laporan praktikum kimia fisik : entropi sistem
DESCRIPTION
Laporan ini dibuat berdasarkan praktikumTRANSCRIPT
1. Judul Praktikum : Entropi Sistem
2. Tujuan Percobaan : Mempelajari perubahan entropi sistem pada beberapa reaksi
3. Landasan Teori :
Wujud zat digolongkan ke dalam tiga macam yaitu padat, cair dan gas.
Keteraturan susunan partikel ketiga macam zat tersebut secara berturut-turut adalah padat
> cair > gas. Ukuran ketidak teraturan suatu sistem dinyatakan dengan entropi (S).
Perubahannya disebut ΔS dapat dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Entropi adalah besaran termodinamika yang menyertai perubahan setiap keadaan,
dari keadaan awal sampai akhir sistem. Entropi menyatakan ukuran ketidakteraturan
sistem. Suatu sistem yang memiliki energi entropi tinggi berarti sistem tersebut makin
tidak teratur. Contohnya jika gas di panaskan, maka molekul-molekul gas akan bergerak
secara acak, yang menunjukkan entropi tinggi. Sebaliknya, jika suhu diturunkan, gas
bergerak lebih teratur atau entropi rendah.
Proses-proses transisi yang berlangsung pada suhu dan tekanan tetap seperti
perubahan wujud (penyubliman, penguapan, dan pelelehan) atau perubahan bentuk
kristal (transformasi) pada umumnya berlangsung secara reversibel. Persamaannya
sebagai berikut:
∆ S=Q rev
T
Proses tak reversibel (seperti pendinginan hingga mencapai temperatur yang sama
dengan temperatur lingkungan dan pemuaian bebas dari gas) adalah proses spontan,
sehingga proses itu disertai dengan kenaikan entropi. Kita dapat menyatakan bahwa
proses tak reversibel menghasilkan entropi. Sedangkan proses reversibel adalah
perubahan yang sangat seimbang, dengan sistem dalam keseimbangan dengan
lingkungannya pada setiap tahap. Setiap langkah yang sangat kecil di sepanjang jalannya
bersifat reversibel dan terjadi tanpa menyebarkan energi secara kacau, sehingga juga
tanpa kenaikan entropi; proses reversibel tidak menghasilkan entropi, melainkan hanya
memindahkan entropi dari satu bagian ke bagian lain (Atkins, 1986).
Jika dikembalikan ke keadaan semula secara reversibel, entropinya berubah
sebesar ∆ S (karena entropi termasuk fungsi keadaan dan nilainya harus kembali ke nilai
asalnya jika keadaannya dikembalikan). Energi yang harus diberukan sebagai panas juga
negatif dari perubahan dalam langkah maju, dan sama dengan –dQ rev. Energi ini berasal
dari lingkungan sehingga lingkungan mengalami perubahan dQ = dQrev dan entropinya
berubah sebesar dS = dQrev / T. Walaupun demikian, perubahan total sistem global,
terisolasi selama pemulihan bernilai nol (karena pemulihan ini berlangsung reversibel).
Oleh karena itu
∆ S=dQrev
T
4. Alat dan Bahan :
Alat :
1. Tabung reaksi 3 buah
2. Termometer (0-100ᴼC) 1 buah
3. Spatula 1 buah
4. Tempat rol film 2 buah
5. Gelas ukur 1 buah
Bahan :
1. NaOH padat
2. KNO3 padat
3. Larutan HCl 0.1M
4. NH4Cl padat
5. Aquades
6. Logam Mg
7. Ba(OH)2 padat
10mL air
Suhu
Dimasukkan ke dalam tabung reaksiDiukur dan dicatat suhunyaDitambah KNO3 padatDikocok hingga larutDiukur dan dicatat suhunya
10mL air
Suhu
Dimasukkan ke dalam tabung reaksiDiukur dan dicatat suhunyaDitambah NaOH padatDikocok hingga larutDiukur dan dicatat suhunya
5mL HCl 0,1M
Suhu
Dimasukkan ke dalam tabung reaksiDiukur dan dicatat suhunyaDitambah logam MgDikocok hingga larutDiukur dan dicatat suhunya
1 sendok spatula Ba(OH)2 padat + ½ sendok spatula
NH4Cl padat
Suhu
Dimasukkan ke dalam tempat rol filmDiukur dan dicatat suhunyaDitutupDikocok hingga bercampur sempurnaDibuka tutupnyaDicium bau gas yang terjadiDiukur dan dicatat suhunya
5. Langkah Percobaan :
6. Hasil Pengamatan :
No.Hasil Pengamatan
Dugaan / Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah
1.
- Suhu : 30oC
- m NaOH : 0,468 gram
- NaOH : kristal putih
- Akuades : tidak
berwarna
- Suhu : 34oC
- Dinding tabung terasa
panas
- Terdapat gelembung-
gelembung gas (+)
- Larutan tetap tidak
berwarna
NaCl(s)+H 2 O(l) → NaCl(aq) - Entropi positif karena
sistem dari keadaan
teratur menjadi kurang
teratur.
- Reaksi eksoterm.
- ∆ T=4℃.
2. - Suhu : 30oC
- m KNO3 : 0,041 gram
- KNO3 : kristal putih
- Akuades : tidak
berwarna
- Suhu : 29oC
- Larutan tetap tidak
berwarna
KNO3(s)+H 2 O(l )→ KNO3(aq)+H 2
- Entropi diperoleh
dengan sistem dari
keadaan teratur
menjadi kurang teratur.
- Reaksi endoterm,
ditandai dengan
penurunan suhu setelah
reaksi.
- ∆ T=−1℃
3.
- Suhu : 31oC
- HCl : tidak berwarna
- m Mg : 0,025 gram
- Mg : serbuk hitam
- Suhu : 33oC
- Larutan HCl + logam
Mg : larutan keruh (+++)
lalu menjadi tidak
berwarna, dan terdapat
gelembung-gelembung
gas (+++)
2 HCl(l)+Mg2+¿ → MgCl(aq)+H 2↑¿ - Entropi positif karena
sistem dari keadaan
teratur menjadi kurang
teratur.
- Reaksi eksoterm.
- ∆ T=2℃.
4.
- Suhu : 31oC
- Ba(OH)2 : kristal putih
- NH4Cl : serbuk putih
- m Ba(OH)2 : 0,145
gram
- m NH4Cl : 0,033 gram
- Suhu : 33oC
- Terdapat bau menyengat
(++++)
- Campuran padatan setelah
dikocok semakin habis
Ba (OH )2(s )+ N H 4Cl ( s) → BaCl2( s)+NH 4 OH (s)
NH 4 OH → NH 3(g)+H 2 O(l)
- Entropi positif karena
sistem dari keadaan
teratur menjadi kurang
teratur.
- Timbul gas NH3.
- ∆ T=2℃.
- Urutan entropi :
Padat < cair < gas
7. Perhitungan dan Analisis :
Perhitungan :
1.
m air=ρ ×V=1×10=10 gram
m total=m air+m NaOH=10+0,468=10,468 gram
Q=m. c . ∆T
= 10,468 × 4,2 × (4+273)
= 12178,4712 J = 12,1785 kJ.
∆ S=m .c . lnT 2
T 1
∆ S=10,468 × 4,2× ln307303
∆ S=0,5759
2.
m air=ρ ×V=1×10=10 gram
m total=m air+m KNO3=10+0,041=10,041 gram
Q=m. c . ∆T
= 10,041 × 4,2 × (-1+273)
= 11470,8384 J = 11,4708 kJ.
∆ S=m .c . lnT 2
T 1
∆ S=10,041× 4,2 × ln302303
∆ S=−0,1392
3.
m HCl=ρ ×V =1 ,18 ×5=5,9 gram
m total=m HCl+m Mg2+¿=5,9+0 , 025=5,925 gram¿
Q=m. c . ∆T
= 5,925 × 4,2 × (2+273)
= 6843,375 J = 6,8434 kJ.
∆ S=m .c . lnT 2
T 1
∆ S=5,925 ×4,2 × ln30 6303
∆ S=0 ,1642
4.
m total=m Ba(OH )2+m N H 4Cl=0,145+0 , 033=0,178 gram
Q=m. c . ∆T
= 0,178 × 4,2 × (2+273)
= 205,59 J
∆ S=m .c . lnT 2
T 1
∆ S=0,178 × 4,2× ln306304
∆ S=0 ,004 9
Analisis :
Pada percobaan entropi sistem, dilakukan empat percobaan. Pada percobaan pertama,
mula-mula 10mL air dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Air tersebut kemudian diukur dan
dicatat suhunya. Kemudian ditambahkan ½ sendok spatula NaOH padat yang sudah
ditimbang. Lalu dikocok hingga NaOH larut. Larutan tersebut diukur dan dicatat suhunya.
Setelah diamati, dinding tabung reaksi terasa panas dan muncul gelembung-gelembung gas
(+) pada larutan. Suhu larutan pun bertambah, yakni sebesar 4oC, yang menunjukkan adanya
reaksi eksoterm. NaOH padat larut dalam air, yang menunjukkan perubahan entropi dari
sistem teratur (padat) menjadi kurang teratur (cair).
Selanjutnya pada percobaan kedua, mula-mula 10mL air dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Air tersebut kemudian diukur dan dicatat suhunya. Kemudian ditambahkan ½ sendok
spatula KNO3 padat yang sudah ditimbang. Lalu dikocok hingga KNO3 larut. Larutan
tersebut diukur dan dicatat suhunya. Setelah diamati, suhu larutan ternyata menurun, yakni
sebesar 1oC, yang menunjukkan adanya reaksi endoterm. KNO3 padat larut dalam air, yang
menunjukkan perubahan entropi dari sistem teratur (padat) menjadi kurang teratur (cair).
Sedangkan pada percobaan ketiga, mula-mula 5mL HCl 0,1M dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Kemudian diukur dan dicatat suhunya. Lalu ditambahkan beberapa potongan
logam Mg yang sudah ditimbang. Selanjutnya dikocok hingga logam Mg larut. Larutan
tersebut diukur dan dicatat suhunya. Setelah diamati, suhu larutan ternyata naik, yakni
sebesar 2oC, yang menunjukkan adanya reaksi eksoterm. Logam Mg padat larut dalam air,
yang menunjukkan perubahan entropi dari sistem teratur (padat) menjadi kurang teratur
(cair). Pada awal bereaksi, larutan berwarna keruh (+++) namun lama-lama menjadi tidak
berwarna. Dan terbentuk gelembung-gelembung gas (+++) pada larutan.
Dan untuk percobaan keempat, mula-mula 1 sendok spatula Ba(OH)2 dan ½ sendok
spatula NH4Cl padat dimasukkan ke dalam tempat rol film. Kemudian diukur dan dicatat
suhunya. Lalu tempat rol film tersebut ditutup dan dikocok hingga keduanya tercampur
sempurna. Dibuka tutup tempat rol film terseut, suhunya diukur dan dicatat, serta bau gas
yang terbentuk dicatat. Setelah diamati, suhu larutan ternyata naik, yakni sebesar 2oC, yang
menunjukkan adanya reaksi eksoterm. Gas yang terbentuk memiliki bau yang sangat
menyengat dan campuran dari kedua padatan tersebut semakin habis setelah dikocok. Hal
tersebut menunjukkan perubahan entropi dari sistem teratur (padat) menjadi kurang teratur
(gas).
8. Diskusi :
Pada percobaan entropi sistem, logam Mg pada percobaan ketiga, awalnya memang
tidak habis, ketika dikocok untuk dilarutkan dalam HCl. Namun, ketika dikocok lagi dan
dibiarkan, maka logam Mg akan semakin habis dan benar-benar larut dalam HCl.
Sedangkan pada percobaan kedua, nilai entropi yang diperoleh bernilai negatif. Hal
ini dikarenakan pada percobaan tersebut berlangsung secara endoterm, yang ditandai dengan
penurunan suhu, sebesar 1oC. Karena pada perhitungan nilai entropi, suhu berbanding lurus
dengan nilai entropi.
9. Simpulan :
Dari percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa dari keempat percobaan, semuanya
menghasilkan nilai entropi yang positif, kecuali percobaan kedua.
Suhu merupakan faktor yang sangat memengaruhi besar nilai entropi, karena dalam
perhitungan secara teoritis, nilai entropi berbanding lurus dengan suhu.
10. Daftar Pustaka :
Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Surabaya : Unipress.
http://ahmadariesandy.blogspot.com/2011/08/pengertian-entropi.html (diakses pada
tanggal 12 Desember 2012)
11. Tugas :
1. Berdasarkan data percobaan, tentukan perubahan entropi secara kualitatif maupun
kuantitatif!
a. Secara kualitatif
Perubahan entropi secara kualitatif ditandai dengan adanya perubahan wujud
pada saat reaksi. Dimana entropi dari perubahan tersebut menunjukkan peningkatan
berdasarkan urutan keteratura, yakni padat > cair > gas. Selain itu, adanya perubahan
suhu yang ditandai dengan permukaan tabung reaksi yang terasa panas dan
terbentuknya gelembung-gelembung gas seperti pada percobaan pertama dan ketiga.
Sedangkan pada percobaan keempat, terbentuk gas yang dapat diamati baunya.
b. Secara kuantitatif
Perubahan entropi secara kuantitatif dapat diketahui dengan melakukan
pengukuran suhu menggunakan termometer dan secara perhitungan teoritis, yakni
menggunakan rumus ∆ S=m× c× lnT 2
T 1.
1.
m air=ρ ×V=1×10=10 gram
m total=m air+m NaOH=10+0,468=10,468 gram
Q=m. c . ∆T
= 10,468 × 4,2 × (4+273)
= 12178,4712 J = 12,1785 kJ.
∆ S=m .c . lnT 2
T 1
∆ S=10,468 × 4,2× ln307303
∆ S=0,5759
2.
m air=ρ ×V=1×10=10 gram
m total=m air+m KNO3=10+0,041=10,041 gram
Q=m. c . ∆T
= 10,041 × 4,2 × (-1+273)
= 11470,8384 J = 11,4708 kJ.
∆ S=m .c . lnT 2
T 1
∆ S=10,041× 4,2 × ln302303
∆ S=−0,1392
3.
m HCl=ρ ×V =1 ,18 ×5=5,9 gram
m total=m HCl+m Mg2+¿=5,9+0 , 025=5,925 gram¿
Q=m. c . ∆T
= 5,925 × 4,2 × (2+273)
= 6843,375 J = 6,8434 kJ.
∆ S=m .c . lnT 2
T 1
∆ S=5,925 ×4,2 × ln30 6303
∆ S=0 ,1642
4.
m total=m Ba(OH )2+m N H 4Cl=0,145+0 , 033=0,178gram
Q=m. c . ∆T
= 0,178 × 4,2 × (2+273)
= 205,59 J
∆ S=m .c . lnT 2
T 1
∆ S=0,178 × 4,2× ln306304
∆ S=0 ,004 9
2. Deskripsikan hasil analisis saudara!
Pada percobaan entropi sistem, dilakukan empat percobaan. Pada percobaan
pertama, mula-mula 10mL air dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Air tersebut
kemudian diukur dan dicatat suhunya. Kemudian ditambahkan ½ sendok spatula
NaOH padat yang sudah ditimbang. Lalu dikocok hingga NaOH larut. Larutan
tersebut diukur dan dicatat suhunya. Setelah diamati, dinding tabung reaksi terasa
panas dan muncul gelembung-gelembung gas (+) pada larutan. Suhu larutan pun
bertambah, yakni sebesar 4oC, yang menunjukkan adanya reaksi eksoterm. NaOH
padat larut dalam air, yang menunjukkan perubahan entropi dari sistem teratur (padat)
menjadi kurang teratur (cair).
Selanjutnya pada percobaan kedua, mula-mula 10mL air dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Air tersebut kemudian diukur dan dicatat suhunya. Kemudian
ditambahkan ½ sendok spatula KNO3 padat yang sudah ditimbang. Lalu dikocok
hingga KNO3 larut. Larutan tersebut diukur dan dicatat suhunya. Setelah diamati,
suhu larutan ternyata menurun, yakni sebesar 1oC, yang menunjukkan adanya reaksi
endoterm. KNO3 padat larut dalam air, yang menunjukkan perubahan entropi dari
sistem teratur (padat) menjadi kurang teratur (cair).
Sedangkan pada percobaan ketiga, mula-mula 5mL HCl 0,1M dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Kemudian diukur dan dicatat suhunya. Lalu ditambahkan
beberapa potongan logam Mg yang sudah ditimbang. Selanjutnya dikocok hingga
logam Mg larut. Larutan tersebut diukur dan dicatat suhunya. Setelah diamati, suhu
larutan ternyata naik, yakni sebesar 2oC, yang menunjukkan adanya reaksi eksoterm.
Logam Mg padat larut dalam air, yang menunjukkan perubahan entropi dari sistem
teratur (padat) menjadi kurang teratur (cair). Pada awal bereaksi, larutan berwarna
keruh (+++) namun lama-lama menjadi tidak berwarna. Dan terbentuk gelembung-
gelembung gas (+++) pada larutan.
Dan untuk percobaan keempat, mula-mula 1 sendok spatula Ba(OH)2 dan ½
sendok spatula NH4Cl padat dimasukkan ke dalam tempat rol film. Kemudian diukur
dan dicatat suhunya. Lalu tempat rol film tersebut ditutup dan dikocok hingga
keduanya tercampur sempurna. Dibuka tutup tempat rol film terseut, suhunya diukur
dan dicatat, serta bau gas yang terbentuk dicatat. Setelah diamati, suhu larutan
ternyata naik, yakni sebesar 2oC, yang menunjukkan adanya reaksi eksoterm. Gas
yang terbentuk memiliki bau yang sangat menyengat dan campuran dari kedua
padatan tersebut semakin habis setelah dikocok. Hal tersebut menunjukkan perubahan
entropi dari sistem teratur (padat) menjadi kurang teratur (gas).
12. Lampiran :
NaOH ketika dimasukkan ke dalam air
Logam Mg ketika dimasukkan ke dalam HCl
KNO3 ketika dimasukkan ke dalam air
Hasil dari percobaan (dari kanan) : pertama, kedua, dan ketiga