laporan praktek paplc ''a
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK
PENYEHATAN AIR DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
TENTANG
PENGAMBILAN DAN PEMERIKSAAN SAMPEL AIR
(PEMERIKSAAN KUALITAS FISIK DAN KIMIA)
Oleh:
YUSPRIT PARASO
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
MANADO
2013
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan praktek mata kuliah Penyehatan air dan pengelolaan limbah cair Tentang Pengambilan dan pemeriksaan sampel air dan (pemeriksaan kualitas fisik dan kimia) ini telah di setujui oleh dosen pembimbing mata kuliah.
MENGETAHUI:
DOSEN I DOSEN II
Toni Kurtis Timpua, S.Pd, M.Kes Jasman, S.Pd, M.Kes
DOSEN III DOSEN IV
Robinson Pianaung, S.Pd, MPH Zakarias Palloan, SST
INSTUKTUR I INSTRUKTUR II
Ni Ketut Warniati, SST Junaidi Maase AMKL
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Di ucapkan juga terimah kasih banyak kepada saudara Junaidi Maase AMKL dan ibu Ni
Ketut Warniati, SST selaku instruktur yang sudah memberikan arahan arahan kepada
saya dalam pelaksanaan praktek mata kuliah penyehatan air dan pengelolaan limbah
cair tentang ‘’pengambilan dan pemeriksaan sampel air’’ (pemeriksaan kualitas fisik dan
kimia)
harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan
kedepannya.
laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Manado 29 Sepetember 2013
Yusprit Paraso
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1B. Tujuan............................................................................................................................2C. Waktu dan Lokasi..........................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI..........................................................................................................3
A. Persyaratan Secara Fisik.................................................................................................4B. Persyaratan Secara Kimia...............................................................................................5C. Persyaratan Secara Bakteriologis...................................................................................5
BAB III HASIL PRAKTEK.................................................................................................10
A. Alat dan Bahan.............................................................................................................11B. Prosedur Kerja..............................................................................................................12
1. Pengambilan Sampel..............................................................................................122. Pemeriksaan Sampel..............................................................................................123. Hasil Praktek..........................................................................................................14
BAB IV PENUTUP................................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16B. Saran.............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat
terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting bagi manusia Air merupakan bagian yang
penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan. Tanpa air kemungkinan tidak ada
kehidupan di dunia inti karena semua makhluk hidup sangat memerlukan air untuk bertahan
hidup.
Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama
beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa sebagian besar zat pembentuk
tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi bukan hal yang baru jika kehidupan yang
ada di dunia ini dapat terus berlangsung karena tersedianya Air yang cukup. Dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup
bagi dirinya sendiri. Berikut ini air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala
macam kegiatannya, antara lain digunakan untuk:
Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan
lainnya,
Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air
limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik.
Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll.
Keperluan pertanian dan peternakan
Keperluan pelayaran dan lain sebagainya
Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi
ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air
yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air yang baik
seperti penghematan, tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat pencemaran
air sehingga dapat menggangu ekosistem yang ada.
1
Manfaat Air bagi Kehidupan Manusia Air merupakan zat yang paling penting dalam
kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan
tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga
dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di
sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran,
tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat
juga ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan
wabah.
Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume
tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-
bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air, antara
lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%.
Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter
diproduksi menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah. Dalam
kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk keperluan minum, mandi,
memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan pembawa bahan buangan
industri.
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan
timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata kebutuhan air setiap individu per hari
berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan
bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.
B. Tujuan Praktek
Mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan sampel air
Mahasiswa dapat mengetahui bahan kimia yang di gunakan pada pemeriksaan
sampel air.
Mahasiswa dapat mengetahui dapat mengetahui alat dan bahan yang di
gunakan dalam pengambilan dan pemeriksaan smpel air.
C. Waktu dan lokasi
Hari/tanggal : Selasa, 24 September 2013
Waktu : 14:30- Selesai
Tempat pengambilan/pemeriksaan : Sumur/Laboratorium Jurusan KesLing
2
BAB II
DASAR TEORI
Bagaimana cara mengetahui kondisi kualitasair? Kualitas air dapat diketahui dengan
melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah
uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Sayangnya, cara-cara
pengujian tersebut memerlukan biaya yang cukup mahal, disamping prosedur pengujian yang
tidak mudah. Ada cara praktis yang bisa dilakukan oleh setiap orang untuk menilai kualitas
air, yaitu dengan melihat hewan air (makroinvertebrata) yang spesifik hidup pada air
berkualitas baik. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan
secara terpadu dengan pendekatan ekosistem. Keterpaduan yang dimaksud adalah dilakukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
Pengelolaan kualitas air dilakukan untuk menjamin kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengendalian pencemaran air dilakukan
untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air.
Upaya pengelolaan kualitas air dilakukan pada :
1. Sumber air yang terdapat di dalam hutan lindung;
2. Mata air yang terdapat di luar hutan lindung; dan
3. Akuifer air tanah dalam.
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang
diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi
alamiahnya.
Penentuan standar kualitas air minum maupun air limbah berdasarkan pertimbangan bahwa :
Bahan-bahan beracun yang apabila kadarnya dalam air minum melebihi batas akan
membahayakan kesehatan, misalnya timbal, selenium, arsen, kromium, sianida, cadmium, air
raksa.
3
Bahan-bahan kimia kimia spesifik yang dapat mempengaruhi kesehatan apaila kadarnya
dalam air melebihi batas akan merugikan kesehatan misalnya,flourida, dan nitrat.
Flourida yang kadarnya melebihi batas akan berpengaruh kurang baik terhadap gigi.
Nitrat yang kadarya melebihi batas menimbulkan keracunan darah pada bayi yang disebut
“blue babies”
Bahan kimia atau sifat fisik yang mempengaruhi air minum yaitu mangan,
tembaga,seng,kalsium fenol.
Bahan kimia yang merupakan pejunjuk adanya pencemaran yaitu zat organic jumlah,
kebutuhan Biologic akan oksigen,kebutuhan kimiawi akan oksigen,nitrogen
jummlah,nitrit,fosfat.
Pengawasan kualitas air bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air
yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air.
Kegiatan pengawasan kualitas air mencakup :
a. Pengamatana lapangan dan pengambilan contoh air termasuk pada proses produksi dan
distribusi.
b. Pemeriksaan contoh air.
c. Analisis hasil pemeriksaan.
d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dalam hasil kegiatan a,b, dan c
e. Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan/perbaikan termasuk
kegiatan penyuluhan.
Berdasarkan standar peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990
tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih terdiri dari:
A. Persyaratan Fisik:
Kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya semata-mata dengan
pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga menyangkut keamanan dan dapat
diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin pula menyangkut segi estetika.
4
B. Persyaratan Kimiawi:
Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu
yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan
tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak
minumbulkan kerusakan-kerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri.
Beberapa unsur tertentu, sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan
suatu kondisi air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang
menguntungkan.
Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas pada dasarnya unsur-
unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan:
Unsur-unsur yang bersifat racun.
Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan.
Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem atau penggunaannya untuk
keperluan atau aktivitas manusia.
Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran.
C. Persyaratan Bakteriologi.
Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri pada umumnya dan khusus-
Nya bakteri penyebab penyakit (E-coli)
Kualitas air yang baik adalah :
5
Secara fisik
1) Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat
organik atau bakteri / unsur lain yang masuk ke badan air.
2) Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapatditimbulkan oleh
pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari
pencemaran lingkungan,terutama sistem sanitasi.
3)Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas biologi
sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah
biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut,
sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi
akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung (Chay, 1995: 54 ).
4)Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan–bahan organik dan
anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air
dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air
tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air.
5) TDS atau jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids)
Bahan pada adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan
pada suhu 1030 – 105oC, dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam
bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut.
Kandungan total solids pada portable water biasanya berkisar antara 20 sampai dengan 1000
mg/l dan sebagai satu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping
itu pada semua bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan
meningkat sesuai derajat dari pencemaran (Sutrisno, 1991 : 33).
6
Zat pada selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu banyak tidak baik untuk air minum,
banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l.
pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualitas air minum
dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan meberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa
mual.
Secara kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1).pH(derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya Cdisebabkan gas
Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil
6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah
menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2).Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium
bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan
kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat,
Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium.
Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan
penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat
menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium
dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar
150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
7
3).Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi
dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan
salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan
diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
4). Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 /
2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak
enak apabila dikonsumsi.
5). Zat organic
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun
sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan (Chay, 1995:541),
6).Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada
alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering
dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7).Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi
baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2
oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung
untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam
daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam
tubuh.
8
8).Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil
dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+
dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9).Zink atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual.
Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena
kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
Secara Biologis
1).Colli
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali tidak
boleh mengandung bakteri coli melebihi batas–batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100
ml air (Sutrisno, 1991 : 23).
2). COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan
misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air
(Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang
dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air
tersebut buruk.
9
3). BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak
menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif
jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan
kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin
rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air
bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan
air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l.
10
BAB III
HASIL PRAKTEK
A. ALAT DAN BAHAN
Portable Photometer
Vertikal Water Sample
Water test kit
Larutan Manganese 1k dan 2k
Alat tulis menulis
Coll Box
Tas Lapangan
Aquades
PH tester
Pipet
Label
DO Meter
Bubuk Fe
Botol sample
Tabung Reangen
11
B. PROSEDUR KERJA
1. Pengambilan Sampel
Sediakan Alat dan bahan yang akan di gunakan
Bersihkan alat yang akan di gunakan dengan air bersih.sebanyak tiga kali bilasan.
Buka kedua katub yang terdapat kedua ujung Vertical Water Sample.
Turunkan Vertical Water Sample ke dalam sumur secara perlahan dengan jarak 20 cm
dii bawah permukaan air.
Lepas pemberat yang ada pada tali sehinggga katup tertutup.
Angkat dan buka kran yang terdapat pada kedua ujung katup untuk mengambil sampel air. Masukkan kedalam botol sampel dan beri label.
2. Pemeriksaan Sampel
a) Pengukuran DO
-Siapkan alat yang akan digunakan.
-Buka penutup alat.
-Masukan alat pengukur kedalam sumur secara perlahan.
-Tekan On pada alat.
-Lihat hasil pengukurannya yang muncul pada layar.
-Catat hasil tersebut.
12
b) Pengkuran Fe
- Masukan 7ml sampel air kedalam botol reagen.
- Masukan 1 sendok bubuk Fe 1k kedalam tabung reagen.
- Kocok selama 2 menit agar merata atau homogen.
- Masukan tabung tersebut kedalam Portable Photometer untuk memeriksa parameter
kimia air.
- Setelah diperiksa, catat hasil tersebut.
- Kemudian beri label pada tabung reagen.Setelah sampai dilaboratorium dilanjutkan
dengan pemeriksaan suhu dengan menggunakan alat water proof.
- Sebelum dan sesudah menggunakan Alat water proof di bilas dengan aquades untuk
fiksasi
- Untuk pemeriksaan kadar mangan dalam sampel air, gunakan pipet ukur
c) Pengukuran Manganese
- Masukan 5ml sampel kedalam tabung reagen menggunakan pipet.
- Kemudian masukan larutan manganese 1k sebanyak 2 tetes.
- Dikocok selama 2 menit.(massa reaksi)
- Tambahkan lagi 2 ml air.
- Setelah itu tambahkan larutan manganese 2k sebanyak 3 tetes.
- Dikocok selama 5 menit.(massa reaksi
- Lihat sampel air tersebut apakah berubah warna atau tidak.
- Kemudian bersihkan tabung menggunakan tissue.
- Masukan tabung tersebut kedalam Portable Photometer untuk memeriksa parameter
kimia air.
- Setelah diperiksa, catat hasil tersebut.
Kemudian beri label pada tabung reagen.
13
3. Hasil Praktek
Secara Kimia
pH : 6,9
Suhu : 29,0oC
Fe : 0,8 mg/liter
Manganese : 0,14 mg/liter
DO : 0,5
Secara Fisik
Tidak berbau
Tidak berasa
Warnanya jernih
Dokumentasi:
Pemeriksaan Suhu dan PH Pemeriksaan Fe
14
Pengukuran DO Pengukuran Manganese
Vertikal Water Sample Water Test Kit
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhirnya kami sebagai penyusun dapat menyimpulkan bahwa prosedur pengambilan dan
pemeriksaan sampel air sangat penting diketahui dalam memeriksa parameter-parameter fisik
maupun kimia air.
B. Saran
Di harapkan bagi mahasiswa dapat memahami dan mengetahui cara pengambilan dan
pemeriksaan air sesuai dengan parameter-parameter fisik air. Kami juga mengharapkan
penyediaan fasilitas atau alat yang berkaitan dengan praktek yang dilaksanakan agar lebih
difasilitasi atau disiapkan, untuk memudahkan dan menyempurnakan hasil laporan praktek
yang ada. Selain itu kami juga mengharapkan kritik dan saran guna untuk membangun
kesempurnaan laporan ini.
16