jamrud
2. Terminal Berlian
3. Terminal Nilam
4. Terminal Mirah
5. Terminal Kalimas
6. Terminal Penumpang
7. Terminal RoRo (roll-on roll-off)
8. Terminal Petikemas Surabaya
Gambar 2. Peta dan Fasilitas Terminal Pelabuhan Tanjung Perak
(Sumber: www.perakport.co.id)
3.1.2 Hinterland Pelabuhan Tanjung Perak
Hinterland merupakan daerah peyangga dari suatu pelabuhan yang berfungsi
sebagai wilayah asal poduksi atau pusat-pusat industri dari barangbarang yang akan
diangkut menggunakan transportasi laut. hinterland untuk pelabuhan Tanjung Perak
terutama adalah :
a. Surabaya dan sekitarnya : Surabaya Industrial Estat Rungkut (SIER), Pasuruan
Industrial Estat Rembang (PIER), Ngoro Industrial Estat (NIE), Pandaan dan
Malang.
b. Daerah pantai utara Jawa Timur : Probolinggo, Jember, lumajang, Situbondo,
Bayuwanggi
c. Kawasan Timur Indonesia : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi, Ambon, dan Papua
Seluruh kegiatan Pelabuhan Tanjung Perak ini dikelola secara Nasional oleh
Pemerintah Indonesai melalui PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III, yang disingkat
dengan PT. Pelindo III dengan Standar Pengelolaan Pelabuhan secara Internasional
sesuai dengan ketentuan Internasional Maritime Organization (IMO) dengan
menerapkan International Ship and Port Security (ISPS-Code).
Khusus untuk Terminal Petikemas dikelola oleh PT.Terminal Petikemas
Surabaya (PT.TPS) yang merupakan anak Perusahaan PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia III, yang bertanggung jawab untuk mengelola atau merupakan operator
Terminal Petikemas. Terminal Petikemas bertugas untuk melayani jasa
kepelabuhanan Kapal Petikemas (operasi kapal, tambat, dermaga dan air tawar untuk
kapal petikemas), bongkar muat petikemas, lapangan penumpukan petikemas baik
ekspor maupun impor terutama dari daerah Jawa Timur dan Kawasan Timur
Indonesia (Supriyono, 2010).
3.2 Profil PT. TPS
PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) bergerak di bidang penyediaan fasilitas
terminal petikemas untuk perdagangan domestik maupun internasional bagi pelaku usaha di
wilayah Indonesia Timur. TPS juga menyediakan jasa transportasi pengiriman barang
secara efisien dan tepat waktu. Saat ini TPS mengantongi ISO 9001 (standar mutu), ISO
14001 (standar lingkungan), OHSAS 18001 (standar keselamatan dan kesehatan kerja), dan
ISPS Code (standar keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan). TPS juga merupakan satu-
satunya terminal di Indonesia dan satu-satunya operator terminal di Indonesia yang memiliki
sertifikat C-TPAT dan ISO 28000:2007 (sistem manajemen keamanan untuk rantai pasok).
3.2.1 Jenis Layanan PT. TPS
3.2.1.1 Layanan Bongkar
Prosedur layanan pembongkaran petikemas adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan ; pelanggan harus melengkapi dokumen :
a. Master Cable
b. CVIA (Container Vessel Identification Advice = Pemberitahuan Identifikasi Kapal
Petikemas)
c. Statement of Fact (Surat Pernyataan Keadaan)
d. Statement Letter (email baplie file)
e. Import Summary List (ISL = Daftar Ringkasan Impor)
f. Dangerous Cargo List (Daftar Kargo Berbahaya)
g. Approval from Harbor Master (Surat Ijin dari Syahbandar)
h. Reefer List (Daftar Reefer)
i. Crane Sequence List (Daftar Urutan Crane)
j. Discharge Stowage Plan (Rencana Penyimpanan Pembongkaran)
k. Discharge Bay Plan (Rencana Bay Pembongkaran)
l. Manifest
m. Special Cargo List (Daftar Kargo Khusus)
2. Yard and Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Lapangan
dan Dermaga) memeriksa dokumen. Mereka mengadakan rapat harian, bersama
dengan Departemen Teknik, dengan Perusahaan Pelayaran, untuk merencanakan
jadwal layanan penanganan petikemas.
3. Vessel Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Lapangan
dan Dermaga) memproses rencana pembongkaran ke dalam sistem komputer
berdasarkan data yang dikirimkan oleh Perusahaan Pelayaran lewat email, dan
mencetak Discharge List (Daftar Pembongkaran) dan menyerahkannya
kepada Berth Operations (Operasi Dermaga).
4. Berdasarkan Discharge List (Daftar Pembongkaran), Berth Operations
Superintendent(Superitenden Operasi Dermaga) memerintahkan Operator CC, lewat
Petugas Tally Dermaga, untuk membongkar petikemas dari atas kapal dan
memuatnya ke ataschassis Head Truck, dan membawanya ke Lapangan
Penumpukan Petikemas, dan mengkonfirmasi posisi pembongkaran ke dalam sistem
komputer (HHT/Teklogix)
5. Setelah Head Truck tiba di Lapangan Penumpukan Petikemas, Yard Operations
Superintendent (Superintenden Operasi Lapangan) memerintahkan Operator RTG,
lewat Petugas Tally Lapangan, untuk menumpuk petikemas, dan mengkonfirmasi
posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix). Petugas Tally Lapangan
memerintahkan pengemudi Head Truck untuk kembali ke Dermaga untuk mengambil
petikemas selanjutnya yang akan dibongkar.
6. Pada akhir shift, Petugas Tally Lapangan melaporkan hasil pekerjaan kepada
Superintenden Operasi Lapangan, sedangkan Petugas Tally Dermaga melaporkan
hasil pekerjaan kepada Superintenden Operasi Dermaga.
3.2.1.2 Pelayanan Pemuatan Petikemas
Prosedur layanan pemuatan petikemas adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan ; pelanggan harus melengkapi dokumen:
1. Master Cable
2. CVIA (Container Vessel Identification Advice = Pemberitahuan Identifikasi Kapal
Petikemas)
3. Statement of Fact (Surat Pernyataan Keadaan)
4. Export Summary List (ESL = Daftar Ringkasan Ekspor)
5. Dangerous Cargo List (Daftar Kargo Berbahaya)
6. Crane Sequence List (Daftar Urutan Crane)
7. General Loading Plan (Rencana Pemuatan Umum)
8. Loading Bay Plan (Rencana Bay Pemuatan)
9. Manifest
2. Yard and Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Lapangan
dan Dermaga) memeriksa dokumen. Mereka mengadakan rapat harian, bersama
dengan Departemen Teknik, dengan Perusahaan Pelayaran untuk merencanakan
jadwal layanan penanganan petikemas.
3. Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Dermaga)
memasukkan data ke dalam sistem komputer (baplie) yang telah menjalani
pemeriksaan Bea Cukai ,berdasarkan rencana pre-penyimpanan, yang diterima dari
Perusahaan Pelayaran, dan mencetak Loading Work Quay (LWQ = Pekerjaan
Pemuatan Dermaga), berdasarkan data petikemas di dalam sistem komputer, dan
menyerahkannya kepada Yard Supervisor (Supervisor Lapangan) dan Wharf
Supervisor(Supervisor Dermaga).
4. Berdasarkan LWQ (Loading Work Quay), Yard Operations Superintendent
(Superintenden Operasi Lapangan) memerintakan Operator RTG, lewat Petugas
Tally Lapangan, untuk memindahkan petikemas dari Lapangan Penumpukan
Petikemas, dan memuatnya ke atas chassis Head Truck, dan membawanya ke
Dermaga. Petugas Tally Lapangan mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam
sistem komputer (HHT/Teklogix). Petikemas tersebut kemudian dimuat ke atas kapal
berdasarkan data di dalam TMV (Terminal Mounted Vehicle = Kendaraan yang
Beroperasi di dalam Terminal).
5. Wharf Supervisor (Supervisor Dermaga) memerintahkan Operator CC, lewat
Petugas Tally Dermaga, untuk memuat petikemas dari chass Head Truck ke atas
kapal, berdasarkan data yang telah direncanakan di dalam Loading List (Daftar
Pemuatan). Petugas Tally Dermaga mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam
sistem komputer (HHT/Teklogix). Petugas Tally Dermaga memerintahkan
pengemudi Head Truck untuk kembali ke Lapangan Penumpukan untuk mengambil
petikemas selanjutnya yang akan dimuat.
6. Pada akhir shift, Petugas Tally Lapangan melaporkan hasil pekerjaan kepada
Superintenden Operasi Lapangan, sedangkan Petugas Tally Dermaga melaporkan
hasil pekerjaan kepada Superintenden Operasi Dermaga.
3.2.1.3 Pelayanan Penerimaan Petikemas
Prosedur layanan penerimaan petikemas adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan pelanggan harus melengkapi dokumen:
1. Surat Permohonan Penerimaan Petikemas
2. Penyediaan Warkat Dana (Pembayaran di Depan) (masing-masing 4 lembar)
untuk diserahkan kepada Export Service Staff (Petugas Layanan Ekspor),
dalam waktu 96 sampai dengan 24 jam sebelum kedatangan kapal.
2. Petugas Layanan Ekspor mencetak Job Order/CEIR (Container Equipment
Interchange Receipt = Tanda Terima Pergerakan Peralatan Petikemas) yang telah
disetujui olehExport Superintendent (Superintenden Ekspor). Lembar ke 1, 2, dan 3
CEIR diserahkan kepada Pelanggan. Pelanggan menyerahkannya kepada
pengemudi Head Truck.
3. Pengemudi Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk), bersama muatan
petikemasnya dan menyerahkan Job Order/CEIR serta salinan CTPS (Catatan
Tanda Pengenal Surveyor)/PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) kepada Petugas
Gate.
4. Petugas Gate memeriksa keadaan fisik petikemas dan mencetak In-Gate Terminal
Job Slip (Lembar Kerja Terminal Gerbang Masuk), berdasarkan Job Order/CEIR,
dan mengembalikan lembar ke 3 dan 4 kepada pengemudi Head Truck.
5. Pengemudi Head Truck menyerahkan In-Gate Terminal Job dan Job Order/CEIR
kepada Petugas Tally Lapangan.
6. Petugas Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat
petikemas dari chassis Head Truck ke Lapangan Penumpukan Petikemas di lokasi
seperti yang tercantum dalam In-Gate Terminal Job Slip. Petugas Tally Lapangan
mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix).
7. Pengemudi Head Truck menerima Job Order/CEIR dan In-Gate Terminal Job
Slip dari Petugas Tally Lapangan, bergerak menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan
menyerahkan In-Gate Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR lembar ke 3
kepada Out-Gate Staff (Petugas Gerbang Keluar).
3.2.1.4 Pelayanan Pengeluaran Petikemas
Prosedur layanan pengeluaran petikemas adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan pelanggan harus melengkapi dokumen:
1. Surat Permohonan Pengeluaran Petikemas
2. Surat Asli Perintah Pengeluaran (DO = Delivery Order)
3. Penyediaan Warkat Dana (Pembayaran di Depan) (masing-masing 4 lembar)
untuk diserahkan kepada Import Service Staff (Petugas Layanan Impor).
4. SPPB = Surat Persetujuan Pengeluaran Barang dan Surat Pernyataan PP
(Pencekalan dan Pencegahan) dari Bea Cukai
5. Surat Kuasa dari Importir
2. Petugas Layanan Impor mencetak CEIR/Job Order yang telah disetujui oleh Import
Superintendent (Superintenden Impor). Lembar ke 1, 2, dan 3 CEIR diserahkan
kepada Pelanggan. Pelanggan menyerahkan kepada pengemudi Head Truck.
3. Pengemudi Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk) dan menyerahkan Job
Order/CEIR kepada In-Gate Staff (Petugas Gerbang Masuk).
4. In-Gate Staff mencetak In-Gate Terminal Job Slip berdasarkan Job Order/CEIR dan
mengembalikan lembar ke 1 dan 2 kepada pengemudi Head Truck.
5. Pengemudi Head Truck menyerahkan In-Gate Terminal Job Slip dan Job
Order/CEIR kepada Petugas Tally Lapangan.
6. Petugas Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat
petikemas dari Lapangan Penumpukan ke atas chassis Head Truck sesuai dengan
posisi yang tercantum dalam In-Gate Terminal Job Slip.
7. Pengemudi Head Truck menerima Job Order/CEIR dan In-Gate Terminal Job
Slip dari Petugas Tally Lapangan bergerak menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan
menyerahkanIn-Gate Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR lembar ke 3 kepada
Petugas Out-Gate, dan Surat Pernyataan Pecekalan dan Pencegahan (PP) kepada
Petugas Bea Cukai.
8. Petugas Out-Gate mengkonfirmasi nomor polisi Head Truck dan nomor referensi
kerjaHead Truck berdasarkan In-Gate Terminal Job Slip ke dalam sistem computer
dengan dilampiri lembar ke 1 CEIR kepada pengemudi Head Truck.
3.2.2 Fasilitas PT. Terminal Petikemas Surabaya
Dermaga
Dermaga yang ada di PT. Terminal Petikemas Surabaya terdiri dari dermaga
domestik dan dermaga internasional. Klasifikasi masing-masing dermaga seperti
dibawah ini:
Dermaga Internasional
- Panjang 1.000 meter
- Lebar 50 meter
- Kedalaman 10,5 meter
Dermaga Domestik
- Panjang 450 meter
- Lebar 50 meter
- Kedalaman 7,5 mete
Lapangan
Lapangan Penumpukan Internasional
-Luas 29 Hektar
-Kapasitas 21,989 Hektar
Lapangan Penumpukan Domestik
- Luas 9 Hektar
- Kapasitas 5,650 hektar
Area Behandle
(Pemeriksaan Bea Cukai)784 teus
Penumpukan Petikemas Reefer
- Ekspor 350 teus
- Impor 350 Teus
- Reefer Plug 324 Titik
CFS (Pergudangan)
- Luas Total 10.000 meter2
- Barang Berbahaya 6.500 meter2
Jalur Kereta Api (2 jalur) 420 Meter
Peralatan
Jenis PeralatanJumlah
unit
Container Crane 11
RTG 28
Reach Stacker 6
Sky Stacker 3
Reefer Plug 909
Forklift (electric & diesel) 18
Dolly System 58
Head Truck 80
Chassis 124
Low Bed Chassis 3
Cassette 90
Translifter 7
Terminal Operations System
Sistem TOPS telah beroperasi sejak tahun 1999, dipasok oleh Realtimes Business
Solutionsdari Sydney, Australia. Perangkat lunak terpadu ini digunakan untuk
melayani kegiatan operasional dan Nota Rampung.
TOPS terdiri dari TOP-X (for X Windows) dan TOP-O (for Oracle), oleh karena itu,
pergerakan petikemas dapat dipantau dengan kondisi ;real time; baik oleh Petugas
TPS atau Pemilik Barang.
TOPS menyediakan kondisi aktual dari sistem perencanaan dan pengontrolan sistem
petikemas, serta menyediakan Pertukaran Data Elektronik secara modern.
3.3 Waiting Time Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dibawah Pelindo III Cabang Surabaya memiliki
8 terminal yang beroperasi diantaranya: Terminal Jamrud, Terminal Berlian, Terminal Nilam,
Terminal Mirah, Terminal Kalimas, Terminal Penumpang, Terminal RoRo (roll-on roll-off),
Terminal Petikemas Surabaya. Berdasarkan data pelindo III menyebutkan waiting time kapal
petikemas domestik di Tanjung Perak 33 jam, kapal curah cair domestik 73 jam dan kapal
curah kering domestik 31 jam. Kapal curah cair internasional 52 jam dan kapal curah kering
internasional 31 jam. Saat ini waktu sandar dan bongkar muat kapal mencapai 2-4 hari ini
jelas memicu biaya tinggi dan dinilai sebagai hambatan logistik sehingga perlu di efektifkan.
Kondisi ini dipicu umur dermaga yang uzur (100 tahun lebih) dan belum semuanya berhasil
dimoderinasi.
Manajemen PT Pelindo III saat berani mematok target ZWT ini berdasarkan sebuah
langkah pencapaian yang kerja tersistematis. Setidaknya ada lima program besar yang
dicanangkan kabinet Pelindo III dibawah komando Djarwo Surjanto dengan nilai investasi
berkisar Rp6,2 triliun. Lima program itu terdiri pertama, Pembangunan Terminal Multi-
Purpose Teluk Lamong senilai Rp3,4 triliun. Terminal yang dibangun untuk perluasan
kapasitas dermaga-dermaga di Tg. Perak itu rencannya berkapasitas 4,5 juta box petikemas
terdiri 1,55 juta box peti kemas internasional dan 2,9 juta box petikemas domestik dan curah
kering 20,73 juta ton. Targetnya terminal Lamong Bay bisa beroperasi awal 2014. Kedua,
rekonfigurasi dan moderinasi dermaga konvensional menjadi dedicated terminal atau
terminal berfungsi khusus bernilai sekitar Rp1,2 miliar. Dari lima dermaga konvensional
(Nilam, Mirah, Jamrud, Berlian dan Kalimas), baru terminal Nilam yang telah dikerjakan.
Saat ini empat dermaga lainnya tengah dikerjakan. Ketiga, revitalisasi Alur Pelayaran Barat
Surabaya senilai US$70 juta atau Rp659 miliar berupa pendalaman alur dari minus 10,5
meter LWS menjadi minus 13-16 meter LWS serta melebarkan arus dari 100 meter menjadi
200 meter. Lama pengerjaan selama satu tahun. Keempat, pengadaan peralatan untuk
layanan bongkar muat guna peningkatan kinerja bongkar muat sekitar Rp750 miliar dan
kelima, penataan dan modernisasi Terminal Penumpang senilai Rp200 miliar. Proses
modernisasi terminal penumpang antar pulau dan kapal pesiar tengah dikerjakan mulai
pertengahan tahun 2012 (Hidayat, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Yuristiarso. 2012. Pelabuhan Tanjung Perak: ‘Zero Waiting Time’ Kejar Pertumbuhan Tertinggi. www.bumn.go.id. Diakses pada tanggal 25 Mei 2014
PT. PELINDO III Cabang Surabaya. www.perakport.co.id. Diakses pada tanggal 25 Mei 2014
PT. Terminal Petikemas Surabaya. www.tps.co.id. Diakses pada tanggal 25 Mei 2014
Supriyono. 2010. Analisis Kinerja Terminal Petikemas Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya (Studi Kasus Di PT.Terminal Petikemas Surabaya) [Tesis]. Semarang. Universitas Diponegoro
Wibowo, Harmaini. 2010. Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Kapal Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang [Tesis]. Semarang. Universitas Diponegoro