laporan praktek kerja industri

48
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktek Kerja Industri merupakan suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh siswa SMKN 1 Kalijambe dalam jangka waktu tertentu. Prakerin dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada bulan November 2012 sampai bulan Februari 2013. Prakerin ini wajib dilaksanakan sebagai bekal pada saat masuk kedunia kerja dan Prakerin sangatlah penting guna mengaplikasikan teori-teori yang telah didapatkan dalam program KBM disekolah dan dipadukan dengan praktek kerja nyata yang dilakukan saat kegiatan Prakerin sehingga mendapatkan gambaran tentang bagaimana kinerja yang harus dijalankan dalam kehidupan kerja dimasa datang. Rachmad Bengkel adalah salah satu bengkel ternama didaerah Banyuanyar dan mampu bersaing dengan bengkel lain. Dengan mengandalkan keahlian dalam 3 spesialisasi yang dipilih yaitu understell, shockbreaker, dan powersteering. Bengkel ini mampu mendapatkan pelanggan kurang lebih 10 kendaraan tiap harinya. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan praktek kerja industri diRachmad Bengkel. 1

Upload: riyanto

Post on 02-Feb-2016

155 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

praktek industri ini dilakukan di rochmad bengkel banyuanyar

TRANSCRIPT

Page 1: laporan praktek kerja industri

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Praktek Kerja Industri merupakan suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan

oleh siswa SMKN 1 Kalijambe dalam jangka waktu tertentu. Prakerin

dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada bulan November 2012 sampai bulan

Februari 2013. Prakerin ini wajib dilaksanakan sebagai bekal pada saat masuk

kedunia kerja dan Prakerin sangatlah penting guna mengaplikasikan teori-teori

yang telah didapatkan dalam program KBM disekolah dan dipadukan dengan

praktek kerja nyata yang dilakukan saat kegiatan Prakerin sehingga mendapatkan

gambaran tentang bagaimana kinerja yang harus dijalankan dalam kehidupan

kerja dimasa datang.

Rachmad Bengkel adalah salah satu bengkel ternama didaerah Banyuanyar

dan mampu bersaing dengan bengkel lain. Dengan mengandalkan keahlian dalam

3 spesialisasi yang dipilih yaitu understell, shockbreaker, dan powersteering.

Bengkel ini mampu mendapatkan pelanggan kurang lebih 10 kendaraan tiap

harinya. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan praktek kerja

industri diRachmad Bengkel.

Understell merupakan bagian mobil yang berfungsi untuk mengendalikan

dan menstabilkan kendaraan agar dapat berjalan dengan aman. Apabila terdapat

kerusakan pada understell maka proses spooring tidak dapat dilaksanakan.

Kalaupun dapat dilaksanakan pasti hasil spooring yang didapatkan tidak akurat.

Dari uraian tersebut, maka penulis mengangkat masalah ini pada tugas penulisan

laporan prakerin dengan judul ‘IDENTIFIKASI KERUSAKAN UNDERSTELL

DAN SPOORING’

B.Rumusan Masalah

1. Apa fungsi understell pada kendaraan?

2. Bagaimana cara melakukan spooring?

3. Apa pengaruh understell yang buruk terhadap kenyamanan berkendara?

1

Page 2: laporan praktek kerja industri

4. Adakah keterkaitan antara understell dengan spooring?

5. Apa pengaruh spooring yang tidak tepat terhadap kendaraan?

C.Tujuan Penulisan Laporan

1. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Sertifikat Prakerin

2. Agar siswa dapat mengidentifikasi kerusakan understell

3. Agar siswa dapat melakukan spooring

4. Agar siswa dapat mengetahui pengaruh understell yang buruk terhadap

kenyamanan berkendara

5. Agar siswa mengetahui keterkaitan antara understell dengan proses spooring

6. Agar siswa mengetahui pengaruh spooring yang tidak tepat terhadap

kendaraan

D.Manfaat Penulisan Laporan

Bagi sekolah

1. Menambah perbendaharaan buku diperpustakaan

Bagi Siswa/Siswi

1. Siswa dapat mengidentifikasi kerusakan understell

2. Siswa dapat melakukan spooring

3. Siswa dapat mengetahui pengaruh understell yang buruk terhadap

kenyamanan berkendara

4. Siswa mengetahui keterkaitan antara understell dengan proses spooring

5. Siswa mengetahui pengaruh spooring yang tidak tepat terhadap kendaraan

2

Page 3: laporan praktek kerja industri

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Understell

Gambar 1.understell mobil

Kaki-kaki adalah salah satu bagian vital yang menjaga keseimbangan dan

kestabilan kendaraan saat melaju dalam kecepatan tinggi. Sayangnya, umur

komponen kaki-kaki tidak dapat diprediksi, karena sangat tergantung kondisi

jalanan yang selalu dilalui kendaraan. Jalanan yang rusak atau berlubang pasti

akan mengurangi umur pakai komponen kaki-kaki. Untuk itu perlu dilakukan

pengecekan pada piranti kaki-kaki. Kerusakan pada bagian kaki-kaki mobil

menyebabkan kenyamanan berkendara terganggu dengan ayunan mobil menjadi

tidak normal seperti biasanya pada saat berjalan lurus ataupun dibelokkan, rem

mejadi tidak pakem, dan sebagainya.

Faktor utama terjadi kerusakan pada kaki-kaki adalah benturan keras yang

menekan velg/roda mundur dan memberikan pengaruh negatif kepada part-part

yang berhubungan dengan velg/roda seperti shockbreaker, tie rod, arm, joint, dan

lain-lain. Setelah benturan terjadi, umumnya posisi velg/roda mundur 3 cm- 10

cm dengan posisi sebelumnya. Hal ini seringkali menjadi penyebab utama proses

3

Page 4: laporan praktek kerja industri

spooring tidak bisa dilakukan, karena ada beberapa part yang rusak akibat

benturan tersebut sehingga diperlukan perbaikan terlebih dahulu sebelum

dilakukan proses spooring.

Indikasi kerusakan pada kaki-kaki mobil antara lain:

1. Posisi velg/ban bagian kanan atau kiri tidak simetris

2. Rasio belok R/L berbeda, lebih mudah membelok kearah velg/ban yang

mundur

3. Pada proses pengereman ban bergetar seperti ada bagian yang kendur

4. Steer bergetar dan saat melaju steer banting kiri/kanan

Pengecekan pada velg cukup perhatikan fisiknya saja, apakah ada retak atau

kerusakan pada bibir velg seperti luka atau penyok. Velg yang peyang juga dapat

dirasakan adanya getaran saat mobil melaju, sedangkan yang harus diperhatikan

pada ban adalah tekanan angin, umur ban dan pentilnya. Sesuaikan tekanan angin

ban dengan spec ban atau sesuai anjuran produsen mobil.

Ban yang kekurangan angin menyebabkan overdefleksi atau ban menjadi

bleber kesamping. Yang menempel kejalan hanya bagian pinggir ban, bagian

tengahnya tertekuk keatas. Biasanya ban yang sering kekurangan angin, bagian

samping lebih cepat gundul, sedangkan ban yang kelebihan angin, bagian yang

menempel kejalan hanya bagian tengahnya. Area yang bersentuhan dengan jalan

hanya sedikit, membuat ban seperti mengambang, handling akan terganggu.

Terkena benda tajam bisa langsung pecah.

Tiap ban punya TWI (Threat Width Indicator) atau tanda batas pemakaian.

Jika permukaan ban sudah rata dengan benjolan, artinya ban harus sudah diganti.

Tutup pentil fungsinya mencegah kotoran masuk kedalam ban dan mencegah

udara menyusup keluar. Proses perbaikan kaki-kaki mobil dapat dilakukan pada

bagian-bagian yang berbahan besi dan bagian yang tidak dapat diperbaiki seperti

tie rod pecah, ball joint pecah, karet-karet pecah atau sobek.

Berikut dalah komponen kaki-kaki mobil:

4

Page 5: laporan praktek kerja industri

1) Shockbreaker

Gambar 2.shockbreaker

Shockbreaker adalah sebuah per untuk meredam guncangan yang terjadi

pada kendaraan ketika melintasi medan yang tidak rata. Cara memeriksanya

adalah dengan melewatkan mobil dijalan yang tidak rata, jika ayunannya hanya

sekali berarti keadaannya masih bagus dan jika mobil mengayun berkali-kali

maka terdapat masalah pada shockbreaker tersebut.

Perlu rutin diperiksa juga apakah adanya rembesan oli untuk shockbreaker

tipe oli disekitar bodi shockbreaker. Jika shockbreaker bocor segera ganti seal nya

atau jika tidak, isi kembali oli shockbreaker tersebut. Sedangkan untuk

shockbreaker gas, jika tidak berfungsi dengan baik segera isi kembali gasnya agar

dapat berfungsi seperti sebelumnya.

2) Rack End

Gambar 3.Rack end

5

Page 6: laporan praktek kerja industri

Part ini menghubungkan antara steering rack dengan tie rod end. Istilah lain

dari Rack End adalah Inner Tie Rod, diIndonesia lebih sering disebut Long Tie

Rod. Setiap merk kendaraan yang menggunakan steering rack memiliki rack end

dengan dimensi ukuran yang berbeda.

Kerusakan yang sering terjadi pada part ini adalah kocak, kering atau terlalu

berat. Jika rack end ini kocak atau kering maka akan menimbulkan bunyi dan

apabila terlalu berat akan menganggu dalam mengemudi atau bahkan kemudi bisa

menjadi terasa berat saat dibelokkan.

3) Tie Rod End

Gambar 4.Tie rod end

Tie Rod End menghubungkan langsung antara rack end dengan roda

kendaraan. Part ini memiliki ukuran besar dan panjang yang berbeda-beda

tergantung dari pabrik kendaraan tersebut masing-masing. Bila tie rod ini rusak

maka tidak langsung menimbulkan bunyi, jika menimbulkan bunyi berarti

kondisinya sudah sangat parah. Kemudian bila rusak maka pengendalian akan

berubah, dimana mobil akan terasa susah dikendalikan meskipun dijalan rata.

Cara mendeteksinya adalah mobil didongkrak dan roda digoyang-goyang kiri dan

kanan, bila goyang maka ada indikasi tie rod nya rusak. Kerusakan tie rod sama

dengan rack end yaitu kocak, kering atau terlalu berat.

4) Ball Joint

Gambar 5.Bagian-bagian ball joint

6

Page 7: laporan praktek kerja industri

Komponen ini berperan sebagai pemegang lokasi dudukan roda dan juga

penghubung dengan lengan ayun. Didalamnya juga terdapat bantalan bola yang

fungsinya memudahkan untuk bergerak. Bila rusak atau kendur maka

pengendalian dapat ikut berubah( handling tidak enak), kemudian bisa membuat

sudut roda jadi berubah efeknya, ban akan aus tidak merata( bagian dalam saja).

Cara mendeteksinya mirip dengan mendeteksi tie rod, untuk ball joint ini

digoyang atas dan bawah, bila goyang maka ball joint dapat dipastikan rusak.

Kerusakan ball joint mirip dengan rack end dan tie rod end. Bila ball joint kering

maka akan menimbulkan bunyi kriet-kriet pada saat dikendarai terutama dijalan

yang rusak.

Gambar 6.Ball joint

5) Bushing Arm

Gambar 7.Bushing arm

Komponen ini merupakan selongsong besi yang disokong karet. Fungsinya

sebagai titik tumpu antara roda dengan lengan pencekeramnya. Bushing bertugas

meredam getaran pada sambungan antar komponen suspensi dari logam tersebut.

Kerusakan pada bushing tidak hanya menyebabkan suara berisik, tetapi juga

7

Page 8: laporan praktek kerja industri

mempengaruhi kenyamanan pengendalian mobil. Bahkan laju mobil tidak akan

stabil, hal itu tentu membahayakan keselamatan pengendara.

Cara mudah untuk mendeteksi kondisi komponen ini adalah dengan

mencermati arah laju kendaraan. Bila cenderung melenceng kekanan atau kekiri

dan dari bagian roda terdengar suara gemuruh berarti bushing arm bermasalah.

Untuk perbaikannya meliputi penggantian bushing tersebut.

6) Bearing

Gambar 8.Bearing roda

Komponen ini merupakan bantalan diroda sehingga fungsinya sangat vital

bagi putaran roda dan kestabilan laju kendaraan. Cara untuk mendeteksi kondisi

komponen ini cukup mudah, yaitu dengan mendengarkan apakah ada suara

mendengung diroda yang ditengarai bearingnya bermasalah. Cara yang mudah

namun akurat adalah dengan memperhatikan putaran roda. Caranya, dongkrak

mobil, kemudian perhatikan apakah putaran roda terasa halus atau bergetar seperti

menggelinjang. Kerusakan bearing yang paling parah dapat menyebabkan panas

yang tidak normal pada roda.

7) Bushing Stabilizer

Gambar 9.Bushing stabilizer

8

Page 9: laporan praktek kerja industri

Bushing stabilizer berfungsi sebagai pengikat kechasis mobil dan

penyeimbang suspensi kiri dan kanan, terbuat dari karet. Bila rusak akan berbunyi

kriet-kriet, indikasi lainnya adalah timbul suara jeduk saat mobil direm. Bila

bushing habis atau rusak segera ganti atau jika hanya longgar, tambahkan karet

pada sela-sela bushing agar dapat berfungsi dengan baik.

8) Link Stabilizer

Gambar 10.Link stabilizer

Link stabilizer adalah sebuah batang besi yang berfungsi sebagai

penghubung stabilizer dengan collover shock atau lengan ayun. Dan komponen

ini bila rusak akan membuat bunyi yang nyaring dan berisik apalagi ban masuk

kedalam lubang. Tetapi komponen ini tidak berpengaruh kepengendalian, hanya

berfungsi sebagai pengikat stabilizer. Kerusakan pada link stabilizer yaitu kocak,

kering atau terlalu berat pergerakan bantalan bolanya.

9) Bushing Steering Rack

Gambar 11.Bushing steering rack

Bushing steering rack adalah sebuah karet yang berfungsi membantu

pengendalian roda oleh steer, bila rusak maka getaran dijalan akan sampai kesteer

9

Page 10: laporan praktek kerja industri

dan bila parah maka steer tidak akan balik sendiri setelah dibelokkan. Untuk

perbaikannya adalah penggantian karet bushing steering tersebut.

Setelah komponen kaki-kaki mobil tersebut sudah dalam kondisi baik atau

tidak ada kerusakan maka proses spooring dapat dilakukan.

Front Wheel Alignment (FWA)

Sebagaimana telah diuraikan secara ringkas, bahwa pada sistem roda depan

ada karakteristik tertentu yang harus dipenuhi, supaya memberikan pengendalian

kemudi yang lebih stabil. Karakteristik-karakteristik tersebut dinamakan front

wheel alignment atau penyesuaian sistem roda depan. Penyesuaian sistem roda

depan ini penting, sebab pengendalian arah kendaraan terletak pada roda depan.

Dengan demikian posisi roda depan dan konstruksinya harus turut menstabilkan

sistem kemudi, sehingga perlu adanya penyesuaian sistem roda depan.

Komponen-komponen tertentu harus sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan.Karena untuk mendapatkan kenyamanan dan kestabilan dalam

pengendalian kendaraan, perlu disempurnakan unsur-unsur tersebut. Apabila salah

satu unsur tidak bekerja dengan baik, maka kemudi tidak akan stabil lagi. Hal itu

satu sama lain saling berhubungan, dan semua itu akan berakibat pengemudian

tidak aman dan nyaman.

Adapun tujuan dari FWA adalah sebgai berikut:

(a) Kemudi/ steering ringan saat dikendalikan

(b) Tidak terjadi getaran abnormal pada kendaraan saat berjalan

(c) Kendaraan dapat berjalan lurus walaupun kemudi dilepas

(d) Setelah berbelok roda depan segera lurus kembali

(e) Keausan ban merata

(f) Komponen suspensi dan ban lebih awet

(g) Kerusakan suspensi dapat diminimalisir

Unsur-unsur penyesuaian sistem roda depan antara lain:

(1) Camber

(2) Caster

(3) Kingpin Inclination

10

Page 11: laporan praktek kerja industri

(4) Toe Angle

(5) Turning Radius

1. Camber

Gambar 12.camber

Camber adalah kemiringan roda depan terhadap garis vertikal jika dilihat

dari depan kendaraan. Pada roda depan terdapat camber sehingga bagian atas

lebih lebar dibanding bagian bawahnya. Salah satu fungsi camber adalah untuk

mencegah roda miring kedalam yang menyebabkan gerak main kingpin bush atau

hub bearing berlebihan, atau menyebabkan deformasi axle karena pembebanan.

Fungsi lain dari camber adalah untuk mencegah roda bergeser dari

posisinya. Camber menghasilkan gaya yang mendorong spindle kedalam sehingga

mencegah roda bergeser keluar dari spindel bahkan jika baut roda kendur. Tujuan

penggunaan sudut camber adalah untuk mengimbangi gaya yang cenderung

kearah dalam pada roda depan. Keseimbangan ini diperlukan untuk pengemudian

yang stabil dan keausan yang seminimal mungkin. Disamping itu, camber

bersama kingpin inclination akan membantu meringankan gaya yang bekerja pada

sistem kemudi saat kendaraan dibelokkan.

2. Caster

Caster adalah kemiringan kedepan atau kebelakang dari kingpin terhadap

garis vertikal. Fungsi utama dari caster adalah mengembalikan roda depan

keposisi lurus tanpa harus dibelokkan keposisi lurus lagi.

11

Page 12: laporan praktek kerja industri

Gambar 13.Sudut caster

Sudut caster bervariasi sesuai dengan karakteristik pegas, karena caster

ditentukan saat front axle dipasang ke front spring. Ini berarti sudut caster

dipengaruhi oleh variasi pegas juga dipengaruhi oleh defleksi permanen. Saat

mobil dikendarai pada jalan rusak atau saat beban mobil bervariasi, sudut caster

juga bervariasi karena karakteristik dari front spring berubah secara konstan saat

aksi pemegasan terjadi.

Saat rem diinjak, sudut caster cenderung mengecil karena efek perlambatan pada

roda depan menyebabkan front axle terpuntir kedepan. Roda pada kereta dorong

posisinya selalu dibelakang garis tengah shaft dan garis tengah roda. Semakin

panjang jarak antara garis tengah shaft dan roda, dan semakin besar beban yang

bekerja pada roda dan kecepatan bergeraknya semakin tinggi, kembalinya roda

kemudi keposisi lurus semakin baik.

Pada kendaraan modern, roda depan memiliki sudut caster yang sangat kecil

atau bahkan sudut caster negatif. Alasannya adalah saat kendaraan begerak, pusat

dari tekanan persinggungan roda dibelakang garis tengah ban dan ini menambah

kesudut caster positif. Oleh karena itu, roda tetap kembali keposisi lurus bahkan

jika menggunakan sudut caster negatif.

3. Kingpin Inclination

Kingpin Inclination adalah kemiringan kedalam sumbu roda terhadap garis

vertikal saat dilihat dari depan kendaraan. Fungsi utama Kingpin Inclination

adalah membawa titik tengah ban bertemu dengan garis perpanjangan kingpin

centre seperti efek dari camber. Dengan kingpin inclination maka tidak perlu

camber yang terlalu besar. Sudut kingpin inclination dikombinasikan dengan

12

Page 13: laporan praktek kerja industri

sudut caster menghasilkan efek pengembalian steering wheel keposisi lurus

sedangkan sudut camber memungkinkan berbelok lembut.

Gambar 14.Kingpin inclination

Roda-roda berputar disekeliling kingpin bila roda kemudi berputar. Apabila

sudut kingpin tidak ada, karena adanya tahanan jalan, kemudi akan menjadi tidak

stabil. Dengan adanya kingpin maka bersama-sama dengan camber, jarak ofset

akan menjadi sangat kecil. Dengan begitu kemudi akan lebih stabil karena roda-

roda berputar disekitar kingpin. Bila kendaraan sedang berhenti, maka gaya untuk

memutarkan kemudi akan lebih kecil. Dengan adanya kingpin inclination roda-

roda akan mengangkat poros roda ketika roda kemudi diputar. Dengan begitu

roda-roda akan kembali keposisi lurus lagi, karena berat kendaraan yang menekan

poros roda seolah-olah ada gaya yang tersimpan.

4. Toe Angle

Gambar 15.Toe angle

Saat roda depan dilihat dari atas, bagian depan roda lebih kecil

dibandingkan bagian belakang roda. Toe In adalah garis simetri roda-roda depan

bagian roda depan lebih pendek daripada bagian belakangnya. Nilai dari toe in

dapat diatur dengan menyetel panjang tie rod end. Dengan toe in roda berusaha

bergulir kedalam. Dengan camber, roda depan miring keluar saat dilihat dari atas

13

Page 14: laporan praktek kerja industri

sehingga roda berusaha tergulir keluar. Akan tetapi titik pusat dimana ban tergulir

keluar dipindahkan kedepan dengan adanya sudut toe in pada roda depan sehingga

roda dapat bergulir dengan lurus.

Salah satu fungsi dari toe in adalah untuk mengimbangi efek miring

keluarnya roda depan (camber), sehingga roda depan dapat bergulir dengan lurus.

Untuk alasan ini jumlah toe in harus ditentukan dengan hati-hati dengan

memperhatikan sudut camber. Karena sudut camber bervariasi dengan sudut

caster, toe in harus distel setelah penyetelan sudut camber dan caster. Saat

kendaraan berjalan lurus roda depan cenderung bergulir keluar tetapi

kecenderungan ini diatasi oleh toe in dan tie rod bebas dari regangan yang

berlebihan. Sedangkan toe out adalah bagian roda depan bagian depan yang lebih

lebar dibanding dengan roda depan bagian belakang bila dilihat dari atas

kendaraan.

5. Turning Radius

Gambar 16.Turning radius

Turning Radius adalah radius lingkaran terluar yang dibuat oleh ban saat

kendaraan berbelok penuh dengan steering wheel dibelokkan sampai mengunci.

Ditetapkan oleh standar keamanan bahwa turning radius dari kendaraan diukur

dengan membuat kedua belokkan kiri dan kanan harus 12 meter atau kurang.

Tujuan pemasangan turning radius adalah untuk mendapatkan radius putar

yang searah dan sejajar pada masing-masing roda ketika kendaraan berbelok.

Apabila arah roda searah maka akan dapat menghindarkan penyeretan terhadap

14

Page 15: laporan praktek kerja industri

roda. Dengan demikian pada sistem kemudi tidak terjadi getaran dan mobil dapat

berbelok lembut. Turning radius merupakan salah satu dari penyesuaian sistem

roda depan, terutama bila ukuran bannya besar dan bila kecepatan bertambah.

Spooring

Spooring adalah meluruskan roda antara depan dan belakang, kedudukan

roda sesuai dengan spesifikasi dari tipe mobil. Dengan kata lain, spooring adalah

menyelaraskan kedudukan tiap roda depan antara roda kiri dan roda kanan

(penyelarasan FWA). Efek yang ditimbulkan dari penyesuaian FWA dapat

dianalisa dengan adanya pengamatan serta pengujian.

Kekurangan dari penyetelan FWA ini terdeteksi dari percobaan tes jalan

lurus, jalan berbelok, saat posisi kembali dari perlakuan berbelok, keausan bagian-

bagian ban yang mendapat traksi pada bidang jalan seberapa faktor keselamatan

dari pengemudi. Aspek pengamatan dari pengujian tersebut meliputi camber,

caster, toe angle dan kingpin inclination. Pengamatan secara visual dapat

terdeteksi dengan adanya pola pada keausan ban.

Dampak terhadap kendaraan bila spooring tidak tepat adalah sebagai berikut:

(1) Terjadi getaran pada setir yang mengganggu kenyamanan saat menyetir

(2) Pada saat mobil melaju lurus kedepan, terasa suatu belokkan sendirinya

walaupun tanpa adanya perubahan kendali setir atau dengan kata lain, setir

menarik kesalah satu arah (kanan atau kiri)

(3) Terjadi keausan yang tidak wajar pada keempat roda meliputi sisi, tapak dan

bulu ban

(4) Kondisi setir yang tidak nyaman bahkan lebih berat dari biasanya atau saat

pengendalian setir saat dibelokkan tidak mau kembali berputar pada posisi

semula saat dilepas

(5) Pada saat membelokkan mobil, terasa adanya goncangan padahal kondisi jalan

yang bagus

15

Page 16: laporan praktek kerja industri

Proses spooring meliputi 3 macam bentuk penyetelan yaitu:

1. Camber

Gambar 17.camber

Camber adalah sudut kemiringan roda terhadap garis vertikal apabila

dilihat dari depan kendaraan.

Camber terdiri dari 3 bagian:

a) Positive Camber yaitu apabila bagian atas roda miring keluar

b) Negative Camber yaitu apabila bagian atas roda miring kedalam

c) Zero camber yaitu apabila bagian atas roda sejajar dengan garis vertical

(penyetelan tepat)

Fungsi camber yaitu meningkatkan stabilitas dan meningkatkan handling.

Akibat camber pada posisi yang tidak tepat yaitu:

(1) Mobil tertarik pada salah satu arah

(2) Keausan pada satu sisi bagian dalam atau luar dari permukaan roda

(3) Keausan pada bearing roda

(4) Keausan pada ball joint

2. Caster

Gambar 18.Caster

16

Page 17: laporan praktek kerja industri

Caster adalah sudut kemiringan dari sumbu kemudi apabila dilihat dari

samping.

Caster terdiri dari 3 bagian yaitu:

a) Positive Caster yaitu ketika bagian atas sumbu kemudi miring kebelakang

b) Negative Caster yaitu ketika bagian atas sumbu kemudi miring kedepan

c) Zero Caster yaitu ketika bagian atas sumbu kemudi sejajar dengan garis vertical

(penyetelan tepat)

Gambar 19.Caster angle

Fungsi caster yaitu:

(1) Membantu kontrol kemudi

(2) Membantu roda depan untuk kembali keposisi lurus setelah dibelokkan

Akibat caster pada posisi yang tidak tepat yaitu:

(1) Mobil tertarik pada salah satu arah

(2) Stir keras atau berat

(3) Sulit untuk menjaga kestabilan

(4) Stir tidak kembali keposisi lurus setelah berbelok

3. Toe

Gambar 20.Toe In dan Toe Out

17

Page 18: laporan praktek kerja industri

Toe adalah perbedaan jarak antara roda kanan dan kiri bagian depan dengan

bagian belakang apabila dilihat dari atas kendaraan.

Toe terdiri dari 3 bagian yaitu:

1) Poitive Toe (Toe In) yaitu apabila roda bagian depan lebih berdekatan daripada

bagian belakang

2) Negative Toe (Toe Out) yaitu apabila roda bagian belakang lebih berdekatan

daripada bagian depan

3) Zero Toe yaitu apabila roda lurus satu sama lain (penyetelan tepat)

Fungsi Toe yaitu:

1) Sebagai penghilang daya dorong camber (koreksi camber)

2) Meningkatkan daya pengereman

Akibat toe pada posisi yang tidak tepat yaitu:

1) Arah mobil tidak terkontrol

2) Keausan pada satu sisi bagian dalam atau luar dari permukaan roda

Spooring Manual

Ada 2 teknik spooring sederhana yaitu:

1. Memakai Meteran

Gambar 21.Spooring meteran

Carilah jalan rata, jalankan mobil lurus sepanjang 3 m,tarik rem

tangan biar semua roda lurus. Tarik meteran, ukur jarak dari ujung keujung ban

depan kiri dan kanan. Selanjutnya ukur ban depan bagian belakangnya, pastikan

ukurannya sama (hampir sama dengan limit 1-5 mm). Untuk mengaturnya

kendurkan mur tie rod, stel sampai ukuran ban depan sisi luar membentuk kuncup

dengan batas (limit) antara 1-5 mm maksimal. Setelah ukuran sesuai,kencangkan

kembali mur tie rod. Jika mobil masih belum stabil lakukan kembali spooring.

18

Page 19: laporan praktek kerja industri

2. Memakai Benang

Gambar 22.Spooring memakai benang

Seperti pada cara pertama penyetelan harus dilakukan pada tempat yang

rata. Langkah pertama, bagi rata putaran stir kekiri dan kanan. Setelah putaran

terbagi rata,biasanya tali diikatkan pada bagian belakang mobil. Kemudian tarik

benang dari belakang kedepan dengan bagian belakang menyentuh bibir belakang

ban belakang.

Jika benang dapat rata sisi belakang dan depan maka kondisi roda dalam

keadaan bagus, namun jika tidak, maka perlu dilakukan penyetelan. Perkirakan

jarak selisih benang dengan roda kemudian lakukan penyetelan pada as long tie

rod, lakukan dengan hati-hati sedikit putaran memberikan pengaruh yang cukup

besar pada pergeseran roda. Setelah benang dapat rata sisi belakang dan depan

roda bagian depan, maka bisa melanjutkan pada sisi ban lainnya. Untuk

mendapatkan hasil maksimal perlu dilakukan trial eror.

Melakukan Tes Jalan

A. Berjalan Lurus

1. Pada saat kendaraan berjalan lurus, roda kemudi harus pada posisi yang

tepat

2. Pada saat berjalan dijalan datar dan rata, kendaraan harus berjalan lurus

tanpa kecenderungan belok kiri atau kanan

3. Tidak boleh ada goncangan atau getaran pada kemudi

B. Membelok

Roda kemudi harus dapat berputar mudah pada kedua arah, dan pada saat

19

Page 20: laporan praktek kerja industri

dibebaskan harus kembali keposisi semula (lurus) dengan cepat dan lembut.

C. Mengerem

Roda kemudi harus tidak membanting kesalah satu arah pada saat direm

dijalan datar dan lurus

D. Periksa dari Kemungkinan Suara Janggal

Selama tes jalan harus dilakukan pemeriksaan terhadap suara-suara yang

janggal. Pada saat dibelokkan penuh, komponen suspensi dan kemudi tidak

menyentuh body atau chassis.

B. Kerangka Berfikir

Timbulnya bunyi pada kaki-kaki mobil adalah salah satu masalah dalam

kegiatan Praktek Kerja Industri diRachmad Bengkel, selain itu masalah lain yang

dihadapi adalah steer banting kesalah satu arah.

Komponen kaki-kaki mobil antara lain:

1. Shockbreaker

2. Rack End

3. Tie Rod End

4. Ball Joint

5. Bushing Arm

6. Bearing

7. Bushing Stabilizer

8. Link Stabilizer

9. Bushing Steering Rack

Timbulnya bunyi pada kaki-kaki mobil kemungkinan disebabkan oleh:

1. Kerusakan pada shockbreaker, rack end, tie rod end, ball joint, bearing, link

stabilizer

2. Bushing arm, bushing stabilizer, bushing steering rack rusak atau habis

3. Baut/mur ada yang kendur

Steer banting kesalah satu arah kemungkinan disebabkan oleh:

20

Page 21: laporan praktek kerja industri

1. Posisi velg/ban ada yang mundur

2. Ban aus tidak merata

3. Kerusakan pada komponen kaki-kaki

4. Spooring tidak tepat

Oleh sebab itu, agar tidak timbul bunyi pada kaki-kaki mobil dan steer tidak

banting kesalah satu arah maka harus dilakukan perbaikan dan penyetelan.

21

Page 22: laporan praktek kerja industri

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A.Waktu dan Tempat Kegiatan

a. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan praktek kerja industri dilaksanakan diRachmad Bengkel,

Banyuanyar selama 4 bulan dimulai pada tanggal 01 November 2012 sampai

tanggal 28 Februari 2013.

b. Sejarah Bengkel

Awalnya Bapak Rachmad hanya bekerja dibengkel orang lain. Sekitar

tahun 2000 beliau mencoba mendirikan bengkel sendiri didepan Masjid

Mujahidin Banyuanyar dengan 2 spesialisasi yang dipilih yaitu understelldan

shockbreaker. Pada mulanya hanya mempunyai 1 orang karyawan saja namun

setelah beberapa tahun dapat berkembang, bengkel tersebut dipindah lokasi

disebuah gang disebelah barat Masjid Mujahidin yang luasnya sekitar 300

msaja namun setelah beberapa tahun dapat berkembang, bengkel tersebut

dipindah lokasi disebuah gang disebelah barat Masjid Mujahidin yang

luasnya sekitar 300 m2 dan hanya mampu menampung 3-4 mobil saja.

Semakin bertambahnya beberapa karyawan dan bertambahnya

kemampuan, bengkel tersebut mendapat banyak kepercayaan dari pelanggan

sehingga beliau memindahkan bengkel tersebut kelokasi yang lebih luas dari

sebelimnya. Selain pindah lokasi, beliau juga menambah beberapa karyawan

lagi dan menambah 1 spesialisasi yaitu power steering. Akhirnya sampai

sekarang Bengkel Rachmad selalu ramai dengan pelanggan dari berbagai

daerah dan setiap harinya mampu mendapatkan pelanggan kurang lebih 15

mobil.

22

Page 23: laporan praktek kerja industri

c. Struktur Organisasi

d. Denah Bengkel

Gambar 23.Denah bengkel

23

Pemimpin

Rachmad

Karyawan

1.Tri Suryono 5.Yudi 9.Vendi Nugroho

2.Sutarman 6.Widodo 10.Supriyono

3.Rokhim 7.Agus 11.Didik

4.Joko Widodo 8.Gandung

Sekretaris

Micky

Page 24: laporan praktek kerja industri

B.Alat dan Bahan Pelaksanaan Praktek Kerja

1). Alat

a. Kunci roda

Untuk melepas dan memasang roda gambar 24.kunci roda

b. Dongkrak Hidraulik

Untuk mendongkrak kendaraan

Gambar 25.dongkrak hidraulik

c. Jack Stand

Untuk menopang kendaraan setelah didongkrak agar kendaraan tidak jatuh

kembali

gambar 26.jack stand

d. Tang

24

Page 25: laporan praktek kerja industri

Untuk melepas dan memasang kawat pengunci gambar 27.tang

e. Kunci Pasring 17 mm

Untuk melepas dan memasang tie rod

gambar 28.kunci pasring 17 mm

f. Obeng (-)

Untuk melepasdan memasang pengunci karet tie rod

gambar 29.obeng (-)

g. Ragum

Untuk menjepit tie rod agar tidak bergerak saat diperbaiki

gambar 30.ragum

h. Palu dan Cold Chisel

25

Page 26: laporan praktek kerja industri

Untuk membuka tutup tie rod

Gambar 31.palu dan cold chisel

i. Benang

Untuk spooring manual gambar 32.benang

j. Kunci Pasring 12 mm

Untuk menyetel toe angle

gambar 33.Kunci pasring 12 mm

2). Bahan

a. Grease

Untuk melumasi ball stud tie rod gambar 34.grease

b. Teflon

26

Page 27: laporan praktek kerja industri

Sebagai pengganti ball seat yang rusak gambar 35.teflon

C. Prosedur Kegiatan

Langkah-langkah pemeriksaan dan perbaikan understell adalah sebagai

berikut:

1. Kendurkan mur roda depan kendaraan

Gambar 36.mengendurkan mur roda

2. Dongkrak kendaraan sesuai ketinggian yang diinginkan

Gambar 37.mendongkrak kendaraan

3. Pasang jackstand untuk menjaga ketinggian kendaraan apabila dongkrak

tiba-tiba turun

Gambar 38.memasang jack stand

4. Lepas roda

27

Page 28: laporan praktek kerja industri

5. Lepas tie rod dari roda

Gambar 39.melepas tie rod

6. Periksa keadaan komponen kaki-kaki, misalnya bila terjadi kerusakan pada

tie rod maka langkah perbaikannya adalah sebagai berikut:

a. Lepas tie rod dari as long tie rod

Gambar 40.melepas tie rod dari long tie rod

b. Lepas karet tie rod

Gambar 41.melepas karet tie rod

c. Letakkan tie rod pada ragum agar tidak bergerak saat diperbaiki

d. Buka tutup tie rod dengan menggunakan palu dan cold chisel

Untuk tie rod yang belum pernah diperbaiki, kurangi terlebih dahulu

sebagian tutupnya sebelum dibuka untuk menghindari pecahnya tutup

tie rod

e. Setelah tutup terbuka, keluarkan ball stud dari dust cover

f. Lepas ball seat dari ball stud

g. Beri grease pada ball stud agar mudah bergerak dan pada saat

komponen ini bekerja tidak menimbulkan bunyi

h. Ganti ball seat dengan teflon, sesuaikan ukurannya

28

Page 29: laporan praktek kerja industri

i. Pasang ball seat pada ball stud

j. Pasang kembali ball stud ke dust cover

k. Pasang tutup tie rod hingga menutup rapat kemudian periksa gerak main

ball stud setelah diperbaiki

l. Pasang karet tie rod

m. Pasang kembali tie rod keroda

Gambar 42.memasang tie rod

7. Pasang roda dan turunkan kendaraan dengan dongkrak

8. Kencangkan mur roda

Begitu pula jika kerusakannya padakomponen kaki-kaki yang lain maka

lakukan prosedur perbaikan yang sama. Setelah komponen kaki-kaki dalam

keadaan baik, agar kemudi tidak membanting kesalah satu sisi maka harus

dilakukan spooring.

Langkah-langkah spooring dengan menggunakan benang yaitu:

1. Bagi rata putaran stir kekiri dan kekanan

Gambar 43.membagi putaran stir

2. Ikatkan benang pada bagian belakang kendaraan, tarik kedepan sampai

benang menyentuh keempat roda

29

Page 30: laporan praktek kerja industri

Gambar 44.mengikatkan benang

3. Luruskan roda kanan depan dengan benang

4. Perkirakan jarak selisih benang dengan roda kiri depan

5. Bila roda tidak lurus dengan benang, maka lakukan penyetelan:

a. Kendurkan mur pengunci tie rod

Gambar 45.mengendurkan mur pengunci tie rod

b. Putar inner tie rod (as long tie rod) untuk menyetel toe in dan toe out

6. Luruskan kembali roda kanan depan dengan benang, perkirakan selisih

jarak roda kiri depan dengan benang, bila sudah lurus tidak perlu dilakukan

penyetelan lagi

7. Apabila penyetelan toe angle belum tepat ulangi langkah no.5 sampai roda

kiri depan lurus dengan benang

8. Kencangkan mur pengunci tie rod

9. Lepas benang

30

Page 31: laporan praktek kerja industri

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan Praktek Kerja

Setelah dilakukan perbaikan pada komponen kaki-kaki kendaraan,

bagian kaki-kaki tidak menimbulkan bunyi lagi seprti sebelumnya. Dan setelah

dilakukan spooring, kemudi tidak banting kesalah satu arah, stir kembali keposisi

lurus lagi setelah dibelokkan dengan cepat dan lembut, dan tidak terjadi keausan

yang tidak wajar pada roda-roda, sehingga kenyamanan tidak terganggu dan tidak

membahayakn keselamatan pengendara.

B. Pembahasan Terhadap Hasil

Perbaikan dan penyetelan kaki-kaki mobil sangat diperlukan karena kaki-

kaki memegang peranan penting yaitu menjaga keseimbangan dan kestabilan

kendaraan saat berjalan.

Perbakan kaki-kaki mobil diperlukan agar pada saat kendaraan berjalan

dijalan yang lurus ataupun berbelok, kendaraan tetap stabil. Apabila terjadi

kerusakan pada understell maka akan timbul bunyi pada kaki-kaki, dan kendaraan

tidak stabil. Selain komponen kaki-kaki harus diperbaiki, agar kendaraan stabil

atau tidak membanting kesalah satu arah maka harus dilakukan spooring. Jika

kendaraan tidak stabil dapat membahayakan keselamatan pengendara, sehingga

sangat diperlukan perbaikan pada komponen tersebut.

31

Page 32: laporan praktek kerja industri

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kaki-kaki memegang peranan penting bagi kendaraan yaitu untuk menjaga

keseimbangan dan kestabilan kendaraan saat melaju dalam kecepatan tinggi

2. Kerusakan yang sering terjadi yaitu timbulnya bunyi pada komponen kaki

kaki mobil dan stir banting kesalah satu arah

3. Spooring adalah menyelaraskan kedudukan tiap roda depan antara roda kiri

dan roda kanan (FWA)

4. Dengan adanya perbaikan dan penyetelan pada komponen kaki-kaki,

kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara tidak terganggu

B. Saran

1. Sebaiknya siswa menyiapkan mental dan fisik sebelum prakerin

2. Sebaiknya siswa dibekali teori yang cukup sebelum teori tersebut

Diaplikasikan dengan praktek kerja nyata dilapangan

3. Kerusakan pada kaki-kaki sebaiknya lebih diperhatikan secara detail

4. Komponen kaki-kaki yang sudah rusak atau bermasalah sebaiknya segera

diperbaiki atau diganti

32

Page 33: laporan praktek kerja industri

DAFTAR PUSTAKA

http://aneka-tips-kita.blogspot.com/2011/08/ tips-trick-spooring-sendiri .html?m=1

http://autobekasi.blogspot.com/2012/10/ mengetahui-kerusakan-kaki-kaki-

mobil .html?m=1

http://c2w-community.blogspot.com/2011/03/ bagian-dari-kaki-kaki .html?m=1

http://m.tempo.co/read/news/2011/09/15/123356421/ kaki-kaki-mobil-

bermasalah-cek-6-komponen-ini

http://saeanfelix.blogspot.com/2010/08/ spooring .html?m=1

http://saputrajimmi.blogspot.com/2011_03_01_archive.html?m=1

http://www.berkahmotor.com/ kaki2repair .html

http://www.ketokhalus.com/ body_repair .html

33

Page 34: laporan praktek kerja industri

34