laporan kerja praktek
DESCRIPTION
berisikan tetntang laporan kerja praktek dengan tema struktur atas.TRANSCRIPT
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK
IV.1. Uraian Umum
Dalam pelaksanaan proyek pada dasarnya harus mengacu pada urutan pekerjaan yang
telah direncanakan dan juga kemampuan sumber daya yang ada dalam proyek, misalnya
dana, waktu, bahan, peralatan, dan jumlah tenaga kerja. Dengan sumber daya yang ada
kontraktor dapat memanfaatkannya sesuai dengan efisien waktu, penggunaan harga dan
dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cermat sehingga proyek konstruksi dapat
berjalan dengan benar. Adanya koordinasi antara pengawas lapangan dan tenaga kerja juga
diperlukan agar tidak terjadi kesalahan – kesalahan selama pekerjaan konstruksi.
Seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya pelaksanaan proyek yang baik adalah
yang memenuhi perencanaan yang ditentukan. Pelaksanaan pekerjaan yang baik akan tercipta
apabila semua elemen yang ada dalam suatu proyek saling bersinergi dan membentuk satu
kondisi yang saling menguntungkan terutama untuk kemajuan suatu proyek tersebut.
IV.2 Persiapan Pekerjaan
Persiapan pekerjaan di lapangan mencakup persiapan lapangan, persiapan pekerjaan
tanah atau hal yang berkaitan dengan lokasi proyek dan sekitarnya.
IV.2.1. Persiapan Lapangan
Pekerjaan persiapan lapangan meliputi pengungkuran lokasi proyek,
pembersihan, pembongkaran, dan penghancuran rintangan.
1. Pengungkuran tanah
Pengukuran tanah dimaksudkan untuk mengetahui keadaan dan situasi lokasi
secara jelas. Melalui pengukuran tanah didapat data teknis berupa jenis tanah dan
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 43
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
kedalaman lapisan tanah keras. Data tersebut selanjutnya diolah sebagai bagian
dari bahan untuk perencanaan struktur.
2. Pembersihan dan pembongkaran
Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran meliputi perbaikan tempat-tempat
dimana bangunan akan didirikan, penebasan atau pembabatan terhadap semua
pohon-pohon belukar, sampah yang tertanam serta material lain yang merugikan
dan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun dan
kemudian dibakar atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui direksi.
Persiapan lapangan juga harus mencakup pembangunan “Plan Kit” atau “Site
Office” atau kantor bagi pelaksana proyek yang bersifat non permanen, tempat
tersebut harus direncanakan sesuai dengan instruksi kerja yang berlaku agar
didapat tempat yang nyaman dan dapat menunjang sumber daya manusia yang
ada.
Pada tahap persiapan perlu diadakan pengaturan lalu lintas pada lokasi
proyek agar tidak mengganggu kelancaran jalan dan tetap menjaga efisiensi lahan
dalam menampung kendaraan atau alat lain maupun sebagai tempat penyimpanan
material.
Dan pada intinya, segala hal yang dilakukan dalam mempersiapkan sebuah
lahan agar selanjutnya pada lahan tersebut dapat dipergunakan sebagai lahan
pelaksanaan proyek, baik dari segi yang berhubungan langsung berupa kesiapan
lahan maupun dari segi non fisik seperti pendirian pos pos yang akan menjadi
pendukung pelaksanaan proyek, baik pos security hingga bedeng tempat pekerja
beristirahat dapat dikategorikan sebagai persiapan lapangan.
IV.2.2. Pelaksanaan Pekerjaan Tanah
Pelaksanaan pekerjaan tanah dilaksanakan setelah tahap persiapan proyek
selesai, dimulai dengan pekerjaan galian. Galian harus dilakukan sesuai dengan
panjang, kedalaman, kemiringan dan kelengkungan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dan sesuai yang tercantum dalam gambar-gambar
rencana. Galian harus terbebas dari genangan air selama proses pekerjaan
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 44
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
berlangsung. Tanah bekas galian jika tidak terpakai untuk bahan urugan harus segera
dibuang keluar dari lokasi proyek.
IV.3 Peralatan Pelaksanaan
Peralatan yang digunakan dalam proyek ini antara lain dijelaskan sebagai berikut :
a. Panel Temporary
Panel Temporary adalah alat yang digunakan sebagai terminal atau pengaturan arus
listrik yang masuk dan keluar.
Gambar 4.1 Panel Temporary
b. Waterpass
Waterpass atau automatic level berfungsi untuk mengukur sudut horisontal antara dua
tempat yang berbeda dari titik pengamatan. Kekurangan dari waterpass yaitu hasil
pembacaannya kurang akurat.
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 45
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Gambar 4.2 Waterpass
c. Bekisting
Bekisting berguna untuk membentuk cetakan beton yang diinginkan. Agar dapat
membuat rencana bekisting, awal perencanaan struktur beton harus dipelajari terlebih
dahulu
d. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah salah satu peralatan yang digunakan saat pengecoran dimana
alat ini berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan dalam bekisting, dimana hal
ini ditujukan untuk mengeluarkan kandungan udara yang terjebak dalam air campuran
beton sehingga dengan getaran yang dihasilkan oleh vibrator maka beton akan
mengeluarkan gelembung udara dari beton sehingga beton yang dihasilkan akan
mendapatkan kekuatan yang merata dan juga untuk menghindari adanya keropos atau
sarang labah pada beton.
Beton vibrator terdiri dari tiga bagian utama :
1. Mesin sebagai alat penghasil getaran
2. Selang penghantar
3. Kepala Vibrator, terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat bisbol,
alat yang direndam dalam beton
Saat ini tersedia berbagai macam vibrator beton dalam beberapa merek dan
jenis beton vibrator. Braket atau sistem penjepit dirancang agar sesuai dengan merek
utama dari bentuk beton. Vibrator beton tersedia dalam jenis daya hidrolik, pneumatik
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 46
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
atau listrik. Mesin vibrator mampu menghasilkan tiga jenis getaran profil sinus
sapuan, getaran acak, dan disintesis kejutan .
Pemakaian Beton Vibrator
Ketika beton sudah dituangkan kedalam bekisting, mesin vibrator sudah
ditempatkan di dekat area tempat penuangan beton. Posisi harus dijaga supaya selang
vibrator tidak terlalu jauh dari area yang akan digetar. Saat beton sudah dituang mesin
vibrator sudah harus dihidupkan dan kemudian selang diarahkan ke area beton basah,
kemudian kepala atas vibrator didorong ke dalam beton. Kepala Vibrator di getarkan
pada satu area sekitar 10 detik. Posisi kepala vibrator tidak boleh bersinggungan
langsung dengan bekisting , dianjurkan jarak kepala vibrator dari sisi bekisting sekitar
10 – 12 cm. Kepala vibrator harus bergetar sepanjang daerah beton yang baru dituang
dengan memindahkan kepala vibrator sekitar 30 - 40 cm dari titik sebelumnya yang
sudah digetar. Pastikan seluruh area harus di getar.
Keselamatan Pemakaian Beton Vibrator
1. Saat pemakaian, mesin harus ditempatkan ditempat terlindung dan bersih .
2. Jika mesin vibrato menggunakan daya listrik, pastikan instalasi kabel dalm
jaringan yang aman
3. Hindari penempatan mesin dtempat yang lembab dan basah
4. Mesin vibratior harus ditempatkan pada landsan yang kuat dan datar
5. Jangan biarkan pengunjung atau anak anak berdekatan atau memegan
mesin maupun peralatan lainnya.
6. Gunakan mesin vibrator sesuai penggunaan hanya untuk pekerjaan beton
saja, jangan pernah menggunakan alat tersebut untuk kepeluan lainnya
misalnya untuk penggemburan tanah.
7. Gunakan pakaian yang aman, sarung tangan, sepatu, helm dan jangan
menggunakan pakaian yang longgar.
8. Untuk pekerja yang memegang kepala vibrator dianjurkan selalu
mengunakan kacamata untuk menghindari cipratan beton ke mata saat
penggetaran belangsung.
Keamanan Alat Saat Pemakaian
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 47
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Saat memindahkan alat, pastikan posisi mesin dalam keadaan mati
sebelum pemakaian dilanjutkan.
Casing mesin harus tetap terjaga dan posisi terkunci kuat saat pemakaian
Ujung kepala vibrator harus dalam terkunci kuat dan tidak masuk air, gunakan
sealent waktu mengunci kepala vibrator ke selang vibrator.
Gambar 4.3 Concrete Vibrator
e. Meteran
Meteran adalah alat yang digunakan pada pengukuran.
Gambar 4.4 Meteran
f. Bar Cutter
Alat ini digunakan untuk memotong besi tulangan sesuai ukuran yang diinginkan.
Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar cutter listrik adalah bar
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 48
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja
yang cukup tinggi.
Gambar 4.5 Bar Cutter
g. Bar Bender
Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan dalam
berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan.
Gambar 4.6 Bar Bender
h. Trafo las
Trafo las digunakan untuk mengikat/menyambung besi atau baja. Trafo las juga
digunakan untuk memasang sepatu kolom, pembuatan profil penyiku dan pembuatan cor
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 49
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
stop (batas pengecoran). Keberadaan alat ini penting dikarenakan banyaknya pekerjaan
kolom pada proyek bangunan bertingkat tinggi.
Gambar 4.7 Trafo Las
i. Scaffolding
Fungsi Perancah (Scaffolding), pembahasan kali ini adalah mengenai
Scaffolding, dimana Scaffolding adalah adalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung
dan bangunan-bangunan besar lainnya.
Fungsi Scaffolding :
Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu
memikul beratnya sendiri (Pada pelaksanaan pengecoran).
Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan
bata,plesteran,pengecatan.
Sementara itu Scaffolding memiliki 2 fungsi yaitu sebagai Support dan sebagai Access :
1. Fungsi Scaffolding Sebagai Support :
Menyediakan tatakan elevasi yang mampu menahan suatu beban tertentu
pada sebuah area tertentu.
2. Fungsi Scaffolding Sebagai Access :
Akses atau akomodasi bagi para pekerja bangunan.
3. Pendekatan utama design scaffolding jenis ini :
- Independent self-scaffolding scaffold
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 50
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
- Self-supporting scaffold
- Trust out atau cantilever scaffold
Gambar 4.8 Scaffolding
j. Ready mix truck
Berfungsi untuk membawa beton segar dari quary atau batching plant ke tempat
pengecoran.
Gambar 4.9 Ready Mix Truck
k. Concrete Pump
Pompa Beton/Concrete Pump adalah alat untuk menaikkan beton ke lokasi
pengecoran. Sehingga memudahkan dan mempercepat pelaksanaan pengecoran. Ada
berbagai macam type dari Pompa Beton, diantaranya:
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 51
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
1. Type Standar : biasanya digunakan untuk lantai dasar, dak tingkat satu dan dua
dengan jangkauan 50 m.
2. Type Long Boom : untuk lantai 3 ke atas dengan jangkaun lebih dari 50 m
3. Type Kodok : untuk menjangkau lokasi yang jaraknya lebih dari 100 m,
misal : lokasi apartemen.
Gambar 4.10 Concrete Pump
l. Air Compressor
Alat ini merupakan sarana penyemprot udara bertekanan tinggi yang mempunyai
prinsip kerja seperti pompa. Alat ini digunakan pada persiapan pekerjaan pengecoran
untuk memenuhi syarat agar beton yang telah dicor tidak bercampur dan terpengaruh
dengan bahan lain yang dapat mempengaruhi mutu dan kekuatan beton.
IV.4 Pekerjaan Struktur Atas
IV.4.1 Kolom
Dalam proyek pembangunan Hotel California ini tulangan kolom dan sengkang
kolom menggunakan besi ulir. Ukuran dimensi kolom berbeda – beda tiap lantainya, kolom
yang berada pada lantai dasar lebih besar ukuran dimensinya dibandingkan dengan ukuran
kolom yang berada pada lantai atasnya.
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 52
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Berikut ini adalah urutan pengerjaan pengecoran kolom pada proyek pembangunan
Hotel California :
1. Penulangan Kolom
Sebelum dimulai pelaksanaan pengecoran kolom, tentunya pekerjaan pembesian kolom telah
terlebih dahulu dikerjakan. Adapun langkah – langkah pekerjaan pembesian kolom antara
lain adalah sebagai berikut :
1.1 Pengesetan/fabrikasi
Pembuatan tulangan kolom tidak seperti balok, pembuatan tulangan kolom
dilakukan ditempat terpisah. Pada proyek pembangunan Hotel California pelaksanaan
fabrikasi pembesian kolom berlokasi di halaman depan gedung.
Langkah pertama besi – besi tulangan dipotong dengan menggunakan bar
cutter sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan lalu dibengkokkan dengan
menggunakan bar bender. Setelah itu besi – besi tulangan tersebut dirakit sesuai
dengan ukuran yang telah ditetapkan.
1.2 Pemasangan tulangan kolom
Setelah besi kolom selesai di fabrikasi, kemudian besi kolom tersebut di
angkut ke lokasi pengecoran dengan cara manual. Dalam pengangkatan besi tulangan
kolom ini dilakukan secara perlahan dan hati – hati. Selanjutnya proses penandaan
kolom dilakukan diatas pelat, penandaan dilakukan untuk menentukan posisi
bekisting dan agar kolom terletak pada garis lurus atau sumbu yang sama agar tidak
terjadi eksentrisitas yang melewati batas yang ditentukan. Agar tulangan kolom tidak
miring maka pada bagian bawah antara kolom yang sudah ada dengan kolom yang
baru diikat dengan kawat beton. Pemasangan tulangan kolom disambung dengan besi
over stek dari tulangan kolom lantai sebelumnya.
Tulangan kolom juga diberi beton decking yang gunanya agar tulangan tetap
dalam kondisi tegak lurus sebelum di cor dan agar pada saat selesai di cor kolom
terlihat sempurna tidak terlihat tulangannya. Setelah semuanya siap maka dilanjutkan
dengan pemasangan bekisting.
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 53
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Gambar 4.11 Pekerjaan Penulangan kolom
2. Pemasangan Bekisting
Tahapan pemasangan bekisting kolom dilaksanakan setelah pembesian kolom telah
disetujui oleh konsultan pengawas. Bekisting merupakan konstruksi pembantu yang
memberikan bentuk dan dimensi beton sesuai dengan yang kita inginkan/sesuai dengan
gambar kerja.
Ada beberapa ketentuan mengenai pemasangan bekisting, antara lain sebagai berikut :
Di marking posisi kolom pada pile cap sesuai dengan ukuran pada gambar.
As dan jarak kolom pada bowplank di check kembali sesuai bangunan.
Pemasangan bekisting diperkuat dengan klem pengaku dari besi yang
dilengkapi mur dan baut yang dipasang setiap 50 cm.
Untuk menegakkan kolom agar tidak miring dipakai support berupa pipa besi
yang dikaitkan antara kolom untuk menjaga agar bagian atas kolom sesuai
dengan ukuran pada gambar.
Untuk memastikan tegaknya bagian atas dan bawah, dicheck terlebih dahulu
dengan alat sentring ke dua sisi kanan dan kiri .
Bekisting harus kuat, kokoh, dalam arti bila dicor bentuk bekisting tidak
berubah.
Bekisting tidak boleh bocor karena dapat mengakibatkan beton keropos.
Mudah dikerjakan dan dibongkar kembali.
Memberikan bentuk permukaan beton yang baik.
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 54
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Gambar 4.12 Pemasangan Bekisting Kolom
3. Persiapan Pengecoran
Sebelum pelaksanaan pengecoran kolom , dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti :
- Alat transportasi, seperti crane, bucket greader.
- Alat pembetonan, seperti vibrator, air compressor, bekisting, alat
perata beton
- Alat pendukung, seperti lampu penerangan, scaffolding, alat slump tes.
Melakukan slump tes pada adukan beton yang akan digunakan, tinggi slump beton
pada proyek ini adalah 12 ± 2 cm.
Memeriksa posisi bekisting, bekisting harus sesuai dengan marking yang telah
dilakukan, menutup lubang – lubang yang mungkin ada pada bekisting untuk
menghindari keluarnya sebagian adukan beton.
Pembersihan dari semua obstacle seperti bekas gergaji kayu, plastic dan
lain-lain.
Sebelum pengecoran disiram dengan perekat atau lem beton berupa
calbon.
Bahan bakar penunjang peralatan harus sudah mencukupi selama
pengecoran.
4. Pelaksanaan Pengecoran
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 55
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Pengecoran kolom pada proyek ini memakai beton ready mix dari PT. JAYA
READYMIX dengan mutu beton yang dipakai K-300. Transportasi yang digunakan untuk
beton ready mix menggunakan truck mixer beton.
Dari pengamatan yang dilakukan, metode yang digunakan pada proyek pembanguan
Hotel California ini yaitu pengecoran dengan menggunakan concrete pump.
Langkah-langkah pengecoran dengan menggunakan concrete pump hasil pengamatan
di lapangan adalah :
1. Sebelum beton mix design digunakan dalam pengecoran kolom, terlebih dahulu
dilakukan pengujian slump untuk mengetahui apakah beton sesuai dengan pesanan.
2. Sebelum pengecoran pelat dimulai, digunakan calbon sebagai perekat antara kolom, balok
dan pelat.
3. Beton ready mix dituangkan ke dalam bekisting menggunakan concrete pump.
4. Pekerja yang bertugas menangani vibrator meratakan dan memadatkan adukan beton
sehingga tidak menumpuk pada satu sudut.
5. Selama proses pengecoran diadakan survey pengukuran menggunakan water pass untuk
menentukan elevasi balok dan pelat.
6. Setelah selesai pengecoran lakukan usaha perawatan beton, dengan membiarkan beton
tetap dalam bekisting yang telah dilapisi mold oil sebagai usaha perawatan beton.
Dalam pengecoran perlu diperhatikan pula tahapan pemadatan yang berpengaruh
besar pada mutu beton. Pada spesi beton yang baru dituang ke dalam bekisting terdapat udara
yang jika tidak dihilangkan dapat mengakibatkan beton kropos dan mengurangi kekuatan
beton. Dengan pemadatan maka udara tersebut akan hilang dan bahan – bahan pembentuk
beton yang ukurannya bervariasi itu akan saling mengisi sehingga menambah kekuatan beton.
Pembongkaran bekisting kolom dapat dilakukan pada umur 5 hari, kemudian
bekisting yang sudah dibongkar dapat dipakai kembali untuk pekerjaan bekisting lainnya.
IV.4.2 Balok
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 56
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Balok berfungsi untuk menyalurkan beban yang diterima dari pelat lantai ke kolom.
Pada proyek pembangunan Hotel California ini pengerjaan balok mengunakan sistem cor
konvensional.
. Berikut ini adalah urutan pengerjaan pengecoran balok pada proyek pembangunan
Hotel California :
1. Pemasangan scafolding
Sebelum memasang bekisting untuk balok dan pelat diperlukan scafolding yang gunannya
untuk meneruskan beban dan gaya dari coran yang masih muda ke pelat lantai dibawahnya.
Scafolding ini berukuran 120 cm x 170 cm, 120 cm x 190 cm, 120 cm x 90 cm dengan
ketinggian yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Scafolding ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :
Jack Base, yang terletak dibawah dan sebagai tumpuan dan kontak langsung dengan
dasar lantai yang telah dicor sebelumnya. Ketinggian scafolding dapat diatur dengan
cara memutar sekrup pada jack base.
Cross Bar, yang terletak pada bagian tengah scafolding dan bertugas untuk menjaga
dan memberikan kekuatan pada scafolding.
U Head, yang terletak pada bagian atas dari scafolding dan bertugas untuk mengatur
ketinggian dan meratakan dari bekisting.
Gambar 4.13 Pemasangan Scaffolding
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 57
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
2. Pemasangan bekisting
Setelah pemasangan scafolding selesai maka dipasang bekisting balok. Bekisting dan
scafolding merupakan penunjang yang sangat penting dalam menentukan hasil beton yang
berkualitas. Keduanya bersifat sementara dan apabila beton telah cukup umur dapat
dibongkar lagi. Pada proyek ini ukuran ketebalan bekisting untuk balok tidak sama dengan
ukuran ketebalan untuk kolom, yaitu untuk balok ketebalannya 9 mm dan untuk kolom
ketebalannya 12 mm terbuat dari multiplek. Bekisting yang akan dipakai ini haruslah
memenuhi syarat dalam segi kekuatan, keawetan dan kemudahan untuk dapat dibongkar
pasang.
Pekerjaan bekisting dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan bekisting pelat karena
balok harus menyatukan pelat. Pada pekerjaan ini yang harus diperhatikan adalah ukuran
balok, bekisting yang dibuat harus sesuai dengan ukuran balok yang direncanakan. Pada saat
bekisting selesai dibuat pengawas lapangan akan memeriksa apakah bekisting tersebut sesuai
dengan ukuran dan cukup kuat untuk menahan beton saat pengecoran
Gambar 4.14 Pemasangan Bekisting Balok
3. Penulangan Balok
Penulangan balok ini dilakukan setelah bekisting selesai terpasang dengan benar.
Berbeda dengan penulangan kolom, penulangan balok dikerjakan dan dirakit di atas
bekisting. Tulangan balok diberi beton decking yang berguna agar tulangan tetap dalam
kondisi lurus sebelum di cor dan agar pada saat selesai di cor balok terlihat sempurna tidak
terlihat tulangan besinya.
Apabila balok terlihat tulangannya maka akan mengakibatkan berkurangnya kekuatan
balok tersebut, hal ini biasanya dinamakan beton kropos. Pada proyek pembangunan Hotel
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 58
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
California ini, tulangan balok mengunakan besi ulir dengan ukuran diameter, Ȼ 8, D10, D13,
D16, D19.
Gambar 4.15 Pekerjaan Penulangan Balok
4. Persiapan Pengecoran
Sebelum pelaksanaan pengecoran balok, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti :
- Alat pembetonan, seperti vibrator, placing boom, concrete pump, air compressor,
bekisting, dan alat perata beton.
- Alat pendukung, seperti lampu penerangan, scaffolding, alat slump test.
Melakukan slump tes pada adukan beton yang akan digunakan.
Memeriksa posisi bekisting; bekisting harus sesuai dengan marking yang telah dilakukan,
menutup lubang-lubang yang mungkin ada pada bekisting untuk menghindari keluarnya
sebagian adukan beton.
Membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat pada bekisting balok yang akan di cor.
Gambar 4.16 Pembersihan Lokasi Balok
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 59
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
5. Pelaksanaan Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah pekerjaan penulangan selesai. Pada proyek
pembangunan Hotel California ini proses pengecoran biasanya dilakukan pada siang dan
malam hari.
Pengecoran balok ini dilakukan bersamaan dengan pengecoran pelat lantai, karena
kedua struktur tersebut merupakan satu kesatuan. Pengecoran balok ini dikerjakan
menggunakan concrete pump. Sebelum dicor, tulangan bekisting dibersihkan dahulu dari
kotoran-kotoran dengan menggunakan compressor.
Langkah-langkah pengecoran dengan menggunakan concrete pump hasil pengamatan
di lapangan adalah :
1. Sebelum beton mix design digunakan dalam pengecoran kolom, terlebih dahulu
dilakukan pengujian slump untuk mengetahui apakah beton sesuai dengan pesanan.
2. Sebelum pengecoran pelat dimulai, digunakan calbon sebagai perekat antara kolom,
balok dan pelat.
3. Beton ready mix dituangkan ke dalam bekisting menggunakan concrete pump.
4. Pekerja yang bertugas menangani vibrator meratakan dan memadatkan adukan beton
sehingga tidak menumpuk pada satu sudut.
5. Selama proses pengecoran diadakan survey pengukuran menggunakan water pass
untuk menentukan elevasi balok dan pelat.
6. Setelah selesai pengecoran lakukan usaha perawatan beton, dengan membiarkan beton
tetap dalam bekisting yang telah dilapisi mold oil sebagai usaha perawatan beton.
Pada proyek ini pengecoran balok diusahakan tidak ada sambungan pengecoran,
walaupun ada sambungan tersebut tidak boleh berada pada tengah bentang balok maupun
pelat yang akan di cor. Pengecoran balok pada proyek ini menggunakan mutu beton K-300
dan menggunakan beton siap pakai dari sub kontraktor yang telah diseetujui. Pembongkaran
bekisting dapat dilakukan setelah umur beton 7 – 28 hari. Umur 7 hari untuk bekisting yang
terletak pada sisi balok dan umur 28 hari untuk bekisting yang terletak pada bagian bawah
balok.
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 60
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Gambar 4.17 Pengecoran Balok
Gambar 4.18 Beton Decking
IV.4.3 Pelat
Pada proses pengerjaan pelat lantai tidak berbeda jauh dengan balok, karena letaknya
yang berhubungan langsung dengan balok sehingga pengecoran dilakukan bersamaan dengan
pengecoran balok. Berikut ini adalah urutan pekerjaan pengecoran pelat lantai pada proyek
pembangunan Hotel California :
1. Pemasangan scafolding
Sebelum memasang bekisting untuk balok dan pelat diperlukan scafolding yang
gunannya untuk meneruskan beban dan gaya dari coran yang masih muda ke pelat lantai
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 61
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
dibawahnya. Scafolding ini berukuran 120 cm x 170 cm, 120 cm x 190 cm, 120 cm x 90 cm
dengan ketinggian yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
2. Persiapan Pengecoran
Sebelum melaksanakan pengecoran pelat lantai ada beberapa hal yang perlu
disiapkan, yaitu :
Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti :
- Alat pembentonan, placing boom, air compressor, alat perata beton concrete
pump.
- Alat pendukung, seperti lampu penerangan, scaffolding, alat slump test.
Melakukan slump tes pada adukan beton yang akan digunakan.
Membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat pada daerah sekitar yang akan dicor.
Gambar 4.19 Pembersihan Lokasi Pelat
Gambar 4.20 Cakar Ayam (Shear conector)
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 62
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
3. Pelaksanaan Pengecoran
Pengecoran pelat ini dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok. Pengecoran
pelat ini dilakukan sedikit demi sedikit karena luas area yang sangat luas tidak mungkin
pengecoran dilakukan sekaligus. Pengecoran pelat dikerjakan dengan menggunakan Concrete
pump dan placing boom. Concrete pump berfungsi mendorong beton sampai ke pelat lantai
yang ingin dicor, sedangkan placing boom berfungsi untuk mengarahkan beton ke tempat
yang akan dicor. Beton yang digunakan adalah beton ready mix yang berasal dari sub
kontraktor. Pengecoran pelat dilakukan pada malam hari. Akan tetapi terkadang pengecoran
pelat dilakukan pada siang hari tetapi jarang sekali.
Apabila pengecoran pelat dilakukan pada siang hari dengan suhu udara yang terlalu
panas maka daerah yang akan dicor harus ditutupi terpal dan bagian pelat yang telah dicor
ditutupi terpal juga. Hal ini dilakukan supaya kadar air dalam campuran beton tidak cepat
menguap. Pengecoran pada proyek ini menggunakan mutu beton K-300 dari Ready mix.
Langkah-langkah pengecoran dengan menggunakan concrete pump, hasil pengamatan di
lapangan adalah :
1. Sebelum beton mix design digunakan dalam pengecoran kolom, terlebih dahulu
dilakukan pengujian slump untuk mengetahui apakah beton seuai dengan pesanan.
2. Sebelum pengecoran pelat dimulai, digunakan calbon sebagai perekat antara kolom,
balok dan pelat.
3. Beton ready mix dituangkan ke dalam bekisting menggunakan concrete pump.
4. Pekerja yang bertugas menangani vibrator meratakan dan memadatkan adukan beton
sehingga tidak menumpuk pada satu sudut.
5. Selama proses pengecoran diadakan survey pengukuran menggunakan water pass
untuk menentukan elevasi balok dan pelat.
6. Setelah selesai pengecoran lakukan usaha perawatan beton, dengan membiarkan beton
tetap dalam bekisting yang telah dilapisi mold oil sebagai usaha perawatan beton.
Pada proyek ini pengecoran balok diusahakan tidak ada sambungan pengecoran,
walaupun ada sambungan tersebut tidak boleh berada pada tengah bentang balok maupun
pelat yang akan di cor. Pengecoran balok pada proyek ini menggunakan mutu beton K-300
dan menggunakan beton siap pakai dari sub kontraktor yang telah disetujui. Pembongkaran
bekisting dapat dilakukan setelah umur beton 7 – 28 hari. Umur 7 hari untuk bekisting yang
terletak pada sisi balok dan umur 28 hari untuk bekisting yang terletak pada bagian bawah
balok.
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 63
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Gambar 4.21 Pengecoran Pelat
IV.5 Pengawasan Pekerjaan Pembesian
Ada beberapa hal yang diperhatikan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
pembesian, yaitu :
1. Lokasi fabrikasi yang strategis.
2. Pada proses pemotongan dan pembengkokan besi sebaiknya direncanakan terlebih
dahulu agar semaksimal mungkin besi dapat terpakai.
3. Pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan menggunakan alat bar cutter dan bar
bender untuk mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan.
4. Besi harus bersih dan bebas karat pada saat pengecoran akan dilakukan.
5. Ukuran besi yang digunakan harus sesuai dengan gambar rencana.
IV.6 Pengawasan Pekerjaan Bekisting
Ada beberapa hal yang diperhatikan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
bekisting, yaitu :
1. Bekisting harus kuat/kokoh, dalam arti bila dicor bentuk bekisting tidak berubah.
2. Bekisting tidak boleh bocor karena dapat mengakibatkan beton keropos.
3. Bahan bekisting tidak boleh menyerap air agar beton tidak menjadi kering terlalu
cepat. Pada proyek ini bekisting terbuat dari multiplex dengan tebal 9 mm dan 12 mm.
4. Sebelum dipasang bekisting terlebih dahulu diberi lapisan mold oil.
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 64
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
IV.7 Pengawasan Pekerjaan Pengecoran
Ada beberapa hal yang diperhatikan oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaaj
pengecoran, yaitu :
1. Beton harus bersih dari segala kotoran organic dan anorganik.
2. Harus ada kesatuan antara beton lama dengan beton baru.
3. Permukaan beton harus rata, tidak bergelombang atau berlubang.
4. Sesudah pengecoran, harus diperhatikan faktor perawatan pada beton yang ada karena
dapat mempengaruhi mutu beton.
IV.8 Usaha Perawatan Beton
Pada saat beton mulai mengeras, harus dilakukan perawatan untuk mencegah
penguapan air yang berlebihan. Penguapan air serta berlebihan dapat menimbulkan
perbedaan suhu yang besar antara bagian luar dan bagian dalam beton sehingga dapat
mengganggu proses hidrasi yang nantinya akan mengakibatkan keretakan pada beton.
Perawatan (curing) beton dapat dilakukan dengan cara membiarkan beton tetap dalam
bekisting sampai batas waktu tertentu, penyiraman secara teratur atau penggunaan air selama
minimum 14 hari atau bila tidak memungkinkan dapat juga dengan menggunakan penutup
lantai dengan menggunakan karung-karung goni yang sudah dibasahi. Selain itu dapat juga
dilakukan perawatan dengan cara penyemprotan/memerciki permukaan beton dengan air
secara terus-menerus dan dengan cara melumuri permukaan beton dengan bahan kimia
tertentu (curing compound).
IV.9 Pengujian Mutu Mix Design
Uji beton yang dimaksudkan di sini berlandas pada asumsi bahwa pelaksana telah
memperoleh dan menguji kualitas agregat dan semen yang dibutuhkan, sehingga hanya
mengupas bagaimana mencapai mutu kuat karakteristik beton dengan material yang telah
lolos uji dan terbatas pada uji slump (slump test), uji kuat desak.
IV.9.1 Pengujian Slump Mix Design
Beton yang paling padat dan kuat diperoleh dengan menggunakan jumlah air
yang minimal konsistensi dengan derajat workabilitas yang dibutuhkan untuk
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 65
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
memberikan kepadatan maksimal. Derajat workabilitas harus dipertimbangkan dalam
hubungannya dengan cara pemadatan dan dari jenis konstrukti agar terhindar dari
kebutuhan pekerjaan yang berlebihan dalam mencapai kepadatan maksimal. Slump
tes adalah petunjuk terbaik dalam memperoleh informasi tentang ketiga dasar
workability beton, yaitu :
Mobilitas : adalah kemudahan beton untuk dapat dialirkan ke
dalam cetakan disekitar baja dan dituang kembali.
Kompabilitas : adalah kemudahan beton untuk dipadatkan dan
rongga-rongga Udaranya diambil.
Stabilitas : adalah kemampuan beton untuk tetap sebagai massa
yang homogen.
Peralatan yang digunakan.
Ada beberapa peralatan yang digunakan untuk pelaksanakan slump tes ini, yaitu:
Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 cm,
bagian atas 10 cm dengan tinggi 30 cm. Bagian atas dan bawah cetakan
terbuka.
Tongkat pemadatan dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm ujung dibulatkan
dan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat.
Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap air.
Sendok cekung.
Prosedur Pengerjaan.
Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah.
Letakkan cetakan di atas pelat yang dipasang mendatar.
Isilah cetakan sampai penuh dengan beton muda dalam 3 lapis, tiap lapis berisi
1/3 cetakan. Tiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali
tusukan secara merata. Pada pemadatan tongkat harus tepat masuk sampai
lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama penusukan tepi
tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.
Segera setelah pemadatan, ratakan permukaan benda uji. Semua sisa sample
yang jatuh di sekitar cetakan harus dibersihkan.
Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas.
Balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan di samping benda uji.
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 66
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji.
Besar slump = tinggi cetakan – tinggi rata-rata benda uji.
Gambar 4.22 Pengujian Slump 12 ± 2
IV.9.2 Pengujian Daya Desak Mix Design
Pengujian ini dilakukan pada beton uji berbentuk silinder 15 cm x 30 cm.
langkah-langkah pengujian beton adalah sebagai berikut :
1. Cetakan silinder bagian dalam diberi oli agar beton tidak melekat pada cetakan
setelah beton mengeras.
2. Adukan beton dituang setengah cetakan, lalu ditusuk-tusuk dengan batang baja
berdiameter 16 mm sebanyak 25 kali. Kemudian sisi cetakan dipukul-pukul
agar adukan merata.
3. Lalu diisi lagi sisanya, lakukan seperti sebelumnya.
4. Ratakan permukaan atas adukan.
5. Letakkan cetakan tersebut di udara terbuka (jangan terkena sinar matahari dan
bebas dari getaran). Jangn lupa menulis kode dan tanggal pengecorannya.
6. Setelah cetakan dibuka lalu contoh benda uji direndam dalam air.
7. Contoh diuji pada umur 7 hari, 14 hari, 28 hari.
8. Benda uji tersebut ditimbang untuk mengetahui beratnya, lalu diletakkan pada
mesin tekan secara sentris.
9. Benda uji dites dengan alat compression testing machine hingga beton
mencapai kekuatan maksimum.
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 67
BAB IV : PELAKSANAAN PROYEK
Hasil tes maksimum dapat dipakai sebagai dasar untuk pengendalian mutu
beton agar dapat memenuhi persyaratan, untuk meneliti efektifitas admixture (bahan
campuran tambahan) dan untuk menentukan saat bekisting beton dilepas.
Gambar 4.23 Uji Desak Beton (28 hari)
Laporan Kerja Praktek Hotel CaliforniaMUCHLIS ALPIANSYAH (121090010) 68