modul praktikum (lemongrass) menggunakan metode …
TRANSCRIPT
i
ii
MODUL PRAKTIKUM
PEMBUATAN LILIN AROMATERAPI EKSTRAK SERAI
(LEMONGRASS) MENGGUNAKAN METODE
DESTILASI SEDERHANA
Farradina Shaula Agustina, dkk
KKN ALTERNATIF 1 PATEMON UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga Modul
Praktikum Keterampilan Kimia ini dapat disusun dengan lancar. Modul praktikum ini sebagai
pedoman bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia. Tentunya, modul praktikum telah
dilengkapi dengan materi yang berkaitan dengan praktikum. Perlu diketahui bahwa modul
praktikum ini hanya fokus pada cara pembuatan lilin aromaterapi ekstrak lemongrass dengan
menggunakan metode destilasi sederhana. Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa
diharapkan telah membaca dan memahami permasalahan yang akan dihadapi selama kegiatan
praktikum. Praktikum dilakukan sesuai petunjuk dalam modul dengan pengawasan asisten
sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
Penulis menyadari bahwa pada modul praktikum ini masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan modul ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Semarang, Maret 2020
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................iv
A. Tujuan Percobaan ...................................................................................................................... 1
B. Alat dan Bahan .......................................................................................................................... 1
C. Dasar Teori ................................................................................................................................ 2
1. Lilin Aromaterapi .................................................................................................................. 2
2. Destilasi ................................................................................................................................... 4
3. Lemongrass (sereh wangi) ......................................................................................................... 8
4. Parafin ................................................................................................................................. 18
5. Asam Stearat........................................................................................................................ 19
D. Prosedur Kerja ......................................................................................................................... 20
E. Pertanyaan ............................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 23
Biodata Penulis ................................................................................................................................ 29
1
PERCOBAAN
PEMBUATAN LILIN AROMATERAPI EKSTRAK SERAI
(LEMONGRASS) MENGGUNAKAN METODE
DESTILASI SEDERHANA
A. Tujuan Percobaan
1. Dapat melakukan proses ekstraksi menggunakan destilasi sederhana
2. Mengetahui cara membuat lilin aromaterapi
3. Mengetahui fungsi masing – masing bahan dalam proses pembuatan lilin aromaterapi.
4. Mengetahui manfaat serai wangi atau lemongrass
B. Alat dan Bahan
Alat :
a. Kaleng
b. Baskom
c. Selang
d. Kompor
e. Gelas Kimia
f. Panci
g. Batang Pengaduk
h. Cetakan lilin
i. Sumbu lilin
Bahan :
a. 1 ikat serai wangi
b. Es batu
c. Parafin 25 gram
d. Asam Stearat 2,5 gram
e. Pewarna oil
2
C. Dasar Teori
1. Lilin Aromaterapi
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh
bahan bakar padat. Sebelum abad ke-19, bahan bakar yang digunakan biasanya adalah
lemak sapi (yang banyak mengandung asam stearat). Sekarang yang biasanya
digunakan adalah parafin.
Cairan Parafin dalam dunia Kimia dapat disebut juga dengan Alkana dengan
formula umum CnH2n+2. Cairan Parafin Merupakan cairan yang memiliki sifat yang
mudah larut dalam eter, benzena, CS2, pada minyak yang menguap, dalam hampir
seluruh jenis minyak lemak yang hangat, susah larut pada etanol absolut, tidak
memiliki rasa, tidak larut di dalam air, putih atau bening, tidak larut pada alkohol dan
gliserin, berupa cairan minyak kental yang tembus cahaya atau sedikit buram, tidak
memiliki bau dan sedikit berminyak. (Muchtaridi,2006)
Pada permasalahan sifat Cairan Parafin ini yaitu dapat teroksidasi dengan
pemanasan dan juga cahaya yang bisa membentuk senyawa baru (senyawa peroksida
dan karboksilat) yang mempunyai bau dan rasa. (Muchtaridi,2006)
Molekul cairan Parafin yang paling sederhana adalah metana dengan rumus :
CH4. Hal ini merupakan sebuah gas dalam temperatur suatu ruangan. Lalu untuk jenis
anggota yang lebih berat yaitu sebuah cairan pada temperatur suatu ruangan yaitu
dengan oktan C8H18. Sedangkan untuk bentuk padat parafin yang disebut dengan lilin
parafin memiliki molekul terberat yang oktannya dimulai dari C20H42 mencapai
C40H82. Jadi untuk Lilin Parafin lebih merujuk pada benda dengan bentuk padat pada
n = 20-40. (Muchtaridi,2006)
Lilin Parafin dengan oktan C25H52 merupakan bahan yang baik untuk
menyimpan panas. Mempunyai kapasitas panas spesifik sekitar 2,14 - 2,9 J/g K.
Sedangkan panas fusi adalah dari 200 - 220 J/g. (Muchtaridi,2006)
Cairan Parafin adalah senyawa hidrokarbon yang bisa teroksidasi menjadi
senyawa baru yakni senyawa peroksida .Yaitu hasilnya adalah senyawa keton
(merupakan hasil yang utama) dan juga senyawa alkohol (senyawa sekunder atau hasil
samping)(Muchtaridi,2006)
Dari kedua hasil senyawa tersebut dapat menimbulkan bau dan rasa yang
cenderung ke bau pedar atau tengik. Berbeda dengan zat aslinya cairan parafin yaitu
tidak memiliki bau dan juga rasa. Namun demikian, senyawa yang teroksidasi ini tidak
3
menghasilkan perubahan pada warnanya. Yakni sama, antara berwarna putih atau
bening. (Muchtaridi,2006)
Lilin aromaterapi adalah salah satu bentuk diversifikasi dari produk lilin yaitu
aplikasi lain dari cara inhalasi atau penghirupan aromaterapi. Lilin pewangi hanya
mengandung bahan pewangi saja. Sedang lilin aromaterapi dibuat dari minyak esensial
(minyak atsiri) alami sehingga memiliki efek menyembuhkan dan menenangkan. Lilin
Aromaterapi dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk menghilangkan stres
dan kecemasan. (Agusta, 2000)
Aroma yang muncul pada saat lilin dibakar akan memberikan rasa tenang,
rileks, dan nyaman. Fungsi ganda yang dimiliki ini sebagai produk yang diharapkan
dapat diminati dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembuatan lilin
aromaterapi membutuhkan beberapa bahan dengan fungsi masing-masing. Stearin
terdapat dalam lemak nabati atau hewani. Stearin juga dapat dibuat dengan cara
mereaksikan asam stearat dengan gliserol pada kondisi tertentu. Stearin memiliki slip
melting point pada kisaran 46˚C – 56˚C. (Rahfiqa, 2017)
Stearin merupakan gliserida yang memiliki titik cair tinggi karena mengandung
asam palmitat dan asam stearat dalam jumlah tinggi. Kandungan ini menyebabkan
stearin berada pada kondisi pasta-padat di suhu kamar. Pada pembuatan lilin, stearin
perlu dipanaskan. Tujuan dilakukannya pemanasan pada stearin pada pembuatan lilin
aromaterapi adalah untuk mencairkan stearin yang semula berwujud padat pada titik
lelehnya yaitu sekitar 69,6˚C. Fungsi dari stearin ini adalah untuk memberi bentuk
pada lilin yang dibuat, karena stearin akan menjadi padat setelah dingin. Sebelum
stearin memadat, terlebih dahulu ditambah parafin dan pewarna. (Agusta, 2000)
Fungsi parafin adalah sebagai bahan bakar untuk lilin agar dapat terbakar.
Selain itu tujuan pencampuran antara parafin dan stearin ialah agar parafin yang
dimasukkan dapat keras karena sifat dasar dari parafin ialah cenderung lembek dan
lentur pada temperatur dibawah titik leburnya, maka digabungkan dengan stearin.
Bersama stearin, parafin menjadi bahan dasar lilin batangan. Penambahan selanjutnya
ialah penambahan zat fiksatif yaitu minyak nilam dan minyak melati. (Agusta, 2000)
Ada beberapa masalah yang sering terjadi dalam pembuatan lilin, antara lain :
1. Api terlalu kecil, disebabkan sumbu kecil, lilin terlalu keras. Solusinya yaitu pakai
sumbu yang lebih besar, kurangi stearin.
2. Api terlalu besar, disebabkan sumbu lilin besar, lilin lunak. Solusinya pakai sumbu
yang lebih kecil, tambahkan stearin.
4
3. Api cepat mati karena tenggelam, disebabkan sumbu kecil, lilin lunak. Solusinya
pakai sumbu yang besar, tambahkan stearin.
4. Lilin meleleh keluar, disebabkan lilin lunak, sumbu tidak di tengah. Solusinya yaitu
tambahkan stearin, letakkan sumbu di tengah.
5. Susah dilepas dari cetakan, disebabkan waktu menuang lilin terlalu panas, lilin
lunak. Solusinya dengan menunggu beberapa saat sebelum menuang, tambahkan
stearin.
6. Permukaan lilin cekung, disebabkan menyusut pada waktu dingin, belum ditambah
ulang. Solusinya panaskan cetakan, tambahkan lilin cair setelah agak dingin.
7. Terlihat banyak garis horizontal, disebabkan waktu menuang lilin kurang panas,
cetakan terlalu dingin, campuran stearin kebanyakan. Solusinya dengan
menambahkan suhu, panaskan cetakan sebelum dituang, kurangi jumlah sterain.
8. Bintik gelembung, disebabkan lilin waktu dituang suhunya kuarng tinggi, menuang
terlalu cepat. Solusinya tambahkan suhu, tuang lebih perlahan.
(Putri, 2017)
2. Destilasi
2.1 Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan
perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses
kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap
larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada
proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa
tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan
uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap dalam
larutan pada suhu yang sama. (Armid, 2009).
5
Gambar 2.1 Alat Destilasi Sederhana
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahanbahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan.Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu (Syukri,2007).
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi
cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan
alat pemanas dan alat pendingin (Wahyu, 2013).
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser
yaitu pendingin proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam
dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.
Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh
senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut ( Syukri, 2007).
Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara
penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat
didalam campuran bersifat mudah menguap(volatil). Tingkat penguapan
(volatilitas) masing-masing komponenberbeda-beda pada suhu yang sama. Hal
ini akan berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang dihasilkan dari suatu
6
campuran cairan akan selalu mengandung lebih banyak komponen yang lebih
volatil. Sifat yang demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu
fasa cairan akan lebih banyak mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi
cairan yang setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi
yang berbeda. Pada pemisahan dengan cara penguapan komponen volatil
dipisahkan dengan komponen yang kurang volatil, karen aproses pemanasan.
Sebagai contoh: pemisahan penguapan dapat digunakan untuk memisahkan air
dari larutan NaCl berair, sedang pemisahan dengan cara destilasi digunakan untuk
memisahkan campuran alkohol dari air (Wahyu, 2013).
2.2 Sejarah Destilasi
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad
pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaanakan spritus Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-
4.Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia Islam
pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Raazi pada pemisahan
alkohol menjadi senyawa yang relative murni melalui alat alembik , bahkan
desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi
skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu
Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang
uap anggur yang dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan
proses kimia yang bahkan masih banyak dipakaisampai saat kini. Kemudian
teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801 - 873).Salah satu
penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah
menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi,
pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain. Udara didistilasi menjadi komponen-
komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium pengisi balon
Distilasi telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan
panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menhasilkan minuman suling B.
2.3 Macam – macam destilasi
7
Menurut Soebagio (2005), ada 6 jenis destilasi yang akan dibahas disini,
yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum,
destilasi kering dan destilasi azeotropik.
1. Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.Destilasi ini dilakukan
pada tekanan atmosfer.Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk
memisahkan campuran air dan alkohol.
2. Destilasi Fraksionasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik
didihnya.Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan
titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan
tekanan rendah.
3. Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik
didih yang konstan.Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum
Raoult.
4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C.
5. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih
6. Destilasi kering
Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan
material padat untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan
untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.
8
2.4 Prinsip Destilasi
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat.Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya
yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni.Pada destilasi biasa, tekanan
uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa
murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Fhya, 2011)
3. Lemongrass (sereh wangi)
3.1 Deskripsi Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle)
Tanaman sereh (Cymbopogon nardus L. Rendle) merupakan tanaman
yangmemiliki potensi ekonomi cukup tinggi, karena tanaman ini banyak
dimanfaatkanuntuk dikonsumsi, aromaterapi dan pestisida alami. Sereh
mempunyai nama daerah yaitu serai wangi (Malaysia), citronella grass (Inggris),
dan sereh (Indonesia) (Quattrocchi, 2006:548). Tanaman sereh wangi merupakan
terna tahunan dengan tinggi sekitar 0,5-1 meter. Batang tidak berkayu, beruas
pendek dan berwarna putih. Daun tunggal berjumbai, berpelepah, ukurannya 25-
75 cm, lebar 1,5 cm, dan berwarna hijau muda. Akar tanaman sereh berakar dalam
dan berserabut dari dasar yang tebal. Tanaman sereh berdiri tegak lurus hingga
2,5 m, dengan puncak melayu, lembaran daun gundul, pinggir permukaan kasar,
membran bagian dalam mencapai ketinggian 5 mm, dan gundul. Perbanyakan
dilakukan dengan pemisahan stek anakan (Emmyzar dkk., 2002). Selain itu,
tanaman sereh mempunyai tekstur yang lemas dan sulit patah. Tulang daun
tanaman ini berbentuk sejajar. Apabila daunnya dipecah atau diremas akan berbau
wangi. Pangkal batang tanaman sereh ini membesar dan mempunyai pelepah
daun berwarna kuning kehijauan bercampur dengan warna merah keunguan.
Bentuk tanaman ini menyerupai rumput, berumpun banyak dan mengumpul
menjadi gerombol besar. Batangnya melengkung sampai 2/3 bagian panjang
daunnya (Emmyzar dkk., 2002).
9
Umumnya komponen kimia minyak yang terdapat dalam suatu tanamam
sereh dipengaruhi oleh jenis tanaman dan lokasi tempat yang berbeda
(Guenther,1987). Tanaman sereh genus Cymbopogon meliputi hampir 80 spesies.
Tanaman sereh terdiri dari dua jenis yaitu jenis mahapengiri mempunyai ciri-ciri
daunnya lebih lebar dan pendek, rumpun daun sereh wangi pada umur 6 bulan
akan merunduk sehingga tinggi rumpun kurang dari 1 meter, membutuhkan lahan
yang lebih subur, disamping itu menghasilkan minyak dengan kadar sitronelal 30-
45% dan geraniol 65- 90%. Sedangkan jenis lemabatu mempunyai ciri-ciri yaitu
daunnya yang lebih panjang dan ramping, rumpunnya akan tumbuh lebih tinggi,
dapat tumbuh pada lahan yang kurang subur, dan menghasilkan minyak atsiri
dengan kadar sitronelal 7-15% dan geraniol 55-65% (Guenther, 1990).
3.2 Klasifikasi Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle)
Menurut Integrated Tasonomic Information System (2005). Taksonomi
sereh wangi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poacea
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon nardus L. Rendle
Gambar 3.2.1 Sereh wangi
A B C
10
Sumber : Indrawani, 2015
Keterangan:
A. Tanaman sereh wangi C. Minyak sereh
B. Batang sereh wang yang siap diolah
3.3 Syarat Tumbuh Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle)
Tempat penyebaran tanaman sereh di daerah tropis termasuk Indonesia,
Malaysia, Thailand, India dan Asia Selatan. Penyebaran tanaman sereh dij
Indonesia terutama banyak tumbuh di daerah Tasik Malaya, Bandung,
Palembang, Padang, Ujung Pandang dan Solo (Ketaren, 1985:204-220) pada
ketinggian 200 – 1.000 m DPL dengan ketinggian yang ideal 250 – 600 m DPL.
Pada ketinggian ini sereh wangi menghasilkan presentase dan mutu minyak atsiri
yang baik. Namun sereh dapat tumbuh diberbagai tipe tanah baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi sampai pada ketinggian 1.200 m DPL, dengan
ketinggian optimum 250 m DPL. Suhu tumbuh optimum 23 – 30 , dan distribusi
hujan merata sepanjang 10 bulan. Curah hujan berfungsi sebagai pelarut zat
nutrisi, pembentukan sari pati dan gula serta membantu pembentukan sel dan
enzim. Memerlukan sinar matahari yang cukup karena mampu meningkatkan
kadar minyaknya. Secara umum sereh wangi tumbuh baik pada tanah gembur
sampai liat dengan pH 6,0 – 7,5. Dengan curah hujan rata-rata maksimal 1.000-
1.500 mm/tahun, dengan musim kemarau 4 - 6 bulan (Zainal dkk., 2004).
Perbanyakan tanaman yang paling mudah adalah dengan pemecahan rumpun
tanaman dewasa. Sereh wangi yang akan diambil minyak atsirinya agar dipangkas
sebelum munculnya bunga, karena jika bunganya sudah muncul maka mutu
minyaknya akan lebih rendah (Ginting, 2004). Ciri-ciri yaitu daunnya yang lebih
panjang dan ramping, rumpunnya akan tumbuh lebih tinggi, dapat tumbuh pada
lahan yang kurang subur, dan menghasilkan minyak atsiri dengan kadar sitronelal
7-15% dan geraniol 55-65% (Guenther, 1990).
3.4. Manfaat Tanaman Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle)
Tanaman sereh wangi mempunyai beberapa kegunaan salah satunya
adalah sebagai vegetasi konservasi yaitu potensial untuk mencegah terjadinya
erosi tanah dan merehabilitasi lahan-lahan kritis. Tanaman sereh terutama batang
dan daun bisa dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk karena mengandung zat-
11
zat seperti geraniol, metil heptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam
organik, dan terutama sitronelal sebagai obat nyamuk semprot. Dalam beberapa
penelitian, daun sereh mengandung zat anti-mikroba dan anti-bakteri yang sangat
berguna khususnya untuk mengobati infeksi pada lambung, usus, saluran
kandung kemih, menyembuhkan luka, peluruh kentut (karminatif), penambah
nafsu makan (stomakik), obat pasca bersalin, penurun panas, dan pereda kejang
atauantispasmodic (Kurniawati, 2010).
Akar sereh juga bermanfaat sebagai pengencer dahak, obat kumur,
peluruhkeringat (diaforetik), dan penghangat badan. Sebuah tim riset dari Ben
GurionUniversity di Israel pada tahun 2006 menemukan bahwa sereh
menyebabkanapoptosis (kematian sel) dalam sel kanker. Berdasarkan studi in
vitro, penelitimengamati pengaruh molekul sitral yang ditemukan dalam sereh
terhadap selnormal dan sel kanker. Pada konsentrasi sitral 1 gram sereh dalam air
panas, sitralmemicu apoptosis dalam sel kanker tanpa memengaruhi sel normal
(Kurniawati,2010). Tanaman sereh dapat digunakan dalam pengobatan penyakit
stroke, karenaberdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, sereh dapat
menginhibisiagregasi platelet, antikonvulsan, penurunan tekanan darah, dan
vasorelaksan. Daribeberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa
tanaman sereh dapatdigunakan dalam pengobatan penyakit stroke. Hal ini sesuai
dengan pendapatAlemeida (2011), bahwa minyak sereh dapat menginhibisi
agregasi platelet,antikonvulsan, penurunan tekanan darah, dan vasorelaksan
(Junior, 2008).Kandungan senyawa seperti geranil butirat, lomonen, eugenol,
metileugenol,geranial pada sereh dapat mencegah penyakit kanker, mengobati
gangguanpencernaan, menurunkan tekanan darah, detoksifikasi, manfaat pada
sistem saraf,berfungsi sebagai analgesik, memperindah kulit dan kesehatan
wanita (PTDeherba Indonesia, 2015).
3.5. Kandungan Kimia pada Tanaman Sereh Wangi dan Minyak
Sereh(Cymbopogon nardus L. Rendle)
Kandungan dari sereh terutama minyak atsiri dengan komponen
sitronelal 30-45%, geraniol 65-90%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%,
sitronelil asetat 2-4%, sitral, kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin,
limonen, kamfen.Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek.
MenurutSastrohamidjojo (2007), kandungan utama dan terpenting terdapat pada
12
serehwangi adalah sitronelal dan geraniol. Kedua senyawa ini mempengaruhi
kualitasminyak, menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak
sereh wangi.
Kadar komponen kimia penyusun utama minyak sereh wangi tidak
tetap, dan tergantung pada beberapa faktor. Apabila kandungan geraniol tinggi,
makakandungan sitronelal juga tinggi.
1. Geraniol (C10H18O)
Geraniol merupakan persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul isoprene dan
1 molekul air. Geraniol dapat dioksidasi menjadi sitral dan senyawa ini
digunakan pada pabrik pembuatan ionon. Alfa-ionon digunakan secara
ekstensif dalam pewangi karena baunya yang mirip dengan bunga violet.
Geraniol lebih lanjut digunakan dalam pembuatan nerolidol dan farnesol.
Menurut Sastrohamidjojo (2007), Geraniol memiliki rumus bangun sebagai
berikut :
CH3 - C = CH - CH2 --- CH2 - C = CH - CH2 – OH
CH3 CH3
2. Sitronelal (C10H16O)
Sitronelal merupakan senyawa penting yang terdapat pada sereh wangi.
Kandungan sitronelal tinggi, maka kandungan geraniol juga tinggi.
Penggunaan yang penting sitronelal adalah untuk pembuatan hidroksi
sitronelal melalui hidrasi. Senyawa hidroksi sitronelal tidak diperoleh
secara alami tetapi senyawa tersebut merupakan senyawa sintetik yang
paling penting dalam pewangian.Senyawa tersebut memiliki bau yang
harum seperti floral-lily dan digunakan secara luas dalam pewangi untuk
sabun dan kosmetik. Rumus bangun senyawasitronelal adalah :
CH3 - C = CH - CH2 --- CH2 - C = CH - C - H
CH3 CH3
Standar Mutu Minyak Sereh Wangi
Standar mutu minyak sereh wangi untuk kualitas ekspor dapat dianalisis
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3953-1995. Menurut
criteria fisis yaitu berdasarkan warna bobot jenis, indeks bias, sedangkan
13
secara kimia berdasarkan total geraniol, total sitronelal, dan kelarutan
dalam etanol 80%.
Berikut ini adalah Tabel 2.1 yang menjelaskan tentang Standar Mutu
Minyak Sereh Wangi Indonesia Berdasarkan Sifat Kimia.
No Sifat Kimia Syarat
1 Warna Kuning pucat sampai kuning kecoklatan
2 Bobot Jenis 0,88-0,922 g/ml
3 Indeks bias (Nd20) 1,466-1,475
4 Total Geraniol ≥85%
5 Sitronelal ≥35%
6 Kelarutan dalam etanol 80% 1:2 sampai larutan jernih
Sumber : SNI 06-3953-1995
Minyak sereh wangi tidak memenuhi syarat ekspor apabila kadar
geraniol dan sitronelal rendah atau mengandung bahan penuaan. Kadar
geraniol dan sitronelal yang rendah biasanya disebabkan oleh jenis tanaman
sereh yang kurang baik, di samping pemeliharaan tanaman yang kurang
baik serta umur tanaman yang terlalu tua. Bahan-bahan tambahan yang
terdapat dalam minyak sereh wangi berupa lemak, alkohol dan minyak
tanah sering digunakan sebagai bahan pencampur (Ketaren dkk., 1978).
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3953-1995, kualitas
minyak berdasarkan kandungan geraniol dan sitronelal dapat digolongkan
menjaditiga golongan seperti pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Standar mutu minyak sereh wangi
No Kualitas Minyak Sereh Wangi Total Geraniol (%) Total Sitronelal (%)
1 A ≥85% ≥35%
2 B 80-85% -
3 C ≤80% -
Sumber : SNI 06-3953-1995
14
3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Minyak Atsiri SerehWangi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas minyak atsiri sereh yaitu:
1. Perlakuan pendahuluan terhadap batang sereh wangi
Peningkatan presentase minyak sereh telah dibuktikan Adams (2008) dengan
tiga proses (proses pembersihan, pengeringan dan penghalusan ukuran). Pada
proses pengeringan sebagian besar membran sel akan pecah sehingga cairan
sel bebas masuk dari satu sel ke sel yang lain sehingga membentuk senyawa
senyawa yang mudah menguap (Sastrohamidjojo, 2014).
2. Lokasi tanam
Lokasi tanam akan berpengaruh seperti iklim, suhu dan curah hujan. Unsur-
unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman. Semakin
tinggi lokasi tanam akan semakin rendah suhu udaranya, dan semakin rendah
lokasi tanam maka suhu yang terdapat pada lokasi tersebut akan semakin
tinggi. Tanaman sereh yang ditanam di dataran tinggi yang memiliki suhu
rendah akan mengalami gangguan fisiologis. Gangguan fisiologis merupakan
laju fotosintesis tidak berjalan dengan lancar karena kurangnya intensitas
cahaya matahari yang diterima tanaman sereh. Sedangkan di lokasi tanam
dataran rendah tanaman sereh yang memiliki habitat tumbuh di daerah dengan
suhu udara yang tinggi tidak akan mengalami gangguan fisiologis dan laju
fotosintesisnya berjalan dengan lancar karena tanaman sereh wangi sangat
cocok ditanam di tempat terbuka (tidak terlindung) dengan kisaran intensitas
cahaya matahari antara 75- 100%, dengan suhu rata-rata harian yang mencapai
28-30°C. Dalimartha, (1999) dan Sofiah, (2010) menyatakan bahwa tanaman
sereh merupakan tanaman yang memerlukan cahaya matahari yang panas,
serta tumbuh maksimal pada suhu 23°C-30°C.
3. Tanah
Tanah merupakan tempat tumbuh dan sumber unsur hara yang diperlukan
tanaman. Kandungan zat hara yang dimiliki tanah berperan penting untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi akar tumbuhan. Inceptiols atau aluvial
merupakan tanah muda yang mulai berkembang, pembentukan horizonnya
lambat akibat perubahan bahan induk dan memiliki tingkat kesuburan dari
sangat rendah sampai tinggi (Munir, 1996). Inceptiols secara umum memiliki
kejenuhan basa lebih dari 60% pada kedalaman 25 cm hingga 75 cm, sehingga
15
tanah ini tergolong tanah yang subur. Menurut Soenardi dkk., (1981) petani
pada umumnya menanam sereh wangi pada lahan-lahan marginal dengan
topografi yang beragam, mulai dari yang datar sampai berlereng secara
monokultur, dimana produksi pada panen 1 sampai ke 3 meningkat akan tetapi
panen berikutnya sampai ke 7 produksi turun hampir 50%. Lebih lanjut
Mansur (1990) menjelaskan bahwa terjadinya penurunan produksi batang
segar dan minyak setelah tahun kedua adalah karena meningkatnya tumbuh
rumpun tanaman sereh wangi, sehingga akar yang baru tumbuh tidak dapat
mencapai tanah yang menyediakan hara, yang mengakibatkan produksi
anakan merosot apabila penggemburan tanah dan pemupukan tidak
dilaksanakan dengan baik. Pemberian pupuk organik pada lahan-lahan
marginal,selain dapat meningkatkan produktivitas tanaman juga merupakan
salah satukomponen budidaya yang ramah lingkungan. Pupuk organik baik
pupuk kandang,kompos, ataupun pupuk hijau dapat memperbaiki struktur
tanah, menaikkan dayaserap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan
dalam tanah, danmengandung zat makanan tanaman (Rinsema, 1983).
4. Proses Penyulingan Minyak Sereh Wangi
Menurut Guenther (1990), agar diperoleh minyak yang bermutu tinggimaka
penyulingan hendaknya berlangsung pada tekanan rendah dan dapat jugapada
tekanan tinggi tetapi dalam waktu yang singkat. Proses penyulingan
denganmenggunakan tekanan dan suhu rendah mempunyai keuntungan yaitu
minyakyang dihasilkan tidak mengalami kerusakan akibat panas. Disamping
itumengurangi penguapan komponen bertitik didih tinggi dan larut di air
(Harris,1987). Semakin cepat aliran uap air dalam ketel suling, maka jumlah
minyak yangdihasilkan per kg kondensat uap semakin rendah, sebaliknya
semakin lambatgerakan uap dalam ketel maka waktu penyulingan lebih lama
dan rendemenminyak per jam rendah. Penyulingan dengan tekanan tinggi
tidak selalumenghasilkan rendemen dan mutu yang lebih baik. Penggunaan
tekanan uap yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan komponen-
komponen penyusun minyak. Lama penyulingan tergantung dari tekanan uap
yang dipergunakan dan faktor kondisi terutama kadar air batang sereh. Pada
prinsipnya, tekanan yang dipergunakan tidak boleh terlalu tinggi, karena pada
tekanan yang terlalu tinggi minyak akan terdekomposisi, terutama pada waktu
penyulingan yang terlalu lama. Hasil sulingan berat kering lebih tinggi
16
daripada berat basah hal ini dikarenakan batang basah yang langsung disuling
masih banyak mengandung air pada bagian daunnya, sedangkan hasil sulingan
batang kering lebih tinggi karena ada proses pelayuan batang sebelum
melakukan proses penyulingan. Dengan melakukan proses pelayuan ini maka
kandungan air yang terdapat dalam batang tanaman sereh akan menguap
sehingga proses penyulingan akan menghasilkan minyak yang lebih banyak.
Menurut Nurdjanad dan Ma’mun (1993), mengungkapkan pelayuan bahan
sulingan akan meningkatkan rendemen minyak yang dihasilkan karena selama
proses pelayuan akan terjadi penguapan air dari bahan. Lepasnya air dari bahan
akan menyebabkan pecahnya sel-sel minyak sehingga memudahkan dalam
proses pengambilan minyak selama proses penyulingan.
3.7 Manfaat Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle)
Minyak sereh wangi sebagai hasil produksi dari tanaman sereh wangi
berguna sebagai bahan bio-aditif bahan bakar minyak (Seputra, E.A, 2008).
Berbagai industri telah memanfaatkan minyak sereh wangi sebagai bahan baku
untuk membuat shampo, pasta gigi, losion, pestisida nabati dan juga pewangi
sabun (Kardinan, 2004). Minyak atsiri sereh dapat digunakan untuk penyakit
infeksi dan demam serta dapat mengatasi masalah sistem pencernaan dan
membantu regenerasi jaringan penghubung (Agusta, 2002). Salah satu teknologi
alternatif yang aman sebagai pengganti pestisida sintetik adalah pemanfaatan
minyak atsiri sereh wangi mampu menghambat perkembangan bahkan
membunuh organisme penganggu tanaman (OPT). Aplikasi minyak atsiri sereh
wangi dengan cara penyemprotan (Balai Penelitian Tanaman Buah Tropoka,
2015). Hama yang bisa dikendalikan oleh minyak atsiri sereh wangi adalah
penggerek buah jeruk, kutu putih, kutu dompolan, kutu daun, thrips, lalat buah,
kutu sisik. Senyawa lain dalam minyak atsiri yang direkomendasikan efektif
untuk menghilangkan bau badan atau deodorant adalah geraniol, patcoulol dan
linalool. Minyak atsiri dipercaya mampu menenangkan jiwa. Menurut Dra.
Koensoemardiyah, Apt (2015), ahli terapi aroma Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada, jika senyawa pada minyak atsiri masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi sistem limbik atau pengatur emosi. Molekul-molekul senyawa
minyak atsiri sangat halus dan berukuran nano partikel, sehingga ketika aroma
minyak atsiri tercium oleh hidung, molekul itu akan berikatan dengan
17
reseptorreseptor penangkap aroma yang terdapat dalam hidung. Selanjutnya,
reseptor itu akan mengirim sinyal-sinyal kimiawi melalui jalur saraf ke sistem
limbik di otak. Sistem itulah yang mengatur keadaan emosi seseorang. Dengan
membangkitkan semangat, tubuh terdorong untuk menyembuhkan diri sendiri.
Terapi aroma menggunakan minyak atsiri juga bersifat menenangkan. Apalagi
jika terapi aroma dikombinasikan dengan pijatan yang berefek relaksasi. Pijatan
berguna untuk melunturkan otot dan melancarkan pembuluh darah, sehingga
tubuh kembalisegar. Senyawa minyak atsiri masuk dalam pembuluh darah
melalui pembuluh pembuluh yang terdapat di sepanjang epidermis dan dermis
kulit (Prosiding Penelitian SPESIA, 2015).
Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor
Indonesia yang meliputi minyak atsiri dari nilam, akar wangi, pala, cengkeh, serai
wangi, kenanga, kayu putih, cendana, lada, dan kayu manis (Cassel dan R.
Vargas, 2006). Menurut Richards (1944), minyak atsiri bisadidapatkan dari
bahan-bahan diatas yang meliputi pada bagian daun, bunga, batang dan akar. Dari
sekian bahan atsiri diatas yang selama ini mulai tidak dikembangkan adalah
minyak atsiri dari serai wangi, karena untuk mendapatkan minyak atsiri tersebut
menggunakan hydro distillation dan steam distillation membutuhkan waktu yang
relatif lama yaitu sekitar 4 – 7 jam. Tanaman serai dibagi menjadi tiga jenis yaitu
serai wangi (Cymbopogon winterianus), serai dapur (Cymbopogon flexuosus) dan
rumput palmarosa (Cymbopogon martini). Pada penelitian ini digunakan serai
wangi karena sudah umum digunakan oleh peneliti – peneliti terdahulu.
Mutu Minyak sereh wangi tipe Ceylon tidak dapat menyaingi mutu tipe
Jawa. Daerah penanaman dan produksi minyak sereh wangi di Indonesia terutama
di Jawa, khususnya di Jabar dan Jateng. Menurut data Stastistik, daerah yang
mengembangkan sereh wangi hanya di Riau, Jabar, Jateng, Kalbar dan Sulsel
(Arswendiyumna, 2010).Pangsa produksi minyak sereh wangi Jabar & Jateng
mencapai 95 % dari total produksi Indonesia. Daerah sentra produksi di Jawa
Barat adalah : Pandeglang, Bandung, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Lebak, Garut
dan Tasikmalaya. Untuk wilayah di Jawa Tengah adalah Cilacap dan Pemalang
(Armando, 2009).
Serai wangi selama ini masih mendominasi dan lebih umum diambil
minyaknya dibanding golongan serai lainnya. Dalam penelitian ini dilakukan
pengambilan minyak atsiri dari bahan diatas dengan peningkatan teknologi yang
18
sebelumnya umum digunakan, sehingga waktu pengambilan menjadi lebih
singkat dan rendemen yang dihasilkan lebih bagus dan meningkat (Ginting,
2004). Dalam hal ini perlu ditemukan metode baru untuk mencapai target tersebut
sehingga digunakan microwave, dimana microwave efektif dalam distribusi
panas dan efisien karena waktu yang diperlukan relatif lebih singkat untuk
mendapatkan rendemen yang sama untuk cara seperti metode hydro distillation
dan steam distillation (Backer And R. C. Backhuizen VandenbrinkJr, Ph.D,
1968).
Berdasarkan hal itu maka diperlukan penelitian mengenai distilasi dari
daun dan batang serai wangi dengan metode modifikasi dari penelitian terdahulu
yaitu steam and hydro distillation dengan bantuan microwave dan penelitian
bertujuan mempelajari pengaruhnya terhadap kualitas minyak serai wangi yang
dihasilkan untuk setiap kondisi yang telah ditentukan (Barbour dkk, 1980).
Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponen
sitronelal 32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%,
sitronelil asetat 2-4%, sitral, kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin,
limonen, kamfen. Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal,
sitronelol dan geraniol (Sastrohamidjojo, 2004). Hasil penyulingan dari
Andropogon nardus L dapat diperoleh minyak atsiri yang disebut Oleum
citronellae, terutama terdiri atas geraniol dan sitronelal yang dapat digunakan
untuk menghalau nyamuk (Tjitrosoepomo, 2005). Abu dari daun dan tangkai
serai mengandung 45 % silika yang merupakan penyebab desikasi (keluarnya
cairan tubuh secara terus menerus) pada kulit serangga sehingga serangga akan
mati kekeringan. Sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak
disukai dan sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan
bahan-bahan ini sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk (Yunus,
2008).
4. Parafin
Parafin adalah bahan utama pembuatan lilin yang berasal dari residu minyak
bumi. Bahan berbentuk padat ini paling tidak ada dua jenis, yakni lokal dan impor.
Parafin impor yang banyak beredar di pasaran adalah yang berasal dari Cina. Parafin
lokal dicirikan dengan warnanya yang putih kekuningan. Sementara itu, parafin impor
19
relatif putih bening. Parafin lokal lebih lembek dibandingkan dengan parafin impor.
Parafin impor umumnya lebih mahal dibandingkan dengan parafin lokal. Lilin yang
dibuat dari bahan parafin murni memiliki karakter lembek, berbintik, dan tidak putih
bersih (Murhananto, 2010).
Parafin merupakan suatu hidrokarbon yang bentuknya dapat berupa gas tidak
berwarna, cairan putih, atau bentuk padat dengan titik cari rendah. Umumnya parafin
terkandung dalam minyak bumi, yang struktur molekulnya terdiri dari normal parafin
yaitu normal oktadekana, normal heksaoktana, iso-parafin, sedikit siklo-parafin dari
senyawaan aromatik. Parafin yang diperdagangkan dibedakan berdasarkan besar
konsentrasi minyaknya. Mutu satu dengan lainnya harus memiliki jarak titik cair
sebesar 20F. parafin terdiri dari tiga jenis, yaitu soft paraffin wax (30˚C – 42˚C),
medium paraffin wax (440 – 460C), dan hard paraffin wax (50˚ – 65˚C). (Agusta,
2000)
5. Asam Stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak
sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C18H36O2 dan asam heksadekanoat,
C16H32O2 (Ditjen POM, 1979).
Asam lemak ini merupakan asam lemak jenuh, wujudnya padat pada suhu
ruang. Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada
suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh dari hidrogenasi minyak nabati.
Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai bahan pembuatan lilin, sabun,
plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan karet (Anonim a, 2010).
Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning
pucat; mirip lemak lilin
Titik lebur : 54°
Titik didih : 384°
Kelarutan : sangat sedikit larut dalam air; larut dalam alkohol; benzena kloroform;
aseton; karbon tetraklorida; karbon disulfida; amil asetat dan toluen (Merck, 1976 ).
20
D. Prosedur Kerja
1) Ekstrak lemongrass oil dengan menggunakan destilasi sederhana
Tampung minyak serai dalam gelas
Tunggu beberapa menit sampai keluar uap (±10 menit)
Nyalakan kompor
Isi baskom dengan es batu, masukkan selang ke tutup kaleng yang sudah dilubagi
Lubangi kanan dan kiri baskom masukkan selang di baskom yang sudah dilubangi
Masukkan serai ke dalam kaleng yang berisi air
Tumbuk serai/lemongrass sampai ada wanginya
21
2) Cara membuat lilin aromaterapi
Memasukkan ke dalam cetakan lilin dengan di bagian tengah dipasangi sumbu yang telah dicelupkan ke dalam stearat. Sebelumnya mengikat ujung sumbu yang lain
dengan bantuan lidi
Menambahkan minyak serai/lemongrass (pada suhu 40º C)
Memasukkan stearat ke dalam beaker glasss yang berisi parafin, mengaduk hingga homogen
Mencampurkan pewarna secukupnya ke dalam lelehan stearat, mengaduk hingga homogen
Memanaskan stearat pada tempat lain hingga meleleh, mencelupkan sumbu lilin ke dalam lelehan stearat
Memanaskan parafin hingga meleleh
Menyiapkan alat dan bahan
22
E. Pertanyaan
1. Apa fungsi masing – masing penambahan bahan?
2. Kenapa menggunakan metode destilasi sederhana? Apakah bisa menggunakan
metode yang lain?
3. Mengapa pewarna yang digunakan adalah pewarna minyak? Bisakah menggunakan
pewarna yang larut dalam air? Jelaskan!
4. Kira – kira butuh berapa jam waktu mengerasnya lilin?
5. Berapakah perbandingan komposisi paraffin dan asam stearat yang baik pada
pembuatan lilin?
6. Berikan contoh tanaman lain yang bisa digunakan sebagai aromaterapi pada lilin,
dan jelaskan manfaatnya!
7. Apa masalah yang teradi pada saat pembuatan lilin? Jelaskan!
23
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Atmodiwirio, Soebagio. 2005. Manajemen Pelatihan. Ardadizya Jaya : Jakarta
Armando, Rochim. 2009. Memproduksi15 minyak asiri berkualitas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Armid, 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Kendari : Unhalu
Barbour, MG, JA Burk and WD Pitts. 1980. Terrestrial plant ecology.
The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California. (P.191 – 192).
Bennet H. 1963. Industrial Waxes. Vol 1. Natural and Synthetic Waxes. New York: Chemical
Publishing Company Inc.
C.A. Backer, D. Sc. And R. C. Backhuizen VandenbrinkJr, Ph.D. 1968. Flora Of Java: Vol.
III. Netherland: The Auspices Of The Rijksherbarium.
Cleary R. 1999. Fragrant Candles. Australia: Sally Milner Publishing Pty Ltd.
E. Cassel dan R. Vargas. 2006. Experiments and Modelling of the
Cymbopogon Winterianus Essential Oil Extraction By Steam
Distillation.J. Mex. Chem. Soc., Vol. 50, No.3 126-129.
E. Guenther. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Penerjemah Ketaren S. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
24
Emmyzar dan Muhammad, H. 2002. Budidaya Serai Wangi (Cymbopogon nardus L). Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 22p. Hobir. 2002. Seraiwangi unggulan Balittro.
Majalah
Ginting, Sentosa. 2004. Pengaruh LamaPenyulingan TerhadapRendamen dan Mutu
MinyakAtsiri Daun Sereh Wangi. Universitas Sumatera Utara.
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri jilid I (Terjemahan). Jakarta : UI Press. Hal. 44-484
Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri jilid IV B (Terjemahan). Jakarta : UI Press. Hal. 352-353
Hilman Ghifary. 2007. Analisa Proses Penyulingan Minyak Atsiri Daun Serai
Wangi (Citronella) Menggunakan Metode Uap Langsung.
Laboratorium Teknik Prosesing Hasil Pertanian Jurusan Teknik
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.
Ketaren S. 1984. Pengantar Teknologi Parfum. Jurusan Teknologi Industri Pertanian FATETA
IPB Bogor.
Muchtaridi dan Justiana, Sandri, 2006. KIMIA 1. Jakarta. Yudhistira
Oppenheimer B. 2001. The Candlemaker’s Companion. Massachusetts USA: Storey Books.
Putri Anjarsari, 2017. Pembuatan Lilin Aromaterapi. Yogyakarta : FMIPA UNY.
Quattrocchi U. CRC world dictionary of medicinal and poisonous plants : common names,
scientific names, eponyms, synonyms, and etymology (5th edition). Boca Raton : CRC
Press ; 2012
R. Arswendiyumna. 2010. Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Tanaman
Dua Spesies Genus Cymbopogon, Famili Gramineae Sebagai
25
Insektisida Alami dan Antibakteri. Surabaya : Jurusan Kimia Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Richards, W. F. 1944. Perfumer's Hand Book and Catalog, New York:
Fritzsche Brother Inc.
Sahidin, 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Unhalu
Sastrohamidjojo, H. 2004.Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. UM Press: Malang
Somaatmadja, D. 1973. Pembinaan mutu minyak atsiri I : minyak sitronela. Proceedings
minyak atsiri I. BPK, Bogor. hal. 17 – 30.
Sukarni, I dan Wahyu, P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Yogyakarta : Nuha
Medika
Syukri.2007. Kimia Dasar 2. Penerbit ITB. Bandung
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Virmani, O.P. dan S.C. Datta. 1971. Essential oil Cymbopogonwinterianus (oil of
citronellajava). The Flavour Industri.
Warth A. H. 1956.The Chemistry and Technology of Waxes. Corporation New York:
ReinholdPublishing.
Yunus, 2008. Malaria Epidemilogi Global – Plasmodium – Anopheles Penata laksanaan
Penderita Malaria. Sugeng Seto. Jakarta
26
GLOSARIUM
Agregasi : merupakan sejumlah tumbuhan atau binatang yg merupakan suatu
kesatuan dl kelompok yg lebih besar.
Alkana : adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rantai karbon
tunggal.
Antikonvulsan : adalah obat yang digunakan untuk mengembalikan kestabilan
rangsangan sel saraf sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang.
Antispasmodik : adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna
yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya.
Apoptosis : adalah kematian sel terprogram dengan tujuan untuk menghilangkan
sel yang tidak diinginkan dan mengurangi jumlah sel yang terlalu
banyak, sehingga jumlah sel dalam jaringan organisme multiseluler
dapat dikendalikan.
Aromaterapi : adalah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan alternatif yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal
sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan
yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau kesehatan
seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan
alternatif dan kepercayaan kebatinan.
Dekomposisi : adalah jenis reaksi kimia dimana senyawa tunggal terurai menjadi dua
atau lebih unsur atau senyawa baru.
Detoksifikasi : adalah lintasan metabolisme yang mengurangi kadar racun di dalam
tubuh,[1] dengan penyerapan, distribusi, biotransformasi dan
ekskresimolekultoksin.
Diaforetik : adalah obat yang merangsang pengeluaran keringat.
Fermentasi : adalah suatu teknik pengolahan makanan dari bahan pokok menjadi
makanan siap saji dengan menggunakan mikroorganisme tertentu.
Fraksi mol adalah : ukuran konsentrasi larutan yang menyatakan perbandingan jumlah mol
sebagian zat terhadap jumlah mol total komponen larutan.
Hablur : adalah suatu padatan yaitu atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi
27
Hidrokarbon : adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsurkarbon (C) dan unsur
hidrogen (H).
Homogen : adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu hal
tersebut adalah sama baik itu sifatnya, tingkah lakunya dan
karakteristiknya
Inhalasi : merupakan bagian dari proses pernapasan, dan hal ini terjadi secara
berulang-ulang setiap saat secara otomatis untuk menunjang kehidupan.
Kondenser : adalah suatu komponen yang digunakan untuk merubah fase
refrigerant dari gas bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi.
Inhibisi : adalah gamma aminobutyric acid (GABA) pada jaringan otak dan
glycine pada medula spinalis.
Oksidasi : adalah pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
Platelet : adalah sel anuclearnulliploid (tidak mempunyai nukleus pada DNA-
nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-3 µm yang
merupakan fragmentasi dari megakariosit.
Versifikasi : adalah teori filsafat positif logis dalam memilih yang menyatakan
bahwa pengalaman adalah satu-satunya sumber dasar pengetahuan dan
dalam analisis logis dapat dilakukan dengan bantuan simbol-simbol
logika dengan menggunakan metode untuk pemecahkan masalah
melalui metode verifikasi emprik yaitu bila terdapat sesuatu yang tidak
dapat diverifikasi secara empirik maka hasilnya adalah sia-sia.
Volatil : adalah mudah membentuk uap.
28
INDEKS
Agregasi 11,
Alkana 2,
Antikonvulsan11,
Antispasmodik 11,
Apoptosis 11,
Aromaterapi8,
Dekomposisi 7,
Detoksifikasi12,
Diaforetik11,
Fermentasi 6,
Fraksi mol 4,
Hablur20,
Hidrokarbon19,
Homogen 5,
Inhalasi3,
Kondenser 5,
Inhibisi 11,
Oksidasi 3,
Platelet11,
Versifikasi 3,
Volatil 7,
29
Biodata Penulis
Nama : Farradina Shaula Agustina
TTL : Kudus, 12 Agustus 1999
Hobi : Menari dan Mendengarkan musik
Riwayat Pendidikan : 1. SD N 1 PEGANJARAN
2. SMP N 1 MEJOBO
3. SMA N 1 BAE
Prestasi : -
Deskripsi :
Namaku Farradina Shaula Agustina. Orang – orang biasa memanggilku Farra atau
Dina. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Aku mempunyai seorang adik laki – laki
yang sekarang duduk di bangku kelas 11 SMA. Sedangkan aku sendiri adalah mahasiswa
semester 6 prodi pendidikan Kimia di Universitas Negeri Semarang. Secara kepribadian aku
cukup humoris, periang, murah senyum, bersikap ramah tamah, dan sangat menghargai orang
lain apalagi terhadap orang yang lebih tua. Terkadang, aku bisa jadi orang yang banyak bicara
dan bisa jadi orang yang pendiam tergantung dengan lawan yang sedang aku ajak bicara. Aku
30
juga mempunyai sifat yang lemot dan mudah tersinggung yang sampai sekarang aku ingin
mengurangi sifat – sifat burukku tersebut. Aku menyukai pantai, senja, menari,
mendengarkan/menonton musik, berkumpul dengan teman – teman yang membuatku nyaman
serta bepergian ke tempat wisata alam diwaktu senggang. Selain itu keluarga adalah segalanya
bagiku, karena mereka yang selalu memberikan semangat dan selalu mendukungku dengan
kegiatan positif. Aku selalu bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan dalam kehidupanku.
Hal yang selalu ingin aku lakukan adalah bisa membahagiakan orang tua dengan membuat
mereka bangga dan bisa menjadi orang yang berguna untuk orang lain.
31
Nama : Ferrina Nurul Andriani
TTL : Kudus, 17 Maret 1999
Hobi : Menari
Riwayat Pendidikan : 1. SD 3 KIRIG
2. SMP 1 MEJOBO
3. SMA 1 BAE
Prestasi : -
Deskripsi :
Namaku Ferrina Nurul Andriani, biasa dipanggil Ferrin. Aku anak kedua dari dua
bersaudara. Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang sudah bekerja dan juga sudah
berkeluarga. Sekarang aku satu-satunya yang tinggal dengan orang tua ku. Setiap minggunya
aku selalu pulang ke rumah, walaupun hanya dua hari saja aku tetap menyempatkan untuk
pulang dan bertemu keluarga. Hobi ku adalah menari, saat SD aku mengikuti sanggar tari
tradisional dan sesekali mengikuti lomba menari. Bahkan sampai sekarang akupun mengikuti
komunitas tari yang ada di jurusan. Selain menari, berolahraga juga hal yang menyenangkan
bagiku. Senam aerobik, lari dan mendaki gunung merupakan hal-hal yang aku gemari akhir-
akhir ini. Walaupun jurusanku Pendidikan Kimia aku juga suka dengan seni dan kegiatan-
kegiatan lain. Tipikal orang yang tidak bisa diam dan selalu mencari pengalaman. Karena salah
satu pedomanku adalah jika kamu lelah tapi kamu senang maka kamu berada di jalur yang
tepat, dengan begitu aku akan mencoba hal-hal lain yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya
dan merasakan lelah juga kesenanagan menjadi satu.
32
Nama : Alifudin Akbar
TTL : Pemalang, 3 juni 1998
Riwayat pendidikan :Formal,
1. SD Negeri 1 Gembyang (2010)
2. SMP Negeri 3 Randudongkal (2013)
3. SMA Negeri 1 Randudongkal (2016)
Non Formal,
1. Bina fisik Kodim 0711/Pemalang
2. Coaching clinic sepak bola Jawa Tengah
Hobi : Kicau mania, runner, mendaki dan menulis
Prestasi : 1. Juara 3 Futsal DJ Futsal Cup Pemalang
2. Goal keeper terbaik DJ Futsal Cup Pemalang
3. Juara 2 Kicau Burung Piala Rainbow Rafting Pemalang
4. Juara 2 Kicau Burung Ebod Jaya Champion Semarang
Deskripsi :
Saya putra sulung dari dua bersaudara, lahir di bulan Juni pada era reformasi. Putra
kecil kebanggaan ibu sudah lahir untuk hadapi gejolak negeri. Menjadi si sulung tidaklah
mudah, tetapi juga tidaklah sulit. Hidup hanya perlu berproses. Jika usaha dan do'amu belum
terkabul, mungkin Tuhan sedang memberimu waktu untuk mencoba hal baru yang
menawarkan pengalaman seru.
33
Nama : Iqbal Rizki
TTL : Kab.semarang, 23 maret 1999
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Sidoharjo
2. MTsN Susukan
3. Smk N 1 tengaran
Hobi : Naik gunung
Prestasi : 1. Juara 2 lomba lintas medan (Universitas Semarang)
2. Juara 1 Fun Orienteering di IAIN Salatiga
3. Juara 1 Fun Orienteering di Teknik Geodesi UNDIP
4. Juara 2 Fun Orienteering di FIS UNNES
5. Juara 3 Fun Orienteering di FIS UNNES
6. Juara 3 Labhyrint Orienteering di FIS UNNES
Deskripsi :
Aku bukan supermen apa lagi betmen aku hayalah pria yang suka permen tapi bukan
berarti aku cemen, jangan kan gunung kudaki laut pun belum pernah aku selami tapi tenang
aku pria yang bisa membuat bahagia bagi hati yang sedang luka.
34
Nama : Wiwit Yuliana
TTL : Kabupaten Karanganyar, 6 Juli 1997
Riwayat Pendidikan : 1. SDN 02 Karangpandan
2. SMPN 01 Karangpandan
3. SMKN 04 Surakarta
Hobi : Desain busana
Prestasi : -
Deskripsi :
Wiwit Yuliana lahir di Kabupaten Karanganyar, 6 Juli 1997. Menyelesaikan Sekolah
Dasar dan Menenggah Pertama di Karangpandan, dan Sekolah Menengah Atas di Surakarta,
tepatnya di SDN 02 Karangpandan, SMPN 01 Karangpandan, SMKN 04 Surakarta. Sekarang
sedang menempuh gelar Sarjana di Universitas Negeri Semarang Jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga. Keahlian yang dimiliki dibidang fashion design, pattern maker, dan
sewing. Hobbi nya pun tidak jauh dari bidang fashion, desain busana adalah hobbi nya.
35
Nama : Ocvi Niamila
TTL : Pemalang, 11 Oktober 1999
Riwayat pendidikan : 1. SD N 02 Kalimas
2. SMP N 2 Randudongkal
3. SMA N 1 Randudongkal
Hobi : Menyayi & Menulis
Prestasi : -
Deskripsi :
Aku adalah aku. Aku adalah seorang yang memiliki semangat tinggi. Aku memiliki
banyak mimpi dan ingin sekali mewujudkan semua mimpi. Orang tua adalah prioritas aku,
semangat untuk aku, kamu dan kita.
36
Nama : Puspita Sari
TTL : Sumber Alam, 25 Oktober 1999
Riwayat pendidikan : 1. SDN 01 SUMBER ALAM
2. SMAN 01 AIR HITAM
3. SMAN 01 WAY TENONG
Hobi : Memasak dan traveling
Prestasi : -
Deskripsi :
Nama saya puspita sari. Sebuah nama sederhana yang memiliki arti “Bunga”. Teman-
teman biasa memanggil saya Sari. Saya lahir di Sumber Alam , pada tanggal 25 oktober
1999. Saya anak pertama dari dua bersaudara dan sekarang tinggal di daerah lampung barat.
Ayah saya bernama Budin, Beliau adalah seorang petani dan ibu saya bernama munawaroh
dan beliau adalah seorang ibu rumah tangga, dan adik saya bernama siti masitoh. Saya juga
tipe orang yang mau bekerja keras dalam setiap pekerjaan yang sedang saya jalani agar
pekerjaan tersebut bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal. Sekarang saya sedang
menempuh pendidikan di universitas negri semarang jurusan manajemen semester 6.
37
Nama : Anggriani aprianti
Tempat, tanggal lahir : Brebes, 12 April 1999
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 4 Laren
2. SMP Negeri 1 Bumiayu
3. SMA Negeri 1 Bumiayu
Hobby : Ice skating, traveling
Prestasi : -
Deskripsi : -
38
Nama : Uswatun Khasanah
TTL : 9 januari 1998
Riwayat Pendidikan : 1. SD N 02 Karangsari
2. SMP N 02 Pulosari
3. SMA N 1 Randudongkal
Hobi : Baca buku geologi, main volly, mendengarkan musik, menghitung
Prestasi : -
Deskripsi :
Saya orang yang selalu melihat ke masa depan, ambisius, pekerja keras, mudah panik, mudah
putus asa, berfikir realistis dan selalu bersyukur, lebih suka sendiri, saya bukan orang yang
berani untuk mencoba hal baru, dalam mengambil keputusan selalu difikirkan dengan matang
dan disesuaikan dengan kenyataan atau realita hidup saya sendiri
39
Nama : Getar Sandi Anugrah
TTL : Purbalingga, 4 November 1996
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 1 Purbalingga
2. SMP Negeri 5 Purbalingga
3. SMA Negeri 1 Putasari
Hobi : Belajar
Prestasi : Belum ada pencapaian sampai saat ini terutama dalam hal akademik
tapi soal hidup insaallah banyak.
Deskripsi : Saya pria yang penuh dengan ide dan gagasan tapi tidak pernah
terealisasikan.
40
Nama : Windy Prima Andika Permana
TTL : Tuban, 16 Juni 1997
Hobi : Apapun tentang musik
Riwayat Pendidikan : 1. SDN WOTSOGO 3
2. SMPN 1 JATIROGO
3. SMAN 1 JATIROGO
Prestasi :1. Juara 1 Lomba Band Tingkat SMA se-Surabaya tahun 2012
2. Juara 1 Lomba Band Tingkat SMA se-Kabupaten Tuban tahun 2013
3. Juara 1 Lomba Band Tingkat SMA se-Kabupaten Tuban tahun 2014
4. Juara 2 Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat Kabupaten Tuban tahun
2014
5. Juara 1 Lomba Band Tingkat Umum se-Kabupaten Rembang tahun
2015
Deskripsi :
Lambat bukan berarti tertinggal telat. Cepat juga belum berarti tepat, setidaknya hidup
itu harus bermanfaat. Jangan terlalu berlebihan dalam menyerah, ketika dianggap lemah.
Jangan terlalu berlebihan merasa minder, ketika nggak pinter-pinter. Cobalah merasa lebih asik
ketika dihadapi sebuah hinaan atau tantangan. Karena dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.
Aku percaya, jika yang kita lakukan dan kita pelajari adalah kita niatkan untuk uang, maka itu
sama saja menanamkan benih kebencian dalam diri. Karena, pada akhirnya, yang kita lakukan
diluar sana adalah kompetisi berebut rejeki. Mari sadar diri, dimana seharusnya kita, dan apa
yang seharusnya kita lakukan.
41
Nama : Novia Eka Rahma Pramesti
TTL : Salatiga, 24 Juni 1998
Riwayat pendidikan : 1. SD Negeri Dukuh 01 Salatiga
2. SMP Negeri 03 Salatiga
3. SMA Negeri 02 Salatiga.
Hobi : Mendengarkan musik
Prestasi : -
Deskripsi :
Nama Saya Novia Eka Rahma Pramesti biasanya dipanggil Novia. Saya adalah anak
sulung dari 2 bersaudara. Lahir pada tanggal 24 Juni 1998. Saya tinggal bersama kedua orang
tua dan seorang adik lelaki. Sekarang Saya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi
Universitas Negeri Semarang jurusan Bahasa Inggris. Secara kepribadian saya termasuk tipikal
orang yang humoris dan sebisa mungkin menghargai orang lain apalagi terhadap orang yang
lebih tua. Di waktu senggang kuliah, saya sering menghabiskan waktu untuk berkumpul
dengan teman-teman entah untuk makan bareng , mengerjakan tugas bareng atau hanya sekedar
main ke kos teman karena saya tipikal orang yang tidak suka sendiri. Saya suka mendengarkan
musik dan nongkrong bareng dengan teman-teman. Saya juga sering pergi sendiri ke coffeshop
untuk mengerjakan tugas kuliah atau hanya untuk sekedar refreshing. Dalam setiap pribadi
pasti mempunyai kekurangan begitupun dengan saya, terkadang saya sulit untuk menyesuaikan
diri dengan orang yang baru saya kenal dan orang yang tidak sefrekuensi atau yang berbeda
cara bergaulnya. Saya tidak peduli bagaimana latar belakang teman-teman saya asal saya
merasa nyaman dengan mereka saya tetap menganggap mereka teman karena menurut saya
pertemanan adalah sesuatu yang berharga yang harus dijaga.
42
Nama : Hayyun Mahardika
TTL : Tegal 30 Agustus 1996
Riwayat Pendidikan : 1. SD N 1 Bumijawa
2. SMP N 1 Bumijawa
3. SMA 3 Slawi
Hobi : Play music always
Prestasi : Juara 3 FLS2N solo vokal tingkat Jawa tengah
Deskripsi : Music to many
43
Nama : Khoiril Anam
TTL : Purworejo, 2 Maret 1998
Riwayat Pendidikan : 1. SD N KALITENGKEK
2. SMP N 1 KEPIL, WONOSOBO
3. SMK N 1 SAPURAN WONOSOBO
Hobi : Baca buku, voly, bulutangkis
Prestasi : 1. Juara 2 lempar lembing Kabupaten Wonosobo 2014
2. Juara 1 lempar lembing Kabupaten 2020
Diskripsi :
Tinggi badan SNI, Berat badan over load, tak berkumis tapi berjenggot, aku pria
alakadarnya idaman mertua tapi sayang calonnya belum ada.
44
Nama : Erlin yuliana
TTL : Sragen 31 Oktober 1999
Riwayat pendidikan : 1. SDN Jirapan 1
2. SMP N 2 Masaran
3. SMA N 3 Sragen
Hobi : Membaca dan menyanyi
Prestasi : 1. Juara 1 lomba geguritan tingkat sekolah 2013
2. Gold B medal lomba paduan suara tingkat nasional dalam event
satya dharma ghita choir festival 2019
45