laporan praktek kerja lapangan
DESCRIPTION
pklTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI UNIT LABORATORIUM
RUMAH SAKIT JIWA PUSAT SURAKARTA8 FEBRUARI – 6 MARET 2010
DISUSUN OLEH :
NAMA NIMAGUSTIAS EKA P. 25072230JFITRA NURLITA 25072253JKARTIKA R. 25072260JLINDA KRISTIANINGSIH 25072261JTITIN WIDIYANTI 25072286JWAHKID AHMAD NGIZAN 25072290J
D III ANALIS KESEHATANUNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Hasil Kerja Lapangan (PKL) di RSJ Pusat Surakarta telah diselesaikan dan disahkan :
Hari/Tanggal :Tempat :
Telah menyetujuiPembimbing PKL
RSJ Pusat surakarta
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Bambang Iskamto, M.Si SuhadiNIS. 01 89 011 NIP. 140 201 270
MengetahuiDirektur RSJ Pusat surakarta
Dr. Siti Nuraini Arief,SpKi NIP. 140 097 992
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Kerja Lapangan (PKL) di RSJ Pusat Surakarta telah diselesaikan dan disahkan :
Hari/Tanggal :Tempat :
Telah menyetujuiPembimbing PKL
Dra. Bambang Iskamto,M.SiNIS. 01 89 011
MenyetujuiKetua Program D-III Analis Kesehatan
Universitas Setia Budi surakarta
Dra. Agnes Sri Harti,M.SiNIP. 01.84.003
iii
LAPORANPRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI LABORATORIUM KLINIK “RS JIWA”SURAKARTA
Tanggal 8 Februari – 6 Maret 2010
Menyetujui
Pembimbing PKL Penanggung JawabLaboratorium RS Jiwa Daerah
Surakarta
Drs. Bambang Iskamto,M.Si dr.H.Amsal A.M.MHANIS. 01 89 011 Pembina Utama/ IV C
NIP. 140 126 782
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan DirekturRS Jiwa Daerah
Surakarta
Ratna Agung samsumaharto,S.Si.,M.Sc dr. Siti Nuarini Arief,SpKiNIS. 01 04 076 NIP. 140 097 992
ivDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................. v
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. vi
HALAMAN LAMPIRAN ............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan PKL
1.3 Manfaat PKL
1.4 Tata Tertib PKL
1.5 Sanksi
BAB II TINJAUAN LAHAN
A. Tinjauan Umum Rumah Sakit
2.1 Sejarah RSJ Pusat Surakarta
2.2 Program Peningkatan Keswa
2.3 Tim Kerja Usaha Keswa
2.4 Visi
2.5 Misi Umum
2.6 Misi Khusus
2.7 Falsafah
2.8 Motto
B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Klasifikasi RSJP
C. Struktur Organisasi dan Tugas Pejabat Struktural
D. Tata Kerja
E. Bagan struktur Organisasi RSJP
BAB III TINJAUAN LABORATORIUM
3.1 Pengambilan Darah Sampel
3.2 Pemeriksaan Hematologi
3.3 Pemeriksaan Kimia Darah
3.4 Pemeriksaan Urin Lengkap
3.5 Pemeriksaan Narkoba
3.6 Pemeriksaan Serologi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
LAMPIARAN
Vii
LAMPIRAN
viiiKATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat mewujudkan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di RSJ Pusat surakarta 8 Februari – 6 Maret 2010.
Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu Tugas Akhir di Universitas
setia Budi Surakarta. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk
memperdalam pengetahuan yang diperoleh selama 3 tahun sehingga setelah
lulus dapat menjadi tenaga kerja yang terampil dan siap pakai.
Keberhasilan dalam penyusunan laporan ini, tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak oleh karena itu dengan tulus hati kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Siti Nuraini Arief, SpKi, selaku Direktur RSJ Pusat Surakarta yang
telah memberi izin PKL.
2. Yth. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, selaku Ketua Program DIII Analis
Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta.
3. dr. H.Amsal A.M., MHA, selaku Kepala Instansi Laboratorium Klinik RSJ
Pusat Surakarta.
4. Drs. Bambang Iskamto, selaku dosen pembimbing PKl di RSJ Pusat
Surakarta.
5. Segenap staf karyawan Lab. Klinik RSJ Pusat Surakarta yang telah
banyak memberikan bimbingan, latihan serta motivasi selama PKL.
6. Dan semua pihak yang telah membantu terselaesaikannya laporan PKL
ini.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat baik
bagi RSJ Pusat Surakarta maupun bagi Universitas Setia Budi Surakarta.
Kami berharap semoga hubungan kerja sama yang baik antara kedua
belah pihak dapat berlangsung terus.
Surakarta, April 2010
Penyusun
V
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tenaga Kesehatan yang siap pakai dan profesional
khususnya di bidang Laboratorium Kesehatan sekarang ini diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga Laboratorium. Hal ini
senada dengan kondisi masyarakat yang sekarang ini kesadaran
akan hidup sehat sudah cukup tinggi di negara indonesia. Kesadran
masyarakat yang diimbangi dengan semakin banyaknya jenis
penyakit yang diagnosanya diperlukan di laboratorium.
Pendidikan untuk ahli kesehatan yang siap dipakai sekarang
ini banyak didirikan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
laboratorium, keprofesionalan sekarang ini sangat dibutuhkan
sehingga peningkatan mutu kesehatan sangat diperlukan, umtuk
diadakan praktek langsung dilapangan dengan harapan mahasiswa
mendapat pengalaman dalam pengetahuan kerja dan manajemen
yang baik.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Dengan latar belakang tersebut maka dalam pendidikan
Diploma III analis Kesehatan telah diprogramkan adanya Praktek
Kerja Lapangan (PKL) bagi setiap mahasiswa D-III Analis Kesehatan
Universitas Setia Budi Surakarta.
D-III Analis Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta pada
tahun 2009/2010 telah melaksanakan program PKL yang bertempat
di Rumah Sakit Jiwa Pusat surakarta dengan tujuan :
1.2.1 Tujuan Umum
Dengan adanya PKL diharapakan dapat dihasilkan tenaga
Kesehatan yang mampu bekerja sebagai pelaksana dalam
sistem pelayanan kesehatan di bidang laboratorium.
1.2.2 Ujuan Khusus
1. Meningkatkan keterampilan sehingga mahasiswa mampu
mengenal dan melaksanakan :
a. Perencanaan dan persiapan pemeriksaan di
laboratorium.
b. Pengambilan sampel, perlakuan terhadap sampel dan
pemeriksaan sampel.
c. Pencatatan hasil pemeriksaan.
d. Pelaporan hasil pemeriksaan.
e. Penggunaan dan penyimpanan alat-alat.
2. Melatih motivasi mahasiswa tentang manfaat pemeriksaan
laboratorium.
3. Melatih pengembangan sikap dan keterampilan
mahasiswa dalam pemberian pelayanan kesehatan,
institusi pendidikan dan sebaliknya serta membuat laporan
PKL sesuai format dan kaidah yang telah ditetapkan.
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1. Memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dibidang analisa laboratorium.
2. Melalui PKL mahasiswa dapat mengukur atau
membandingkan penerapan antara teori dan praktikum
yang diperoleh selama pendidikan dengan pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium di lapangan dan sekaligus
mendapatkan pengetahuan dalam menghadapi
permasalahan yang mungkin kerap timbul sebelum,
sewaktu, sesudah sampling sehingga pemeriksaan
laboratorium dilaksanakan serta hal lain yang
berhubungan dngan analisa di laboratorium.
3. PKL merupakan media evaluasi bagi mahasiswa guna
mengukur kesiapan dan kemampuan diri dalam skill
analisa laboratorium yang dimiliki.
1.4 Tata tertib Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah sakit Jiwa
Pusat Surakarta
1. Setiap peserta PKL harus manaati peraturan yang berlaku di
RS. Jiwa Pusat Surakarta.
2. Setiap peserta PKL harus memakai pakaian seragam sesuai
dengan ketentuan institusi yang bersangkutan.
3. Bagi PKL yang tidak masuk harus minta ijin melalui Diklat.
4. Setiap PKL harus menjaga kerahasiaan pasien/keluarga yang
dirawat di Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta.
5. PKL tidak diperbolehkan merubah atau memberikan terapi
kepada pasien kecuali untuk hal tertentu (misalnya kegiatan
okupasi terapi) dan harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan
dokter yang merawat pasien tersebut.
6. Setiap PKL harus dapat menciptakan hubungan kerja yang
baik diantara petugas.
7. Bagi peserta PKL di Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta harus
menyusun jadwal kegiatan/perencanaan yang jelas.
8. Setiap PKL ikut bertanggung jawab menjaga dan memelihara
kebersihan lingkungan Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta.
9. Apabila peserta membutuhkan bantuan sarana dan prasarana
Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta harus berkonsultasi
dengan Diklat.
1.5 Sanksi bagi Praktekan yang tidak menaati Tata Tertib Praktek
1. Praktekan yang tidak memakai seragam sesuai dengan
institusinya tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan praktek.
2. Praktekan yang tidak mengikuti kegiatan praktek selama 1 hari
tanpa alasan/keterangan, Praktekan harus mengganti praktek
selama 2 hari, kecuali bagi praktekan yang tidak masuk
dengan ijin, Praktekan hanya mengikuti praktek selama 1 hari.
3. Praktekan yang tidak mengikuti praktek selama 2 hari tanpa
alasan/keterangan, praktekan harus mengganti praktek
selama 4 hari, kecuali bagi praktekan yang tidak masuk
dengan ijin, Praktekan hanya mengganti praktek selama 2
hari.
4. Praktekan yang tidak mengikuti kegiatan praktek lebih dari 2
hari dianggap mengundurkan diri dari kegiatan praktek di
Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta.
BAB II
TINJAUAN LAHAN
A. TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1. Sejarah Rumah Sakit Jiwa Srakarta
Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta yang terletak di jantung kota Solo
dengan alamat Jl. Bayangkara 50 Surakarta telp.2444 dan sering dikenal
dengan nama Rumah Sakit Jiwa “Mangunjayan” didirikan pada tahun 1918
dan diresmikan pada tanggal 17 juli 1919 dengan nama Doorgangshuis voor
Krankzinnigen. Kapasitas tampung sebanyak 200 tempat tidur. Direktur
pertama dari Rumah Sakit Jiwa ini bernama dr. Engelhard (psychiater) dan
dibantu oleh perawat Zuster Bolder beserta dengan 10 orang petugas
penjaga orang sakit jiwa sedang tenaga administrasi dipegang oleh Tn.
Eikenboon dan Sdr. R.S. Sastrodarsono.
Fungsi Rumah Sakit Jiwa ini semula hanya sebagai tempat
penampungan orang sakit jiwa yang memelirkan pemeriksaan dan seleksi
untuk dapat disalurkan ke Rumah Sakit Jiwa yang lebih besar antara lain :
R.S. Jiwa magelang, Lawang atau Bogor. Perkembangan lebih lanjut Rumah
Sakit Jiwa Mangunjayan dapat memberikan pertolongan pengobatan kepada
penderita penyakit jiwa, baik yang dilakukan dengan rawat jalan maupun
rawat inap (mondok).
Pada masa revolusi fisik Rumah Sakit Jiwa Mangunjayan berturut-
turut dipimpin oleh dr. Semeru, dr. Wignyobroto, dr. Soedjarwadi dan dengan
Ka.TU.Sdr. R.S. Sastrodarsono.
Pada tahap pembangunan ini Rumah Sakit Jiwa “Mangunjayan”
diganti dengan nama Rumah Sakit Jiwa Surakarta yang pada tahun 1966
dipimpin oleh dr. Anna Janti, dan pada bulan maret 1980 selanjutnya
diteruskan oleh dr. Th.Lestari. Mulai tanggal 8 September 1984 direktur
Rumah Sakit Jiwa Surakarta dipegang oleh dr. G. Pandu Setiawan. Rumah
Sakit Jiwa Surakarta memiliki tenaga ahli kedokteran jiwa (psikiater) 3 orang,
dokter umum 5 orang, ahli jiwa (psikologi) 2 orang, konselor 1 orang, tenaga
para medis 59 orang, tenaga teknik 200 orang dan tenaga administrasi 74
orang.
Pada saat sekarang ini Ruamh Sakit Jiwa Surakarta mengadakan
peningkatan dalam segala bidang, baik pembangunan fisik maupun
prasarana lain serta peningkatan pelayanan kesehatan jiwa kepada
masyarakat luas.
Berdasarkan SK Mentri Kesehatan nomor : 135/SK/Men.Kes/IV/1978
maka Rumah Sakit Jiwa Surakarta dinyatakan sebagai Rumah Sakit Jiwa
Kelas A dengan Aselon II B.
Pada tanggal 3 februari 1986 Rumah Sakit Jiwa Surakarta menempati
lokasi yang baru dengan alamat jebres Surakarta.
2.2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa
Berpegang pada prinsip “TRI UPAYA BINA JIWA” ialah prevensi,
kuratif dan rehabilitasi, R.S. Jiwa Surakarta melancarkan program usaha
kesehatan jiwa secara stimulasi.
Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa ini dilaksanakan baik yang
dilakukan di dalam Rumah sakit Jiwa (intramural) maupun yang dilaksanakan
keluar Rumah Sakit (extramural).
A. Peningkatan pelayanan yang dilakukan di dalam Rumah Sakit Jiwa
(intramural) merupakan pelayanan yang sifatnya spesialistik.
Pelayanan preventif :
1. Konsultasi kejiwaan (psychological consultation) yang meliputi :
Konsultasi klinik kejiwaan
Konsultasi pembinaan andividu
Konsultasi kekeluargaan
Konsultasi perkawinan
Konsultasi pendidikan anak
Konsultasi pemilihan jurusan sekolah atau jabatan/pekerjaan
Pelayanan pemeriksaan kepribadian, inteligensia,
bakat/kemampuan khusus
Masalah seleksi pegawai
Dan lain-lain
2. Pelayanan kesehatan jiwa rawat jalan (out patien clinic)
Pemeriksaan kesehatan jiwa (diagnosa dini)
Terapi intensif
3. Pembinaan lingkungan (mental hygene & environmental manipulation)
Pelayanan kuratif :
1. Peningkatan cara pendekatan cara dan perawatan penderita yang
lebih manusiawi yang bersifat medis dan psiko social.
2. Terapi intensif
Terapi organobiologik : psikofarmaka dan terapi fisik (ECT)
Terapi psikologik : psikoterapi suportif, sugestif,
redukhatif, psikoanalisa
Terapi sosial : Terapi kerja,rekreasi, olahraga, musik
tari pembinaan rohani dan pergaulan sosial
Pelayanan rehabilitasi:
1. Aktifitas persiapan :
Masalah seleksi rehabilitasi
Latihan kerja produktif
Latihan sosialisme
2. Aktifitas penyaluran
Masalah pemulangan
Masalah penyaluran kerja
dll
3. Aktifitas pengawasan
Pelayanan kunjungan rumah (home visit)
Pelayanan pengobatan lanjutan (aftercare)
Bimbingan keluarga (family counseling)
B. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa yang dilakukan ke luar Rumah Sakit
Jiwa (kegiatan extramural)
1. Pelayanan kesehatan jiwa terpadu :
a. Integrasi dengan puskesmas
Puskesmas Polokarto
Puskesmas Colomadu
Puskesmas Banyudono
Puskesmas Gemolong
b. Integrasi dengan RSU, kabupaten :
RSU Sukoharjo
RSU Karanganyar
RSU Sragen
2. Pelayanan kesehatan jiwa intersekolah dalam wadah BPKJM (Badan
Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat)
Dilakukan bersama-sama dengan instansi dari sektor
Pemerintah Daerah
Kepolisian
Dinas Sosial
Instansi Kesehatan lain
Instansi Tenaga Kerja
Kegiatan ini untuk menagani penderita gangguan jiwa yang :
Dipasung, terlantar, menggelandang.
Penyalahgunaan Obat Narkotika.
Karena problem sosial lainnya.
Penyuluhan Kesehatan Jiwa :
Diperuntukan kepada masyarakat luas antara lain :
Organisasi sosial : PKK, Dharma Wanita, GOW, Organisasi Pemuda,
dll.
Instansi Pemerintah atau Swasta : Sekolah, Pemda, ABRI, Korpri,
PT/CV, Yayasan, dll.
Media massa : RRI/Tv, Pers, Brosur, Majalah.
Persoalan kesehatan jiwa yang dapat dibahas meliputi masalah-
masalah sebagai berikut :
a. Dilihat dari fase kehidupan manusia antara lain :
Persoalan pembentukan keluarga
Persoalan kesejahteraan bayi/anak
Persoalan masa sekolah
Persoalan masa remaja
Persoalan masa pemuda
Persoalan masa dewasa
Persoalan masa tua
b. Dilihat dari persoalan segi kehidupan manusia :
Persoalan keluarga
Persoalan pendidikan
Persoalan pekerjaan
Persoalan perkawinan
Persoalan sosia/lekonomi
Persoalan kebudayaan/teknologi
Persoalan agama dan kepercayaan
c. Dilihat dari segala macam gangguan atau penyakit jiwa :
Gangguan jiwa ringan (neurosa)
Gangguan jiwa berat (psikosa)
Gangguan jiwa bentuk lain
Gangguan jiwa kecerdasan
Gangguan kepribadian
Orang normal dengan problema kejiwaan, dll
C. Program Kerjasama dengan Instansi P&K, R.S. Jiwa sebagai tempat Latihan
Pendidikan (Teaching Hospital)
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Sekolah Menengah Pekerja sosial
Sekolah Perawat Kesehatan
2.3. Tim Kerja (Team work) Usaha Kesehatan Jiwa
Tenaga Medis : psikiater, dokter, perawat
Tenaga psikoedukati : psikolog, konselor
Tenaga sosial : pembimbing sosial, ahli terapi kerja, instruktur
kerja, dll.
2.4. Visi
“Menjadi salah stu Rumah Sakit Jiwa terbaik di indonesia dengan
mengutamakan pelayanan bermutu yang memuaskan semua lapisan
pelanggan”.
2.5. Misi Umum
“Melaksanakan Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa terpadu secara
Profesional yang bersifat Komprehensif dan paripurna”.
2.6. Misi Khusus
“Melaksanakan Pengembangan Upaya kesehatan jiwa dan Pusat Rujukan
dan wilayah yang sekaligus melaksanakan fungsi Rumah Sakit sebagai
tempat pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan profesi lainnya”.
2.7. Falsafah (Nilai Budaya)
“Bekerja atas dasar nilai ikhlas menolong sesama, ramah dan sopan santun,
disiplin dan sadar peranan, proaktif dan produktif serta profesional,
kebersamaan dan kekeluargaan, guna mencapai tujuan untuk kepuasan
pelanggan”.
2.8. Motto
Motto kinerja RSJP Surakarta adalah “PROAKTIEF”
P ROFESIONAL → Dalam Pelayanan Kesehatan
R OMANTIK → Dalam Semangat Kerja
O BYEKTIF → Dalam Penyampaian Informasi
A NTUSIAS → Dalam Pengabdian
K OOPERATIF → Dalam Kerjasama Terpadu
T ARGET → Dalam Pencapaian Program
I NTENSIF → Dalam Pelaksanaan Tugas
E TIKET → Dalam Bersikap terhadap pelanggan
F AVORIT → Dalam Kinerja Unggulan Rumah Sakit
B. KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KLASIFIKASI RSJ SURAKARTA
I. KEDUDUKAN
RSJ Pusat Surakarta adalah unit organic di lingkungan Dep. Kes. Yang
berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada Direktur Jendral
pelayanan kesehatan medik (Pasal 1 SK. Men.Kes. 135/78)
RSJ Pusat Surakarta dipimpin oleh Kepala dengan sebutan Direktur.
II. TUGAS
RSJ Pusat Surakarta mempunyai tugas menyelenggarakan dan
melaksanakan pelayanan pencegahan, pemulihan dan rehabilitasi di
bidang kesehatan jiwa sesuai dengan peraturan per-UU yang berlaku
(pasal 2).
III. FUNGSI
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, RSJ Pusat Surakarta
mempunyai fungsi :
(pasal 3)
a. Melaksanakan usaha pelayanan keswa pencegahan
b. Melaksanakan usaha pelayanan keswa pemulihan
c. Melaksanakan usaha pelayanan keswa rehabilitasi
d. Melaksanakan usaha kesehatan jiwa kemasyarakatan
e. Melaksanakan system rujukan (system refeal)
IV. KLASIFIKASI
RSJ Pusat Surakarta tergolong RS Jiwa Klas A, yang memiliki
spesialisasi luas dalam bidang kesehatan jiwa, serta dipergunakan untuk
tempat pendidikan dan latihan bagi tenaga di bidang kesehatan jiwa dan
melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa intramural dan extramural.
C. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS PEJABAT STRUKTURAL / UPF/
INSTANSI
1. RSJ Pusat Surakarta sebagai RS klas A memiliki struktur organisasi yang
terdiri dari :
a. Direktur dan wakil direktur
b. Bagian Sekretariat
c. Bidang Penunjang medik
d. Bidang pelayanan Medik
e. Bidang Perawatan
f. Unit pelaksanaan fungsional (UPF) yang terdiri dari :
1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Elektromedik
3. Unit Kesehatn Jiwa Dewasa dan lanjut Usia
4. Unit Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja
5. Unit gangguan Mental Organik
6. Unit Rehabilitas
7. Unit kesehatan Jiwa Kemasyarakatan
g. Instalasi, terdiri dari :
1. Instalasi laboratorium
2. Instalasi Apotik
3. Instalasi dapur Gizi
4. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
II. TUGAS-TUGAS PEJABAT STRUKTURAL
1. − Direktur mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan
mengkoordinasikan tugas-tugas RS sesuai dengan peraturan per-
UU yang berlaku.
− Direktur dapat dibantu sebanyak-banyaknya 2 (dua)
Orang Wakil Direktur.
− Tugas Wakil Direktur dalam bidang pengawasan dan koordinasi.
2. − Bagian Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan
administrasi umum organisasi dan ketatalaksanaan tugasnya.
− Bagian Sekretariat terdiri dari :
a. Sub. Bagian Penyusunan Program dan pelaporan
(PPL)
b. Sub. Bagian Tata Usaha (TU)
c. Sub. Bagian Rumah Tangga dan kepegawaian (RT/K)
d. Sub. Bagian keuangan (Keu)
e. Sub. Bagian Pencatatan Medik (CM)
3. − Bidang Penunjang Medik mempunyai tugas membantu instalasi
dalam bidang penunjang medik
− Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, bidang penunjang medik
mempunyai fungsi mengkoordinasikan seluruh kebutuhan instalasi
yaitu kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung memperlancar
kegiatan penunjang medik.
− Bidang Penunjang medik terdiri dari :
a. Seksi penunjang Medik I : koordinasikan kebutuhan instalasi
Lab. Dan Apotik
b. Seksi Penunjang Medik II : Koordinasikan kebutuhan instalasi
Dapur & IPSRS.
4. − Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas membantu Unit
Pelaksana Fungsional (UPF) dalam bidang kegiatan peleyanan
medik.
− Untuk itu Bidang Pelayanan Medik mempunyai fungsi
mengkoordinasikan seluruh kebutuhan UPF.
− Bidang Pelayanan Medik terdiri dari :
a. Seksi Penunjang medik I : koordinasikan kebutuhan UPF 1 s/d
5.
b. Seksi Pelayanan Medik II : koordinasikan kebutuhan UPF 6
s/d 7.
5. − Bidang Perawatan mempunyai tugas mengatur dan
mengendalikan kegiatan perawat dalam rangka pelaksanaan tugas
perawatan.
− Untuk itu, Bidang Perawatan mempunyai fungsi pengaturan dan
pengendalian kegiatan pelayanan perawatan pada UPF.
− Bidang Perawatan terdiri dari :
a. Seksi Perawatan I : − UPF Rawat jalan dan Elektro Medik.
b. Seksi Perawatan II : − UPF Keswa Dewasa dan lanjut Usia.
c. Seksi Perawatan III : − UPF GMO dan Anak Remaja.
d. Seksi Perawatan IV : − UPF Rehabilitasi dan Keswa
Masyarakat.
III. TUGAS PEJABAT FUNGSIONAL (UPF 1 s/d 7)
1. − Unit Pelaksana Fungsional (UPF) adalah unsur pelaksana yang
berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada Direktur.
− UPF terdiri dari tenaga medik dan paramedik dalam jabatan
fungsional.
− UPF dipimpin oleh seorang pejabat fungsional selaku Ka. Unit yang
ditunjukan diantara pejabat fungsional yang senior di lingkungan Unit
yang bersangkutan.
2. −UPT Rawat Jalan bertugas : melakukan pemeriksaan, diagnosa
dan perawatan pengobatan secara fisik, psikologik, dan psikiatrik,
memberikan penyuluhan keswa pasien rawat jalan, bila perlu
merujuk kepada UPF atau ke unsur pelayanan kesehatan lainnya.
3. − UPF Elektodinamik meleksanakan pemeriksaan dan pengobatan
dengan alat elektromedik.
4. − UPF Keswa Dewasa & Lanjut Usia melaksanakan diagnosa,
pengobatan dan perawatan untuk pasien dewasa & lanjut usia.
5. − UPF Keswa anak remaja melaksanakan diagnosa, pengobatan
dan perawatan untuk pasien anak dan remaja yang dirawat inap.
6. − UPF GMO melaksanakan diagnosa, pengobatan dan perawatan
pasien gangguan mental organik, epilepsi dan penyalahgunaan
obat.
7. − UPF Rehabilitasi melaksanakan usaha rehabilitasi melalui seleksi
dan terapi kerja serta latihan kerja, sosialisasi, penyaluran dan
pengawasan/pengobatan lanjutan.
8. − UPF Keswa-Mas melaksanakan kegiatan pencegahan gangguan
jiwa & peningkatan Keswamas dengan jalan penyuluhan keswa,
memberikan konsultasi keswa kepada pemuka masyarakat,
mengadakan integrasi keswa di Puskesmas/RSU daerah serta
mengadakan kerja sama dengan instansi lain dalam menanggulangi
masalah kesehatan jiwa.
IV. TUGAS PEJABAT INSTALASI ( pasal 33 s/d 38)
1. – Instalasi adalah sarana penunjang kegiatan UPF serta dibawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
- Instalasi dipimpin oleh seorang kepala
2. – Instalasi Laboratorium melaksanakan kegiatan laboratorium klinik
untuk keperluan diagnosa yang dilakukan oleh tenaga fungsional.
3. – Instalasi apotik melaksanakan penyimpanan, penyaluran obat-
obatan, gas medik, alat kedokteran, alat kesehatan bagi UPF dan
dilakukan oleh tenaga fungsional.
4. – Instalasi Dapur Gizi melaksanakan pengolahan, penyediaan,
penyaluran makanan serta pengawasan nilai gizi yang dilakukan
oleh tenaga fungsional.
5. – Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit (IPSRS) melaksanakan
tugas :
a. Pemeliharaan bangunan, instalasi air minum/listrik/gas teknis dan
telepon.
b. Penyediaan air minum, gas, teknis dan tenaga listrik.
c. Pemeliharaan alat elektronik dan peralatan listrik.
d. Melakukan penyucihamaan alat dan alat kedokteran.
e. Pemeliharaan kendaraan dan mesin.
Yang dilakukan oleh tenaga dalam jabatan fungsional.
D. TATA KERJA
Rangkuman Bab III Pasal 64 – 71
Dalam melaksanakan tugasnya Direktur/Wadir.Ka.Bag./Ka.Sub.Bag.,
Ka.Bidang/Ka. Seksi dan Ka. Unit Pelaksana Fungsional/Instalasi wajib
menerapkan prinsip koordinasi, Integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan
masing-masing, maupun dengan satuan Organisasi dalam Departemen
Kesehatan, serta dengan instansi lain di luar Departemen Kesehatan sesuai
dengan tugas masing-masing.
E. LAMPIRAN SK DIREKTUR RSJP SURAKARTA NO.KP.00.03.407
BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Pengambilan Sampel Darah Vena
1. Tujuan : Untuk mengambil darah vena seseorang guna pemeriksaan
hematologi
2. Cara Kerja :
a. Tourniquet dipasang pada lengan atas, tempat vena yang akan ditusuk
dibersihakan dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering.
b. Jika memakai vena dalam Fossa Cubiti dipasang ikatan pembendung
pada lengan atas dan meminta orang itu untuk mengepalkan tangannya
agar vena terlihat jelas.
c. Menengangkan kulit atas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena
tidak dapat bergerak.
d. Menusuk kulit dengan jarum dan semprit dengan tangan kiri supaya ujung
jarum masuk kedalam vena.
e. Melepaskan bendungan dan perlahan – lahan menarik penghisap semprit
sampai jumlah darah yang kita kehendaki kita dapat.
f. Melepaskan bendungan jika masih terpasang.
g. Menaruh kapas diatas jarum dan cabut jarum dan semprit, tempat
penusukkan ditekan supaya darah berhenti.
h. Darah dimasukan kedalam tabung melalui dinding secara perlahan-lahan.
3.2 Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan hematologi terdiri dari :
1. Hematologi Rutin
Untuk melakukan pemeriksaan hematologi rutin, digunakan alat ABBOTT CELL
DYN 1700.
Cara kerja dari alat ABBOTT CELL DYN 1700 :
a. Nyalakan UPS, printer, dan Alat ditunggu hingga muncul tulisan status
Intialized dalam monitor.
b. Menekan tombol Prime/ Run.
c. Memeriksa automatik background, masuk atau tidak. Jika tidak menekan
specimen type, dipilih normal background, menekan tauch plate ( run )
hingga background masuk.
d. Menjalankan kontrol, menekan tombol run, menekan specymen type, dipilih
Qc Specimen. Memilih file kontrol sesuai level dan nomer low kontrol yang
akan dijalankan, menekan return.
Meletakan kontrol dibawah probe, lalu menekan touch plate. Diperiksa apakah
kontrol masuk atau tidak.
e. Menjalankan sampel pasien, dengan menekan tombol run, specimen type,
dipilih pasien. Meletakan sampel dibawah probe, lalu menekan touch plate.
Untuk print out, menekan tombol print report.
f. Maintenance harian, dari main menu, menekan protocols, lalu menekan auto
clean. Membuka botol enzymatic cleaner pada suhu kamar, diletakan
dibawah probe, menekan start pada layar ditunggu hingga proses selesai.
g. Daily Shutdouwn, dari main menu, menekan special protocol, more, dan daily
shutdouwn. Ditunggu hingga proses selesai ( ditandai dengan status
standbay dalam monitor ), alat dan printer dimatikan.
2. Pemeriksaan hitung Jenis Leukosit / differential Count
2.1 Tujuan: untuk mengetahui kelainan dan morfologi dari jenis-jenis leukosit dan
gambaran jumlahnya dalam 100 leukosit.
2.2 Prinsip : setetes darah dipaparkan diatas obyek glass, kemudian dicat
dan diperiksa dibawah mikroskop.
Gambaran dari macam-macam leukosit pada darah tepi dan bentuk muda
dari sel leukosit yang dihitung dalam 100 leukosit dan dinyatakan sebagai %.
2.3 Alat-alat
Obyek glass, mikroskop, rak pengecatan, speader, pipet pasteur.
2.4 Reagen
a. Larutan methanol absolut dengan kadar air kurang dari 40%
b. Larutan Giemsa
c. Emersi oil
2.5 Cara Kerja :
a. Menyiapkan obyek glass yang bersih, dan bebas lemak
b. Meneteskan 1 tetes darah pada obyek glass
c. Meletakan speader didepan tetesan darah tersebut dan tarik kebelakang
sampai menyentuh tetesan darah, biarkan darah merata pada ujung
spreader
d. Lalu menggeser spreader kedepan sehingga membentuk hapusan
seperti peluru
e. Keringkan diudara
f. Hapusan darah yang telah kering kemudian digenangi methanol selama
1 menit
g. Buang methanol, tanpa dicuci, digenangi dengan giemsa 1:7 ( 1 cc
aquadest + 3 tetes cat giemsa ) selama 15 menit
h. Cuci dengan air mengalir dan keringkan dirak pengering dengan posisi
miring
i. Periksa dibawah mikroskop dengan obyektif 40x kemudian bila dilihat
dengan perbesaran 100x menggunakan minyak imersi
j. Dibaca pada daerah zona 4,5,6
2.6 Harga Normal
a. Eosinofil : 1 – 5 %
b. Basofil : 0 -1 %
c. Netrofil batang : 2 – 5%
d. Netrofil segment : 50 – 65 %
e. Limposit : 20 – 40 %
f. Monosit : 3 – 8 %
2.7 Kesimpulan
Bila pada pemeriksaan hapusan darah tepi tidak dijumpai adanya plasmodium,
berarti diperoleh hasil : malaria negatif.
3. Pemeriksaan Laju Endap darah / BBS / KPD ( kecepatan Pengendapan Darah )
3.1. Tujuan : Untuk mengetahui Laju Endap Darah dalam mm/jam
pertama dan kedua.
3.2. Prinsip : Dengan menggunakan anticoagulan dimasukan ke dalam
tabung dengan menggunakan ukuran tertentu, kemudian percepatan
pengendapan sel darah diukur dalam waktu 1 jam, 2 jam kemudian kolom
plasma dinyatakan dalam mm/ jam.
3.3. Alat-alat : Pipet westergreen, rak westergreen, syringe, clinipette 20 µl,
200 µl, 100 µl, timer/jam, alat penghisap, spuit 3 ml.
3.4. Reagen :
a. Larutan Nacl 0,9 %
b. Anticoagulan EDTA
3.5. Cara Kerja :
a. 200 µl darah EDTA ditambah 300 µl Nacl 0,9% ( 4 bagian darah + 1
bagian Nacl 0,9%)
b. Masukan campuran tersebut ke dalam tabung dan campur baik-baik
c. Isap campuran darah tadi dalam pipet Westergreen sampai tanda 0, dan
letakan dalam sikap tegak lurus pada rak Westergreen selama 60 menit.
d. Jauhkan/hindari dari getaran
e. Baca hasil tinggi plasma dalam mm/jam pertama.
3.6. Harga Normal:
a. Laki-laki : 0 – 10 mm/jam
b. Wanita : 0 – 20 mm/jam
3.3 Pemeriksaan Kimia Darah
1. Pemeriksaan SGPT
1.1. Tujuan : untuk menentukan fotometris dari alanime aminotransferase
(ALAT)
1.2. Prinsip (cara fotoelektrik) : A oxuglutarat + L.alanine L ↔ glutamate +
pyruvate
Pyruvate + NAOH + H ↔ lactate + NAD+
Kecepatan penurunan kadar NAD di ukur secara fotometris dan berbanding
lurus dengan aktifitas alat dalam bahan sampel.
1.3. Alat-alat : Fotometer, waterbath, clinipette 1000 μl, 100 μl, rak tabung,
tabung reaksi, yellow Tip, Blue tip.
1.4. Reagen :
a. R1 : 20 × 4 ml R2 : 1 × 20 ml
b. Larutan 1 ml R2 ke dalam 1 botol R1 (4ml)
1.5. Cara kerja
a. Program :11 (KIN/F/BR)
b. Faktor : - 1745
c. Panjang gelombang : 340 nm
d. Temperatur : 37 o C
e. Volume : 800 μl
f. Delay : 30 S
g. Deltas : 5
h. Time/delta : 65
i. Min RZ : 0,6
j. Max units : 500
k. Unit : U/Lemak
Blanko Reagen Sampel
Reagen (μl) 1000 1000
Sampel (μl) - 100
Campur dan inkubasi 37oC, 30” baca absorbansi
Sampel terhadap Blanko Reagen.
1.6. Harga Normal:
a. Wanita : < 22 μ/l
b. Laki-laki :< 29 μ/l
2. Pemeriksaan SGOT
2.1. Tujuan : untuk menentukan fotometris dari alanine
aminotransferase (GOT)
2.2. Prinsip(cara fotoelektrik)A oxoglutaraf + L.aspartate L ↔ glutamate +
oxogliutarat
Pyruvate + NAOH + H+ ↔ L. Malate + NAD+
Kecepatan penurunan kadar NAOH diukur secara fotometris dan
berbanding aktivitas ASAT dalam sampel.
2.3. Alat : Fotometri, waterbath, clinipette 1.000 μl, 100 μl, rak tabung, tabung
reaksi, Yellow tip, Blue Tip.
2.4. Reagen :
a. R1 : 20 × 4 ml R2 : 1 × 20 ml
b. Larutan 1 ml R2 ke dalam 1 botol R1 (4ml)
c. Persiapan reagen 1 + 5 ml R2 → Campur biarkan 15 “
2.5. Cara Kerja :
a. Program : 11 (KIN/F/BR)
b. Faktor : - 1745
c. Panjang Gelombang : 340 nm
d. Temperatur : 37oC
e. Volume : 800 μl
f. Delay : 5
g. Time/delta : 65
h. Min RZ : 0,6
i. Max units : 500
j. Unit : U/L
Blanko Reagen Sampel 1 Sampel 2
Reagen(μl) 1000 1000 1000
Sampel 1 (μl) - 100 -
Sampel 2 (μl) - - 100
Campur dan inkubasi 30” baca absorbansi terhadap blanko reagen.
2.6 Harga Normal
a. Wanita : < 21 μ/l
b. Laki-laki :< 25 μ/l
3. Pemeriksaan Gula Darah
3.1. Tujuan : untuk mengetahui kadar gula yang dinyatakan dalam mg/dl
3.2. Prinsip (cara fotoelektrik) Glukosa + O2 + H2O ↔ Glutamate + H2O2
H2O2 yang terbentuk dengan 4 aminoantipirin dan 4 hydorxybenzoic acid
dengan adanya peroxiadaxe membentuk N (t-Antipyril)-p benzogoinonimin.
Jumlah zat warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi gluacose.
3.3 Alat : Sama dengan di atas.
3.4 Reagen:
a. Reagen substrat siap pakai
b. Standart glucose
3.5 Cara Kerja
a. Program : 6 (KIN/F/BR)
b. Faktor : 100
c. Panjang Gelombang : 546 nm
d. Temp : off
e. Volume : 800 μl
f. Delay : 45
g. Max units : 750
h. Unit : mg/dl
Blanko Reagen Standart Sampel
Reagen (μl) 1000 1000 1000
Sampel 1(μl) - 10 -
Sampel 2(μl) - - 10
Campur dan inkubasi 30” baca absorbansi terhadap blanko reagen.
3.1 Harga Normal
a. Gula puasa : 70 – 100 mg/dl
b. Gula 2 JPP : 76 – 110 mg/dl
c. Sewaktu : 130 mg/dl
4. Pemeriksaan Kolesterol
4.1 Tujuan: mengetahui kadar kolesterol dalam darah yang dinyatakan dalam
mg/dl
4.2 Prinsip :
a. Kolesterol membentuk senyawa yang berwarna merah lipoprotein oleh
detergent.
b. Kolesterol estalase menghidroksi ester-ester tersebut dengan H2O2 yang
terbentuk dengan aminoantipylic dan phenol dalam suatu Rx yang
dikatalisa oleh Peroxidase dan terbentuk quinonimin yang berwarna.
4.3. Alat : Sama dengan di atas.
4.4. Reagen :
a. R. Kolesterol yang siap pakai 4 × 100 ml
b. R. Standart
4.5. Cara Kerja :
a. Program : 6 (C/S/BR)
b. Faktor : 200
c. Panjang Gelombang : 546 nm
d. Temp : off
e. Volume : 800 μl
f. Delay : 45
g. Max units : 750
h. Unit : mg/dl
Blanko Reagen Standart Sampel
Reagen(μl) 1000 1000 1000
Sampel 1(μl) - 10 -
Sampel 2(μl) - - 10
Campur dan inkubasi pada suhu ruang selama 20”.
4.6. Harga Normal : < 200 mg/dl
CATATAN : Pasien puasa 10 – 12 jam.
5. Pemeriksaan trigliserida
5.1. Tujuan : mengetahui kadar kolesterol dalam darah yang dinyatakan
dalam mg/dl.
5.2. Prinsip : Glycero + ATP GK glycerol – 3 phosphate + ADP
L.Alfa glycerol – 3 phosphate + 0 ↔ Dilhycloxy acetone phosphate + H2O2.
Benzoquinonimine amonimino quinonimine yang terbentuk sebanding
dengan konsentrasi Trigliserida.
5.2. Alat : Sama dengan yang di atas.
5.3. Reagen :
a. R. Kolesterol yang siap dipakai 4 × 100 ml
b. R. Standart
5.4. Cara Kerja :
a. Program : 6 (C/S/BR)
b. Faktor : 200
c. Panjang gelombang : 546 nm
d. Temperatur : off
e. Volume : 800 μl
f. Delay : 45
g. Max units : 1000
h. Unit : mg/dl
Blanko Reagen Standart Sampel
Reagen (μl) 1000 1000 1000
Sampel 1 (μl) - 10 -
Sampel 2 (μl) - - 10
Campur dan inkubasi pada suhu ruang selama 20”.
5.5. Harga Normal: < 200 mg/dl
CATATAN : Pasien puasa 10 – 12 jam.
6. Pemeriksaan Kreatinin
6.1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam darah yang
dinyatakan dalam mg/dl.
6.2. Prinsip : Kreatinin dengan asam – pikrat dalam larutan alkali
membentuk senyawa yang berwarna kuning. Asam pikrat dalam konsentrasi
rendah yang diinginkan tidak menyebabkan pengendapan protein.
Konsentrasi zat yang terbentuk dalam waktu tertentu diukur secara
otomatis.
6.3. Alat : Fotometer, waterbath, clinipette 1000 μl, 500 μl, rak tabung,
tabung reaksi, Blue Tip.
6.4. Reagen :
a. Reagen 1 : asam pikrat siap pakai
b. Reagen 2 : Encerkan 1 bagian R2 + 4 bagian Aquadest
c. Buat Reagen kerja 1 bagian R1 + R2 = 1 bagian R2 yang telah diencerkan.
6.5. Cara Kerja :
a. Program : 10 (FTK/S/BR)
b. Faktor : 2,0
c. Panjang Gelombang :492 nm
d. Temperatur : 37 oC
e. Volume : 800 μl
f. Inkubasi : 30 S
g. Reaksi : 120 S
h. Unit : mg/dl
Blanko Reagen Standart Sampel
Reagen kerja (μl) 1000 1000 1000
Sampel 1(μl) - 100 -
Sampel 2(μl) - - 100
Campur dan inkubasi pada suhu ruang selama 20”.
6.6. Harga Normal:
a. Laki-laki : < 50 th :< 1,3 mg/dl
> 50 th : 1,4 mg/dl
b. Wanita :< 1,1 mg/dl
7. Pemeriksaan UREA
7.1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar ureum dalam darah dalam
mg/dl
7.2. Prinsip : Urea + H2O + 2 H+ ↔ CO2 + 2 NH+
Penurunan kadar absorpsi NAOH dalam satuan waktu, berbanding lurus
dengan konsentrasi urea.
7.3. Alat : Fotometer, waterbath, centrifuge, clinipette 1000 pl,
10 µl, rak tabung, tabung reaksi, yellcw tip.
7.4. Reagen :
a- Reagen I : 100 ml
b. Reagen 2 : 100 ml
7 .5. Cara kerja :
a. Program6 :(C/S/BR)
b. Iraktor :80
c. Panjang gclombang :578 nm
d.'l'cmpcratur :off
e. Volume :800pl
f. Delay: :4S
g. Mak units :200
h. Unit : mg/dl
Blanko Reagen Standar Sampel
Reagen I (µl) 1000 1000 1000
Standar (µl) - 10 -
Sampel (µl) - - 10
Di,campur dan inkubasi 370C selama 3'
R.2 (µl) 1000 1000 1000
Dicampur dan diinkubasi 37ºC selama 5'
Baca abs sampel terhadap BR
7 .6. Harga Normal : l0 - 50 mg/dl
8. Pemeriksaan Asam Urat
8.1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam urat yang dinyatakan dalam mg/dl
8.2. Prinsip : Urea acid + H2O + 02 ↔ CO2 + HO2
2H2O2 3,5 dichloro 2 Hidroxybenzene acid + amino
phenzone↔(4 antipryl) 3 chrolo 5 suffosa p. Bencoquinonimin Absorbance
zat warna qilinonimin rebanding dengan konsentrasi urea acid.
8.3. Alat : Sama di atas
8.4. Reagan : Reagen siap pakai
8.5. Cara kerja :
a. Program: :6 (C/S/BR)
b. Faktor :80
c. Panjang gelombang :546 nm
d. Temperatur :off
e. Volume :800 µl
f. Delay :4S
g. Mak units :1000
h. Unit :mg/dl
Blangko Reagen Standart Sampel
Reagen (µl) 1000 1000 1000
Standar (µl) - 20 -
Sampel (µl) - - 20
Campur inkubasi selama 20' pada suhu ruang
8.6. Harga Normal : 10 - 50 mg/dl
a. Wanita :2,4 - 5,7 mg/dl
b. Pria :3,7 -7,0 mgldl
D. URINALISA
Pemeriksaan Urine L,engkap
1. Menggunakan Stik Uriflet
1.1. Tujuan : untuk mengetahui faal ginjal dan saluran urine, faalberbagai organ
misalnya hati, saluran empedu, pankreas.
1.2. Prinsip : Dapat dipakai untuk menunjang diagnosa penyakit baik di dalam
maupun di luar ginjal dan saluran kemih.
1.3. Alat-alat : Uriflet Autoanalyzer, Stik kontrol, Stik urifet, Kertas printer.Tabung
reaksi. Centrifuge, Rak tabung, Pipet pasteur, Mikroskop, Obyek gelas,
Kaca penutup, Pot urine.
1.4. Reagen :
a. Stik Urillet 10 EA
b. Kontrol Stik Uriflet
1.5. Cara kerja
a. Tekan tombol ON di bagian belakang
b. Biarkan alat tersebut selama 5 menit supaya stabil dan siap pakai
c. Masukkan Kontrol Check Uriflet, tekan tombol start dan biarkan alat
tersebut berjalan dan sampai mengeluarkan basil print out
d. Sesuaikan hasil print out dengan standart yang tertera
e. Apabila hasil sesuai dengan standart, lakukan pemeriksaan terhadap
urine pasien (cara seperti dilakukan Kontrol Uriflet)
f: Matikan tombol ON
2. Combur Test (pemeriksaan urine lengkap)
2.1. Cara Keria
a. Urine dalam tabung dikocok
b. Masul<kan stik combur test pada urine tadi
c. Stik diangkat
d. Sesuaikan warna yang terjadi pada combur stik dengan standar warna
yang ada
2.2. Cornbur test rntuk pemeriksaan :
a. Spesific
b. PH
c. Leukosit
d. Nitrit
e. Protein
f. Glukosa
g. Keton
h. Urobilinogen
i. Bilirubin
j. Darah (Eritrosit, Hemoglobin)
CATATAN:
1. Stik Uriflet untuk pemeriksaan protein, Reduksi, pH
2. Sesudah alat digunakan, dibersihkan rJengan tissue
3. Tombol UP : digunakan untuk membuat angka yang dikehendaki
(Naik)
4. Tombol DOWN : untuk membuat angka yang dikehendaki A (Turun)
3. Pmeriksaan Makroskopis Urine
3.1. Warna dan Keicrnihan
a. Tujuan : Untuk mengetahui warna urin dan kejernihan urin
b. Prinsip : Untuk me nggambarkan rupa urin harus dilakukan secepatnya
setelah urin dikeluarkan yaitu dengan cahaya tembus yang mana urin dinyatakan
dengan tidak berwarna, kuning rnuda. kuning, kuning tua, coklat (seperti teh),
juga urin dinyatakan dengan jernilr, kekeruhan ringan, agak keruh, keruh, sangat
keruh pada waktu di keluarkan.
c. Alat :
1. Botol penampung atau speaker glass
2. Tabung rcaksi dcngan rak tabung reaksi
d. Cara kerja :
1. Tabung reaksi diisi sarnpai 3/4 tabung
2. Ujilah dengan tebal lapisan 7 - I 0 cnr dengan cahaya tembus
Normal : Kuning muda sampai kuning tua
3.2. Keasaman /pH Urin
a. Tujuan : untuk mengetahui pll/keasaman urin Prinsip : perubahan
kertas indikator yang ditetesi urin menunjukkan berapa pH urin
tersebut.
b. Alat :
1.Pipet
2.Gelas arloji
3.Pinset anatomis
4.Indikator universal
5.Kertas lakmus merah dan biru
c. Cara kerja :
1.Kertas indikator diletakkan di atas gelas arloji secara terpisah
2.Dengan bantuan pipe{ tetes, diteteskan sedikit uriq segar di atas kertas
universal dan kertas lakmus merah dan biru
3. Dengan pinset, kertas indikator universal diambil dan dibandingkan
dengan warna standar yang ada.
4. Diperhatikan perubahan wan}a yang terjadi pada kertas lakmus
5.Dibaca pHnya:
a.Kertas indikator universal dengan warna standar paling sesuai dengan
kertas indikator universal
b.Kertas lakmus merah berarti asam
c.Kertas lakmus berafti basa
Normal :4,(r-8,5 pH urin rata-rata= 6,2
3.3 Dengan pengenceran
a, Cara Kerja
1.Masukkan urin kedalam gelas ukur
2.Masukkan aquadest ke dalarn gelas ukur yarng sudah berisi urin tadi
untuk pengenceran
3.Urin dicampur dengan aquadest. dengan menegunakan bantuan batang
pengaduk.
4.Urinometer dimasukkan ke dalam gelas ukur secara perlahan-lahan
tanpa menyinggung dinding dalam gelas ukur.
5.Urinometer diputar dengan ibu jari dan jari telunjuk agar lepas dari
dinding gelas ukur.
6.Setelah urinometer terapung di tengah, kita baca BJ-nya
tanpa paralaks pada minicus bawah.
Perhitungan :
Tanpa pengenceran :
Berat jenis Urin = BJ terbaca+(Suhu kamar - suhu tera)x 0,001