laporan praktek kerja lapangan
DESCRIPTION
gwgdgdasgdsagdkasgkdasggfksdfksdfksfafdgfdgfdgfjgdjfjgfjdfgfgdjfghwurfhsfjdfjdbfdjfbdjfdfdfdfdfjnmbnmmmdkfdfgdfgugkhgkgTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT BINTANG TOEDJOE
JL. RAWA SUMUR BARAT II KAVLING 9
KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG – JAKARTA TIMUR
BAB II
GAMBARAN UMUM
II.1 Sejarah Singkat PT. Bintang Toedjoe
PT. Bintang Toedjoe didirikan di Garut, Jawa Barat, pada
tanggal 29 April 1946 oleh Tan Jun She (seorang sinshe), Tjia Pu
Tjien, dan Hioe On Tjan. Dipilihnya nama Bintang Toedjoe adalah
sesuai dengan jumlah anak perempuan yang dimiliki oleh Tan Jun
She yaitu 7 orang. Pada waktu itu, dengan alat-alat yang sederhana
dan mempekerjakan beberapa orang karyawan, PT. Bintang Toedjoe
berhasil memproduksi obat-obatan yang dijual bebas guna memenuhi
kebutuhan masyarakat akan obat. Salah satu obat yang
diproduksi sejak berdirinya adalah Puyer No.16 (Obat Sakit Kepala
No.16) yang sampai saat ini masih banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia dan diekspor ke beberapa negara.Empat tahun
sejak didirikan, PT. Bintang Toedjoe pindah dariGarut ke kawasan
Krekot, Jakarta, dan pada tahun 1974 PT. Bintang Toedjoe kembali
pindah ke kawasan Cempaka Putih, Jakarta.
Pada tahun 1985, PT. Bintang Toedjoe diakuisisi oleh
Kalbe Group dan berkembang dengan pesat. Seiring dengan
perjalanan waktu PT. Bintang Toedjoe terus berkembang dan
menunjukkan reputasinya sebagai salah satu pabrik farmasi yang
sangat aktif pada segmen pasar Nutraceuitical Product (food
supplements dan herbal medicine) dan produk Over The Counter
(OTC), baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor.
Sejalan dengan peningkatan produksinya, lokasi kawasan
Cempaka Putih sudah tidak memadai lagi. Maka pada tahun 1993
PT. Bintang Toedjoe pindah ke Kawasan Industri Pulogadung. Pada
bulan September 2002 Head Office pindah ke Pulomas. Jumlah
karyawan secara keseluruhan berkisar sekitar 1300 orang. PT.
Bintang Toedjoe merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar
di Indonesia yang tidak hanya memproduksi obat-obatan, melainkan
juga memproduksi suplemen makanan.
Pada tanggal 12 Mei 1997 PT. Bintang Toedjoe
memperoleh sertifikat standar mutu ISO 9001 (International
Organization for Standarization), yang merupakan pengakuan
terhadap kualitas manajemen perusahaan. Hal ini merupakan bukti
bahwa perusahaan ini selalu memperhatikan kualitas produk obat
yang dibuat dan setiap aspek kegiatan yang terlibat di dalamnya. PT.
Bintang Toedjoe juga menerapkan sistem CPOB, SMK3 (Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja), HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point), ISO 9001, ISO 14001, OHSAS
(Occupational Health and Safety Asessment Series), dan 5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
II.2 Visi dan Misi PT. Bintang Toedjoe
PT. Bintang Toedjoe mempunyai visi yaitu menjadi
perusahaan healthcare yang dikagumi dan disegani di Asia
Tenggara.
Untuk mewujudkan visi tersebut PT. Bintang Toedjoe
mempunyai misi yaitu menghasilkan produk yang inovatif dan
berkualitas yang terjangkau masyarakat umum untuk kehidupan yang
lebih produktif dan bermakna.
Panca Sradha PT. Bintang Toedjoe adalah:
a. Trust is the glue of life. Saling percaya adalah perekat di antara
kami.
b. Mindfulness is the foundation of our action. Kesadaran penuh
adalah dasarsetiap tindakan kami.
c. Innovation is the key to our success. Inovasi adalah kunci
keberhasilan kami.
d. Strive to be the best. Bertekad untuk menjadi yang terbaik.
e. Interconnectedness is a universal way of life. Saling keterkaitan
adalah panduan hidup kami.
II.3 Personalia
Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan
penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan
obat yang benar. Oleh sebab itu industri farmasi bertanggung jawab
untuk menyediakan personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang
memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap personil hendaklah
memahami tanggung jawab masing-masing dan dicatat. Seluruh
personil hendaklah memahami prinsip CPOB serta memperoleh
pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai
higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya. Industri farmasi
hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi dan berpengalaman
praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil hendaklah tidak
dibebani tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindarkan risiko
terhadap mutu obat. Industri farmasi juga harus memiliki struktur
organisasi. Tugas spesifik dan kewenangan dari personil pada posisi
penanggung jawab hendaklah dicantumkan dalam uraian tugas
tertulis. Tugas mereka boleh didelegasikan kepada wakil yang ditunjuk
serta mempunyai tingkat kualifikasi yang memadai. Hendaklah aspek
penerapan CPOB tidak ada yang terlewatkan ataupun tumpang tindih
dalam tanggung jawab yang tercantum pada uraian tugas Personil
Kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian Pengawasan
Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Posisi
utama tersebut dijabat oleh personil purnawaktu. Kepala bagian
Produksi dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian
Mutu)/kepala bagian Pengawasan Mutu harus independen satu
terhadap yang lain.Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan
bagi seluruh personil yang karena tugasnya harus berada di dalam
area produksi, gudang penyimpanan atau laboratorium (termasuk
personil teknik, perawatan dan petugas kebersihan), dan bagi personil
lain yang kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk. Di
samping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil baru
hendaklah mendapat pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan.
Pelatihan berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektifitas
penerapannya hendaklah dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia
program pelatihan yang disetujui kepala bagian masing-masing.
Catatan pelatihan hendaklah disimpan.
II.4 Bangunan dan Fasilitas
Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki
desain, konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan
kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan
operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat
sedemikian rupa untuk memperkecil resiko terjadinya kekeliruan,
pencemaran silang dan kesalahan lain, serta memudahkan
pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindari
pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran dan dampak lain
yang dapat menurunkan mutu obat.Letak bangunan hendaklah
sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran dari lingkungan
sekelilingnya. Seluruh bangunan dan fasilitas hendaklah didesain,
dikonstruksi, dilengkapi, dirawat, serta dibersihkan, dan bila perlu
didisinfeksi sedemikian agar memperoleh perlindungan maksimaln
terhadap cuaca, lingkungan serta binatanga pengerat dan hama. Tata
President Director
Marketing &Sales Head
Managing Director
BusinessDevelopment
Head
FAITLHead
ManufacturingHead
HRD & GA Head
IR Head CombenManager
SBU Head
National SalesManager
National Trade &ChannelManager
Sales Dev.Manager
Public RelationHead
MKT SupportManager
RA Manager
CI manager
PI Manager
MedicalManager
FinanceManager
AccountingManager
IT Manager
LegalManager
InternalAudit
Manager
FinanceAnalyst
Manager
QA-QC Head
R & D Head
Plant Head
ProcurementHead
QualitySystem Head
ProjectManager
letak ruang hendaknya dikaji sejak tahap perencanaan konstruksi
bangunan demi keefektifan semua kegiatan, kelancaran arus kerja,
komunikasi, dan pengawasan serta untuk menghindari
ketidakteraturan. Desain dan tata letak ruangan perlu memperhatikan
kompabilitas dengan kegiatan produksi lain di dalam sarana yang
sama serta pencegahan area produksi sebagai jalur lalu lintas umum.
II.5 Struktur Organisasi
II.6 Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara
Pembuatan Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa
produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan
pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang
berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk
mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada
distribusi obat jadi.
Pengawasan mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi,
pengujian serta termasuk peraturan, dokumentasi dan prosedur
pelulusan yang memastikan bahwa semua pengujian yang relevan
telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk
diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi
persyaratan.
Pengawasan mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi
juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu
produk. Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi
dianggap hal yang fundamental agar pengawasan mutu dapat
melakukan kegiatan dengan memuaskan.Area laboratorium
pengawasan mutu hendaklah terpisah dari area produksi. Luas
laboratorium pengawasan mutu hendaklah memadai untuk mencegah
pencampurbauran dan pencemaran silang. Hendaklah disediakan
tempat penyimpanan untuk sampel, baku pembanding, pelarut,
pereaksi dan catatan. Laboratorium pengawasan mutu didesain
sedemikian rupa untuk memberi perlindungan instrumen terhadap
gangguan listrik, getaran, kelembaban yang berlebihan dan gangguan
lain. Personil pengawasan mutu hendaklah memiliki akses ke area
produksi untuk pengambilan sampel dan penyelidikan yang
diperlukan.Dokumentasi dan prosedur pelulusan yang diterapkan
bagian pengawasan mutu hendaklah menjamin bahwa pengujian yang
diperlukan telah dilakukan sebelum bahan digunakan dalam produksi
dan produk disetujui sebelum didistribusikan. Semua dokumentasi
Pengawasan Mutu yang terkait dengan catatan bets hendaklah
disimpan sampai satu tahun setelah tanggal daluwarsa bets yang
bersangkutan.