laporan praktek kerja lapangan

66
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI UNIT LABORATORIUM RUMAH SAKIT JIWA PUSAT SURAKARTA 8 FEBRUARI – 6 MARET 2010 DISUSUN OLEH : NAMA NIM AGUSTIAS EKA P. 25072230J FITRA NURLITA 25072253J KARTIKA R. 25072260J LINDA KRISTIANINGSIH 25072261J TITIN WIDIYANTI 25072286J WAHKID AHMAD NGIZAN 25072290J

Upload: ahmad-ngizan

Post on 01-Dec-2015

1.398 views

Category:

Documents


119 download

DESCRIPTION

pkl

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Kerja Lapangan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI UNIT LABORATORIUM

RUMAH SAKIT JIWA PUSAT SURAKARTA8 FEBRUARI – 6 MARET 2010

DISUSUN OLEH :

NAMA NIMAGUSTIAS EKA P. 25072230JFITRA NURLITA 25072253JKARTIKA R. 25072260JLINDA KRISTIANINGSIH 25072261JTITIN WIDIYANTI 25072286JWAHKID AHMAD NGIZAN 25072290J

D III ANALIS KESEHATANUNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

Page 2: Laporan Praktek Kerja Lapangan

2010

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Hasil Kerja Lapangan (PKL) di RSJ Pusat Surakarta telah diselesaikan dan disahkan :

Hari/Tanggal :Tempat :

Telah menyetujuiPembimbing PKL

RSJ Pusat surakarta

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bambang Iskamto, M.Si SuhadiNIS. 01 89 011 NIP. 140 201 270

MengetahuiDirektur RSJ Pusat surakarta

Dr. Siti Nuraini Arief,SpKi NIP. 140 097 992

Page 3: Laporan Praktek Kerja Lapangan

i

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Kerja Lapangan (PKL) di RSJ Pusat Surakarta telah diselesaikan dan disahkan :

Hari/Tanggal :Tempat :

Telah menyetujuiPembimbing PKL

Dra. Bambang Iskamto,M.SiNIS. 01 89 011

MenyetujuiKetua Program D-III Analis Kesehatan

Universitas Setia Budi surakarta

Dra. Agnes Sri Harti,M.SiNIP. 01.84.003

Page 4: Laporan Praktek Kerja Lapangan

iii

LAPORANPRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI LABORATORIUM KLINIK “RS JIWA”SURAKARTA

Tanggal 8 Februari – 6 Maret 2010

Menyetujui

Pembimbing PKL Penanggung JawabLaboratorium RS Jiwa Daerah

Surakarta

Drs. Bambang Iskamto,M.Si dr.H.Amsal A.M.MHANIS. 01 89 011 Pembina Utama/ IV C

NIP. 140 126 782

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan DirekturRS Jiwa Daerah

Surakarta

Ratna Agung samsumaharto,S.Si.,M.Sc dr. Siti Nuarini Arief,SpKiNIS. 01 04 076 NIP. 140 097 992

Page 5: Laporan Praktek Kerja Lapangan

ivDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................. v

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. vi

HALAMAN LAMPIRAN ............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Tujuan PKL

1.3 Manfaat PKL

1.4 Tata Tertib PKL

1.5 Sanksi

BAB II TINJAUAN LAHAN

A. Tinjauan Umum Rumah Sakit

2.1 Sejarah RSJ Pusat Surakarta

2.2 Program Peningkatan Keswa

2.3 Tim Kerja Usaha Keswa

2.4 Visi

2.5 Misi Umum

2.6 Misi Khusus

Page 6: Laporan Praktek Kerja Lapangan

2.7 Falsafah

2.8 Motto

B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Klasifikasi RSJP

C. Struktur Organisasi dan Tugas Pejabat Struktural

D. Tata Kerja

E. Bagan struktur Organisasi RSJP

BAB III TINJAUAN LABORATORIUM

3.1 Pengambilan Darah Sampel

3.2 Pemeriksaan Hematologi

3.3 Pemeriksaan Kimia Darah

3.4 Pemeriksaan Urin Lengkap

3.5 Pemeriksaan Narkoba

3.6 Pemeriksaan Serologi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

LAMPIARAN

Page 7: Laporan Praktek Kerja Lapangan

Vii

LAMPIRAN

Page 8: Laporan Praktek Kerja Lapangan

viiiKATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat mewujudkan laporan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) di RSJ Pusat surakarta 8 Februari – 6 Maret 2010.

Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu Tugas Akhir di Universitas

setia Budi Surakarta. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk

memperdalam pengetahuan yang diperoleh selama 3 tahun sehingga setelah

lulus dapat menjadi tenaga kerja yang terampil dan siap pakai.

Keberhasilan dalam penyusunan laporan ini, tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak oleh karena itu dengan tulus hati kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Siti Nuraini Arief, SpKi, selaku Direktur RSJ Pusat Surakarta yang

telah memberi izin PKL.

2. Yth. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, selaku Ketua Program DIII Analis

Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta.

3. dr. H.Amsal A.M., MHA, selaku Kepala Instansi Laboratorium Klinik RSJ

Pusat Surakarta.

4. Drs. Bambang Iskamto, selaku dosen pembimbing PKl di RSJ Pusat

Surakarta.

5. Segenap staf karyawan Lab. Klinik RSJ Pusat Surakarta yang telah

banyak memberikan bimbingan, latihan serta motivasi selama PKL.

6. Dan semua pihak yang telah membantu terselaesaikannya laporan PKL

ini.

Page 9: Laporan Praktek Kerja Lapangan

Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat baik

bagi RSJ Pusat Surakarta maupun bagi Universitas Setia Budi Surakarta.

Kami berharap semoga hubungan kerja sama yang baik antara kedua

belah pihak dapat berlangsung terus.

Surakarta, April 2010

Penyusun

V

Page 10: Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tenaga Kesehatan yang siap pakai dan profesional

khususnya di bidang Laboratorium Kesehatan sekarang ini diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga Laboratorium. Hal ini

senada dengan kondisi masyarakat yang sekarang ini kesadaran

akan hidup sehat sudah cukup tinggi di negara indonesia. Kesadran

masyarakat yang diimbangi dengan semakin banyaknya jenis

penyakit yang diagnosanya diperlukan di laboratorium.

Pendidikan untuk ahli kesehatan yang siap dipakai sekarang

ini banyak didirikan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan

laboratorium, keprofesionalan sekarang ini sangat dibutuhkan

sehingga peningkatan mutu kesehatan sangat diperlukan, umtuk

diadakan praktek langsung dilapangan dengan harapan mahasiswa

mendapat pengalaman dalam pengetahuan kerja dan manajemen

yang baik.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Dengan latar belakang tersebut maka dalam pendidikan

Diploma III analis Kesehatan telah diprogramkan adanya Praktek

Kerja Lapangan (PKL) bagi setiap mahasiswa D-III Analis Kesehatan

Universitas Setia Budi Surakarta.

Page 11: Laporan Praktek Kerja Lapangan

D-III Analis Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta pada

tahun 2009/2010 telah melaksanakan program PKL yang bertempat

di Rumah Sakit Jiwa Pusat surakarta dengan tujuan :

1.2.1 Tujuan Umum

Dengan adanya PKL diharapakan dapat dihasilkan tenaga

Kesehatan yang mampu bekerja sebagai pelaksana dalam

sistem pelayanan kesehatan di bidang laboratorium.

1.2.2 Ujuan Khusus

1. Meningkatkan keterampilan sehingga mahasiswa mampu

mengenal dan melaksanakan :

a. Perencanaan dan persiapan pemeriksaan di

laboratorium.

b. Pengambilan sampel, perlakuan terhadap sampel dan

pemeriksaan sampel.

c. Pencatatan hasil pemeriksaan.

d. Pelaporan hasil pemeriksaan.

e. Penggunaan dan penyimpanan alat-alat.

2. Melatih motivasi mahasiswa tentang manfaat pemeriksaan

laboratorium.

3. Melatih pengembangan sikap dan keterampilan

mahasiswa dalam pemberian pelayanan kesehatan,

Page 12: Laporan Praktek Kerja Lapangan

institusi pendidikan dan sebaliknya serta membuat laporan

PKL sesuai format dan kaidah yang telah ditetapkan.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Memperluas dan memantapkan proses penyerapan

teknologi baru dibidang analisa laboratorium.

2. Melalui PKL mahasiswa dapat mengukur atau

membandingkan penerapan antara teori dan praktikum

yang diperoleh selama pendidikan dengan pelaksanaan

pemeriksaan laboratorium di lapangan dan sekaligus

mendapatkan pengetahuan dalam menghadapi

permasalahan yang mungkin kerap timbul sebelum,

sewaktu, sesudah sampling sehingga pemeriksaan

laboratorium dilaksanakan serta hal lain yang

berhubungan dngan analisa di laboratorium.

3. PKL merupakan media evaluasi bagi mahasiswa guna

mengukur kesiapan dan kemampuan diri dalam skill

analisa laboratorium yang dimiliki.

1.4 Tata tertib Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah sakit Jiwa

Pusat Surakarta

1. Setiap peserta PKL harus manaati peraturan yang berlaku di

RS. Jiwa Pusat Surakarta.

2. Setiap peserta PKL harus memakai pakaian seragam sesuai

dengan ketentuan institusi yang bersangkutan.

Page 13: Laporan Praktek Kerja Lapangan

3. Bagi PKL yang tidak masuk harus minta ijin melalui Diklat.

4. Setiap PKL harus menjaga kerahasiaan pasien/keluarga yang

dirawat di Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta.

5. PKL tidak diperbolehkan merubah atau memberikan terapi

kepada pasien kecuali untuk hal tertentu (misalnya kegiatan

okupasi terapi) dan harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan

dokter yang merawat pasien tersebut.

6. Setiap PKL harus dapat menciptakan hubungan kerja yang

baik diantara petugas.

7. Bagi peserta PKL di Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta harus

menyusun jadwal kegiatan/perencanaan yang jelas.

8. Setiap PKL ikut bertanggung jawab menjaga dan memelihara

kebersihan lingkungan Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta.

9. Apabila peserta membutuhkan bantuan sarana dan prasarana

Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta harus berkonsultasi

dengan Diklat.

1.5 Sanksi bagi Praktekan yang tidak menaati Tata Tertib Praktek

1. Praktekan yang tidak memakai seragam sesuai dengan

institusinya tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan praktek.

2. Praktekan yang tidak mengikuti kegiatan praktek selama 1 hari

tanpa alasan/keterangan, Praktekan harus mengganti praktek

selama 2 hari, kecuali bagi praktekan yang tidak masuk

dengan ijin, Praktekan hanya mengikuti praktek selama 1 hari.

Page 14: Laporan Praktek Kerja Lapangan

3. Praktekan yang tidak mengikuti praktek selama 2 hari tanpa

alasan/keterangan, praktekan harus mengganti praktek

selama 4 hari, kecuali bagi praktekan yang tidak masuk

dengan ijin, Praktekan hanya mengganti praktek selama 2

hari.

4. Praktekan yang tidak mengikuti kegiatan praktek lebih dari 2

hari dianggap mengundurkan diri dari kegiatan praktek di

Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta.

Page 15: Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB II

TINJAUAN LAHAN

A. TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1. Sejarah Rumah Sakit Jiwa Srakarta

Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta yang terletak di jantung kota Solo

dengan alamat Jl. Bayangkara 50 Surakarta telp.2444 dan sering dikenal

dengan nama Rumah Sakit Jiwa “Mangunjayan” didirikan pada tahun 1918

dan diresmikan pada tanggal 17 juli 1919 dengan nama Doorgangshuis voor

Krankzinnigen. Kapasitas tampung sebanyak 200 tempat tidur. Direktur

pertama dari Rumah Sakit Jiwa ini bernama dr. Engelhard (psychiater) dan

dibantu oleh perawat Zuster Bolder beserta dengan 10 orang petugas

penjaga orang sakit jiwa sedang tenaga administrasi dipegang oleh Tn.

Eikenboon dan Sdr. R.S. Sastrodarsono.

Fungsi Rumah Sakit Jiwa ini semula hanya sebagai tempat

penampungan orang sakit jiwa yang memelirkan pemeriksaan dan seleksi

untuk dapat disalurkan ke Rumah Sakit Jiwa yang lebih besar antara lain :

R.S. Jiwa magelang, Lawang atau Bogor. Perkembangan lebih lanjut Rumah

Sakit Jiwa Mangunjayan dapat memberikan pertolongan pengobatan kepada

penderita penyakit jiwa, baik yang dilakukan dengan rawat jalan maupun

rawat inap (mondok).

Pada masa revolusi fisik Rumah Sakit Jiwa Mangunjayan berturut-

turut dipimpin oleh dr. Semeru, dr. Wignyobroto, dr. Soedjarwadi dan dengan

Ka.TU.Sdr. R.S. Sastrodarsono.

Page 16: Laporan Praktek Kerja Lapangan

Pada tahap pembangunan ini Rumah Sakit Jiwa “Mangunjayan”

diganti dengan nama Rumah Sakit Jiwa Surakarta yang pada tahun 1966

dipimpin oleh dr. Anna Janti, dan pada bulan maret 1980 selanjutnya

diteruskan oleh dr. Th.Lestari. Mulai tanggal 8 September 1984 direktur

Rumah Sakit Jiwa Surakarta dipegang oleh dr. G. Pandu Setiawan. Rumah

Sakit Jiwa Surakarta memiliki tenaga ahli kedokteran jiwa (psikiater) 3 orang,

dokter umum 5 orang, ahli jiwa (psikologi) 2 orang, konselor 1 orang, tenaga

para medis 59 orang, tenaga teknik 200 orang dan tenaga administrasi 74

orang.

Pada saat sekarang ini Ruamh Sakit Jiwa Surakarta mengadakan

peningkatan dalam segala bidang, baik pembangunan fisik maupun

prasarana lain serta peningkatan pelayanan kesehatan jiwa kepada

masyarakat luas.

Berdasarkan SK Mentri Kesehatan nomor : 135/SK/Men.Kes/IV/1978

maka Rumah Sakit Jiwa Surakarta dinyatakan sebagai Rumah Sakit Jiwa

Kelas A dengan Aselon II B.

Pada tanggal 3 februari 1986 Rumah Sakit Jiwa Surakarta menempati

lokasi yang baru dengan alamat jebres Surakarta.

2.2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa

Berpegang pada prinsip “TRI UPAYA BINA JIWA” ialah prevensi,

kuratif dan rehabilitasi, R.S. Jiwa Surakarta melancarkan program usaha

kesehatan jiwa secara stimulasi.

Page 17: Laporan Praktek Kerja Lapangan

Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa ini dilaksanakan baik yang

dilakukan di dalam Rumah sakit Jiwa (intramural) maupun yang dilaksanakan

keluar Rumah Sakit (extramural).

A. Peningkatan pelayanan yang dilakukan di dalam Rumah Sakit Jiwa

(intramural) merupakan pelayanan yang sifatnya spesialistik.

Pelayanan preventif :

1. Konsultasi kejiwaan (psychological consultation) yang meliputi :

Konsultasi klinik kejiwaan

Konsultasi pembinaan andividu

Konsultasi kekeluargaan

Konsultasi perkawinan

Konsultasi pendidikan anak

Konsultasi pemilihan jurusan sekolah atau jabatan/pekerjaan

Pelayanan pemeriksaan kepribadian, inteligensia,

bakat/kemampuan khusus

Masalah seleksi pegawai

Dan lain-lain

2. Pelayanan kesehatan jiwa rawat jalan (out patien clinic)

Pemeriksaan kesehatan jiwa (diagnosa dini)

Terapi intensif

3. Pembinaan lingkungan (mental hygene & environmental manipulation)

Pelayanan kuratif :

Page 18: Laporan Praktek Kerja Lapangan

1. Peningkatan cara pendekatan cara dan perawatan penderita yang

lebih manusiawi yang bersifat medis dan psiko social.

2. Terapi intensif

Terapi organobiologik : psikofarmaka dan terapi fisik (ECT)

Terapi psikologik : psikoterapi suportif, sugestif,

redukhatif, psikoanalisa

Terapi sosial : Terapi kerja,rekreasi, olahraga, musik

tari pembinaan rohani dan pergaulan sosial

Pelayanan rehabilitasi:

1. Aktifitas persiapan :

Masalah seleksi rehabilitasi

Latihan kerja produktif

Latihan sosialisme

2. Aktifitas penyaluran

Masalah pemulangan

Masalah penyaluran kerja

dll

3. Aktifitas pengawasan

Pelayanan kunjungan rumah (home visit)

Pelayanan pengobatan lanjutan (aftercare)

Bimbingan keluarga (family counseling)

Page 19: Laporan Praktek Kerja Lapangan

B. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa yang dilakukan ke luar Rumah Sakit

Jiwa (kegiatan extramural)

1. Pelayanan kesehatan jiwa terpadu :

a. Integrasi dengan puskesmas

Puskesmas Polokarto

Puskesmas Colomadu

Puskesmas Banyudono

Puskesmas Gemolong

b. Integrasi dengan RSU, kabupaten :

RSU Sukoharjo

RSU Karanganyar

RSU Sragen

2. Pelayanan kesehatan jiwa intersekolah dalam wadah BPKJM (Badan

Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat)

Dilakukan bersama-sama dengan instansi dari sektor

Pemerintah Daerah

Kepolisian

Dinas Sosial

Instansi Kesehatan lain

Instansi Tenaga Kerja

Kegiatan ini untuk menagani penderita gangguan jiwa yang :

Dipasung, terlantar, menggelandang.

Penyalahgunaan Obat Narkotika.

Page 20: Laporan Praktek Kerja Lapangan

Karena problem sosial lainnya.

Penyuluhan Kesehatan Jiwa :

Diperuntukan kepada masyarakat luas antara lain :

Organisasi sosial : PKK, Dharma Wanita, GOW, Organisasi Pemuda,

dll.

Instansi Pemerintah atau Swasta : Sekolah, Pemda, ABRI, Korpri,

PT/CV, Yayasan, dll.

Media massa : RRI/Tv, Pers, Brosur, Majalah.

Persoalan kesehatan jiwa yang dapat dibahas meliputi masalah-

masalah sebagai berikut :

a. Dilihat dari fase kehidupan manusia antara lain :

Persoalan pembentukan keluarga

Persoalan kesejahteraan bayi/anak

Persoalan masa sekolah

Persoalan masa remaja

Persoalan masa pemuda

Persoalan masa dewasa

Persoalan masa tua

b. Dilihat dari persoalan segi kehidupan manusia :

Persoalan keluarga

Persoalan pendidikan

Persoalan pekerjaan

Persoalan perkawinan

Page 21: Laporan Praktek Kerja Lapangan

Persoalan sosia/lekonomi

Persoalan kebudayaan/teknologi

Persoalan agama dan kepercayaan

c. Dilihat dari segala macam gangguan atau penyakit jiwa :

Gangguan jiwa ringan (neurosa)

Gangguan jiwa berat (psikosa)

Gangguan jiwa bentuk lain

Gangguan jiwa kecerdasan

Gangguan kepribadian

Orang normal dengan problema kejiwaan, dll

C. Program Kerjasama dengan Instansi P&K, R.S. Jiwa sebagai tempat Latihan

Pendidikan (Teaching Hospital)

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sekolah Menengah Pekerja sosial

Sekolah Perawat Kesehatan

2.3. Tim Kerja (Team work) Usaha Kesehatan Jiwa

Tenaga Medis : psikiater, dokter, perawat

Tenaga psikoedukati : psikolog, konselor

Tenaga sosial : pembimbing sosial, ahli terapi kerja, instruktur

kerja, dll.

2.4. Visi

Page 22: Laporan Praktek Kerja Lapangan

“Menjadi salah stu Rumah Sakit Jiwa terbaik di indonesia dengan

mengutamakan pelayanan bermutu yang memuaskan semua lapisan

pelanggan”.

2.5. Misi Umum

“Melaksanakan Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa terpadu secara

Profesional yang bersifat Komprehensif dan paripurna”.

2.6. Misi Khusus

“Melaksanakan Pengembangan Upaya kesehatan jiwa dan Pusat Rujukan

dan wilayah yang sekaligus melaksanakan fungsi Rumah Sakit sebagai

tempat pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan profesi lainnya”.

2.7. Falsafah (Nilai Budaya)

“Bekerja atas dasar nilai ikhlas menolong sesama, ramah dan sopan santun,

disiplin dan sadar peranan, proaktif dan produktif serta profesional,

kebersamaan dan kekeluargaan, guna mencapai tujuan untuk kepuasan

pelanggan”.

2.8. Motto

Motto kinerja RSJP Surakarta adalah “PROAKTIEF”

P ROFESIONAL → Dalam Pelayanan Kesehatan

R OMANTIK → Dalam Semangat Kerja

O BYEKTIF → Dalam Penyampaian Informasi

A NTUSIAS → Dalam Pengabdian

K OOPERATIF → Dalam Kerjasama Terpadu

T ARGET → Dalam Pencapaian Program

Page 23: Laporan Praktek Kerja Lapangan

I NTENSIF → Dalam Pelaksanaan Tugas

E TIKET → Dalam Bersikap terhadap pelanggan

F AVORIT → Dalam Kinerja Unggulan Rumah Sakit

B. KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KLASIFIKASI RSJ SURAKARTA

I. KEDUDUKAN

RSJ Pusat Surakarta adalah unit organic di lingkungan Dep. Kes. Yang

berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada Direktur Jendral

pelayanan kesehatan medik (Pasal 1 SK. Men.Kes. 135/78)

RSJ Pusat Surakarta dipimpin oleh Kepala dengan sebutan Direktur.

II. TUGAS

RSJ Pusat Surakarta mempunyai tugas menyelenggarakan dan

melaksanakan pelayanan pencegahan, pemulihan dan rehabilitasi di

bidang kesehatan jiwa sesuai dengan peraturan per-UU yang berlaku

(pasal 2).

III. FUNGSI

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, RSJ Pusat Surakarta

mempunyai fungsi :

(pasal 3)

a. Melaksanakan usaha pelayanan keswa pencegahan

b. Melaksanakan usaha pelayanan keswa pemulihan

c. Melaksanakan usaha pelayanan keswa rehabilitasi

d. Melaksanakan usaha kesehatan jiwa kemasyarakatan

Page 24: Laporan Praktek Kerja Lapangan

e. Melaksanakan system rujukan (system refeal)

IV. KLASIFIKASI

RSJ Pusat Surakarta tergolong RS Jiwa Klas A, yang memiliki

spesialisasi luas dalam bidang kesehatan jiwa, serta dipergunakan untuk

tempat pendidikan dan latihan bagi tenaga di bidang kesehatan jiwa dan

melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa intramural dan extramural.

C. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS PEJABAT STRUKTURAL / UPF/

INSTANSI

1. RSJ Pusat Surakarta sebagai RS klas A memiliki struktur organisasi yang

terdiri dari :

a. Direktur dan wakil direktur

b. Bagian Sekretariat

c. Bidang Penunjang medik

d. Bidang pelayanan Medik

e. Bidang Perawatan

f. Unit pelaksanaan fungsional (UPF) yang terdiri dari :

1. Unit Rawat Jalan

2. Unit Elektromedik

3. Unit Kesehatn Jiwa Dewasa dan lanjut Usia

4. Unit Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja

5. Unit gangguan Mental Organik

6. Unit Rehabilitas

7. Unit kesehatan Jiwa Kemasyarakatan

Page 25: Laporan Praktek Kerja Lapangan

g. Instalasi, terdiri dari :

1. Instalasi laboratorium

2. Instalasi Apotik

3. Instalasi dapur Gizi

4. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

II. TUGAS-TUGAS PEJABAT STRUKTURAL

1. − Direktur mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan

mengkoordinasikan tugas-tugas RS sesuai dengan peraturan per-

UU yang berlaku.

− Direktur dapat dibantu sebanyak-banyaknya 2 (dua)

Orang Wakil Direktur.

− Tugas Wakil Direktur dalam bidang pengawasan dan koordinasi.

2. − Bagian Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan

administrasi umum organisasi dan ketatalaksanaan tugasnya.

− Bagian Sekretariat terdiri dari :

a. Sub. Bagian Penyusunan Program dan pelaporan

(PPL)

b. Sub. Bagian Tata Usaha (TU)

c. Sub. Bagian Rumah Tangga dan kepegawaian (RT/K)

d. Sub. Bagian keuangan (Keu)

e. Sub. Bagian Pencatatan Medik (CM)

3. − Bidang Penunjang Medik mempunyai tugas membantu instalasi

dalam bidang penunjang medik

Page 26: Laporan Praktek Kerja Lapangan

− Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, bidang penunjang medik

mempunyai fungsi mengkoordinasikan seluruh kebutuhan instalasi

yaitu kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung memperlancar

kegiatan penunjang medik.

− Bidang Penunjang medik terdiri dari :

a. Seksi penunjang Medik I : koordinasikan kebutuhan instalasi

Lab. Dan Apotik

b. Seksi Penunjang Medik II : Koordinasikan kebutuhan instalasi

Dapur & IPSRS.

4. − Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas membantu Unit

Pelaksana Fungsional (UPF) dalam bidang kegiatan peleyanan

medik.

− Untuk itu Bidang Pelayanan Medik mempunyai fungsi

mengkoordinasikan seluruh kebutuhan UPF.

− Bidang Pelayanan Medik terdiri dari :

a. Seksi Penunjang medik I : koordinasikan kebutuhan UPF 1 s/d

5.

b. Seksi Pelayanan Medik II : koordinasikan kebutuhan UPF 6

s/d 7.

5. − Bidang Perawatan mempunyai tugas mengatur dan

mengendalikan kegiatan perawat dalam rangka pelaksanaan tugas

perawatan.

Page 27: Laporan Praktek Kerja Lapangan

− Untuk itu, Bidang Perawatan mempunyai fungsi pengaturan dan

pengendalian kegiatan pelayanan perawatan pada UPF.

− Bidang Perawatan terdiri dari :

a. Seksi Perawatan I : − UPF Rawat jalan dan Elektro Medik.

b. Seksi Perawatan II : − UPF Keswa Dewasa dan lanjut Usia.

c. Seksi Perawatan III : − UPF GMO dan Anak Remaja.

d. Seksi Perawatan IV : − UPF Rehabilitasi dan Keswa

Masyarakat.

III. TUGAS PEJABAT FUNGSIONAL (UPF 1 s/d 7)

1. − Unit Pelaksana Fungsional (UPF) adalah unsur pelaksana yang

berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada Direktur.

− UPF terdiri dari tenaga medik dan paramedik dalam jabatan

fungsional.

− UPF dipimpin oleh seorang pejabat fungsional selaku Ka. Unit yang

ditunjukan diantara pejabat fungsional yang senior di lingkungan Unit

yang bersangkutan.

2. −UPT Rawat Jalan bertugas : melakukan pemeriksaan, diagnosa

dan perawatan pengobatan secara fisik, psikologik, dan psikiatrik,

memberikan penyuluhan keswa pasien rawat jalan, bila perlu

merujuk kepada UPF atau ke unsur pelayanan kesehatan lainnya.

3. − UPF Elektodinamik meleksanakan pemeriksaan dan pengobatan

dengan alat elektromedik.

Page 28: Laporan Praktek Kerja Lapangan

4. − UPF Keswa Dewasa & Lanjut Usia melaksanakan diagnosa,

pengobatan dan perawatan untuk pasien dewasa & lanjut usia.

5. − UPF Keswa anak remaja melaksanakan diagnosa, pengobatan

dan perawatan untuk pasien anak dan remaja yang dirawat inap.

6. − UPF GMO melaksanakan diagnosa, pengobatan dan perawatan

pasien gangguan mental organik, epilepsi dan penyalahgunaan

obat.

7. − UPF Rehabilitasi melaksanakan usaha rehabilitasi melalui seleksi

dan terapi kerja serta latihan kerja, sosialisasi, penyaluran dan

pengawasan/pengobatan lanjutan.

8. − UPF Keswa-Mas melaksanakan kegiatan pencegahan gangguan

jiwa & peningkatan Keswamas dengan jalan penyuluhan keswa,

memberikan konsultasi keswa kepada pemuka masyarakat,

mengadakan integrasi keswa di Puskesmas/RSU daerah serta

mengadakan kerja sama dengan instansi lain dalam menanggulangi

masalah kesehatan jiwa.

IV. TUGAS PEJABAT INSTALASI ( pasal 33 s/d 38)

1. – Instalasi adalah sarana penunjang kegiatan UPF serta dibawah

dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.

- Instalasi dipimpin oleh seorang kepala

2. – Instalasi Laboratorium melaksanakan kegiatan laboratorium klinik

untuk keperluan diagnosa yang dilakukan oleh tenaga fungsional.

Page 29: Laporan Praktek Kerja Lapangan

3. – Instalasi apotik melaksanakan penyimpanan, penyaluran obat-

obatan, gas medik, alat kedokteran, alat kesehatan bagi UPF dan

dilakukan oleh tenaga fungsional.

4. – Instalasi Dapur Gizi melaksanakan pengolahan, penyediaan,

penyaluran makanan serta pengawasan nilai gizi yang dilakukan

oleh tenaga fungsional.

5. – Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit (IPSRS) melaksanakan

tugas :

a. Pemeliharaan bangunan, instalasi air minum/listrik/gas teknis dan

telepon.

b. Penyediaan air minum, gas, teknis dan tenaga listrik.

c. Pemeliharaan alat elektronik dan peralatan listrik.

d. Melakukan penyucihamaan alat dan alat kedokteran.

e. Pemeliharaan kendaraan dan mesin.

Yang dilakukan oleh tenaga dalam jabatan fungsional.

D. TATA KERJA

Rangkuman Bab III Pasal 64 – 71

Dalam melaksanakan tugasnya Direktur/Wadir.Ka.Bag./Ka.Sub.Bag.,

Ka.Bidang/Ka. Seksi dan Ka. Unit Pelaksana Fungsional/Instalasi wajib

menerapkan prinsip koordinasi, Integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan

masing-masing, maupun dengan satuan Organisasi dalam Departemen

Page 30: Laporan Praktek Kerja Lapangan

Kesehatan, serta dengan instansi lain di luar Departemen Kesehatan sesuai

dengan tugas masing-masing.

E. LAMPIRAN SK DIREKTUR RSJP SURAKARTA NO.KP.00.03.407

Page 31: Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Pengambilan Sampel Darah Vena

1. Tujuan : Untuk mengambil darah vena seseorang guna pemeriksaan

hematologi

2. Cara Kerja :

a. Tourniquet dipasang pada lengan atas, tempat vena yang akan ditusuk

dibersihakan dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering.

b. Jika memakai vena dalam Fossa Cubiti dipasang ikatan pembendung

pada lengan atas dan meminta orang itu untuk mengepalkan tangannya

agar vena terlihat jelas.

c. Menengangkan kulit atas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena

tidak dapat bergerak.

d. Menusuk kulit dengan jarum dan semprit dengan tangan kiri supaya ujung

jarum masuk kedalam vena.

e. Melepaskan bendungan dan perlahan – lahan menarik penghisap semprit

sampai jumlah darah yang kita kehendaki kita dapat.

f. Melepaskan bendungan jika masih terpasang.

g. Menaruh kapas diatas jarum dan cabut jarum dan semprit, tempat

penusukkan ditekan supaya darah berhenti.

h. Darah dimasukan kedalam tabung melalui dinding secara perlahan-lahan.

Page 32: Laporan Praktek Kerja Lapangan

3.2 Pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan hematologi terdiri dari :

1. Hematologi Rutin

Untuk melakukan pemeriksaan hematologi rutin, digunakan alat ABBOTT CELL

DYN 1700.

Cara kerja dari alat ABBOTT CELL DYN 1700 :

a. Nyalakan UPS, printer, dan Alat ditunggu hingga muncul tulisan status

Intialized dalam monitor.

b. Menekan tombol Prime/ Run.

c. Memeriksa automatik background, masuk atau tidak. Jika tidak menekan

specimen type, dipilih normal background, menekan tauch plate ( run )

hingga background masuk.

d. Menjalankan kontrol, menekan tombol run, menekan specymen type, dipilih

Qc Specimen. Memilih file kontrol sesuai level dan nomer low kontrol yang

akan dijalankan, menekan return.

Meletakan kontrol dibawah probe, lalu menekan touch plate. Diperiksa apakah

kontrol masuk atau tidak.

e. Menjalankan sampel pasien, dengan menekan tombol run, specimen type,

dipilih pasien. Meletakan sampel dibawah probe, lalu menekan touch plate.

Untuk print out, menekan tombol print report.

f. Maintenance harian, dari main menu, menekan protocols, lalu menekan auto

clean. Membuka botol enzymatic cleaner pada suhu kamar, diletakan

dibawah probe, menekan start pada layar ditunggu hingga proses selesai.

Page 33: Laporan Praktek Kerja Lapangan

g. Daily Shutdouwn, dari main menu, menekan special protocol, more, dan daily

shutdouwn. Ditunggu hingga proses selesai ( ditandai dengan status

standbay dalam monitor ), alat dan printer dimatikan.

2. Pemeriksaan hitung Jenis Leukosit / differential Count

2.1 Tujuan: untuk mengetahui kelainan dan morfologi dari jenis-jenis leukosit dan

gambaran jumlahnya dalam 100 leukosit.

2.2 Prinsip : setetes darah dipaparkan diatas obyek glass, kemudian dicat

dan diperiksa dibawah mikroskop.

Gambaran dari macam-macam leukosit pada darah tepi dan bentuk muda

dari sel leukosit yang dihitung dalam 100 leukosit dan dinyatakan sebagai %.

2.3 Alat-alat

Obyek glass, mikroskop, rak pengecatan, speader, pipet pasteur.

2.4 Reagen

a. Larutan methanol absolut dengan kadar air kurang dari 40%

b. Larutan Giemsa

c. Emersi oil

2.5 Cara Kerja :

a. Menyiapkan obyek glass yang bersih, dan bebas lemak

b. Meneteskan 1 tetes darah pada obyek glass

c. Meletakan speader didepan tetesan darah tersebut dan tarik kebelakang

sampai menyentuh tetesan darah, biarkan darah merata pada ujung

spreader

Page 34: Laporan Praktek Kerja Lapangan

d. Lalu menggeser spreader kedepan sehingga membentuk hapusan

seperti peluru

e. Keringkan diudara

f. Hapusan darah yang telah kering kemudian digenangi methanol selama

1 menit

g. Buang methanol, tanpa dicuci, digenangi dengan giemsa 1:7 ( 1 cc

aquadest + 3 tetes cat giemsa ) selama 15 menit

h. Cuci dengan air mengalir dan keringkan dirak pengering dengan posisi

miring

i. Periksa dibawah mikroskop dengan obyektif 40x kemudian bila dilihat

dengan perbesaran 100x menggunakan minyak imersi

j. Dibaca pada daerah zona 4,5,6

2.6 Harga Normal

a. Eosinofil : 1 – 5 %

b. Basofil : 0 -1 %

c. Netrofil batang : 2 – 5%

d. Netrofil segment : 50 – 65 %

e. Limposit : 20 – 40 %

f. Monosit : 3 – 8 %

2.7 Kesimpulan

Bila pada pemeriksaan hapusan darah tepi tidak dijumpai adanya plasmodium,

berarti diperoleh hasil : malaria negatif.

3. Pemeriksaan Laju Endap darah / BBS / KPD ( kecepatan Pengendapan Darah )

Page 35: Laporan Praktek Kerja Lapangan

3.1. Tujuan : Untuk mengetahui Laju Endap Darah dalam mm/jam

pertama dan kedua.

3.2. Prinsip : Dengan menggunakan anticoagulan dimasukan ke dalam

tabung dengan menggunakan ukuran tertentu, kemudian percepatan

pengendapan sel darah diukur dalam waktu 1 jam, 2 jam kemudian kolom

plasma dinyatakan dalam mm/ jam.

3.3. Alat-alat : Pipet westergreen, rak westergreen, syringe, clinipette 20 µl,

200 µl, 100 µl, timer/jam, alat penghisap, spuit 3 ml.

3.4. Reagen :

a. Larutan Nacl 0,9 %

b. Anticoagulan EDTA

3.5. Cara Kerja :

a. 200 µl darah EDTA ditambah 300 µl Nacl 0,9% ( 4 bagian darah + 1

bagian Nacl 0,9%)

b. Masukan campuran tersebut ke dalam tabung dan campur baik-baik

c. Isap campuran darah tadi dalam pipet Westergreen sampai tanda 0, dan

letakan dalam sikap tegak lurus pada rak Westergreen selama 60 menit.

d. Jauhkan/hindari dari getaran

e. Baca hasil tinggi plasma dalam mm/jam pertama.

3.6. Harga Normal:

a. Laki-laki : 0 – 10 mm/jam

b. Wanita : 0 – 20 mm/jam

3.3 Pemeriksaan Kimia Darah

Page 36: Laporan Praktek Kerja Lapangan

1. Pemeriksaan SGPT

1.1. Tujuan : untuk menentukan fotometris dari alanime aminotransferase

(ALAT)

1.2. Prinsip (cara fotoelektrik) : A oxuglutarat + L.alanine L ↔ glutamate +

pyruvate

Pyruvate + NAOH + H ↔ lactate + NAD+

Kecepatan penurunan kadar NAD di ukur secara fotometris dan berbanding

lurus dengan aktifitas alat dalam bahan sampel.

1.3. Alat-alat : Fotometer, waterbath, clinipette 1000 μl, 100 μl, rak tabung,

tabung reaksi, yellow Tip, Blue tip.

1.4. Reagen :

a. R1 : 20 × 4 ml R2 : 1 × 20 ml

b. Larutan 1 ml R2 ke dalam 1 botol R1 (4ml)

1.5. Cara kerja

a. Program :11 (KIN/F/BR)

b. Faktor : - 1745

c. Panjang gelombang : 340 nm

d. Temperatur : 37 o C

e. Volume : 800 μl

f. Delay : 30 S

g. Deltas : 5

h. Time/delta : 65

i. Min RZ : 0,6

Page 37: Laporan Praktek Kerja Lapangan

j. Max units : 500

k. Unit : U/Lemak

Blanko Reagen Sampel

Reagen (μl) 1000 1000

Sampel (μl) - 100

Campur dan inkubasi 37oC, 30” baca absorbansi

Sampel terhadap Blanko Reagen.

1.6. Harga Normal:

a. Wanita : < 22 μ/l

b. Laki-laki :< 29 μ/l

2. Pemeriksaan SGOT

2.1. Tujuan : untuk menentukan fotometris dari alanine

aminotransferase (GOT)

2.2. Prinsip(cara fotoelektrik)A oxoglutaraf + L.aspartate L ↔ glutamate +

oxogliutarat

Pyruvate + NAOH + H+ ↔ L. Malate + NAD+

Kecepatan penurunan kadar NAOH diukur secara fotometris dan

berbanding aktivitas ASAT dalam sampel.

2.3. Alat : Fotometri, waterbath, clinipette 1.000 μl, 100 μl, rak tabung, tabung

reaksi, Yellow tip, Blue Tip.

2.4. Reagen :

a. R1 : 20 × 4 ml R2 : 1 × 20 ml

b. Larutan 1 ml R2 ke dalam 1 botol R1 (4ml)

Page 38: Laporan Praktek Kerja Lapangan

c. Persiapan reagen 1 + 5 ml R2 → Campur biarkan 15 “

2.5. Cara Kerja :

a. Program : 11 (KIN/F/BR)

b. Faktor : - 1745

c. Panjang Gelombang : 340 nm

d. Temperatur : 37oC

e. Volume : 800 μl

f. Delay : 5

g. Time/delta : 65

h. Min RZ : 0,6

i. Max units : 500

j. Unit : U/L

Blanko Reagen Sampel 1 Sampel 2

Reagen(μl) 1000 1000 1000

Sampel 1 (μl) - 100 -

Sampel 2 (μl) - - 100

Campur dan inkubasi 30” baca absorbansi terhadap blanko reagen.

2.6 Harga Normal

a. Wanita : < 21 μ/l

b. Laki-laki :< 25 μ/l

3. Pemeriksaan Gula Darah

3.1. Tujuan : untuk mengetahui kadar gula yang dinyatakan dalam mg/dl

3.2. Prinsip (cara fotoelektrik) Glukosa + O2 + H2O ↔ Glutamate + H2O2

Page 39: Laporan Praktek Kerja Lapangan

H2O2 yang terbentuk dengan 4 aminoantipirin dan 4 hydorxybenzoic acid

dengan adanya peroxiadaxe membentuk N (t-Antipyril)-p benzogoinonimin.

Jumlah zat warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi gluacose.

3.3 Alat : Sama dengan di atas.

3.4 Reagen:

a. Reagen substrat siap pakai

b. Standart glucose

3.5 Cara Kerja

a. Program : 6 (KIN/F/BR)

b. Faktor : 100

c. Panjang Gelombang : 546 nm

d. Temp : off

e. Volume : 800 μl

f. Delay : 45

g. Max units : 750

h. Unit : mg/dl

Blanko Reagen Standart Sampel

Reagen (μl) 1000 1000 1000

Sampel 1(μl) - 10 -

Sampel 2(μl) - - 10

Campur dan inkubasi 30” baca absorbansi terhadap blanko reagen.

3.1 Harga Normal

a. Gula puasa : 70 – 100 mg/dl

Page 40: Laporan Praktek Kerja Lapangan

b. Gula 2 JPP : 76 – 110 mg/dl

c. Sewaktu : 130 mg/dl

4. Pemeriksaan Kolesterol

4.1 Tujuan: mengetahui kadar kolesterol dalam darah yang dinyatakan dalam

mg/dl

4.2 Prinsip :

a. Kolesterol membentuk senyawa yang berwarna merah lipoprotein oleh

detergent.

b. Kolesterol estalase menghidroksi ester-ester tersebut dengan H2O2 yang

terbentuk dengan aminoantipylic dan phenol dalam suatu Rx yang

dikatalisa oleh Peroxidase dan terbentuk quinonimin yang berwarna.

4.3. Alat : Sama dengan di atas.

4.4. Reagen :

a. R. Kolesterol yang siap pakai 4 × 100 ml

b. R. Standart

4.5. Cara Kerja :

a. Program : 6 (C/S/BR)

b. Faktor : 200

c. Panjang Gelombang : 546 nm

d. Temp : off

e. Volume : 800 μl

f. Delay : 45

g. Max units : 750

Page 41: Laporan Praktek Kerja Lapangan

h. Unit : mg/dl

Blanko Reagen Standart Sampel

Reagen(μl) 1000 1000 1000

Sampel 1(μl) - 10 -

Sampel 2(μl) - - 10

Campur dan inkubasi pada suhu ruang selama 20”.

4.6. Harga Normal : < 200 mg/dl

CATATAN : Pasien puasa 10 – 12 jam.

5. Pemeriksaan trigliserida

5.1. Tujuan : mengetahui kadar kolesterol dalam darah yang dinyatakan

dalam mg/dl.

5.2. Prinsip : Glycero + ATP GK glycerol – 3 phosphate + ADP

L.Alfa glycerol – 3 phosphate + 0 ↔ Dilhycloxy acetone phosphate + H2O2.

Benzoquinonimine amonimino quinonimine yang terbentuk sebanding

dengan konsentrasi Trigliserida.

5.2. Alat : Sama dengan yang di atas.

5.3. Reagen :

a. R. Kolesterol yang siap dipakai 4 × 100 ml

b. R. Standart

5.4. Cara Kerja :

a. Program : 6 (C/S/BR)

b. Faktor : 200

c. Panjang gelombang : 546 nm

Page 42: Laporan Praktek Kerja Lapangan

d. Temperatur : off

e. Volume : 800 μl

f. Delay : 45

g. Max units : 1000

h. Unit : mg/dl

Blanko Reagen Standart Sampel

Reagen (μl) 1000 1000 1000

Sampel 1 (μl) - 10 -

Sampel 2 (μl) - - 10

Campur dan inkubasi pada suhu ruang selama 20”.

5.5. Harga Normal: < 200 mg/dl

CATATAN : Pasien puasa 10 – 12 jam.

6. Pemeriksaan Kreatinin

6.1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam darah yang

dinyatakan dalam mg/dl.

6.2. Prinsip : Kreatinin dengan asam – pikrat dalam larutan alkali

membentuk senyawa yang berwarna kuning. Asam pikrat dalam konsentrasi

rendah yang diinginkan tidak menyebabkan pengendapan protein.

Konsentrasi zat yang terbentuk dalam waktu tertentu diukur secara

otomatis.

6.3. Alat : Fotometer, waterbath, clinipette 1000 μl, 500 μl, rak tabung,

tabung reaksi, Blue Tip.

6.4. Reagen :

Page 43: Laporan Praktek Kerja Lapangan

a. Reagen 1 : asam pikrat siap pakai

b. Reagen 2 : Encerkan 1 bagian R2 + 4 bagian Aquadest

c. Buat Reagen kerja 1 bagian R1 + R2 = 1 bagian R2 yang telah diencerkan.

6.5. Cara Kerja :

a. Program : 10 (FTK/S/BR)

b. Faktor : 2,0

c. Panjang Gelombang :492 nm

d. Temperatur : 37 oC

e. Volume : 800 μl

f. Inkubasi : 30 S

g. Reaksi : 120 S

h. Unit : mg/dl

Blanko Reagen Standart Sampel

Reagen kerja (μl) 1000 1000 1000

Sampel 1(μl) - 100 -

Sampel 2(μl) - - 100

Campur dan inkubasi pada suhu ruang selama 20”.

6.6. Harga Normal:

a. Laki-laki : < 50 th :< 1,3 mg/dl

> 50 th : 1,4 mg/dl

b. Wanita :< 1,1 mg/dl

7. Pemeriksaan UREA

Page 44: Laporan Praktek Kerja Lapangan

7.1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar ureum dalam darah dalam

mg/dl

7.2. Prinsip : Urea + H2O + 2 H+ ↔ CO2 + 2 NH+

Penurunan kadar absorpsi NAOH dalam satuan waktu, berbanding lurus

dengan konsentrasi urea.

7.3. Alat : Fotometer, waterbath, centrifuge, clinipette 1000 pl,

10 µl, rak tabung, tabung reaksi, yellcw tip.

7.4. Reagen :

a- Reagen I : 100 ml

b. Reagen 2 : 100 ml

7 .5. Cara kerja :

a. Program6 :(C/S/BR)

b. Iraktor :80

c. Panjang gclombang :578 nm

d.'l'cmpcratur :off

e. Volume :800pl

f. Delay: :4S

g. Mak units :200

h. Unit : mg/dl

Blanko Reagen Standar Sampel

Reagen I (µl) 1000 1000 1000

Standar (µl) - 10 -

Page 45: Laporan Praktek Kerja Lapangan

Sampel (µl) - - 10

Di,campur dan inkubasi 370C selama 3'

R.2 (µl) 1000 1000 1000

Dicampur dan diinkubasi 37ºC selama 5'

Baca abs sampel terhadap BR

7 .6. Harga Normal : l0 - 50 mg/dl

8. Pemeriksaan Asam Urat

8.1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam urat yang dinyatakan dalam mg/dl

8.2. Prinsip : Urea acid + H2O + 02 ↔ CO2 + HO2

2H2O2 3,5 dichloro 2 Hidroxybenzene acid + amino

phenzone↔(4 antipryl) 3 chrolo 5 suffosa p. Bencoquinonimin Absorbance

zat warna qilinonimin rebanding dengan konsentrasi urea acid.

8.3. Alat : Sama di atas

8.4. Reagan : Reagen siap pakai

8.5. Cara kerja :

a. Program: :6 (C/S/BR)

b. Faktor :80

c. Panjang gelombang :546 nm

d. Temperatur :off

e. Volume :800 µl

f. Delay :4S

g. Mak units :1000

Page 46: Laporan Praktek Kerja Lapangan

h. Unit :mg/dl

Blangko Reagen Standart Sampel

Reagen (µl) 1000 1000 1000

Standar (µl) - 20 -

Sampel (µl) - - 20

Campur inkubasi selama 20' pada suhu ruang

8.6. Harga Normal : 10 - 50 mg/dl

a. Wanita :2,4 - 5,7 mg/dl

b. Pria :3,7 -7,0 mgldl

D. URINALISA

Pemeriksaan Urine L,engkap

1. Menggunakan Stik Uriflet

1.1. Tujuan : untuk mengetahui faal ginjal dan saluran urine, faalberbagai organ

misalnya hati, saluran empedu, pankreas.

1.2. Prinsip : Dapat dipakai untuk menunjang diagnosa penyakit baik di dalam

maupun di luar ginjal dan saluran kemih.

1.3. Alat-alat : Uriflet Autoanalyzer, Stik kontrol, Stik urifet, Kertas printer.Tabung

reaksi. Centrifuge, Rak tabung, Pipet pasteur, Mikroskop, Obyek gelas,

Kaca penutup, Pot urine.

1.4. Reagen :

a. Stik Urillet 10 EA

b. Kontrol Stik Uriflet

Page 47: Laporan Praktek Kerja Lapangan

1.5. Cara kerja

a. Tekan tombol ON di bagian belakang

b. Biarkan alat tersebut selama 5 menit supaya stabil dan siap pakai

c. Masukkan Kontrol Check Uriflet, tekan tombol start dan biarkan alat

tersebut berjalan dan sampai mengeluarkan basil print out

d. Sesuaikan hasil print out dengan standart yang tertera

e. Apabila hasil sesuai dengan standart, lakukan pemeriksaan terhadap

urine pasien (cara seperti dilakukan Kontrol Uriflet)

f: Matikan tombol ON

2. Combur Test (pemeriksaan urine lengkap)

2.1. Cara Keria

a. Urine dalam tabung dikocok

b. Masul<kan stik combur test pada urine tadi

c. Stik diangkat

d. Sesuaikan warna yang terjadi pada combur stik dengan standar warna

yang ada

2.2. Cornbur test rntuk pemeriksaan :

a. Spesific

b. PH

c. Leukosit

d. Nitrit

e. Protein

f. Glukosa

Page 48: Laporan Praktek Kerja Lapangan

g. Keton

h. Urobilinogen

i. Bilirubin

j. Darah (Eritrosit, Hemoglobin)

CATATAN:

1. Stik Uriflet untuk pemeriksaan protein, Reduksi, pH

2. Sesudah alat digunakan, dibersihkan rJengan tissue

3. Tombol UP : digunakan untuk membuat angka yang dikehendaki

(Naik)

4. Tombol DOWN : untuk membuat angka yang dikehendaki A (Turun)

3. Pmeriksaan Makroskopis Urine

3.1. Warna dan Keicrnihan

a. Tujuan : Untuk mengetahui warna urin dan kejernihan urin

b. Prinsip : Untuk me nggambarkan rupa urin harus dilakukan secepatnya

setelah urin dikeluarkan yaitu dengan cahaya tembus yang mana urin dinyatakan

dengan tidak berwarna, kuning rnuda. kuning, kuning tua, coklat (seperti teh),

juga urin dinyatakan dengan jernilr, kekeruhan ringan, agak keruh, keruh, sangat

keruh pada waktu di keluarkan.

c. Alat :

1. Botol penampung atau speaker glass

2. Tabung rcaksi dcngan rak tabung reaksi

d. Cara kerja :

1. Tabung reaksi diisi sarnpai 3/4 tabung

Page 49: Laporan Praktek Kerja Lapangan

2. Ujilah dengan tebal lapisan 7 - I 0 cnr dengan cahaya tembus

Normal : Kuning muda sampai kuning tua

3.2. Keasaman /pH Urin

a. Tujuan : untuk mengetahui pll/keasaman urin Prinsip : perubahan

kertas indikator yang ditetesi urin menunjukkan berapa pH urin

tersebut.

b. Alat :

1.Pipet

2.Gelas arloji

3.Pinset anatomis

4.Indikator universal

5.Kertas lakmus merah dan biru

c. Cara kerja :

1.Kertas indikator diletakkan di atas gelas arloji secara terpisah

2.Dengan bantuan pipe{ tetes, diteteskan sedikit uriq segar di atas kertas

universal dan kertas lakmus merah dan biru

3. Dengan pinset, kertas indikator universal diambil dan dibandingkan

dengan warna standar yang ada.

4. Diperhatikan perubahan wan}a yang terjadi pada kertas lakmus

5.Dibaca pHnya:

a.Kertas indikator universal dengan warna standar paling sesuai dengan

kertas indikator universal

b.Kertas lakmus merah berarti asam

Page 50: Laporan Praktek Kerja Lapangan

c.Kertas lakmus berafti basa

Normal :4,(r-8,5 pH urin rata-rata= 6,2

3.3 Dengan pengenceran

a, Cara Kerja

1.Masukkan urin kedalam gelas ukur

2.Masukkan aquadest ke dalarn gelas ukur yarng sudah berisi urin tadi

untuk pengenceran

3.Urin dicampur dengan aquadest. dengan menegunakan bantuan batang

pengaduk.

4.Urinometer dimasukkan ke dalam gelas ukur secara perlahan-lahan

tanpa menyinggung dinding dalam gelas ukur.

5.Urinometer diputar dengan ibu jari dan jari telunjuk agar lepas dari

dinding gelas ukur.

6.Setelah urinometer terapung di tengah, kita baca BJ-nya

tanpa paralaks pada minicus bawah.

Perhitungan :

Tanpa pengenceran :

Berat jenis Urin = BJ terbaca+(Suhu kamar - suhu tera)x 0,001