laporan plk selorejo & songgoriti

29
DESKRIPSI WILAYAH PRAKTIKUM Secaraadministrasi lokasi praktikum meliputi Kecamatan Pujon Kabupaten Malang dan Kecamatan Bumiaji serta Kecamatan Batu Kota Batu Provinsi Jawa Timu Jalur jalan utama yang melintasi wilayah kajian merupakan jalur terpendek peng antara Kota Malang dengan Kota Kediri dan Kota Jombang. Posisi geograis ini menjadikan wilayah praktikum memiliki peran ekonomi penting yang dapat dicermi dari pertumbuhan rata!rata penduduk tahun "##$ di Kecamatan Pujon sebesar #%&' tahun dan Kecamatan Kota Batu sebesar "%)$( per tahunnya *BPS Kota Batu% "##+, Kabupaten Malang% "##+-. Tahun "##+ jumlah penduduk daerah praktikum mencapai sekitar &/.&$# jiwa yang tersebar pada wilayah seluas lebih kurang 0#/% &+ km " . Secara umum kepadatan penduduk tahun "##+ sebesar )/# jiwa1km " % meskipun pada daerah permukiman menunjukkan rapatnya bangunan rumah yang dapat dilihat dari mini pekarangan yang tersedia. 1. Iklim wilayah praktikum tipe dan kondisi iklimnya *Schmidt dan 2erguson- cender sedang sampai agak basah dengan rata!rata curah hujan bulanan dalam / tahun t berkisar ") 3 ") mm1bulan atau 4 ## mm sehingga masuk bulan basah menggunakan klasiikasi iklim agroklimatologi 6ldeman% wilayah praktikum berik dengan ciri selama '!) bulan berurutan adalah bulan basah dan selama berurutan adalah bulan kering. Bulan basah bila curah hujan 4 "## m sedangkan bulan kering bila curah hujan 8 ## mm per bulan. Berdasarkan kriter tersebut% di wilayah praktikum juga menunjukkan tidak adanya bulan kering. Kla iklim agroklimatologi 6ldeman bermanaatdalam budidaya tanaman semusim. Perhitungan 6ldeman untuk kebutuhan air padi sawah adalah " 0 mm1bulan dan pal tegalan sebesar + mm1bulan *9andoko% &&'-. 2. Geologi Kedudukan wilayah kajian dalam tatanan isiograi Jawa bagian timur adala kompleks :unungapi Kuarter 5rjuno. Kompleks ini merupakan bagian rangkaian ara barat timur gunungapi kuarter yang terletak pada ;ona tengah Jawa bagian timu tengah yang secara isiograi dikenal sebagai Jalur =epresi Tengah ini menumpa batuan berumur tersier yang terpatahkan dan ambles% sehingga diterobos dan dit proses dan material vulkanik berumur kuarter.

Upload: mochfatichfuaddin

Post on 08-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah plk malang

TRANSCRIPT

DESKRIPSI WILAYAH PRAKTIKUM

Secara administrasi lokasi praktikum meliputi Kecamatan Pujon Kabupaten Malang dan Kecamatan Bumiaji serta Kecamatan Batu Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Jalur jalan utama yang melintasi wilayah kajian merupakan jalur terpendek penghubung antara Kota Malang dengan Kota Kediri dan Kota Jombang. Posisi geografis ini menjadikan wilayah praktikum memiliki peran ekonomi penting yang dapat dicerminkan dari pertumbuhan rata-rata penduduk tahun 2007 di Kecamatan Pujon sebesar 0,95% per tahun dan Kecamatan Kota Batu sebesar 2,67% per tahunnya (BPS Kota Batu, 2008; BPS Kabupaten Malang, 2008). Tahun 2008 jumlah penduduk daerah praktikum mencapai sekitar 194.970 jiwa yang tersebar pada wilayah seluas lebih kurang 304,198 km2. Secara umum kepadatan penduduk tahun 2008 sebesar 640 jiwa/km2, meskipun pada daerah permukiman menunjukkan rapatnya bangunan rumah yang dapat dilihat dari minimnya pekarangan yang tersedia.1. Iklimwilayah praktikum tipe dan kondisi iklimnya (Schmidt dan Ferguson) cenderung sedang sampai agak basah dengan rata-rata curah hujan bulanan dalam 14 tahun terakhir berkisar 126 216 mm/bulan atau >100 mm sehingga masuk bulan basah. Apablia menggunakan klasifikasi iklim agroklimatologi Oldeman, wilayah praktikum beriklim C2 dengan ciri selama 5-6 bulan berurutan adalah bulan basah dan selama 2-4 bulan berurutan adalah bulan kering. Bulan basah bila curah hujan > 200 mm per bulan sedangkan bulan kering bila curah hujan < 100 mm per bulan. Berdasarkan kriteria tersebut, di wilayah praktikum juga menunjukkan tidak adanya bulan kering. Klasifikasi iklim agroklimatologi Oldeman bermanfaat dalam budidaya tanaman semusim. Perhitungan Oldeman untuk kebutuhan air padi sawah adalah 213 mm/bulan dan palawija tegalan sebesar 118 mm/bulan (Handoko, 1995). 2. GeologiKedudukan wilayah kajian dalam tatanan fisiografi Jawa bagian timur adalah kompleks Gunungapi Kuarter Arjuno. Kompleks ini merupakan bagian rangkaian arah barat timur gunungapi kuarter yang terletak pada zona tengah Jawa bagian timur. Zone tengah yang secara fisiografi dikenal sebagai Jalur Depresi Tengah ini menumpang pada batuan berumur tersier yang terpatahkan dan ambles, sehingga diterobos dan ditutup oleh proses dan material vulkanik berumur kuarter.Kompleks Gunungapi Kuarter Arjuno terdiri atas Anjasmoro, Arjuno (3.339 m dpl), dan Welirang (3.156 m dpl); Kawi (2.657 m dpl) dan Butak (2.868 m dpl), serta Kelud (1.731 m dpl). Pada Kompleks ini Anjasmoro merupakan gunungapi tertua yaitu Plistosen Awal sampai Tengah. Gunungapi tua dicirikan oleh puncak yang tidak teratur, igir berkelok-kelok turun ke segala arah, kawah dan kerucut aslinya telah hilang. Gunungapi Anjasmoro telah mengalami patah ke bawah sebagai blok-blok tidak teratur di bagian utara yang dalam waktu bersamaan terjadi pelipatan pada struktur lapisan Jombang di dekat Delta Brantas (Pannekoek, 1949).Generasi berikutnya adalah Gunungapi Arjuno dan Welirang Tua, Gunungapi Kawi dan Butak, serta Gunungapi Kelud Tua yang berumuran Plistosen Tengah sampai Akhir. Generasi terakhir adalah Gunungapi Parasit Tua dan Gunungapi Kuarter Atas, yang berumuran Plistosen Akhir sampai Holosen bahkan Gunungapi Arjuno Welirang serta Kelud Muda masih aktif sampai sekarang.3. GeomorfologiUntuk memahami geomorfologi perlu dipahami terlebih dahulu kondisi topografi dan lerengnya. Kondisi topografi di wilayah praktikum mulai dari landai sampai bergunung dengan variasi kemiringan lereng dari berombak sampai terjal dengan ketinggian sekitar 700 m dpl sampai 3.300 m dpl, sementara ketinggian Parangklakah 1.450 m dpl dan Panderman 2.046 m dpl. Kondisi kemiringan lereng di wilayah praktikum dikelompokkan menjadi lima tingkatan berdasarkan modifikasi dari Zuidam and Cancelado (1979) yang meliputi kemiringan 0 7 % atau rata/hampir rata sampai landai, 8 13 % atau miring, 14 20 % atau curam menengah, 21 55 % atau curam, dan >55 % atau sangat curam. Peta Kemiringan Lereng disajikan pada Gambar 6.Untuk mengenali bentuklahan sebagai objek material geomorfologi dilakukan dengan interpretasi Citra Aster resolusi spasial 15 m dan survei lapangan. Gambaran umum relief wilayah praktikum adalah berombak sampai bergunung curam. Identifikasi bentuklahan meliputi kerucut gunungapi, kerucut gunungapi tertoreh, lembah antargunungapi, lembah antargunungapi tertertoreh, lembah sungai, lereng gunungapi, dan lereng gunungapi tertoreh.4. TanahPembentukan tanah secara umum dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, topografi, organisme, dan waktu. Demikian juga yang terjadi di daerah praktikum, faktor-faktor tersebut secara bersama berperan dalam pembentukan dan perkembangan tanah. Material vulkanik merupakan bahan induk utama pembentuk tanah. Iklim tropik basah dan topografi berombak sampai bergunung yang bekerja sejak Plistosen awal sampai sekarang, berperan dalam pelapukan dan pedogenesis dari batuan menjadi bahan induk tanah, serta akhirnya menjadi tanah. Perkembangan berikutnya faktor organisme pada ekologi hutan serta lahan pertanian basah maupun kering ikut mempercepat proses pembentukan tanah.Berdasarkan Peta Tanah skala 1:250.000 yang dikeluarkan oleh Lembaga Praktikum Tanah (Soepraptohardjo et, al., 1966) dan survei lapangan dengan pendekatan satuan lahan, dijumpai sebanyak tiga jenis (great group) tanah yang dominan yaitu Regosol, Andosol, dan Latosol. Ketiga jenis tanah dapat dirinci ke dalam enam macam (subgroup) tanah utama berupa Regosol Kelabu, Regosol Coklat, Andosol Coklat, Asosiasi Andosol Coklat Kekuningan dan Regosol Coklat Kekuningan, Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan, dan Litosol, Asosiasi Latosol Coklat dan Regosol Kelabu. Asosiasi merupakan satuan tanah yang ditemukan dua atau tiga jenis tanah utama tetapi tidak satupun luasnya >75% dari luasan satuan tanah tersebut, sedangkan kompleks seperti halnya asosiasi, pada skala semi detail tidak satupun yang luasnya >75% dari luasan satuan tanah tersebut (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Berikut adalah jenis tanah yang terdapat di lokasi pratikum:a. AndosolAndosol merupakan tanah yang berkembang di lahan tinggi dengan batuan induk vulkan berupa tuff dan abu gunungapi. Perkembangan profil tanah sangat jelas antara 100-200 m. Warna tanah kelabu gelap-coklat tua (10 YR 4/2-4/3), tekstur geluh-geluh berdebu, struktur gumpal-remah, konsistensi gembur-agak teguh, permeabilitas sedang agak lambat.Andosol merupakan tanah paling dominan di wilayah praktikum meskipun sebarannya berupa asosiasi dan kompleks. Terdiri atas tiga macam tanah. Pertama adalah Asosiasi Andosol Coklat dan Glei Humus dengan bahan induk tuf vulkan intermedier sampai basis. Sebarannya pada lembah Antargunungapi yang menjadi akumulasi drainase pengatusan utama baik di sepajang Sungai Konto maupun Brantas. Sisi timur perbukitan Kitiran yang menghadap ke aliran Sungai Brantas yang memiliki banyak lembah-lembah aliran juga dominan berkembang tanah ini. Kedua Asosiasi Andosol Coklat Kekuningan dan Regosol Coklat Kekuningan dengan bahan induk abu / pasir dan tuf vulkan intermedier sampai basis. Sebarannya pada lereng barat Gunungapi Arjuno. Ketiga Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan, dan Litosol dengan bahan induk abu / pasir dan tuf vulkan intermedier. Sebarannya pada lereng selatan Gunungapi Anjasmoro dan lereng selatan Gunungapi Kawi Butak.b. LatosolLatosol merupakan tanah yang berkembang dari batuan induk vulkan berupa tuff, piroklastik, dan breksi andesit. Perkembangan profil tanah jelas dengan ketebalan solum > 90 cm. Warna tanah coklat hingga coklat kemerahan (7,5 YR 5/4 - 5 YR 4/3), tekstur geluh berlempung, struktur remah - gumpal, konsistensi gembur - agak teguh, permeabilitas sedang agak lambat. Di lokasi praktikum sebaran Latosol sangat terbatas pada lerengkaki Gunungapi Arjuno bagian selatan. Diperkirakan bahan induk pembentuk tanah ini adalah hasil proses vulkanik Gunungapi Arjuno tua.

LAMPIRAN 1. HASIL ANALISIS EKOLOGI DAN KONSERVASI LAHAN DI DAERAH SEKITAR BENDUNGAN SELOREJO

Analisis ekologi dan konservasi lahan di daerah sekitar bendungan selorejo ditempuh dengan cara melakukan pengamatan dan wawancaa. Dari wawancara yang kami lakukan kami mewawancarai beberapa orang yang ada di sekitar waduk selorejo, seperti petugas kebersihan waduk selorejo, penjual dan nelayan di waduk selorejo. Berikut hasil wawancara :1. Bagaimana sejarah asal-usul waduk selorejoWaduk selorejo merupakan waduk buatan yang dibangun oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1963 dikembangkan lagi oleh pemerintah indonesia melalui proyek brantas. Akibatnya 3 desa disekitarnya terpaksa digusur untuk mengembangkan waduk tersebut. Desa desa yang tergusur adalah desa Nglebak,desa Selorejo, dan desa Dadapan. Di desa Dadapan terdapat legenda ande-ande lumut dan klenting kuning. Di desa itu konon terdapat makam klenting kuningdan mbok rondho dadapan. Namun menurut informasi dari narasumber makam tersebut telah dipindahkan ke desa dadapan yang baru. Warga yang terkena pergusuran mendapat ganti rugi paling besar Rp 1000,- /rumah. Dan setelah selesai dikembangkan. Akhirnya pada tahun 1971 waduk selorejo diresmikan oleh presiden RI yang ke-2 yaitu bapak Soeharto.Pembuatan waduk selorejo pada awalnya bertujuan untuk sistem pengairan masyarakat sekaligus menjadi tandon air saat musim hujan yang dikelola oleh PT jasa tirta. Namun dalam perkembangannya waduk selorejo menjadi objek wisata yang indah dan menarik karena bertambahnya ekowisata kebun jambu dan durian, PLTA, serta terdapat 300 penginapan dengan tarif antara 300 ribu hingga 2 juta rupiah per malam.Di waduk selorejo terdapat pembudidayaan ikan mujaer dan tombro. Bibit ikan mujaer dan ikan tombro tersebut didapat dari pemerintah setiap satu tahun sekali. Selain itu juga terdapat ikan yang berkembang biak secara alami yaitu ikan wader, ikan uceng dan udang.2. Bagaimana keadaan ekonomi masyarakat sekitar waduk selorejo?Keadaan ekonomi masyarakat sekitar waduk selorejo dapat tercukupi dengan adanya waduk tersebut. Karena sebagian besar masyarakat mencari nafkah di wadukselorejo. Mereka berprofesi sebagai penjual cinderamata, penjual ikan hasil tangkapan yang diolah menjadi ikan kering, nelayan, penyedia jasa wisata perahu, penambang pasirdan sebagai peternak sapi yang bekerja sama dengan PT Nestle. Serta berprofesi sebagai pengelola waduk dan pengelola penginapan.3. Apa saja pencemaran yang terjadi di waduk selorejoPencemaran di waduk selorejo diakibatkan karena sampah dari wisatawan yang dibuang di sembarang tempat sehingga sampah tersebut berserakan dan akhirnya terbawa oleh angin atau aliran sungai ke sekitar waduk selorejo. Selain sampah dari wisatawan, sampah dari masyarakat sekitar waduk yang dibuang di sembarang tempat dan terbawa aliran sungai menuju waduk selorejo juga menyumbang pencemaran di waduk tersebut. Selain itu pencemaran juga diakibatkan karena pembuangan kotoran ternak seperti kotoran kotoran sapi ke sungai sehingga mengalir ke waduk selorejo dan mencemari waduk tersebut4. Apa saja vegetasi di sekitar waduk selorejo?Vegetasi yang ada di sekitar waduk selorejo yaitu jagung, bawang merah, rumput gajah, pohon pinus, padi, dan tumbuhan-tumbuhan lainnya. Disekitar waduk selorejo juga cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan. Hal ini disebabkan karena waduk selorejo dikelilingi oleh gunung kelud, gunung anjasmoro, dan gunung kawi, sefingga keadaan cuacanya tergolongsejuk. Cuaca yang tergolong sejuk cocok untuk vegetasi-vegetasi tersebut dan lahan pertanian maupun perkebunan.5. Apa saja aktifitas masyarakat yang dilakukan di waduk selorejo?Di waduk selorejo terdapat akrivitas masyarakat seperti nelayan yang mengambil di waduk dan dijual ke pedagang ikan olahan yang kemudian menjualnya disekitar waduk selorejo. Namun ada juga masyarakat di luar waduk selorejo yang mengambil ikan dari waduk dan menjualnya keluar daerah selorejo. Sehingga penghasilan nelayan berkurang. Hal tersebut dikarenakan kurangnya perlindungan dan peratuaran dari pemerintahAda juga masyarakat yang menyewakan perahu untuk berkeliling di waduk tersebut dengan tarif kurang lebih Rp 10000,-. Penghasilan masyarakat yang menyewakan perahu berkisar Rp 130.000 sampai Rp 150.000,- / minggu.Selain itu ada juga masyarakat yang menambang pasir secara legal. Penambang tersebut juga bermanfaat untuk mengurangi pendangkalanwaduk serta ada juga masyarakat yang beternak sapi dan membudidayakan rumput gajah untuk pakan sapi.

PRAKTIKUM EKOLOGI GEOGRAFI

1. ACARA 1. EKOSISTEM HUTAN TANAMANA. TujuanIdentifikasi ekosistem hutan tanaman wilayah lahan tinggiB. Kompetensi1.Mahasiswa paham konsep ekosistem hutan tanaman wilayah lahan tinggi2.Mahasiswa mampu melakukan identifikasi suatu ekosistem hutan tanaman wilayah lahan tinggiC. Tinjauan PustakaEkosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan yang saling mempengaruhi. Berdasarkan struktur ekologi, terdapat tiga tingkatan dalam mengkaji ekologi yaitu individu, populasi, dan komunitas (Ewusie, 1990). Dalam ekologi geografi menekankan pada eksistensi kehidupan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang bersama-sama menyusun suatu ruang. Dengan demikian kajian dalam ekologi geografi berdasarkan struktur ekologi lebih menekankan pada tingkat komunitas. Komunitas dalam arti ekologi mengacu pada suatu kumpulan populasi yang terdiri dari spesies berlainan yang menempati daerah tertentu. Komunitas tidak harus merupakan wilayah yang luas, akan tetapi komunitas dapat mempunyai ukuran berapa pun.Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi karena adanya arus materi dan energi, yang terkendali oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem. Masing-masing komponen mempunyai fungsi. Selama masing-masing komponen tetap melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem tetap terjaga. Ekosistem hutan tanaman dapat didefinisikan sebagai ekosistem hutan yang sengaja ditanam. Meskipun hutan tanaman ada usaha secara sengaja ditanami oleh manusia, dalam perkembangan lanjutnya terbentuk secara alamiah suatu ekosistem hasil interaksi berbagai komponen biotik dan abiotik.Dilihat dari segi penyusunannya, suatu ekosistem dapat dibedakan menjadi empat komponen yaitu: (1) Bahan tak hidup (abiotik, non hayati), komponen fisik dan kimia, misalnya tanah, air, matahari, dan lain-lain. Komponen ini merupakan medium (substrat) untuk berlangsungnya kehidupan. (2) Produsen, organisme autotrofik (tumbuhan hijau). (3) Konsumen, organisme heterotrofik, misalnya: manusia, hewan yang makan organisme lainnya. (4) Pengurai (perombak atau dekomposer), organisme heterotrofik yang mengurai bahan organik yang berasal dari organisme mati.

D. Alat dan BahanAlat :1. GPS2. Kamera3. Meteran4. Penggaris5. YalonBahan :1. Citra yang diunduh dari wikimapia2. Peta Rupa Bumi Indonesia

E. Prosedur Kerja Praktikum 1. Melakukan pembacaan dan pemahaman citra, peta, data sekunder.2. Melakukan kegiatan pembuatan transek dan memilih lokasi sampling plot.3. Garis utama transek dibuat tegak lurus arah puncak lahan tinggi dan arah lembah lahan rendah yang dapat diperkirakan melalui citra dan peta.4. Setelah garis transek utama dibuat, setiap 100 m dibuat garis survai tegak lurus pada kedua sisi garis transek utama.5. Pada setiap 100 m garis survai tegak lurus pada kedua sisi garis transek utama dipilih sebagai sampling plot.6. Sampling plot berukuran 10 m x 10 m.7. Pada masing-masing sampling plot diidentifikasi variabel yang diamati.Gambar skema transek disajikan berikut :

10x10m

100m

LembahGaris transek utama

Puncak100m

F. Variabel yang diamati dan cara pengumpulan data1. Ketinggian pohon dan vegetasi; diukur dengan , meteran, atau penggaris 2. Tajuk dan kerapatan; diukur diameter tajuk dari bawah naungan dan prosentasi tutupan dalam ukuran 5 x 5 m3. Diameter tumbuhan; diukur dengan menggunakan meteran pada batang 4. Nama tumbuhan dan kemelimpahannya; identifikasi nama lokalnya dan dominasinya5. Kemiringan lereng; diukur dengan yalon dan 6. Ketebalan sersah dan jenisnya; diukur ketebalannya dari muka tanah7. Tekstur tanah permukaan; identifikasi secara kualitatif8. Kenampakan erosi; identifikasi jenisnya dan diukur kedalaman dan penampang erosinya9. Jenis hewan dan kemelimpahannya; identifikasi nama lokalnya dan dominasinya10. Aktivitas manusia; berbagai aktivitas manusia setelah ekosistem terbentuk

LAMPIRAN 2. HASIL ANALISIS EKOLOGI DAN KONSERVASI LAHANDI HUTAN SONGGORITI

Setelah dilakukan pembuatan transek berukuran 10 x 10 meter dan dilakukan pengamatan variabel serta pengamatan data berdasarkan prosedur kerja pratikum,didapat hasil sebagai berikut:

a. VegetasiSetelah dilakukan pengamatan,vegetasi yang tumbuh di lokasi pembuatan transek adalah sebagai berikut:1. Pete Gunung yang memiliki ketinggian pohon antara 4,5-7 m,diameter pohon 5-11 cm dan kerapatan tanjuk sedang dengan rata-rata diameter tajuk 4 m.2. Pohon pisang yang memiliki ketinggian pohon 1,5-3 m,diameter pohon kurang lebih 10 cm dan kerapatan tajuk renggang dengan rata-rata diameter tajuk 3 m.3. Ilalang yang memiliki ketinggian 0-50 cm,diameter ilalang kurang lebih 2 mm, dan kerapatan tajuk dengan rata-rata diameter tajuk 2 cm.4. Ketela pohon yang memiliki ketinggian pohon 1 m,diameter pohon kurang lebih 1,5 m namun tidak memiliki tajuk dan kerapatan.

b. Kemiringan lereng diukur dengan menggunakan yalon dan altimeter yaitu sebesar 18.c. Ketebalan seresah dari permukaan tanah adalah kurang lebih 4 cm.d. Kenampakan erosi yang terlihat di lokasi adalah erosi alur, erosi percik, erosi dan erosi alur.e. Tekstur tanah permukaan adalah geluhan.f. Jenis hewan:Setelah dilakukan pengamatan,hewan yang hidup di sekitar lokasi pembuatan transek adalah semut, tonggeret, cacing, nyamuk, dan lalat.g. Aktivitas manusia yang tampak setelah terbentuknya ekosistem adalah memanfaatkan lahan di lokasi untuk menanam berbagai macam tanaman yaitu seperti pisang, ubi kayu, dan apel.

h. Usaha konservasi di wilayah pratikum:1. Pada tahun 1850 terjadi perambatan hutan di wilayah yang saat ini menjadi Kecamatan Pujon dengan mengkonservasi hutan menjadi perkebunan kopi. Awal abad ke 20 perkebunan kopi ditinggalkan sehingga lahan yang tidak dikelolah masyarakat berkembang menjadi hutan kembali.Secara bertahap pertumbuhan dan perkembangan penduduk mengubah wilayah menjadi lahan pertanian dan permukiman.2. Usaha konservasi yang tampak saat ini di sekitar wilayah pratikum ialah penterasan yang dilakukan pada sebagian hutan penanaman. Penterasan dilakukan di wilayah yang terjangkau atau dekat dengan aktivitas pertanian dengan kemiringan lereng sampai sekitar 40 % . Hutan penanaman yang jauh dari aktivitas pertanian dengan lereng >40 % tidak dilakukan penterasan. Fungsi utama dari penterasan ini adalah pencegahan longsor lahan.

LAPORAN PRATIKUM GEOGRAFI TANAHMENDESKRIPSIKAN PROFIL TANAH

A. Lokasi PratikumKegitatan pendeskripsian profil tanah ini dilakukan di kawasan Hutan Pinus Desa Songgoriti Kecamatan Batu Kota Batu Provinsi Jawa Timur.B. Tujuan Pratikum1. Mengidentifikasi profil tanah2. Menganalisis kualitatif sifat fisik,kimia dan biologi dari tanah.C. Kompetensi1. Mahasiswa mampu memahami konsep profil tanah melalui kegiatan survai tanah.2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi profil tanah secara kualitatif di lapangan melalui analisis sifat fisik,kimia dan biologi tanah.D. Tinjauan PustakaProfil tanah adalah suatu irisan atau potongan melintang/vertical pada tubuh tanah yang dapat diidentifikasi melalui horizon tanah yang tampak berlapis-lapis. Horison tanah terbentuk akibat sebagai hasil genesis tanah dari bahan induk setempat atau tempat yang kedudukannya kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi. Setiap jenis tanah memiliki horizon yang khas sehingga dapat di deskripsikan sebagai acuan untuk melakukan klasifikasi tanah. Profil tanah biasanya digunakan untuk keperluan genesa tanah,analisi fisika,kimia dan biologi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pengelolaan tanah. Pendeskripsian profil tanah dilakukan melalui penggambaran penampang melintang tubuh tanah yang hasilnya dibuat dalam bentuk keterangan tertulis. Horison yang terbentuk pada tanah terdiri atas horizon A, Horison B, Horison C, dan Horison D. Disamping itu juga terdapat Horison O yang terbentuk karena adanya akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang telah mati di atas permukaan tanah yang kemudian melapuk dan berubah menjadi lapisan tanah.Horison A merupakan horizon mineral yang dicirikan dengan warna cerah,tekstur ralatif kasar,struktur remah serta ruang antar pori relative lebih longgar.Horison B merupakan horizon mineral yang mempunyai cirri-ciri dominan yaitu warnanya yang lebih cerah struktur gumpal, tiang dan prismatik.Horison ini disebut juga horizon illuviasi karena merupakan konsentrasi illuviasi lempung, besi, alluminium, serta koloid organik. Horison C merupakan horizon mineral yang berasal dari pelapukan batuan namun kurang dipengaruhi oleh proses perkembangan tanah.Pada horizon C juga mulai tampak serpihan batuan yang bersementasi dan terasa berbeda dengan dolum tanah di bagian atasnya.Horison D atau R merupakan batuan induk dan pada umumnya merupakan batuan terpadu.Pada setiap horizon ini akan terlihat perbedaan sifat fisik, kimia serta biologi tanah.E. Alat dan Bahana) Alat untuk menggali tanah:1. Bor tanah2. Cangkul3. Palu Geologib) Alat deskripsi profil tanah:1. Pisau belati2. Kaca pembesar/lup3. Meteran4. Buju Munsell Colour Chart5. Air dalam botol6. pH meter7. Ring Sampel8. Kantong Plastik9. Kamera10. Kompas11. GPS12. Cawan porselin13. Timbangan elektrik14. Abney leve15. Altimeterc) Bahan:1. Citra2. Peta satuan lahan3. Bahan kimia : dipyridil (drainase), HCl (Jenis batuan), H2O2 (BO), Spirtus.4. Checklist deskripsi profil tanah.F. Prosedur Kerja Pratikum1. Melakukan pembacaan dan pemahaman citra,peta,an data sekunder.2. Menentukan lokasi pembuatan profil tanah berdasarkan toposquen.3. Melakukan deskripsi lingkungan pembuatan profil tanah meliputi hal yang tercantum pada checklist lampiran I.4. Membuat irisan profil tanah dengan menggunakan cangkul dengan memotong tegak lurus tebing tanah.5. Menghaluskan permukaan irisan profil tanah dengan menggunakan belati sampai horizon tanah terlihat jelas.6. Membatasi perlapisan horizon tanah dengan menggunakan belati dilanjutkan dengan mengukur ketebalan masing-masing horizon menggunakan meteran dan dokumentasikan dengan kamera.7. Melakukan deskripsi profil tanah yang dilakukan dari horison paling bawah meliputi hal yang tercantum pada checklist lampiran 2.8. Deskripsikan tekstur dengan menggunakan metode kualitatif berdasarkan lampiran 3.9. Deskripsi struktur, dengan mengetuk bongkahan tanah untuk menghilangkan butiran tanah sehingga yang tertinggal bentuk agregat sesuai gambar lampiran 4.10. Deskripsi konsistensi dengan perlakuan sesuai lampiran 4.11. Deskripsi bercak warna tanah, dengan dibandingkan gambar pada lampiran 4.12. Deskripsi pH dengan menggunakan pH meter yang dicelupkan pada larutan tanah.13. Deskripsi sifat lainnya berdasarkan pada checklist lampiran 2.14. Mengambil sampel tanah seukuran kepalan tangan dari masing-masing lapisan horison tanah selanjutnya dimasukkan ke dalam plastic bening untuk di bawa ke laboratorium.Tandai plastic tersebut dengan kode yang mencerminkan informasi lokasi profil tanah dan lapisan horison yang kita pahami supaya tidak tertukar.15. Menghitung kadar lengas.Langkah yang dikerjakan adalah menimbang tanah alami sekitar 5 gram sehingga diketahui berat awal (a gram).Selanjutnya tanah diletakkan pada cawan dan dijemur sampai benar-benar kering.Tanah kering hasil penjemuran di timbang kembali (b gram). Kadar lengas ditetapkan dengan rumus berikut ini: Kl (%) = (a-b) 100/b. (2)16. Menghitung bahan organic dengan menggunakan metode pembakaran.Langkah yang dikerjakan adalah menimbang tanah alami sekitar 5 gram sehingga diketahui berat awal (a gram).Selanjutnya tanah diletakkan pada cawan. Dibasahi spirtus, dan dibakar.Tanah sisa pembakaran setelah dibersihkan abunya ditimbang kembali (b gram).Bahan organic ditetapkan dengan rumus berikut ini: BO (%) = (a-b)100/a .... (3)

LAMPIRAN 3. HASIL PRATIKUM GEOGRAFI TANAHLOKASI 3 HUTAN SONGGORITI.KONDISI LINGKUNGANNo. Lokasi: 03Koordinat x: 0650408

Nama: Hutan SonggoritiKoordinat y: 9128760

Tgl/Jam : 30/11/2014 Pukul 06.51 WIBJenis FU/Citra: -

Dusun: -No. FU/Citra: -

Desa: SonggoritiJenis Peta: -

Kecamatan: PujonLembar Peta: -

Kabupaten: Kota BatuKeterangan: -

ReliefBentuklahan UtamaVolkanFluvial MarinDanudasiStrukturalKarstEolinOrganik

Bentuklahan Spesifik

Bagian TopografiPuncakLereng AtasLereng TengahLereng BawahDataranDasar Lembah

Ketinggian Absolut(mdpl)1500978 m

Arah Hadap MatahariUtaraBarat LautBaratBaratdayaSelatanTenggaraTimurTimur Laut

Kemiringan Lereng0-2%Datar3-7%Landai8-13%Miring14-20%Ag.Curam21-55%Curam56-140%Sngt Curam>140%Tegak

Beda Tinggi (m) 1000

Unit ReliefDatarBerombakBergelom-bangBerbukitBergu-nungBergunung CuramBergunung Terjal

Iklim-Batuan-Hidrologi-VegetasiStasiunCuban RondoCH : 2239Mm/thBB : 7blnBK : 5bln

Klasifikasi IklimKoppen : AwOldeman: C2Schm/Fer:Sedang

Musim / CuacaHujan RinganSekarang:Kemarin :

Formasi Geologi Litologi :Breksi,Tuf,Lava,LaharBhn Indk :Material Vulkanik

Batuan PermukaanBatuKrakalKrikilPasirUkuran : < 2mmVol.:%

Aliran PermukaanTergenangS. LambatLambatSedangCepatS.Cepat

Air Dalam permukaanDangkalSedangDalamKemarauTetapKering

PermeabilitasS.LambatLambatAgak LambatSedangAgak CepatCepatS.Cpt

GenanganTanpaS.JarangJarangKadang2SeringS.Sering

Pengelolaan AirTanpa IrigasiIrigasi SederhanaIrigasi Setengah TeknisIrigasi TeknisCurah Hujuan

ErosiPercikLembarAlurParitJurangAngin

Vegetasi & PLHutanKebunBelukarPa.RumputTegalanSawah

Vegetasi Dominan: Pohon PinusSpesifikPinus Mercussi

Tan. Pert. UtamaHasil :Kw/haTradisionalIntensifPupuk :

Tan. Pert. LainnyaHasil :Kw/haTradisionalIntensifPupuk :

Tan. Pert. LainnyaHasil :Kw/haTradisionalIntensifPupuk :

Siklus tanam / tahun1 kali2 kali3 kali4 kalitahunan

Sistem PenanamanTumpang SariTumpang GilirSurjanWana Tani

Kesesuaian LahanTidak Sesuai Selamanya Tidak Sesuai Saat IniSesuai MarginalCukup SesuaiSangat Sesuai

Seri tanah

Macam tanahAndosol dan Latosol

a. Kondisi Lingkungan Pratikum pendeskripsian profil tanah dilaksanakan di kawasan Hutan Pinus Songgoriti pada tanggal 30 November 2014 pukul 06.51 WIB.Kawasan hutan Pinus ini terletak di Desa Songgoriti Kecamatan Pujon Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini terletak pada koordinat x = 0650408 dan koordinat y = 9128760.b. ReliefBentuk lahan utama dari lokasi pratikum adalah Volkan atau yang lebih spesifiknya merupakan lereng tengah Gunung Api.Dalam fisiografi Jawa bagian Timur,lokasi pratikum adalah kompleks Gunung Api Kuarter Arjuno.Bagian topografi di diteliti di lokasi pratikum adalah lereng tengah yang memiliki ketinggian 978 m dpl dengan arah hadap matahari ke arah Barat. Kemiringan lereng di lokasi pratikum adalah 21-55 % tergolong curam dengan beda tinggi kurang lebih 25-75 m. Dan relief di lokasi tergolong bergelombang.c. IklimBerdasarkan data dari stasiun hujan Cuban Rondo iklim di lokasi pratikum dapat digolongkan menjadi 3 kalsifikasi iklim, yaitu berdasarkan klasifikasi iklim Koppen,Oldeman,dan Schmidt dan Ferguson. Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, lokasi pratikum tergolong iklim Aw atau tropik basah. Apabila dilihat dari jumlah bulan kering dan bulan basahnya klasifikasi iklim di lokasi pratikum menurut Schmidt Ferguson cenderung sedang, yaitu jumlah bulan basah 7 dan bulan kering 5 dengan rata-rata curah hujan 2.239 mm/ tahun.Sedangkan berdasarkan klasifikasi iklim agroklimatologiOldeman,lokasi pratikum beriklim C2 dengan ciri selama 5-6 bulan berturut-turut adalah bulan basah dan selama 2-4 bulan berturut-turut adalah bulan kering. Bulan basah apabila curah hujan >200 mm / bulan sedangkan bulan kering apabila curah hujan < 100 mm/ bulan. Bersarkan kriteria tersebut, di lokasi pratikum juga menunjukkan tidak ada bulan kering.d. BatuanLokasi pratikum apabila dilihat berdasarkan formasi geologi merupakan rangkaian Gunung Api Kuarter Arjuno yang berumur plistosen awal tengah dan akhir dengan litologi berupa lempung, lahar, lava, breksi, tuf serta tufan dengan bahan induk yang berasal dari material vulkanik.Batuan permukaan yang ditemukan di sekitar lokasi adalah pasir dengan ukuran kuran dari 2 mm.

e. HidrologiTingkat permeabilitasnya sedang tanpa genangan air.Pengelolaan air di sekitar lokasi pratikum adalah air yang berasal dari air hujan dalam artian kebutuhan air di dapat berdasarkan curah hujan.Di lokasi tersebut juga terjadi erosi, yaitu erosi percik, lembar dan alur.f. Vegetasi dan Penggunaan lahan.Penggunaan lahan merupakan segala campur tangan manusia baik secara permanen maupun secara berulang terhadap sekumpulan sumber daya lahan dengan tujuan untuk memperoleh manfaat guna mencukupi kebutuhan hidup baik berupa material maupun spiritual.Ada beberapa bentuk penggunaan lahan di wilayah pratikum yaitu sebagai hutan,tegalan dan semak belukar serta sawah.Vegetasi dominan ada yang berupa hutan alami dan hutan penanaman.Hutan alami terdiri atas Cemara (Casuarina) dan Kesek (Engelhardia),sedangkan hutan penanaman terdiri atas Pinus (Pinus mercussi), Kaliandra (Caliandra collothyrsus), dan Akasia (Acacia auriculiformis).

LAMPIRAN 4.LAPORAN PROFIL TANAH LOKASI 3 HUTAN SONGGORITI

PROFIL TANAH No. LapanganNo. Lab.

No. Horison123456

Simbol HorisonOABC

Kedalaman (cm)5 cm20 cm20 cm26 cm

Batas LapisanT J G BT J G BT J G BT J G BT J G BT J G B

Topografi r o g pr o g pr o g pr o g pr o g pr o g p

Warna Matrik

Keratan--1 %1 %

TeksturGeluh DebuanGeluh LempungGeluh LempungLempung Pasiran

Struktur TipeRemahGranularGranularGranular

Ukuran< 1 mm2-5 mm

Konsistensi Kering

LembabLepas-lepasSangat gemburteguhSangat teguh

BasahTidak lekatAgak lekatlekatSangat lekat

Pori Halus b s sb s sb s sb s sb s sb s s

Sedangb s sb s sb s sb s sb s sb s s

Kasar b s sb s sb s sb s sb s sb s s

Ph7777

Reaksi HClk s lk s lk s lk s lk s lk s l

Reaksi aa dipiridil/glei n b n b n b n b n b n b

Karatan JenisFe Mn Ca BFe Mn Ca BFe Mn Ca BFe MnCa BFe MnCa BFe MnCa B

Jumlah--1 %1 %

Ukuran

Perakaran Jumlahb s sb s sb s sb s sb s sb s s

Ukuranb s kb s kb s kb s kb s kb s k

Temperatur tanah

Klasifikasi TanahPPT :FAO :USDA :

Keterangan : T=Tegas; J=Jelas; G=Gradual; B=Baur | r=rata; o=berombak; g=bergelombang; p=patah-patah | k=kuat; s=sedang; l=lemah | n=nyata; b=baur | b=banyak; s=sedang; s=sedikit | b=besar; s=sedang; k=kecil

Gambar Profil

Menghitung Bahan OrganikLangkah yang dikerjakan :1. Menimbang tanah alami sekitar 5 gram sehingga diketahui berat awal (a gram).2. Selanjutnya tanah diletakkan pada cawan.3. Dibasahi spirtus, dan dibakar.4. Tanah sisa pembakaran setelah dibersihkan abunya ditimbang kembali (b gram).Bahan organik ditetapkan dengan rumus berikut ini: BO (%) = (a-b)100/a 1.Horison O 2.Horison ADiketahui: Diketahui:-Berat kertas : 2,1 gr. -Berat kertas : 1,6 gr.-Berat kertas+tanah sebelum dibakar(a):7,2gr. -Berat kertas+tanah sebelum dibakar(a):6,5gr.-Berat kertas+tanah setelah dibakar(b):5,1gr. -Berat kertas+tanah setelah dibakar(b):5,3gr.-Ph : 7 -Ph : 7Ditanyakan: Ditanyakan:-BO (%) (Bahan Organik) ? -BO (%) (Bahan Organik) ?Dijawab: Dijawab:BO (%) = (a-b)100/a BO (%) = (a-b)100/aBO (%) = BO (%) = = = = =

3.Horison B 4.Horison CDiketahui: Diketahui:-Berat kertas : 0,8 gr. -Berat kertas : 0,3 gr.-Berat kertas+tanah sebelum dibakar(a):5,8gr. -Berat kertas+tanah sebelum dibakar(a):6,2gr.-Berat kertas+tanah setelah dibakar(b):5,1gr. -Berat kertas+tanah setelah dibakar(b):5,0gr.- pH: 7 - pH: 7Ditanyakan: Ditanyakan:BO (%) (Bahan Organik) BO (%) (Bahan Organik)Dijawab: Dijawab:BO (%) = (a-b)100/a BO (%) = (a-b)100/aBO (%) = BO (%) = = = = =

PRAKTIKUM HIDROLOGIMenghitung TSS (Total Suspended Solid)

A. Tujuan:Identifikasi karakteristikdasar kualitas air permukaanB. Kompetensi1. Mahasiswa paham konsep TSS2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi TSS pada suatu danauC. Alat dan bahanAlat:1. GPS untuk mengetahui posisi pengambilan sampel air2. Gelas ukur3. Kertas saring4. Botol untuk pengambilan sampel air5. Timbangan elektrikBahan: -D. Prosedur kerja praktikum

Keterangan:TSS= total suspended solidg1=berat kertas saring kering setelah proses penyaringan (gr)g2=berat kertas saring sebelum digunakan (gr)vol= volume sampel air yang disaring (l)

E. Hasil Pratikum1.Waduk Selorejo2.Perahu 3.Sungai Konto Diketahui:Diketahui: Diketahui: g1: 0,8 grg1: 0,9gr g1: 0,8 gr g2: 0,7 grg2: 0,7 gr g2: 0,7 gr vol: 60 mlvol: 60 ml vol: 60 ml Ditanyakan:Ditanyakan: Ditanyakan: TSS ?TSS ? TSS ? Dijawab:Dijawab: Dijawab: TSS = TSS = TSS =

= = = = = =

Menghitung Debit Sungai

A. TujuanIdentifikasi karakteristik dasar aliran sungai

B. Kompetensi1. Mahasiswa paham konsep debit aliran sungai2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi debit sungai

C. Alat dan BahanAlat:1. Yalon2. Stopwatch3. Meteran4. Tali rafia5. PelampungBahan:1. Kertas milimeterblok

D. Prosedur kerja praktikumQ=V.FKeterangan: Q = Debit aliranV = Kecepatan aliranF = Luas basah saluran

V=L/TKeterangan:V = Kecepatan aliranL = Panjang penggal sungai yang diukurT = Waktu yang diperlukan pelampung melintas penggal sungai

LAMPIRAN 6. LAPORAN PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN SUNGAI KONTO

Diketahui : Lebar sungai : 6,25 m Di bagi menjadi 25 titik :Titik 1: 20 cmTitik 2: 24 cmTitik 3: 22 cmTitik 4: 26 cmTitik 5: 30 cmTitik 6: 20 cmTitik 7: 32 cmTitik 8: 31 cmTitik 9: 30 cmTitik 10 : 30 cmTitik 11 : 30 cmTitik 12 : 35 cmTitik 13 : 34 cmTitik 14 : 35 cmTitik 15 : 34 cmTitik 16 : 33 cmTitik 17 : 30 cmTitik 18 : 28 cmTitik 19 : 29 cmTitik 20 : 25 cmTitik 21 : 26 cmTitik 22 : 34 cmTitik 23 : 35 cmTitik 24 : 35 cmTitik 25 : 37 cm

Kecepatan : 1 menit 1 detik Jarak : 50 mDitanya : Q & V = . . . ?Jawab :V = = = 0,82

F merupakan luas basah saluran, dihitung sebagai berikut :F1 = x 25 x 20 = 250 cm2 (Rumus segitiga) Karena terbentuk (segitga)F2 = x 25 = 550 cm2 (Rumus Trapesium)Karena terbentuk trapesiumF3 = x 25 = 575 cm2F4 = x 25 = 600 cm2F5 = x 25 = 700 cm2F6 = x 25 = 712,5 cm2F7 = x 25 = 737,5 cm2F8 = x 25 = 787,5 cm2F9 = x 25 = 762,5 cm2F10 = 30 x 25 = 750 cm2 (Rumus persegi panjang) karena bentuknya persegi panjang.F11 = 30 x 25 = 750 cm2 (Rumus persegi panjang).F12 = x 25 = 812,5 cm2F13 = x 25 = 862,5 cm2F14 = x 25 = 862,5 cm2F15 = x 25 = 862,5 cm2F16 = x 25 = 837,5 cm2F17 = x 25 = 787,5 cm2F18 = x 25 = 725 cm2F19 = x 25 = 712,5 cm2F20 = x 25 = 675 cm2F21 = x 25 = 637,5 cm2F22 = x 25 = 750 cm2F23 = x 25 = 862,5 cm2F9 = x 25 = 762,5 cm2F24 = 35 x 25 = 875 cm2 (Rumus persegi panjang) karena bentuknya persegi panjang.F25 = x 25 = 900 cm2F = 18.337,5 cm2 1,83375 m2

Jadi, Q = V x F= 0,82 x 1,83375 m2= 1,503675