laporan praktikum metode transek

15
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN DISUSUN OLEH : NAMA : GITA DESIASHERY NIM : F 05104011 KELOMPOK : 5 (LIMA) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2007 Analisa Vegetasi Metode Transek

Upload: anggy

Post on 28-Jun-2015

2.915 views

Category:

Documents


59 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

LAPORAN PRAKTIKUMEKOLOGI TUMBUHAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : GITA DESIASHERYNIM : F 05104011KELOMPOK : 5 (LIMA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK

2007

Analisa Vegetasi Metode Transek

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya, jumlah spersies yang

mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dalam kelimpahan relative spesies.

Beberapa komunitas terdiri dari beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung

jumlah spesies yang sama dengan jumlah spesies pada umumnya banyak ditemukan (Campbell,

2004, 361).

Studi struktur dan klasifikasi komunitas tumbuhan (vegetasi) disebut juga fitososiologi

analisis vegetasinya disebut analisis vegetasi yang dapat secara kualitatif dan kuantitatif. Karena

ada hubungan yang khas antara lingkungan dan organisme, maka komunitas disuatu lingkungan

bersifat spesifik. Dengan demikian pola vegetasi dipermukaan bumi menunjukan pola diskontinyu.

Seringkali sustu komunitas bergabung atau tumpang tindih dengan komunitas lain. Karena

tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisik, kimia maupun biotik disuatu habitat cenderung

mengakibatkan perubahan komposisi komunitas. Komunitas mempunyai beberapa kekhususan

yaitu :

1. Komunitas biotic sebagai campuran hewan dan tumbuhan dalam jumlah besar di suatu

habitat, merupakan bagian terbesar dari ekosistem dan dicirikan adanya hubungan interaksi

antara komponen biotic dan abiotic.

2. Karena dalam habitat utama biasanya kondisi lingkungan tidak besar variasinya maka

tumbuhan yang ada menunjukan kesenangan/perilaku yang khas sesuai dengan kondisi

lingkungan itu. Dengan demikian vegetasi merupakan pencerminan iklim dan secara umum

keadaan iklim menampakkan pola vegetasi yang sama. Konsep ini berkembang menjadi

indikator.

3. Komunitas sebagai suatu kesatuan sering terlihat batasnya, tetapi batas itu kadang-kadang

tidak jelas. Habitat yang diatasnya tumbuh vegetasi/kehidupan yang khas, atau suatu

komunitasyang dapat mengkarakteristikakan suatu unit lingkungan yang mempunyai kondisi

habitat utama yang seragam.

Kumpulan dari beberapa jenis organisme dinamakan komunitas. Yang dimaksud dengan

struktur komunitas adalah bentuk dari komunitas dilihat dari stratafikasinya lapisan (dari atas

kebawah) secara horizontal bentuk pertumbuhannya, sosialitasnya, asosiasinya antar spesifik serta

kerapatan dan biomassa.(analisis kuantitatif) sedang komposisi komunitas adalah anggota spesies.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan

sebelumnya paling baik digunakan cara jalur transek. Cara ini paling efektif untuk mempelajari

perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi. Jalur-jalur contoh dibuat

memotong garis – gasris topografi, misalnya dari tepi laut kepedalaman memotong sungai dan

mendaki atau menurun lereng pegunungan.

Menurut Oosting (1956), menyatakan bahwa transek merupakan gris sampling yang ditarik

menyilang pada sebuah bentukkan atau beberapa bentukan. Transek juga dapat dipakai dalam studi

altituide dan mengetahui perubahan komunitas yang ada.

Transek adalah jalur sempit meintang lahan yang akan dipelajari/ diselidiki. Metode

Transek bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan lingkungan serta

untuk mengetahui hubungan vegeterasi yang ada disuatu lahan secara cepat.

Line Transect (transek garis)

Dalam metode ini garis – garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang berada

tepat pada garis dicatat jenisnya dan beberapa kali terdapat/ dijumpai

Belt transek (transek sabuk)

Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat panjang. Lebar

jalur ditentukan oleh sifat – sifat vegetasinya untuk menunjukan bagan yang sebenarnya.

Lebar jalur untuk hutan antara 1 – 10 m. Transek 1 m dugunakan jika semak dan tunas

dibawah diikukan, tetapi bila hanya pohon – pohonnya yang dewasa yang dipetakan,

transek 10 m yang baik. Panjang transek tergantung tujuan penelitian. Setiap segment

dipelajari vegetasinya( Shukla et al. 1985)

1.2 Tujuan

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui komposisi tumbuhan pada suatu daerah atau

pada suatu area tertentu.

1.3 Hipotesis

Ho : Tidak terdapat komposisi tumbuhan pada suatu daerah atau pada suatu area tertentu.

Ha : Terdapat komposisi tumbuhan pada suatu daerah atau pada suatu area tertentu.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan

Meteran

Pancang

Kantong Plastik

Label

Termometer

Hygrometer

2.2 Cara Kerja

1. Langkah pertama dibuat transek sepanjang 100 m dengan menggunakan tali plastik.

2. Kemudian pada setiap 20 m dibuat plot kuadrat dengan ukuran 10 x 10 m

3. Untuk pohon yang diukur adalah jenis spesies, tinggi pohon dan cover.

4. Untuk sampling dibuat plot dengan ukuran 5 x 10 m didalam plot ukuran 10 x 10 m

atau atau dengan membagi plot tersebut.

5. Untuk seedling dibuat plot dengan ukuran 1 x 1 m dalam plot 5 x 10 m.

6. Untuk sampling dan seedling diukur diameter jenis tanaman dan jumlahnya.

7. Jika nama tumbuhan dikenal harus diambil contoh tanaman tersebut dan dimasukan

kedalam kantong plastik besar untuk dibuat herbarium dan diindentifikasi.

8. Data yang diperoleh dianalisa.

Rumus-rumus analisa vegetasi sebagai berikut :

Kerapatan (K) = Jumlah spesies dalam suatu plotLuas area plot

Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu spesies x 100%

Kerapatan seluruh spesies

Frekuensi (F) = Jumlah plot yang ditempati suatu spesiesJumlah seluruh plot

Frekuensi Relatif(FR) = Frekuensi suatu spesies x 100% Frekuensi seluruh sspesies

Dominansi (D) = Luas plot suatu spesies Luas seluruh plot

Dominansi Relatif (DR) = Dominansi suatu spesies x 100% Dominansi seluruh spesies

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

TABEL 1. Nilai Analisa Kuantitatif Seedling Pada Setiap Plot

No. Species KKR (%) F

FR (%) D

DR (%)

INP (%)

1 Melastoma 1.8 5.03 0.2 6.67 1.8 5.03 16.732 Caladium sp. 0.4 1.12 0.2 6.67 0.4 1.12 8.913 Canna sp. 0.6 1.68 0.2 6.67 0.6 1.68 10.034 Tanaman rambat 4 11.17 0.2 6.67 4 11.17 29.015 Oryza sativa 2 5.59 0.2 6.67 2 5.59 17.856 Musa paradisiacal 0.2 0.56 0.2 6.67 0.2 0.56 7.797 Nephrolepis 13.8 38.53 0.8 26.67 13.8 38.55 103.778 Papilionaceae 11.2 31.28 0.2 6.67 11.2 31.28 69.239 Hevea sp. 0.2 0.56 0.2 6.67 0.2 0.56 7.79

10 Piper bettle L. 0.2 0.56 0.2 6.67 0.2 0.56 7.7911 Pakis merah 0.8 2.23 0.2 6.67 0.8 2.23 11.1312 Simpur 0.6 1.68 0.2 6.67 0.6 1.68 10.03

Jumlah 35.8 100 3 100 35.8 100 300

TABEL 2. Nilai Analisa Kuantitatif Sapling Pada Setiap Plot

No. Species KKR (%) F

FR (%) D

DR (%)

INP (%)

1 Musa paradisiaca 0.016 4.08 0.4 12.5 0.016 4.08 20.662 Solanum sp. 0.004 1.02 0.2 6.25 0.004 1.02 8.293 Ficus sp. 0.032 0.16 0.2 6.25 0.032 0.16 6.574 Hevea sp. 0.252 64.29 0.6 18.75 0.252 64.29 147.33

5Nephelium lappaceum 0.036 9.18 0.6 18.75 0.036 9.18 37.11

6 Sompak 0.012 3.06 0.2 6.25 0.012 3.06 12.377 Simpur 0.012 3.06 0.2 6.25 0.012 3.06 12.378 Asam aram 0.004 1.02 0.2 6.25 0.004 1.02 8.299 Species A 0.02 5.01 0.4 12.5 0.02 5.1 22.7

10 Pinang merah 0.004 1.02 0.2 6.25 0.04 1.02 8.29Jumlah 0.392 3.2

TABEL 3. Nilai Analisa Kuantitatif Pohon Pada Setiap Plot

No. Species

No. Species KKR (%) F

FR (%)

1 Ficus sp. 0.008 57.14 0.2 33.32 Hevea sp. 0.006 42.86 0.4 66.67

Jumlah 0.014 100 0,6 99.97

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

1 Melastoma2 Caladium sp.3 Canna sp.4 Tanaman rambat5 Oryza sativa6 Musa paradisiaca7 Nephrolepis8 Papilionaceae9 Hevea sp.10 Piper bettle L.11 Pakis merah

12 Simpur

GRAFIK ANALISA NILAI KUANTITATIF SAMPLING PADA SETIAP PLOT

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SPESIES

NIL

AI K

UA

NT

ITA

TIF

KERAPATAN

KERAPATAN RELATIF (%)

FREKUENSI

FREKUENSI RELATIF (%)

DOMINANSI

DOMINANSI RELATIF(%)

0.008

57.14

0.2

33.3

0.006

42.86

0.4

66.67

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2

SPESIES

GRAFIK ANALISA KUANTITATIF POHON PADA SETIAP PLOT

KERAPATAN

KERAPATAN RELATIF(%)

FREKUENSI

FREKUENSI RELATIF(%)

Ket: 1. Ficus sp. 2. Havea sp

No. Species1 Musa paradisiaca2 Solanum sp.3 Ficus sp.4 Hevea sp.5 Nephelium lappaceum6 Sompak7 Simpur8 Asam aram9 Species A

10 Pinang merah

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

Pembahasan

Dari hasil yang didapatkan spesies yang menpunyai kerapatan mutlak, kerapatan relatif,

frekuensi mutlak, frekuensi relatif dan dominansi terbesar yaitu Nephrolepis yang mana di amati

dengan menggunakan metode transek, yaitu metode belt transek dimana Belt transek

merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat panjang. Lebar jalur ditentukan oleh

sifat – sifat vegetasinya untuk menunjukan bagan yang sebenarnya. Lebar jalur untuk hutan

antara 1 – 10 m. Transek 1 m dugunakan jika semak dan tunas dibawah diikukan, tetapi bila

hanya pohon – pohonnya yang dewasa yang dipetakan, transek 10 m yang baik. Panjang transek

tergantung tujuan penelitian. Setiap segment dipelajari vegetasinya( Shukla et al. 1985).

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Nephrolepis mendominasi komunitas yang dianalisa

vegetasinya, karena komposisinya yang berlimpah dan memiliki pesebaran yang luas dimana

nilai kepadatan, frekuensi, dominansi,dan INP paling besar dari species lainnya..Tetapi pada

Musa paradisiaca, Hevea sp dan Piper bettle L memiliki nilai analisa kuantitatif yang lebih

rendah dari species lainnya, jadi tumbuhan tersebut tidak mendominasi di daerah hutan FKIP

UNTAN.

Analisa vegetasi dilakukan di hutan FKIP UNTAN untuk mengetahui komposisi

tumbuhan di lingkungan tersebut dengan menggunakan plot yng ukurannya berbeda untuk

masing-masing jenis yaitu 10 x 10 m untuk pohon > 8m (pohon), 5 x 10 untuk pohon < 8 m

(sapling), dan 1 x 1 m untuk herba, semak (seedling).

Dari tabel analisa kuantitatif untuk sapling komposisi Hevea sp. dalah yang paling besar

nilai analisa kuantitatif dari species lain. Selain itu data kuantitatif untuk sapling komposisi

Hevea sp.dan Ficus sp. adalah yang dalam hal ini dapat dikatakan bahwa mendominasi

komunitas hutan FKIP yang dianalisa vegetasinya, karena komposisinya yang berlimpah dan

memiliki pesebaran yang luas dimana nilai kepadatan, frekuensi, dominansi,dan INP besar hal

ini dikarenakan karena kedua spesies ini sangat cocok dengan kondisi wilayah yang diamati

sehingga banyak terdapat pada daerah tersebut.

Dalam pengamatan yang dilakukan di perlihatkan adanya keanekaragaman spesies.

Keanekaragaman jenis sering kali disebut heterogenitas jenis, yaitu karakteristik unik dari

komunitas suatu organisasi biologi dan merupakan gambaran struktur dari komunitas. Ukuran

yang digunakan untuk menentukan keanekaragaman jenis adalah jumlah jenis (richness) dan

distribusi dari individu-individu tersebut (eveness) (Rima, 2003).

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

BAB IV

KESIMPUAN

1. Dominansi pada species Nephrolepis dapat dilihat dari nilai analisa kuantitatif pada setiap

plot untuk mengetahui komposisi tumbuhan di suatu daerah dalam hal ini hutan FKIP

UNTAN.

2. Terdapat komposisi tumbuhan pada hutan FKIP UNTAN.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. Analisa Vegetasi. http://www.nakertrans.go. id/ statistik_trans /INFO%20 lainnya/A.php.

Michael, P. 1997. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta : UI Press.

Odum, E. P. 1998. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta : UGM Press.

Rima,Tri. S, dkk. 2003. Buku Ajar Ekologi Umum. Pontianak : Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM metode transek

LAMPIRAN :

TABEL 1. Seedling Pada Setiap Plot

No. SpeciesPLOT

1 2 3 4 51 Melastoma 9        2 Caladium sp. 2        3 Canna sp. 3        4 Tanaman rambat 20        5 Oryza sativa   10      6 Musa paradisiaca   1      7 Nephrolepis 1   8 32 288 Papilionaceae   56      9 Hevea sp.     1    

10 Piper bettle L.       1  11 Pakis merah         412 Simpur         3

TABEL 2. Sapling Pada Setiap Plot

TABEL 3. Pohon Pada Setiap Plot

No. SpeciesTinggi (m) Diameter (Cm)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 51 Hevea sp.     10.3         19    2 Hevea sp.     9.7         23.8    3 Hevea sp.     12         19    4 Hevea sp.     9.7         25.4    5 Ficus sp.       9 12       15 306 Ficus sp.       11 8       25 157 Ficus sp.         14         37

No. Species PLOT1 Musa paradisiaca 1 2 3 4 52 Solanum sp. 3 1      3 Ficus sp. 1   8    4 Hevea sp. 3   1 30 32

5Nephelium lappaceum     1 6 2

6 Sompak     3    7 Simpur     3    8 Asam aram       1  9 Species A       27 3

10 Pinang merah       1