laporan praktek pembelajaran seni rupa untuk aud

65
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik anak. Kegiatan menempel sering disebut dengan kolase. Di Taman Kanak-kanak, istilah kolase sudah sering didengar dan dipraktekkan. Kegiatan ini menjadi sangat menarik bagi anak karena berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan benda pada bidang yang sesuai dengan yang didemonstrasikan ataupun sesuai dengan keinginan anak. Selain itu, kegiatan kolase ini menjadi menarik bagi anak karena keragaman bahan-bahan yang digunakan untuk kemudian ditempelkan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan ini, diantaranya adalah melatih kemampuan motorik anak, meningkatkan daya imajinasi dan kemampuan seni anak. Kegiatan seni menjadi sangat penting bagi anak karena dalam implementasinya anak diajarkan untuk memanfaatkan benda-benda di sekitarnya menjadi sesuatu yang indah dan dapat dimanfaatkan. Kolase sudah sangat lazim dan dikenal oleh berbagai lembaga PAUD. Namun dalam implementasinya masih banyak yang menggunakan tehnik dua dimensi yang mana karya yang dihasilkan hanya dapat dilihat dari dua sudut saja. Lalu bagaimana kolase dengan tehnik 3D pada pembelajaran anak usia dini ? Dalam makalah ini saya akan menjelaskan salah satu karya kolase 3D yang diimplementasikan di TK Melati, Pasteur. Mengenai pengertian, tehnik, manfaat, bahan dan alat selebihnya akan saya jelaskan dalam makalah ini. 1

Upload: diniahetikaapriani

Post on 17-Jan-2016

77 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

Laporan Praktek Seni Rupa AUD

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan

kemampuan motorik anak. Kegiatan menempel sering disebut dengan kolase. Di Taman

Kanak-kanak, istilah kolase sudah sering didengar dan dipraktekkan. Kegiatan ini menjadi

sangat menarik bagi anak karena berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan benda pada

bidang yang sesuai dengan yang didemonstrasikan ataupun sesuai dengan keinginan anak.

Selain itu, kegiatan kolase ini menjadi menarik bagi anak karena keragaman bahan-bahan

yang digunakan untuk kemudian ditempelkan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari

kegiatan ini, diantaranya adalah melatih kemampuan motorik anak, meningkatkan daya

imajinasi dan kemampuan seni anak. Kegiatan seni menjadi sangat penting bagi anak karena

dalam implementasinya anak diajarkan untuk memanfaatkan benda-benda di sekitarnya

menjadi sesuatu yang indah dan dapat dimanfaatkan.

Kolase sudah sangat lazim dan dikenal oleh berbagai lembaga PAUD. Namun dalam

implementasinya masih banyak yang menggunakan tehnik dua dimensi yang mana karya

yang dihasilkan hanya dapat dilihat dari dua sudut saja. Lalu bagaimana kolase dengan tehnik

3D pada pembelajaran anak usia dini ? Dalam makalah ini saya akan menjelaskan salah satu

karya kolase 3D yang diimplementasikan di TK Melati, Pasteur. Mengenai pengertian,

tehnik, manfaat, bahan dan alat selebihnya akan saya jelaskan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kolase ?

2. Apa saja unsur dan prinsip dalam rancangan pembuatan kolase ?

3. Bagimana tehnik pembuatan kolase ?

4. Apa saja manfaat kegiatan pembelajaran kolase di taman Kanak-kanak ?

5. Bagaimana implementasi pembelajaran kolase di TK Melati ?

C. Tujuan

Pembelajaran Kolase pada anak usia dini ditujukan untuk melatih koordinasi tangan

dan mata (Motorik Halus) dan daya imajinasi anak akan suatu benda sehingga diharapkan

anak dapat memadukan bahan-bahan yang sudah tersedia menjadi sebuah karya baruyang

memiliki nilai manfaat.

D. Metode Penulisan

1

Page 2: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

Metode yang penulis gunakan dalam menyelesaikan makalah ini adalah sesuai dengan

kajian pustaka, yang mana isi dari makalah ini diambil dari berbagai referensi seperti buku,

internet, dsb. Pendekatan dengan metode studi pustaka ini bertujuan untuk memberikan

informasi yang jelas mengenai referensi-referensi yang penulis gunakan dalam

menyelesaikan makalah ini. Referensi yang diambil berasal dari berbagai sumber terpercaya

yang dapat dipertanggungjawabkan.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri atas tiga bab. Bab pertama berisi mengenai pendahuluan yang

terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode dan sistematika

penulisan makalah. Bab 2 berisi tentang kajian teori yang terkait dengan kolase seperti :

pengertian, unsure dan prinsip dalam merancang kolase, fungsi serta implementasi

pembelajaran yang dilaksanakan di Kelompok B TK Melati, Pasteur. Yang terakhir bab 3

adalah penutup yang berisi mengenai kesimpulan atas pembahasan dari makalah ini, diagram

penilaian serta rekomendasi dan saran yang saya berikan untuk pihak sekolah

2

Page 3: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

BAB II

A. Kajian Pustaka / Teori

1. Pengertian Kolase

Secara umum kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai

bahan, yang ditempelkan pada permukaan gambar ( Muiz, 2008 ). Dari definisi

tersebut dapat diartikan bahwa kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang

menggunakan bahan yang bermacam-macam. Bahan-bahan tersebut dapat dipadukan

dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menjadi satu kesatuan yang utuh

menjadi suatu karya. Karya kolase sudah banyak kita temukan di lingkungan sekitar

kita, bahkan bagi orang dewasa karya kolase yang baik dapat dijadikan sebagai lahan

bisnis dan dapat menghasilkan nilai jual yang tinggi.

2. Unsur-unsur Kolase

Sebagai karya seni rupa, kolase memiliki susunan unsur-unsur dasar visual .

Berbagai unsur rupa yang berbeda karakteristik dipadukan dalam suatu komposisi

untuk mengekspresikan gagasan artistic atau karya tertentu. unsur-unsur rupa yang

terdapat pada kolase adalah sebagai berikut ( Syakir, 2013 ) :

a) Titik dan bintik.

Titik adalah unsure rupa terkecil yang tidak memiliki ukuran panjang

dan lebar. Sedangkan bintik adalah titik yang lebih besar.Dalam kolase unsur

titik dan bintik ini adalah bahan-bahan yang digunakan dalam karya kolase

seperti : biji-bijian, kerikil kecil, potongan kertas, dsb.

b) Garis.

Garis merupakan perpanjangan dari titik yang hampir tidak memiliki

lebar. Ditinjau dari jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, garis

lengkung, garis putus-putus dan garis spiral. Unsur garis pada kolase dapat

diwujudkan dengan benda seperti kawat, korek api, dsb. Garis dapat pula

terbentuk dari batasan-batasan warna pada karya.

c) Bidang

Bidang adalah area yang merupakan unsure rupa yang terjadi karena

pertemuan beberapa garis dan memiliki panjang dan lebar. Bidang dapat

dibedakan menjadi bidang horizontal, vertical dan diagonal. Dapat dibedakan

3

Page 4: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

pula menjadi bidang geometris dan non-geometris. Aplikasi bidang pada

kolase juga dapat berupa bidang dua dimensi ataupun bidang tiga dimensi.

d) Warna

Warna merupakan unsure rupa yang terpenting dan salah satu wujud

keindahan yang dapat diserap oleh indera penglihatan. Warna dapat dibedakan

menjadi warna tersier, sekunder, dan primer. Unsur warna pada kolase sudah

dimiliki oleh bahan-bahan yang digunakan itu sendiri seperti pita, renda,

kertas warna, kain, dsb.

e) Bentuk

Bentuk dapat diartikan bangun dan wujud. Bentuk dalam pengertian

dua dimensi akan berupa gambar yang tidak bervolume. Sedangkan dalam tiga

dimensi memiliki ruang dan volume.

f) Gelap-Terang

Dalam membuat karya kolase, kesan gelap-terang sangatlah penting

untuk memberikan kesan kontras, kesan ruang, kesan jauh-dekat, dan kesan

volume atau gempal.

g) Tekstur

Tekstur merupakan nilai, sifat atau karakter dari permukaan suatu

benda. Seperti halus, kasar, lembut, lunak keras dan sebagainya.

3. Prinsip rancangan

Beberapa prinsip rancangan yang dapat diterapkan pada kolase adalah sebagai

berikut ( Syakir, 2013 ) :

a) Irama.

Merupakan pengulangan unsur0unsur rupa yang diatur sedemikian rupa. Jenis

pengulangan antara lain : pengulangan sejenis, pengulangan alternative dan

pengulangan progresif

b) Keseimbangan

Merupakan kebersamaan bobot dari berbagai unsure rupa yang dipadukan

sehingga menjadi sebuah komposisi yang harmonis. Jumlah unsure rupa yang

dipadukan mungkin tidak sama, namun nilai bobotnya seimbang. Keseimbangan ada

beberapa jenis antara lain : Keseimbangan sentral atau terpusat, keseimbangan

diagonal, keseimbangan simetris, dan keseimbangan asimetris.

c) Kesatuan

4

Page 5: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

Merupakan susunan unsure-unsur rupa yang saling bertautan dan membentuk

komposisi yang harmonis dan utuh sehingga tidak ada bagian yang berdiri sendiri.

Untuk menciptakan kesatuan, unsure rupa yang digunakan tidak harus seragam, tapi

dapat bervariasi dalam bentuk, warna, tekstur dan bahan.

d) Pusat Perhatian

Merupakan unsure yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsure-unsur

yang ada disekitarnya. Untuk menciptakan pusat perhatian dalam kolase kita dapat

menempatkan unsur yang paling dominan atau kontras disekitar unsure lainnya

dengan cara memberikan perbedaan dari segi tekstur, bentuk, ukuran ataupun warna.

4. Tehnik pembuatan Kolase

a) Bahan Pewarnaan

Dalam pembuatan karya seni kolase tidak banyak membutuhkan bahan

pewarna berupa cat. Karena pada pembutan karya ini seringkali menggunakan

pewarnaan yang sudah jadi (Sukardi, 5.21). Dengan begitu, warna-warna yang

diaplikasikan dalam pembuatan kolase adalah warna asli dari material yang

digunakan, seperti : kertas warna-warni, biji-bijian (biji jagung berwarna kuning, biji

kacang iji berwarna hijau), dsb. Jikalau ada bahan atau material yang ingin diberi

warna atau warnanya diganti sesuai dengan kebutuhan, maka pewarnaan dilakukan

sebelum pengaplikasian bahan ke atas bidang. Tetapi biasanya untuk pengaplikasian

kolase warna yang digunakan adalah warna asli material, karena jika dioleskan

pewarna lain akan terkesan tidak alami dan bahkan akan rusak.

b) Alat

Alat yang digunakan pada pembuatan kolase sangat beragam sehingga tidak

dapat disebutkan satu-persatu. Benda-benda yang ada di sekitar kita biasanya dapat

dijadikan sebagai alat untuk membuat kolase, seperti : gunting, pisau, palet, jarum,

gergaji, dsb.

5. Manfaat Kegiatan pembelajaran Kolase

a) Melatih Motorik Halus

Saat bermain kolase, anak harus melepas satu per satu stiker. Sebagian anak

mungkin agak kesulitan melakukannya karena butuh gerakan-gerakan halus dari jari-

jemari untuk melepas stiker dan menempelnya di bidang gambar. Nah, latihan melalui

5

Page 6: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

permainan ini secara langsung menstimulasi kemampuan motorik halusnya. Jari-

jemarinya akan siap untuk diajak belajar menulis.

Kemampuan motorik halus yang baik sangat penting karena berpengaruh terhadap

aktivitas anak sehari-hari. Misal, anak bisa menjumput kacang lalu menyuapnya,

memegang pensil lebih baik, atau memegang benda kecil lainnya dengan baik.

b) Meningkatkan Kreativitas

Pilihlah permainan kolase yang juga memancing kreativitas. Salah satunya

yang menyediakan pilihan, baik warna, bidang tempel, karakter, atau lainnya yang

memenuhi selera.

c) Melatih Konsentrasi

Butuh konsentrasi cukup tinggi bagi anak saat melepas dan menempel stiker.

Lambat-laun kemampuan konsentrasinya akan semakin terasah.

Pada saat berkonsentrasi melepas dan menempel dibutuhkan pula koordinasi

pergerakan tangan dan mata. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang

pertumbuhan otak di masa yang sangat pesat.

d) Mengenal Warna

Kolase terdiri atas banyak sekali warna; merah, hijau, kuning, biru, dan

lainnya. Anak dapat belajar mengenal warna agar wawasan dan kosakatanya

bertambah.

e) Mengenal Bentuk

Selain warna, beragam bentuk pun ada pada kolase. Ada segitiga, segiempat,

lingkaran, persegi panjang, busur, dan gambar-gambar bukan geometris. Pengenalan

bentuk geometri dasar yang baik, kelak membuat anak lebih memahami

lingkungannya dengan baik. Saat melihat roda mobil misalnya, dia akan tahu kalau

bentuknya lingkaran, meja bentuknya segiempat, atap rumah berbentuk segitiga, dan

sebagainya. Pemahaman ini membuat kerja otak lebih aktif sehingga kecerdasan anak

tumbuh lebih maksimal.

f) Melatih Memecahkan Masalah

Kolase merupakan sebuah masalah yang harus diselesaikan anak. Tetapi

bukan masalah sebenarnya, melainkan sebuah permainan yang harus dikerjakan anak.

Masalah yang mengasyikkan yang membuat anak tanpa sadar sebenarnya sedang

dilatih untuk memecahkan sebuah masalah. Hal ini akan memperkuat kemampuan

anak untuk keluar dari permasalahan. Ketika sedang menalikan sepatu, umpamanya,

6

Page 7: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

dia akan berusaha menggunakan seluruh kemampuannya untuk menyelesaikannya

hingga tuntas.

g) Mengasah Kecerdasan Spasial

Kecerdasan spasial adalah kemampuan seseorang untuk mengenal dan

memahami ruang. Nah, kemampuan spasial akan ikut terasah dalam permainan ini.

Pasalnya, terdapat banyak bentuk stiker yang ukurannya berbeda-beda dan anak harus

berusaha menyesuaikan stikernya dengan ruang yang ada di outline gambar. Supaya

tepat, anak harus benar-benar saat mengukurnya. Lewat hal inilah kecerdasan

spasialnya terasah.

h) Melatih Ketekunan

Tak mudah menyelesaikan kolase dalam waktu cepat. Butuh ketekunan dan

kesabaran saat mengerjakannya mengingat setiap bentuk harus dilepas dan ditempel

satu per satu. Tak heran bila permainan ini pun dapat melatih ketekunan dan

kesabaran anak.

i) Meningkatkan Kepercayaan Diri.

Bila anak mampu menyelesaikannya, dia akan mendapatkan kepuasan

tersendiri. Dalam dirinya tumbuh kepercayaan diri kalau dia mampu menyelesaikan

tugasnya dengan baik. Kepercayaan diri sangat positif untuk menambah daya

kreativitas anak karena mereka tidak takut atau malu saat mengerjakan sesuatu.

Kepercayaan diri anak biasanya akan tumbuh lebih besar bila dia ternyata berhasil

menyusun kolase lebih cepat daripada teman-temannya. Namun, kepercayaan diri ini

sebaiknya dijaga agar tidak berubah menjadi kesombongan.

B. Implementasi Pembelajaran Kolase di TK Melati

1. Profil Sekolah

a) Nama Sekolah

Nama Sekolah : TK / PAUD Melati

Alamat : Jl. Dr. Junjunan Rt 01/12 Kel. Sukabungah Kec.

Sukajadi, Bandung 40162

Satuan Pendidikan : Pendidikan Anak Usia dini

Jenis : POS PAUD

Nama Ketua Penyelenggara : Jua Kusdiyati

b) Sarana Prasarana

7

Page 8: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

1) Ruang Kelas ( 1 untuk kelas A dan B )

2) Meja Kecil ( 15 )

3) Lemari APE ( 2 )

4) Papan tulis ( 1 )

5) Meja guru ( 2 )

6) Rak Sepatu anak ( 2 )

7) Lemari Tas ( 1 )

c) Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Nama : Jua Kusdiyati

L / P : Perempuan

Jabatan : Kepala Sekolah

Ijazah Terakhir : S1

Nama : Hj Rukiyah

L / P : perempuan

Jabatan : Bendahara

Ijazah Teakhir : SMA

Nama : Betik Setyowati

L / P : Perempuan

Jabatan : Guru

Ijazah Terakhir : S1

Nama : Wiwin Sumyati

L / P : Perempuan

Jabatan : Guru

Ijazah Terakhir : S1

Nama : Rohayati

L / P : Perempuan

Jabatan : Guru

Ijazah Terakhir : SMA

8

Page 9: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

2. Profil Kegiatan

Nama Kegaiatan : Pembelajaran Kolase 3D melalui media boneka

Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan beserta tata cara pembuatan

media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1) Bahan dan alat yang dibutuhkan

Aqua botol ukuran sedang yang sudah dipotong yang akan digunakan

sebagai badan boneka

Kertas Origami warna-warni, yaitu digunakan sebagai bahan dasar

baju (sebelumnya ukuran telah disesuaikan dengan aqua botol), untuk

hiasan baju (bentuk kancing, bentuk kerah, dan hiasan bulatan), dan

sebagai topi boneka

Gulungan kertas koran dan kain sebagai kepala boneka. Sebelumnya

gulungan kertas Koran dibalut kain terlebih dahulu kemudian diikat

dengan karet.

Lem Uhu

Lem Kertas

Mata-mata boneka ukuran sedang

2) Tata cara pembuatan

Siapkan media, alat dan bahan yang diperlukan

Tempelkan hiasan-hiasan yang sudah tersedia di atas bidang yang

dijadikan sebagai baju

Setelah selesai menempelkan hiasan, tempelkan baju yang telah selesai

dihias mengikuti alur aqua gelas

Badan boneka telah selesai dibuat

9

Page 10: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

Pasangkan kepala di atas badan boneka. Agar lebih kuat pemasangan

disertai dengan lem uhu.

Tempelkan aksesori mata dan mulut yang telah dibentuk dari kertas

origami

Terakhir, pasangkan topi kerucut yang telah dibuat di atas kepala

boneka

3. Praktik Mengajar

Pada hari jum’at tanggal 17 Oktober 2014, saya melaksanakan praktik di TK

Melati yang terletak di Jl. Dr Junjunan Pasteur. Kelompok yang saya ambil untuk

tugas praktik ini adalah kelompok B yang kebetulan pada minggu tersebut masuk

siang pukul setengah 10 setelah kelompok A masuk sebelumnya. Jumlah peserta didik

di kelas B adalah 24 orang, sehingga agar praktik berjalan lancar satu hari sebelum

praktik media yang akan digunakan harus sudah siap sesuai dengan jumlah anak di

kelas B tersebut. Namun pada hari praktik, peserta didik yang hadir berjumlah 21

orang. Materi yang saya ajarkan adalah mengenai “Kolase Boneka”, yang mana ini

adalah Kolase 3D yang kedengarannya seperti masuk kedalam kegiatan membentuk

tetapi disini saya memfokuskan pada kegiatan menempel.

a) Kegiatan Awal ( Berbaris )

Beberapa menit sebelum pukul setengah 10, atau setelah kelompok A

selesai, anak-anak kelompok B dibariskan dulu di depan kelas dipimpin

oleh guru kelas dan guru pendamping lainnya. Pada saat ini guru kelas

belum memberikan kesempatan sepenuhnya kepada saya, sehingga saya

hanya berkesempatan untuk membantu mengatur barisan anak-anak. Pada

kegiatan berbaris guru mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu

kemudian anak-anak diminta menggerakkan badannya sesuai dengan lagu

yang mereka nyanyikan. Setelah itu, anak dipersilahkan untuk masuk

kedalam kelas secara tertib.

10

Page 11: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

b) Kegiatan Pembuka

Setelah anak-anak masuk kedalam kelas, guru memimpin anak-anak

untuk berdo’a sebelum belajar. Setelah itu, guru memperkenalkan saya kepada

anak-anak sebagai orang yang akan membimbing mereka belajar pada hari itu.

Setelah guru menyerahkan kepada saya sepenuhnya, saya mengenalkan ulang

diri saya kepada anak-anak dan menanyakan kabar mereka pada hari itu.

Untuk memancing kesemangatan anak-anak apersepsi saya mulai dengan

menyanyikan sebuah lagu “good moorning everybody” dan sebuah lagu

tentang pakaian secara bersama-sama. Setelah bernyanyi saya melakukan

Tanya jawab bersama anak-anak mengenai jenis-jenis pakaian beserta

fungsinya. Agar anak-anak lebih faham, saya menunjukkan beberapa jenis

pakaian secara real seperti : kemeja (memiliki kerah, kancing, dsb) sapu

tangan, seragam yang anak-anak pakai, kerudung, dsb.

Kemudian saya mulai menerangkan kegiatan yang akan kami lakukan

pada hari itu yaitu membuat sebuah boneka petani memakai pakaian kemeja

nonformal dengan terlebih dahulu menunjukkan boneka yang telah selesai

saya buat sebagai contoh bagi anak-anak. Sambil memperlihatkan contoh

boneka, saya mendemonstrasikan hal-hal apa yang harus anak-anak kerjakan

terlebih dahulu, bagaimana cara menempelkan hiasan (manik-manik) pada

baju hingga proses terakhir, yaitu memasangkan topi di atas kepala boneka.

Agar lebih terkondisikan, saya membagikan name tag dengan 2 warna

yaitu hijau dan pink. Kemudian secara otomatis anak yang mendapatkan name

tag hijau menjadi kelompok hijau, dan yang mendapatkan name tag pink

11

Page 12: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

menjadi kelompok pink, anak dipersilahkan untuk duduk di tempat masing-

masing sesuai dengan kelompoknya.

c) Kegiatan Inti

Setelah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok hijau dan pink.

Saya mulai membagikan bahan-bahan yang akan digunakan pada kegiatan

proyek ini. Saya tidak memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk

memilih warna baju yang mereka inginkan. Sebelumnya saya sudah

memisahkan hiasan-hiasan yang akan ditempel kedalam plastic-plastik untuk

memudahkan saya dalam pengkondisian mengingat jumlah anak yang harus

saya bimbing sebanyak 21 anak.

12

Page 13: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

d) Kegiatan Penutup

Setelah anak-anak selesai menempelkan seluruh bahan dan

menyatukannya menjadi sebuah karya kolase 3D, saya melakukan tanya jawab

mengenai kegiatan yang dilakukan pada hari itu. Tanya jawab yang dilakukan

adalah seputar bagaimana perasaan mereka dalam mengerjakan proyek

tersebut (terasa sulit, mudah, senang karena itu merupakan hal yang baru, atau

bosan karena mereka sudah sering melakukan kegiatan seperti ini), refleksi

fungsi-fungsi dari pakaian, jenis pakaian dan mengajak berimajinasi kira-kira

barang-barang apa saja yang ada di sekitar kita yang bisa dijadikan boneka.

Meskipun ada beberapa orang yang terlihat tidak yakin bahwa ia dapat

menyelesaikan proyek sampai selesai sehingga anak-anak ini harus lebih

diarahkan, tetapi sebagian besar terlihat antusias dan ulet dalam

menyelesaikan proyek yang mereka jalankan. Setelah evaluasi dan refleksi,

saya meminta salah satu anak untuk memimpin do’a sebelum pulang. Setelah

berdo’a sebagian anak meminta agar hasil karyanya bisa dibawa pulang ke

rumah dan yang lainnya mengikuti, menginginkan hal yang sama dan saya

memperbolehkannya.

3. Evaluasi dan Refleksi

a. Evaluasi terhadap Mahasiswa yang praktik

1) Kelebihan

Cara penyampaian materi jelas dan dapat difahami oleh anak secara

menyeluruh

13

Page 14: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

Menciptakan pembelajaran yang menarik dan menumbuhkan rasa

ingin tahu anak

2) Kelemahan

Dengan jumlah anak yang banyak, suara yang keluar kurang lantang

3) Komentar dan saran

Sebaiknya guru sering mengingatkan anak dalam pembiasaan baik

seperti : setiap diberi harus bilang terima kasih

Evaluasi yang telah dipaparkan adalah evaluasi menurut guru,

sementara menurut saya masih ada kelemahan lain yang saya rasakan.Yaitu

penilaian yang saya berikan kepada anak kurang objektif. Ini dikarenakan

jumlah anak yang terlalu banyak, sehingga mungkin penilaian yang objektif

hanya diberikan pada beberapa anak saja.

b. Evaluasi terhadap siswa

Secara umum, anak-anak TK Melati tergolong anak yang mudah berbaur dan

dapat menerima guru baru. Karena meskipun di awal masuk mereka terlihat

bingung dan terlihat mencoba menerka dan menebak-nebak siapa saya, mereka tetap

mengikuti pembelajaran dengan baik. Tidak ada yang sampai tidak mau mengikuti

pembelajaran karena gurunya tidak dikenal. Di awal apersepsi, karena mereka

terlihat tidak bersemangat, mungkin ini karena mereka masih meraba kehadiran

saya, saya mencoba menstimulasi semangat mereka dengan bernyanyi dan usaha

awal saya ini cukup membuahkan hasil, anak-anak mulai terlihat semangatnya.

Ketika kegiatan apersepsi berlangsung, anak-anak terlihat antusias mendengarkan

penjelasan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan pada mereka.

Tidak ada yang berebut bahan untuk proyek pada hari itu, karena anak-anak sudah

diberi bagiannya masing-masing secara terpisah.

Meskipun sebenarnya saya merasa sedikit khawatir anak-anak tidak mau

menggunakan bahan yang sudah tersedia, terutama kepala boneka yang terbuat dari

gulungan koran dibalut dengan kain. Jika dilihat sekilas kepala boneka ini sedkit

mirip dengan bentuk “pocong “ sehingga dikhawatirkan anak merasa takut. Tetapi

kenyataannya di lapangan anak-anak memang menyadari benda tersebut sedikit

mirip dengan “pocong”, tetapi hal itu tidak membuat anak takut dan tidak mau

menyelesaikan proyeknya. Meskipun ada beberapa anak yang terlihat tidak antusias

bahkan terkesan malas, sebagian besar anak terlihat antusias dan bersemangat

14

Page 15: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

sehingga sedikit menghilangkan rasa khawatir saya terhadap penolakan anak

terhadap bahan yang saya sediakan.

4. Diagram

a) Penilaian tingkat motivasi siswa Kelompok B TK Melati dalam pembelajaran

Siska

Fahri

Salm

afikri Rifa Afni

Azizah

Artafeg

aIpey

AmelAzka

Agung

BungaIqbal

Rizqi

Fathur

Bilqis

Yusu

f

Fauzan Intan Daff

a0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Tingkat Motivasi Siswa Kelompok B TK Melati

Perhatian Ketekunan KeseriusanPemahaman Keaktifan menjawab Keaktifan bertanyaMenyelesaikan tugas Memelihara ketertiban kelas

Tingkat motivasi yang dinilai adalah perhatian, pemahaman, menyelesaikan

tugas, ketekunan, keaktifan menjawab, memelihara ketertiban kelas, keseriusan dan

keaktifan bertanya. Adapun secara terperinci nilai-nilai yang didapatkan oleh siswa

kelompok B TK Melati adalah sebagai berikut :

1) Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa Siswa dengan nilai tertinggi adalah Fikri

dengan nilai 3,125. Fikri terlihat sudah terampil dalam mengoordinasikan

tangan dan mata dan menggunakan daya imajinasinya dengan baik.

2) Sedangkan nilai terendah diperoleh oleh Yusuf dengan nilai 2,25. Yusuf

terlihat kurang aktif dan kurang gesit dalam menyelesaikan karyanya.

3) Salma mendapatkan skor akhir 2,375. Salma terlihat kurang serius dan selalu

meminta guru kelas untuk membantu menyelesaikan karyanya. Menurut guru

15

Page 16: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

kelas hal ini dikarenakan usia Salma yang seharusnya belajar bersama teman-

temannya di kelas A.

4) Daffa mendapatkan skor akhir 2,875. Daffa dapat mengikuti seluruh kegiatan

pembelajaran dengan baik. Hanya saja ia tidak terlalu tekun sehingga itu

berakibat pada karya yang dihasilkannya.

5) Intan mendapatkan skor akhir 2,75. Ia dapat mengikuti pembelajaran dengan

baik. Namun ia masih kurang terlihat serius dan tidak menunjukan

pemahaman yang baik terhadap aktivitas pembelajaran.

6) Fauzan mendapatkan skor akhir 2,75. Ia menunjukan perhatian dan keaktifan

yang cukup baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

7) Bilqis mendapatkan skor akhir 3. Bilqis cukup terampil dalam menyelesaikan

karyanya.

8) Fathur mendapatkan skor akhir 3. Meskipun terlihat sedikit pendiam, dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dengan cukup baik.

9) Siska mendapatkan skor akhir 2,75. Siska dapat menyelesaikan karyanya

dengan cukup baik.

10) Fahri mendapatkan skor akhir 2,75. Ia sudah mampu menyelesaikan karyanya

secara mandiri. Meskipun begitu untuk anak seusianya, seharusnya

kemampuan menempelnya bisa lebih baik.

11) Rifa medapatkan skor akhir 2,75. Rifa dapat menunjukkan tingkat pemahaman

dan keaktifan yang cukup baik.

12) Afni mendapatkan skor akhir 2,5. Meskipun begitu, ia memiliki kreativitas

yang cukup baik.

13) Azizah mendapatkan skor akhir 2,625. Azizah terlihat pendiam. Meskipun

begitu, ia memiliki sikap sosial yang baik terhadap teamannya.

14) Artafega mendapatkan skor akhir 2,625. Artafega dinilai memiliki kreativitas

yang cukup baik.

15) Ipey mendapatkan skor akhir 2,625. Ipey termasuk anak yang periang. Ia juga

termasuk anak yang berani. Ia tidak sungkan bertanya jika ada hal yang tidak

dimengerti.

16) Amel mendapatkan skor akhir 2,625. Amel dapat menyelesaikan karyanya

secara mandiri dengan cukup baik.

17) Azka mendapatkan skor akhir 2,75. Azka memiliki sikap sosial yang baik

terhadap teman-temannya.

16

Page 17: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

18) Agung mendapatkan skor akhir 2,5. Meskipun agung sempat kebingungan

untuk menyelesaikan karyanya. Pada akhirnya ia dapat menyelesaikannya

dengan baik setelah diberi contoh oleh guru.

19) Bunga mendapatkan skor akhir 2,75. Bunga dinilai sudah cukup terampil

dalam menyelesaikan tugasnya.

20) Iqbal mendapatkan skor 2,375, sama seperti Salma. Hal ini dikarenakan Iqbal

terlihat kurang bersemangat dalam menyelesaikan karyanya.

21) Rizqi mendapatkan skor akhir 3. Ia terlihat sangat antusias dan ceria ketika

mengikuti pembelajaran.

b) Penilaian perkembangan siswa kelompok B TK Melati

Siska

Fahri

Salm

afikri Rifa Afni

Azizah

Artafeg

aIpey

AmelAzka

Agung

BungaIqbal

Rizqi

Fathur

Bilqis

Yusu

f

Fauzan Intan Daff

a0

0.51

1.52

2.53

3.54

4.5

Perkembangan Siswa Kelompok B TK Melati

KognitifBahasaFisik MotorikSosial-EmosiMoral-Agama

Fikri sudah mampu menyelesaikan karyanya secara mandiri. Ia tidak sedikitpun

terlihat merengek meminta gurunya untuk menyelesaikan pekerjaannya, saya memberinya

nilai 4 untuk perkembangan kognitif, fisik motorik dan sosial emosi. Daffa dapat mengikuti

seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik, ia diberi skor 4 untuk sosial emosi dan sisanya

saya beri skor 3. Intan mendapatkan skor 2 untuk perkembangan motoriknya, karena untuk

anak seumuran intan harusnya hasil penempelannya bisa lebih baik dari yang ia kerjakan.

Fauzan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, ia mendapatkan skor 2 untuk

perkembangan motorik dan sosial emosi dan sisanya saya beri nilai 3.

Yusuf mendapatkan nilai yang paling kecil, saya memberi skor 2 pada bidang bahasa,

motorik dan sosemos. Itu karena yusu cenderung meminta guru untuk menyelesaikan

17

Page 18: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

pekerjaannya. Selanjutnya Bilqis termasuk anak yang aktif, ia rajin bertanya sehingga saya

memberinya nilai 4 untuk aspek bahasa dan moral. Fathur sama aktifnya dengan Bilqis,

hanya saja ia lebih cepat faham sehingga saya memberinya nilai 4 untuk bidang kognitif.

Siska dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tetapi ia terlihat jarang mengungkapkan

perasaannya sehingga saya memberinya nilai 2 untuk bidang bahasa, sosemos dan bidang

lainnya saya beri nilai 3. Fahri dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, untuk anak

seusianya harusnya ia memiliki kemampuan menempel yang lebih baik sehingga saya

memberinya nilai 2 untuk bidang motorik. Salma terlihat tidak antusias sehingga hampir

keseluruhan bidang saya beri nilai 2 kecuali bidang moral agama, karena pada saat berdo’a ia

mengikutinya dengan baik.

Rifa mendapat nilai 3 pada hampir keseluruhan bidang kecuali motorik, karena

seperti halnya Fikri, seharusnya memiliki kemampuan motorik yang lebih baik. Afni

memiliki kemampuan motorik yang cukup baik sehingga saya memberinya skor 3. Azizah

dapat bergaul sangat baik dengan teman-temannya, saya memberinya nilai 4 untuk bidang

sosial-emosi. Artafega mendapat nilai 2 untuk bidang kognitif karena ia terkadang terlihat

sulit berkonsentrasi. Ipey adalah anak yang berani bertanya sehingga saya memberinya 4

pada bidang sosemos, dan sisanya saya beri nilai 3. Amel mendapatkan nilai 2 pada bidang

sosemos karena ia sempat tidak mau berbagi bahan dengan temannya sementara bidang lain

saya beri nilai 3. Azka saya beri nilai 4 untuk bidang sosial-emosi karena ia dapat bergaul

sangat baik dengan temannya, ia rela berbagi bahan dengan teman-temannya. Agung saya

nilai cukup lamban dalam penyelesaian karyanya sehingga saya beri nilai 2 untuk bidang

kognitifnya.

Bunga mendapatkan nilai 3 pada hampir keseluruhan bidang, sementara untuk sosial-

emosi saya beri nilai 2. Iqbal mendapat nilai 2 pada hampir keseluruhan karena hasil

karyanya diselesaikan oleh gurunya, sementara untuk bidang agama saya beri nilai 3 karena

ia masih mau mengikuti do’a sebelum dan sedudah belajar. Rizqi mendapatkan nilai 3 pada

hampir keseluruhan bidang, kecuali untuk bidang moral agama saya beri nilai 4 karena ia

terlihat yang paling bersemangat dalam berdo’a.

c) Penilaian Aktivitas Guru dalam pembelajaran

18

Page 19: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

01234

Dinia

Dinia

Untuk pengembangan rencana pembelajaran, penulis mendapatkan nilai 22. Untuk

Pra pembelajaran 6, kegiatan pembuka 20, kegiatan inti 13, penggunaan pendekatan 37,

pemanfaatn sumber belajar 12, pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa 27, evaluasi 19

dan penutup 8.

Jika dijumlahkan maka nilai yang didapat adalah 164 : 45 = 3,64.

19

Page 20: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Kegiatan Kolase yang dilakukan oleh orang dewasa berbeda dengan kolase bagi anak-

anak. Kolase bagi orang dewasa sudah dapat dijalankan dengan menggunakan software

sehingga menghasilkan karya atau gambar yang baru. Sementara kolase bagi anak usia dini

pelaksanaannya lebih sederhana dan bahannya menggunakan benda-benda konkret yang ada

di sekitar anak, seperti biji-bijian, kapas, manik-manik, dsb.

Bagi anak, kegiatan kolase dapat meningkatkan seluruh kemampuannya. Selain itu,

guru dapat mengaitkan banyak hal melalui pembelajaran kolase. Tentunya hal ini kembali

lagi kepada kreativitas guru dalam memanfaatkan bahan dan menciptakan lingkungan belajar

yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak.

B. Rekomendasi

Dalam melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyediakan air untuk anak-anak

mencuci tangan di dalam kelas, hal ini untuk meminimalisir terbuangnya banyak waktu.

Mengingat pembelajaran yang dilaksanakan di TK melati hanya sekitar satu setengah jam.

20

Page 21: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

DAFTAR PUSTAKA

Muiz, Azizah . 2008 . Seni Keterampilan Anak . Jakarta : UT

Luchantiq. 2010. Manfaat Main Kolase Untuk Anak [online]. Tersedia :

http://keluargasehat.wordpress.com/2010/11/30/manfaat-main-kolase-untuk-anak/ ( 20

Oktober 2014

Muharram, S . 2013. Kreasi Kolase, Montase, Mozaik Sederhana. Jakarta : Erlangga

21

Page 22: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

LAMPIRAN LAMPIRAN

1) RKH ( Rencana Kegiatan Harian)

RENCANA KEGIATAN HARIAN ( RKH )

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Tema / Subtema : Pakaianku/ pakaian Musim Dingin

Hari / Tgl : Senin, 13 Oktober 2014

Nama Lembaga : TK Melati

Kelompok : B

Nilai

KarakterIndikator

Kegiatan

PembelajaranMedia

Alat

Evaluasi

Penilaian

Religi

us

Rasa

ingin

tahu

Anak terbiasa

mengucapka

n do’a

sebelum

belajar (A)

Anak dapat

menyebutkan

semua hal

yang

berhubungan

dengan

pakaian(K)

Pembukaan ( 30

menit )

Berdo’a

sebelum belajar

Tanya jawab

mengenai

pakaian

terutama

pakaian hangat

Gambar,

jaket

Observa

si

Observa

si

22

Page 23: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

Rasa ingin

Tahu

Rasa Ingin

Tahu

Kerja Keras

Anak dapat

mengetahui

fungsi benda-

benda di

sekitarnya

(K)

Anak dapat

menunjukkan

rasa ingin

tahu (K)

Anak dapat

mengkoordin

asikan tangan

dan mata

dengan baik

(MH)

Kegiatan Inti (60

menit)

Mengenalkan

bahan-bahan yang

akan dipakai

Guru

mendemonstrasikan

kegiatan yang akan

dilakukan

Anak membuat

karya kolase 3D

Botol

Aqua

Gulungan

Koran

yang

sudah

dibalut

kain putih

Lem Uhu

Kertas

Origami

warna-

warni

Mata-

mata

Demon

strasi

Demon

strasi

Unjuk

Kerja

Bersa

habat

Mandi

ri

Religi

us

Anak mau

berbagi alat

permainan

dengan

teman (S)

Anak terbiasa

mencuci

tangan

sebelum dan

sesudah

makan

Anak terbiasa

mengucapka

Istirahat / Makan

(30 menit)

Bermain

bersama teman-

teman di luar

kelas ataupun di

dalam kelas

Mencuci tangan

Berdo’a

sebelum makan

Bekal

Makan

Observ

asi

Observa

si

Observ

asi

23

Page 24: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

Mandi

ri

n do’a

sebelum dan

sesudah

makan (A)

Anak dapat

melakukan

tugas sendiri

sampai

selesai (E)

Makan Bersama

Observ

asi

Komu

nikati

f

Religi

us

Anak mampu

menceritakan

kegiatan

yang telah

dilakukan

secara

sederhana

(B)

Anak terbiasa

berdo’a

sebelum

pulang (A)

Penutup (30 menit)

Evaluasi

mengenai

kegiatan hari

ini

Berdo’a

sebelum pulang

Observ

asi

Observ

asi

Jum’at, 13 Oktober 2014

Praktikan

( Dinia Hetika Apriani)

2) Pedoman Observasi Siswa

24

Page 25: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

25

Page 26: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

26

Page 27: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

27

Page 28: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

28

Page 29: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

29

Page 30: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

30

Page 31: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

31

Page 32: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

32

Page 33: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

33

Page 34: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

34

Page 35: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

35

Page 36: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

36

Page 37: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

37

Page 38: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

38

Page 39: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

39

Page 40: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

40

Page 41: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

41

Page 42: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

42

Page 43: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

43

Page 44: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

44

Page 45: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

45

Page 46: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

3) Pedoman Penilaian Guru

46

Page 47: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

47

Page 48: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

48

Page 49: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

49

Page 50: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

4) Dokumentasi Kegiatan

Berbaris

Kegiatan Pembuka

50

Page 51: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

Kegiatan Inti

51

Page 52: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

Kegiatan Penutup

52

Page 53: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

5) Hasil Karya Anak

HASIL KARYA ANAK

53

Page 54: Laporan Praktek Pembelajaran Seni Rupa untuk AUD

54