laporan ppd fix

Upload: surya-kardiana

Post on 16-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kkn

TRANSCRIPT

Laporan PGC Oey

BAGIAN PERTAMA - HASIL PEMBINAAN KELUARGA

BAB I

LATAR BELAKANG KELUARGA BINAAN1.1 Data Demografi Keluarga Binaan

Seluruh keluarga binaan penulis bertempat tinggal di Banjar Serai, Desa serai, Kecamatan Kintamani, Bangli. Desa ini merupakan daerah landai di dataran tinggi dengan iklim sejuk. Sebagian besar penduduk Desa Serai bermata pencaharian sebagai petani jeruk. Data demografis keluarga binaan penulis seperti tercantum di bawah ini :

1. Nama KK : I Nengah Sujana

Tabel 1. Daftar KK Binaan INoNAMAJENIS KELAMINUMUR (TH)PENDIDIKANPEKERJAAN

1.Nang PurniLaki - laki70Tamat SRPetani Jeruk

2.I Nengah SujanaLaki - laki49Tamat SMPPetani Jeruk

3.Ni Wayan SriatiPerempuan18Tamat SDTidak bekerja

4.Ni Kadek AriadiPerempuan15Tamat SDPemetik Jeruk

5.Komang ArigunawanLaki - laki12SD Kelas 6Tidak Bekerja

6.Ketut DiantaraLaki - laki11SD kelas 5Tidak Bekerja

2. Nama KK : I Wayan Ngenu

Tabel 1. Daftar KK Binaan I

NoNAMAJENIS KELAMINUMUR (TH)PENDIDIKANPEKERJAAN

1.I Wayan NgenuLaki - laki70Tamat SMPBuruh Pemetik Jeruk

2.Ni Ketut TrimaPerempuan65Tamat SDBuruh Pemetik Jeruk

3.I Nyoman Oka Cahaya PutraLaki -laki22Tamat SMPBuruh Pemetik Jeruk

4.Ni Kt CintawatiPerempuan11SMPTidak bekerja

5.Wayan Sri PuspitawatiPerempuan9SDTidak Bekerja

Keterangan :

= Laki - laki

= Sudah menikah

= Perempuan

Gambar 1. Sistem Kekerabatan Keluarga Binaan I

Keluarga ini secara garis keturunan memiliki 9 orang anak (6 laki laki dan 4 perempuan). Anak yang paling sulung telah berumur 46 tahun sementara anak yang paling kecil berumur 9 tahun. Namun demikian, 6 orang anaknya telah menikah dan memiliki keluarga sendiri sehingga anak yang masih termasuk dalam KK Bapak I Wayan Ngenu hanya 3 orang anak saja. Adapun silsilah keluarga Bapak I Wayan Ngenu dapat dilihat pada gambar 1.2.2 Status Ekonomi Keluarga Binaan

a. Keluarga I Wayan Ngenu

Keluarga bapak I Waya Ngenu tergolong dalam status sosial ekonomi menengah ke bawah. Penghasilan perbulan yang diperoleh dari hasil memetik jeruk dan menjadi buruh pemetik jeruk tidak menentu dan bergantung pada harga jeruk di pasaran. Jika harga jeruk Bali di pasaran tinggi dan permintaan akan jeruk tinggi maka penghasilan rata rata perbulan yang bisa diperoleh oleh KK adalah sekitar Rp 1.800.000,00 per bulan. Namun jika harga jeruk Bali di pasaran Jatuh dan permintaan pengiriman jeruk ke Pulau Jawa merosot, maka penghasilan rata rata yang diperoleh hanya sekitar Rp 900.000,00 per bulan. Anak anak KK yang sudah berkeluarga dikatakan hanya sesekali mengunjungi dn memberikan uang kepada mereka. Kebutuhan pangan kelurga seperti beras, lauk pauk, dan minyak didapatkan dari membeli di warung sekitar, sedangkan untuk sayur mayur keluarga terbiasa mencari sayuran yang ditanam di sekitar tegalan. Untuk kebutuhan air, anak anak bungsu KK biasa mengambil air di bak penampungan di desa dan ditampung di dalam drum. Kebutuhan tambahan yang saat ini sedang menjadi perhatian keluarga adalah biaya pendidikan anak ke -8 dan anak ke-9 nya yang diharapkan bisa terus lanjut bersekolah. Menurut istri KK, pendapatan mereka saat ini belum cukup memenuhi kebutuhan sehari hari.

2.3 Keadaan Lingkungan Rumah Keluarga Binaan

a. Keluarga I Wayan NgenuKeadaan rumah KK terbilang sangat sederhana. Keluarga binaan tinggal dalam satu pekarangan bersama dengan KK lainnya seluas 20 are yang berada di sektar kebun jeruk milikya dan jauh dari desa. KK memilih untuk tinggal di pondok / memondok karena KK tidak meiliki tanah di desa. Dalam pekarangan tersebut terdapat 5 bagunan yang alasnya terbuat dari semen dan dindignya terbuat dari kayu dan seng. Kamar tidur keluarga berada di samping dapur tanpa kamar mandi. Tepat di samping dapur terdapat kandang babi yang sebagian digunakan sebagai kandag ayam. Keluarga tersebut saat ini sudah tidak memelihara babi lagi. Dua bangunan lainnya merupakan rumah KK lain yang juga tergolong keluarga tidak mampu.

Halaman rumah KK terlihat sangat rapih, namun beberapa ayam terlihat berkeliaran di halaman rumah. Cuaca saat ini menyebabkan jalan menuju rumah KK sangat berdebu. Kesadaran anggota keluarga terhadap kebersihan lingkungan tergolong kurang, karena di halaman rumah juga tampak kotoran ayam yang sembarangan.

BAB IIHASIL PENELUSURAN KELUARGA BINAANKeluarga binaan bertempat tinggal di Banjar Gelagah Linggah, Desa Kintamani, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa Kintamani masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kintamani I. Banjar Gelagah Linggah memiliki sekitar 180 KK. Sebagian besar warganya bekerja sebagai petani.

2.1. Karakteristik Keluarga Binaan

Tabel 1. Susunan Keluarga Gst Nym Rai Alit

NoNamaJKUmurPendidikanHubungan dgn KKPekerjaan

1.Gst Nym Rai AlitL40 thSDKKPedagang keranjang bambu

2.Dsk Ayu KompiangP35 thSDIstri KKBuruh serabutan

3.Gst Kmg EkayasaL15 th3 SMPAnak KKPelajar

4.Gst Kt Edi SaputraL7 th2 SDAnak KKPelajar

5.Gst Ngr Agus S.L3,5 th-Anak KK-

Gambar 1. Sistem Kekerabatan Gst Nym Rai Alit

1. Gst Nym Rai Alit KK

2. Dsk Ayu Kompiang Istri KK

3. Gst Kd Dwi Putra Anak KK

4. Gst Kmg Ekayasa Anak KK5. Gst Kt Edi Saputra Anak KK6. Gst Ngr Agus S Anak KK

Keluarga Gst Nym Rai Alit terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak yang tinggal serumah. Keluarga ini merupakan nuclear family. Keluarga ini beragama Hindu. Dalam kehidupan sehari-hari, pengambilan keputusan berada di tangan KK. Kedua anaknya sudah bersekolah sedangkan anak bungsunya belum memasuki usia sekolah.Tabel 2. Susunan Keluarga I Nym Ngendon NoNamaJKUmurPendidikanHubungan dgn KKPekerjaan

1.I Nyoman NgendonL43 thSDKKPetani

2.Ni Kt WerdiP75 thTdk tamat SDIbu KKPetani

3.Dw Ayu PadmitawatiP36 thSDIstri KKPetani

4.I Putu AriawanL8 th2 SDAnak KKPelajar

5.I Kd AriasaL5 th-Anak KK-

Gambar 2. Sistem Kekerabatan I Nym Ngendon

1. Ni Kt Werdi - Ibu KK

2. I Putu Aryana Kakak KK (Tinggal di Denpasar)

3. I Kadek Arimbawa Kakak KK (Tinggal di Denpasar)

5. Dw Ayu Padmitawati Istri KK6. I Putu Ariawan Anak KK7. I Kd Ariasa Anak KK4. I Nyoman Ngendon KK

Keluarga I Nym Ngendon terdiri dari nenek, ayah, ibu, dan dua orang anak yang tinggal serumah. Keluarga ini merupakan extended family. Kedua kakak KK tinggal di Denpasar dan kembali bila ada hari raya. Keluarga ini beragama Hindu. Dalam kehidupan sehari-hari, pengambilan keputusan berada di tangan KK. Anak sulungnya sudah bersekolah sedangkan anak bungsunya belum memasuki usia sekolah. Ibu KK tinggal serumah dan masih aktif dalam kegiatan sehari-hari.

Tabel 3. Susunan KK I Gst Putu RakaNoNamaJKUmurPendiDikanHubungan dgn KKPekerjaan

1.I Gst Pt RakaL67 thSDKKPetani

2.I Gst Kt SariP63 thSDIstri KKPetani

3.I Gst Gd Ngr SutejaL31 thSMPAnak KKPetani

Gambar 3. Sistem Kekerabatan I Gst Putu Raka

1. I Gst Putu Raka KK2. I Gst Kt Sari Istri KK

3. I Gst Gd Ngurah Suteja Anak KK

Keluarga I Gst Putu Raka terdiri dari ayah, ibu, dan satu orang anak yang tinggal serumah. Keluarga ini merupakan nuclear family. Keluarga ini beragama Hindu. Dalam kehidupan sehari-hari, pengambilan keputusan berada di tangan anak KK. Anak KK sudah bekerja namun masih belum menikah hingga saat ini.

2.2. Status Kesehatan Keluarga Binaan

Gst Nym Rai Alit

Dalam 6 bulan terakhir ini keluarga mereka hanya mengalami penyakit umum seperti batuk, pilek dan demam. Tidak ada penyakit berat yang membutuhkan pengobatan lama maupun opname. Jika sakit mereka mencari pengobatan ke Puskesmas Kintamani I. Bapak Gst Nym Rai Alit memiliki penyakit hipertensi tidak rutin dikontrol yang akan dibahas lebih lanjut dalam laporan kedokteran keluarga. Selain itu tidak ada riwayat penyakit khusus dalam keluarganya. Untuk biaya pengobatan keluarga ini menggunakan JAMKESMAS.

I Nym NgendonDalam 6 bulan terakhir ini keluarga mereka hanya mengalami penyakit umum seperti batuk, pilek dan demam. Tidak ada penyakit berat yang membutuhkan pengobatan lama maupun opname. Jika sakit mereka mencari pengobatan ke Puskesmas Kintamani I. Ibu KK memiliki penyakit hipertensi sejak lama dan rutin kontrol ke puskesmas setiap bulan. Selain itu tidak ada riwayat penyakit khusus dalam keluarganya. Untuk biaya pengobatan keluarga ini menggunakan JAMKESMAS. I Gst Putu Raka

Dalam 6 bulan terakhir ini keluarga mereka hanya mengalami penyakit umum seperti batuk, pilek dan demam. Tidak ada penyakit berat yang membutuhkan pengobatan lama maupun opname. Jika sakit mereka lebih memilih beristirahat dan membeli obat sendiri, jika tidak sembuh juga baru mencari pengobatan ke Puskesmas. Riwayat penyakit khusus sepeti hipertensi atau kencing manis dalam keluarganya belum diketahui karena KK dan istrinya mengaku tidak memeriksakan diri. Untuk biaya pengobatan keluarga ini menggunakan JKBM.2.3. Status Ekonomi Keluarga Binaan

Gst Nym Rai Alit

Penghasilan keluarga berasal dari hasil penjualan keranjang bambu KK serta kadang mendapat tambahan jika istri KK mendapat pekerjaan serabutan merawat ternak sapi milik orang lain. Penghasilan KK tidak menentu tergantung dari berapa keranjang yang berhasil terjual, sudah 20 hari terakhir ini keranjangnya belum terjual satupun. Rata-rata sebulan penghasilan sekitar Rp 500.000,-. Untuk pengeluaran makanan, sehari menghabiskan 2-3 kg beras, sayur didapat dengan meminta dari tetangga atau terkadang menanam sendiri. Keluarga ini tidak mengeluarkan biaya untuk membayar biaya air, listrik, serta sekolah anaknya. Hingga saat ini keluarga masi mencicil biaya urunan pura desa sebanyak Rp 2.000.000,-. I Nym NgendonPenghasilan keluarga berasal dari panen jeruk miliknya 2x setahun. Dalam sekali panen bisa mendapatkan sekitar 8 juta rupiah. Selain itu keluarga ini juga memelihara sapi sebanyak 1 ekor, sekali penjualan sapi bisa mendapatkan sekitar 6-7 juta rupiah. Untuk pengeluaran makanan, sehari menghabiskan 30-50 ribu rupiah. Listrik yang digunakan sebanyak 400 kWh. Biaya sekolah anaknya gratis setelah dibantu dengan dana BOS. Penghasilan dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, jika da sisa biasanya ditabung di LPD. Kepemilikan barang berharga, keluarga ini memiliki 1 buah TV, satu buah sepeda motor, satu buah kompor gas, serta kebun jeruk seluas 300 m2. I Gst Putu RakaPenghasilan keluarga berasal dari hasil berdagang kue buatan istri KK yang kemudian dijual oleh anak KK di pasar. Per hari didapatkan penghasilan sekitar Rp. 30.000,-. KK sendiri berkerja sebagai petani yang menanam sayur-sayuran di pekarangan yang sebagian besar digunakan untuk keperluan makan sehari-hari. Penghasilan dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, jika da sisa biasanya ditabung di LPD. Kepemilikan barang berharga, keluarga ini memiliki 1 buah TV, satu buah sepeda motor dan satu buah kompor gas. 2.4. Lingkungan Fisik Keluarga Binaan Gst Nym Rai Alit

Keluarga Bapak Gst Nym Rai Alit tinggal bersama dalam 1 rumah permanen dengan luas tanah 6x6 meter. Dindingnya terbuat dari beton dan berlantai semen. Atap rumah terbuat dari genteng dengan plafon rumah anyaman bambu. Rumah terdiri dari 2 kamar dan dapur. Tiap ruangan memiliki 1 jendela dan 1 pintu. Lingkungan rumah tampak agak gelap karena hanya ada 3 bohlam lampu saja. Sumber listrik hingga saat ini masih menumpang di iparnya yang merupakan tetangganya. Lingkungan rumah terlihat kotor apalagi setelah hujan dimana pekarangan menjadi becek. Dapurnya memasak menggunakan kayu bakar dan tidak memiliki cerobong asap. Untuk sumber air mereka harus mengambil dari sungai di desa Manikliu kira-kira 2 km dari rumahnya setiap hari ditampung dengan jeriken. Keluarga ini tidak memiliki jamban. Untuk mandi dilakukan di ruang semi terbuka dimana hanya ada dua papan kayu di kanan kirinya sebagai pembatas. Untuk melakukan BAB/BAK mereka melakukannya sembarangan di tegalan agak jauh dari rumahnya. I Nym NgendonKeluarga Bapak I Nyoman Ngendon tinggal bersama dalam 1 rumah permanen dengan luas tanah 20x12 meter. Di belakang rumah terdapat kebun jeruk miliknya seluas kira-kira 300m2. Dindingnya terbuat dari beton dan berlantai ubin. Atap rumah terbuat dari genteng. Rumah terdiri dari 2 kamar tidur dan dapur. Tiap ruangan memiliki beberapa jendela dan 1 pintu. Di dapur mereka memasak menggunakan kompor gas. Sumber listrik berasal dari PLN dengan daya 400 kWh. Untuk sumber air mereka berasal dari PDAM yang hidup 2x sehari. Keluarga ini tidak memiliki jamban. Untuk mandi dilakukan di ruang semi terbuka dimana hanya ada dua papan kayu di kanan kirinya sebagai pembatas. Untuk melakukan BAB/BAK mereka melakukannya sembarangan di kebun jeruk di belakang rumahnya. I Gst Putu RakaKeluarga Bapak I Gst Putu Raka tinggal bersama dalam 1 rumah permanen dengan luas tanah 20x10 meter. Dindingnya terbuat dari beton dan berlantai semen. Atap rumah terbuat dari genteng. Rumah terdiri dari 2 kamar dan dapur. Tiap ruangan memiliki beberapa jendela dan 1 pintu. Di dapur mereka memasak dengan menggunakan kompor gas. Sumber listrik berasal dari PLN. Untuk sumber air mereka memiliki penampungan air hujan sebesar 5x6 m. Keluarga ini tidak memiliki jamban. Untuk mandi dilakukan di ruang semi terbuka dimana hanya ada dua papan kayu di kanan kirinya sebagai pembatas. Untuk melakukan BAB/BAK mereka melakukannya sembarangan di tegalan agak jauh dari rumahnya.

2.5. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga Binaan Gst Nym Rai Alit

Prilaku hidup sehat keluarga Bapak Gst Nym Rai Alit tergolong kurang. Anggota keluarga yang memiliki kebiasaan sikat gigi teratur 2x sehari hanya kedua anaknya yang bersekolah. Sedangkan anggota keluarga lainnya tidak memiliki sikat gigi. Kebiasaan mandi keluarga menurut KK sekitar 3-4x dalam seminggu. Untuk kebiasaan cuci tangan sangat jarang dilakukan berhubung persediaan air yang sangat terbatas. Untuk mencuci pakaian biasanya dilakukan 1x seminggu menggunakan deterjen. Keluarga ini tidak memiliki jamban sehingga untuk BAB/BAK dilakukan di tegalan agak jauh dari rumahnya. Untuk memasak, bahan makanan dicuci menggunakan air sebelum dimasak. Air minum tidak dimasak terlebih dahulu namun langsung saja diminum dari penampungan. Menu makanan sering kali hanya berupa nasi dan sayur, sangat jarang mengkonsumsi daging. I Nym Ngendon

Prilaku hidup sehat keluarga Bapak I Nym Ngendon tergolong kurang. Anggota keluarga memiliki kebiasaan sikat gigi teratur 2x sehari. Kebiasaan mandi keluarga 1x dalam sehari. Untuk kebiasaan cuci tangan dengan sabun, biasa dilakukan sesudah bekerja di kebun, sebelum dan sesudah makan. Untuk mencuci pakaian biasanya dilakukan 1x seminggu menggunakan deterjen. Keluarga ini tidak memiliki jamban sehingga untuk BAB/BAK dilakukan di kebun belakang rumahnya. Untuk memasak, bahan makanan dicuci menggunakan air sebelum dimasak. Air minum tidak dimasak terlebih dahulu namun langsung saja diminum dari penampungan. Menu makanan sering kali hanya berupa nasi dan sayur, sangat jarang mengkonsumsi daging. I Gst Putu RakaPrilaku hidup sehat keluarga Bapak I Gst Putu Raka tergolong kurang. Anggota keluarga memiliki kebiasaan sikat gigi teratur 2x sehari hanya anak KK. KK dan istrinya lebih senang mengunyah sirih. Kebiasaan mandi keluarga 1x dalam sehari. Untuk kebiasaan cuci tangan dengan sabun, biasa dilakukan sesudah makan. Untuk kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dikatakan hanya kadang-kadang. Untuk mencuci pakaian biasanya dilakukan 1x seminggu menggunakan deterjen. Keluarga ini tidak memiliki jamban sehingga untuk BAB/BAK dilakukan di tegalan agak jauh dari rumahnya. Untuk memasak, bahan makanan dicuci menggunakan air sebelum dimasak. Air minum tidak dimasak terlebih dahulu namun langsung saja diminum dari penampungan air hujan. Menu makanan sering kali hanya berupa nasi dan sayur, sangat jarang mengkonsumsi daging.BAB III

PEMBAHASANMembandingkan data demografi ketiga keluarga terlihat bahwa rata-rata pendidikannya adalah tamat SD. Hal ini tentunya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap prilaku hidup sehat mereka serta status ekonomi mereka. Peran sekolah dalam promosi prilaku hidup sehat sejak dini bisa dilihat pada keluarga Gst Nym Rai Alit dimana kedua anaknya yang bersekolah memiliki kebiasaan rutin menggosok gigi sedangkan anggota keluarga lainnya bahkan tidak memiliki sikat gigi. Menurut pengakuan Bapak Gst Nym Rai Alit kedua anaknya memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan menggosok gigi di sekolahnya yang akhirnya diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.Status kesehatan ketiga keluarga bisa dikatakan tidak ada perbedaan berarti. Pada umumnya konsep yang mereka pegang adalah seseorang dikatakan sakit apabila tidak dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari sebagaimana mestinya. Sehingga seringkali agak terlambat mencari pengobatan. Sehingga penyakit yang dalam prosesnya tidak menimbulkan gejala atau memberikan gejala minimal seperti misalnya hipertensi mereka sering kali menganggap tidak perlu memerlukan pengobatan atau kontrol rutin karena mereka merasa masih mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti biasa. Dalam hal ini diperlukan KIE pengetahuan mengenai penyakit yang memerlukan pengobatan rutin, faktor risiko dan menjelaskan komplikasi jangka panjangnya. Dari status ekonomi ketiga keluarga cukup bervariasi, sesuai dengan mata pencaharian mereka. Ketiga keluarga mengaku sangat terbantu dengan biaya sekolah anak-anak mereka yang gratis setelah dibantu dengan dana BOS. Hal ini dirasakan sangat membantu mengurangi pengeluaran. Khusus untuk keluarga Gst Nym Rai Alit secara pribadi merasa cukup terbeban dengan biaya urunan pura desa sebesar Rp 2.000.000,- per KK mengingat untuk kebutuhan sehari-hari pun sudah sulit.

Dari aspek lingkungan fisik pada umumnya menghadapi masalah keterbatasan persediaan air bersih dan tidak memiliki jamban di lingkungan rumah mereka. Mereka lebih memilih menampung air hujan atau berjalan mengambil air di sungai dibandingkan membayar membeli air. Selain itu sumber air seperti mata air dan sungaipun jaraknya cukup jauh. Tidak adanya jamban lebih disebabkan oleh faktor kebiasaan turun temurun dan kurangnya kesadaran. KIE mengenai pentingnya air bersih terutama untuk air minum menemui kendala karena mereka menganggap selama ini mereka minum air langsung dari tempat penampungan pun sudah biasa dan tidak membuat mereka sakit.

Untuk kebiasaan prilaku hidup sehat cukup beragam pada keluarga KK. Perlu ditingkatkan peran sekolah dalam promosi kesehatan prilaku hidup sehat sejak dini. Untuk kebiasaan mereka untuk BAB/BAK sembarangan untuk saat ini yang dilakukan adalah KIE untuk melakukannya jauh dari sumber air atau penampungan air agar tidak tercemar. Perlu KIE dan proses perlahan-lahan untuk mengubah persepsi kebiasaan BAB/BAK tanpa jamban yang turun temurun. BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN4.1. Simpulan1. Keluarga binaan penulis memiliki lingkungan fisik rumah yang kurang sehat, dengan keadaan ekonomi beragam, dan prilaku hidup sehat yang masih kurang tetapi terjalin hubungan yang harmonis baik dalam lingkungan keluarga ataupun masyarakat sekitarnya.

2. Terdapat persepsi yang kurang tepat mengenai konsep sakit dan anggapan bahwa sudah sembuh ketika penyakit yang dialaminya tidak menunjukkan gejala yang disebabkan rendahnya tingkat pendidikan. Pengetahuan penderita dan keluarga tentang penyakit serta penanganannya masih sangat kurang, sehingga dianggap tidak perlu untuk memeriksakan diri dan minum obat secara teratur.3. Selama kegiatan PPD ini, yang telah penulis lakukan adalah mempraktekkan teori kedokteran keluarga, yaitu dengan memberikan KIE dan motivasi baik kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang penyakit yang dihadapi. Juga disampaikan untuk menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk yang mengganggu kesehatan.

4.2. Saran1. Seluruh anggota keluarga hendaknya turut mendukung proses pengobatan penderita, baik dengan menyediakan makanan yang sesuai dengan pola diet penderita dan minum obat secara teratur serta mengingatkan penderita agar minum obat teratur dan kontrol rutin ke puskesmas setelah minum obatnya habis.

2. Persepsi sakit yang kurang tepat di masing-masing keluarga binaan diubah secara perlahan dengan melibatkan dukungan kader-kader kasehatan dan peran serta pihak puskesmas yang lebih intensif misalnya dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan bagaimana hidup sehat yang baik.

3. Untuk mengatasi banyaknya keluarga yang tidak memiliki jamban mungkin bisa disiasati dengan pembangunan WC umum di banjar-banjar dan lebih gencar dalam penyuluhan penggunaan jamban.BAGIAN KEDUA KASUS DOKTER KELUARGA

1. Latar Belakang Kasus

Sebagaimana kita ketahui, penyakit hipertensi merupakan faktor resiko utama yang mendasari terjadinya sindrom metabolik seperti dislipidemia dan berbagai macam penyakit lainnya, selain itu 90 % kasus hipertensi, etiologinya masih belum diketahui dengan jelas, penyakit ini merupakan penyakit sistemik yang menyerang multi organ dan menurut. Selain itu komplikasi jangka panjang jika penyakit ini tidak terkontrol salah satunya adalah serangan stroke. Proses perjalanan penyakit ini yang sering kali tidak bergejala atau hanya memberikan gejala minimal, seringkali membuat pasien merasa dirinya tidak sakit lagi dan malas untuk melanjutkan kontrol dan pengobatan. Alasan-alasan inilah yang mendasari pemilihan kasus Hipertensi sebagai laporan kasus penulis.

Identitas Pasien

Nama:Gusti Nyoman Rai Alit

Umur:40 tahun

Jenis kelamin:Laki-laki

Pendidikan:Tamat SD

Pekerjaan:Pedagang anyaman bambu

Riwayat keluarga:Tidak ada

2. Riwayat Penyakit

Penderita, Gusti Nyoman Rai Alit terdiagnosis hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Pada awalnya ia sering merasa sakit kepala setidaknya sekali dalam seminggu, namun keluhan tersebut biasanya membaik setelah meminum obat sakit kepala yang dibeli di warung atau setelah beristirahat. Ia juga tidak pernah memeriksakan dirinya karena sakit kepalanya tersebut dapat diatasi.

Kemudian saat ada Puskesmas keliling, penderita mencoba berobat disana dan didapatkan tekanan darahnya tinggi. Ia diminta untuk memeriksakan diri kembali ke Puskesmas. Dari hasil pemeriksaan di puskesmas baru kemudian diketahui bahwa tekanan darahnya tinggi yaitu 160/90 mmHg. Saat itu ia diberikan dua macam obat, namun ia lupa namanya. Setelah minum obat tersebut ia merasa lebih baik. Penderita masih sempat rutin kontrol ke Puskesmas selama 3 bulan, setelah itu ia merasa sudah tidak merasakan keluhan apa-apa lagi sehingga setelah obat habis ia tidak memeriksakan diri lagi ke puskesmas, karena merasa sudah sehat.

Saat ini penderita menyatakan dirinya masih pernah merasakan keluhan yang sama, namun dengan frekuensi yang lebih jarang, apabila keluhan tersebut muncul biasanya ia meminum obat sakit kepala biasa kemudian beristirahat. Keluhan dirasakan tidak mengganggu aktivitas kesehariannya. Penderita mengakui kurang mengerti tentang bagaimana mengatur diet dan mengurangi asupan garam seperti yang telah dianjurkan oleh dokter. Penderita tidak tahu apa komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit yang diderita dan sampai saat ini bagaimana keadaan sakitnya.3. Prinsip-prinsip kedokteran keluargaSesuai dengan tujuan dari PPD ini agar kita dapat menangani masalah kesehatan secara komprehensif dengan pendekatan holistik, maka kedokteran keluarga merupakan metode yang efektif untuk mengatasinya. Solusi yang dilakukan pada kasus ini sesuai dengan ciri kedokteran keluarga adalah:

1. Personal

Berdasarkan JNC 7 penderita tergolong dalam hipertensi stage 2. Penderita hipertensi stage 2 dalam pengobatannya, membutuhkan modifikasi gaya hidup tapi juga pengobatan farmakologi. Perlu diberikan KIE mengenai pengertian hipertensi, gejala, komplikasi yang bisa terjadi serta pengobatan yang harus dijalani. Pada kasus KIE lebih ditekankan pada gejala-gejala dari hipertensi, dimana sangat penting diinformasikan bahwa seringkali penyakit ini hanya memberikan gejala yang ringan bahkan tanpa gejala, yang dapat langsung diikuti oleh komplikasi seperti stroke. Tidak kalah pentingnya adalah memberitahukan dibutuhkannya pengobatan yang teratur serta kontrol tekanan darah secara rutin, karena penyakit ini bukanlah penyakit yang dapat sembuh hanya dengan berobat sekali dua kali saja2. Koordinatif dan kolaboratif

Solusi yang diberikan juga harus bersifat koordinatif dan kolaboratif yaitu penanganan ini seharusnya dilakukan bersama-sama keluarga dan tenaga kesehatan yang ada disana. Kepada keluarga juga diberikan pengetahuan tentang penyakit ini sehingga dapat memberikan dukungan dan melakukan pengawasan pengobatan dengan baik. Kepada pihak tenaga kesehatan setempat dapat diinformasikan agar melakukan kunjungan ke rumah penderita secara berkala apabila penderita tidak datang untuk kontrol dan berobat.3. Paripurna

Paripurna artinya suatu penyakit itu harus diperhatikan secara menyeluruh. Penyebab terjadinya hipertensi pada penderita sering tidak jelas. Seiring dengan bertambahnya umur, risiko seseorang untuk mengalami hipertensi juga turut meningkat. Faktor-faktor risiko yang dapat ditemukan pada penderita ini adalah merokok dan minum minuman beralkohol. Dari segi sosial ekonomi dan ketersediaan pelayanan kesehatan, penderita memiliki asuransi kesehatan Jamkesmas. Maka dari itu sebenarnya pelayanan kesehatan bukanlah masalah, yang penting adalah kesadaran dari penderita sendiri. Selain itu juga diperhatikan kebiasaan penderita seperti pola makan penderita.4. Berkesinambungan

Berkesinambungan disini berarti solusi yang diberikan hendaknya dilakukan secara terus menerus dengan melihat perkembangan penderita dari hari ke hari.5. Mengutamakan Pencegahan

Yang dapat dilakukan adalah memberikan pengertian dengan modifikasi gaya hidup ataupun obat-obatan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan bahkan kematian yang dikarenakan oleh komplikasi-komplikasi dari hipertensi yang tidak terkontrol misalnya melalui pengatura pola makan.

6. Menimbang keluarga, masyarakat dan lingkungan

Menimbang keluarga, masyarakat dan juga lingkungan adalah juga hal yang penting karena penderita adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari orang lain. Poin ini dapat membantu proses pengobatan sehingga penderita teratur kontrol ke dokter dan minum obat. Yang dapat dikerjakan adalah dengan memberikan pengertian, terutama kepada pihak keluarga tentang apa itu hipertensi, gejala, komplikasi yang bisa terjadi serta pengobatan yang harus dijalani, sama juga dengan yang diberitahukan kepada penderita. Juga dijelaskan kepada pihak keluarga pentingnya dukungan mereka dalam segala aspek untuk kesembuhan penderita. 8

9

4

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

10

3

2

1

2

1

6

3

5

7

6

5

6

4

3

2

1

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

4

3

2

1

Keterangan :

Laki-lakiMeninggal

Perempuan

7

5

11

5

3

4

2

1

7

6

1